PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
SKENARIO PEMBANGUNAN ACEH BESAR TAHUN 2023.pdf
1. SKENARIO
RENCANA PEMBANGUNAN
KABUPATEN ACEH BESAR YANG
INKLUSIF BERKELANJUTAN
Disampaikan pada:
Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten
(RKPK) Aceh Besar Tahun 2023
Aceh Besar, 30 Maret 2022
Oleh:
Dr. Muhammad Abrar, SE, M.Si
e-mail: muhammadabrar@unsyiah.ac.id
2. Kinerja
Pembangunan
Pertumbuhan ekonomi berkualitas: pertumbuhan ekonomi diikuti oleh pengurangan kemiskinan dan
pengangguran, serta pencegahan kerusakan lingkungan.
Menurun
Pertumbuhan Rendah
Waktu
Mandeg
(Stagnan)
Middle –Income Trap
2005 2026
2019
2017 2023
2018
BAGAIMANA MASA DEPAN
KABUPATEN ACEH BESAR?
Pertumbuhan Tinggi
Berkelanjutan
3. TANTANGAN PEMBANGUNAN 2023-2026
1. Mendorong percepatan (akselerasi) pembangunan dengan
mengoptimalkan sumberdaya di desa/kampung, dan distrik/kecamatan,
membangun basis keunggulan kampung/desa dan kecamatan
(one village one product), dan memperkuat keterkaitan
antardesa/kampung, dan antar kecamatan untuk meningkatakan
produktivitas, nilai tambah dan pendapatan masyarakat; serta
mengurangi angka kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan
antarwilayah.
2. Melakukan perubahan mendasar (transformasi) dengan
mengoptimalkan pengelolaan pemerintahan secara berjenjang dan
berbasis kinerja, meningkatkan kinerja (jangkauan dan mutu)
pelayanan publik, meningkatkan akses masyarakat terhadap
pemenuhan hak-hak dasar, meningkatkan kuantitas dan kualitas
infrastruktur, dan membangun kerjasama dan kemitraan yang
solid. 3
4. SKENARIO PEMBANGUNAN DAERAH
Skenario pembangunan Kabupaten Aceh Besar dengan tiga
skenario:
1. Skenario Normal (Business as Usual): Mempertahankan
kinerja pembangunan melalui kebijakan dan program
pembangunan yang sudah ada;
2. Skenario Moderat: Mendorong (akselerasi) percepatan
pembangunan melalui kebijakan dan program percepatan
pembangunan
3. Skenario Optimis: Melakukan transformasi (perubahan) dan
akselerasi (percepatan) pembangunan melalui pelaksanaan
sistem dan manajemen berbasis kinerja, penajaman kebijakan
dan program, pengendalian dan evaluasi, pengembangan daya
saing daerah, serta peningkatan investasi. 4
5. ▪ Investasi akan menambah cadangan (stock) modal dan
meningkatkan akumulasi kapital;
▪ Penambahan modal akan meningkatkan kapasitas
produksi dan selanjutnya mendorong produksi dan
peningkatan nilai tambah;
▪ Peningkatan produksi dan nilai tambah berarti
pertumbuhan ekonomi;
▪ Pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan permintaan
tambahan tenaga kerja sehingga menurunkan
pengangguran;
▪ Peningkatan produksi berarti peningkatan nilai tambah
dan pendapatan, sehingga akan mengurangi angka
kemiskinan.
RENCANA INVESTASI
Investasi
Pertumbuhan
ekonomi
Penciptaan
lapangan kerja
Pengurangan
kemiskinan
Produksi dan
Nilai Tambah
Kapasitas
Produksi
5
6. ASUMSI DASAR PROYEKSI PEREKONOMIAN
1.Laju pertumbuhan penduduk diperkirakan sebesar 1,4 persen
pada tahun 2021 menjadi 1,2 persen pada tahun 2022.
2.Laju pertumbuhan angkatan kerja diperkirakan sebesar 0,85
persen pada tahun 2022.
3.Elastisitas pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan
diperkirakan sebesar 0,17 per tahun. Artinya setiap 1 persen
pertumbuhan ekonomi akan mengurangi angka kemiskinan
sebesar 0,0017 persen.
4.Elastisitas pertumbuhan ekonomi terhadap penciptaan
kesempatan kerja diperkirakan sebesar 0,05 Artinya setiap 1
persen pertumbuhan ekonomi akan menciptakan kesempatan
kerja 0,0005 persen.
