SlideShare a Scribd company logo
1 of 74
MEDIA MENGAJAR
SEJARAH INDONESIA
Kelas XII
Upaya Bangsa Indonesia Mengatasi Ancaman
Disintegrasi Bangsa
BAB
❶
Iring-iringan mobil yang membawa jenazah prajurit-prajurit APRIS yang gugur dalam upaya penumpasan pemberontakan Andi Aziz.
Sumber gambar: 30 Tahun Indonesia Merdeka
KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
Integrasi adalah pembauran hingga menjadi kesatuan
yang utuh atau bulat.
Integrasi untuk Kedaulatan Sebuah Negara
Ⓐ
➀ Pengertian Integrasi dan Integrasi Nasional
WILLIAM H. W
Integrasi berarti penyatuan bangsa (suku)
berbeda dari suatu masyarakat menjadi
satu kesatuan yang utuh untuk menjadi
satu bangsa.
ERNEST RENAN
CLIFFORD GEERTZ
bangsa terbentuk dari orang-orang yang mempunyai latar
belakang sejarah, pengalaman sejarah yang sama, dan
perjuangan, serta hasrat untuk bersatu
Bangsa merupakan kumpulan orang
dengan bahasa, sejarah, dan tanah
yang sama.
➀ Pengertian Integrasi dan Integrasi Nasional
Integrasi nasional atau bangsa adalah usaha atau
proses mempersatukan perbedaan perbedaan dalam
suatu negara berdasarkan bahasa, darah, sejarah,
tanah, dan tujuan yang sama sehingga tercapai
keserasian dan keselarasan nasional.
➀ Pengertian Integrasi dan Integrasi Nasional
Perasaan Senasib dan
Mempunyai Tujuan yang Sama
Faktor Pendorong
Integrasi Nasional Indonesia:
1
Persamaan Nasib dalam Sejarah
2
Keinginan Bersatu
3
Rasa Cinta Tanah Air dan Bangsa
4
Masih Adanya Etnosentrisme
Faktor Penghambat
Integrasi Nasional Indonesia:
1
Tidak Meluasnya Pembangunan
Ekonomi dan Infrastruktur
2
➀ Pengertian Integrasi dan Integrasi Nasional
➁
Penyerahan Kedaulatan Indonesia dan
Kembali ke Bentuk Negara Kesatuan
Pada 23 Agustus-2 November 1949, Diadakan Meja Bundar dimulai di Den
Haag, Belanda. Salah satu hasilnya adalah Belanda menyerahkan kedaulatan
bangsa Indonesia dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS).
Pada 17 Desember 1949, Ir. Sukarno diambil sumpahnya sebagai Presiden
RIS.
Sumber gambar:
30 Tahun Indonesia Merdeka
➁
Penyerahan Kedaulatan Indonesia dan
Kembali ke Bentuk Negara Kesatuan
Pada 23 Desember, Moh. Hatta memimpin delegasi RIS berangkat
ke Belanda.
Tujuannya untuk menandatangani piagam penyerahan dan
pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda.
Sumber gambar : gahetna.nl
➁
Penyerahan Kedaulatan Indonesia dan
Kembali ke Bentuk Negara Kesatuan
Pada 27 Desember 1949, di Ruang Takhta Amsterdam,
Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Drees, Menteri Seberang
Lautan Mr. A. M. J. A. Sassen, dan Ketua Delegasi Moh. Hatta
bersama-sama membubuhkan tanda tangan pada piagam
penyerahan dan pengakuan kedaulatan kepada RIS.
Sumber gambar: gahetna.nl
➁
Penyerahan Kedaulatan Indonesia dan
Kembali ke Bentuk Negara Kesatuan
Pada waktu yang sama di Jakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Tinggi
Mahkota A. H. J. Lovink, membubuhkan tanda tangan mereka pada naskah penyerahan
dan pengakuan kedaulatan.
Secara formal, Belanda mengakui kedaulatan penuh
suatu negara Indonesia di seluruh bekas wilayah Hindia
Belanda (kecuali Papua).
Sumber gambar: 30 Tahun Indonesia Merdeka
KAMUS BESAR
BAHASA INDONESIA
Disintegrasi adalah
keadaan tidak bersatu
padu; keadaan
terpecah belah;
hilangnya keutuhan
atau persatuan;
perpecahan.
Upaya Bangsa Indonesia Mengatasi Ancaman
Disintegrasi Bangsa
Ⓑ
➀ Pengertian Disintegrasi
SOEKANTO & SULISTYOWATI
Mengibaratkan disintegrasi
adalah adanya suatu bagian
dalam negara yang tidak
berfungsi sebagaimana
mestinya atau tidak bersatu
padu.
Keinginan untuk mendirikan negara sendiri yang lepas dari NKRI.
Secara umum, pemberontakan di dalam negeri pada periode awal kemerdekaan
terjadi karena dipicu oleh beberapa masalah berikut.
1
Mempertahankan bentuk negara federal.
2
Keengganan APRIS di negara bagian bergabung dengan TNI.
3
➀ Pengertian Disintegrasi
Bagian 1
Pemberontakan
Partai Komunis
Indonesia di Madiun
pada 1948
1) Latar Belakang
 Persetujuan Renville menyebabkan
kekecewaan luar biasa terhadap
pemerintah Indonesia.
Delegasi Indonesia di Perundingan Renville.
1) Latar Belakang
 Persetujuan Renville menyebabkan
kekecewaan luar biasa terhadap
pemerintah Indonesia.
Peta wilayah Indonesia berdasarkan Perjanjian Renville.
 Wilayah Indonesia yang semula meliputi
Jawa, Sumatra, dan Madura menjadi
semakin sempit karena adanya garis
demarkasi van Mook.
1) Latar Belakang
Amir Syarifuddin.
 Perdana Menteri Amir Syarifuddin
mendapat kecaman hingga akhirnya
dijatuhi mosi tidak percaya pada 23
Januari 1948.
 Amir Syarifuddin pun meletakkan
jabatannya sebagai perdana menteri dan
digantikan oleh Moh. Hatta.
1) Latar Belakang
Amir Syarifuddin.
 Amir Syarifuddin memilih menjadi oposisi
terhadap Kabinet Hatta. Ia kemudian
mendirikan Front Demokrasi Rakyat
(FDR).
 FDR merupakan organisasi massa
gabungan dari PSI, Pesindo, Partai Buruh,
SOBSI, Barisan Tani Indonesia, dan PKI.
1) Latar Belakang
Drs. Moh. Hatta.
 Drs. Moh. Hatta meneruskan program
Reorganisasi dan Rasionalisasi (Rera) yang
sebelumnya dicanangkan oleh kabinet
Amir Syarifuddin.
 Kebijakan rasionalisasi ini merupakan
pukulan yang berat bagi FDR. TNI
Masyarakat yang telah lama dibina
akhirnya dibubarkan.
1) Latar Belakang
Musso.
 Pada 10 Agustus 1948, Musso kembali ke Indonesia dan
segera menyusun konsep “Jalan Baru Musso”.
 Ada tiga gagasan utama yang dikemukakan Musso, yaitu
sebagai berikut.
1) Membentuk front nasional untuk menghimpun
kekuatan komunis dan nonkomunis di bawah
pimpinan PKI.
2) Mengubah PKI menjadi partai tunggal Marxis-
Leninis.
3) Menyesuaikan perjuangan PKI dengan garis
perjuangan Komunis Internasional (Komitern).
1) Latar Belakang
Musso. Amir Syarifuddin.
Pada 1 September 1948, diumumkan pembentukan Politbiro PKI yang langsung dipimpin
oleh Musso. Amir Syarifuddin ditempatkan di sekretariat pertahanan.
2) Jalannya pemberontakan
Pada 13–16 September 1948, kekacauan yang diakibatkan oleh
provokasi PKI ini mencapai puncaknya.
Sumber: pixabay.com
Ilustrasi demonstrasi.
Diawali dengan terjadinya bentrokan antara TNI dan sekelompok
orang bersenjata di Solo.
Pada peristiwa ini, dr. Muwardi pimpinan barisan Banteng yang
anti-FDR diculik kemudian dibunuh.
dr. Muwardi.
PKI dan FDR menggerakkan pemogokan secara besar-besaran di salah satu
pabrik di Delanggu sebagai upaya memberontak terhadap pemerintahan RI.
2) Jalannya pemberontakan
Musso. Amir Syarifuddin.
 Pada 19 September 1948,
FDR/PKI di bawah pimpinan
Musso dan Amir Syarifuddin
mengumumkan berdirinya
Negara Republik Soviet
Indonesia.
 Kota Madiun dijadikan sebagai
ibu kota pemerintahan Negara
Republik Soviet Indonesia.
 Dalam waktu singkat, PKI berhasil menguasai
beberapa kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah,
seperti Sarangan, Ngawi, Ponorogo, Rembang, dan
Purwodadi.
3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia
Gatot Subroto.
 Pada 15 September 1948, untuk mengatasi berbagai gejolak
akibat agitasi PKI dan FDR, pemerintah mengangkat Kolonel
Gatot Subroto menjadi Gubernur Militer Daerah Surakarta.
3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia
Sukarno.
 Pada 15 September 1948, untuk mengatasi berbagai gejolak
akibat agitasi PKI dan FDR, pemerintah mengangkat Kolonel
Gatot Subroto menjadi Gubernur Militer Daerah Surakarta.
 Pada 19 September 1948, Presiden Sukarno dalam pidato
yang disiarkan melalui radio menyerukan kepada seluruh
rakyat Indonesia untuk memilih “Musso atau Sukarno-Hatta”.
3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia
A. H. Nasution.
 Pada 15 September 1948, untuk mengatasi berbagai gejolak
akibat agitasi PKI dan FDR, pemerintah mengangkat Kolonel
Gatot Subroto menjadi Gubernur Militer Daerah Surakarta.
 Pada 19 September 1948, Presiden Sukarno dalam pidato
yang disiarkan melalui radio menyerukan kepada seluruh
rakyat Indonesia untuk memilih “Musso atau Sukarno-Hatta”.
