SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
PATOFISIOLOGI
Masa inkubasi infeksi Entamoeba Histolytica berkisar antara 4 dan 5 hari. Amoebiasis
dapat berlangsung tanpa gejala (asimtomatis). Penderita kronis memiliki toleransi terhadap
parasit sehingga tidak menderita gejala penyakit lagi (symptomles carrier). Gejala bervariasi
mulai dari rasa tidak enak di perut hingga diare. Gejala yang khas adalah sindroma disentri,
yakni kumpulan gejala gangguan pencernaan yang meliputi diare berlendir dan berdarah
disertai tenesmus. Tempat yang sering dihinggapi oleh parasit ini adalah sekum, rektum, dan
kolon sigmoid. Amoebiasis dapat menjalar melalui aliran darah (hematogen) hingga ke
organ-organ yang jauh, seperti limpa dan otak sehingga menimbulkan abses ditempat-tempat
tersebut. Abses juga dapat terjadi di serviks, vulva, vagina dan penis melalui penularan secara
hubungan seksual, yakni seks oral. Proses amoebiasis meliputi:
a. Primer
Pada fase ini penderita mengalami amoebiasis intestinal. Organ yang diserang terutama
bagian sekum dan bagian-bagian lain yang sangat bergantung pada resistensi hospes,
virulensi dari strain amoeba, kondisi lumen usus/dinding usus (infeksi atau tidaknya
dinding usus), kondisi makanan (jika makanan banyak mengandung karbohidrat, ameba
tersebut menjadi patogen), dan keadaan flora normal usus. Interaksi amoeba dengan
bakteri-bakteri tertentu akan mengaktifkan sifat amoeba sehingga menimbulkan lesi pada
usus yang umumnya sampai mencapai mukosa. Gambaran lesi pada usus (mukosa)
menunjukkan nekrosis tanpa reaksi peradangan, kecuali ada infeksi sekunder. Pada
keadaan lanjut, proses ini dapat sampai ke submukosa kemudian masuk ke sirkulasi
darah, sehingga timbul lesi-lesi ekstra-intestinal. Bentuk lesi berupa settle neck ulcus.
Infeksi sekunder biasanya oleh kuman-kuman Clostridium perfringens, Shigella, dan
umunya berprognosis buruk karena terjadi gangren usus, dan sering menyebabkan
kematian. Pada ulkus yang dalam (sampai mencapai submukosa) sering terjadi
pendarahan. Ini dapat dilihat pada feses penderita, yang biasanya ditemukan adanya sel-
sel mukosa. Disamping itu, ulkus juga dapat menyebabkan perforasi sehingga
prognosisnya menjadi buruk.
b. Sekunder
Proses ini terjadi pada amoebiasis ekstra intestinal, yang diakibatkan oleh penyebaran
parasit secara hematogen. Organ yang sering terkena adalah hati yang menimbulkan
amoebik hepatis kemudian menimbulkan abses hepatikum. Abses hepatikum ini dapat
tunggal atau multipel dan terjadi pada 85 % lobus hati. Selanjutnya dapat terjadi pula
amoeba ekspansi karena pecahnya abses hati atau penyebaran melalui hematogen, ke
pleura, paru, kulit. Ulserasi pada sigmoid dan rektum dapat menyebabkan komplikasi
atau ekspansi ke vagina bagi penderita wanita.
Sumber :
http://library.usu.ac.id/download/fk/06001187.pdf [Diakses 20/01/2016].
Safar, Rosdiana. 2010. Parasitologi Kedokteran: Protozologi, Helmintologi, Entomologi.
Bandung: Yrama Widya.

