1. Beberapa tokoh kunci dalam pembebasan Irian Barat meliputi Laksamana Yos Soedarso, Zaenal Abidin Syah, Herlina Kasim, Soebandrio, Ali Sastroamidjojo, dan Anak Agung Gde Agung.
2. Mereka memainkan peranan penting dalam upaya diplomasi maupun operasi militer untuk memperjuangkan penyerahan Irian Barat ke Indonesia.
3. Kapten Wiratmo dan Jenderal Suharto turut memimpin operasi militer selama
1. Ringkasan Materi Tokoh dalam Pembebasan Irian Barat
Rangkuman Materi Sejarah SMA
Kumpulan tugas sekolah pada kesempatan ini akan berbagi
sebuah ringkasan materi mengenai "tokoh – tokoh dalam pembebasan Irian
Barat". Disini akan dibagikan sedikit ilustrasi berbagai tokoh yang terlibat dan
juga gambar tokoh pembebasan Irian Barat, silahkan dipelajari.
Pada masa pembebasan Irian Barat ada beberapa tokoh yang berperan
penting dalam proses pembebasan tersebut. Ada banyak pihak yang turut
berpartisipasi baik itu melalui jalan diplomasi maupun non diplomasi.
Berikut ringkasan materi mengenai tokoh dalam pembebasan Irian
Barat tersebut.
1) Yos Soedarso
Laksamana Madya Yosaphat Soedarso (lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 24
November 1925 – meninggal di Laut Aru, 15 Januari 1962 pada umur 36
tahun) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Ia gugur di atas KRI
Macan Tutul dalam peristiwa pertempuran Laut Aru setelah ditembak oleh
kapal patroli Hr. Ms. Eversten milik armada Belanda pada masa kampanye
Trikora.
2) Zaenal Abidin Syah
Zainal Abidin Syah adalah Gubernur Irian Jaya pertama yang menjabat pada
tahun 1956-1961. Saat panasnya hubungan antara Indonesia dengan
Belanda mengenai Irian Barat, ia diangkat menjadi Gubernur Irian Jaya yang
berkedudukan di Soasiu, Tidore.
3) Herlina Kasim
Herlina atau Herlina Kasim merupakan srikandi pejuang sukarelawati Trikora
dan mendapat julukan “Pending Emas”. Julukan pending emas ini tidak lain
karena Herlina mendapat penghargaan Pending Emas sebesar ½ kilogram
(500 gram) pada tanggal 19 Februari 1963 yang didasarkan oleh Surat
Keputusan Presiden/Panglima Tertingi Angkatan Perang Republik
Indonesia/Panglima Besar Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat No.
2. 10/PLM.BS- Tahun 1963.
Penghargaan yang cukup menarik ini diberikan kepada Herlina karena
keberaniandan kegigihan sebagai perempuan sukarelawati pertama yang
berani terjun di belantara Irian Barat semasa Operasi Trikora.
4) Soebandrio
Soebandrio (lahir di Kepanjen, Jawa Timur, 15 September 1914 – meninggal
di Jakarta, 3 Juli 2004 pada umur 89 tahun) adalah politikus Indonesia yang
sangat berpengaruh pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
Lulusan Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta (GHS) ini pernah menjadi Duta
Besar Republik Indonesia di London, Britania Raya, pada tahun 1950-1954
dan Moskwa, Uni Soviet, pada tahun 1954-1956.
5) Ali Sastroamidjojo
Ali Sastroamidjojo, SH (EYD: Ali Sastroamijoyo) (lahir di Grabag, Magelang,
21 Mei 1903 – meninggal di Jakarta, 13 Maret 1976 pada umur 72 tahun)
adalah tokoh politik, pemerintahan, dan nasionalis.
Ia mendapatkan gelar Meester in de Rechten (sarjana hukum) dari Universitas
Leiden, Belanda pada tahun 1927. Ia juga adalah Perdana Menteri Indonesia
ke-8 yang sempat dua kali menjabat pada periode 1953-1955 (Kabinet Ali
Sastroamidjojo I) dan 1956-1957 (Kabinet Ali Sastroamidjojo II).
