SlideShare a Scribd company logo
1 of 81
MATERI PELATIHAN BERBASIS
KOMPETENSI
SEKTOR OTOMOTIF
SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN
MEMELIHARA /SERVIS SISTEM
PENDINGIN DAN KOMPONEN -
KOMPONENNYA
OTO.KR02.010.03
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
BUKU INFORMASI
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN
PRODUKTIVITAS
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
DAFTAR ISI
Daftar Isi
1
BAB I PENGANTAR
2
1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi
2
1.2. Penjelasan Modul
2
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)
3
1.4. Pengertian-pengertian Istilah
4
BAB II STANDAR KOMPETENSI
6
2.1. Peta Paket Pelatihan
6
2.2. Pengertian Unit Standar
6
2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari
7
2.3.1. Judul Unit
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
.........................................................................................
7
2.3.2. Kode Unit
.........................................................................................
7
2.3.3. Deskripsi Unit
.........................................................................................
7
2.3.4. Elemen Kompetensi
.........................................................................................
8
2.3.5. Kriteria Unjuk Kerja
.........................................................................................
8
2.3.6. Batasan Variabel
.........................................................................................
9
2.3.7. Panduan Penilaian
.........................................................................................
9
2.3.8. Kompetensi Kunci
.........................................................................................
10
BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
11
3.1. Strategi Pelatihan
..........................................................................................................
11
3.2. Metode Pelatihan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
..........................................................................................................
12
BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI
13
BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK
PENCAPAIAN KOMPETENSI
44
5.1. Sumber Daya Manusia
..........................................................................................................
44
5.2. Sumber-sumber Perpustakaan
..........................................................................................................
45
5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan
..........................................................................................................
46
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
BAB I
PENGANTAR
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
1.1. Konsep Dasar Competency Based Training (CBT)
• Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?
Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar
dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan
oleh Kriteria Unjuk Kerja.
• Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?
Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh
keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara
efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.
1.2. Penjelasan Modul
Desain Modul
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual / mandiri :
• Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.
• Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta
dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan
bantuan dari pelatih.
Isi Modul
Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta
pelatihan.
Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
• Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.
• Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktik kerja.
Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
• Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan.
• Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta
pelatihan.
• Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
• Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
• Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
• Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
Pelaksanaan Modul
Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :
• Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai
sumber pelatihan.
• Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
• Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan
pelatihan.
• Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan
menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.
Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :
• Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
• Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja.
• Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah :
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan
keterampilan yang sama atau
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama
atau
c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan yang sama.
1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah
Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan
serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses
pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan
kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan
suatu standar tertentu.
Penilaian / Uji Kompetensi
Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta
keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan
membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang
dipersyaratkan.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai
suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan
serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja
pada kompetensi yang dipelajari.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek
sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek
tersebut ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan.
Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah
hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi
unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman
bukti.
Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu
kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh
Lembaga Sertifikasi Profesi.
Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian /
uji kompetensi.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
2.1. Peta Paket Pelatihan
Untuk mempelajari modul ini perlu membaca dan memahami modul –modul
lain yang berkaitan diantaranya :
• OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja
• OTO.KR02.002.01 - Cara Kerja Engine 2 dan 4 Langkah
• OTO.KR01.017.01 - Penggunaan dan Pemeliharaan Peralatan dan
Perlengkapan Tempat Kerja
2.2. Pengertian Unit Standar Kompetensi
Apakah Unit Standar Kompetensi?
Setiap Standar Kompetensi menentukan :
a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai
kompetensi.
b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.
c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.
Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Standar Kompetensi ini?
Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan
untuk “Menerapkan prosedur-prosedur mutu”.
Berapa lama Unit Standar Kompetensi ini dapat diselesaikan?
Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian
kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin
membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam
keterampilan tertentu.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
2.3. Unit Standar Kompetensi Kerja Yang dipelajari
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi
peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :
• mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
• mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
• memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
• menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja
telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
2.3.1 Judul Unit : Memelihara/Servis Sistem Pendingin dan
Komponen-komponennya
2.3.2 Kode Unit : OTO.KR02.010.03
2.3.3 Deskripsi Unit
Unit ini mengidentifikasikan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponen-komponennya untuk
kendaraan ringan
Kemampuan Awal
Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal Pengetahuan fundamental
pengenalan fungsi dan cara kerja komponen sistem pendingin dan cara membaca
alat ukur
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
2.3.4 Elemen Kompetensi
2.3.5 Kriteria Unjuk Kerja
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance
Criteria )
1.
2.
Menerapkan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Memelihara/servis dan
memperbaiki engine
manajemen system dan
komponen- komponennya
1.1
1.2
1.3
2.1
2.2
Prosedur keselamatan dan kesehatan
kerja dilaksanakan.
Peralatan kerja digunakan sesuai dengan
SOP.
K.3 untuk lingkungan kerja dilaksanakan
sesuai dengan SOP.
Pemeliharaan/servis sistem pendingin
dan komponen-komponennya
dilaksanakan tanpa menyebabkan
kerusakan terhadap komponen atau
sistem lainnya.
Informasi yang benar diakses dari
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
2.3
2.4
2.5
spesifikasi pabrik dan dipahami.
Sistem pendingin dan komponen-
komponennya diperbaiki dengan
menggunakan metode dan peralatan
yang tepat, sesuai dengan spesifikasi
dan toleransi terhadap
kendaraan/sistem.
Data yang tepat dilengkapi sesuai hasil
pemeliharaan/servis.
Seluruh kegiatan melepas dan
memasang sistem pendingin dan
komponen dilaksanakan berdasarkan
SOP (Standard Operation Procedures),
undang-undang K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja), peraturan perundang-
undangan dan prosedur/kebijakan
perusahaan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
2.3.6 Batasan Variabel
Persyaratan khusus:
Sistem pendingin air, sistem pendingin udara dan kombinasi kedua sistem
Variabel terapan lainnya meliputi:
1. Termostat, water pump, pipa/selang, saluran, kipas, sabuk, pemindah
panas/heat exchanger, kipas elektrik dan viscous van, sistem tertutup dan
terbuka, pemanas ruangan dan air pemanas manifold (coolant heater
manifold).
2. logam besi dan non besi.
3. Additive sistem pendinginan
2.3.7. Panduan Penilaian
1. Konteks:
1.1. Pengetahuan dan ketrampilan dasar dapat dinilai melalui pekerjaan dan
tidak melalui pekerjaan.
1.2. Penilaian ketrampilan dapat dilakukan setelah periode pelatihan yang
diawasi dan pengalaman melakukan sendiri pada tipe yang sama. Jika
kondisi tempat kerja tidak memungkinkan, penilaian dapat dilakukan
melalui simulasi.
1.3. Hasil yang telah ditentukan harus dapat tercapai tanpa pengawasan
langsung.
1.4. Kompetensi harus dinilai sesuai konteks kualifikasi yang sedang
diperhatikan.
2. Aspek-aspek penting:
Kompetensi penting diamati secara menyeluruh agar mampu menerapkan
kompetensi pada keadaan yang berubah-ubah dan merespon situasi yang
berbeda pada beberapa aspek-aspek berikut yaitu mengikuti prosedur
pemeliharaan/servis pemeriksaan komponen sistem pendingin.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
4. Penilaian praktek:
4.1. Mengakses, memahami, dan menerapkan informasi teknik
4.2. Melaksanakan pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponen
4.3. Menggunakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai
4.4. Menguji sistem pendingin dan komponen sesuai persyaratan teknik
4.5. Menggunakan prosedur pengujian cairan pendingin
