SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
4,	 BE	 &	 GG,	 Beny	 Adhi,	 Hapzi	 Ali,	 Marketing	 Ethics	 ,	 Universitas	 Mercu	
Buana,	2018	
	
	
	
I. PENDAHULUAN	
Etika	 Pemasaran	 berasal	 dari	 dua	 kata,	
yaitu	Etika	dan	Pemasaran.	Etika	 berasal	 dari	 bahasa	 yunani	 yaitu	 “Ethos”	
yang	berarti	adat	istiadat	atau	kebiasaan.	Etika	adalah	prinsip	atau	standar	
yang	 mengatur	 perilaku	 suatu	 komunitas,	 kelompok,	 organisasi	 dan	
individu.	Etika	berkaitan	dengan	kebiasaan	hidup	yang	baik"	baik	pada	diri	
seseorangmaupun	pada	suatu	masyarakat.	Etika	berkaitan	dengan	nilai-nilai,	
tatacara	hidup	yang	baik,	aturan	hidup	yang	baik	dan	segala	kebiasaan	yang	
dianut	 dan	 diwariskan	 dari	 satu	 orang	 ke	 orang	 yang	 lain	 atau	 dari	 satu	
generasi	ke	generasi	yang	lain.	
Definisi	 pemasaran	 menurut	 Kotler,	 dalam	 bukunya	 Manajemen	
Pemasaran	 adalah	 Suatu	 proses	 sosial	 yang	 didalamnyaa	 individu	 dan	
kelompok	 mendapatkan	 apa	 yang	 meraka	 butuhkan	 dan	 inginkan	 dengan	
menciptakan,	menawarkan,	dan	secara	bebas	mempertukarkan	produk	yang	
bernilai	dengan	pihak	lain.	Dari	definisi	tersebut	dapat	disimpulkan	bahwa	
pemasaran	 adalah	 proses	 saling	 interaksi	 antar	 individu	 baik	 dalam	
kelompok	 ataupun	 tidak,	 dalam	 memperoleh	 apa	 yang	 dibutuhkan	 dan	
diinginkannya	dengan	menciptakan	dan	menawarkan	produk	yang	dianggap	
bernilai.	Semua	ini	dilakukan	untuk	memuaskan	kebutuhan	dan	mendapat	
keuntungan	yangmereka	inginkan.	
Paradigma	 etika	 dan	 pemasaran	 seperti	 dua	 sisi	 mata	 uang	 yang	
berbeda	 sudah	 saatnya	 dirubah	 menjadi	 paradigma	 etika	 terkait	 dengan	
bisnis	atau	mensinergikan	antara	etika	dengan	laba.	Justru	di	era	kompetisi	
yang	 ketat	 ini,	 reputasi	 perusahaan	 yang	 baik	 yang	 dilandasi	 oleh	 etika	
bisnis	 merupakan	 sebuah	 competitive	 advantage	 yang	 sulit	 ditiru.	 Para	
manajer	 pun	 kini	 menyadari	 bahwa	 hanya	 bisnis	 yang	 beretikalah	 yang	
mampu	 bertahan.	 Bahkan	 etika	 itu	 sendiri	 kini	 diyakini	 dapat	 menjadi	
sumber	 keuntungan	 jangka	 panjang	 bagi	 perusahaan.	 sehingga	 etika	 dan	
laba	dapat	diseleraskan	dalam	berbisnis	
Guna	mendapatkan	profit	semaksimal	mungkin,	perusahaan	tentunya	
berusaha	 sebaik	 mungkin	 agar	 produknya	 laku	 terjual.	 Dibutukan	 konsep	
pemasaran	 guna	 memasarkan	 produk	 tersebut	 sehingga	 laku	 terjual.	
Berbagai	 cara	 dapat	 dilakukan	 untuk	 memasarkan	 produk	 perusahaan.	
Diantaranya	 melalui	 promosi	 di	 berbagai	 media	 baik	 cetak	 maupun	
elektronik,	 membuat	 event	 atau	 acara	 tertentu,	 membuat	 jalur	 distribusi	
yang	baik,	dll.
Pemasaran	 produk	 yang	 dilakukan	 perusahaan	 tidak	 hanya	
memikirkan	bagaimanacaranya	agar	produk	perusahaan	dapat	habis	terjual	
namun	 juga	 menciptakan,	 menumbuhkan,	 dan	 menjaga	 pelanggan/
konsumen.	 Oleh	 karena	 itu,	 dibutuhkan	 etika	 bisnis	 dalam	 memasarkan	
produk	 untuk	 mencegah	 praktik-praktik	 pemasaran	 yang	 tidak	 etis,	 yang	
ujungnya	 menimbulkan	 persaingan	 yang	 tidak	 sehat	 dan	 mencelakakan	
konsumen.	 Meliputi	 etika	 pemasaran	 dalam	 konteks	 produk,	 etika	
pemasaran	 dalam	 konteks	 harga,	 etika	 pemasaran	 dalam	 konteks	
distribusi/penyaluran,	 etika	 pemasaran	 dalam	 konteks	 promosi,	 dan	 juga	
keetisan	iklan.	
	
II. PERAN	ETIKA	PEMASARAN	
A. Perkembangan	Etika	Bisnis	
Perkembangan	etika	bisnis	menurut	Bertens	(2000):	
1. Zaman	Prasejarah:	Pada	awal	sejarah	filsafat,	Plato,	Aristoteles,	dan	
filsuf-filsuf	 Yunani	 lain	 menyelidiki	 bagaimana	 sebaiknya	 mengatur	
kehidupan	manusia	bersama	dalam	negra	dan	membahas	bagaimana	
kehidupan	ekonomi	dan	kegiatan	niaga	harus	diatur.	
2. Masa	 Peralihan:	 pada	 tahun	 1960-an:	 dimulai	 pemberontakan	
terhadap	 kuasa	 dan	 otoritas	 di	 Amerika	 Serikat	 (AS),	 revolusi	
mahasiswa	 (di	 ibukota	 prancis),	 penolakan	 terhadap	 establishment	
(kemapanan).	 Hal	 ini	 memberi	 perhatian	 pada	 dunia	 pendidikan,	
khususnya	 bidang	 ilmu	 manajemen,	 yaitu	 dengan	 menambahkan	
mata	kuliah	baru	dalam	kurikulum	dengan	nama	Business	and	Society.	
Topik	 masalah	 yang	 paling	 sering	 dibahas	 adalah	 corporate	 social	
responsibility.	
3. Etika	 Bisnis	 Lahir	 di	 Amerika	 Serikat	 pada	 1970-an	 yang	 mana	
sejumlah	 filsuf	 mulai	 terlibat	 dalam	 memikirkan	 masalah-masalah	
etis	 disekitar	 bisnis	 dan	 etika	 bisnis	 dianggap	 sebagai	 suatu	
tanggapan	tepat	atas	krisis	moral	yang	sedang	meliputi	dunia	bisnis	
di	Amerika	Serikat	pada	saat	itu.	
4. Etika	 Bisnis	 meluas	 ke	 Eropa:	 tahun	 1980-an	 di	 Eropa	 Barat,	 etika	
bisnis	 sebagai	 ilmu	 baru	 mulai	 berkembang	 kira-kira	 10	 tahun	
kemudian.	 Terdapat	 forum	 pertemuan	 antara	 akamdemisi	 dari	
universitas	serta	sekolah	bisnis	yang	disebut	European	Business	Ethics	
Network	(EBEN).	
5. Etika	Bisnis	menjadi	Fenomena	secara	Global	pada	1990-an,	dan	tidak	
hanya	terbatas	lagi	pada	dunia	barat	(Eropa,	Amerika	Serikat).	Tetapi	
etika	 bisnis	 sudah	 dikembangkan	 diseluruh	 dunia.	 Bahkan	 telah	
didirikan	 Internatioal	 Society	 for	 Business,	 Economics,	 and	 Ethics	
(ISBEE)	pada	25-28	Juli	1996	di	Tokyo,	Jepang.	
	
B. Sasaran	dan	Ruang	Lingkup	Etika	Bisnis	
Setelah	 melihat	 betapa	 pentingnya	 dan	 relevansinya	 etika	 bisnis	 ada	
baiknya	kita	tinjau	lebih	lanjut	apa	saja	sasaran	dan	lingkup	etika	bisnis	
itu.	Ada	tiga	sasaran	dan	lingkup	pokok	etika	bisnis,	yaitu:	
1. Etika	bisnis	sebagai	etika	profesi	membahas	berbagai	prinsip,	kondisi	
dan	masalah	yang	terkait	dengan	praktek	bisnis	yang	baik	dan	etis.	
Dengan	 kata	 lain,	 etika	 bisnis	 yang	 pertama	 bertujuan	 untuk
menghimbau	para	pelaku	bisnis	untuk	menjalankan	bisnisnya	secara	
baik	 dan	 etis.	 Karena	 lingkup	 etika	 bisnis	 yang	 pertama	 ini	 lebih	
sering	 ditujukan	 kepada	 para	 manajer	 dan	 pelaku	 bisnis,	 dan	 lebih	
sering	berbicara	mengenai	bagaimana	perilaku	bisnis	yang	baik	dan	
etis.	
2. Etika	 bisnis	 untuk	 menyadarkan	 masyarakat,	 khususnya	 konsumen,	
buruh	 atau	 karyawan,	 dan	 masyarakat	 luas	 pemilik	 aset	 umum	
semacam	lingkungan	hidup,	akan	hak	dan	kepentingan	mereka	yang	
tidak	boleh	dilanggar	oleh	praktek	bisnis	siapa	pun	juga.	Pada	tingkat	
inietika	 bisnis	 berfungsi	 untuk	 menggungah	 masyarakat	 untuk	
bertindak	 menuntut	 para	 pelaku	 bisnis	 untuk	 berbisnis	 secara	 baik	
demi	terjaminnya	hak	dan	kepentingan	masyarakat	tersebut.	
3. Etika	 bisnis	 juga	 berbicara	 mengenai	 sistem	 ekonomi	 yang	 sangat	
menentukan	 etis	 tidaknya	 suatu	 praktek	 bisnis	 dalam	 hal	 ini	 etika	
bisnis	lebih	bersifat	makro,	yang	berarti	lebih	tepat	disebut	sebagai	
etika	ekonomi.	
	
C. Manfaat	Etika	Bisnis	
1. Dapat	 meningkatkan	 kredibilitas	 suatu	 perusahaan,	 karena	 etika	
telah	dijadikan	sebagai	corporate	culture.	Dengan	adanya	etika	bisnis,	
secara	 intern	 semua	 karyawan	 terikat	 dengan	 standard	 etis	 yang	
sama,	 sehingga	 akan	 mengambil	 kebijakan/keputusan	 yang	 sama	
terhadap	kasus	sejenis	yang	timbul.	
2. Dapat	 membantu	 menghilangkan	 grey	 area	 (kawasan	 kelabu)	
dibidang	 etika.	 (penerimaan	 komisi,	 penggunaan	 tenaga	 kerja	 anak,	
kewajiban	perusahaan	dalam	melindungi	lingkungan	hidup).	
3. Menjelaskan	 bagaimana	 perusahaan	 menilai	 tanggung	 jawab	
sosialnya.	
4. Menyediakan	 bagi	 perusahaan	 dan	 dunia	 bisnis	 pada	 umumnya,	
kemungkinan	untuk	mengatur	diri	sendiri	(self	regulation).	
5. Bagi	 perusahaan	 yang	 telah	 go	 publik	 dapat	 memperoleh	 manfaat	
berupa	 meningkatnya	 kepercayaan	 para	 investor.	 Selain	 itu	 karena	
adanya	 kenaikan	 harga	 saham,	 maka	 dapat	 menarik	 minat	 para	
investor	untuk	membeli	saham	perusahaan	tersebut.	
6. Dapat	meningkatkan	daya	saing	(competitive	advantage)	perusahaan	
7. Membangun	 corporate	 image	 /	 citra	 positif	 ,	 serta	 dalam	 jangka	
panjang	dapat	menjaga	kelangsungan	hidup	perusahaan	(sustainable	
company).	
	
