SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
DAMAR SASI ELSZA P
041411331190
 Pada sebuah proses bisnis yang di dalamnya terdapat
transaksi, seringkali akan di terjadi error dan hal-hal yang di
luar dugaan pada saat proses pemesanannya maupun
pengelolaannya .
 Kasus yang sering terjadi pada pemesanan tiket pesawat
online adalah “overbooking, cancellations dan no-shows”
 Karena pada saat ini, segala sesuatu telah di atur dalam
suatu sistem digital atau elektronik yang tujuan awalnya
untuk meminimalisir kesalahan dan mengoptimalkan
waktu. Seperti pemesanan tiket pesawat. Akan tetapi,
dalam prosesnya, ketiga fenomena di atas selalu
menghiasi sistem pengolahan pemesanan tiket pesawat,
dan menyebabkan beberapa masalah akibat dari
penerapan sistem yang tidak tepat.
 Overbooking adalah suatu cara menjual tiket melebihi
kapasitas kursi yang tersedia.
 Cancellations adalah pembatalan pemesanan tiket
yang di lakukan oleh kustomer saat selling horizon
masih berlangsung.
 No-shows adalah kustomer yang tidak datang pada
saat hari keberangkatan penerbangan
 bisa terjadi karena:
1. Keinginan maskapai untuk memaksimalkan
revenue management
2. Meningkatkan utilitas pesawat secara
maksimal
3. Kekhawatiran pihak maskapai akan adanya
kursi yang tidak terisi
4. Human or customer error
5. Ketidakharmonisan sistem
1. Sejumlah refund yang di berikan akan mengurangi
revenue perusahaan
2. Akan ada kursi yang tidak terisi karena maskapai
penerbangan susah untuk menjual kembali tiket-
tiket yang telah di batalkan pada saat-saat
mendekati penerbangan, atau pada saat
keberangkatan penerbangan
1. Apabila Jumlah pelanggan yang datang saat
keberangkatan melebihi kapasitas kursi pesawat yang
tersedia, maka akan ada pelanggan yang tidak dapat
duduk
2. Akibat dari itu, maskapai harus memberikan kompensasi
tertentu atas kerugian yang pelanggan alami. Maka
keluarlah biaya overbooking penalty yang besarnya dapat
melebihi harga tiket itu sendiri
 Pada zaman yang telah serba modern dan kompleks,
pelanggan tidak ingin di pusingkan oleh sistem-sistem
yang rumit yang di terapkan oleh maskapai. Selain itu,
pelanggan juga tidak ingin kecewa atas jasa yang telah di
pilihnya.
 Oleh karena itu, di perlukan suatu sistem yang tepat, yang
dapat memberi keuntungan bagi kedua belah pihak, yakni
maskapai dan pelanggan
 Sistem yang di anggap tepat adalah
MODEL JOINT DINAMIC PRICING
 Joint dynamic pricing merupakan keputusan dalam revenue
management yang terkait dengan penentuan harga tiket pesawat.
 Dengan joint dynamic pricing, maskapai penerbangan akan
menetapkan harga tiket dua peberbangan paralel yang dimilikinya
secara bersama-sama dan dinamis, berubah-ubah selama selling horizon
 Tujuan: untuk memaksimalkan total expected
revenue yang dapat diperoleh dari kedua
penerbangan paralel
 Penerbangan paralel : penerbangan yang
dimiliki oleh satu maskapai penerbangan,
melayani rute yang sama namun dengan jadwal
keberangkatan yang berbeda
 keterkaitan antara dua penerbangan paralel dapat terjadi karena
terdapat perilaku kustomer yang memilih penerbangan
berdasarkan faktor harga tiket.
 Kustomer tersebut akan memilih penerbangan yang harga
tiketnya lebih murah. Dengan demikian permintaan kustomer
terhadap suatu penerbangan bergantung pada harga tiket
penerbangan yang satunya. Hal ini selanjutnya akan berpengaruh
pada perolehan total pendapatan kedua penerbangan
 Dengan melihat tingkat ketersediaan kursi kedua penerbangan,
karena keputusan harga pada salah satu penerbangan akan
berpengaruh terhadap permintaan pada penerbangan yang lain.
 Sedangkan dinamisasi dalam penetapan harga tiket ini dilakukan
dengan tujuan untuk menyesuaikan antara permintaan yang
berfluktuasi dengan tingkat persediaan kursi kedua penerbangan
yang juga berubah-ubah selama selling horizon. Kesesuaian antara
permintaan dengan persediaan kursi akan menghasilkan total
pendapatan yang maksimal dari penjualan tiket kedua penerbangan
 Terdapat dua penerbangan paralel, penerbangan A dan
penerbangan B. Berdasarkan perilakunya dalam memilih di antara
kedua penerbangan ini, kustomer dapat dibedakan menjadi time
sensitive customers (memilih berdasarkan faktor jadwal
keberangkatan), dan price sensitive customers (memilih
penerbangan yang harga tiketnya lebih murah).
 Kustomer tipe I dan II adalah customer yang memilih berdasarkan
faktor jadwal penerbangan. Kustomer jenis ini biasanya
merupakan business passenger dimana mereka lebih sibuk dan
jadwal penerbangan merupkan faktor penting bagi mereka.
 Kustomer tipe I akan memilih penerbangan A,
sedangkan kustomer tipe II akan memilih
penerbangan B. Kustomer tipe III adalah price
sensitive customers yang akan memilih penerbangan
setelah membandingkan harga penerbangan yang
masih tersedia
 Kemudian kustomer tipe III ini akan menentukan
pilihannya pada penerbangan yang harga tiketnya
paling murah. Seandainya harga kedua penerbangan
sama, maka dengan peluang β, kustomer tipe III akan
memilih penerbangan A, sebaliknya dengan peluang 1
– β, akan memilih penerbangan B
solusi fenomena overbooking, cancellations and no-shows pada sistem pengolahan pesanan pelanggan

