SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI
PENDIDIKAN
Oleh :
DADANG DJOKO KARYANTO
NIM. P3A116008
PROGRAM DOKTOR KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2016
1.1 Latar Belakang
Isu-isu yang berkaitan dengan pendidikan nasional dan globalisasi mendorong
kita untuk melakukan identifikasi dan mencari titik-titik simetris sehingga bisa
mempertemukan dua hal yang tampaknya paradoksial, yaitu pendidikan
Indonesia yang berimplikasi nasional dan global. Dampak globalisasi memaksa
banyak negara meninjau kembali wawasan dan pemahaman mereka terhadap
konsep bangsa, tidak saja karena faktor batas-batas teritorial geografis, tetapi
juga aspek ketahanan kultural serta pilar-pilar utama lainnya yang menopang
eksistensi mereka sebagai nation state yang tidak memiliki imunitas absolut
terhadap globalisasi. Peningkatan mutu lulusan SMK yang siap kerja tentunya
tidak leps dari managemen pendidikan yang di terapkan di suatu SMK terkait,
Oleh karena itu saya mempunyai beberapa pandangan terkait dengan mata
kuliah yang saya ambil beberapa waktu lalu yaitu mata kuliah managemen
pendidikan. Beberapa analisis mengenai managemen pendidikan terkait
dengan program yang akhirnya menghasilkan input mutu lulusan yang
kompeten.
PENDAHULUA
N
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka kami dapat
menarik beberapa permasalahan, seperti:
1. Bagaimana tingkat keterserapan lulusan smk di bidang industri?
2. Faktor apa saja penyebab rendahnya mutu lulusan smk?
3. Bagaimana penerapan managemen pendidikan dan mutu lulusan smk
yang berkompeten?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat keterserapan lulusan smk di bidang industri.
2. Untuk mengetahui faktor apa saja penyebab rendahnya mutu lulusan smk.
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan managemen pendidikan dan
mutu lulusan smk yang berkompeten.
1.4 Batasan Penulisan
Adapun batasan dari penulisan ini makalah ini antara lain:
1. Membahas tentang perkembangan tingkat keterserapan lulusan smk pada
bidang industri sekarang ini.
2. Membahas tentang penerapan managemen pendidikan dan mutu lulusan
sk yang kompeten sekarang ini.
2.1 Tingkat Keterserapan Lulusan Smk di Bidang Industri
Sinergi antara dunia pendidikan dengan dunia industri serta
stakeholders di masyarakat sangat dibutuhkan. Pengetahuan dan
keterampilan yang dikembangkan di sekolah perlu disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat. Dengan harapan pendidikan dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik dari sisi pengetahuan
maupun penyelesaian masalah kontektual yang dihadapi sehari-hari.
Selama ini pembelajaran belum bisa memenuhi semua tuntutan
masyarakat, terutama bidang keterampilan hidup sesuai kondisi lokal
hidup siswa. Materi pembelajaran sering tidak sejalan dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Konsekwensinya, setelah
lulus sekolah siswa tidak bisa langsung menerapkan teori yang
didapatkan dari sekolah.
PEMBAHASAN
Tingkat keterserapan lulusan SMK di bidang industri
Dari beberapa sumber menginformasikan bahwaJumlah lulusan SMK
yang menganggur mencapai 813.776 jiwa atau 11,24 % dari jumlah
total pengangguran terbuka diindonesia sampai agustus 2014 yakni
7,24 juta jiwa
Kebijakan pemerintah membuat proporsi SMK : SMA dengan
komposisi 30% : 70%.
Rupert Evans ( 1978 ) pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem
pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu
bekerja pada suatu kelompok pekerjaan.
Belum adanya link and matc antara pendidikan kejuruan dengan
permintaan industri menyebabkan lulusan SMK adalah yang paling
banyak menganggur.
TUJUAN PENDIDIKAN KEJURUAN
 Memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga kerja
 Meningkatkan pilihan pendidikan bagi setiap individu
 Mendorong motivasi untuk belajar terus
2.2 Faktor Penyebab Rendahnya Mutu Lulusan SMK
1. Guru Kurang pengalaman praktik di industri
2. Sekolah kekurangan fasilitas praktek
3. Jumlah siswa yang melebihi kapasitas
4. Terbatasnya tempat praktek di industry
5. Iklim pembelajaran di sekolah kurang berorientasi kerja
2.3 Managemen Pendidikan dan Mutu Lulusan SMK yang Kompeten
Peningkatan mutu lulusan SMK yang siap kerja tentunya tidak lepas dari
managemen pendidikan yang di terapkan di suatu SMK terkait. Beberapa
analisis mengenai managemen pendidikan terkait dengan program yang
akhirnya menghasilkan input mutu lulusan yang kompeten.semua itu tidak
lepas dari profesionalisme dari berbagai elemen di dalam lingkungan
pendidikan, termasuk guru, staff, dan system yang berjalan dalam kancah
arena pendidikan tersebut.
Di dalam meningkatkan mutu lulusan, maka dilakukan usaha untuk menjalin
hubungan kerjasama dengan industri – industri yang terkait. Hal ini dilakukan untuk
memacu motivasi siswa dalam meraih ambisi dan prestasinya untuk siap terjun di
dunia kerja. Dalam hal ini kepala sekolah melakukan managemen untuk
mewujudkan hal ini. Dengan di bantu staf – staf terkait,misal membentuk staf khusus
untuk menangani hal ini,yaitu staf yang berfungsi untuk mengkoordinasi dengan
industri – industri untuk melancarkan hubungan kerja sama ini.
Langkah – langkah yang dapat dilaknsanakan diantaranya :
1. Meningkatkan managemen sekolah tentang pelaksanaan praktek industri (
magang ).
2. Menjalin hubungan yang lebih erat dengan dunia usaha
3. Melaksanakan komitmen yang tinggi untuk selalu berorientasi ke dunia kerja
