Dokumen tersebut membahas tentang globalisasi dan etika bisnis. Globalisasi dijelaskan dari berbagai sudut pandang ahli. Etika bisnis diperlukan dalam menciptakan persaingan usaha yang sehat di Indonesia karena banyak pelanggaran etika bisnis oleh pelaku usaha. Hubungan antara etika bisnis dan persaingan usaha juga dibahas.
1, be & gg, beny adhi, hapzi ali, concepts and theories of business ethic...
13, be & gg, beny adhi, hapzi ali, globalization and business ethics, universitas mercu buana, 2018
1. 13, BE & GG, Beny Adhi, Hapzi Ali, Globalization and Business Ethics,
Universitas Mercu Buana, 2018
I. PENDAHULUAN
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang
bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses
manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi
mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh
aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan
permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan
globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah
istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer
sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah,
globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia.
Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah
dunia secara mendasar. Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang,
mulai dari para pakar ekonomi, sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi
tersebut mengandung suatu pengetian akan hilangnya satu situasi dimana
berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dapat
bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu
negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi
juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain.
Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada
penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia,
yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi
tersebut. Di sini penyempitan dunia dapat dipahami dalam konteks institusi
modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif
dengan lebih baik secara budaya. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari
berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses
pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah
perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah
upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya.
Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah
bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik
yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk
ke dalam kesadaran kita. Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk
2. global Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan
kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi
berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain.(A.G. Mc.Grew,
1992).
Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang
teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak
globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain
dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.
Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola dan TV, orang di belahan
bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara
cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antarmasyarakat dunia secara luas, yang
akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada kebudayaan
daerah, seperti kebudayaan gotong royong, menjenguk tetangga sakit dan lain-
lain. Globalisasi juga berpengaruh terhadap pemuda dalam kehidupan sehari-
hari, seperti budaya berpakaian, gaya rambut dan sebagainya.
Etika bisnis adalah perwujudan dari nilai-nilai moral. Hal ini disadari oleh
sebagian besar pelaku usaha, karena mereka akan berhasil dalam usaha
bisnisnya jika mengindahkan prinsip-prinsip etika bisnis. Jadi penegakan etika
bisnis penting artinya dalam menegakkan iklim persaingan usaha sehat yang
kondusif.
Di Indonesia, penegakan etika bisnis dalam persaingan bisnis semakin
berat. Kondisi ini semakin sulit dan kompleks, karena banyaknya pelanggaran
terhadap etika bisnis oleh para pelaku bisnis itu sendiri, sedangkan pelanggaran
etika bisnis tersebut tidak dapat diselesaikan melalui hukum karena sifatnya
yang tidak terikat menurut hukum.
Persaingan usaha yang sehat akan menjamin keseimbangan antara hak
produsen dan konsumen. Indicator dari persaingan yang sehat adalah
tersedianya banyak produsen, harga pasar yang terbentuk antara permintaan
dan penawaran pasar, dan peluang yang sama rari setiap usaha dalam bidang
industry dan perdagangan. Adanya persaingan yang sehat akan menguntungkan
semua pihak termasuk konsumen dan pengusaha kecil, dan produsan sendiri,
karena akan menghindari terjadinya konsentrasi kekuatan pada satu atau
beberapa usaha tertentu.
Tanpa kepastian hukum, maka mekanisme pasar akan terancam. Adanya
hukum yang pasti akan memelihara ketertiban dan menjamin transparasi pasar.
Makalah ini bertujuan untuk mengkaji relevansi etika bisnis dengan persaingan
usaha di Indonesia.
Terdapat hubungan yang erat antara etika bisnis dan persaingan usaha.
Terdapatnya aspek hukum dan aspek etika bisnis sangat menentukan
terwujudnya persaingan yang sehat. Dalam bisnis, terdapat bersaingan yang
ketat, yang kadang – kadang menyebabkan pelaku bisnis menghalalkan segala
cara untuk memperoleh keuntungan usaha dan memenangkan persaingan.
Etika bisnis merupakan suatu bidang ilmu ekonomi yang terkadang
dilupakan banyak orang, padahal melalui etika bisnis inilah seseorang dapat
memahami suatu bisnis persaingan yang sulit sekalipun, bagaimana bersikap
manis, menjaga sopan santun, berpakaian yang baik sampai bertutur kata semua
itu ada “meaning” nya. Bagaimana era global ini dituntut untuk menciptakan
suatu persaingan yang kompetitif sehingga dapat terselesaikannya tujuan dengan
3. baik, kolusi, korupsi, mengandalkan koneksi, kongkalikong menjadi suatu hal
yang biasa dalam tatanan kehidupan bisnis, yang mana prinsip menguasai medan
dan menghalalkan segala cara untuk memenangkan persaingan menjadi suatu hal
yang lumrah, padahal etikanya tidak begitu.