D. Prinsip-Prinsip	Etika	Bisnis	
												Pada	 dasarnya,	 setiap	 pelaksanaan	 bisnis	 seyogyanya	 harus	
menyelaraskan	 proses	 bisnis	 tersebut	 dengan	 etika	 bisnis	 yang	 telah	
disepakati	secara	umum	dalam	lingkungan	tersebut.	
Sonny	 Keraf	 (1998)	 menjelaskan	 bahwa	 prinsip	 etika	 bisnis	 adalah	
sebagai	berikut	:	
1. Prinsip	otonomi;	yaitu	sikap	kemampuan	manusia	untuk	mengambil	
keputusan	 dan	 bertindak	 berdasarkan	 kesadarannya	 tentang	 apa	
yang	dianggapnya	baik	untuk	dilakukan
2. Prinsip	 kejujuran;	 terdapat	 tiga	 lingkup	 kegiatan	 bisnis	 yang	 bisa	
ditunjukkan	secara	jelas	bahwa	bisnis	tidak	akan	bisa	bertahan	lama	
dan	 berhasil	 kalau	 tidak	 didasarkan	 atas	 kejujuran.	 Pertama,	 jujur	
dalam	 pemenuhan	 syarat-syarat	 perjanjian	 dan	 kontrak.	 Kedua,	
kejujuran	dalam	penawaran	barang	atau	jasa	dengan	mutu	dan	harga	
sebanding.	 Ketiga,	 jujur	 dalam	 hubungan	 kerja	 intern	 dalam	 suatu	
perusahaan.	
3. Prinsip	 keadilan;	 menuntut	 agar	 setiap	 orang	 diperlakukan	 secara	
sama	sesuai	dengan	aturan	yang	adil	dan	sesuai	kriteria	yang	rasional	
obyektif,	serta	dapat	dipertanggungjawabkan.	
4. Prinsip	saling	menguntungkan	(Mutual	benefit	principle)	;	menuntut	
agar	 bisnis	 dijalankan	 sedemikian	 rupa	 sehingga	 menguntungkan	
semua	pihak.	
5. Prinsip	integritas	moral;	terutama	dihayati	sebagai	tuntutan	internal	
dalam	 diri	 pelaku	 bisnis	 atau	 perusahaan,	 agar	 perlu	 menjalankan	
bisnis	 dengan	 tetap	 menjaga	 nama	 baik	 pimpinan	 atau	 orang-
orangnya	maupun	perusahaannya.	
	
E. Faktor	yang	Harus	Diperhatikan	
a. Pengendalian	Diri	
Artinya,	 pelaku-pelaku	 bisnis	 mampu	 mengendalikan	 diri	 mereka	
masing-masing	 untuk	 tidak	 memperoleh	 apapun	 dari	 siapapun	 dan	
dalam	bentuk	apapun.	
b. Pengembangan	Tanggung	Jawab	Sosial	
Pelaku	 bisnis	 disini	 dituntut	 untuk	 peduli	 dengan	 keadaan	
masyarakat,	 bukan	 hanya	 dalam	 bentuk	 “uang”	 dengan	 jalan	
memberikan	sumbangan,	melainkan	lebih	kompleks	lagi.	
c. Mempertahankan	jati	diri	dan	tidak	mudah	untuk	terombang-ambing	
oleh	 pesatnya	 perkembangan	 informasi	 dan	 teknologi	 adalah	 salah	
satu	usaha	menciptakan	etika	bisnis.	
d. Menciptakan	Persaingan	yang	Sehat	
Persaingan	 dalam	 dunia	 bisnis	 perlu	 untuk	 meningkatkan	 efisiensi	
dan	kualitas,	tetapi	persaingan	tersebut	tidak	mematikan	yang	lemah,	
dan	sebaliknya	harus	terdapat	jalinan	yang	erat	antara	pelaku	bisnis	
besar	 dan	 golongan	 menengah	 kebawah,	 sehingga	 dengan	
perkembangannya	 perusahaan	 besar	 mampu	 memberikan	 spread	
effect	 terhadap	 perkembangan	 sekitarnya.	 Untuk	 itu	 dalam	
menciptakan	persaingan	perlu	ada	kekuatan-kekuatan	yang	seimbang	
dalam	dunia	bisnis	tersebut.	
e. Menerapkan	Konsep	“Pembangunan	Berkelanjutan”	
Dunia	 bisnis	 seharusnya	 tidak	 memikirkan	 keuntungan	 hanya	 pada	
saat	 sekarang,	 tetapi	 perlu	 memikirkan	 bagaimana	 dengan	 keadaan	
dimasa	datang.	
f. Menghundari	Sifat	5K	(Katabelece,	Kongkalikong,	Koneksi,	Kolusi	dan	
Komisi)	
Jika	pelaku	bisnis	sudah	mampu	menghindari	sikap	seperti	ini,	kita	
yakin	 tidak	 akan	 terjadi	 lagi	 apa	 yang	 dinamakan	 dengan	 korupsi,	
manipulasi	dan	segala	bentuk	permainan	curang	dalam	dunia	bisnis	
ataupun	berbagai	kasus	yang	mencemarkan	nama	bangsa	dan	Negara.
g. Mampu	Menyatakan	yang	Benar	itu	Benar	
Artinya,	kalau	pelaku	bisnis	itu	memang	tidak	wajar	untuk	menerima	
kredit	 (sebagai	 contoh)	 karena	 persyaratan	 tidak	 bisa	 dipenuhi,	
jangan	 menggunakan	 “katabelece”	 dari	 “koneksi”	 serta	 melakukan	
“kongkalikong”	 dengan	 data	 yang	 salah.	 Juga	 jangan	 memaksa	 diri	
untuk	mengadakan	“kolusi”	serta	memberikan	“komisi”	kepada	pihak	
yang	terkait.	
h. Menumbuhkan	Sikap	Saling	Percaya	antar	Golongan	
Pengusaha	Untuk	menciptakan	kondisi	bisnis	yang	“kondusif”	harus	
ada	 sikap	 saling	 percaya	 (trust)	 antara	 golongan	 pengusaha	 kuat	
dengan	 golongan	 pengusaha	 lemah,	 sehingga	 pengusaha	 lemah	
mampu	berkembang	bersama	dengan	pengusaha	lainnya	yang	sudah	
besar	dan	mapan.	
i. Konsekuen	dan	Konsisten	dengan	Aturan	main	Bersama	
Semua	 konsep	 etika	 bisnis	 yang	 telah	 ditentukan	 tidak	 akan	 dapat	
terlaksana	apabila	setiap	orang	tidak	mau	konsekuen	dan	konsisten	
dengan	 etika	 tersebut.	 Mengapa?	 Seandainya	 semua	 ketika	 bisnis	
telah	 disepakati,	 sementara	 ada	 “oknum”,	 baik	 pengusaha	 sendiri	
maupun	 pihak	 yang	 lain	 mencoba	 untuk	 melakukan	 “kecurangan”	
demi	 kepentingan	 pribadi,	 jelas	 semua	 konsep	 etika	 bisnis	 itu	 akan	
“gugur”	satu	semi	satu.	
j. Memelihara	Kesepakatan	
Memelihara	 kesepakatan	 atau	 menumbuhkembangkan	 Kesadaran	
dan	 rasa	 memiliki	 terhadap	 apa	 yang	 telah	 disepakati	 adalah	 salah	
satu	usaha	menciptakan	etika	bisnis.	
k. Menuangkan	ke	dalam	Hukum	Positif	
Perlunya	sebagian	etika	bisnis	dituangkan	dalam	suatu	hukum	positif	
yang	 menjadi	 Peraturan	 Perundang-Undangan	 dimaksudkan	 untuk	
menjamin	 kepastian	 hukum	 dari	 etika	 bisnis	 tersebut,	 seperti	
“proteksi”	terhadap	pengusaha	lemah.	
	
F. Faktor	Penyebab	Pelanggaran	
1. Mengejar	 keuntungan	 dan	 kepentingan	 pribadi	 (Personal	 Gain	 and	
Selfish	Interest)	
2. Adanya	 sikap	 serakah.	 Dimana	 para	 pekerja	 ini	 akan	 menempatkan	
kepentingannya	 untuk	 memperoleh	 kekayaan	 melebihi	 kepentingan	
lainnya	 meski	 pun	 dalam	 melakukan	 akumulasi	 kekayaan	 tersebut	
dia	merugikan	pekerja	lainnya,	perusahaan,	dan	masyarakat.	
3. Tekanan	 Persaingan	 terhadap	 Laba	 Perusahaan	 (Competitive	
Pressure	on	profits)	
4. Ketika	 perusahaan	 berada	 dalam	 situasi	 persaingan	 yang	 sangat	
keras,	perusahaan	sering	kali	terlibat	dalam	berbagai	aktivitas	bisnis	
yang	tidak	etis	untuk	melindungi	tingkat	proftabilitas	mereka.	
5. Pertentangan	 antara	 Nilai-Nilai	 Perusahaan	 dengan	 Perorangan	
(Business	Goals	versus	Personal	Values)	
6. Masalah	 etika	 dapat	 pula	 muncul	 pada	 saat	 perusahaan	 hendak	
mencapai	tujuan-tujuan	tertentu	atau	menggunakan	metode-metode	
baru	yang	tidak	dapat	diterima	oleh	para	pekerjanya.	
7. Perusahaan	ingin	menguasai	pangsa	pasar.
8. Lemahnya	kedudukan	lembaga	yang	melindungi	konsumen	
9. Lembaga	perlindungan	konsumen	kurang	mengawasi	para	pengusaha	
atau	produsen	sehingga	pelanggaran	sangat	mungkin	terus	terjadi.	
10. Rendahnya	 tingkat	 pendidikan,	 pengetahuan	 serta	 informasi	
masyarakat	mengenai	bahan	dan	material	berbahaya.	
11. Kurangnya	pemahaman	tentang	prinsip	etika	bisnis	
12. Dengan	 bertujuan	 mencari	 keuntungan	 sebanyak-banyaknya	
perusahaan	atau	produsen	terkadang	tidak	memahami	betul	prinsip	
etika	 bisnis	 yang	 harus	 diterapkan	 dengan	 benar	 sehingga	
pelanggaran	dapat	terjadi.	
	
G. Cara	Mengatasi	Pelanggaran	
1. Adanya	 pengawasan	 yang	 dilakukan	 oleh	 pemerintah	 atau	 lembaga	
yang	terkait	terhadap	perusahaan.	
2. Pemerintah	 dan	 lembaga	 yang	 terkait	 berperan	 aktif	 dalam	
mensosialisasikan	informasi	terhadap	masyarakat	awam.	
3. Perusahaan	 atau	 pelaku	 bisnis	 hendaknya	 benar-benar	 memahami	
betul	prinsip	etika	dalam	berbisnis	agar	tidak	merugikan	konsumen.	
4. Adanya	sanksi	atau	tidak	tegas	yang	diberikan	pemerintah	terhadap	
pelaku	 bisnis	 atau	 perusahaan	 yang	 melakukan	 pelanggaran	 etika	
bisnis.	
	