.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
5. Unjuk Kerja dari ketrampilan yang diperlukan:
5.1. Melaksanakan tugas rutin dengan prosedur yang ditetapkan dimana
kemajuan ketrampilan seseorang di awasi secara berkala oleh pengawas.
5.2. Melaksanakan tugas yang lebih luas dan sulit dengan peningkatan
kemandirian dan tanggung jawab individu. Hasil pekerjaan diperiksa oleh
pengawas.
5.3 Melaksanakan kegiatan yang kompleks dan tidak rutin; menjadi mandiri dan
bertanggung jawab untuk pekerjaan yang lainnya.
2.3.8 Kompetensi Kunci
N
o
Kompetensi Kunci Dalam Unit ini
Tingka
t
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi -
3 Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 1
4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok -
5 Menggunakan ide-ide dan tehnik matematika 1
6 Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 2
5. Tingkat Kemampuan yang harus ditunjukan dalam menguasai kompetensi ini
adalah
Tingkat Karakteristik
1 Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan
tunduk pada pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor
2 Melakukan tugas-tugas yang lebih luas dan lebih kompleks dengan
peningkatan kemampuan untuk pekerjaan yang dilakukan secara
otonom supervisor melakukan pengecekan
3 Melakuakan aktifitas-aktifitas kompleks dan non rutin, yang diatur
sendiri dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
3.1. Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang
sedang “diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung
jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan
belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Persiapan / perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar
dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.
Permulaan dari proses pembelajaran
a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan Anda.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Pengamatan terhadap tugas praktik
a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau
orang yang telah berpengalaman lainnya.
b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda
temukan.
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
Penilaian
a. Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda
3.2. Metode Belajar
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Belajar secara mandiri
Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai
dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar
dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat
untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur
dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar
memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok
memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.
Belajar tersetruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan
oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI
1. Cara Kerja Sistem Pendingin
Pengenalan Komponen Mesin dengan Pendinginan Udara
Gambar1. Menunjukkan dua model mesin bensin yang menggunakan pendingin
udara
Sirip pendingin
Sirip pendingin digunakan untuk memperbesar luas permukan pendingin yang berfungsi
untuk menyalurkan panas dari silinder mesin.
Pengarah udara
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Pengarah udara (air shroud) dan cowling memiliki bentuk yang menutupi mesin untuk
mengarahkan udara agar mengalir melalui sirip pendingin silinder dan silinder kepala.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Dengan titik didih cairan pendingin yang normal, yaitu pada kondisi tekanan udara
101,1 kpa maka berarti margin antara temperatur kerja dan titik didih hanyalah
sebesar 10
o
C sampai 18
o
C. Pada kondisi seperti ini kendaraan akan mengalami
panas berlebih jika bekerja keras pada cuaca yang panas. Meningkatkan titik didih
cairan pendingin hingga 120
o
C pada tekanan tutup radiator dengan katup tekanan
sebesar 90 kpa di atas tekanan normal atmosfer (191,1 kpa) akan meningkatkan
margin keamanan sebesar 30
o
C sampai 38
o
C yang cukup memadai untuk segala
kondisi jika mesin bekerja.
Tutup Radiator dengan Katup Tekanan
Sebagaimana dibahas dalam buku May and Crouse Jilid 1, fungsi utama tutup
radiator dengan katup tekanan adalah meningkatkan titik didih cairan pendingin
dengan cara mengontrol tekanan yang terjadi di dalam sistem pendingin. Selain
itu tutup radiator dengan katup tekanan juga berfungsi meningkatkan efisiensi
pompa air dan mengurangi efek kantong uap atau lapisan uap pada sistem
pendingin.
Dengan meningkatkan tekanan cairan pendingin dalam sistem pendingin maka
tutup radiator dengan katup tekanan meningkatkan efisiensi pompa air, karena
adanya suplai cairan pendingin yang bertekanan konstan pada masukan pompa.
Hal ini akan mengurangi kebutuhan pompa menyedot cairan pendingin dari
radiator sehingga membantu dalam permasalahan kekurangan cairan pendingin
atau cairan pendingin yang tidak digunakan.
Kantung udara atau kantung uap dalam mantel air sistem pendingin merupakan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Gambar 13 Dua macam Welsh plug, tipe gelas dan tipe piringan
Welsh Plug
Welsh plug atau core plug dipasang pada blok mesin dan kepala silinder untuk
dua tujuan. Lubang yang terdapat pada welsh plug sebenarnya digunakan untuk
membuang pasir pengecoran dari blok/kepala mantel air sesudah dicor.
Kemudian welsh plug dipasang pada lubang-lubang tersebut menjadi penyekat
eksternal bagi mantel air. Selain itu welsh plug juga berfungsi sebagai
perlindungan bagi mesin terhadap cuaca yang sangat dingin. Air yang membeku
akan memuai, sehingga jika cairan pendingin yang ada di dalam blok mesin
membeku akan dapat mengakibatkan blok pecah oleh pemuaian es. Welsh plug
didesain agar terdesak keluar dari blok oleh es yang memuai sehingga
mengurangi tekanan dan mencegah terjadinya kerusakan karena pecah.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Gambar 14 Thermostat otomotif dengan katup by-pass model baru
Thermostat Jenis Katup By-Pass
Pada thermostat kendaraan ringan dewasa ini terdapat dua jenis umum, yaitu
yang menggunakan katup by-pass dan yang tidak menggunakan katup by-
pass. Thermostat yang menggunakan katup by-pass bekerja serupa dengan
thermostat standar tetapi bekerja mengontrol cairan pendingin secara
berbeda. Thermostat diatur oleh sumbat lilin yang memuai jika panas
sehingga menggerakkan silinder thermostat dan membuka katup utama.
Silinder thermostat juga mengontrol gerakan katup by-pass selain membuka
katup utama. Prinsip kerja thermostat by-pass adalah sebagai berikut :
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Gambar 15 Arah aliran cairan pendingin pada keadaan katup by-pass
membuka (mesin dingin)
Mesin dalam Keadaan Dingin
Gambar 1.16 Arah aliran cairan pendingin pada keadaan katup by-pass
menutup
(mesin panas)
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Pada kondisi temperatur cairan pendingin saat mesin dingin, katup utama thermostat
tertutup oleh tekanan pegas, sedang katup by-pass pada posisi terbuka. Karena itu
cairan pendingin dapat mengalir bersirkulasi dengan dorongan pompa air melalui blok
mesin dan kepala silinder, melalui rangkaian by-pass thermostat yang membuka dan
kembali pada pompa air sehingga dapat dihasilkan pemanasan mesin yang cepat.
Mesin dalam Keadaan Panas
Pada saat mesin mencapai temperatur kerjanya, sumbat lilin memuai dan
menggerakkan silinder thermostat. Maka katup utama thermostat membuka dan pada
saat yang bersamaan menutup katup by-pass. Cairan pendingin mengalir melalui
rangkaian by-pass menjadi tertutup sehingga terjadi sirkulasi melalui thermostat menuju
radiator dan terjadi penyerapan panas sebelum kembali lagi ke pompa air dan blok
mesin.
Gambar 1.17 Posisi katup jiggle thermostat yang tepat
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Kerja Katup Jiggle
Thermostat modern kebanyakan dilengkapi dengan katup jiggle atau pembuang udara.
Katup ini berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam sistem agar
bsa keluar melalui thermostat. Saat cairan pendingin diganti dan thermostat menutup,
udara dialirkan dari blok mesin melalui katup jiggle yang membuka. Selama operasi
normal katup ini menutup oleh adanya tekanan dan aliran cairan pendingin.
Gambar 1.18 Rangkaian dasar lampu peringatan temperatur dan sensor
Sensor Suhu
Ada dua macam sensor suhu, yaitu jenis saklar on/off dan jenis resistansi variabel. tipe
saklar on/off digunakan pada lampu peringatan temperatur pada dashboard dan kipas
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
pendingin thermatik listrik. Saklar digunakan untuk membumikan rangkaian listrik untuk
menyalakan lampu peringatan temperatur atau menyalakan kipas listrik pendingin, jika
temperatur cairan pendingin mencapai temperatur kerja sensor, misalnya 108
o
C. Jika
temperatur cairan pendingin turun di bawah temperatur kerja sensor maka saklar
membuka dan rangkaian menjadi terputus.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Sensor tipe resistansi digunakan untuk mengoperasikan penunjuk temperatur
dashboard yang menunjukkan temperatur sesungguhnya dari cairan pendingin,
atau untuk memberi sinyal listrik mengenai temperatur cairan pendingin pada
computer manajemen mesin EFI. Kerja sensor-sensor ini berdasarkan prinsip
bahwa pada saat temperatur cairan pendingin meningkat maka resistansi listrik
internal sensor berubah sehingga arus yang mengalir melalui rangkaian listrik bisa
makin besar atau makin kecil. Perubahan aliran arus dipengaruhi oleh temperatur
sensor yang mengontrol posisi jarum pada alat penunjuk temperatur atau
memberitahu temperatur mesin yang akurat pada computer EFI.
Gambar 1.19 Dua tipe umum saklar temperatur thermo, tipe saklar listrik
dan tipe saklar vakum
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Saklar Temperatur Thermo
Saklar temperatur thermo merupakan alat khusus yang meraba temperatur cairan
pendingin. Saklar ini bisa bekerja dengan menjadikan rangkaian listrik atau rangkaian
vakum manifold mesin on/off. Saklar jenis ini biasa digunakan pada sistem
pengontrolan emisi dan dipasang pada mantel air untuk meraba temperatur cairan
pendingin.
Bahan Pencegah Karat
Adanya berbagai macam material yang digunakan pada sistem pendingin
mengakibatkan terjadinya karat pada logam. Karat merupakan hasil reaksi antara dua
logam yang berbeda (misalnya aluminium dan besi tuang) dengan bantuan elektrolit
(air). Oleh karena itu bahan pencegah karat harus digunakan pada sistem pendingin
terutama pada mesin-mesin yang menggunakan kepala silinder aluminium. Bahan
pencegah karat akan semakin tidak efektif semakin lama digunakan dan harus diganti
secara teratur.
Kegunaan Sekunder Dari Cairan Pendingin Mesin
Cairan pendingin mesin bisa digunakan untuk tujuan lain di samping mengatur
temperatur mesin. Panas yang ada pada cairan pendingin mesin bisa digunakan untuk
memanaskan berbagai macam komponen, misalnya lilin pemuaian termal pada katup
choke otomatis. Cairan pendingin juga bisa digunakan untuk menghangatkan
komponen-komponen, misalnya manifold masukan dan bodi botol. Pada kendaraan
bermesin turbo dewasa ini sistem pendingin mengalirkan cairan pendingin pada rumah
turbo untuk membantu menjaga temperatur oli turbo agar tetap minimum sehingga
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Pemerikaan Sistem Pendingin
4. PEMERIKSAAN SISTIM PENDINGIN
Pemeriksaan Level Cairan Pendingin, Sistem Tanpa Sekat
Pengecekan level cairan pendingin pada sistem pendingin modern hanya memerlukan
