SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
13,	 BE	 &	 GG,	 Beny	 Adhi,	 Hapzi	 Ali,	 Globalization	 and	 Business	 Ethics,	
Universitas	Mercu	Buana,	2018	
	
	
	
I. PENDAHULUAN	
Globalisasi	adalah	suatu	fenomena	khusus	dalam	peradaban	manusia	yang	
bergerak	 terus	 dalam	 masyarakat	 global	 dan	 merupakan	 bagian	 dari	 proses	
manusia	 global	 itu.	 Kehadiran	 teknologi	 informasi	 dan	 teknologi	 komunikasi	
mempercepat	 akselerasi	 proses	 globalisasi	 ini.	 Globalisasi	 menyentuh	 seluruh	
aspek	 penting	 kehidupan.	 Globalisasi	 menciptakan	 berbagai	 tantangan	 dan	
permasalahan	baru	yang	harus	dijawab,	dipecahkan	dalam	upaya	memanfaatkan	
globalisasi	untuk	kepentingan	kehidupan.	Globalisasi	sendiri	merupakan	sebuah	
istilah	yang	muncul	sekitar	dua	puluh	tahun	yang	lalu,	dan	mulai	begitu	populer	
sebagai	 ideologi	 baru	 sekitar	 lima	 atau	 sepuluh	 tahun	 terakhir.	 Sebagai	 istilah,	
globalisasi	 begitu	 mudah	 diterima	 atau	 dikenal	 masyarakat	 seluruh	 dunia.	
Wacana	 globalisasi	 sebagai	 sebuah	 proses	 ditandai	 dengan	 pesatnya	
perkembangan	ilmu	pengetahuan	dan	teknologi	sehingga	ia	mampu	mengubah	
dunia	 secara	 mendasar.	 Globalisasi	 sering	 diperbincangkan	 oleh	 banyak	 orang,	
mulai	 dari	 para	 pakar	 ekonomi,	 sampai	 penjual	 iklan.	 	 Dalam	 kata	 globalisasi	
tersebut	 mengandung	 suatu	 pengetian	 akan	 hilangnya	 satu	 situasi	 dimana	
berbagai	 pergerakan	 barang	 dan	 jasa	 antar	 negara	 diseluruh	 dunia	 dapat	
bergerak	 bebas	 dan	 terbuka	 dalam	 perdagangan.	 Dan	 dengan	 terbukanya	 satu	
negara	 terhadap	 negara	 lain,	 yang	 masuk	 bukan	 hanya	 barang	 dan	 jasa,	 tetapi	
juga	teknologi,	pola	konsumsi,	pendidikan,	nilai	budaya	dan	lain-lain.	
Konsep	 akan	 globalisasi	 menurut	 Robertson	 (1992),	 mengacu	 pada	
penyempitan	dunia	secara	insentif	dan	peningkatan	kesadaran	kita	akan	dunia,	
yaitu	semakin	meningkatnya	koneksi	global	dan	pemahaman	kita	akan	koneksi	
tersebut.	 Di	 sini	 penyempitan	 dunia	 dapat	 dipahami	 dalam	 konteks	 institusi	
modernitas	 dan	 intensifikasi	 kesadaran	 dunia	 dapat	 dipersepsikan	 refleksif	
dengan	 lebih	 baik	 secara	 budaya.	 	 Globalisasi	 memiliki	 banyak	 penafsiran	 dari	
berbagai	sudut	pandang.	Sebagian	orang	menafsirkan	globalisasi	sebagai	proses	
pengecilan	 dunia	 atau	 menjadikan	 dunia	 sebagaimana	 layaknya	 sebuah	
perkampungan	 kecil.	 Sebagian	 lainnya	 menyebutkan	 bahwa	 globalisasi	 adalah	
upaya	penyatuan	masyarakat	dunia	dari	sisi	gaya	hidup,	orientasi,	dan	budaya.	
Pengertian	lain	dari	globalisasi	seperti	yang	dikatakan	oleh	Barker	(2004)	adalah	
bahwa	globalisasi	merupakan	koneksi	global	ekonomi,	sosial,	budaya	dan	politik	
yang	semakin	mengarah	ke	berbagai	arah	di	seluruh	penjuru	dunia	dan	merasuk	
ke	dalam	kesadaran	kita.	Produksi	global	atas	produk	lokal	dan	lokalisasi	produk
global	 Globalisasi	 adalah	 proses	 dimana	 berbagai	 peristiwa,	 keputusan	 dan	
kegiatan	di	belahan	dunia	yang	satu	dapat	membawa	konsekuensi	penting	bagi	
berbagai	 individu	 dan	 masyarakat	 di	 belahan	 dunia	 yang	 lain.(A.G.	 Mc.Grew,	
1992).	
Proses	perkembangan	globalisasi	pada	awalnya	ditandai	kemajuan	bidang	
teknologi	 informasi	 dan	 komunikasi.	 Bidang	 tersebut	 merupakan	 penggerak	
globalisasi.	Dari	kemajuan	bidang	ini	kemudian	mempengaruhi	sektor-sektor	lain	
dalam	 kehidupan,	 seperti	 bidang	 politik,	 ekonomi,	 sosial,	 budaya	 dan	 lain-lain.	
Contoh	sederhana	dengan	teknologi	internet,	parabola	dan	TV,	orang	di	belahan	
bumi	manapun	akan	dapat	mengakses	berita	dari	belahan	dunia	yang	lain	secara	
cepat.	 Hal	 ini	 akan	 terjadi	 interaksi	 antarmasyarakat	 dunia	 secara	 luas,	 yang	
akhirnya	akan	saling	mempengaruhi	satu	sama	lain,	terutama	pada	kebudayaan	
daerah,	seperti	kebudayaan	gotong	royong,	menjenguk	tetangga	sakit	dan	lain-
lain.	 Globalisasi	 juga	 berpengaruh	 terhadap	 pemuda	 dalam	 kehidupan	 sehari-
hari,	seperti	budaya	berpakaian,	gaya	rambut	dan	sebagainya.	
Etika	bisnis	adalah	perwujudan	dari	nilai-nilai	moral.	Hal	ini	disadari	oleh	
sebagian	 besar	 pelaku	 usaha,	 karena	 mereka	 akan	 berhasil	 dalam	 usaha	
bisnisnya	 jika	 mengindahkan	 prinsip-prinsip	 etika	 bisnis.	 Jadi	 penegakan	 etika	
bisnis	 penting	 artinya	 dalam	 menegakkan	 iklim	 persaingan	 usaha	 sehat	 yang	
kondusif.	
Di	 Indonesia,	 penegakan	 etika	 bisnis	 dalam	 persaingan	 bisnis	 semakin	
berat.	 Kondisi	 ini	 semakin	 sulit	 dan	 kompleks,	 karena	 banyaknya	 pelanggaran	
terhadap	etika	bisnis	oleh	para	pelaku	bisnis	itu	sendiri,	sedangkan	pelanggaran	
etika	 bisnis	 tersebut	 tidak	 dapat	 diselesaikan	 melalui	 hukum	 karena	 sifatnya	
yang	tidak	terikat	menurut	hukum.	
Persaingan	 usaha	 yang	 sehat	 akan	 menjamin	 keseimbangan	 antara	 hak	
produsen	 dan	 konsumen.	 Indicator	 dari	 persaingan	 yang	 sehat	 adalah	
tersedianya	 banyak	 produsen,	 harga	 pasar	 yang	 terbentuk	 antara	 permintaan	
dan	 penawaran	 pasar,	 dan	 peluang	 yang	 sama	 rari	 setiap	 usaha	 dalam	 bidang	
industry	dan	perdagangan.	Adanya	persaingan	yang	sehat	akan	menguntungkan	
semua	 pihak	 termasuk	 konsumen	 dan	 pengusaha	 kecil,	 dan	 produsan	 sendiri,	
karena	 akan	 menghindari	 terjadinya	 konsentrasi	 kekuatan	 pada	 satu	 atau	
beberapa	usaha	tertentu.	
Tanpa	 kepastian	 hukum,	 maka	 mekanisme	 pasar	 akan	 terancam.	 Adanya	
hukum	yang	pasti	akan	memelihara	ketertiban	dan	menjamin	transparasi	pasar.	
Makalah	ini	bertujuan	untuk	mengkaji	relevansi	etika	bisnis	dengan	persaingan	
usaha	di	Indonesia.	
Terdapat	 hubungan	 yang	 erat	 antara	 etika	 bisnis	 dan	 persaingan	 usaha.	
Terdapatnya	 aspek	 hukum	 dan	 aspek	 etika	 bisnis	 sangat	 menentukan	
terwujudnya	 persaingan	 yang	 sehat.	 Dalam	 bisnis,	 terdapat	 bersaingan	 yang	
ketat,	 yang	 kadang	 –	 kadang	 menyebabkan	 pelaku	 bisnis	 menghalalkan	 segala	
cara	untuk	memperoleh	keuntungan	usaha	dan	memenangkan	persaingan.	
Etika	 bisnis	 merupakan	 suatu	 bidang	 ilmu	 ekonomi	 yang	 terkadang	
dilupakan	 banyak	 orang,	 padahal	 melalui	 etika	 bisnis	 inilah	 seseorang	 dapat	
memahami	 suatu	 bisnis	 persaingan	 yang	 sulit	 sekalipun,	 bagaimana	 bersikap	
manis,	menjaga	sopan	santun,	berpakaian	yang	baik	sampai	bertutur	kata	semua	
itu	 ada	 “meaning”	 nya.	 Bagaimana	 era	 global	 ini	 dituntut	 untuk	 menciptakan	
suatu	persaingan	yang	kompetitif	sehingga	dapat	terselesaikannya	tujuan	dengan
baik,	 kolusi,	 korupsi,	 mengandalkan	 koneksi,	 kongkalikong	 menjadi	 suatu	 hal	
yang	biasa	dalam	tatanan	kehidupan	bisnis,	yang	mana	prinsip	menguasai	medan	
dan	menghalalkan	segala	cara	untuk	memenangkan	persaingan	menjadi	suatu	hal	
yang	lumrah,	padahal	etikanya	tidak	begitu.	
	
II. GLOBALISASI	DAN	ETIKA	BISNIS	
Beberapa	konsep	globalisasi	menurut	para	ahli	antara	lain:	
1. Malcom	Waters	
Globalisasi	 adalah	 sebuah	 proses	 sosial	 yang	 berakibat	 bahwa	 pembatasan	
geografis	pada	keadaan	sosial	budaya	menjadi	kurang	penting,	yang	terjelma	
didalam	kesadaran	orang	
2. Emanuel	Ritcher	
Globalisasi	 adalah	 jaringan	 kerja	 global	 secara	 bersamaan	 menyatukan	
masyarakat	yang	sebelumnya	terpencar-pencar	dan	terisolasi	kedalam	saling	
ketergantungan	dan	persatuan	dunia	
3. Thomas	L.	Friedman	
Globlisasi	 memiliki	 dimensi	 ideology	 dan	 teknlogi.	 Dimensi	 teknologi	 yaitu	
kapitalisme	dan	pasar	bebas,	sedangkan	dimensi	teknologi	adalah	teknologi	
informasi	yang	telah	menyatukan	dunia.	
4. Princenton	N.	Lyman	
Globalisasi	adalah	pertumbuhan	yang	sangat	cepat	atas	saling	ketergantungan	
dan	 hubungan	 antara	 Negara-negara	 didunia	 dalam	 hal	 perdagangan	 dan	
keuangan.	
5. Leonor	Briones	
Demokrasi	bukan	hanya	dalam	bidang	perniagaan	dan	ekonomi	namun	juga	
mencakup	globalisasi	institusi-institusi	demokratis,	pembangunan	sosial,	hak	
asasi	manusia,	dan	pergerakan	wanita.	
	