More Related Content

What's hot (19)

Sap infeksi salurah kemih
Sap infeksi salurah kemihSap infeksi salurah kemih
Sap infeksi salurah kemih
 
Penyakit rektum
Penyakit rektumPenyakit rektum
Penyakit rektum
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coli
 
Amoeba
AmoebaAmoeba
Amoeba
 
Disentri amoeba
Disentri amoebaDisentri amoeba
Disentri amoeba
 
Sistitis
SistitisSistitis
Sistitis
 
Asuhan keperawatan dengan sistitis
Asuhan keperawatan dengan sistitisAsuhan keperawatan dengan sistitis
Asuhan keperawatan dengan sistitis
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
2. divertikel esofagus
2. divertikel esofagus2. divertikel esofagus
2. divertikel esofagus
 
LAPORAN_PENDAHULUAN_APENDISITIS.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_APENDISITIS.docxLAPORAN_PENDAHULUAN_APENDISITIS.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_APENDISITIS.docx
 
Amoebiasis
AmoebiasisAmoebiasis
Amoebiasis
 
Infeksi Saluran Kemih - Ilmu Penyakit
Infeksi Saluran Kemih - Ilmu PenyakitInfeksi Saluran Kemih - Ilmu Penyakit
Infeksi Saluran Kemih - Ilmu Penyakit
 
Penjelasan ppt entamoeba histolytica lengkap
Penjelasan ppt entamoeba histolytica lengkapPenjelasan ppt entamoeba histolytica lengkap
Penjelasan ppt entamoeba histolytica lengkap
 
Penyakit rektum
Penyakit rektumPenyakit rektum
Penyakit rektum
 
balantidium coli
balantidium colibalantidium coli
balantidium coli
 
Presentasi cysdtitis
Presentasi cysdtitisPresentasi cysdtitis
Presentasi cysdtitis
 
Leaflet apendisitis akper pemda muna
Leaflet apendisitis akper pemda munaLeaflet apendisitis akper pemda muna
Leaflet apendisitis akper pemda muna
 
Satpel isk
Satpel iskSatpel isk
Satpel isk
 

Viewers also liked

Pncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian InfeksiPncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian Infeksipjj_kemenkes
 
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitReaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitSurya Seftiawan Pratama
 
Imunologi terhadap infeksi
Imunologi terhadap infeksiImunologi terhadap infeksi
Imunologi terhadap infeksiLutfi Imansari
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksipjj_kemenkes
 

Viewers also liked (7)

Pncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian InfeksiPncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian Infeksi
 
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitReaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
 
Imunologi terhadap infeksi
Imunologi terhadap infeksiImunologi terhadap infeksi
Imunologi terhadap infeksi
 
Infeksi Parasit
Infeksi ParasitInfeksi Parasit
Infeksi Parasit
 
INFEKSI
INFEKSIINFEKSI
INFEKSI
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksi
 
Konsep infeksi
Konsep infeksiKonsep infeksi
Konsep infeksi
 

Similar to PATOFISIOLOGI AMOEBIASIS (20)

Entamoeba histolytica
Entamoeba histolyticaEntamoeba histolytica
Entamoeba histolytica
 
Apendisitis
ApendisitisApendisitis
Apendisitis
 
Servisitis
ServisitisServisitis
Servisitis
 
Askep kolitis
Askep kolitisAskep kolitis
Askep kolitis
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Salpingitis
SalpingitisSalpingitis
Salpingitis
 
Digestive Tract Disorder
Digestive Tract DisorderDigestive Tract Disorder
Digestive Tract Disorder
 
Crohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifCrohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratif
 
Askep isk
Askep iskAskep isk
Askep isk
 
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA AKPER PEMKAB MUNA
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA  AKPER PEMKAB MUNA Askep isk AKPER PEMKAB MUNA  AKPER PEMKAB MUNA
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA Askep isk AKPER PEMKAB MUNA
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA Askep isk AKPER PEMKAB MUNA
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Overview Praktikum Patologi Anatomi Lower GIT Blok 2C.pptx
Overview Praktikum Patologi Anatomi Lower GIT Blok 2C.pptxOverview Praktikum Patologi Anatomi Lower GIT Blok 2C.pptx
Overview Praktikum Patologi Anatomi Lower GIT Blok 2C.pptx
 
Bab 2 new
Bab 2 newBab 2 new
Bab 2 new
 
Saluran gastrointestindal
Saluran gastrointestindalSaluran gastrointestindal
Saluran gastrointestindal
 