pemeriksaan pada botol reservoir pelimpah dari plastik bening seberapa tinggi level
cairannya dan juga memeriksa apakah radiator terisi penuh hingga mencapai bagian
atas leher tutup berkatup tekanannya. Level cairan pendingin yang selalu rendah pada
radiator mengindikasikan adanya kebocoran udara pada sistem. Kebocoran udara akan
mencegah cairan pendingin tersedot kembali ke radiator dari botol overflow/pelimpah.
Pada kendaraan model lama yang tidak memiliki botol reservoir diperlukan
pemeriksaan visual dengan cara membuka tutup radiator berkatup tekanan dan
memeriksa level cairan pendingin pada leher radiator. Ingatlah, anda harus berhati-hati
jika membuka tutup radiator berkatup tekanan pada sebuah sistem pendingin yang
panas. Ikutilah prosedur yang disebutkan dalam buku May and Crouse halaman 138.
Pada sistem pendingin tanpa reservoir level cairan pendingin yang benar berada di
bawah leher radiator saat cairan pendingin dalam keadaan dingin. Hal tersebut
disebabkan oleh hilangnya cairan pendingin karena pelimpahan akibat pemuaian yang
tidak dikompensasi. Seharusnya level caian berada di atas tabung lubang radiator.
Lihat manual servis mengenai level cairan pendingin yang benar
Pemeriksaan Penyumbatan Radiator
Selain dilakukan pengecekan visual terhadap adanya kebocoran cairan pendingin dan
kerusakan pada tabung lubang radiator dan sirip pendingin, diperlukan juga
pemeriksaan visual terhadap adanya penyumbatan eksternal maupun internal.
Penyumbatan eksternal terjadi dari berkumpulnya serangga, tumbuhan dan partikel-
partikel kotoran di sekitar tabung lubang radiator dan sirip. Penyumbatan ini
menghambat aliran udara melalui radiator sehingga mengurangi keefektifan serta
menyebabkan panas berlebih pada mesin.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Melalui pemeriksaan visual pada lubang radiator menggunakan senter atau obor untuk
memeriksa penetrasi cahaya akan diketahui tingkat penyumbatan.
Penyumbatan internal terjadi akibat endapan karat, kontaminasi cairan pendingin dan
partikel-partikel korosi di dalam tabung lubang radiator. Penyumbatan ini menimbulkan
efek mengurangi aliran cairan pendingin melalui radiator, sehingga terjadi pendinginan
yang tidak mencukupi pada mesin dan mengakibatkan panas berlebih pada mesin.
Dengan melakukan pemeriksaan kecil secara visual pada lubang tabung, yang dapat
dilihat melalui leher radiator, dapat diketahui adanya kemungkinan penyumbatan
radiator. Pemeriksaan yang akurat terhadap perkiraan atas terjadinya penyumbatan
tabung hanya dapat dilakukan dengan membongkar masing-masing tangki radiator.
Pemeriksaan Saluran Cairan Pendingin
Pemeriksaan akurat pada radiator dan saluran cairan pendingin harus dilaksanakan
dengan sistem yang berada pada tekanan kerja normalnya. Jika melakukan tes tekanan
pada sistem pendingin untuk menentukan adanya kebocoran, sebaiknya dilakukan juga
pengecekan secara visual pada pipa-pipa saluran. Pada saat sistem memiliki tekanan,
pipa-pipa saluran cairan pendingin yang mengalami kerusakan internal maupun
eksternal menunjukkan tanda-tanda pembengkakan atau penggelembungan pada
daerah-daerah yang lemah dan menjebol retakan-retakan kecil yang berbahaya. Jika
terdapat tanda penggelembungan, pecah atau desisan retakan saat saluran ditekan
maka pipa saluran cairan pendingin harus segera diganti.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Pengecekan Pompa Air
Kebocoran cairan pendingin dari pompa air umumnya berasal dari dua tempat,
dari gasket pompa air dan dari seal lubang penguras pompa air pada bodi pompa.
Kebocoran dari lubang penguras, biasanya terletak pada sisi bawah pompa air,
menandakan kerusakan pada seal pompa air. Kebocoran ini paling tampak jelas
jika sistem memiliki tekanan. Kebocoran seal yang sudah lama dapat segera
diketahui dari adanya cairan pendingin yang mengalir dari lubang penguras.
Bantalan pompa air yang rusak akan menimbulkan suara mendengung dan seal
pompa air yang rusak akan menimbulkan suara bernada tinggi. Jika diperkirakan
terdapat kerusakan-kerusakan tersebut dapat dilakukan pemeriksaan dengan
menggunakan stetoskop mekanik. Jika stetoskop diletakkan pada pompa air
maka akan diketahui letak sumber bising tersebut apakah berasal dari pompa air
atau dari komponen-komponen lain, misalnya sabuk timing puli. Selain itu dapat
dilakukan pembongkaran sabuk penggerak dan menjalankan mesin
untukmengetahui problem yang terjadi.
Catatan :
Jangan menjalankan mesin terlalu lama dalam keadaan tanpa sabuk
penggerak pompa air karena akan menimbulkan panas berlebih.
Kebocoran Cairan Pendingin
Selain dilakukan pemeriksaan pada komponen-komponen utama sistem
pendingin untuk menentukan adanya kebocoran, juga perlu dilakukan
pemeriksaan pada sumber-sumber lain yang bisa menimbulkan kebocoran cairan
pendingin. Saklar dan sensor temperatur termo merupakan sumber-sumber yang
mungkin bagi kebocoran. Selain itu bisa juga gasket manifol saluran masukan,
choke otomatis dan pipa-pipa saluran, serta pipa by-pass kecil cairan pendingin di
sekitar manifol masukan dan blok mesin. Bagian dalam lubang pemanas juga
dapat menjadi sumber kebocoran cairan pendingin. Karpet yang basah, bau
cairan pendingin atau windscreen yang lembab menandakan kebocoran cairan
pendingin pada lubang pemanas atau tap heater.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
5. Tester Bahan Aditif Cairan Pendingin
Tester Konsentrasi Larutan Tahan-beku/Tahan-mendidih
Besarnya perbandingan air terhadap larutan tahan-beku/tahan-mendidih pada
sistem pendingin menentukan level dari perlindungan terhadap kemampuan
cairan pendingin agar tahan terhadap pembekuan dan pendidihan. Cairan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
pendingin harus mampu memberikan perlindungan yang memadai pada mesin
kendaraan sesuai spesifikasi dari pabrik. Ketidakmampuan memberikan
perlindungan yang memadai dapat membuat diabaikannya klaim jaminan sistem
pendingin. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan teratur pada level konsentrasi
tahan-beku/tahan-mendidih dalam cairan pendingin dan membandingkannya
terhadap spesifikasi pabrik.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai dua macam tester anti-beku dan petunjuk
pemakaiannya :
Tester 1 – Tester Tahan-beku tipe Skala Hydrometer
Tester Tahan-beku Kent & Moore AU435, 50% Glycol
Tester tahan-beku Kent and Moore bekerja berdasarkan prinsip hidrometer
baterai. Tester mengukur berat jenis larutan cairan pendingin untuk menentukan
besarnya konsentrasi tahan-beku. Tester ini merupakan tester yang akurat untuk
digunakan pada larutan tahan-beku yang mempunyai perbandingan hingga 50%.
Penggunaan tester ini merupakan metode yang cepat dan dapat diandalkan
dalam pengecekan kekuatan tahan-beku pada sistem pendingin kendaraan.
Selain itu tester ini juga menyediakan sebuah tabel yang digunakan untuk
menentukan jumlah bahan aditif tahan-beku yang perlu ditambahkan sehingga
dicapai tingkat perlindungan yang aman untuk berbagai ukuran sistem pendingin.
Tester ini didesain untuk mengetes larutan tahan-beku berbasis Ethylene Glycol.
Hasil pembacaan tidak dapat diandalkan jika digunakan campuran berbasis
methanol.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Tes harus dilaksanakan pada sistem pendingin yang berada pada keadaan
dingin.
Petunjuk Penggunaan
Pemasangan :
1. Pertama masukkan skala hidrometer pada mantel.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
2. Pasang nozel untuk membuka ujung mantel – kini tester siap
digunakan.
Penggunaan :
1. Buka tutup radiator berkatup tekanan.
2. Masukkan nozel pada cairan pendingin, tekan bola karet untuk
menghisap cairan secukupnya pada mantel hingga hidrometer
dapat mengapung.
3. Pegang instrumen setinggi mata dan baca skala hidrometer pada
level cairan.
Hasil pembacaan menunjukkan persentase larutan tahan-beku yang
terkandung dalam sistem pendingin (jika hasil pembacaan berada di antara
dua garis pilihlah yang bawah).
Gambar 2.1 Tester bahan aditif anti-beku hidrometer jenis Kent dan Moore
Tester Tahan-beku Pengecekan K-D Tools Spot
Tester tahan-beku K-D Tools juga bekerja berdasarkan prinsip hidrometer
baterai. Tester mengukur berat jenis larutan cairan pendingin untuk
menentukan temperatur aktual perlindungan tahan-beku/tahan mendidih.
Prinsip kerjanya berbeda dengan tester lain
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Tingkat perlindungan tahan-beku ditunjukkan oleh banyaknya bola berwarna yang
mengambang pada sampel cairan pendingin. Penggunaan tester ini merupakan
metode yang cepat dan dapat diandalkan dalam memeriksa kekuatan anti-beku
dan menunjukkan besarnya perlindungan tahan-beku/tahan-mendidih dengan
segera.
Petunjuk Pemakaian
1. Buka tutup radiator berkatup tekanan.
2. Hisaplah sampel cairan pendingin ke hidrometer dengan menekan bola
karet.
3. Tekan perlahan sisi hidrometer dengan jari sehingga bola pengapung
dapat terapung.
4. Hitung jumlah bola yang terapung pada bagian atas sampel cairan
pendingin.
5. Gunakanlah tabel skala berikut ini untuk menentukan level perlindungan
cairan pendingin.
Bola
terapung
Perlindungan tahan-beku
pada
Perlindungan titik didih
pada
1 -6
o
C +123
o
C
2 -15
o
C +125
o
C
3 -23
o
C +127
o
C
4 -31
o
C +130
o
C
5 -40
o
C +133
o
C
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Gambar 2.2 Tester bahan aditif anti-beku hidrometer bola pengapung tipe K-D
Tester Korosi Cairan Pendingin
Penggunaan berbagai jenis material dalam sistem pendingin menimbulkan terjadinya
korosi. Korosi dihasilkan oleh reaksi antara dua logam berbeda (misalnya aluminium
dan baja tuang) serta dengan adanya elektrolit (yaitu air). Oleh sebab itu harus
digunakan bahan pencegah karat dalam sistem pendingin, terutama pada mesin-
mesin yang menggunakan kepala silinder aluminium. Bahan-bahan pencegah karat
tersebut semakin lama akan semakin berkurang keefektifannya sehingga secara
periodik harus diganti. Maka diperlukan pemeriksaan secara teratur pada sistem
pendingin untuk mengetahui tingkat korosi yang terjadi. Tester korosi cairan pendingin
dapat mengukur level keasaman cairan pendingin. Derajat keasaman yang tinggi
dalam cairan pendingin menandakan adanya korosi yang tinggi pada cairan
pendingin. Bisa juga tester ini digunakan untuk mengukur potensial kimiawi listrik
pada aliran arus. Semakin tinggi potensial aliran arus menunjukkan cairan pendingin
yang mengalami korosi yang tinggi.
Berikut ini adalah penjelasan dua macam tester korosi cairan pendingin beserta
petunjuk penggunaannya :
Tester 1 – Kertas Indikator Lakmus
Kertas Indikator Whatman Full Range pH 1-14
Kertas indikator Whatman adalah tester kertas lakmus untuk mengetes derajat
keasaman atau alkalin pada cairan pendingin dalam sistem pendingin. Kertas lakmus
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
adalah lembaran kertas khusus yang berubah warna secara kimiawi jika terkena
larutan asam atau alkalin dari berbagai derajat ukuran. Kertas indikator Whatman
memiliki empat belas derajat perubahan warna untuk menunjukkan pH cairan
pendingin. Skala standar pH ditunjukkan di bawah ini. Pengetesan menggunakan pH
Whatman merupakan tes yang cepat dan efektif untuk menentukan tingkat korosi
pada cairan pendingin.
Gambar 2.3 Skala pH Full Range yang digunakan untuk tes korosi cairan
pendingin menggunakan kertas lakmus Whatman
Petunjuk Pemakaian :
1. Buka tutup radiator berkatup tekanan.
2. Buka selembar kertas indikator Whatman.
3. Celupkan kertas indikator pada cairan pendingin yang dites selama beberapa