4. Memanagemen pengeluaran rutin sebagai biaya pendidikan pada pendidikan
kejuruan yang menunjang kegiatan pembelajaran
2.4 Kualitas Tenaga Kerja Indonesia
Lebih dari 40% pekerja berpendidikan SD bila dilihat
dari angka putus sekolah secara garis besar semakin
berkurang pada setiap tahun ajaran baru. Namun,
jumlah siswa sekolah dasar yang tidak melanjutkan
pendidikan ke tingkat sekolah menengah pertama,
serta yang putus sekolah di bangku sekolah dasar,
masih relatif tinggi, yaitu 1.014.079 orang. Kondisi ini
jelas akan berdampak sangat buruk terhadap mutu
angkatan kerja di masa depan.
Angka tersebut diambil dari Ikhtisar Data Pendidikan
Dasar 2015/2016 yang diterbitkan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Berdasarkan data ini,
sebanyak 946.013 siswa (dari 4.381.997 siswa lulus
SD) tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP.
Adapun sebanyak 25.885.053 peserta didikSD)
mengalami putus sekolah di bangku SD.
Jumlah itu diperparah dengan akumulasi siswa yang hanya berijazah SD dari tahun-
tahun ajaran sebelumnya, yaitu 1.422.932 orang pada 2012/2013, 1.426.926 siswa
(2013/2014), dan 1.170.135 siswa (2014/2015). Jika ditambahkan semuanya,
jumlahnya 5.034.072 orang, mendekati populasi di Singapura yang diperkirakan
berjumlah 5.610.000 jiwa. Situasi buruk itu dipengaruhi dengan fakta bahwa
sekarang, 42,9% rakyat Indonesia hanya berpendidikan SD, 1/3 dari penduduk
Indonesia, yaitu 76 juta orang, hanya berpendidikan maksimal SMP sederajat, ini
jelas sangat membahayakan bagi mutu dan kapasitas angkatan kerja bangsa.
Karier dan Pendapatan
Dari sisi kehidupan bermasyarakat dan bernegara, kondisi banyaknya warga yang
hanya berpendidikan SD juga menimbulkan masalah. Seseorang yang tidak
memiliki daya kritis dan kemampuan berpikir analitis akan sukar untuk memahami
aturan yang ada serta mengikutinya. Ketertiban dan kenyamanan hidup
bermasyarakat dapat menjadi terganggu.
Survei Sosial Ekonomi Nasional 2014 menunjukkan porsi terbesar alasan putus
sekolah ialah ketiadaan biaya (40,4%). Masalah ini dialami kalangan miskin kota
hingga di desa-desa terpencil.
Namun dalam kurun lima tahun terakhir, ada tanda-tanda kemajuan. Sebagian
gambaran, pada tahun 2010, hanya 74,8% anak dari kalangan 20% penduduk
Indonesia termiskin masuk SMP. Pada tahun 2015, persentase itu bertambah, yakni
sebanyak 90,8% anak dari kalangan 20% termiskin duduk dibangku SMP.
Peringkat Indonesia Turun
Forum Ekonomi Dunia (WEF) belum lama ini merilis laporan Indeks Daya Saing
Global (GCI) 2016-2017. WEF menempatkan GCI Indonesia di peringkat ke-41 (dari
138 negara), turun empat tingkat dari periode 2015-2016 yang berada di posisi ke-
37 (dari 140 negara). GCI Malaysia dan Thailand lebih baik, yakni berada di peringat
ke-25 dan ke-34. Kedua negara tersebut juga mengalami penurunan jumlah
peringkat. Pada periode sebelumnya, Malaysia berada di posisi ke-18, sedangkan
Thailand diurutan ke-32.
Pemeringkatan GCI disusun berdasarkan 12 pilar. Penurunan peringkat daya saing
Indonesia merupakan kontribusi dari peringkat pilar kesehatan dan pendidikan dasar
yang rendah. Pada pilar ini, WEF menempatkan Indonesia di urutan ke-100, turun
20 peringkat dari periode lalu.
Pilar efisiensi pasar ketenagakerjaan Indonesia juga rendah, yakni posisi ke-108,
meskipun, menurut WEF, pencapaian itu naik tujuh peringkat dibandingkan periode
2015-2016.
Analisis Indonesia Labour Institute, Rekson Silaban berpendapat, produktivitas
tenaga kerja Indonesia belum banyak berubah dengan struktur angkatan kerja
masih didominasi lulusan SMP ke bawah.
Data Badan Pusat Statistik yang dikutip Kompas per Februari 2016 menunjukkan,
ada 120,64 juta penduduk Indonesia berusia di atas 15 tahun yang bekerja. Dari
jumlah itu, penduduk yang hanya tamat SD sebanyak 32,47 juta orang (27%) dan
pendidikan tertinggi SMP sebanyak 21,48 juta orang (17,8%). Adapun jumlah
warga yang tidak tamat SD sebanyak 15,65 juta orang (13%) dan tidak pernah
bersekolah sebanyak 4,3 juta orang (3,6 persen).
Di bukanya peluang mengisi guru produktif untuk
pendidikan kejuruan
Ada sebanyak 15.000 guru SMK dan SMA diberi kesempatan untuk mengisi
kekurangan guru produktif di SMK.
Para guru bid studi ilmu murni ini di persiaplan untuk menjadi guru produktif di
SMK dengan keahlian yang spesifik mencakup pertanian,
kemaritiman,ekonomi kreatif.
Pada tahun 2019 ,pemerintah menargetkan dapat memenuhi kebutuhan guru
produktif di SMK sekitar 91.000 guru.
Bahkan kementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi bertanggung jawab
untuk menyediakan programnya, dengan cara alih fungsi ,para guru akan
dialih fungsikan menjadi guru produktif diberi sertifikat profesi ke dua atau
tambahan.
Guru yang bersedia di persilakan menndaftar secara daring yang di buka
pada tanggal 8 – 22 oktober.dengan cara di tes secara daring untuk
mengetahui kemampuan dan potensi keahlian yang sesuai.
Untuk guru adaptif SMK, seperti matematika,fisika,biologi,bahasa inggris, yang
dialih fungsikan sebanyak 5.700 orang, terbanyak dari SMA, berjumalah 9.300
0rang.
Praktisi SMK,Priyanto mengatakan pengalihfungsian guru menjadi guru
produktif tidak terlalu bermanfaat dan menghabiskan anggaran , sebab guru
produktif selain kompoten mengajar juga perlu matang dalam memahami
perkembangan industri lewat magang.
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN

More Related Content

What's hot

Zaman paleolitik di malaysia
Zaman paleolitik di malaysiaZaman paleolitik di malaysia
Zaman paleolitik di malaysia
Norshafiza Ismail
 
He peranan melalui sukatan pelajaran yang seragam'
He peranan melalui sukatan pelajaran yang seragam'He peranan melalui sukatan pelajaran yang seragam'
He peranan melalui sukatan pelajaran yang seragam'
Paweh Aweh
 
penipuan dan penyelewengan di pasaran
penipuan dan penyelewengan di pasaranpenipuan dan penyelewengan di pasaran
penipuan dan penyelewengan di pasaran
mandalina landy
 
Protokol Dan Pengurusan Majlis Rasmi
Protokol Dan Pengurusan Majlis RasmiProtokol Dan Pengurusan Majlis Rasmi
Protokol Dan Pengurusan Majlis Rasmi
mokhtar
 
dasar 60(sains) : 40(sastera)
dasar 60(sains) : 40(sastera)dasar 60(sains) : 40(sastera)
dasar 60(sains) : 40(sastera)
Azima Rahim
 
Pendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negara
Pendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negaraPendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negara
Pendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negara
Linda Zain
 
Guru sebagai profesi.ppt
Guru sebagai profesi.pptGuru sebagai profesi.ppt
Guru sebagai profesi.ppt
Novelist Saru
 
Cabaran pelajar belajar atas talian
Cabaran pelajar belajar atas talianCabaran pelajar belajar atas talian
Cabaran pelajar belajar atas talian
Damairin Selangor
 
Budaya Sekolah : Kepimpinan sekolah
Budaya Sekolah : Kepimpinan sekolahBudaya Sekolah : Kepimpinan sekolah
Budaya Sekolah : Kepimpinan sekolah
noorqaseh_ramadhan
 

What's hot (20)

Zaman paleolitik di malaysia
Zaman paleolitik di malaysiaZaman paleolitik di malaysia
Zaman paleolitik di malaysia
 
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJARPERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
 
He peranan melalui sukatan pelajaran yang seragam'
He peranan melalui sukatan pelajaran yang seragam'He peranan melalui sukatan pelajaran yang seragam'
He peranan melalui sukatan pelajaran yang seragam'
 
Nilai 2 amanah
Nilai 2 amanahNilai 2 amanah
Nilai 2 amanah
 
Rancangan Malaysia Ke-11: Bab 5 - Pembangunan Modal Insan
Rancangan Malaysia Ke-11: Bab 5 - Pembangunan Modal InsanRancangan Malaysia Ke-11: Bab 5 - Pembangunan Modal Insan
Rancangan Malaysia Ke-11: Bab 5 - Pembangunan Modal Insan
 
penipuan dan penyelewengan di pasaran
penipuan dan penyelewengan di pasaranpenipuan dan penyelewengan di pasaran
penipuan dan penyelewengan di pasaran
 