Didalam	globalisasi	ini	Cochrane	dan	Pain	menegaskan	bahwa	dalam	kaitannya	
dengan	globalisasi,	terdapat	tiga	posisi	teroritis	yang	dapat	dilihat,	yaitu:	
1. Para	 globalis	 percaya	 bahwa	 globalisasi	 adalah	 sebuah	 kenyataan	 yang	
memiliki	 konsekuensi	 nyata	 terhadap	 bagaimana	 orang	 dan	 lembaga	 di	
seluruh	 dunia	 berjalan.	 Mereka	 percaya	 bahwa	 negara-negara	 dan	
kebudayaan	lokal	akan	hilang	diterpa	kebudayaan	dan	ekonomi	global	yang	
homogen.	 meskipun	 demikian,	 para	 globalis	 tidak	 memiliki	 pendapat	 sama	
mengenai	konsekuensi	terhadap	proses	tersebut.	
Para	globalis	positif	dan	optimistis	menanggapi	dengan	baik	perkembangan	
semacam	 itu	 dan	 menyatakan	 bahwa	 globalisasi	 akan	 menghasilkan	
masyarakat	dunia	yang	toleran	dan	bertanggung	jawab.	Para	globalis	pesimis	
berpendapat	 bahwa	 globalisasi	 adalah	 sebuah	 fenomena	 negatif	 karena	 hal	
tersebut	 sebenarnya	 adalah	 bentuk	 penjajahan	 barat	 (terutama	 Amerika	
Serikat)	yang	memaksa	sejumlah	bentuk	budaya	dan	konsumsi	yang	homogen	
dan	terlihat	sebagai	sesuatu	yang	benar	dipermukaan.	Beberapa	dari	mereka	
kemudian	 membentuk	 kelompok	 untuk	 menentang	 globalisasi	
(antiglobalisasi).	
2. Para	tradisionalis	tidak	percaya	bahwa	globalisasi	tengah	terjadi.	
Mereka	berpendapat	bahwa	fenomena	ini	adalah	sebuah	mitos	semata	atau,	
jika	 memang	 ada,	 terlalu	 dibesar-besarkan.	 Mereka	 merujuk	 bahwa
kapitalisme	 telah	 menjadi	 sebuah	 fenomena	 internasional	 selama	 ratusan	
tahun.	 Apa	 yang	 tengah	 kita	 alami	 saat	 ini	 hanyalah	 merupakan	 tahap	
lanjutan,	atau	evolusi,	dari	produksi	dan	perdagangan	kapital.	
3. Para	transformasionalis	berada	di	antara	para	globalis	dan	tradisionalis.	
Mereka	setuju	bahwa	pengaruh	globalisasi	telah	sangat	dilebihlebihkan	oleh	
para	globalis.	Namun,	mereka	juga	berpendapat	bahwa	sangat	bodoh	jika	kita	
menyangkal	 keberadaan	 konsep	 ini.	 Posisi	 teoritis	 ini	 berpendapat	 bahwa	
globalisasi	seharusnya	dipahami	sebagai	“seperangkat	hubungan	yang	saling	
berkaitan	dengan	murni	melalui	sebuah	kekuatan,	yang	sebagian	besar	tidak	
terjadi	secara	langsung”.	Mereka	menyatakan	bahwa	proses	ini	bisa	dibalik,	
terutama	ketika	hal	tersebut	negatif	atau,	setidaknya,	dapat	dikendalikan	
	
Etika	bisnis	adalah	cara-cara	untuk	melakukan	kegiatan	bisnis,	yang	mencakup	
seluruh	aspek	yang	berkaitan	dengan		individu,		perusahaan,	industri	dan	juga	
masyarakat.	 Kesemuanya	 ini	 mencakup	 bagaimana	 kita	 menjalankan	 bisnis	
secara	 adil,	 sesuai	 dengan	 hukum	 yang	 berlaku,	 dan	 tidak	 tergantung	 pada	
kedudukan	individu	ataupun	perusahaan	di	masyarakat.	Etika	bisnis	lebih	luas	
dari	ketentuan	yang	diatur	oleh	hukum,	bahkan	merupakan	standar	yang	lebih	
tinggi	dibandingkan	standar	minimal	ketentuan	hukum,	karena	dalam	kegiatan		
bisnis	seringkali	kita	temukan	wilayah	abu-abu	yang	tidak	diatur	oleh	ketentuan	
hokum	(Barten,	2000).	
												Menurut	 (Mustika,	 2010)	 etika	 bisnis	 dalam	 perusahaan	 memiliki	 peran	
yang	sangat	penting,	yaitu	untuk	membentuk	suatu	perusahaan	yang	kokoh	dan	
memiliki	daya	saing	yang	tinggi	serta	mempunyai	kemampuan	menciptakan	nilai	
(value-creation)	 yang	 tinggi,	 diperlukan	 suatu	 landasan	 yang	 kokoh.	 Biasanya	
dimulai	dari	perencanaan	strategis	,	organisasi	yang	baik,	sistem	prosedur	yang	
transparan	didukung	oleh	budaya	perusahaan	yang	andal	serta	etika	perusahaan	
yang	 dilaksanakan	 secara	 konsisten	 dan	 konsekuen.	 Haruslah	 diyakini	 bahwa	
pada	dasarnya	praktek	etika	bisnis	akan	selalu	menguntungkan	perusahaan	baik	
untuk	jangka	menengah	maupun	jangka	panjang,	karena	:	
1. Mampu	mengurangi	biaya	akibat	dicegahnya	kemungkinan	terjadinya	friksi,	
baik	intern	perusahaan	maupun	dengan	eksternal.	
2. Mampu	meningkatkan	motivasi	pekerja.	
3. Melindungi	prinsip	kebebasan	berniaga	
4. Mampu	meningkatkan	keunggulan	bersaing.	
	
Bisnis	merupakan	sebuah	kegiatan	yang	telah	mengglobal.	Setiap	sisi	kehidupan	
diwarnai	oleh	bisnis.	Dalam	lingkup	yang	besar,	Negara	pastinya	terlibat	dalam	
proses	 bisnis	 yang	 terjadi.	 Tiap-tiap	 Negara	 memiliki	 sebuah	 karakteristik	
sumber	 daya	 sendiri	 sehingga	 tidak	 mungkin	 semua	 Negara	 merasa	 tercukupi	
oleh	semua	sumber	daya	yang	mereka	miliki.	Mulai	dari	ekspedisi	Negara	Eropa	
mencari	 rempah-rempah	 di	 Asia	 sampai	 perdagangan	 minyak	 Internasional	
merupakan	bukti	bahwa	dari	dulu	sampai	sekarang	sebuah	Negara	tidak	dapat	
bertahan	 hidup	 tanpa	 keberadaan	 bisnis	 dengan	 Negara	 lainnya.	 Dewasa	 ini,	
pengaruh	 globalisasi	 juga	 menjadi	 faktor	 pendorong	 terciptanya	 perdagangan	
internasional	yang	lebih	luas.	Kemajemukan	ekonomi	dan	sistem	perdagangan	
berkembang	 menjadi	 sebuah	 kesatuan	 sistem	 yang	 saling	 membutuhkan.	
Ekspor-Impor	 multinasional	 menjadi	 sesuatu	 yang	 biasa.	 Komoditi	 nasional
dapat	 diekspor	 menjadi	 pendapatan	 Negara,	 serta	 produk-produk	 asing	 dapat	
diimpor	demi	memenuhi	kebutuhan	pasar	dalam	negeri.	
Setiap	 Negara	 terus	 mengeksplorasi	 bisnis	 ke	 luar	 negeri	 selain	 untuk	
mendapatkan	yang	mereka	inginkan,	juga	menaikkan	tingkat	ekonomi	yang	ada.	
Tidak	 dapat	 dipungkiri	 bahwa	 Bisnis	 multinasional	 merupakan	 kesempatan	
untuk	 meraih	 pundi-pundi	 uang	 demi	 meningkatkan	 tingkatan	 ekonomi,	
terutama	 Negara	 berkembang	 yang	 rata-rata	 memiliki	 nilai	 tukar	 mata	 uang	
yang	 rendah.	 Developing	 country	 mendapat	 keuntungan	 dengan	 kemudahan	
untuk	 mengekspor	 barang	 domestiknya	 ke	 luar	 dan	 kemudahan	 untuk	
mendapatkan	 investor	 asing	 sebagai	 penanam	 dana	 bagi	 usaha-usaha	 dalam	
negeri.	 Sedangkan	 developed	 country	 lebih	 mudah	 dalam	 mendapatkan	
barang/jasa	yang	mereka	inginkan.	
Ada	 kesempatan	 yang	 terbuka	 lebar	 maka	 pasti	 ada	 persaingan	 untuk	
mendapatkannya.	Berikut	ini	ada	dua	macam	keuntungan	yang	dapat	digunakan	
sebagai	modal	untuk	meraih	keberhasilan:	
a. Keuntungan	 absolut,	 disaat	 sebuah	 Negara	 dapat	 memproduksi	 sesuatu	
produk	 yang	 lebih	 murah	 dan/atau	 kualitas	 yang	 lebih	 tinggi	 dari	 Negara	
lain.	 Contohnya	 Indonesia	 memiliki	 keunggulan	 karena	 memiliki	 kekayaan	
alam	 yang	 berlimpah	 seperti	 minyak.	 Sehingga	 Indonesia	 dapat	 menjual	
minyak	lebih	murah.	
b. Keuntungan	komparatif,	disaat	sebuah	Negara	memproduksi	barang	dengan	
lebih	efisien	atau	lebih	baik	daripada	Negara	lain	yang	memproduksi	barang	
yang	 sama.	 Contohnya	 produsen	 mobil	 sport	 Ferrari	 dalam	 penggunaan	
teknologi	terpadu	pada	pembuatan	mobil	balap.	
	
Tidak	semua	kesempatan	bisnis	global	dapat	langsung	digunakan.	Terdapat	
beberapa	 halangan	 yang	 dapat	 menghadang	 perdagangan	 internasional	 seperti	
perbedaan	sosial	dan	budaya,	perbedaan	ekonomi	dan	perebedaan	hukum	dan	
politik.	Perusahaan	harus	mampu	menyikapi	barrier	tersebut	
Selain	sosial	budaya,	ekonomi	dan	hukum-politik,	yang	perlu	diperhatikan	
oleh	perusahaan	adalah	Etika	Bisnis.	Etika	bisnis	adalah	perilaku	baik	atau	buruk	
berdasarkan	kepercayaan	perseorangan	dan	norma	sosial	dengan	membedakan	
antara	yang	baik	dan	yang	buruk.	Kode	Etik	yang	ada	bersumber	dari	pandangan	
anak-anak	 ke	 perilaku	 orang	 dewasa,	 pengalaman,	 perkembangan	 nilai	 serta	
moral,	dan	pengaruh	kawan.	
Tujuan	diciptakannya	kode	etik	adalah:	
1. Meningkatkan	kepercayaan	publik	pada	bisnis.	
2. Berkurangnya	 potensial	 regulasi	 pemerintah	 yang	 dikeluarkan	 sebagai	
aktivitas	kontrol.	
3. Menyediakan	pegangan	untuk	dapat	diterima	sebagai	pedoman.	
4. Menyediakan	tanggungjawab	atas	prilaku	yang	tak	ber-etika.	
	
Tanggung	 jawab	 sosial	 juga	 merupakan	 juga	 hal	 yang	 penting.	 Tanggung	
jawab	 sosial	 adalah	 sebuah	 konsep	 dimana	 sebuah	 perusahaan	 terhubung	
dengan	 sosial	 dan	 lingkungan	 sekitar	 dalam	 hal	 proses	 bisnis	 dan	 interaksi	
perusahaan	 dengan	 stakeholdernya.	 Tanggung	 jawab	 sosial	 dunia	 bisnis	 tidak	
saja	 berorientasi	 pada	 komitmen	 sosial	 yang	 menekankan	 pada	 pendekatan	
kemanusiaan,	belas	kasihan,	keterpanggilan	religi	atau	keterpangilan	moral,	dan
semacamnya,	tetapi	menjadi	kewajiban	yang	sepantasnya	dilaksanakan	oleh	para	
pelaku	 bisnis	 dalam	 ikut	 serta	 mengatasi	 permasalahan	 sosial	 yang	 menimpa	
masyarakat.	
Era	 globalisasi	 adalah	 situasi	 dan	 keadaan	 yang	 seolah-olah	 tanpa	 batas	
antar	 orang,	 tugas,	 tempat,	 ruang	 atau	 dengan	 kata	 lain	 “mendunia.”	 Sehingga	
dalam	 menjalankan	 bisnis	 dalam	 era	 globalisasi	 ini	 para	 pelaku	 bisnis	
menghadapi	tantangan	utama,	yakni:	
1. Pelanggan	 lebih	 menuntut	 kecepatan	 waktu,	 dan	 budaya	 instant	 sudah	
menjadi	trend	masa	kini.	
2. Etika-etika	 dalam	 bisnis	 kurang	 diperhatikan	 oleh	 pelaku	 bisnis	 yang	
memang	 hanya	 mengandalkan	 kekuatan	 dan	 kekuasaan	 saja,	 sehingga	
terjadilah	 pengkotak-kotakan	 kepada	 pelaku	 bisnis	 menurut	 suku,	 etnis	
ataupun	agama.	
3. Pelanggan	kini	lebih	cerdas	dan	kritis,	dalam	arti	mereka	tidak	hanya	melihat	
harga	 tetapi	 juga	 membandingkan	 dengan	 mutu	 atau	 kualitas	 produk	 dan	
pasti	akan	mengklaim	jika	kecewa	terhadap	suatu	produk	yang	dibelinya.	
4. Ditentukan	adanya	standar	mutu	tertentu	yang	diputuskan	secara	bersama-
sama	oleh	suatu	komite	yang	ditunjuk,	misalnya	ISO.	
5. Tingkat	 ekspansi	 dan	 persaingan	 bisnis	 sangat	 tinggi,	 baik	 secara	 domestic	
maupun	internasional,	begitu	suatu	produk	muncul	di	pasaran	dan	‘booming’	,	
pasti	dalam	sekejap	ada	produk	lain	yang	meniru,	entah	halal	maupun	tidak.	
6. Perubahan	yang	sangat	cepat	kadang-kadang	tak	terduga	atau	memang	sulit	
diduga,	misalnya	setelah	terjadi	pemboman	gedung	WTC	di	AS	oleh	teroris,	
pasar	 modal	 dunia	 menjadi	 lesu	 dan	 bergejolak	 tak	 menentu,	 yang	 pasti	
dampaknya	 ke	 aspek	 bisnis	 yang	 sangat	 mengejutkan	 bagi	 setiap	 pelaku	
bisnis.	
7. Muncul	ketidak	pastian	di	sekitar	hal-hal	yang	berkaitan	dengan	sumberdaya	
manusia,	 misalnya	 bagaimana	 memotivasi	 karyawan	 dengan	 bermacam-
macam	 latar	 belakang	 pendidikannya,	 bagaimana	 mendapatkan	 karyawan	
yang	 berkualitas,	 cerdas,	 berwawasan	 luas	 dalam	 lingkup	 domestic	 dan	
internasional.	
	
