SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Download to read offline
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 1
STUDI INTERTEKSTUAL
YOHANES 15 : 1-6 & YESAYA 5 :1-7
TENTANG POKOK ANGGUR YANG BENAR
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pernyataan tentang pokok anggur dalam kitab Yohanes adalah merupakan salah
satu dari 7 perkataan Tuhan Yesus dengan sebutan “Ego Eimi” Akulah Dia. Tetapi dalam
pembahasan intertekstual ini tidak menekankan makna dari pernyataan “Ego Eimi” tetapi
lebih banyak melakukan penafsiran dari perumpamaan Pohon anggur/kebun anggur
sebagai lambang Israel yang tidak setia, dimana janji pemulihan dan penggenapannya
dinyatakan dalam diri Yesus sebagai Pokok anggur yang benar
Pengungkapan Yesus sebagai pokok anggur sebenarnya mengangkat kembali gagasan
tentang pokok anggur dalam kaitan dengan Israel masa lampau. Israel disebut sebagai
kebun anggurnya Tuhan. Mengingat istilah anggur Perjanjian Lama berkaitan dengan teks
yang dibahas, maka pertama-tama akan digambarkan lebih dulu arti pokok anggur dalam
situasi masyarakat Israel zaman Perjanjian Lama. Ini dimaksudkan untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih jelas mengenai gelar yang ada pada Yesus sebagai pokok anggur
yang benar.
Di dalam makalah ini juga sebisa mungkin mencari hubungan antar teks yang
didasarkan pada hubungan historisnya, sastra dan konteks sehingga dapat ditemukannya
adanya kesinambungan PB dan PL dalam progres revelationnya berkaitan dengan
kedatangan Mesias yang akan datang sebagai pokok anggur yang “benar” Alethinos.
Dari segi penafsiran dalam Makalah ini mencoba melihat dari beberapa sudut
pandang termasuk penafsiran Teologisnya untuk mendapatkan makna rohani yang dapat
diaplikasikan bagi pembaca di masa sekarang. Dalam penafsiran masakini, memang di
temukan adanya perbedaan-perbedaan pandangan, yang mana penafsiran alegoris sering
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 2
menjadi populer, meskipun ada yang lebih menekankan makna harafiah. Menjelang abad
ke-19, umumnya diterima bahwa penafsiran Alkitab yang memuaskan harus didasarkan
pada pemahaman nats-nats Alkitab secara harafiah dalam konteks sejarahnya, akan tetapi
pentingnya pemahaman teologis juga diabaikan.
Pada awal abad ke-20, penelitian Alkitab didominasi oleh pendekatan yang
menganggap adanya perkembangan dan memahami hubungan antara kedua perjanjian
dengan gagasan “Pernyataan Bertahap” (progressive revelation), tetapi hal ini mendapat
pertentangan dari pandangan neo-Marcionisme yang meremehkan perjanjian lama.
Walaupun pendekatan “progressive revelation” masih bertahan dalam kalangan tertentu,
secara umum pada abad ke-20 ada kecenderungan kepada pendekatan yang lebih bersifat
“teologis”1
Sejarah Pokok Anggur
Budi daya anggur sudah diusahakan di tanah kanaan sebelum orang Israel
memasuki tanah ini. Dan tanah kanaan itu terkenal subur sehingga menjadi rebutan
bangsa-bangsa pada masa itu, hal ini dikarenakan tanah Kanaan melimpah dengan Anggur
dan Madu (Bil 16:14; Ul 8:8; 2 Raja 18:32; 2 Taw 31 :5). Bagi bangsa Israel, anggur seperti
terang dari makanan yang disediakan oleh Melkisedek (Kej 14:18), itu sebabnya Israel
terkenal dengan tanaman anggurnya bisa disimpulkan dari berkat yang diberikan Yakub
(Kej 49:11). Setelah bangsa israel menempati tanah kanaan, mereka diam dengan
tentram “dibawah pohon anggur dan pohon aranya’ (1 Raj 4:20)2
.
Karena itu mengapa Kebun/Pohon anggur menjadi suatu gambaran kemakmuran
kehidupan dan kesukaan Tuhan kepada bangsa Israel? sebab gambaran kebun anggur
adalah merupakan lambang milik pusaka bangsa Israel : “Sungguh, engkau tidak
membawa kami ke negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ataupun
memberikan kepada kami ladang-ladang dan kebun-kebun anggur sebagai milik pusaka.
Masakan engkau dapat mengelabui mata orang-orang ini? Kami tidak mau
datang."(Bilangan 14 :16)
1
David L. Baker; Satu Alkitab dua Perjanjian; suatu studi tentang hubungan teologis antara perjanjian lama dan
perjanjian baru; PT. BPK. Gunung Mulia; Jakarta, 2010. hal 287
2
J.D. Douglas; Ensiklopedia Alkitab Masa Kini; Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF; Jakarta 1995. Hal 49
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 3
Israel gambaran Pohon Anggur
Pohon anggur melambangkan kemakmuran dan damai sejahtera bagi orang Israel.
Lebih khusus pohon anggur melambangkan Israel sebagai bangsa pilihan. Merekalah
pohon anggur yg dibawa dari Mesir (Mzm 80:8-14; Yes 5:1-5) dan ditanam dalam suatu
tanah pilihan khusus. Mereka telah mendapat semua perhatian yg dibutuhkan guna
menghasilkan buah yg paling baik -- tapi sebaliknya dalam kehidupan mereka, hanya
memberi buah anggur hutan yg asam-asam. Karena itu Allah akan membiarkan mereka
dijarah oleh musuh-musuh mereka.
Berulang-ulang Perjanjian Lama menggambarkan Israel sebagai pokok anggur dan
kebun anggur Allah. “Kebun anggur TUHAN semesta alam,” Yesaya menyatakan, “ialah
kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam tanaman kegemaran-Nya” (Yes. 5:7). Dan
Yeremia menyatakan bahwa Allah pernah berkata kepada Israel, “Aku telah membuat
engkau tumbuh sebagai pokok anggur pilihan” (Yer. 2:21). “Telah Kau ambil pohon anggur
dari Mesir,” kata pemazmur (Mzm. 80:9). Maka, pokok anggur menjadi lambang Israel,
sampai sedemikian rupa sehingga mereka mereproduksi pada mata uang logam mereka
ketika mereka masih bangsa yang merdeka. Jadi untuk menjadi bagian pokok anggur
berarti menjadi seorang Israel atau Yahudi3
.
Tetapi ajaran Perjanjian Lama mengenai pokok anggur itu tidak berakhir dengan
identitas Israel sebagai pokok anggur Allah. Bagian lain melambangkan kenyataan bahwa
Kitab Suci selalu menghubungkan Israel dengan gambaran kemerosotan moral mereka.
Maksud Yesaya adalah kebun anggur itu sudah menjadi liar. Bagi Yeremia, bangsa itu
sudah berbalik dari “pokok anggur pilihan” yang Allah tanam menjadi “pohon berbau
busuk, pohon anggur liar” (Yer. 2:21). Dan bagi Hosea “Israel adalah pohon anggur yang
riap” (Hos. 10:1)4
.
Yesus gambaran pokok anggur Israel
Pokok anggur yang benar terdapat dalam Yoh. 15:1-8. Teks ini ditandai dengan
pengenalan diri Yesus sebagai Pokok Anggur: “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-
Kulah pengusahanya. Menyusul kemudian penjelasan Yesus tentang pokok anggur
3
Alkitab Sabda http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=23&chapter=5&verse=1. Disadur pada tanggal 10
Maret 2018
4
J.D. Douglas; Ensiklopedia Alkitab Masa Kini; Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF; Jakarta 1995. Hal 57
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 4
tersebut. Teks ini kemudian berakhir pada Yoh. 15:8. Akhir teks ini adalah penyimpulan
tentang Yesus sebagai pokok anggur. Ada bersama-Nya berarti berbuah baik. Buah yang
baik itu merupakan suatu kemuliaan bagi Bapa di surga: “Dalam hal inilah Bapa-Ku
dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-
murid-Ku.”
Gambaran kata-kata ini memberi latar belakang bagi pernyataan Yesus yang
membuat terkejut, yaitu “Akulah pokok anggur.” Implikasi pernyataan itu, tentu saja,
karena dilahirkan sebagai orang Yahudi maka tidak otomatis membuat seseorang menjadi
bagian kebun anggur Allah. Sebaliknya, Yesus memberitahu para pendengarnya orang
Yahudi (dan kita) agar menjadi bagian umat benar Allah, maka kita harus akrab
berhubungan dengan-Nya.
Pendapat itu akan membawa Yesus ke sebuah diskusi dalam Yohanes 15:6-10,
mengenai apakah artinya menjadi bagian dari-Nya sebagai ranting-ranting yang berada
dekat dengan pokok anggur yang benar bahwa akan ada pemulihan dan dan keselamatan
di masa datang melalui Yesus sebagai pokok anggur, dengan syarat bagi mereka yang mau
tinggal dan melekat pada pokok anggur tersebut.
Tertarik dengan tema mengenai Yesus sebagai pokok anggur yang benar, dan kaitannya
dengan makna Israel terdahulu yang telah gagal, maka penulis akan mencoba menimba
makna mula-mula yang dimengerti oleh pendengar pertama pada waktu itu dengan cara
menemukan makna teologi dari teks tersebut. Karena itu dari semua pembahasan
intertekstual ini menunjukkan Inti berita dari kedua tema ini adalah : Penghakiman,
Pengharapan dan penggenapan dalam diri Mesias,
Identifikasi Masalah
1. Membahas dan menganalisa teks-teks PL dan PB secara Intertekstual tentu begitu
luas dan rumit bila diamati dari berbagai sudut pandang, karena itu pembahasan
masalah Intertekstual ini hanya mengambil studi khusus berkenaan dengan
konteks masing-masing nats pada nats : “Pokok anggur yang benar” (Yohanes 15
:1-8) dan “Nyanyian tentang kebun anggur” (Yesaya 5 :1-7).
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 5
2. Yang menjadi perbandingan Intertekstual bukanlah pernyataan “Akulah Dia” Ego
Eimi, tetapi berkenaan dengan perumpamaan yang bersifat “Alegoris” tentang
Pokok Anggur yang melambangkan Yesus pada kitab Yohanes 15 dan Kebun
Anggur yang melambangkan Israel, umat pilihan-Nya pada kitab Yesaya 5.
3. Demikian juga sifat Apokaliptik dari kedua tema kitab ini dapat ditemukan, dimana
dalam kitab Yesaya 5, menunjukkan israel sebagai kebun anggur yang asam, yang
mengecewakan Allah sehingga Allah menimpakan penghukuman kepada bangsa
Israel dan Yehuda, tetapi disisi lain pada akhirnya Allah menunjukkan belas kasih-
Nya kepada umat pilihan-Nya melalui pengharapan dan penggenapannya dalam
diri Yesus sebagai Pokok anggur yang benar.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana memahami dan menganalisa Inner Tekstuality tentang “Pokok anggur
yang benar” yang terdapat dalam nats Yohanes 15 :1-8 yang ditinjau dari Analisa
Historis, Analisa Sastra dan Analisa Konteks.
2. Bagaimana memahami dan menganalisa Inner Tekstuality “Nyanyian tentang
Kebun Anggur” yang terdapat dalam nats Yesaya 5 :1-7 yang ditinjau dari Analisa
Historis, Analisa Sastra dan Analisa Konteks.
3. Bagaimana memahami dan menganalisa tentang adanya hubungan yang bersifat
Intertekstual dari nats Yohanes 15:1-8 dengan nats Yesaya5:1-7 yang ditinjau dari
adanya Pertalian Historis, Pertalian Sastra (makna), Persoalan Teks dan Progresif
Inspiration.
Metode Pembahasan
Untuk memperkaya makna serta pemahaman tentang karya sastra itu sendiri
tentunya mengaitkan hubungan dengan karya sastra terdahulu dengan yang sekarang
untuk memahami makna antar teks lintas generasi, waktu, geografis, budaya dan berbagai
penafsiran lainnya. Inilah yang disebut dengan Intertekstual.
Interteks berasal dari akar kata inter + teks. Prefiks inter yang berarti (di) antara,
dalam hubungan ini memiliki kesejajaran dengan prefiks ‘intra’, ‘trans’, dan‘para’. Teks,
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 6
barasal dari kata textus (Latin), yang berarti tenunan, anyaman, susunan, dan jalinan.
Dengan demikian, intertekstual didefenisikan sebagai jaringan antara teks yang satu
dengan teks yang lain. Sebagai varian, intratekstual melibatkan hubungan antarteks dalam
kaya penulis tunggal, transtekstual, merupakan hubungan secara arsitektural, yaitu
interrelasi tipe-tipe wacana, mode ucapan, dan genre literer, kulit buku, ilustrasi dan
sebagainya5
.
Perbandingan teks juga mengkaji karya sastra lintas waktu yaitu karya sastra dari
naskah Perjanjian Baru dengan karya sastra dari naskah pada waktu yang terdahulu yaitu
dalam Perjanjian Lama atau sering diistilahkan dengan analisis sastra diakronik. Dan
koneksi-koneksi intertekstual ini menambah lapis-lapis makna kepada suatu naskah,
karena ada hal-hal dari naskah lain yang dimasukkan kedalamnya, dan juga cara naskah itu
dipakai oleh teks yang kutipannya bisa menolong kita mengerti bagaimana teks itu
ditafsirkan pada waktu itu (ini yang disebut “inner-biblikal eksegesis”)6
.
Dengan demikian metode intertekstualitas berupaya mencari interaksi antara satu
teks yang digunakan dalam konteks yang berbeda karena teks yang ada, yaitu Yohanes
15:1-6 dan Yesaya 5 :1-7, dengan cara memantulkan sumber asli dan situasi yang baru.
Menurut Stanley Porter yang dikutip oleh Osbourne, “Intertekstualitas paling baik
digunakan sebagai suatu studi mengenai penggunaan kembali atas suatu perikop
Perjanjian Lama di dalam suatu konteks Perjanjian Baru dengan memperhatikan
perkembangan dialog antara makna asli (konteks Perjanjian Lama) dan makna baru
(konteks Perjanjian Baru)7
.
Jadi Metode pembahasan yang digunakan dalam makalah ini adalah Metode
Intertekstual, dimana mengaitkan dua nats yang berbeda dari segi waktu dan sejarahnya,
tentu dapat ditemukan adanya interteks didalamnya dengan menganalisa teks-teks PL dan
PB berdasarkan konteks masing-masing nats yang didasarkan pada analisa sastra
5
Nyoman Kutha Ratna, Sastra dan Culturaln Studies Representasi Fiksi Dan Fakta. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h
211-212
6
Hulman Simanungkalit; Diktat Bahan Kuliah Teologi Nabi-nabi Besar; Program Magister Teologi (M.Th) Sekolah Tinggi
Teologi Injili Indonesia, Medan, 2018. hal 59
7
Grant R. Osborne, Spiral Hermeneutika (terj. Elifas Gani; Surabaya: Momentum, 2012) 399.
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 7
“Diakronik” dan “inner-biblika eksegesis”8
pada nats : “Pokok anggur yang benar”
(Yohanes 15 :1-6) dan “Nyanyian tentang kebun anggur” (Yesaya 5 :1-7).
BAB II. STUDI INTERTEKSTUAL YOHANES 15 : 1-6
DAN YESAYA 5 :1- 7
A.Studi Inner Teks Yohanes 15:1-6
Analisa Historis
Pohon Anggur sebagai simbol
Di dalam tradisi Yudaisme, pokok anggur merupakan simbol dari suatu bangsa yang
tergurat dalam koin-koin Makabe. Berdasarkan sejarah ini, dengan jelas bangsa manapun
sesuai dengan janji Allah yang memerintah dapat dideskripsikan sebagai pokok anggur9
.
Lebih detil lagi, Beasley-Murray, dengan mengutip dari Lev Rab.; memberikan keterangan:
“the vine is a frequent figure on coins and ceramics from the Maccabean era on; Josephus
relates that a large golden vine was set at the sanctuary entrance in the temple built by
Herod.”10
Simbol anggur ditemukan juga pada masa-masa setelah Yesus naik ke sorga.
Gambar sebuah anggur dengan daunnya ditemukan dalam koin tembaga pada masa
pemberontakan Yahudi I (66-70 M) dan gambar sekumpulan anggur di koin tembaga dan
dinar perak dalam pemberontakan Yahudi II (Bar Cochba, 132-135 M)11
. Lebih jauh lagi,
Romanoff menulis, The vine and grapes had already in the time of the prophets become
symbols of Israel. In the Talmud, the vine is referred to as representing also the world,
8
Hulman Simanungkalit, hal 59. Perbandingan teks juga mengkaji karya sastra lintas waktu yaitu karya sastra dari
naskah Perjanjian Baru dengan karya sastra dari naskah pada waktu yang terdahulu yaitu dalam Perjanjian Lama atau
sering diistilahkan dengan analisis sastra diakronik. Dan koneksi-koneksi intertekstual ini menambah lapis-lapis makna
kepada suatu naskah, karena ada hal-hal dari naskah lain yang dimasukkan kedalamnya, dan juga cara naskah itu
dipakai oleh teks yang kutipannya bisa menolong kita mengerti bagaimana teks itu ditafsirkan padawaktu itu (ini yang
disebut “inner-biblikal eksegesis”.
9
Darrell L. Bock, Jesus according to Scripture (Grand Rapids: Baker Academic, 2002) 506.
10
Beasley-Murray, John 272
11
Paul Romanoff, “Jewish Symbols on Ancient Jewish Coins,” Jewish Quarterly Review (April 1944): 299-301 dalam
Hutchison, “The Vine” 68.
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 8
Jerusalem, the Torah, and the clusters—to represent the patriarchs, the Sanhedrin, and
scholars . In Jewish art the vine and grapes figure on the mosaics and sculptures of the
early synagogues, early burial places and tomb-stones, and the Jewish illuminated
manuscripts12
.
Dalam Mat. 21:33-46 juga berbicara tentang kebun anggur dan pekerja kebun
anggur, tetapi dalam Yohanes 15:1-8 Tuhan menggunakan gambaran anggur berkaitan
dengan relasi diri-Nya dengan orang percaya dalam figuratif pokok anggur dan ranting.
Oleh karena itu, simbol anggur dan pokok anggur merupakan simbol yang sangat
familiar dengan masyarakat Yahudi pada masa itu. Mereka memakai simbol viticultural
untuk merepresentasikan pemerintahan Israel.
Pengelolaan pohon anggur dalam PB
Para murid Yesus pasti mampu mengenali lambang pokok anggur dan
ranting-rantingnya, memangkas dan berbuah , serta membakar ranting-ranting yang mati.
mereka mampu mengenalnya karena Palestina saat itu merupakan negara penghasil
anggur, dan buah anggur merupakan buah yang sangat umum di daerah itu. tetapi lebih
daripada itu murid-murid sebagai orang yahudi tahu bahwa pokok anggur itu sebagai
simbol negara israel13
Anggur sudah dikenal luas di Palestina. Banyak penemuan yang menunjukkan
adanya pemerasan anggur di daerah tersebut. Anggur merupakan buah yang sangat
dikenal dan menjadi bagian kehidupan orang Yahudi. Lambang tanah Yehuda adalah
kebun anggur yang bertembok tinggi dan menara jaga. Daerah perbukitan Yehuda
mempunyai iklim yang cocok untuk budidaya anggur14
. Jadi anggur dan minuman anggur
telah masuk dalam budaya Israel. Hal itu nyata bahwa dalam perkawinan di Kana, yang
dihadiri oleh Maria, Yesus dan murid-murid-Nya, minuman anggur telah menjadi hidangan
pesta bagi perjamuan kawin. Figuratif yang berkaitan dengan anggur/kebun anggur
beberapa kali dipakai oleh Tuhan Yesus. Dalam Matius 20:1-16 berkaitan dengan kebun
anggur dan pekerja dalam kebun anggur;
12
Paul Romanoff, “Jewish Symbols on Ancient Jewish Coins,” Jewish Quarterly Review (April 1944): 299-301 dalam
Hutchison, “The Vine” hal 73
13
Maxie Dunnam; Akulah. Studi mengenai tujuh pernyataan Yesus; PT. BPK. Gunung Mulia; Jakarta, 2000; hal 40
14
J.I. Packer, Merrill C. Tenney, William White, Jr., Ensiklopedi Fakta Alkitab, 2 vol., terj. (Malang: Gandum Mas, 2001), I:
525.
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 9
Penggambaran bagaimana pada zaman dahulu orang-orang Yahudi mengusahakan
kebun anggurnya adalah hal yang penting untuk lebih mengerti makna teks yang terdapat
dalam Yohanes 15:1-6. Budi daya tanaman anggur tidak dilakukan mulai dari biji, tetapi
dari potongan dan tunas tanaman. Tanaman ini dapat dirambatkan pada tiang-tiang, atau
diarahkan merambati pohon, atau dibiarkan merambat di atas tanah. Yesaya memberikan
gambaran detil mengenai budi daya anggur, ketika ia menceritakan sebidang kebun
anggur yang ditanami dengan “anggur pilihan” (Yes. 5:1-7)15
.
Menurut ahli yang menanam anggur, adalah hal yang biasa ketika terjadi
pembersihan anggur dalam musim-musim pohon anggur berbuah. Pertama, mencubit
akan menahan laju pertumbuhan tunas-tunas yang terlalu bersemangat untuk berbuah,
sehingga nantinya tunas tersebut tidak berbuah terlalu cepat dan pada akhirnya rusak
terkena angin. Kedua, membuang satu sampai dua langkah bagian atas dari tunasnya
akan mencegah keseluruhan tunas rusak terkena angin. Ketiga, menipiskan pohon
dengan membuang bunga atau rangkaian buah anggur akan memungkinkan ranting-
rantingnya untuk menghasilkan lebih banyak buah yang lebih baik. Keempat,
membersihkan ranting-ranting anggur dan tanaman-tanaman liar sekitar ranting16
.
Penulis menyetujui pendapat yang dikemukakan oleh Bock:
There are two classes of branches: those that are dead, bearing no fruit, and those that
bear fruit. Dead branches are removed (John 15: 2, 6). Fruitful branches are pruned so
that more fruit is borne. The clear goal of being in the vine is to bear fruit, as everything
that is done has that end in view. Even fruitful branches are worked over so that they may
be even more fruitful, an allusion to the discipline of the believer’s walk.
Jadi, buah anggur akan tetap tergantung di rantingnya dan menempel pada
pokoknya selama anggur tersebut berbuah dengan baik. Pengusaha kebun anggur akan
membersihkannya dan merawatnya dengan baik sampai tiba musim memanen.
Sedangkan ranting yang tidak berbuah dan mengganggu pertumbuhan akan diangkat
kemudian dibuang.
15
Philip J. King dan Lawrence E. Stager, Kehidupan Orang Israel Alkitabiah (terj. Robert Setio; Jakarta: Gunung Mulia,
2010) 114.
16
J. Carl Laney, “Abiding is Believing: The Analogy of the Vine in John 15:1-6,” Bibliotheca Sacra 146/581 (Januari-Maret
1989) 57.
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 10
Analisa Sastra
Pemaknaan teks dalam Yohanes 15 :1-8 ini bersifat Allegoris dimana arti Allegori
adalah : suatu cerita yang di dalamnya hampir setiap unsur mempunyai arti rohani; pokok
anggur : Kristus; ranting-ranting : anggota-anggota tubuh-Nya, orang kristen;
Pengusahanya : Allah Bapa. Disamping Allegori itu memang terdapat beberapa kiasan
(Yoh 3 :8, 29;12:24;16:21) tetapi fungsi tuturannya tetap lain dari pada perumpamaan17
.
Demikian juga kita tahu bahwa anggur bagi bangsa yahudi merupakan sesuatu
yang sakral dan memiliki makna yang dalam dari aspek rohaninya. Dalam PB kata yang
lazim digunakan untuk anggur adalah oinos (Yunani; yayin- ibrani). Satu kali muncul kata
sikera, ‘minuman keras’ (Luk 1:15)18
. Ada juga Pohon Anggur (Yunani: ἄμπελος -
AMPELOS, Ibrani: - GEFEN) adalah 1 dari 7 spesies Tanaman Khusus yang tumbuh
subur di tanah suci Israel, ke tujuh-nya adalah, sbb:
1. GANDUM/ Wheat (Ibrani: - DAGAN, - KHITAH, - BAR, - RIFOT;
Yunani: σῖτος - SITOS).
2. JELAI/ Barley (Ibrani: - SE'ORAH, Yunani: κριθή - KRITHÊ)
3. ANGGUR/ Grapevine (Ibrani: - GEFEN):
4. ARA/ Fig (Ibrani: - TE'ENAH)
5. DELIMA/ Pomegranate (Ibrani: - RIMON)
6. ZAITUN/ Olive (Ibrani: - ZAYIT)
7. KORMA/ Date - Palm Tree (Ibrani: - TAMAR),
Ayat-ayat diatas adalah perumpamaan, dalam perumpamaan itu jelas bahwa :
1. Pohon anggur yang benar ialah Yesus Kristus
2. Pengusahanya (petani/gardener/ pemangkas pohon anggur-nya) adalah Bapa19
.
Yesus sangat piawai dalam menggunakan bahasa kiasan, Ia menggunakan banyak
perumpamaan untuk mengkomunikasikan kebenaran-kebenaran-Nya yang agung. Ia
menyampaikan berbagai cerita dan gambaran yang penuh dengan kata-kata kiasan atau
memberi perhatian pada hal-hal biasa untuk mengungkapkan hal-hal yang luar biasa dan
kebenaran-kebenaran yang bersifat abadi. Injil Yohanes lebih banyak memuat gambaran
17
M.E. Duyverman; Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru; PT. BPK. Gunung Mulia, Jakarta 1999. Hal 79
18
J.D. Douglas; Ensiklopedia Alkitab Masa Kini; Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF; Jakarta 1995. Hal 94
19 www.sarapanpagi.org; Tuhan Yesus: Akulah Pohon Anggur Yg Sejati (Yoh 15:1-8), disadur pd tgl 11 April 2018
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 11
dan kiasan dibandingkan kisah-kisah pendek dan perumpamaan-perumpamaan yang
terdapat dalam kitab Injil yang lain20
Yohanes, salah seorang murid Tuhan Yesus, dikenal sebagai murid yang dikasihi
oleh Tuhan Yesus. Dia diakui sebagai murid yang mengenal Yesus secara mendalam.
Beberapa kali terjadi bahwa ketika murid lain melihat Yesus secara luar saja, Yohanes
mengetahui bahwa Yesus adalah Tuhan. Keunikan lainnya ialah, bahwa dalam Injil
Yohanes terdapat pernyataan Tuhan Yesus yang menyingkapkan jati diri-Nya dengan
penggunaan format “Ego eimi” oleh Tuhan Yesus hanya terdapat dalam Injil Yohanes. Dari
7 (tujuh) kali pernyataan dengan format “ego eimi”, dua diantaranya merupakan figuratif
yang berkaitan dengan relasi Tuhan Yesus dengan orang percaya. Penggunaan figuratif
dipakai agar pendengar dapat memahami lebih mendalam akan hal yang ingin diajarkan-
Nya. Oleh karena itu figuratif yang digunakan biasanya sudah dikenal oleh para
pendengarnya. Dengan demikian mereka mudah memahami tujuan penyampaian
figuratif tersebut21
.
Analisa Konteks
Anggur diminum pada perayaan paskah dan Yesus memberkatinya pada
“Perjamuan Tuhan” (Mrk 14:23,25) dan upacara ini menjadi universal di Gereja (I Kor
11:25). Anggur dipakai sebagai simbol untuk Yesus oleh Injil Yohanes (Yoh 15:1) dan orang
kristen adalah rantingnya22
Makna Pokok Anggur yang Benar di dalam Konteks PB
Pengakuan Yesus: “Akulah pokok anggur yang benar (I am the true vine)” (Yoh. 15:1)
merupakan perkataan terakhir dari kelompok “tujuh perkataan ‘Akulah…’” yang Yesus
ucapkan, yang secara khusus tercatat di dalam Injil Yohanes. Perkataan yang Yesus
ucapkan ini menarik untuk ditinjau artinya lebih jauh lagi dan mencari tahu tujuan
Yohanes memasukan perkataan ini di dalam rangkaian “tujuh perkataan ‘Akulah…’”
20
Maxie Dunnam; Akulah. Studi mengenai tujuh pernyataan Yesus; PT. BPK. Gunung Mulia; Jakarta, 2000; hal 41
21
Herlise Y. Sagala; Jurnal Teologi STULOS 6/1 (April 2007) 143-162; Relasi Orang Percaya Dengan Yesus Kristus Dan
Implikasi Etisnya: Tafsir Figuratif Dalam Injil Yohanes, 2007. Hal 144
22
Browning, W.R.F; Kamus Alkitab A Dictionary of The Bible; PT. BPK. Gunung Mulia, Jakarta, 2007, hal 24
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 12
Adapun untuk melihat makna dibalik pengakuan Yesus sebagai pokok anggur yang
benar, maka ada dua hal yang perlu ditinjau, yaitu:
(1) gaung Yesus sebagai pokok anggur diperbandingkan dengan PL
(2) penjelasan kata “yang benar” dari frasa “pokok anggur yang benar.”
Pada Yohanes 15 : 1 “Akulah pokok anggur yang benar” ini adalah satu dari 7 pernyataan
“Akulah” yang terkenal dari Yesus dalam Injil Yohanes (Yoh 4:26; 6:35; 8:12; 10:7, 9, 10,
11, 14; 11:25;14:6). Dalam PL tanaman anggur adalah lambang dari Israel (Maz 80:8-16;
Yes 5:1-5; Yer 2:21; Yeh 15; 19:10; Hos 10:1; Mat 21:33; Mark 12:1-12; Rom 11:17). Dalam
PL contoh-contoh ini selalu memiliki konotasi negatif. Yesus menegaskan bahwa Ia adalah
orang Israel Ideal (Yes 53). Sebagaimana Paulus menggunakan tubuh Kristus, mempelai
Kristus dan bangunan Allah sebagai penggambaran bagi gereja, maka Yohanes
menggunakan tanaman anggur. Ini mengisyaratkan bahwa gereja adalah Israel yang
benar karena hubungannya dengan Yesus, pokok anggur yang benar (Gal 6:16; I Pet 2:5,
9), demikian pada ‘dan Bapa-Kulah pengusahanya” Lagi Yesus menegaskan hubungan-Nya
yang intim dengan Bapa dan sekaligus ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa23
.
Keintiman Relasi
”Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di
dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak sebab di luar Aku kamu tidak dapat
berbuat apa-apa. (Yohanes 15:1, 5) Makna figuratif ”seperti pokok anggur dan ranting”
menunjukkan suatu relasi yang tidak hanya permukaan saja tetapi dari bagian dalam.
Segala yang terlihat di permukaan adalah akibat dari relasi di bagian dalam. Iman Yahudi
adalah iman yang relasional bukan sekedar kognitif.
Relasi orang percaya dengan Yesus bukan sekedar catatan di atas kertas, tetapi
suatu relasi persekutuan suatu relasi yang menyatu dari dalam. Bukan suatu
pengetahuan semata tetapi suatu pertemuan antara dua pribadi yang berkaitan erat.
menyatakan: ”Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti
ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur”.
Ini menunjukkan bahwa kehidupan orang percaya adalah kehidupan yang berrelasi
23
Bob Utley, Guru besar Hermeneutika (Penafsiran Alkitab); Eksposisi Kitab Yohanes dan Yohanes 1, 2, 3; Bible Lessons
International; Mashall, Texas, 2010. Hal 87
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 13
dengan Tuhan Yesus. Banyak agama lain lebih berbicara tentang pemahaman kognitif
yang semakin di tambahkan dan berdasarkan itu mengambil keputusan mengikut Tuhan
dengan kemampuan diri. Tetapi relasi orang percaya ialah saling bersekutu dengan
Tuhan24
.
Pemulihan Orang Percaya
Pembersihan bukan mengambil sesuatu dari kehidupan orang percaya;
pembersihan adalah mengambil hal-hal yang jelek/jahat yang akan menghalangi
pertumbuhan dengan baik. ”Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan
setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya lebih banyak berbuah. Kamu
memang sudah bersih karena Firman yang
telahn Kukatakan kepadamu” (Yohanes 15:2-3). Maka ”Tinggallah di dalam Aku dan Aku di
dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak
tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal
di dalam Aku (Yohanes 15:4).
Jadi hal-hal apa saja yang perlu dibersihkan? Setiap orang yang belum percaya
telah memiliki konsep-konsep hidup dan etika di dalam kehidupannya. Pembentukan
konsep Etika dalam kehidupan orang Tuhan pernah kecewa terhadap bangsa Israel dan
kekecewaan itu disampaikan dengan menggunakan figuratif tentang kebun anggur yang
menghasilkan buah yang asam, sehingga Tuhan akan menghukum mereka (Yesaya 5 :1-7)
Relasi yang ada antara Tuhan Yesus dengan orang percaya kiranya menghasilkan
tindakan-tindakan yang semakin membuat orang percaya makin hari makin seperti Yesus.
Menjadin representasi Tuhan untuk dunia ini. Relasi seperti ini adalah riel bukan sekedar
teori. Jiwa yang tidak akan pernah puas dengan kegiatan kristiani semata tetapi hanya
dipuaskan bila relasi dipelihara. Relasi yang terpelihara akan mendatangkan kehidupan
yang berkelimpahan.
24
Herlise Y. Sagala; Jurnal Teologi STULOS 6/1 (April 2007) 143-162; Relasi orang percaya dengan Yesus Kristus dan
implikasi etisnya: tafsir figuratif dalam Injil Yohanes, 2007. Hal 155
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 14
B. Studi Inner Teks Yesaya 5 : 1-7
Analisa Historis
Makna anggur dalam PL
Budi daya anggur sudah diusahakan di tanah Kanaan sebelum orang Ibrani
memasuki tanah itu, seperti terang dari makanan yg disediakan oleh Melkisedek (Kej
14:18), dari laporan para pengintai (Bil 13:20, 24), dan dari singgungan-singgungan Musa
akan Tanah Perjanjian dalam Ul 6:11. Bahwa Yehuda terkenal karena tanaman anggurnya
bisa disimpulkan dari berkat yg diberikan Yakub dalam Kej 49:11. Lembah Eskol (nama itu
berarti 'segugus buah anggur') dulu dan sekarang adalah tempat yg istimewa banyak
menghasilkan buah anggur, dan begitu juga lembah Sorek di dataran Filistin (Hak 14:5;
15:5; 16:4). Kebun-kebun anggur En-Gedi terkenal juga (Kid 1:14), demikian pula kebun
anggur Sibma (Yer 48:32) yg diratapi Yeremia karena keruntuhannya. Yehezkiel mencatat
bahwa anggur Helbon dikirim ke luar ke Tirus (Yeh 27:18), sedang Hosea menyinggung
harumnya anggur Libanon (Hos 14:8). Cita-cita Israel, bangsa pengembara itu, yg
memasuki tanah Kanaan, menjadi nyata setelah menetap memukimi daerah itu, yg
memungkinkan setiap orang diam dengan tenteram 'di bawah pohon anggur dan pohon
aranya' (1 Raj 4:20).
Di dalam Perjanjian Lama anggur dihubungkan dengan pesta dan acara-acara
gembira dan juga dengan acara “Perjanjian” Anggur juga melambangkan darah, karena
merahnya perasan anggur itu (Yes 63:2). Dalam Perjanjian Baru anggur baru (Mat 9:17)
diartikan “Perjanjian Baru” atau iman yang baru yang tidak dapat ditempatkan pada kirbat
yang lama. Kebun anggur dan hasilnya mempunyai arti ekonomis, sosial dan religius
penting di Palestina. Pada waktu orang israel mulai menanamnya, setelah masuk ke tanah
Kanaan, hal itu menandakan niatnya untuk tinggal disitu, karena anggur memerlukan
pemeliharaan jangka panjang dan intensif. Cuacany menguntungkan dan lahan
perbukitannya cocok, lebih baik daripada ditanami gandum25
25
Browning, W.R.F; Kamus Alkitab A Dictionary of The Bible; PT. BPK. Gunung Mulia, Jakarta, 2007, hal 24
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 15
Pemberontakan umat Israel
Berkali-kali didalam Perjanjian Lama, israel digambarkan sebagai pokok anggur
atau sebagai kebun anggur milik Allah.
Dalam Yesaya 5 :1-7, Nabi Yesaya menggambarkan Israel sebagai kebun anggur milik Allah,
“Sebab kebun anggur Tuhan semesta alam ialah kaum Israel” (Yes 5:7). Yeremia mengutip
firman Allah dan mengenakannya pada bangsa Israel ;”Namun Aku telah membuat engkau
tumbuh sebagai pokok anggur pilihan” (Yer 2:21). Dan Hosea menggunakan kata tersebut
sebagai kata penghakiman :”Israel adalah pohon anggur yang riap tumbuhnya”(Hos 10:1).
Mengingat pembebasan oleh Allah terhadap bangsa-Nya dari perbudakan, pemazmur
bernyanyi :”Telah Kau ambil pohon anggur dari Mesir” (Mzm 80:9)26
Istilah kebun anggur ini mengacu pada semua orang Yahudi bersama-sama
sebelum perpecahan politik pada tahun 922 SM, meskipun dalam ayat ini merujuk pada
istilah Yehuda. Saat ini dalam sejarah umat Allah, bangsa mereka terpecah menjadi
sepuluh suku utara dikenal sebagai Israel, Efraim atau Samaria dan tiga selatan dikenal
sebagai suku Yehuda, yang termasuk Benyamin, Simeon dan sebagian besar orang
Lewi/Imam27
.
Nyanyian kebun anggur pada Yesaya 5, menunjukkan bahwa Allah berusaha
sedapat-dapatnya untuk menjadikan Yehuda bangsa yang benar dan produktif. Hanya
ketika mereka gagal menjadi apa yang diinginkan-Nya barulah Allah membinasakan kebun
anggur-Nya (bd. perumpamaan Yesus tentang penggarap-penggarap kebun anggur dalam
Mat 21:33-44). Perumpamaan Yesaya secara historis menunjuk kepada kebinasaan
Yerusalem dan kerajaan Yehuda pada tahun 586 SM28
.
Kitab Yesaya 5 dibuka dengan nyanyian tentang kebun anggur. Nyanyian ini
dinyanyikan pada saat bangsa Israel sedang berkumpul pada perayaan Pondok Daun
akhir masa penuaian. Nyanyian ini mengungkapkan perasaan Tuhan ketika umat-Nya
tetap keras kepala dalam dosa. Tuhan telah berusaha membuat dan memberikan
yang terbaik bagi Israel, namun mereka merespon tindakan Tuhan dengan
26
Maxie Dunnam; Akulah. Studi mengenai tujuh pernyataan Yesus; PT. BPK. Gunung Mulia; Jakarta, 2000; hal 41