II. GLOBALISASI DAN ETIKA BISNIS
Beberapa konsep globalisasi menurut para ahli antara lain:
1. Malcom Waters
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan
geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma
didalam kesadaran orang
2. Emanuel Ritcher
Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan
masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling
ketergantungan dan persatuan dunia
3. Thomas L. Friedman
Globlisasi memiliki dimensi ideology dan teknlogi. Dimensi teknologi yaitu
kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi
informasi yang telah menyatukan dunia.
4. Princenton N. Lyman
Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan
dan hubungan antara Negara-negara didunia dalam hal perdagangan dan
keuangan.
5. Leonor Briones
Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi namun juga
mencakup globalisasi institusi-institusi demokratis, pembangunan sosial, hak
asasi manusia, dan pergerakan wanita.
Didalam globalisasi ini Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya
dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teroritis yang dapat dilihat, yaitu:
1. Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang
memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di
seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan
kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang
homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama
mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan
semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan
masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab. Para globalis pesimis
berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal
tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika
Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen
dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka
kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi
(antiglobalisasi).
2. Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi.
Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau,
jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa
4. kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan
tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap
lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.
3. Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis.
Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebihlebihkan oleh
para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita
menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa
globalisasi seharusnya dipahami sebagai “seperangkat hubungan yang saling
berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak
terjadi secara langsung”. Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik,
terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan
Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga
masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis
secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada
kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas
dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih
tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan
bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan
hokum (Barten, 2000).
Menurut (Mustika, 2010) etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran
yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan
memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai
(value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya
dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang
transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan
yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Haruslah diyakini bahwa
pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik
untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena :
1. Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi,
baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
2. Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
3. Melindungi prinsip kebebasan berniaga
4. Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang telah mengglobal. Setiap sisi kehidupan
diwarnai oleh bisnis. Dalam lingkup yang besar, Negara pastinya terlibat dalam
proses bisnis yang terjadi. Tiap-tiap Negara memiliki sebuah karakteristik
sumber daya sendiri sehingga tidak mungkin semua Negara merasa tercukupi
oleh semua sumber daya yang mereka miliki. Mulai dari ekspedisi Negara Eropa
mencari rempah-rempah di Asia sampai perdagangan minyak Internasional
merupakan bukti bahwa dari dulu sampai sekarang sebuah Negara tidak dapat
bertahan hidup tanpa keberadaan bisnis dengan Negara lainnya. Dewasa ini,
pengaruh globalisasi juga menjadi faktor pendorong terciptanya perdagangan
internasional yang lebih luas. Kemajemukan ekonomi dan sistem perdagangan
berkembang menjadi sebuah kesatuan sistem yang saling membutuhkan.
Ekspor-Impor multinasional menjadi sesuatu yang biasa. Komoditi nasional
5. dapat diekspor menjadi pendapatan Negara, serta produk-produk asing dapat
diimpor demi memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
Setiap Negara terus mengeksplorasi bisnis ke luar negeri selain untuk
mendapatkan yang mereka inginkan, juga menaikkan tingkat ekonomi yang ada.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Bisnis multinasional merupakan kesempatan
untuk meraih pundi-pundi uang demi meningkatkan tingkatan ekonomi,
terutama Negara berkembang yang rata-rata memiliki nilai tukar mata uang
yang rendah. Developing country mendapat keuntungan dengan kemudahan
untuk mengekspor barang domestiknya ke luar dan kemudahan untuk
mendapatkan investor asing sebagai penanam dana bagi usaha-usaha dalam
negeri. Sedangkan developed country lebih mudah dalam mendapatkan
barang/jasa yang mereka inginkan.
Ada kesempatan yang terbuka lebar maka pasti ada persaingan untuk
mendapatkannya. Berikut ini ada dua macam keuntungan yang dapat digunakan
sebagai modal untuk meraih keberhasilan:
a. Keuntungan absolut, disaat sebuah Negara dapat memproduksi sesuatu
produk yang lebih murah dan/atau kualitas yang lebih tinggi dari Negara
lain. Contohnya Indonesia memiliki keunggulan karena memiliki kekayaan
alam yang berlimpah seperti minyak. Sehingga Indonesia dapat menjual
minyak lebih murah.
b. Keuntungan komparatif, disaat sebuah Negara memproduksi barang dengan
lebih efisien atau lebih baik daripada Negara lain yang memproduksi barang
yang sama. Contohnya produsen mobil sport Ferrari dalam penggunaan
teknologi terpadu pada pembuatan mobil balap.