Selain itu, Ali juga sempat menjabat sebagai Wakil Menteri Penerangan pada
Kabinet Presidensial I, Menteri Pengajaran pada Kabinet Amir Sjarifuddin I,
Amir Sjarifuddin II, serta Hatta I, dan Wakil Ketua MPRS pada Kabinet Kerja
III, Kerja IV, Dwikora I, dan Dwikora II.
6) Anak Agung Gde Agung
Putra sulung dari Dr.Ida Anak Agung Gde Agung, seorang Menteri Dalam
Negeri dan Menteri Luar Negeri pada masa pemerintahan Presiden pertama
RI Ir.Soekarno.
3. Karyanya yang bernama “Tri Hita Karana” yang dia jelaskan dalam
disertasinya ini dinilai oleh para professor Universitas Leiden, Belanda,
bersifat menyeluruh dan dapat diterapkan di berbagai kebudayaan di dunia
yang mengalami erosi. Penelitian yang dia kembangkan dapat
mengidentifikasi dengan pasti masalah dan bagaimana solusinya.
7) Kabinet Burhanudin Harahap
Burhanuddin Harahap (ejaan lama: Boerhanoeddin Harahap) (lahir di Medan,
Sumatera Utara 1917 - Jakarta, 14 Juni 1987) adalah Perdana Menteri
Indonesia ke-9 yang bersama Kabinet Burhanuddin Harahap memerintah
antara 12 Agustus 1955 sampai 24 Maret 1956.
Pada masa jabatannya menjadi Perdana Menteri tahun 1955 dilaksanakan
Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia yang pertama kali sejak masa
kemerdekaan. Pemilu ini juga merupakan satu-satunya Pemilu yang pernah
dilaksanakan pada masa Pemerintahan Presiden Soekarno.
Burhanuddin menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta. Dia bergabung dengan Partai Masyumi pada tahun 1946
dan kemudian diangkat menjadi Ketua Fraksi Masyumi di DPRS RI. Ia
meninggal di RS Jantung Harapan Kita dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir,
Jakarta.
8) Kapten Wiratmo
Kapten Wiratno adalah Kapten kapal RI Matjan Tutul dalam pembebasan Irian
Barat. Wiratno terlibat dalam Pertempuran Laut Aru yang merupakan
pertempuran yang terjadi di Laut Aru, Maluku, pada tanggal 15 Januari 1962
antara Indonesia dan Belanda.
Insiden ini terjadi sewaktu dua kapal jenis destroyer, pesawat jenis Neptune
dan Frely milik Belanda menyerang RI Matjan Tutul (650), RI Matjan
Kumbang (653) dan RI Harimau (654) milik Indonesia yang sedang berpatroli
pada posisi 04,49° LS dan 135,02° BT.
9) Jendral Suharto
4. Jend. Besar TNI Purn. Haji Muhammad Soeharto, (ER, EYD: Suharto) (lahir di
Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta, 8
Juni 1921 – meninggal di Jakarta, 27 Januari 2008 pada umur 86 tahun)
adalah Presiden Indonesia yang kedua (1967-1998), menggantikan Soekarno.
Di dunia internasional, terutama di Dunia Barat, Soeharto sering dirujuk
dengan sebutan populer "The Smiling General" (bahasa Indonesia: "Sang
Jenderal yang Tersenyum") karena raut mukanya yang selalu tersenyum di
muka pers dalam setiap acara resmi kenegaraan. Mayor Jenderal Soeharto
diangkat sebagai panglima. .... Komodor Tertinggi Pembebasan Irian Barat.
10) Adam Malik
Adam Malik Batubara (lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara, 22 Juli 1917
– meninggal di Bandung, Jawa Barat, 5 September 1984 pada umur 67 tahun)
adalah mantan Menteri Indonesia pada beberapa Departemen, antara lain ia
pernah menjabat menjadi Menteri Luar Negeri.