detik.
4. Angkat kertas dari larutan dan bandingkan warna yang dihasilkan dengan yang
tertera pada kartu warna dengan mendekatkan kertas indikator ke dekatnya.
5. Warna dan pasangan angka pada kartu warna yang cocok dengan kertas tes
menunjukkan nilai pH cairan pendingin.
6.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Tester 2 – Tester Elektrometer Elektronik Sistem Pendingin
Elektrometer Sistem Pendingin Wynn
Elektrometer sistem pendingin Wynn merupakan instrumen yang didesain untuk
mengukur potensial kimiawi elektro aliran arus dalam sistem pendingin. Dengan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
mengetes potensial kimiawi elektro cairan pendingin, tester dapat menentukan
apakah korosi yang terjadi pada sistem yang disebabkan oleh elektrolisis (korosi
akibat logam-logam yang berbeda dan elektrolit) berada pada derajat yang tinggi atau
rendah. Semakin tinggi potensial kimiawi listrik, semakin tinggi tingkat korosi yang
terjadi pada sistem. Meter menunjukkan kondisi cairan pendingin dengan tiga macam
lampu, lampu baik (good), lampu korosif (corrosive) dan lampu penggantian (replace).
Lampu Baik
Menunjukkan larutan yang stabil. Lampu ini menandakan bahwa permukaan-
permukaan logam pada sistem dalam keadaan pasif dan bahan pencegah karat tetap
aktif bekerja.
Lampu Korosif
Menunjukkan peningkatan kegiatan elektrolisis dan korosi. Jika sistem pendingin juga
dalam kondisi kotor, maka mestinya dibilas dan diisi kembali dengan cairan pendingin
yang baru. Jika sistem keadaannya tampak bersih, maka menandakan kondisi batas
yang seringkali dapat diperbaiki dengan cara melakukan penambahan bahan
pencegah karat.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Lampu Penggantian
Menandakan tingkat aksi elektrolit yang tinggi dan tingkat korosi yang lebih tinggi.
Harus segera dilakukan pembersihan kimiawi dan pembilasan sistem pendingin serta
mengganti cairan pendingin dengan cairan pendingin baru dengan konsentrasi yang
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
dianjurkan oleh pabrik kendaraan, juga penambahan bahan pencegah karat yang
berkualitas baik.
Catatan :
Beberapa pabrik menentukan supaya hanya digunakan cairan pendingin yang
asli bagi kendaraan buatan mereka. Jika tidak dipatuhi akan mengakibatkan
korosi mesin yang berlebihan dan terjadinya kerusakan. Perhatikan manual.
Gambar 2.4 Elektrometer sistem pendingin Wynn untuk pengetesan korosi
cairan pendingin
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Petunjuk Pemakaian :
1. Sebelum melakukan tes, periksalah terlebih dulu kabel sensor elektrometer.
Kabel harus dalam keadaan bersih dan tidak terdapat karat, endapan kotoran,
minyak dan gemuk.
2. Pengetesan harus dilakukan dengan kendaraan berada dalam temperatur
kerjanya. Nyalakan mesin dan jalankan hingga mencapai temperatur kerja.
3. Pasang jepit kabel hitam tester pada leher pengisian radiator. Jika radiator
menggunakan tangki plastik, jepitkan pada tabung lubang radiator dengan hati-
hati.
4. Buka tutup radiator berkatup tekanan dengan hati-hati dan gantung sensor
pada cairan pendingin, jauhkan dari permukaan-permukaan logam.
5. Tekan tombol tes pada meter dan perhatikan lampu indikator selama sekitar
10-15 detik.
6. Gunakan tabel petunjuk pemakaian untuk mengetahui arti dari hasil
pembacaan.
Perlengkapan Pembilasan Terbalik
Pembilasan terbalik sistem pendingin adalah sebuah prosedur yang menggunakan
aliran air bertekanan dan olakan udara untuk membersihkan bahan
pengontaminasi. Gerak aliran balik air dan udara bertekanan membantu
menghilangkan karat, endapan kotoran dan bahan-bahan pengontaminasi lain
tanpa harus mendorongnya melalui lubang radiator dan pemanas yang
berdiameter kecil. Ada dua tipe utama perlengkapan pembilasan terbalik yang
digunakan pada kendaraan ringan, penyemprot/flushing gun genggam dan Wynn’s
Xtend Power Flush Station.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Kedua unit menggunakan air bertekanan dan turbulensi udara untuk membilas sistem
pendingin. Tekanan air dan udara harus teregulasi agar tidak menimbulkan kerusakan
pada heater/lubang radiator dan pipa saluran cairan pendingin. Walaupun pembilasan
terbalik pada sistem pendingin dianggap sebagai metode paling efektif dalam
pembersihan, kedua perlengkapan pembilas tersebut harus digunakan sesudah
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
dilakukan terlebih dulu pemberian senyawa kimia pembilas untuk merontokkan dan
melarutkan bahan pengontaminasi.
Catatan :
Perlu diperhatikan peraturan lingkungan hidup mengenai penanganan dan
pembuangan bahan aditif cairan pendingin.
Prosedur Pra-Pembilasan Terbalik
Pelaksanaan pembilasan terbalik memerlukan berbagai prosedur pra-pembilasan
sebelum peralatan pembilasan digunakan. Kebanyakan pabrik memberikan saran-
saran persyaratan pra-pembilasan. Jika tidak diperoleh petunjuk maka dapat
digunakan prosedur-prosedur berikut.
1. Buka tutup radiator berkatup tekanan (berhati-hatilah jika menangani sistem
yang dalam keadaan panas) dan tambahkan senyawa pembilas kimia sistem
pendingin yang disarankan pabrik sebagaimana tertera pada petunjuk.
2. Jalankan kendaraan pada temperatur kerja selama jangka waktu yang disebut
dalam petunjuk pemakaian senyawa pembilas.
3. Kuras cairan pendingin pada wadah yang memadai sesuai petunjuk pabrik
(berhati-hatilah karena cairan pendingin dan komponen-komponen dalam
keadaan panas).
4. Untuk penggunaan unit pembilas genggam, buka pipa saluran cairan pendingin
radiator atas dan bawah.
5. Untuk penggunaan unit pembilas genggam, lepaskan pipa-pipa saluran heater
dari pompa air maupun mesin. Untuk unit Wynn’s Xtend Power Flush, buka
hanya pipa saluran kembali heater.
6. Berdasarkan manual bengkel, buka rumah thermostat dan lepas thermostat,
kembalikan rumah thermostat. Prosedur ini mungkin tidak akan berguna jika
digunakan thermostat tipe by-pass.
7. Setel pengontrol pemanas dashboard pada posisi panas.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Prosedur Pembilasan Terbalik
Penyemprot Genggam Pembilasan Terbalik
Penyemprot genggam (flushing gun) pembilasan terbalik adalah alat yang
dioperasikan secara manual yang menyemprotkan air dan udara bertekanan pada
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
sistem pendingin. Pembilasan dilaksanakan dalam tiga tahap terpisah, pembilasan
radiator, pembilasan blok mesin dan pembilasan saluran pemanas. Alat penyemprot
mempunyai penyuplai udara dan air yang dihubungkan padanya. Aliran air dikontrol
dengan tuas on-off, sedangkan injeksi udara diatur melalui pemicuan dengan tangan.
Penyemprot bekerja dengan cara mengalirkan air secara konstan pada sistem
dengan tuas air dalam posisi terbuka, sementara operator mengatur semburan udara
bertekanan dengan pemicu pengontrol udara untuk menghilangkan bahan
pengontaminasi.
Prosedur Dasar Operasi :
1. Pasang saluran penguras (pipa fleksibel radiator) pada tangki atas atau
sambungan saluran masukan radiator dan letakkan pada wadah penampung
pengurasan.
2. Pasang penyemprot genggam pada dasar tangki atau sambungan saluran
keluar radiator.
3. Hubungkan penyuplai air dan udara pada penyemprot, atur tekanan udara dan
air sesuai spesifikasi pabrik. Kecuali diperbolehkan oleh spesifikasi, jangan
melebihi tekanan statis 20 psi karena akan menimbulkan kerusakan pada
lubang radiator.
4. Pindahkan saklar tuas air alat penyemprot pada posisi on, air akan
disemprotkan pada radiator.
5. Dengan menggunakan tuas pemicunya, semburkan udara bertekanan pendek-
pendek hingga terjadi aliran air yang bersih dari pipa penguras.
6. Pindah saklar tuas air pada posisi off dan lepaskan alat pembilas dan pipa
penguras.
7. Ulangi prosedur yang sama untuk melakukan pembilasan terbalik blok mesin
dan kemudian saluran pemanas
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Wynn’s Xtend Power Flush Station
Wynn’s Xtend Power Flush Sation merupakan alat yang dapat melakukan pembilasan
terbalik pada seluruh sistem pendingin dalam empat langkah mudah dengan
menggunakan tiga katup pengontrol. Power Flush Station memiliki suplai tekanan
udara dan air yang harus diregulasi dengan baik agar tidak terjadi kerusakan. Alat ini
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
menggunakan tiga saluran pembilas yang dihubungkan pada sistem pendingin, pipa
pembilas heater, pipa pembilas radiator dan pipa pembilas pompa air. Pipa penguras
pada alat ini membuang cairan pendingin yang dikuras dari mesin. Pembilasan
dilaksanakan mengikuti daftar prosedur yang tertera pada alat dan dengan mengatur
posisi katup pengontrol A, B dan C. Selain itu juga terdapat langkah pengurasan
sistem dan prosedur pengisian kembali cairan pendingin.
Prosedur Dasar Operasi :
1. Hubungkan saluran heater dan pompa air Power Flush pada jalan keluar yang
sesuai. Pipa heater Power Flush pada saluran kembali cairan pendingin heater
yang sudah dilepas (petunjuk pra-pembilasan). Pipa pompa air Power Flush
pada pipa saluran kembali pemanas pada jalan keluar pompa air yang telah
dilepas.
2. Hubungkan adaptor/penyambung pipa radiator atas pada radiator. Pada
radiator vertikal pasang adaptor pada leher pengisian, untuk radiator aliran
silang pasang adaptor pada sambungan jalan masuk saluran atas. Pasang
saluran radiator Power Flush pada adaptor.
3. Letakkan pipa penguras Power Flush ke arah wadah penampung pengurasan.
4. Pasang saluran suplai air dan udara pada Power Flush dan atur tekanan statis
sesuai spesifikasi pabrik. Kecuali jika diperbolehkan spesifikasi, jangan
memberi tekanan statis melebihi 20 psi karena akan menimbulkan kerusakan.
5. Setel katup pengontrol pada posisi tes dan atur kembali tekanan udara pada 5
psi.
6. Pembilasan sistem pendingin dilaksanakan mengikuti empat langkah yang
tercantum pada daftar prosedur pada Power Flush. Ikuti tiap langkah hingga
terjadi aliran air yang bersih pada pipa penguras.
7. Setelah selesai lepas pipa-pipa Power Flush dan hentikan suplai air.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Gambar 2.5 Alat genggam penyemprot pembilasan terbalik
Prosedur Pengisian Kembali Cairan Pendingin
Jika proses pembilasan telah selesai dilaksanakan maka sistem pendingin
memerlukan pengisian kembali cairan pendingin. Agar prosedur ini dapat diselesaikan
dengan benar maka harus diperhatikan prosedur manual bengkel. Karena pada
kendaraan yang berbeda diperlukan prosedur pembuangan udara cairan pendingin
(bleeding) yang berbeda. Petunjuk berikut ini adalah prosedur yang dapat digunakan
bagi sebagian besar kendaraan :
1. Bongkar rumah thermostat, pasang kembali thermostat dan rumahnya dengan
gasket baru dengan mengikuti manual bengkel. Pasang kembali saluran cairan
pendingin dan rapatkan klem-klem pipa.
2. Berikan sejumlah bahan aditif cairan pendingin yang diperlukan sesuai
spesifikasi pabrik dan isilah dengan air bersih. Jika perlu lakukan pembuangan
udara/bleeding pada sistem seperti yang disebutkan dalam manual bengkel.
3. Jalankan mesin hingga thermostat membuka (tangki atas radiator menjadi
panas) dan periksa kembali level cairan pendingin, penuhi sesuai keperluan.
4. Periksa adanya kebocoran pada sistem pendingin (tes tekanan) dan periksa
kembali level cairan pendingin.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
6. Bahan Pencegah Karat pada Sistem Pendingin
Air yang terdapat pada sistem pendingin berfungsi untuk perpindahan panas dari
berbagai komponen yang terdapat pada mesin. Air biasa, baik air yang dapat
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