Tidak semua kesempatan bisnis global dapat langsung digunakan. Terdapat
beberapa halangan yang dapat menghadang perdagangan internasional seperti
perbedaan sosial dan budaya, perbedaan ekonomi dan perebedaan hukum dan
politik. Perusahaan harus mampu menyikapi barrier tersebut
Selain sosial budaya, ekonomi dan hukum-politik, yang perlu diperhatikan
oleh perusahaan adalah Etika Bisnis. Etika bisnis adalah perilaku baik atau buruk
berdasarkan kepercayaan perseorangan dan norma sosial dengan membedakan
antara yang baik dan yang buruk. Kode Etik yang ada bersumber dari pandangan
anak-anak ke perilaku orang dewasa, pengalaman, perkembangan nilai serta
moral, dan pengaruh kawan.
Tujuan diciptakannya kode etik adalah:
1. Meningkatkan kepercayaan publik pada bisnis.
2. Berkurangnya potensial regulasi pemerintah yang dikeluarkan sebagai
aktivitas kontrol.
3. Menyediakan pegangan untuk dapat diterima sebagai pedoman.
4. Menyediakan tanggungjawab atas prilaku yang tak ber-etika.
Tanggung jawab sosial juga merupakan juga hal yang penting. Tanggung
jawab sosial adalah sebuah konsep dimana sebuah perusahaan terhubung
dengan sosial dan lingkungan sekitar dalam hal proses bisnis dan interaksi
perusahaan dengan stakeholdernya. Tanggung jawab sosial dunia bisnis tidak
saja berorientasi pada komitmen sosial yang menekankan pada pendekatan
kemanusiaan, belas kasihan, keterpanggilan religi atau keterpangilan moral, dan
6. semacamnya, tetapi menjadi kewajiban yang sepantasnya dilaksanakan oleh para
pelaku bisnis dalam ikut serta mengatasi permasalahan sosial yang menimpa
masyarakat.
Era globalisasi adalah situasi dan keadaan yang seolah-olah tanpa batas
antar orang, tugas, tempat, ruang atau dengan kata lain “mendunia.” Sehingga
dalam menjalankan bisnis dalam era globalisasi ini para pelaku bisnis
menghadapi tantangan utama, yakni:
1. Pelanggan lebih menuntut kecepatan waktu, dan budaya instant sudah
menjadi trend masa kini.
2. Etika-etika dalam bisnis kurang diperhatikan oleh pelaku bisnis yang
memang hanya mengandalkan kekuatan dan kekuasaan saja, sehingga
terjadilah pengkotak-kotakan kepada pelaku bisnis menurut suku, etnis
ataupun agama.
3. Pelanggan kini lebih cerdas dan kritis, dalam arti mereka tidak hanya melihat
harga tetapi juga membandingkan dengan mutu atau kualitas produk dan
pasti akan mengklaim jika kecewa terhadap suatu produk yang dibelinya.
4. Ditentukan adanya standar mutu tertentu yang diputuskan secara bersama-
sama oleh suatu komite yang ditunjuk, misalnya ISO.
5. Tingkat ekspansi dan persaingan bisnis sangat tinggi, baik secara domestic
maupun internasional, begitu suatu produk muncul di pasaran dan ‘booming’ ,
pasti dalam sekejap ada produk lain yang meniru, entah halal maupun tidak.
6. Perubahan yang sangat cepat kadang-kadang tak terduga atau memang sulit
diduga, misalnya setelah terjadi pemboman gedung WTC di AS oleh teroris,
pasar modal dunia menjadi lesu dan bergejolak tak menentu, yang pasti
dampaknya ke aspek bisnis yang sangat mengejutkan bagi setiap pelaku
bisnis.
7. Muncul ketidak pastian di sekitar hal-hal yang berkaitan dengan sumberdaya
manusia, misalnya bagaimana memotivasi karyawan dengan bermacam-
macam latar belakang pendidikannya, bagaimana mendapatkan karyawan
yang berkualitas, cerdas, berwawasan luas dalam lingkup domestic dan
internasional.
III. Peran dan Manfaat Etika
Seorang manusia akan menyelaraskan segala tindak-tanduk dan
tingkahlaku menurut etika yang berlaku di lingkup dia bertempat tinggal dan
atau bekerja. Tidak ada satupun manusia yang dapat hidup sebebas-bebasnya
karena manusia hidup dalam suatu konstelasi tingkahlaku standar, religi, norma,
nilai moralitas, dan hukum yang mengatur bagaimana seseorang harus bertindak
dan mengendalikan semangat kebebasan (freedom) serta tunduk terhadap etika
yang disepakati secara luas.