 Oleh karena Jenderal Soedirman dalam kondisi sakit sehingga
jabatan pemimpin operasi penumpasan diserahkan kepada
Panglima MBKD, yaitu Kolonel A. H. Nasution.
3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia
TNI melakukan penumpasan pemberontakan PKI Madiun.
 TNI mengerahkan divisi cadangan dari
tentara Divisi Siliwangi.
 Dari arah timur Madiun, Gubernur
Militer Jawa Timur, Kolonel Sungkono,
mengerahkan sejumlah batalion untuk
menyerbu.
 Dari arah barat Madiun, Gubernur
Militer Jawa Tengah, Kolonel Gatot
Subroto, memimpin penyerbuan.
3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia
 Hanya dalam waktu sehari, TNI berhasil memukul mundur kelompok FDR/PKI.
 Pada 30 September 1948, PKI berhasil ditumpas dan Kota
Madiun berhasil dibebaskan dari kekuasaan
pemberontak.
 Pada 31 Oktober 1948 di Samandang, Ponorogo,
Jawa Timur, Musso tertembak mati dalam sebuah
pengepungan yang dilakukan oleh TNI.
 Amir Syarifuddin serta beberapa orang lainnya tertangkap di
daerah Purwodadi pada tanggal 29 November 1948.
Bagian 2
Pemberontakan Darul
Islam/Tentara Islam
Indonesia
1) DI/TII Jawa Barat
 Penggagas berdirinya Negara Islam Indonesia (NII)
adalah Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo, tokoh
Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).
Sekarmadji Maridjan
Kartosuwirjo.
 Kartosuwirjo menolak hasil Persetujuan Renville.
Ia bersama pasukan Hizbullah dan Sabilillah yang
berjumlah sekitar 400.000 orang tetap memilih
tinggal di wilayah Jawa Barat.
Pasukan Hizbullah.
1) DI/TII Jawa Barat
 Pada 25 Januari 1949, kontak
senjata pertama kali terjadi dengan
TNI terjadi ketika pasukan Divisi
Siliwangi kembali dari Jawa Tengah
ke Jawa Barat.
 Di Jawa Barat, kemudian terjadi
perang segitiga antara Tentara
Nasional Indonesia, Tentara Islam
Indonesia, dan tentara Belanda.
1) DI/TII Jawa Barat
Naskah Proklamasi
Negara Islam Indonesia
Pada 7 Agustus
1949, Kartosuwirjo
menyatakan dengan
resmi berdirinya
Negara Islam
Indonesia (NII).
Sumber:30 Tahun Indonesia Merdeka
Uang yang dikeluarkan Pemerintah Negara
Islam Indonesia
1) DI/TII Jawa Barat
Pemerintah RIS membentuk panitia yang bertugas menjalin komunikasi dengan
Kartosuwirjo.
1
Wali Alfatah pada masa Kabinet Natsir membujuk Kartosuwirjo untuk berunding.
2
 Pasukan Siliwangi melakukan operasi militer Bharatayudha dengan strategi
pagar betis dan berhasil mendesak kelompok DI/TII.
 Pada 4 Juni 1962, Kartosuwirjo berhasil ditangkap
di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat, oleh
pasukan dari Batalion 328 Divisi Siliwangi.
 Kartosuwirjo kemudian dieksekusi mati di
Kepulauan Seribu, Jakarta, pada 5 September
1962.
1) DI/TII Jawa Barat
2) DI/TII Jawa Tengah
 Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah
dipimpin oleh Amir Fatah, komandan
Laskar Hizbullah di Tulangan dan
Mojokerto.
 Pemberontakan ini dilatarbelakangi
kekecewaan terhadap hasil
Persetujuan Renville yang memaksa
TNI dan laskar perjuangan hijrah ke
wilayah RI di Yogyakarta. Delegasi Indonesia di Perundingan Renville.
2) DI/TII Jawa Tengah
 Pada 23 Agustus 1949, Amir
memproklamasikan berdirinya Negara
Islam Jawa Tengah sebagai bagian
dari Negara Islam pimpinan
Kartosuwirjo. Bumiayu dijadikan
sebagai basis pertahanannya.
 Pasukan Amir kemudian melakukan
serangan terhadap pos-pos TNI yang
mengakibatkan Komisaris Bambang
Supeno gugur.
Sekarmadji Maridjan
Kartosuwirjo.
Naskah Proklamasi
Negara Islam Indonesia
 Pada tahun 1950, TNI membentuk Gerakan Banteng
Negara (GBN) di bawah komando Letnan Kolonel
Sarbini (kemudian digantikan Letnan Kolonel
Bachrun).
 Pada 22 Desember 1950, Amir Fatah pun berhasil
ditangkap.
2) DI/TII Jawa Tengah
3) DI/TII Aceh
 Penurunan status Aceh dari daerah istimewa
menjadi karesidenan di bawah Sumatra Utara
oleh pemerintah Indonesia.
 Daud Beureuh dan para pengikutnya,
terutama anggota Persatuan Ulama Seluruh
Aceh (PUSA) yang dipimpinnya, kecewa.
Daud Beureuh.
3) DI/TII Aceh
 Guna menghimpun dukungan rakyat, Daud
mengobarkan sentimen agama (Islam) dan
kedaerahan.
 Pada 21 September 1953, Daud Beureuh
mengeluarkan maklumat bahwa Aceh
merupakan bagian dari NII di bawah
Kartosuwirjo. Bendera DI/TII di Aceh.
 Dilaksanakan gerakan secara serentak untuk menguasai kota-kota di Aceh dan
melakukan propaganda kepada rakyat Aceh untuk tidak mendukung pemerintahan
Republik Indonesia.
 Guna mengamankan daerah Aceh, Komandan Daerah Militer (KDMA) Letnan
Kolonel Sjamaun menerapkan kebijakan “ Konsepsi Prinsipil Bijaksana”.
 Pada 5 dan 7 Juli 1957, Sjamaun Gaharu
mengadakan pertemuan dengan para tokoh DI di
Desa Lamteh yang menghasilkan “Ikrar Lamteh”.
3) DI/TII Aceh
 Pada 17 Desember 1962, diadakan Musyawarah
Kerukunan Rakyat Aceh yang digagas oleh
Pangdam I Kolonel M. Yasin.
 Secara bertahap, Gerakan DI/TII di Aceh akhirnya dapat diselesaikan dan
situasi keamanan di Aceh pulih kembali.
4) DI/TII Sulawesi Selatan
Pemerintah RI menolak permintaan Kesatuan Gerilya
Sulawesi Selatan (KGSS) agar para gerilyawan secara
keseluruhan menjadi anggota TNI/ APRIS dan
dijadikan Divisi (Brigade) Hasanuddin dengan Kahar
Muzakkar sebagai panglimanya.
Kahar Muzakkar.
4) DI/TII Sulawesi Selatan
Sekarmadji Maridjan
Kartosuwirjo.
Naskah Proklamasi
Negara Islam Indonesia
Pada 7 Agustus 1953,
Kahar Muzakkar
menyatakan daerah
Sulawesi Selatan menjadi
bagian dari Darul Islam
pimpinan Kartosuwirjo.
 Jalannya pemberontakan DI/TII yang berlangsung
di Sulawesi Selatan ini juga bertahan cukup lama.
 Pemberontakan baru berakhir setelah Kahar
Muzakkar tewas tertembak dalam operasi militer
yang dilancarkan TNI pada 3 Februari 1965.
4) DI/TII Sulawesi Selatan
Bagian 3
Pemberontakan
Angkatan Perang
Ratu Adil
1) Latar Belakang
 Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
dipimpin oleh Raymond Westerling. Sebagian
besar anggota APRA adalah prajurit KNIL dan KL.
Raymond Westerling.
 Pemberontakan APRA didalangi oleh golongan
kolonialis Belanda yang ingin mengamankan
kepentingan ekonominya.
 Pemberontakan atau gerakan APRA diberi nama
Ratu Adil karena ingin mendapatkan simpati dan
dukungan dari rakyat.
2) Jalannya pemberontakan
Pasukan APRA di Bandung.
 Pada 23 Januari 1950, Westerling
menggerakkan pasukan APRA
berkekuatan lebih dari 500 orang untuk
menyerang Kota Bandung.
 Pasukan APRA berhasil menduduki
Markas Staf Divisi Siliwangi.
2) Jalannya pemberontakan
 Pada 23 Januari 1950, Westerling
menggerakkan pasukan APRA
berkekuatan lebih dari 500 orang untuk
menyerang Kota Bandung.
 Pasukan APRA berhasil menduduki
Markas Staf Divisi Siliwangi.
Sultan Hamid II.
 Selain di Bandung, APRA merencanakan
gerakan di Jakarta. Menurut rencana,
gerakan APRA di Jakarta yang dibantu oleh
Sultan Hamid II ini akan dilaksanakan pada
24 Januari 1950.
 Dilakukan operasi militer untuk menumpas gerakan APRA yang dilakukan oleh
APRIS.
 Operasi militer ini mendapat dukungan penduduk
Bandung sehingga dengan cepat mampu mengusir
APRA di Bandung.
 Selanjutnya, operasi militer pun dilakukan di
Jakarta dan berhasil menangkap Sultan Hamid II
pada 4 April 1950.
 Kapten Raymond Westerling berhasil melarikan diri dengan
menggunakan pesawat Catalina ke luar negeri pada 22 Februari 1950.
3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia
Bagian 4
Pemberontakan
Andi Azis
1) Latar belakang
Pemberontakan Andi Azis sebenarnya tidak mendapat
dukungan rakyat Sulawesi. Sebagian besar rakyat Sulawesi
menyatakan keinginannya untuk kembali ke NKRI.
 Penolakan Andi Azis terhadap
masuknya pasukan APRIS/TNI ke
wilayah Sulawesi Selatan.
 Pasukan Andi Azis
menamakan diri “Pasukan
Bebas”.
2) Jalannya pemberontakan
Iring-iringan mobil yang membawa jenazah
prajurit-prajurit APRIS yang gugur dalam upaya
penumpasan pemberontakan Andi Aziz.
 Pada 5 April pukul 05.00 pagi, Andi
Azis beserta pasukannya yang dibantu
oleh Koninklijk Leger (Tentara Kerajaan
atau Tentara Belanda) dan KNIL
menyerang markas APRIS di Makassar.