	
III. Peran	dan	Manfaat	Etika	
Seorang	 manusia	 akan	 menyelaraskan	 segala	 tindak-tanduk	 dan	
tingkahlaku	 menurut	 etika	 yang	 berlaku	 di	 lingkup	 dia	 bertempat	 tinggal	 dan	
atau	 bekerja.	 Tidak	 ada	 satupun	 manusia	 yang	 dapat	 hidup	 sebebas-bebasnya	
karena	manusia	hidup	dalam	suatu	konstelasi	tingkahlaku	standar,	religi,	norma,	
nilai	moralitas,	dan		hukum	yang	mengatur	bagaimana	seseorang	harus	bertindak	
dan	mengendalikan	semangat		kebebasan	(freedom)	serta	tunduk	terhadap	etika	
yang	disepakati	secara	luas.	
Standar	moral	yang	dikenakan	atas	orang	per	orang	dianggap	menghalangi	
kebebasan	individu	(Lukes,	1973).	Menurut	paham	sosialis,		kebebasan	dianggap	
sebagai	 pemerataan	 pembagian	 kekuasaan	 dan	 tentunya	 juga	 kebebasan.	
Istilahnya,	 kebebasan	 tanpa	 kesetaraan	 adalah	 serupa	 dengan	 penjajahan	 oleh	
mereka	yang	berkuasa.	
Etika	 pada	 dasarnya	 adalah	 standar	 atau	 moral	 yang	 menyangkut	 benar-
salah,	 baik-buruk.	 Dalam	 kerangka	 konsep	 etika	 bisnis	 terdapat	 aturan-aturan
moral	 yang	 dibuat	 untuk	 dipatuhi	 guna	 kelangsungan	 hidup	 suatu	 perusahaan	
agar	dapat	berjalan	dengan	semestinya	sesuai	dengan	yang	telah	diharapkan.	
Peran	Etika	Bisnis	bagi	perusahaan	dapat	dilihat	pada:	
1. Nilai-nilai	Perusahaan	
Nilai-nilai	 perusahaan	 merupakan	 landasan	 moral	 dalam	 mencapai	 visi	 dan	
misi	 perusahaan.	 Oleh	 karena	 itu,	 	 sebelum	 merumuskan	 nilai-nilai	
perusahaan,	perlu	dirumuskan	visi	dan	misi	perusahaan.	Walaupun	nilai-nilai	
perusahaan	 pada	 dasarnya	 universal,	 namun	 dalam	 merumuskannya	 perlu	
disesuaikan	 dengan	 sektor	 usaha	 serta	 karakter	 dan	 letak	 geografis	 dari	
masing-masing	perusahaan.	Nilai-nilai	perusahaan	yang	universal	antara	lain	
adalah	terpercaya,	adil	dan	jujur.	
2. Pedoman	Perilaku	
Pedoman	 perilaku	 merupakan	 penjabaran	 nilai-nilai	 perusahaan	 dan	 etika	
bisnis	 dalam	 melaksanakan	 usaha	 sehingga	 menjadi	 panduan	 bagi	 organ	
perusahaan	dan	semua	karyawan	perusahaan;	Pedoman	perilaku	mencakup	
panduan	tentang	benturan	kepentingan,	pemberian	dan	penerimaan	hadiah	
dan	 donasi,	 kepatuhan	 terhadap	 peraturan,	 kerahasiaan	 informasi,	 dan	
pelaporan	terhadap	perilaku	yang	tidak	etis.	
3. Benturan	kepentingan	
Benturan	 kepentingan	 adalah	 keadaan	 dimana	 terdapat	 konflik	 antara	
kepentingan	 ekonomis	 perusahaan	 dan	 kepentingan	 ekonomis	 pribadi	
pemegang	 saham,	 angggota	 Dewan	 Komisaris	 dan	 Direksi,	 serta	 karyawan	
perusahaan;	 Dalam	 menjalankan	 tugas	 dan	 kewajibannya,	 anggota	 Dewan	
Komisaris	 dan	 Direksi	 serta	 karyawan	 perusahaan	 harus	 senantiasa	
mendahulukan	 kepentingan	 ekonomis	 perusahaan	 diatas	 kepentingan	
ekonomis	 pribadi	 atau	 keluarga,	 maupun	 pihak	 lainnya;	 Anggota	 Dewan	
Komisaris	 dan	 Direksi	 serta	 karyawan	 perusahaan	 dilarang	
menyalahgunakan	 jabatan	 untuk	 kepentingan	 atau	 keuntungan	 pribadi,	
keluarga	 dan	 pihak-pihak	 lain;	 Dalam	 hal	 pembahasan	 dan	 pengambilan	
keputusan	 yang	 mengandung	 unsur	 benturan	 kepentingan,	 pihak	 yang	
bersangkutan	 tidak	 diperkenankan	 ikut	 serta;	 Pemegang	 saham	 yang	
mempunyai	 benturan	 kepentingan	 harus	 mengeluarkan	 suaranya	 dalam	
RUPS	 sesuai	 dengan	 keputusan	 yang	 diambil	 oleh	 pemegang	 saham	 yang	
tidak	 mempunyai	 benturan	 kepentingan;	 Setiap	 anggota	 Dewan	 Komisaris	
dan	 Direksi	 serta	 karyawan	 perusahaan	 yang	 memiliki	 wewenang	
pengambilan	
keputusan	 diharuskan	 setiap	 tahun	 membuat	 pernyataan	 tidak	 memiliki	
benturan	kepentingan	terhadap	setiap	keputusan	yang	telah	dibuat	olehnya	
dan	telah	melaksanakan	pedoman	perilaku	yang	ditetapkan	oleh	perusahaan.	
4. Pemberian	dan	Penerimaan	Hadiah/Donasi	
Setiap	 anggota	 Dewan	 Komisaris	 dan	 Direksi	 serta	 karyawan	 perusahaan	
dilarang	memberikan	atau	menawarkan	sesuatu,	baik	langsung	ataupun	tidak	
langsung,	 kepada	 pejabat	 Negara	 dan	 atau	 individu	 yang	 mewakili	 mitra	
bisnis,	 yang	 dapat	 mempengaruhi	 pengambilan	 keputusan;	 Setiap	 anggota	
Dewan	Komisaris	dan	Direksi	serta	karyawan	perusahaan	dilarang	menerima	
sesuatu	 untuk	 kepentingannya,	 baik	 langsung	 ataupun	 tidak	 langsung,	 dari	
mitra	bisnis,	yang	dapat	mempengaruhi	pengambilan	keputusan;	Donasi	oleh	
perusahaan	ataupun	pemberian	suatu	aset	perusahaan	kepada	partai	politik
atau	 seorang	 atau	 lebih	 calon	 anggota	 badan	 legislatif	 maupun	 eksekutif,	
hanya	boleh	dilakukan	sesuai	dengan	peraturan	perundang-	undangan.	Dalam	
batas	kepatutan	sebagaimana	ditetapkan	oleh	perusahaan,	donasi	untuk	amal	
dapat	 dibenarkan;	 Setiap	 anggota	 Dewan	 Komisaris	 dan	 Direksi	 serta	
karyawan	 perusahaan	 diharuskan	 setiap	 tahun	 membuat	 pernyataan	 tidak	
memberikan	sesuatu	dan	atau	menerima	sesuatu	yang	dapat	mempengaruhi	
pengambilan	keputusan.	
5. Kepatuhan	Terhadap	Peraturan	
Organ	perusahaan	dan	karyawan	perusahaan	harus	melaksanakan	peraturan	
perundang-undangan	 dan	 peraturan	 perusahaan;	 Dewan	 Komisaris	 harus	
memastikan	 bahwa	 Direksi	 dan	 karyawan	 perusahaan	 melaksanakan	
peraturan	 perundang-undangan	 dan	 peraturan	 perusahaan;	 Perusahaan	
harus	melakukan	pencatatan	atas	harta,	utang	dan	modal	secara	benar	sesuai	
dengan	prinsip	akuntansi	yang	berlaku	umum.	
6. Kerahasiaan	Informasi	
Anggota	 Dewan	 Komisaris	 dan	 Direksi,	 pemegang	 saham	 serta	 karyawan	
perusahaan	harus	menjaga	kerahasiaan	informasi	perusahaan	sesuai	dengan	
peraturan	perundang-undangan,	peraturan	perusahaan	dan	kelaziman	dalam	
dunia	usaha;	Setiap	anggota	Dewan	Komisaris	dan	Direksi,	pemegang	saham	
serta	 karyawan	 perusahaan	 dilarang	 menyalahgunakan	 informasi	 yang	
berkaitan	dengan	perusahaan,	termasuk	tetapi	tidak	terbatas	pada	informasi	
rencana	 pengambil-alihan,	 penggabungan	 usaha	 dan	 pembelian	 kembali	
saham;	
Setiap	 mantan	 anggota	 Dewan	 Komisaris	 dan	 Direksi	 serta	 karyawan	
perusahaan,	 serta	 pemegang	 saham	 yang	 telah	 mengalihkan	 sahamnya,	
dilarang	 mengungkapkan	 informasi	 yang	 menjadi	 rahasia	 perusahaan	 yang	
diperolehnya	selama	menjabat	atau	menjadi	pemegang	saham	di	perusahaan,	
kecuali	 informasi	 tersebut	 diperlukan	 untuk	 pemeriksaan	 dan	 penyidikan	
sesuai	 dengan	 peraturan	 perundang	 undangan,	 atau	 tidak	 lagi	 menjadi	
rahasia	milik	perusahaan.	
7. Pelaporan	terhadap	pelanggaran	Pedoman	Perilaku	
Dewan	 Komisaris	 berkewajiban	 untuk	 menerima	 dan	 memastikan	 bahwa	
pengaduan	tentang	pelanggaran	terhadap	etika	bisnis	dan	pedoman	perilaku	
perusahaan	diproses	secara	wajar	dan	tepat	waktu;	Setiap	perusahaan	harus	
menyusun	 peraturan	 yang	 menjamin	 perlindungan	 terhadap	 individu	 yang	
melaporkan	 terjadinya	 pelanggaran	 terhadap	 etika	 bisnis	 dan	 pedoman	
perilaku	 perusahaan.	 Dalam	 pelaksanannya,	 Dewan	 Komisaris	 dapat	
memberikan	 tugas	 kepada	 komite	 yang	 membidangi	 pengawasan	
implementasi	GCG.	
Berikut	 ini	 merupakan	 manfaat	 etika	 bisnis	 yang	 baik	 dijalankan	 oleh	
perusahaan-perusahaan	maupun	organisasi	:	
a. Pengendalian	diri	
b. Pengembangan	tanggung	jawab	sosial	perusahaan	
c. Mempertahankan	 jati	 diri	 dan	 tidak	 mudah	 untuk	 terombang	 ambing	
oleh	pesatnya	perkembangan	informasi	dan	teknologi	
d. Dapat	 menciptakan	 persaingan	 yang	 sehat	 antar	 perusahaan	 maupun	
organisasi	
e. Menerapkan	konsep	“pembangunan	berkelanjutan”
f. Guna	 menghindari	 sifat	 KKN	 (	 Korupsi,	 Kolusi	 dan	 Nepotisme	 )	 yang	
dapat	merusak	tatanan	moral	
g. Dapat	mampu	menyatakan	hal	benar	itu	adlah	benar	
h. Membentuk	 sikap	 saling	 percaya	 antara	 golongan	 pengusaha	 kuat	
dengan	golongan	pengusaha	lemah	
i. Dapat	 konsekuen	 dan	 konsisten	 dengan	 aturan-aturan	 yang	 telah	
disepakati	bersama	
j. Menumbuhkembangkan	kesadaran	dan	rasa	memiliki	terhadap	apa	yang	
telah	dimiliki.	
	