27
Bob Utley, Guru besar Hermeneutika (Penafsiran Alkitab); Yesaya : Sang Nabi dan Jamannya, Pasal 1 – 39; Kumpulan
Panduan Belajar Perjanjian Lama, Vol. 11a, Bible Lessons International; Marshal, Texas 2010. Hal 67
28
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan; Penerbit Gandum Mas dan LAI, Malang 2008. Hal 1046
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 16
perlawanan dan kejahatan, sehingga Allah marah kepada mereka. Ini menggambarkan
kemerosotan moral umat-Nya sehingga Yesaya menunjukkan akan ancaman Tuhan bagi
umat-Nya.
Pada masa nabi Yesaya kerajaan israel di bagian utara masih berdiri tegak, bahkan
kerajaan itu mengalami masa kemakmuran dan kesejahteraan, tetapi disertai
kemerosotan moral; ketidak adilan dan pemerasan dari pihak kalangan atas terhadap
rakyat kecil merajalela.. Nabi Yesaya di kerajaan Yehuda mengecam kemerosotan itu dan
mengancamkan hukuman Allah, melalui kerajaan Asyur yang sedang berkembang dengan
pesatnya dibawah pimpinan raja Tiglat-Pileser. Kecaman dan ancaman nabi Yesaya ini
terkumpul dalam Bab 1 – 5 yang kitabnya bercampur dengan nubuat-nubuat lain yang
tertuju kepada umat di Yehuda29
Panggilan Nabi Yesaya
“Yesaya” berarti “Tuhan adalah keselamatan. Yesaya adalah seorang nabi,
bukan semata-mata seorang pengkhotbah dan Kitab Yesaya merupakan buku
nubuatan, bukan hanya buku sejarah. Yesaya tidak hanya mampu menganalisis
keadaan, tetapi juga mempunyai banyak visi. Nubuatan mengatakan bahwa ada Allah
yang mengetahui hari depan dan yang mengungkapkan sebagian rencana-Nya kepada
para nabi. Waktu Yesaya mulai bekerja, Israel sedang berada di ambang kehancuran.
Dalam tahun 722 sM kerajaan utara dengan kesepuluh sukunya dikalahkan oleh
bangsa Asyur (2 Raja 17). Tetapi kerajaan selatan, Yehuda, sedang menuju nasib yang
sama. Secara sosial, politis mereka sudah rusak, demikian juga iman percaya mereka.
Karena Yesaya dipanggil untuk memberitakan hukuman Tuhan akan ketidaktaatan
umat-Nya, tetapi disisi lain Yesaya juga menyampaikan akan pengharapan masa akan
datang bagi pemulihan Israel
Yesaya dikatakan sebagai nabi pengharapan. Ia tidak menutup matanya terhadap
kenyataan, karena kemerosotan yang merambat pada umat Allah yang seharusnya
“Kudus” sebagaimana pantas bagi umat pilihan Allah yang kudus (5:8-24). Yang terutama
menjadi sasaran kritik nabi Yesaya ialah para pemimpin umat, Raja, Imam dan para
penguasa. Ketidaksetiaan umat oleh nabi yang kurang berterima kasih dan rasa syukur
29
C. Groenen ; Pengantar ke dalam Perjanjian Lama; Penerbit Kanisius, Yogyakarta 1992; hal 247.
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 17
terhadap pilihan sebagai umat kesayangan-Nya, dan adanya penyelewengan dari
kekudusan yang layak bagi umat Allah yang maha kudus. Maka nabi Yesaya menubuatkan
penghukuman yang akan ditimpakan kepada bangsa israel yang tidak taat. Tetapi dibalik
peringatan keras ini, nabi Yesaya tetap menubuatkan akan adanya pengharapan yang tak
tergoncang, sekalipun umat-Nya menjalani hukuman namun tetap akan ada sebuah “sisa”
yang selamat yang menjadi pangkal dan titik tolak suatu umat Allah yang baru, umat yang
kudus dan setia (10:20-21;28:5-6)30
.
Dalam rangka ini nabi Yesaya juga berbicara tentang keturunan Daud di masa mendatang,
karena dari keturunan Daud tampil seorang pembebas, sumber kehidupan yang dalam
Perjanjian Baru dilambangkan sebagai pokok anggur yaitu Yesus Kristus sumber kehidupan
bagi umat yang percaya (Yoh 15 : 1-6)31
.
Analisa Sastra
Kata yang paling lazim digunakan dalam PL ialah yayin (biasanya diterjemahkan
’anggur’) dan syekhar (biasanya diterjemahkan ‘minuman keras’). Kedua istilah ini sering
dipakai bersama-sama dan keduanya digunakan oleh penulis entah untuk memuji anggur
dan minuman keras atau untuk mengingatkan bahaya-bahayanya, seperti anggur yang
asam (Yes 5 : 4) atau yang menunjukkan kemarahan Tuhan kepada umat-Nya (Yes 5:11)32
.
Kitab Yesaya in gaya tulisannya merefleksikan kosakata dan gambaran yang kaya
dengan banyak kata dan ungkapan yang khas miliknya. Sebagian besar keistimewaan
kitab ini diakibatkan oleh gambaran (imagery) yang digunakan : perang (63:1-6),
kehidupan sosial (3:1-17), kehidupan pedesaan (5:1-7). Ia juga mempersonifikasikan
ciptaan : matahari dan bulan (24:23), padang gurun (35:1), pegunungan dan pepohonan
(44:23; 55:12). Ia memakai kata-kata sindiran (14:4-23), gambaran apokaliptik (ps 24-27),
sarkasme (44:9-20), personifikasi, metafora, permainan kata, aliterasi dan sonansi33
.
Tulisan sastra Yesaya 5 :1-7 merupakan nubuatan tentang makna pohon anggur
yang digambarkan dalam bentuk perumpamaan yang bersifat Alegoris. Kitab ini juga
30
C. Groenen; Pengantar kedalam Perjanjian Lama; Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1992, hal 249
31
C. Groenen; Pengantar kedalam Perjanjian Lama; Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1992, hal 250
32
J.D. Douglas; Ensiklopedia Alkitab Masa Kini; Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF; Jakarta 1995. Hal 82
33
Willem A. VanGemeren; Penginterpretasian Kitab para Nabi;Interpreting the Prophetic Word; Penerbit Momentum,
Surabaya, 2016. Hal 270.
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 18
dikenal sebagai nubuat klasik yang disampaikan oleh nabi klasik yaitu Yesaya, dimana
pesan yang disampaikan ditujukan kepada bangsa israel umat pilihan yang bersifat
teguran mengenai keadaan yang sedang berlangsung dalam masyarakat, menimbulkan
peringatan akan penawanan oleh ketidaktaatan yang digambarkan sebagai pohon anggur
asam (mengecewakan), penghancuran, pembuangan dan janji akan pemulihan kembali34
Sejak zaman dulu Yesaya dianggap yang terbesar di antara nabi PL. Dia disebut
“burung rajawali di antara para nabi”; Penginjil PL, dsb. Kitabnya bukan hanya agung
dalam gaya bahasa dan pemikiran, tapi juga kaya dalam arti rohani. Demikian
perumpamaan kebun anggur TUHAN merupakan perumpamaan yang bersifat Alegoris
tentang Israel35
.
Yesaya 5 : 1-7 merupakan perumpamaan Israel sebagai anggur asam yang tidak
taat, sehingga mendatangkan murka Allah.
 1, 2 : Pembukaannya, sebagai suatu nyanyian tentang kekasihku, memukau
pendengaran dan imajinasi. Kebun anggur , sebagaimana halnya dengan taman
bertembok dan kebun buah-buahan dalam Kidung, tentunya akan mengungkapkan
seorang mempelai wanita dengan kecantikannya, yang dikawali untuk mempelai
pria.
 3,4 : Tapi para pendengar dibuatnya agak kaget oleh anti klimaks (buah anggur
yang asam) dan tantangan bagi pendapat mereka – hanya untuk menemukan
bahwa sama halnya dengan Daud di depan Natan (2 Sam 12:1-7) mereka telah
menyetujui dakwaan atas diri mereka sendiri (bnd. Mat 21 :40-43)36
.
Analisa Konteks
Israel sebagai umat pilihan-Nya
Pasal 1-5 berisi ucapan-ucapan ilahi dari masa sebelum penglihatan Yesaya pada
tahun kematian Uzia. Yang lain lagi percaya bahwa kelima pasal tersebut merupakan
pendahuluan pada kitab itu dengan mengumpulkan ucapan-ucapan pilihan dari banyak
periode yang berbeda dari pelayanan Yesaya. Apakah materi ini dikumpulkan sebagai
34
Andrew E. Hill & John H. Walton; Survei Perjanjian Lama; Penerbit Gandum Mas, Malang, 2004.hal 508
35
Tafsiran Alkitab masa kini 2 Ayub – MaleakshiYayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta, 1994. Hal 580
36
Tafsiran Alkitab masa kini 2 Ayub – MaleakshiYayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta, 1994. Hal 376.
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 19
karangan pokok atau secara kronologis mendahului penglihatan Yesaya atau tidak, bagian
ini sungguh merupakan pendahuluan yang sesuai dengan tema-tema pada kitab ini37
dimana Yesaya melihat suatu gambaran akan kasih Allah kepada bangsa Israel sebagai
Kebun anggurnya Allah yang ditanam dan dirawat dengan baik.
“Kebun anggur” adalah simbol nasional Israel (Kel 15:17, 80 :8; Yer 2: 2, 12:10)
seperti juga zaitun dan burung merpati. Yehuda terlihat oleh para nabi sebagai satu-
satunya “umat Allah yang benar”38
. Tetapi sayangnya, dalam perumpamaan israel sebagai
kebun anggur, Allah mengharapkan bangsa israel adalah sebagai kebun anggur yang baik,
karena itu Allah menyebut umat-Nya dengan “Kekasih-Ku”, tetapi kenyataannya
“mengapa yang dihasilkannya buah anggur yang asam?” (Yes 5:4)
Penjelasan Nats
1. Bangsa Israel Tidak Mampu Menunjukkan Kualitas Hidup yang Benar (ay. 1 – 2)
Yesaya 5 : 1 – 7 ini merupakan nyanyian nabi Yesaya untuk menyuarakan
bagaimana perasaan Allah melihat tingkah laku bangsa-Nya. Nyanyian ini diawali Nabi
Yesaya dengan memperkenalkan hubungannya yang akrab dengan Allah dengan
menyebut-Nya sebagai “Kekasihku” yang memiliki sebuah kebun anggur yang terletak di
lereng bukit yang subur. Kebun anggur di lereng bukit yang subur berarti Allah yang
mengasihi umat-Nya tidak memberi separuh-separuh. Dia memberi sepenuhnya secara
berlimpah. Subur selalu bermakna kelimpahan. Penuh berkat dan tak pernah kekurangan.
Tanah yang subur itu diolah dengan sangat baik oleh pemiliknya, Ia mencangkulnya serta
membuang bebatuan yang ada di lahan itu agar batu-batu itu tidak menghimpit akar
pokok anggur yang akan ditanamnya. Setelah proses penggemburan tanah dilakukan,
maka si Pemilik tanah itu menanam benih anggur pilihan/ bibit unggul. Tidak sampai
disitu, si Pemilik tanah itu juga membangun sebuah menara sebagai tempat untuk
menjaga dan mengawasi lahan itu hingga nantinya menghasilkan buah. Disana pengawas
dapat menjaga kebun dari gangguan hewan-hewan perusak atau maling yang ingin
mencuri.
37
Andrew E. Hill & John H. Walton; Survei Perjanjian Lama; Penerbit Gandum Mas, Malang, 2004.hal529
38
Bob Utley, Guru besar Hermeneutika (Penafsiran Alkitab); Yesaya : Sang Nabi dan Jamannya, Pasal 1 – 39; Kumpulan
Panduan Belajar Perjanjian Lama, Vol. 11a, Bible Lessons International; Marshal, Texas 2010. Hal 65
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 20
Si Pemilik juga telah menggali lobang untuk tempat pemerasan buah anggur itu
nantinya ketika tiba saatnya untuk panen. Pemilik kebun benar-benar mempersiapkan
segala yang terbaik agar kebunnya bisa menghasilkan buah yang unggul, rasanya manis
dan memiliki kualitas yang terbaik. Namun ketika tiba musim panen, kebun itu membuat si
Pemilik kecewa, bahkan marah karena buah yang dihasilkan rasanya asam, sama seperti
buah anggur liar yang tumbuh di hutan. Ini merupakan gambaran hidup orang Israel masa
itu. Kekasih yang dimaksud Yesaya, yaitu Pemilik kebung anggur itu adalah Tuhan,
sementara kebun anggur itu adalah orang Israel. Sementara anggur adalah buah
kehidupan bangsa itu. Tuhan telah menyiapkan segala sesuatu untuk kebahagiaan bangsa
pilihan-Nya itu. Tuhan ingin bangsa itu benar-benar mampu membuktikan identitas
mereka sebagai bangsa pilihan Tuhan, yaitu dengan pola hidup yang benar di hadapan
Tuhan dan sesama manusia. Hidup dalam kasih dan persaudaraan. Namun, sebaliknya,
bangsa itu malah hidup dalam kebrorokan iman, pemberontakan kepada Allah,
penyembahan berhala dan hidup dalam kesombongan. Kualitas hidup mereka
digambarkan seperti buah anggur liar yang tumbuh di hutan yang tidak pernah disentuh
oleh orang-orang karena rasanya yang sama sekali tidak enak.
2. Hukuman Untuk Ketidakpatuhan Israel Kepada Allah (ay. 3 – 7)
Melalui Yesaya, Allah memberikan pertanyaan untuk menggugah bangsa Israel.
Sebutan, “hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda” menunjuk kepada semua orang
Israel dan Yehuda yang sedang berhimpun mendengar pada perayaan Pondok Daun, pada
masa penuaian. Melalui Yesaya, Allah mengungkapkan kekecewaan-Nya kepada bangsa
itu. Allah telah memberikan yang terbaik bagi bangsa itu (kebun anggur-Nya). Ia
memberikan para nabi, nabi maupun imam untuk menjaga kerohanian mereka dan
mengawasi pola hidup mereka agar tetap memiliki kualitas hidup sesuai dengan yang
Tuhan inginkan, tapi mereka membalas dengan perlakuan yang bertolak belakang dengan
yang Tuhan inginkan. Mereka mengabaikan perkataan para penjaga, sementara ada juga
penjaga yang tidak melakukan tugasnya sehingga bangsa itu jatuh ke dalam dosa.
Kelakuan bangsa yang melawan arus dan ajaran Tuhan itu mendatangkan akibat
yang setimpal bagi mereka. Allah akan mencabut pagar/ pembatas yang telah dibuat-Nya,
sehingga kebun itu akan dihancurkan oleh hewan-hewan dan hama. Artinya Tuhan akan
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 21
membiarkan tembok-tembok pengaman Yerusalem dihancurkan dan mengizinkan bangsa
yang tidak mengenal Tuhan masuk dan menghancurkan bangsa itu. Tidak ada lagi penjaga
yang menjamin keselamatan bangsa itu. Tuhan akan membiarkan kebun itu ditumbuhi
semak duri dan rumput yang akan menghimpit dan menyiksa tanaman anggur itu. Artinya,
Tuhan akan ijinkan bangsa-bangsa menjajah mereka dan memberikan kepedihan hidup
bagi mereka yang tentu saja berbanding terbalik dengan hidup mereka sebelumnya saat
masih dalam sukacita dan kelimpahan. Bahkan Allah akan memerintahkan awan untuk
tidak menurunkan hujan atas tanah itu, sehingga tanah itu akan gersang, pohon-pohon
anggur akan layu dan kering bahkan mati. Pohon-pohon yang kering dan mati itu akan
dicampakkan ke api. Artinya Allah akan mengijinkan kegersangan menyelimuti hidup
mereka, hidup penuh penderitaan sebagai pelajaran bagi mereka atas perbuatannya
sendiri. Kaum Israel sebagai bangsa pilihan dari segala bangsa telah dididik, dipelihara
serta dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh Tuhan. Bangsa Yehuda yang merupakan
tanaman kegemaran, pilihan dan benih yang sungguh murni telah berubah menjadi pohon
berbau busuk seperti pohon anggur liar yang menghasilkan buah yang asam rasanya (Yer.
2 : 21).
Tujuan Allah tentu bukan semata-mata untuk membinasakan mereka, namun
untuk mengajar dan mengingatkan mereka bahwa kelimpahan hanya ada di dalam Tuhan,
dan cepat atau lambat orang yang membangkang tidak akan mampu menghindari
hukuman dari Allah. Dengan demikian mereka bisa paham dan mengerti sebagai bangsa
pilihan Tuhan, mereka (kaum Israel) harus mampu menjadi kebun anggur yang baik yang
bisa menghasilkan tanaman-tanaman anggur (Yehuda) yang memiliki buah berkualiatas
dan rasa yang manis serta menjadi sukacita bagi yang merasakannya39
.
39
Renungan Kotbah; Kita adalah Kebun Anggur Tuhan; kerangka sermon evangelium minggu 5 oktober 2014, haL 4
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 22
C. Studi Intertekstual Yoh 15 : 1-6 dan Yes 5 : 1-7
Pertalian Historis
Kesinambungan
Dalam Kitab Yesaya 5 : 1- 7 dan Yohanes 15 :1-6 merupakan perumpamaan yang
bersifat alegoris dimana adanya persamaan makna pada Yesaya, bahwa Allah
digambarkan sebagai pemilik kebun anggur, gambaran israel dan yehuda yang
dilambangkan sebagai kekasih-Nya, dan dalam Yohanes menjelaskan bahwa Bapa (Allah)
sebagai pengusaha dari kebun anggur itu. Demikian juga bila melihat dari unsur-unsur
teksnya bahwa dalam Yesaya 5 : 2-4, menggambarkan kekecewaan dan murka Allah
terhadap kebun anggurnya yang justru menghasilkan “Anggur yang Asam”, dimana pada
ayat 5-7 Allah menimpakan penghukuman kepada umat-Nya melalui penawanan,
pembuangan seperti yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya, tetapi pengharapan akan
keselamatan umat-Nya tetap disediakan oleh Allah melalui nubuat-nubuatan yang
digenapi dalam diri sang Mesias yang digambarkan dalam Perjanjian Baru Yohanes 15 :1-8
sebagai “Kebun Anggur yang Baik” dimana pengharapan keselamatan dan perlindungan
umat-Nya yaitu bagi orang yang percaya sampai zaman sekarang juga digambarkan
sebagai ranting-ranting yang melekat pada pokok anggur itu. Kesinambungan kedua tema
ini, menunjukkan adanya kesatuan teks dimana perjanjian lama menegaskan
penggenapan janji-janji dan pengharapan-pengharapan pada perjanjian baru, tetapi tidak
berarti perjanjian lama sudah usang, melainkan justru menunjukkan bahwa pada
hakekatnya perjanjian baru tergantung pada kerangka-kerangka pemahaman perjanjian
lama untuk mengerti dan mengungkapkan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Perjanjian ini
merupakan satu kesatuan40
Kebun anggur yang tidak menghasilkan buah
Yesaya juga mengumpamakan umat Allah sebagai kebun anggur yang tidak
produktif (ck) yang pemilik dan pemeliharaannya tidak lain adalah Yahweh. Ia berharap
banyak dari kebun anggur itu, namun hasil buahnya tidak baik (5:1-7). Yahweh memanggil
40
David L. Baker; Satu Alkitab dua Perjanjian; suatu studi tentang hubungan teologis antara perjanjian lama dan
perjanjian baru; PT. BPK. Gunung Mulia; Jakarta, 2010. hal 286
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 23
umatNya untuk merespondilema-Nya untuk tetap mempertahankan kebun itu atau
membuangnya. Dengan demikian Allah telah menunjukkan dengan jelas bahwa
pembuangan Yehuda sangatlah beralasan. Mereka telah menerima kerjaan yang mulia
namun menentangnya dengan segala cara41
.
Inilah kali pertama, secara kronologis, muncul kebun anggur sebagai
perumpamaan tentang Israel. Dalam Perjanjian Lama, perumpamaan tersebut muncul lagi
dalam. Yeremia 12:10 dan Mazmur 80. Dalam Perjanjian Baru, kiasan ini khusus muncul
dalam Khotbah Yesus tentang Pokok Anggur yang Benar (Yoh. 15). Nabi Yesaya
mengidentifikasikan diri dengan "kekasih" dalam Yesaya 5:4 menunjukkan kesatuan mistis
di antara mereka, yaitu kesatuan yang paling cocok untuk menggambarkan hubungan nabi
dengan Allah yang menggunakan sang nabi sebagai juru bicara. Sungguh, dosa Israel tak
termaafkan karena menghasilkan buah yang masam, padahal Allah telah memberikan
semua kemudahan berupa tanah yang baik dan subur. Mereka harus menghadapi
hukuman yang tidak bisa ditolak, pagar perlindungan mereka diangkat, dan para
penyerang masuk merusakkan mereka.42
Banyak penafsir yang mengatakan bahwa di sini Yesus membandingkan diriNya
dengan Israel, yang adalah pohon anggur yang sudah rusak.
Pertalian Sastra (Makna)
Pembahasan kedua tema diatas merupakan perumpamaan-perumpamaan yang
bersifat “Alegoris” tentang pokok anggur, yaitu suatu metode penafsiran atau eksposisi
yang menganggap kata-kata berisi makna sekunder, yang berbeda dengan makna
lugasnya. Dalam injil-injil beberapa perumpamaan telah diberi pemaknaan alegoris, dan
dikatakan bahwa rincian perumpamaan berisi arti yang lebih dalam, sebagaimana
perumpamaan Yesus sebagai “Pokok Anggur Yang Benar” (Yoh 15:1-6), bahwa
perumpamaan-perumpamaan Yesus memiliki makna tunggal, tidak bermacam-macam,
alegoris seperti ini menunjukkan perkembangan dalam hubungannya dengan Perjanjian
Lama setelah zaman Yesus. Sifat alegoris ini tetap terbuka bagi para pembaca dari
41
Willem A. VanGemeren; Penginterpretasian Kitab para Nabi;Interpreting the Prophetic Word; Penerbit Momentum,
Surabaya, 2016. Hal 276
42
Sumber : ALKITAB SABDA http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=23&chapter=5&verse=1
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 24
kebudayaan dan generasi yang berbeda-beda untuk memberikan penafsirannya sendiri
atas teks-teks tersebut43
. Dengan demikian penafsiran ini dapat memberikan makna baru
dari peristiwa masa lalu yang relevansinya dengan zaman sekarang, jadi jelas ini
menunjukkan adanya suatu kesatuan yang progresif antara PL dan PB.
Biasanya para sarjana bersikeras bahwa paling tidak ada dua penulis berbeda yang
menulis kitab ini dan mereka dipisahkan satu dengan yang lain dalam jangka waktu 150
tahun, secara khas ada rujukan kepada hipotesis “deutero-Yesaya” dan sering juga kepada
“trito-Yesaya” sebagai orang-orang tidak dikenal yang diakui sebagai penulis pasal 40 – 66
dalam abad ke-6 dan ke-5 sM. Walaupun demikian, beberapa sarjana merasa bahwa
pandangan mereka tentang otoritas Alkitab menuntut bahwa kitab tersebut dilihat
sebagai satu kesatuan. Kesaksian kitab ini sendiri tanpa ragu-ragu menegaskan realitas
nubuat adikodrati yang bersifat ramalan. Bagi orang-orang yang tidak memandang
pernyataan Kristus sebagai rujukan sastra tetapi sebagai penegasan terhadap penulisnya,
maka Perjanjian Baru menuntut Yesaya dianggap sebagai nabi yang menyampaikan
nubuat-nubuat ini kepada israel, karena setidak-tidaknya ini menunjukkan Yesaya dikenali
sebagai sumbernya44
Penjelasan kata “yang benar” dalam frasa “pokok anggur yang benar”
Faktor lain untuk menentukan maksud dari pernyataan Yesus mengenai diri-Nya
yang adalah pokok anggur yang benar adalah dengan menganalisa gramatikal dalam kata
“pokok anggur yang benar (the true vine).” Ada dua hal yang perlu dianalisa, yaitu (1)
signifikansi pemakaian kata sandang h` (“the;” tidak terlihat dalam terjemahan Bahasa
Indonesia); dan (2) signifikansi kata alhqinh, (true).
1. Penggunaan kata sandang h`
Penggunaan kata sandang dalam kata h` a;mpeloj (the vine) sebenarnya memiliki
arti yang khusus. Jika melihat keseluruhan Injil Yohanes, terkadang Yohanes memakai
frasa ego eimi dalam bentuk absolut (tanpa predikat/sebutan) dan terkadang memakainya
43
W.R.F. Browning; Kamus Alkitab; Panduan dasar ke dalam kitab-kitab, tema, tempat, tokoh dan istilah Alkitabiah; PT.
BPK. Gunung Mulia; Jakarta, 2002. hal 12
44
Andrew E. Hill & John H. Walton; Survei Perjanjian Lama; Penerbit Gandum Mas, Malang, 2004. hal 524
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 25
dengan expressed predicate45
. Yohanes 15:1-6 merupakan teks yang frasa ego eimi-nya
memiliki predikat; Akulah dengan predikat sebagai pokok anggur.
Ketika Yohanes memakai frasa ego eimi disertai predikat, maka Yohanes akan
menyertai predikat itu dengan kata sandang. Misalnya, Yohanes 8:12, Yesus mengatakan
bahwa, “Akulah terang dunia (ego eimi to phos tou kosmou).” Dalam bahasa Yunani,
sebuah predikat dalam bentuk kata benda biasanya tidak memakai kata sandang46
.
Harner menyimpulkan bahwa, “By using the article with the predicate in these ego
eimi expressions, John wishes to express his belief that Jesus is, for example, the light of
the world, and that conversely the light of the world in Jesus and no other. In this phrases
the emphasis lies on the identity and interchangeability of subject and predicate.”47
Penggunaan kata sandang memperkuat pernyataan bahwa Yesus adalah satu-satunya dan
tidak ada yang lain. Frasa ini juga menekankan identitas dan hal yang dapat saling
bertukar antara subjek (Akulah) dengan predikatnya.
Blass dan Debrunner juga mengkonfirmasi kepentingan analisa kata tersebut,
“Nevertheless the article is inserted if the predicate noun is presented as something well
known or as that which alone merits the designation (the only thing to be considered).”48
Maka dari itu, penggunaan kata sandang dalam pengakuan Yesus sebagai: “Akulah pokok
anggur yang benar” dapat diterjemahkan: “Akulah satu-satunya pokok anggur yang
benar.”
2. Signifikansi penggunaan kata keterangan: alhqinh,
Bersanding dengan kata sandang, kata keterangan dalam Yohanes 15:1 menjadi
arti sentral dari ayat ini. Sebuah hal yang mungkin dalam konotasi “yang benar” adalah
sejati dan dapat dipercaya. Konotasi ini kontras dengan apa yang salah atau palsu, seperti
dalam 1 Tesalonika 1:9, “Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami
kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk
melayani Allah yang hidup dan yang benar.” Kata ini juga dapat digunakan untuk
45
Hutchison, “The Vine” 66
46
Philip Harner, The “I am” of the Fourth Gospel: A Study in Johannine Usage and Thought (Philadelphia: Fortress, 1970)
50 dalam Hutchison, “The Vine” 66.
47
Ibid
48
Friedrich Blass dan A. Debrunner, A Greek Grammar of the New Testament and Other Early Christian Literature (terj.
Robert W. Funk; Chicago: University of Chicago Press, 1961) 143.
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 26
membedakan sesuatu yang sorgawi, realitas ilahi dibandingkan dengan apa yang
duniawi49
.
Ketika Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai pokok anggur yang benar, hal ini
juga berarti Yesus ingin mengkontraskan diri-Nya dengan kegagalan Israel sebagai pokok
anggur yang dipanggil untuk berbuah bagi Allah. Bukan hanya itu, Yesus juga sebagai
pengganti pokok anggur Israel yang sudah gagal berbuah. Hal ini sudah dijanjikan Allah
sebelumnya dalam Mazmur 80:14-18: “Anak manusia yang telah Kautegukan bagi diri-Mu
itu.”50
Dengan jalan ini, konsep mengenai pokok anggur yang benar dapat dilihat sebagai
penggenapan dari tipe mesias dalam PL.
Maka dari itu, penggunaan kata alethine dalam kata “pokok anggur yang benar”
menunjuk pada: “The true vine is the one that is the highest, most ultimate realization, the
perfect replacing the imperfect.” 51
Apa yang Yesus katakan adalah pembalikan dari
keberadaan mengenai penggambaran kebun anggur yang ada dalam PL. Yesus menjadi
pokok anggur yang benar—kontras dengan ketika bangsa Israel gagal menjadi pokok
anggur52
.
3. Perkataan “benar” (Alethinos)
William Barclay menjelaskan : “Jesus calls himself the true vine. The point of that word
ALETHINOS, true, real, genuine, is this. It is a curious fact that the symbol of the vine is
never used in the Old Testament apart from the idea of degeneration. The point of Isaiah’s
picture is that the vineyard has run wild. Jeremiah complains that the nation has turned
into ‘degenerate and become a wild vine.’ It is as if Jesus said: ‘You think that because you
belong to the nation of Israel you are a branch of the true vine of God. But the nation it is;
a degenerate vine, as all your prophets saw. It is I who am the true vine. The fact that you
are a Jew will not save you. The only thing that can save you is to have an intimate living
fellowship with me, for I am the vine of God and you must be branches joined to me.’ Jesus
was laying it down that not Jewish blood but faith in him was the way to God’s salvation.
49
John MacArthur, John 12-21, MacArthur New Testament Commentary (Chicago: Moody, 2008) 144 dalam Hutchison,
“The Vine” 67.
50
Beasley-Murray, John 272.
51
John MacArthur, John 12-21, MacArthur New Testament Commentary (Chicago: Moody, 2008) 144 dalam Hutchison,
“The Vine” 67.
52
Bock, Jesus according to Scripture 506.
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 27
No external qualification can set a man right with God; only the friendship of Jesus Christ
can do that” ( Yesus menyebut diriNya sendiri pokok anggur yang benar. Maksud dari kata
ALETHINOS, benar, sejati, asli, adalah ini. Merupakan fakta yang aneh / mengherankan
bahwa simbol pohon anggur tidak pernah digunakan dalam Perjanjian Lama terpisah dari
gagasan kemerosotan (moral / rohani). Tujuan penggambaran Yesaya adalah bahwa
kebun anggur itu telah menjadi liar. Yeremia mengeluh karena bangsa itu telah menjadi
‘pohon anggur yang merosot dan menjadi liar’. Seakan-akan Yesus berkata: ‘Kamu
mengira bahwa karena kamu termasuk bangsa Israel maka kamu adalah ranting dari
pokok anggur yang benar dari Allah. Tetapi bangsa itu adalah pokok anggur yang merosot
/ membusuk, seperti yang dilihat oleh semua nabimu. Akulah pokok anggur yang benar.
Fakta bahwa kamu adalah orang Yahudi tidak akan menyelamatkanmu. Satu-satunya hal
yang bisa menyelamatkanmu adalah dengan mempunyai persekutuan yang intim dengan
Aku, karena Akulah pokok anggur Allah dan kamu harus menjadi ranting-ranting yang
berhubungan denganKu’. Yesus sedang mengajarkan bahwa bukan darah Yahudi tetapi
iman kepadaNya merupakan jalan keselamatan Allah. Tidak ada persyaratan lahiriah bisa
membuat manusia benar di hadapan Allah; hanya persahabatan dengan Yesus Kristus bisa
melakukan hal itu]53
Ada beberapa contoh ayat yang menunjukkan Israel sebagai tanaman anggur yang rusak
adalah :
 Yeremia 2:21 "Namun Aku telah membuat engkau tumbuh sebagai pokok anggur
pilihan, sebagai benih yang sungguh murni. Betapa engkau berubah menjadi pohon
berbau busuk, pohon anggur liar!"
 Yesaya 5:4-7 "Apa lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang
belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur
yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam? Maka
sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan
kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun
itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak; Aku
akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi,
53
William Barclay; Bible Commentaries; William Barclay's Daily Study Bible John 15; hal 173
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 28
sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan,
supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya. Sebab kebun anggur TUHAN
semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman
kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya
kebenaran tetapi hanya ada keonaran.
Dalam kaitannya dengan makna Pokok anggur dalam Perjanjian Baru dapat
dijelaskan “Akulah pokok anggur yang benar” (15:1, 5). Pokok anggur sering kali
melambangkan bangsa Israel yang gagal dan tidak percaya (Mazmur 80:8-16; Yesaya 5:1-
7; Yeremia 2:21; Yehezkiel 15; 19:10-14; Hosea 10:1). Dengan latar belakang inilah Yesus
mengatakan :”Akulah pokok anggur yang benar”. Kata “benar” (Alethinos) benar yang
sesungguhnya, yaitu “benar” sebagai lawan daripada yang mirip benar atau yang seperti
benar, bukan sekedar “benar” sebagai lawan yang palsu.
• Dengan kata lain, membedakan sesuatu yang benar dengan yang palsu itu relative
mudah. Namun membedakan antara yang benar dan yang mirip benar itu sulit
sekali. Demikianlah pentingnya penerangan Roh Kudus dalam hati dan pikiran kita
dalam mengenal kebenaran yang alethinos.
• Jadi “alethinos” di sini berarti benar-benar yang sejati, yang implikasinya adalah
bahwa yang lain hanya seperti benar atau mirip benar, tetapi bukan kebenaran
yang sesungguhnya.
Contoh lain penggunaan kata “alethinos” terdapat dalam prolog Injil Yohanes:
”Terang yang sesungguhnya (alethinos), yang menerangi setiap orang sedang datang ke
dalam dunia (1:9). Maka ayat ini bisa dibaca: Terang yang sebenarnya, juga menerangi
setiap orang sedang datang ke dalam dunia. Yesus juga mengatakan: ”BapaKu yang
memberikan kamu roti yang benar” (6:32). Demikian juga Paulus mengatakan: “… kamu
berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang
benar…” (I Tesalonika 1:9)54
.
Kalau Dia adalah pokok anggur yang benar, maka kita dikatakan adalah ranting-
rantingnya. Sebagai ranting kita dipanggil untuk tinggal di dalam-Nya supaya kita dapat
berbuah. Apabila kita tidak tinggal di dalam Dia, maka kita dikatakan:
• Tidak dapat berbuah (ayat 4)
54
Browning, W.R.F; Kamus Alkitab A Dictionary of The Bible; PT. BPK. Gunung Mulia, Jakarta, 2007, hal 23
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 29
• Tuhan tidak tinggal di dalam kita (ayat 4)
• Tidak dapat berbuat apa-apa (ayat 5)
• Kita akan dipotong dan dibuang (ayat 6)
• Doa kita tidak didengar oleh Tuhan (ayat 7)
• Allah Bapa tidak dipermuliakan (ayat 8)
• Kita bukan murid Tuhan yang sejati (ayat 8)
Mengenai pohon anggur sebagai gambaran bangsa israel : Yesaya 5 strukturnya :
ucapan-ucapan tentang penghakiman dan pengharapan 1:1-5:30. Yesaya
memproklamasikansuatru satu zaman transformasi yang baru dan mengundang sisa umat
dari era lama, berpaling dari struktur-struktur lama yang akan musnah dan menantikan
struktur baru yang tidak akan musnah yaitu Kerajaan Allah. Komunitas baru adalah
semua orang yang disisihkan secara khusus melalui pembasuhan, pengampunan dan
pengudusan Allah dan oleh kualitas kerendahan hati, kasih akan keadilan, kebenaran,
damai sejahtera dan kesetiaan. Mereka adalah “tunggul” (6:13), yaitu “tunas yang kudus”
dari era keselamatan yang baru. Sebaliknya komunitas yang lama sebagai (1) anak-anak
yang bebal, (2) kota yang memberontak, dan (3) kebun anggur yang tidak produktif55
.
Persoalan Teks
Ada beberapa kemungkinan Yesus memakai perumpamaan diri-Nya sebagai pokok
anggur yang benar.
Pertama, tujuan Yesus ketika dia berbicara dengan murid-muridNya mengenai
pokok anggur. Yesus ingin menunjukkan berbagai aspek mengenai pelayanan-Nya dan
relasi-Nya dengan mereka dan dengan Bapa. Terbukti setelah Yesus memperkenalkan
diri-Nya sebagai pokok anggur, ayat-ayat berikutnya (Yoh. 15:2-8, 16) menyusul untuk
mengembangkan metafora tersebut. Relasi antara Yesus, murid-muridNya dan Bapa
dibangun seperti tanaman anggur. Dalam metaforanya, pokok anggur biasa digunakan
untuk menggambarkan sesuatu yang menghasilkan buah, kebergantungan, kesatuan, dan
55
Willem A. VanGemeren; Penginterpretasian Kitab para Nabi;Interpreting the Prophetic Word; Penerbit Momentum,
Surabaya, 2016. Hal 275
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 30
pembabatan (karena tidak berbuah)56
. Bahkan menurut Carson, “the vine/vineyard was
one of the most common motifs in ancient religions.”57
Kedua, Rosscup mensurvei dan kemudian memaparkan beberapa kemungkinan
Yesus memakai metafora pokok anggur, karena58
:
1. Cawan anggur ketika Yesus melakukan Perjamuan Malam, yang kembali mengingatkan
akan “buah dari pokok anggur.”
2. Kedekatan murid-murid ketika mereka berada di ruang atas.
3. Sebuah ranting yang ada di dekat jendela ruang atas.
4. Bayangan sebatang pokok anggur di malam yang berbulan. Jika Yesus dan murid-
muridnya meninggalkan ruangan sesudah kejadian di Yohanes 14:31, Yesus dapat
