SlideShare a Scribd company logo
1 of 199
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Pengertian kehamilan
Menurut Mandang (2016:77), kehamilan adalah proses dimana sel sperma
menembus ovum terjadilah konsepsi dan fertilisasi dengan lamanya masa
kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan) dihitung dari Haid
Pertama Haid Terakhir (HPHT).
Proses kehamilan adalah proses bertemunya sel sperma pria dengan sel telur
matang dari wanita sehingga terjadinya konsepsi dan fertilasi yang
membutuhkan energi yang banyak dan asupan gizi yang tepat akan membantu
tumbuh kembang janin yang masih berada di dalam kandungannya selama
hamil normal 280 hari sampai janin lahir (Mandang, 2016:77).
2. Tanda-tanda kehamilan
Menurut Dartiwen (2019:74), tanda-tanda kehamilan sebagai berikut :
a. Tanda tidak pasti (Presumtif)
1) Amenorrhea (terlambat datang bulan)
Terlambat datang bulan disebabkan oleh dinding dalam uterus
(endometrium) tidak dilepaskan sehingga amenorrhea atau tidak
datangnya haid dianggap sebagai tanda pasti kehamilan. Hal ini tidak
dianggap sebagai tanda pasti kehamilan karena dapat juga terjadi pada
beberapa penyakit kronik, tumor-hipofise, perubahan faktor-faktor
lingkungan, malnutrisi dan yang paling sering gangguan emosional
terutama pada mereka yang tidak ingin hamil atau mereka yang ingin
sekali hamil (pseudocyesis atau hamil semu).
2) Mual dan muntah
Mual muntah biasanya disebut dengan morning skicness yang
merupakan gejala umum mulai dari rasa tidak enak sampai muntah
biasanya disebabkan oleh makanan yag bau nya menusuk atau menyengat
dan dapat juga emosi penderita yag tidak stabil. Untuk mengatasinya bisa
diberikan makanan yang ringan dan mudah di cerna dan apabila sudah
berlebihan dapat diberikan obat-obatan anti muntah.
3) Mostadonia
Mostadonia adalah rasa kencang pada payudara disebabkan payudara
membesar. Vaskularisasi bertambah asinus dan duktus berpoliferasi
karena pengaruh estrogen dan progesterone.
4) Quickening
Gerakan janin pertama biasanya bisa dirasakan pada kehamilan 16- 20
minggu.
5) Sering buang air kencing
Frekuensi kencing bertambah dan biasanya pada malam hari
disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan oleh uterus
ke cranial. Hal ini terjadi pada trimester kedua , keluhan ini hilang karena
uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan,
gejala timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan
kembali kandung kemih.
6) Konstipasi
Konstipasi ini terjadi karena efek relaksasi hormon progesterone atau
dapat juga karena perubahan pola makan.
7) Perubahan berat badan
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan karena
nafsu makan menurun serta mual muntah. Pada bulan selanjutnya, berat
badan akan selalu meningkat sampai stabil menjelang aterm.
8) Perubahan warna kulit
Perubahan ini antara lain cloasma, yakni warna kulit yang kehitam-
hitaman pada pipi, biasanya muncul setelah kehamilan 16 minggu. Pada
daerah areola dan putting susu warna kulit menjadi kehitaman. Perubahan
ini disebabkan stimulasi melanocyte stimulating hormone (MSH). Pada
kulit didaerah adomen dan payudara dapat mengalami perubahan yang
disebut striae gravidarum, yaitu perubahan warna seperti jaringan parut.
9) Perubahan payudara
Pembesaran payudara sering dikaitkan dengan terjadinya kehamilan,
akan tetapi hal ini bukan petunjuk pasti karena kondisi serupa dapat
terjadi pada pengguna kontrasepsi hormonal, penderita tumor otak atau
ovarium, penggunaan obat penenang dan penderita hamil semu
(psedocyesis) sebagai akibat stimulasi prolactin dan HPL. Payudara
menskresi kolostrum, biasanya kehamilan lebih dari 16 minggu.
10) Mengidam
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama mengandung. Ibu
hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu, terutama pada
trimester pertama, akan tetapi akan segera menghilang dengan makin
tuanya kehamilan.
11) Pingsan
Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai yag sesak dan
padat dan sering pingsan ini akan hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
Tidak dianjurka untuk pergi ke tempat ramai pada bulan-bulan pertama
kehamilan.
12) Lelah (Fatique)
Kondisi lelah disebabkan oleh menurunnya Basal Metabolik Rate
(BMR) dalam trimester pertama kehamilan. Dengan meningkatnya
aktivitas metabolic produk kehamilan (janin) sesuai dengan berlanjutnya
usia kehamilan, maka rasa lelah yang terjadi selama trimester pertama
akan berangsur-angsur menghilang dan kondisi ibu hamil akan menjadi
segar.
13) Varises
Varises sering dijumpai pada kehamilan lanjut, yang dapat dilihat pada
daerah genetalia eksterna, kaki, dan betis. Pada multigravida, kadang-
kadang varises ditemukan pada kehamilan yang lalu, timbul kembali pada
trimester pertama. Terkadang timbulnya varises merupakan gejala
pertama kehamilan muda.
14) Epulis
Epulis merupakan suatu tumor atau benjolan yang tumbuh pada gigi.
Hal ini sering terjadi pada trimester pertama.
b. Tanda-tanda kemungkinaan kehamilan (Dugan hamil)
1) Perubahan pada uterus
Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk, dan konsistensi.
Uterus berubah menjadi lunak bentuknya globuler, teraba balotemen,
tanda ini muncul pada minggu ke 16-20, setelah rongga rahim megalami
obliterasi dan cairan amnion cukup banyak. Balotement adalah tanda ada
benda terapung atau melayang dalam cairan.
2) Tanda Piskacek’s
Uterus membesar secara simetris menjauhi garis tengah tubuh
(setengah bagian terasa lebih keras dari yang lainnya) bagian yang lebih
besar tersebut terdapat pada tempat melekatnya (implantasi) tempat
kehamilan. Sejalan dengan bertambahnya usia kehamilan, pembesaran
uterus menjadi semakin simetris. Tanda piskacek’s, yaitu dimana uterus
membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol ke jurusan pembesaran
tersebut.
3) Suhu basal
Suhu basal yang sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2 0C-37,8
0C adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan.
4) Perubahan – perubahan pada serviks
a) Tanda hegar
Tanda ini berupa pelunakan pada daerah istmus uteri sehingga
daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan
uterus mudah difleksikan dapat diketahui melalui pemeriksaan
bimanual. Tanda ini mulai terlihat pada minggu ke- 6 dan akan
menjadi nyata pada minggu ke 7-8.
b) Tanda goodell’s
Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks terasa lebih
lunak, penggunaan kontrasepsi oral juga dapat memberikan dampak
ini.
c) Tanda chadwick
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak
lebih merah, agak kebiru-biruan (lividea). Tanda-tanda ini disebut
tanda chadwick. Warna portio tampak livide. Pembuluh-pembuluh
darah alat genetalian interna akan memebesarn hal ini karena
oksigenasi dan nutrisi meningkat.
d) Tanda Mc Donald
Fundus uteri dan serviks bias dengan mudah difleksikan satu sama
lain dan tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan ithsmus.
5) Pembesaran abdomen
Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke-16, karena pada
saat ini uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga
perut.
6) Kontraksi uterus
Tanda ini muncul belakangan dan ibu mengeluh perutnya kencang
tetapi tidak disertai rasa sakit.
7) Pemeriksaan tes biologis kehamilan
Pada pemeriksaan ini hasilnya positif biasanya menggunakan alat test
pack.
c. Tanda pasti kehamilan
1) Denyut jantung janin (DJJ)
DJJ dapat didengar dengan stetoscope laenec pada usia kehamilan
minggu 17-18. Dengan dopler DJJ dapat didengarkan lebih awal lagi,
sekitar minggu ke-12. Melakukan auskultasi pada janin bisa juga
mengindenfikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti bunyi bising tali pusat,
bising uterus, dan nadi ibu.
2) Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin juga bermula pada usia kehamilan mencapai 12 minggu,
akan tetapi baru dapat dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 16-20
mingg pada usia tersebut ibu dapat merasakan gerakan halus hingga
tendangan kaki bayi. Pada usia kehamilan 20 minggu Bagian-bagian janin
dapat dipalpasi dengan mudah
3) Terlihat bagian-bagian janin pada pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG dapat terlihat adanya gambaran janin. USG juga
memungkinkan untuk mendeteksi jantung kehamilan (gestasional sac)
pada minggu ke-5 hingga ke-7. Pergerakan jantung biasanya bisa terlihat
pada 42 hari setelah konsepsi yang normal atau sekitar minggu ke-8.
Melalui pemeriksaan USG dapat diketahui panjang, kepala dan bokong
janin serta merupakan metode yang akurat dalam menentukan usia
kehamilan.
3. Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
Menurut Dartiwen (2019:47), pertumbuhan dan perkembangan hasil
konsepsi sebagai berikut:
a. Pertumbuhan dan perkembangan embrio
1) Minggu 0
Sperma yang telah membuahi ovum kemudian membagi dan masuk ke
dalam uterus dan menempel sekitar hari ke-11
2) Minggu ke-4 atau bulan ke-1
Perkembangan janin dimulai dari embrio kurang dari 0,64 cm,
terbentuknya saluran pencernaan, bagian tubuh pertama muncul yang
kemudian akan menjadi tulang belakang, otak dan saraf tulang belakang,
jantung, sirkulasi darah.
3) Minggu ke-8 atau bulan ke-2
Perkembangan janin pada minggu ke-8 sudah mulai mengalamami
pekermbangan yang cepat, jatung sudah mulai memompa darah, anggota
badan sudah terbentuk dengan baik, perut, muka dan bagian otak utama
sudah dapat dilihat, telinga sudah terbentu dari lilitan kulit tulang dan otot
yang kecil sudah terbentuk dibawah kulit.
4) Minggu ke-12 atau bulan ke-3
Pada minggu ke-12 embrio sudah menjadi janin, DJJ sudah dapat
didengar melalui USG, jenis kelamin sudah dapat diketahui, ginjal sudah
meproduksi urine, dan pada minggu ini gerakan janin sudah bisa
dirasakan.
5) Minggu ke-16 atau bulan ke-4
Perkembangan janin pada minggu ke-16 yaitu sistem musculoskeletal
sudah matang, system saraf mulai melaksanakan control, pembuluh darah
sudah berkembang dengan cepat, tangan janin dapat menggenggam, kaki
menendang dengan aktif, semua organ mulai matang dan tumbuh, Djj
dapat didengar dengar doppler, pankreas sudah memproduksi insulin dan
berat janin sekitar 0,2 kg.
6) Minggu ke-20 atau bulan ke-5
Pada minggu ke-20 verniks melindungi tubuh, lanungo menutupi
tubuh dan menjaga minyak pada kulit, alis, bulu mata, rambut sudah
mulai terbentuk, janin sudah dapat mengembagkan jadwal yang teratur
untuk menedang, menelan dan tidur.
7) Minggu ke-24 atau bulan ke-6
Pada minggu ke-24 kerangka berkembang dengan cepat karena sel
pembetukan tulang mulai meningkatkan aktivitasnya, perkembangan
pernafasan sudah dimulai. Berat janin sekitar 0,7- 0,8 kg.
8) Minggu ke-28 atau bulan ke-7
Pada minggu ini janin sudah dapat bernafas, menelan dan mengatur
suhu, janin sudah bisa membuka dan menutup mata, didalam paru- paru
sudah terbentuk surfactant, ukuran jain pada saat ini sudah 2/3 dari
ukuran janin saat lahir.
9) Minggu ke-32 atau bulan ke-8
Pada minggu ini simpanan lemak coklat berkembag dibawah kulit
untuk persiapan pemisahan bayi setelah lahir, jain sudah tumbuh sekitar
38-43 cm dan mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor.
10) Minggu ke-38 atau bulan ke-9
Pada minggu ke-38 ini seluruh uterus sudah terisi bayi sehingga bayi
tidak bisa lagi bergerak dan berputar banyak, antibody ibu ditransfer ke
bayi hal ini untuk memberikan kekebalan kepada bayi untuk 6 bulan
pertama sampai system kekebalan bayi berkeja sendiri.
4. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
Perubahan anotomi dan adaptasi fisiologis menurut Dartiwen (2019:57)
sebagai berikut :
a. Perubahan fisologis pada ibu hamil
1) Sistem reproduksi
a) Uterus
Uterus akan membesar pada usia kehamilan 8 minggu karena
pengaruh estrogen dan progesterone yang meningkat. Pada minggu
pertama ishmus rahim bertambah panjang dan hipertropi sehingga
terasa lebih lunak (tanda hegar). Pada kehamilan 5 bulan rahim teraba
seperti berisi cairan ketuban dan dinding rahim tipis sehingga bagian-
bagian anak dapat diraba melalui dinding perut, terbentuk segmen atas
rahim dan segmen bawah rahim. Posisi rahim pada kehamilan yaitu
pada awal kehamilan ante atau retrofleksi, akhir bulan kedua uterus
teraba 1-2 jari diatas simfisis pubis.
b) Serviks uteri
Pada kehamilan vaskularisasi ke serviks meningkat sehingga
serviks menjadi lunak dan bewarna biru. Perubhana serviks terutama
terdiri atas jaringan fibrosa. Glandula servikalis menskresikan lebih
banyak plak mucus yang menutupi kanalis servikalis. menjelang akhir
kehamilan kadar hormone relaksin memberikan pengaruh perlunakan
kandung kolagen pada serviks.
c) Segmen bawah uterus
Segmen bawah uterus berkembang dari bagian atas kanalis
servikalis setinggi ostium interna bersama-sama isthmus uteri. Segmen
bawah lebih tipis dari pada segmen atas dan menjadi lunak serta
berdilatasi selama seminggu terakhir kehamilan .
d) Vagina dan vulva
Vagina pada saat kehamilan berubah menjadi biru karena adanya
pelebaran pembuluh darah, pH 3,5-6 merupakan akibat meningkatnya
produksi asam laktat karena kerja laktobaci acidophilus, keputihan,
selaput lendir vagina mengalami edematous, hypertrophy, lebih
sensitive meningkatkan seksual terutama pada trimester III, warna
kebiruan ini disebabkan oleh dilatasi vena yang terjadi akibat kerja
hormone progesterone.
e) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih didapat korpus luteum graviditas
sampai terbentuknya plasenta pada kehamilan 16 minggu. Ditemukan
pada awal ovulasi hormal relaxing suatu immunoreaktif inhibin dalam
sirkulasi maternal. Relaxin mempunyai pengaruh menengkan hingga
pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm.
2) Payudara
Pada kehamilan payudara akan membesar dan tegang akibat hormone
somatomatropin, estrogen, progesterone. Pada kehamilan akan terbentuk
lemak sehingga payudara menjadi lebih besar, areola mengalami
hiperpigmentasi. Pada kehamilan 12 minggu keatas dari putting susu
dapat keluar cairan bewarna putih jernih disebut colostrum.
3) Sistem kekebalan
Kekebalan tubuh dapat diperoleh dari imunisasi yang dimana berfungsi
untuk mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus
diberikan secara terus menerus, menyeluruh dan dilaksanakan sesuai
dengan standar sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan
dan memutuskan rantai penularan. Kekebalan tubuh dapat secara aktif
maupun pasif, keduanya diperoleh secara alami ataupun buatan.
Kekebalan pasif yang didapatkan secara alami adalah kekebalan
didapatkan secara transplasenta, yaitu antibody diberikan ibu kandungnya
secara pasif melalui plasenta kepada janin didalam kandungannya.
Kekebalan pasif buatan adalah pemberian antibody yang sudah disiapkan
dan dimasukkan kedalam tubuh anak seperti pada bayi baru lahir dari ibu
yang mempunyai HbsAg.
4) Sistem pencernaan
Pada awal kehamilan ibu hamil sering merasakan mual sebagai akibat
dari hormone estrogen yang meningkat dan peningkatan kadar HCG
dalam darah. Makanan akan lebih lama berada didalam lambung dan
dicerna usus. Hal ini baik untuk reabsropsi akan tetapi obstipasi yang
merupakan keluhan utama pada wanita hamil. Dijumpai pada bulan-bulan
pertama kehamilan gejala muntah (emesis) yang sering terjadi pada pagi
hari dikenal dengan morning skicnes.
5) Sistem musculoskeletal
Pada kehamilan biasanya wanita hamil mengalami lordosis progesif.
Untuk mengkompensasi posisi anterior uterus yang membesar, lordosis
menggeser pusat gravitasi ke belakang pada tungkai bawah. Morbilitas
sendi sakroiliaka, sakro coksigeal dan sendi pubis bertambah besar dan
karena itu menyebabkan rasa tidak nyaman pada punggung bagian bawah,
khususnya pada akhir kehamilan
6) Sistem kardiovaskuler
Pada saat usia kehamilan 10 minggu volume plasma maternal mulai
meningkat, perubahan rata- rata volume plasma maternal bekisar anatara
20%-100%. Pada minggu ke-5 kardiac output akan meningkat dan
perubahan ini terjadi peningkatan preload. Pada usia kehamilan 16
minggu, mulai terjadi proses hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan
darah sedikit demi sedikit naik kembali sebelum aterm. Selama kehamilan
jumlah leukosit akan meningkat, yaitu berkisar antara 5000-12000 dan
mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14000-
16000.
7) Sistem integument
Perubahan pada system integumen selama kehamilan biasanya terjadi
peningkatan ketebalan kulit dan lemak sub dermal, hiperpigmentasi,
pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktivitas kelenjar keringat dan
kelenjar sabasea, peningkatan sirkulasi dan aktivitas. Jaringan elastis kulit
mudah pecah sehingga menyebabkan striae gravidarum.
8) Metabolisme
Pada kehamilahn terjadinya perubahan metabolisme dimana kebutuhan
nutrisi semakin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian
ASI. Pada umumnya wanita hamil basal metabolic rate (BMR)
meningkat hingga 15-20% yang terjadi pada trimester akhir. BMR akan
kembali pada hari ke 5 atau ke 6 pasca post partum. Peningkatan BMR
mencerminkan kebutuhan oksigen pada janin, plasenta, uterus, serta
meningkatkan konsumsi oksigen akibat peningkatan kerja jantung.
9) Berat badan dan indeks masa tubuh
Pada wanita hamil akan mengalami kenaikan berat badan sekitar 6,5-
16,5 kg. Kenaikan berat badan disebabkan oleh janin, uri, air ketuban,
uterus, payudara, kenaikan volume darah, protein dan retensi urine.
Indeks masa tubuh mengindentifikasikan jumlah jaringan adipose
berdasarkan hubungan tinggi badan terhadap berat badan dan digunakan
untuk kesesuaian berat badan wanita. Berikut persamaan yang dapat
digunakan untuk menghitung BMI:
BMI = Berat badan (kg)
Tinggi badan (m)2
Tabel BMI pada wanita
BMI Status
<18,5 Berat badan kurang
18,5- 24,9 Normal untuk sebagian besar wanita
25 – 29,5 Berat badan berlebihan
30 – 34,5 Obesitas I
35 – 39,5 Obesitas II
>40 Obesitas berat
10) Sistem pernafasan
Pada kehamilan kebutuhan oksigen pada ibu meningkat sebagai
respons terhadap percepatan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan
oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan oksigen dan
suatu cara untuk membuang karbon dioksida. Peningkatan kadar
ekstrogen menyebabkan ligamentum pada kerangka iga berelaksasi
sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Wanita hamil bernafas lebih
dalam tetapi frekuensi nafasnya hanya sedikit meningkat. Pada kehamilan
juga terjadi perubahan pada system respirasi untuk dapat memeuhi
kebutuhan oksigen. Disamping itu terjadi desakan rahim yang membesar
pada umur kehamilan 32 minggu sebagai kompensasi terjadi desakan
rahim dan kebutuhan oksigen meningkat. Karena adanya penurunan
tekanan karbon dioksida wanita hamil sering mengeluh sesak nafas
hingga mengusahakan bernafas. pada minggu ke 32 minggu ke atas
karena usus-usus tertekan uterus yang membesar ke arah diagfragma
sehingga diagfragma kurang leluasa beregrak dan mengakibatkan ibu
hamil kesulitan bernafas.
11) Sistem pernafasan
Pada kehamilan terjadinya perubahan pada fungsi system neurologi
dan perubahan neurohormonal hipotalami-hipofisis. Perubahan fisiologis
spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala neurologi dan
neuromuscular sebagai berikut:
a) Kompresi saraf panggul disebabkan akibat pembesaran uterus yang
dapat menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah
b) Lordosis dorso lumbal menyebabkan nyeri yang diakibatkan tarikan
pada saraf
c) Edema yang melibatkan saraf periver dapat menyebabkan carpal
tunnel syndrome selama trimester akhir kehamilan. Sindrom ini
ditandai oleh paresthesia (sensasi abnormal seperti rasa terbakar atau
gatal akibat gangguan paada system saraf sensori) dan nyeri pada
tangan yang menjalar ke siku.
d) Akroestesia (gatal di tangan) yang ditimbul akibat posisi bahu yang
membungkuk.
e) Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan sering
terjadi pada awal kehamilan karena ketidakstabilan vasomotor,
hipotensi postural atau hipoglikemi
f) Hipokalsenia dapat menyebakan timbulnya masalah neuromuscular
seperti kram otot
b. Perubahan psikologis pada kehamilan
1) Perubahan psikologis trimester I
Pada trimester I merupakan tahap penyesuaian. penyesuaian dilakukan
ibu adalah terhadap kenyataan bahwa sedang mengandung. Sebagian
besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia
hamil. Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan , penolakan,
kecemasan, depresi dan kesedihan. Beberapa wanita juga telah
merencanakan kehamilan atau berusaha keras untuk hamil. Pada trimester
pertama ibu hamil merasa senang dan sedih biasanya dipengaruhi rasa
lelah, mual dan sering kencing. Perubahan tersebut sering mengekuarkan
air mata dan menjadi sangat peka. Trimester awal juga menjadi waktu
yang sangat menyenangkan untuk melihat apakah kehamilan akan
berkembang dengan baik, hasrat seksual pada trimester ini bervariasi
meski beberapa ibu hamil mengalami peningkatan seksual.
2) Perubahan psikologis trimester II
Pada trimester kedua terbagi atas dua fase yaitu pra quickening
(sebelum adanya gerakan janin yang dirasakan ibu) dan pasca quickening
(setelah adanya gerakan janin yang dirasakan oleh ibu). Quickening
menunjukkan kenyataan adanya kehidupan terpisah yang menjadi
dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamanya
pada trimester kedua, yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi
dirinya sendiri. Sebagaian besar wanita sebanyak 80% mengalami
kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual dibanding pada trimester I.
Pada masa ini wanita hamil juga mengalami perubahan dari yang
biasanya mnuntut kasih saying dari ibunya menjadi seorang yang
menuntut kasih saying dari pasangannya.
3) Perubahan psikologis pada kehamilan trimester III
Trimester ketiga disebut dengan periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi
sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti
kehadiran sang bayi. Adanya perasaan cemas mengingat bayi dapat lahir
kapan pun. Hal ini membuatnya berjaga- jaga sementara ibu
memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul.
Sejumlah ketakutan muncul pada trimester III, wanita mungkin merasa
cemas dengan kehidupannya seperti apakah nanti bayinya akan lahir
abnormal, apakah ibu akan menyadari bahwa ibu akan bersalin atau
bayinyatidak mampu keluar karenaperutnya sudah membesar atau apakah
organ vitalnya akan mengalami cidera akibat tendangan bayi.
Ibu akan kembali merasa cemas dan takut akan proses persalinan dan
kelahiran meningkat yaitu yang menjad perhatian rasa sakit, luka saat
melahirkan, kesehatan bayinya, kemampuan bertanggung jawab menjadi
dan bagaimana perubahan hubungan dengan suami, ada gangguan tidur,
harus dijelaskan kepada ibu tentang proses persalinan dan kelahiran agar
timbul percaya diri pada ibu bahwa ibu dapat melalui proses persalinan
dengan baik.
5. Kebutuhan dasar pada ibu hamil
Menurut Dartiwen (2019:98) kebutuha dasar pada ibu hamil sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisik ibu hamil
1) Oksigen
Pada masa kehamila kebutuhan oksigen meningkat sekitar 20%
sehingga untuk memenuhinya ibu harus bernafas lebih dalam dan bagian
bawah thorax nya melebar kesisi. Pada usia kehamilan 32 minggu ke atas,
usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar keraha diagfragma,
sehingga diagfragma sulit bergerak dan tidak jarang ibu hamil mengeluh
sesak napas dan napas pendek. Untuk mencegahnya dalam pemenuhan
oksigen sebagai berikut:
a) Tidur dengan posisi miring ke kiri untuk meningkatkan perfusi uterus
dan oksigenasi plasenta dengan mengurangi tekanan pada vena aseden
b) Melakukan senam hamil untuk latihan pernafasan
c) Posisi tidur dengan kepala lebih tinggi
d) Usahakan untuk berhenti makan sebelum kenyang
e) Apabila ada keluhan yang mengganggu system respirasi segera
konsultasi ke tenaga kesehatan
2) Nutrisi
Pada saat kehamilan terjadi peningkatan kalori sekitar 80.000 kkal,
sehingga dibutuhkan penambahan kalori sebanyak 300 kkal/hari.
Penambahan kalori inin dihitung melalui protein, lemak pada janin, dan
lemak pada ibu serta komsunsi oksigen selama 9 bulan. Kebutuhan nutrisi
pada saat hamil meningkat karena untuk memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang janin, pemeliharaan kesehatan ibu dan persediaan untuk laktasi.
Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan anemia, abortus, partus
prematurus,insersia uteri, pendarahan pasca persalinan, dan lain- lain.
Kelebihan nutrisi dapat berakibat kegemukan, preeklamsia, janin besar
dan lain- lain.
3) Personal hygiene
Pada masa kehamilan ibu dianjurkan untuk menjaga personal hygiene
seperti mandi karena untuk menjaga kebersihan kulit. Pada masa
kehamilan fungsi eksresi dan keringat meningkat untuk itu sangat
dianjurkan untuk mandi menggunakan sabun. Perawatan gigi juga sangat
dianjurkan, karena pada saat hamil sering terjadinya karies yang berkaitan
dengan emesis dan hipermesis gravidarum, hipersalivasi dapat
menimbulkan kalsium disekitar gigi. Pemeriksaan gigi pada kehamilan
sangat diperlukan untuk mencari kerusakan gigi yang dapat menjadi