diminum maupun tidak, akan menimbulkan karat pada sistem pendingin. Selain itu
juga terjadi endapan yang terbentuk pada permukaan internal, khususnya pada
komponen-komponen yang panas akibat mineral yang terkandung dalam air.
Bahan pencegah karat merupakan bahan kimia yang larut dalam air. Jika
bercampur dengan air bahan ini akan melindungi permukaan logam pada sistem
pendingin dari berbagai korosi. Bahan pencegah karat juga harus melindungi
sistem pendingin dari pembentukan endapan dan bahan asam.
Penggunaan bahan pencegah karat yang tepat merupakan bagian penting dalam
program perawatan mesin. Dewasa ini semua pabrik pembuat mesin tertutup
yang didinginkan dengan air menentukan adanya pemakaian bahan pencegah
karat tertentu dalam sistem pendingin. Selain itu diketahui bahwa bahan
pencegah karat menjadi habis/berubah selama pemakaiannya. Bahan pencegah
karat harus dijaga kekuatannya dan diganti secara teratur agar perlindungan
mesin selalu terjaga. Dalam memilih bahan pencegah karat perlu diperhatikan
apakah bahan tersebut juga mencegah terjadinya pembentukan lapisan kerak.
Beberapa kendaraan, khususnya kendaraan import, menentukan penggunaan
bahan anti pembekuan berbasis ethylene glycol dengan bahan pencegah karat.
Untuk kendaraan yang dijalankan dalam kondisi suhu di bawah nol derajat selain
diperlukan perlindungan terhadap karat juga diperluakn perlindungan anti beku
pada mesin. Pada umumnya kondisi di Australia tidak perlindungan tersebut,
melainkan hanya perlindungan terhadap karat.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Poin-poin Utama
• Air bersih maupun air dengan perlakuan khusus dapat menimbulkan terjadinya
karat pada sistem pendingin.
• Bahan pencegah karat harus digunakan untuk melindungi mesin, di samping
akan memperkecil biaya perawatan.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Bahan Pembersih pada Sistem Pendingin
Agar mesin dapat berusia panjang diperlukan sistem pendingin yang bersih yang
akan memperkecil problem panas berlebih serta memungkinkan bahan pencegah
karat dapat berfungsi dengan baik.
Akibat prosedur perawatan yang tidak tepat seringkali ditemukan bahan
pengkontaminasi pada sistem pendingin mesin. Bahan-bahan pengkontaminasi
tersebut mempunyai efek buruk terhadap mesin karena :
• Dapat menyebabkan pencemaran dan panas berlebih.
• Menyediakan tempat bagi karat.
• Melawan aksi bahan pencegah karat.
Bahan pengkontaminasi utama adalah :
• Bahan rontokan, biasanya hasil karat.
• Berbagai endapan, biasanya berupa kerak dan hasil karat.
• Kontaminasi dari sedikit pelumas.
• Bahan pencegah karat yang tidak sesuai.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Untuk membersihkan sistem dari semua kontaminan diperlukan pembersihan
kimiawi. Dengan penggunaan bahan pembilas radiator akan dapat dihilangkan
segala endapan, gemuk dan oli, aktivitas mikrobial dan bahan pencegah karat
yang tidak sesuai. Bahan pembilas khusus selain berfungsi seperti tersebut di
atas juga dapat menghilangkan endapan yang sangat keras.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Jika kita akan mengganti pemakaian bahan pencegah karat dengan yang lain
maka harus dibersihkan dahulu semua bekas bahan pencegah karat yang lama.
Bahan pencegah karat yang berbeda mungkin berbeda secara kimiawi sehingga
akan membentuk reaksi kimia di dalam sistem pendingin.
Pada umumnya bahan pembilas biasa sudah mencukupi. Jika terdapat problem
kontaminan mungkin perlu digunakan bahan pembilas khusus.
Poin-poin Utama
• Bahan pencegah karat harus dijaga ketinggiannya saat menambahkan cairan
pendingin dan diganti secara teratur untuk menjamin perlindungan yang terus
menerus.
•
• Pada kendaraan yang bekerja pada daerah bersuhu di bawah nol derajat perlu
digunakan bahan pencegah karat anti beku.
Analisa Cairan Pendingin
Cairan pendingin mempunyai fungsi yang banyak dan harus memiliki sifat-sifat :
• Anti korosif
• Anti kerak
• Tidak berbusa
• Aman bagi saluran cairan pendingin
• Melumasi pompa air
• Meningkatkan titik didih
• Menurunkan titik beku
• Mampu melindungi komponen aluminium dan besi tuang
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Campuran Ethylene Glycol
Perlu kita ketahui bahwa cairan pendingin berbasis Ethylene Glycol memberi dua
keuntungan. Pertama meningkatkan titik didih dan kedua menurunkan titik beku.
Bahan pencegah karat merupakan bahan yang ditambahkan untuk perlindungan
terhadap sistem.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Mungkin kita lebih tertarik pada masalah sifatnya yang anti beku atau anti mendidih
dibandingkan fungsi utamanya sebagai pencegah karat. Kebanyakan cairan
pendingin mengandung phosphat dan silikat untuk melindungi sistem pendingin.
Phosphat melindungi komponen dari besituang sedangkan silikat melindungi
komponen aluminium.
Cairan pendingin mungkin terdiri dari sekitar 95% Ethylene Glycol dan hanya 0,1%
silikat untuk perlindungan terhadap logam campuran. Jika cairan pendingin yang
mengandung phosphat bercampur dengan air (misalnya air PAM yang mengandung
kalsium) maka akan timbul kalsium phosphat dan membentuk endapan.
Oleh sebab itu sebaiknya gunakan air yang di-demineralisasi jika memakai cairan
pendingin berbasis Ethylene Glycol.
Di samping itu perlu diperhatikan bahwa pemakaian campuran Ethylene Glycol
melebihi 60% tidak lagi menghasilkan penurunan titik beku tetapi malah bersifat
sebaliknya.
Misal 33% dari volume = titik beku -19
o
C
50% dari volume = titik beku -34
o
C
60% dari volume = titik beku -55
o
C
80% dari volume = titik beku –40
o
C
Berdasarkan nilai di atas maka tidak diperoleh keuntungan dari pemakaian melebihi
60%.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Kandungan Ethylene Glycol juga meningkatkan titik didih.
33% dari volume = 104
o
C pada suhu ruang
50% dari volume = 109
o
C pada suhu ruang
60% dari volume = 113
o
C pada suhu ruang
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Ethylene Glycol juga meningkatkan temperatur di daerah kap mesin.
Analisa cairan pendingin yang mendetail diperoleh dari analisa di laboratorium.
Walaupun mahal dan memakan waktu lama tetapi hasilnya sangat akurat.
Sebagai gantinya dapat digunakan alat seperti refraktometer. Alat ini
menggunakan prisma kaca yang padanya diletakkan sampel cairan pendingin
kemudian diarahkan pada cahaya sehingga akan tampak berbagai warna
spektrum cahaya yang bergantung pada jumlah Ethylene Glycol. Metode ini juga
mahal tetapi akurat.
Cara paling cepat dan efektif untuk mengetahui keadaan cairan pendingin adalah
dengan dua metoda berikut :
1. Hidrometer (berat jenis)
Untuk mengetahui nilai berat jenis bisa digunakan hidrometer. Hasilnya akan
menunjukkan persentase Ethylene Glycol per volume tetapi tidak menunjukkan
kualitas bahan pencegah karat sebenarnya.
Berat jenis menunjukkan angka perbandingan kepadatan relatif dibandingkan air.
Berat jenis bahan pencegah karat ditentukan dengan menggunakan hidrometer.
Pengukuran berat jenis tidak menunjukkan kondisi atau banyaknya bahan
pencegah karat yang ada. Konsentrasi Ethylene Glycol pada bahan pencegah
karat juga bisa ditentukan dengan menggunakan hidrometer. Penentuan
konsentrasi tersebut tidak menunjukkan apakah glycol berada pada kondisi yang
baik atau turun kwalitasnya menjadi senyawa asam. Penggunaan hidrometer
untuk mengukur konsentrasi propylene glycol sebagai bahan anti pembekuan juga
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Dengan menggunakan tabel di bawah ini anda dapat menentukan persentase
Ethylene Glycol, dengan pengukuran pada suhu 20
o
C.
Berat Jenis
Persentase volume
bahan anti beku
Tetap cair hingga
1.080 50 -37
o
C
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Ford dan GMH menggunakan 50% campuran anti beku.
2. Pengukuran pH cairan pendingin
Pemeriksaan yang mudah untuk mengetahui level pH bisa dilakukan
dengan kertas lakmus.
Tingkat pH yang diharapkan adalah sebesar 7,5. Jika lebih besar atau
kurang dari ini bisa terjadi karat. Kertas lakmus bisa diperoleh di toko bahan
kimia. Kertas lakmus mempunyai tabel warna.
pH
Nilai pH menunjukkan bahan pencegah karat bersifat asam atau basa. Nilai
tersebut tidak menunjukkan jumlah atau kondisi bahan pencegah karat. Karat
yang parah tetap dapat terjadi pada level pH yang diharapkan.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Poin-poin Penting
• Pengukuran berat jenis hanya untuk menunjukkan banyaknya kandungan Ethylene
Glycol dan bukan menunjukkan kualitas bahan pencegah karat.
• Pengukuran pH bisa dilakukan pada cairan pendingin yang berbasis Ethylene Glycol
ataupun sodium nitrat.
• Pabrik-pabrik cairan pendingin terkemuka pada umunya menentukan penggantian
cairan pendingin dalam suatu jangka waktu tertentu agar diperoleh hasil terbaik
(misalnya 18-24 bulan atau sesuai ketentuan pabrik kendaraan). Hal inipun tidak
menunjukkan kepastian perlindungan sistem.
• Jangan mencampur tipe cairan pendingin yang berbeda karena bisa bereaksi
membentuk gel.
• Cairan pendingin bisa bersifat asam sehingga cat atau permukaann kendaraan yang
telah di-finishing akan rusak jika terkena.
• Berhati-hatilah terhadap sifat asam cairan pendingin karena dapat menyebabkan
iritasi berat.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI
5.1. Sumber Daya Manusia
Pelatih
Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :
a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab
pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
Anda perlukan untuk belajar Anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat
kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses
belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.
Teman kerja / sesama peserta pelatihan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Teman kerja Anda/sesame peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan
bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini
akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan
belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.
5.2. Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi )
Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses
pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini.
Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :
1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis
2. Lembar kerja
3. Diagram-diagram, gambar
4. Contoh tugas kerja
5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber
yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk
menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-
sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
Sumber-sumber daftar pustaka dan bacaan yang dapat dipergunakan :
Judul
Pengarang
Penerbit
Tahun terbit
Judul
Pengarang
Penerbit
Tahun terbit
Judul
Pengarang
Penerbit
Tahun terbit
Judul
Pengarang
Penerbit
Tahun terbit
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
OPKR 50-010B
IAPSD
IAPSD
2000
New Step 1
Team Toyota Astra Motor
PT. TAM
1992
Pedoman Reparasi Mesin seri K
Team Toyota Astra Motor
PT. TAM
1992
Engine Grup Step 2
Team Toyota Astra Motor
PT. TAM
1992
5.3 Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan
1. Peralatan yang dipergunakan :
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan
Kode Modul
OTO.KR02.010.03
1. Pressure radiator tester
2. Thermometer
3. Thermostat
4. Tutup radiator
5. Water pump
2. Bahan yang dibutuhkan
1. Ethylene glycol anti freeze (water cooled STP )
2. Corong air
3. Bak penampung air
4. Sealer
5. Bensin
6. Kain lap
7. Sabun
8. Slang radiator