Ia juga pernah menjadi Wakil Presiden Indonesia yang ketiga. Adam Malik
ditetapkan sebagai salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal
6 November 1998 berdasarkan Keppres Nomor 107/TK/1998.
Adam Malik berperan penting dalam pembebasan Irian Barat, selain itu dia
merupakan pimpinan delegasi Indonesia.
11) Dr. Van Royen
Dr. Jan Herman van Roijen (lahir di Istanbul, Kesultanan Utsmaniyah, 10 April
1905 – meninggal di Wassenaar, Belanda, 16 Maret 1991 pada umur 85
tahun) adalah politikus dan diplomat Belanda. Dalam Kabinet
Schermerhorn/Drees, Van Roijen menjabat sebagai MenDaGri.
Dalam Perang Dunia II, ia memainkan peran penting dalam perjuangan politik
Belanda. Ia mengikuti jejak ayahnya sebagai diplomat dan kemudian pejabat
tinggi di Kementerian Luar Negeri. Sebagai menteri, ia awalnya digantikan
oleh Eelco Nicolaas van Kleffens dan 4 bulan kemudian menggantikannya.
Setelah menjadi menteri, ia menjadi duta besar Belanda untuk Kanada,
5. Amerika Serikat, dan Britania Raya. Pada tahun 1949, ia memimpin delegasi
Belanda dalam Perjanjian Roem-Roijen yang akan membuka langkah
mengakhiri konflik Indonesia-Belanda. Sebagai diplomat, pada tahun 1962 ia
turut serta pula dalam menyelesaikan masalah Papua bagian barat.
12) Jend. Said Uddin Khan
Selanjutnya untuk menjamin keamanan di Irian Barat maka dibentuk suatu
pasukan keamanan PBB yang dinamakan United Nations Security Forces
(UNSF) di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Said Uddin Khan dari Pakistan.
Pekerjaan UNTEA di bawah pimpinan Jalal Abdoh dari Iran juga berjalan
lancar sehingga tepat pada tanggal 1 Mei 1963 roda pemerintahan RI sudah
berjalan. Sebagai Gubernur Irian Barat pertama maka diangkatlah E. J.
Bonay, seorang putera asli Irian Barat.
Di samping nama-nama Soeharto, Sudarso dan lain-lain yang berjasa dalam
pembebasan Irian Barat juga tercatat dalam sejarah nama-nama seperti
Kolonel Sudomo, Kolonel Udara Leo Watimena, dan Mayor L. B. Moerdani.
Pantas pula untuk dikenang adalah, sukarelawati yang gigih berjuang dalam
pembebasan Irian Barat yakni Herlina. Ia memenangkan hadiah Pending
Emas karena ikut sertanya dalam pembebasan Irian Barat secara heroik.
Pengalamannya dibukukan dalam karya tulis yang berjudul Pending Emas.
13) Dr. Fernando Ortis Sanz
Duta Besar Pemerintah Amerika Serikat untuk Indonesia, pada bulan Juni
1969 kepada anggota Tim PBB, Dr. Fernando Ortiz Sanz, secara rahasia
mengakui: “ 95% orang-orang Papua mendukung gerakan kemerdekaan
Papua.†(Sumber Dok: Jack W.Lydman’s Report, Juli 18, 1969, in AA).
Sedangkan, Dr. Fernando Ortiz Sanz, perwakilan PBB untuk mengawasi
pelaksanaan PEPERA 1969 melaporkan: “Penjelasan orang-orang
Indonesia atas pemberontakan Rakyat Papua sangat tidak dipercaya.
Sesuai dengan laporan resmi, alasan pokok pemberontakan rakyat Papua
yang dilaporkan administrasi lokal sangat memalukan. Karena tanpa ragu-
6. ragu, penduduk Irian Barat dengan pasti memegang teguh berkeinginan
merdeka†(Laporan Resmi Hasil PEPERA 1969
14) AH Nasution
Jenderal Besar TNI Purn. Abdul Haris Nasution (lahir di Kotanopan, Sumatera
Utara, 3 Desember 1918 – meninggal di Jakarta, 6 September 2000 pada
umur 81 tahun) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang
merupakan salah satu tokoh yang menjadi sasaran dalam peristiwa Gerakan
30 September, namun yang menjadi korban adalah putrinya Ade Irma Suryani
Nasution dan ajudannya, Lettu Pierre Tendean.