 Mereka berhasil menguasai markas
APRIS dan juga Kota Makassar.
 Beberapa perwira ditawan, termasuk
Letnan Kolonel A. J. Mokoginta dan
beberapa prajurit APRIS/TNI menjadi
korban.
 Pada 8 April 1950, pemerintah pusat RIS, kemudian mengeluarkan ultimatum.
 Isinya menginstruksikan Andi Azis agar dalam waktu
2×24 jam untuk datang melaporkan diri ke Jakarta
guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.
 Andi Azis berangkat ke Jakarta pada 15 April setelah
didesak oleh Presiden NIT, Sukawati. Ia terlambat
sampai di Jakarta.
 Ia ditangkap dan diadili sebagai pemberontak.
3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia
 Dalam menumpas sisa-sisa kelompok Andi Azis, dikirimlah pasukan TNI
pimpinan Mayor H. V. Worang, yang disusul dengan pasukan TNI pimpinan
Kolonel A. E. Kawilarang.
Bagian 5
Pemberontakan
Republik Maluku Selatan
1) Latar Belakang
Soumokil merupakan mantan Jaksa Agung
Negara Indonesia Timur.
 Pemberontakan Republik Maluku Selatan
(RMS) dipimpin oleh Dr. Christian Robert
Steven Soumokil, mantan Jaksa Agung NIT.
 Pemberontakan ini berupa gerakan
separatis yang menolak integrasi dan ingin
membentuk negara sendiri yang lepas,
baik dari Negara Indonesia Timur (NIT)
maupun NKRI.
2) Jalannya pemberontakan
Para anggota RMS.
 Pada 25 April 1950, Soumokil
memproklamasikan berdirinya RMS dan
menetapkan Ambon sebagai Ibu Kota
RMS.
 Rakyat yang mendukung Republik
Indonesia ditangkap dan dipenjarakan.
 Pada 14 Juli 1950, Gerakan Operasi Militer (GOM) III yang dipimpin Kolonel A.
E. Kawilarang dilaksanakan untuk menumpas RMS.
 Salah seorang prajurit TNI, Letnan Kolonel Slamet
Riyadi, tewas dalam perjuangan merebut Benteng
Nieuw Victoria.
 Pada 28 September 1950, pasukan APRIS berhasil
menguasai kembali Kota Ambon dan situasi
kembali kondusif.
3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia
Bagian 6
Pemberontakan
PRRI/Permesta
1) Latar Belakang
 Pergolakan yang muncul di Sumatra dan Sulawesi dipicu oleh ketidakpuasan terhadap
alokasi dana pembangunan yang diterima dari pemerintah pusat.
 Mereka menempuh jalan nonparlemen dengan membentuk dewan-dewan di daerah.
1) Latar Belakang
 Panglima Teritorial VII, Letnan Kolonel Ventje
Sumual pimpinan Dewan Manguni
memproklamasikan berdirinya Perjuangan Rakyat
Semesta (Permesta) pada 2 Maret 1957.
Letkol Ventje Sumual.
1) Latar Belakang
 Panglima Teritorial VII, Letnan Kolonel Ventje
Sumual pimpinan Dewan Manguni
memproklamasikan berdirinya Perjuangan Rakyat
Semesta (Permesta) pada 2 Maret 1957.
Kolonel Ahmad Husain.
 Di Sumatra, diproklamasikan juga Pemerintah
Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) oleh
Ahmad Husain pada 15 Februari 1958.
1) Latar Belakang
 Panglima Teritorial VII, Letnan Kolonel Ventje
Sumual pimpinan Dewan Manguni
memproklamasikan berdirinya Perjuangan Rakyat
Semesta (Permesta) pada 2 Maret 1957.
Syafruddin Prawiranegara.
 Di Sumatra, diproklamasikan juga Pemerintah
Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) oleh
Ahmad Husain pada 15 Februari 1958.
 PRRI kemudian mengangkat Syafruddin
Prawiranegara sebagai perdana menteri.
2) Jalannya pemberontakan
Para pimpinan PRRI dari kiri ke kanan: Kol. Dahlan
Djambek, Burhanuddin Harahap, Letkol Ahmad Husain,
Syafruddin Prawiranegara, dan Kolonel M. Simbolon.
 Pada 10 Februari 1958, Kolonel
Ahmad Husain berpidato di depan
masyarakat dan menyampaikan
ultimatum kepada pemerintah
pusat.
 Isi ultimatum di antaranya adalah (1) Kabinet Djuanda harus menyerahkan mandatnya
kepada presiden dalam waktu 5 × 24 jam, atau presiden yang mencabut mandat
tersebut dan (2) presiden menugaskan Hatta dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX untuk
membentuk Kabinet Nasional.
 Dibentuk pasukan gabungan yang diberi nama Operasi 17 Agustus ini dipimpin
langsung oleh Kolonel Ahmad Yani.
 Setelah berhasil mengamankan sumber-sumber
minyak di Pekanbaru, sejak 14 Maret 1958, operasi
militer beralih ke basis pemberontak di wilayah
Bukittinggi.
 Pada 4 Mei 1958, daerah Bukittinggi berhasil diamankan oleh pasukan TNI.
Ruang gerak PRRI pun semakin sempit dan melemah. Akibatnya, banyak
tokoh PRRI menyerahkan diri, seperti Ahmad Husain dan pasukannya.
3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia
 Dalam rangka menumpas gerakan Permesta, pemerintah melancarkan Operasi
Merdeka pada April 1958, di bawah pimpinan Letnan Kolonel Rukminto
Hendraningrat.
 Saat operasi militer dilaksanakan, TNI menemukan
bukti adanya keterlibatan pihak asing.
 Salah satu pesawat asing milik Amerika Serikat dan
pilotnya A. L. Pope ditembak jatuh oleh pasukan
TNI di perairan Ambon.
3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia
 Pada pertengahan tahun 1961, para pemimpin Permesta menyerah kepada
pemerintah RI.
Bagian 7
Pemberontakan/Gerakan
PKI 30 September 1965
(G30S/PKI)
1) Latar Belakang
 G30S/PKI merupakan gerakan yang terjadi pada
malam tanggal 30 September atau tanggal 1
Oktober dini hari tahun 1965.
D. N. Adit sedang berorasi.
 Gerakan ini bertujuan mengambil alih kekuasaan
atau kudeta yang dilakukan oleh Partai Komunis
Indonesia.
1) Latar Belakang
Partai peserta Pemilu 1955.
 PKI menganggap revolusi 1945 telah
gagal dan belum selesai. Revolusi hanya
akan berhasil apabila dilakukan oleh
kelompok komunis.
 Dalam pemilihan umum pertama
1955, PKI berhasil muncul sebagai
salah satu partai pemenang Pemilu
1955.
1) Latar Belakang
Pembacaan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
 Konsep Nasakom memberikan kekuatan
kepada PKI untuk memengaruhi
pemerintahan.
 Pada 27 Agustus 1964, dibentuk
Kabinet Dwikora yang memasukkan
beberapa tokoh PKI sebagai menteri
dan pejabat negara lainnya.
1) Latar Belakang
 PKI selalu menganggap TNI-AD sebagai
musuh utama.
 Guna menghadi TNI-AD, selain isu
Dewan Jenderal, PKI mengeluarkan
isu Dokumen Gilchrist.
2) Jalannya pemberontakan
 PKI melancarkan aksi kudetanya pada 1 Oktober
1965 dini hari di bawah pimpinan Letnan Kolonel
Untung.
Letkol Untung
 Sasarannya menculik perwira-perwira AD yang
dianggap sebagai penghalang bagi PKI dalam
mencapai tujuannya.
2) Jalannya pemberontakan
 Perwira-perwira AD yang diculik,
kemudian dibawa ke daerah Lubang Buaya
hingga akhirnya tewas dan dikubur dalam
sebuah sumur.
Sumur maut di Lubang Buaya, Pondok Gede,
Jakarta, tempat ditemukannya jenazah para
jenderal Angkatan Darat Indonesia yang
dibunuh oleh kelompok G30S/PKI.
2) Jalannya pemberontakan
 Perwira-perwira AD yang diculik,
kemudian dibawa ke daerah Lubang Buaya
hingga akhirnya tewas dan dikubur dalam
sebuah sumur.
Para perwira TNI AD yang menjadi korban G30S/PKI.
 G30S/PKI tidak hanya terjadi di Jakarta,
tetapi juga di Yogyakarta. Peristiwa ini
menewaskan perwira menengah AD
Komandan Korem 072, Kolonel Katamso
dan Kepala Staf Korem 072, Letnan
Kolonel Sugiono.
 Operasi penumpasan G30S/PKI dilakukan dengan cepat di bawah pimpinan
Panglima Kostrad, Mayor Jenderal Soeharto.
 Pada hari yang sama, 1 Oktober 1965, Mayor Jenderal
Soeharto memimpin Resimen Para Komando Angkatan
Darat (RPKAD) dan Batalion 328/Kujang/Siliwangi dalam
operasi penumpasan G30S/PKI 1965.
 Pada 9 Oktober 1965, Kolonel Latief, salah satu tokoh
G30S/PKI 1965, berhasil ditangkap di Jakarta.
3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia
 Pada 11 Oktober 1965, Letnan Kolonel Untung pun berhasil ditangkap di
daerah Tegal, Jawa Tengah.
 Pemberontakan PKI 30 September 1965
membuat kekuasaan Presiden Sukarno
luntur.
 Pada 23 Februari 1967, Presiden Sukarno
sebagai Panglima tertinggi Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia menyerahkan kekuasaan
pemerintahan kepada Jenderal Soeharto,
pemegang Ketetapan MPRS No. IX/
MPRS/1966.
3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia
Tokoh Pejuang Mempertahankan
Integrasi Bangsa
Ⓒ
DAPATKAH ANDA MENYEBUTKAN SIAPA SAJAKAH TOKOH DI ATAS?
APA PERANNYA DALAM MEMPERTAHAN INTEGRASI BANGSA?