Protokol Dan Pengurusan Majlis Rasmi
Protokol Dan Pengurusan Majlis RasmiProtokol Dan Pengurusan Majlis Rasmi
Protokol Dan Pengurusan Majlis Rasmi
 
Kemahiran Insaniah Meningkatkan Kebolehpasaran Mahasiswa sebagai Persediaan M...
Kemahiran Insaniah Meningkatkan Kebolehpasaran Mahasiswa sebagai Persediaan M...Kemahiran Insaniah Meningkatkan Kebolehpasaran Mahasiswa sebagai Persediaan M...
Kemahiran Insaniah Meningkatkan Kebolehpasaran Mahasiswa sebagai Persediaan M...
 
dasar 60(sains) : 40(sastera)
dasar 60(sains) : 40(sastera)dasar 60(sains) : 40(sastera)
dasar 60(sains) : 40(sastera)
 
Sjh1106
Sjh1106Sjh1106
Sjh1106
 
Pendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negara
Pendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negaraPendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negara
Pendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negara
 
Guru sebagai profesi.ppt
Guru sebagai profesi.pptGuru sebagai profesi.ppt
Guru sebagai profesi.ppt
 
Cabang-cabang falsafah menurut pandangan ahli falsafah barat
Cabang-cabang falsafah menurut pandangan ahli falsafah baratCabang-cabang falsafah menurut pandangan ahli falsafah barat
Cabang-cabang falsafah menurut pandangan ahli falsafah barat
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Ekonomi - Kemiskinan
Ekonomi - KemiskinanEkonomi - Kemiskinan
Ekonomi - Kemiskinan
 
Abstrak Kajian Ilmiah
Abstrak Kajian IlmiahAbstrak Kajian Ilmiah
Abstrak Kajian Ilmiah
 
Cabaran pelajar belajar atas talian
Cabaran pelajar belajar atas talianCabaran pelajar belajar atas talian
Cabaran pelajar belajar atas talian
 
Tugasan p.moral
Tugasan p.moralTugasan p.moral
Tugasan p.moral
 
Budaya Sekolah : Kepimpinan sekolah
Budaya Sekolah : Kepimpinan sekolahBudaya Sekolah : Kepimpinan sekolah
Budaya Sekolah : Kepimpinan sekolah
 
Isu globalisasi pendidikan
Isu globalisasi pendidikanIsu globalisasi pendidikan
Isu globalisasi pendidikan
 

Viewers also liked

Mutu relevansi-kopertis-iii-dirjen-dikti-prof-dr-djoko-santoso
Mutu relevansi-kopertis-iii-dirjen-dikti-prof-dr-djoko-santosoMutu relevansi-kopertis-iii-dirjen-dikti-prof-dr-djoko-santoso
Mutu relevansi-kopertis-iii-dirjen-dikti-prof-dr-djoko-santoso
haris5782
 
Sikap hati bagian 5 mewaspadai asumsi
Sikap hati bagian 5 mewaspadai asumsiSikap hati bagian 5 mewaspadai asumsi
Sikap hati bagian 5 mewaspadai asumsi
Elson Sinurat
 

Viewers also liked (20)

definisi sosiologi pendidikan
definisi sosiologi pendidikandefinisi sosiologi pendidikan
definisi sosiologi pendidikan
 
Teori teori sosiologi pendidikan
Teori teori sosiologi pendidikanTeori teori sosiologi pendidikan
Teori teori sosiologi pendidikan
 
Ptt filsafat ilmu
Ptt filsafat ilmuPtt filsafat ilmu
Ptt filsafat ilmu
 
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTOISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
 
Paper lengkap sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni&ilmu ;terapan
Paper  lengkap sosiologi  pendidikan sebagai ilmu  murni&ilmu ;terapanPaper  lengkap sosiologi  pendidikan sebagai ilmu  murni&ilmu ;terapan
Paper lengkap sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni&ilmu ;terapan
 
Mutu relevansi-kopertis-iii-dirjen-dikti-prof-dr-djoko-santoso
Mutu relevansi-kopertis-iii-dirjen-dikti-prof-dr-djoko-santosoMutu relevansi-kopertis-iii-dirjen-dikti-prof-dr-djoko-santoso
Mutu relevansi-kopertis-iii-dirjen-dikti-prof-dr-djoko-santoso
 
wjo_13_1_Halwai_30
wjo_13_1_Halwai_30wjo_13_1_Halwai_30
wjo_13_1_Halwai_30
 
Membuat halaman di blog Unidar
Membuat halaman di blog UnidarMembuat halaman di blog Unidar
Membuat halaman di blog Unidar
 
Dasar dasar riset bbptp (yuti)
Dasar dasar riset   bbptp (yuti)Dasar dasar riset   bbptp (yuti)
Dasar dasar riset bbptp (yuti)
 