	
III. BEYOND	THE	FOUR	PS	(PRODUCT,	PRICE,	PLACE,	PROMOTION)	
Konsepsi	Etika	Pemasaran	di	luar	etika	bisnis	tentang	produk,	harga,	tempat,	
dan	 promosi	 juga	 dibahas	 secara	 Islami.	 Etika	 pemasaran	 Islam	 adalah	
prinsip-prinsip	syariah	marketer	yang	menjalankan	fungsi-fungsi	pemasaran	
secara	 Islam,	 yaitu	 memiliki	 kepribadian	 spiritual	 (takwa),	 jujur	
(transparan),	berlaku	adil	dalam	bisnis,	bersikap	melayani,	menepati	janji,	
dan	jujur.		
Berikut	terdapat	beberapa	prinsip	Etika	Pemasaran	secara	Islami.	
1. Memiliki	Kepribadian	Spiritual	(Takwa)	
Profesi	 pedagang,	 baik	 secara	 individu	 maupun	 kelompok	 dalam	
menjalankan	 bisnisnya	 harus	 di	 landasi	 sikap	 takwa	 dengan	 selalu	
mengingat	 Allah,	 bahkan	 dalam	 suasana	 mereka	 sedang	 sibuk	 dalam	
aktifitas	mereka	dalam	melayani	pembelinya,	ia	hendaknya	sadar	penuh	
dalam	 responsive	 terhadap	 prioritas-prioritas	 yang	 telah	 ditentukan	
oleh	 sang	 maha	 pencipta.	 Kesadaran	 akan	 Allah	 hendaknya	 menjadi	
sebuah	kekuatan	pemicu	(driving	force)	dalam	segala	tindakan.	
2. Berlaku	baik	dan	simpatik	(Shidiq)	
Berprilaku	baik,	sopan	dan	santun	dalam	pergaulan	adalah	fondasi	dasar	
dan	inti	dari	kebaikan	tingkah	laku.	Sifat	ini	sangat	dihargai	dengan	nilai	
yang	 sangat	 tinggi	 dan	 mencakup	 semua	 sisi	 manusia.	 Alquran	 juga	
mengharuskan	 pengikutnya	 untuk	 berlaku	 sopan	 disetiap	 hal,	 bahkan	
dalam	 meakukan	 transaksi	 bisnis	 dengan	 orang-orang	 yang	 bodoh.	
Tetap	harus	bicara	dengan	ucapan	dan	ungkapan	yang	baik.	
3. Berlaku	Adil	dalam	Bisnis	(Al-Adl)	
Islam	mendukung	prinsip	keadilan,	Secara	umum	Islam
mendukung	semua	prinsip	dalam	pendekatan	keadilan	terhadap	etika,	
namun	dalam	proporsi	yang	seimbang.	Islam	tidak	mendukung	prinsip	
keadilan	 buta.	 Kebutuhan	 semata-mata	 tidak	 memerlukan	 keadilan.	
Karena	seorang	muslim	yang	tengah	berusaha	untuk	keluar	dari	situasi	
yang	 menindas	 lebih	 membutuhkan	 bantuan	 dibanding	 dengan	 orang	
yang	sekedar	menuntut	hak	sebagai	kekayaan	dari	orang-orang	kaya.	
Berbisnislah	 secara	 adil,	 demikian	 kata	 Allah.	 Sebagaimana	 firmanya,	
“Berusahalah	 secara	 adil	 dan	 kamu	 tidak	 boleh	 bertindak	 tidak	 adil”.	
Allah	 mencintai	 orang	 orang	 berbuat	 adil	 dan	 membenci	 orang-orang	
yang	berbuat	zalim,	Islam	telah	mengharamkan	setiap	hubungan	bisnis	
yang	 mengandung	 kezaliman	 dan	 kewajibkan	 terpenuhinya	 keadilan	
yang	teraplikasi	dalam	hubungan	dagang	dan	kontrak	bisnis.	
Di	samping	itu	sikap	berbisnis	tidak	membeda-bedakan,	adil	dihadapan	
memperlakukan	 semua	 konsumen	 dengan	 sama.	 dengan	 sikap	 secara	
adil	 yaitu	 tergambar	 semua	 dalam	 stakeholder,	 semuanya	 harus	
merasakan	 keadilan.	 Tidak	 boleh	 ada	 satu	 pihak	 pun	 yang	 haknya	
terzalimi,	terutama	bagi	tiga	stakeholder	utama	yaitu	pemegang	saham,	
pelanggan	dan	karyawan	
4. Bersikap	Melayani	dan	Rendah	hati	(Khidmah)	
Sikap	melayani	merupakan	sikap	utama	seorang	pemasar.	Tanpa	sikap	
melayani,	yang	melekat	dalam	kepribadiannya.	Melekat	dalam	sikap	ini	
adalah	 sikap	 sopan,	 santun,	 dan	 rendah	 hati.	 Orang	 yang	 beriman	
diperintahkan	untuk	bermurah	hati,	sopan,	dan	bersahabat	saat	berelasi	
dengan	mitra	bisnisnya.	Suatu	bisnis	akan	senantiasa	berkembang	dan	
sukses	manakala	ditunjang	dengan	adannya	pelayanan	terbaik.	Misalnya	
dengan	 keramahan,	 senyuman	 kepada	 para	 konsumen	 akan	 semakin	
baik	bisnisnya.	
Sikap	melayani	juga	merupakan	salah	satu	ajaran	yang	cukup	mewarnai	
pola	kerja	umat	kristiani.	Kita	dapat	melihat	bagaimana	profesionalisme	
mereka	 dalam	 melakukan	 pelayanan	 bagi	 pasien	 yang	 ada	 di	 rumah	
sakit	mereka.	Ini	adalah	salah	satu	implementasi	dari	ajaran	mereka.	
5. Menepati	janji	dan	Tidak	Curang	
Janji	 adalah	 ikrar	 dan	 kesanggupan	 yang	 telah	 dinyatakan	 kepada	
seseorang.	Ketika	membuat	suatu	perjanjian	tentunya	didasari	dengan	
rasa	 saling	 percaya	 serta	 tanggung	 jawab	 yang	 besar	 untuk	
melaksanakan	 janji	 tersebut.	 Ketepatan	 janji	 dapat	 dilihat	 dari	 segi	
ketepatan	 waktu	 penyerahan	 barang,	 ketepatan	 waktu	 pembayaran	
serta	melaksanakan	sesuatu	sesuai	dengan	kontrak	yang	disepakati.	
Pelaku	 bisnis	 yang	 tidak	 bisa	 memenuhi	 janjinya	 dapat	 dikatakan	
sebagai	 golongan	 orang	 yang	 munafiq.	 Terlebih	 diera	 informasi	 yang	
terbuka	 dan	 cepat	 seperti	 sekarang	 ini	 mengingkari	 janji	 dalam	 dunia	
bisnis	 sama	 halnya	 dengan	 menggali	 kubur	 bagi	 bisnisnya	 sendiri.	
Karena	dalam	waktu	singkat	para	rekan	bisnis	akan	mencari	mitra	kerja	
yang	dapat	dipercaya	
Sikap	 pebisnis	 yang	 selalu	 menepati	 janji	 baik	 kepada	 para	 pembeli	
maupun	 diantara	 sesama	 pedagang	 lainnya,	 janji	 yang	 dimaksudkan	
dalam	 hal	 ini	 adalah	 janji	 dimana	 seorang	 pedagang	 terhadap	
pembelinya	dalam	melakukan	transaksi	ketika	menjanjikan	barang	yang	
di	jual	itu	barang	yang	baik,	Semisal	seorang	pedagang	menjadi	seorang
produsen,	 ataupun	 distributor	 harus	 senantiasa	 menepati	 janjinya	
dalam	 mengirimkan	 barang	 kepada	 para	 konsumen	 atau	 pembeli	
misalnya	 tepat	 waktu	 pengiriman,	 menyerahkan	 barang	 yang	
kualitasnya,	kuantitas,	warna,	ukuran,	atau	spesifikasinya	sesuai	dengan	
perjanjian	 semula,	 memberi	 garansi	 dan	 lain	 sebagainya.	 Sedangkan	
janji	yang	harus	ditepati	kepada	sesama	para	rekan	pedagang	misalnya,			
pembayaran	dengan	jumlah	dan	waktu	tepat	dan	lain	sebagainya	
6. Jujur	dan	Terpercaya	(Al-Amanah)	
Kejujuran	merupakan	sikap	yang	dianggap	mudah	untuk	dilaksanakan	
bagi	 orang	 awam	 manakala	 tidak	 dihadapkan	 pada	 ujian	 berat	 atau	
dihadapkan	 pada	 godaan	 duniawi.	 Dengan	 sikap	 kejujuran	 seorang	
pedagang	 akan	 dipercaya	 oleh	 para	 pembelinya	 akan	 tetapi	 bila	
pedagang	 tidak	 jujur	 maka	 pembeli	 tidak	 akan	 memebeli	 barang	
dagangannya.	Tak	diragukan	bahwasannya	ketidak	jujuran	adalah	sikap	
bentuk	 kecurangan	 yang	 paling	 jelek.	 Orang	 tidak	 jujur	 akan	 selalu	
berusaha	melakukan	penipuan	pada	orang	lain.	
7. Tidak	berburuk	sangka	(Su’udz	zhan)	
Saling	menghormati	satu	sama	lain	adalah	ajaran	Nabi	Muhammad	SAW	
yang	 harus	 di	 Implementasikan	 dalam	 perilaku	 bisnis	 modern.	 Tidak	
boleh	 satu	 pengusaha	 menjelekkan	 pengusaha	 lain	 hanya	 untuk	
persaingan	 bisnis.	 Amat	 Naif	 jika	 perbuatan	 seperti	 itu	 terjadi	 dalam	
praktek	bisnis	yang	dilakukan	oleh	seorang	muslim.	
8. Tidak	suka	menjelek-jelekkan	(Ghibah)	
Ghibah	 adalah	 keinginan	 untuk	 menghancurkan	 orang,	 menodai	 harga	
diri,	kemuliaan	dan	kehormatan	orang	lain,	sedangkan	mereka	itu	tidak	
ada	 dihadapannya.	 Ini	 merupakan	 kelicikan,	 sebab	 hal	 ini	 sama	 saja	
dengan	 menusuk	 dari	 belakang.	 Sikap	 semacam	 ini	 merupakan	 salah	
satu	bentuk	penghancuran	karakter,	sebab	pengumpatan	dengan	model	
seperti	ini	berarti	melawan	orang	lain	yang	tidak	berdaya.	
Biasanya	seorang	pemasar	senang	apabila	telah	mengetahui	kelemahan,	
kejelekan	 dan	 kekurangan	 lawan	 bisnisnya.	 Dan	 biasanya	 kelemahan	
dan	 kejelekan	 ini	 senjata	 untuk	 memenangkan	 pertarungan	 dipasar	
dengan	jalan	menjelek-jelekan	atau	menfitnah	lawan	bisnisnya.	
9. Tidak	melakukan	suap/sogok(riswah)	
Dalam	syariah,	menyuap	(Riswah)	hukumnya	haram,	dan	
menyuap	termasuk	kedalam	kategori	memakan	harta	orang	lain	dengan	
cara	bathil.	Islam	tidak	saja	mengharamkan	penyuapan	melainkan	juga	
mengancam	 kedua	 belah	 pihak	 yang	 terlibat	 dengan	 neraka	 diakhirat.	
Suap	 adalah	 dosa	 besar	 dan	 kejahatan	 kriminal	 didalam	 suatu	 negara.	
Oleh	 karena	 itu	 mendapat	 kekayaan	 dengan	 cara	 penyuapan	 jelas	
haram.	
	