IV. Etika	Bisnis	dan	Relevansinya	dalam	Globalisasi	
4.1. Etika	Bisnis	dalam	Persaiangan	
Dalam	 bisnis	 akan	 terjadi	 persaingan	 yang	 sangat	 ketat	 kadang-kadang	
menyebabkan	 pelaku	 bisnis	 menghalalkan	 segala	 cara	 untuk	
memenangkannya,	sehingga	yang	sering	terjadi	persaingan	yang	tidak	sehat	
dalam	 bisnis.	 Persaingan	 yang	 tidak	 sehat	 ini	 dapat	 merugikan	 orang	
banyak	selain	juga	dalam	jangka	panjang	dapat	merugikan	pelaku	bisnis	itu	
sendiri.	
Aspek	 hukum	 dan	 aspek	 etika	 bisnis	 sangat	 menentukan	 terwujudnya	
persaingan	 yang	 sehat.	 Munculnya	 persaingan	 yang	 tidak	 sehat	
menunjukkan	 bahwa	 peranan	 hukum	 dan	 etika	 bisnis	 dalam	 persaingan	
bisnis	ekonomi	belum	berjalan	sebagaimana	semestinya.	
Dari	segi	etika	bisnis,	hal	ini	penting	karena	merupakan	perwujudan	dari	
nilai-nilai	 moral.	 Pelaku	 bisnis	 sebagian	 menyadari	 bahwa	 bila	 ingin	
berhasil	 dalam	 kegiatan	 bisnis,	 ia	 harus	 mengindahkan	 prinsip-prinsip	
etika.	 Penegakan	 etika	 bisnis	 makin	 penting	 artinya	 dalam	 upaya	
menegakkan	 iklim	 persaingan	 sehat	 yang	 kondusif.	 Sekarang	 ini	 banyak	
praktek	 pesaing	 bisnis	 yang	 sudah	 jauh	 dari	 nilai-nilai	 etis,	 sehingga	
bertentangan	 dengan	 standar	 moral.	 Para	 pelaku	 bisnis	 sudah	 berani	
menguasai	pasar	komoditi	tertentu	dengan	tidak	lagi	mengindahkan	sopan-
santun	 berbisnis.	 Keadaan	 ini	 semakin	 krusial	 sebagai	 akibat	 dari	 sikap	
Pemerintah	 yang	 memberi	 peluang	 kepada	 beberapa	 perusahaan	 untuk	
menguasai	sektor	industri	dari	hulu	ke	hilir.	
4.2. Persaingan	Usaha	dalam	Bisnis	
Persaingan	hanya	terjadi	pada	system	dunia	yang	bebas.	Hal	ini	merupakan	
faktor	yang	paling	penting	dalam	memajukan	perekonomian.	Dalam	bahasa	
Inggris	persaingan	disebut	“competition”	,	Marshaal	Howard	berpendapat	
bahwa	persaingan	merupakan	istilah	umum	yamg	dapat	digunakan	untuk	
segala	sumber	daya	yang	ada.	Persaingan	adalah	jantungnya	perekonomian	
pasar	bebas.	
Produsen	 harus	 memenuhi	 keinginan	 konsumen	 dalam	 pelayanan	 yang	
lebih	efisien	dan	mendapatkan	keuntungan	yang	lebih	baik	dari	pesaingnya.	
Produsen	akan	memperoleh	keuntungan	dari	konsumen	apabila	ia	mampu	
melayani	 konsumen	 secara	 efisien,	 dan	 sebaliknya	 apila	 ia	 tidak	 mampu,	
maka	ia	akan	mengalami	kerugian	dan	kebangkrutan.	
Adanya	 persaingan	 dalam	 bidang	 industry	 akan	 memaksa	 para	 pesaing	
bisnis	 untuk	 menghasilkan	 barang-barang	 berkualitas.	 Perusahaan-
perusahaan	 yang	 dikelola	 dengan	 efisien	 akan	 memperoleh	 keuntungan
yang	besar	dan	tetap	hidup.	Sedangkan	perusahaan	yang	tidak	efisien	akan	
mengalami	 kekalahan	 dalam	 bersaing	 sehingga	 lama-kelamaan	 akan	
bangkrut.	Adanya	persaingan	akan	memberikan	peluang	bisnis,	yaitu	pasar	
bebas,	 dimana	 tidak	 ada	 larangan-larangan	 atau	 batasan-batasan	 bagi	
perusahaan	untuk	keluar	atau	masuk	dari	pasar.	
Menurut	Marshall,	manfaat	umum	dari	proses	persaingan	ekonomi	adalah	
terbentuknya	 harga	 yang	 semurah	 mungkin	 bagi	 barang	 dan	 jasa	 yang	
disertai	 adanya	 bentuk	 pilihan	 maupun	 kualitas	 barang	 dan	 jasa	 yang	
diinginkan.	Dalam	hal	demikian,	banyak	produsen	yang	member	kontribusi	
pada	 perdagangan	 atau	 pasar.	 Dan	 harga-harga	 yang	 bersaing	 ditentukan	
oleh	 permintaan	 dan	 penawaran	 pasar.	 Jika	 sejumlah	 penjual	 yang	 mau	
menjual	 sama	 dengan	 jumlah	 pembeli	 yang	 mau	 membeli,	 maka	 disini	
adalah	sisi	positif	dari	persaingan	bisnis.	Sedangkan	sisi	negatifnya	adalah	
ketika	terjadi	persaingan	yang	mutlak,	dimana	masing-masing	perusahaan	
hanya	menginginkan	keuntungan	sebesarnya-sebesarnya.	
Dalam	keadaan	seperti	itu,	akan	timbul	ketidakmerataan	keuntungan	dan	
hasil	 pendapatan.	 Pengusaha	 dengan	 modal	 kecil	 akan	 tersisih	 dengan	
sendirinya.	 Dalam	 hal	 ini	 para	 pelaku	 ekonomi	 berhasrat	 menguasai	
berbagai	sector	industry	sekaligus,	mulai	dari	industri	hulu	sampai	industri	
hilir.	
Iklim	persaingan	yang	demikian	akan	menyebabkan	persaingan	yang	tidak	
sehat.	Disini	persaingan	sesama	usaha	akan	semakin	ketat	dan	cenderung	
tidak	 jujur,	 ditambah	 dengan	 tidak	 adanya	 paranata	 hukum	 yang	
membatasi	 kegiatan	 bisnis.	 Sehubungan	 dengan	 berlangsungnya	 era	
globalisasi,	 maka	 persaingan	 harus	 transparan	 dan	 mengandalkan	
profesionalisme.	
4.3. Jenis	Persaingan	
Persaingan	 bisnis	 dapat	 berbentuk	 persaingan	 yang	 sehat	 atau	 sempurna	
dan	persaingan	yang	tidak	sehat.	
1. Persaingan	Sehat	
Persaingan	sehat	dalam	arti	positif,	adalah	sarana	atau	motivasi	dalam	
bidang	 industry	 untuk	 menumbuhkan	 gairah,	 untuk	 menciptakan	
kualitas	 dan	 barang	 dari	 segi	 mutunya.	 Persaingan	 sehat	 bertujuan	
untuk	meningkatkan	daya	saing	dengan	menggunakan	cara-cara	efisien,	
meningkatkan	 produktivitas,	 mutu	 dan	 pelayanan	 maksimal	 kepada	
masyarakat.	 Para	 pengusaha	 diisyaratkan	 berpsikap	 ksatria	 dalam	
menghadapi	 persaingan	 sehat.	 Ini	 dilakukan	 dalam	 praktik	 bisnis	
dengan	tidak	melanggar	etika	bisnis.	
Dalam	struktur	persaingan	sempurna	ada	cirri-ciri	khusus,	yaitu:	
a. Terdapat	banyak	pembeli	dan	penjual	
b. Produk	yang	ditawarkan	banyak	dan	homogen	
c. Tidak	ada	larangan	masuk	pasar.	
d. Perolehan	yang	cukup	terhadap	informasi	pasar.	
2. Persaingan	tidak	Sehat	
Sekarang	 masih	 banyak	 perusahaan	 yang	 melakukan	 praktik	 kartel,	
monopoli,	 pengendalian	 harga	 dan	 praktik	 bisnis	 tidak	 sehat	 lainnya.	
Upaya	 pemerintah	 untuk	 mewujudkan	 persaingan	 sehat	 belum
terlaksana	 karena	 banyaknya	 hambatan	 dalam	 praktik	 persaingan	
bisnis	di	Indonesia.	
Pengusaha	besar	yang	memiiki	kekuatan	ekonomi	untuk	sebagian	besar	
tergoda	untuk	berbuat	salah.	Kesalahan	itu	bisa	berupa	penetapan	harga	
yang	 seenaknya,	 menghalangi	 arus	 perusahaan	 baru	 yang	 masuk	 atau	
menghempaskan	pesaing.	
Perusahaan	 yang	 anti	 persaingan	 adalah	 perusahaan	 yang	 memegang	
monopoli	 murni	 yang	 ditandai	 keadaan	 dimana	 ciri	 hanya	 ada	 satu	
pengusaha.	 Pengusaha	 yang	 memegang	 monopoli	 murni	 ini	 biasanya	
mampu	 mengontrol	 tingkat	 struktur	 harga,	 dan	 memblokir	 adanya	
usaha	baru.	
Persaingan	 yang	 tidak	 sehat	 ini,	 yang	 ditandai	 dengan	 pemusatan	
kekuatan	 ekonomi	 pada	 seseorang	 atau	 beberapa	 orang	 adalah	 tidak	
sehat,	dan	ditinjau	dari	berbagai	sudut	mempunyai	sisi	negative,	karena	
itu	 harus	 dicegah	 supaya	 tidak	 merusak	 system	 perekonomian	 dan	
system	hukum	nasional.	Persaingan	yang	tidak	sehat	membawa	dampak	
yang	 tidak	 baik	 bagi	 perlindungan	 mesyarakat,	 dan	 perkembangan	
dunia	 usaha	 itu	 sendiri.Persaingan	 tidak	 sehat	 bertentangan	 dengan	
UUD’45	 pasal	 33	 dan	 cita-cita	 keadilan	 social.	 Karena	 itu	 praktek	
persaingan	yang	tidak	sehat	harus	dihindari	dalam	upaya	mewujudkan	
demokrasi	 ekonomi	 yang	 berazaskan	 kekeluargaan,	 keserasian,	 dan	
keseimbangan.	
4.4. Keuntungan	dan	Etika	
								Perlu	 digaris	 bawahi	 bahwa	 sejak	 semula	 tujuan	 utama	 bisnis	 adalah	
mengejar	keuntungan,	atau	lebih	tapat,	keuntungan	adalah	hal	yang	pokok	
bagi	 kelangsungan	 bisnis,	 walaupun	 bukan	 tujuan	 satu-satunya.	
Sebagaimana	 dianut	 oleh	 pandangan	 bisnis	 yang	 ideal,	 maka	 dari	 sudut	
pandang	 etika,	 keuntungan	 bukan	 hal	 yang	 buruk.	 Bahkan	 secara	 moral,	
keuntungan	 merupakan	 hal	 yang	 baik,	 dan	 diterima	 karena,	 pertama,	
keuntungan	 memungkinkan	 suatu	 perusahaan	 bertahan	 dalam	 kegiatan	
bisnisnya.	Kedua,	tanpa	memiliki	keuntungan,	tidak	ada	pemilik	modal	yang	
bersedia	 menanamkan	 modalnya,	 dan	 karena	 itu	 tidak	 akan	 menjadi	
aktivitas	 ekonomi	 demi	 memacu	 pertumbuhan	 ekonomi.	 Ketiga,	
keuntungan	 memungkinkan	 perusahaan	 tidak	 hanya	 bertahan	 tetapi	 juga	
untuk	menghidupi	karyawan-karyawannya,	bahkan	pada	tingkat	dan	taraf	
hidup	yang	lebih	baik.	keuntungan	yang	diperoleh,	perusahaan	dapat	terus	
mengembangkan	 usahanya	 yang	 berarti	 menciptakan	 lapangan	 pekerjaan	
bagi	orang	lain.	
Dalam	 persaingan	 bisnis	 yang	 ketat,	 para	 pelaku	 bisa	 sadar	 betul	 bahwa	
perusahaan	 yang	 unggul	 bukan	 karena	 perusahaan	 mempunyai	 kinerja	
bisnis	 manajerial	 financial	 yang	 baik,	 melainkan	 perusahaan	 juga	
mempunyai	kinerja	etis	dan	etos	yang	baik.	
Kedua,	dalam	persaingan	bisnis	yang	ketat,	para	pelaku	bisnis	yang	modern	
sangat	sadar	bahwa	konsumen	adalah	raja.	Oleh	karena	itu,	hal	yang	paling	
pokok	untuk	bisa	untung	dan	bertahan	dalam	pasar	yang	penuh	persaingan	
adalah	sejauh	mana	suatu	perusahaan	bisa	merebut	dan	mempertahankan	
kepercayaan	konsumen.	Ini	bukan	merupakan	hal	yang	mudah.
Karena	dalam	pasar	yang	penuh	dengan	persaingan	dan	pasar	yang	bebas	
dan	 terbuka,	 dimana	 ada	 beragam	 barang	 dan	 jasa	 ditawarkan	 dengan	
harga	dan	mutu	yang	kompetitif,	sekali	konsumen	dirugikan,	maka	mereka	
akan	berpaling	dari	perusahaan	tersebut.	
Yang	 paling	 pokok,	 adalah	 para	 pelaku	 bisnis	 modern	 sadar	 betul	 bahwa	
kepecayaan	konsumen	hanya	mungkin	dijaga	dengan	memperhatikan	citra	
bisnisnya	sebagai	bisnis	yang	baik	dan	etis.	Termasuk	didalamnya	adalah	
pelayanan,	 tanggapan	 terhadap	 keluhan	 konsumen,	 hormat	 pada	 hak	 dan	
kepentingan	 konsumen,	 menawarkan	 barang	 dan	 jasa	 dengan	 mutu	 yang	
baik	 dan	 harga	 yang	 sebanding.,	 tidak	 menipu	 konsumen	 dengan	 iklan	
bombastis	dan	seterusnya.	
Hal	ini	kini	benar-benar	oleh	perusahaan-perusahaan	yang	memang	ingin	
membangun	 sebuah	 kerajaan	 bisnis	 bertahan	 lama,	 mereka	 sadar	 bahwa	
kini	konsumen	sangat	kritis	dan	tidak	mudah	dibohongi.	
Ketiga,	dalam	system	pasar	terbuka	dengan	peran	pemerintah	yang	bersifat	
netral	dan	berpihak	tetapi	secara	efektif	menjaga	agar	kepentingan	dan	hak	
dari	 semua	 pihak	 dijamin.	 Para	 pelaku	 bisnis	 berusaha	 sebaik	 mungkin	
untuk	 menghindarkan	 campur	 tangan	 pemerintah,	 karena	 baginya	 akan	
mengganggu	 kelangsungan	 bisnisnya.	 Salah	 satu	 cara	 yang	 paling	 efektif	
untuk	keperluan	itu	adalah	dengan	cara	menjalankan	bisnisnya	secara	baik	
dan	etis,	yaitu	dengan	menjalankan	bisnis	sedemikian	rupa	tanpa	sengaja	
merugikan	 kepentingan	 semua	 pihak	 yang	 terkait	 dalam	 bisnisnya.	
Asumsinya	 adalah,	 jika	 sampai	 terjadi	 ia	 menjalankan	 bisnisnya	 dengan	
merugikan	pihak	tertentu,	maka	pemerintah	yang	tuhasnya	adalah	menjaga	
dan	menjamin	hak	dan	kepentingan	semua	pihak	tanpa	terkecuali,	dan	ini	
kita	andaikan	dijalankan	secara	konsekuen	akan	serta	merta	turun	tangan	
mengambil	tindakan	tertentu	untuk	menertibkan	praktek	bisnis	yang	tidak	
baik	 itu.	 Termasuk	 dalam	 tindakan	 tersebut,	 adalah	 larangan	 atau	
pencabutan	ijin	usaha	perusahaan	tersebut	yang	mana	akan	fatal	bagi	nasib	
perusahaan	 tersebut.	 Jadi,	 dari	 pada	 melakukan	 bisnis	 yang	 melanggar	
kepentingan,	 para	 pelaku	 bisnis	 berusaha	 sedapat	 mungkin	 untuk	 secara	
proaktif	 berbisnis	 secara	 baik	 dan	 etis.	 Paling	 kurang	 ini	 adalah	 tuntutan	
dari	dalam	perusahaan	tersebut	demi	kelangsungan	perusahaan	itu,	demi	
mendapat	keuntungan	yang	menjadi	tujuan	pokok	bisnis.	
Keempat,	 perusahaan	 modern	 juga	 semakin	 menyadari	 bahwa	 karyawan	
bukanlah	 tenaga	 yang	 siap	 dieksploitasi	 demi	 mengeruk	 keuntungan	
sebesar-besarnya.	 Justru	 sebaliknya,	 karyawan	 dianggap	 sebagai	 subyek	
utama	 dari	 bisnis	 suatu	 perusahaan	 yang	 sangat	 memungkinkan	 berhasil	
tidaknya	perusahaan	tersebut.	
Dalam	bisnis	yang	penuh	persaingan	ketat,	karyawan	adalah	orang-orang	
professional	 yang	 tidak	 mudah	 diganti.	 Karena	 penggantian	 tenaga	
professional	akan	merugikan	perusahaan	dari	segi	financial,	waktu,	energy,	
irama	kerja	perusahaan,	team	work	dan	seterusnya.	Dengan	demikian	yang	
paling	 ideal	 bagi	 perusahaan	 modern	 adalah	 bagaimana	 menjaga	 dan	
mempertahankan	tenaga	kerja	professional	yang	ada	daripada	membiarkan	
mereka	pergi	dan	mengundurkan	diri.
DAFTAR	PUSTAKA	
1. Roni,	 2016.	 https://libroncom.blogspot.com/2016/09/makalah-globalisasi-
kata-pengantar.html,	(9	Desember	2018,	Jam	11:55)	
2. Efendy,	 Try,	 2013.	 Etika	 Bisnis	 dalam	 Lingkungan	 Globalisasi,	
http://trisultanefendi.blogspot.com/2013/01/etika-bisnis-dalam-lingkup-
globalisasi.html,	(9	Desember	2018,	Jam	12:51)	
3. Fauzi,	 Rizky,	 2017.	 https://dark5ne55.blogspot.com/p/makalah-etika-bisnis-
era-global.html,	(9	Desember	2018,	Jam	19:23)
Pada	contoh	kasus	kali	ini	saya	akan	membahas	industri	pertelevisian	yang	secara	
langsung	terdampak	pada	efek	globalisasi.	
	