Assumptions of IR
Assumptions of IRAssumptions of IR
Assumptions of IR
 
Sikap hati bagian 5 mewaspadai asumsi
Sikap hati bagian 5 mewaspadai asumsiSikap hati bagian 5 mewaspadai asumsi
Sikap hati bagian 5 mewaspadai asumsi
 
Ppt asumsi bermasalah
Ppt asumsi bermasalahPpt asumsi bermasalah
Ppt asumsi bermasalah
 
Sosiologi i-sem-satu
Sosiologi i-sem-satuSosiologi i-sem-satu
Sosiologi i-sem-satu
 
Sosiologi, pendidikan, bimbingan & interelasinya
Sosiologi, pendidikan, bimbingan & interelasinyaSosiologi, pendidikan, bimbingan & interelasinya
Sosiologi, pendidikan, bimbingan & interelasinya
 
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
 
Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruanPendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan
 
Teknologi untuk mea
Teknologi untuk meaTeknologi untuk mea
Teknologi untuk mea
 
Peluang TKJ & Multimedia Di Dunia Usaha/Industri
Peluang TKJ & Multimedia Di Dunia Usaha/IndustriPeluang TKJ & Multimedia Di Dunia Usaha/Industri
Peluang TKJ & Multimedia Di Dunia Usaha/Industri
 
Tugas ringkasan tujuan & prospek pendidikan kejuruan (fix)
Tugas ringkasan tujuan & prospek pendidikan kejuruan (fix)Tugas ringkasan tujuan & prospek pendidikan kejuruan (fix)
Tugas ringkasan tujuan & prospek pendidikan kejuruan (fix)
 
Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasiPendidikan vokasi
Pendidikan vokasi
 

Similar to ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN

LAMP 6. Sinkronsasi Kurikulum TEACHING FACTORY.pdf
LAMP 6. Sinkronsasi Kurikulum TEACHING FACTORY.pdfLAMP 6. Sinkronsasi Kurikulum TEACHING FACTORY.pdf
LAMP 6. Sinkronsasi Kurikulum TEACHING FACTORY.pdf
Oom Surahman
 
Pendidikan terbaik melahirkan generasi terbaik
Pendidikan terbaik melahirkan generasi terbaikPendidikan terbaik melahirkan generasi terbaik
Pendidikan terbaik melahirkan generasi terbaik
Lilis Holisah
 
Managemen Dinas Pendidikan
Managemen Dinas PendidikanManagemen Dinas Pendidikan
Managemen Dinas Pendidikan
Ilan Surf ﺕ
 
TIMSS - Peranan Dalam Menyediakan Pelajar yang Berdaya Saing di Peringkat Global
TIMSS - Peranan Dalam Menyediakan Pelajar yang Berdaya Saing di Peringkat GlobalTIMSS - Peranan Dalam Menyediakan Pelajar yang Berdaya Saing di Peringkat Global
TIMSS - Peranan Dalam Menyediakan Pelajar yang Berdaya Saing di Peringkat Global
Adilah Yahaya
 
editorsnpasca,+5.+cahya+fajar+budi+hartanto.pdf
editorsnpasca,+5.+cahya+fajar+budi+hartanto.pdfeditorsnpasca,+5.+cahya+fajar+budi+hartanto.pdf
editorsnpasca,+5.+cahya+fajar+budi+hartanto.pdf
FadhilPradana4
 
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
fauziah25
 
Efisiensi pendidikan di indonesia
Efisiensi pendidikan di indonesiaEfisiensi pendidikan di indonesia
Efisiensi pendidikan di indonesia
Lastri Cheanagho
 

Similar to ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN (20)

Pendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan Karir
Pendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan KarirPendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan Karir
Pendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan Karir
 
Education Journal
Education JournalEducation Journal
Education Journal
 
LAMP 6. Sinkronsasi Kurikulum TEACHING FACTORY.pdf
LAMP 6. Sinkronsasi Kurikulum TEACHING FACTORY.pdfLAMP 6. Sinkronsasi Kurikulum TEACHING FACTORY.pdf
LAMP 6. Sinkronsasi Kurikulum TEACHING FACTORY.pdf
 
Bab 1 08402241020
Bab 1  08402241020Bab 1  08402241020
Bab 1 08402241020
 
Pendidikan terbaik melahirkan generasi terbaik
Pendidikan terbaik melahirkan generasi terbaikPendidikan terbaik melahirkan generasi terbaik
Pendidikan terbaik melahirkan generasi terbaik
 
Kebijakan pembangunan pendidikan nasional
Kebijakan pembangunan pendidikan nasionalKebijakan pembangunan pendidikan nasional
Kebijakan pembangunan pendidikan nasional
 
Managemen Dinas Pendidikan
Managemen Dinas PendidikanManagemen Dinas Pendidikan
Managemen Dinas Pendidikan
 
