SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
EPIDEMIOLOGI
INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA)
DEFINISI
• Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
merupakan penyakit yang sering dijumpai
dengan manifestasi ringan sampai berat.
• ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi
saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA
merupakan singkatan dari Infeksi Saluran
Pernapasan Akut.
• ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas
dan saluran pernapasan bagian bawah
• ISPA yang mengenai jaringan paru-paru atau
ISPA berat, dapat menjadi pneumonia.
SISTEM RESPIRASI
ANATOMI TENGGOROKAN
(THROAT ANATOMY)
PARU-PARU
Types of Respiratory Infections
• Influenzae (Flu)
• Pharyngitis
• Otitis Externa
• Otitis Media
• Sinusitis
• Laryngitis
• Bronchitis
• Bronchiliolitis
• Pneumonia (infection
in alveoli)
Laryngotracheobronchitis (croup disease)
EPIDEMIOLOGI
• ISPA merupakan penyebab kematian terbesar
baik pada bayi maupun pada anak balita 
survei mortalitas subdit ISPA pada tahun 2005 di
10 provinsi, diketahui bahwa pneumonia
merupakan penyebab kematian bayi terbesar di
Indonesia, yaitu sebesar 22,30% dari seluruh
kematian bayi.
• Survei yang sama juga menunjukkan bahwa
pneumonia merupakan penyebab kematian
terbesar pada anak balita yaitu sebesar 23,60%.
EPIDEMIOLOGI
• Studi mortalitas pada Riskesdas 2007
menunjukkan bahwa proporsi kematian
pada bayi (post neonatal) karena
pneumonia sebesar 23,8% dan pada anak
balita sebesar 15,5%.
EPIDEMIOLOGI
• Program Pengendalian Penyakit ISPA
membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan
yaitu Pneumonia dan bukan Pneumonia.
• Pneumonia dibagi atas derajat beratnya
penyakit yaitu Pneumonia berat dan
Pneumonia tidak berat.
• Penyakit batuk pilek seperti rinitis,
faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan
napas bagian atas lainnya digolongkan
sebagai bukan Pneumonia.
EPIDEMIOLOGI
• Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan
napas bagian atas ini ialah virus dan tidak
dibutuhkan terapi antibiotik.
• Pneumonia = ISPA, sehingga angka
penemuan kasus pneumonia
menggambarkan penatalaksanaan kasus
ISPA.
EPIDEMIOLOGI
• Empat belas dari 33 provinsi mempunyai
prevalensi di atas angka nasional.
• Kasus pneumonia pada umumnya terdeteksi
berdasarkan diagnosis gejala penyakit, kecuali
di Sumatera Selatan dan Papua.
• Provinsi dengan prevalensi ISPA tinggi juga
menunjukkan prevalensi pneumonia tinggi,
antara lain Nusa Tenggara Timur,Nanggroe
Aceh Darussalam, Papua Barat, Gorontalo, dan
Papua.
EPIDEMIOLOGI
• Rata‐rata cakupan penemuan pneumonia pada balita
tahun 2010 sebesar 23%, yang berarti masih jauh dari
target tahun 2010 yang sebesar 60%. Provinsi dengan
cakupan tertinggi adalah NTB (64,49%), Kalimantan
Selatan (49,60%) dan Jawa Barat (48,65%
• Kasus ISPA pada umumnya terdeteksi berdasarkan
gejala penyakit, kecuali di Sumatera Selatan lebih
banyak didiagnosis oleh tenaga kesehatan.
• Prevalensi pneumonia tahun 2007 di Indonesia adalah
2,1% (rentang: 0,8% - 5,6%).
EPIDEMIOLOGI
• Cakupan penemuan penderita pneumonia
tetap rendah sejak tahun 2005 hingga
2010. Hambatan yang ditemui dalam
meningkatkan cakupan penemuan
Pneumonia balita di puskesmas yaitu:
a. Sebagian besar pengelola program dan
petugas ISPA di poliklinik belum terlatih
karena keterbatasan dana dan mutasi
petugas yang tinggi.
EPIDEMIOLOGI
• Manajemen data:
Under reported karena kerancuan antara
diagnosa kerja dan klasifikasi
• ISPA (Pneumonia, Pneumonia Berat,
Batuk Bukan Pneumonia/ISPA biasa),
• sehingga banyak kasus pneumonia
dimasukkan ke dalam ISPA biasa.
Keterlambatan pelaporan secara
berjenjang
EPIDEMIOLOGI
• c. Pengendalian pneumonia balita masih
berbasis Puskesmas. Data kasus
pneumonia belum mencakup RS
pemerintah dan swasta, klinik, praktek,
dan sarana kesehatan lain.
• d. Di beberapa Kabupaten dan Provinsi
masih terjadi kesalahan perhitungan target
cakupan.
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi ISPA tertinggi pada balita (>35%), sedangkan
terendah pada kelompok umur 15 - 24 tahun.
• Prevalensi cenderung meningkat lagi sesuai dengan
meningkatnya umur.
• Prevalensi antara laki-laki dan perempuan relatif
sama, dan sedikit lebih tinggi di pedesaan.
Prevalensi ISPA cenderung lebih tinggi pada kelompok
dengan pendidikan dan tingkat pengeluaran RT per
kapita lebih rendah.
EPIDEMIOLOGI
• Karakteristik responden pneumonia serupa
dengan karakteristik responden ISPA,
kecuali pada kelompok umur ≥55 tahun (>3%)
pneumonia lebih tinggi.
• Pneumonia klinis terdeteksi relatif lebih tinggi
pada laki-laki dan satu setengah kali