sumber infeksi
4) Pakaian
Pada masa kehamilan wanita hamil dianjurka menggunakan pakaian
yang longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut,
menggunakan bra yang menyokong payudara dan memakai sepatu yang
hak nya tidak terlalu tinggi, pakaian dalam yang menyerap keringat dan
sangat dianjurkan pakaian harus selalu kering dan harus sering diganti
5) Eliminasi
Pada masa kehamilan ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung serat seperti sayuran, melakukan perawatan
perenium dan vagina dilakukan setelah BAK/BAB dengan cara
membersihkan dari arah depan ke belakang, sering menganti pakaian dan
tidak melakukan dounching/ pembilasan
6) Seksual
Pada masa hubunga seksual tidak dilarang kecuali pada keadaan
tertentu misalnya terdapat tanda-tanda infeksi (nyeri, panas), sering
terjadi aortus,terjadi pendarahan pervaginam saat koitus dan pengeluaran
cairan yag mendadak. Sebaiknya koitus dihindari pada kehamilan muda
sebelum usia kehamilan 16 minggu dan kehamilan tua, karena dapat
merangsang kontraksi. Pada masa kehamilan terdapat empat fase sikslus
respos seksual, anatara lain:
a) Fase gairah seksual
(1) Labia mayora: Nulipara/ tidak hamil pembesaran labia mayora
sama, multipara labia mayora membesar dari nulipara
(2) Labia minora : nuli dan multipara sana dan terjadi pembesaran 2-3
kali
b) Fase pleatau
Lanjutan dari fase gairah seksual menuju orgamus, terjadi
perubahan warna kulit labia minora dari warna merah muda menjadi
merah sekali bersamaan dengan orgasme. Umumnya pada wanita
hamil dan tidak hamil sama pada saat ini.
c) Fase orgasmus
(1) Puncak dari respon seksual
(2) Pada wanita hamil terjadi kontraksi 1/3 distal dari vagina dan
uterus
(3) Selama trimester III pada minggu ke-4 terakhir kehamilan uterus
mengalami spasme tonik di samping ritme uterus yang teratur
d) Fase resolusi
(1) Pada ibu hamil kembalinya darah tidak seluruhnya karena tingkat
ketegangan seksual ibu hamil tinggi dibandingkan wanita tidak
hamil
(2) Perasaan bahagia tidak mengurangi ketegangan untuk beberapa
waktu
7) Mobilisasi/ body mekanik
Pada masa kehamilan ibu boleh melakukan pekerjaan serperti saat
sebelum hamil misalnya bekerja dikantor, melakukan pekerjaan rumah
atau bekerja di pabrik dengan syarat pekerjaan tersebut masih bersifat
ringan dan tidak menganggu kesehatan ibu dan janin seperti dan
mengangkat beban yang berat. Sikap tubuh yang dianjurkan pada ibu
hamil seperti berdiri, duduk, berjalan, tidur, dan mengambil atau
mengangkat barang dari bawah.
8) Istirahat/ tidur
Pada masa kehamilan ibu hamil harus istirahat yang cukup minimal
tidur malam ±8 jam dan tidur siang ±1 jam
9) Imunisasi
Imunisasi tetanus toksoid untuk melindungi bayi terhadap penyakit
tetanus neonatorum. Imunisasi ini dilakukan pada kehamilan 3-15 bulan
dengan masa interval 4 mingg. Penyuntikan dilakukan secara IM
(intramuscular) dengan dosis 0,5 ml.
10) Pekerjaan
Pada kehamilan dianjurkan untuk menghindari pekerjaan yang terlalu
berat dan membahayakan seperti pekerjaaan yang berhubungan dengan
radiasi dan bahan kimia
11) Berpergian/ travelling
Ibu hamil dianjurkan untuk tidak melakukan perjalanan yang jarak nya
terlalu jauh dan kondisi perjalanan buruk. Hindari perjalanan dengan
kondisi yang jauh terutama pada kehamilan trimester I untuk menghindari
pendarahan pada kehamilan muda dan abortus dan pada trimester III
kemungkinan terjadi pendarahan pada soludio plasenta, ketuban pecah
dini atau komplikasi lainnya yang berhubungan dengan ibu dan janin.
12) Memantau kesejahteraan jain
Pematauan kesejahteraan janin dapat dilakukan dengan :
a) Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) yang bertujuan untuk
menetukan usia kehamilan, memperkirakan berat janin dan
memperkirakan adanya kelainan
b) Pemantauan gerakan jain dapat dilakukan dengan menanyakan kepada
ibu berapa kali dalam satu hari gerakan jain dirasakan. Gerakan janin
yang normal bisa dirasakan lebih dari 10 kali dalam 12 jam dan
biasanya mudah dirasakan pada malam hari
c) Amniocintesis adalah aspirasi cairan amnion untuk pemeriksaan yang
dilakukan pada kehamilan 16-17 minggu untuk melihat abnormaitas
janin dan pada kehamilan 20 minggu untuk penilaian maturnitas dan
kematangan paru
d) USG untuk mengetahui letak plasenta, menetukan usia kehamilan,
mendeteksi perkembangan janin, mendeteksi adanya kehamilan ganda
atau kondisi patologi, menentukan presentasi janin, volume cairan
amnion, dan penentu TBJ
e) DJJ dilakukan dengan doppler, fetoskop dengan nilai normal 120- 160
x/menit
f) Non stress tes (NST) bertujuan untuk menilai hubungan perubahan
episodic DJJ dan aktivitas ferakan janin serta mendeteksi kemungkinan
hipoksia atau asfiksia janin
g) Oxytosin challage test (OCT) bertujuan untuk menilai hubungan djj
dengan kontraksi dan mendeteksi adanya hipoksia janin. Tindakan ini
dilakukan pada kehamilan lewat waktu dan lain- lainnya.
b. Kebutuhan psikologis
1) Trimester I
Pada trimester ini adalah periode penyesuaian. Sekitar 80% ibu
merasakan kekecewaan, menolak, sedih, gelisah. Kegelisahan timbul
karena adanya perasaan takut abortus, kehamilan penyulit, kematian bayi,
kematian saat persalinan, dan lain-lain. Perasaan takut ini hendaknya
diekspresikan sehingga dapat menambah pengetahuan ibu dan banyak
orang yang mendukung serta memberi perhatian kepada ibu. Dalam hal
ini ibu harus berani untuk berkomunikasi dengan pasangan, keluarga,
maupun bidan.
2) Trimester II
Periode ini disebut dengan periode sehat yang dimana ibu sudah tidak
merasakan lagi ketidaknyamanan. Selama periode ini ibu mengharapkan
kehadiran sang bayi, dengan adanya gerakan janin, rahim yang semakin
membesar, serta terlihatnya gerakan bayi saat di USG akan semakin
meyakinkan ibu bahwa dirinya sedang hamil. Sebelum adanya gerakan
janin, ibu berusaha terlihat sebagai ibu yang baik dan dengan adanya
janin ia menyadari identitasnya sebagai ibu. Hal ini menimbulkan
perubahan yang baik seperti kontak sosial meningkat dengan ibu hamil
lainnya, adanya gelar calon ibu baru, ketertarikan pada kehamilan dan
persalinan serta persiapa untuk menjalani peran baru.
3) Trimester III
Periode ini disebut dengan periode menunggu dan waspada, pasalnya
pada saat ini ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya serta selalu
menunggu tanda- tanda persalinan. Pada trimester III ibu merasa khawatir
dan takut akan kehidupan dirinya maupun bayinya, ketakutan itu seperti
kekhawatiran adanya kelainan pada sang jabang bayi, rasa nyeri pasa
persalinan, serta ketidakpastian waktu persalinan. Ketidaknyamanan ini
terus meningkat ibu merasa dirinya aneh dan jelek menjadi
ketergantungan, malas, mudah tersinggungserta merasa menyulitkan.
Disinilah ibu memerlukan dukungan, perhatian dan pengertian dari suami,
keluarga maupun bidan.
6. Menentukan usia kehamilan
a. Usia Kehamilan berdasarkan riwayat menstruasi (HPHT)
Menurut Dartiwen (2019:54) menghitung usia kehamilan berdasarka
riwayat HPHT sebagai berikut:
Usia kehamilan dapat dihitung dengan cara mengetahui hari pertama haid
terakhir (HPHT). HPHT dihitung sebagai hari pertama mulai hamil.
Perhitungan sesuai dengan rumus naegele yaitu
1) siklus mentruasi 28 hari): Hari Perkiraan Lahir (HPL) = Tanggal hari
pertama haid terakhir + 7, bulan – 3, tahun +1 (+7-3+1). Jika bulan
kurang atau sama dengan 3 maka bulan ditambah 9 dan tidak ada
penambahan tahun (+7+9+0).
2) siklus menstruasi selain 28 hari maka rumusnya menjadi:
HPL = HPHT + 9 bulan + (lama siklus haid – 21 hari)
Contoh :
a) HPHT: 20-01-2020
Tanggal kunjungan: 11-05-2020
HPL ?
Uk ?
HPHT: 20-01-2020
+7+9+0
HPL: 27-10-2020
UK: 15 minggu 6 hari
b) HPHT : 20-01-2020
Siklus haid : 35 hari
HPL : 27-10-2020
UK……?
HPL : HPHT+ 9bulan + (lama siklus haid- 21 hari)
20-01-2020 + 9 bulan (36-21 hari)
HPL : 05-11-2020
b. Tinggi fundus uteri
Menurut Dartiwen (2019:55) usia kehamilan berdasarkan tinggi fundus
uteri sebagai berikut:
Berdasarkan rumus Johnson Tausak: menentukan tafsiran berat janin
adalah TBJ: (TFU-12) X 155
Contoh : TBJ : (20-12) X 155=1240 gram
Tinggi fundus uterus menurut Spiegelburg
Tinggi Fundus Uteri
Usia
kehamilan
Dalam cm Menggunakan petunjuk badan
12 minggu - Teraba di atas simpisis pubis
16 minggu - Ditengah antara simpisis pubis
dan umbilikus
20 minggu 20 cm (±2cm) Pada umbilikus
22-27 minggu UK dalam
minggu = (±2cm)
Pada umbilicus
28 minggu 28 cm (±2cm) Diantara umbilikus dan prosesus
sifoideus
29-35minggu UK dalam
minggu = (±2cm)
Diantara umbilikus dan prosesus
sifoideus
36 minggu 36 cm (±2cm) Pada prosesus sifoideus
c. Pemeriksaan USG
Menurut Dartiwen (2019:56), pemeriksaan USG sudah dapat dilihat
katung janin pada usia kehamilan 6-7 minggu dan kepala janin dapat diukur
pada usia kehamilan 13 minggu.
7. Ketidaknyamanan selama kehamilan dan cara mengatasinya
Menurut Mandang (2016:156) ketidaknyamanan selama kehamilan sebagai
berikut:
a. Pada masa trimester pertama kehamilan
1) Mual pada pagi hari
Mual pada pagi hari biasanya disebabkan karenya adanya bau yang
menyengat atau tiba-tiba tidak menyukai makanan tertentu seperti kopi
dan daging sapi karena baunya yang sangat menyengat. Mual ini biasanya
terjadi pada pagi hari, tetapi kondisi ini bisa juga dalam waktu kapan pun.
2) Payudara membesar
Payudara membesar dan kencang pada kehamilan disebakan oleh
peningkatan hormone yang menimbulkan pelebaran pembukuh darah.
Pada 3 bulan pertama puting susu dan daerah sekitarnya berubah menjadi
lebih gelap, karena terjadi peningkatan persediaan pembuluh darah
keseluruh tubuh, maka disekitar payudara akan tampak bayangan
pembuluh-pembuluh vena dibawah kulit payudara.
3) Konstipasi
Kontipasi atau susah buang air besar terjadi pada hampir setiap wanita
hamil untuk mengatasinya cukup mengkonsumsi buah-buahan yang
berserat tinggi dan biji-bijian seperti gandum dan oatmeal
4) Pusing-pusing atau pingsan
Pusing dalam kehamilan biasanya disebabkan oleh terjadinya
pembesaran pembuluh darah pada tubuh. Pada trimester pertama
kehamilan, volume darah yang dimiliki mungkin belum cukup untuk
memenuhinya hasilnya tekanan darah yang menurun. Dua kondisi ini
yang terjadi saat hamil yaitu gulah darah yang rendah (hypoglycemia) dan
jumlah sel darah merah rendah (anemia) yang dapat menyebabka rasa
pusing.
5) Rasa lelah yang luar biasa
Rasa lelah pada kehamilan disebabkan karena untuk membawa
oksigen dan nutrisi ke janin tubuh memproduksi lebih banyak sel darah
merah dan jatung bekerja lebih keras dan cepat, sehingga terjadinya
peningkatan kebutuhan dalam system sirkulasi tubuh. Pada saat
kehamilan tubuh lebih banyak memproduksi hormone progesterone yang
dimana hormone ini cenderung membuat mengantuk.
6) Perih di ulu hati
Perih ulu hati disebabkan konstipasi yang dimana banyaknya gas dan
panas di dalam ulu hati merupakan efek dari lambannya proses
pencernaan yang disebabkan hormone kehamilan. Pada saat kehamilan
uterus membesar sehingga dapat mendorong usus keluar dari posisi
normal inilah yang menjadi penyebabnya terjadi rasa perih di ulu hati
7) Meludah saat kehamilan
Keluhan ini biasanya terjadi pada ibu hamil yang mengalami morning
skicness. Untuk mengatasinya dengan sikat gigi atau mengkonsumsi
perment yang mengandung mint karena mint dapat mengurangi air ludah
8) Kram perut waktu hamil
Kram perut disebabkan karena adanya perubahan hormone hamil dan
karena adanya pertumbuhan dan pembesaran darai rahim di mana otot
dan ligament merenggang untuk menyokong rahim. Bila kram perut yang
menetap semakin berat dan disertai pendarahan segera hubungi dokter/
bidan ini berhubungan dengan tanda dari keguguran
9) Peningkatan cairan vagina waktu hamil
Peningkatan cairan vagina pada saat hamil disebakan oleh adanya
perubahan hormon selama kehamilan. Cairan vagina pada saat hamil
berwarna putih atau kuning muda, cair, terkadang agak lengket dan tidak
berbau. Cairan ini dapat meningkat dengan bertambahnya umur
kehamilan
Pada saat kehamilan ibu hamil merasakan emosi yang tidak stabil, ini
disebakankan karena adanya perubaha hormon kehamilan. Ibu bisa
merasakan tiba- tiba sedih bahkan menangis dan mudah marah
10) Peningkatan berat badan saat hamil
Peningkatan berat badan pada trimester pertama akhir bukan
disebabkan karena adanya peningkatan berat badan yang banyak namun
disebabkan karena pengaruh hormone estrogen pada waktu hamil yang
menyebabkan pembesaran rahim dan hormone progesterone yang
menyebakan tubuh menahan air.
b. Pada trimester kedua kehamilan
1) Perut semakin membesar
Pembesaran perut disebabkan karena pada usia kehamilan setelah 12
minggu rahim membesar dan melewati panggul, pembesaran terjadi 1 cm
setiap minggu. Pada usia kehamilan 20 minggu bagian teratas rahim
sejajar dengan puser (umbilicus).
2) Sendawa dan buang angin waktu kehamilan
Sendawa atau kentut ini terjadi karena adanya perenggangan usus
selama hamil sehingga ibu merasa kembung dan tidak nyaman
3) Rasa panas di perut pada saat hamil
Rasa panas saat kehamilan disebabkan karena meningkatnya tekanan
akibat rahim yang membesar dan pengaruh hormonal yang menyebabkan
relaksasi otot saluran cerna sehingga mendorong asam lambung ke atas
4) Pelupa waktu hamil
Kondisi ini mungkin disebakan karena tubuh ibu hamil berkerja terlalu
berlebihan untuk perkembangan pada janinnya sehingga dapat
menimbulkan blok pikiran atau dapat juga karena adanya pengaruh
hormonal. Kondisi tersebut hanya sementara dan akan menghilang
5) Sakit perut bagian bawah waktu hamil
Kondisi ini disebabkan karena adanya perenggagan ligamentum dan
otot untuk menahan rahim yang semakin membesar. Biasanya ibu hamil
akan merasakan pada usia kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil merasakan
nyeri perut seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi
6) Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal menyebakan tumbuhnya rambut lebih banyak
biasanya disekitar wajah atau perut dan kuku bertumbuh lebih cepat.
kondisi ini bisa hilang setelah kelahiran bayi
7) Pusing saat kehamilan
Kondisi ini disebakan karena pada saat kehamilan rahim mulai
membesar yang dimana akan menekan pembuluh darah besar sehingga
menyebabkan tekanan darah menurun. Jika ibu merasakan pusing yang
berlebihan segera datang ke fasilitas kesehatan
8) Mendengkur saat hamil
Mendengkur disebabkan adanya perubahan hormonal yang
menyebakan pembengkakan mukosa yang dapat menyebakan hidung
tersumbat dan mendengkur saat tidur
9) Hidung dan gusi berdarah saat hamil
Hidung dan gusi berdarah disebabkan adanya perubahan hormonal dan
peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh termasuk ke daerah hidung dan
gusi selama hamil aka men yebaka jaringa disekitarnya menjadi lunak dan
lebih lembut. Hal ini dapat hilang saat bayi didalam kandungan sudah
lahir, bila keluhan ini terus berlanjut dapat dionsultasikan dengan dokter.
10) Perubahan kulit saat kehamilan
Perubahan kulit pada trimester II disebabkan melanosit yang dapat
menyebakan warna kulit lebih gelap. Timbulnya garis kecoklatan mulai
dari bawah pusar hingga kearah bawah yang disebut dengan linea nigra
dan timbul bintik-bintik kecoklatan pada wajah disebut dengan cloasma
gravidarum, hal ini menandakan bahwa kekurangan asam folat. Ada juga
munculnya strecth mark yang terjadi krena adanya perenggangan pada
kulit yang belebihan pada perut, paha atas dan payudara akibat dari
perengangaan tersebut dapat menimbulkan rasa gatal. Strecth mark dapat
diobat setelah selesai persalinan dengan menjaga kebersihan kulit dan diet
makanan yang seimbang dan sehat, terutama banyak mengkonsumsi
makanan yang mengandung vitamin
11) Payudara semakin membesar
Payudara yang semakin membesar karena telah memproduksi
colostrum, putting semakin membesar dan berwarna gelap serta timbul
bintik-bintik disekitar putting yang merupakan kelenjar kulit.
12) Perubahan suasana hati
Perubahan suasana hati pada ibu hamil trimester II disebabkan karena
adanya rasa tidak nyaman yang terus menerus, perubahan hormon, dan
rasa cemas pada ibu yang berlebihan.
13) Infeksi vagina dan keluarnya cairan dari vagina
Pada trimester II peningkatan cairan vagina sering terjadi ini sebagai
hasil dari penebalan dinding vagina yang disebabkan oleh hormone
menyebabkan timbulnya cairan encer, bening, dan tidak berbau disebut
leukhorrhea. Bila cairan berwarna kelabu kehijauan, berbau tidak enak,
maka terjadinya infeksi yang disebakan bakteri vaginosis.
Cairan vagina bewarna keputihan, berbau, panas atau
ketidaknyamanan lain pada vagina mungkin adanya infeksi dan harus di
evaluasi dan di obati oleh dokter. Bila cairan vagina berwarna putih,
kental yang menyebabkan rasa panas, panas dan kemerahan di sekitar
vulva dan vagina dan susah buang air kecil merupakan adanya infeksi dan
harus di evaluasi dan di obati dokter.
14) Rasa sakit pada punggung
Rasa sakit punggung biasanya terjadi pada trimester tua tapi dapat juga
terjadi pada trimester ini terutama pada ibu yang sudah pernah hami
15) Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih terjadi karena pada kehamilan ibu sering
merasakan ingin buang air kecil yang disebabkan karena rahim yang
membesar dan ada tekanan pada kandung kemih. Rasa sakit pada saat
buang air kecil merupakan tanda adanya infeksi pada saluran kemih dan
harus diatasi.
16) Sesak nafas
Kondisi ini disebabkan karena adanya produksi hormon progesterone
yang menekan gerakan paru-paru, karena terbatasnya geraka paru-paru,
ibu hamil akan bernafas lebih sering agar dapat memenuhi kebutuhan
oksigen ibu dan bayi dan adanya perkembangan rahim yang semakin
mendorong diafragma sehingga rongga dada menjadi sempit dengan
sendirinya paru- paru tertekan, tekanan pada paru-paru ini yang membuat
ibu hamil menjadi sesak.
c. Ketidaknyamanan pada trimester III
1) Sakit bagian belakang
Sakit pada bagian belakang seperti punggung dan pinggang karena
meningkatnya beban berat bayi dalam kandungan yang dapat
mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan pada tulang
belakang.
2) Konstipasi
Kondisi ini terjadi di sebabkan adanya tekanan pada rahim yang
membesar ke daerah usus selain perubahan hormon progesteron
3) Pernapasan
Terjadi karena adanya perubahan hormonal yang mempengaruhi aliran
darah ke paru-paru pada usia kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil
yang sulit bernafas ini juga disebabkan karena adanya tekanan rahim yang
membesar yang berada di bawah diagfragma
4) Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan
semakin menekan kandung kemih, maka hal ini ibu hamil mengalami
sering buang air kecil
5) Masalah tidur
Kondisi ini disebabkan karena perut yang semakin membesar dan bayi
yang sudah bisa bergerak menendang-menendang pada malam hari yang
menyebakan ibu hamil susah untuk tidur nyenyak. Untuk mengatasinya
aturlah posisi tidur pada ibu hamil
6) Varises
Varises disebabkan adanya peningkatan volume darah dan aliranya
selama kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena di kaki yang
menyebabkan vena menonjol ini juga dapat terjadi pada bagian vulva.
7) Kontraksi perut
Kontraksi perut berupa rasa sakit dibagian perut yang ringan, tidak
teratur dan dapat hilang bila duduk dan istirahat
8) Bengkak
Bengkak disebabkan karena perut dan bayi semakin membesar dan
adanya peningkatan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan biasanya
disebut dengan edema yag disebabkan oleh perubahan hormonal yang
menyebakan retensi cairan
9) Kram pada kaki
Kram kaki terjadi disebakan karena sirkulasi darah yang menurun atau
karena kekurangan kalsium. Cara mengatasinya yaitu:
a) Untuk mencegah kram pada kaki, menggerakkan jari-jari kaki ke arah
bawah (seperti menunjuk) atau berdiri dengan ujung-ujung kaki
b) Bila terjadi kram kaki ketika duduk atau tiduran, luruskan lutut kaki,
lalu gerakkan jari-jari kaki kearah atas tubuh atau dapat berdiri pada
kaki yang kram, posisi lutut lurus dan tumit dilantai atau gerakka jari-
jari kaki ke arah atas
c) Bila kram kaki hebat, mintalah bantuan orang lain untuk memegang
lutut
d) Lurus dengan satu tangan sambil merenggang tumit dengan tangan
lainnya dan gunakan untuk menekan kaki dan jari-jari kaki ke atas
10) Gatal-gatal
Kondisi ini biasanya terjadi pada kulit perut yang disebabkan
membesarnya perut sesuai dengan usia kehamilan. Untuk mengatasinya
jangan digaruk, karena akan meninggalkan bekas cukup dioleskan dengan
pelembab
11) Suhu badan meningkat
Ibu hamil lebih mudah merasa gerah dan berkeringat hal ini terjadi
karena adanya perubahan pada metabolism tubuh sebagai upaya
penyesuaian untuk mendukung bayi kian membesar. cara mengatasinya
usahakan untuk tinggal di wilayah yang sejuk.
4. Tanda bahaya pada kehamilan
Tanda bahaya kehamilan menurut Mandang (2016:246) sebagai berikut:
a. Trimester I
1) Pendarahan pervaginam/pendarahan dari jalan lahir
Pendarahan ini biasanya terjadi pada usia kehamilan kurang 22
minggu. Pendarahan pada trimester I ini disebabkan oleh abortus,
kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa. Macam-macam pendarahan
pervaginam yaitu:
a) Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat tertentu)
pada atau sebelum kehamilan 22 minggu atau buah kehamilan belum
mampu hidup diluar kandungan. Macam-macam abortus sebagai
berikut:
(1) Abortus immniens
Abortus immniens adalah peristiwa terjadinya pendarahan pada
usia kehamilan sebelum 20 minggu, hasil konsepsi masih didalam
uterus dan tanpa dilatasi serviks.
(2) Abortus komplet
Abortus komplet adalah hasil konsepsi lahir dengan lengkap,
terjadinya sedikit pendarahan, ostium uteri telah menutup dan
uterus telah mengecil.
(3) Abortus insipiens
Abortus insipiens adalah peristiwa pendarahan yang terjadi
sebelum usia kehamilan 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks
tetapi hasil kmonsepsi masih didalam uterus.
(4) Abortus inkomplet
Abortus inkomplet adalah pengeluaran sebagaian hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih
adanya sisa yang tertinggal didalam uterus.
b) Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah proses implantasi dan pertumbuhan hasil
konsepsi diluar endometrium atau rahim misalnya di dalam tuba,
ovarium, rongga perut, serviks. Tanda-tandanya seperti pendarahan
bewarna coklat tua biasanya disertai dengan nyeri perut dan uterus
terasa lembek.
c) Mola hidatidosa (hamil anggur)
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa
janin dan ditemukan seperti jaringan yang mirip dengan buah anggur.
Mola hidatidosa biasaya berbentuk gelembung-gelembung putih,
tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran yang bervariasi
dari beberapa millimeter sampai 1 atau 2 sentimeter
d) Kehamilan abnormal
Yang dimana hampir seluruh vili korialisnya mengalami perubahan
hidrofik. Tanda-tandanya seperti pendarahan berulang, tidak teraba
bagian janin, tidak terdengar DJJ janin.
2) Mual muntah berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum), mual biasanya terjadi
pada pagi hari, akan tetapi dapat juga terjadi pada setiap saat dan malam
hari. Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 %
multigravida. Mual disebabkan oleh meningkatnya kadar hormone
estrogen dan HCG dalam serum. Untuk penanganan mual muntah dapat
diatasi dengan makan sedikit tapi sering, hindari makanan yang sulit
dicerna dan berlemak, hindari hal-hal yang memicu mual seperti bau,
gerakan atau bunyi, istirahat yang cukup.
3) Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang terjadi pada kehamilan seperti sakit kepala yang
hebat, menetap dan tidak hilang ketika beristirahat, terkadang bisa disertai
dengan penglihatan pada ibu menjadi kabur atau berbayang. Hal ini
merupakan penyebab dari preeklamsia dan jika tida diatasi dapat
menyebabka kejag maternal, stroke, kaogulopati dan kematian. Sakit
kepala ini disebabkan oleh perenggangan pembuluh darah di otak akibat
hormon kehamilan, khususnya hormon progesteron. Jika ibu hamil
merasa lelah, pusing atau tertekan atau pandangannya gabur, sakit kepala
akan lebih sering terjadi atau makin parah, jika sebelumnya migrain
kondisi ini dapa semakin bermasalah selama 3 sampai 4 bulan pertama
kehamilan.
4) Nyeri perut yang hebat
Nyeri perut terjadi pada kehamilan 22 minggu atau kurang, hal ini
mungkin gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus. Nyeri perut
yag hebat akan terjadi komplikasi seperti kehamilan ektopik, preeklamsia,
persalinan prematur, solusio plasenta, abortus, uteri imminiens. Untuk
penanganannya bisa dilakukan permeriksaan umum (TTV seperti nadi,
suhu, tensi, respirasi), jika dicurigai syok mulai lakukan pengobatan dan
terapi dengan baik.
5) Anemia
Anemia sering terjadi pada kehamilan karena volume darah meningkat
50% selama masa kehamilan. Anemia pada ibu hamil disebabkan karena
jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari sel- sel ini
tidak memadai untuk memberikan oksigen yang dibutuhkan bayi.untuk
pengangan anemia bisa diberikan tablet zat besi kepada ibu hamil serta
dianjurkan untuk istirahat yang cukup. Komplikasi yag terjadi pada