Ada	 beberapa	 karakteristik	 Pemasaran	 Syari’ah	 yang	 dapat	 menjadi	
panduan	bagi	para	pemasar	sebagai	berikut	:	
1. Ketuhanan	(Rabbaniyah)	
Salah	satu	ciri	khas	pemasar	syariah	marketing	yang	tidak	dimiliki	pasar	
konvensional	yang	dikenal	selama	ini	adalah	sifat	yang	religius.	Kondisi	
ini	 tercipta	 keterpaksaan	 tetapi	 berangkat	 dari	 kesadaran	 akan	 nilai	
religius,	yang	dipandang	penting	dan	mewarnai	aktivitas	pemasaran	agar
tidak	 terperosok	 kedalam	 perbuatan	 yang	 tidak	 merugikan	 orang	 lain.	
Jiwa	seorang	marketing	syariah	meyakini	bahwa	hukum-hukum	syariah	
yang	teistis	atau	bersifat	ketuhanan	ini	adalah	hukum	yang	paling	adil,	
paling	 sempurna,	 paling	 selaras	 dalam	 bentuk	 kebaikan,	 paling	 dapat	
mencegah	 segala	 kerusakan,	 paling	 mampu	 mewujudkan	 kebenaran,	
memusnahkan	 kebatilan,	 dan	 menyebarluaskan	 kemaslahatan.	 Karena	
merasa	 cukup	 akan	 segala	 kesempurnaan	 dan	 kebaikannya,	 diarela	
melaksanakannya	dari	hati	yang	paling	dalam,	seorang	syariah	marketer	
menyakini	bahwa	Allah	Swt	selalu	dekat	dan	mengawasinya	ketika	dia	
sedang	 melaksanakan	 segala	 macam	 bentuk	 bisnis.	 Dan	 Allah	 akan	
meminta	pertanggungjawaban	darinya	atas	pelaksanaan	syariat	tersebut	
kelak	dihari	kiamat.	
2. Etika	(Akhlaqiyyah)	
Keistimewaan	 yang	 lain	 dari	 syariah	 marketer	 selain	 karena	 teistis	
(rabbaniyyah),	 juga	 karena	 mengedepankan	 masalah	 akhlak	 (moral,	
etika)	dalam	seluruh	aspek	kegiatanya.	Sifat	etis	ini	merupakan	turunan	
dari	 sifat	 teistis	 diatas.	 Dengan	 demikian	 marketing	 syariah	 adalah	
konsep	 yang	 sangat	 mengedepankan	 nilai-nilai	 moral	 dan	 etika,	 tidak	
peduli	apa	pun	agamanya.	
Karena	 nilai-nilai	 moral	 dan	 etika	 adalah	 nilai	 yang	 bersifat	 universal,	
yang	diajarkan	oleh	semua	agamanya.	Untuk	mencapai	tujuan	suci,	Allah	
memberikan	petunjuk	melalui	para	Rasulnya,	Petunjuk	tersebut	meliputi	
segala	 sesuatu	 yang	 dibutuhkan	 manusia,	 baik	 akidah,	 akhlak,	 (moral,	
etika),	 maupun	 syariah.	 Dua	 komponen	 pertama,	 akidah	 dan	 akhlak	
(moral,	 etika)	 bersifat	 konstan,	 keduanya	 tidak	 mengalami	 perubahan	
apapun	 dengan	 berbedanya	 waktu	 dan	 tempat.	 Sedangkan	 syariah	
senantiasa	 berubah	 sesuai	 dengan	 kebutuhan	 dan	 taraf	 perbedaan	
manusia,	 yang	 berbeda-beda	 sesuai	 dengan	 rasulnya	 masing-masing.	
Kesungguhan	untuk	senantiasa	hidup	bersih	lahir	batin	merupakan	salah	
satu	cara	untuk	meraih	derajat	kemuliaan	disisi	Allah	SWT	
3. Realistis	(Al-Waqi‟iyyah)	
Syariah	 marketing	 bukanlah	 konsep	 yang	 tidak	 ekslusif,	 fanatis,anti-
modernitas,	dan	kaku,	marketing	syariah	adalah	konsep	pemasaran	yang	
fleksibel,	 sebagaimana	 keluasan	 dan	 keluwesan	 syariah	 Islami	 yang	
melandasinya.	Syariah	marketer	bukanlah	berarti	para	pemasar	itu	harus	
penampilan	 ala	 bangsa	 Arab	 dan	 mengharamkan	 dasi	 karena	 dianggap	
merupakan	 simbol	 masyarakat	 barat,	 misalnya.	 Para	 pemasar	 juga	
professional	 dengan	 penampilan	 yang	 bersih,	 rapi,	 dan	 bersahaja,	 Ia	
tidak	 kaku,	 tidak	 ekslusif,	 tetapi	 sangat	 fleksibel	 dan	 luwes	 dalam	
bersikap	 dan	 bergaul.	 Ia	 memahami	 dalam	 situasi	 pergaulan	 di	
lingkungan	yang	sangat	heterogen,	dengan	beragam	suku,	agama	dan	ras.	
Fleksibilitas	 atau	 kelonggaran	 sengaja	 diberikan	 oleh	 Allah	 SWT	 agar	
penerapan	 syariah	 senantiasa	 realisties	 (al-waqi’iyyah)	 dan	 dapat	
mengikuti	 perkembangan	 zaman.	 Kelonggaran	 bukanlah	 suatu	
kebetulan,	 melainkan	 kehendak	 Allah	 agar	 syariah	 Islam	 senantiasa	
abadi	dan	kekal	sehingga	sesuai	bagi	setiap	zaman,	daerah,	dan	keadaan	
apapun.	 Dalamsisi	 inilah,	 syariah	 marketing	 berada.	 Ia	 bergaul,	
bersilaturahmi,	 melakukan	 transaksi	 bisnis	 di	 tengah-tengah	 realitas	
kemunafikan,	kecurangan,	kebohongan,	atau	penipuan	yang	sudah	biasa
terjadi	dalam	dunia	bisnis.	Akan	tetapi	syariah	marketing	berusaha	tegar,	
istiqomah,	 dan	 menjadi	 cahaya	 Keistimewaan	 marketing	 syariah	 yang	
lain	adalah	sikapnya	humanistis	universal.	Pengertian	humanistis	adalah	
bahwa	syariah	diciptakan	untuk	manusia	agar	derajatnya	terangkat,	sifat	
manusia	 terjaga	 dan	 terangkat,	 sifat	 kemanusiaannya	 terjaga	 dan	
terpelihara,	 serta	 sifat	 kehewananiannya	 terkekang	 dengan	 panduan	
syariah.	 Dengan	 memiliki,	 nilai	 humanistis	 ia	 menjadi	 manusia	 yang	
terkontrol	 dan	 seimbang.	 Bukan	 manusia	 yang	 serakah,	 yang	
menghalalkan	 segala	 cara	 untuk	 meraih	 keuntungan	 yang	 sebesar-	
besarnnya.	Bukan	menjadi	manusia	yang	bisa	bahagia	diatas	
penerang	di	tengah-tengah	kegelapan	
4. Humanistis	(Al-Insaniyyah)	
Keistimewaan	 marketing	 syariah	 yang	 lain	 adalah	 sikapnya	 humanistis	
universal.	Pengertian	humanistis	adalah	bahwa	syariah	diciptakan	untuk	
manusia	agar	derajatnya	terangkat,	sifat	manusia	terjaga	dan	terangkat,	
sifat	 kemanusiaannya	 terjaga	 dan	 terpelihara,	 serta	 sifat	
kehewananiannya	terkekang	dengan	panduan	syariah.	Dengan	memiliki,	
nilai	 humanistis	 ia	 menjadi	 manusia	 yang	 terkontrol	 dan	 seimbang.	
Bukan	 manusia	 yang	 serakah,	 yang	 menghalalkan	 segala	 cara	 untuk	
meraih	 keuntungan	 yang	 sebesar-besarnnya.	 Bukan	 menjadi	 manusia	
yang	 bisa	 bahagia	 diatas	 penderitaan	 orang	 lain	 atau	 manusia	 yang	
hatinya	kering	dengan	kepedulian	sosial.	
Syariat	 Islam	 diciptakan	 untuk	 manusia	 sesuai	 dengan	 kapasitasnya	
tanpa	menghiraukan	ras,	warna	kulit,	kebangsaan	dan	status.	Hal	inilah	
yang	membuat	syariah	memiliki	sifat	universal	sehingga	menjadi	syariat	
humanistis.	 Hal	 tersebut	 dapat	 dikatakan	 prinsip	 ukhuwah	 insaniyyah	
(persaudaraan	 antar	 manusia).	 Syariat	 Islam	 bukanlah	 syariat	 bangsa	
arab,	 walaupun	 Muhammad	 yang	 membawanya	 adalah	 orang	 arab.	
Syariat	Islam	adalah	milik	Tuhan	bagi	seluruh	manusia.	
	
	
	
	
	
Daftar	Pustaka	
1. Samudra,	 Adhan.	 https://www.academia.edu/29693505/Etika_Pemasaran,	
(6	Oktober	2018	18:20)	
2. Amstrong,	 Gary	 &	 Philip,	 Kotler,	 2002.	 Dasar-Dasar	 Pemasaran	 Jilid	 1,	
Prenhalindo,	Jakarta. 	
3. Gamak, Harun Hargo, 2017. http://harunsakaliou.blogspot.com/2017/01/etika-
bisnis.html, (6 Oktober 2018, 20:05)	
4. Hartono, Juli, 2016. http://repository.uin-suska.ac.id/2724/, (6 Oktober 2018,
20:39)	
5. Ali,	 Hapzi,	 2018,	 Marketing	 Ethics,	 Modul	 Perkuliahan	 Universitas	 Mercu	
Buana,	Jakarta
Jawablah	Forum	ini	dengan	baik	dan	benar	:	
Menurut	saudara	bagaimana	implementasi	Marketing	Ethics	di	Indonesia	apakah	
sudah	berjalan	sebagaimana	mestinya	atau	belum	seperti	yang	diharapkan	oleh	
pemerintah	dan	masyarakat	luas,	dan	apa	kritik	saudara	terhadap	Marketing	
ethic	di	Indonesia.	
	