6
7. 7
PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI DAN
TINGKAT KEMISKINAN
INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
1. Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,08 5,86 5,44 5,50 5,60 5,70 5,80
2. Pertumbuhan PDRB per kapita (%) 5,37 5,18 4,80 4,80 4,82 4,84 4,86
3. Elastisitas Pertumbuhan terhadap Pengurangan
Kemiskinan
-0,0017 -0,0017 -0,0017 -0,0017 -0,0015 -0,0015 -0,0015
4. Pertumbuhan Penduduk (%) 1,61 1,59 1,55 1,52 1,47 1,40 1,36
5. Jumlah penduduk (ribu jiwa) 38.363 38.610 38.848 39.178 39.499 39.815 40.126
6. Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa) 4.893 4.748 4.776 4.737 4.703 4.669 4.635
7. Tingkat Kemiskinan (%) 15,55 15,41 14,47 13,92 13,84 13,73 13,63
INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
1. Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,08 5,86 5,44 5,50 5,60 5,80 5,90
2. Pertumbuhan PDRB per kapita (%) 5,37 5,18 4,80 4,80 4,84 4,86 4,90
3. Elastisitas Pertumbuhan terhadap Pengurangan
Kemiskinan
-0,0017 -0,0017 -0,0017 -0,0017 -0,0016 -0,0016 -0,0016
4. Pertumbuhan Penduduk (%) 1,61 1,59 1,55 1,52 1,47 1,4 1,35
5. Jumlah penduduk (ribu jiwa) 38.363 38.610 38.848 39.178 39.499 39.815 40.126
6. Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa) 4.893 4.748 4.776
4.737 4.700 4.664 4.627
7. Tingkat Kemiskinan (%) 15,55 15,41 14,47 13,92 13,84 13,34 12,733
SKENARIO MODERAT: AKSELERASI (PERCEPATAN)
SKENARIO NORMAL: BUSINESS AS USUAL
9. MASALAH DAN PENYEBAB
Rendahnya
Kesejahteraan Petani
Tingginya
Pengeluaran
Tidak Tetap
Tingginya
Biaya Sosial
Terbatasnya Penerimaan Petani Tingginya Pengeluaran Petani
Tingginya
Pengeluaran
Tetap
Tingginya
Pengeluaran
Usaha Tani:
1.Benih dan
Bibit
2. Peralatan
3. Upah
4. Pembasmi
Hama
5. Angkutan
Terbatasnya
Penerimaan
Tidak Tetap
Kurangnya
Kegiatan
Nonpertanian
Rendahnya
Penerimaan
Tetap (Usaha Tani)
Rendahnya
Harga jual
Hasil
Pertanian:
•Terbatas
nya pema
saran
•Terbatas
nya jalur
distribusi
Rendahnya
Produktivitas
Hasil Pertanian:
• Terbatasnya
Prasaran
• Terbatasnya
Keterampilan
Rendahnya
Mutu Hasil
Pertanian:
• Terbatasnya
Benih dan
bibit
•Terbatas
Nya teknologi
Tingginya
Pengeluaran
Rumah Tangga:
1.Makanan
2.Bukan
Makanan:
Pendidikan,
Kesehatan,
BBM,
Angkutan
Tingginya
Biaya Bencana
9
10. MASALAH DAN PENYEBAB
Rendahnya
Penerimaan Tetap
Petani
Terbatasnya
Jalur distribusi
Terbatasnya
angkutan
hasil pertanian
Rendahnya harga jual
hasil pertanian
Rendahnya produktivitas
Hasil pertanian
Rendahnya mutu
hasil pertanian
Terbatasnya
Jalan desa
Terbatasnya
pemasaran
Hasil pertanian
Kurangnya
peran Koperasi
dlm pemasaran
Rendahnya
kapasitas
pengurus
koperasi
Terbatasnya
jumlah petani
terampil
Kurangnya
pengetahuan
Kurangnya
Tenaga
Penyuluh
Terbatasnya
prasarana dengan
kondisi baik
Kurangnya
pemeliharaan
Lemahnya
Kerjasama
Kelompok tani
Terbatasnya
Benih unggul
Kurangnya
pebenihan
Tidak adanya
Balai benih
Terbatasnya
teknologi
pengolahan
Kurangnya
informasi
Belum adanya
balai petani
10
11. TUJUAN DAN SASARAN
Meningkatkan
Penerimaan Tetap
Petani 15%
Berkembangnya
Jalur distribusi
(%)
Tersedianya
angkutan
hasil pertanian
Meningkatkan harga jual
hasil pertanian
Meningkatkan produktivitas
hasil pertanian (ton/ha)
Meningkatkan mutu
hasil pertanian
Terbangunnya
Jalan desa (km)
Berkembangnya
pemasaran
hasil pertanian (%)
Meningkatnya
peran Koperasi
dlm pemasaran
Meningkatnya
kapasitas
pengurus
Koperasi (%)
Meningkatnya
jumlah petani
Terampil (%)
Meningkatnya
Pengetahuan (%)
Tersedianya
Tenaga
Penyuluh (orang)