anemia yaitu missed abortion, kelainan kongenital, abortus/ keguguran,
persalinan prematuritas, bblr, kematian intrauteri, dan lain-lain.
6) Demam tinggi
Demam tinggi merupakan gejala adanya infeksi pada kehamilan . Ibu
hamil mengalami demam dengan suhu tubuh >38 0C. Komplikasi yang
disebakan oleh demam tinggi antara lain seperti sistitis (infeksi kandung
kencing), pleuronefritis akut (infeksi saluran kemih atas). Untuk
penaganannya bisa diatasi dengan istirahat baring, mimun yang banyak,
kompres untuk menurunkan suhu.
b. Trimester II
1) Bengkak pada wajah, kaki dan tangan
Bengkak bisa disebut dengan odema yaitu penimbunan cairan dalam
jaringan tubuh dapat diketahui dari penimbagan berat badan dan
pembengkakan kaki. Hampir separuh ibu hamil akan mengalami bengkak
yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah istirahat atau
meninggikan kaki. Odema yang berbahaya itu adalah odema yang
munculnya mendadak dan cenderung meluas. Bengkak bisa menunjukkan
adanya masalah serius jika muncul pada permukaan muka dan tangan
tidak hilang setelah istirahat dan diikuti dengan keluhan lainnya. Hal ini
bisa menjadi pertanda anemia, gagal jantung atau preeklampsia. Hal ini
terjadi karena system kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita hamil
sehingga mempengaruhi system kerja tubuh sehingga menghasilkan
kelebihan cairan. Penangananya bisa dilakukan dengan istirahat yang
cukup, mengatur diet yaitu dengan meningkatkan konsumsi makanan
yang mengandung protein dan mengurangi makanan yang mengandung
karbonhidrat dan lemak, kalau keadaan memburuk dokter dapat
mempertimbangka untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu
dan bayi.
2) Keluar air ketuban sebelum waktunya
Keluarnya air ketuban pada jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu,
ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalina
berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamila
preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. Untuk
penanganannya seperti dapat melakuka USG, dilakukan pemeriksaan
inspekulo untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna, bau) dan
membedakan dengan urine, mengobeservasi tidak adanya infeksi dan
tanda-tanda inpartu.
3) Gerakan bayi berkurang
Gerakan bayi bisa dirasakan ibu pada umur kehamilan 20 minggu dan
24 minggu dan ada juga beberapa ibu hamil sudah bisa merasakan
gerakan janin sebelum usia kehamilan tersebut. Jika bayi tidur
gerakannya akan melemah, bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali
dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan mudah dirasakan pada saat ibu
berbaring ataupun istirahat. Apabila bayi tidak begerak seperti biasa ini
merupakan resiko yang berbahaya. Bayi tidak bergerak seperti biasa
disebabkan oleh aktivitas ibu yang berlebihan, keadaan psikologis ibu
maupun kecelakaan sehingga aktivitas bayi di dalam rahim tidak seperti
biasanya.
c. Trimester III
1) Penglihatan kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang disebakan oleh sakit kepala
yang hebat sehingga terjadi odema pada otak dan meningkatkan resintensi
otak yang mempengaruhi system saraf pusat yang dapat menimbulkan
kelainan serebral (nyeri kepala, kejang) dan gangguan penglihatan.
Perubahan penglihatan atau pandanga kabur dapat menjadi tanda
preeklaampsia.
2) Gerakan janin berkurang
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah umur kehamilan 29 minggu
atau selama persalinan. Gerakan bayi bisa dirasakan ibu pada umur
kehamilan 20 minggu dan 24 minggu dan ada juga beberapa ibu hamil
sudah bisa merasakan gerakan janin sebelum usia kehamilan tersebut.
jika bayi tidur gerakannya akan melemah, bayi harus bergerak paling
sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan mudah dirasakan
pada saat ibu berbaring ataupun istirahat. Untuk penaganannya yaitu
memberika dukunga emosional kepada ibu, menilai DJJ.
3) Kejang
Kejang dalam kehamilan disebut dengan eklamsia. Kejang terjadi
dengan disertai gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati hingga muntah.
bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun
kemudian terjadilah kejang.
4) Demam tinggi
Demam tinggi disebakan oleh daya tahan tubuh atau system imun yang
mengalami perubahan lebih berfungsi dan mengutamakan perlindunga
pada sang janin. Penyebab demam saat kehamilan yaitu infeksi dari
bakteri dan virus seperti kasus infeksi TORCH yang terdiri dari entitas
parasit dan virus Toxoplasma dan lainnya (Pravovirus, Varicella,
Morbili), Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes akan
menyebabkan kelainan pada otak, jantung, pendengaran, penglihatan dan
kelainan struktur tubuh.
5) Bengkak pada wajah, kaki dan tangan
Pembengkakan dapat dialami disetiap saat pada kehamilan biasanya
pada minggu ke 20 dan dapat meningkat pada trimester ketiga.
6) Pendarahan pervaginam
Pendarahan pervaginam disebutkan pendarahan antepartum/
haemorrhage antepartum (HAP) yaitu pendarahan yang terjadi dari jalan
lahir setelah usia kehamilan 22 minggu dengan frekuensi HAP yaitu 3%
dari semua persalinan pendarahan pada kehamilan lanjut adalah
pendarahan pada trimester III sampai bayi lahir. Jenis- jenis pendarahan
sebagai berikut:
a) Pada minggu terakhir kehamilan sekitar 40 minggu biasanya terjadi
pendarahan disebabkan oleh perlekatan plasenta ke jalan lahir sehingga
mengambat jalan lahir yang biasanya disebut plasenta previa. Plasenta
previa yaitu plasenta yang beimplantasinya rendah sehingga menutup
sebagian atau seluruh permukaan ostium uteri internum. Gejalanya
seperti pendarahan tanpa rasa nyeri, darah berwarna merah segar.
b) Pendarahan yang terjadi karena plasenta sudah terlepas didalam rahim
yang biasanya disebut solusio plasenta. Gejalanya seperti rasa nyeri,
darah bewarna kehitaman, dan menggumpal.
c) Gangguan pembekuan darah, kougulopati dapat menjadi penyebab dan
akibat pendarahan yang hebat.
7) Sakit kepala hebat
Sakit kepala yang abnormal pada ibu hamil yaitu sakit kepala yang
hebat, menetap dan tidak hilang jika dibawa istirahat. Jika sakit kepala
hebat disertai dengan penglihatan kabur bisa jadi tanda gejala
preeklamsia.
8) Keluarnya cairan pervaginam
Keluarnya cairan pada trimester III yang tidak normal yaitu seperti
keluarnya cairan berupa air-air bisa jadi itu ketuban yang sudah pecah
sebelum proses persalinan.
9) Nyeri perut hebat
Nyeri perut yang menunjukkan masalah yang abnormal jika nyeri
perut yang hebat dan tidak hilang ketika sudah beristirahat
6. Standar asuhan antenatal
Menurut Hartini (2018:82), pelayanan antenatal yang sesuai standar terdiri
dari 10 T yaitu:
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Penimbangan berat badan pada setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan
dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan pada janin.
Penambahan berat badan selama kehamilan kurang dari 9 kg atau kurang
dari 1 kg setiap bulannya menandakan adanya gangguan pertumbuhan pada
janin. Pengukuran tinggi badan dilakukan hanya pada saat kunjungan
pertama untuk melihat apakah ada resiko pada ibu hamil. Tinggi ibu hamil
yang kurang dari 145 cm meningkatkan resiko untuk terjadinya CPD
(Chepalo Pelvic Disporpotion)
b. Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap kunjungan untuk mendeteksi
ada atau tidak nya hipertensi (>1140/90 mmHg) dan preeklamsia (hipertensi
disertai edema wajah dan kaki dan proteinuria)
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA)
Pengukuran LILA dilakukan pada kunjungan pertama untuk skrining ibu
dengan resiko kekurangan energy kronik (KEK) dengan LILA kurang dari
23,5 cm. Ibu dengan KEK dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR)
d. Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan setiap kunjungan dengan
menggunakan pita pengukur pada usia kehamilan lebih dari 24 minggu ini
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidaknya dengan
usia kehamilan
e. Tentukan presentasi janin dan detak jantung janin (DJJ)
Menentukan presentasi janin mulai dilakukan pada usia kehamilan
trimester II dan selajutnya setiap kunjungan. Pemeriksaan ini untuk
menentukan letak janin. Penilaian DJJ dilakuka pada akhir trimester I dan
dilakukan setiap kunjungan DJJ kurang dari 120 x/menit atau lebih dari 160
x/menit menandakan bahwa gawat janin
f. Skrining imunisasi TT
Skining imunisasi TT dilakukan pada awal kunjungan untuk mengetahui
status imunisasi pada ibu. Imunisasi TT diberikan untuk mencegah
terjadinya tetanus toksoid.
Tabel Pemberian imunisasi Tetanus Toksid (TT)
Imunisasi TT Selang waktu
pemberian imunisasi
Lama perlindungan
TT 1
Langkah awal pembentukan
kekebalan tubuh terhadap
penyakit tetanus
TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan stelah TT 2 5 tahun
TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun
TT 5 12 bulan setelah TT 4 ≥25 tahun
g. Beri tablet tambah darah (tablet besi)
Memberikan tablet tambah darah dan asam folat minimal 90 tablet selama
kehamilan pada awal kunjungan antenatal
h. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboraturium dibagi menjadi 2 yaitu khusus dan rutin.
pemeriksaan laboratorium yang rutin yaitu harus dilakukan setiap kunjungan
antenatal seperti golongan darah, hemoglobin, dan pemeriksaan
endemis/epidemic (malaria, HIV,dll). Pemeriksaan laboratorium khusus
yaitu pemeriksaan laboratorium yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil
saat melakukan kunjungan.
i. Tatalaksana khusus
Berdasarkann hasil pemeriksaan dari ibu hamil yang melakukan
kunjungan ditemukan kelainan atau terdapat resiko terhadap kehamilan
harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenagan tenaga kesehatan.
kasus yang tidak bisa ditangani dapat dirujuk sesuai dengan system rujukan
j. Temu wicara (konseling)
Temu wicara dilakukan pada setiap kunjungan untuk membahas masalah
kesehatan ibu, tanda bahaya pada kehamilan, persalinan, nifas, asupan gizi
seimbang, KB paska persalinan, imunisasi pada bayi, dan lain- lainnya.
B. Persalinan
1. Definisi Persalinan
Menurut Muachmudah (2010) dalam buku patologi dan fisiologi persalinan,
disebutkan bahwa persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
atau uri) yang telah cukup bulan 37-42 minggu atau hidup di luar kandungan
atau melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18 jam jam tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun pada janin. Menurut Aprilia (2011), persalinan normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-42
Minggu lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun pada janin.
Persalinan merupakan proses alami yang berlangsung secara alamiah walau
demikian tetap diperlukan pemantauan khusus karena tiap ibu memiliki kondisi
kesehatan yang berbeda-beda sehingga mengurangi resiko kematian ibu dan
janin pada saat persalinan (Nurhayati, 2019).
Menurut Mochtar, Annisa (2011) dalam buku patologi dan fisiologi
persalinan, jenis persalinan dapat dikelompokkan ke dalam empat cara yaitu:
a. Persalinan Spontan
Persalinan spontan adalah proses persalinan lewat vagina yang
berlangsung tanpa menggunakan alat maupun obat tertentu baik itu induksi
vakum atau metode lainnya persalinan spontan benar-benar hanya
mengandalkan tenaga dan usaha ibu untuk mendorong keluarnya bayi.
Persalinan spontan dapat dilakukan dengan presentasi belakang (kepala
kepala janin lahir terlebih dahulu) maupun presentasi bokong (sungsang).
b. Persalinan Normal
Persalinan normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada
kehamilan cukup bulan atau 37-42 minggu pada janin letak memanjang
presentasi belakang kepala yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan
seluruh proses kelahiran ini berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam
tanpa tindakan pertolongan buatan dan tanpa komplikasi.
c. Persalinan Anjuran Induksi
Persalinan anjuran adalah persalinan yang baru dapat berlangsung
setelah permulaannya dianjurkan dengan suatu perbuatan atau tindakan
misalnya dengan pemecahan ketuban atau dengan memberi suntikan
oksitosin persalinan anjuran bertujuan untuk merangsang otot rahim
berkontraksi sehingga persalinan berlangsung serta membuktikan
ketidakseimbangan antara kepala janin dengan jalan lahir persalinan
anjuran atau induksi persalinan dapat dilakukan dengan metode:
1) Metode stein
Metode stein merupakan metode lama yang masih perlu diketahui,
sekalipun metode stein sudah ditinggalkan. Pengetahuan mengenai
metode ini masih perlu diketahui di dunia kebidanan. Selama metode
stein kehamilan lewat waktu akan mendapatkan 1,2 gram bisulfas
kinine dan 1,4 cc fitur print injeksi persalinan dengan metode stein
sangat berbahaya jika dilakukan di luar rumah sakit karena dapat
menyebabkan kontraksi rahim yang kuat sehingga dapat mengancam
ketuban pecah saat pembukaan kecil ruptur uteri dan gawat janin
dalam rahim.
2) Injeksi oksitosin fituitrin ( sintosinon)
Teknik induksi dengan infus oksitosin pituitrin dan sintosin 5 unit
dalam 500 cc glukosa 5% merupakan teknik sederhana yang sudah
banyak digunakan teknik induksi dengan infus glukosa dimulai dengan
8-40 tetes per menit apabila dengan 30 tetes kontraksi maksimal telah
tercapai maka tetesan tersebut dipertahankan sampai terjadi proses
persalinan.
3) Memecahkan ketuban
Memecahkan ketuban merupakan salah metode untuk mempercepat
persalinan setelah ketuban pecah tunggu sekitar 46 jam dengan
harapan terjadi kontraksi otot rahim apabila apabila belum terjadi
kontraksi otot rahim dapat diikuti induksi persalinan dengan selulosa
yang mengandung 5 unit oksitosin.
d. Persalinan tindakan
Persalinan tindakan adalah persalinan yang tidak dapat berjalan normal
secara spontan atau tidak berjalan sendiri oleh karena terdapat indikasi
adanya penyulit persalinan sehingga persalinan dilakukan dengan
memberikan tindakan menggunakan alat bantu persalinan tindakan
terbagi menjadi dua yaitu:
1) persalinan tindakan pervaginam
Apabila persalinan spontan tidak dapat diharapkan dengan kondisi
bayi baik maka persalinan tindakan pervaginam dapat dipilih dengan
menggunakan bantuan alat forcep atau vakum. Baik forcep maupun
vakum diambil pada akhir kala II fase pengeluaran bayi saat bayi tidak
dapat keluar dengan spontan padahal bagian bawah dari bayi sudah
terlihat sebagian. Vakum tidak boleh dilakukan pada bayi dengan
presentasi muka. Tindakan forcep dan vakum secara umum hanya
boleh dilakukan pada bayi cukup bulan karena jika usia kehamilan
kurang dari 36 minggu maka beresiko mengalami cephal hematoma
(perdarahan di kepala) dan intracranial hemorrhagia (perdarahan di
dalam rongga kepala).
2) Persalinan tindakan perabdomen
Sectio saesaria (SC) merupakan alternatif terakhir untuk
menyelamatkan nyawa ibu dan bayi, terutama bagi ibu dengan ukuran
panggul yang sempit yang dikenal dengan istilah Cephalopelvic
Disproportion (CPD). Dengan memilih sectio caesaria elektif yang
terjadwal dengan jelas, maka memungkinkan calon orang tua memilih
hari sesuai dengan keinginan mereka tanpa melupakan kesehatan bayi.
Walau termasuk ke dalam salah satu operasi besar yang memiliki
banyak keuntungan, sectio caesaria mempunyai beberapa risiko
tersendiri. Adapun risiko tersebut, yaitu seperti efek dari obat anestesi,
kerusakan pembuluh darah, bekas luka irisan pada rongga uterus yang
tidak menutup sempurna, serta gangguan kandung kemih atau yang
lainnya.
2. Sebab / Etiologi Persalinan
Menurut Miedforth, (2011) dalam buku patologi dan fisiologi persalinan,
sampai sekarang ini, sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori-teori
yang kompleks. Peningkatan kadar prostaglandin, oksitosin dan progesteron
diduga berperan dalam permulaan awal persalinan. Kadarnya meningkat secara
progresif dan mencapai puncak saat kelahiran kepala dan setelah pelepasan
plasenta. Ada dua hormon yang mempengaruhi dan dominan dalam persalinan,
kedua hormon tersebut yaitu hormon estrogen dan hormon progesteron.
Hormon estrogen berperan dalam meningkatkan sensitifitas otot rahim dan
memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oksitosin, prostaglandin,
dan rangsangan dari mekanisme. Sedangkan hormon progesteron berperan
dalam menurunkan sensitifitas otot rahim, menghambat rangsangan dari luar,
serta menyebabkan reaksi otot polos (Nurhayati, 2019).
Menurut Purwaningsih (2010) dalam buku patologi dan fisiologi persalinan
sebab-sebab yang menimbulkan persalinan, antara lain:
a. Teori penurunan hormon
Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron terjadi kira-kira pada
1-2 minggu sebelum partus dimulai. Progesteron bekerja sebagai penenang
bagi otot rahim. Kadar progesteron yang turun akan menyebabkan
kekejangan pembuluh darah sehingga timbul kontraksi otot rahim dan
menimbulkan persalinan.
b. Teori plasenta menjadi tua
Dengan semakin tua nya plasenta, maka akan menyebabkan turunnya
kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh
darah. Kondisi tersebut dapat menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori berkurangnya nutrisi pada janin
Jika nutrisi pada janin berkurang, maka hasil konsepsi akan segera
dikeluarkan.
d. Teori distensi rahim
Keadaan uterus yang terus-menerus membesar dan menjadi tegang akan
mengakibatkan iskemia otot uterus. Keadaan yang demikian merupakan
faktor yang dapat mengganggu sirkulasi pada uteroplasenta sehingga
plasenta menjadi degenerasi.
e. Teori iritasi mekanik
Tekanan pada ganglio servikale dari pleksus frankenhauser yang terletak
di belakang serviks. Bila ganglio ini tertekan kontraksi uterus akan timbul.
f. Teori induksi partus (Induction of Labour)
Partus dapat ditimbulkan dengan gejala gangguan laminaria. Beberapa
laminaria dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang
fleksus frankenhouse, amniotomi (pemecahan ketuban) dan oksitosin drip
(pemberian oksitosin menurut tetesan infus).
3. Tanda Persalinan
Pada kebanyakan wanita, proses melahirkan dimulai antara minggu ke 39-
41 usia kehamilan. Namun karena lama kehamilan setiap orang berbeda-beda,
Tidak sedikit bayi yang dilahirkan pada salah satu minggu tersebut tanpa
menunjukkan tanda-tanda prematur atau lahir terlambat. Pada bulan-bulan akhir
kehamilan, tubuh akan memproduksi progesteron yang bertujuan melunakan
jaringan di sekitar serviks (leher rahim menghubungkan uterus dan vagina) dan
pelvis (panggul) untuk persiapan proses melahirkan (Nurhayati, 2019).
Beberapa dari persalinan dengan cara operasi caesar, kita dapat
merencanakan waktu kelahiran, melahirkan secara normal memerlukan kejelian
dan memahami tanda-tanda persalinan yang dikirimkan oleh tubuh. Berikut
tanda-tanda persalinan yang bisa dijadikan rambu untuk mempersiapkan sebuah
kelahiran (Nurhayati, 2019).
a. Tanda-tanda awal persalinan
Secara umum, wanita akan mulai merasakan tanda dan gejala persalinan
sehari bahkan seminggu sebelum sang bayi benar-benar lahir. Beberapa
tanda dan gejala yang muncul merupakan sinyal tubuh atau alarm yang
memberitahukan itu bahwa persalinan sudah dekat. Menurut Mochtar
(2015), beberapa tanda pendahuluan persalinan yaitu lightening atau setting
atau dropping (kepala turun memasuki pintu atas panggul); perut kelihatan
lebih melebar dan fundus uteri turun; sering buang air kecil atau sulit
berkemih (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah
janin; perasaan nyeri di perut dan dipegang oleh adanya kontraksi kontraksi
lemah uterus; kadang-kadang disebut "false labor pains" serta serviks
menjadi lembek (mulai mendatar dan sekresi nya bertambah, mungkin
bercampur darah).
Sedangkan tanda pasti persalinan menurut Mochtar (2015), yaitu
meliputi rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan
teratur; Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan
robekan kecil pada serviks; kadang-kadang ketuban pecah dengan
sendirinya; serta pada pemeriksaan dalam, kondisi serviks mendatar dan
telah terjadi pembukaan. Selain beberapa tanda tersebut, tanda awal
persalinan lain yang menunjukkan proses persalinan sudah dekat, antara lain:
1) Turunnya kepala janin ke panggul
Ketika persalinan mendekat, kepala janin sudah mulai turun ke area
tulang panggul (pelvic inlet). Kejadian menurunnya kepala janin
merupakan akibat dari melunaknya uterus. Turunnya kepala janin ke
bagian panggul terjadi sejak 2 hingga 4 minggu sebelum janin benar-
benar lahir. Beberapa ciri lain yang menunjukkan janin masuk panggul
sehingga Ibu bisa siap melahirkan, yaitu ibu akan lebih sering buang air
kecil, mengalami gangguan pencernaan, perubahan bentuk tubuh ibu sakit
pinggang yang berat, serta sakit pada area rektum, barium dan vagina.
2) Tekanan panggul (Pelvic)
Setelah kepala janin turun ke bawah panggul, ibu mungkin akan
merasa kurang nyaman. Sakit yang ibu rasakan merupakan akibat dari
adanya tekanan panggul dan ibu akan lebih sering berkemih serta lebih
sering buang air besar karena satu tanda persalinan yang jelas. Adanya
relaksasi tulang sendi beserta ikatan-ikatan nya, dapat menyebabkan nyeri
tiba-tiba karena bayi menekan dasar panggul ibu. Selain itu, kaki ibu
mungkin membengkak sebagai akibat meningkatnya tekanan terhadap
pembuluh darah yang melewati panggul. Berbaring ke kiri, dapat
membantu ibu meringankan tanda-tanda awal persalinan ini.
3) Vaginal Discharge atau Keputihan
Keputihan merupakan tanda proses persalinan pada ibu hamil sudah
dekat. Terjadinya keputihan merupakan akibat dari melunaknya rahim.
Cairan yang keluar pada keputihan berwarna putih, dan kadang-kadang
berwarna merah muda. Keputihan yang berwarna kuning atau berbusa,
biasanya merupakan tanda terjadinya infeksi. Beritahukan kepada dokter,
apabila keputihan pada ibu hamil terjadi perubahan warna.
Keputihan atau cairan yang keluar dari vagina terdiri dari sekresi leher
rahim, sel-sel tua dari dinding vagina, dan flora bakteri normal.
Keputihan umumnya berwarna putih atau putih pudar, dan volumenya
akan meningkat menjelang tanggal taksiran persalinan.
4) Nesting Instinct
Selain tanda fisik, ibu hamil akan merasakan suatu naluri yang bisa
disebut dengan naluri 'bersarang'. Nesting instinct merupakan tanda awal
persalinan, yang biasanya ditandai dengan kegiatan membereskan lemari,
membersihkan kamar, membersihkan kamar mandi, mengepel lantai,
serta kegiatan-kegiatan membersihkan lainnya. Seorang ibu dengan awal
tanda persalinan sebaiknya menghindari pekerjaan yang berlebihan. Ibu
harus menyimpan energi karena akan diikuti dengan tanda-tanda
persalinan lainnya.
5) Kontraksi Braxton Hicks
Kontraksi Braxton Hicks, merupakan sebuah kontraksi semu. Pada
banyak kasus, kontraksi semua berjalan tidak teratur, durasi pendek yang
berjalan yaitu kurang dari 45 detik. Nyeri atas kontraksi dapat terasa di
beberapa bagian tubuh seperti lipatan paha (selangkangan) dan perut
bagian bawah atau punggung. Pada kontraksi yang sebenarnya, Kontraksi
rahim menimbulkan nyeri yang berawal dari bagian atas rahim dan
menyebar ke seluruh rahim, lewat pinggang lalu ke panggul.
6) Menggigil
Tanda awal persalinan yang lain adalah menggigil tanpa sebab yang
jelas. Dapat terjadi tanpa adanya perasaan dingin atau karena kondisi ibu
sedang lemah. Selain itu, menggigil juga dapat terjadi akibat hormon
adanya perubahan kadar hormon progesteron dalam tubuh.
7) Diare
Pelepasan suatu unsur kimia dalam tubuh yang disebut dengan
prostaglandin dapat terjadi dalam proses awal suatu persalinan. Pemicu
ini dapat mengakibatkan meningkatnya aktivitas usus (loose bowel
movement).
8) Pecah memberan atau pecah ketuban
Pecah ketuban merupakan tanda awal persalinan yang paling umum
terjadi titik jika ketuban telah pecah maka dapat diduga bahwa persalinan
akan terjadi dalam waktu 24 jam. Ketika ketuban pecah, biasanya
kontraksi akan terjadi lebih intensif, dan bayi akan semakin dekat ke arah
pelebaran rahim. Cairan ketuban pada umumnya berwarna bening dan
tidak berbau, cairan ketuban juga terus keluar sampai pada saat
melahirkan.
9) Kontraksi regular
Tanda umum yang paling sering terjadi dan menjadi salah satu untuk
mengetahui bahwa persalinan akan segera terjadi adalah konsistensi
kontraksi. Leher rahim yang telah melunak akan semakin melebar dan
akan terus berlanjut hingga proses persalinan selesai. Kontraksi akan
terjadi secara teratur, sering dan lamanya kontraksi juga akan berlangsung
lebih lama. Kontraksi mengawali sebuah proses yang mendorong bayi
keluar secara perlahan-lahan melalui uterus bawah, sehingga kelahiran
menjadi semakin dekat.
4. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan merupakan serangkaian perubahan posisi dari bagian
presentasi janin yang merupakan suatu bentuk adaptasi atau akomodasi bagian
kepala janin terhadap jalan lahir. Presentasi janin paling umum dipastikan
dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat awal
persalinan dengan pemeriksaan vagina (vaginal toucher) (Nurhayati, 2019).
Persalinan adalah terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan sering,
sehingga menyebabkan terjadinya dilatasi serviks dan desensus bagian terendah
janin secara progresif. Diagnosis persalinan yang tidak jelas pada umumnya