Standar moral yang dikenakan atas orang per orang dianggap menghalangi
kebebasan individu (Lukes, 1973). Menurut paham sosialis, kebebasan dianggap
sebagai pemerataan pembagian kekuasaan dan tentunya juga kebebasan.
Istilahnya, kebebasan tanpa kesetaraan adalah serupa dengan penjajahan oleh
mereka yang berkuasa.
Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar-
salah, baik-buruk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat aturan-aturan
7. moral yang dibuat untuk dipatuhi guna kelangsungan hidup suatu perusahaan
agar dapat berjalan dengan semestinya sesuai dengan yang telah diharapkan.
Peran Etika Bisnis bagi perusahaan dapat dilihat pada:
1. Nilai-nilai Perusahaan
Nilai-nilai perusahaan merupakan landasan moral dalam mencapai visi dan
misi perusahaan. Oleh karena itu, sebelum merumuskan nilai-nilai
perusahaan, perlu dirumuskan visi dan misi perusahaan. Walaupun nilai-nilai
perusahaan pada dasarnya universal, namun dalam merumuskannya perlu
disesuaikan dengan sektor usaha serta karakter dan letak geografis dari
masing-masing perusahaan. Nilai-nilai perusahaan yang universal antara lain
adalah terpercaya, adil dan jujur.
2. Pedoman Perilaku
Pedoman perilaku merupakan penjabaran nilai-nilai perusahaan dan etika
bisnis dalam melaksanakan usaha sehingga menjadi panduan bagi organ
perusahaan dan semua karyawan perusahaan; Pedoman perilaku mencakup
panduan tentang benturan kepentingan, pemberian dan penerimaan hadiah
dan donasi, kepatuhan terhadap peraturan, kerahasiaan informasi, dan
pelaporan terhadap perilaku yang tidak etis.
3. Benturan kepentingan
Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara
kepentingan ekonomis perusahaan dan kepentingan ekonomis pribadi
pemegang saham, angggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta karyawan
perusahaan; Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, anggota Dewan
Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan harus senantiasa
mendahulukan kepentingan ekonomis perusahaan diatas kepentingan
ekonomis pribadi atau keluarga, maupun pihak lainnya; Anggota Dewan
Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang
menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi,
keluarga dan pihak-pihak lain; Dalam hal pembahasan dan pengambilan
keputusan yang mengandung unsur benturan kepentingan, pihak yang
bersangkutan tidak diperkenankan ikut serta; Pemegang saham yang
mempunyai benturan kepentingan harus mengeluarkan suaranya dalam
RUPS sesuai dengan keputusan yang diambil oleh pemegang saham yang
tidak mempunyai benturan kepentingan; Setiap anggota Dewan Komisaris
dan Direksi serta karyawan perusahaan yang memiliki wewenang
pengambilan
keputusan diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak memiliki
benturan kepentingan terhadap setiap keputusan yang telah dibuat olehnya
dan telah melaksanakan pedoman perilaku yang ditetapkan oleh perusahaan.
4. Pemberian dan Penerimaan Hadiah/Donasi
Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan
dilarang memberikan atau menawarkan sesuatu, baik langsung ataupun tidak
langsung, kepada pejabat Negara dan atau individu yang mewakili mitra
bisnis, yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan; Setiap anggota
Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang menerima
sesuatu untuk kepentingannya, baik langsung ataupun tidak langsung, dari
mitra bisnis, yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan; Donasi oleh
perusahaan ataupun pemberian suatu aset perusahaan kepada partai politik
8. atau seorang atau lebih calon anggota badan legislatif maupun eksekutif,
hanya boleh dilakukan sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Dalam
batas kepatutan sebagaimana ditetapkan oleh perusahaan, donasi untuk amal
dapat dibenarkan; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta
karyawan perusahaan diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak
memberikan sesuatu dan atau menerima sesuatu yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan.
5. Kepatuhan Terhadap Peraturan
Organ perusahaan dan karyawan perusahaan harus melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan peraturan perusahaan; Dewan Komisaris harus
memastikan bahwa Direksi dan karyawan perusahaan melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan; Perusahaan
harus melakukan pencatatan atas harta, utang dan modal secara benar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
6. Kerahasiaan Informasi
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta karyawan
perusahaan harus menjaga kerahasiaan informasi perusahaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, peraturan perusahaan dan kelaziman dalam
dunia usaha; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham
serta karyawan perusahaan dilarang menyalahgunakan informasi yang
berkaitan dengan perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada informasi
rencana pengambil-alihan, penggabungan usaha dan pembelian kembali
saham;
Setiap mantan anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan
perusahaan, serta pemegang saham yang telah mengalihkan sahamnya,
dilarang mengungkapkan informasi yang menjadi rahasia perusahaan yang
diperolehnya selama menjabat atau menjadi pemegang saham di perusahaan,
kecuali informasi tersebut diperlukan untuk pemeriksaan dan penyidikan
sesuai dengan peraturan perundang undangan, atau tidak lagi menjadi
rahasia milik perusahaan.