More Related Content

What's hot

20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
Oto.sm01.016.01 melatih kelompok kecil
Oto.sm01.016.01 melatih kelompok kecilOto.sm01.016.01 melatih kelompok kecil
Oto.sm01.016.01 melatih kelompok kecilrifa tika
 
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 

What's hot (20)

20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
Oto.sm01.016.01 melatih kelompok kecil
Oto.sm01.016.01 melatih kelompok kecilOto.sm01.016.01 melatih kelompok kecil
Oto.sm01.016.01 melatih kelompok kecil
 
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 

Similar to Buku informasi

Buku informasi melepas,memasang, menyetel roda
Buku informasi melepas,memasang, menyetel rodaBuku informasi melepas,memasang, menyetel roda
Buku informasi melepas,memasang, menyetel rodaFranky Gepenk
 
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
40 008-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 008-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 008-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 008-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)Eko Supriyadi
 
40 008-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 008-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 008-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 008-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)Eko Supriyadi
 
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)Eko Supriyadi
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)Eko Supriyadi
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)Eko Supriyadi
 
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)Eko Supriyadi
 
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)Eko Supriyadi
 
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 

Similar to Buku informasi (20)

Buku informasi melepas,memasang, menyetel roda
Buku informasi melepas,memasang, menyetel rodaBuku informasi melepas,memasang, menyetel roda
Buku informasi melepas,memasang, menyetel roda
 
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
40 008-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 008-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 008-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 008-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
 
40 008-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 008-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 008-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 008-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
 
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
Log.0001.002.01 bi
Log.0001.002.01 biLog.0001.002.01 bi
Log.0001.002.01 bi
 
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
 
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
 
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
 
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 

More from Beni Irvan

116232424 soal-uts
116232424 soal-uts116232424 soal-uts
116232424 soal-utsBeni Irvan
 
116414016 novel-minang-giring-giring-perak
116414016 novel-minang-giring-giring-perak116414016 novel-minang-giring-giring-perak
116414016 novel-minang-giring-giring-perakBeni Irvan
 
184802728 silabus-pr ofesi-kependidikan-2012
184802728 silabus-pr ofesi-kependidikan-2012184802728 silabus-pr ofesi-kependidikan-2012
184802728 silabus-pr ofesi-kependidikan-2012Beni Irvan
 
35651435 giring-giring-perak-makmur-hendrik
35651435 giring-giring-perak-makmur-hendrik35651435 giring-giring-perak-makmur-hendrik
35651435 giring-giring-perak-makmur-hendrikBeni Irvan
 
4. bahasa-rakitan[14]
4. bahasa-rakitan[14]4. bahasa-rakitan[14]
4. bahasa-rakitan[14]Beni Irvan
 
36 strategi perang
36 strategi perang36 strategi perang
36 strategi perangBeni Irvan
 
16 cara menggunakan bahasa tubuh yang baik
16 cara menggunakan bahasa tubuh yang baik16 cara menggunakan bahasa tubuh yang baik
16 cara menggunakan bahasa tubuh yang baikBeni Irvan
 

More from Beni Irvan (7)

116232424 soal-uts
116232424 soal-uts116232424 soal-uts
116232424 soal-uts
 
116414016 novel-minang-giring-giring-perak
116414016 novel-minang-giring-giring-perak116414016 novel-minang-giring-giring-perak
116414016 novel-minang-giring-giring-perak
 
184802728 silabus-pr ofesi-kependidikan-2012
184802728 silabus-pr ofesi-kependidikan-2012184802728 silabus-pr ofesi-kependidikan-2012
184802728 silabus-pr ofesi-kependidikan-2012
 
35651435 giring-giring-perak-makmur-hendrik
35651435 giring-giring-perak-makmur-hendrik35651435 giring-giring-perak-makmur-hendrik
35651435 giring-giring-perak-makmur-hendrik
 
4. bahasa-rakitan[14]
4. bahasa-rakitan[14]4. bahasa-rakitan[14]
4. bahasa-rakitan[14]
 
36 strategi perang
36 strategi perang36 strategi perang
36 strategi perang
 
16 cara menggunakan bahasa tubuh yang baik
16 cara menggunakan bahasa tubuh yang baik16 cara menggunakan bahasa tubuh yang baik
16 cara menggunakan bahasa tubuh yang baik
 