menggunakan buah anggur sebagai ilustrasi.
5. Anggur yang ada di pintu Bait Allah, sebuah simbol Israel ditaruh di sana oleh Herodes
Agung dan diterangkan oleh Yosephus.
6. Pembakaran di Kidron. Karena Yesus dan murid-muridnya pada waktu itu sedang
berjalan menuju ke Bukit Zaitun, kemungkinan mereka melewati api-apian yang sedang
membakar tanaman anggur (15:6).
7. Bangsa Israel, sama seperti penggambaran di dalam PL seperti Mazmur 80, Yesaya 5, dan
Yesaya 27.
Presentasi visual yang sudah disebutkan oleh Rosscup adalah hal yang mungkin terjadi
sehingga Yesus dapat mengeluarkan kata-kata di dalam Yohanes 15:1-6. Namun, hal
tersebut bukanlah prioritas utama (second best) untuk menafsirkan perikop ini59
.
Ketiga, Alegoris/metafora pokok anggur yang disebutkan Yesus juga sejalan dengan
penggambaran pokok anggur, yang adalah bangsa Israel sendiri, di dalam PL (Mzm. 80:8-
19; Yes. 5:1-8; Yer. 2:21; 8-9; Yeh. 17:6-8; 19:10-14; Hos. 10:1-2). Penggambaran pokok
56
Hugh Macmillan, Bible Teachings in Nature [New York: D. Appleton, 1867] 174-177 dalam Hutchison, “The Vine”. Hal
511
57
Ibid. 512. Beberapa sarjana menerjemahkan metafora ini dari sudut tafsir yang lain. Misalnya saja Macmillan,
mengajukan penafsiran bahwa pokok anggur menggambarkan tentang penjangkauan karena percabangan ranting-
rantingnya ataupun dapat juga mengenai keserupaan ranting-ranting tersebut dalam hal spiritualitas dengan pokok
anggurnya. (Hugh Macmillan, Bible Teachings in Nature [New York: D. Appleton, 1867] 174-177 dalam Hutchison, “The
Vine”
58
James E. Rosscup, Abiding in Christ: Studies in John 15 (Grand Rapids: Zondervan, 1973) 20-28; dalam Hutchison, “The
Vine” Hal 65.
59
Di dalam penafsirannya, Bultman melihat bahwa latar belakang penggambaran Yohanes 15:1-8 adalah Gnostik.
Menurut Bultmann, pararelisme metafora ini dengan “human beings represent a vine of life with God as the ‘planter.’”
Namun pandangan ini ditentang karena ajaran gnostik belum muncul pada zaman Yesus. Penjelasan lebih lanjut lih.
Rudolf Bultmann, The Gospel of John (Oxford: Blackwell, 1971) 529
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 31
anggur merupakan hal yang sangat mencolok baik di dalam PL maupun Yudaisme abad
pertama. Perikop yang paling signifikan mengenai pokok anggur adalah Yesaya 5:1-8.
Israel merepresentasikan sebuah kebun anggur milik Allah, di mana mereka seharusnya
menghasilkan anggur yang baik. Namun pada kenyataannya, mereka hanya memproduksi
anggur yang buruk dan pada akhirnya mereka harus dibinasakan60
.
Melalui penjelasan di atas, maka Yesus sebagai pokok anggur dapat dilihat dari: (1)
relasi dengan Bapa dan murid-muridNya, (2) relasi dengan lingkungan sekitarnya pada
waktu Yesus beranjak dari ruang atas ke Taman Getsemani, dan (3) relasi dengan Israel
dalam PL sebagai pokok anggur yang gagal menghasilkan buah yang baik.
Israel Sebagai Pohon Anggur Milik Allah yang Gagal Berbuah di dalam Konteks PL
Seperti yang sudah ditinjau bahwa selama ratusan tahun Israel menganggap
dirinya adalah pokok anggur yang benar ataupun kebun anggur milik Allah (Mzm. 80:8-16;
Yes. 5:1-7; Yer. 2:21; Yeh: 15:1-8; 17:5-10; 19:10-14; Hos. 10:1)61
. Kebun ini adalah milik
Allah bukan hanya karena Allah mengasihinya, tetapi karena Ia dengan susah payah
menyiapkan tanah dan menanamnya. Allah juga melindunginya dengan teliti.
Sebagaimana semua kebun anggur, penanam anggur mengerjakan semua tugasnya
dengan pengharapan akan panen yang baik dan berlimpah62
. Namun, kegagalan Israel
sebagai tanaman anggur milik Allah membuktikan bahwa Israel bukanlah pokok anggur
yang baik, apalagi pokok anggur yang benar.
Misalnya, dalam Yesaya 5:1-7 mengenai nyanyian Yesaya tentang kebun anggur.
Pemilik kebun anggur menanam pohon anggurnya di terbaik, merawatnya dengan baik,
agar pohon yang ditanam mengeluarkan hasil yang baik. Namun, hal yang tidak disangka
adalah pohon anggur tersebut menghasilkan buah yang buruk, dan harus dihancurkan.
Identitas dari kebun anggur dan arti dari buah yang baik dan yang buruk secara eksplisit
tercatat dalam ayat 7. “Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan
orang Yehuda ialah tanaman-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya
ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran.” Sama seperti dalam
Mazmur 80, teks dalam Yesaya berbicara mengenai disiplin Allah bagi umat-Nya. Israel
60
Colin G. Kruse, John (TNTC; ed. Leon Morris; Grand Rapids, MI: Eerdmans, 2003) 314.
61
Ibid 316
62
Tremper Longman III et al. Kamus Gambaran Alkitab (Surabaya: Momentum, 2011) 63
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 32
dilukiskan dengan potensi yang besar, namun ternyata dihakimi karena kegagalan dalam
hal moralitas dan spiritualitas63
.
Pemahaman Yahudi Mengenai Pohon Anggur yang Berbuah dalam Konteks PB
Setelah Yesus memperkenalkan diri-nya sebagai pokok anggur, maka Allah Bapa
diindetifikasikan sebagai pengusahanya. Sebagai pengusaha anggur, Tuhan memiliki
otoritas atas kebun anggurnya. Ia membajak, menanam, mengairi, dan membersihkan.
Kebun anggur tersebut di bawah kedaulatan pemeliharaan dan otoritas-Nya64
.
Yesus juga berbicara mengenai “ranting-ranting” yang menempel pada pokok
anggur. Yesus tidak mengidentifikasikan ranting-ranting dengan keterangan mengenai
sekelompok pengikut, namun Ia mengacu kepada dua macam “ranting:” ranting yang
berbuah dan ranting yang tidak berbuah. Tentunya metafora ini mengacu kepada
manusia, dan bukan tanaman. Apakah di sini Yesus berbicara mengenai orang percaya
dan tidak percaya? Jika mengacu pada pertanyaan tersebut, maka kesimpulannya akan
sangat prematur65
.
Namun Darrell Bock sendiri memberikan penafsiran yang lebih detil mengenai
perbedaan ciri-ciri orang yang berbuah dan tidak berbuah, yaitu (1) mereka yang berbuah
adalah mereka yang mendengar suara gembala dan mengikuti perintah gembalanya (Yoh.
10). (2) Afirmasi dari Yoh. 15:6, bagi mereka yang tidak tinggal di dalam-Nya akan berakhir
dengan dibuang ke luar, dicampakan ke dalam api, dan dibakar. Penggambaran ini adalah
seperti penghakiman terakhir. (3) Bagi Yohanes, menghasilkan buah adalah tanda sebuah
kehidupan (lih. Yoh. 8:39-41; 1Yoh. 4:20). (4) Dalam teks mengenai penggambaran ini,
hanya ada dua kategori: mereka yang berbuah dan mereka yang tidak berbuah dan
dibuang (Yoh. 15:2), dengan konsekuensi spesifik yang tertulis dalam Yoh. 15:6. Cara
terbaik adalah mengatakan bahwa dalam titik ini Yesus sedang berbicara mengenai murid-
muridNya. Sebagian pengikut-Nya menghasilkan buah, namun sebagian lainnya tidak
(Yoh. 6:60, 66)66
.
63
Leland Ryken, James Wilhoit, Tremper Longman III, eds., Dictionary of Biblical Imagery (Downers Grove: Inter Vasity,
1998) 915.
64
Ibid 56
65
Bock, Jesus According to Scripture 507.
66
Laney, “Abiding is Believing” 56-57.
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 33
Lebih jauh lagi, menurut Bock, kemampuan untuk murid-muridNya menghasilkan
buah adalah karena murid-murid “telah dibersihkan oleh firman yang telah Kukatakan
kepadamu”67
. Jadi, tindakan Yesus membersihkan mereka memungkinkan mereka untuk
berbuat dari awal sampai akhir. Pembersihan ini hadir dalam pengajaran Yesus.
Membawa kembali peristiwa dalam Yohanes 13:10, di mana Yudas tidak ikut serta dalam
pembersihan, memungkinkan konsep mengenai perlunya menempel pada pokok anggur68
.
Setelah Yesus mengatakan mengenai ranting-ranting, Yesus juga meminta murid-
muridNya untuk “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting
tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur,
demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku (15:4).” Ayat
ini dapat memiliki tiga pilihan arti: (1) kondisional (“Jika kamu tinggal di dalam Aku, Aku
akan tinggal di dalam kamu”); (2) perbandingan (“Tinggallah di dalam Aku, seperti Aku
tinggal di dalam kamu”); (3) perintah yang mutual (“Tinggallah dalam-Ku, sama juga
seperti Aku tinggal di dalam kamu”). Dua pilihan terakhir, yaitu pilihan yang kedua dan
ketiga adalah yang paling memungkinkan. Kehidupan tidak dapat berjalan tanpa ranting
menempel pada pokok anggurnya. Namun, ranting-ranting tidak dapat memilih untuk
tinggal atau tidak tinggal dalam pokok anggur, tetapi mereka tetap tinggal dan menempel,
entah itu menjadi ranting yang hidup atau yang mati.69
Dengan penggambaran demikian, maka terlihat bahwa Yesus menginginkan
sebuah relasi yang intim dengan murid-muridNya dan umat percaya. Sedangkan mereka
yang tidak memiliki relasi dengan Sang Pokok Anggur yang Benar akan dibuang seperti
ranting, dibiarkan mengering, dikumpulkan dan dibakar (lih. Yeh. 15:4-6; 19:12; Mat. 3:10;
13:37-42; Yoh. 5:29). Dengan gamblang Lyall dalam bukunya menulis, “No fruit (or bad
fruit) is precisely what makes any gardener take action. Anyone who has ever grown a
fruit bush or tree which has failed to live up to expectations knows exactly what Jesus is
talking about.”70
Gambaran ini adalah gambaran penolakan, bukan sebuah pendisiplinan.
67
Penggambaran mengenai pembersihan adalah melihat kepada pasal 13, yaitu peristiwa Yesus membasuh kaki murid-
muridNya. Kata membersihkan, berasal dari bahasa Yunani, kathairo yang berarti to clean atau to purify. Bapa
membersihkan ranting-ranting/murid-murid sehingga mereka dapat menghasilkan lebih banyak buah. Bapa
membersihkan mereka melalui “firman” yang Yesus katakana kepada mereka. Jika meresponi pengajaran Yesus, maka
umat Tuhan akan lebih banyak menghasilkan buah.
68
Bock, Jesus according to Scripture 507. (Lih. Morris, John 316).
69
Ibid 511
70
Lyall, The “I am” Sayings 139.
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 34
Pendisiplinan sudah dijelaskan pada ayat 2 dengan cara ranting yang ada berbuah
dibersihkan untuk mendapatkan buah yang lebih baik71
. Sebagai pengusaha kebun
anggur, Tuhan akan membuang bagian-bagian yang menghambat produktivitas dari pokok
anggur. Maka dari itu, Allah Bapa, dengan disiplinnya (membersihkan, menyucikan,
memurnikan), akan menghilangkan sesuatu dari kehidupan orang-orang percaya yang
tidak berkontribusi kepada pertumbuhan spiritualitas mereka72
.
Ketika penulis kitab Ibrani memasukkan kata “membersihkan,” maka penulis
mengacu pada pendisiplinan Allah kepada anak-anakNya. “Karena Tuhan menghajar
orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak (Ibr. 12:6).”
Dia juga menambahkan bahwa ketika pendisiplinan ilahi sedang dikerjakan dan anak-anak
Tuhan menderita, dan tidak bersukacita, “tetapi kemudian ia menghasilkan buah
kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya (Ibr. 12:11).”73
Oleh karena itu, setiap ranting, yaitu umat Tuhan yang menempel pada pokok
anggur harus menghasilkan buah dalam kehidupan mereka. Pembersihan dalam bentuk
pendisiplinan berguna untuk membuat anak-anak Tuhan menghasilkan buah yang lebih
baik dalam kehidupan mereka.
Ranting yang tidak berbuah akan dibuang
Dalam bahasa Yunani, kata “dibuang” adalah “airo” dalam arti diambil, dilepaskan,
remove. Nasib orang yang tidak berbuah, akan dibuang ke dalam api. Dari pernyataan ini,
timbul pertanyaan bagaimanakah sebenarnya iman orang-orang yang tidak menghasilkan
buah? Ada tiga pandangan yang diajukan untuk mencoba untuk menjawab pertanyaan
tersebut74
.
Pertama, mereka adalah orang percaya yang kehilangan keselamatan mereka.
Secara konsisten, pandangan Arminian menafsirkan ranting yang tidak berbuah sebagai
orang Kristen yang kehilangan keselamatan mereka. Clarke menulis, “As the vinedresser
will remove every unfruitful branch from the vine, so will my Father remove every
71
Bock, Jesus According to Scripture 507-508.
72
Laney, “Abiding is Believing” 57.
73
Ibid. 57 - 58
74
Ibid. 60
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 35
unfruitful member from my mystical body, even those that have been in me by true faith
(for only such are branches).”75
Walaupun tulisan ini tidak bertujuan untuk mempertentangkan kaum Armenian
mengenai pandangan mereka tentang soteriologi, namun pandangan ini tidak konsisten
dengan perkataan Yesus dalam Yohanes 10:28-29, “dan Aku akan memberikan hidup yang
kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan
seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan
mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut
mereka dari tangan Bapa.”76
Kedua, mereka adalah orang Kristen yang mendapat pendisiplinan melalui
kematian. Mereka masuk sorga dengan cara mati fisik. Chafer berkomentar bahwa Tuhan
berhak untuk membuat mereka meninggalkan dunia ini (lih. 1Kor. 11:30; Yoh. 5:16),
langsung kepada kemuliaan. Chafer juga menambahkan bahwa mereka yang sudah
percaya Tuhan namun tidak menghasilkan buah akan naik ke sorga, sehingga
ketidakberbuahan akan dihitung sebagai hilangnya upah pada waktu Yesus menghakimi
dunia77
.
Kesulitan utama untuk penafsiran ini adalah Yohanes 15:6 mengindikasikan
pembuangan ranting yang tidak berbuah sebagai sebuah prelude kepada penghakiman,
bukan tentang persekutuan yang diberkati dengan Yesus di sorga. Yesus menyatakan
bahwa semua ranting yang tidak berbuah akan dibuang ke dalam api dan mereka akan
dibakar. Banyak teks berbicara mengenai penghukuman di api ditujukan kepada orang-
orang tidak percaya (Mat. 3:12; 5:22; 18:8-9; 25:41; 2Tes. 1:7-8; Why. 20:15), namun tidak
ada teks di dalam PB yang mengatakan bahwa orang percaya akan dihakimi dengan api.78
Ketiga, mereka yang mengaku sebagai orang Kristen namun hanya memiliki relasi
yang dangkal dengan Kristus. Pandangan terbaik untuk menilai makna teks ini adalah
dengan melihat konteks dekat dalam teologi Injil Yohanes. Ranting yang tidak berbuah
merepresentasikan “murid-murid” yang beasosiasi dengan Kristus secara lahiriah, namun
75
Adam Clarke, The New Testament with Commentary and Critical Notes (New York: Eaton and Mains, n. d.) 5:381 dalam
Ibid. 60.
76
Laney, “Abiding is Believing” 61.
77
Lewis S. Chafer, Systematic Theology, 8 vols. (Grand Rapids, MI: Kregel, 1993) 7:4.
78 ]
Laney, “Abiding is Believing” 61.
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 36
secara batiniah dan iman mereka tidak sejalan dengan Kristus79
. Sama seperti yang
MacClaren tuliskan, “If there be any real union there will be some life, and if there be any
life, there will be some fruit, and therefore, the branch that has no fruit has no life,
because it has no real union.”80
Oleh karena itu, ranting yang tidak berbuah adalah
ranting yang tidak memiliki hidup—ranting tanpa Kristus.
Pandangan ketiga ini konsisten dengan konteks dekat. Di dalam ayat 6 Yesus
berkata bahwa ranting yang tidak berbuah akan dibuang. Hal ini adalah tindakan yang
tidak akan dilakukan oleh Yesus kepada milik-Nya sendiri. Di dalam Yohanes 6:37 Yesus
mengatakan, “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan
barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.”81
Lebih jauh, pandangan ini juga sejalan dengan teologi Yohanes mengenai
progresivitas kepercayaan seseorang. Di dalam tulisan Yohanes, tahapan iman adalah
sebagai berikut: mengaku percaya, kemudian kepercayaan itu dikuatkan dan terakhir
kepercayaan itu akan menjadi iman seseorang. Di dalam tulisannya, Tenney merangkum
konsep dari progresivitas kepercayaan yang ada di dalam Injil Yohanes sebagai berikut:
The growth of belief depicted in the Gospel of John thus moves from an initial acceptance
on the testimony of another to a personal knowledge marked by loyalty, service, and
worship; from assumption of the historicty and integrity of Jesus to a personal trust in Him;
from an outward profession to an inward reality; from attending to His teachings to
acknowledging His lordship over life. Full belief may not me attained instantly; yet the
incipient and tentative belief is not to be despised82
.
Dalam kepercayaan (belief) ini, Tenney mengacu kepada pemahaman bahwa
mereka yang disebut ranting yang tidak berbuah adalah mereka yang memiliki iman hanya
di permukaan saja83
. Hal ini dikarenakan iman yang dimiliki hanya berdasarkan profesi
semata. Laney menerjemahkannya sebagai berikut: “The problem of this belief is its
object. It seems to have been based primarily on miracles and was not rooted in a clear
79
Ibid. 67
80
Alexander MacClaren, Exposition of Holy Scripture (Grand Rapids: Eerdmans, 1952) 7:5 dalam Ibid. 62.
81
Laney, “Abiding is Believing” 62.
82
Merrill C. Tenney, “Topics from the Gospel of John: The Growth of Belief,” Bibliotecha Sacra 132 (Oktober-Desember,
1975) 357.
83
Ibid. 351
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 37
understanding of the Person of Christ as the Messiah and the Son of God.”84
Maka dari itu,
ranting yang tidak berbuah adalah mereka yang mengaku-ngaku sebagai murid-murid
Tuhan dengan mulut mereka, tetapi tidak dengan sepenuh hati mereka. Mereka tidak
mengerti dengan benar dan percaya sungguh-sungguh kepada Kristus.
Makna Asli Pokok Anggur dalam PL
Pada masa sebelum Yesus hidup di dunia sebagai manusia, bangsa Israel seringkali
direpresentasikan di dalam PL sebagai pokok anggur ataupun kebun anggur milik Allah85
.
Penggunaan sebutan ini di dalam PL dalam berbagai motif memperkuat kekayaan arti
metafora pokok anggur dan kebun anggur.
Dalam Yesaya 27:2-6, Alkitab melukiskan Israel sebagai kebun anggur yang pada
nantinya berbuah. Allah sendiri yang memeliharanya. Ayat 6 memprediksikan
kemakmuran bagi Israel: “Pada hari-hari yang akan datang, Yakub akan berakar, Israel
akan berkembang dan bertunas dan memenuhi muka bumi dengan hasilnya.” Namun, hal
sebaliknya yang dihasilkan oleh Israel (Yes. 5:5-7). Israel mengecewakan Allah sebagai
pemilik mereka. Selain itu dalam beberapa teks nabi-nabi PL; Yeremia 2:21; Yehezkiel
15:1-5; 7:1-21; 19:10-15; dan Hosea 10:1-2; menggambarkan Allah sebagai pemilik kebun
anggur yang menanam Israel dalam kondisi dan lingkungan yang sempurna untuk
menghasilkan buah terbaik, tetapi hasil yang diperoleh Allah adalah sebaliknya86
.
Oleh karena itu, sebagian besar penggambaran mengenai pokok anggur atau kebun
anggur dalam PL mengacu kepada bangsa Israel. Bangsa Israel yang adalah tanaman
kegemaran Allah, tetapi mereka menghasilkan buah yang buruk dan mengecewakan hati
Allah.
Progresif Inspirasi
Bila kita melihat pada Bait Allah, di atas pintunya terdapat ukiran yang sangat
indah berbentuk pokok anggur yang dilapisi emas, lambang bangsa israel. Yosephus
mengatakan bahwa pokok anggur dan buah-buahnya itu seukuran manusia. Betapa
84
Laney, “Abiding is Believing” 63.
85
George R. Beasley-Murray, John (WBC; Nashville: Thomas Nelson, 1999) 272.
86
Hutchison, “The Vine” 69.
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 38
bangganya para murid melihat lambang tersebut. Mereka adalah sebagian dari Israel,
pokok anggur yang berakar pada Abraham, Ishak dan Yakub. Mereka adalah sebagian dari
bangsa yang terpilih, sekalipun mereka berada dibawah kekuasaan Roma, Allah akan
melindungi pokok anggur itu dan Ia akan mengirim seorang Mesias untuk membebaskan
mereka87
Janji Pemulihan juga disampaikan melalui Yesaya bahwa tetap akan adanya masa
depan penghiburan dan keselamatan bagi bangsa israel yang dilambangkan sebagai kebun
anggur “asam” yang mengecewakan yang dinubuatkan bahwa umat-Nya akan bergantung
penuh pada kedatangan seorang Mesias yang melambangkan sebagai “Pokok Anggur yang
Benar” dimana umat yang percaya dapat melekat sebagai ranting dan menerima sumber
kehidupan dari pada-Nya. Dan pesan nabi Yesaya ini juga berlaku bagi umat kristen zaman
sekarang ini, hanya dalam kepercayaan dan pengharapan tak tergoncang umat itu dapat
menggumuli kenyataan dan pengalaman kehidupan tanpa jatuh dalam putus asa dan
tanpa meninggalkan masa depan, sebagai pengharapan kita bergantung kepada Yesus
yang mengatakan “Akulah pokok anggur yang benar” yang juga dipertegas dengan
perkataan Yesus ...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh 15 :5b).
Itu sebabnya dalam kitab Yohanes yang ditekankan adalah pentingnya kesatuan
vital dengan Kristus, apabila ranting anggur terpisah dari pokoknya ia akan mati, jadi hidup
yang sesungguhnya berarti kita hidup di dalam Dia dan Dia hidup di dalam kita (Yoh 15:4).
Kita tahu bahwa pokok anggur adalah lambang bangsa israel, umat Allah yang tidak setia
(Maz 80 :9-17); Yes 5 :1-7; Yer 2:21; Yeh 15, 19: 10-14; Hos 10:1). Sebagai ganti israel
yang tidak setia sekarang kita memiliki pokok anggur yang sejati, dan nas ini juga
mengandung pesan bahwa menghasilkan banyak buah itu penting dan wajar kalau kita
harus tinggal pada pokok anggur (Yoh 15: 2, 4, 8)88
.
Janji Pemulihan dalam Kristus
Allah tetap memiliki suatu rencana bagi kaum saleh. Sang nabi menyamakan umat
yang saleh dengan anggur yang baik yang yang disimpan untuk pemberkatan (65:8).
Tuhan berjanji untuk memulihkan hamba-hamba-Nya yaitu sisa umat yang setia.
87
Maxie Dunnam; Akulah. Studi mengenai tujuh pernyataan Yesus; PT. BPK. Gunung Mulia; Jakarta, 2000; hal 41
88
Leon Morris; Teologia Perjanjian Baru; Penerbit Gandum Mas; 2006, hal 328
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 39
Pembuangan dan penghakiman harus memisahkan kaum benar dari kaum fasik karena
berkat bagi umat Allah dimasa depan dikhususkan hanya bagi anak-anakNya yaitu
“umatKu yang mencari Aku” (ay 10). Mereka akan hidup menikmati tanah yang
subur, makan, minum, menerima berkat dan sebuah nama baru dan dipenuhi dengan
sukacita (ay 9-10; 13-16). Kehinaan karena pembuangan akan terlupakan (ay 16-17) dan
mereka akan memperoleh era baru melalui “langit yang baru dan bumi yang baru” dan
Yerusalem baru (ay 17-18).
Calvin dengan tepat menerapkan janji-janji ini dalam pengertian yang luas sebagai
instruksi era baru, mulai dari era pemulihan pasca pembuangan sampai saat ini. Calvin
mengatakan : Para nabi berbicara tentang pemulihan setelah kembali dari Babel. Hal ini
jelas benar; tetapi pemulihan tersebut belum sempurna, jika tidak diperpanjang sampai
kepada Kristus; dan bahkan saat ini pun kita berada di dalam progres dan penggenapan
pemulihan tersebut, dan hal-hal tersebut tidak akan tergenapi sampai terjadinya
kebangkitan terakhir89
.
BAB III. KESIMPULAN
Kesimpulan
Pertama, Kebun anggur sebagai gambaran Bangsa Israel yang adalah umat
kesayangan Allah sehingga disebut sebagai “kekasihku”, tetapi kenyataannya mereka telah
mendukakan hati Tuhan dengan perbuatan jahat di mata Tuhan, Hal ini dapat dilihat
pada ayat pembukaan pada Yesaya 5 :1-2, yang menggambarkan seorang tuan tanah yang
memiliki kebun anggur, mengingatkan orang Yahudi yang mana saja akan “Nyanyian
tentang kebun anggur” : “Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian
kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng
bukit yang subur, Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya
dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya
dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu
89
Alkitab penuntun Hidup Berkelimpahan, Hal 1734. Dalam PL menggambarkan sifat bangsa israel yang tidak berkenan
kepada Allah telah menjadi Anggur Asam, yang tidak menyukakan hati Tuhan
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 40
menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang
asam”
Tetapi kenyataannya bangsa pilihan-Nya telah menjadi “Anggur Asam” yang
mengecewakan sehingga Tuhan menimpakan penghukuman bagi umat-Nya
Kedua, Sekalipun murka Allah ditimpakan kepada umat-Nya, tetapi melalui pesan
nabi Yesaya juga memberikan adanya pengharapan dan penggenapan keselamatan (Yes
1:1-5:30) di masa datang yang digenapi dalam diri Yesus Tunas Daud.
Ketiga, Melalui pemulihan gambaran kebun anggur yang asam, yang
mengecewakan dari bangsa Israel dalam PL telah mengalami pembaharuan hidup dengan
adanya gambaran yang sempurna tentang Pohon Anggur yang Benar (Alethinos) dalam
Yohanes 15 :1-8 yang dinyatakan dalam diri Yesus Kristus
Keenpat, Melalui pribadi Yesus sebagai pokok anggur yang benar, bagi setiap orang
yang melekat kepadanya adalah menjadi komunitas umat-Nya yang telah diperbaharui
secara khusus melalui pembasuhan, pengampunan dan pengudusan Allah dan oleh
kualitas kerendahan hati, kasih akan keadilan, kebenaran, damai sejahtera dan kesetiaan.
Mereka adalah “tunggul” (6:13), yaitu “tunas yang kudus” dari era keselamatan yang baru.
Sebaliknya komunitas yang lama sebagai (1) anak-anak yang bebal, (2) kota yang
memberontak, dan (3) kebun anggur yang tidak produktif90
.
Kelima, Setiap orang percaya diharapkan untuk menjadi representasi Allah untuk
menjadi kesaksian bagi dunia ini, suatu kehidupan yang berkelimpahan atau berbuah
lebat. Untuk itu ada proses pembersihan yang meminta kesediaan
berkorban/penyangkalan diri. Itu adalah cara yang harus ditempuh. Tidak ada ranting yang
tidak perlu pembersihan dan tidak ada buah yang terjadi dengan instan.
Aplikasi
Murid-murid Kristus harus bersatu dengan sumber kehidupan agar terus hidup.
Tidak seperti bangsa israel yang oleh Kasih Allah merawat dan memelihara kebun anggur-
Nya tetapi yang didapati adalah menghasilkan anggur asam, bukan anggur yang benar
90
Willem A. Van Gemeren; Penginterpretasian Kitab para Nabi;Interpreting the Prophetic Word; Penerbit Momentum,
Surabaya, 2016. Hal 275
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 41
akibat pemberontakan mereka. Demikian juga kita yang tidak melekat kepada Pokok
Anggur yang benar yaitu Yesus Kristus, maka tidak akan menghasilkan buah karena
terlepas dari persatuan dan persekutuan dengan Tuhan Yesus yang adalah Sumber-Hidup.
Tuhan Yesus pernah bersabda dalam Yohanes 14:6 "Akulah Hidup" (Yunani: εγω ειμι η ζωη
- EGÔ EIMI HÊ ZÔÊ ; Ibrani: - 'ANOKI HAKHAYIM). Ranting yang terputus dengan
pohonnya adalah ranting yang tak ada kehidupan.
Dalam perikop ini, Tuhan Yesus mengajarkan kepada para murid, bahwa Dialah
Pohon Anggur yang sejati. Pesan yang disampaikan dalam perumpamaan ini adalah
tentang pentingnya kesatuan di dalam Dia, dan tinggal tetap bersiap-siaga di dalam Dia,
untuk menghasilkan buah di dalam Dia sebagai Pohon Anggur yang Sejati dan yang
memberi memberi kehidupan (band. Yohanes 3:16, 10:10, 14:6).
Memiliki hidup dari Kristus berarti "bertahan sampai hidup yang kekal" (Yohanes
6:27). Tidak memiliki hidup berarti layu dan dibakar seperti ranting yang terpotong
(Matius 7:13,19; Lukas 3:9; bnd Yohanes 15:6) dan dimusnahkan di dalam neraka (Matius
10:28; Markus 9:43 dab; Wahyu 20:14 dab). Pengharapan PL akan kehidupan yang baik
telah dipenuhi dalam eskatologi PB sebagai hidup kebangkitan (ZÔÊ). Karena di dalam
Tuhan Yesus inilah satu-satunya kehidupan sejati91
.
Setelah menerima pengampunan dosa, hidup yang kekal dan kuasa untuk tetap tinggal di
dalam Kristus, maka orang percaya harus menerima tanggungjawab supaya tetap selamat
dan tinggal di dalam Kristus, kata yunani meno berarti tetap tinggal. Sebagaimana ranting
hanya dapat hidup selama hidup dari pokok anggur mengalir kedalamnya, demikian pula
orang percaya hanya mempunyai hidup dalam Kristus yang mengalir didalamnya.
Syarat untuk tinggal di dalam Kristus :
1. Memelihara Firman Allah senantiasa dalam hati dan pikiran serta menjadikannya
penuntun tiundakan kita
2. Memelihara kebiasdaan persekutuan yang intim dan tetap dengan Kristus supaya
mengambil kekuatan dari pada-Nya
3. Menaati perintah-perintah-Nya, tinggal didalam kasih-Nya dan saling mengasihi
91
www.sarapanpagi.org, Tuhan Yesus: AKULAH POHON ANGGUR YG SEJATI (Yoh 15:1-8), disadur pd tgl 9 April 2018
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 42
4. Memelihara kebersihan hidup kita melalui Firman Allah, menolak segala dosa dan
tunduk kepada pimpinan Roh Kudus
Saudara mungkin bukan termasuk bangsa Yahudi / Israel, tetapi sama seperti
mereka saudara juga bisa mengandalkan kebangsaan / hal-hal lahiriah. Mungkin karena
saudara berasal dari bangsa / suku bangsa yang beragama kristen, atau mungkin karena
seluruh keluarga saudara turun temurun adalah orang kristen. Ingat bahwa semua itu,
yang hanya merupakan hal-hal lahiriah, tidak pernah dapat menyelamatkan saudara.
Hanya iman kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang bisa menyelamatkan
saudara!
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 43
DAFTAR PUSTAKA
Andrew E. Hill & John H. Walton; Survei Perjanjian Lama; Penerbit Gandum Mas, Malang,
2004.
Adam Clarke, The New Testament with Commentary and Critical Notes (New York: Eaton
and Mains, n. d.)
Alexander MacClaren, Exposition of Holy Scripture (Grand Rapids: Eerdmans, 1952
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan; Penerbit Gandum Mas dan LAI, Malang 2008.
Browning, W.R.F; Kamus Alkitab A Dictionary of The Bible; PT. BPK. Gunung Mulia, Jakarta,
2007.
Bob Utley, Guru besar Hermeneutika (Penafsiran Alkitab); Eksposisi Kitab Yohanes dan
Yohanes 1, 2, 3; Bible Lessons International; Mashall, Texas, 2010.
________, Guru besar Hermeneutika (Penafsiran Alkitab); Yesaya : Sang Nabi dan
Jamannya, Pasal 1 – 39; Kumpulan Panduan Belajar Perjanjian Lama, Vol. 11a, Bible
Lessons International; Marshal, Texas 2010.
C. Groenen; Pengantar kedalam Perjanjian Lama; Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1992.
Colin G. Kruse, John (TNTC; ed. Leon Morris; Grand Rapids, MI: Eerdmans, 2003)
Darrell L. Bock, Jesus according to Scripture (Grand Rapids: Baker Academic, 2002)
David L. Baker; Satu Alkitab dua Perjanjian; suatu studi tentang hubungan teologis antara
perjanjian lama dan perjanjian baru; PT. BPK. Gunung Mulia; Jakarta, 2010.
Friedrich Blass dan A. Debrunner, A Greek Grammar of the New Testament and Other
Early Christian Literature (terj. Robert W. Funk; Chicago: University of Chicago
Press, 1961)
George R. Beasley-Murray, John (WBC; Nashville: Thomas Nelson, 1999).
Grant R. Osborne, Spiral Hermeneutika (terj. Elifas Gani; Surabaya: Momentum, 2012).
Herlise Y. Sagala; Jurnal Teologi STULOS 6/1 (April 2007) 143-162; Relasi orang percaya
dengan Yesus Kristus dan implikasi etisnya: tafsir figuratif dalam Injil Yohanes,
2007.
Hugh Macmillan, Bible Teachings in Nature [New York: D. Appleton, 1867] 174-177 dalam
Hutchison, “The Vine”.
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 44
Hulman Simanungkalit; Diktat Bahan Kuliah Teologi Nabi-nabi Besar; Program Magister
Teologi (M.Th) Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia, Medan, 2018
James E. Rosscup, Abiding in Christ: Studies in John 15 (Grand Rapids: Zondervan, 1973)
20-28; dalam Hutchison, “The Vine”
John Mac Arthur, John 12-21, MacArthur New Testament Commentary (Chicago: Moody,
2008) 144 dalam Hutchison, “The Vine”
J. Carl Laney, “Abiding is Believing: The Analogy of the Vine in John 15:1-6,” Bibliotheca
Sacra 146/581 (Januari-Maret 1989)
J.D. Douglas; Ensiklopedia Alkitab Masa Kini; Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF;
Jakarta 1995.
J.I. Packer, Merrill C. Tenney, William White, Jr., Ensiklopedi Fakta Alkitab, 2 vol., terj.
(Malang: Gandum Mas, 2001),
J. Carl Laney, “Abiding is Believing: The Analogy of the Vine in John 15:1-6,” Bibliotheca
Sacra 146/581 (Januari-Maret 1989).
Leland Ryken, James Wilhoit, Tremper Longman III, eds., Dictionary of Biblical Imagery
(Downers Grove: Inter Vasity, 1998).
Leon Morris; Teologia Perjanjian Baru; Penerbit Gandum Mas; 2006.
Lewis S. Chafer, Systematic Theology, 8 vols. (Grand Rapids, MI: Kregel, 1993).
Maxie Dunnam; Akulah. Studi mengenai tujuh pernyataan Yesus; PT. BPK. Gunung Mulia;
Jakarta, 2000.
Merrill C. Tenney, “Topics from the Gospel of John: The Growth of Belief,” Bibliotecha
Sacra 132 (Oktober-Desember, 1975)
M.E. Duyverman; Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru; PT. BPK. Gunung Mulia,
Jakarta, 1999
Nyoman Kutha Ratna, Sastra dan Culturaln Studies Representasi Fiksi Dan Fakta.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010).
Paul Romanoff, “Jewish Symbols on Ancient Jewish Coins,” Jewish Quarterly Review (April
1944): 299-301 dalam Hutchison, “The Vine”
Philip Harner, The “I am” of the Fourth Gospel: A Study in Johannine Usage and Thought
(Philadelphia: Fortress, 1970) 50 dalam Hutchison, “The Vine”
Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL
PESAT Ministry 45
Philip J. King dan Lawrence E. Stager, Kehidupan Orang Israel Alkitabiah (terj. Robert Setio;
Jakarta: Gunung Mulia, 2010).
Renungan Kotbah; Kita adalah Kebun Anggur Tuhan; kerangka sermon evangelium minggu
5 oktober 2014.
Tafsiran Alkitab masa kini 2 Ayub – MaleakshiYayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF,
Jakarta, 1994.
Tremper Longman III et al. Kamus Gambaran Alkitab (Surabaya: Momentum, 2011)
William Barclay; Bible Commentaries; William Barclay's Daily Study Bible John 15.
Willem A. Van Gemeren; Penginterpretasian Kitab para Nabi; Interpreting the Prophetic
Word; Penerbit Momentum, Surabaya, 2016.
W.R.F. Browning; Kamus Alkitab; Panduan dasar ke dalam kitab-kitab, tema, tempat,
tokoh dan istilah Alkitabiah; PT. BPK. Gunung Mulia; Jakarta, 2002.
www.sarapanpagi.org, Tuhan Yesus: AKULAH POHON ANGGUR YG SEJATI (Yoh 15:1-8),
disadur pd tgl 9 April 2018
Alkitab Sabda http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=23&chapter=5&verse=1.
Disadur pada tanggal 10 Maret 2018