7. Pelaporan terhadap pelanggaran Pedoman Perilaku
Dewan Komisaris berkewajiban untuk menerima dan memastikan bahwa
pengaduan tentang pelanggaran terhadap etika bisnis dan pedoman perilaku
perusahaan diproses secara wajar dan tepat waktu; Setiap perusahaan harus
menyusun peraturan yang menjamin perlindungan terhadap individu yang
melaporkan terjadinya pelanggaran terhadap etika bisnis dan pedoman
perilaku perusahaan. Dalam pelaksanannya, Dewan Komisaris dapat
memberikan tugas kepada komite yang membidangi pengawasan
implementasi GCG.
Berikut ini merupakan manfaat etika bisnis yang baik dijalankan oleh
perusahaan-perusahaan maupun organisasi :
a. Pengendalian diri
b. Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan
c. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang ambing
oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
d. Dapat menciptakan persaingan yang sehat antar perusahaan maupun
organisasi
e. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
9. f. Guna menghindari sifat KKN ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ) yang
dapat merusak tatanan moral
g. Dapat mampu menyatakan hal benar itu adlah benar
h. Membentuk sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat
dengan golongan pengusaha lemah
i. Dapat konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah
disepakati bersama
j. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang
telah dimiliki.
IV. Etika Bisnis dan Relevansinya dalam Globalisasi
4.1. Etika Bisnis dalam Persaiangan
Dalam bisnis akan terjadi persaingan yang sangat ketat kadang-kadang
menyebabkan pelaku bisnis menghalalkan segala cara untuk
memenangkannya, sehingga yang sering terjadi persaingan yang tidak sehat
dalam bisnis. Persaingan yang tidak sehat ini dapat merugikan orang
banyak selain juga dalam jangka panjang dapat merugikan pelaku bisnis itu
sendiri.
Aspek hukum dan aspek etika bisnis sangat menentukan terwujudnya
persaingan yang sehat. Munculnya persaingan yang tidak sehat
menunjukkan bahwa peranan hukum dan etika bisnis dalam persaingan
bisnis ekonomi belum berjalan sebagaimana semestinya.
Dari segi etika bisnis, hal ini penting karena merupakan perwujudan dari
nilai-nilai moral. Pelaku bisnis sebagian menyadari bahwa bila ingin
berhasil dalam kegiatan bisnis, ia harus mengindahkan prinsip-prinsip
etika. Penegakan etika bisnis makin penting artinya dalam upaya
menegakkan iklim persaingan sehat yang kondusif. Sekarang ini banyak
praktek pesaing bisnis yang sudah jauh dari nilai-nilai etis, sehingga
bertentangan dengan standar moral. Para pelaku bisnis sudah berani
menguasai pasar komoditi tertentu dengan tidak lagi mengindahkan sopan-
santun berbisnis. Keadaan ini semakin krusial sebagai akibat dari sikap
Pemerintah yang memberi peluang kepada beberapa perusahaan untuk
menguasai sektor industri dari hulu ke hilir.
4.2. Persaingan Usaha dalam Bisnis
Persaingan hanya terjadi pada system dunia yang bebas. Hal ini merupakan
faktor yang paling penting dalam memajukan perekonomian. Dalam bahasa
Inggris persaingan disebut “competition” , Marshaal Howard berpendapat
bahwa persaingan merupakan istilah umum yamg dapat digunakan untuk
segala sumber daya yang ada. Persaingan adalah jantungnya perekonomian
pasar bebas.
Produsen harus memenuhi keinginan konsumen dalam pelayanan yang
lebih efisien dan mendapatkan keuntungan yang lebih baik dari pesaingnya.
Produsen akan memperoleh keuntungan dari konsumen apabila ia mampu
melayani konsumen secara efisien, dan sebaliknya apila ia tidak mampu,
maka ia akan mengalami kerugian dan kebangkrutan.
Adanya persaingan dalam bidang industry akan memaksa para pesaing
bisnis untuk menghasilkan barang-barang berkualitas. Perusahaan-
perusahaan yang dikelola dengan efisien akan memperoleh keuntungan
10. yang besar dan tetap hidup. Sedangkan perusahaan yang tidak efisien akan
mengalami kekalahan dalam bersaing sehingga lama-kelamaan akan
bangkrut. Adanya persaingan akan memberikan peluang bisnis, yaitu pasar
bebas, dimana tidak ada larangan-larangan atau batasan-batasan bagi
perusahaan untuk keluar atau masuk dari pasar.