Implementasi	 pemasaran	 di	 indonesia	 paling	 mudah	 kita	 perhatikan	 melalui	
promosi	 berbagai	 macam	 produk/jasa	 di	 televisi.	 Promosi	 yang	 menyangkut	
etika	 pemasaran	 memang	 masih	 terkesan	 tanggung	 di	 Indonesia.	 Tanpa	
menyinggung	 merek	 tertentu,	 kita	 kerap	 menemukan	 aktivitas	 promosi	 atau	
pemasaran	 yang	 menyudutkan	 pihak	 lain,	 memonopoli	 pihak	 tertentu,	
merugikan	pihak	lain,	dan	bahkan	melanggar	norma	atau	hukum.	
Bahasa	yang	kerap	digunakan	dalam	promosi	selalu	bersifat	hiperbolik,	melebih-
lebihkan,	 bahkan	 terksesan	 lebay.	 Adegan	 yang	 digunakan	 dalam	 promosi	
tersebut	bahkan	ada	yang	terkesan	vulgar,	tidak	pantas	disaksikan	oleh	katagore	
umur	tertentu.	
dalam	konteks	periklanan,	tidak	hanya	Etika	Pariwara	Indonesia	yang	bertugas	
melindungi	masyarakat	dari	kesesatan	pemakanaan	suatu	iklan,	terdapat	banyak	
institusi	 seperti	 Komisi	 Penyiaran	 Indonesia	 (KPI)	 dan	 ada	 banyak	 Undang-
Undang	 mengenai	 penyiaran	 salah	 satunya	 adalah	 Undang-Undang	 Republik	
Indonesia	 No	 32	 Tahun	 2002	 pada	 pasal	 46	 ayat	 3	 yang	 mengatur	 tentang	
penyiaran	dan	pariwara	di	Indonesia	yang	berbunyi	:	
Siaran	iklan	niaga	dilarang	melakukan:	
1. promosi	 yang	 dihubungkan	 dengan	 ajaran	 suatu	 agama,	 ideologi,	 pribadi	
dan/atau	 kelompok,	 yang	 menyinggung	 perasaan	 dan/atau	 merendahkan	
martabat	agama	lain,	ideologi	lain,	pribadi	lain,	atau	kelompok	lain;	
2. promosi	minuman	keras	atau	sejenisnya	dan	bahan	atau	zat	adiktif;	
3. promosi	rokok	yang	memperagakan	wujud	rokok;	
4. hal-hal	 yang	 bertentangan	 dengan	 kesusilaan	 masyarakat	 dan	 nilai-nilai	
agama;	dan/atau	
5. eksploitasi	anak	di	bawah	umur	18	(delapan	belas)	tahun	
pengaturan	 mengenai	 periklanan	 di	 Indonesia	 juga	 dibahas	 didalam	 Undang-
Undang	 Republik	 Indonesia	 No	 24	 Tahun	 1997	 pada	 pasal	 42	 ayat	 2	 yang	
mengatur	tentang	siaran	iklan	di	Indonesia	yang	berbunyi:	
Siaran	iklan	niaga	dilarang	memuat:	
1. promosi	 yang	 berkaitan	 dengan	 ajaran	 suatu	 agama	 atau	 aliran	 tertentu,	
ajaran	 politik	 atau	 ideologi	 tertentu,	 promosi	 pribadi,	 golongan,	 atau	
kelompok	tertentu;	
2. promosi	barang	dan	jasa	yang	berlebih-lebihan	dan	yang	menyesatkan,	baik	
mengenai	mutu,	asal,	isi,	ukuran,	sifat,	komposisi	maupun	keasliannya;
3. iklan	 minuman	 keras	 dan	 sejenisnya,	 bahan/zat	 adiktif	 serta	 iklan	 yang	
menggambarkan	penggunaan	rokok;	
4. hal-hal	yang	bertentangan	dengan	rasa	kesusilaan	masyarakat.	
dari	 penjabaran	 penjelasan	 mengenai	 pentingnya	 penegakan	 hukum	 dalam	
beriklan	 diindonesia	 sangatlah	 penting,	 salah	 satunya	 dalah	 Etika	 Pariwara	
Indonesia	yang	memiliki	posisi	sebagai	pedoman	dalam	membuat	suatu	eksekusi	
iklan	 yang	 baik	 dan	 tidak	 merendahkan	 suatu	 kelompok	 serta	 tidak	
menyesatkan	masyarakat	dalam	penafsiran	akan	suatu	iklan.	Namun	tak	dapat	
kita	 pungkiri	 bahwa	 tidak	 semua	 iklan	 yang	 berada	 disekitar	 kita	 merupakan	
iklan	yang	buruk	masih	banyak	iklan	yang	tidak	memberikan	kesalah	pahaman	
khalayak	publik	dan	bahkan	memberikan	nilai-nilai	positif	dalam	iklan	tersebut.	
saya	 berharap	 keberadaan	 Etika	 Pariwara	 Indonesia	 ini	 dapat	 memberikan	
edukasi	mengenai	bagaimana	menciptakan	suatu	eksekusi	iklan	yang	baik	dan	
benar,	yang	mencerdaskan	dan	tidak	menyesatkan	masyarakat	banyak.	dan	ada	
satu	 kelemahan	 dunia	 periklanan	 indonesia,	 dimana	 perkembangan	 teknologi	
begitu	 cepat	 salah	 satunya	 adalah	 perkembangan	 media	 digital.	 banyak	 sekali	
iklan-iklan	 dimedia	 digital	 kita	 lihat	 dan	 sejujurnya	 iklan	 digital	 belum	 ada	
pengaturan	 yang	 jelas	 didalam	 kerangka	 pengaturan	 periklanan	 indonesia.	
kedepan	 saya	 harap	 akan	 ada	 revisi	 dan	 pembaharuan	 dalam	 pedoman	 etika	
pariwara	 indonesia,	 karena	 walaupun	 tidak	 banyak	 orang	 mengetahui	 adanya	
pedoman	Etika	Pariwara	Indonesia,	namun	pedoman	ini	sudah	melindungi	kita	
dari	kesesatan	penafsiran.	
Jika	 bukan	 kita	 semua	 yang	 peduli,	 seperti	 nyanyian	 The	 Beatles,	 EPI	 akanlah	
tetap	menjadi	“The	Long	and	Winding	Road”	atau	chicago,	“it’s	hard	to	say	I’m	
sorry”	atau	krisdayanti,	“thank	you	so	much	I’m	sorry	good	bye”.

More Related Content

What's hot

Prinsip prinsip etika bisnis
Prinsip prinsip etika bisnisPrinsip prinsip etika bisnis
Prinsip prinsip etika bisnisHaniel Trisman
 
Etika bisnis dlm ekonomi islam
Etika bisnis dlm ekonomi islam Etika bisnis dlm ekonomi islam
Etika bisnis dlm ekonomi islam Jefri Hendra
 
Etika dan-hukum-dalam-bisnis
Etika dan-hukum-dalam-bisnisEtika dan-hukum-dalam-bisnis
Etika dan-hukum-dalam-bisnis085289742051
 
2,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA , Concept and Theor...
2,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA , Concept and Theor...2,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA , Concept and Theor...
2,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA , Concept and Theor...IcaDamayanti
 
1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...
1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...
1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...beny adhi
 
Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...
Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...
Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...Ririen Eka
 
2 prinsip etika bisnis
2 prinsip etika bisnis2 prinsip etika bisnis
2 prinsip etika bisniswinda ekasari
 
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka) Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka) Janu W
 
Etika dan hukum bisnis aris ahmad risadi
Etika dan hukum bisnis   aris ahmad risadiEtika dan hukum bisnis   aris ahmad risadi
Etika dan hukum bisnis aris ahmad risadiAris Ahmad Risadi
 
ETIKA BISNIS - Minggu 2
ETIKA BISNIS - Minggu 2ETIKA BISNIS - Minggu 2
ETIKA BISNIS - Minggu 2devinhgr
 
KEWIRAUSAHAAN - Etika Bisnis dan Strategi Pasar
KEWIRAUSAHAAN - Etika Bisnis dan  Strategi PasarKEWIRAUSAHAAN - Etika Bisnis dan  Strategi Pasar
KEWIRAUSAHAAN - Etika Bisnis dan Strategi PasarDiana Amelia Bagti
 

What's hot (19)

Etika bisnis
Etika bisnisEtika bisnis
Etika bisnis
 
Prinsip prinsip etika bisnis
Prinsip prinsip etika bisnisPrinsip prinsip etika bisnis
Prinsip prinsip etika bisnis
 
Etika bisnis dlm ekonomi islam
Etika bisnis dlm ekonomi islam Etika bisnis dlm ekonomi islam
Etika bisnis dlm ekonomi islam
 
Etika dan-hukum-dalam-bisnis
Etika dan-hukum-dalam-bisnisEtika dan-hukum-dalam-bisnis
Etika dan-hukum-dalam-bisnis
 
Etika bisnis
Etika bisnisEtika bisnis
Etika bisnis
 
2,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA , Concept and Theor...
2,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA , Concept and Theor...2,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA , Concept and Theor...
2,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA , Concept and Theor...
 
1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...
1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...
1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...
 
Eb bab 2
Eb bab 2Eb bab 2
Eb bab 2
 
Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...
Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...
Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...
 
2 prinsip etika bisnis
2 prinsip etika bisnis2 prinsip etika bisnis
2 prinsip etika bisnis
 
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka) Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
 
Etika Pada Periklanan
Etika Pada PeriklananEtika Pada Periklanan
Etika Pada Periklanan
 
Etika dan hukum bisnis aris ahmad risadi
Etika dan hukum bisnis   aris ahmad risadiEtika dan hukum bisnis   aris ahmad risadi
Etika dan hukum bisnis aris ahmad risadi
 
Etika Bisnis
Etika BisnisEtika Bisnis
Etika Bisnis
 
ETIKA BISNIS - Minggu 2
ETIKA BISNIS - Minggu 2ETIKA BISNIS - Minggu 2
ETIKA BISNIS - Minggu 2
 
Etika bisnis (uts)
Etika bisnis (uts)Etika bisnis (uts)
Etika bisnis (uts)
 
KEWIRAUSAHAAN - Etika Bisnis dan Strategi Pasar
KEWIRAUSAHAAN - Etika Bisnis dan  Strategi PasarKEWIRAUSAHAAN - Etika Bisnis dan  Strategi Pasar
KEWIRAUSAHAAN - Etika Bisnis dan Strategi Pasar
 
Makalah etika bisnis
Makalah etika bisnisMakalah etika bisnis
Makalah etika bisnis
 
Etika bisnis (3rd week)
Etika bisnis (3rd week)Etika bisnis (3rd week)
Etika bisnis (3rd week)
 

Similar to 4, be & gg, beny adhi, hapzi ali, marketing ethics , universitas mercu buana, 2018

Etika bisnis topik 1
Etika bisnis topik 1Etika bisnis topik 1
Etika bisnis topik 1reidjen raden
 
Begg,fariz adlan,prof,dr.ir.hapzi ali, mm,cma, technology and privacy in the ...
Begg,fariz adlan,prof,dr.ir.hapzi ali, mm,cma, technology and privacy in the ...Begg,fariz adlan,prof,dr.ir.hapzi ali, mm,cma, technology and privacy in the ...
Begg,fariz adlan,prof,dr.ir.hapzi ali, mm,cma, technology and privacy in the ...Fariz adlan
 
BE & GG; Sukrasno, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis Pada PT Frisian Flag Ind...
BE & GG; Sukrasno, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis Pada PT Frisian Flag Ind...BE & GG; Sukrasno, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis Pada PT Frisian Flag Ind...
BE & GG; Sukrasno, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis Pada PT Frisian Flag Ind...SukrasnoSukrasno
 
16, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, penerapan etika-bisnis-pada-pt-fris...
16, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, penerapan etika-bisnis-pada-pt-fris...16, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, penerapan etika-bisnis-pada-pt-fris...
16, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, penerapan etika-bisnis-pada-pt-fris...Imam Arifin
 
Etika bisnis islam
Etika bisnis islamEtika bisnis islam
Etika bisnis islamfantasip
 
Analisis etika per makanan
Analisis etika per makananAnalisis etika per makanan
Analisis etika per makanansusanti daly
 
1, BE & GG, sukrasno, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and Theory, Univ...
1, BE & GG, sukrasno, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and Theory, Univ...1, BE & GG, sukrasno, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and Theory, Univ...
1, BE & GG, sukrasno, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and Theory, Univ...SukrasnoSukrasno
 
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)Janu W
 
1,be&gg,febrinol,hapzi ali,concepts and theories of business ethics,unive...
1,be&gg,febrinol,hapzi ali,concepts and theories of business ethics,unive...1,be&gg,febrinol,hapzi ali,concepts and theories of business ethics,unive...
1,be&gg,febrinol,hapzi ali,concepts and theories of business ethics,unive...FebrinolChaniago
 
10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...
10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...
10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...MaharaniGustianingty
 
Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...
Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...
Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...Ririen Eka
 
Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...
Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...
Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...Ririen Eka
 
Be gg, hadi saputra maska, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis di...
Be  gg, hadi saputra maska, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis di...Be  gg, hadi saputra maska, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis di...
Be gg, hadi saputra maska, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis di...Hadi saputra Maska
 
1, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Principles of Personal Ethics dan Principles...
1, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Principles of Personal Ethics dan Principles...1, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Principles of Personal Ethics dan Principles...
1, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Principles of Personal Ethics dan Principles...SukrasnoSukrasno
 
2, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Concepts and Theories of Business Ethics, Un...
2, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Concepts and Theories of Business Ethics, Un...2, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Concepts and Theories of Business Ethics, Un...
2, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Concepts and Theories of Business Ethics, Un...SukrasnoSukrasno
 
2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...
2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...
2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...AndreasFabianPramudi
 
2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...
2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...
2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...AndreasFabianPramudi
 
Tugas etika bisnis ppt
Tugas etika bisnis pptTugas etika bisnis ppt
Tugas etika bisnis pptFirmanNur7
 

Similar to 4, be & gg, beny adhi, hapzi ali, marketing ethics , universitas mercu buana, 2018 (20)

Understanding ethics
Understanding ethicsUnderstanding ethics
Understanding ethics
 
Etika bisnis topik 1
Etika bisnis topik 1Etika bisnis topik 1
Etika bisnis topik 1
 
Begg,fariz adlan,prof,dr.ir.hapzi ali, mm,cma, technology and privacy in the ...
Begg,fariz adlan,prof,dr.ir.hapzi ali, mm,cma, technology and privacy in the ...Begg,fariz adlan,prof,dr.ir.hapzi ali, mm,cma, technology and privacy in the ...
Begg,fariz adlan,prof,dr.ir.hapzi ali, mm,cma, technology and privacy in the ...
 