More Related Content

Similar to SEJARAH PEMBERONT

Pemberontakan pki di madiun
Pemberontakan pki di madiunPemberontakan pki di madiun
Pemberontakan pki di madiunParanody
 
Usaha memepertahankan negara kesatuan
Usaha memepertahankan negara kesatuan Usaha memepertahankan negara kesatuan
Usaha memepertahankan negara kesatuan Matthew Felix
 
Usaha memepertahankan negara kesatuan
Usaha memepertahankan negara kesatuan Usaha memepertahankan negara kesatuan
Usaha memepertahankan negara kesatuan willisriswanto99
 
BAB I Disintegrasi Bangsa.pptx
BAB I Disintegrasi Bangsa.pptxBAB I Disintegrasi Bangsa.pptx
BAB I Disintegrasi Bangsa.pptxNurfitriAzizah2
 
perjuangan menghadapi disintegrasi bangsa.ppt
perjuangan menghadapi disintegrasi bangsa.pptperjuangan menghadapi disintegrasi bangsa.ppt
perjuangan menghadapi disintegrasi bangsa.pptPeriHeriyanto1
 
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa IndonesiaPPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa IndonesiaLydia Nurkumalawati
 
KD 3.1.pptx
KD 3.1.pptxKD 3.1.pptx
KD 3.1.pptxIyaaa4
 
14259123.ppt
14259123.ppt14259123.ppt
14259123.pptAbnkNino
 
Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi BangsaPerjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi BangsaDavid Adi Nugroho
 
Pemberontakan PKI di Madiun
Pemberontakan PKI di MadiunPemberontakan PKI di Madiun
Pemberontakan PKI di MadiunDhimas Ilya'sa
 
Upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa - Idsejar...
Upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa - Idsejar...Upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa - Idsejar...
Upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa - Idsejar...muktisaja17
 
PowerPoint PR Sejarah Indo. 12 Ed. 2019.pptx
PowerPoint PR Sejarah Indo. 12 Ed. 2019.pptxPowerPoint PR Sejarah Indo. 12 Ed. 2019.pptx
PowerPoint PR Sejarah Indo. 12 Ed. 2019.pptxRischaDwi
 