Menurut Marshall, manfaat umum dari proses persaingan ekonomi adalah
terbentuknya harga yang semurah mungkin bagi barang dan jasa yang
disertai adanya bentuk pilihan maupun kualitas barang dan jasa yang
diinginkan. Dalam hal demikian, banyak produsen yang member kontribusi
pada perdagangan atau pasar. Dan harga-harga yang bersaing ditentukan
oleh permintaan dan penawaran pasar. Jika sejumlah penjual yang mau
menjual sama dengan jumlah pembeli yang mau membeli, maka disini
adalah sisi positif dari persaingan bisnis. Sedangkan sisi negatifnya adalah
ketika terjadi persaingan yang mutlak, dimana masing-masing perusahaan
hanya menginginkan keuntungan sebesarnya-sebesarnya.
Dalam keadaan seperti itu, akan timbul ketidakmerataan keuntungan dan
hasil pendapatan. Pengusaha dengan modal kecil akan tersisih dengan
sendirinya. Dalam hal ini para pelaku ekonomi berhasrat menguasai
berbagai sector industry sekaligus, mulai dari industri hulu sampai industri
hilir.
Iklim persaingan yang demikian akan menyebabkan persaingan yang tidak
sehat. Disini persaingan sesama usaha akan semakin ketat dan cenderung
tidak jujur, ditambah dengan tidak adanya paranata hukum yang
membatasi kegiatan bisnis. Sehubungan dengan berlangsungnya era
globalisasi, maka persaingan harus transparan dan mengandalkan
profesionalisme.
4.3. Jenis Persaingan
Persaingan bisnis dapat berbentuk persaingan yang sehat atau sempurna
dan persaingan yang tidak sehat.
1. Persaingan Sehat
Persaingan sehat dalam arti positif, adalah sarana atau motivasi dalam
bidang industry untuk menumbuhkan gairah, untuk menciptakan
kualitas dan barang dari segi mutunya. Persaingan sehat bertujuan
untuk meningkatkan daya saing dengan menggunakan cara-cara efisien,
meningkatkan produktivitas, mutu dan pelayanan maksimal kepada
masyarakat. Para pengusaha diisyaratkan berpsikap ksatria dalam
menghadapi persaingan sehat. Ini dilakukan dalam praktik bisnis
dengan tidak melanggar etika bisnis.
Dalam struktur persaingan sempurna ada cirri-ciri khusus, yaitu:
a. Terdapat banyak pembeli dan penjual
b. Produk yang ditawarkan banyak dan homogen
c. Tidak ada larangan masuk pasar.
d. Perolehan yang cukup terhadap informasi pasar.
2. Persaingan tidak Sehat
Sekarang masih banyak perusahaan yang melakukan praktik kartel,
monopoli, pengendalian harga dan praktik bisnis tidak sehat lainnya.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan persaingan sehat belum
11. terlaksana karena banyaknya hambatan dalam praktik persaingan
bisnis di Indonesia.
Pengusaha besar yang memiiki kekuatan ekonomi untuk sebagian besar
tergoda untuk berbuat salah. Kesalahan itu bisa berupa penetapan harga
yang seenaknya, menghalangi arus perusahaan baru yang masuk atau
menghempaskan pesaing.
Perusahaan yang anti persaingan adalah perusahaan yang memegang
monopoli murni yang ditandai keadaan dimana ciri hanya ada satu
pengusaha. Pengusaha yang memegang monopoli murni ini biasanya
mampu mengontrol tingkat struktur harga, dan memblokir adanya
usaha baru.
Persaingan yang tidak sehat ini, yang ditandai dengan pemusatan
kekuatan ekonomi pada seseorang atau beberapa orang adalah tidak
sehat, dan ditinjau dari berbagai sudut mempunyai sisi negative, karena
itu harus dicegah supaya tidak merusak system perekonomian dan
system hukum nasional. Persaingan yang tidak sehat membawa dampak
yang tidak baik bagi perlindungan mesyarakat, dan perkembangan
dunia usaha itu sendiri.Persaingan tidak sehat bertentangan dengan
UUD’45 pasal 33 dan cita-cita keadilan social. Karena itu praktek
persaingan yang tidak sehat harus dihindari dalam upaya mewujudkan
demokrasi ekonomi yang berazaskan kekeluargaan, keserasian, dan
keseimbangan.
4.4. Keuntungan dan Etika
Perlu digaris bawahi bahwa sejak semula tujuan utama bisnis adalah
mengejar keuntungan, atau lebih tapat, keuntungan adalah hal yang pokok
bagi kelangsungan bisnis, walaupun bukan tujuan satu-satunya.