_POST PARTUM-.pptx
_POST PARTUM-.pptx_POST PARTUM-.pptx
_POST PARTUM-.pptx
 
Askep gastritis 3
Askep gastritis 3Askep gastritis 3
Askep gastritis 3
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Makalah salmonela
Makalah salmonelaMakalah salmonela
Makalah salmonela
 
Askep gastritis 3
Askep gastritis 3Askep gastritis 3
Askep gastritis 3
 

Recently uploaded

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 

PATOFISIOLOGI AMOEBIASIS

  • 1. PATOFISIOLOGI Masa inkubasi infeksi Entamoeba Histolytica berkisar antara 4 dan 5 hari. Amoebiasis dapat berlangsung tanpa gejala (asimtomatis). Penderita kronis memiliki toleransi terhadap parasit sehingga tidak menderita gejala penyakit lagi (symptomles carrier). Gejala bervariasi mulai dari rasa tidak enak di perut hingga diare. Gejala yang khas adalah sindroma disentri, yakni kumpulan gejala gangguan pencernaan yang meliputi diare berlendir dan berdarah disertai tenesmus. Tempat yang sering dihinggapi oleh parasit ini adalah sekum, rektum, dan kolon sigmoid. Amoebiasis dapat menjalar melalui aliran darah (hematogen) hingga ke organ-organ yang jauh, seperti limpa dan otak sehingga menimbulkan abses ditempat-tempat tersebut. Abses juga dapat terjadi di serviks, vulva, vagina dan penis melalui penularan secara hubungan seksual, yakni seks oral. Proses amoebiasis meliputi: a. Primer Pada fase ini penderita mengalami amoebiasis intestinal. Organ yang diserang terutama bagian sekum dan bagian-bagian lain yang sangat bergantung pada resistensi hospes, virulensi dari strain amoeba, kondisi lumen usus/dinding usus (infeksi atau tidaknya dinding usus), kondisi makanan (jika makanan banyak mengandung karbohidrat, ameba tersebut menjadi patogen), dan keadaan flora normal usus. Interaksi amoeba dengan bakteri-bakteri tertentu akan mengaktifkan sifat amoeba sehingga menimbulkan lesi pada usus yang umumnya sampai mencapai mukosa. Gambaran lesi pada usus (mukosa) menunjukkan nekrosis tanpa reaksi peradangan, kecuali ada infeksi sekunder. Pada keadaan lanjut, proses ini dapat sampai ke submukosa kemudian masuk ke sirkulasi darah, sehingga timbul lesi-lesi ekstra-intestinal. Bentuk lesi berupa settle neck ulcus. Infeksi sekunder biasanya oleh kuman-kuman Clostridium perfringens, Shigella, dan umunya berprognosis buruk karena terjadi gangren usus, dan sering menyebabkan kematian. Pada ulkus yang dalam (sampai mencapai submukosa) sering terjadi pendarahan. Ini dapat dilihat pada feses penderita, yang biasanya ditemukan adanya sel- sel mukosa. Disamping itu, ulkus juga dapat menyebabkan perforasi sehingga prognosisnya menjadi buruk. b. Sekunder Proses ini terjadi pada amoebiasis ekstra intestinal, yang diakibatkan oleh penyebaran parasit secara hematogen. Organ yang sering terkena adalah hati yang menimbulkan amoebik hepatis kemudian menimbulkan abses hepatikum. Abses hepatikum ini dapat tunggal atau multipel dan terjadi pada 85 % lobus hati. Selanjutnya dapat terjadi pula
  • 2. amoeba ekspansi karena pecahnya abses hati atau penyebaran melalui hematogen, ke pleura, paru, kulit. Ulserasi pada sigmoid dan rektum dapat menyebabkan komplikasi atau ekspansi ke vagina bagi penderita wanita. Sumber : http://library.usu.ac.id/download/fk/06001187.pdf [Diakses 20/01/2016]. Safar, Rosdiana. 2010. Parasitologi Kedokteran: Protozologi, Helmintologi, Entomologi. Bandung: Yrama Widya.