More Related Content

What's hot

Identitasku Dalam Kristus
Identitasku Dalam KristusIdentitasku Dalam Kristus
Identitasku Dalam KristusSABDA
 
Khotbah Rohani Persembahan Janda Miskin
Khotbah Rohani Persembahan Janda MiskinKhotbah Rohani Persembahan Janda Miskin
Khotbah Rohani Persembahan Janda MiskinDavid Syahputra
 
The Pursuit of Happiness (Mazmur 1)
The Pursuit of Happiness (Mazmur 1)The Pursuit of Happiness (Mazmur 1)
The Pursuit of Happiness (Mazmur 1)Johan Setiawan
 
3 Pelajaran Dari Petrus, Sang Batu Karang
3 Pelajaran Dari Petrus, Sang Batu Karang3 Pelajaran Dari Petrus, Sang Batu Karang
3 Pelajaran Dari Petrus, Sang Batu KarangTogar Sianturi
 
Bedah Kitab Ester
Bedah Kitab EsterBedah Kitab Ester
Bedah Kitab EsterSABDA
 
SABDA MLC: Doktrin Alkitab Lanjutan
SABDA MLC: Doktrin Alkitab LanjutanSABDA MLC: Doktrin Alkitab Lanjutan
SABDA MLC: Doktrin Alkitab LanjutanSABDA
 
Bergaul dengan firman Allah
Bergaul dengan firman AllahBergaul dengan firman Allah
Bergaul dengan firman AllahRicky Desersi
 
Transformasi Hidup 1 - Bidang Transformasi
Transformasi Hidup 1 - Bidang TransformasiTransformasi Hidup 1 - Bidang Transformasi
Transformasi Hidup 1 - Bidang TransformasiJohan Setiawan
 
Mengenal Tuhan melalui Firman-Nya
Mengenal Tuhan melalui Firman-NyaMengenal Tuhan melalui Firman-Nya
Mengenal Tuhan melalui Firman-NyaJohan Setiawan
 
Perilaku Hidup Orang Beriman
Perilaku Hidup Orang BerimanPerilaku Hidup Orang Beriman
Perilaku Hidup Orang BerimanGlendaVaniaS
 
Bedah Kitab Ezra
Bedah Kitab EzraBedah Kitab Ezra
Bedah Kitab EzraSABDA
 
Hermeneutika Untuk Awam (HUA)
Hermeneutika Untuk Awam (HUA)Hermeneutika Untuk Awam (HUA)
Hermeneutika Untuk Awam (HUA)SABDA
 
Pemuridan dalam Rencana Penebusan
Pemuridan dalam Rencana PenebusanPemuridan dalam Rencana Penebusan
Pemuridan dalam Rencana PenebusanJohan Setiawan
 
Misi Urban 1 - Metanarasi
Misi Urban 1 - MetanarasiMisi Urban 1 - Metanarasi
Misi Urban 1 - MetanarasiJohan Setiawan
 
Natal menghapus kegelapan manusia Yesaya 9:1-7
Natal menghapus kegelapan manusia Yesaya 9:1-7Natal menghapus kegelapan manusia Yesaya 9:1-7
Natal menghapus kegelapan manusia Yesaya 9:1-7Rintujok Perrines
 
KELAS XII BAB 1,1 POWER POINT.pptx
KELAS XII  BAB 1,1 POWER POINT.pptxKELAS XII  BAB 1,1 POWER POINT.pptx
KELAS XII BAB 1,1 POWER POINT.pptxvensiklore
 
1. keselamatan dalam Kristus Yesus
1. keselamatan dalam Kristus Yesus1. keselamatan dalam Kristus Yesus
1. keselamatan dalam Kristus YesusChris Hukubun
 

What's hot (20)

Identitasku Dalam Kristus
Identitasku Dalam KristusIdentitasku Dalam Kristus
Identitasku Dalam Kristus
 
Khotbah Rohani Persembahan Janda Miskin
Khotbah Rohani Persembahan Janda MiskinKhotbah Rohani Persembahan Janda Miskin
Khotbah Rohani Persembahan Janda Miskin
 
3 ciri kedewasaan dalam kristus
3 ciri kedewasaan dalam kristus3 ciri kedewasaan dalam kristus
3 ciri kedewasaan dalam kristus
 
The Pursuit of Happiness (Mazmur 1)
The Pursuit of Happiness (Mazmur 1)The Pursuit of Happiness (Mazmur 1)
The Pursuit of Happiness (Mazmur 1)
 
Khotbah 14 april 13
Khotbah 14 april 13Khotbah 14 april 13
Khotbah 14 april 13
 
3 Pelajaran Dari Petrus, Sang Batu Karang
3 Pelajaran Dari Petrus, Sang Batu Karang3 Pelajaran Dari Petrus, Sang Batu Karang
3 Pelajaran Dari Petrus, Sang Batu Karang
 
Bedah Kitab Ester
Bedah Kitab EsterBedah Kitab Ester
Bedah Kitab Ester
 
SABDA MLC: Doktrin Alkitab Lanjutan
SABDA MLC: Doktrin Alkitab LanjutanSABDA MLC: Doktrin Alkitab Lanjutan
SABDA MLC: Doktrin Alkitab Lanjutan
 
Bergaul dengan firman Allah
Bergaul dengan firman AllahBergaul dengan firman Allah
Bergaul dengan firman Allah
 
Transformasi Hidup 1 - Bidang Transformasi
Transformasi Hidup 1 - Bidang TransformasiTransformasi Hidup 1 - Bidang Transformasi
Transformasi Hidup 1 - Bidang Transformasi
 
Mengenal Tuhan melalui Firman-Nya
Mengenal Tuhan melalui Firman-NyaMengenal Tuhan melalui Firman-Nya
Mengenal Tuhan melalui Firman-Nya
 
Perilaku Hidup Orang Beriman
Perilaku Hidup Orang BerimanPerilaku Hidup Orang Beriman
Perilaku Hidup Orang Beriman
 
Bedah Kitab Ezra
Bedah Kitab EzraBedah Kitab Ezra
Bedah Kitab Ezra
 
Hermeneutika Untuk Awam (HUA)
Hermeneutika Untuk Awam (HUA)Hermeneutika Untuk Awam (HUA)
Hermeneutika Untuk Awam (HUA)
 
Pemuridan dalam Rencana Penebusan
Pemuridan dalam Rencana PenebusanPemuridan dalam Rencana Penebusan
Pemuridan dalam Rencana Penebusan
 
Misi Urban 1 - Metanarasi
Misi Urban 1 - MetanarasiMisi Urban 1 - Metanarasi
Misi Urban 1 - Metanarasi
 
Natal menghapus kegelapan manusia Yesaya 9:1-7
Natal menghapus kegelapan manusia Yesaya 9:1-7Natal menghapus kegelapan manusia Yesaya 9:1-7
Natal menghapus kegelapan manusia Yesaya 9:1-7
 
KELAS XII BAB 1,1 POWER POINT.pptx
KELAS XII  BAB 1,1 POWER POINT.pptxKELAS XII  BAB 1,1 POWER POINT.pptx
KELAS XII BAB 1,1 POWER POINT.pptx
 
1. keselamatan dalam Kristus Yesus
1. keselamatan dalam Kristus Yesus1. keselamatan dalam Kristus Yesus
1. keselamatan dalam Kristus Yesus
 
Teologia biblika
Teologia biblikaTeologia biblika
Teologia biblika
 

Similar to Studi intertekstual Yohanes dan Yesaya

Teologi PB II...Paper tokoh - Rasul Yohanes
Teologi  PB II...Paper tokoh - Rasul YohanesTeologi  PB II...Paper tokoh - Rasul Yohanes
Teologi PB II...Paper tokoh - Rasul YohanesKalebOM
 
Pedang roh edisi_48
Pedang roh edisi_48Pedang roh edisi_48
Pedang roh edisi_48alkitabiah
 
Pelajaran Sekolah SABAT ke-1 Triwulan 4 2014
Pelajaran Sekolah SABAT ke-1 Triwulan 4 2014Pelajaran Sekolah SABAT ke-1 Triwulan 4 2014
Pelajaran Sekolah SABAT ke-1 Triwulan 4 2014David Syahputra
 
Kebenaran islam menurut mantan pendeta
Kebenaran islam menurut mantan pendetaKebenaran islam menurut mantan pendeta
Kebenaran islam menurut mantan pendetaSaini Ony
 