Sebagaimana dianut oleh pandangan bisnis yang ideal, maka dari sudut
pandang etika, keuntungan bukan hal yang buruk. Bahkan secara moral,
keuntungan merupakan hal yang baik, dan diterima karena, pertama,
keuntungan memungkinkan suatu perusahaan bertahan dalam kegiatan
bisnisnya. Kedua, tanpa memiliki keuntungan, tidak ada pemilik modal yang
bersedia menanamkan modalnya, dan karena itu tidak akan menjadi
aktivitas ekonomi demi memacu pertumbuhan ekonomi. Ketiga,
keuntungan memungkinkan perusahaan tidak hanya bertahan tetapi juga
untuk menghidupi karyawan-karyawannya, bahkan pada tingkat dan taraf
hidup yang lebih baik. keuntungan yang diperoleh, perusahaan dapat terus
mengembangkan usahanya yang berarti menciptakan lapangan pekerjaan
bagi orang lain.
Dalam persaingan bisnis yang ketat, para pelaku bisa sadar betul bahwa
perusahaan yang unggul bukan karena perusahaan mempunyai kinerja
bisnis manajerial financial yang baik, melainkan perusahaan juga
mempunyai kinerja etis dan etos yang baik.
Kedua, dalam persaingan bisnis yang ketat, para pelaku bisnis yang modern
sangat sadar bahwa konsumen adalah raja. Oleh karena itu, hal yang paling
pokok untuk bisa untung dan bertahan dalam pasar yang penuh persaingan
adalah sejauh mana suatu perusahaan bisa merebut dan mempertahankan
kepercayaan konsumen. Ini bukan merupakan hal yang mudah.
12. Karena dalam pasar yang penuh dengan persaingan dan pasar yang bebas
dan terbuka, dimana ada beragam barang dan jasa ditawarkan dengan
harga dan mutu yang kompetitif, sekali konsumen dirugikan, maka mereka
akan berpaling dari perusahaan tersebut.
Yang paling pokok, adalah para pelaku bisnis modern sadar betul bahwa
kepecayaan konsumen hanya mungkin dijaga dengan memperhatikan citra
bisnisnya sebagai bisnis yang baik dan etis. Termasuk didalamnya adalah
pelayanan, tanggapan terhadap keluhan konsumen, hormat pada hak dan
kepentingan konsumen, menawarkan barang dan jasa dengan mutu yang
baik dan harga yang sebanding., tidak menipu konsumen dengan iklan
bombastis dan seterusnya.
Hal ini kini benar-benar oleh perusahaan-perusahaan yang memang ingin
membangun sebuah kerajaan bisnis bertahan lama, mereka sadar bahwa
kini konsumen sangat kritis dan tidak mudah dibohongi.
Ketiga, dalam system pasar terbuka dengan peran pemerintah yang bersifat
netral dan berpihak tetapi secara efektif menjaga agar kepentingan dan hak
dari semua pihak dijamin. Para pelaku bisnis berusaha sebaik mungkin
untuk menghindarkan campur tangan pemerintah, karena baginya akan
mengganggu kelangsungan bisnisnya. Salah satu cara yang paling efektif
untuk keperluan itu adalah dengan cara menjalankan bisnisnya secara baik
dan etis, yaitu dengan menjalankan bisnis sedemikian rupa tanpa sengaja
merugikan kepentingan semua pihak yang terkait dalam bisnisnya.
Asumsinya adalah, jika sampai terjadi ia menjalankan bisnisnya dengan
merugikan pihak tertentu, maka pemerintah yang tuhasnya adalah menjaga
dan menjamin hak dan kepentingan semua pihak tanpa terkecuali, dan ini
kita andaikan dijalankan secara konsekuen akan serta merta turun tangan
mengambil tindakan tertentu untuk menertibkan praktek bisnis yang tidak
baik itu. Termasuk dalam tindakan tersebut, adalah larangan atau
pencabutan ijin usaha perusahaan tersebut yang mana akan fatal bagi nasib
perusahaan tersebut. Jadi, dari pada melakukan bisnis yang melanggar
kepentingan, para pelaku bisnis berusaha sedapat mungkin untuk secara
proaktif berbisnis secara baik dan etis. Paling kurang ini adalah tuntutan
dari dalam perusahaan tersebut demi kelangsungan perusahaan itu, demi
mendapat keuntungan yang menjadi tujuan pokok bisnis.
Keempat, perusahaan modern juga semakin menyadari bahwa karyawan
bukanlah tenaga yang siap dieksploitasi demi mengeruk keuntungan
sebesar-besarnya. Justru sebaliknya, karyawan dianggap sebagai subyek
utama dari bisnis suatu perusahaan yang sangat memungkinkan berhasil
tidaknya perusahaan tersebut.