More Related Content

More from Airlangga University , Indonesia

Planning programming budgeting system and zero budgeting system
Planning programming budgeting system and zero budgeting systemPlanning programming budgeting system and zero budgeting system
Planning programming budgeting system and zero budgeting systemAirlangga University , Indonesia
 
FREQUENCY DISTRIBUTION ( distribusi frekuensi) - STATISTICS
FREQUENCY DISTRIBUTION ( distribusi frekuensi) - STATISTICSFREQUENCY DISTRIBUTION ( distribusi frekuensi) - STATISTICS
FREQUENCY DISTRIBUTION ( distribusi frekuensi) - STATISTICSAirlangga University , Indonesia
 

More from Airlangga University , Indonesia (20)

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI--PROSES BISNIS PRODUKSI
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI--PROSES BISNIS PRODUKSISISTEM INFORMASI AKUNTANSI--PROSES BISNIS PRODUKSI
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI--PROSES BISNIS PRODUKSI
 
SANKSI-SANKSI PERPAJAKAN
SANKSI-SANKSI PERPAJAKANSANKSI-SANKSI PERPAJAKAN
SANKSI-SANKSI PERPAJAKAN
 
Deadline pajak-pajak
Deadline pajak-pajakDeadline pajak-pajak
Deadline pajak-pajak
 
performance budgeting
performance budgetingperformance budgeting
performance budgeting
 
Planning programming budgeting system and zero budgeting system
Planning programming budgeting system and zero budgeting systemPlanning programming budgeting system and zero budgeting system
Planning programming budgeting system and zero budgeting system
 
anggaran tradisional versus new public management
anggaran tradisional versus new public managementanggaran tradisional versus new public management
anggaran tradisional versus new public management
 
akuntansi manajemen publik versus swasta
akuntansi manajemen publik versus swastaakuntansi manajemen publik versus swasta
akuntansi manajemen publik versus swasta
 