Pandangan Injil Yohanes Dan Tulisan Yohanes Serta Wahyu Terhadap Allah,Yesus,...
Pandangan Injil Yohanes Dan Tulisan Yohanes Serta Wahyu Terhadap Allah,Yesus,...Pandangan Injil Yohanes Dan Tulisan Yohanes Serta Wahyu Terhadap Allah,Yesus,...
Pandangan Injil Yohanes Dan Tulisan Yohanes Serta Wahyu Terhadap Allah,Yesus,...nofryzhia
 
Bunda Maria Bunda Yesus, Bunda Kita Semua..Hawa baru..
Bunda Maria Bunda Yesus, Bunda Kita Semua..Hawa baru..Bunda Maria Bunda Yesus, Bunda Kita Semua..Hawa baru..
Bunda Maria Bunda Yesus, Bunda Kita Semua..Hawa baru..Enagic Kangen Water Indonesia
 
12 Foundation Stones Pelajaran 1A: Firman Allah
12 Foundation Stones Pelajaran 1A: Firman Allah12 Foundation Stones Pelajaran 1A: Firman Allah
12 Foundation Stones Pelajaran 1A: Firman AllahFreeChildrenStories
 
Pelajaran Sekolah Sabat ke-1 Triwulan II 2020
Pelajaran Sekolah Sabat ke-1 Triwulan II 2020Pelajaran Sekolah Sabat ke-1 Triwulan II 2020
Pelajaran Sekolah Sabat ke-1 Triwulan II 2020David Syahputra
 
SEKOLAH SABAT - Pelajaran Pertama - Triwulan ke 2 [2020]
SEKOLAH SABAT - Pelajaran Pertama - Triwulan ke 2 [2020]SEKOLAH SABAT - Pelajaran Pertama - Triwulan ke 2 [2020]
SEKOLAH SABAT - Pelajaran Pertama - Triwulan ke 2 [2020]Adam Hiola
 
MAKALAH PANDANGAN SURAT-SURAT KIRIMAN PAULUS DARI PENJARA
MAKALAH PANDANGAN SURAT-SURAT KIRIMAN PAULUS DARI PENJARA MAKALAH PANDANGAN SURAT-SURAT KIRIMAN PAULUS DARI PENJARA
MAKALAH PANDANGAN SURAT-SURAT KIRIMAN PAULUS DARI PENJARA Apriyanus Gulo
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 Pelajaran 7.
Sekolah Sabat - Triwulan 2 Pelajaran 7.Sekolah Sabat - Triwulan 2 Pelajaran 7.
Sekolah Sabat - Triwulan 2 Pelajaran 7.Adam Hiola
 
Seminar wahyu pasal 1 pendahuluan revised 07 mei 2016
Seminar wahyu pasal 1 pendahuluan revised 07 mei 2016Seminar wahyu pasal 1 pendahuluan revised 07 mei 2016
Seminar wahyu pasal 1 pendahuluan revised 07 mei 2016David Syahputra
 
Seminar Wahyu Pasal 1: Pendahuluan
Seminar Wahyu Pasal 1: PendahuluanSeminar Wahyu Pasal 1: Pendahuluan
Seminar Wahyu Pasal 1: PendahuluanDavid Syahputra
 
Tugas kelompok (ALKITAB)
Tugas kelompok (ALKITAB)Tugas kelompok (ALKITAB)
Tugas kelompok (ALKITAB)Elsy Dian
 
Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)
Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)
Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)MiksenTenis
 
PERPECAHAN_DALAM_GEREJA_Ulasan_Biblika_t.pdf
PERPECAHAN_DALAM_GEREJA_Ulasan_Biblika_t.pdfPERPECAHAN_DALAM_GEREJA_Ulasan_Biblika_t.pdf
PERPECAHAN_DALAM_GEREJA_Ulasan_Biblika_t.pdf13ClarkKentTimothyGu
 

Similar to Studi intertekstual Yohanes dan Yesaya (20)

Teologi PB II...Paper tokoh - Rasul Yohanes
Teologi  PB II...Paper tokoh - Rasul YohanesTeologi  PB II...Paper tokoh - Rasul Yohanes
Teologi PB II...Paper tokoh - Rasul Yohanes
 
Pedang roh edisi_48
Pedang roh edisi_48Pedang roh edisi_48
Pedang roh edisi_48
 
Pelajaran Sekolah SABAT ke-1 Triwulan 4 2014
Pelajaran Sekolah SABAT ke-1 Triwulan 4 2014Pelajaran Sekolah SABAT ke-1 Triwulan 4 2014
Pelajaran Sekolah SABAT ke-1 Triwulan 4 2014
 
Kebenaran islam menurut mantan pendeta
Kebenaran islam menurut mantan pendetaKebenaran islam menurut mantan pendeta
Kebenaran islam menurut mantan pendeta
 
Pandangan Injil Yohanes Dan Tulisan Yohanes Serta Wahyu Terhadap Allah,Yesus,...
Pandangan Injil Yohanes Dan Tulisan Yohanes Serta Wahyu Terhadap Allah,Yesus,...Pandangan Injil Yohanes Dan Tulisan Yohanes Serta Wahyu Terhadap Allah,Yesus,...
Pandangan Injil Yohanes Dan Tulisan Yohanes Serta Wahyu Terhadap Allah,Yesus,...
 
Bunda Maria Bunda Yesus, Bunda Kita Semua..Hawa baru..
Bunda Maria Bunda Yesus, Bunda Kita Semua..Hawa baru..Bunda Maria Bunda Yesus, Bunda Kita Semua..Hawa baru..
Bunda Maria Bunda Yesus, Bunda Kita Semua..Hawa baru..
 
Saksi-Saksi Yehuwa Gelar Kebaktian Wilayah
Saksi-Saksi Yehuwa Gelar Kebaktian WilayahSaksi-Saksi Yehuwa Gelar Kebaktian Wilayah
Saksi-Saksi Yehuwa Gelar Kebaktian Wilayah
 
12 Foundation Stones Pelajaran 1A: Firman Allah
12 Foundation Stones Pelajaran 1A: Firman Allah12 Foundation Stones Pelajaran 1A: Firman Allah
12 Foundation Stones Pelajaran 1A: Firman Allah
 
Pelajaran Sekolah Sabat ke-1 Triwulan II 2020
Pelajaran Sekolah Sabat ke-1 Triwulan II 2020Pelajaran Sekolah Sabat ke-1 Triwulan II 2020
Pelajaran Sekolah Sabat ke-1 Triwulan II 2020
 
SEKOLAH SABAT - Pelajaran Pertama - Triwulan ke 2 [2020]
SEKOLAH SABAT - Pelajaran Pertama - Triwulan ke 2 [2020]SEKOLAH SABAT - Pelajaran Pertama - Triwulan ke 2 [2020]
SEKOLAH SABAT - Pelajaran Pertama - Triwulan ke 2 [2020]
 
Yeremia
YeremiaYeremia
Yeremia
 
MAKALAH PANDANGAN SURAT-SURAT KIRIMAN PAULUS DARI PENJARA
MAKALAH PANDANGAN SURAT-SURAT KIRIMAN PAULUS DARI PENJARA MAKALAH PANDANGAN SURAT-SURAT KIRIMAN PAULUS DARI PENJARA
MAKALAH PANDANGAN SURAT-SURAT KIRIMAN PAULUS DARI PENJARA
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 Pelajaran 7.
Sekolah Sabat - Triwulan 2 Pelajaran 7.Sekolah Sabat - Triwulan 2 Pelajaran 7.
Sekolah Sabat - Triwulan 2 Pelajaran 7.
 
Paper filipi
Paper filipiPaper filipi
Paper filipi
 
Paper filipi
Paper filipiPaper filipi
Paper filipi
 
Seminar wahyu pasal 1 pendahuluan revised 07 mei 2016
Seminar wahyu pasal 1 pendahuluan revised 07 mei 2016Seminar wahyu pasal 1 pendahuluan revised 07 mei 2016
Seminar wahyu pasal 1 pendahuluan revised 07 mei 2016
 
Seminar Wahyu Pasal 1: Pendahuluan
Seminar Wahyu Pasal 1: PendahuluanSeminar Wahyu Pasal 1: Pendahuluan
Seminar Wahyu Pasal 1: Pendahuluan
 
Tugas kelompok (ALKITAB)
Tugas kelompok (ALKITAB)Tugas kelompok (ALKITAB)
Tugas kelompok (ALKITAB)
 
Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)
Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)
Makalah Teologi PB (Siapakah Yesus Kristus)
 
PERPECAHAN_DALAM_GEREJA_Ulasan_Biblika_t.pdf
PERPECAHAN_DALAM_GEREJA_Ulasan_Biblika_t.pdfPERPECAHAN_DALAM_GEREJA_Ulasan_Biblika_t.pdf
PERPECAHAN_DALAM_GEREJA_Ulasan_Biblika_t.pdf
 

More from Daniel Saroengoe

MENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptx
MENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptxMENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptx
MENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptxDaniel Saroengoe
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptxDaniel Saroengoe
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptxDaniel Saroengoe
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptxDaniel Saroengoe
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptxDaniel Saroengoe
 
ESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptx
ESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptxESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptx
ESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptxDaniel Saroengoe
 
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptxPOLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptxDaniel Saroengoe
 
TUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptx
TUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptxTUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptx
TUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptxDaniel Saroengoe
 
INTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptx
INTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptxINTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptx
INTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptxDaniel Saroengoe
 
TINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptx
TINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptxTINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptx
TINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptxDaniel Saroengoe
 
MEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptx
MEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptxMEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptx
MEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptxDaniel Saroengoe
 
Iman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptx
Iman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptxIman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptx
Iman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptxDaniel Saroengoe
 
Dibalik musibah ada berkat
Dibalik musibah ada berkatDibalik musibah ada berkat
Dibalik musibah ada berkatDaniel Saroengoe
 
Hati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniHati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniDaniel Saroengoe
 

More from Daniel Saroengoe (20)

MENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptx
MENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptxMENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptx
MENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptx
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptx
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptx
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptx
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptx
 
ESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptx
ESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptxESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptx
ESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptx
 
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptxPOLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
 
TUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptx
TUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptxTUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptx
TUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptx
 
INTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptx
INTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptxINTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptx
INTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptx
 
TINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptx
TINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptxTINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptx
TINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptx
 
Teol Lukas.docx
Teol Lukas.docxTeol Lukas.docx
Teol Lukas.docx
 
METANOIA.pptx
METANOIA.pptxMETANOIA.pptx
METANOIA.pptx
 
PEMULIHAN HATI.pptx
PEMULIHAN HATI.pptxPEMULIHAN HATI.pptx
PEMULIHAN HATI.pptx
 
Agent of Change.pptx
Agent of Change.pptxAgent of Change.pptx
Agent of Change.pptx
 
MEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptx
MEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptxMEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptx
MEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptx
 
Iman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptx
Iman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptxIman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptx
Iman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptx
 
Firman menjadi manusia
Firman menjadi manusiaFirman menjadi manusia
Firman menjadi manusia
 
Dibalik musibah ada berkat
Dibalik musibah ada berkatDibalik musibah ada berkat
Dibalik musibah ada berkat
 
Hati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniHati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayani
 
Materi dasar pemuridan
Materi dasar pemuridanMateri dasar pemuridan
Materi dasar pemuridan
 

Recently uploaded

SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024milliantefraim
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.KennayaWjaya
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.MeidarLamskingBoangm
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Adam Hiola
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Ustadz Habib
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)ErnestBeardly1
 

Recently uploaded (13)

SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 

Studi intertekstual Yohanes dan Yesaya

  • 1. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 1 STUDI INTERTEKSTUAL YOHANES 15 : 1-6 & YESAYA 5 :1-7 TENTANG POKOK ANGGUR YANG BENAR BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pernyataan tentang pokok anggur dalam kitab Yohanes adalah merupakan salah satu dari 7 perkataan Tuhan Yesus dengan sebutan “Ego Eimi” Akulah Dia. Tetapi dalam pembahasan intertekstual ini tidak menekankan makna dari pernyataan “Ego Eimi” tetapi lebih banyak melakukan penafsiran dari perumpamaan Pohon anggur/kebun anggur sebagai lambang Israel yang tidak setia, dimana janji pemulihan dan penggenapannya dinyatakan dalam diri Yesus sebagai Pokok anggur yang benar Pengungkapan Yesus sebagai pokok anggur sebenarnya mengangkat kembali gagasan tentang pokok anggur dalam kaitan dengan Israel masa lampau. Israel disebut sebagai kebun anggurnya Tuhan. Mengingat istilah anggur Perjanjian Lama berkaitan dengan teks yang dibahas, maka pertama-tama akan digambarkan lebih dulu arti pokok anggur dalam situasi masyarakat Israel zaman Perjanjian Lama. Ini dimaksudkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas mengenai gelar yang ada pada Yesus sebagai pokok anggur yang benar. Di dalam makalah ini juga sebisa mungkin mencari hubungan antar teks yang didasarkan pada hubungan historisnya, sastra dan konteks sehingga dapat ditemukannya adanya kesinambungan PB dan PL dalam progres revelationnya berkaitan dengan kedatangan Mesias yang akan datang sebagai pokok anggur yang “benar” Alethinos. Dari segi penafsiran dalam Makalah ini mencoba melihat dari beberapa sudut pandang termasuk penafsiran Teologisnya untuk mendapatkan makna rohani yang dapat diaplikasikan bagi pembaca di masa sekarang. Dalam penafsiran masakini, memang di temukan adanya perbedaan-perbedaan pandangan, yang mana penafsiran alegoris sering
  • 2. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 2 menjadi populer, meskipun ada yang lebih menekankan makna harafiah. Menjelang abad ke-19, umumnya diterima bahwa penafsiran Alkitab yang memuaskan harus didasarkan pada pemahaman nats-nats Alkitab secara harafiah dalam konteks sejarahnya, akan tetapi pentingnya pemahaman teologis juga diabaikan. Pada awal abad ke-20, penelitian Alkitab didominasi oleh pendekatan yang menganggap adanya perkembangan dan memahami hubungan antara kedua perjanjian dengan gagasan “Pernyataan Bertahap” (progressive revelation), tetapi hal ini mendapat pertentangan dari pandangan neo-Marcionisme yang meremehkan perjanjian lama. Walaupun pendekatan “progressive revelation” masih bertahan dalam kalangan tertentu, secara umum pada abad ke-20 ada kecenderungan kepada pendekatan yang lebih bersifat “teologis”1 Sejarah Pokok Anggur Budi daya anggur sudah diusahakan di tanah kanaan sebelum orang Israel memasuki tanah ini. Dan tanah kanaan itu terkenal subur sehingga menjadi rebutan bangsa-bangsa pada masa itu, hal ini dikarenakan tanah Kanaan melimpah dengan Anggur dan Madu (Bil 16:14; Ul 8:8; 2 Raja 18:32; 2 Taw 31 :5). Bagi bangsa Israel, anggur seperti terang dari makanan yang disediakan oleh Melkisedek (Kej 14:18), itu sebabnya Israel terkenal dengan tanaman anggurnya bisa disimpulkan dari berkat yang diberikan Yakub (Kej 49:11). Setelah bangsa israel menempati tanah kanaan, mereka diam dengan tentram “dibawah pohon anggur dan pohon aranya’ (1 Raj 4:20)2 . Karena itu mengapa Kebun/Pohon anggur menjadi suatu gambaran kemakmuran kehidupan dan kesukaan Tuhan kepada bangsa Israel? sebab gambaran kebun anggur adalah merupakan lambang milik pusaka bangsa Israel : “Sungguh, engkau tidak membawa kami ke negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ataupun memberikan kepada kami ladang-ladang dan kebun-kebun anggur sebagai milik pusaka. Masakan engkau dapat mengelabui mata orang-orang ini? Kami tidak mau datang."(Bilangan 14 :16) 1 David L. Baker; Satu Alkitab dua Perjanjian; suatu studi tentang hubungan teologis antara perjanjian lama dan perjanjian baru; PT. BPK. Gunung Mulia; Jakarta, 2010. hal 287 2 J.D. Douglas; Ensiklopedia Alkitab Masa Kini; Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF; Jakarta 1995. Hal 49
  • 3. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 3 Israel gambaran Pohon Anggur Pohon anggur melambangkan kemakmuran dan damai sejahtera bagi orang Israel. Lebih khusus pohon anggur melambangkan Israel sebagai bangsa pilihan. Merekalah pohon anggur yg dibawa dari Mesir (Mzm 80:8-14; Yes 5:1-5) dan ditanam dalam suatu tanah pilihan khusus. Mereka telah mendapat semua perhatian yg dibutuhkan guna menghasilkan buah yg paling baik -- tapi sebaliknya dalam kehidupan mereka, hanya memberi buah anggur hutan yg asam-asam. Karena itu Allah akan membiarkan mereka dijarah oleh musuh-musuh mereka. Berulang-ulang Perjanjian Lama menggambarkan Israel sebagai pokok anggur dan kebun anggur Allah. “Kebun anggur TUHAN semesta alam,” Yesaya menyatakan, “ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam tanaman kegemaran-Nya” (Yes. 5:7). Dan Yeremia menyatakan bahwa Allah pernah berkata kepada Israel, “Aku telah membuat engkau tumbuh sebagai pokok anggur pilihan” (Yer. 2:21). “Telah Kau ambil pohon anggur dari Mesir,” kata pemazmur (Mzm. 80:9). Maka, pokok anggur menjadi lambang Israel, sampai sedemikian rupa sehingga mereka mereproduksi pada mata uang logam mereka ketika mereka masih bangsa yang merdeka. Jadi untuk menjadi bagian pokok anggur berarti menjadi seorang Israel atau Yahudi3 . Tetapi ajaran Perjanjian Lama mengenai pokok anggur itu tidak berakhir dengan identitas Israel sebagai pokok anggur Allah. Bagian lain melambangkan kenyataan bahwa Kitab Suci selalu menghubungkan Israel dengan gambaran kemerosotan moral mereka. Maksud Yesaya adalah kebun anggur itu sudah menjadi liar. Bagi Yeremia, bangsa itu sudah berbalik dari “pokok anggur pilihan” yang Allah tanam menjadi “pohon berbau busuk, pohon anggur liar” (Yer. 2:21). Dan bagi Hosea “Israel adalah pohon anggur yang riap” (Hos. 10:1)4 . Yesus gambaran pokok anggur Israel Pokok anggur yang benar terdapat dalam Yoh. 15:1-8. Teks ini ditandai dengan pengenalan diri Yesus sebagai Pokok Anggur: “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa- Kulah pengusahanya. Menyusul kemudian penjelasan Yesus tentang pokok anggur 3 Alkitab Sabda http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=23&chapter=5&verse=1. Disadur pada tanggal 10 Maret 2018 4 J.D. Douglas; Ensiklopedia Alkitab Masa Kini; Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF; Jakarta 1995. Hal 57
  • 4. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 4 tersebut. Teks ini kemudian berakhir pada Yoh. 15:8. Akhir teks ini adalah penyimpulan tentang Yesus sebagai pokok anggur. Ada bersama-Nya berarti berbuah baik. Buah yang baik itu merupakan suatu kemuliaan bagi Bapa di surga: “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid- murid-Ku.” Gambaran kata-kata ini memberi latar belakang bagi pernyataan Yesus yang membuat terkejut, yaitu “Akulah pokok anggur.” Implikasi pernyataan itu, tentu saja, karena dilahirkan sebagai orang Yahudi maka tidak otomatis membuat seseorang menjadi bagian kebun anggur Allah. Sebaliknya, Yesus memberitahu para pendengarnya orang Yahudi (dan kita) agar menjadi bagian umat benar Allah, maka kita harus akrab berhubungan dengan-Nya. Pendapat itu akan membawa Yesus ke sebuah diskusi dalam Yohanes 15:6-10, mengenai apakah artinya menjadi bagian dari-Nya sebagai ranting-ranting yang berada dekat dengan pokok anggur yang benar bahwa akan ada pemulihan dan dan keselamatan di masa datang melalui Yesus sebagai pokok anggur, dengan syarat bagi mereka yang mau tinggal dan melekat pada pokok anggur tersebut. Tertarik dengan tema mengenai Yesus sebagai pokok anggur yang benar, dan kaitannya dengan makna Israel terdahulu yang telah gagal, maka penulis akan mencoba menimba makna mula-mula yang dimengerti oleh pendengar pertama pada waktu itu dengan cara menemukan makna teologi dari teks tersebut. Karena itu dari semua pembahasan intertekstual ini menunjukkan Inti berita dari kedua tema ini adalah : Penghakiman, Pengharapan dan penggenapan dalam diri Mesias, Identifikasi Masalah 1. Membahas dan menganalisa teks-teks PL dan PB secara Intertekstual tentu begitu luas dan rumit bila diamati dari berbagai sudut pandang, karena itu pembahasan masalah Intertekstual ini hanya mengambil studi khusus berkenaan dengan konteks masing-masing nats pada nats : “Pokok anggur yang benar” (Yohanes 15 :1-8) dan “Nyanyian tentang kebun anggur” (Yesaya 5 :1-7).
  • 5. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 5 2. Yang menjadi perbandingan Intertekstual bukanlah pernyataan “Akulah Dia” Ego Eimi, tetapi berkenaan dengan perumpamaan yang bersifat “Alegoris” tentang Pokok Anggur yang melambangkan Yesus pada kitab Yohanes 15 dan Kebun Anggur yang melambangkan Israel, umat pilihan-Nya pada kitab Yesaya 5. 3. Demikian juga sifat Apokaliptik dari kedua tema kitab ini dapat ditemukan, dimana dalam kitab Yesaya 5, menunjukkan israel sebagai kebun anggur yang asam, yang mengecewakan Allah sehingga Allah menimpakan penghukuman kepada bangsa Israel dan Yehuda, tetapi disisi lain pada akhirnya Allah menunjukkan belas kasih- Nya kepada umat pilihan-Nya melalui pengharapan dan penggenapannya dalam diri Yesus sebagai Pokok anggur yang benar. Rumusan Masalah 1. Bagaimana memahami dan menganalisa Inner Tekstuality tentang “Pokok anggur yang benar” yang terdapat dalam nats Yohanes 15 :1-8 yang ditinjau dari Analisa Historis, Analisa Sastra dan Analisa Konteks. 2. Bagaimana memahami dan menganalisa Inner Tekstuality “Nyanyian tentang Kebun Anggur” yang terdapat dalam nats Yesaya 5 :1-7 yang ditinjau dari Analisa Historis, Analisa Sastra dan Analisa Konteks. 3. Bagaimana memahami dan menganalisa tentang adanya hubungan yang bersifat Intertekstual dari nats Yohanes 15:1-8 dengan nats Yesaya5:1-7 yang ditinjau dari adanya Pertalian Historis, Pertalian Sastra (makna), Persoalan Teks dan Progresif Inspiration. Metode Pembahasan Untuk memperkaya makna serta pemahaman tentang karya sastra itu sendiri tentunya mengaitkan hubungan dengan karya sastra terdahulu dengan yang sekarang untuk memahami makna antar teks lintas generasi, waktu, geografis, budaya dan berbagai penafsiran lainnya. Inilah yang disebut dengan Intertekstual. Interteks berasal dari akar kata inter + teks. Prefiks inter yang berarti (di) antara, dalam hubungan ini memiliki kesejajaran dengan prefiks ‘intra’, ‘trans’, dan‘para’. Teks,
  • 6. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 6 barasal dari kata textus (Latin), yang berarti tenunan, anyaman, susunan, dan jalinan. Dengan demikian, intertekstual didefenisikan sebagai jaringan antara teks yang satu dengan teks yang lain. Sebagai varian, intratekstual melibatkan hubungan antarteks dalam kaya penulis tunggal, transtekstual, merupakan hubungan secara arsitektural, yaitu interrelasi tipe-tipe wacana, mode ucapan, dan genre literer, kulit buku, ilustrasi dan sebagainya5 . Perbandingan teks juga mengkaji karya sastra lintas waktu yaitu karya sastra dari naskah Perjanjian Baru dengan karya sastra dari naskah pada waktu yang terdahulu yaitu dalam Perjanjian Lama atau sering diistilahkan dengan analisis sastra diakronik. Dan koneksi-koneksi intertekstual ini menambah lapis-lapis makna kepada suatu naskah, karena ada hal-hal dari naskah lain yang dimasukkan kedalamnya, dan juga cara naskah itu dipakai oleh teks yang kutipannya bisa menolong kita mengerti bagaimana teks itu ditafsirkan pada waktu itu (ini yang disebut “inner-biblikal eksegesis”)6 . Dengan demikian metode intertekstualitas berupaya mencari interaksi antara satu teks yang digunakan dalam konteks yang berbeda karena teks yang ada, yaitu Yohanes 15:1-6 dan Yesaya 5 :1-7, dengan cara memantulkan sumber asli dan situasi yang baru. Menurut Stanley Porter yang dikutip oleh Osbourne, “Intertekstualitas paling baik digunakan sebagai suatu studi mengenai penggunaan kembali atas suatu perikop Perjanjian Lama di dalam suatu konteks Perjanjian Baru dengan memperhatikan perkembangan dialog antara makna asli (konteks Perjanjian Lama) dan makna baru (konteks Perjanjian Baru)7 . Jadi Metode pembahasan yang digunakan dalam makalah ini adalah Metode Intertekstual, dimana mengaitkan dua nats yang berbeda dari segi waktu dan sejarahnya, tentu dapat ditemukan adanya interteks didalamnya dengan menganalisa teks-teks PL dan PB berdasarkan konteks masing-masing nats yang didasarkan pada analisa sastra 5 Nyoman Kutha Ratna, Sastra dan Culturaln Studies Representasi Fiksi Dan Fakta. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h 211-212 6 Hulman Simanungkalit; Diktat Bahan Kuliah Teologi Nabi-nabi Besar; Program Magister Teologi (M.Th) Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia, Medan, 2018. hal 59 7 Grant R. Osborne, Spiral Hermeneutika (terj. Elifas Gani; Surabaya: Momentum, 2012) 399.
  • 7. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 7 “Diakronik” dan “inner-biblika eksegesis”8 pada nats : “Pokok anggur yang benar” (Yohanes 15 :1-6) dan “Nyanyian tentang kebun anggur” (Yesaya 5 :1-7). BAB II. STUDI INTERTEKSTUAL YOHANES 15 : 1-6 DAN YESAYA 5 :1- 7 A.Studi Inner Teks Yohanes 15:1-6 Analisa Historis Pohon Anggur sebagai simbol Di dalam tradisi Yudaisme, pokok anggur merupakan simbol dari suatu bangsa yang tergurat dalam koin-koin Makabe. Berdasarkan sejarah ini, dengan jelas bangsa manapun sesuai dengan janji Allah yang memerintah dapat dideskripsikan sebagai pokok anggur9 . Lebih detil lagi, Beasley-Murray, dengan mengutip dari Lev Rab.; memberikan keterangan: “the vine is a frequent figure on coins and ceramics from the Maccabean era on; Josephus relates that a large golden vine was set at the sanctuary entrance in the temple built by Herod.”10 Simbol anggur ditemukan juga pada masa-masa setelah Yesus naik ke sorga. Gambar sebuah anggur dengan daunnya ditemukan dalam koin tembaga pada masa pemberontakan Yahudi I (66-70 M) dan gambar sekumpulan anggur di koin tembaga dan dinar perak dalam pemberontakan Yahudi II (Bar Cochba, 132-135 M)11 . Lebih jauh lagi, Romanoff menulis, The vine and grapes had already in the time of the prophets become symbols of Israel. In the Talmud, the vine is referred to as representing also the world, 8 Hulman Simanungkalit, hal 59. Perbandingan teks juga mengkaji karya sastra lintas waktu yaitu karya sastra dari naskah Perjanjian Baru dengan karya sastra dari naskah pada waktu yang terdahulu yaitu dalam Perjanjian Lama atau sering diistilahkan dengan analisis sastra diakronik. Dan koneksi-koneksi intertekstual ini menambah lapis-lapis makna kepada suatu naskah, karena ada hal-hal dari naskah lain yang dimasukkan kedalamnya, dan juga cara naskah itu dipakai oleh teks yang kutipannya bisa menolong kita mengerti bagaimana teks itu ditafsirkan padawaktu itu (ini yang disebut “inner-biblikal eksegesis”. 9 Darrell L. Bock, Jesus according to Scripture (Grand Rapids: Baker Academic, 2002) 506. 10 Beasley-Murray, John 272 11 Paul Romanoff, “Jewish Symbols on Ancient Jewish Coins,” Jewish Quarterly Review (April 1944): 299-301 dalam Hutchison, “The Vine” 68.
  • 8. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 8 Jerusalem, the Torah, and the clusters—to represent the patriarchs, the Sanhedrin, and scholars . In Jewish art the vine and grapes figure on the mosaics and sculptures of the early synagogues, early burial places and tomb-stones, and the Jewish illuminated manuscripts12 . Dalam Mat. 21:33-46 juga berbicara tentang kebun anggur dan pekerja kebun anggur, tetapi dalam Yohanes 15:1-8 Tuhan menggunakan gambaran anggur berkaitan dengan relasi diri-Nya dengan orang percaya dalam figuratif pokok anggur dan ranting. Oleh karena itu, simbol anggur dan pokok anggur merupakan simbol yang sangat familiar dengan masyarakat Yahudi pada masa itu. Mereka memakai simbol viticultural untuk merepresentasikan pemerintahan Israel. Pengelolaan pohon anggur dalam PB Para murid Yesus pasti mampu mengenali lambang pokok anggur dan ranting-rantingnya, memangkas dan berbuah , serta membakar ranting-ranting yang mati. mereka mampu mengenalnya karena Palestina saat itu merupakan negara penghasil anggur, dan buah anggur merupakan buah yang sangat umum di daerah itu. tetapi lebih daripada itu murid-murid sebagai orang yahudi tahu bahwa pokok anggur itu sebagai simbol negara israel13 Anggur sudah dikenal luas di Palestina. Banyak penemuan yang menunjukkan adanya pemerasan anggur di daerah tersebut. Anggur merupakan buah yang sangat dikenal dan menjadi bagian kehidupan orang Yahudi. Lambang tanah Yehuda adalah kebun anggur yang bertembok tinggi dan menara jaga. Daerah perbukitan Yehuda mempunyai iklim yang cocok untuk budidaya anggur14 . Jadi anggur dan minuman anggur telah masuk dalam budaya Israel. Hal itu nyata bahwa dalam perkawinan di Kana, yang dihadiri oleh Maria, Yesus dan murid-murid-Nya, minuman anggur telah menjadi hidangan pesta bagi perjamuan kawin. Figuratif yang berkaitan dengan anggur/kebun anggur beberapa kali dipakai oleh Tuhan Yesus. Dalam Matius 20:1-16 berkaitan dengan kebun anggur dan pekerja dalam kebun anggur; 12 Paul Romanoff, “Jewish Symbols on Ancient Jewish Coins,” Jewish Quarterly Review (April 1944): 299-301 dalam Hutchison, “The Vine” hal 73 13 Maxie Dunnam; Akulah. Studi mengenai tujuh pernyataan Yesus; PT. BPK. Gunung Mulia; Jakarta, 2000; hal 40 14 J.I. Packer, Merrill C. Tenney, William White, Jr., Ensiklopedi Fakta Alkitab, 2 vol., terj. (Malang: Gandum Mas, 2001), I: 525.
  • 9. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 9 Penggambaran bagaimana pada zaman dahulu orang-orang Yahudi mengusahakan kebun anggurnya adalah hal yang penting untuk lebih mengerti makna teks yang terdapat dalam Yohanes 15:1-6. Budi daya tanaman anggur tidak dilakukan mulai dari biji, tetapi dari potongan dan tunas tanaman. Tanaman ini dapat dirambatkan pada tiang-tiang, atau diarahkan merambati pohon, atau dibiarkan merambat di atas tanah. Yesaya memberikan gambaran detil mengenai budi daya anggur, ketika ia menceritakan sebidang kebun anggur yang ditanami dengan “anggur pilihan” (Yes. 5:1-7)15 . Menurut ahli yang menanam anggur, adalah hal yang biasa ketika terjadi pembersihan anggur dalam musim-musim pohon anggur berbuah. Pertama, mencubit akan menahan laju pertumbuhan tunas-tunas yang terlalu bersemangat untuk berbuah, sehingga nantinya tunas tersebut tidak berbuah terlalu cepat dan pada akhirnya rusak terkena angin. Kedua, membuang satu sampai dua langkah bagian atas dari tunasnya akan mencegah keseluruhan tunas rusak terkena angin. Ketiga, menipiskan pohon dengan membuang bunga atau rangkaian buah anggur akan memungkinkan ranting- rantingnya untuk menghasilkan lebih banyak buah yang lebih baik. Keempat, membersihkan ranting-ranting anggur dan tanaman-tanaman liar sekitar ranting16 . Penulis menyetujui pendapat yang dikemukakan oleh Bock: There are two classes of branches: those that are dead, bearing no fruit, and those that bear fruit. Dead branches are removed (John 15: 2, 6). Fruitful branches are pruned so that more fruit is borne. The clear goal of being in the vine is to bear fruit, as everything that is done has that end in view. Even fruitful branches are worked over so that they may be even more fruitful, an allusion to the discipline of the believer’s walk. Jadi, buah anggur akan tetap tergantung di rantingnya dan menempel pada pokoknya selama anggur tersebut berbuah dengan baik. Pengusaha kebun anggur akan membersihkannya dan merawatnya dengan baik sampai tiba musim memanen. Sedangkan ranting yang tidak berbuah dan mengganggu pertumbuhan akan diangkat kemudian dibuang. 15 Philip J. King dan Lawrence E. Stager, Kehidupan Orang Israel Alkitabiah (terj. Robert Setio; Jakarta: Gunung Mulia, 2010) 114. 16 J. Carl Laney, “Abiding is Believing: The Analogy of the Vine in John 15:1-6,” Bibliotheca Sacra 146/581 (Januari-Maret 1989) 57.
  • 10. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 10 Analisa Sastra Pemaknaan teks dalam Yohanes 15 :1-8 ini bersifat Allegoris dimana arti Allegori adalah : suatu cerita yang di dalamnya hampir setiap unsur mempunyai arti rohani; pokok anggur : Kristus; ranting-ranting : anggota-anggota tubuh-Nya, orang kristen; Pengusahanya : Allah Bapa. Disamping Allegori itu memang terdapat beberapa kiasan (Yoh 3 :8, 29;12:24;16:21) tetapi fungsi tuturannya tetap lain dari pada perumpamaan17 . Demikian juga kita tahu bahwa anggur bagi bangsa yahudi merupakan sesuatu yang sakral dan memiliki makna yang dalam dari aspek rohaninya. Dalam PB kata yang lazim digunakan untuk anggur adalah oinos (Yunani; yayin- ibrani). Satu kali muncul kata sikera, ‘minuman keras’ (Luk 1:15)18 . Ada juga Pohon Anggur (Yunani: ἄμπελος - AMPELOS, Ibrani: - GEFEN) adalah 1 dari 7 spesies Tanaman Khusus yang tumbuh subur di tanah suci Israel, ke tujuh-nya adalah, sbb: 1. GANDUM/ Wheat (Ibrani: - DAGAN, - KHITAH, - BAR, - RIFOT; Yunani: σῖτος - SITOS). 2. JELAI/ Barley (Ibrani: - SE'ORAH, Yunani: κριθή - KRITHÊ) 3. ANGGUR/ Grapevine (Ibrani: - GEFEN): 4. ARA/ Fig (Ibrani: - TE'ENAH) 5. DELIMA/ Pomegranate (Ibrani: - RIMON) 6. ZAITUN/ Olive (Ibrani: - ZAYIT) 7. KORMA/ Date - Palm Tree (Ibrani: - TAMAR), Ayat-ayat diatas adalah perumpamaan, dalam perumpamaan itu jelas bahwa : 1. Pohon anggur yang benar ialah Yesus Kristus 2. Pengusahanya (petani/gardener/ pemangkas pohon anggur-nya) adalah Bapa19 . Yesus sangat piawai dalam menggunakan bahasa kiasan, Ia menggunakan banyak perumpamaan untuk mengkomunikasikan kebenaran-kebenaran-Nya yang agung. Ia menyampaikan berbagai cerita dan gambaran yang penuh dengan kata-kata kiasan atau memberi perhatian pada hal-hal biasa untuk mengungkapkan hal-hal yang luar biasa dan kebenaran-kebenaran yang bersifat abadi. Injil Yohanes lebih banyak memuat gambaran 17 M.E. Duyverman; Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru; PT. BPK. Gunung Mulia, Jakarta 1999. Hal 79 18 J.D. Douglas; Ensiklopedia Alkitab Masa Kini; Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF; Jakarta 1995. Hal 94 19 www.sarapanpagi.org; Tuhan Yesus: Akulah Pohon Anggur Yg Sejati (Yoh 15:1-8), disadur pd tgl 11 April 2018
  • 11. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 11 dan kiasan dibandingkan kisah-kisah pendek dan perumpamaan-perumpamaan yang terdapat dalam kitab Injil yang lain20 Yohanes, salah seorang murid Tuhan Yesus, dikenal sebagai murid yang dikasihi oleh Tuhan Yesus. Dia diakui sebagai murid yang mengenal Yesus secara mendalam. Beberapa kali terjadi bahwa ketika murid lain melihat Yesus secara luar saja, Yohanes mengetahui bahwa Yesus adalah Tuhan. Keunikan lainnya ialah, bahwa dalam Injil Yohanes terdapat pernyataan Tuhan Yesus yang menyingkapkan jati diri-Nya dengan penggunaan format “Ego eimi” oleh Tuhan Yesus hanya terdapat dalam Injil Yohanes. Dari 7 (tujuh) kali pernyataan dengan format “ego eimi”, dua diantaranya merupakan figuratif yang berkaitan dengan relasi Tuhan Yesus dengan orang percaya. Penggunaan figuratif dipakai agar pendengar dapat memahami lebih mendalam akan hal yang ingin diajarkan- Nya. Oleh karena itu figuratif yang digunakan biasanya sudah dikenal oleh para pendengarnya. Dengan demikian mereka mudah memahami tujuan penyampaian figuratif tersebut21 . Analisa Konteks Anggur diminum pada perayaan paskah dan Yesus memberkatinya pada “Perjamuan Tuhan” (Mrk 14:23,25) dan upacara ini menjadi universal di Gereja (I Kor 11:25). Anggur dipakai sebagai simbol untuk Yesus oleh Injil Yohanes (Yoh 15:1) dan orang kristen adalah rantingnya22 Makna Pokok Anggur yang Benar di dalam Konteks PB Pengakuan Yesus: “Akulah pokok anggur yang benar (I am the true vine)” (Yoh. 15:1) merupakan perkataan terakhir dari kelompok “tujuh perkataan ‘Akulah…’” yang Yesus ucapkan, yang secara khusus tercatat di dalam Injil Yohanes. Perkataan yang Yesus ucapkan ini menarik untuk ditinjau artinya lebih jauh lagi dan mencari tahu tujuan Yohanes memasukan perkataan ini di dalam rangkaian “tujuh perkataan ‘Akulah…’” 20 Maxie Dunnam; Akulah. Studi mengenai tujuh pernyataan Yesus; PT. BPK. Gunung Mulia; Jakarta, 2000; hal 41 21 Herlise Y. Sagala; Jurnal Teologi STULOS 6/1 (April 2007) 143-162; Relasi Orang Percaya Dengan Yesus Kristus Dan Implikasi Etisnya: Tafsir Figuratif Dalam Injil Yohanes, 2007. Hal 144 22 Browning, W.R.F; Kamus Alkitab A Dictionary of The Bible; PT. BPK. Gunung Mulia, Jakarta, 2007, hal 24
  • 12. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 12 Adapun untuk melihat makna dibalik pengakuan Yesus sebagai pokok anggur yang benar, maka ada dua hal yang perlu ditinjau, yaitu: (1) gaung Yesus sebagai pokok anggur diperbandingkan dengan PL (2) penjelasan kata “yang benar” dari frasa “pokok anggur yang benar.” Pada Yohanes 15 : 1 “Akulah pokok anggur yang benar” ini adalah satu dari 7 pernyataan “Akulah” yang terkenal dari Yesus dalam Injil Yohanes (Yoh 4:26; 6:35; 8:12; 10:7, 9, 10, 11, 14; 11:25;14:6). Dalam PL tanaman anggur adalah lambang dari Israel (Maz 80:8-16; Yes 5:1-5; Yer 2:21; Yeh 15; 19:10; Hos 10:1; Mat 21:33; Mark 12:1-12; Rom 11:17). Dalam PL contoh-contoh ini selalu memiliki konotasi negatif. Yesus menegaskan bahwa Ia adalah orang Israel Ideal (Yes 53). Sebagaimana Paulus menggunakan tubuh Kristus, mempelai Kristus dan bangunan Allah sebagai penggambaran bagi gereja, maka Yohanes menggunakan tanaman anggur. Ini mengisyaratkan bahwa gereja adalah Israel yang benar karena hubungannya dengan Yesus, pokok anggur yang benar (Gal 6:16; I Pet 2:5, 9), demikian pada ‘dan Bapa-Kulah pengusahanya” Lagi Yesus menegaskan hubungan-Nya yang intim dengan Bapa dan sekaligus ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa23 . Keintiman Relasi ”Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. (Yohanes 15:1, 5) Makna figuratif ”seperti pokok anggur dan ranting” menunjukkan suatu relasi yang tidak hanya permukaan saja tetapi dari bagian dalam. Segala yang terlihat di permukaan adalah akibat dari relasi di bagian dalam. Iman Yahudi adalah iman yang relasional bukan sekedar kognitif. Relasi orang percaya dengan Yesus bukan sekedar catatan di atas kertas, tetapi suatu relasi persekutuan suatu relasi yang menyatu dari dalam. Bukan suatu pengetahuan semata tetapi suatu pertemuan antara dua pribadi yang berkaitan erat. menyatakan: ”Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur”. Ini menunjukkan bahwa kehidupan orang percaya adalah kehidupan yang berrelasi 23 Bob Utley, Guru besar Hermeneutika (Penafsiran Alkitab); Eksposisi Kitab Yohanes dan Yohanes 1, 2, 3; Bible Lessons International; Mashall, Texas, 2010. Hal 87
  • 13. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 13 dengan Tuhan Yesus. Banyak agama lain lebih berbicara tentang pemahaman kognitif yang semakin di tambahkan dan berdasarkan itu mengambil keputusan mengikut Tuhan dengan kemampuan diri. Tetapi relasi orang percaya ialah saling bersekutu dengan Tuhan24 . Pemulihan Orang Percaya Pembersihan bukan mengambil sesuatu dari kehidupan orang percaya; pembersihan adalah mengambil hal-hal yang jelek/jahat yang akan menghalangi pertumbuhan dengan baik. ”Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telahn Kukatakan kepadamu” (Yohanes 15:2-3). Maka ”Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku (Yohanes 15:4). Jadi hal-hal apa saja yang perlu dibersihkan? Setiap orang yang belum percaya telah memiliki konsep-konsep hidup dan etika di dalam kehidupannya. Pembentukan konsep Etika dalam kehidupan orang Tuhan pernah kecewa terhadap bangsa Israel dan kekecewaan itu disampaikan dengan menggunakan figuratif tentang kebun anggur yang menghasilkan buah yang asam, sehingga Tuhan akan menghukum mereka (Yesaya 5 :1-7) Relasi yang ada antara Tuhan Yesus dengan orang percaya kiranya menghasilkan tindakan-tindakan yang semakin membuat orang percaya makin hari makin seperti Yesus. Menjadin representasi Tuhan untuk dunia ini. Relasi seperti ini adalah riel bukan sekedar teori. Jiwa yang tidak akan pernah puas dengan kegiatan kristiani semata tetapi hanya dipuaskan bila relasi dipelihara. Relasi yang terpelihara akan mendatangkan kehidupan yang berkelimpahan. 24 Herlise Y. Sagala; Jurnal Teologi STULOS 6/1 (April 2007) 143-162; Relasi orang percaya dengan Yesus Kristus dan implikasi etisnya: tafsir figuratif dalam Injil Yohanes, 2007. Hal 155
  • 14. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 14 B. Studi Inner Teks Yesaya 5 : 1-7 Analisa Historis Makna anggur dalam PL Budi daya anggur sudah diusahakan di tanah Kanaan sebelum orang Ibrani memasuki tanah itu, seperti terang dari makanan yg disediakan oleh Melkisedek (Kej 14:18), dari laporan para pengintai (Bil 13:20, 24), dan dari singgungan-singgungan Musa akan Tanah Perjanjian dalam Ul 6:11. Bahwa Yehuda terkenal karena tanaman anggurnya bisa disimpulkan dari berkat yg diberikan Yakub dalam Kej 49:11. Lembah Eskol (nama itu berarti 'segugus buah anggur') dulu dan sekarang adalah tempat yg istimewa banyak menghasilkan buah anggur, dan begitu juga lembah Sorek di dataran Filistin (Hak 14:5; 15:5; 16:4). Kebun-kebun anggur En-Gedi terkenal juga (Kid 1:14), demikian pula kebun anggur Sibma (Yer 48:32) yg diratapi Yeremia karena keruntuhannya. Yehezkiel mencatat bahwa anggur Helbon dikirim ke luar ke Tirus (Yeh 27:18), sedang Hosea menyinggung harumnya anggur Libanon (Hos 14:8). Cita-cita Israel, bangsa pengembara itu, yg memasuki tanah Kanaan, menjadi nyata setelah menetap memukimi daerah itu, yg memungkinkan setiap orang diam dengan tenteram 'di bawah pohon anggur dan pohon aranya' (1 Raj 4:20). Di dalam Perjanjian Lama anggur dihubungkan dengan pesta dan acara-acara gembira dan juga dengan acara “Perjanjian” Anggur juga melambangkan darah, karena merahnya perasan anggur itu (Yes 63:2). Dalam Perjanjian Baru anggur baru (Mat 9:17) diartikan “Perjanjian Baru” atau iman yang baru yang tidak dapat ditempatkan pada kirbat yang lama. Kebun anggur dan hasilnya mempunyai arti ekonomis, sosial dan religius penting di Palestina. Pada waktu orang israel mulai menanamnya, setelah masuk ke tanah Kanaan, hal itu menandakan niatnya untuk tinggal disitu, karena anggur memerlukan pemeliharaan jangka panjang dan intensif. Cuacany menguntungkan dan lahan perbukitannya cocok, lebih baik daripada ditanami gandum25 25 Browning, W.R.F; Kamus Alkitab A Dictionary of The Bible; PT. BPK. Gunung Mulia, Jakarta, 2007, hal 24
  • 15. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 15 Pemberontakan umat Israel Berkali-kali didalam Perjanjian Lama, israel digambarkan sebagai pokok anggur atau sebagai kebun anggur milik Allah. Dalam Yesaya 5 :1-7, Nabi Yesaya menggambarkan Israel sebagai kebun anggur milik Allah, “Sebab kebun anggur Tuhan semesta alam ialah kaum Israel” (Yes 5:7). Yeremia mengutip firman Allah dan mengenakannya pada bangsa Israel ;”Namun Aku telah membuat engkau tumbuh sebagai pokok anggur pilihan” (Yer 2:21). Dan Hosea menggunakan kata tersebut sebagai kata penghakiman :”Israel adalah pohon anggur yang riap tumbuhnya”(Hos 10:1). Mengingat pembebasan oleh Allah terhadap bangsa-Nya dari perbudakan, pemazmur bernyanyi :”Telah Kau ambil pohon anggur dari Mesir” (Mzm 80:9)26 Istilah kebun anggur ini mengacu pada semua orang Yahudi bersama-sama sebelum perpecahan politik pada tahun 922 SM, meskipun dalam ayat ini merujuk pada istilah Yehuda. Saat ini dalam sejarah umat Allah, bangsa mereka terpecah menjadi sepuluh suku utara dikenal sebagai Israel, Efraim atau Samaria dan tiga selatan dikenal sebagai suku Yehuda, yang termasuk Benyamin, Simeon dan sebagian besar orang Lewi/Imam27 . Nyanyian kebun anggur pada Yesaya 5, menunjukkan bahwa Allah berusaha sedapat-dapatnya untuk menjadikan Yehuda bangsa yang benar dan produktif. Hanya ketika mereka gagal menjadi apa yang diinginkan-Nya barulah Allah membinasakan kebun anggur-Nya (bd. perumpamaan Yesus tentang penggarap-penggarap kebun anggur dalam Mat 21:33-44). Perumpamaan Yesaya secara historis menunjuk kepada kebinasaan Yerusalem dan kerajaan Yehuda pada tahun 586 SM28 . Kitab Yesaya 5 dibuka dengan nyanyian tentang kebun anggur. Nyanyian ini dinyanyikan pada saat bangsa Israel sedang berkumpul pada perayaan Pondok Daun akhir masa penuaian. Nyanyian ini mengungkapkan perasaan Tuhan ketika umat-Nya tetap keras kepala dalam dosa. Tuhan telah berusaha membuat dan memberikan yang terbaik bagi Israel, namun mereka merespon tindakan Tuhan dengan 26 Maxie Dunnam; Akulah. Studi mengenai tujuh pernyataan Yesus; PT. BPK. Gunung Mulia; Jakarta, 2000; hal 41 27 Bob Utley, Guru besar Hermeneutika (Penafsiran Alkitab); Yesaya : Sang Nabi dan Jamannya, Pasal 1 – 39; Kumpulan Panduan Belajar Perjanjian Lama, Vol. 11a, Bible Lessons International; Marshal, Texas 2010. Hal 67 28 Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan; Penerbit Gandum Mas dan LAI, Malang 2008. Hal 1046