Saat	ini	banyak	fenomena	yang	terjadi	di	masyarakat	akibat	maraknya	perkembangan	
industri	media	televisi	swasta	di	Indonesia,	banyak	masyarakat	yang	merasa	senang	
karena	 televisi	 memberi	 pengaruh	 positif	 kepada	 mereka	 sebagai	 penonton.	 Tapi	
disisi	 lain	 kehadiran	 media	 televisi	 Indonesia	 membuat	 masyarakat	 merasa	 hal	 ini	
membawa	 sesuatu	 yang	 membahayakan	 karena	 banyak	 acara-acara	 yang	 bukan	
untuk	 hiburan	 tetapi	 ditayangkan	 untuk	 menaikkan	 rating,	 minat	 pemirsa,	 tanpa	
melihat	sisi	negatifnya	.	
	
RCTI	menyadari	tanggung	jawab	moral	untuk	memberikan	tayangan,	selaku	market	
leader	RCTI	harus	bisa	menjaga	kualitas	dari	program	yang	ditayangkan	agar	tidak	
terjadi	penurunan	dari	segi	kualitas	yang	akan	mempengaruhi	minat	pemirsa	untuk	
menonton.	 Hal	 ini	 diperparah	 dengan	 maraknya	 pembicaraan	 tentang	 program	
sinetron	yang	banyak	mengandung	adegan	kekerasan	dan	tidak	patut	untuk	dicontoh	
maka	RCTI	sering	sekali	mengadakan	rapat	untuk	mengontrol	adegan-adegan	yang	
tayang	.	Adapun	langkah-langkah	yang	dilakukan	oleh	RCTI	untuk	menjalankan	etika	
bisnis	terhadap	konsumen	adalah	sebagai	berikut	:	
1. Melakukan	 evaluasi	 terhadap	 tayangan-tayangan	 yang	 ada	 di	 RCTI	 .	 Cara	
mengevaluasi	 dapat	 dilakukan	 dengan	 mengadakan	 rapat	 internal	 dengan	 tim	
produksi,	phone	survey	dan	juga	melalui	FGD	dengan	masyarakat.	
2. Membuat	alur	Quality	Control	sebelum	tayangan	tersebut	tayang	
3. Pemantauan	tayangan	program	secara	reguler	melalui	divisi	programming	
4. Menyediakan	 sosial	 media	 untuk	 menampung	 saran	 dan	 keluhan	 penonton	
tentang	program	yang	mereka	tayangkan	
	
Pemerintah	saat	ini	mulai	tegas	untuk	mengawasi	tayangan	pertelevisian	yang	ada	
dengan	 mengadakan	 evaluasi	 melalui	 KPI.	 Bagi	 RCTI,	 keberadaan	 KPI	 merupakan	
badan	 yang	 sangat	 menolong	 perusahaan	 untuk	 mengevaluasi	 program	 karena	
teguran	yang	diberikan	KPI	merupakan	usulan	dan	laporan	dari	masyarakat	sehingga	
secara	 tidak	 langsung	 teguran	 yang	 diberikan	 oleh	 KPI	 merupakan	 teguran	 dari	
masyarakat.	Meskipun	demikian,	RCTI	tetap	berusaha	untuk	meminimalisir	teguran	
KPI	terhadap	tayangan-tayangan	program	yang	ada	di	RCTI	agar	tetap	bisa	membuat	
konsumen	senang	dengan	tayangan	yang	ditayangkan	oleh	RCTI.	
	
Dari	 data	 yang	 didapatkan	 KPI	 memutuskan	 menjatuhkan	 sanksi	 administratif	
penghentian	sementara	selama		tiga	(3)	hari	untuk	program	siaran	“Dahsyat”	di	RCTI.	
Program	 yang	 tayang	 pada	 28	 Februari	 2017	 pukul	 09.11	 WIB	 dan	 1	 Maret	 2017	
pukul	 08.49	 WIB	 kedapatan	 melanggar	 aturan	 Pedoman	 Perilaku	 Penyiaran	 dan	
Standar	 Program	 Siaran	 (P3SPS)	 KPI.	 Akibatnya	 RCTI	 mendapatkan	 sanksi	
penghentian	sementara	untuk	tayangan	program	“Dahsyat”	RCTI	selama	3	(tiga)	hari	
dilaksanakan	 pada	 tanggal	 13,	 14,	 dan	 19	 bulan	 April	 tahun	 2017.	 Sebagai	 wujud	
tanggung	 jawab	 dan	 menjalankan	 etika	 bisnis	 maka	 RCTI	 dengan	 penuh	 tanggung	
jawab	 mengikuti	 sanksi	 tersebut	 dan	 menggantikan	 slot	 Dahsyat	 dengan	 diisi	 film	
keluarga.
13, be & gg, beny adhi, hapzi ali, globalization and business ethics, universitas mercu buana, 2018

More Related Content

What's hot

Khairiah binti abdul kadir d20121061507
Khairiah binti abdul kadir d20121061507Khairiah binti abdul kadir d20121061507
Khairiah binti abdul kadir d20121061507
Khairiah Abdul Kadir
 
Cabaran globalisasi terhadap jati diri melayu muslim
Cabaran globalisasi terhadap jati diri melayu muslimCabaran globalisasi terhadap jati diri melayu muslim
Cabaran globalisasi terhadap jati diri melayu muslim
ynaPark
 
13, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Digital Era, Universitas Mercubuana,...
13, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Digital Era, Universitas Mercubuana,...13, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Digital Era, Universitas Mercubuana,...
13, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Digital Era, Universitas Mercubuana,...
AkfikaRizkySabilla
 
13, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, digital era...
13, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, digital era...13, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, digital era...
13, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, digital era...
MaharaniGustianingty
 

What's hot (20)

Khairiah binti abdul kadir d20121061507
Khairiah binti abdul kadir d20121061507Khairiah binti abdul kadir d20121061507
Khairiah binti abdul kadir d20121061507
 
Bab i globalllllllllllll
Bab i globalllllllllllllBab i globalllllllllllll
Bab i globalllllllllllll
 
Makalah pengaruh globalisasi
Makalah pengaruh globalisasiMakalah pengaruh globalisasi
Makalah pengaruh globalisasi
 
Presentasi globalisasi
Presentasi globalisasiPresentasi globalisasi
Presentasi globalisasi
 
9 globalisasi
9 globalisasi9 globalisasi
9 globalisasi
 
GLOBALISASI (PPT SOSIOLOGI KELAS XII)
GLOBALISASI (PPT SOSIOLOGI KELAS XII)GLOBALISASI (PPT SOSIOLOGI KELAS XII)
GLOBALISASI (PPT SOSIOLOGI KELAS XII)
 
Cabaran globalisasi terhadap jati diri melayu muslim
Cabaran globalisasi terhadap jati diri melayu muslimCabaran globalisasi terhadap jati diri melayu muslim
Cabaran globalisasi terhadap jati diri melayu muslim
 
Dampak globalisasi
Dampak globalisasiDampak globalisasi
Dampak globalisasi
 
Globalisasi dan dampaknya terhadap dunia pendidikan
Globalisasi dan dampaknya terhadap dunia pendidikanGlobalisasi dan dampaknya terhadap dunia pendidikan
Globalisasi dan dampaknya terhadap dunia pendidikan
 
Sikap terhadap dampak globalisasi
Sikap terhadap dampak globalisasiSikap terhadap dampak globalisasi
Sikap terhadap dampak globalisasi
 
13, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Digital Era, Universitas Mercubuana,...
13, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Digital Era, Universitas Mercubuana,...13, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Digital Era, Universitas Mercubuana,...
13, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Digital Era, Universitas Mercubuana,...
 
Globalisasi tugas tik renew[doni, julian, anisa] lv.2
Globalisasi tugas tik renew[doni, julian, anisa] lv.2Globalisasi tugas tik renew[doni, julian, anisa] lv.2
Globalisasi tugas tik renew[doni, julian, anisa] lv.2
 
13, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, digital era...
13, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, digital era...13, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, digital era...
13, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, digital era...
 
Sikap menghadapi globalisasi
Sikap menghadapi globalisasiSikap menghadapi globalisasi
Sikap menghadapi globalisasi
 
Xiii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, digital era, umb, 2019
Xiii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, digital era, umb, 2019Xiii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, digital era, umb, 2019
Xiii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, digital era, umb, 2019
 
Mendidik anak lewat media film atau media yang lain itu memang sangat baik ka...
Mendidik anak lewat media film atau media yang lain itu memang sangat baik ka...Mendidik anak lewat media film atau media yang lain itu memang sangat baik ka...
Mendidik anak lewat media film atau media yang lain itu memang sangat baik ka...
 