Bab II Sejarah Perumusan Pancasila
Bab II Sejarah Perumusan PancasilaBab II Sejarah Perumusan Pancasila
Bab II Sejarah Perumusan Pancasilayudikrismen1
 
RPP SMA Sejarah Indonesia Kelas XII
RPP SMA Sejarah Indonesia Kelas XIIRPP SMA Sejarah Indonesia Kelas XII
RPP SMA Sejarah Indonesia Kelas XIIDiva Pendidikan
 
RPP SMA Sejarah Wajib Kelas XII
RPP SMA Sejarah Wajib Kelas XIIRPP SMA Sejarah Wajib Kelas XII
RPP SMA Sejarah Wajib Kelas XIIDiva Pendidikan
 
Rpp sejarah-kelas-xii-wajib
Rpp sejarah-kelas-xii-wajibRpp sejarah-kelas-xii-wajib
Rpp sejarah-kelas-xii-wajibDzulfadhli SPd
 
masa revolusi.pptx
masa revolusi.pptxmasa revolusi.pptx
masa revolusi.pptxArthestia73
 

Similar to SEJARAH PEMBERONT (20)

Pemberontakan pki di madiun
Pemberontakan pki di madiunPemberontakan pki di madiun
Pemberontakan pki di madiun
 
Usaha memepertahankan negara kesatuan
Usaha memepertahankan negara kesatuan Usaha memepertahankan negara kesatuan
Usaha memepertahankan negara kesatuan
 
Usaha memepertahankan negara kesatuan
Usaha memepertahankan negara kesatuan Usaha memepertahankan negara kesatuan
Usaha memepertahankan negara kesatuan
 
BAB I Disintegrasi Bangsa.pptx
BAB I Disintegrasi Bangsa.pptxBAB I Disintegrasi Bangsa.pptx
BAB I Disintegrasi Bangsa.pptx
 
perjuangan menghadapi disintegrasi bangsa.ppt
perjuangan menghadapi disintegrasi bangsa.pptperjuangan menghadapi disintegrasi bangsa.ppt
perjuangan menghadapi disintegrasi bangsa.ppt
 
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa IndonesiaPPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
 
KD 3.1.pptx
KD 3.1.pptxKD 3.1.pptx
KD 3.1.pptx
 
14259123.ppt
14259123.ppt14259123.ppt
14259123.ppt
 
Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi BangsaPerjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
 
Pemberontakan PKI di Madiun
Pemberontakan PKI di MadiunPemberontakan PKI di Madiun
Pemberontakan PKI di Madiun
 
Upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa - Idsejar...
Upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa - Idsejar...Upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa - Idsejar...
Upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa - Idsejar...
 
PowerPoint PR Sejarah Indo. 12 Ed. 2019.pptx
PowerPoint PR Sejarah Indo. 12 Ed. 2019.pptxPowerPoint PR Sejarah Indo. 12 Ed. 2019.pptx
PowerPoint PR Sejarah Indo. 12 Ed. 2019.pptx
 
Indri
Indri Indri
Indri
 
Indri
IndriIndri
Indri
 
Bab II Sejarah Perumusan Pancasila
Bab II Sejarah Perumusan PancasilaBab II Sejarah Perumusan Pancasila
Bab II Sejarah Perumusan Pancasila
 
RPP SMA Sejarah Indonesia Kelas XII
RPP SMA Sejarah Indonesia Kelas XIIRPP SMA Sejarah Indonesia Kelas XII
RPP SMA Sejarah Indonesia Kelas XII
 
RPP SMA Sejarah Wajib Kelas XII
RPP SMA Sejarah Wajib Kelas XIIRPP SMA Sejarah Wajib Kelas XII
RPP SMA Sejarah Wajib Kelas XII
 
Rpp sejarah-kelas-xii-wajib
Rpp sejarah-kelas-xii-wajibRpp sejarah-kelas-xii-wajib
Rpp sejarah-kelas-xii-wajib
 
Tugas presentasi sejarah kelompok 7
Tugas presentasi sejarah kelompok 7Tugas presentasi sejarah kelompok 7
Tugas presentasi sejarah kelompok 7
 