lebih banyak di perdesaan dibandingkan di
perkotaan.
• Pneumonia cenderung lebih tinggi pada
kelompok yang memiliki pendidikan dan tingkat
pengeluaran RT per kapita lebih rendah.
Gejala & Tanda Umum
• Demam
• Sakit kepala
• Nyeri tenggorokan
• Hidung buntu, pilek
• Batuk
• Nafas cepat & dalam
• Suhu tubuh
meningkat
• Retraksi intercostal
• Gambaran paru
abnormal
• Pemeriksaan darah
abnormal
Patogenesis
• ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin,
udara pernapasan yang mengandung kuman yang
terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya
• ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi
pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang
dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak
hygienis.
• Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena
meningkatnya
• kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya
terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan
cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya
pemakaian antibiotik
KLASIFIKASI ISPA
• Di atas 5 th :
• Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh
adanya tarikan dinding dada kedalam (chest
indrawing)..
• • Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh
batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan
dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.
Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong
bukan pneumonia
KLASIFIKASI ISPA
Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit
yaitu :
•• Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan
dinding dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas
(pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan tenang tldak menangis
atau meronta).
•• Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk
usia 2 -12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4
tahun adalah 40 kali per menit atau lebih.
•• Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan
dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat.
PNEUMONIA
DEFINISI PNEUMONIA
• Pneumonia adalah inflamasi yang
mengenai parenkim paru
• Sebagian besar disebabkan oleh
mikroorganisme (virus/bakteri) dan
sebagian kecil disebabkan oleh faktor lain
PNEUMONIA
Klasifikasi berdasarkan Tempat
Terjadinya
• Pneumonia-masyarakat (community-
acquired pneumonia), bila infeksinya
terjadi di masyarakat
• Pneumonia-RS atau pneumonia
nosokomial (hospital-acquired
pneumonia).
Patofisiologi
Mekanisme pertahanan
terganggu
Terbentuk sekret
virulen
Sekret berlebih turun
ke alveoli
Kuman masuk ke
saluran napas atas
Inflamasi
Gejala Infeksi Umum
• Demam
• Sakit kepala
• Gelisah
• Malaise
• Penurunan napsu makan
• Keluhan gastrointestinal seperti mual,
muntah, atau diare
Gejala Gangguan Respiratori
• Batuk
• Sesak napas
• Retraksi dada
• Takipnea
• Napas cuping hidung
• Air hunger
• Merintih
• Sianosis
Pneumonia Pada Neonatus dan
Bayi Kecil
• Sering terjadi akibat transmisi vertikal ibu-
anak yang berhubungan dengan proses
persalinan
• Infeksi terjadi akibat kontaminasi dengan
sumber infeksi dari ibu, misalnya melalui
aspirasi mekonium, cairan amnion, atau
dari serviks ibu.
Pneumonia Pada Neonatus dan
Bayi Kecil
 Serangan apnea
 Sianosis
 Merintih
 Napas cuping hidung
 Takipnea
 Letargi, muntah
 Tidak mau minum
 Takikardi atau bradikardi
 Retraksi subkosta
 Demam
Pneumonia Pada Neonatus dan
Bayi Kecil
• Angka mortalitas sangat tinggi di negara
maju, yaitu dilaporkan 20-50%
• Angka kematian di Indonesia dan di
negara berkembang lainnya diduga lebih
tinggi
Diagnosis
Predikator paling kuat pneumonia adalah
demam, sianosis, dan lebih dari satu
gejala respiratori sebagai berikut :
o Takipnea
o Batuk
o Napas cuping hidung
o Retraksi
o Ronki
o Suara napas melemah
Klasifikasi Takipnea
Usia Frekuensi
< 2 bulan ≥ 60 x/mnt
2 – 12 bulan ≥ 50 x/mnt
1 – 5 tahun ≥ 40 x/mnt
5-12 tahun ≥ 30 x/mnt
Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana
Untuk Pelayanan Kesehatan Primer
Bayi berusia dibawah 2 bulan
Pneumonia
o Bila ada napas cepat atau sesak napas
o Harus dirawat dan diberikan antibiotik
Bukan pneumonia
o Tidak ada napas cepat atau sesak napas
o Tidak perlu dirawat, cukup diberikan
pengobatan simptomatis
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
• Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
• Immunisasi.
• Menjaga kebersihan prorangan dan
lingkungan.
• Mencegah anak berhubungan dengan
penderita ISPA.
PENCEGAHAN
• Pemberantasan yang dilakukan adalah :
• Penyuluhan kesehatan yang terutama di
tujukan pada para ibu.
• Pengelolaan kasus yang disempurnakan.
• Immunisasi
TERIMA KASIH…
有り難う御座います