Makalah globalisasi1234
Makalah globalisasi1234Makalah globalisasi1234
Makalah globalisasi1234
 
IPS VI Peranan Indonesia pada Era Globalisasi
IPS VI Peranan Indonesia pada Era GlobalisasiIPS VI Peranan Indonesia pada Era Globalisasi
IPS VI Peranan Indonesia pada Era Globalisasi
 
Bab 2-modernisasi-dan-globalisasi
Bab 2-modernisasi-dan-globalisasiBab 2-modernisasi-dan-globalisasi
Bab 2-modernisasi-dan-globalisasi
 
K lipping globalisasi
K lipping globalisasiK lipping globalisasi
K lipping globalisasi
 

Similar to 13, be & gg, beny adhi, hapzi ali, globalization and business ethics, universitas mercu buana, 2018

Makalah ekin
Makalah ekinMakalah ekin
Makalah ekin
adis56
 
GLOBALISASI salsa.pptx
GLOBALISASI salsa.pptxGLOBALISASI salsa.pptx
GLOBALISASI salsa.pptx
Faathv
 
Bab i globalllllllllllll
Bab i globalllllllllllllBab i globalllllllllllll
Bab i globalllllllllllll
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah etika-profesi
Makalah etika-profesiMakalah etika-profesi
Makalah etika-profesi
suqiyah
 

Similar to 13, be & gg, beny adhi, hapzi ali, globalization and business ethics, universitas mercu buana, 2018 (20)

Globalisasi dan Modernisasi
Globalisasi dan ModernisasiGlobalisasi dan Modernisasi
Globalisasi dan Modernisasi
 
PPT Kelompok 5 Sosiologi.pptx
PPT Kelompok 5 Sosiologi.pptxPPT Kelompok 5 Sosiologi.pptx
PPT Kelompok 5 Sosiologi.pptx
 
Makalah ekin
Makalah ekinMakalah ekin
Makalah ekin
 
GLOBALISASI salsa.pptx
GLOBALISASI salsa.pptxGLOBALISASI salsa.pptx
GLOBALISASI salsa.pptx
 
Bab i globalllllllllllll
Bab i globalllllllllllllBab i globalllllllllllll
Bab i globalllllllllllll
 
Artikel bisnis elektronik global dan globalisasi
Artikel bisnis elektronik global dan globalisasiArtikel bisnis elektronik global dan globalisasi
Artikel bisnis elektronik global dan globalisasi
 
MAKALAH UPAYA MENGHADAPI GLOBALISASI.docx
MAKALAH UPAYA MENGHADAPI GLOBALISASI.docxMAKALAH UPAYA MENGHADAPI GLOBALISASI.docx
MAKALAH UPAYA MENGHADAPI GLOBALISASI.docx
 
Dampak globalisasi Materi PKN kelas XII
Dampak globalisasi Materi PKN kelas XIIDampak globalisasi Materi PKN kelas XII
Dampak globalisasi Materi PKN kelas XII
 
Makalah etika-profesi
Makalah etika-profesiMakalah etika-profesi
Makalah etika-profesi
 
Globalisasi ppt
Globalisasi pptGlobalisasi ppt
Globalisasi ppt
 
Pendidikan Kewarganegaraan N Globalisasi
Pendidikan Kewarganegaraan N GlobalisasiPendidikan Kewarganegaraan N Globalisasi
Pendidikan Kewarganegaraan N Globalisasi
 
Artikel globalisasi
Artikel globalisasiArtikel globalisasi
Artikel globalisasi
 
Hyperlink dipa
Hyperlink dipaHyperlink dipa
Hyperlink dipa
 
Hyperlink dipa
Hyperlink dipaHyperlink dipa
Hyperlink dipa
 
Dampak globalisasi
Dampak globalisasiDampak globalisasi
Dampak globalisasi
 
13, sm, achmad susmiyanto 55118010001, hapzi ali, digital era, universitas me...
13, sm, achmad susmiyanto 55118010001, hapzi ali, digital era, universitas me...13, sm, achmad susmiyanto 55118010001, hapzi ali, digital era, universitas me...
13, sm, achmad susmiyanto 55118010001, hapzi ali, digital era, universitas me...
 
Pkn globalisasi
Pkn  globalisasiPkn  globalisasi
Pkn globalisasi
 
Peranan aswaja dalam menangani globalisasi ekonomi
Peranan aswaja dalam menangani globalisasi ekonomiPeranan aswaja dalam menangani globalisasi ekonomi
Peranan aswaja dalam menangani globalisasi ekonomi
 
GLOBALISASI.pdf
GLOBALISASI.pdfGLOBALISASI.pdf
GLOBALISASI.pdf
 
Globalisasi di bidang politik
Globalisasi di bidang politikGlobalisasi di bidang politik
Globalisasi di bidang politik
 

More from beny adhi

More from beny adhi (10)

14, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate governance, universitas merc...
14, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate governance, universitas merc...14, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate governance, universitas merc...
14, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate governance, universitas merc...
 
12, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical decision making in business, u...
12, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical decision making in business, u...12, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical decision making in business, u...
12, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical decision making in business, u...
 
10, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate social responsibilities, uni...
10, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate social responsibilities, uni...10, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate social responsibilities, uni...
10, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate social responsibilities, uni...
 
9, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate ethics rights, privileges, p...
9, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate ethics  rights, privileges, p...9, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate ethics  rights, privileges, p...
9, be & gg, beny adhi, hapzi ali, corporate ethics rights, privileges, p...
 
6, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in financial management,...
6, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in financial management,...6, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in financial management,...
6, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in financial management,...
 
5, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in human resource manage...
5, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in human resource manage...5, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in human resource manage...
5, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical issues in human resource manage...
 
4, be & gg, beny adhi, hapzi ali, marketing ethics , universitas mercu bu...
4, be & gg, beny adhi, hapzi ali, marketing ethics , universitas mercu bu...4, be & gg, beny adhi, hapzi ali, marketing ethics , universitas mercu bu...
4, be & gg, beny adhi, hapzi ali, marketing ethics , universitas mercu bu...
 
3, be & gg, beny adhi, hapzi ali, environmental ethics , universitas merc...
3, be & gg, beny adhi, hapzi ali, environmental ethics , universitas merc...3, be & gg, beny adhi, hapzi ali, environmental ethics , universitas merc...
3, be & gg, beny adhi, hapzi ali, environmental ethics , universitas merc...
 
2, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universi...
2, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universi...2, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universi...
2, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethics of consumer protection, universi...
 
1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...
1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...
1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...
 

13, be & gg, beny adhi, hapzi ali, globalization and business ethics, universitas mercu buana, 2018