masa revolusi.pptx
masa revolusi.pptxmasa revolusi.pptx
masa revolusi.pptx
 

SEJARAH PEMBERONT

  • 2. Upaya Bangsa Indonesia Mengatasi Ancaman Disintegrasi Bangsa BAB ❶ Iring-iringan mobil yang membawa jenazah prajurit-prajurit APRIS yang gugur dalam upaya penumpasan pemberontakan Andi Aziz. Sumber gambar: 30 Tahun Indonesia Merdeka
  • 3. KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA Integrasi adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Integrasi untuk Kedaulatan Sebuah Negara Ⓐ ➀ Pengertian Integrasi dan Integrasi Nasional WILLIAM H. W Integrasi berarti penyatuan bangsa (suku) berbeda dari suatu masyarakat menjadi satu kesatuan yang utuh untuk menjadi satu bangsa.
  • 4. ERNEST RENAN CLIFFORD GEERTZ bangsa terbentuk dari orang-orang yang mempunyai latar belakang sejarah, pengalaman sejarah yang sama, dan perjuangan, serta hasrat untuk bersatu Bangsa merupakan kumpulan orang dengan bahasa, sejarah, dan tanah yang sama. ➀ Pengertian Integrasi dan Integrasi Nasional
  • 5. Integrasi nasional atau bangsa adalah usaha atau proses mempersatukan perbedaan perbedaan dalam suatu negara berdasarkan bahasa, darah, sejarah, tanah, dan tujuan yang sama sehingga tercapai keserasian dan keselarasan nasional. ➀ Pengertian Integrasi dan Integrasi Nasional
  • 6. Perasaan Senasib dan Mempunyai Tujuan yang Sama Faktor Pendorong Integrasi Nasional Indonesia: 1 Persamaan Nasib dalam Sejarah 2 Keinginan Bersatu 3 Rasa Cinta Tanah Air dan Bangsa 4 Masih Adanya Etnosentrisme Faktor Penghambat Integrasi Nasional Indonesia: 1 Tidak Meluasnya Pembangunan Ekonomi dan Infrastruktur 2 ➀ Pengertian Integrasi dan Integrasi Nasional
  • 7. ➁ Penyerahan Kedaulatan Indonesia dan Kembali ke Bentuk Negara Kesatuan Pada 23 Agustus-2 November 1949, Diadakan Meja Bundar dimulai di Den Haag, Belanda. Salah satu hasilnya adalah Belanda menyerahkan kedaulatan bangsa Indonesia dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS). Pada 17 Desember 1949, Ir. Sukarno diambil sumpahnya sebagai Presiden RIS. Sumber gambar: 30 Tahun Indonesia Merdeka
  • 8. ➁ Penyerahan Kedaulatan Indonesia dan Kembali ke Bentuk Negara Kesatuan Pada 23 Desember, Moh. Hatta memimpin delegasi RIS berangkat ke Belanda. Tujuannya untuk menandatangani piagam penyerahan dan pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda. Sumber gambar : gahetna.nl
  • 9. ➁ Penyerahan Kedaulatan Indonesia dan Kembali ke Bentuk Negara Kesatuan Pada 27 Desember 1949, di Ruang Takhta Amsterdam, Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Drees, Menteri Seberang Lautan Mr. A. M. J. A. Sassen, dan Ketua Delegasi Moh. Hatta bersama-sama membubuhkan tanda tangan pada piagam penyerahan dan pengakuan kedaulatan kepada RIS. Sumber gambar: gahetna.nl
  • 10. ➁ Penyerahan Kedaulatan Indonesia dan Kembali ke Bentuk Negara Kesatuan Pada waktu yang sama di Jakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Tinggi Mahkota A. H. J. Lovink, membubuhkan tanda tangan mereka pada naskah penyerahan dan pengakuan kedaulatan. Secara formal, Belanda mengakui kedaulatan penuh suatu negara Indonesia di seluruh bekas wilayah Hindia Belanda (kecuali Papua). Sumber gambar: 30 Tahun Indonesia Merdeka
  • 11. KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA Disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu; keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; perpecahan. Upaya Bangsa Indonesia Mengatasi Ancaman Disintegrasi Bangsa Ⓑ ➀ Pengertian Disintegrasi SOEKANTO & SULISTYOWATI Mengibaratkan disintegrasi adalah adanya suatu bagian dalam negara yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya atau tidak bersatu padu.
  • 12. Keinginan untuk mendirikan negara sendiri yang lepas dari NKRI. Secara umum, pemberontakan di dalam negeri pada periode awal kemerdekaan terjadi karena dipicu oleh beberapa masalah berikut. 1 Mempertahankan bentuk negara federal. 2 Keengganan APRIS di negara bagian bergabung dengan TNI. 3 ➀ Pengertian Disintegrasi
  • 14. 1) Latar Belakang  Persetujuan Renville menyebabkan kekecewaan luar biasa terhadap pemerintah Indonesia. Delegasi Indonesia di Perundingan Renville.
  • 15. 1) Latar Belakang  Persetujuan Renville menyebabkan kekecewaan luar biasa terhadap pemerintah Indonesia. Peta wilayah Indonesia berdasarkan Perjanjian Renville.  Wilayah Indonesia yang semula meliputi Jawa, Sumatra, dan Madura menjadi semakin sempit karena adanya garis demarkasi van Mook.
  • 16. 1) Latar Belakang Amir Syarifuddin.  Perdana Menteri Amir Syarifuddin mendapat kecaman hingga akhirnya dijatuhi mosi tidak percaya pada 23 Januari 1948.  Amir Syarifuddin pun meletakkan jabatannya sebagai perdana menteri dan digantikan oleh Moh. Hatta.
  • 17. 1) Latar Belakang Amir Syarifuddin.  Amir Syarifuddin memilih menjadi oposisi terhadap Kabinet Hatta. Ia kemudian mendirikan Front Demokrasi Rakyat (FDR).  FDR merupakan organisasi massa gabungan dari PSI, Pesindo, Partai Buruh, SOBSI, Barisan Tani Indonesia, dan PKI.
  • 18. 1) Latar Belakang Drs. Moh. Hatta.  Drs. Moh. Hatta meneruskan program Reorganisasi dan Rasionalisasi (Rera) yang sebelumnya dicanangkan oleh kabinet Amir Syarifuddin.  Kebijakan rasionalisasi ini merupakan pukulan yang berat bagi FDR. TNI Masyarakat yang telah lama dibina akhirnya dibubarkan.
  • 19. 1) Latar Belakang Musso.  Pada 10 Agustus 1948, Musso kembali ke Indonesia dan segera menyusun konsep “Jalan Baru Musso”.  Ada tiga gagasan utama yang dikemukakan Musso, yaitu sebagai berikut. 1) Membentuk front nasional untuk menghimpun kekuatan komunis dan nonkomunis di bawah pimpinan PKI. 2) Mengubah PKI menjadi partai tunggal Marxis- Leninis. 3) Menyesuaikan perjuangan PKI dengan garis perjuangan Komunis Internasional (Komitern).
  • 20. 1) Latar Belakang Musso. Amir Syarifuddin. Pada 1 September 1948, diumumkan pembentukan Politbiro PKI yang langsung dipimpin oleh Musso. Amir Syarifuddin ditempatkan di sekretariat pertahanan.
  • 21. 2) Jalannya pemberontakan Pada 13–16 September 1948, kekacauan yang diakibatkan oleh provokasi PKI ini mencapai puncaknya. Sumber: pixabay.com Ilustrasi demonstrasi. Diawali dengan terjadinya bentrokan antara TNI dan sekelompok orang bersenjata di Solo. Pada peristiwa ini, dr. Muwardi pimpinan barisan Banteng yang anti-FDR diculik kemudian dibunuh. dr. Muwardi. PKI dan FDR menggerakkan pemogokan secara besar-besaran di salah satu pabrik di Delanggu sebagai upaya memberontak terhadap pemerintahan RI.
  • 22. 2) Jalannya pemberontakan Musso. Amir Syarifuddin.  Pada 19 September 1948, FDR/PKI di bawah pimpinan Musso dan Amir Syarifuddin mengumumkan berdirinya Negara Republik Soviet Indonesia.  Kota Madiun dijadikan sebagai ibu kota pemerintahan Negara Republik Soviet Indonesia.  Dalam waktu singkat, PKI berhasil menguasai beberapa kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah, seperti Sarangan, Ngawi, Ponorogo, Rembang, dan Purwodadi.
  • 23. 3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia Gatot Subroto.  Pada 15 September 1948, untuk mengatasi berbagai gejolak akibat agitasi PKI dan FDR, pemerintah mengangkat Kolonel Gatot Subroto menjadi Gubernur Militer Daerah Surakarta.
  • 24. 3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia Sukarno.  Pada 15 September 1948, untuk mengatasi berbagai gejolak akibat agitasi PKI dan FDR, pemerintah mengangkat Kolonel Gatot Subroto menjadi Gubernur Militer Daerah Surakarta.  Pada 19 September 1948, Presiden Sukarno dalam pidato yang disiarkan melalui radio menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk memilih “Musso atau Sukarno-Hatta”.
  • 25. 3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia A. H. Nasution.  Pada 15 September 1948, untuk mengatasi berbagai gejolak akibat agitasi PKI dan FDR, pemerintah mengangkat Kolonel Gatot Subroto menjadi Gubernur Militer Daerah Surakarta.  Pada 19 September 1948, Presiden Sukarno dalam pidato yang disiarkan melalui radio menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk memilih “Musso atau Sukarno-Hatta”.  Oleh karena Jenderal Soedirman dalam kondisi sakit sehingga jabatan pemimpin operasi penumpasan diserahkan kepada Panglima MBKD, yaitu Kolonel A. H. Nasution.