More Related Content

Similar to ISPA dan Pneumonia

Pneumonia_PPT.pptx
Pneumonia_PPT.pptxPneumonia_PPT.pptx
Pneumonia_PPT.pptxLinaWardani1
 
Azaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptx
Azaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptxAzaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptx
Azaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptxReynaldo Rahima Putra
 
Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...
Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...
Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...soroylardo1
 
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis arum prasetyaning
 
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.pptPPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.pptmiftah685452
 
Pneumonia Kemkes.pptx
Pneumonia Kemkes.pptxPneumonia Kemkes.pptx
Pneumonia Kemkes.pptxanita621125
 
223720883 case-pneumonia
223720883 case-pneumonia223720883 case-pneumonia
223720883 case-pneumoniahomeworkping10
 
52474484-INFEKSI-PADA-NEONATUS.doc
52474484-INFEKSI-PADA-NEONATUS.doc52474484-INFEKSI-PADA-NEONATUS.doc
52474484-INFEKSI-PADA-NEONATUS.docAfinaMarzamonika
 
MAKALAH pneumoni.docx
MAKALAH pneumoni.docxMAKALAH pneumoni.docx
MAKALAH pneumoni.docxSriMuryani10
 
Infeksi saluran pernafasan akut
Infeksi saluran pernafasan akutInfeksi saluran pernafasan akut
Infeksi saluran pernafasan akutGadisMentari
 

Similar to ISPA dan Pneumonia (20)

Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNAIndry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPAAskep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPA
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Ispa AKPER PEMKAB MUNA
Ispa AKPER PEMKAB MUNAIspa AKPER PEMKAB MUNA
Ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
Pneumonia_PPT.pptx
Pneumonia_PPT.pptxPneumonia_PPT.pptx
Pneumonia_PPT.pptx
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Leaflet isp akper pemkab muna
Leaflet isp akper pemkab munaLeaflet isp akper pemkab muna
Leaflet isp akper pemkab muna
 
Askep ispa
Askep ispaAskep ispa
Askep ispa
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
Azaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptx
Azaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptxAzaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptx
Azaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptx
 
Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...
Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...
Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...
 
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
 
Penyuluhan ISPA
Penyuluhan ISPA Penyuluhan ISPA
Penyuluhan ISPA
 
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.pptPPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
 
Pneumonia Kemkes.pptx
Pneumonia Kemkes.pptxPneumonia Kemkes.pptx
Pneumonia Kemkes.pptx
 
223720883 case-pneumonia
223720883 case-pneumonia223720883 case-pneumonia
223720883 case-pneumonia
 
52474484-INFEKSI-PADA-NEONATUS.doc
52474484-INFEKSI-PADA-NEONATUS.doc52474484-INFEKSI-PADA-NEONATUS.doc
52474484-INFEKSI-PADA-NEONATUS.doc
 
MAKALAH pneumoni.docx
MAKALAH pneumoni.docxMAKALAH pneumoni.docx
MAKALAH pneumoni.docx
 