Dalam bisnis yang penuh persaingan ketat, karyawan adalah orang-orang
professional yang tidak mudah diganti. Karena penggantian tenaga
professional akan merugikan perusahaan dari segi financial, waktu, energy,
irama kerja perusahaan, team work dan seterusnya. Dengan demikian yang
paling ideal bagi perusahaan modern adalah bagaimana menjaga dan
mempertahankan tenaga kerja professional yang ada daripada membiarkan
mereka pergi dan mengundurkan diri.
13. DAFTAR PUSTAKA
1. Roni, 2016. https://libroncom.blogspot.com/2016/09/makalah-globalisasi-
kata-pengantar.html, (9 Desember 2018, Jam 11:55)
2. Efendy, Try, 2013. Etika Bisnis dalam Lingkungan Globalisasi,
http://trisultanefendi.blogspot.com/2013/01/etika-bisnis-dalam-lingkup-
globalisasi.html, (9 Desember 2018, Jam 12:51)
3. Fauzi, Rizky, 2017. https://dark5ne55.blogspot.com/p/makalah-etika-bisnis-
era-global.html, (9 Desember 2018, Jam 19:23)
14. Pada contoh kasus kali ini saya akan membahas industri pertelevisian yang secara
langsung terdampak pada efek globalisasi.
Saat ini banyak fenomena yang terjadi di masyarakat akibat maraknya perkembangan
industri media televisi swasta di Indonesia, banyak masyarakat yang merasa senang
karena televisi memberi pengaruh positif kepada mereka sebagai penonton. Tapi
disisi lain kehadiran media televisi Indonesia membuat masyarakat merasa hal ini
membawa sesuatu yang membahayakan karena banyak acara-acara yang bukan
untuk hiburan tetapi ditayangkan untuk menaikkan rating, minat pemirsa, tanpa
melihat sisi negatifnya .
RCTI menyadari tanggung jawab moral untuk memberikan tayangan, selaku market
leader RCTI harus bisa menjaga kualitas dari program yang ditayangkan agar tidak
terjadi penurunan dari segi kualitas yang akan mempengaruhi minat pemirsa untuk
menonton. Hal ini diperparah dengan maraknya pembicaraan tentang program
sinetron yang banyak mengandung adegan kekerasan dan tidak patut untuk dicontoh
maka RCTI sering sekali mengadakan rapat untuk mengontrol adegan-adegan yang
tayang . Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh RCTI untuk menjalankan etika
bisnis terhadap konsumen adalah sebagai berikut :
1. Melakukan evaluasi terhadap tayangan-tayangan yang ada di RCTI . Cara
mengevaluasi dapat dilakukan dengan mengadakan rapat internal dengan tim
produksi, phone survey dan juga melalui FGD dengan masyarakat.
2. Membuat alur Quality Control sebelum tayangan tersebut tayang
3. Pemantauan tayangan program secara reguler melalui divisi programming
4. Menyediakan sosial media untuk menampung saran dan keluhan penonton
tentang program yang mereka tayangkan
Pemerintah saat ini mulai tegas untuk mengawasi tayangan pertelevisian yang ada
dengan mengadakan evaluasi melalui KPI. Bagi RCTI, keberadaan KPI merupakan
badan yang sangat menolong perusahaan untuk mengevaluasi program karena
teguran yang diberikan KPI merupakan usulan dan laporan dari masyarakat sehingga
secara tidak langsung teguran yang diberikan oleh KPI merupakan teguran dari
masyarakat. Meskipun demikian, RCTI tetap berusaha untuk meminimalisir teguran
KPI terhadap tayangan-tayangan program yang ada di RCTI agar tetap bisa membuat
konsumen senang dengan tayangan yang ditayangkan oleh RCTI.
Dari data yang didapatkan KPI memutuskan menjatuhkan sanksi administratif
penghentian sementara selama tiga (3) hari untuk program siaran “Dahsyat” di RCTI.
Program yang tayang pada 28 Februari 2017 pukul 09.11 WIB dan 1 Maret 2017
pukul 08.49 WIB kedapatan melanggar aturan Pedoman Perilaku Penyiaran dan
Standar Program Siaran (P3SPS) KPI. Akibatnya RCTI mendapatkan sanksi
penghentian sementara untuk tayangan program “Dahsyat” RCTI selama 3 (tiga) hari
dilaksanakan pada tanggal 13, 14, dan 19 bulan April tahun 2017. Sebagai wujud
tanggung jawab dan menjalankan etika bisnis maka RCTI dengan penuh tanggung
jawab mengikuti sanksi tersebut dan menggantikan slot Dahsyat dengan diisi film
keluarga.