Undang undang perkoperasian di indonesia
Undang undang perkoperasian di indonesiaUndang undang perkoperasian di indonesia
Undang undang perkoperasian di indonesia
 
sistem pengolahan data dan gaji pegawai secara elektronik
sistem pengolahan data dan gaji pegawai secara elektroniksistem pengolahan data dan gaji pegawai secara elektronik
sistem pengolahan data dan gaji pegawai secara elektronik
 
New public management
New public managementNew public management
New public management
 
Profil PT Astra International, Tbk
Profil PT Astra International, TbkProfil PT Astra International, Tbk
Profil PT Astra International, Tbk
 
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIALETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
 
Consumer Price Indeks
Consumer Price IndeksConsumer Price Indeks
Consumer Price Indeks
 
FREQUENCY DISTRIBUTION ( distribusi frekuensi) - STATISTICS
FREQUENCY DISTRIBUTION ( distribusi frekuensi) - STATISTICSFREQUENCY DISTRIBUTION ( distribusi frekuensi) - STATISTICS
FREQUENCY DISTRIBUTION ( distribusi frekuensi) - STATISTICS
 
PRANATA SOSIAL (sosiologi)
PRANATA SOSIAL (sosiologi)PRANATA SOSIAL (sosiologi)
PRANATA SOSIAL (sosiologi)
 
NORMA SOSIAL (untuk mata pelajaran sosiologi)
NORMA SOSIAL (untuk mata pelajaran sosiologi)NORMA SOSIAL (untuk mata pelajaran sosiologi)
NORMA SOSIAL (untuk mata pelajaran sosiologi)
 
Gross Domestic Product (PDB)
Gross Domestic Product (PDB)Gross Domestic Product (PDB)
Gross Domestic Product (PDB)
 
PENGANGGURAN
PENGANGGURANPENGANGGURAN
PENGANGGURAN
 
STRUKTUR PASAR MODAL
STRUKTUR PASAR MODALSTRUKTUR PASAR MODAL
STRUKTUR PASAR MODAL
 
KONSEP DAN PENGERTIAN INFLASI
KONSEP DAN PENGERTIAN INFLASIKONSEP DAN PENGERTIAN INFLASI
KONSEP DAN PENGERTIAN INFLASI
 

Recently uploaded

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 

Recently uploaded (20)

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 

solusi fenomena overbooking, cancellations and no-shows pada sistem pengolahan pesanan pelanggan