Makalah ispa
Makalah ispaMakalah ispa
Makalah ispa
 
Infeksi saluran pernafasan akut
Infeksi saluran pernafasan akutInfeksi saluran pernafasan akut
Infeksi saluran pernafasan akut
 

Recently uploaded

Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 

Recently uploaded (20)

Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 

ISPA dan Pneumonia

  • 2. DEFINISI • Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering dijumpai dengan manifestasi ringan sampai berat. • ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. • ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah • ISPA yang mengenai jaringan paru-paru atau ISPA berat, dapat menjadi pneumonia.
  • 6. Types of Respiratory Infections • Influenzae (Flu) • Pharyngitis • Otitis Externa • Otitis Media • Sinusitis • Laryngitis • Bronchitis • Bronchiliolitis • Pneumonia (infection in alveoli) Laryngotracheobronchitis (croup disease)
  • 7. EPIDEMIOLOGI • ISPA merupakan penyebab kematian terbesar baik pada bayi maupun pada anak balita  survei mortalitas subdit ISPA pada tahun 2005 di 10 provinsi, diketahui bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia, yaitu sebesar 22,30% dari seluruh kematian bayi. • Survei yang sama juga menunjukkan bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada anak balita yaitu sebesar 23,60%.
  • 8. EPIDEMIOLOGI • Studi mortalitas pada Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa proporsi kematian pada bayi (post neonatal) karena pneumonia sebesar 23,8% dan pada anak balita sebesar 15,5%.
  • 9. EPIDEMIOLOGI • Program Pengendalian Penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu Pneumonia dan bukan Pneumonia. • Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu Pneumonia berat dan Pneumonia tidak berat. • Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan Pneumonia.
  • 10. EPIDEMIOLOGI • Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. • Pneumonia = ISPA, sehingga angka penemuan kasus pneumonia menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA.
  • 11. EPIDEMIOLOGI • Empat belas dari 33 provinsi mempunyai prevalensi di atas angka nasional. • Kasus pneumonia pada umumnya terdeteksi berdasarkan diagnosis gejala penyakit, kecuali di Sumatera Selatan dan Papua. • Provinsi dengan prevalensi ISPA tinggi juga menunjukkan prevalensi pneumonia tinggi, antara lain Nusa Tenggara Timur,Nanggroe Aceh Darussalam, Papua Barat, Gorontalo, dan Papua.
  • 12. EPIDEMIOLOGI • Rata‐rata cakupan penemuan pneumonia pada balita tahun 2010 sebesar 23%, yang berarti masih jauh dari target tahun 2010 yang sebesar 60%. Provinsi dengan cakupan tertinggi adalah NTB (64,49%), Kalimantan Selatan (49,60%) dan Jawa Barat (48,65% • Kasus ISPA pada umumnya terdeteksi berdasarkan gejala penyakit, kecuali di Sumatera Selatan lebih banyak didiagnosis oleh tenaga kesehatan. • Prevalensi pneumonia tahun 2007 di Indonesia adalah 2,1% (rentang: 0,8% - 5,6%).
  • 13. EPIDEMIOLOGI • Cakupan penemuan penderita pneumonia tetap rendah sejak tahun 2005 hingga 2010. Hambatan yang ditemui dalam meningkatkan cakupan penemuan Pneumonia balita di puskesmas yaitu: a. Sebagian besar pengelola program dan petugas ISPA di poliklinik belum terlatih karena keterbatasan dana dan mutasi petugas yang tinggi.
  • 14. EPIDEMIOLOGI • Manajemen data: Under reported karena kerancuan antara diagnosa kerja dan klasifikasi • ISPA (Pneumonia, Pneumonia Berat, Batuk Bukan Pneumonia/ISPA biasa), • sehingga banyak kasus pneumonia dimasukkan ke dalam ISPA biasa. Keterlambatan pelaporan secara berjenjang
  • 15. EPIDEMIOLOGI • c. Pengendalian pneumonia balita masih berbasis Puskesmas. Data kasus pneumonia belum mencakup RS pemerintah dan swasta, klinik, praktek, dan sarana kesehatan lain. • d. Di beberapa Kabupaten dan Provinsi masih terjadi kesalahan perhitungan target cakupan.
  • 16. EPIDEMIOLOGI • Prevalensi ISPA tertinggi pada balita (>35%), sedangkan terendah pada kelompok umur 15 - 24 tahun. • Prevalensi cenderung meningkat lagi sesuai dengan meningkatnya umur. • Prevalensi antara laki-laki dan perempuan relatif sama, dan sedikit lebih tinggi di pedesaan. Prevalensi ISPA cenderung lebih tinggi pada kelompok dengan pendidikan dan tingkat pengeluaran RT per kapita lebih rendah.