TIMSS - Peranan Dalam Menyediakan Pelajar yang Berdaya Saing di Peringkat Global
TIMSS - Peranan Dalam Menyediakan Pelajar yang Berdaya Saing di Peringkat GlobalTIMSS - Peranan Dalam Menyediakan Pelajar yang Berdaya Saing di Peringkat Global
TIMSS - Peranan Dalam Menyediakan Pelajar yang Berdaya Saing di Peringkat Global
 
Evaluasi peogram psg
Evaluasi peogram psgEvaluasi peogram psg
Evaluasi peogram psg
 
editorsnpasca,+5.+cahya+fajar+budi+hartanto.pdf
editorsnpasca,+5.+cahya+fajar+budi+hartanto.pdfeditorsnpasca,+5.+cahya+fajar+budi+hartanto.pdf
editorsnpasca,+5.+cahya+fajar+budi+hartanto.pdf
 
4. BISMILLAH KTSP TABUS 2019-2020 BEGIN (ISI) rev.pdf
4. BISMILLAH KTSP TABUS 2019-2020 BEGIN (ISI) rev.pdf4. BISMILLAH KTSP TABUS 2019-2020 BEGIN (ISI) rev.pdf
4. BISMILLAH KTSP TABUS 2019-2020 BEGIN (ISI) rev.pdf
 
Tugas pip rini
Tugas pip riniTugas pip rini
Tugas pip rini
 
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaMakalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
 
Membangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerja
Membangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerjaMembangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerja
Membangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerja
 
Kurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.pdf
Kurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.pdfKurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.pdf
Kurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.pdf
 
Kurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.docx
Kurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.docxKurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.docx
Kurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.docx
 
Rps sdn merak i 2010 2014
Rps sdn merak i 2010 2014Rps sdn merak i 2010 2014
Rps sdn merak i 2010 2014
 
Pembiayaan dan kualitas pendidikan di lpi
Pembiayaan dan kualitas pendidikan di lpiPembiayaan dan kualitas pendidikan di lpi
Pembiayaan dan kualitas pendidikan di lpi
 
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
 
Efisiensi pendidikan di indonesia
Efisiensi pendidikan di indonesiaEfisiensi pendidikan di indonesia
Efisiensi pendidikan di indonesia
 

More from Dadang DjokoKaryanto

More from Dadang DjokoKaryanto (20)

Ppt nilai demokrasi ind
Ppt nilai demokrasi indPpt nilai demokrasi ind
Ppt nilai demokrasi ind
 
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
 
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
 
KUHP; DADANG DJOKO KARYANTO
KUHP; DADANG DJOKO KARYANTOKUHP; DADANG DJOKO KARYANTO
KUHP; DADANG DJOKO KARYANTO
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
SOSIOLOGI PENDIDIKAN;  MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANISOSIOLOGI PENDIDIKAN;  MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
 
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTOISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
 
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
 
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALPERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
 
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTOREFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTOREFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTOREFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
 
PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)
PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)
PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)
 

Recently uploaded

mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 

Recently uploaded (20)

mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 

ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN

  • 1. ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN Oleh : DADANG DJOKO KARYANTO NIM. P3A116008 PROGRAM DOKTOR KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI TAHUN 2016
  • 2. 1.1 Latar Belakang Isu-isu yang berkaitan dengan pendidikan nasional dan globalisasi mendorong kita untuk melakukan identifikasi dan mencari titik-titik simetris sehingga bisa mempertemukan dua hal yang tampaknya paradoksial, yaitu pendidikan Indonesia yang berimplikasi nasional dan global. Dampak globalisasi memaksa banyak negara meninjau kembali wawasan dan pemahaman mereka terhadap konsep bangsa, tidak saja karena faktor batas-batas teritorial geografis, tetapi juga aspek ketahanan kultural serta pilar-pilar utama lainnya yang menopang eksistensi mereka sebagai nation state yang tidak memiliki imunitas absolut terhadap globalisasi. Peningkatan mutu lulusan SMK yang siap kerja tentunya tidak leps dari managemen pendidikan yang di terapkan di suatu SMK terkait, Oleh karena itu saya mempunyai beberapa pandangan terkait dengan mata kuliah yang saya ambil beberapa waktu lalu yaitu mata kuliah managemen pendidikan. Beberapa analisis mengenai managemen pendidikan terkait dengan program yang akhirnya menghasilkan input mutu lulusan yang kompeten. PENDAHULUA N
  • 3. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka kami dapat menarik beberapa permasalahan, seperti: 1. Bagaimana tingkat keterserapan lulusan smk di bidang industri? 2. Faktor apa saja penyebab rendahnya mutu lulusan smk? 3. Bagaimana penerapan managemen pendidikan dan mutu lulusan smk yang berkompeten? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat keterserapan lulusan smk di bidang industri. 2. Untuk mengetahui faktor apa saja penyebab rendahnya mutu lulusan smk. 3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan managemen pendidikan dan mutu lulusan smk yang berkompeten.
  • 4. 1.4 Batasan Penulisan Adapun batasan dari penulisan ini makalah ini antara lain: 1. Membahas tentang perkembangan tingkat keterserapan lulusan smk pada bidang industri sekarang ini. 2. Membahas tentang penerapan managemen pendidikan dan mutu lulusan sk yang kompeten sekarang ini.
  • 5. 2.1 Tingkat Keterserapan Lulusan Smk di Bidang Industri Sinergi antara dunia pendidikan dengan dunia industri serta stakeholders di masyarakat sangat dibutuhkan. Pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan di sekolah perlu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Dengan harapan pendidikan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik dari sisi pengetahuan maupun penyelesaian masalah kontektual yang dihadapi sehari-hari. Selama ini pembelajaran belum bisa memenuhi semua tuntutan masyarakat, terutama bidang keterampilan hidup sesuai kondisi lokal hidup siswa. Materi pembelajaran sering tidak sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Konsekwensinya, setelah lulus sekolah siswa tidak bisa langsung menerapkan teori yang didapatkan dari sekolah. PEMBAHASAN
  • 6. Tingkat keterserapan lulusan SMK di bidang industri Dari beberapa sumber menginformasikan bahwaJumlah lulusan SMK yang menganggur mencapai 813.776 jiwa atau 11,24 % dari jumlah total pengangguran terbuka diindonesia sampai agustus 2014 yakni 7,24 juta jiwa Kebijakan pemerintah membuat proporsi SMK : SMA dengan komposisi 30% : 70%. Rupert Evans ( 1978 ) pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan. Belum adanya link and matc antara pendidikan kejuruan dengan permintaan industri menyebabkan lulusan SMK adalah yang paling banyak menganggur.
  • 7. TUJUAN PENDIDIKAN KEJURUAN  Memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga kerja  Meningkatkan pilihan pendidikan bagi setiap individu  Mendorong motivasi untuk belajar terus
  • 8. 2.2 Faktor Penyebab Rendahnya Mutu Lulusan SMK 1. Guru Kurang pengalaman praktik di industri 2. Sekolah kekurangan fasilitas praktek 3. Jumlah siswa yang melebihi kapasitas 4. Terbatasnya tempat praktek di industry 5. Iklim pembelajaran di sekolah kurang berorientasi kerja 2.3 Managemen Pendidikan dan Mutu Lulusan SMK yang Kompeten Peningkatan mutu lulusan SMK yang siap kerja tentunya tidak lepas dari managemen pendidikan yang di terapkan di suatu SMK terkait. Beberapa analisis mengenai managemen pendidikan terkait dengan program yang akhirnya menghasilkan input mutu lulusan yang kompeten.semua itu tidak lepas dari profesionalisme dari berbagai elemen di dalam lingkungan pendidikan, termasuk guru, staff, dan system yang berjalan dalam kancah arena pendidikan tersebut.
  • 9. Di dalam meningkatkan mutu lulusan, maka dilakukan usaha untuk menjalin hubungan kerjasama dengan industri – industri yang terkait. Hal ini dilakukan untuk memacu motivasi siswa dalam meraih ambisi dan prestasinya untuk siap terjun di dunia kerja. Dalam hal ini kepala sekolah melakukan managemen untuk mewujudkan hal ini. Dengan di bantu staf – staf terkait,misal membentuk staf khusus untuk menangani hal ini,yaitu staf yang berfungsi untuk mengkoordinasi dengan industri – industri untuk melancarkan hubungan kerja sama ini. Langkah – langkah yang dapat dilaknsanakan diantaranya : 1. Meningkatkan managemen sekolah tentang pelaksanaan praktek industri ( magang ). 2. Menjalin hubungan yang lebih erat dengan dunia usaha 3. Melaksanakan komitmen yang tinggi untuk selalu berorientasi ke dunia kerja 4. Memanagemen pengeluaran rutin sebagai biaya pendidikan pada pendidikan kejuruan yang menunjang kegiatan pembelajaran