Pada bulan Desember 1960, Jendral A. H. Nasution pergi ke Moskwa, Uni
Soviet, dan akhirnya berhasil mengadakan perjanjian jual-beli senjata dengan
pemerintah Uni Soviet senilai 2,5 miliar dollar Amerika dengan persyaratan
pembayaran jangka panjang. Setelah pembelian ini, TNI mengklaim bahwa
Indonesia memiliki angkatan udara terkuat di belahan bumi selatan.
Amerika Serikat tidak mendukung penyerahan Papua bagian barat ke
Indonesia karena Bureau of European Affairs di Washington, DC
menganggap hal ini akan "menggantikan penjajahan oleh kulit putih dengan
penjajahan oleh kulit coklat".
Tapi pada bulan April 1961, Robert Komer dan McGeorge Bundy mulai
mempersiapkan rencana agar PBB memberi kesan bahwa penyerahan
kepada Indonesia terjadi secara legal. Walaupun ragu, presiden John F.
Kennedy akhirnya mendukung hal ini karena iklim Perang Dingin saat itu dan
kekhawatiran bahwa Indonesia akan meminta pertolongan pihak komunis
Soviet bila tidak mendapat dukungan AS.
15) Kabinet Natsir
Memperjuangkan penyelesaian soal Irian Barat Akan tetapi, belum sampai
program tersebut terlaksana, kabinet ini sudah jatuh pada 21 Maret 1951
dalam usia 6,5 bulan. Jatuhnya kabinet ini karena kebijakan Natsir dalam
rangka pembebtukan DPRD dinilai oleh golongan oposisi terlalu banyak
menguntungkan Masyumi.
7. 16) Kabinet Sukirman
Memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RI secapatnya Kabinet Sukiman
tidak mampu bertahan lama dan jatuh pada bulan Februari 1952. Penyebab
jatuhnya kabinet ini adalah karena diserang oleh kelompok sendiri akibat
kebijakan politik luar negeri yang dinilai terlalu condong ke Barat atau pro-
Amerika Serikat.
Pada saat itu, kabinet Sukiman telah menendatangani persetujuan bantuan
ekonomi, teknologi, dan persenjataan dengan Amerika Serikat. Dan
persetujuan ini ditafsirkan sebagai masuknya Indonesia ke Blok Barat
sehingga bertentangan dengan program kabinet tentang politik luar negeri
bebas aktif
17) Ir Sukarno
Dr.(HC) Ir. Soekarno1 (ER, EYD: Sukarno, nama lahir: Koesno Sosrodihardjo)
(lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni
1970 pada umur 69 tahun) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat
pada periode 1945–1966. Ia memainkan peranan penting dalam
memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.
Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad
Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno adalah yang
pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia dan ia sendiri yang menamainya
Operasi TRIKORA di cetuskan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 19 Desember
1961 bertempat di alun-alun Utara yogyakarta. Trikora merupakan sebuah
operasi yang bertujuan untuk mengembalikan wilayah Papua bagian barat ke
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Trikora muncul karna adanya kekecewaan dari pihak indonesia yang selalu
gagal dalam perundingan dengan Belanda untuk mengembalikan irian barat
yang secara sepihak diklaim sebagai salah satu provinsi kerajaan Belanda.
18) Sultan Hasanudin
8. Sultan Hasanuddin (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631 –
meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun)
adalah Raja Gowa ke-16 dan pahlawan nasional Indonesia yang terlahir
dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng
Bonto Mangepe.
Setelah menaiki Tahta sebagai Sultan, ia mendapat tambahan gelar Sultan
Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan
Sultan Hasanuddin saja. Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van
Het Oosten oleh Belanda yang artinya Ayam Jantan/Jago dari Benua Timur.
Ia dimakamkan di Katangka, Kabupaten Gowa.