diakibatkan oleh beberapa hal yaitu kontraksi palsu/braxton hicks menjelang
persalinan; kontraksi uterus persalinan yang sifatnya hampir selalu disertai rasa
nyeri yang cukup kuat, kecuali pada persalinan fase laten; serta ukuran besar
dilatasi serviks. selama proses persalinan janin melakukan serangkaian gerakan
untuk melewati panggul (seven cardinal movements of labor) (Nurhayati,
2019).
Menurut Cunningham dkk (2013) dalam buku patologi dan fisiologi
persalinan, gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan tersebut antara
lain sebagai berikut.
a. Engagement ( Penurunan kepala)
1) Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul
Pada primigravida, masuknya kepala kedalam pintu atas panggul
biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada
multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya
kepala kedalam pintu atas panggul biasanya ditunjukkan dengan sutura
sagitalis yang berada di tengah-tengah Jalan lahir, tepat di antara simfisis
dan promontorium. Keadaan yang demikian dikatakan kepala dalam
keadaan synclitismus.
Pada synclitismus os parientale depan dan belakang sama tingginya.
Jika suatu rasa gitalis agak ke depan mendekati simfisis atau agak
kebelakang mendekati promontorium, maka dikatakan kepala dalam
keadaan asinklitismus. Ada dua jenis asinklitismus, yaitu:
a) Asinklitismus posterior
Yaitu bila sutura sagitalis mendekati simfisis dan os pariental
belakang lebih rendah dari os parietal depan.
b) Asinklitismus anterior
Yaitu bila sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os
pariental lebih rendah dari os parietal belakang.
Secara umum derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan
normal. Gerakan asinklitismus dapat menimbulkan disproporsi dengan
panggul yang berukuran normal sekalipun titik penurunan kepala lebih
lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan. Hal tersebut disebabkan
karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim yang
menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong janin. Dalam waktu
yang bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim sehingga
terjadi penipisan dan dilatasi serviks. Keadaan ini akan menyebabkan
bayi terdorong ke dalam Jalan lahir.
2) Majunya kepala
Pada primigravida, majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke
dalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada
multipara sebaliknya majunya kepala dan masuknya rongga kepala dalam
rongga panggul terjadi bersamaan. Majunya kepala ini bersamaan dengan
gerakan-gerakan yang lain yaitu fleksi putaran faksi dalam, dan ekstensi.
Penyebab majunya kepala antara lain:
a) Tekanan cairan intra uterin
b) Tekanan langsung oleh fundus pada bokong
c) Kekuatan mengejan
d) Melurus nya badan anak oleh perubahan bentuk rahim
b. Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan koleksi yang ringan
titik dengan majunya kepala biasanya fleksi juga akan bertambah. Pada
pergerakan ini dagu di bawah lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-
ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar. Kondisi ini disebabkan karena
adanya tahanan dari dinding serviks, dinding serviks, dan lateral serviks.
Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm)
menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm) sampai di dasar
panggul, biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.
Fleksi disebabkan oleh:
1) Persendian leher, dapat berputar ke segala arah termasuk mengarah ke
dada.
2) Letak leher bukan di garis tengah, tetapi ke arah tulang belakang sehingga
kekuatan his dapat menimbulkan fleksi kepala.
3) Terjadinya perubahan posisi tulang belakang janin yang lurus sehingga
dagu lebih menempel pada tulang dada janin.
4) Kepala janin yang mencapai dasar panggul dan menerima tahanan
sehingga memaksa kepala janin mengubah kedudukannya menjadi fleksi
untuk mencari lingkaran kecil yang akan melalui jalan lahir (Cunningham
dkk, 2013)
c. Desensus
Desensus adalah turunnya kepala di jalan lahir. Untuk menggambarkan
tingkat desensus digunakan istilah "station" (level spina ischiadica). "o
station" berarti bahwa puncak kepala telah mengalami desensus setinggi
spina ischiadica. Keadaan ini secara umum disebut sebagai engage oleh
karena diameter terbesar kepala sudah masuk ke pintu atas panggul. Bila
puncak kepala sudah berada di bawah ketinggian spina ischiadica, maka
keadaan ini ditandai dengan (+), seperti +2 yang berarti puncak kepala sudah
berada 2 cm di bawah spina ischiadica.
Station -3 menunjukkan bahwa kepala masih mengapung dan stasiun
yang lebih besar dari +3 menunjukkan bahwa kepala sudah mengalami
"crowning" dan siap untuk dilahirkan. Pada primigravida, engagement
(station 0 atau +1) umumnya sudah berlangsung beberapa hari atau
beberapa minggu menjelang persalinan; pada multigravida, station -2, atau -
3 sering terjadi sampai menjelang persalinan atau bahkan saat dilatasi
serviks sudah hampir lengkap.
d. Rotasi dalam (Putaran paksi dalam)
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa
sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan dan ke
bawah simfisis. Pada presentasi belakang kepala, bagian yang terendah ialah
daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan ke
arah simfisis. Rotasi dalam berperan untuk menyelesaikan persalinan, karena
rotasi dalam merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala
dengan bentuk Jalan lahir, khususnya bidang tengah dan pintu bawah
panggul.
e. Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul,
terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Kondisi tersebut disebabkan
karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan atas
sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Apabila
kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar panggul tidak
melakukan ekstensi, maka kepala akan tertekan pada perineum dan dapat
menembusnya.
Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simfisis akan menjadi pusat
pemutaran (hylomochlion), maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas
premium: ubun-ubun besar, dahi hidung, mulut dan dagu bayi dengan
gerakan ekstensi.
f. Rotasi luar (putaran paksi luar)
Setelah kepala lahir, maka kepala bayi akan memutar kembali ke arah
punggung bayi untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena
putaran paksi dalam. Gerakan ini disebut putaran restitusi (putaran balasan
atau putaran Paksi luar). Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang
kepala berhadapan dengan tuber ischiadicum sepihak. Gerakan yang terakhir
ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran
bahu (diameter biacromial) menempatkan diri dalam diameter anterior
posterior dari pintu bawah panggul.
g. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah simfisis dan
menjadi hipomoklion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bayi
lahir, selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan faksi jalan
lahir. Dengan kontraksi yang efektif, seleksi kepala yang adekuat, dan janin
dengan ukuran yang rata-rata sebagian besar oksiput yang posisinya
posterior berputar cepat segera setelah mencapai dasar panggul dan
persalinan tidak begitu bertambah panjang.
5. Asuhan kebidanan pada masa persalinan
a. Asuhan kebidanan kala I
Persalinan adalah proses pembukaan menipisnya serviks dan janin turun
ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-40 minggu
lahir kontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin. Dalam buku yang ditulis
Manuaba (2010) dalam buku patologi dan fisiologi persalinan, disebutkan
kala I adalah adalah kala pembukaan yang berlangsung antara Pembukaan 0
sampai pembukaan lengkap. Lama kala I untuk primigravida berlangsung 12
jam sementara multigravida 8 jam.
Secara klinis, partus dimulai apabila timbul his dan wanita tersebut
mengeluarkan lendir yang bercampur darah blood show. lendir lendir darah
ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau
mendatar. Kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran pergeseran ketika
serviks membuka. menurut Baety (2011) dalam buku patologi dan fisiologi
persalinan, salah satu dibagi menjadi dua fase antara lain fase laten dan fase
aktif. Fase laten dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertahap, berlangsung lambat dari pembukaan
1 sampai 3 cm selama 7 sampai 8 jam. Sedangkan fase aktif terjadi
penurunan bagian bawah janin, frekuensi dan lama kontraksi uterus
meningkat kontraksi uterus dianggap adekuat bila terjadi 3 kali atau lebih
dalam 10 menit selama 40 detik atau lebih. Fase aktif dibagi menjadi tiga
tahap di antaranya periode akselerasi (pembukaan 3-4 cm, lama 2 jam),
periode dilatasi maksimal (pembukaan 4-9 cm, lama 2 jam), periode
deselerasi (pembukaan 9-10 cm, lama 2 jam).
1) perubahan fisiologis pada kala I
a) Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan
Selama proses persalinan, uterus akan mengalami perubahan bentuk
menjadi 2 bagian yang berbeda, yaitu segmen atas dan segmen bawah
titik segmen atas memegang peranan yang aktif karena berkontraksi
dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan.
Sebaliknya, segmen bawah rahim memegang peranan pasir dan makin
tipis dengan majunya persalinan karena direnggangkan. Segmen
bawah rahim dianalogikan dengan isthmus uterus yang melebar dan
menipis pada perempuan yang tidak hamil.
Pembentukan segmen atas rahim dan segmen bawah rahim,
terbentuk pada uterus bagian atas dengan sifat otot yang lebih tebal
dan kontraktif. Pada bagian ini terdapat banyak otot serong dan
memanjang. SAR terbentuk dari fundus sampai isthmus uteri.
Sedangkan segmen bawah rahim terbentang di uterus bagian bawah
antara isthmus dengan serviks, dengan sifat otot yang tipis dan elastis.
Pada bagian ini, banyak terdapat otot yang melingkar dan memanjang
(Sumarah, dkk, 2010) dalam buku patologi dan fisiologi persalinan.
b) Perubahan bentuk uterus
Saat ada his, uterus teraba sangat keras karena seluruh otot yang
berkontraksi. Proses ini akan efektif hanya jika his bersifat fundal
dominan, yaitu kontraksi didominasi oleh otot fundus yang menarik
otot bawah rahim ke atas sehingga akan menyebabkan pembukaan
serviks dan dorongan janin ke bawah secara alamiah (Ari Sulistiawati,
2010) dalam buku patologi dan fisiologi persalinan.
c) Perubahan pada serviks
Pada akhir kehamilan otot yang mengelilingi Ostium uteri internum
(OUI) ditarik oleh SAR yang menyebabkan serviks menjadi pendek
dan menjadi bagian dari SBR bentuk serviks menghilang karena
kanalis servikalis membesar dan atas membentuk ostium uteri eksterna
(OUE) sebagai ujung dan bentuknya menjadi sempit (Sumarah, dk,
2010) dalam buku patologi dan fisiologi persalinan.
d) Perubahan pada vagina dan dasar panggul
Dalam kala I, ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina yang
sejak kehamilan mengalami perubahan-perubahan sedemikian rupa
sehingga dapat dilalui oleh janin. Setelah ketuban pecah, segala
perubahan terutama dasar panggul ditimbulkan oleh tekanan dari
bagian terbawah janin. Perubahan yang paling nyata terdiri atas
peregangan serabut serabut mm levator ani dan penipisan bagian
tengah perineum, yang berubah bentuk dari masa jaringan berbentuk
bagi setebal 5 cm menjadi premium tegang maksimal anus menjadi
jelas membuka dan terlihat sebagai lubang berdiameter 23 cm dan
disini dinding anterior rektum menonjol. Regangan yang kuat ini
dimungkinkan karena bertambahnya pembuluh darah pada vagina dan
dasar panggul, tetapi apabila jaringan-jaringan tersebut robek atau
rusak maka menimbulkan perdarahan yang banyak (Nurhayati, 2019).
e) Bloody Show
Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi
biasanya dalam 24 hingga 48 Jam. Tetapi bukan merupakan tanda
persalinan yang bermakna jika pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48
jam sebelumnya. Rabasan lendir yang bercampur darah selama waktu
tersebut mungkin akibat trauma kecil, atau perusakan lendir saat
pemeriksaan tersebut dilakukan (Nurhayati, 2019).
f) Tekanan darah
Tekanan darah meningkat selama terjadi kontraksi (sistolik naik
kurang lebih 15-20 mmHg, diastolik kurang lebih 5-10 mmHg).
Dengan mengubah posisi tubuh dari terlentang ke posisi miring,
perubahan tekanan darah selama kontraksi dapat dihindari. Rasa sakit,
takut, dan perasaan cemas juga akan meningkatkan tekanan darah.
Anjurkan ibu untuk mencoba posisi yang nyaman selama persalinan
dan kelahiran. anjurkan pula suami dan pendamping lainnya untuk
membantu ibu berganti posisi. Ibu diperbolehkan berjalan, berdiri
duduk jongkok, berbaring miring atau merangkak. Jangan membuat
ibu dalam posisi terlentang, beritahukan agar ia tidak mengambil posisi
tersebut (Nurhayati, 2019).
g) Metabolisme
Selama proses persalinan, metabolisme karbohidrat aerob dan
anaerob mengalami peningkatan secara stagnan. Peningkatan ini
disebabkan oleh anxietas dan aktivitas otot rangka. Peningkatan
aktivitas metabolik terlihat dari peningkatan suhu tubuh, denyut nadi,
pernafasan, curah jantung, dan cairan yang hilang (Nurhayati, 2019).
h) Suhu
Peningkatan metabolisme tubuh menyebabkan suhu tubuh
meningkat selama persalinan, terutama selama dan setelah bayi lahir.
Peningkatan suhu tubuh tidak boleh lebih dari 0,5o C - 1 o C bila
persalinan berlangsung lebih lama, peningkatan suhu dapat
mengidentifikasi dehidrasi. Begitu pula pada kasus ketuban pecah dini,
peningkatan suhu tubuh dapat mengidentifikasi infeksi (Nurhayati,
2019).
i) Denyut jantung (Frekuensi jantung)
Detak jantung secara dramatis, naik selama kontraksi. Pada setiap
kontraksi, 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk ke dalam
sistem vaskular ibu. Hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar
10-15% pada tahap pertama persalinan, dan sekitar 30-50% pada tahap
kedua persalinan. Ibu harus diberitahu bahwa ia tidak boleh melakukan
manuver valsava (menahan nafas dan menegakkan otot abdomen)
untuk mendorong selama tahap kedua. Aktivitas Ini meningkatkan
tekanan intra toraks mengurangi aliran balik vena, dan meningkatkan
tekanan vena. curah jantung dan tekanan darah meningkat sedangkan
nadi melambat untuk sementara. selama ibu melakukan manuver
valsava, janin dapat mengalami hipoksia. Proses ini pulih kembali saat
wanita menarik nafas (Nurhayati, 2019).
j) Perubahan pada ginjal
Poliuria sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat
diakibatkan karena peningkatan curah jantung selama persalinan dan
Kemungkinan peningkatan laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma
ginjal. Poliuria akan mengalami gangguan karena posisi ini membuat
aliran urin berkurang selama kehamilan. Kandung kemih harus sering
dievaluasi setiap 2 jam untuk mengetahui adanya distensi. Kandung
kemih juga harus dikosongkan untuk mencegah obstruksi persalinan
akibat kandung kemih yang penuh, yang akan mencegah penurunan
bagian presentasi janin dan trauma pada kandung kemih akibat
penekanan yang lama, yang akan menyebabkan hypotonia kandung
kemih dan retensi urin selama periode pasca partum awal (Nurhayati,
2019).
k) Perubahan pada saluran cerna
Motilitas dan absorpsi lambung terhadap makanan padat secara
substansial berkurang banyak selama persalinan. Apabila kondisi ini
diperburuk oleh penurunan asam lambung, maka saluran cerna akan
bekerja dengan lambat sehingga waktu pengosongan lambung menjadi
lebih lama. pengeluaran getah lambung mengakibatkan aktivitas
pencernaan terganggu, mual dan muntah bisa terjadi sampai ibu
mencapai akhir persalinan (Nurhayati, 2019).
l) Perubahan hematologi
Sebagian besar adaptasi pada kehamilan terjadi sebagai respon
terhadap rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh janin. Salah satu
perubahan yang terjadi selama kehamilan adalah perubahan
hematologis. Perubahan pada sistem ini berupa peningkatan volume
darah ibu, penurunan hemoglobin dan hematokrit, peningkatan
kebutuhan besi perubahan pada leukosit dan sistem imunologis, serta
kehilangan darah yang terjadi selama proses kelahiran (Nurhayati,
2019).
Pada sistem hematologi, B akan meningkat 1-2 gr/100 ml selama
persalinan dan akan kembali pada tingkat sebelum persalinan sehari
setelah persalinan, kecuali terjadi perdarahan. Waktu koagulasi Darah
akan berkurang, dan terjadi peningkatan plasma fibrinogen selama
persalinan. setelah itu, terjadi peningkatan kadar sel darah putih secara
progresif selama kala 1 persalinan sebesar 5.000 hingga 1.500 pada
saat pembukaan lengkap. Selama proses persalinan, gula darah akan
mengalami penurunan karena akibat peningkatan aktivitas otot dan
rangka (Nurhayati, 2019).
2) Tanda bahaya kala I
Menurut Nurhayati (2019), tanda bahaya kala I dapat diketahui dari
hasil anamnesis maupun observasi atau pengamatan kala I. Tanda bahaya
tersebut meliputi keadaan ibu dan janin. Beberapa temuan tanda bahaya
kala I dari hasil anamnesis dan pemeriksaan, antara lain:
a) Perdarahan pervaginam selain lendir bercampur darah
Tindakan yang dilakukan yaitu dengan membandingkan ibu miring,
pasang infus RL atau garam fisiologis (NS) ukuran vena kateter 16/18,
rujuk segera dan dampingi.
b) Ketuban pecah disertai dengan keluar mekonium kental
Tindakan yang dilakukan yaitu dengan memberikan ibu atau ketat
DJJ, segera rujuk dan dampingi (membawa partus set dan penghisap
lendir de lee).
c) Tanda-tanda atau gejala infeksi seperti temperatur >38o C, menggigil,
nyeri abdomen, cairan ketuban berbau.
Tindakan yang dilakukan yaitu dengan membandingkan ibu, Pasang
infus RL atau garam fisiologis (NS) ukuran vena catheter 16/18
dengan dosis 125 cc/ jam, segera rujuk dan dampingi.
d) Tekanan darah lebih dari 160/110 mmHg dan atau terdapat protein urin
(preeklamsia).
Tindakan yang dilakukan yaitu dengan membandingkan ibu miring,
pasang infus RL atau garam fisiologis (NS) ukuran vena kateter 16/18,
berikan dosis awal 4 gram MgSO4 50 % parenteral IM segera rujuk
dan dampingi.
e) DJJ <110 atau >160 kali permenit pada dua kali penilaian dengan jarak
5 menit sehingga dikatakan gawat janin.
Tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan membandingkan ibu
miring, pasang infus RL atau garam fisiologis (NS) ukuran 16/18
dengan dosis 125 cc/jam, segera rujuk dan dampingi.
f) Tanda dan gejala syok seperti nadi cepat dan lemah (>110 kali per
menit), tekanan darah menurun ( sistolik < 90 mmHg), pucat,
berkeringat atau kulit lembab dan dingin, nafas cepat (>30 kali per
menit), cemas dan bingung atau tidak sadar, serta produksi urin sedikit
(<30 ml/jam).
Tindakan yang dilakukan yaitu dengan memberikan ibu (jika
mungkin naikkan kedua kaki ibu untuk meningkatkan aliran darah ke
jantung), Pasang infus RL atau garam fisiologis (NS) ukuran vena
kateter 16/18 dengan dosis awal 1 liter dalam waktu 15-20 menit dan
dilanjutkan dengan 2 liter dalam 1 jam pertama kemudian diturunkan
dengan dosis 125 ml/jam segera rujuk dan dampingi.
g) Tanda dan gejala fase laten memanjang yang berupa pembukaan
serviks kurang dari 4 cm setelah 8 jam, kontraksi teratur ( > 2 kali
dalam 10 menit).
Tindakan yang dilakukan yaitu dengan segera rujuk dan dampingi
pasien kepada petugas kesehatan.
h) Tanda dan gejala partus lama seperti pembukaan fase aktif melebihi
garis waspada (pada partograf), pembukaan serviks kurang dari 1 cm
tiap jam, frekuensi kontraksi kurang dari 2 kali dalam 10 menit dan
lamanya kurang dari 40 detik. Tindakan yang dilakukan yaitu dengan
segera rujuk dan dampingi pasien kepada petugas kesehatan.
b. Asuhan kebidanan kala II persalinan
Kala II persalinan adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai
hasil pengenalan proses dan penatalaksanaan kala pembukaan kala II dimulai
ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan
kelahiran bayi, juga disebut kala pengeluaran bayi (Nurhayati, 2019).
Pada pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat dan lebih lama, kira-kira 2-
3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk panggul sehingga terjadi
tekanan pada otot-otot dasar panggul secara refraktories menimbulkan rasa
mengejan. Karena muncul tekanan pada rektum, ibu merasa ingin buang air
besar dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai
kelihatan, vulva membuka dan perineum menegang. dengan his mengejan
yang terpimpin, akan lahir kepala diikuti seluruh badan janin. Kala II pada
primi berlangsung 1,5 jam dan multi 0,51 jam. Pada kala II, beberapa
pemantauan yang dilakukan terhadap ibu dan janin yaitu:
1) Pemantauan pada ibu
a) Kontraksi atau his
Selama kala II, kontraksi his terjadi secara singkat, kuat dan sedikit
lebih lama yaitu sekitar 2 menit lamanya 60-90 detik. Pemeriksaan
dilakukan setiap 30 menit. Dengan adanya his dalam persalinan, terjadi
perubahan pada serviks yang menimbulkan:
(1) Penipisan dan pembukaan. Effacement serviks adalah
pemendekan dan penipisan serviks selama tahap pertama
persalinan. Serviks yang dalam kondisi normal memiliki panjang
2-3 cm dan tebal sekitar 1 cm, terangkat ke atas karena terjadi
pemendekan gabungan otot uterus selama penipisan segmen
bawah rahim pada tahap akhir persalinan. Hal ini menyebabkan
bagian ujung serviks yang tipis saja yang dapat diraba setelah
effacement lengkap.
(2) Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada
kanalis servikalis terlepas.
(3) Terjadinya perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
(Nurhayati, 2019).
b) Tanda-tanda kala II
Menurut Nurhayati (2019), beberapa tanda yang harus diperhatikan
oleh bidan pada kala II, antara lain seperti ibu mempunyai dorongan
kuat untuk meneran dengan terjadinya kontraksi; ibu merasakan
adanya peningkatan tekanan pada rektum dan vaginanya, perineum
menonjol, vulva-vagina dan spingter ani membuka; meningkatnya
pengeluaran lendir bercampur darah. Sedangkan tanda pasti kala II
yang ditentukan melalui pemeriksaan dalam yaitu pembukaan serviks
telah lengkap atau terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus
vagina.
c) Kadaan umum
Pemantauan berikutnya yang dilakukan terhadap ibu yaitu pada
keadaan umumnya. Beberapa keadaan umum yang dilihat yaitu:
(1) Kesadaran memantau atau menilai keadaan ibu dapat dilakukan
dengan menginspeksi wajah ibu dan reaksi ibu setelah diberi
rangsangan, apakah ibu masih dapat menerima rangsangan
tersebut atau tidak.
(2) Tekanan darah dan temperatur, setiap 4 jam. Mengingat bahwa
salah satu tanda preeklamsia adalah tekanan darah yang tinggi,
yaitu diastolik pada angka 90/110 mmHg maka selama kala II
persalinan seorang bidan diwajibkan untuk memantau tekanan
darah sehingga jika terlihat tekanan darah ibu mulai naik ke
bidan dapat melakukan tindakan antisipasi.
(3) Kondisi pernafasan.
(4) Nadi, tiap 30 menit.
(5) Volume urine, yang meliputi protein dan aseton.
(6) Memastikan kandungan kemih kosong melalui bertanya kepada
ibu secara langsung sekaligus dengan melakukan palpasi.
(7) Nutrisi berupa minuman dan makanan.
(8) Pemenuhan kebutuhan hidrasi, nutrisi ataupun keinginan ibu
(Nurhayati, 2019).
d) Kemajuan persalinan
(1) Pembukaan serviks. periksa dalam setiap 4 jam atau jika ada
indikasi.
(2) Penurunan kepala janin penurunan kepala bayi setiap 4 jam
melalui pemeriksaan abdomen (Nurhayati, 2019).
2) Pemantauan janin
a) Sebelum lahir
(1) Frekuensi denyut jantung janin
(2) Bagian terendah janin
Bidan sangat perlu untuk melakukan pemantauan terhadap
bagian terendah janin, hal ini berkaitan dengan posisi ubun-ubun
kecil jika janin dengan presentasi kepala, letak muka ubun-ubun
besar yang mengindikasikan.
(3) Penurunan bagian terendah janin
Pemantauan ini berkaitan dengan proses kemajuan persalinan
mulai dari penurunan sampai dengan lahirnya kepala. Penurunan
kepala yang lambat disertai dengan frekuensi denyut jantung
janin normal yang mengidentifikasikan adanya lilitan tali pusat (
jika kondisi ini belum teridentifikasi melalui pemeriksaan USG
pada kunjungan kehamilan) (Nurhayati, 2019).
b) Saat lahir
(1) Penilaian sekilas saat bayi lahir
Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian sekilas
untuk menilai kesejahteraan bayi secara umum. Aspek yang
dinilai adalah warna kulit, tangisan bayi jika warna kulit adalah
kemerahan dan bayi dapat menangis konstan maka ini sudah
cukup untuk dijadikan data awal bahwa bayi dalam kondisi baik
(Nurhayati, 2019).
c. Asuhan kebidanan kala III persalinan
Menurut Baety (2011) dalam buku patologi dan fisiologi persalinan, kala
III disebut juga kala uri, dimulai dari lahirnya bayi hingga pengeluaran
plasenta dan selaput ketuban yang lamanya 5-30 menit, biasanya
primigravida dan multigravida berlangsung 6-15 menit. Selama kala III
persalinan otot uterus akan berkontraksi mengikuti penyusutan volume
rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan
berkurangnya ukuran tempat perlengketan plasenta. Karena tempat
perlengketan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah maka plasenta akan terlibat menebal, dan kemudian lepas dari
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx
BAB II.docx