  • 16. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 16 perlawanan dan kejahatan, sehingga Allah marah kepada mereka. Ini menggambarkan kemerosotan moral umat-Nya sehingga Yesaya menunjukkan akan ancaman Tuhan bagi umat-Nya. Pada masa nabi Yesaya kerajaan israel di bagian utara masih berdiri tegak, bahkan kerajaan itu mengalami masa kemakmuran dan kesejahteraan, tetapi disertai kemerosotan moral; ketidak adilan dan pemerasan dari pihak kalangan atas terhadap rakyat kecil merajalela.. Nabi Yesaya di kerajaan Yehuda mengecam kemerosotan itu dan mengancamkan hukuman Allah, melalui kerajaan Asyur yang sedang berkembang dengan pesatnya dibawah pimpinan raja Tiglat-Pileser. Kecaman dan ancaman nabi Yesaya ini terkumpul dalam Bab 1 – 5 yang kitabnya bercampur dengan nubuat-nubuat lain yang tertuju kepada umat di Yehuda29 Panggilan Nabi Yesaya “Yesaya” berarti “Tuhan adalah keselamatan. Yesaya adalah seorang nabi, bukan semata-mata seorang pengkhotbah dan Kitab Yesaya merupakan buku nubuatan, bukan hanya buku sejarah. Yesaya tidak hanya mampu menganalisis keadaan, tetapi juga mempunyai banyak visi. Nubuatan mengatakan bahwa ada Allah yang mengetahui hari depan dan yang mengungkapkan sebagian rencana-Nya kepada para nabi. Waktu Yesaya mulai bekerja, Israel sedang berada di ambang kehancuran. Dalam tahun 722 sM kerajaan utara dengan kesepuluh sukunya dikalahkan oleh bangsa Asyur (2 Raja 17). Tetapi kerajaan selatan, Yehuda, sedang menuju nasib yang sama. Secara sosial, politis mereka sudah rusak, demikian juga iman percaya mereka. Karena Yesaya dipanggil untuk memberitakan hukuman Tuhan akan ketidaktaatan umat-Nya, tetapi disisi lain Yesaya juga menyampaikan akan pengharapan masa akan datang bagi pemulihan Israel Yesaya dikatakan sebagai nabi pengharapan. Ia tidak menutup matanya terhadap kenyataan, karena kemerosotan yang merambat pada umat Allah yang seharusnya “Kudus” sebagaimana pantas bagi umat pilihan Allah yang kudus (5:8-24). Yang terutama menjadi sasaran kritik nabi Yesaya ialah para pemimpin umat, Raja, Imam dan para penguasa. Ketidaksetiaan umat oleh nabi yang kurang berterima kasih dan rasa syukur 29 C. Groenen ; Pengantar ke dalam Perjanjian Lama; Penerbit Kanisius, Yogyakarta 1992; hal 247.
  • 17. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 17 terhadap pilihan sebagai umat kesayangan-Nya, dan adanya penyelewengan dari kekudusan yang layak bagi umat Allah yang maha kudus. Maka nabi Yesaya menubuatkan penghukuman yang akan ditimpakan kepada bangsa israel yang tidak taat. Tetapi dibalik peringatan keras ini, nabi Yesaya tetap menubuatkan akan adanya pengharapan yang tak tergoncang, sekalipun umat-Nya menjalani hukuman namun tetap akan ada sebuah “sisa” yang selamat yang menjadi pangkal dan titik tolak suatu umat Allah yang baru, umat yang kudus dan setia (10:20-21;28:5-6)30 . Dalam rangka ini nabi Yesaya juga berbicara tentang keturunan Daud di masa mendatang, karena dari keturunan Daud tampil seorang pembebas, sumber kehidupan yang dalam Perjanjian Baru dilambangkan sebagai pokok anggur yaitu Yesus Kristus sumber kehidupan bagi umat yang percaya (Yoh 15 : 1-6)31 . Analisa Sastra Kata yang paling lazim digunakan dalam PL ialah yayin (biasanya diterjemahkan ’anggur’) dan syekhar (biasanya diterjemahkan ‘minuman keras’). Kedua istilah ini sering dipakai bersama-sama dan keduanya digunakan oleh penulis entah untuk memuji anggur dan minuman keras atau untuk mengingatkan bahaya-bahayanya, seperti anggur yang asam (Yes 5 : 4) atau yang menunjukkan kemarahan Tuhan kepada umat-Nya (Yes 5:11)32 . Kitab Yesaya in gaya tulisannya merefleksikan kosakata dan gambaran yang kaya dengan banyak kata dan ungkapan yang khas miliknya. Sebagian besar keistimewaan kitab ini diakibatkan oleh gambaran (imagery) yang digunakan : perang (63:1-6), kehidupan sosial (3:1-17), kehidupan pedesaan (5:1-7). Ia juga mempersonifikasikan ciptaan : matahari dan bulan (24:23), padang gurun (35:1), pegunungan dan pepohonan (44:23; 55:12). Ia memakai kata-kata sindiran (14:4-23), gambaran apokaliptik (ps 24-27), sarkasme (44:9-20), personifikasi, metafora, permainan kata, aliterasi dan sonansi33 . Tulisan sastra Yesaya 5 :1-7 merupakan nubuatan tentang makna pohon anggur yang digambarkan dalam bentuk perumpamaan yang bersifat Alegoris. Kitab ini juga 30 C. Groenen; Pengantar kedalam Perjanjian Lama; Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1992, hal 249 31 C. Groenen; Pengantar kedalam Perjanjian Lama; Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1992, hal 250 32 J.D. Douglas; Ensiklopedia Alkitab Masa Kini; Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF; Jakarta 1995. Hal 82 33 Willem A. VanGemeren; Penginterpretasian Kitab para Nabi;Interpreting the Prophetic Word; Penerbit Momentum, Surabaya, 2016. Hal 270.
  • 18. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 18 dikenal sebagai nubuat klasik yang disampaikan oleh nabi klasik yaitu Yesaya, dimana pesan yang disampaikan ditujukan kepada bangsa israel umat pilihan yang bersifat teguran mengenai keadaan yang sedang berlangsung dalam masyarakat, menimbulkan peringatan akan penawanan oleh ketidaktaatan yang digambarkan sebagai pohon anggur asam (mengecewakan), penghancuran, pembuangan dan janji akan pemulihan kembali34 Sejak zaman dulu Yesaya dianggap yang terbesar di antara nabi PL. Dia disebut “burung rajawali di antara para nabi”; Penginjil PL, dsb. Kitabnya bukan hanya agung dalam gaya bahasa dan pemikiran, tapi juga kaya dalam arti rohani. Demikian perumpamaan kebun anggur TUHAN merupakan perumpamaan yang bersifat Alegoris tentang Israel35 . Yesaya 5 : 1-7 merupakan perumpamaan Israel sebagai anggur asam yang tidak taat, sehingga mendatangkan murka Allah.  1, 2 : Pembukaannya, sebagai suatu nyanyian tentang kekasihku, memukau pendengaran dan imajinasi. Kebun anggur , sebagaimana halnya dengan taman bertembok dan kebun buah-buahan dalam Kidung, tentunya akan mengungkapkan seorang mempelai wanita dengan kecantikannya, yang dikawali untuk mempelai pria.  3,4 : Tapi para pendengar dibuatnya agak kaget oleh anti klimaks (buah anggur yang asam) dan tantangan bagi pendapat mereka – hanya untuk menemukan bahwa sama halnya dengan Daud di depan Natan (2 Sam 12:1-7) mereka telah menyetujui dakwaan atas diri mereka sendiri (bnd. Mat 21 :40-43)36 . Analisa Konteks Israel sebagai umat pilihan-Nya Pasal 1-5 berisi ucapan-ucapan ilahi dari masa sebelum penglihatan Yesaya pada tahun kematian Uzia. Yang lain lagi percaya bahwa kelima pasal tersebut merupakan pendahuluan pada kitab itu dengan mengumpulkan ucapan-ucapan pilihan dari banyak periode yang berbeda dari pelayanan Yesaya. Apakah materi ini dikumpulkan sebagai 34 Andrew E. Hill & John H. Walton; Survei Perjanjian Lama; Penerbit Gandum Mas, Malang, 2004.hal 508 35 Tafsiran Alkitab masa kini 2 Ayub – MaleakshiYayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta, 1994. Hal 580 36 Tafsiran Alkitab masa kini 2 Ayub – MaleakshiYayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta, 1994. Hal 376.
  • 19. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 19 karangan pokok atau secara kronologis mendahului penglihatan Yesaya atau tidak, bagian ini sungguh merupakan pendahuluan yang sesuai dengan tema-tema pada kitab ini37 dimana Yesaya melihat suatu gambaran akan kasih Allah kepada bangsa Israel sebagai Kebun anggurnya Allah yang ditanam dan dirawat dengan baik. “Kebun anggur” adalah simbol nasional Israel (Kel 15:17, 80 :8; Yer 2: 2, 12:10) seperti juga zaitun dan burung merpati. Yehuda terlihat oleh para nabi sebagai satu- satunya “umat Allah yang benar”38 . Tetapi sayangnya, dalam perumpamaan israel sebagai kebun anggur, Allah mengharapkan bangsa israel adalah sebagai kebun anggur yang baik, karena itu Allah menyebut umat-Nya dengan “Kekasih-Ku”, tetapi kenyataannya “mengapa yang dihasilkannya buah anggur yang asam?” (Yes 5:4) Penjelasan Nats 1. Bangsa Israel Tidak Mampu Menunjukkan Kualitas Hidup yang Benar (ay. 1 – 2) Yesaya 5 : 1 – 7 ini merupakan nyanyian nabi Yesaya untuk menyuarakan bagaimana perasaan Allah melihat tingkah laku bangsa-Nya. Nyanyian ini diawali Nabi Yesaya dengan memperkenalkan hubungannya yang akrab dengan Allah dengan menyebut-Nya sebagai “Kekasihku” yang memiliki sebuah kebun anggur yang terletak di lereng bukit yang subur. Kebun anggur di lereng bukit yang subur berarti Allah yang mengasihi umat-Nya tidak memberi separuh-separuh. Dia memberi sepenuhnya secara berlimpah. Subur selalu bermakna kelimpahan. Penuh berkat dan tak pernah kekurangan. Tanah yang subur itu diolah dengan sangat baik oleh pemiliknya, Ia mencangkulnya serta membuang bebatuan yang ada di lahan itu agar batu-batu itu tidak menghimpit akar pokok anggur yang akan ditanamnya. Setelah proses penggemburan tanah dilakukan, maka si Pemilik tanah itu menanam benih anggur pilihan/ bibit unggul. Tidak sampai disitu, si Pemilik tanah itu juga membangun sebuah menara sebagai tempat untuk menjaga dan mengawasi lahan itu hingga nantinya menghasilkan buah. Disana pengawas dapat menjaga kebun dari gangguan hewan-hewan perusak atau maling yang ingin mencuri. 37 Andrew E. Hill & John H. Walton; Survei Perjanjian Lama; Penerbit Gandum Mas, Malang, 2004.hal529 38 Bob Utley, Guru besar Hermeneutika (Penafsiran Alkitab); Yesaya : Sang Nabi dan Jamannya, Pasal 1 – 39; Kumpulan Panduan Belajar Perjanjian Lama, Vol. 11a, Bible Lessons International; Marshal, Texas 2010. Hal 65
  • 20. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 20 Si Pemilik juga telah menggali lobang untuk tempat pemerasan buah anggur itu nantinya ketika tiba saatnya untuk panen. Pemilik kebun benar-benar mempersiapkan segala yang terbaik agar kebunnya bisa menghasilkan buah yang unggul, rasanya manis dan memiliki kualitas yang terbaik. Namun ketika tiba musim panen, kebun itu membuat si Pemilik kecewa, bahkan marah karena buah yang dihasilkan rasanya asam, sama seperti buah anggur liar yang tumbuh di hutan. Ini merupakan gambaran hidup orang Israel masa itu. Kekasih yang dimaksud Yesaya, yaitu Pemilik kebung anggur itu adalah Tuhan, sementara kebun anggur itu adalah orang Israel. Sementara anggur adalah buah kehidupan bangsa itu. Tuhan telah menyiapkan segala sesuatu untuk kebahagiaan bangsa pilihan-Nya itu. Tuhan ingin bangsa itu benar-benar mampu membuktikan identitas mereka sebagai bangsa pilihan Tuhan, yaitu dengan pola hidup yang benar di hadapan Tuhan dan sesama manusia. Hidup dalam kasih dan persaudaraan. Namun, sebaliknya, bangsa itu malah hidup dalam kebrorokan iman, pemberontakan kepada Allah, penyembahan berhala dan hidup dalam kesombongan. Kualitas hidup mereka digambarkan seperti buah anggur liar yang tumbuh di hutan yang tidak pernah disentuh oleh orang-orang karena rasanya yang sama sekali tidak enak. 2. Hukuman Untuk Ketidakpatuhan Israel Kepada Allah (ay. 3 – 7) Melalui Yesaya, Allah memberikan pertanyaan untuk menggugah bangsa Israel. Sebutan, “hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda” menunjuk kepada semua orang Israel dan Yehuda yang sedang berhimpun mendengar pada perayaan Pondok Daun, pada masa penuaian. Melalui Yesaya, Allah mengungkapkan kekecewaan-Nya kepada bangsa itu. Allah telah memberikan yang terbaik bagi bangsa itu (kebun anggur-Nya). Ia memberikan para nabi, nabi maupun imam untuk menjaga kerohanian mereka dan mengawasi pola hidup mereka agar tetap memiliki kualitas hidup sesuai dengan yang Tuhan inginkan, tapi mereka membalas dengan perlakuan yang bertolak belakang dengan yang Tuhan inginkan. Mereka mengabaikan perkataan para penjaga, sementara ada juga penjaga yang tidak melakukan tugasnya sehingga bangsa itu jatuh ke dalam dosa. Kelakuan bangsa yang melawan arus dan ajaran Tuhan itu mendatangkan akibat yang setimpal bagi mereka. Allah akan mencabut pagar/ pembatas yang telah dibuat-Nya, sehingga kebun itu akan dihancurkan oleh hewan-hewan dan hama. Artinya Tuhan akan
  • 21. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 21 membiarkan tembok-tembok pengaman Yerusalem dihancurkan dan mengizinkan bangsa yang tidak mengenal Tuhan masuk dan menghancurkan bangsa itu. Tidak ada lagi penjaga yang menjamin keselamatan bangsa itu. Tuhan akan membiarkan kebun itu ditumbuhi semak duri dan rumput yang akan menghimpit dan menyiksa tanaman anggur itu. Artinya, Tuhan akan ijinkan bangsa-bangsa menjajah mereka dan memberikan kepedihan hidup bagi mereka yang tentu saja berbanding terbalik dengan hidup mereka sebelumnya saat masih dalam sukacita dan kelimpahan. Bahkan Allah akan memerintahkan awan untuk tidak menurunkan hujan atas tanah itu, sehingga tanah itu akan gersang, pohon-pohon anggur akan layu dan kering bahkan mati. Pohon-pohon yang kering dan mati itu akan dicampakkan ke api. Artinya Allah akan mengijinkan kegersangan menyelimuti hidup mereka, hidup penuh penderitaan sebagai pelajaran bagi mereka atas perbuatannya sendiri. Kaum Israel sebagai bangsa pilihan dari segala bangsa telah dididik, dipelihara serta dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh Tuhan. Bangsa Yehuda yang merupakan tanaman kegemaran, pilihan dan benih yang sungguh murni telah berubah menjadi pohon berbau busuk seperti pohon anggur liar yang menghasilkan buah yang asam rasanya (Yer. 2 : 21). Tujuan Allah tentu bukan semata-mata untuk membinasakan mereka, namun untuk mengajar dan mengingatkan mereka bahwa kelimpahan hanya ada di dalam Tuhan, dan cepat atau lambat orang yang membangkang tidak akan mampu menghindari hukuman dari Allah. Dengan demikian mereka bisa paham dan mengerti sebagai bangsa pilihan Tuhan, mereka (kaum Israel) harus mampu menjadi kebun anggur yang baik yang bisa menghasilkan tanaman-tanaman anggur (Yehuda) yang memiliki buah berkualiatas dan rasa yang manis serta menjadi sukacita bagi yang merasakannya39 . 39 Renungan Kotbah; Kita adalah Kebun Anggur Tuhan; kerangka sermon evangelium minggu 5 oktober 2014, haL 4
  • 22. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 22 C. Studi Intertekstual Yoh 15 : 1-6 dan Yes 5 : 1-7 Pertalian Historis Kesinambungan Dalam Kitab Yesaya 5 : 1- 7 dan Yohanes 15 :1-6 merupakan perumpamaan yang bersifat alegoris dimana adanya persamaan makna pada Yesaya, bahwa Allah digambarkan sebagai pemilik kebun anggur, gambaran israel dan yehuda yang dilambangkan sebagai kekasih-Nya, dan dalam Yohanes menjelaskan bahwa Bapa (Allah) sebagai pengusaha dari kebun anggur itu. Demikian juga bila melihat dari unsur-unsur teksnya bahwa dalam Yesaya 5 : 2-4, menggambarkan kekecewaan dan murka Allah terhadap kebun anggurnya yang justru menghasilkan “Anggur yang Asam”, dimana pada ayat 5-7 Allah menimpakan penghukuman kepada umat-Nya melalui penawanan, pembuangan seperti yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya, tetapi pengharapan akan keselamatan umat-Nya tetap disediakan oleh Allah melalui nubuat-nubuatan yang digenapi dalam diri sang Mesias yang digambarkan dalam Perjanjian Baru Yohanes 15 :1-8 sebagai “Kebun Anggur yang Baik” dimana pengharapan keselamatan dan perlindungan umat-Nya yaitu bagi orang yang percaya sampai zaman sekarang juga digambarkan sebagai ranting-ranting yang melekat pada pokok anggur itu. Kesinambungan kedua tema ini, menunjukkan adanya kesatuan teks dimana perjanjian lama menegaskan penggenapan janji-janji dan pengharapan-pengharapan pada perjanjian baru, tetapi tidak berarti perjanjian lama sudah usang, melainkan justru menunjukkan bahwa pada hakekatnya perjanjian baru tergantung pada kerangka-kerangka pemahaman perjanjian lama untuk mengerti dan mengungkapkan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Perjanjian ini merupakan satu kesatuan40 Kebun anggur yang tidak menghasilkan buah Yesaya juga mengumpamakan umat Allah sebagai kebun anggur yang tidak produktif (ck) yang pemilik dan pemeliharaannya tidak lain adalah Yahweh. Ia berharap banyak dari kebun anggur itu, namun hasil buahnya tidak baik (5:1-7). Yahweh memanggil 40 David L. Baker; Satu Alkitab dua Perjanjian; suatu studi tentang hubungan teologis antara perjanjian lama dan perjanjian baru; PT. BPK. Gunung Mulia; Jakarta, 2010. hal 286
  • 23. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 23 umatNya untuk merespondilema-Nya untuk tetap mempertahankan kebun itu atau membuangnya. Dengan demikian Allah telah menunjukkan dengan jelas bahwa pembuangan Yehuda sangatlah beralasan. Mereka telah menerima kerjaan yang mulia namun menentangnya dengan segala cara41 . Inilah kali pertama, secara kronologis, muncul kebun anggur sebagai perumpamaan tentang Israel. Dalam Perjanjian Lama, perumpamaan tersebut muncul lagi dalam. Yeremia 12:10 dan Mazmur 80. Dalam Perjanjian Baru, kiasan ini khusus muncul dalam Khotbah Yesus tentang Pokok Anggur yang Benar (Yoh. 15). Nabi Yesaya mengidentifikasikan diri dengan "kekasih" dalam Yesaya 5:4 menunjukkan kesatuan mistis di antara mereka, yaitu kesatuan yang paling cocok untuk menggambarkan hubungan nabi dengan Allah yang menggunakan sang nabi sebagai juru bicara. Sungguh, dosa Israel tak termaafkan karena menghasilkan buah yang masam, padahal Allah telah memberikan semua kemudahan berupa tanah yang baik dan subur. Mereka harus menghadapi hukuman yang tidak bisa ditolak, pagar perlindungan mereka diangkat, dan para penyerang masuk merusakkan mereka.42 Banyak penafsir yang mengatakan bahwa di sini Yesus membandingkan diriNya dengan Israel, yang adalah pohon anggur yang sudah rusak. Pertalian Sastra (Makna) Pembahasan kedua tema diatas merupakan perumpamaan-perumpamaan yang bersifat “Alegoris” tentang pokok anggur, yaitu suatu metode penafsiran atau eksposisi yang menganggap kata-kata berisi makna sekunder, yang berbeda dengan makna lugasnya. Dalam injil-injil beberapa perumpamaan telah diberi pemaknaan alegoris, dan dikatakan bahwa rincian perumpamaan berisi arti yang lebih dalam, sebagaimana perumpamaan Yesus sebagai “Pokok Anggur Yang Benar” (Yoh 15:1-6), bahwa perumpamaan-perumpamaan Yesus memiliki makna tunggal, tidak bermacam-macam, alegoris seperti ini menunjukkan perkembangan dalam hubungannya dengan Perjanjian Lama setelah zaman Yesus. Sifat alegoris ini tetap terbuka bagi para pembaca dari 41 Willem A. VanGemeren; Penginterpretasian Kitab para Nabi;Interpreting the Prophetic Word; Penerbit Momentum, Surabaya, 2016. Hal 276 42 Sumber : ALKITAB SABDA http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=23&chapter=5&verse=1
  • 24. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 24 kebudayaan dan generasi yang berbeda-beda untuk memberikan penafsirannya sendiri atas teks-teks tersebut43 . Dengan demikian penafsiran ini dapat memberikan makna baru dari peristiwa masa lalu yang relevansinya dengan zaman sekarang, jadi jelas ini menunjukkan adanya suatu kesatuan yang progresif antara PL dan PB. Biasanya para sarjana bersikeras bahwa paling tidak ada dua penulis berbeda yang menulis kitab ini dan mereka dipisahkan satu dengan yang lain dalam jangka waktu 150 tahun, secara khas ada rujukan kepada hipotesis “deutero-Yesaya” dan sering juga kepada “trito-Yesaya” sebagai orang-orang tidak dikenal yang diakui sebagai penulis pasal 40 – 66 dalam abad ke-6 dan ke-5 sM. Walaupun demikian, beberapa sarjana merasa bahwa pandangan mereka tentang otoritas Alkitab menuntut bahwa kitab tersebut dilihat sebagai satu kesatuan. Kesaksian kitab ini sendiri tanpa ragu-ragu menegaskan realitas nubuat adikodrati yang bersifat ramalan. Bagi orang-orang yang tidak memandang pernyataan Kristus sebagai rujukan sastra tetapi sebagai penegasan terhadap penulisnya, maka Perjanjian Baru menuntut Yesaya dianggap sebagai nabi yang menyampaikan nubuat-nubuat ini kepada israel, karena setidak-tidaknya ini menunjukkan Yesaya dikenali sebagai sumbernya44 Penjelasan kata “yang benar” dalam frasa “pokok anggur yang benar” Faktor lain untuk menentukan maksud dari pernyataan Yesus mengenai diri-Nya yang adalah pokok anggur yang benar adalah dengan menganalisa gramatikal dalam kata “pokok anggur yang benar (the true vine).” Ada dua hal yang perlu dianalisa, yaitu (1) signifikansi pemakaian kata sandang h` (“the;” tidak terlihat dalam terjemahan Bahasa Indonesia); dan (2) signifikansi kata alhqinh, (true). 1. Penggunaan kata sandang h` Penggunaan kata sandang dalam kata h` a;mpeloj (the vine) sebenarnya memiliki arti yang khusus. Jika melihat keseluruhan Injil Yohanes, terkadang Yohanes memakai frasa ego eimi dalam bentuk absolut (tanpa predikat/sebutan) dan terkadang memakainya 43 W.R.F. Browning; Kamus Alkitab; Panduan dasar ke dalam kitab-kitab, tema, tempat, tokoh dan istilah Alkitabiah; PT. BPK. Gunung Mulia; Jakarta, 2002. hal 12 44 Andrew E. Hill & John H. Walton; Survei Perjanjian Lama; Penerbit Gandum Mas, Malang, 2004. hal 524
  • 25. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 25 dengan expressed predicate45 . Yohanes 15:1-6 merupakan teks yang frasa ego eimi-nya memiliki predikat; Akulah dengan predikat sebagai pokok anggur. Ketika Yohanes memakai frasa ego eimi disertai predikat, maka Yohanes akan menyertai predikat itu dengan kata sandang. Misalnya, Yohanes 8:12, Yesus mengatakan bahwa, “Akulah terang dunia (ego eimi to phos tou kosmou).” Dalam bahasa Yunani, sebuah predikat dalam bentuk kata benda biasanya tidak memakai kata sandang46 . Harner menyimpulkan bahwa, “By using the article with the predicate in these ego eimi expressions, John wishes to express his belief that Jesus is, for example, the light of the world, and that conversely the light of the world in Jesus and no other. In this phrases the emphasis lies on the identity and interchangeability of subject and predicate.”47 Penggunaan kata sandang memperkuat pernyataan bahwa Yesus adalah satu-satunya dan tidak ada yang lain. Frasa ini juga menekankan identitas dan hal yang dapat saling bertukar antara subjek (Akulah) dengan predikatnya. Blass dan Debrunner juga mengkonfirmasi kepentingan analisa kata tersebut, “Nevertheless the article is inserted if the predicate noun is presented as something well known or as that which alone merits the designation (the only thing to be considered).”48 Maka dari itu, penggunaan kata sandang dalam pengakuan Yesus sebagai: “Akulah pokok anggur yang benar” dapat diterjemahkan: “Akulah satu-satunya pokok anggur yang benar.” 2. Signifikansi penggunaan kata keterangan: alhqinh, Bersanding dengan kata sandang, kata keterangan dalam Yohanes 15:1 menjadi arti sentral dari ayat ini. Sebuah hal yang mungkin dalam konotasi “yang benar” adalah sejati dan dapat dipercaya. Konotasi ini kontras dengan apa yang salah atau palsu, seperti dalam 1 Tesalonika 1:9, “Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar.” Kata ini juga dapat digunakan untuk 45 Hutchison, “The Vine” 66 46 Philip Harner, The “I am” of the Fourth Gospel: A Study in Johannine Usage and Thought (Philadelphia: Fortress, 1970) 50 dalam Hutchison, “The Vine” 66. 47 Ibid 48 Friedrich Blass dan A. Debrunner, A Greek Grammar of the New Testament and Other Early Christian Literature (terj. Robert W. Funk; Chicago: University of Chicago Press, 1961) 143.
  • 26. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 26 membedakan sesuatu yang sorgawi, realitas ilahi dibandingkan dengan apa yang duniawi49 . Ketika Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai pokok anggur yang benar, hal ini juga berarti Yesus ingin mengkontraskan diri-Nya dengan kegagalan Israel sebagai pokok anggur yang dipanggil untuk berbuah bagi Allah. Bukan hanya itu, Yesus juga sebagai pengganti pokok anggur Israel yang sudah gagal berbuah. Hal ini sudah dijanjikan Allah sebelumnya dalam Mazmur 80:14-18: “Anak manusia yang telah Kautegukan bagi diri-Mu itu.”50 Dengan jalan ini, konsep mengenai pokok anggur yang benar dapat dilihat sebagai penggenapan dari tipe mesias dalam PL. Maka dari itu, penggunaan kata alethine dalam kata “pokok anggur yang benar” menunjuk pada: “The true vine is the one that is the highest, most ultimate realization, the perfect replacing the imperfect.” 51 Apa yang Yesus katakan adalah pembalikan dari keberadaan mengenai penggambaran kebun anggur yang ada dalam PL. Yesus menjadi pokok anggur yang benar—kontras dengan ketika bangsa Israel gagal menjadi pokok anggur52 . 3. Perkataan “benar” (Alethinos) William Barclay menjelaskan : “Jesus calls himself the true vine. The point of that word ALETHINOS, true, real, genuine, is this. It is a curious fact that the symbol of the vine is never used in the Old Testament apart from the idea of degeneration. The point of Isaiah’s picture is that the vineyard has run wild. Jeremiah complains that the nation has turned into ‘degenerate and become a wild vine.’ It is as if Jesus said: ‘You think that because you belong to the nation of Israel you are a branch of the true vine of God. But the nation it is; a degenerate vine, as all your prophets saw. It is I who am the true vine. The fact that you are a Jew will not save you. The only thing that can save you is to have an intimate living fellowship with me, for I am the vine of God and you must be branches joined to me.’ Jesus was laying it down that not Jewish blood but faith in him was the way to God’s salvation. 49 John MacArthur, John 12-21, MacArthur New Testament Commentary (Chicago: Moody, 2008) 144 dalam Hutchison, “The Vine” 67. 50 Beasley-Murray, John 272. 51 John MacArthur, John 12-21, MacArthur New Testament Commentary (Chicago: Moody, 2008) 144 dalam Hutchison, “The Vine” 67. 52 Bock, Jesus according to Scripture 506.
  • 27. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 27 No external qualification can set a man right with God; only the friendship of Jesus Christ can do that” ( Yesus menyebut diriNya sendiri pokok anggur yang benar. Maksud dari kata ALETHINOS, benar, sejati, asli, adalah ini. Merupakan fakta yang aneh / mengherankan bahwa simbol pohon anggur tidak pernah digunakan dalam Perjanjian Lama terpisah dari gagasan kemerosotan (moral / rohani). Tujuan penggambaran Yesaya adalah bahwa kebun anggur itu telah menjadi liar. Yeremia mengeluh karena bangsa itu telah menjadi ‘pohon anggur yang merosot dan menjadi liar’. Seakan-akan Yesus berkata: ‘Kamu mengira bahwa karena kamu termasuk bangsa Israel maka kamu adalah ranting dari pokok anggur yang benar dari Allah. Tetapi bangsa itu adalah pokok anggur yang merosot / membusuk, seperti yang dilihat oleh semua nabimu. Akulah pokok anggur yang benar. Fakta bahwa kamu adalah orang Yahudi tidak akan menyelamatkanmu. Satu-satunya hal yang bisa menyelamatkanmu adalah dengan mempunyai persekutuan yang intim dengan Aku, karena Akulah pokok anggur Allah dan kamu harus menjadi ranting-ranting yang berhubungan denganKu’. Yesus sedang mengajarkan bahwa bukan darah Yahudi tetapi iman kepadaNya merupakan jalan keselamatan Allah. Tidak ada persyaratan lahiriah bisa membuat manusia benar di hadapan Allah; hanya persahabatan dengan Yesus Kristus bisa melakukan hal itu]53 Ada beberapa contoh ayat yang menunjukkan Israel sebagai tanaman anggur yang rusak adalah :  Yeremia 2:21 "Namun Aku telah membuat engkau tumbuh sebagai pokok anggur pilihan, sebagai benih yang sungguh murni. Betapa engkau berubah menjadi pohon berbau busuk, pohon anggur liar!"  Yesaya 5:4-7 "Apa lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam? Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak; Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, 53 William Barclay; Bible Commentaries; William Barclay's Daily Study Bible John 15; hal 173
  • 28. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 28 sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya. Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran. Dalam kaitannya dengan makna Pokok anggur dalam Perjanjian Baru dapat dijelaskan “Akulah pokok anggur yang benar” (15:1, 5). Pokok anggur sering kali melambangkan bangsa Israel yang gagal dan tidak percaya (Mazmur 80:8-16; Yesaya 5:1- 7; Yeremia 2:21; Yehezkiel 15; 19:10-14; Hosea 10:1). Dengan latar belakang inilah Yesus mengatakan :”Akulah pokok anggur yang benar”. Kata “benar” (Alethinos) benar yang sesungguhnya, yaitu “benar” sebagai lawan daripada yang mirip benar atau yang seperti benar, bukan sekedar “benar” sebagai lawan yang palsu. • Dengan kata lain, membedakan sesuatu yang benar dengan yang palsu itu relative mudah. Namun membedakan antara yang benar dan yang mirip benar itu sulit sekali. Demikianlah pentingnya penerangan Roh Kudus dalam hati dan pikiran kita dalam mengenal kebenaran yang alethinos. • Jadi “alethinos” di sini berarti benar-benar yang sejati, yang implikasinya adalah bahwa yang lain hanya seperti benar atau mirip benar, tetapi bukan kebenaran yang sesungguhnya. Contoh lain penggunaan kata “alethinos” terdapat dalam prolog Injil Yohanes: ”Terang yang sesungguhnya (alethinos), yang menerangi setiap orang sedang datang ke dalam dunia (1:9). Maka ayat ini bisa dibaca: Terang yang sebenarnya, juga menerangi setiap orang sedang datang ke dalam dunia. Yesus juga mengatakan: ”BapaKu yang memberikan kamu roti yang benar” (6:32). Demikian juga Paulus mengatakan: “… kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar…” (I Tesalonika 1:9)54 . Kalau Dia adalah pokok anggur yang benar, maka kita dikatakan adalah ranting- rantingnya. Sebagai ranting kita dipanggil untuk tinggal di dalam-Nya supaya kita dapat berbuah. Apabila kita tidak tinggal di dalam Dia, maka kita dikatakan: • Tidak dapat berbuah (ayat 4) 54 Browning, W.R.F; Kamus Alkitab A Dictionary of The Bible; PT. BPK. Gunung Mulia, Jakarta, 2007, hal 23
  • 29. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 29 • Tuhan tidak tinggal di dalam kita (ayat 4) • Tidak dapat berbuat apa-apa (ayat 5) • Kita akan dipotong dan dibuang (ayat 6) • Doa kita tidak didengar oleh Tuhan (ayat 7) • Allah Bapa tidak dipermuliakan (ayat 8) • Kita bukan murid Tuhan yang sejati (ayat 8) Mengenai pohon anggur sebagai gambaran bangsa israel : Yesaya 5 strukturnya : ucapan-ucapan tentang penghakiman dan pengharapan 1:1-5:30. Yesaya memproklamasikansuatru satu zaman transformasi yang baru dan mengundang sisa umat dari era lama, berpaling dari struktur-struktur lama yang akan musnah dan menantikan struktur baru yang tidak akan musnah yaitu Kerajaan Allah. Komunitas baru adalah semua orang yang disisihkan secara khusus melalui pembasuhan, pengampunan dan pengudusan Allah dan oleh kualitas kerendahan hati, kasih akan keadilan, kebenaran, damai sejahtera dan kesetiaan. Mereka adalah “tunggul” (6:13), yaitu “tunas yang kudus” dari era keselamatan yang baru. Sebaliknya komunitas yang lama sebagai (1) anak-anak yang bebal, (2) kota yang memberontak, dan (3) kebun anggur yang tidak produktif55 . Persoalan Teks Ada beberapa kemungkinan Yesus memakai perumpamaan diri-Nya sebagai pokok anggur yang benar. Pertama, tujuan Yesus ketika dia berbicara dengan murid-muridNya mengenai pokok anggur. Yesus ingin menunjukkan berbagai aspek mengenai pelayanan-Nya dan relasi-Nya dengan mereka dan dengan Bapa. Terbukti setelah Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai pokok anggur, ayat-ayat berikutnya (Yoh. 15:2-8, 16) menyusul untuk mengembangkan metafora tersebut. Relasi antara Yesus, murid-muridNya dan Bapa dibangun seperti tanaman anggur. Dalam metaforanya, pokok anggur biasa digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang menghasilkan buah, kebergantungan, kesatuan, dan 55 Willem A. VanGemeren; Penginterpretasian Kitab para Nabi;Interpreting the Prophetic Word; Penerbit Momentum, Surabaya, 2016. Hal 275