  • 1. 13, BE & GG, Beny Adhi, Hapzi Ali, Globalization and Business Ethics, Universitas Mercu Buana, 2018 I. PENDAHULUAN Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar ekonomi, sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu pengetian akan hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain. Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan dunia dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita. Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk
  • 2. global Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain.(A.G. Mc.Grew, 1992). Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola dan TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antarmasyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada kebudayaan daerah, seperti kebudayaan gotong royong, menjenguk tetangga sakit dan lain- lain. Globalisasi juga berpengaruh terhadap pemuda dalam kehidupan sehari- hari, seperti budaya berpakaian, gaya rambut dan sebagainya. Etika bisnis adalah perwujudan dari nilai-nilai moral. Hal ini disadari oleh sebagian besar pelaku usaha, karena mereka akan berhasil dalam usaha bisnisnya jika mengindahkan prinsip-prinsip etika bisnis. Jadi penegakan etika bisnis penting artinya dalam menegakkan iklim persaingan usaha sehat yang kondusif. Di Indonesia, penegakan etika bisnis dalam persaingan bisnis semakin berat. Kondisi ini semakin sulit dan kompleks, karena banyaknya pelanggaran terhadap etika bisnis oleh para pelaku bisnis itu sendiri, sedangkan pelanggaran etika bisnis tersebut tidak dapat diselesaikan melalui hukum karena sifatnya yang tidak terikat menurut hukum. Persaingan usaha yang sehat akan menjamin keseimbangan antara hak produsen dan konsumen. Indicator dari persaingan yang sehat adalah tersedianya banyak produsen, harga pasar yang terbentuk antara permintaan dan penawaran pasar, dan peluang yang sama rari setiap usaha dalam bidang industry dan perdagangan. Adanya persaingan yang sehat akan menguntungkan semua pihak termasuk konsumen dan pengusaha kecil, dan produsan sendiri, karena akan menghindari terjadinya konsentrasi kekuatan pada satu atau beberapa usaha tertentu. Tanpa kepastian hukum, maka mekanisme pasar akan terancam. Adanya hukum yang pasti akan memelihara ketertiban dan menjamin transparasi pasar. Makalah ini bertujuan untuk mengkaji relevansi etika bisnis dengan persaingan usaha di Indonesia. Terdapat hubungan yang erat antara etika bisnis dan persaingan usaha. Terdapatnya aspek hukum dan aspek etika bisnis sangat menentukan terwujudnya persaingan yang sehat. Dalam bisnis, terdapat bersaingan yang ketat, yang kadang – kadang menyebabkan pelaku bisnis menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan usaha dan memenangkan persaingan. Etika bisnis merupakan suatu bidang ilmu ekonomi yang terkadang dilupakan banyak orang, padahal melalui etika bisnis inilah seseorang dapat memahami suatu bisnis persaingan yang sulit sekalipun, bagaimana bersikap manis, menjaga sopan santun, berpakaian yang baik sampai bertutur kata semua itu ada “meaning” nya. Bagaimana era global ini dituntut untuk menciptakan suatu persaingan yang kompetitif sehingga dapat terselesaikannya tujuan dengan
  • 3. baik, kolusi, korupsi, mengandalkan koneksi, kongkalikong menjadi suatu hal yang biasa dalam tatanan kehidupan bisnis, yang mana prinsip menguasai medan dan menghalalkan segala cara untuk memenangkan persaingan menjadi suatu hal yang lumrah, padahal etikanya tidak begitu. II. GLOBALISASI DAN ETIKA BISNIS Beberapa konsep globalisasi menurut para ahli antara lain: 1. Malcom Waters Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang 2. Emanuel Ritcher Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia 3. Thomas L. Friedman Globlisasi memiliki dimensi ideology dan teknlogi. Dimensi teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia. 4. Princenton N. Lyman Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara didunia dalam hal perdagangan dan keuangan. 5. Leonor Briones Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi namun juga mencakup globalisasi institusi-institusi demokratis, pembangunan sosial, hak asasi manusia, dan pergerakan wanita. Didalam globalisasi ini Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teroritis yang dapat dilihat, yaitu: 1. Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut. Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab. Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi). 2. Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa
  • 4. kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital. 3. Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebihlebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai “seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung”. Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hokum (Barten, 2000). Menurut (Mustika, 2010) etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena : 1. Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal. 2. Mampu meningkatkan motivasi pekerja. 3. Melindungi prinsip kebebasan berniaga 4. Mampu meningkatkan keunggulan bersaing. Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang telah mengglobal. Setiap sisi kehidupan diwarnai oleh bisnis. Dalam lingkup yang besar, Negara pastinya terlibat dalam proses bisnis yang terjadi. Tiap-tiap Negara memiliki sebuah karakteristik sumber daya sendiri sehingga tidak mungkin semua Negara merasa tercukupi oleh semua sumber daya yang mereka miliki. Mulai dari ekspedisi Negara Eropa mencari rempah-rempah di Asia sampai perdagangan minyak Internasional merupakan bukti bahwa dari dulu sampai sekarang sebuah Negara tidak dapat bertahan hidup tanpa keberadaan bisnis dengan Negara lainnya. Dewasa ini, pengaruh globalisasi juga menjadi faktor pendorong terciptanya perdagangan internasional yang lebih luas. Kemajemukan ekonomi dan sistem perdagangan berkembang menjadi sebuah kesatuan sistem yang saling membutuhkan. Ekspor-Impor multinasional menjadi sesuatu yang biasa. Komoditi nasional
  • 5. dapat diekspor menjadi pendapatan Negara, serta produk-produk asing dapat diimpor demi memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Setiap Negara terus mengeksplorasi bisnis ke luar negeri selain untuk mendapatkan yang mereka inginkan, juga menaikkan tingkat ekonomi yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa Bisnis multinasional merupakan kesempatan untuk meraih pundi-pundi uang demi meningkatkan tingkatan ekonomi, terutama Negara berkembang yang rata-rata memiliki nilai tukar mata uang yang rendah. Developing country mendapat keuntungan dengan kemudahan untuk mengekspor barang domestiknya ke luar dan kemudahan untuk mendapatkan investor asing sebagai penanam dana bagi usaha-usaha dalam negeri. Sedangkan developed country lebih mudah dalam mendapatkan barang/jasa yang mereka inginkan. Ada kesempatan yang terbuka lebar maka pasti ada persaingan untuk mendapatkannya. Berikut ini ada dua macam keuntungan yang dapat digunakan sebagai modal untuk meraih keberhasilan: a. Keuntungan absolut, disaat sebuah Negara dapat memproduksi sesuatu produk yang lebih murah dan/atau kualitas yang lebih tinggi dari Negara lain. Contohnya Indonesia memiliki keunggulan karena memiliki kekayaan alam yang berlimpah seperti minyak. Sehingga Indonesia dapat menjual minyak lebih murah. b. Keuntungan komparatif, disaat sebuah Negara memproduksi barang dengan lebih efisien atau lebih baik daripada Negara lain yang memproduksi barang yang sama. Contohnya produsen mobil sport Ferrari dalam penggunaan teknologi terpadu pada pembuatan mobil balap. Tidak semua kesempatan bisnis global dapat langsung digunakan. Terdapat beberapa halangan yang dapat menghadang perdagangan internasional seperti perbedaan sosial dan budaya, perbedaan ekonomi dan perebedaan hukum dan politik. Perusahaan harus mampu menyikapi barrier tersebut Selain sosial budaya, ekonomi dan hukum-politik, yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah Etika Bisnis. Etika bisnis adalah perilaku baik atau buruk berdasarkan kepercayaan perseorangan dan norma sosial dengan membedakan antara yang baik dan yang buruk. Kode Etik yang ada bersumber dari pandangan anak-anak ke perilaku orang dewasa, pengalaman, perkembangan nilai serta moral, dan pengaruh kawan. Tujuan diciptakannya kode etik adalah: 1. Meningkatkan kepercayaan publik pada bisnis. 2. Berkurangnya potensial regulasi pemerintah yang dikeluarkan sebagai aktivitas kontrol. 3. Menyediakan pegangan untuk dapat diterima sebagai pedoman. 4. Menyediakan tanggungjawab atas prilaku yang tak ber-etika. Tanggung jawab sosial juga merupakan juga hal yang penting. Tanggung jawab sosial adalah sebuah konsep dimana sebuah perusahaan terhubung dengan sosial dan lingkungan sekitar dalam hal proses bisnis dan interaksi perusahaan dengan stakeholdernya. Tanggung jawab sosial dunia bisnis tidak saja berorientasi pada komitmen sosial yang menekankan pada pendekatan kemanusiaan, belas kasihan, keterpanggilan religi atau keterpangilan moral, dan
  • 6. semacamnya, tetapi menjadi kewajiban yang sepantasnya dilaksanakan oleh para pelaku bisnis dalam ikut serta mengatasi permasalahan sosial yang menimpa masyarakat. Era globalisasi adalah situasi dan keadaan yang seolah-olah tanpa batas antar orang, tugas, tempat, ruang atau dengan kata lain “mendunia.” Sehingga dalam menjalankan bisnis dalam era globalisasi ini para pelaku bisnis menghadapi tantangan utama, yakni: 1. Pelanggan lebih menuntut kecepatan waktu, dan budaya instant sudah menjadi trend masa kini. 2. Etika-etika dalam bisnis kurang diperhatikan oleh pelaku bisnis yang memang hanya mengandalkan kekuatan dan kekuasaan saja, sehingga terjadilah pengkotak-kotakan kepada pelaku bisnis menurut suku, etnis ataupun agama. 3. Pelanggan kini lebih cerdas dan kritis, dalam arti mereka tidak hanya melihat harga tetapi juga membandingkan dengan mutu atau kualitas produk dan pasti akan mengklaim jika kecewa terhadap suatu produk yang dibelinya. 4. Ditentukan adanya standar mutu tertentu yang diputuskan secara bersama- sama oleh suatu komite yang ditunjuk, misalnya ISO. 5. Tingkat ekspansi dan persaingan bisnis sangat tinggi, baik secara domestic maupun internasional, begitu suatu produk muncul di pasaran dan ‘booming’ , pasti dalam sekejap ada produk lain yang meniru, entah halal maupun tidak. 6. Perubahan yang sangat cepat kadang-kadang tak terduga atau memang sulit diduga, misalnya setelah terjadi pemboman gedung WTC di AS oleh teroris, pasar modal dunia menjadi lesu dan bergejolak tak menentu, yang pasti dampaknya ke aspek bisnis yang sangat mengejutkan bagi setiap pelaku bisnis. 7. Muncul ketidak pastian di sekitar hal-hal yang berkaitan dengan sumberdaya manusia, misalnya bagaimana memotivasi karyawan dengan bermacam- macam latar belakang pendidikannya, bagaimana mendapatkan karyawan yang berkualitas, cerdas, berwawasan luas dalam lingkup domestic dan internasional. III. Peran dan Manfaat Etika Seorang manusia akan menyelaraskan segala tindak-tanduk dan tingkahlaku menurut etika yang berlaku di lingkup dia bertempat tinggal dan atau bekerja. Tidak ada satupun manusia yang dapat hidup sebebas-bebasnya karena manusia hidup dalam suatu konstelasi tingkahlaku standar, religi, norma, nilai moralitas, dan hukum yang mengatur bagaimana seseorang harus bertindak dan mengendalikan semangat kebebasan (freedom) serta tunduk terhadap etika yang disepakati secara luas. Standar moral yang dikenakan atas orang per orang dianggap menghalangi kebebasan individu (Lukes, 1973). Menurut paham sosialis, kebebasan dianggap sebagai pemerataan pembagian kekuasaan dan tentunya juga kebebasan. Istilahnya, kebebasan tanpa kesetaraan adalah serupa dengan penjajahan oleh mereka yang berkuasa. Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar- salah, baik-buruk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat aturan-aturan
  • 7. moral yang dibuat untuk dipatuhi guna kelangsungan hidup suatu perusahaan agar dapat berjalan dengan semestinya sesuai dengan yang telah diharapkan. Peran Etika Bisnis bagi perusahaan dapat dilihat pada: 1. Nilai-nilai Perusahaan Nilai-nilai perusahaan merupakan landasan moral dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, sebelum merumuskan nilai-nilai perusahaan, perlu dirumuskan visi dan misi perusahaan. Walaupun nilai-nilai perusahaan pada dasarnya universal, namun dalam merumuskannya perlu disesuaikan dengan sektor usaha serta karakter dan letak geografis dari masing-masing perusahaan. Nilai-nilai perusahaan yang universal antara lain adalah terpercaya, adil dan jujur. 2. Pedoman Perilaku Pedoman perilaku merupakan penjabaran nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis dalam melaksanakan usaha sehingga menjadi panduan bagi organ perusahaan dan semua karyawan perusahaan; Pedoman perilaku mencakup panduan tentang benturan kepentingan, pemberian dan penerimaan hadiah dan donasi, kepatuhan terhadap peraturan, kerahasiaan informasi, dan pelaporan terhadap perilaku yang tidak etis. 3. Benturan kepentingan Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan ekonomis perusahaan dan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, angggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta karyawan perusahaan; Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan harus senantiasa mendahulukan kepentingan ekonomis perusahaan diatas kepentingan ekonomis pribadi atau keluarga, maupun pihak lainnya; Anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi, keluarga dan pihak-pihak lain; Dalam hal pembahasan dan pengambilan keputusan yang mengandung unsur benturan kepentingan, pihak yang bersangkutan tidak diperkenankan ikut serta; Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan harus mengeluarkan suaranya dalam RUPS sesuai dengan keputusan yang diambil oleh pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan yang memiliki wewenang pengambilan keputusan diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan terhadap setiap keputusan yang telah dibuat olehnya dan telah melaksanakan pedoman perilaku yang ditetapkan oleh perusahaan. 4. Pemberian dan Penerimaan Hadiah/Donasi Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang memberikan atau menawarkan sesuatu, baik langsung ataupun tidak langsung, kepada pejabat Negara dan atau individu yang mewakili mitra bisnis, yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang menerima sesuatu untuk kepentingannya, baik langsung ataupun tidak langsung, dari mitra bisnis, yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan; Donasi oleh perusahaan ataupun pemberian suatu aset perusahaan kepada partai politik
  • 8. atau seorang atau lebih calon anggota badan legislatif maupun eksekutif, hanya boleh dilakukan sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Dalam batas kepatutan sebagaimana ditetapkan oleh perusahaan, donasi untuk amal dapat dibenarkan; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak memberikan sesuatu dan atau menerima sesuatu yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. 5. Kepatuhan Terhadap Peraturan Organ perusahaan dan karyawan perusahaan harus melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan; Dewan Komisaris harus memastikan bahwa Direksi dan karyawan perusahaan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan; Perusahaan harus melakukan pencatatan atas harta, utang dan modal secara benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 6. Kerahasiaan Informasi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta karyawan perusahaan harus menjaga kerahasiaan informasi perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, peraturan perusahaan dan kelaziman dalam dunia usaha; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta karyawan perusahaan dilarang menyalahgunakan informasi yang berkaitan dengan perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada informasi rencana pengambil-alihan, penggabungan usaha dan pembelian kembali saham; Setiap mantan anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan, serta pemegang saham yang telah mengalihkan sahamnya, dilarang mengungkapkan informasi yang menjadi rahasia perusahaan yang diperolehnya selama menjabat atau menjadi pemegang saham di perusahaan, kecuali informasi tersebut diperlukan untuk pemeriksaan dan penyidikan sesuai dengan peraturan perundang undangan, atau tidak lagi menjadi rahasia milik perusahaan. 7. Pelaporan terhadap pelanggaran Pedoman Perilaku Dewan Komisaris berkewajiban untuk menerima dan memastikan bahwa pengaduan tentang pelanggaran terhadap etika bisnis dan pedoman perilaku perusahaan diproses secara wajar dan tepat waktu; Setiap perusahaan harus menyusun peraturan yang menjamin perlindungan terhadap individu yang melaporkan terjadinya pelanggaran terhadap etika bisnis dan pedoman perilaku perusahaan. Dalam pelaksanannya, Dewan Komisaris dapat memberikan tugas kepada komite yang membidangi pengawasan implementasi GCG. Berikut ini merupakan manfaat etika bisnis yang baik dijalankan oleh perusahaan-perusahaan maupun organisasi : a. Pengendalian diri b. Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan c. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi d. Dapat menciptakan persaingan yang sehat antar perusahaan maupun organisasi e. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