  • 1. DAMAR SASI ELSZA P 041411331190
  • 2.  Pada sebuah proses bisnis yang di dalamnya terdapat transaksi, seringkali akan di terjadi error dan hal-hal yang di luar dugaan pada saat proses pemesanannya maupun pengelolaannya .  Kasus yang sering terjadi pada pemesanan tiket pesawat online adalah “overbooking, cancellations dan no-shows”
  • 3.  Karena pada saat ini, segala sesuatu telah di atur dalam suatu sistem digital atau elektronik yang tujuan awalnya untuk meminimalisir kesalahan dan mengoptimalkan waktu. Seperti pemesanan tiket pesawat. Akan tetapi, dalam prosesnya, ketiga fenomena di atas selalu menghiasi sistem pengolahan pemesanan tiket pesawat, dan menyebabkan beberapa masalah akibat dari penerapan sistem yang tidak tepat.
  • 4.  Overbooking adalah suatu cara menjual tiket melebihi kapasitas kursi yang tersedia.  Cancellations adalah pembatalan pemesanan tiket yang di lakukan oleh kustomer saat selling horizon masih berlangsung.  No-shows adalah kustomer yang tidak datang pada saat hari keberangkatan penerbangan
  • 5.  bisa terjadi karena: 1. Keinginan maskapai untuk memaksimalkan revenue management 2. Meningkatkan utilitas pesawat secara maksimal 3. Kekhawatiran pihak maskapai akan adanya kursi yang tidak terisi 4. Human or customer error 5. Ketidakharmonisan sistem
  • 6. 1. Sejumlah refund yang di berikan akan mengurangi revenue perusahaan 2. Akan ada kursi yang tidak terisi karena maskapai penerbangan susah untuk menjual kembali tiket- tiket yang telah di batalkan pada saat-saat mendekati penerbangan, atau pada saat keberangkatan penerbangan
  • 7. 1. Apabila Jumlah pelanggan yang datang saat keberangkatan melebihi kapasitas kursi pesawat yang tersedia, maka akan ada pelanggan yang tidak dapat duduk 2. Akibat dari itu, maskapai harus memberikan kompensasi tertentu atas kerugian yang pelanggan alami. Maka keluarlah biaya overbooking penalty yang besarnya dapat melebihi harga tiket itu sendiri
  • 8.  Pada zaman yang telah serba modern dan kompleks, pelanggan tidak ingin di pusingkan oleh sistem-sistem yang rumit yang di terapkan oleh maskapai. Selain itu, pelanggan juga tidak ingin kecewa atas jasa yang telah di pilihnya.  Oleh karena itu, di perlukan suatu sistem yang tepat, yang dapat memberi keuntungan bagi kedua belah pihak, yakni maskapai dan pelanggan
  • 9.  Sistem yang di anggap tepat adalah MODEL JOINT DINAMIC PRICING  Joint dynamic pricing merupakan keputusan dalam revenue management yang terkait dengan penentuan harga tiket pesawat.  Dengan joint dynamic pricing, maskapai penerbangan akan menetapkan harga tiket dua peberbangan paralel yang dimilikinya secara bersama-sama dan dinamis, berubah-ubah selama selling horizon
  • 10.  Tujuan: untuk memaksimalkan total expected revenue yang dapat diperoleh dari kedua penerbangan paralel  Penerbangan paralel : penerbangan yang dimiliki oleh satu maskapai penerbangan, melayani rute yang sama namun dengan jadwal keberangkatan yang berbeda
  • 11.  keterkaitan antara dua penerbangan paralel dapat terjadi karena terdapat perilaku kustomer yang memilih penerbangan berdasarkan faktor harga tiket.  Kustomer tersebut akan memilih penerbangan yang harga tiketnya lebih murah. Dengan demikian permintaan kustomer terhadap suatu penerbangan bergantung pada harga tiket penerbangan yang satunya. Hal ini selanjutnya akan berpengaruh pada perolehan total pendapatan kedua penerbangan
  • 12.  Dengan melihat tingkat ketersediaan kursi kedua penerbangan, karena keputusan harga pada salah satu penerbangan akan berpengaruh terhadap permintaan pada penerbangan yang lain.  Sedangkan dinamisasi dalam penetapan harga tiket ini dilakukan dengan tujuan untuk menyesuaikan antara permintaan yang berfluktuasi dengan tingkat persediaan kursi kedua penerbangan yang juga berubah-ubah selama selling horizon. Kesesuaian antara permintaan dengan persediaan kursi akan menghasilkan total pendapatan yang maksimal dari penjualan tiket kedua penerbangan
  • 13.  Terdapat dua penerbangan paralel, penerbangan A dan penerbangan B. Berdasarkan perilakunya dalam memilih di antara kedua penerbangan ini, kustomer dapat dibedakan menjadi time sensitive customers (memilih berdasarkan faktor jadwal keberangkatan), dan price sensitive customers (memilih penerbangan yang harga tiketnya lebih murah).  Kustomer tipe I dan II adalah customer yang memilih berdasarkan faktor jadwal penerbangan. Kustomer jenis ini biasanya merupakan business passenger dimana mereka lebih sibuk dan jadwal penerbangan merupkan faktor penting bagi mereka.
  • 14.  Kustomer tipe I akan memilih penerbangan A, sedangkan kustomer tipe II akan memilih penerbangan B. Kustomer tipe III adalah price sensitive customers yang akan memilih penerbangan setelah membandingkan harga penerbangan yang masih tersedia  Kemudian kustomer tipe III ini akan menentukan pilihannya pada penerbangan yang harga tiketnya paling murah. Seandainya harga kedua penerbangan sama, maka dengan peluang β, kustomer tipe III akan memilih penerbangan A, sebaliknya dengan peluang 1 – β, akan memilih penerbangan B