Tersedianya
prasarana dengan
kondisi baik (%)
Terwujudnya
Pemeliharaan
(%)
Meningkatnya
Kerjasama
Kelompok tani
(%)
Tersedianya
Benih unggul
(ton)
Tersedianya
pebenihan
Terbangunnya
Balai benih
(unit))
Berkembangnya
teknologi
Pengolahan (%)
Tersedianya
Informasi (%)
Terbangunnya
balai petani
(unit)
11
12. INDIKATOR KINERJA
Jumlah
Penerimaan Tetap
Petani (Rp)
Persentase
distribusi
(%)
Jumlah
angkutan
hasil pertanian
Jumlah/Nilai harga jual
hasil pertanian (Rp)
Tingkat produktivitas
hasil pertanian (ton/ha)
Tingkat mutu
hasil pertanian
Panjang
Jalan desa (km)
Persentase
pemasaran
hasil pertanian (%)
Jumlah
Koperasi yang
Aktif dlm
pemasaran
Persentase
pengurus
Koperasi yang
terampil (%)
Persentase
petani
Terampil (%)
Tingkat
Pengetahuan (%)
Jumlah
Tenaga
Penyuluh (orang)
Persentase
prasarana dengan
kondisi baik (%)
Tingkat
partisipasi
Pemeliharaan (%)
Tingkat
Kerjasama
Kelompok tani (%)
Jumlah
Benih unggul
(ton)
Tingkat
ketersediaan
benih
Jumlah
Balai benih
(unit))
Tingkat
Penguasaan
teknologi
Pengolahan (%)
Tingkat
ketersediaan
Informasi (%)
Jumlah
balai petani
(unit)
12
13. MASALAH DAN PENYEBAB
Tingginya
Pengeluaran Petani
Tingginya Biaya
Bencana
Kurangnya
Penanganan
Bencana
Tingginya Pengeluaran
(Biaya) Sosial dan Lainnya
Tingginya Pengeluaran
(Biaya) Hidup Rumah Tangga Tani
Tingginya Pengeluaran
(Biaya) Usaha Tani
Lemahnya
Penataan Ruang
dan Permukiman
Tingginya
Biaya Sosial
Kurangnya
Pemahaman
Prioritas
Terbatasnya
Pengetahuan
Tingginya
Biaya Kesehatan
Dan Pendidikan
Kurangnya
Prasarana dan
Sarana
Kurangnya
Tenaga
Pengajar dan
Kesehatan
Tingginya
Biaya
Makanan
Kurangnya
Pasokan Bahan
Makanan
Terbatasnya
Prasarana
Angkutan
Tingginya
Biaya Perawatan
Tanaman
Terbatasnya
Peralatan dan
Perlengkapan
Kurangnya
Kerjasama
Antarpetani
Tingginya Biaya
Benih/Bibit
Terbatasnya
Pasokan
Benih/Bibit
Belum Adanya
Pusat Informasi
Pertanian
13
14. TUJUAN DAN SASARAN
Menurunkan
Pengeluaran Petani
Menurrunnya
Biaya/Resiko
Bencana
Meningkatnya
Penanganan
Bencana
Menurunkan Pengeluaran
(Biaya) Sosial dan Lainnya
Menurunkan pengeluaran
(Biaya) Hidup Rumah Tangga Tani
Menurunkan Pengeluaran
(Biaya) Usaha Tani
Berkembangnya
Penataan Ruang
dan Permukiman
Berkurangnya
Biaya Sosial
Meningkatnya
Pemahaman
Prioritas
Meningkatnya
Pengetahuan
Berkurangnya
Biaya Kesehatan
dan Pendidikan
Tersedianya
Prasarana dan
Sarana
Tersedianya
Tenaga
Pengajar dan
Kesehatan
Berkurangnya
Biaya
Makanan
Meningkatnya
Pasokan Bahan
Makanan
Tersedianya
Prasarana
Angkutan
Berkurangnya
Biaya Perawatan
Tanaman
Tersedianya
Peralatan dan
Perlengkapan
Meningkatnya
Kerjasama
Antarpetani
Tersedianya Biaya
Benih/Bibit
Meningkatnya
Pasokan
Benih/Bibit
Terbangunnya
Pusat Informasi
Pertanian
14
15. Jumlah
Pengeluaran Petani
(Rp)
Jumlah
Biaya/Resiko
Bencana (Rp)
Tingkat
Penanganan
Bencana (%)
Jumlah Pengeluaran
(Biaya) Sosial dan Lainnya (Rp)
Jumlah pengeluaran
(Biaya) Hidup Rumah
Tangga Tani (Rp)
Jumlah Pengeluaran
(Biaya) Usaha Tani (Rp)
Tingkat
Penataan Ruang
dan Permukiman
Jumlah
Biaya Sosial
(Rp)
Tingkat
Pemahaman
Prioritas
Tingkat
Pengetahuan
Persentase
Biaya Kesehatan
dan Pendidikan
(%)
Rasio
Prasarana dan
Sarana
Rasio Tenaga
Pengajar dan
Kesehatan (%)
Jumlah
Pengeluaran
Makanan (Rp)
Tingkat
Pasokan Bahan
Makanan (kg)
Jumlah
Prasarana
Angkutan
Jumlah
Biaya Perawatan
Tanaman (Rp)
Rasio Peralatan
dan Perleng-
kapan (%)
Tingkat
Kerjasama
Antarpetani
Jumlah Biaya
Benih/Bibit (Rp)
Persentase
Pasokan Benih/
Bibit (%0
Jumlah
Pusat Informasi
Pertanian (unit)
INDIKATOR KINERJA
15