Sistem pemesanan tiket pesawat sering mengalami kesalahan seperti overbooking, pembatalan, dan pelanggan yang tidak hadir. Model harga dinamis bersama dianggap tepat karena menetapkan harga dua penerbangan secara bersama untuk memaksimalkan pendapatan total. Model ini mempertimbangkan hubungan antara permintaan dua penerbangan dan menyesuaikan harga dengan ketersediaan kursi.
2. Pada sebuah proses bisnis yang di dalamnya terdapat
transaksi, seringkali akan di terjadi error dan hal-hal yang di
luar dugaan pada saat proses pemesanannya maupun
pengelolaannya .
Kasus yang sering terjadi pada pemesanan tiket pesawat
online adalah “overbooking, cancellations dan no-shows”
3. Karena pada saat ini, segala sesuatu telah di atur dalam
suatu sistem digital atau elektronik yang tujuan awalnya
untuk meminimalisir kesalahan dan mengoptimalkan
waktu. Seperti pemesanan tiket pesawat. Akan tetapi,
dalam prosesnya, ketiga fenomena di atas selalu
menghiasi sistem pengolahan pemesanan tiket pesawat,
dan menyebabkan beberapa masalah akibat dari
penerapan sistem yang tidak tepat.
4. Overbooking adalah suatu cara menjual tiket melebihi
kapasitas kursi yang tersedia.
Cancellations adalah pembatalan pemesanan tiket
yang di lakukan oleh kustomer saat selling horizon
masih berlangsung.
No-shows adalah kustomer yang tidak datang pada
saat hari keberangkatan penerbangan
5. bisa terjadi karena:
1. Keinginan maskapai untuk memaksimalkan
revenue management
2. Meningkatkan utilitas pesawat secara
maksimal
3. Kekhawatiran pihak maskapai akan adanya
kursi yang tidak terisi
4. Human or customer error
5. Ketidakharmonisan sistem
6. 1. Sejumlah refund yang di berikan akan mengurangi
revenue perusahaan
2. Akan ada kursi yang tidak terisi karena maskapai
penerbangan susah untuk menjual kembali tiket-
tiket yang telah di batalkan pada saat-saat
mendekati penerbangan, atau pada saat
keberangkatan penerbangan
7. 1. Apabila Jumlah pelanggan yang datang saat
keberangkatan melebihi kapasitas kursi pesawat yang
tersedia, maka akan ada pelanggan yang tidak dapat
duduk
2. Akibat dari itu, maskapai harus memberikan kompensasi
tertentu atas kerugian yang pelanggan alami. Maka
keluarlah biaya overbooking penalty yang besarnya dapat
melebihi harga tiket itu sendiri
8. Pada zaman yang telah serba modern dan kompleks,
pelanggan tidak ingin di pusingkan oleh sistem-sistem
yang rumit yang di terapkan oleh maskapai. Selain itu,
pelanggan juga tidak ingin kecewa atas jasa yang telah di
pilihnya.
Oleh karena itu, di perlukan suatu sistem yang tepat, yang
dapat memberi keuntungan bagi kedua belah pihak, yakni
maskapai dan pelanggan
9. Sistem yang di anggap tepat adalah
MODEL JOINT DINAMIC PRICING
Joint dynamic pricing merupakan keputusan dalam revenue
management yang terkait dengan penentuan harga tiket pesawat.
Dengan joint dynamic pricing, maskapai penerbangan akan
menetapkan harga tiket dua peberbangan paralel yang dimilikinya
secara bersama-sama dan dinamis, berubah-ubah selama selling horizon
10. Tujuan: untuk memaksimalkan total expected
revenue yang dapat diperoleh dari kedua
penerbangan paralel
Penerbangan paralel : penerbangan yang
dimiliki oleh satu maskapai penerbangan,
melayani rute yang sama namun dengan jadwal
keberangkatan yang berbeda
11. keterkaitan antara dua penerbangan paralel dapat terjadi karena
terdapat perilaku kustomer yang memilih penerbangan
berdasarkan faktor harga tiket.
Kustomer tersebut akan memilih penerbangan yang harga
tiketnya lebih murah. Dengan demikian permintaan kustomer
terhadap suatu penerbangan bergantung pada harga tiket
penerbangan yang satunya. Hal ini selanjutnya akan berpengaruh
pada perolehan total pendapatan kedua penerbangan
12. Dengan melihat tingkat ketersediaan kursi kedua penerbangan,
karena keputusan harga pada salah satu penerbangan akan
berpengaruh terhadap permintaan pada penerbangan yang lain.
Sedangkan dinamisasi dalam penetapan harga tiket ini dilakukan
dengan tujuan untuk menyesuaikan antara permintaan yang
berfluktuasi dengan tingkat persediaan kursi kedua penerbangan
yang juga berubah-ubah selama selling horizon. Kesesuaian antara
permintaan dengan persediaan kursi akan menghasilkan total
pendapatan yang maksimal dari penjualan tiket kedua penerbangan
13. Terdapat dua penerbangan paralel, penerbangan A dan
penerbangan B. Berdasarkan perilakunya dalam memilih di antara
kedua penerbangan ini, kustomer dapat dibedakan menjadi time
sensitive customers (memilih berdasarkan faktor jadwal
keberangkatan), dan price sensitive customers (memilih
penerbangan yang harga tiketnya lebih murah).
Kustomer tipe I dan II adalah customer yang memilih berdasarkan
faktor jadwal penerbangan. Kustomer jenis ini biasanya
merupakan business passenger dimana mereka lebih sibuk dan
jadwal penerbangan merupkan faktor penting bagi mereka.
14. Kustomer tipe I akan memilih penerbangan A,
sedangkan kustomer tipe II akan memilih
penerbangan B. Kustomer tipe III adalah price
sensitive customers yang akan memilih penerbangan
setelah membandingkan harga penerbangan yang
masih tersedia
Kemudian kustomer tipe III ini akan menentukan
pilihannya pada penerbangan yang harga tiketnya
paling murah. Seandainya harga kedua penerbangan
sama, maka dengan peluang β, kustomer tipe III akan
memilih penerbangan A, sebaliknya dengan peluang 1
– β, akan memilih penerbangan B