More Related Content

Similar to BAB II.docx

Konsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilan
Konsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilanKonsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilan
Konsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilanWarung Bidan
 
Asuhan kebidanan kehamilan
Asuhan kebidanan kehamilan Asuhan kebidanan kehamilan
Asuhan kebidanan kehamilan Fadila Sri
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasSeptian Muna Barakati
 
Makalah psiologi kehamilan trimester kedua
Makalah psiologi kehamilan trimester keduaMakalah psiologi kehamilan trimester kedua
Makalah psiologi kehamilan trimester keduaMJM Networks
 
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFASPERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFASpjj_kemenkes
 
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptxPPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptxRiandiAkbar1
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasOperator Warnet Vast Raha
 
Persalinan dan Nifas
Persalinan dan Nifas Persalinan dan Nifas
Persalinan dan Nifas pjj_kemenkes
 
SESI 6 KPPMT IV-KEHAMILAN,PERSALINAN DAN NIFAS.pptx
SESI 6 KPPMT IV-KEHAMILAN,PERSALINAN DAN NIFAS.pptxSESI 6 KPPMT IV-KEHAMILAN,PERSALINAN DAN NIFAS.pptx
SESI 6 KPPMT IV-KEHAMILAN,PERSALINAN DAN NIFAS.pptxAnantaKhoirurrizalSy
 

Similar to BAB II.docx (20)

Makalah nifas
Makalah nifasMakalah nifas
Makalah nifas
 
Pre,post,iuge,iufd
Pre,post,iuge,iufdPre,post,iuge,iufd
Pre,post,iuge,iufd
 
Konsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilan
Konsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilanKonsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilan
Konsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilan
 
Asuhan kebidanan kehamilan
Asuhan kebidanan kehamilan Asuhan kebidanan kehamilan
Asuhan kebidanan kehamilan
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Fff
FffFff
Fff
 
MASA NIFAS
MASA NIFASMASA NIFAS
MASA NIFAS
 
Makalah psiologi kehamilan trimester kedua
Makalah psiologi kehamilan trimester keduaMakalah psiologi kehamilan trimester kedua
Makalah psiologi kehamilan trimester kedua
 
Lp anc benar
Lp anc benarLp anc benar
Lp anc benar
 
Abortus iminnens
Abortus iminnensAbortus iminnens
Abortus iminnens
 
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFASPERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
 
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptxPPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
 
Karlis santi
Karlis santiKarlis santi
Karlis santi
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
Persalinan dan Nifas
Persalinan dan Nifas Persalinan dan Nifas
Persalinan dan Nifas
 
SESI 6 KPPMT IV-KEHAMILAN,PERSALINAN DAN NIFAS.pptx
SESI 6 KPPMT IV-KEHAMILAN,PERSALINAN DAN NIFAS.pptxSESI 6 KPPMT IV-KEHAMILAN,PERSALINAN DAN NIFAS.pptx
SESI 6 KPPMT IV-KEHAMILAN,PERSALINAN DAN NIFAS.pptx
 
120262739 anc-fisiologis
120262739 anc-fisiologis120262739 anc-fisiologis
120262739 anc-fisiologis
 

Recently uploaded

Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 

Recently uploaded (20)

Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 

BAB II.docx

  • 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1. Pengertian kehamilan Menurut Mandang (2016:77), kehamilan adalah proses dimana sel sperma menembus ovum terjadilah konsepsi dan fertilisasi dengan lamanya masa kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan) dihitung dari Haid Pertama Haid Terakhir (HPHT). Proses kehamilan adalah proses bertemunya sel sperma pria dengan sel telur matang dari wanita sehingga terjadinya konsepsi dan fertilasi yang membutuhkan energi yang banyak dan asupan gizi yang tepat akan membantu tumbuh kembang janin yang masih berada di dalam kandungannya selama hamil normal 280 hari sampai janin lahir (Mandang, 2016:77). 2. Tanda-tanda kehamilan Menurut Dartiwen (2019:74), tanda-tanda kehamilan sebagai berikut : a. Tanda tidak pasti (Presumtif) 1) Amenorrhea (terlambat datang bulan) Terlambat datang bulan disebabkan oleh dinding dalam uterus (endometrium) tidak dilepaskan sehingga amenorrhea atau tidak datangnya haid dianggap sebagai tanda pasti kehamilan. Hal ini tidak dianggap sebagai tanda pasti kehamilan karena dapat juga terjadi pada beberapa penyakit kronik, tumor-hipofise, perubahan faktor-faktor
  • 2. lingkungan, malnutrisi dan yang paling sering gangguan emosional terutama pada mereka yang tidak ingin hamil atau mereka yang ingin sekali hamil (pseudocyesis atau hamil semu). 2) Mual dan muntah Mual muntah biasanya disebut dengan morning skicness yang merupakan gejala umum mulai dari rasa tidak enak sampai muntah biasanya disebabkan oleh makanan yag bau nya menusuk atau menyengat dan dapat juga emosi penderita yag tidak stabil. Untuk mengatasinya bisa diberikan makanan yang ringan dan mudah di cerna dan apabila sudah berlebihan dapat diberikan obat-obatan anti muntah. 3) Mostadonia Mostadonia adalah rasa kencang pada payudara disebabkan payudara membesar. Vaskularisasi bertambah asinus dan duktus berpoliferasi karena pengaruh estrogen dan progesterone. 4) Quickening Gerakan janin pertama biasanya bisa dirasakan pada kehamilan 16- 20 minggu. 5) Sering buang air kencing Frekuensi kencing bertambah dan biasanya pada malam hari disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan oleh uterus ke cranial. Hal ini terjadi pada trimester kedua , keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan,
  • 3. gejala timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kemih. 6) Konstipasi Konstipasi ini terjadi karena efek relaksasi hormon progesterone atau dapat juga karena perubahan pola makan. 7) Perubahan berat badan Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan karena nafsu makan menurun serta mual muntah. Pada bulan selanjutnya, berat badan akan selalu meningkat sampai stabil menjelang aterm. 8) Perubahan warna kulit Perubahan ini antara lain cloasma, yakni warna kulit yang kehitam- hitaman pada pipi, biasanya muncul setelah kehamilan 16 minggu. Pada daerah areola dan putting susu warna kulit menjadi kehitaman. Perubahan ini disebabkan stimulasi melanocyte stimulating hormone (MSH). Pada kulit didaerah adomen dan payudara dapat mengalami perubahan yang disebut striae gravidarum, yaitu perubahan warna seperti jaringan parut. 9) Perubahan payudara Pembesaran payudara sering dikaitkan dengan terjadinya kehamilan, akan tetapi hal ini bukan petunjuk pasti karena kondisi serupa dapat terjadi pada pengguna kontrasepsi hormonal, penderita tumor otak atau ovarium, penggunaan obat penenang dan penderita hamil semu
  • 4. (psedocyesis) sebagai akibat stimulasi prolactin dan HPL. Payudara menskresi kolostrum, biasanya kehamilan lebih dari 16 minggu. 10) Mengidam Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama mengandung. Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu, terutama pada trimester pertama, akan tetapi akan segera menghilang dengan makin tuanya kehamilan. 11) Pingsan Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai yag sesak dan padat dan sering pingsan ini akan hilang sesudah kehamilan 16 minggu. Tidak dianjurka untuk pergi ke tempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan. 12) Lelah (Fatique) Kondisi lelah disebabkan oleh menurunnya Basal Metabolik Rate (BMR) dalam trimester pertama kehamilan. Dengan meningkatnya aktivitas metabolic produk kehamilan (janin) sesuai dengan berlanjutnya usia kehamilan, maka rasa lelah yang terjadi selama trimester pertama akan berangsur-angsur menghilang dan kondisi ibu hamil akan menjadi segar. 13) Varises Varises sering dijumpai pada kehamilan lanjut, yang dapat dilihat pada daerah genetalia eksterna, kaki, dan betis. Pada multigravida, kadang-
  • 5. kadang varises ditemukan pada kehamilan yang lalu, timbul kembali pada trimester pertama. Terkadang timbulnya varises merupakan gejala pertama kehamilan muda. 14) Epulis Epulis merupakan suatu tumor atau benjolan yang tumbuh pada gigi. Hal ini sering terjadi pada trimester pertama. b. Tanda-tanda kemungkinaan kehamilan (Dugan hamil) 1) Perubahan pada uterus Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk, dan konsistensi. Uterus berubah menjadi lunak bentuknya globuler, teraba balotemen, tanda ini muncul pada minggu ke 16-20, setelah rongga rahim megalami obliterasi dan cairan amnion cukup banyak. Balotement adalah tanda ada benda terapung atau melayang dalam cairan. 2) Tanda Piskacek’s Uterus membesar secara simetris menjauhi garis tengah tubuh (setengah bagian terasa lebih keras dari yang lainnya) bagian yang lebih besar tersebut terdapat pada tempat melekatnya (implantasi) tempat kehamilan. Sejalan dengan bertambahnya usia kehamilan, pembesaran uterus menjadi semakin simetris. Tanda piskacek’s, yaitu dimana uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol ke jurusan pembesaran tersebut.
  • 6. 3) Suhu basal Suhu basal yang sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2 0C-37,8 0C adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan. 4) Perubahan – perubahan pada serviks a) Tanda hegar Tanda ini berupa pelunakan pada daerah istmus uteri sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mudah difleksikan dapat diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Tanda ini mulai terlihat pada minggu ke- 6 dan akan menjadi nyata pada minggu ke 7-8. b) Tanda goodell’s Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks terasa lebih lunak, penggunaan kontrasepsi oral juga dapat memberikan dampak ini. c) Tanda chadwick Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (lividea). Tanda-tanda ini disebut tanda chadwick. Warna portio tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalian interna akan memebesarn hal ini karena oksigenasi dan nutrisi meningkat.
  • 7. d) Tanda Mc Donald Fundus uteri dan serviks bias dengan mudah difleksikan satu sama lain dan tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan ithsmus. 5) Pembesaran abdomen Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke-16, karena pada saat ini uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut. 6) Kontraksi uterus Tanda ini muncul belakangan dan ibu mengeluh perutnya kencang tetapi tidak disertai rasa sakit. 7) Pemeriksaan tes biologis kehamilan Pada pemeriksaan ini hasilnya positif biasanya menggunakan alat test pack. c. Tanda pasti kehamilan 1) Denyut jantung janin (DJJ) DJJ dapat didengar dengan stetoscope laenec pada usia kehamilan minggu 17-18. Dengan dopler DJJ dapat didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12. Melakukan auskultasi pada janin bisa juga mengindenfikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti bunyi bising tali pusat, bising uterus, dan nadi ibu.
  • 8. 2) Gerakan janin dalam rahim Gerakan janin juga bermula pada usia kehamilan mencapai 12 minggu, akan tetapi baru dapat dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 16-20 mingg pada usia tersebut ibu dapat merasakan gerakan halus hingga tendangan kaki bayi. Pada usia kehamilan 20 minggu Bagian-bagian janin dapat dipalpasi dengan mudah 3) Terlihat bagian-bagian janin pada pemeriksaan USG Pemeriksaan USG dapat terlihat adanya gambaran janin. USG juga memungkinkan untuk mendeteksi jantung kehamilan (gestasional sac) pada minggu ke-5 hingga ke-7. Pergerakan jantung biasanya bisa terlihat pada 42 hari setelah konsepsi yang normal atau sekitar minggu ke-8. Melalui pemeriksaan USG dapat diketahui panjang, kepala dan bokong janin serta merupakan metode yang akurat dalam menentukan usia kehamilan. 3. Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi Menurut Dartiwen (2019:47), pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sebagai berikut: a. Pertumbuhan dan perkembangan embrio 1) Minggu 0 Sperma yang telah membuahi ovum kemudian membagi dan masuk ke dalam uterus dan menempel sekitar hari ke-11
  • 9. 2) Minggu ke-4 atau bulan ke-1 Perkembangan janin dimulai dari embrio kurang dari 0,64 cm, terbentuknya saluran pencernaan, bagian tubuh pertama muncul yang kemudian akan menjadi tulang belakang, otak dan saraf tulang belakang, jantung, sirkulasi darah. 3) Minggu ke-8 atau bulan ke-2 Perkembangan janin pada minggu ke-8 sudah mulai mengalamami pekermbangan yang cepat, jatung sudah mulai memompa darah, anggota badan sudah terbentuk dengan baik, perut, muka dan bagian otak utama sudah dapat dilihat, telinga sudah terbentu dari lilitan kulit tulang dan otot yang kecil sudah terbentuk dibawah kulit. 4) Minggu ke-12 atau bulan ke-3 Pada minggu ke-12 embrio sudah menjadi janin, DJJ sudah dapat didengar melalui USG, jenis kelamin sudah dapat diketahui, ginjal sudah meproduksi urine, dan pada minggu ini gerakan janin sudah bisa dirasakan. 5) Minggu ke-16 atau bulan ke-4 Perkembangan janin pada minggu ke-16 yaitu sistem musculoskeletal sudah matang, system saraf mulai melaksanakan control, pembuluh darah sudah berkembang dengan cepat, tangan janin dapat menggenggam, kaki menendang dengan aktif, semua organ mulai matang dan tumbuh, Djj
  • 10. dapat didengar dengar doppler, pankreas sudah memproduksi insulin dan berat janin sekitar 0,2 kg. 6) Minggu ke-20 atau bulan ke-5 Pada minggu ke-20 verniks melindungi tubuh, lanungo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada kulit, alis, bulu mata, rambut sudah mulai terbentuk, janin sudah dapat mengembagkan jadwal yang teratur untuk menedang, menelan dan tidur. 7) Minggu ke-24 atau bulan ke-6 Pada minggu ke-24 kerangka berkembang dengan cepat karena sel pembetukan tulang mulai meningkatkan aktivitasnya, perkembangan pernafasan sudah dimulai. Berat janin sekitar 0,7- 0,8 kg. 8) Minggu ke-28 atau bulan ke-7 Pada minggu ini janin sudah dapat bernafas, menelan dan mengatur suhu, janin sudah bisa membuka dan menutup mata, didalam paru- paru sudah terbentuk surfactant, ukuran jain pada saat ini sudah 2/3 dari ukuran janin saat lahir. 9) Minggu ke-32 atau bulan ke-8 Pada minggu ini simpanan lemak coklat berkembag dibawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi setelah lahir, jain sudah tumbuh sekitar 38-43 cm dan mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor.
  • 11. 10) Minggu ke-38 atau bulan ke-9 Pada minggu ke-38 ini seluruh uterus sudah terisi bayi sehingga bayi tidak bisa lagi bergerak dan berputar banyak, antibody ibu ditransfer ke bayi hal ini untuk memberikan kekebalan kepada bayi untuk 6 bulan pertama sampai system kekebalan bayi berkeja sendiri. 4. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil Perubahan anotomi dan adaptasi fisiologis menurut Dartiwen (2019:57) sebagai berikut : a. Perubahan fisologis pada ibu hamil 1) Sistem reproduksi a) Uterus Uterus akan membesar pada usia kehamilan 8 minggu karena pengaruh estrogen dan progesterone yang meningkat. Pada minggu pertama ishmus rahim bertambah panjang dan hipertropi sehingga terasa lebih lunak (tanda hegar). Pada kehamilan 5 bulan rahim teraba seperti berisi cairan ketuban dan dinding rahim tipis sehingga bagian- bagian anak dapat diraba melalui dinding perut, terbentuk segmen atas rahim dan segmen bawah rahim. Posisi rahim pada kehamilan yaitu pada awal kehamilan ante atau retrofleksi, akhir bulan kedua uterus teraba 1-2 jari diatas simfisis pubis.
  • 12. b) Serviks uteri Pada kehamilan vaskularisasi ke serviks meningkat sehingga serviks menjadi lunak dan bewarna biru. Perubhana serviks terutama terdiri atas jaringan fibrosa. Glandula servikalis menskresikan lebih banyak plak mucus yang menutupi kanalis servikalis. menjelang akhir kehamilan kadar hormone relaksin memberikan pengaruh perlunakan kandung kolagen pada serviks. c) Segmen bawah uterus Segmen bawah uterus berkembang dari bagian atas kanalis servikalis setinggi ostium interna bersama-sama isthmus uteri. Segmen bawah lebih tipis dari pada segmen atas dan menjadi lunak serta berdilatasi selama seminggu terakhir kehamilan . d) Vagina dan vulva Vagina pada saat kehamilan berubah menjadi biru karena adanya pelebaran pembuluh darah, pH 3,5-6 merupakan akibat meningkatnya produksi asam laktat karena kerja laktobaci acidophilus, keputihan, selaput lendir vagina mengalami edematous, hypertrophy, lebih sensitive meningkatkan seksual terutama pada trimester III, warna kebiruan ini disebabkan oleh dilatasi vena yang terjadi akibat kerja hormone progesterone.
  • 13. e) Ovarium Pada permulaan kehamilan masih didapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya plasenta pada kehamilan 16 minggu. Ditemukan pada awal ovulasi hormal relaxing suatu immunoreaktif inhibin dalam sirkulasi maternal. Relaxin mempunyai pengaruh menengkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm. 2) Payudara Pada kehamilan payudara akan membesar dan tegang akibat hormone somatomatropin, estrogen, progesterone. Pada kehamilan akan terbentuk lemak sehingga payudara menjadi lebih besar, areola mengalami hiperpigmentasi. Pada kehamilan 12 minggu keatas dari putting susu dapat keluar cairan bewarna putih jernih disebut colostrum. 3) Sistem kekebalan Kekebalan tubuh dapat diperoleh dari imunisasi yang dimana berfungsi untuk mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus diberikan secara terus menerus, menyeluruh dan dilaksanakan sesuai dengan standar sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan memutuskan rantai penularan. Kekebalan tubuh dapat secara aktif maupun pasif, keduanya diperoleh secara alami ataupun buatan. Kekebalan pasif yang didapatkan secara alami adalah kekebalan didapatkan secara transplasenta, yaitu antibody diberikan ibu kandungnya secara pasif melalui plasenta kepada janin didalam kandungannya.
  • 14. Kekebalan pasif buatan adalah pemberian antibody yang sudah disiapkan dan dimasukkan kedalam tubuh anak seperti pada bayi baru lahir dari ibu yang mempunyai HbsAg. 4) Sistem pencernaan Pada awal kehamilan ibu hamil sering merasakan mual sebagai akibat dari hormone estrogen yang meningkat dan peningkatan kadar HCG dalam darah. Makanan akan lebih lama berada didalam lambung dan dicerna usus. Hal ini baik untuk reabsropsi akan tetapi obstipasi yang merupakan keluhan utama pada wanita hamil. Dijumpai pada bulan-bulan pertama kehamilan gejala muntah (emesis) yang sering terjadi pada pagi hari dikenal dengan morning skicnes. 5) Sistem musculoskeletal Pada kehamilan biasanya wanita hamil mengalami lordosis progesif. Untuk mengkompensasi posisi anterior uterus yang membesar, lordosis menggeser pusat gravitasi ke belakang pada tungkai bawah. Morbilitas sendi sakroiliaka, sakro coksigeal dan sendi pubis bertambah besar dan karena itu menyebabkan rasa tidak nyaman pada punggung bagian bawah, khususnya pada akhir kehamilan 6) Sistem kardiovaskuler Pada saat usia kehamilan 10 minggu volume plasma maternal mulai meningkat, perubahan rata- rata volume plasma maternal bekisar anatara 20%-100%. Pada minggu ke-5 kardiac output akan meningkat dan
  • 15. perubahan ini terjadi peningkatan preload. Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai terjadi proses hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi sedikit naik kembali sebelum aterm. Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat, yaitu berkisar antara 5000-12000 dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14000- 16000. 7) Sistem integument Perubahan pada system integumen selama kehamilan biasanya terjadi peningkatan ketebalan kulit dan lemak sub dermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sabasea, peningkatan sirkulasi dan aktivitas. Jaringan elastis kulit mudah pecah sehingga menyebabkan striae gravidarum. 8) Metabolisme Pada kehamilahn terjadinya perubahan metabolisme dimana kebutuhan nutrisi semakin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI. Pada umumnya wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meningkat hingga 15-20% yang terjadi pada trimester akhir. BMR akan kembali pada hari ke 5 atau ke 6 pasca post partum. Peningkatan BMR mencerminkan kebutuhan oksigen pada janin, plasenta, uterus, serta meningkatkan konsumsi oksigen akibat peningkatan kerja jantung.
  • 16. 9) Berat badan dan indeks masa tubuh Pada wanita hamil akan mengalami kenaikan berat badan sekitar 6,5- 16,5 kg. Kenaikan berat badan disebabkan oleh janin, uri, air ketuban, uterus, payudara, kenaikan volume darah, protein dan retensi urine. Indeks masa tubuh mengindentifikasikan jumlah jaringan adipose berdasarkan hubungan tinggi badan terhadap berat badan dan digunakan untuk kesesuaian berat badan wanita. Berikut persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung BMI: BMI = Berat badan (kg) Tinggi badan (m)2 Tabel BMI pada wanita BMI Status <18,5 Berat badan kurang 18,5- 24,9 Normal untuk sebagian besar wanita 25 – 29,5 Berat badan berlebihan 30 – 34,5 Obesitas I 35 – 39,5 Obesitas II >40 Obesitas berat 10) Sistem pernafasan Pada kehamilan kebutuhan oksigen pada ibu meningkat sebagai respons terhadap percepatan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan
  • 17. oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan oksigen dan suatu cara untuk membuang karbon dioksida. Peningkatan kadar ekstrogen menyebabkan ligamentum pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Wanita hamil bernafas lebih dalam tetapi frekuensi nafasnya hanya sedikit meningkat. Pada kehamilan juga terjadi perubahan pada system respirasi untuk dapat memeuhi kebutuhan oksigen. Disamping itu terjadi desakan rahim yang membesar pada umur kehamilan 32 minggu sebagai kompensasi terjadi desakan rahim dan kebutuhan oksigen meningkat. Karena adanya penurunan tekanan karbon dioksida wanita hamil sering mengeluh sesak nafas hingga mengusahakan bernafas. pada minggu ke 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang membesar ke arah diagfragma sehingga diagfragma kurang leluasa beregrak dan mengakibatkan ibu hamil kesulitan bernafas. 11) Sistem pernafasan Pada kehamilan terjadinya perubahan pada fungsi system neurologi dan perubahan neurohormonal hipotalami-hipofisis. Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala neurologi dan neuromuscular sebagai berikut: a) Kompresi saraf panggul disebabkan akibat pembesaran uterus yang dapat menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah
  • 18. b) Lordosis dorso lumbal menyebabkan nyeri yang diakibatkan tarikan pada saraf c) Edema yang melibatkan saraf periver dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome selama trimester akhir kehamilan. Sindrom ini ditandai oleh paresthesia (sensasi abnormal seperti rasa terbakar atau gatal akibat gangguan paada system saraf sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar ke siku. d) Akroestesia (gatal di tangan) yang ditimbul akibat posisi bahu yang membungkuk. e) Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan sering terjadi pada awal kehamilan karena ketidakstabilan vasomotor, hipotensi postural atau hipoglikemi f) Hipokalsenia dapat menyebakan timbulnya masalah neuromuscular seperti kram otot b. Perubahan psikologis pada kehamilan 1) Perubahan psikologis trimester I Pada trimester I merupakan tahap penyesuaian. penyesuaian dilakukan ibu adalah terhadap kenyataan bahwa sedang mengandung. Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan , penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan. Beberapa wanita juga telah merencanakan kehamilan atau berusaha keras untuk hamil. Pada trimester
  • 19. pertama ibu hamil merasa senang dan sedih biasanya dipengaruhi rasa lelah, mual dan sering kencing. Perubahan tersebut sering mengekuarkan air mata dan menjadi sangat peka. Trimester awal juga menjadi waktu yang sangat menyenangkan untuk melihat apakah kehamilan akan berkembang dengan baik, hasrat seksual pada trimester ini bervariasi meski beberapa ibu hamil mengalami peningkatan seksual. 2) Perubahan psikologis trimester II Pada trimester kedua terbagi atas dua fase yaitu pra quickening (sebelum adanya gerakan janin yang dirasakan ibu) dan pasca quickening (setelah adanya gerakan janin yang dirasakan oleh ibu). Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan terpisah yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamanya pada trimester kedua, yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri. Sebagaian besar wanita sebanyak 80% mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual dibanding pada trimester I. Pada masa ini wanita hamil juga mengalami perubahan dari yang biasanya mnuntut kasih saying dari ibunya menjadi seorang yang menuntut kasih saying dari pasangannya. 3) Perubahan psikologis pada kehamilan trimester III Trimester ketiga disebut dengan periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti
  • 20. kehadiran sang bayi. Adanya perasaan cemas mengingat bayi dapat lahir kapan pun. Hal ini membuatnya berjaga- jaga sementara ibu memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul. Sejumlah ketakutan muncul pada trimester III, wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupannya seperti apakah nanti bayinya akan lahir abnormal, apakah ibu akan menyadari bahwa ibu akan bersalin atau bayinyatidak mampu keluar karenaperutnya sudah membesar atau apakah organ vitalnya akan mengalami cidera akibat tendangan bayi. Ibu akan kembali merasa cemas dan takut akan proses persalinan dan kelahiran meningkat yaitu yang menjad perhatian rasa sakit, luka saat melahirkan, kesehatan bayinya, kemampuan bertanggung jawab menjadi dan bagaimana perubahan hubungan dengan suami, ada gangguan tidur, harus dijelaskan kepada ibu tentang proses persalinan dan kelahiran agar timbul percaya diri pada ibu bahwa ibu dapat melalui proses persalinan dengan baik. 5. Kebutuhan dasar pada ibu hamil Menurut Dartiwen (2019:98) kebutuha dasar pada ibu hamil sebagai berikut: a. Kebutuhan fisik ibu hamil 1) Oksigen Pada masa kehamila kebutuhan oksigen meningkat sekitar 20% sehingga untuk memenuhinya ibu harus bernafas lebih dalam dan bagian bawah thorax nya melebar kesisi. Pada usia kehamilan 32 minggu ke atas,
  • 21. usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar keraha diagfragma, sehingga diagfragma sulit bergerak dan tidak jarang ibu hamil mengeluh sesak napas dan napas pendek. Untuk mencegahnya dalam pemenuhan oksigen sebagai berikut: a) Tidur dengan posisi miring ke kiri untuk meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi plasenta dengan mengurangi tekanan pada vena aseden b) Melakukan senam hamil untuk latihan pernafasan c) Posisi tidur dengan kepala lebih tinggi d) Usahakan untuk berhenti makan sebelum kenyang e) Apabila ada keluhan yang mengganggu system respirasi segera konsultasi ke tenaga kesehatan 2) Nutrisi Pada saat kehamilan terjadi peningkatan kalori sekitar 80.000 kkal, sehingga dibutuhkan penambahan kalori sebanyak 300 kkal/hari. Penambahan kalori inin dihitung melalui protein, lemak pada janin, dan lemak pada ibu serta komsunsi oksigen selama 9 bulan. Kebutuhan nutrisi pada saat hamil meningkat karena untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang janin, pemeliharaan kesehatan ibu dan persediaan untuk laktasi. Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan anemia, abortus, partus prematurus,insersia uteri, pendarahan pasca persalinan, dan lain- lain. Kelebihan nutrisi dapat berakibat kegemukan, preeklamsia, janin besar dan lain- lain.
  • 22. 3) Personal hygiene Pada masa kehamilan ibu dianjurkan untuk menjaga personal hygiene seperti mandi karena untuk menjaga kebersihan kulit. Pada masa kehamilan fungsi eksresi dan keringat meningkat untuk itu sangat dianjurkan untuk mandi menggunakan sabun. Perawatan gigi juga sangat dianjurkan, karena pada saat hamil sering terjadinya karies yang berkaitan dengan emesis dan hipermesis gravidarum, hipersalivasi dapat menimbulkan kalsium disekitar gigi. Pemeriksaan gigi pada kehamilan sangat diperlukan untuk mencari kerusakan gigi yang dapat menjadi sumber infeksi 4) Pakaian Pada masa kehamilan wanita hamil dianjurka menggunakan pakaian yang longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut, menggunakan bra yang menyokong payudara dan memakai sepatu yang hak nya tidak terlalu tinggi, pakaian dalam yang menyerap keringat dan sangat dianjurkan pakaian harus selalu kering dan harus sering diganti 5) Eliminasi Pada masa kehamilan ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung serat seperti sayuran, melakukan perawatan perenium dan vagina dilakukan setelah BAK/BAB dengan cara membersihkan dari arah depan ke belakang, sering menganti pakaian dan tidak melakukan dounching/ pembilasan
  • 23. 6) Seksual Pada masa hubunga seksual tidak dilarang kecuali pada keadaan tertentu misalnya terdapat tanda-tanda infeksi (nyeri, panas), sering terjadi aortus,terjadi pendarahan pervaginam saat koitus dan pengeluaran cairan yag mendadak. Sebaiknya koitus dihindari pada kehamilan muda sebelum usia kehamilan 16 minggu dan kehamilan tua, karena dapat merangsang kontraksi. Pada masa kehamilan terdapat empat fase sikslus respos seksual, anatara lain: a) Fase gairah seksual (1) Labia mayora: Nulipara/ tidak hamil pembesaran labia mayora sama, multipara labia mayora membesar dari nulipara (2) Labia minora : nuli dan multipara sana dan terjadi pembesaran 2-3 kali b) Fase pleatau Lanjutan dari fase gairah seksual menuju orgamus, terjadi perubahan warna kulit labia minora dari warna merah muda menjadi merah sekali bersamaan dengan orgasme. Umumnya pada wanita hamil dan tidak hamil sama pada saat ini. c) Fase orgasmus (1) Puncak dari respon seksual (2) Pada wanita hamil terjadi kontraksi 1/3 distal dari vagina dan uterus
  • 24. (3) Selama trimester III pada minggu ke-4 terakhir kehamilan uterus mengalami spasme tonik di samping ritme uterus yang teratur d) Fase resolusi (1) Pada ibu hamil kembalinya darah tidak seluruhnya karena tingkat ketegangan seksual ibu hamil tinggi dibandingkan wanita tidak hamil (2) Perasaan bahagia tidak mengurangi ketegangan untuk beberapa waktu 7) Mobilisasi/ body mekanik Pada masa kehamilan ibu boleh melakukan pekerjaan serperti saat sebelum hamil misalnya bekerja dikantor, melakukan pekerjaan rumah atau bekerja di pabrik dengan syarat pekerjaan tersebut masih bersifat ringan dan tidak menganggu kesehatan ibu dan janin seperti dan mengangkat beban yang berat. Sikap tubuh yang dianjurkan pada ibu hamil seperti berdiri, duduk, berjalan, tidur, dan mengambil atau mengangkat barang dari bawah. 8) Istirahat/ tidur Pada masa kehamilan ibu hamil harus istirahat yang cukup minimal tidur malam ±8 jam dan tidur siang ±1 jam 9) Imunisasi Imunisasi tetanus toksoid untuk melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum. Imunisasi ini dilakukan pada kehamilan 3-15 bulan
  • 25. dengan masa interval 4 mingg. Penyuntikan dilakukan secara IM (intramuscular) dengan dosis 0,5 ml. 10) Pekerjaan Pada kehamilan dianjurkan untuk menghindari pekerjaan yang terlalu berat dan membahayakan seperti pekerjaaan yang berhubungan dengan radiasi dan bahan kimia 11) Berpergian/ travelling Ibu hamil dianjurkan untuk tidak melakukan perjalanan yang jarak nya terlalu jauh dan kondisi perjalanan buruk. Hindari perjalanan dengan kondisi yang jauh terutama pada kehamilan trimester I untuk menghindari pendarahan pada kehamilan muda dan abortus dan pada trimester III kemungkinan terjadi pendarahan pada soludio plasenta, ketuban pecah dini atau komplikasi lainnya yang berhubungan dengan ibu dan janin. 12) Memantau kesejahteraan jain Pematauan kesejahteraan janin dapat dilakukan dengan : a) Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) yang bertujuan untuk menetukan usia kehamilan, memperkirakan berat janin dan memperkirakan adanya kelainan b) Pemantauan gerakan jain dapat dilakukan dengan menanyakan kepada ibu berapa kali dalam satu hari gerakan jain dirasakan. Gerakan janin yang normal bisa dirasakan lebih dari 10 kali dalam 12 jam dan biasanya mudah dirasakan pada malam hari
  • 26. c) Amniocintesis adalah aspirasi cairan amnion untuk pemeriksaan yang dilakukan pada kehamilan 16-17 minggu untuk melihat abnormaitas janin dan pada kehamilan 20 minggu untuk penilaian maturnitas dan kematangan paru d) USG untuk mengetahui letak plasenta, menetukan usia kehamilan, mendeteksi perkembangan janin, mendeteksi adanya kehamilan ganda atau kondisi patologi, menentukan presentasi janin, volume cairan amnion, dan penentu TBJ e) DJJ dilakukan dengan doppler, fetoskop dengan nilai normal 120- 160 x/menit f) Non stress tes (NST) bertujuan untuk menilai hubungan perubahan episodic DJJ dan aktivitas ferakan janin serta mendeteksi kemungkinan hipoksia atau asfiksia janin g) Oxytosin challage test (OCT) bertujuan untuk menilai hubungan djj dengan kontraksi dan mendeteksi adanya hipoksia janin. Tindakan ini dilakukan pada kehamilan lewat waktu dan lain- lainnya. b. Kebutuhan psikologis 1) Trimester I Pada trimester ini adalah periode penyesuaian. Sekitar 80% ibu merasakan kekecewaan, menolak, sedih, gelisah. Kegelisahan timbul karena adanya perasaan takut abortus, kehamilan penyulit, kematian bayi, kematian saat persalinan, dan lain-lain. Perasaan takut ini hendaknya
  • 27. diekspresikan sehingga dapat menambah pengetahuan ibu dan banyak orang yang mendukung serta memberi perhatian kepada ibu. Dalam hal ini ibu harus berani untuk berkomunikasi dengan pasangan, keluarga, maupun bidan. 2) Trimester II Periode ini disebut dengan periode sehat yang dimana ibu sudah tidak merasakan lagi ketidaknyamanan. Selama periode ini ibu mengharapkan kehadiran sang bayi, dengan adanya gerakan janin, rahim yang semakin membesar, serta terlihatnya gerakan bayi saat di USG akan semakin meyakinkan ibu bahwa dirinya sedang hamil. Sebelum adanya gerakan janin, ibu berusaha terlihat sebagai ibu yang baik dan dengan adanya janin ia menyadari identitasnya sebagai ibu. Hal ini menimbulkan perubahan yang baik seperti kontak sosial meningkat dengan ibu hamil lainnya, adanya gelar calon ibu baru, ketertarikan pada kehamilan dan persalinan serta persiapa untuk menjalani peran baru. 3) Trimester III Periode ini disebut dengan periode menunggu dan waspada, pasalnya pada saat ini ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya serta selalu menunggu tanda- tanda persalinan. Pada trimester III ibu merasa khawatir dan takut akan kehidupan dirinya maupun bayinya, ketakutan itu seperti kekhawatiran adanya kelainan pada sang jabang bayi, rasa nyeri pasa persalinan, serta ketidakpastian waktu persalinan. Ketidaknyamanan ini
  • 28. terus meningkat ibu merasa dirinya aneh dan jelek menjadi ketergantungan, malas, mudah tersinggungserta merasa menyulitkan. Disinilah ibu memerlukan dukungan, perhatian dan pengertian dari suami, keluarga maupun bidan. 6. Menentukan usia kehamilan a. Usia Kehamilan berdasarkan riwayat menstruasi (HPHT) Menurut Dartiwen (2019:54) menghitung usia kehamilan berdasarka riwayat HPHT sebagai berikut: Usia kehamilan dapat dihitung dengan cara mengetahui hari pertama haid terakhir (HPHT). HPHT dihitung sebagai hari pertama mulai hamil. Perhitungan sesuai dengan rumus naegele yaitu 1) siklus mentruasi 28 hari): Hari Perkiraan Lahir (HPL) = Tanggal hari pertama haid terakhir + 7, bulan – 3, tahun +1 (+7-3+1). Jika bulan kurang atau sama dengan 3 maka bulan ditambah 9 dan tidak ada penambahan tahun (+7+9+0). 2) siklus menstruasi selain 28 hari maka rumusnya menjadi: HPL = HPHT + 9 bulan + (lama siklus haid – 21 hari) Contoh : a) HPHT: 20-01-2020 Tanggal kunjungan: 11-05-2020 HPL ? Uk ?
  • 29. HPHT: 20-01-2020 +7+9+0 HPL: 27-10-2020 UK: 15 minggu 6 hari b) HPHT : 20-01-2020 Siklus haid : 35 hari HPL : 27-10-2020 UK……? HPL : HPHT+ 9bulan + (lama siklus haid- 21 hari) 20-01-2020 + 9 bulan (36-21 hari) HPL : 05-11-2020 b. Tinggi fundus uteri Menurut Dartiwen (2019:55) usia kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri sebagai berikut: Berdasarkan rumus Johnson Tausak: menentukan tafsiran berat janin adalah TBJ: (TFU-12) X 155 Contoh : TBJ : (20-12) X 155=1240 gram