Buku informasi

  • 1. MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMELIHARA /SERVIS SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN - KOMPONENNYA OTO.KR02.010.03
  • 2. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan
  • 3. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 DAFTAR ISI Daftar Isi 1 BAB I PENGANTAR 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 2 1.2. Penjelasan Modul 2 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) 3 1.4. Pengertian-pengertian Istilah 4 BAB II STANDAR KOMPETENSI 6 2.1. Peta Paket Pelatihan 6 2.2. Pengertian Unit Standar 6 2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari 7 2.3.1. Judul Unit
  • 4. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 ......................................................................................... 7 2.3.2. Kode Unit ......................................................................................... 7 2.3.3. Deskripsi Unit ......................................................................................... 7 2.3.4. Elemen Kompetensi ......................................................................................... 8 2.3.5. Kriteria Unjuk Kerja ......................................................................................... 8 2.3.6. Batasan Variabel ......................................................................................... 9 2.3.7. Panduan Penilaian ......................................................................................... 9 2.3.8. Kompetensi Kunci ......................................................................................... 10 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 11 3.1. Strategi Pelatihan .......................................................................................................... 11 3.2. Metode Pelatihan
  • 5. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 .......................................................................................................... 12 BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI 13 BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI 44 5.1. Sumber Daya Manusia .......................................................................................................... 44 5.2. Sumber-sumber Perpustakaan .......................................................................................................... 45 5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan .......................................................................................................... 46
  • 6. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 BAB I PENGANTAR
  • 7. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 1.1. Konsep Dasar Competency Based Training (CBT) • Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi? Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja. • Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja? Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui. 1.2. Penjelasan Modul Desain Modul Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri : • Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih. • Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih. Isi Modul Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan. Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
  • 8. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03
  • 9. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 • Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. • Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : • Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. • Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. • Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. • Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. • Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. • Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Pelaksanaan Modul Pada pelatihan klasikal, pelatih akan : • Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. • Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. • Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. • Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan : • Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. • Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja. • Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
  • 10. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03
  • 11. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah : a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama atau b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama. 1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan. Standardisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu. Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan. Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.
  • 12. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03
  • 13. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan. Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti. Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi.
  • 14. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03
  • 15. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1. Peta Paket Pelatihan Untuk mempelajari modul ini perlu membaca dan memahami modul –modul lain yang berkaitan diantaranya : • OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja • OTO.KR02.002.01 - Cara Kerja Engine 2 dan 4 Langkah • OTO.KR01.017.01 - Penggunaan dan Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan Tempat Kerja 2.2. Pengertian Unit Standar Kompetensi Apakah Unit Standar Kompetensi? Setiap Standar Kompetensi menentukan : a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi. c. Kondisi dimana kompetensi dicapai. Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Standar Kompetensi ini? Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk “Menerapkan prosedur-prosedur mutu”. Berapa lama Unit Standar Kompetensi ini dapat diselesaikan? Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.
  • 16. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03
  • 17. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 2.3. Unit Standar Kompetensi Kerja Yang dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : • mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. • mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. • memeriksa kemajuan peserta pelatihan. • menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian. 2.3.1 Judul Unit : Memelihara/Servis Sistem Pendingin dan Komponen-komponennya 2.3.2 Kode Unit : OTO.KR02.010.03 2.3.3 Deskripsi Unit Unit ini mengidentifikasikan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponen-komponennya untuk kendaraan ringan Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal Pengetahuan fundamental pengenalan fungsi dan cara kerja komponen sistem pendingin dan cara membaca alat ukur
  • 18. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 2.3.4 Elemen Kompetensi 2.3.5 Kriteria Unjuk Kerja Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) 1. 2. Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Memelihara/servis dan memperbaiki engine manajemen system dan komponen- komponennya 1.1 1.2 1.3 2.1 2.2 Prosedur keselamatan dan kesehatan kerja dilaksanakan. Peralatan kerja digunakan sesuai dengan SOP. K.3 untuk lingkungan kerja dilaksanakan sesuai dengan SOP. Pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponen-komponennya dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya. Informasi yang benar diakses dari
  • 19. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 2.3 2.4 2.5 spesifikasi pabrik dan dipahami. Sistem pendingin dan komponen- komponennya diperbaiki dengan menggunakan metode dan peralatan yang tepat, sesuai dengan spesifikasi dan toleransi terhadap kendaraan/sistem. Data yang tepat dilengkapi sesuai hasil pemeliharaan/servis. Seluruh kegiatan melepas dan memasang sistem pendingin dan komponen dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang- undangan dan prosedur/kebijakan perusahaan
  • 20. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 2.3.6 Batasan Variabel Persyaratan khusus: Sistem pendingin air, sistem pendingin udara dan kombinasi kedua sistem Variabel terapan lainnya meliputi: 1. Termostat, water pump, pipa/selang, saluran, kipas, sabuk, pemindah panas/heat exchanger, kipas elektrik dan viscous van, sistem tertutup dan terbuka, pemanas ruangan dan air pemanas manifold (coolant heater manifold). 2. logam besi dan non besi. 3. Additive sistem pendinginan 2.3.7. Panduan Penilaian 1. Konteks: 1.1. Pengetahuan dan ketrampilan dasar dapat dinilai melalui pekerjaan dan tidak melalui pekerjaan. 1.2. Penilaian ketrampilan dapat dilakukan setelah periode pelatihan yang diawasi dan pengalaman melakukan sendiri pada tipe yang sama. Jika kondisi tempat kerja tidak memungkinkan, penilaian dapat dilakukan melalui simulasi. 1.3. Hasil yang telah ditentukan harus dapat tercapai tanpa pengawasan langsung. 1.4. Kompetensi harus dinilai sesuai konteks kualifikasi yang sedang diperhatikan. 2. Aspek-aspek penting: Kompetensi penting diamati secara menyeluruh agar mampu menerapkan kompetensi pada keadaan yang berubah-ubah dan merespon situasi yang berbeda pada beberapa aspek-aspek berikut yaitu mengikuti prosedur pemeliharaan/servis pemeriksaan komponen sistem pendingin.
  • 21. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 4. Penilaian praktek: 4.1. Mengakses, memahami, dan menerapkan informasi teknik 4.2. Melaksanakan pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponen 4.3. Menggunakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai 4.4. Menguji sistem pendingin dan komponen sesuai persyaratan teknik 4.5. Menggunakan prosedur pengujian cairan pendingin .
  • 22. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 5. Unjuk Kerja dari ketrampilan yang diperlukan: 5.1. Melaksanakan tugas rutin dengan prosedur yang ditetapkan dimana kemajuan ketrampilan seseorang di awasi secara berkala oleh pengawas. 5.2. Melaksanakan tugas yang lebih luas dan sulit dengan peningkatan kemandirian dan tanggung jawab individu. Hasil pekerjaan diperiksa oleh pengawas. 5.3 Melaksanakan kegiatan yang kompleks dan tidak rutin; menjadi mandiri dan bertanggung jawab untuk pekerjaan yang lainnya. 2.3.8 Kompetensi Kunci N o Kompetensi Kunci Dalam Unit ini Tingka t 1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1 2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi - 3 Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 1 4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok - 5 Menggunakan ide-ide dan tehnik matematika 1 6 Memecahkan masalah 2 7 Menggunakan teknologi 2 5. Tingkat Kemampuan yang harus ditunjukan dalam menguasai kompetensi ini adalah Tingkat Karakteristik 1 Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk pada pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor 2 Melakukan tugas-tugas yang lebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan kemampuan untuk pekerjaan yang dilakukan secara otonom supervisor melakukan pengecekan 3 Melakuakan aktifitas-aktifitas kompleks dan non rutin, yang diatur sendiri dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
  • 23. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1. Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang “diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Persiapan / perencanaan a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki. d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda. Permulaan dari proses pembelajaran a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar. b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda.
  • 24. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Pengamatan terhadap tugas praktik a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya. b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan. Implementasi a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman. b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh. Penilaian a. Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda 3.2. Metode Belajar Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan. Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
  • 25. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja. Belajar tersetruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.
  • 26. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI 1. Cara Kerja Sistem Pendingin Pengenalan Komponen Mesin dengan Pendinginan Udara Gambar1. Menunjukkan dua model mesin bensin yang menggunakan pendingin udara Sirip pendingin Sirip pendingin digunakan untuk memperbesar luas permukan pendingin yang berfungsi untuk menyalurkan panas dari silinder mesin. Pengarah udara
  • 27. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Pengarah udara (air shroud) dan cowling memiliki bentuk yang menutupi mesin untuk mengarahkan udara agar mengalir melalui sirip pendingin silinder dan silinder kepala.
  • 28. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03
  • 29. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Dengan titik didih cairan pendingin yang normal, yaitu pada kondisi tekanan udara 101,1 kpa maka berarti margin antara temperatur kerja dan titik didih hanyalah sebesar 10 o C sampai 18 o C. Pada kondisi seperti ini kendaraan akan mengalami panas berlebih jika bekerja keras pada cuaca yang panas. Meningkatkan titik didih cairan pendingin hingga 120 o C pada tekanan tutup radiator dengan katup tekanan sebesar 90 kpa di atas tekanan normal atmosfer (191,1 kpa) akan meningkatkan margin keamanan sebesar 30 o C sampai 38 o C yang cukup memadai untuk segala kondisi jika mesin bekerja. Tutup Radiator dengan Katup Tekanan Sebagaimana dibahas dalam buku May and Crouse Jilid 1, fungsi utama tutup radiator dengan katup tekanan adalah meningkatkan titik didih cairan pendingin dengan cara mengontrol tekanan yang terjadi di dalam sistem pendingin. Selain itu tutup radiator dengan katup tekanan juga berfungsi meningkatkan efisiensi pompa air dan mengurangi efek kantong uap atau lapisan uap pada sistem pendingin. Dengan meningkatkan tekanan cairan pendingin dalam sistem pendingin maka tutup radiator dengan katup tekanan meningkatkan efisiensi pompa air, karena adanya suplai cairan pendingin yang bertekanan konstan pada masukan pompa. Hal ini akan mengurangi kebutuhan pompa menyedot cairan pendingin dari radiator sehingga membantu dalam permasalahan kekurangan cairan pendingin atau cairan pendingin yang tidak digunakan. Kantung udara atau kantung uap dalam mantel air sistem pendingin merupakan