  • 26. 3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia TNI melakukan penumpasan pemberontakan PKI Madiun.  TNI mengerahkan divisi cadangan dari tentara Divisi Siliwangi.  Dari arah timur Madiun, Gubernur Militer Jawa Timur, Kolonel Sungkono, mengerahkan sejumlah batalion untuk menyerbu.  Dari arah barat Madiun, Gubernur Militer Jawa Tengah, Kolonel Gatot Subroto, memimpin penyerbuan.
  • 27. 3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia  Hanya dalam waktu sehari, TNI berhasil memukul mundur kelompok FDR/PKI.  Pada 30 September 1948, PKI berhasil ditumpas dan Kota Madiun berhasil dibebaskan dari kekuasaan pemberontak.  Pada 31 Oktober 1948 di Samandang, Ponorogo, Jawa Timur, Musso tertembak mati dalam sebuah pengepungan yang dilakukan oleh TNI.  Amir Syarifuddin serta beberapa orang lainnya tertangkap di daerah Purwodadi pada tanggal 29 November 1948.
  • 29. 1) DI/TII Jawa Barat  Penggagas berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) adalah Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo, tokoh Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo.  Kartosuwirjo menolak hasil Persetujuan Renville. Ia bersama pasukan Hizbullah dan Sabilillah yang berjumlah sekitar 400.000 orang tetap memilih tinggal di wilayah Jawa Barat.
  • 30. Pasukan Hizbullah. 1) DI/TII Jawa Barat  Pada 25 Januari 1949, kontak senjata pertama kali terjadi dengan TNI terjadi ketika pasukan Divisi Siliwangi kembali dari Jawa Tengah ke Jawa Barat.  Di Jawa Barat, kemudian terjadi perang segitiga antara Tentara Nasional Indonesia, Tentara Islam Indonesia, dan tentara Belanda.
  • 31. 1) DI/TII Jawa Barat Naskah Proklamasi Negara Islam Indonesia Pada 7 Agustus 1949, Kartosuwirjo menyatakan dengan resmi berdirinya Negara Islam Indonesia (NII). Sumber:30 Tahun Indonesia Merdeka Uang yang dikeluarkan Pemerintah Negara Islam Indonesia
  • 32. 1) DI/TII Jawa Barat Pemerintah RIS membentuk panitia yang bertugas menjalin komunikasi dengan Kartosuwirjo. 1 Wali Alfatah pada masa Kabinet Natsir membujuk Kartosuwirjo untuk berunding. 2
  • 33.  Pasukan Siliwangi melakukan operasi militer Bharatayudha dengan strategi pagar betis dan berhasil mendesak kelompok DI/TII.  Pada 4 Juni 1962, Kartosuwirjo berhasil ditangkap di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat, oleh pasukan dari Batalion 328 Divisi Siliwangi.  Kartosuwirjo kemudian dieksekusi mati di Kepulauan Seribu, Jakarta, pada 5 September 1962. 1) DI/TII Jawa Barat
  • 34. 2) DI/TII Jawa Tengah  Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah dipimpin oleh Amir Fatah, komandan Laskar Hizbullah di Tulangan dan Mojokerto.  Pemberontakan ini dilatarbelakangi kekecewaan terhadap hasil Persetujuan Renville yang memaksa TNI dan laskar perjuangan hijrah ke wilayah RI di Yogyakarta. Delegasi Indonesia di Perundingan Renville.
  • 35. 2) DI/TII Jawa Tengah  Pada 23 Agustus 1949, Amir memproklamasikan berdirinya Negara Islam Jawa Tengah sebagai bagian dari Negara Islam pimpinan Kartosuwirjo. Bumiayu dijadikan sebagai basis pertahanannya.  Pasukan Amir kemudian melakukan serangan terhadap pos-pos TNI yang mengakibatkan Komisaris Bambang Supeno gugur. Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo. Naskah Proklamasi Negara Islam Indonesia
  • 36.  Pada tahun 1950, TNI membentuk Gerakan Banteng Negara (GBN) di bawah komando Letnan Kolonel Sarbini (kemudian digantikan Letnan Kolonel Bachrun).  Pada 22 Desember 1950, Amir Fatah pun berhasil ditangkap. 2) DI/TII Jawa Tengah
  • 37. 3) DI/TII Aceh  Penurunan status Aceh dari daerah istimewa menjadi karesidenan di bawah Sumatra Utara oleh pemerintah Indonesia.  Daud Beureuh dan para pengikutnya, terutama anggota Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA) yang dipimpinnya, kecewa. Daud Beureuh.
  • 38. 3) DI/TII Aceh  Guna menghimpun dukungan rakyat, Daud mengobarkan sentimen agama (Islam) dan kedaerahan.  Pada 21 September 1953, Daud Beureuh mengeluarkan maklumat bahwa Aceh merupakan bagian dari NII di bawah Kartosuwirjo. Bendera DI/TII di Aceh.  Dilaksanakan gerakan secara serentak untuk menguasai kota-kota di Aceh dan melakukan propaganda kepada rakyat Aceh untuk tidak mendukung pemerintahan Republik Indonesia.
  • 39.  Guna mengamankan daerah Aceh, Komandan Daerah Militer (KDMA) Letnan Kolonel Sjamaun menerapkan kebijakan “ Konsepsi Prinsipil Bijaksana”.  Pada 5 dan 7 Juli 1957, Sjamaun Gaharu mengadakan pertemuan dengan para tokoh DI di Desa Lamteh yang menghasilkan “Ikrar Lamteh”. 3) DI/TII Aceh  Pada 17 Desember 1962, diadakan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh yang digagas oleh Pangdam I Kolonel M. Yasin.  Secara bertahap, Gerakan DI/TII di Aceh akhirnya dapat diselesaikan dan situasi keamanan di Aceh pulih kembali.
  • 40. 4) DI/TII Sulawesi Selatan Pemerintah RI menolak permintaan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) agar para gerilyawan secara keseluruhan menjadi anggota TNI/ APRIS dan dijadikan Divisi (Brigade) Hasanuddin dengan Kahar Muzakkar sebagai panglimanya. Kahar Muzakkar.
  • 41. 4) DI/TII Sulawesi Selatan Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo. Naskah Proklamasi Negara Islam Indonesia Pada 7 Agustus 1953, Kahar Muzakkar menyatakan daerah Sulawesi Selatan menjadi bagian dari Darul Islam pimpinan Kartosuwirjo.
  • 42.  Jalannya pemberontakan DI/TII yang berlangsung di Sulawesi Selatan ini juga bertahan cukup lama.  Pemberontakan baru berakhir setelah Kahar Muzakkar tewas tertembak dalam operasi militer yang dilancarkan TNI pada 3 Februari 1965. 4) DI/TII Sulawesi Selatan
  • 44. 1) Latar Belakang  Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) dipimpin oleh Raymond Westerling. Sebagian besar anggota APRA adalah prajurit KNIL dan KL. Raymond Westerling.  Pemberontakan APRA didalangi oleh golongan kolonialis Belanda yang ingin mengamankan kepentingan ekonominya.  Pemberontakan atau gerakan APRA diberi nama Ratu Adil karena ingin mendapatkan simpati dan dukungan dari rakyat.
  • 45. 2) Jalannya pemberontakan Pasukan APRA di Bandung.  Pada 23 Januari 1950, Westerling menggerakkan pasukan APRA berkekuatan lebih dari 500 orang untuk menyerang Kota Bandung.  Pasukan APRA berhasil menduduki Markas Staf Divisi Siliwangi.
  • 46. 2) Jalannya pemberontakan  Pada 23 Januari 1950, Westerling menggerakkan pasukan APRA berkekuatan lebih dari 500 orang untuk menyerang Kota Bandung.  Pasukan APRA berhasil menduduki Markas Staf Divisi Siliwangi. Sultan Hamid II.  Selain di Bandung, APRA merencanakan gerakan di Jakarta. Menurut rencana, gerakan APRA di Jakarta yang dibantu oleh Sultan Hamid II ini akan dilaksanakan pada 24 Januari 1950.
  • 47.  Dilakukan operasi militer untuk menumpas gerakan APRA yang dilakukan oleh APRIS.  Operasi militer ini mendapat dukungan penduduk Bandung sehingga dengan cepat mampu mengusir APRA di Bandung.  Selanjutnya, operasi militer pun dilakukan di Jakarta dan berhasil menangkap Sultan Hamid II pada 4 April 1950.  Kapten Raymond Westerling berhasil melarikan diri dengan menggunakan pesawat Catalina ke luar negeri pada 22 Februari 1950. 3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia
  • 49. 1) Latar belakang Pemberontakan Andi Azis sebenarnya tidak mendapat dukungan rakyat Sulawesi. Sebagian besar rakyat Sulawesi menyatakan keinginannya untuk kembali ke NKRI.  Penolakan Andi Azis terhadap masuknya pasukan APRIS/TNI ke wilayah Sulawesi Selatan.  Pasukan Andi Azis menamakan diri “Pasukan Bebas”.
  • 50. 2) Jalannya pemberontakan Iring-iringan mobil yang membawa jenazah prajurit-prajurit APRIS yang gugur dalam upaya penumpasan pemberontakan Andi Aziz.  Pada 5 April pukul 05.00 pagi, Andi Azis beserta pasukannya yang dibantu oleh Koninklijk Leger (Tentara Kerajaan atau Tentara Belanda) dan KNIL menyerang markas APRIS di Makassar.  Mereka berhasil menguasai markas APRIS dan juga Kota Makassar.  Beberapa perwira ditawan, termasuk Letnan Kolonel A. J. Mokoginta dan beberapa prajurit APRIS/TNI menjadi korban.