  • 30. Tinggi fundus uterus menurut Spiegelburg Tinggi Fundus Uteri Usia kehamilan Dalam cm Menggunakan petunjuk badan 12 minggu - Teraba di atas simpisis pubis 16 minggu - Ditengah antara simpisis pubis dan umbilikus 20 minggu 20 cm (±2cm) Pada umbilikus 22-27 minggu UK dalam minggu = (±2cm) Pada umbilicus 28 minggu 28 cm (±2cm) Diantara umbilikus dan prosesus sifoideus 29-35minggu UK dalam minggu = (±2cm) Diantara umbilikus dan prosesus sifoideus 36 minggu 36 cm (±2cm) Pada prosesus sifoideus c. Pemeriksaan USG Menurut Dartiwen (2019:56), pemeriksaan USG sudah dapat dilihat katung janin pada usia kehamilan 6-7 minggu dan kepala janin dapat diukur pada usia kehamilan 13 minggu.
  • 31. 7. Ketidaknyamanan selama kehamilan dan cara mengatasinya Menurut Mandang (2016:156) ketidaknyamanan selama kehamilan sebagai berikut: a. Pada masa trimester pertama kehamilan 1) Mual pada pagi hari Mual pada pagi hari biasanya disebabkan karenya adanya bau yang menyengat atau tiba-tiba tidak menyukai makanan tertentu seperti kopi dan daging sapi karena baunya yang sangat menyengat. Mual ini biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi kondisi ini bisa juga dalam waktu kapan pun. 2) Payudara membesar Payudara membesar dan kencang pada kehamilan disebakan oleh peningkatan hormone yang menimbulkan pelebaran pembukuh darah. Pada 3 bulan pertama puting susu dan daerah sekitarnya berubah menjadi lebih gelap, karena terjadi peningkatan persediaan pembuluh darah keseluruh tubuh, maka disekitar payudara akan tampak bayangan pembuluh-pembuluh vena dibawah kulit payudara. 3) Konstipasi Kontipasi atau susah buang air besar terjadi pada hampir setiap wanita hamil untuk mengatasinya cukup mengkonsumsi buah-buahan yang berserat tinggi dan biji-bijian seperti gandum dan oatmeal
  • 32. 4) Pusing-pusing atau pingsan Pusing dalam kehamilan biasanya disebabkan oleh terjadinya pembesaran pembuluh darah pada tubuh. Pada trimester pertama kehamilan, volume darah yang dimiliki mungkin belum cukup untuk memenuhinya hasilnya tekanan darah yang menurun. Dua kondisi ini yang terjadi saat hamil yaitu gulah darah yang rendah (hypoglycemia) dan jumlah sel darah merah rendah (anemia) yang dapat menyebabka rasa pusing. 5) Rasa lelah yang luar biasa Rasa lelah pada kehamilan disebabkan karena untuk membawa oksigen dan nutrisi ke janin tubuh memproduksi lebih banyak sel darah merah dan jatung bekerja lebih keras dan cepat, sehingga terjadinya peningkatan kebutuhan dalam system sirkulasi tubuh. Pada saat kehamilan tubuh lebih banyak memproduksi hormone progesterone yang dimana hormone ini cenderung membuat mengantuk. 6) Perih di ulu hati Perih ulu hati disebabkan konstipasi yang dimana banyaknya gas dan panas di dalam ulu hati merupakan efek dari lambannya proses pencernaan yang disebabkan hormone kehamilan. Pada saat kehamilan uterus membesar sehingga dapat mendorong usus keluar dari posisi normal inilah yang menjadi penyebabnya terjadi rasa perih di ulu hati
  • 33. 7) Meludah saat kehamilan Keluhan ini biasanya terjadi pada ibu hamil yang mengalami morning skicness. Untuk mengatasinya dengan sikat gigi atau mengkonsumsi perment yang mengandung mint karena mint dapat mengurangi air ludah 8) Kram perut waktu hamil Kram perut disebabkan karena adanya perubahan hormone hamil dan karena adanya pertumbuhan dan pembesaran darai rahim di mana otot dan ligament merenggang untuk menyokong rahim. Bila kram perut yang menetap semakin berat dan disertai pendarahan segera hubungi dokter/ bidan ini berhubungan dengan tanda dari keguguran 9) Peningkatan cairan vagina waktu hamil Peningkatan cairan vagina pada saat hamil disebakan oleh adanya perubahan hormon selama kehamilan. Cairan vagina pada saat hamil berwarna putih atau kuning muda, cair, terkadang agak lengket dan tidak berbau. Cairan ini dapat meningkat dengan bertambahnya umur kehamilan Pada saat kehamilan ibu hamil merasakan emosi yang tidak stabil, ini disebakankan karena adanya perubaha hormon kehamilan. Ibu bisa merasakan tiba- tiba sedih bahkan menangis dan mudah marah 10) Peningkatan berat badan saat hamil Peningkatan berat badan pada trimester pertama akhir bukan disebabkan karena adanya peningkatan berat badan yang banyak namun
  • 34. disebabkan karena pengaruh hormone estrogen pada waktu hamil yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormone progesterone yang menyebakan tubuh menahan air. b. Pada trimester kedua kehamilan 1) Perut semakin membesar Pembesaran perut disebabkan karena pada usia kehamilan setelah 12 minggu rahim membesar dan melewati panggul, pembesaran terjadi 1 cm setiap minggu. Pada usia kehamilan 20 minggu bagian teratas rahim sejajar dengan puser (umbilicus). 2) Sendawa dan buang angin waktu kehamilan Sendawa atau kentut ini terjadi karena adanya perenggangan usus selama hamil sehingga ibu merasa kembung dan tidak nyaman 3) Rasa panas di perut pada saat hamil Rasa panas saat kehamilan disebabkan karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan pengaruh hormonal yang menyebabkan relaksasi otot saluran cerna sehingga mendorong asam lambung ke atas 4) Pelupa waktu hamil Kondisi ini mungkin disebakan karena tubuh ibu hamil berkerja terlalu berlebihan untuk perkembangan pada janinnya sehingga dapat menimbulkan blok pikiran atau dapat juga karena adanya pengaruh hormonal. Kondisi tersebut hanya sementara dan akan menghilang
  • 35. 5) Sakit perut bagian bawah waktu hamil Kondisi ini disebabkan karena adanya perenggagan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin membesar. Biasanya ibu hamil akan merasakan pada usia kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil merasakan nyeri perut seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi 6) Pertumbuhan rambut dan kuku Perubahan hormonal menyebakan tumbuhnya rambut lebih banyak biasanya disekitar wajah atau perut dan kuku bertumbuh lebih cepat. kondisi ini bisa hilang setelah kelahiran bayi 7) Pusing saat kehamilan Kondisi ini disebakan karena pada saat kehamilan rahim mulai membesar yang dimana akan menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun. Jika ibu merasakan pusing yang berlebihan segera datang ke fasilitas kesehatan 8) Mendengkur saat hamil Mendengkur disebabkan adanya perubahan hormonal yang menyebakan pembengkakan mukosa yang dapat menyebakan hidung tersumbat dan mendengkur saat tidur 9) Hidung dan gusi berdarah saat hamil Hidung dan gusi berdarah disebabkan adanya perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh termasuk ke daerah hidung dan gusi selama hamil aka men yebaka jaringa disekitarnya menjadi lunak dan
  • 36. lebih lembut. Hal ini dapat hilang saat bayi didalam kandungan sudah lahir, bila keluhan ini terus berlanjut dapat dionsultasikan dengan dokter. 10) Perubahan kulit saat kehamilan Perubahan kulit pada trimester II disebabkan melanosit yang dapat menyebakan warna kulit lebih gelap. Timbulnya garis kecoklatan mulai dari bawah pusar hingga kearah bawah yang disebut dengan linea nigra dan timbul bintik-bintik kecoklatan pada wajah disebut dengan cloasma gravidarum, hal ini menandakan bahwa kekurangan asam folat. Ada juga munculnya strecth mark yang terjadi krena adanya perenggangan pada kulit yang belebihan pada perut, paha atas dan payudara akibat dari perengangaan tersebut dapat menimbulkan rasa gatal. Strecth mark dapat diobat setelah selesai persalinan dengan menjaga kebersihan kulit dan diet makanan yang seimbang dan sehat, terutama banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin 11) Payudara semakin membesar Payudara yang semakin membesar karena telah memproduksi colostrum, putting semakin membesar dan berwarna gelap serta timbul bintik-bintik disekitar putting yang merupakan kelenjar kulit. 12) Perubahan suasana hati Perubahan suasana hati pada ibu hamil trimester II disebabkan karena adanya rasa tidak nyaman yang terus menerus, perubahan hormon, dan rasa cemas pada ibu yang berlebihan.
  • 37. 13) Infeksi vagina dan keluarnya cairan dari vagina Pada trimester II peningkatan cairan vagina sering terjadi ini sebagai hasil dari penebalan dinding vagina yang disebabkan oleh hormone menyebabkan timbulnya cairan encer, bening, dan tidak berbau disebut leukhorrhea. Bila cairan berwarna kelabu kehijauan, berbau tidak enak, maka terjadinya infeksi yang disebakan bakteri vaginosis. Cairan vagina bewarna keputihan, berbau, panas atau ketidaknyamanan lain pada vagina mungkin adanya infeksi dan harus di evaluasi dan di obati oleh dokter. Bila cairan vagina berwarna putih, kental yang menyebabkan rasa panas, panas dan kemerahan di sekitar vulva dan vagina dan susah buang air kecil merupakan adanya infeksi dan harus di evaluasi dan di obati dokter. 14) Rasa sakit pada punggung Rasa sakit punggung biasanya terjadi pada trimester tua tapi dapat juga terjadi pada trimester ini terutama pada ibu yang sudah pernah hami 15) Infeksi saluran kemih Infeksi saluran kemih terjadi karena pada kehamilan ibu sering merasakan ingin buang air kecil yang disebabkan karena rahim yang membesar dan ada tekanan pada kandung kemih. Rasa sakit pada saat buang air kecil merupakan tanda adanya infeksi pada saluran kemih dan harus diatasi.
  • 38. 16) Sesak nafas Kondisi ini disebabkan karena adanya produksi hormon progesterone yang menekan gerakan paru-paru, karena terbatasnya geraka paru-paru, ibu hamil akan bernafas lebih sering agar dapat memenuhi kebutuhan oksigen ibu dan bayi dan adanya perkembangan rahim yang semakin mendorong diafragma sehingga rongga dada menjadi sempit dengan sendirinya paru- paru tertekan, tekanan pada paru-paru ini yang membuat ibu hamil menjadi sesak. c. Ketidaknyamanan pada trimester III 1) Sakit bagian belakang Sakit pada bagian belakang seperti punggung dan pinggang karena meningkatnya beban berat bayi dalam kandungan yang dapat mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan pada tulang belakang. 2) Konstipasi Kondisi ini terjadi di sebabkan adanya tekanan pada rahim yang membesar ke daerah usus selain perubahan hormon progesteron 3) Pernapasan Terjadi karena adanya perubahan hormonal yang mempengaruhi aliran darah ke paru-paru pada usia kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil yang sulit bernafas ini juga disebabkan karena adanya tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah diagfragma
  • 39. 4) Sering buang air kecil Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan semakin menekan kandung kemih, maka hal ini ibu hamil mengalami sering buang air kecil 5) Masalah tidur Kondisi ini disebabkan karena perut yang semakin membesar dan bayi yang sudah bisa bergerak menendang-menendang pada malam hari yang menyebakan ibu hamil susah untuk tidur nyenyak. Untuk mengatasinya aturlah posisi tidur pada ibu hamil 6) Varises Varises disebabkan adanya peningkatan volume darah dan aliranya selama kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena di kaki yang menyebabkan vena menonjol ini juga dapat terjadi pada bagian vulva. 7) Kontraksi perut Kontraksi perut berupa rasa sakit dibagian perut yang ringan, tidak teratur dan dapat hilang bila duduk dan istirahat 8) Bengkak Bengkak disebabkan karena perut dan bayi semakin membesar dan adanya peningkatan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan biasanya disebut dengan edema yag disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebakan retensi cairan
  • 40. 9) Kram pada kaki Kram kaki terjadi disebakan karena sirkulasi darah yang menurun atau karena kekurangan kalsium. Cara mengatasinya yaitu: a) Untuk mencegah kram pada kaki, menggerakkan jari-jari kaki ke arah bawah (seperti menunjuk) atau berdiri dengan ujung-ujung kaki b) Bila terjadi kram kaki ketika duduk atau tiduran, luruskan lutut kaki, lalu gerakkan jari-jari kaki kearah atas tubuh atau dapat berdiri pada kaki yang kram, posisi lutut lurus dan tumit dilantai atau gerakka jari- jari kaki ke arah atas c) Bila kram kaki hebat, mintalah bantuan orang lain untuk memegang lutut d) Lurus dengan satu tangan sambil merenggang tumit dengan tangan lainnya dan gunakan untuk menekan kaki dan jari-jari kaki ke atas 10) Gatal-gatal Kondisi ini biasanya terjadi pada kulit perut yang disebabkan membesarnya perut sesuai dengan usia kehamilan. Untuk mengatasinya jangan digaruk, karena akan meninggalkan bekas cukup dioleskan dengan pelembab 11) Suhu badan meningkat Ibu hamil lebih mudah merasa gerah dan berkeringat hal ini terjadi karena adanya perubahan pada metabolism tubuh sebagai upaya
  • 41. penyesuaian untuk mendukung bayi kian membesar. cara mengatasinya usahakan untuk tinggal di wilayah yang sejuk. 4. Tanda bahaya pada kehamilan Tanda bahaya kehamilan menurut Mandang (2016:246) sebagai berikut: a. Trimester I 1) Pendarahan pervaginam/pendarahan dari jalan lahir Pendarahan ini biasanya terjadi pada usia kehamilan kurang 22 minggu. Pendarahan pada trimester I ini disebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa. Macam-macam pendarahan pervaginam yaitu: a) Abortus Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan. Macam-macam abortus sebagai berikut: (1) Abortus immniens Abortus immniens adalah peristiwa terjadinya pendarahan pada usia kehamilan sebelum 20 minggu, hasil konsepsi masih didalam uterus dan tanpa dilatasi serviks.
  • 42. (2) Abortus komplet Abortus komplet adalah hasil konsepsi lahir dengan lengkap, terjadinya sedikit pendarahan, ostium uteri telah menutup dan uterus telah mengecil. (3) Abortus insipiens Abortus insipiens adalah peristiwa pendarahan yang terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks tetapi hasil kmonsepsi masih didalam uterus. (4) Abortus inkomplet Abortus inkomplet adalah pengeluaran sebagaian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih adanya sisa yang tertinggal didalam uterus. b) Kehamilan ektopik Kehamilan ektopik adalah proses implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi diluar endometrium atau rahim misalnya di dalam tuba, ovarium, rongga perut, serviks. Tanda-tandanya seperti pendarahan bewarna coklat tua biasanya disertai dengan nyeri perut dan uterus terasa lembek. c) Mola hidatidosa (hamil anggur) Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa janin dan ditemukan seperti jaringan yang mirip dengan buah anggur.
  • 43. Mola hidatidosa biasaya berbentuk gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran yang bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1 atau 2 sentimeter d) Kehamilan abnormal Yang dimana hampir seluruh vili korialisnya mengalami perubahan hidrofik. Tanda-tandanya seperti pendarahan berulang, tidak teraba bagian janin, tidak terdengar DJJ janin. 2) Mual muntah berlebihan Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum), mual biasanya terjadi pada pagi hari, akan tetapi dapat juga terjadi pada setiap saat dan malam hari. Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. Mual disebabkan oleh meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum. Untuk penanganan mual muntah dapat diatasi dengan makan sedikit tapi sering, hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak, hindari hal-hal yang memicu mual seperti bau, gerakan atau bunyi, istirahat yang cukup. 3) Sakit kepala yang hebat Sakit kepala yang terjadi pada kehamilan seperti sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang ketika beristirahat, terkadang bisa disertai dengan penglihatan pada ibu menjadi kabur atau berbayang. Hal ini merupakan penyebab dari preeklamsia dan jika tida diatasi dapat menyebabka kejag maternal, stroke, kaogulopati dan kematian. Sakit
  • 44. kepala ini disebabkan oleh perenggangan pembuluh darah di otak akibat hormon kehamilan, khususnya hormon progesteron. Jika ibu hamil merasa lelah, pusing atau tertekan atau pandangannya gabur, sakit kepala akan lebih sering terjadi atau makin parah, jika sebelumnya migrain kondisi ini dapa semakin bermasalah selama 3 sampai 4 bulan pertama kehamilan. 4) Nyeri perut yang hebat Nyeri perut terjadi pada kehamilan 22 minggu atau kurang, hal ini mungkin gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus. Nyeri perut yag hebat akan terjadi komplikasi seperti kehamilan ektopik, preeklamsia, persalinan prematur, solusio plasenta, abortus, uteri imminiens. Untuk penanganannya bisa dilakukan permeriksaan umum (TTV seperti nadi, suhu, tensi, respirasi), jika dicurigai syok mulai lakukan pengobatan dan terapi dengan baik. 5) Anemia Anemia sering terjadi pada kehamilan karena volume darah meningkat 50% selama masa kehamilan. Anemia pada ibu hamil disebabkan karena jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari sel- sel ini tidak memadai untuk memberikan oksigen yang dibutuhkan bayi.untuk pengangan anemia bisa diberikan tablet zat besi kepada ibu hamil serta dianjurkan untuk istirahat yang cukup. Komplikasi yag terjadi pada
  • 45. anemia yaitu missed abortion, kelainan kongenital, abortus/ keguguran, persalinan prematuritas, bblr, kematian intrauteri, dan lain-lain. 6) Demam tinggi Demam tinggi merupakan gejala adanya infeksi pada kehamilan . Ibu hamil mengalami demam dengan suhu tubuh >38 0C. Komplikasi yang disebakan oleh demam tinggi antara lain seperti sistitis (infeksi kandung kencing), pleuronefritis akut (infeksi saluran kemih atas). Untuk penaganannya bisa diatasi dengan istirahat baring, mimun yang banyak, kompres untuk menurunkan suhu. b. Trimester II 1) Bengkak pada wajah, kaki dan tangan Bengkak bisa disebut dengan odema yaitu penimbunan cairan dalam jaringan tubuh dapat diketahui dari penimbagan berat badan dan pembengkakan kaki. Hampir separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah istirahat atau meninggikan kaki. Odema yang berbahaya itu adalah odema yang munculnya mendadak dan cenderung meluas. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada permukaan muka dan tangan tidak hilang setelah istirahat dan diikuti dengan keluhan lainnya. Hal ini bisa menjadi pertanda anemia, gagal jantung atau preeklampsia. Hal ini terjadi karena system kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita hamil sehingga mempengaruhi system kerja tubuh sehingga menghasilkan
  • 46. kelebihan cairan. Penangananya bisa dilakukan dengan istirahat yang cukup, mengatur diet yaitu dengan meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan mengurangi makanan yang mengandung karbonhidrat dan lemak, kalau keadaan memburuk dokter dapat mempertimbangka untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi. 2) Keluar air ketuban sebelum waktunya Keluarnya air ketuban pada jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalina berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamila preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. Untuk penanganannya seperti dapat melakuka USG, dilakukan pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna, bau) dan membedakan dengan urine, mengobeservasi tidak adanya infeksi dan tanda-tanda inpartu. 3) Gerakan bayi berkurang Gerakan bayi bisa dirasakan ibu pada umur kehamilan 20 minggu dan 24 minggu dan ada juga beberapa ibu hamil sudah bisa merasakan gerakan janin sebelum usia kehamilan tersebut. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah, bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan mudah dirasakan pada saat ibu berbaring ataupun istirahat. Apabila bayi tidak begerak seperti biasa ini
  • 47. merupakan resiko yang berbahaya. Bayi tidak bergerak seperti biasa disebabkan oleh aktivitas ibu yang berlebihan, keadaan psikologis ibu maupun kecelakaan sehingga aktivitas bayi di dalam rahim tidak seperti biasanya. c. Trimester III 1) Penglihatan kabur Penglihatan menjadi kabur atau berbayang disebakan oleh sakit kepala yang hebat sehingga terjadi odema pada otak dan meningkatkan resintensi otak yang mempengaruhi system saraf pusat yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang) dan gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandanga kabur dapat menjadi tanda preeklaampsia. 2) Gerakan janin berkurang Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah umur kehamilan 29 minggu atau selama persalinan. Gerakan bayi bisa dirasakan ibu pada umur kehamilan 20 minggu dan 24 minggu dan ada juga beberapa ibu hamil sudah bisa merasakan gerakan janin sebelum usia kehamilan tersebut. jika bayi tidur gerakannya akan melemah, bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan mudah dirasakan pada saat ibu berbaring ataupun istirahat. Untuk penaganannya yaitu memberika dukunga emosional kepada ibu, menilai DJJ.
  • 48. 3) Kejang Kejang dalam kehamilan disebut dengan eklamsia. Kejang terjadi dengan disertai gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati hingga muntah. bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian terjadilah kejang. 4) Demam tinggi Demam tinggi disebakan oleh daya tahan tubuh atau system imun yang mengalami perubahan lebih berfungsi dan mengutamakan perlindunga pada sang janin. Penyebab demam saat kehamilan yaitu infeksi dari bakteri dan virus seperti kasus infeksi TORCH yang terdiri dari entitas parasit dan virus Toxoplasma dan lainnya (Pravovirus, Varicella, Morbili), Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes akan menyebabkan kelainan pada otak, jantung, pendengaran, penglihatan dan kelainan struktur tubuh. 5) Bengkak pada wajah, kaki dan tangan Pembengkakan dapat dialami disetiap saat pada kehamilan biasanya pada minggu ke 20 dan dapat meningkat pada trimester ketiga. 6) Pendarahan pervaginam Pendarahan pervaginam disebutkan pendarahan antepartum/ haemorrhage antepartum (HAP) yaitu pendarahan yang terjadi dari jalan lahir setelah usia kehamilan 22 minggu dengan frekuensi HAP yaitu 3% dari semua persalinan pendarahan pada kehamilan lanjut adalah
  • 49. pendarahan pada trimester III sampai bayi lahir. Jenis- jenis pendarahan sebagai berikut: a) Pada minggu terakhir kehamilan sekitar 40 minggu biasanya terjadi pendarahan disebabkan oleh perlekatan plasenta ke jalan lahir sehingga mengambat jalan lahir yang biasanya disebut plasenta previa. Plasenta previa yaitu plasenta yang beimplantasinya rendah sehingga menutup sebagian atau seluruh permukaan ostium uteri internum. Gejalanya seperti pendarahan tanpa rasa nyeri, darah berwarna merah segar. b) Pendarahan yang terjadi karena plasenta sudah terlepas didalam rahim yang biasanya disebut solusio plasenta. Gejalanya seperti rasa nyeri, darah bewarna kehitaman, dan menggumpal. c) Gangguan pembekuan darah, kougulopati dapat menjadi penyebab dan akibat pendarahan yang hebat. 7) Sakit kepala hebat Sakit kepala yang abnormal pada ibu hamil yaitu sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang jika dibawa istirahat. Jika sakit kepala hebat disertai dengan penglihatan kabur bisa jadi tanda gejala preeklamsia. 8) Keluarnya cairan pervaginam Keluarnya cairan pada trimester III yang tidak normal yaitu seperti keluarnya cairan berupa air-air bisa jadi itu ketuban yang sudah pecah sebelum proses persalinan.
  • 50. 9) Nyeri perut hebat Nyeri perut yang menunjukkan masalah yang abnormal jika nyeri perut yang hebat dan tidak hilang ketika sudah beristirahat 6. Standar asuhan antenatal Menurut Hartini (2018:82), pelayanan antenatal yang sesuai standar terdiri dari 10 T yaitu: a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan Penimbangan berat badan pada setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan pada janin. Penambahan berat badan selama kehamilan kurang dari 9 kg atau kurang dari 1 kg setiap bulannya menandakan adanya gangguan pertumbuhan pada janin. Pengukuran tinggi badan dilakukan hanya pada saat kunjungan pertama untuk melihat apakah ada resiko pada ibu hamil. Tinggi ibu hamil yang kurang dari 145 cm meningkatkan resiko untuk terjadinya CPD (Chepalo Pelvic Disporpotion) b. Ukur tekanan darah Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap kunjungan untuk mendeteksi ada atau tidak nya hipertensi (>1140/90 mmHg) dan preeklamsia (hipertensi disertai edema wajah dan kaki dan proteinuria)
  • 51. c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA) Pengukuran LILA dilakukan pada kunjungan pertama untuk skrining ibu dengan resiko kekurangan energy kronik (KEK) dengan LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu dengan KEK dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) d. Ukur tinggi fundus uteri Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan setiap kunjungan dengan menggunakan pita pengukur pada usia kehamilan lebih dari 24 minggu ini dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidaknya dengan usia kehamilan e. Tentukan presentasi janin dan detak jantung janin (DJJ) Menentukan presentasi janin mulai dilakukan pada usia kehamilan trimester II dan selajutnya setiap kunjungan. Pemeriksaan ini untuk menentukan letak janin. Penilaian DJJ dilakuka pada akhir trimester I dan dilakukan setiap kunjungan DJJ kurang dari 120 x/menit atau lebih dari 160 x/menit menandakan bahwa gawat janin f. Skrining imunisasi TT Skining imunisasi TT dilakukan pada awal kunjungan untuk mengetahui status imunisasi pada ibu. Imunisasi TT diberikan untuk mencegah terjadinya tetanus toksoid.
  • 52. Tabel Pemberian imunisasi Tetanus Toksid (TT) Imunisasi TT Selang waktu pemberian imunisasi Lama perlindungan TT 1 Langkah awal pembentukan kekebalan tubuh terhadap penyakit tetanus TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun TT 3 6 bulan stelah TT 2 5 tahun TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun TT 5 12 bulan setelah TT 4 ≥25 tahun g. Beri tablet tambah darah (tablet besi) Memberikan tablet tambah darah dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan pada awal kunjungan antenatal h. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboraturium dibagi menjadi 2 yaitu khusus dan rutin. pemeriksaan laboratorium yang rutin yaitu harus dilakukan setiap kunjungan antenatal seperti golongan darah, hemoglobin, dan pemeriksaan endemis/epidemic (malaria, HIV,dll). Pemeriksaan laboratorium khusus yaitu pemeriksaan laboratorium yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil saat melakukan kunjungan. i. Tatalaksana khusus Berdasarkann hasil pemeriksaan dari ibu hamil yang melakukan kunjungan ditemukan kelainan atau terdapat resiko terhadap kehamilan
  • 53. harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenagan tenaga kesehatan. kasus yang tidak bisa ditangani dapat dirujuk sesuai dengan system rujukan j. Temu wicara (konseling) Temu wicara dilakukan pada setiap kunjungan untuk membahas masalah kesehatan ibu, tanda bahaya pada kehamilan, persalinan, nifas, asupan gizi seimbang, KB paska persalinan, imunisasi pada bayi, dan lain- lainnya.
  • 54. B. Persalinan 1. Definisi Persalinan Menurut Muachmudah (2010) dalam buku patologi dan fisiologi persalinan, disebutkan bahwa persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang telah cukup bulan 37-42 minggu atau hidup di luar kandungan atau melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18 jam jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Menurut Aprilia (2011), persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-42 Minggu lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun pada janin. Persalinan merupakan proses alami yang berlangsung secara alamiah walau demikian tetap diperlukan pemantauan khusus karena tiap ibu memiliki kondisi kesehatan yang berbeda-beda sehingga mengurangi resiko kematian ibu dan janin pada saat persalinan (Nurhayati, 2019). Menurut Mochtar, Annisa (2011) dalam buku patologi dan fisiologi persalinan, jenis persalinan dapat dikelompokkan ke dalam empat cara yaitu: a. Persalinan Spontan Persalinan spontan adalah proses persalinan lewat vagina yang berlangsung tanpa menggunakan alat maupun obat tertentu baik itu induksi vakum atau metode lainnya persalinan spontan benar-benar hanya mengandalkan tenaga dan usaha ibu untuk mendorong keluarnya bayi.
  • 55. Persalinan spontan dapat dilakukan dengan presentasi belakang (kepala kepala janin lahir terlebih dahulu) maupun presentasi bokong (sungsang). b. Persalinan Normal Persalinan normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada kehamilan cukup bulan atau 37-42 minggu pada janin letak memanjang presentasi belakang kepala yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran ini berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tindakan pertolongan buatan dan tanpa komplikasi. c. Persalinan Anjuran Induksi Persalinan anjuran adalah persalinan yang baru dapat berlangsung setelah permulaannya dianjurkan dengan suatu perbuatan atau tindakan misalnya dengan pemecahan ketuban atau dengan memberi suntikan oksitosin persalinan anjuran bertujuan untuk merangsang otot rahim berkontraksi sehingga persalinan berlangsung serta membuktikan ketidakseimbangan antara kepala janin dengan jalan lahir persalinan anjuran atau induksi persalinan dapat dilakukan dengan metode: 1) Metode stein Metode stein merupakan metode lama yang masih perlu diketahui, sekalipun metode stein sudah ditinggalkan. Pengetahuan mengenai metode ini masih perlu diketahui di dunia kebidanan. Selama metode stein kehamilan lewat waktu akan mendapatkan 1,2 gram bisulfas kinine dan 1,4 cc fitur print injeksi persalinan dengan metode stein
  • 56. sangat berbahaya jika dilakukan di luar rumah sakit karena dapat menyebabkan kontraksi rahim yang kuat sehingga dapat mengancam ketuban pecah saat pembukaan kecil ruptur uteri dan gawat janin dalam rahim. 2) Injeksi oksitosin fituitrin ( sintosinon) Teknik induksi dengan infus oksitosin pituitrin dan sintosin 5 unit dalam 500 cc glukosa 5% merupakan teknik sederhana yang sudah banyak digunakan teknik induksi dengan infus glukosa dimulai dengan 8-40 tetes per menit apabila dengan 30 tetes kontraksi maksimal telah tercapai maka tetesan tersebut dipertahankan sampai terjadi proses persalinan. 3) Memecahkan ketuban Memecahkan ketuban merupakan salah metode untuk mempercepat persalinan setelah ketuban pecah tunggu sekitar 46 jam dengan harapan terjadi kontraksi otot rahim apabila apabila belum terjadi kontraksi otot rahim dapat diikuti induksi persalinan dengan selulosa yang mengandung 5 unit oksitosin. d. Persalinan tindakan Persalinan tindakan adalah persalinan yang tidak dapat berjalan normal secara spontan atau tidak berjalan sendiri oleh karena terdapat indikasi adanya penyulit persalinan sehingga persalinan dilakukan dengan
  • 57. memberikan tindakan menggunakan alat bantu persalinan tindakan terbagi menjadi dua yaitu: 1) persalinan tindakan pervaginam Apabila persalinan spontan tidak dapat diharapkan dengan kondisi bayi baik maka persalinan tindakan pervaginam dapat dipilih dengan menggunakan bantuan alat forcep atau vakum. Baik forcep maupun vakum diambil pada akhir kala II fase pengeluaran bayi saat bayi tidak dapat keluar dengan spontan padahal bagian bawah dari bayi sudah terlihat sebagian. Vakum tidak boleh dilakukan pada bayi dengan presentasi muka. Tindakan forcep dan vakum secara umum hanya boleh dilakukan pada bayi cukup bulan karena jika usia kehamilan kurang dari 36 minggu maka beresiko mengalami cephal hematoma (perdarahan di kepala) dan intracranial hemorrhagia (perdarahan di dalam rongga kepala). 2) Persalinan tindakan perabdomen Sectio saesaria (SC) merupakan alternatif terakhir untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi, terutama bagi ibu dengan ukuran panggul yang sempit yang dikenal dengan istilah Cephalopelvic Disproportion (CPD). Dengan memilih sectio caesaria elektif yang terjadwal dengan jelas, maka memungkinkan calon orang tua memilih hari sesuai dengan keinginan mereka tanpa melupakan kesehatan bayi.
  • 58. Walau termasuk ke dalam salah satu operasi besar yang memiliki banyak keuntungan, sectio caesaria mempunyai beberapa risiko tersendiri. Adapun risiko tersebut, yaitu seperti efek dari obat anestesi, kerusakan pembuluh darah, bekas luka irisan pada rongga uterus yang tidak menutup sempurna, serta gangguan kandung kemih atau yang lainnya. 2. Sebab / Etiologi Persalinan Menurut Miedforth, (2011) dalam buku patologi dan fisiologi persalinan, sampai sekarang ini, sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori-teori yang kompleks. Peningkatan kadar prostaglandin, oksitosin dan progesteron diduga berperan dalam permulaan awal persalinan. Kadarnya meningkat secara progresif dan mencapai puncak saat kelahiran kepala dan setelah pelepasan plasenta. Ada dua hormon yang mempengaruhi dan dominan dalam persalinan, kedua hormon tersebut yaitu hormon estrogen dan hormon progesteron. Hormon estrogen berperan dalam meningkatkan sensitifitas otot rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oksitosin, prostaglandin, dan rangsangan dari mekanisme. Sedangkan hormon progesteron berperan dalam menurunkan sensitifitas otot rahim, menghambat rangsangan dari luar, serta menyebabkan reaksi otot polos (Nurhayati, 2019). Menurut Purwaningsih (2010) dalam buku patologi dan fisiologi persalinan sebab-sebab yang menimbulkan persalinan, antara lain:
  • 59. a. Teori penurunan hormon Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron terjadi kira-kira pada 1-2 minggu sebelum partus dimulai. Progesteron bekerja sebagai penenang bagi otot rahim. Kadar progesteron yang turun akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul kontraksi otot rahim dan menimbulkan persalinan. b. Teori plasenta menjadi tua Dengan semakin tua nya plasenta, maka akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Kondisi tersebut dapat menimbulkan kontraksi rahim. c. Teori berkurangnya nutrisi pada janin Jika nutrisi pada janin berkurang, maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan. d. Teori distensi rahim Keadaan uterus yang terus-menerus membesar dan menjadi tegang akan mengakibatkan iskemia otot uterus. Keadaan yang demikian merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi pada uteroplasenta sehingga plasenta menjadi degenerasi. e. Teori iritasi mekanik Tekanan pada ganglio servikale dari pleksus frankenhauser yang terletak di belakang serviks. Bila ganglio ini tertekan kontraksi uterus akan timbul.
  • 60. f. Teori induksi partus (Induction of Labour) Partus dapat ditimbulkan dengan gejala gangguan laminaria. Beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang fleksus frankenhouse, amniotomi (pemecahan ketuban) dan oksitosin drip (pemberian oksitosin menurut tetesan infus). 3. Tanda Persalinan Pada kebanyakan wanita, proses melahirkan dimulai antara minggu ke 39- 41 usia kehamilan. Namun karena lama kehamilan setiap orang berbeda-beda, Tidak sedikit bayi yang dilahirkan pada salah satu minggu tersebut tanpa menunjukkan tanda-tanda prematur atau lahir terlambat. Pada bulan-bulan akhir kehamilan, tubuh akan memproduksi progesteron yang bertujuan melunakan jaringan di sekitar serviks (leher rahim menghubungkan uterus dan vagina) dan pelvis (panggul) untuk persiapan proses melahirkan (Nurhayati, 2019). Beberapa dari persalinan dengan cara operasi caesar, kita dapat merencanakan waktu kelahiran, melahirkan secara normal memerlukan kejelian dan memahami tanda-tanda persalinan yang dikirimkan oleh tubuh. Berikut tanda-tanda persalinan yang bisa dijadikan rambu untuk mempersiapkan sebuah kelahiran (Nurhayati, 2019). a. Tanda-tanda awal persalinan Secara umum, wanita akan mulai merasakan tanda dan gejala persalinan sehari bahkan seminggu sebelum sang bayi benar-benar lahir. Beberapa
  • 61. tanda dan gejala yang muncul merupakan sinyal tubuh atau alarm yang memberitahukan itu bahwa persalinan sudah dekat. Menurut Mochtar (2015), beberapa tanda pendahuluan persalinan yaitu lightening atau setting atau dropping (kepala turun memasuki pintu atas panggul); perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri turun; sering buang air kecil atau sulit berkemih (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin; perasaan nyeri di perut dan dipegang oleh adanya kontraksi kontraksi lemah uterus; kadang-kadang disebut "false labor pains" serta serviks menjadi lembek (mulai mendatar dan sekresi nya bertambah, mungkin bercampur darah). Sedangkan tanda pasti persalinan menurut Mochtar (2015), yaitu meliputi rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur; Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan robekan kecil pada serviks; kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya; serta pada pemeriksaan dalam, kondisi serviks mendatar dan telah terjadi pembukaan. Selain beberapa tanda tersebut, tanda awal persalinan lain yang menunjukkan proses persalinan sudah dekat, antara lain: 1) Turunnya kepala janin ke panggul Ketika persalinan mendekat, kepala janin sudah mulai turun ke area tulang panggul (pelvic inlet). Kejadian menurunnya kepala janin merupakan akibat dari melunaknya uterus. Turunnya kepala janin ke bagian panggul terjadi sejak 2 hingga 4 minggu sebelum janin benar-
  • 62. benar lahir. Beberapa ciri lain yang menunjukkan janin masuk panggul sehingga Ibu bisa siap melahirkan, yaitu ibu akan lebih sering buang air kecil, mengalami gangguan pencernaan, perubahan bentuk tubuh ibu sakit pinggang yang berat, serta sakit pada area rektum, barium dan vagina. 2) Tekanan panggul (Pelvic) Setelah kepala janin turun ke bawah panggul, ibu mungkin akan merasa kurang nyaman. Sakit yang ibu rasakan merupakan akibat dari adanya tekanan panggul dan ibu akan lebih sering berkemih serta lebih sering buang air besar karena satu tanda persalinan yang jelas. Adanya relaksasi tulang sendi beserta ikatan-ikatan nya, dapat menyebabkan nyeri tiba-tiba karena bayi menekan dasar panggul ibu. Selain itu, kaki ibu mungkin membengkak sebagai akibat meningkatnya tekanan terhadap pembuluh darah yang melewati panggul. Berbaring ke kiri, dapat membantu ibu meringankan tanda-tanda awal persalinan ini. 3) Vaginal Discharge atau Keputihan Keputihan merupakan tanda proses persalinan pada ibu hamil sudah dekat. Terjadinya keputihan merupakan akibat dari melunaknya rahim. Cairan yang keluar pada keputihan berwarna putih, dan kadang-kadang berwarna merah muda. Keputihan yang berwarna kuning atau berbusa, biasanya merupakan tanda terjadinya infeksi. Beritahukan kepada dokter, apabila keputihan pada ibu hamil terjadi perubahan warna.
  • 63. Keputihan atau cairan yang keluar dari vagina terdiri dari sekresi leher rahim, sel-sel tua dari dinding vagina, dan flora bakteri normal. Keputihan umumnya berwarna putih atau putih pudar, dan volumenya akan meningkat menjelang tanggal taksiran persalinan. 4) Nesting Instinct Selain tanda fisik, ibu hamil akan merasakan suatu naluri yang bisa disebut dengan naluri 'bersarang'. Nesting instinct merupakan tanda awal persalinan, yang biasanya ditandai dengan kegiatan membereskan lemari, membersihkan kamar, membersihkan kamar mandi, mengepel lantai, serta kegiatan-kegiatan membersihkan lainnya. Seorang ibu dengan awal tanda persalinan sebaiknya menghindari pekerjaan yang berlebihan. Ibu harus menyimpan energi karena akan diikuti dengan tanda-tanda persalinan lainnya. 5) Kontraksi Braxton Hicks Kontraksi Braxton Hicks, merupakan sebuah kontraksi semu. Pada banyak kasus, kontraksi semua berjalan tidak teratur, durasi pendek yang berjalan yaitu kurang dari 45 detik. Nyeri atas kontraksi dapat terasa di beberapa bagian tubuh seperti lipatan paha (selangkangan) dan perut bagian bawah atau punggung. Pada kontraksi yang sebenarnya, Kontraksi rahim menimbulkan nyeri yang berawal dari bagian atas rahim dan menyebar ke seluruh rahim, lewat pinggang lalu ke panggul.
  • 64. 6) Menggigil Tanda awal persalinan yang lain adalah menggigil tanpa sebab yang jelas. Dapat terjadi tanpa adanya perasaan dingin atau karena kondisi ibu sedang lemah. Selain itu, menggigil juga dapat terjadi akibat hormon adanya perubahan kadar hormon progesteron dalam tubuh. 7) Diare Pelepasan suatu unsur kimia dalam tubuh yang disebut dengan prostaglandin dapat terjadi dalam proses awal suatu persalinan. Pemicu ini dapat mengakibatkan meningkatnya aktivitas usus (loose bowel movement). 8) Pecah memberan atau pecah ketuban Pecah ketuban merupakan tanda awal persalinan yang paling umum terjadi titik jika ketuban telah pecah maka dapat diduga bahwa persalinan akan terjadi dalam waktu 24 jam. Ketika ketuban pecah, biasanya kontraksi akan terjadi lebih intensif, dan bayi akan semakin dekat ke arah pelebaran rahim. Cairan ketuban pada umumnya berwarna bening dan tidak berbau, cairan ketuban juga terus keluar sampai pada saat melahirkan. 9) Kontraksi regular Tanda umum yang paling sering terjadi dan menjadi salah satu untuk mengetahui bahwa persalinan akan segera terjadi adalah konsistensi kontraksi. Leher rahim yang telah melunak akan semakin melebar dan
  • 65. akan terus berlanjut hingga proses persalinan selesai. Kontraksi akan terjadi secara teratur, sering dan lamanya kontraksi juga akan berlangsung lebih lama. Kontraksi mengawali sebuah proses yang mendorong bayi keluar secara perlahan-lahan melalui uterus bawah, sehingga kelahiran menjadi semakin dekat. 4. Mekanisme Persalinan Mekanisme persalinan merupakan serangkaian perubahan posisi dari bagian presentasi janin yang merupakan suatu bentuk adaptasi atau akomodasi bagian kepala janin terhadap jalan lahir. Presentasi janin paling umum dipastikan dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat awal persalinan dengan pemeriksaan vagina (vaginal toucher) (Nurhayati, 2019). Persalinan adalah terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan sering, sehingga menyebabkan terjadinya dilatasi serviks dan desensus bagian terendah janin secara progresif. Diagnosis persalinan yang tidak jelas pada umumnya diakibatkan oleh beberapa hal yaitu kontraksi palsu/braxton hicks menjelang persalinan; kontraksi uterus persalinan yang sifatnya hampir selalu disertai rasa nyeri yang cukup kuat, kecuali pada persalinan fase laten; serta ukuran besar dilatasi serviks. selama proses persalinan janin melakukan serangkaian gerakan untuk melewati panggul (seven cardinal movements of labor) (Nurhayati, 2019).
  • 66. Menurut Cunningham dkk (2013) dalam buku patologi dan fisiologi persalinan, gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan tersebut antara lain sebagai berikut. a. Engagement ( Penurunan kepala) 1) Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul Pada primigravida, masuknya kepala kedalam pintu atas panggul biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul biasanya ditunjukkan dengan sutura sagitalis yang berada di tengah-tengah Jalan lahir, tepat di antara simfisis dan promontorium. Keadaan yang demikian dikatakan kepala dalam keadaan synclitismus. Pada synclitismus os parientale depan dan belakang sama tingginya. Jika suatu rasa gitalis agak ke depan mendekati simfisis atau agak kebelakang mendekati promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan asinklitismus. Ada dua jenis asinklitismus, yaitu: a) Asinklitismus posterior Yaitu bila sutura sagitalis mendekati simfisis dan os pariental belakang lebih rendah dari os parietal depan. b) Asinklitismus anterior
  • 67. Yaitu bila sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os pariental lebih rendah dari os parietal belakang. Secara umum derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal. Gerakan asinklitismus dapat menimbulkan disproporsi dengan panggul yang berukuran normal sekalipun titik penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan. Hal tersebut disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim yang menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim sehingga terjadi penipisan dan dilatasi serviks. Keadaan ini akan menyebabkan bayi terdorong ke dalam Jalan lahir. 2) Majunya kepala Pada primigravida, majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multipara sebaliknya majunya kepala dan masuknya rongga kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan. Majunya kepala ini bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain yaitu fleksi putaran faksi dalam, dan ekstensi. Penyebab majunya kepala antara lain: a) Tekanan cairan intra uterin b) Tekanan langsung oleh fundus pada bokong c) Kekuatan mengejan d) Melurus nya badan anak oleh perubahan bentuk rahim
  • 68. b. Fleksi Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan koleksi yang ringan titik dengan majunya kepala biasanya fleksi juga akan bertambah. Pada pergerakan ini dagu di bawah lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun- ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar. Kondisi ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding serviks, dinding serviks, dan lateral serviks. Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm) sampai di dasar panggul, biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal. Fleksi disebabkan oleh: 1) Persendian leher, dapat berputar ke segala arah termasuk mengarah ke dada. 2) Letak leher bukan di garis tengah, tetapi ke arah tulang belakang sehingga kekuatan his dapat menimbulkan fleksi kepala. 3) Terjadinya perubahan posisi tulang belakang janin yang lurus sehingga dagu lebih menempel pada tulang dada janin. 4) Kepala janin yang mencapai dasar panggul dan menerima tahanan sehingga memaksa kepala janin mengubah kedudukannya menjadi fleksi untuk mencari lingkaran kecil yang akan melalui jalan lahir (Cunningham dkk, 2013) c. Desensus
  • 69. Desensus adalah turunnya kepala di jalan lahir. Untuk menggambarkan tingkat desensus digunakan istilah "station" (level spina ischiadica). "o station" berarti bahwa puncak kepala telah mengalami desensus setinggi spina ischiadica. Keadaan ini secara umum disebut sebagai engage oleh karena diameter terbesar kepala sudah masuk ke pintu atas panggul. Bila puncak kepala sudah berada di bawah ketinggian spina ischiadica, maka keadaan ini ditandai dengan (+), seperti +2 yang berarti puncak kepala sudah berada 2 cm di bawah spina ischiadica. Station -3 menunjukkan bahwa kepala masih mengapung dan stasiun yang lebih besar dari +3 menunjukkan bahwa kepala sudah mengalami "crowning" dan siap untuk dilahirkan. Pada primigravida, engagement (station 0 atau +1) umumnya sudah berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu menjelang persalinan; pada multigravida, station -2, atau - 3 sering terjadi sampai menjelang persalinan atau bahkan saat dilatasi serviks sudah hampir lengkap. d. Rotasi dalam (Putaran paksi dalam) Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan dan ke bawah simfisis. Pada presentasi belakang kepala, bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan ke arah simfisis. Rotasi dalam berperan untuk menyelesaikan persalinan, karena rotasi dalam merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala
  • 70. dengan bentuk Jalan lahir, khususnya bidang tengah dan pintu bawah panggul. e. Ekstensi Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Kondisi tersebut disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan atas sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Apabila kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar panggul tidak melakukan ekstensi, maka kepala akan tertekan pada perineum dan dapat menembusnya. Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simfisis akan menjadi pusat pemutaran (hylomochlion), maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas premium: ubun-ubun besar, dahi hidung, mulut dan dagu bayi dengan gerakan ekstensi. f. Rotasi luar (putaran paksi luar) Setelah kepala lahir, maka kepala bayi akan memutar kembali ke arah punggung bayi untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Gerakan ini disebut putaran restitusi (putaran balasan atau putaran Paksi luar). Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang
  • 71. kepala berhadapan dengan tuber ischiadicum sepihak. Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu (diameter biacromial) menempatkan diri dalam diameter anterior posterior dari pintu bawah panggul. g. Ekspulsi Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah simfisis dan menjadi hipomoklion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bayi lahir, selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan faksi jalan lahir. Dengan kontraksi yang efektif, seleksi kepala yang adekuat, dan janin dengan ukuran yang rata-rata sebagian besar oksiput yang posisinya posterior berputar cepat segera setelah mencapai dasar panggul dan persalinan tidak begitu bertambah panjang. 5. Asuhan kebidanan pada masa persalinan a. Asuhan kebidanan kala I Persalinan adalah proses pembukaan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-40 minggu lahir kontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin. Dalam buku yang ditulis Manuaba (2010) dalam buku patologi dan fisiologi persalinan, disebutkan kala I adalah adalah kala pembukaan yang berlangsung antara Pembukaan 0
  • 72. sampai pembukaan lengkap. Lama kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sementara multigravida 8 jam. Secara klinis, partus dimulai apabila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bercampur darah blood show. lendir lendir darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran pergeseran ketika serviks membuka. menurut Baety (2011) dalam buku patologi dan fisiologi persalinan, salah satu dibagi menjadi dua fase antara lain fase laten dan fase aktif. Fase laten dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap, berlangsung lambat dari pembukaan 1 sampai 3 cm selama 7 sampai 8 jam. Sedangkan fase aktif terjadi penurunan bagian bawah janin, frekuensi dan lama kontraksi uterus meningkat kontraksi uterus dianggap adekuat bila terjadi 3 kali atau lebih dalam 10 menit selama 40 detik atau lebih. Fase aktif dibagi menjadi tiga tahap di antaranya periode akselerasi (pembukaan 3-4 cm, lama 2 jam), periode dilatasi maksimal (pembukaan 4-9 cm, lama 2 jam), periode deselerasi (pembukaan 9-10 cm, lama 2 jam). 1) perubahan fisiologis pada kala I a) Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan Selama proses persalinan, uterus akan mengalami perubahan bentuk menjadi 2 bagian yang berbeda, yaitu segmen atas dan segmen bawah titik segmen atas memegang peranan yang aktif karena berkontraksi
  • 73. dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan. Sebaliknya, segmen bawah rahim memegang peranan pasir dan makin tipis dengan majunya persalinan karena direnggangkan. Segmen bawah rahim dianalogikan dengan isthmus uterus yang melebar dan menipis pada perempuan yang tidak hamil. Pembentukan segmen atas rahim dan segmen bawah rahim, terbentuk pada uterus bagian atas dengan sifat otot yang lebih tebal dan kontraktif. Pada bagian ini terdapat banyak otot serong dan memanjang. SAR terbentuk dari fundus sampai isthmus uteri. Sedangkan segmen bawah rahim terbentang di uterus bagian bawah antara isthmus dengan serviks, dengan sifat otot yang tipis dan elastis. Pada bagian ini, banyak terdapat otot yang melingkar dan memanjang (Sumarah, dkk, 2010) dalam buku patologi dan fisiologi persalinan. b) Perubahan bentuk uterus Saat ada his, uterus teraba sangat keras karena seluruh otot yang berkontraksi. Proses ini akan efektif hanya jika his bersifat fundal dominan, yaitu kontraksi didominasi oleh otot fundus yang menarik otot bawah rahim ke atas sehingga akan menyebabkan pembukaan serviks dan dorongan janin ke bawah secara alamiah (Ari Sulistiawati, 2010) dalam buku patologi dan fisiologi persalinan. c) Perubahan pada serviks
  • 74. Pada akhir kehamilan otot yang mengelilingi Ostium uteri internum (OUI) ditarik oleh SAR yang menyebabkan serviks menjadi pendek dan menjadi bagian dari SBR bentuk serviks menghilang karena kanalis servikalis membesar dan atas membentuk ostium uteri eksterna (OUE) sebagai ujung dan bentuknya menjadi sempit (Sumarah, dk, 2010) dalam buku patologi dan fisiologi persalinan. d) Perubahan pada vagina dan dasar panggul Dalam kala I, ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina yang sejak kehamilan mengalami perubahan-perubahan sedemikian rupa sehingga dapat dilalui oleh janin. Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama dasar panggul ditimbulkan oleh tekanan dari bagian terbawah janin. Perubahan yang paling nyata terdiri atas peregangan serabut serabut mm levator ani dan penipisan bagian tengah perineum, yang berubah bentuk dari masa jaringan berbentuk bagi setebal 5 cm menjadi premium tegang maksimal anus menjadi jelas membuka dan terlihat sebagai lubang berdiameter 23 cm dan disini dinding anterior rektum menonjol. Regangan yang kuat ini dimungkinkan karena bertambahnya pembuluh darah pada vagina dan dasar panggul, tetapi apabila jaringan-jaringan tersebut robek atau rusak maka menimbulkan perdarahan yang banyak (Nurhayati, 2019). e) Bloody Show
  • 75. Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi biasanya dalam 24 hingga 48 Jam. Tetapi bukan merupakan tanda persalinan yang bermakna jika pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48 jam sebelumnya. Rabasan lendir yang bercampur darah selama waktu tersebut mungkin akibat trauma kecil, atau perusakan lendir saat pemeriksaan tersebut dilakukan (Nurhayati, 2019). f) Tekanan darah Tekanan darah meningkat selama terjadi kontraksi (sistolik naik kurang lebih 15-20 mmHg, diastolik kurang lebih 5-10 mmHg). Dengan mengubah posisi tubuh dari terlentang ke posisi miring, perubahan tekanan darah selama kontraksi dapat dihindari. Rasa sakit, takut, dan perasaan cemas juga akan meningkatkan tekanan darah. Anjurkan ibu untuk mencoba posisi yang nyaman selama persalinan dan kelahiran. anjurkan pula suami dan pendamping lainnya untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu diperbolehkan berjalan, berdiri duduk jongkok, berbaring miring atau merangkak. Jangan membuat ibu dalam posisi terlentang, beritahukan agar ia tidak mengambil posisi tersebut (Nurhayati, 2019). g) Metabolisme Selama proses persalinan, metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob mengalami peningkatan secara stagnan. Peningkatan ini disebabkan oleh anxietas dan aktivitas otot rangka. Peningkatan
  • 76. aktivitas metabolik terlihat dari peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, pernafasan, curah jantung, dan cairan yang hilang (Nurhayati, 2019). h) Suhu Peningkatan metabolisme tubuh menyebabkan suhu tubuh meningkat selama persalinan, terutama selama dan setelah bayi lahir. Peningkatan suhu tubuh tidak boleh lebih dari 0,5o C - 1 o C bila persalinan berlangsung lebih lama, peningkatan suhu dapat mengidentifikasi dehidrasi. Begitu pula pada kasus ketuban pecah dini, peningkatan suhu tubuh dapat mengidentifikasi infeksi (Nurhayati, 2019). i) Denyut jantung (Frekuensi jantung) Detak jantung secara dramatis, naik selama kontraksi. Pada setiap kontraksi, 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk ke dalam sistem vaskular ibu. Hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar 10-15% pada tahap pertama persalinan, dan sekitar 30-50% pada tahap kedua persalinan. Ibu harus diberitahu bahwa ia tidak boleh melakukan manuver valsava (menahan nafas dan menegakkan otot abdomen) untuk mendorong selama tahap kedua. Aktivitas Ini meningkatkan tekanan intra toraks mengurangi aliran balik vena, dan meningkatkan tekanan vena. curah jantung dan tekanan darah meningkat sedangkan
  • 77. nadi melambat untuk sementara. selama ibu melakukan manuver valsava, janin dapat mengalami hipoksia. Proses ini pulih kembali saat wanita menarik nafas (Nurhayati, 2019). j) Perubahan pada ginjal Poliuria sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat diakibatkan karena peningkatan curah jantung selama persalinan dan Kemungkinan peningkatan laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal. Poliuria akan mengalami gangguan karena posisi ini membuat aliran urin berkurang selama kehamilan. Kandung kemih harus sering dievaluasi setiap 2 jam untuk mengetahui adanya distensi. Kandung kemih juga harus dikosongkan untuk mencegah obstruksi persalinan akibat kandung kemih yang penuh, yang akan mencegah penurunan bagian presentasi janin dan trauma pada kandung kemih akibat penekanan yang lama, yang akan menyebabkan hypotonia kandung kemih dan retensi urin selama periode pasca partum awal (Nurhayati, 2019). k) Perubahan pada saluran cerna Motilitas dan absorpsi lambung terhadap makanan padat secara substansial berkurang banyak selama persalinan. Apabila kondisi ini diperburuk oleh penurunan asam lambung, maka saluran cerna akan bekerja dengan lambat sehingga waktu pengosongan lambung menjadi
  • 78. lebih lama. pengeluaran getah lambung mengakibatkan aktivitas pencernaan terganggu, mual dan muntah bisa terjadi sampai ibu mencapai akhir persalinan (Nurhayati, 2019). l) Perubahan hematologi Sebagian besar adaptasi pada kehamilan terjadi sebagai respon terhadap rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh janin. Salah satu perubahan yang terjadi selama kehamilan adalah perubahan hematologis. Perubahan pada sistem ini berupa peningkatan volume darah ibu, penurunan hemoglobin dan hematokrit, peningkatan kebutuhan besi perubahan pada leukosit dan sistem imunologis, serta kehilangan darah yang terjadi selama proses kelahiran (Nurhayati, 2019). Pada sistem hematologi, B akan meningkat 1-2 gr/100 ml selama persalinan dan akan kembali pada tingkat sebelum persalinan sehari setelah persalinan, kecuali terjadi perdarahan. Waktu koagulasi Darah akan berkurang, dan terjadi peningkatan plasma fibrinogen selama persalinan. setelah itu, terjadi peningkatan kadar sel darah putih secara progresif selama kala 1 persalinan sebesar 5.000 hingga 1.500 pada saat pembukaan lengkap. Selama proses persalinan, gula darah akan mengalami penurunan karena akibat peningkatan aktivitas otot dan rangka (Nurhayati, 2019).
  • 79. 2) Tanda bahaya kala I Menurut Nurhayati (2019), tanda bahaya kala I dapat diketahui dari hasil anamnesis maupun observasi atau pengamatan kala I. Tanda bahaya tersebut meliputi keadaan ibu dan janin. Beberapa temuan tanda bahaya kala I dari hasil anamnesis dan pemeriksaan, antara lain: a) Perdarahan pervaginam selain lendir bercampur darah Tindakan yang dilakukan yaitu dengan membandingkan ibu miring, pasang infus RL atau garam fisiologis (NS) ukuran vena kateter 16/18, rujuk segera dan dampingi. b) Ketuban pecah disertai dengan keluar mekonium kental Tindakan yang dilakukan yaitu dengan memberikan ibu atau ketat DJJ, segera rujuk dan dampingi (membawa partus set dan penghisap lendir de lee). c) Tanda-tanda atau gejala infeksi seperti temperatur >38o C, menggigil, nyeri abdomen, cairan ketuban berbau. Tindakan yang dilakukan yaitu dengan membandingkan ibu, Pasang infus RL atau garam fisiologis (NS) ukuran vena catheter 16/18 dengan dosis 125 cc/ jam, segera rujuk dan dampingi. d) Tekanan darah lebih dari 160/110 mmHg dan atau terdapat protein urin (preeklamsia). Tindakan yang dilakukan yaitu dengan membandingkan ibu miring, pasang infus RL atau garam fisiologis (NS) ukuran vena kateter 16/18,
  • 80. berikan dosis awal 4 gram MgSO4 50 % parenteral IM segera rujuk dan dampingi. e) DJJ <110 atau >160 kali permenit pada dua kali penilaian dengan jarak 5 menit sehingga dikatakan gawat janin. Tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan membandingkan ibu miring, pasang infus RL atau garam fisiologis (NS) ukuran 16/18 dengan dosis 125 cc/jam, segera rujuk dan dampingi. f) Tanda dan gejala syok seperti nadi cepat dan lemah (>110 kali per menit), tekanan darah menurun ( sistolik < 90 mmHg), pucat, berkeringat atau kulit lembab dan dingin, nafas cepat (>30 kali per menit), cemas dan bingung atau tidak sadar, serta produksi urin sedikit (<30 ml/jam). Tindakan yang dilakukan yaitu dengan memberikan ibu (jika mungkin naikkan kedua kaki ibu untuk meningkatkan aliran darah ke jantung), Pasang infus RL atau garam fisiologis (NS) ukuran vena kateter 16/18 dengan dosis awal 1 liter dalam waktu 15-20 menit dan dilanjutkan dengan 2 liter dalam 1 jam pertama kemudian diturunkan dengan dosis 125 ml/jam segera rujuk dan dampingi. g) Tanda dan gejala fase laten memanjang yang berupa pembukaan serviks kurang dari 4 cm setelah 8 jam, kontraksi teratur ( > 2 kali dalam 10 menit).
  • 81. Tindakan yang dilakukan yaitu dengan segera rujuk dan dampingi pasien kepada petugas kesehatan. h) Tanda dan gejala partus lama seperti pembukaan fase aktif melebihi garis waspada (pada partograf), pembukaan serviks kurang dari 1 cm tiap jam, frekuensi kontraksi kurang dari 2 kali dalam 10 menit dan lamanya kurang dari 40 detik. Tindakan yang dilakukan yaitu dengan segera rujuk dan dampingi pasien kepada petugas kesehatan. b. Asuhan kebidanan kala II persalinan Kala II persalinan adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan proses dan penatalaksanaan kala pembukaan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi, juga disebut kala pengeluaran bayi (Nurhayati, 2019). Pada pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat dan lebih lama, kira-kira 2- 3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul secara refraktories menimbulkan rasa mengejan. Karena muncul tekanan pada rektum, ibu merasa ingin buang air besar dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum menegang. dengan his mengejan yang terpimpin, akan lahir kepala diikuti seluruh badan janin. Kala II pada primi berlangsung 1,5 jam dan multi 0,51 jam. Pada kala II, beberapa pemantauan yang dilakukan terhadap ibu dan janin yaitu: 1) Pemantauan pada ibu
  • 82. a) Kontraksi atau his Selama kala II, kontraksi his terjadi secara singkat, kuat dan sedikit lebih lama yaitu sekitar 2 menit lamanya 60-90 detik. Pemeriksaan dilakukan setiap 30 menit. Dengan adanya his dalam persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan: (1) Penipisan dan pembukaan. Effacement serviks adalah pemendekan dan penipisan serviks selama tahap pertama persalinan. Serviks yang dalam kondisi normal memiliki panjang 2-3 cm dan tebal sekitar 1 cm, terangkat ke atas karena terjadi pemendekan gabungan otot uterus selama penipisan segmen bawah rahim pada tahap akhir persalinan. Hal ini menyebabkan bagian ujung serviks yang tipis saja yang dapat diraba setelah effacement lengkap. (2) Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada kanalis servikalis terlepas. (3) Terjadinya perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah (Nurhayati, 2019). b) Tanda-tanda kala II Menurut Nurhayati (2019), beberapa tanda yang harus diperhatikan oleh bidan pada kala II, antara lain seperti ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran dengan terjadinya kontraksi; ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan vaginanya, perineum
  • 83. menonjol, vulva-vagina dan spingter ani membuka; meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah. Sedangkan tanda pasti kala II yang ditentukan melalui pemeriksaan dalam yaitu pembukaan serviks telah lengkap atau terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina. c) Kadaan umum Pemantauan berikutnya yang dilakukan terhadap ibu yaitu pada keadaan umumnya. Beberapa keadaan umum yang dilihat yaitu: (1) Kesadaran memantau atau menilai keadaan ibu dapat dilakukan dengan menginspeksi wajah ibu dan reaksi ibu setelah diberi rangsangan, apakah ibu masih dapat menerima rangsangan tersebut atau tidak. (2) Tekanan darah dan temperatur, setiap 4 jam. Mengingat bahwa salah satu tanda preeklamsia adalah tekanan darah yang tinggi, yaitu diastolik pada angka 90/110 mmHg maka selama kala II persalinan seorang bidan diwajibkan untuk memantau tekanan darah sehingga jika terlihat tekanan darah ibu mulai naik ke bidan dapat melakukan tindakan antisipasi. (3) Kondisi pernafasan. (4) Nadi, tiap 30 menit. (5) Volume urine, yang meliputi protein dan aseton.
  • 84. (6) Memastikan kandungan kemih kosong melalui bertanya kepada ibu secara langsung sekaligus dengan melakukan palpasi. (7) Nutrisi berupa minuman dan makanan. (8) Pemenuhan kebutuhan hidrasi, nutrisi ataupun keinginan ibu (Nurhayati, 2019). d) Kemajuan persalinan (1) Pembukaan serviks. periksa dalam setiap 4 jam atau jika ada indikasi. (2) Penurunan kepala janin penurunan kepala bayi setiap 4 jam melalui pemeriksaan abdomen (Nurhayati, 2019). 2) Pemantauan janin a) Sebelum lahir (1) Frekuensi denyut jantung janin (2) Bagian terendah janin Bidan sangat perlu untuk melakukan pemantauan terhadap bagian terendah janin, hal ini berkaitan dengan posisi ubun-ubun kecil jika janin dengan presentasi kepala, letak muka ubun-ubun besar yang mengindikasikan. (3) Penurunan bagian terendah janin Pemantauan ini berkaitan dengan proses kemajuan persalinan mulai dari penurunan sampai dengan lahirnya kepala. Penurunan kepala yang lambat disertai dengan frekuensi denyut jantung
  • 85. janin normal yang mengidentifikasikan adanya lilitan tali pusat ( jika kondisi ini belum teridentifikasi melalui pemeriksaan USG pada kunjungan kehamilan) (Nurhayati, 2019). b) Saat lahir (1) Penilaian sekilas saat bayi lahir Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian sekilas untuk menilai kesejahteraan bayi secara umum. Aspek yang dinilai adalah warna kulit, tangisan bayi jika warna kulit adalah kemerahan dan bayi dapat menangis konstan maka ini sudah cukup untuk dijadikan data awal bahwa bayi dalam kondisi baik (Nurhayati, 2019). c. Asuhan kebidanan kala III persalinan Menurut Baety (2011) dalam buku patologi dan fisiologi persalinan, kala III disebut juga kala uri, dimulai dari lahirnya bayi hingga pengeluaran plasenta dan selaput ketuban yang lamanya 5-30 menit, biasanya primigravida dan multigravida berlangsung 6-15 menit. Selama kala III persalinan otot uterus akan berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlengketan plasenta. Karena tempat perlengketan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlibat menebal, dan kemudian lepas dari