Dokumen tersebut membahas beberapa jenis kelainan progresif yaitu hipertrofi, hiperplasia, dan metaplasia. Hipertrofi dijelaskan sebagai pembesaran volume sel tanpa perbanyakan sel. Contohnya adalah otot jantung dan bronkitis kronis. Hipertrofi prostat disebabkan oleh pertumbuhan nodula yang mendesak jaringan prostat. Ukuran hipertrofi prostat dapat diukur dengan rectal grading, clinical grading, dan intraurethral grading.
3. HIPERTROFI
• Kelainan progresif dalam bentuk bertambahnya volume sel suatu
jaringan atau organ tubuh tetapi sel selnya tidak dapat
memperbanyak diri melainkan sel sel yg menyusun jaringan atau
organ tubuh tersebut membesar menjadi lebih besar dari ukuran
normal.
• Dijumpai diberbagai jaringan antara lain otot yg mendapat
tambahan beban pekerjaan penonjolan otot bisep atlet angkat
besi.
• Sering terjadi pada otot jantung sebagai respon adaptasi akibat
beban kerja jantung yg berlebihan menyebabkan hipertropi
ventrikel kiri berbentuk penebalan dinding ventrikel
4. Bronkitis Kronis
• Terjadi hipertrofi kelenjar
mukus bronkus terjadi
sekresi mukus yg
berlebihan & lebih kental.
• Secara histologi dapat
dibuktikan dengan
membandingkan tebalnya
kelenjar mukus dan
dinding bronkus.
• Perubahan terjadi pada
bronchioli yakni pada sel
goblet, sel radang di
mukosa dan submukosa.
5. HIPERTROFI
PROSTAT
• Pertumbuhan dari nodula fibroadematosa.
• Istilah ini kurang tepat karena yg terjadi
hiperplasia kelenjar periuretra yg
mengakibatkan terdesaknya jaringan prostat
ke perifer.
• Keluhan hipertropi prostat banyak dialami
oleh pasien dengan usia di atas 50 tahun.
• Kelenjar prostat mengalami pembesaran,
memanjang ke arah kandung kemih yg
akhirnya menyebabkanpenyumbatan aliran
kemih karena tertutupnya orifisium uretra.
7. Rectal
grading
• Rectal grading disebut juga rectal
toucher dilakukan saat kandung kemih
dalam keadaan kosong agar tidak
terjadi kesalahan dalam penilaian.
• Penilaian grade dilakukan dengan
perkiraan berapa sentimeter prostat
menonjol kedalam rectum.
• Pembagian grade pembesaran prostat
sebagai berikut:
0 – 1 cm… ........ Grade 0
1 – 2 cm… ........ Grade 1
2 – 3 cm… ........ Grade 2
3 – 4 cm… ........ Grade 3
Lebih 4 cm… .... Grade 4
8. Pada grade 3 dan 4 batas prostat
tidak dapat diraba karena benjolan
masuk ke dalam cavum rectum.
Dengan penilaian rectal grading
maka dapat ditentukan tindakan
operasi yg tepat dilakukan.
Bila grade kecil maka tindakan yg
baik adalah T.U.R (Trans Urethral
Resection)
Bila grade besar (grade 3-4) yg
tepat dilakukan prostatektomi
terbuka secara trans vesical.
9. Clinical grading
• Menggunakan ukuran banyaknya sisa urine.
• Cara yg dilakukan yaitu pagi hari pasien
bangun tidur diminta untuk berkemih sampai
selesai, kemudian masukkan catheter ke
dalam kandung kemih utk mengukur sisa
urine.
10. Jika sisa urine 0 = Grade Normal
Jika sisa urine 0 – 50 ml = Grade 1
Jika sisa urine 50 – 150 ml = Grade 2
Jika Sisa urine >150 ml =Grade 3
Jika tidak bisa berkemih =Grade 4
11. Intra Uretra Grading
• Untuk melihat penonjolan pembesaran prostat
kedalam cavum rectum dapat dilakukan
panendoscopy cystoscopy