  • 51.  Pada 8 April 1950, pemerintah pusat RIS, kemudian mengeluarkan ultimatum.  Isinya menginstruksikan Andi Azis agar dalam waktu 2×24 jam untuk datang melaporkan diri ke Jakarta guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.  Andi Azis berangkat ke Jakarta pada 15 April setelah didesak oleh Presiden NIT, Sukawati. Ia terlambat sampai di Jakarta.  Ia ditangkap dan diadili sebagai pemberontak. 3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia  Dalam menumpas sisa-sisa kelompok Andi Azis, dikirimlah pasukan TNI pimpinan Mayor H. V. Worang, yang disusul dengan pasukan TNI pimpinan Kolonel A. E. Kawilarang.
  • 53. 1) Latar Belakang Soumokil merupakan mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur.  Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) dipimpin oleh Dr. Christian Robert Steven Soumokil, mantan Jaksa Agung NIT.  Pemberontakan ini berupa gerakan separatis yang menolak integrasi dan ingin membentuk negara sendiri yang lepas, baik dari Negara Indonesia Timur (NIT) maupun NKRI.
  • 54. 2) Jalannya pemberontakan Para anggota RMS.  Pada 25 April 1950, Soumokil memproklamasikan berdirinya RMS dan menetapkan Ambon sebagai Ibu Kota RMS.  Rakyat yang mendukung Republik Indonesia ditangkap dan dipenjarakan.
  • 55.  Pada 14 Juli 1950, Gerakan Operasi Militer (GOM) III yang dipimpin Kolonel A. E. Kawilarang dilaksanakan untuk menumpas RMS.  Salah seorang prajurit TNI, Letnan Kolonel Slamet Riyadi, tewas dalam perjuangan merebut Benteng Nieuw Victoria.  Pada 28 September 1950, pasukan APRIS berhasil menguasai kembali Kota Ambon dan situasi kembali kondusif. 3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia
  • 57. 1) Latar Belakang  Pergolakan yang muncul di Sumatra dan Sulawesi dipicu oleh ketidakpuasan terhadap alokasi dana pembangunan yang diterima dari pemerintah pusat.  Mereka menempuh jalan nonparlemen dengan membentuk dewan-dewan di daerah.
  • 58. 1) Latar Belakang  Panglima Teritorial VII, Letnan Kolonel Ventje Sumual pimpinan Dewan Manguni memproklamasikan berdirinya Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) pada 2 Maret 1957. Letkol Ventje Sumual.
  • 59. 1) Latar Belakang  Panglima Teritorial VII, Letnan Kolonel Ventje Sumual pimpinan Dewan Manguni memproklamasikan berdirinya Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) pada 2 Maret 1957. Kolonel Ahmad Husain.  Di Sumatra, diproklamasikan juga Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) oleh Ahmad Husain pada 15 Februari 1958.
  • 60. 1) Latar Belakang  Panglima Teritorial VII, Letnan Kolonel Ventje Sumual pimpinan Dewan Manguni memproklamasikan berdirinya Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) pada 2 Maret 1957. Syafruddin Prawiranegara.  Di Sumatra, diproklamasikan juga Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) oleh Ahmad Husain pada 15 Februari 1958.  PRRI kemudian mengangkat Syafruddin Prawiranegara sebagai perdana menteri.
  • 61. 2) Jalannya pemberontakan Para pimpinan PRRI dari kiri ke kanan: Kol. Dahlan Djambek, Burhanuddin Harahap, Letkol Ahmad Husain, Syafruddin Prawiranegara, dan Kolonel M. Simbolon.  Pada 10 Februari 1958, Kolonel Ahmad Husain berpidato di depan masyarakat dan menyampaikan ultimatum kepada pemerintah pusat.  Isi ultimatum di antaranya adalah (1) Kabinet Djuanda harus menyerahkan mandatnya kepada presiden dalam waktu 5 × 24 jam, atau presiden yang mencabut mandat tersebut dan (2) presiden menugaskan Hatta dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX untuk membentuk Kabinet Nasional.
  • 62.  Dibentuk pasukan gabungan yang diberi nama Operasi 17 Agustus ini dipimpin langsung oleh Kolonel Ahmad Yani.  Setelah berhasil mengamankan sumber-sumber minyak di Pekanbaru, sejak 14 Maret 1958, operasi militer beralih ke basis pemberontak di wilayah Bukittinggi.  Pada 4 Mei 1958, daerah Bukittinggi berhasil diamankan oleh pasukan TNI. Ruang gerak PRRI pun semakin sempit dan melemah. Akibatnya, banyak tokoh PRRI menyerahkan diri, seperti Ahmad Husain dan pasukannya. 3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia
  • 63.  Dalam rangka menumpas gerakan Permesta, pemerintah melancarkan Operasi Merdeka pada April 1958, di bawah pimpinan Letnan Kolonel Rukminto Hendraningrat.  Saat operasi militer dilaksanakan, TNI menemukan bukti adanya keterlibatan pihak asing.  Salah satu pesawat asing milik Amerika Serikat dan pilotnya A. L. Pope ditembak jatuh oleh pasukan TNI di perairan Ambon. 3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia  Pada pertengahan tahun 1961, para pemimpin Permesta menyerah kepada pemerintah RI.
  • 64. Bagian 7 Pemberontakan/Gerakan PKI 30 September 1965 (G30S/PKI)
  • 65. 1) Latar Belakang  G30S/PKI merupakan gerakan yang terjadi pada malam tanggal 30 September atau tanggal 1 Oktober dini hari tahun 1965. D. N. Adit sedang berorasi.  Gerakan ini bertujuan mengambil alih kekuasaan atau kudeta yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia.
  • 66. 1) Latar Belakang Partai peserta Pemilu 1955.  PKI menganggap revolusi 1945 telah gagal dan belum selesai. Revolusi hanya akan berhasil apabila dilakukan oleh kelompok komunis.  Dalam pemilihan umum pertama 1955, PKI berhasil muncul sebagai salah satu partai pemenang Pemilu 1955.
  • 67. 1) Latar Belakang Pembacaan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.  Konsep Nasakom memberikan kekuatan kepada PKI untuk memengaruhi pemerintahan.  Pada 27 Agustus 1964, dibentuk Kabinet Dwikora yang memasukkan beberapa tokoh PKI sebagai menteri dan pejabat negara lainnya.
  • 68. 1) Latar Belakang  PKI selalu menganggap TNI-AD sebagai musuh utama.  Guna menghadi TNI-AD, selain isu Dewan Jenderal, PKI mengeluarkan isu Dokumen Gilchrist.
  • 69. 2) Jalannya pemberontakan  PKI melancarkan aksi kudetanya pada 1 Oktober 1965 dini hari di bawah pimpinan Letnan Kolonel Untung. Letkol Untung  Sasarannya menculik perwira-perwira AD yang dianggap sebagai penghalang bagi PKI dalam mencapai tujuannya.
  • 70. 2) Jalannya pemberontakan  Perwira-perwira AD yang diculik, kemudian dibawa ke daerah Lubang Buaya hingga akhirnya tewas dan dikubur dalam sebuah sumur. Sumur maut di Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta, tempat ditemukannya jenazah para jenderal Angkatan Darat Indonesia yang dibunuh oleh kelompok G30S/PKI.
  • 71. 2) Jalannya pemberontakan  Perwira-perwira AD yang diculik, kemudian dibawa ke daerah Lubang Buaya hingga akhirnya tewas dan dikubur dalam sebuah sumur. Para perwira TNI AD yang menjadi korban G30S/PKI.  G30S/PKI tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga di Yogyakarta. Peristiwa ini menewaskan perwira menengah AD Komandan Korem 072, Kolonel Katamso dan Kepala Staf Korem 072, Letnan Kolonel Sugiono.
  • 72.  Operasi penumpasan G30S/PKI dilakukan dengan cepat di bawah pimpinan Panglima Kostrad, Mayor Jenderal Soeharto.  Pada hari yang sama, 1 Oktober 1965, Mayor Jenderal Soeharto memimpin Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) dan Batalion 328/Kujang/Siliwangi dalam operasi penumpasan G30S/PKI 1965.  Pada 9 Oktober 1965, Kolonel Latief, salah satu tokoh G30S/PKI 1965, berhasil ditangkap di Jakarta. 3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia  Pada 11 Oktober 1965, Letnan Kolonel Untung pun berhasil ditangkap di daerah Tegal, Jawa Tengah.
  • 73.  Pemberontakan PKI 30 September 1965 membuat kekuasaan Presiden Sukarno luntur.  Pada 23 Februari 1967, Presiden Sukarno sebagai Panglima tertinggi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Jenderal Soeharto, pemegang Ketetapan MPRS No. IX/ MPRS/1966. 3) Upaya penumpasan pemberontakan oleh pemerintah Indonesia
  • 74. Tokoh Pejuang Mempertahankan Integrasi Bangsa Ⓒ DAPATKAH ANDA MENYEBUTKAN SIAPA SAJAKAH TOKOH DI ATAS? APA PERANNYA DALAM MEMPERTAHAN INTEGRASI BANGSA?