BE & GG; Sukrasno, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis Pada PT Frisian Flag Ind...
BE & GG; Sukrasno, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis Pada PT Frisian Flag Ind...BE & GG; Sukrasno, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis Pada PT Frisian Flag Ind...
BE & GG; Sukrasno, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis Pada PT Frisian Flag Ind...
 
16, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, penerapan etika-bisnis-pada-pt-fris...
16, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, penerapan etika-bisnis-pada-pt-fris...16, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, penerapan etika-bisnis-pada-pt-fris...
16, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, penerapan etika-bisnis-pada-pt-fris...
 
Etika bisnis islam
Etika bisnis islamEtika bisnis islam
Etika bisnis islam
 
Analisis etika per makanan
Analisis etika per makananAnalisis etika per makanan
Analisis etika per makanan
 
1, BE & GG, sukrasno, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and Theory, Univ...
1, BE & GG, sukrasno, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and Theory, Univ...1, BE & GG, sukrasno, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and Theory, Univ...
1, BE & GG, sukrasno, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and Theory, Univ...
 
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
 
1,be&gg,febrinol,hapzi ali,concepts and theories of business ethics,unive...
1,be&gg,febrinol,hapzi ali,concepts and theories of business ethics,unive...1,be&gg,febrinol,hapzi ali,concepts and theories of business ethics,unive...
1,be&gg,febrinol,hapzi ali,concepts and theories of business ethics,unive...
 
10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...
10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...
10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...
 
Etika periklanan
Etika periklananEtika periklanan
Etika periklanan
 
Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...
Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...
Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...
 
Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...
Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...
Be & gg, ririen eka dinyati, hapzi ali, ethics and business for advertisi...
 
Be gg, hadi saputra maska, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis di...
Be  gg, hadi saputra maska, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis di...Be  gg, hadi saputra maska, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis di...
Be gg, hadi saputra maska, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis di...
 
1, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Principles of Personal Ethics dan Principles...
1, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Principles of Personal Ethics dan Principles...1, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Principles of Personal Ethics dan Principles...
1, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Principles of Personal Ethics dan Principles...
 
2, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Concepts and Theories of Business Ethics, Un...
2, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Concepts and Theories of Business Ethics, Un...2, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Concepts and Theories of Business Ethics, Un...
2, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Concepts and Theories of Business Ethics, Un...
 
2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...
2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...
2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...
 
2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...
2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...
2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...
 
Tugas etika bisnis ppt
Tugas etika bisnis pptTugas etika bisnis ppt
Tugas etika bisnis ppt
 

More from beny adhi

14, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate governance, universitas merc...
14, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate governance, universitas merc...14, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate governance, universitas merc...
14, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate governance, universitas merc...beny adhi
 
13, be & gg, beny adhi, hapzi ali, globalization and business ethics, uni...
13, be & gg, beny adhi, hapzi ali, globalization and business ethics, uni...13, be & gg, beny adhi, hapzi ali, globalization and business ethics, uni...
13, be & gg, beny adhi, hapzi ali, globalization and business ethics, uni...beny adhi
 
12, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical decision making in business, u...
12, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical decision making in business, u...12, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical decision making in business, u...
12, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical decision making in business, u...beny adhi
 
10, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate social responsibilities, uni...
10, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate social responsibilities, uni...10, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate social responsibilities, uni...
10, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate social responsibilities, uni...beny adhi
 
9, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate ethics rights, privileges, p...
9, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate ethics  rights, privileges, p...9, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate ethics  rights, privileges, p...
9, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate ethics rights, privileges, p...beny adhi
 
6, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in financial management,...
6, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in financial management,...6, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in financial management,...
6, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in financial management,...beny adhi
 
5, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in human resource manage...
5, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in human resource manage...5, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in human resource manage...
5, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in human resource manage...beny adhi
 
3, be & gg, beny adhi, hapzi ali, environmental ethics , universitas merc...
3, be & gg, beny adhi, hapzi ali, environmental ethics , universitas merc...3, be & gg, beny adhi, hapzi ali, environmental ethics , universitas merc...
3, be & gg, beny adhi, hapzi ali, environmental ethics , universitas merc...beny adhi
 
2, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universi...
2, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universi...2, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universi...
2, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universi...beny adhi
 

More from beny adhi (9)

14, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate governance, universitas merc...
14, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate governance, universitas merc...14, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate governance, universitas merc...
14, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate governance, universitas merc...
 
13, be & gg, beny adhi, hapzi ali, globalization and business ethics, uni...
13, be & gg, beny adhi, hapzi ali, globalization and business ethics, uni...13, be & gg, beny adhi, hapzi ali, globalization and business ethics, uni...
13, be & gg, beny adhi, hapzi ali, globalization and business ethics, uni...
 
12, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical decision making in business, u...
12, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical decision making in business, u...12, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical decision making in business, u...
12, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical decision making in business, u...
 
10, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate social responsibilities, uni...
10, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate social responsibilities, uni...10, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate social responsibilities, uni...
10, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate social responsibilities, uni...
 
9, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate ethics rights, privileges, p...
9, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate ethics  rights, privileges, p...9, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate ethics  rights, privileges, p...
9, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate ethics rights, privileges, p...
 
6, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in financial management,...
6, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in financial management,...6, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in financial management,...
6, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in financial management,...
 
5, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in human resource manage...
5, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in human resource manage...5, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in human resource manage...
5, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in human resource manage...
 
3, be & gg, beny adhi, hapzi ali, environmental ethics , universitas merc...
3, be & gg, beny adhi, hapzi ali, environmental ethics , universitas merc...3, be & gg, beny adhi, hapzi ali, environmental ethics , universitas merc...
3, be & gg, beny adhi, hapzi ali, environmental ethics , universitas merc...
 
2, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universi...
2, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universi...2, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universi...
2, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universi...
 

4, be & gg, beny adhi, hapzi ali, marketing ethics , universitas mercu buana, 2018