Pada tanggal 4 s.d. 8 Januari 1962 di Lapangan Karebosi Makassar diadakan
rapat raksasa dalam rangka pembebasan Irian Barat. Dalam rapat itu hadir
Presiden Soekarno, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal A.H. Nasution dan
Panglima Daerah Militer XIV/Hasanuddin. Pada kesempatan itu Presiden
Soekarno mengatakan "Rebut Irian Barat sebelum Ayam Berkokok".
19) Jen. Sarwo Edhi Wibowo
Sarwo Edhie Wibowo (lahir di Purworejo, Jawa Tengah, 25 Juli 1925 –
meninggal di Jakarta, 9 November 1989 pada umur 64 tahun) adalah seorang
tokoh militer Indonesia. Ia adalah ayah dari Kristiani Herrawati, ibu negara
Republik Indonesia dan istri Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang
Yudhoyono.
Ia juga ayah dari mantan KSAD, Pramono Edhie Wibowo. Ia memiliki peran
yang sangat besar dalam penumpasan Pemberontakan Gerakan 30
September PKI dalam posisinya sebagai panglima RPKAD (atau disebut
Kopassus pada saat ini). Selain itu ia pernah menjabat juga sebagai Ketua
BP-7 Pusat, Duta besar Indonesia untuk Korea Selatan serta menjadi
Gubernur AKABRI.
Sarwo Edhie dipindahkan ke Irian Barat untuk menjadi Panglima Kodam
XVII/Cendrawasih. Ia memimpin di sana hingga terselenggaranya "Penentuan
Pendapat Rakyat", di mana Indonesia menganeksasi wilayah tanpa
9. memegang referendum penuh, Sarwo Edhie memainkan peran utama dalam
menghancurkan resistensi Papua
20) Johanes Abraham Dimara
Mayor TNI Johannes Abraham Dimara (lahir di Korem, Biak Utara, Papua, 16
April 1916 – meninggal di Jakarta, 20 Oktober 2000 pada umur 84 tahun)
adalah salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Papua.
Pada tahun 1950, ia diangkat menjadi Ketua OPI (Organisasi Pembebasan
Irian Barat). Ia pun menjadi anggota TNI dan melakukan infiltrasi pada tahun
1954 yang menyebabkan ia ditangkap oleh tentara Kerajaan Belanda dan
dibuang ke Digul, hingga akhhinya dibebaskan tahun 1960.
21) Ellsworth Bunker
Ellsworth Bunker (1 Mei 1894 - 27 September 1984[1]) adalah seorang
diplomat Amerika Serikat. Ia berpendidikan sebagai pengacara, dan bekerja
pertama kali di sektor swasta sebelum menjadi akademisi. Ia lalu pindah ke
pemerintahan selama kekuasaan Eisenhower.
Pada tahun 1956, ia ditunjuk menjadi duta besar untuk India dan Nepal[2] di
mana ia berperan penting dalam persekutuan tersembunyi antara kedua
kekuatan tersebut terhadap Cina. Ia digantikan oleh John Kenneth Galbraith
pada tahun 1961.
Ia juga berperan besar dalam usaha Indonesia membebaskan Irian Barat,
karena ia yang membuat Belanda mau berunding dengan Indonesia.
10. From brainly.co.id
Ada 3 yang sata tahu..Maaf hanya satu orangyang saya ingatbeberapaInformasi..Meskipunitubaru
bab 1 Sejarah...:D
Yang pertamayaituFrans Kaiseepo
Beliauadalahsalahsatutokohyang mempopulerkanLaguIndonesiaRayadi IrianBarat. Dlam
perjanjianKMBpula,iamenolakmenjadi delegasi dari PapuaBaratyang menandakaniasangat
memihakIndonesiabukanBelanda.Selainitudalamoperasi Trikora,iajugamembantuupayapara
pejuangTNIuntukmerebutIrianBarat.Lalu ia punjuga sangatberperandalamPeperayang
menentukanapakahIrianBaratmenjadi bagianIndonesiaatautidak.Iamendorongpara
warga/masyarakatIrianBarat agar mau menjadi bagiandari negarakitaini.
Yang lainyaituSilasPapare danMarthen Indey.
Semogamembantu...:)