  • 17. EPIDEMIOLOGI • Karakteristik responden pneumonia serupa dengan karakteristik responden ISPA, kecuali pada kelompok umur ≥55 tahun (>3%) pneumonia lebih tinggi. • Pneumonia klinis terdeteksi relatif lebih tinggi pada laki-laki dan satu setengah kali lebih banyak di perdesaan dibandingkan di perkotaan. • Pneumonia cenderung lebih tinggi pada kelompok yang memiliki pendidikan dan tingkat pengeluaran RT per kapita lebih rendah.
  • 18. Gejala & Tanda Umum • Demam • Sakit kepala • Nyeri tenggorokan • Hidung buntu, pilek • Batuk • Nafas cepat & dalam • Suhu tubuh meningkat • Retraksi intercostal • Gambaran paru abnormal • Pemeriksaan darah abnormal
  • 19. Patogenesis • ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya • ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygienis. • Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya • kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik
  • 20. KLASIFIKASI ISPA • Di atas 5 th : • Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam (chest indrawing).. • • Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia
  • 21. KLASIFIKASI ISPA Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu : •• Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan tenang tldak menangis atau meronta). •• Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2 -12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun adalah 40 kali per menit atau lebih. •• Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat.
  • 23. DEFINISI PNEUMONIA • Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru • Sebagian besar disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh faktor lain
  • 25. Klasifikasi berdasarkan Tempat Terjadinya • Pneumonia-masyarakat (community- acquired pneumonia), bila infeksinya terjadi di masyarakat • Pneumonia-RS atau pneumonia nosokomial (hospital-acquired pneumonia).
  • 26. Patofisiologi Mekanisme pertahanan terganggu Terbentuk sekret virulen Sekret berlebih turun ke alveoli Kuman masuk ke saluran napas atas Inflamasi
  • 27. Gejala Infeksi Umum • Demam • Sakit kepala • Gelisah • Malaise • Penurunan napsu makan • Keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah, atau diare
  • 28. Gejala Gangguan Respiratori • Batuk • Sesak napas • Retraksi dada • Takipnea • Napas cuping hidung • Air hunger • Merintih • Sianosis
  • 29. Pneumonia Pada Neonatus dan Bayi Kecil • Sering terjadi akibat transmisi vertikal ibu- anak yang berhubungan dengan proses persalinan • Infeksi terjadi akibat kontaminasi dengan sumber infeksi dari ibu, misalnya melalui aspirasi mekonium, cairan amnion, atau dari serviks ibu.
  • 30. Pneumonia Pada Neonatus dan Bayi Kecil  Serangan apnea  Sianosis  Merintih  Napas cuping hidung  Takipnea  Letargi, muntah  Tidak mau minum  Takikardi atau bradikardi  Retraksi subkosta  Demam
  • 31. Pneumonia Pada Neonatus dan Bayi Kecil • Angka mortalitas sangat tinggi di negara maju, yaitu dilaporkan 20-50% • Angka kematian di Indonesia dan di negara berkembang lainnya diduga lebih tinggi
  • 32. Diagnosis Predikator paling kuat pneumonia adalah demam, sianosis, dan lebih dari satu gejala respiratori sebagai berikut : o Takipnea o Batuk o Napas cuping hidung o Retraksi o Ronki o Suara napas melemah
  • 33. Klasifikasi Takipnea Usia Frekuensi < 2 bulan ≥ 60 x/mnt 2 – 12 bulan ≥ 50 x/mnt 1 – 5 tahun ≥ 40 x/mnt 5-12 tahun ≥ 30 x/mnt
  • 34. Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Untuk Pelayanan Kesehatan Primer Bayi berusia dibawah 2 bulan Pneumonia o Bila ada napas cepat atau sesak napas o Harus dirawat dan diberikan antibiotik Bukan pneumonia o Tidak ada napas cepat atau sesak napas o Tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan simptomatis
  • 35. Pencegahan Pencegahan dapat dilakukan dengan : • Menjaga keadaan gizi agar tetap baik. • Immunisasi. • Menjaga kebersihan prorangan dan lingkungan. • Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
  • 36. PENCEGAHAN • Pemberantasan yang dilakukan adalah : • Penyuluhan kesehatan yang terutama di tujukan pada para ibu. • Pengelolaan kasus yang disempurnakan. • Immunisasi
  • 37.