  • 1. 4, BE & GG, Beny Adhi, Hapzi Ali, Marketing Ethics , Universitas Mercu Buana, 2018 I. PENDAHULUAN Etika Pemasaran berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Pemasaran. Etika berasal dari bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Etika adalah prinsip atau standar yang mengatur perilaku suatu komunitas, kelompok, organisasi dan individu. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik" baik pada diri seseorangmaupun pada suatu masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yang baik, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain. Definisi pemasaran menurut Kotler, dalam bukunya Manajemen Pemasaran adalah Suatu proses sosial yang didalamnyaa individu dan kelompok mendapatkan apa yang meraka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah proses saling interaksi antar individu baik dalam kelompok ataupun tidak, dalam memperoleh apa yang dibutuhkan dan diinginkannya dengan menciptakan dan menawarkan produk yang dianggap bernilai. Semua ini dilakukan untuk memuaskan kebutuhan dan mendapat keuntungan yangmereka inginkan. Paradigma etika dan pemasaran seperti dua sisi mata uang yang berbeda sudah saatnya dirubah menjadi paradigma etika terkait dengan bisnis atau mensinergikan antara etika dengan laba. Justru di era kompetisi yang ketat ini, reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis merupakan sebuah competitive advantage yang sulit ditiru. Para manajer pun kini menyadari bahwa hanya bisnis yang beretikalah yang mampu bertahan. Bahkan etika itu sendiri kini diyakini dapat menjadi sumber keuntungan jangka panjang bagi perusahaan. sehingga etika dan laba dapat diseleraskan dalam berbisnis Guna mendapatkan profit semaksimal mungkin, perusahaan tentunya berusaha sebaik mungkin agar produknya laku terjual. Dibutukan konsep pemasaran guna memasarkan produk tersebut sehingga laku terjual. Berbagai cara dapat dilakukan untuk memasarkan produk perusahaan. Diantaranya melalui promosi di berbagai media baik cetak maupun elektronik, membuat event atau acara tertentu, membuat jalur distribusi yang baik, dll.
  • 2. Pemasaran produk yang dilakukan perusahaan tidak hanya memikirkan bagaimanacaranya agar produk perusahaan dapat habis terjual namun juga menciptakan, menumbuhkan, dan menjaga pelanggan/ konsumen. Oleh karena itu, dibutuhkan etika bisnis dalam memasarkan produk untuk mencegah praktik-praktik pemasaran yang tidak etis, yang ujungnya menimbulkan persaingan yang tidak sehat dan mencelakakan konsumen. Meliputi etika pemasaran dalam konteks produk, etika pemasaran dalam konteks harga, etika pemasaran dalam konteks distribusi/penyaluran, etika pemasaran dalam konteks promosi, dan juga keetisan iklan. II. PERAN ETIKA PEMASARAN A. Perkembangan Etika Bisnis Perkembangan etika bisnis menurut Bertens (2000): 1. Zaman Prasejarah: Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negra dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur. 2. Masa Peralihan: pada tahun 1960-an: dimulai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota prancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan, khususnya bidang ilmu manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik masalah yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility. 3. Etika Bisnis Lahir di Amerika Serikat pada 1970-an yang mana sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis disekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di Amerika Serikat pada saat itu. 4. Etika Bisnis meluas ke Eropa: tahun 1980-an di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akamdemisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network (EBEN). 5. Etika Bisnis menjadi Fenomena secara Global pada 1990-an, dan tidak hanya terbatas lagi pada dunia barat (Eropa, Amerika Serikat). Tetapi etika bisnis sudah dikembangkan diseluruh dunia. Bahkan telah didirikan Internatioal Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo, Jepang. B. Sasaran dan Ruang Lingkup Etika Bisnis Setelah melihat betapa pentingnya dan relevansinya etika bisnis ada baiknya kita tinjau lebih lanjut apa saja sasaran dan lingkup etika bisnis itu. Ada tiga sasaran dan lingkup pokok etika bisnis, yaitu: 1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain, etika bisnis yang pertama bertujuan untuk
  • 3. menghimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya secara baik dan etis. Karena lingkup etika bisnis yang pertama ini lebih sering ditujukan kepada para manajer dan pelaku bisnis, dan lebih sering berbicara mengenai bagaimana perilaku bisnis yang baik dan etis. 2. Etika bisnis untuk menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh atau karyawan, dan masyarakat luas pemilik aset umum semacam lingkungan hidup, akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapa pun juga. Pada tingkat inietika bisnis berfungsi untuk menggungah masyarakat untuk bertindak menuntut para pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik demi terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat tersebut. 3. Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis dalam hal ini etika bisnis lebih bersifat makro, yang berarti lebih tepat disebut sebagai etika ekonomi. C. Manfaat Etika Bisnis 1. Dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai corporate culture. Dengan adanya etika bisnis, secara intern semua karyawan terikat dengan standard etis yang sama, sehingga akan mengambil kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus sejenis yang timbul. 2. Dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan kelabu) dibidang etika. (penerimaan komisi, penggunaan tenaga kerja anak, kewajiban perusahaan dalam melindungi lingkungan hidup). 3. Menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya. 4. Menyediakan bagi perusahaan dan dunia bisnis pada umumnya, kemungkinan untuk mengatur diri sendiri (self regulation). 5. Bagi perusahaan yang telah go publik dapat memperoleh manfaat berupa meningkatnya kepercayaan para investor. Selain itu karena adanya kenaikan harga saham, maka dapat menarik minat para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. 6. Dapat meningkatkan daya saing (competitive advantage) perusahaan 7. Membangun corporate image / citra positif , serta dalam jangka panjang dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan (sustainable company). D. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harus menyelaraskan proses bisnis tersebut dengan etika bisnis yang telah disepakati secara umum dalam lingkungan tersebut. Sonny Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut : 1. Prinsip otonomi; yaitu sikap kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan
  • 4. 2. Prinsip kejujuran; terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan. 3. Prinsip keadilan; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggungjawabkan. 4. Prinsip saling menguntungkan (Mutual benefit principle) ; menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. 5. Prinsip integritas moral; terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan atau orang- orangnya maupun perusahaannya. E. Faktor yang Harus Diperhatikan a. Pengendalian Diri Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. b. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. c. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis. d. Menciptakan Persaingan yang Sehat Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut. e. Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan” Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang. f. Menghundari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi) Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan Negara.
  • 5. g. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait. h. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan Pengusaha Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada sikap saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. i. Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada “oknum”, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan “kecurangan” demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan “gugur” satu semi satu. j. Memelihara Kesepakatan Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis. k. Menuangkan ke dalam Hukum Positif Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha lemah. F. Faktor Penyebab Pelanggaran 1. Mengejar keuntungan dan kepentingan pribadi (Personal Gain and Selfish Interest) 2. Adanya sikap serakah. Dimana para pekerja ini akan menempatkan kepentingannya untuk memperoleh kekayaan melebihi kepentingan lainnya meski pun dalam melakukan akumulasi kekayaan tersebut dia merugikan pekerja lainnya, perusahaan, dan masyarakat. 3. Tekanan Persaingan terhadap Laba Perusahaan (Competitive Pressure on profits) 4. Ketika perusahaan berada dalam situasi persaingan yang sangat keras, perusahaan sering kali terlibat dalam berbagai aktivitas bisnis yang tidak etis untuk melindungi tingkat proftabilitas mereka. 5. Pertentangan antara Nilai-Nilai Perusahaan dengan Perorangan (Business Goals versus Personal Values) 6. Masalah etika dapat pula muncul pada saat perusahaan hendak mencapai tujuan-tujuan tertentu atau menggunakan metode-metode baru yang tidak dapat diterima oleh para pekerjanya. 7. Perusahaan ingin menguasai pangsa pasar.
  • 6. 8. Lemahnya kedudukan lembaga yang melindungi konsumen 9. Lembaga perlindungan konsumen kurang mengawasi para pengusaha atau produsen sehingga pelanggaran sangat mungkin terus terjadi. 10. Rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan serta informasi masyarakat mengenai bahan dan material berbahaya. 11. Kurangnya pemahaman tentang prinsip etika bisnis 12. Dengan bertujuan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya perusahaan atau produsen terkadang tidak memahami betul prinsip etika bisnis yang harus diterapkan dengan benar sehingga pelanggaran dapat terjadi. G. Cara Mengatasi Pelanggaran 1. Adanya pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah atau lembaga yang terkait terhadap perusahaan. 2. Pemerintah dan lembaga yang terkait berperan aktif dalam mensosialisasikan informasi terhadap masyarakat awam. 3. Perusahaan atau pelaku bisnis hendaknya benar-benar memahami betul prinsip etika dalam berbisnis agar tidak merugikan konsumen. 4. Adanya sanksi atau tidak tegas yang diberikan pemerintah terhadap pelaku bisnis atau perusahaan yang melakukan pelanggaran etika bisnis. III. BEYOND THE FOUR PS (PRODUCT, PRICE, PLACE, PROMOTION) Konsepsi Etika Pemasaran di luar etika bisnis tentang produk, harga, tempat, dan promosi juga dibahas secara Islami. Etika pemasaran Islam adalah prinsip-prinsip syariah marketer yang menjalankan fungsi-fungsi pemasaran secara Islam, yaitu memiliki kepribadian spiritual (takwa), jujur (transparan), berlaku adil dalam bisnis, bersikap melayani, menepati janji, dan jujur. Berikut terdapat beberapa prinsip Etika Pemasaran secara Islami. 1. Memiliki Kepribadian Spiritual (Takwa) Profesi pedagang, baik secara individu maupun kelompok dalam menjalankan bisnisnya harus di landasi sikap takwa dengan selalu mengingat Allah, bahkan dalam suasana mereka sedang sibuk dalam aktifitas mereka dalam melayani pembelinya, ia hendaknya sadar penuh dalam responsive terhadap prioritas-prioritas yang telah ditentukan oleh sang maha pencipta. Kesadaran akan Allah hendaknya menjadi sebuah kekuatan pemicu (driving force) dalam segala tindakan. 2. Berlaku baik dan simpatik (Shidiq) Berprilaku baik, sopan dan santun dalam pergaulan adalah fondasi dasar dan inti dari kebaikan tingkah laku. Sifat ini sangat dihargai dengan nilai yang sangat tinggi dan mencakup semua sisi manusia. Alquran juga mengharuskan pengikutnya untuk berlaku sopan disetiap hal, bahkan dalam meakukan transaksi bisnis dengan orang-orang yang bodoh. Tetap harus bicara dengan ucapan dan ungkapan yang baik. 3. Berlaku Adil dalam Bisnis (Al-Adl) Islam mendukung prinsip keadilan, Secara umum Islam
  • 7. mendukung semua prinsip dalam pendekatan keadilan terhadap etika, namun dalam proporsi yang seimbang. Islam tidak mendukung prinsip keadilan buta. Kebutuhan semata-mata tidak memerlukan keadilan. Karena seorang muslim yang tengah berusaha untuk keluar dari situasi yang menindas lebih membutuhkan bantuan dibanding dengan orang yang sekedar menuntut hak sebagai kekayaan dari orang-orang kaya. Berbisnislah secara adil, demikian kata Allah. Sebagaimana firmanya, “Berusahalah secara adil dan kamu tidak boleh bertindak tidak adil”. Allah mencintai orang orang berbuat adil dan membenci orang-orang yang berbuat zalim, Islam telah mengharamkan setiap hubungan bisnis yang mengandung kezaliman dan kewajibkan terpenuhinya keadilan yang teraplikasi dalam hubungan dagang dan kontrak bisnis. Di samping itu sikap berbisnis tidak membeda-bedakan, adil dihadapan memperlakukan semua konsumen dengan sama. dengan sikap secara adil yaitu tergambar semua dalam stakeholder, semuanya harus merasakan keadilan. Tidak boleh ada satu pihak pun yang haknya terzalimi, terutama bagi tiga stakeholder utama yaitu pemegang saham, pelanggan dan karyawan 4. Bersikap Melayani dan Rendah hati (Khidmah) Sikap melayani merupakan sikap utama seorang pemasar. Tanpa sikap melayani, yang melekat dalam kepribadiannya. Melekat dalam sikap ini adalah sikap sopan, santun, dan rendah hati. Orang yang beriman diperintahkan untuk bermurah hati, sopan, dan bersahabat saat berelasi dengan mitra bisnisnya. Suatu bisnis akan senantiasa berkembang dan sukses manakala ditunjang dengan adannya pelayanan terbaik. Misalnya dengan keramahan, senyuman kepada para konsumen akan semakin baik bisnisnya. Sikap melayani juga merupakan salah satu ajaran yang cukup mewarnai pola kerja umat kristiani. Kita dapat melihat bagaimana profesionalisme mereka dalam melakukan pelayanan bagi pasien yang ada di rumah sakit mereka. Ini adalah salah satu implementasi dari ajaran mereka. 5. Menepati janji dan Tidak Curang Janji adalah ikrar dan kesanggupan yang telah dinyatakan kepada seseorang. Ketika membuat suatu perjanjian tentunya didasari dengan rasa saling percaya serta tanggung jawab yang besar untuk melaksanakan janji tersebut. Ketepatan janji dapat dilihat dari segi ketepatan waktu penyerahan barang, ketepatan waktu pembayaran serta melaksanakan sesuatu sesuai dengan kontrak yang disepakati. Pelaku bisnis yang tidak bisa memenuhi janjinya dapat dikatakan sebagai golongan orang yang munafiq. Terlebih diera informasi yang terbuka dan cepat seperti sekarang ini mengingkari janji dalam dunia bisnis sama halnya dengan menggali kubur bagi bisnisnya sendiri. Karena dalam waktu singkat para rekan bisnis akan mencari mitra kerja yang dapat dipercaya Sikap pebisnis yang selalu menepati janji baik kepada para pembeli maupun diantara sesama pedagang lainnya, janji yang dimaksudkan dalam hal ini adalah janji dimana seorang pedagang terhadap pembelinya dalam melakukan transaksi ketika menjanjikan barang yang di jual itu barang yang baik, Semisal seorang pedagang menjadi seorang