  • 10. 2.4 Kualitas Tenaga Kerja Indonesia Lebih dari 40% pekerja berpendidikan SD bila dilihat dari angka putus sekolah secara garis besar semakin berkurang pada setiap tahun ajaran baru. Namun, jumlah siswa sekolah dasar yang tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat sekolah menengah pertama, serta yang putus sekolah di bangku sekolah dasar, masih relatif tinggi, yaitu 1.014.079 orang. Kondisi ini jelas akan berdampak sangat buruk terhadap mutu angkatan kerja di masa depan. Angka tersebut diambil dari Ikhtisar Data Pendidikan Dasar 2015/2016 yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Berdasarkan data ini, sebanyak 946.013 siswa (dari 4.381.997 siswa lulus SD) tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP. Adapun sebanyak 25.885.053 peserta didikSD) mengalami putus sekolah di bangku SD.
  • 11. Jumlah itu diperparah dengan akumulasi siswa yang hanya berijazah SD dari tahun- tahun ajaran sebelumnya, yaitu 1.422.932 orang pada 2012/2013, 1.426.926 siswa (2013/2014), dan 1.170.135 siswa (2014/2015). Jika ditambahkan semuanya, jumlahnya 5.034.072 orang, mendekati populasi di Singapura yang diperkirakan berjumlah 5.610.000 jiwa. Situasi buruk itu dipengaruhi dengan fakta bahwa sekarang, 42,9% rakyat Indonesia hanya berpendidikan SD, 1/3 dari penduduk Indonesia, yaitu 76 juta orang, hanya berpendidikan maksimal SMP sederajat, ini jelas sangat membahayakan bagi mutu dan kapasitas angkatan kerja bangsa. Karier dan Pendapatan Dari sisi kehidupan bermasyarakat dan bernegara, kondisi banyaknya warga yang hanya berpendidikan SD juga menimbulkan masalah. Seseorang yang tidak memiliki daya kritis dan kemampuan berpikir analitis akan sukar untuk memahami aturan yang ada serta mengikutinya. Ketertiban dan kenyamanan hidup bermasyarakat dapat menjadi terganggu. Survei Sosial Ekonomi Nasional 2014 menunjukkan porsi terbesar alasan putus sekolah ialah ketiadaan biaya (40,4%). Masalah ini dialami kalangan miskin kota hingga di desa-desa terpencil.
  • 12. Namun dalam kurun lima tahun terakhir, ada tanda-tanda kemajuan. Sebagian gambaran, pada tahun 2010, hanya 74,8% anak dari kalangan 20% penduduk Indonesia termiskin masuk SMP. Pada tahun 2015, persentase itu bertambah, yakni sebanyak 90,8% anak dari kalangan 20% termiskin duduk dibangku SMP. Peringkat Indonesia Turun Forum Ekonomi Dunia (WEF) belum lama ini merilis laporan Indeks Daya Saing Global (GCI) 2016-2017. WEF menempatkan GCI Indonesia di peringkat ke-41 (dari 138 negara), turun empat tingkat dari periode 2015-2016 yang berada di posisi ke- 37 (dari 140 negara). GCI Malaysia dan Thailand lebih baik, yakni berada di peringat ke-25 dan ke-34. Kedua negara tersebut juga mengalami penurunan jumlah peringkat. Pada periode sebelumnya, Malaysia berada di posisi ke-18, sedangkan Thailand diurutan ke-32. Pemeringkatan GCI disusun berdasarkan 12 pilar. Penurunan peringkat daya saing Indonesia merupakan kontribusi dari peringkat pilar kesehatan dan pendidikan dasar yang rendah. Pada pilar ini, WEF menempatkan Indonesia di urutan ke-100, turun 20 peringkat dari periode lalu.
  • 13. Pilar efisiensi pasar ketenagakerjaan Indonesia juga rendah, yakni posisi ke-108, meskipun, menurut WEF, pencapaian itu naik tujuh peringkat dibandingkan periode 2015-2016. Analisis Indonesia Labour Institute, Rekson Silaban berpendapat, produktivitas tenaga kerja Indonesia belum banyak berubah dengan struktur angkatan kerja masih didominasi lulusan SMP ke bawah. Data Badan Pusat Statistik yang dikutip Kompas per Februari 2016 menunjukkan, ada 120,64 juta penduduk Indonesia berusia di atas 15 tahun yang bekerja. Dari jumlah itu, penduduk yang hanya tamat SD sebanyak 32,47 juta orang (27%) dan pendidikan tertinggi SMP sebanyak 21,48 juta orang (17,8%). Adapun jumlah warga yang tidak tamat SD sebanyak 15,65 juta orang (13%) dan tidak pernah bersekolah sebanyak 4,3 juta orang (3,6 persen).
  • 14. Di bukanya peluang mengisi guru produktif untuk pendidikan kejuruan Ada sebanyak 15.000 guru SMK dan SMA diberi kesempatan untuk mengisi kekurangan guru produktif di SMK. Para guru bid studi ilmu murni ini di persiaplan untuk menjadi guru produktif di SMK dengan keahlian yang spesifik mencakup pertanian, kemaritiman,ekonomi kreatif. Pada tahun 2019 ,pemerintah menargetkan dapat memenuhi kebutuhan guru produktif di SMK sekitar 91.000 guru. Bahkan kementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi bertanggung jawab untuk menyediakan programnya, dengan cara alih fungsi ,para guru akan dialih fungsikan menjadi guru produktif diberi sertifikat profesi ke dua atau tambahan. Guru yang bersedia di persilakan menndaftar secara daring yang di buka pada tanggal 8 – 22 oktober.dengan cara di tes secara daring untuk mengetahui kemampuan dan potensi keahlian yang sesuai.
  • 15. Untuk guru adaptif SMK, seperti matematika,fisika,biologi,bahasa inggris, yang dialih fungsikan sebanyak 5.700 orang, terbanyak dari SMA, berjumalah 9.300 0rang. Praktisi SMK,Priyanto mengatakan pengalihfungsian guru menjadi guru produktif tidak terlalu bermanfaat dan menghabiskan anggaran , sebab guru produktif selain kompoten mengajar juga perlu matang dalam memahami perkembangan industri lewat magang.