  • 9. f. Guna menghindari sifat KKN ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ) yang dapat merusak tatanan moral g. Dapat mampu menyatakan hal benar itu adlah benar h. Membentuk sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah i. Dapat konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama j. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah dimiliki. IV. Etika Bisnis dan Relevansinya dalam Globalisasi 4.1. Etika Bisnis dalam Persaiangan Dalam bisnis akan terjadi persaingan yang sangat ketat kadang-kadang menyebabkan pelaku bisnis menghalalkan segala cara untuk memenangkannya, sehingga yang sering terjadi persaingan yang tidak sehat dalam bisnis. Persaingan yang tidak sehat ini dapat merugikan orang banyak selain juga dalam jangka panjang dapat merugikan pelaku bisnis itu sendiri. Aspek hukum dan aspek etika bisnis sangat menentukan terwujudnya persaingan yang sehat. Munculnya persaingan yang tidak sehat menunjukkan bahwa peranan hukum dan etika bisnis dalam persaingan bisnis ekonomi belum berjalan sebagaimana semestinya. Dari segi etika bisnis, hal ini penting karena merupakan perwujudan dari nilai-nilai moral. Pelaku bisnis sebagian menyadari bahwa bila ingin berhasil dalam kegiatan bisnis, ia harus mengindahkan prinsip-prinsip etika. Penegakan etika bisnis makin penting artinya dalam upaya menegakkan iklim persaingan sehat yang kondusif. Sekarang ini banyak praktek pesaing bisnis yang sudah jauh dari nilai-nilai etis, sehingga bertentangan dengan standar moral. Para pelaku bisnis sudah berani menguasai pasar komoditi tertentu dengan tidak lagi mengindahkan sopan- santun berbisnis. Keadaan ini semakin krusial sebagai akibat dari sikap Pemerintah yang memberi peluang kepada beberapa perusahaan untuk menguasai sektor industri dari hulu ke hilir. 4.2. Persaingan Usaha dalam Bisnis Persaingan hanya terjadi pada system dunia yang bebas. Hal ini merupakan faktor yang paling penting dalam memajukan perekonomian. Dalam bahasa Inggris persaingan disebut “competition” , Marshaal Howard berpendapat bahwa persaingan merupakan istilah umum yamg dapat digunakan untuk segala sumber daya yang ada. Persaingan adalah jantungnya perekonomian pasar bebas. Produsen harus memenuhi keinginan konsumen dalam pelayanan yang lebih efisien dan mendapatkan keuntungan yang lebih baik dari pesaingnya. Produsen akan memperoleh keuntungan dari konsumen apabila ia mampu melayani konsumen secara efisien, dan sebaliknya apila ia tidak mampu, maka ia akan mengalami kerugian dan kebangkrutan. Adanya persaingan dalam bidang industry akan memaksa para pesaing bisnis untuk menghasilkan barang-barang berkualitas. Perusahaan- perusahaan yang dikelola dengan efisien akan memperoleh keuntungan
  • 10. yang besar dan tetap hidup. Sedangkan perusahaan yang tidak efisien akan mengalami kekalahan dalam bersaing sehingga lama-kelamaan akan bangkrut. Adanya persaingan akan memberikan peluang bisnis, yaitu pasar bebas, dimana tidak ada larangan-larangan atau batasan-batasan bagi perusahaan untuk keluar atau masuk dari pasar. Menurut Marshall, manfaat umum dari proses persaingan ekonomi adalah terbentuknya harga yang semurah mungkin bagi barang dan jasa yang disertai adanya bentuk pilihan maupun kualitas barang dan jasa yang diinginkan. Dalam hal demikian, banyak produsen yang member kontribusi pada perdagangan atau pasar. Dan harga-harga yang bersaing ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar. Jika sejumlah penjual yang mau menjual sama dengan jumlah pembeli yang mau membeli, maka disini adalah sisi positif dari persaingan bisnis. Sedangkan sisi negatifnya adalah ketika terjadi persaingan yang mutlak, dimana masing-masing perusahaan hanya menginginkan keuntungan sebesarnya-sebesarnya. Dalam keadaan seperti itu, akan timbul ketidakmerataan keuntungan dan hasil pendapatan. Pengusaha dengan modal kecil akan tersisih dengan sendirinya. Dalam hal ini para pelaku ekonomi berhasrat menguasai berbagai sector industry sekaligus, mulai dari industri hulu sampai industri hilir. Iklim persaingan yang demikian akan menyebabkan persaingan yang tidak sehat. Disini persaingan sesama usaha akan semakin ketat dan cenderung tidak jujur, ditambah dengan tidak adanya paranata hukum yang membatasi kegiatan bisnis. Sehubungan dengan berlangsungnya era globalisasi, maka persaingan harus transparan dan mengandalkan profesionalisme. 4.3. Jenis Persaingan Persaingan bisnis dapat berbentuk persaingan yang sehat atau sempurna dan persaingan yang tidak sehat. 1. Persaingan Sehat Persaingan sehat dalam arti positif, adalah sarana atau motivasi dalam bidang industry untuk menumbuhkan gairah, untuk menciptakan kualitas dan barang dari segi mutunya. Persaingan sehat bertujuan untuk meningkatkan daya saing dengan menggunakan cara-cara efisien, meningkatkan produktivitas, mutu dan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Para pengusaha diisyaratkan berpsikap ksatria dalam menghadapi persaingan sehat. Ini dilakukan dalam praktik bisnis dengan tidak melanggar etika bisnis. Dalam struktur persaingan sempurna ada cirri-ciri khusus, yaitu: a. Terdapat banyak pembeli dan penjual b. Produk yang ditawarkan banyak dan homogen c. Tidak ada larangan masuk pasar. d. Perolehan yang cukup terhadap informasi pasar. 2. Persaingan tidak Sehat Sekarang masih banyak perusahaan yang melakukan praktik kartel, monopoli, pengendalian harga dan praktik bisnis tidak sehat lainnya. Upaya pemerintah untuk mewujudkan persaingan sehat belum
  • 11. terlaksana karena banyaknya hambatan dalam praktik persaingan bisnis di Indonesia. Pengusaha besar yang memiiki kekuatan ekonomi untuk sebagian besar tergoda untuk berbuat salah. Kesalahan itu bisa berupa penetapan harga yang seenaknya, menghalangi arus perusahaan baru yang masuk atau menghempaskan pesaing. Perusahaan yang anti persaingan adalah perusahaan yang memegang monopoli murni yang ditandai keadaan dimana ciri hanya ada satu pengusaha. Pengusaha yang memegang monopoli murni ini biasanya mampu mengontrol tingkat struktur harga, dan memblokir adanya usaha baru. Persaingan yang tidak sehat ini, yang ditandai dengan pemusatan kekuatan ekonomi pada seseorang atau beberapa orang adalah tidak sehat, dan ditinjau dari berbagai sudut mempunyai sisi negative, karena itu harus dicegah supaya tidak merusak system perekonomian dan system hukum nasional. Persaingan yang tidak sehat membawa dampak yang tidak baik bagi perlindungan mesyarakat, dan perkembangan dunia usaha itu sendiri.Persaingan tidak sehat bertentangan dengan UUD’45 pasal 33 dan cita-cita keadilan social. Karena itu praktek persaingan yang tidak sehat harus dihindari dalam upaya mewujudkan demokrasi ekonomi yang berazaskan kekeluargaan, keserasian, dan keseimbangan. 4.4. Keuntungan dan Etika Perlu digaris bawahi bahwa sejak semula tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan, atau lebih tapat, keuntungan adalah hal yang pokok bagi kelangsungan bisnis, walaupun bukan tujuan satu-satunya. Sebagaimana dianut oleh pandangan bisnis yang ideal, maka dari sudut pandang etika, keuntungan bukan hal yang buruk. Bahkan secara moral, keuntungan merupakan hal yang baik, dan diterima karena, pertama, keuntungan memungkinkan suatu perusahaan bertahan dalam kegiatan bisnisnya. Kedua, tanpa memiliki keuntungan, tidak ada pemilik modal yang bersedia menanamkan modalnya, dan karena itu tidak akan menjadi aktivitas ekonomi demi memacu pertumbuhan ekonomi. Ketiga, keuntungan memungkinkan perusahaan tidak hanya bertahan tetapi juga untuk menghidupi karyawan-karyawannya, bahkan pada tingkat dan taraf hidup yang lebih baik. keuntungan yang diperoleh, perusahaan dapat terus mengembangkan usahanya yang berarti menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Dalam persaingan bisnis yang ketat, para pelaku bisa sadar betul bahwa perusahaan yang unggul bukan karena perusahaan mempunyai kinerja bisnis manajerial financial yang baik, melainkan perusahaan juga mempunyai kinerja etis dan etos yang baik. Kedua, dalam persaingan bisnis yang ketat, para pelaku bisnis yang modern sangat sadar bahwa konsumen adalah raja. Oleh karena itu, hal yang paling pokok untuk bisa untung dan bertahan dalam pasar yang penuh persaingan adalah sejauh mana suatu perusahaan bisa merebut dan mempertahankan kepercayaan konsumen. Ini bukan merupakan hal yang mudah.
  • 12. Karena dalam pasar yang penuh dengan persaingan dan pasar yang bebas dan terbuka, dimana ada beragam barang dan jasa ditawarkan dengan harga dan mutu yang kompetitif, sekali konsumen dirugikan, maka mereka akan berpaling dari perusahaan tersebut. Yang paling pokok, adalah para pelaku bisnis modern sadar betul bahwa kepecayaan konsumen hanya mungkin dijaga dengan memperhatikan citra bisnisnya sebagai bisnis yang baik dan etis. Termasuk didalamnya adalah pelayanan, tanggapan terhadap keluhan konsumen, hormat pada hak dan kepentingan konsumen, menawarkan barang dan jasa dengan mutu yang baik dan harga yang sebanding., tidak menipu konsumen dengan iklan bombastis dan seterusnya. Hal ini kini benar-benar oleh perusahaan-perusahaan yang memang ingin membangun sebuah kerajaan bisnis bertahan lama, mereka sadar bahwa kini konsumen sangat kritis dan tidak mudah dibohongi. Ketiga, dalam system pasar terbuka dengan peran pemerintah yang bersifat netral dan berpihak tetapi secara efektif menjaga agar kepentingan dan hak dari semua pihak dijamin. Para pelaku bisnis berusaha sebaik mungkin untuk menghindarkan campur tangan pemerintah, karena baginya akan mengganggu kelangsungan bisnisnya. Salah satu cara yang paling efektif untuk keperluan itu adalah dengan cara menjalankan bisnisnya secara baik dan etis, yaitu dengan menjalankan bisnis sedemikian rupa tanpa sengaja merugikan kepentingan semua pihak yang terkait dalam bisnisnya. Asumsinya adalah, jika sampai terjadi ia menjalankan bisnisnya dengan merugikan pihak tertentu, maka pemerintah yang tuhasnya adalah menjaga dan menjamin hak dan kepentingan semua pihak tanpa terkecuali, dan ini kita andaikan dijalankan secara konsekuen akan serta merta turun tangan mengambil tindakan tertentu untuk menertibkan praktek bisnis yang tidak baik itu. Termasuk dalam tindakan tersebut, adalah larangan atau pencabutan ijin usaha perusahaan tersebut yang mana akan fatal bagi nasib perusahaan tersebut. Jadi, dari pada melakukan bisnis yang melanggar kepentingan, para pelaku bisnis berusaha sedapat mungkin untuk secara proaktif berbisnis secara baik dan etis. Paling kurang ini adalah tuntutan dari dalam perusahaan tersebut demi kelangsungan perusahaan itu, demi mendapat keuntungan yang menjadi tujuan pokok bisnis. Keempat, perusahaan modern juga semakin menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga yang siap dieksploitasi demi mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Justru sebaliknya, karyawan dianggap sebagai subyek utama dari bisnis suatu perusahaan yang sangat memungkinkan berhasil tidaknya perusahaan tersebut. Dalam bisnis yang penuh persaingan ketat, karyawan adalah orang-orang professional yang tidak mudah diganti. Karena penggantian tenaga professional akan merugikan perusahaan dari segi financial, waktu, energy, irama kerja perusahaan, team work dan seterusnya. Dengan demikian yang paling ideal bagi perusahaan modern adalah bagaimana menjaga dan mempertahankan tenaga kerja professional yang ada daripada membiarkan mereka pergi dan mengundurkan diri.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA 1. Roni, 2016. https://libroncom.blogspot.com/2016/09/makalah-globalisasi- kata-pengantar.html, (9 Desember 2018, Jam 11:55) 2. Efendy, Try, 2013. Etika Bisnis dalam Lingkungan Globalisasi, http://trisultanefendi.blogspot.com/2013/01/etika-bisnis-dalam-lingkup- globalisasi.html, (9 Desember 2018, Jam 12:51) 3. Fauzi, Rizky, 2017. https://dark5ne55.blogspot.com/p/makalah-etika-bisnis- era-global.html, (9 Desember 2018, Jam 19:23)
  • 14. Pada contoh kasus kali ini saya akan membahas industri pertelevisian yang secara langsung terdampak pada efek globalisasi. Saat ini banyak fenomena yang terjadi di masyarakat akibat maraknya perkembangan industri media televisi swasta di Indonesia, banyak masyarakat yang merasa senang karena televisi memberi pengaruh positif kepada mereka sebagai penonton. Tapi disisi lain kehadiran media televisi Indonesia membuat masyarakat merasa hal ini membawa sesuatu yang membahayakan karena banyak acara-acara yang bukan untuk hiburan tetapi ditayangkan untuk menaikkan rating, minat pemirsa, tanpa melihat sisi negatifnya . RCTI menyadari tanggung jawab moral untuk memberikan tayangan, selaku market leader RCTI harus bisa menjaga kualitas dari program yang ditayangkan agar tidak terjadi penurunan dari segi kualitas yang akan mempengaruhi minat pemirsa untuk menonton. Hal ini diperparah dengan maraknya pembicaraan tentang program sinetron yang banyak mengandung adegan kekerasan dan tidak patut untuk dicontoh maka RCTI sering sekali mengadakan rapat untuk mengontrol adegan-adegan yang tayang . Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh RCTI untuk menjalankan etika bisnis terhadap konsumen adalah sebagai berikut : 1. Melakukan evaluasi terhadap tayangan-tayangan yang ada di RCTI . Cara mengevaluasi dapat dilakukan dengan mengadakan rapat internal dengan tim produksi, phone survey dan juga melalui FGD dengan masyarakat. 2. Membuat alur Quality Control sebelum tayangan tersebut tayang 3. Pemantauan tayangan program secara reguler melalui divisi programming 4. Menyediakan sosial media untuk menampung saran dan keluhan penonton tentang program yang mereka tayangkan Pemerintah saat ini mulai tegas untuk mengawasi tayangan pertelevisian yang ada dengan mengadakan evaluasi melalui KPI. Bagi RCTI, keberadaan KPI merupakan badan yang sangat menolong perusahaan untuk mengevaluasi program karena teguran yang diberikan KPI merupakan usulan dan laporan dari masyarakat sehingga secara tidak langsung teguran yang diberikan oleh KPI merupakan teguran dari masyarakat. Meskipun demikian, RCTI tetap berusaha untuk meminimalisir teguran KPI terhadap tayangan-tayangan program yang ada di RCTI agar tetap bisa membuat konsumen senang dengan tayangan yang ditayangkan oleh RCTI. Dari data yang didapatkan KPI memutuskan menjatuhkan sanksi administratif penghentian sementara selama tiga (3) hari untuk program siaran “Dahsyat” di RCTI. Program yang tayang pada 28 Februari 2017 pukul 09.11 WIB dan 1 Maret 2017 pukul 08.49 WIB kedapatan melanggar aturan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) KPI. Akibatnya RCTI mendapatkan sanksi penghentian sementara untuk tayangan program “Dahsyat” RCTI selama 3 (tiga) hari dilaksanakan pada tanggal 13, 14, dan 19 bulan April tahun 2017. Sebagai wujud tanggung jawab dan menjalankan etika bisnis maka RCTI dengan penuh tanggung jawab mengikuti sanksi tersebut dan menggantikan slot Dahsyat dengan diisi film keluarga.