  • 30. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 30 pembabatan (karena tidak berbuah)56 . Bahkan menurut Carson, “the vine/vineyard was one of the most common motifs in ancient religions.”57 Kedua, Rosscup mensurvei dan kemudian memaparkan beberapa kemungkinan Yesus memakai metafora pokok anggur, karena58 : 1. Cawan anggur ketika Yesus melakukan Perjamuan Malam, yang kembali mengingatkan akan “buah dari pokok anggur.” 2. Kedekatan murid-murid ketika mereka berada di ruang atas. 3. Sebuah ranting yang ada di dekat jendela ruang atas. 4. Bayangan sebatang pokok anggur di malam yang berbulan. Jika Yesus dan murid- muridnya meninggalkan ruangan sesudah kejadian di Yohanes 14:31, Yesus dapat menggunakan buah anggur sebagai ilustrasi. 5. Anggur yang ada di pintu Bait Allah, sebuah simbol Israel ditaruh di sana oleh Herodes Agung dan diterangkan oleh Yosephus. 6. Pembakaran di Kidron. Karena Yesus dan murid-muridnya pada waktu itu sedang berjalan menuju ke Bukit Zaitun, kemungkinan mereka melewati api-apian yang sedang membakar tanaman anggur (15:6). 7. Bangsa Israel, sama seperti penggambaran di dalam PL seperti Mazmur 80, Yesaya 5, dan Yesaya 27. Presentasi visual yang sudah disebutkan oleh Rosscup adalah hal yang mungkin terjadi sehingga Yesus dapat mengeluarkan kata-kata di dalam Yohanes 15:1-6. Namun, hal tersebut bukanlah prioritas utama (second best) untuk menafsirkan perikop ini59 . Ketiga, Alegoris/metafora pokok anggur yang disebutkan Yesus juga sejalan dengan penggambaran pokok anggur, yang adalah bangsa Israel sendiri, di dalam PL (Mzm. 80:8- 19; Yes. 5:1-8; Yer. 2:21; 8-9; Yeh. 17:6-8; 19:10-14; Hos. 10:1-2). Penggambaran pokok 56 Hugh Macmillan, Bible Teachings in Nature [New York: D. Appleton, 1867] 174-177 dalam Hutchison, “The Vine”. Hal 511 57 Ibid. 512. Beberapa sarjana menerjemahkan metafora ini dari sudut tafsir yang lain. Misalnya saja Macmillan, mengajukan penafsiran bahwa pokok anggur menggambarkan tentang penjangkauan karena percabangan ranting- rantingnya ataupun dapat juga mengenai keserupaan ranting-ranting tersebut dalam hal spiritualitas dengan pokok anggurnya. (Hugh Macmillan, Bible Teachings in Nature [New York: D. Appleton, 1867] 174-177 dalam Hutchison, “The Vine” 58 James E. Rosscup, Abiding in Christ: Studies in John 15 (Grand Rapids: Zondervan, 1973) 20-28; dalam Hutchison, “The Vine” Hal 65. 59 Di dalam penafsirannya, Bultman melihat bahwa latar belakang penggambaran Yohanes 15:1-8 adalah Gnostik. Menurut Bultmann, pararelisme metafora ini dengan “human beings represent a vine of life with God as the ‘planter.’” Namun pandangan ini ditentang karena ajaran gnostik belum muncul pada zaman Yesus. Penjelasan lebih lanjut lih. Rudolf Bultmann, The Gospel of John (Oxford: Blackwell, 1971) 529
  • 31. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 31 anggur merupakan hal yang sangat mencolok baik di dalam PL maupun Yudaisme abad pertama. Perikop yang paling signifikan mengenai pokok anggur adalah Yesaya 5:1-8. Israel merepresentasikan sebuah kebun anggur milik Allah, di mana mereka seharusnya menghasilkan anggur yang baik. Namun pada kenyataannya, mereka hanya memproduksi anggur yang buruk dan pada akhirnya mereka harus dibinasakan60 . Melalui penjelasan di atas, maka Yesus sebagai pokok anggur dapat dilihat dari: (1) relasi dengan Bapa dan murid-muridNya, (2) relasi dengan lingkungan sekitarnya pada waktu Yesus beranjak dari ruang atas ke Taman Getsemani, dan (3) relasi dengan Israel dalam PL sebagai pokok anggur yang gagal menghasilkan buah yang baik. Israel Sebagai Pohon Anggur Milik Allah yang Gagal Berbuah di dalam Konteks PL Seperti yang sudah ditinjau bahwa selama ratusan tahun Israel menganggap dirinya adalah pokok anggur yang benar ataupun kebun anggur milik Allah (Mzm. 80:8-16; Yes. 5:1-7; Yer. 2:21; Yeh: 15:1-8; 17:5-10; 19:10-14; Hos. 10:1)61 . Kebun ini adalah milik Allah bukan hanya karena Allah mengasihinya, tetapi karena Ia dengan susah payah menyiapkan tanah dan menanamnya. Allah juga melindunginya dengan teliti. Sebagaimana semua kebun anggur, penanam anggur mengerjakan semua tugasnya dengan pengharapan akan panen yang baik dan berlimpah62 . Namun, kegagalan Israel sebagai tanaman anggur milik Allah membuktikan bahwa Israel bukanlah pokok anggur yang baik, apalagi pokok anggur yang benar. Misalnya, dalam Yesaya 5:1-7 mengenai nyanyian Yesaya tentang kebun anggur. Pemilik kebun anggur menanam pohon anggurnya di terbaik, merawatnya dengan baik, agar pohon yang ditanam mengeluarkan hasil yang baik. Namun, hal yang tidak disangka adalah pohon anggur tersebut menghasilkan buah yang buruk, dan harus dihancurkan. Identitas dari kebun anggur dan arti dari buah yang baik dan yang buruk secara eksplisit tercatat dalam ayat 7. “Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanaman-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran.” Sama seperti dalam Mazmur 80, teks dalam Yesaya berbicara mengenai disiplin Allah bagi umat-Nya. Israel 60 Colin G. Kruse, John (TNTC; ed. Leon Morris; Grand Rapids, MI: Eerdmans, 2003) 314. 61 Ibid 316 62 Tremper Longman III et al. Kamus Gambaran Alkitab (Surabaya: Momentum, 2011) 63
  • 32. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 32 dilukiskan dengan potensi yang besar, namun ternyata dihakimi karena kegagalan dalam hal moralitas dan spiritualitas63 . Pemahaman Yahudi Mengenai Pohon Anggur yang Berbuah dalam Konteks PB Setelah Yesus memperkenalkan diri-nya sebagai pokok anggur, maka Allah Bapa diindetifikasikan sebagai pengusahanya. Sebagai pengusaha anggur, Tuhan memiliki otoritas atas kebun anggurnya. Ia membajak, menanam, mengairi, dan membersihkan. Kebun anggur tersebut di bawah kedaulatan pemeliharaan dan otoritas-Nya64 . Yesus juga berbicara mengenai “ranting-ranting” yang menempel pada pokok anggur. Yesus tidak mengidentifikasikan ranting-ranting dengan keterangan mengenai sekelompok pengikut, namun Ia mengacu kepada dua macam “ranting:” ranting yang berbuah dan ranting yang tidak berbuah. Tentunya metafora ini mengacu kepada manusia, dan bukan tanaman. Apakah di sini Yesus berbicara mengenai orang percaya dan tidak percaya? Jika mengacu pada pertanyaan tersebut, maka kesimpulannya akan sangat prematur65 . Namun Darrell Bock sendiri memberikan penafsiran yang lebih detil mengenai perbedaan ciri-ciri orang yang berbuah dan tidak berbuah, yaitu (1) mereka yang berbuah adalah mereka yang mendengar suara gembala dan mengikuti perintah gembalanya (Yoh. 10). (2) Afirmasi dari Yoh. 15:6, bagi mereka yang tidak tinggal di dalam-Nya akan berakhir dengan dibuang ke luar, dicampakan ke dalam api, dan dibakar. Penggambaran ini adalah seperti penghakiman terakhir. (3) Bagi Yohanes, menghasilkan buah adalah tanda sebuah kehidupan (lih. Yoh. 8:39-41; 1Yoh. 4:20). (4) Dalam teks mengenai penggambaran ini, hanya ada dua kategori: mereka yang berbuah dan mereka yang tidak berbuah dan dibuang (Yoh. 15:2), dengan konsekuensi spesifik yang tertulis dalam Yoh. 15:6. Cara terbaik adalah mengatakan bahwa dalam titik ini Yesus sedang berbicara mengenai murid- muridNya. Sebagian pengikut-Nya menghasilkan buah, namun sebagian lainnya tidak (Yoh. 6:60, 66)66 . 63 Leland Ryken, James Wilhoit, Tremper Longman III, eds., Dictionary of Biblical Imagery (Downers Grove: Inter Vasity, 1998) 915. 64 Ibid 56 65 Bock, Jesus According to Scripture 507. 66 Laney, “Abiding is Believing” 56-57.
  • 33. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 33 Lebih jauh lagi, menurut Bock, kemampuan untuk murid-muridNya menghasilkan buah adalah karena murid-murid “telah dibersihkan oleh firman yang telah Kukatakan kepadamu”67 . Jadi, tindakan Yesus membersihkan mereka memungkinkan mereka untuk berbuat dari awal sampai akhir. Pembersihan ini hadir dalam pengajaran Yesus. Membawa kembali peristiwa dalam Yohanes 13:10, di mana Yudas tidak ikut serta dalam pembersihan, memungkinkan konsep mengenai perlunya menempel pada pokok anggur68 . Setelah Yesus mengatakan mengenai ranting-ranting, Yesus juga meminta murid- muridNya untuk “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku (15:4).” Ayat ini dapat memiliki tiga pilihan arti: (1) kondisional (“Jika kamu tinggal di dalam Aku, Aku akan tinggal di dalam kamu”); (2) perbandingan (“Tinggallah di dalam Aku, seperti Aku tinggal di dalam kamu”); (3) perintah yang mutual (“Tinggallah dalam-Ku, sama juga seperti Aku tinggal di dalam kamu”). Dua pilihan terakhir, yaitu pilihan yang kedua dan ketiga adalah yang paling memungkinkan. Kehidupan tidak dapat berjalan tanpa ranting menempel pada pokok anggurnya. Namun, ranting-ranting tidak dapat memilih untuk tinggal atau tidak tinggal dalam pokok anggur, tetapi mereka tetap tinggal dan menempel, entah itu menjadi ranting yang hidup atau yang mati.69 Dengan penggambaran demikian, maka terlihat bahwa Yesus menginginkan sebuah relasi yang intim dengan murid-muridNya dan umat percaya. Sedangkan mereka yang tidak memiliki relasi dengan Sang Pokok Anggur yang Benar akan dibuang seperti ranting, dibiarkan mengering, dikumpulkan dan dibakar (lih. Yeh. 15:4-6; 19:12; Mat. 3:10; 13:37-42; Yoh. 5:29). Dengan gamblang Lyall dalam bukunya menulis, “No fruit (or bad fruit) is precisely what makes any gardener take action. Anyone who has ever grown a fruit bush or tree which has failed to live up to expectations knows exactly what Jesus is talking about.”70 Gambaran ini adalah gambaran penolakan, bukan sebuah pendisiplinan. 67 Penggambaran mengenai pembersihan adalah melihat kepada pasal 13, yaitu peristiwa Yesus membasuh kaki murid- muridNya. Kata membersihkan, berasal dari bahasa Yunani, kathairo yang berarti to clean atau to purify. Bapa membersihkan ranting-ranting/murid-murid sehingga mereka dapat menghasilkan lebih banyak buah. Bapa membersihkan mereka melalui “firman” yang Yesus katakana kepada mereka. Jika meresponi pengajaran Yesus, maka umat Tuhan akan lebih banyak menghasilkan buah. 68 Bock, Jesus according to Scripture 507. (Lih. Morris, John 316). 69 Ibid 511 70 Lyall, The “I am” Sayings 139.
  • 34. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 34 Pendisiplinan sudah dijelaskan pada ayat 2 dengan cara ranting yang ada berbuah dibersihkan untuk mendapatkan buah yang lebih baik71 . Sebagai pengusaha kebun anggur, Tuhan akan membuang bagian-bagian yang menghambat produktivitas dari pokok anggur. Maka dari itu, Allah Bapa, dengan disiplinnya (membersihkan, menyucikan, memurnikan), akan menghilangkan sesuatu dari kehidupan orang-orang percaya yang tidak berkontribusi kepada pertumbuhan spiritualitas mereka72 . Ketika penulis kitab Ibrani memasukkan kata “membersihkan,” maka penulis mengacu pada pendisiplinan Allah kepada anak-anakNya. “Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak (Ibr. 12:6).” Dia juga menambahkan bahwa ketika pendisiplinan ilahi sedang dikerjakan dan anak-anak Tuhan menderita, dan tidak bersukacita, “tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya (Ibr. 12:11).”73 Oleh karena itu, setiap ranting, yaitu umat Tuhan yang menempel pada pokok anggur harus menghasilkan buah dalam kehidupan mereka. Pembersihan dalam bentuk pendisiplinan berguna untuk membuat anak-anak Tuhan menghasilkan buah yang lebih baik dalam kehidupan mereka. Ranting yang tidak berbuah akan dibuang Dalam bahasa Yunani, kata “dibuang” adalah “airo” dalam arti diambil, dilepaskan, remove. Nasib orang yang tidak berbuah, akan dibuang ke dalam api. Dari pernyataan ini, timbul pertanyaan bagaimanakah sebenarnya iman orang-orang yang tidak menghasilkan buah? Ada tiga pandangan yang diajukan untuk mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut74 . Pertama, mereka adalah orang percaya yang kehilangan keselamatan mereka. Secara konsisten, pandangan Arminian menafsirkan ranting yang tidak berbuah sebagai orang Kristen yang kehilangan keselamatan mereka. Clarke menulis, “As the vinedresser will remove every unfruitful branch from the vine, so will my Father remove every 71 Bock, Jesus According to Scripture 507-508. 72 Laney, “Abiding is Believing” 57. 73 Ibid. 57 - 58 74 Ibid. 60
  • 35. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 35 unfruitful member from my mystical body, even those that have been in me by true faith (for only such are branches).”75 Walaupun tulisan ini tidak bertujuan untuk mempertentangkan kaum Armenian mengenai pandangan mereka tentang soteriologi, namun pandangan ini tidak konsisten dengan perkataan Yesus dalam Yohanes 10:28-29, “dan Aku akan memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.”76 Kedua, mereka adalah orang Kristen yang mendapat pendisiplinan melalui kematian. Mereka masuk sorga dengan cara mati fisik. Chafer berkomentar bahwa Tuhan berhak untuk membuat mereka meninggalkan dunia ini (lih. 1Kor. 11:30; Yoh. 5:16), langsung kepada kemuliaan. Chafer juga menambahkan bahwa mereka yang sudah percaya Tuhan namun tidak menghasilkan buah akan naik ke sorga, sehingga ketidakberbuahan akan dihitung sebagai hilangnya upah pada waktu Yesus menghakimi dunia77 . Kesulitan utama untuk penafsiran ini adalah Yohanes 15:6 mengindikasikan pembuangan ranting yang tidak berbuah sebagai sebuah prelude kepada penghakiman, bukan tentang persekutuan yang diberkati dengan Yesus di sorga. Yesus menyatakan bahwa semua ranting yang tidak berbuah akan dibuang ke dalam api dan mereka akan dibakar. Banyak teks berbicara mengenai penghukuman di api ditujukan kepada orang- orang tidak percaya (Mat. 3:12; 5:22; 18:8-9; 25:41; 2Tes. 1:7-8; Why. 20:15), namun tidak ada teks di dalam PB yang mengatakan bahwa orang percaya akan dihakimi dengan api.78 Ketiga, mereka yang mengaku sebagai orang Kristen namun hanya memiliki relasi yang dangkal dengan Kristus. Pandangan terbaik untuk menilai makna teks ini adalah dengan melihat konteks dekat dalam teologi Injil Yohanes. Ranting yang tidak berbuah merepresentasikan “murid-murid” yang beasosiasi dengan Kristus secara lahiriah, namun 75 Adam Clarke, The New Testament with Commentary and Critical Notes (New York: Eaton and Mains, n. d.) 5:381 dalam Ibid. 60. 76 Laney, “Abiding is Believing” 61. 77 Lewis S. Chafer, Systematic Theology, 8 vols. (Grand Rapids, MI: Kregel, 1993) 7:4. 78 ] Laney, “Abiding is Believing” 61.
  • 36. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 36 secara batiniah dan iman mereka tidak sejalan dengan Kristus79 . Sama seperti yang MacClaren tuliskan, “If there be any real union there will be some life, and if there be any life, there will be some fruit, and therefore, the branch that has no fruit has no life, because it has no real union.”80 Oleh karena itu, ranting yang tidak berbuah adalah ranting yang tidak memiliki hidup—ranting tanpa Kristus. Pandangan ketiga ini konsisten dengan konteks dekat. Di dalam ayat 6 Yesus berkata bahwa ranting yang tidak berbuah akan dibuang. Hal ini adalah tindakan yang tidak akan dilakukan oleh Yesus kepada milik-Nya sendiri. Di dalam Yohanes 6:37 Yesus mengatakan, “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.”81 Lebih jauh, pandangan ini juga sejalan dengan teologi Yohanes mengenai progresivitas kepercayaan seseorang. Di dalam tulisan Yohanes, tahapan iman adalah sebagai berikut: mengaku percaya, kemudian kepercayaan itu dikuatkan dan terakhir kepercayaan itu akan menjadi iman seseorang. Di dalam tulisannya, Tenney merangkum konsep dari progresivitas kepercayaan yang ada di dalam Injil Yohanes sebagai berikut: The growth of belief depicted in the Gospel of John thus moves from an initial acceptance on the testimony of another to a personal knowledge marked by loyalty, service, and worship; from assumption of the historicty and integrity of Jesus to a personal trust in Him; from an outward profession to an inward reality; from attending to His teachings to acknowledging His lordship over life. Full belief may not me attained instantly; yet the incipient and tentative belief is not to be despised82 . Dalam kepercayaan (belief) ini, Tenney mengacu kepada pemahaman bahwa mereka yang disebut ranting yang tidak berbuah adalah mereka yang memiliki iman hanya di permukaan saja83 . Hal ini dikarenakan iman yang dimiliki hanya berdasarkan profesi semata. Laney menerjemahkannya sebagai berikut: “The problem of this belief is its object. It seems to have been based primarily on miracles and was not rooted in a clear 79 Ibid. 67 80 Alexander MacClaren, Exposition of Holy Scripture (Grand Rapids: Eerdmans, 1952) 7:5 dalam Ibid. 62. 81 Laney, “Abiding is Believing” 62. 82 Merrill C. Tenney, “Topics from the Gospel of John: The Growth of Belief,” Bibliotecha Sacra 132 (Oktober-Desember, 1975) 357. 83 Ibid. 351
  • 37. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 37 understanding of the Person of Christ as the Messiah and the Son of God.”84 Maka dari itu, ranting yang tidak berbuah adalah mereka yang mengaku-ngaku sebagai murid-murid Tuhan dengan mulut mereka, tetapi tidak dengan sepenuh hati mereka. Mereka tidak mengerti dengan benar dan percaya sungguh-sungguh kepada Kristus. Makna Asli Pokok Anggur dalam PL Pada masa sebelum Yesus hidup di dunia sebagai manusia, bangsa Israel seringkali direpresentasikan di dalam PL sebagai pokok anggur ataupun kebun anggur milik Allah85 . Penggunaan sebutan ini di dalam PL dalam berbagai motif memperkuat kekayaan arti metafora pokok anggur dan kebun anggur. Dalam Yesaya 27:2-6, Alkitab melukiskan Israel sebagai kebun anggur yang pada nantinya berbuah. Allah sendiri yang memeliharanya. Ayat 6 memprediksikan kemakmuran bagi Israel: “Pada hari-hari yang akan datang, Yakub akan berakar, Israel akan berkembang dan bertunas dan memenuhi muka bumi dengan hasilnya.” Namun, hal sebaliknya yang dihasilkan oleh Israel (Yes. 5:5-7). Israel mengecewakan Allah sebagai pemilik mereka. Selain itu dalam beberapa teks nabi-nabi PL; Yeremia 2:21; Yehezkiel 15:1-5; 7:1-21; 19:10-15; dan Hosea 10:1-2; menggambarkan Allah sebagai pemilik kebun anggur yang menanam Israel dalam kondisi dan lingkungan yang sempurna untuk menghasilkan buah terbaik, tetapi hasil yang diperoleh Allah adalah sebaliknya86 . Oleh karena itu, sebagian besar penggambaran mengenai pokok anggur atau kebun anggur dalam PL mengacu kepada bangsa Israel. Bangsa Israel yang adalah tanaman kegemaran Allah, tetapi mereka menghasilkan buah yang buruk dan mengecewakan hati Allah. Progresif Inspirasi Bila kita melihat pada Bait Allah, di atas pintunya terdapat ukiran yang sangat indah berbentuk pokok anggur yang dilapisi emas, lambang bangsa israel. Yosephus mengatakan bahwa pokok anggur dan buah-buahnya itu seukuran manusia. Betapa 84 Laney, “Abiding is Believing” 63. 85 George R. Beasley-Murray, John (WBC; Nashville: Thomas Nelson, 1999) 272. 86 Hutchison, “The Vine” 69.
  • 38. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 38 bangganya para murid melihat lambang tersebut. Mereka adalah sebagian dari Israel, pokok anggur yang berakar pada Abraham, Ishak dan Yakub. Mereka adalah sebagian dari bangsa yang terpilih, sekalipun mereka berada dibawah kekuasaan Roma, Allah akan melindungi pokok anggur itu dan Ia akan mengirim seorang Mesias untuk membebaskan mereka87 Janji Pemulihan juga disampaikan melalui Yesaya bahwa tetap akan adanya masa depan penghiburan dan keselamatan bagi bangsa israel yang dilambangkan sebagai kebun anggur “asam” yang mengecewakan yang dinubuatkan bahwa umat-Nya akan bergantung penuh pada kedatangan seorang Mesias yang melambangkan sebagai “Pokok Anggur yang Benar” dimana umat yang percaya dapat melekat sebagai ranting dan menerima sumber kehidupan dari pada-Nya. Dan pesan nabi Yesaya ini juga berlaku bagi umat kristen zaman sekarang ini, hanya dalam kepercayaan dan pengharapan tak tergoncang umat itu dapat menggumuli kenyataan dan pengalaman kehidupan tanpa jatuh dalam putus asa dan tanpa meninggalkan masa depan, sebagai pengharapan kita bergantung kepada Yesus yang mengatakan “Akulah pokok anggur yang benar” yang juga dipertegas dengan perkataan Yesus ...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh 15 :5b). Itu sebabnya dalam kitab Yohanes yang ditekankan adalah pentingnya kesatuan vital dengan Kristus, apabila ranting anggur terpisah dari pokoknya ia akan mati, jadi hidup yang sesungguhnya berarti kita hidup di dalam Dia dan Dia hidup di dalam kita (Yoh 15:4). Kita tahu bahwa pokok anggur adalah lambang bangsa israel, umat Allah yang tidak setia (Maz 80 :9-17); Yes 5 :1-7; Yer 2:21; Yeh 15, 19: 10-14; Hos 10:1). Sebagai ganti israel yang tidak setia sekarang kita memiliki pokok anggur yang sejati, dan nas ini juga mengandung pesan bahwa menghasilkan banyak buah itu penting dan wajar kalau kita harus tinggal pada pokok anggur (Yoh 15: 2, 4, 8)88 . Janji Pemulihan dalam Kristus Allah tetap memiliki suatu rencana bagi kaum saleh. Sang nabi menyamakan umat yang saleh dengan anggur yang baik yang yang disimpan untuk pemberkatan (65:8). Tuhan berjanji untuk memulihkan hamba-hamba-Nya yaitu sisa umat yang setia. 87 Maxie Dunnam; Akulah. Studi mengenai tujuh pernyataan Yesus; PT. BPK. Gunung Mulia; Jakarta, 2000; hal 41 88 Leon Morris; Teologia Perjanjian Baru; Penerbit Gandum Mas; 2006, hal 328
  • 39. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 39 Pembuangan dan penghakiman harus memisahkan kaum benar dari kaum fasik karena berkat bagi umat Allah dimasa depan dikhususkan hanya bagi anak-anakNya yaitu “umatKu yang mencari Aku” (ay 10). Mereka akan hidup menikmati tanah yang subur, makan, minum, menerima berkat dan sebuah nama baru dan dipenuhi dengan sukacita (ay 9-10; 13-16). Kehinaan karena pembuangan akan terlupakan (ay 16-17) dan mereka akan memperoleh era baru melalui “langit yang baru dan bumi yang baru” dan Yerusalem baru (ay 17-18). Calvin dengan tepat menerapkan janji-janji ini dalam pengertian yang luas sebagai instruksi era baru, mulai dari era pemulihan pasca pembuangan sampai saat ini. Calvin mengatakan : Para nabi berbicara tentang pemulihan setelah kembali dari Babel. Hal ini jelas benar; tetapi pemulihan tersebut belum sempurna, jika tidak diperpanjang sampai kepada Kristus; dan bahkan saat ini pun kita berada di dalam progres dan penggenapan pemulihan tersebut, dan hal-hal tersebut tidak akan tergenapi sampai terjadinya kebangkitan terakhir89 . BAB III. KESIMPULAN Kesimpulan Pertama, Kebun anggur sebagai gambaran Bangsa Israel yang adalah umat kesayangan Allah sehingga disebut sebagai “kekasihku”, tetapi kenyataannya mereka telah mendukakan hati Tuhan dengan perbuatan jahat di mata Tuhan, Hal ini dapat dilihat pada ayat pembukaan pada Yesaya 5 :1-2, yang menggambarkan seorang tuan tanah yang memiliki kebun anggur, mengingatkan orang Yahudi yang mana saja akan “Nyanyian tentang kebun anggur” : “Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur, Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu 89 Alkitab penuntun Hidup Berkelimpahan, Hal 1734. Dalam PL menggambarkan sifat bangsa israel yang tidak berkenan kepada Allah telah menjadi Anggur Asam, yang tidak menyukakan hati Tuhan
  • 40. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 40 menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam” Tetapi kenyataannya bangsa pilihan-Nya telah menjadi “Anggur Asam” yang mengecewakan sehingga Tuhan menimpakan penghukuman bagi umat-Nya Kedua, Sekalipun murka Allah ditimpakan kepada umat-Nya, tetapi melalui pesan nabi Yesaya juga memberikan adanya pengharapan dan penggenapan keselamatan (Yes 1:1-5:30) di masa datang yang digenapi dalam diri Yesus Tunas Daud. Ketiga, Melalui pemulihan gambaran kebun anggur yang asam, yang mengecewakan dari bangsa Israel dalam PL telah mengalami pembaharuan hidup dengan adanya gambaran yang sempurna tentang Pohon Anggur yang Benar (Alethinos) dalam Yohanes 15 :1-8 yang dinyatakan dalam diri Yesus Kristus Keenpat, Melalui pribadi Yesus sebagai pokok anggur yang benar, bagi setiap orang yang melekat kepadanya adalah menjadi komunitas umat-Nya yang telah diperbaharui secara khusus melalui pembasuhan, pengampunan dan pengudusan Allah dan oleh kualitas kerendahan hati, kasih akan keadilan, kebenaran, damai sejahtera dan kesetiaan. Mereka adalah “tunggul” (6:13), yaitu “tunas yang kudus” dari era keselamatan yang baru. Sebaliknya komunitas yang lama sebagai (1) anak-anak yang bebal, (2) kota yang memberontak, dan (3) kebun anggur yang tidak produktif90 . Kelima, Setiap orang percaya diharapkan untuk menjadi representasi Allah untuk menjadi kesaksian bagi dunia ini, suatu kehidupan yang berkelimpahan atau berbuah lebat. Untuk itu ada proses pembersihan yang meminta kesediaan berkorban/penyangkalan diri. Itu adalah cara yang harus ditempuh. Tidak ada ranting yang tidak perlu pembersihan dan tidak ada buah yang terjadi dengan instan. Aplikasi Murid-murid Kristus harus bersatu dengan sumber kehidupan agar terus hidup. Tidak seperti bangsa israel yang oleh Kasih Allah merawat dan memelihara kebun anggur- Nya tetapi yang didapati adalah menghasilkan anggur asam, bukan anggur yang benar 90 Willem A. Van Gemeren; Penginterpretasian Kitab para Nabi;Interpreting the Prophetic Word; Penerbit Momentum, Surabaya, 2016. Hal 275
  • 41. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 41 akibat pemberontakan mereka. Demikian juga kita yang tidak melekat kepada Pokok Anggur yang benar yaitu Yesus Kristus, maka tidak akan menghasilkan buah karena terlepas dari persatuan dan persekutuan dengan Tuhan Yesus yang adalah Sumber-Hidup. Tuhan Yesus pernah bersabda dalam Yohanes 14:6 "Akulah Hidup" (Yunani: εγω ειμι η ζωη - EGÔ EIMI HÊ ZÔÊ ; Ibrani: - 'ANOKI HAKHAYIM). Ranting yang terputus dengan pohonnya adalah ranting yang tak ada kehidupan. Dalam perikop ini, Tuhan Yesus mengajarkan kepada para murid, bahwa Dialah Pohon Anggur yang sejati. Pesan yang disampaikan dalam perumpamaan ini adalah tentang pentingnya kesatuan di dalam Dia, dan tinggal tetap bersiap-siaga di dalam Dia, untuk menghasilkan buah di dalam Dia sebagai Pohon Anggur yang Sejati dan yang memberi memberi kehidupan (band. Yohanes 3:16, 10:10, 14:6). Memiliki hidup dari Kristus berarti "bertahan sampai hidup yang kekal" (Yohanes 6:27). Tidak memiliki hidup berarti layu dan dibakar seperti ranting yang terpotong (Matius 7:13,19; Lukas 3:9; bnd Yohanes 15:6) dan dimusnahkan di dalam neraka (Matius 10:28; Markus 9:43 dab; Wahyu 20:14 dab). Pengharapan PL akan kehidupan yang baik telah dipenuhi dalam eskatologi PB sebagai hidup kebangkitan (ZÔÊ). Karena di dalam Tuhan Yesus inilah satu-satunya kehidupan sejati91 . Setelah menerima pengampunan dosa, hidup yang kekal dan kuasa untuk tetap tinggal di dalam Kristus, maka orang percaya harus menerima tanggungjawab supaya tetap selamat dan tinggal di dalam Kristus, kata yunani meno berarti tetap tinggal. Sebagaimana ranting hanya dapat hidup selama hidup dari pokok anggur mengalir kedalamnya, demikian pula orang percaya hanya mempunyai hidup dalam Kristus yang mengalir didalamnya. Syarat untuk tinggal di dalam Kristus : 1. Memelihara Firman Allah senantiasa dalam hati dan pikiran serta menjadikannya penuntun tiundakan kita 2. Memelihara kebiasdaan persekutuan yang intim dan tetap dengan Kristus supaya mengambil kekuatan dari pada-Nya 3. Menaati perintah-perintah-Nya, tinggal didalam kasih-Nya dan saling mengasihi 91 www.sarapanpagi.org, Tuhan Yesus: AKULAH POHON ANGGUR YG SEJATI (Yoh 15:1-8), disadur pd tgl 9 April 2018
  • 42. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 42 4. Memelihara kebersihan hidup kita melalui Firman Allah, menolak segala dosa dan tunduk kepada pimpinan Roh Kudus Saudara mungkin bukan termasuk bangsa Yahudi / Israel, tetapi sama seperti mereka saudara juga bisa mengandalkan kebangsaan / hal-hal lahiriah. Mungkin karena saudara berasal dari bangsa / suku bangsa yang beragama kristen, atau mungkin karena seluruh keluarga saudara turun temurun adalah orang kristen. Ingat bahwa semua itu, yang hanya merupakan hal-hal lahiriah, tidak pernah dapat menyelamatkan saudara. Hanya iman kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang bisa menyelamatkan saudara!
  • 43. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 43 DAFTAR PUSTAKA Andrew E. Hill & John H. Walton; Survei Perjanjian Lama; Penerbit Gandum Mas, Malang, 2004. Adam Clarke, The New Testament with Commentary and Critical Notes (New York: Eaton and Mains, n. d.) Alexander MacClaren, Exposition of Holy Scripture (Grand Rapids: Eerdmans, 1952 Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan; Penerbit Gandum Mas dan LAI, Malang 2008. Browning, W.R.F; Kamus Alkitab A Dictionary of The Bible; PT. BPK. Gunung Mulia, Jakarta, 2007. Bob Utley, Guru besar Hermeneutika (Penafsiran Alkitab); Eksposisi Kitab Yohanes dan Yohanes 1, 2, 3; Bible Lessons International; Mashall, Texas, 2010. ________, Guru besar Hermeneutika (Penafsiran Alkitab); Yesaya : Sang Nabi dan Jamannya, Pasal 1 – 39; Kumpulan Panduan Belajar Perjanjian Lama, Vol. 11a, Bible Lessons International; Marshal, Texas 2010. C. Groenen; Pengantar kedalam Perjanjian Lama; Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1992. Colin G. Kruse, John (TNTC; ed. Leon Morris; Grand Rapids, MI: Eerdmans, 2003) Darrell L. Bock, Jesus according to Scripture (Grand Rapids: Baker Academic, 2002) David L. Baker; Satu Alkitab dua Perjanjian; suatu studi tentang hubungan teologis antara perjanjian lama dan perjanjian baru; PT. BPK. Gunung Mulia; Jakarta, 2010. Friedrich Blass dan A. Debrunner, A Greek Grammar of the New Testament and Other Early Christian Literature (terj. Robert W. Funk; Chicago: University of Chicago Press, 1961) George R. Beasley-Murray, John (WBC; Nashville: Thomas Nelson, 1999). Grant R. Osborne, Spiral Hermeneutika (terj. Elifas Gani; Surabaya: Momentum, 2012). Herlise Y. Sagala; Jurnal Teologi STULOS 6/1 (April 2007) 143-162; Relasi orang percaya dengan Yesus Kristus dan implikasi etisnya: tafsir figuratif dalam Injil Yohanes, 2007. Hugh Macmillan, Bible Teachings in Nature [New York: D. Appleton, 1867] 174-177 dalam Hutchison, “The Vine”.
  • 44. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 44 Hulman Simanungkalit; Diktat Bahan Kuliah Teologi Nabi-nabi Besar; Program Magister Teologi (M.Th) Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia, Medan, 2018 James E. Rosscup, Abiding in Christ: Studies in John 15 (Grand Rapids: Zondervan, 1973) 20-28; dalam Hutchison, “The Vine” John Mac Arthur, John 12-21, MacArthur New Testament Commentary (Chicago: Moody, 2008) 144 dalam Hutchison, “The Vine” J. Carl Laney, “Abiding is Believing: The Analogy of the Vine in John 15:1-6,” Bibliotheca Sacra 146/581 (Januari-Maret 1989) J.D. Douglas; Ensiklopedia Alkitab Masa Kini; Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF; Jakarta 1995. J.I. Packer, Merrill C. Tenney, William White, Jr., Ensiklopedi Fakta Alkitab, 2 vol., terj. (Malang: Gandum Mas, 2001), J. Carl Laney, “Abiding is Believing: The Analogy of the Vine in John 15:1-6,” Bibliotheca Sacra 146/581 (Januari-Maret 1989). Leland Ryken, James Wilhoit, Tremper Longman III, eds., Dictionary of Biblical Imagery (Downers Grove: Inter Vasity, 1998). Leon Morris; Teologia Perjanjian Baru; Penerbit Gandum Mas; 2006. Lewis S. Chafer, Systematic Theology, 8 vols. (Grand Rapids, MI: Kregel, 1993). Maxie Dunnam; Akulah. Studi mengenai tujuh pernyataan Yesus; PT. BPK. Gunung Mulia; Jakarta, 2000. Merrill C. Tenney, “Topics from the Gospel of John: The Growth of Belief,” Bibliotecha Sacra 132 (Oktober-Desember, 1975) M.E. Duyverman; Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru; PT. BPK. Gunung Mulia, Jakarta, 1999 Nyoman Kutha Ratna, Sastra dan Culturaln Studies Representasi Fiksi Dan Fakta. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010). Paul Romanoff, “Jewish Symbols on Ancient Jewish Coins,” Jewish Quarterly Review (April 1944): 299-301 dalam Hutchison, “The Vine” Philip Harner, The “I am” of the Fourth Gospel: A Study in Johannine Usage and Thought (Philadelphia: Fortress, 1970) 50 dalam Hutchison, “The Vine”
  • 45. Ir. Daniel Saroengoe, MA – METODE INTERTEKSTUAL PESAT Ministry 45 Philip J. King dan Lawrence E. Stager, Kehidupan Orang Israel Alkitabiah (terj. Robert Setio; Jakarta: Gunung Mulia, 2010). Renungan Kotbah; Kita adalah Kebun Anggur Tuhan; kerangka sermon evangelium minggu 5 oktober 2014. Tafsiran Alkitab masa kini 2 Ayub – MaleakshiYayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta, 1994. Tremper Longman III et al. Kamus Gambaran Alkitab (Surabaya: Momentum, 2011) William Barclay; Bible Commentaries; William Barclay's Daily Study Bible John 15. Willem A. Van Gemeren; Penginterpretasian Kitab para Nabi; Interpreting the Prophetic Word; Penerbit Momentum, Surabaya, 2016. W.R.F. Browning; Kamus Alkitab; Panduan dasar ke dalam kitab-kitab, tema, tempat, tokoh dan istilah Alkitabiah; PT. BPK. Gunung Mulia; Jakarta, 2002. www.sarapanpagi.org, Tuhan Yesus: AKULAH POHON ANGGUR YG SEJATI (Yoh 15:1-8), disadur pd tgl 9 April 2018 Alkitab Sabda http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=23&chapter=5&verse=1. Disadur pada tanggal 10 Maret 2018