  • 8. produsen, ataupun distributor harus senantiasa menepati janjinya dalam mengirimkan barang kepada para konsumen atau pembeli misalnya tepat waktu pengiriman, menyerahkan barang yang kualitasnya, kuantitas, warna, ukuran, atau spesifikasinya sesuai dengan perjanjian semula, memberi garansi dan lain sebagainya. Sedangkan janji yang harus ditepati kepada sesama para rekan pedagang misalnya, pembayaran dengan jumlah dan waktu tepat dan lain sebagainya 6. Jujur dan Terpercaya (Al-Amanah) Kejujuran merupakan sikap yang dianggap mudah untuk dilaksanakan bagi orang awam manakala tidak dihadapkan pada ujian berat atau dihadapkan pada godaan duniawi. Dengan sikap kejujuran seorang pedagang akan dipercaya oleh para pembelinya akan tetapi bila pedagang tidak jujur maka pembeli tidak akan memebeli barang dagangannya. Tak diragukan bahwasannya ketidak jujuran adalah sikap bentuk kecurangan yang paling jelek. Orang tidak jujur akan selalu berusaha melakukan penipuan pada orang lain. 7. Tidak berburuk sangka (Su’udz zhan) Saling menghormati satu sama lain adalah ajaran Nabi Muhammad SAW yang harus di Implementasikan dalam perilaku bisnis modern. Tidak boleh satu pengusaha menjelekkan pengusaha lain hanya untuk persaingan bisnis. Amat Naif jika perbuatan seperti itu terjadi dalam praktek bisnis yang dilakukan oleh seorang muslim. 8. Tidak suka menjelek-jelekkan (Ghibah) Ghibah adalah keinginan untuk menghancurkan orang, menodai harga diri, kemuliaan dan kehormatan orang lain, sedangkan mereka itu tidak ada dihadapannya. Ini merupakan kelicikan, sebab hal ini sama saja dengan menusuk dari belakang. Sikap semacam ini merupakan salah satu bentuk penghancuran karakter, sebab pengumpatan dengan model seperti ini berarti melawan orang lain yang tidak berdaya. Biasanya seorang pemasar senang apabila telah mengetahui kelemahan, kejelekan dan kekurangan lawan bisnisnya. Dan biasanya kelemahan dan kejelekan ini senjata untuk memenangkan pertarungan dipasar dengan jalan menjelek-jelekan atau menfitnah lawan bisnisnya. 9. Tidak melakukan suap/sogok(riswah) Dalam syariah, menyuap (Riswah) hukumnya haram, dan menyuap termasuk kedalam kategori memakan harta orang lain dengan cara bathil. Islam tidak saja mengharamkan penyuapan melainkan juga mengancam kedua belah pihak yang terlibat dengan neraka diakhirat. Suap adalah dosa besar dan kejahatan kriminal didalam suatu negara. Oleh karena itu mendapat kekayaan dengan cara penyuapan jelas haram. Ada beberapa karakteristik Pemasaran Syari’ah yang dapat menjadi panduan bagi para pemasar sebagai berikut : 1. Ketuhanan (Rabbaniyah) Salah satu ciri khas pemasar syariah marketing yang tidak dimiliki pasar konvensional yang dikenal selama ini adalah sifat yang religius. Kondisi ini tercipta keterpaksaan tetapi berangkat dari kesadaran akan nilai religius, yang dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar
  • 9. tidak terperosok kedalam perbuatan yang tidak merugikan orang lain. Jiwa seorang marketing syariah meyakini bahwa hukum-hukum syariah yang teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah hukum yang paling adil, paling sempurna, paling selaras dalam bentuk kebaikan, paling dapat mencegah segala kerusakan, paling mampu mewujudkan kebenaran, memusnahkan kebatilan, dan menyebarluaskan kemaslahatan. Karena merasa cukup akan segala kesempurnaan dan kebaikannya, diarela melaksanakannya dari hati yang paling dalam, seorang syariah marketer menyakini bahwa Allah Swt selalu dekat dan mengawasinya ketika dia sedang melaksanakan segala macam bentuk bisnis. Dan Allah akan meminta pertanggungjawaban darinya atas pelaksanaan syariat tersebut kelak dihari kiamat. 2. Etika (Akhlaqiyyah) Keistimewaan yang lain dari syariah marketer selain karena teistis (rabbaniyyah), juga karena mengedepankan masalah akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatanya. Sifat etis ini merupakan turunan dari sifat teistis diatas. Dengan demikian marketing syariah adalah konsep yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika, tidak peduli apa pun agamanya. Karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang bersifat universal, yang diajarkan oleh semua agamanya. Untuk mencapai tujuan suci, Allah memberikan petunjuk melalui para Rasulnya, Petunjuk tersebut meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan manusia, baik akidah, akhlak, (moral, etika), maupun syariah. Dua komponen pertama, akidah dan akhlak (moral, etika) bersifat konstan, keduanya tidak mengalami perubahan apapun dengan berbedanya waktu dan tempat. Sedangkan syariah senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan taraf perbedaan manusia, yang berbeda-beda sesuai dengan rasulnya masing-masing. Kesungguhan untuk senantiasa hidup bersih lahir batin merupakan salah satu cara untuk meraih derajat kemuliaan disisi Allah SWT 3. Realistis (Al-Waqi‟iyyah) Syariah marketing bukanlah konsep yang tidak ekslusif, fanatis,anti- modernitas, dan kaku, marketing syariah adalah konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah Islami yang melandasinya. Syariah marketer bukanlah berarti para pemasar itu harus penampilan ala bangsa Arab dan mengharamkan dasi karena dianggap merupakan simbol masyarakat barat, misalnya. Para pemasar juga professional dengan penampilan yang bersih, rapi, dan bersahaja, Ia tidak kaku, tidak ekslusif, tetapi sangat fleksibel dan luwes dalam bersikap dan bergaul. Ia memahami dalam situasi pergaulan di lingkungan yang sangat heterogen, dengan beragam suku, agama dan ras. Fleksibilitas atau kelonggaran sengaja diberikan oleh Allah SWT agar penerapan syariah senantiasa realisties (al-waqi’iyyah) dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Kelonggaran bukanlah suatu kebetulan, melainkan kehendak Allah agar syariah Islam senantiasa abadi dan kekal sehingga sesuai bagi setiap zaman, daerah, dan keadaan apapun. Dalamsisi inilah, syariah marketing berada. Ia bergaul, bersilaturahmi, melakukan transaksi bisnis di tengah-tengah realitas kemunafikan, kecurangan, kebohongan, atau penipuan yang sudah biasa
  • 10. terjadi dalam dunia bisnis. Akan tetapi syariah marketing berusaha tegar, istiqomah, dan menjadi cahaya Keistimewaan marketing syariah yang lain adalah sikapnya humanistis universal. Pengertian humanistis adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat manusia terjaga dan terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat kehewananiannya terkekang dengan panduan syariah. Dengan memiliki, nilai humanistis ia menjadi manusia yang terkontrol dan seimbang. Bukan manusia yang serakah, yang menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar- besarnnya. Bukan menjadi manusia yang bisa bahagia diatas penerang di tengah-tengah kegelapan 4. Humanistis (Al-Insaniyyah) Keistimewaan marketing syariah yang lain adalah sikapnya humanistis universal. Pengertian humanistis adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat manusia terjaga dan terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat kehewananiannya terkekang dengan panduan syariah. Dengan memiliki, nilai humanistis ia menjadi manusia yang terkontrol dan seimbang. Bukan manusia yang serakah, yang menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnnya. Bukan menjadi manusia yang bisa bahagia diatas penderitaan orang lain atau manusia yang hatinya kering dengan kepedulian sosial. Syariat Islam diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan dan status. Hal inilah yang membuat syariah memiliki sifat universal sehingga menjadi syariat humanistis. Hal tersebut dapat dikatakan prinsip ukhuwah insaniyyah (persaudaraan antar manusia). Syariat Islam bukanlah syariat bangsa arab, walaupun Muhammad yang membawanya adalah orang arab. Syariat Islam adalah milik Tuhan bagi seluruh manusia. Daftar Pustaka 1. Samudra, Adhan. https://www.academia.edu/29693505/Etika_Pemasaran, (6 Oktober 2018 18:20) 2. Amstrong, Gary & Philip, Kotler, 2002. Dasar-Dasar Pemasaran Jilid 1, Prenhalindo, Jakarta. 3. Gamak, Harun Hargo, 2017. http://harunsakaliou.blogspot.com/2017/01/etika- bisnis.html, (6 Oktober 2018, 20:05) 4. Hartono, Juli, 2016. http://repository.uin-suska.ac.id/2724/, (6 Oktober 2018, 20:39) 5. Ali, Hapzi, 2018, Marketing Ethics, Modul Perkuliahan Universitas Mercu Buana, Jakarta
  • 11. Jawablah Forum ini dengan baik dan benar : Menurut saudara bagaimana implementasi Marketing Ethics di Indonesia apakah sudah berjalan sebagaimana mestinya atau belum seperti yang diharapkan oleh pemerintah dan masyarakat luas, dan apa kritik saudara terhadap Marketing ethic di Indonesia. Implementasi pemasaran di indonesia paling mudah kita perhatikan melalui promosi berbagai macam produk/jasa di televisi. Promosi yang menyangkut etika pemasaran memang masih terkesan tanggung di Indonesia. Tanpa menyinggung merek tertentu, kita kerap menemukan aktivitas promosi atau pemasaran yang menyudutkan pihak lain, memonopoli pihak tertentu, merugikan pihak lain, dan bahkan melanggar norma atau hukum. Bahasa yang kerap digunakan dalam promosi selalu bersifat hiperbolik, melebih- lebihkan, bahkan terksesan lebay. Adegan yang digunakan dalam promosi tersebut bahkan ada yang terkesan vulgar, tidak pantas disaksikan oleh katagore umur tertentu. dalam konteks periklanan, tidak hanya Etika Pariwara Indonesia yang bertugas melindungi masyarakat dari kesesatan pemakanaan suatu iklan, terdapat banyak institusi seperti Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan ada banyak Undang- Undang mengenai penyiaran salah satunya adalah Undang-Undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2002 pada pasal 46 ayat 3 yang mengatur tentang penyiaran dan pariwara di Indonesia yang berbunyi : Siaran iklan niaga dilarang melakukan: 1. promosi yang dihubungkan dengan ajaran suatu agama, ideologi, pribadi dan/atau kelompok, yang menyinggung perasaan dan/atau merendahkan martabat agama lain, ideologi lain, pribadi lain, atau kelompok lain; 2. promosi minuman keras atau sejenisnya dan bahan atau zat adiktif; 3. promosi rokok yang memperagakan wujud rokok; 4. hal-hal yang bertentangan dengan kesusilaan masyarakat dan nilai-nilai agama; dan/atau 5. eksploitasi anak di bawah umur 18 (delapan belas) tahun pengaturan mengenai periklanan di Indonesia juga dibahas didalam Undang- Undang Republik Indonesia No 24 Tahun 1997 pada pasal 42 ayat 2 yang mengatur tentang siaran iklan di Indonesia yang berbunyi: Siaran iklan niaga dilarang memuat: 1. promosi yang berkaitan dengan ajaran suatu agama atau aliran tertentu, ajaran politik atau ideologi tertentu, promosi pribadi, golongan, atau kelompok tertentu; 2. promosi barang dan jasa yang berlebih-lebihan dan yang menyesatkan, baik mengenai mutu, asal, isi, ukuran, sifat, komposisi maupun keasliannya;
  • 12. 3. iklan minuman keras dan sejenisnya, bahan/zat adiktif serta iklan yang menggambarkan penggunaan rokok; 4. hal-hal yang bertentangan dengan rasa kesusilaan masyarakat. dari penjabaran penjelasan mengenai pentingnya penegakan hukum dalam beriklan diindonesia sangatlah penting, salah satunya dalah Etika Pariwara Indonesia yang memiliki posisi sebagai pedoman dalam membuat suatu eksekusi iklan yang baik dan tidak merendahkan suatu kelompok serta tidak menyesatkan masyarakat dalam penafsiran akan suatu iklan. Namun tak dapat kita pungkiri bahwa tidak semua iklan yang berada disekitar kita merupakan iklan yang buruk masih banyak iklan yang tidak memberikan kesalah pahaman khalayak publik dan bahkan memberikan nilai-nilai positif dalam iklan tersebut. saya berharap keberadaan Etika Pariwara Indonesia ini dapat memberikan edukasi mengenai bagaimana menciptakan suatu eksekusi iklan yang baik dan benar, yang mencerdaskan dan tidak menyesatkan masyarakat banyak. dan ada satu kelemahan dunia periklanan indonesia, dimana perkembangan teknologi begitu cepat salah satunya adalah perkembangan media digital. banyak sekali iklan-iklan dimedia digital kita lihat dan sejujurnya iklan digital belum ada pengaturan yang jelas didalam kerangka pengaturan periklanan indonesia. kedepan saya harap akan ada revisi dan pembaharuan dalam pedoman etika pariwara indonesia, karena walaupun tidak banyak orang mengetahui adanya pedoman Etika Pariwara Indonesia, namun pedoman ini sudah melindungi kita dari kesesatan penafsiran. Jika bukan kita semua yang peduli, seperti nyanyian The Beatles, EPI akanlah tetap menjadi “The Long and Winding Road” atau chicago, “it’s hard to say I’m sorry” atau krisdayanti, “thank you so much I’m sorry good bye”.