  • 30. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Gambar 13 Dua macam Welsh plug, tipe gelas dan tipe piringan Welsh Plug Welsh plug atau core plug dipasang pada blok mesin dan kepala silinder untuk dua tujuan. Lubang yang terdapat pada welsh plug sebenarnya digunakan untuk membuang pasir pengecoran dari blok/kepala mantel air sesudah dicor. Kemudian welsh plug dipasang pada lubang-lubang tersebut menjadi penyekat eksternal bagi mantel air. Selain itu welsh plug juga berfungsi sebagai perlindungan bagi mesin terhadap cuaca yang sangat dingin. Air yang membeku akan memuai, sehingga jika cairan pendingin yang ada di dalam blok mesin membeku akan dapat mengakibatkan blok pecah oleh pemuaian es. Welsh plug didesain agar terdesak keluar dari blok oleh es yang memuai sehingga mengurangi tekanan dan mencegah terjadinya kerusakan karena pecah.
  • 31. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03
  • 32. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Gambar 14 Thermostat otomotif dengan katup by-pass model baru Thermostat Jenis Katup By-Pass Pada thermostat kendaraan ringan dewasa ini terdapat dua jenis umum, yaitu yang menggunakan katup by-pass dan yang tidak menggunakan katup by- pass. Thermostat yang menggunakan katup by-pass bekerja serupa dengan thermostat standar tetapi bekerja mengontrol cairan pendingin secara berbeda. Thermostat diatur oleh sumbat lilin yang memuai jika panas sehingga menggerakkan silinder thermostat dan membuka katup utama. Silinder thermostat juga mengontrol gerakan katup by-pass selain membuka katup utama. Prinsip kerja thermostat by-pass adalah sebagai berikut :
  • 33. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Gambar 15 Arah aliran cairan pendingin pada keadaan katup by-pass membuka (mesin dingin) Mesin dalam Keadaan Dingin Gambar 1.16 Arah aliran cairan pendingin pada keadaan katup by-pass menutup (mesin panas)
  • 34. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Pada kondisi temperatur cairan pendingin saat mesin dingin, katup utama thermostat tertutup oleh tekanan pegas, sedang katup by-pass pada posisi terbuka. Karena itu cairan pendingin dapat mengalir bersirkulasi dengan dorongan pompa air melalui blok mesin dan kepala silinder, melalui rangkaian by-pass thermostat yang membuka dan kembali pada pompa air sehingga dapat dihasilkan pemanasan mesin yang cepat. Mesin dalam Keadaan Panas Pada saat mesin mencapai temperatur kerjanya, sumbat lilin memuai dan menggerakkan silinder thermostat. Maka katup utama thermostat membuka dan pada saat yang bersamaan menutup katup by-pass. Cairan pendingin mengalir melalui rangkaian by-pass menjadi tertutup sehingga terjadi sirkulasi melalui thermostat menuju radiator dan terjadi penyerapan panas sebelum kembali lagi ke pompa air dan blok mesin. Gambar 1.17 Posisi katup jiggle thermostat yang tepat
  • 35. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Kerja Katup Jiggle Thermostat modern kebanyakan dilengkapi dengan katup jiggle atau pembuang udara. Katup ini berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam sistem agar bsa keluar melalui thermostat. Saat cairan pendingin diganti dan thermostat menutup, udara dialirkan dari blok mesin melalui katup jiggle yang membuka. Selama operasi normal katup ini menutup oleh adanya tekanan dan aliran cairan pendingin. Gambar 1.18 Rangkaian dasar lampu peringatan temperatur dan sensor Sensor Suhu Ada dua macam sensor suhu, yaitu jenis saklar on/off dan jenis resistansi variabel. tipe saklar on/off digunakan pada lampu peringatan temperatur pada dashboard dan kipas
  • 36. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 pendingin thermatik listrik. Saklar digunakan untuk membumikan rangkaian listrik untuk menyalakan lampu peringatan temperatur atau menyalakan kipas listrik pendingin, jika temperatur cairan pendingin mencapai temperatur kerja sensor, misalnya 108 o C. Jika temperatur cairan pendingin turun di bawah temperatur kerja sensor maka saklar membuka dan rangkaian menjadi terputus.
  • 37. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Sensor tipe resistansi digunakan untuk mengoperasikan penunjuk temperatur dashboard yang menunjukkan temperatur sesungguhnya dari cairan pendingin, atau untuk memberi sinyal listrik mengenai temperatur cairan pendingin pada computer manajemen mesin EFI. Kerja sensor-sensor ini berdasarkan prinsip bahwa pada saat temperatur cairan pendingin meningkat maka resistansi listrik internal sensor berubah sehingga arus yang mengalir melalui rangkaian listrik bisa makin besar atau makin kecil. Perubahan aliran arus dipengaruhi oleh temperatur sensor yang mengontrol posisi jarum pada alat penunjuk temperatur atau memberitahu temperatur mesin yang akurat pada computer EFI. Gambar 1.19 Dua tipe umum saklar temperatur thermo, tipe saklar listrik dan tipe saklar vakum
  • 38. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Saklar Temperatur Thermo Saklar temperatur thermo merupakan alat khusus yang meraba temperatur cairan pendingin. Saklar ini bisa bekerja dengan menjadikan rangkaian listrik atau rangkaian vakum manifold mesin on/off. Saklar jenis ini biasa digunakan pada sistem pengontrolan emisi dan dipasang pada mantel air untuk meraba temperatur cairan pendingin. Bahan Pencegah Karat Adanya berbagai macam material yang digunakan pada sistem pendingin mengakibatkan terjadinya karat pada logam. Karat merupakan hasil reaksi antara dua logam yang berbeda (misalnya aluminium dan besi tuang) dengan bantuan elektrolit (air). Oleh karena itu bahan pencegah karat harus digunakan pada sistem pendingin terutama pada mesin-mesin yang menggunakan kepala silinder aluminium. Bahan pencegah karat akan semakin tidak efektif semakin lama digunakan dan harus diganti secara teratur. Kegunaan Sekunder Dari Cairan Pendingin Mesin Cairan pendingin mesin bisa digunakan untuk tujuan lain di samping mengatur temperatur mesin. Panas yang ada pada cairan pendingin mesin bisa digunakan untuk memanaskan berbagai macam komponen, misalnya lilin pemuaian termal pada katup choke otomatis. Cairan pendingin juga bisa digunakan untuk menghangatkan komponen-komponen, misalnya manifold masukan dan bodi botol. Pada kendaraan bermesin turbo dewasa ini sistem pendingin mengalirkan cairan pendingin pada rumah turbo untuk membantu menjaga temperatur oli turbo agar tetap minimum sehingga
  • 39. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Pemerikaan Sistem Pendingin 4. PEMERIKSAAN SISTIM PENDINGIN Pemeriksaan Level Cairan Pendingin, Sistem Tanpa Sekat Pengecekan level cairan pendingin pada sistem pendingin modern hanya memerlukan pemeriksaan pada botol reservoir pelimpah dari plastik bening seberapa tinggi level cairannya dan juga memeriksa apakah radiator terisi penuh hingga mencapai bagian atas leher tutup berkatup tekanannya. Level cairan pendingin yang selalu rendah pada radiator mengindikasikan adanya kebocoran udara pada sistem. Kebocoran udara akan mencegah cairan pendingin tersedot kembali ke radiator dari botol overflow/pelimpah. Pada kendaraan model lama yang tidak memiliki botol reservoir diperlukan pemeriksaan visual dengan cara membuka tutup radiator berkatup tekanan dan memeriksa level cairan pendingin pada leher radiator. Ingatlah, anda harus berhati-hati jika membuka tutup radiator berkatup tekanan pada sebuah sistem pendingin yang panas. Ikutilah prosedur yang disebutkan dalam buku May and Crouse halaman 138. Pada sistem pendingin tanpa reservoir level cairan pendingin yang benar berada di bawah leher radiator saat cairan pendingin dalam keadaan dingin. Hal tersebut disebabkan oleh hilangnya cairan pendingin karena pelimpahan akibat pemuaian yang tidak dikompensasi. Seharusnya level caian berada di atas tabung lubang radiator. Lihat manual servis mengenai level cairan pendingin yang benar Pemeriksaan Penyumbatan Radiator Selain dilakukan pengecekan visual terhadap adanya kebocoran cairan pendingin dan kerusakan pada tabung lubang radiator dan sirip pendingin, diperlukan juga pemeriksaan visual terhadap adanya penyumbatan eksternal maupun internal. Penyumbatan eksternal terjadi dari berkumpulnya serangga, tumbuhan dan partikel- partikel kotoran di sekitar tabung lubang radiator dan sirip. Penyumbatan ini menghambat aliran udara melalui radiator sehingga mengurangi keefektifan serta menyebabkan panas berlebih pada mesin.
  • 40. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03
  • 41. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Melalui pemeriksaan visual pada lubang radiator menggunakan senter atau obor untuk memeriksa penetrasi cahaya akan diketahui tingkat penyumbatan. Penyumbatan internal terjadi akibat endapan karat, kontaminasi cairan pendingin dan partikel-partikel korosi di dalam tabung lubang radiator. Penyumbatan ini menimbulkan efek mengurangi aliran cairan pendingin melalui radiator, sehingga terjadi pendinginan yang tidak mencukupi pada mesin dan mengakibatkan panas berlebih pada mesin. Dengan melakukan pemeriksaan kecil secara visual pada lubang tabung, yang dapat dilihat melalui leher radiator, dapat diketahui adanya kemungkinan penyumbatan radiator. Pemeriksaan yang akurat terhadap perkiraan atas terjadinya penyumbatan tabung hanya dapat dilakukan dengan membongkar masing-masing tangki radiator. Pemeriksaan Saluran Cairan Pendingin Pemeriksaan akurat pada radiator dan saluran cairan pendingin harus dilaksanakan dengan sistem yang berada pada tekanan kerja normalnya. Jika melakukan tes tekanan pada sistem pendingin untuk menentukan adanya kebocoran, sebaiknya dilakukan juga pengecekan secara visual pada pipa-pipa saluran. Pada saat sistem memiliki tekanan, pipa-pipa saluran cairan pendingin yang mengalami kerusakan internal maupun eksternal menunjukkan tanda-tanda pembengkakan atau penggelembungan pada daerah-daerah yang lemah dan menjebol retakan-retakan kecil yang berbahaya. Jika terdapat tanda penggelembungan, pecah atau desisan retakan saat saluran ditekan maka pipa saluran cairan pendingin harus segera diganti.
  • 42. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Pengecekan Pompa Air Kebocoran cairan pendingin dari pompa air umumnya berasal dari dua tempat, dari gasket pompa air dan dari seal lubang penguras pompa air pada bodi pompa. Kebocoran dari lubang penguras, biasanya terletak pada sisi bawah pompa air, menandakan kerusakan pada seal pompa air. Kebocoran ini paling tampak jelas jika sistem memiliki tekanan. Kebocoran seal yang sudah lama dapat segera diketahui dari adanya cairan pendingin yang mengalir dari lubang penguras. Bantalan pompa air yang rusak akan menimbulkan suara mendengung dan seal pompa air yang rusak akan menimbulkan suara bernada tinggi. Jika diperkirakan terdapat kerusakan-kerusakan tersebut dapat dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop mekanik. Jika stetoskop diletakkan pada pompa air maka akan diketahui letak sumber bising tersebut apakah berasal dari pompa air atau dari komponen-komponen lain, misalnya sabuk timing puli. Selain itu dapat dilakukan pembongkaran sabuk penggerak dan menjalankan mesin untukmengetahui problem yang terjadi. Catatan : Jangan menjalankan mesin terlalu lama dalam keadaan tanpa sabuk penggerak pompa air karena akan menimbulkan panas berlebih. Kebocoran Cairan Pendingin Selain dilakukan pemeriksaan pada komponen-komponen utama sistem pendingin untuk menentukan adanya kebocoran, juga perlu dilakukan pemeriksaan pada sumber-sumber lain yang bisa menimbulkan kebocoran cairan pendingin. Saklar dan sensor temperatur termo merupakan sumber-sumber yang mungkin bagi kebocoran. Selain itu bisa juga gasket manifol saluran masukan, choke otomatis dan pipa-pipa saluran, serta pipa by-pass kecil cairan pendingin di sekitar manifol masukan dan blok mesin. Bagian dalam lubang pemanas juga dapat menjadi sumber kebocoran cairan pendingin. Karpet yang basah, bau cairan pendingin atau windscreen yang lembab menandakan kebocoran cairan pendingin pada lubang pemanas atau tap heater.
  • 43. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 5. Tester Bahan Aditif Cairan Pendingin Tester Konsentrasi Larutan Tahan-beku/Tahan-mendidih Besarnya perbandingan air terhadap larutan tahan-beku/tahan-mendidih pada sistem pendingin menentukan level dari perlindungan terhadap kemampuan cairan pendingin agar tahan terhadap pembekuan dan pendidihan. Cairan
  • 44. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 pendingin harus mampu memberikan perlindungan yang memadai pada mesin kendaraan sesuai spesifikasi dari pabrik. Ketidakmampuan memberikan perlindungan yang memadai dapat membuat diabaikannya klaim jaminan sistem pendingin. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan teratur pada level konsentrasi tahan-beku/tahan-mendidih dalam cairan pendingin dan membandingkannya terhadap spesifikasi pabrik. Berikut ini adalah penjelasan mengenai dua macam tester anti-beku dan petunjuk pemakaiannya : Tester 1 – Tester Tahan-beku tipe Skala Hydrometer Tester Tahan-beku Kent & Moore AU435, 50% Glycol Tester tahan-beku Kent and Moore bekerja berdasarkan prinsip hidrometer baterai. Tester mengukur berat jenis larutan cairan pendingin untuk menentukan besarnya konsentrasi tahan-beku. Tester ini merupakan tester yang akurat untuk digunakan pada larutan tahan-beku yang mempunyai perbandingan hingga 50%. Penggunaan tester ini merupakan metode yang cepat dan dapat diandalkan dalam pengecekan kekuatan tahan-beku pada sistem pendingin kendaraan. Selain itu tester ini juga menyediakan sebuah tabel yang digunakan untuk menentukan jumlah bahan aditif tahan-beku yang perlu ditambahkan sehingga dicapai tingkat perlindungan yang aman untuk berbagai ukuran sistem pendingin. Tester ini didesain untuk mengetes larutan tahan-beku berbasis Ethylene Glycol. Hasil pembacaan tidak dapat diandalkan jika digunakan campuran berbasis methanol.
  • 45. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Tes harus dilaksanakan pada sistem pendingin yang berada pada keadaan dingin. Petunjuk Penggunaan Pemasangan : 1. Pertama masukkan skala hidrometer pada mantel.
  • 46. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 2. Pasang nozel untuk membuka ujung mantel – kini tester siap digunakan. Penggunaan : 1. Buka tutup radiator berkatup tekanan. 2. Masukkan nozel pada cairan pendingin, tekan bola karet untuk menghisap cairan secukupnya pada mantel hingga hidrometer dapat mengapung. 3. Pegang instrumen setinggi mata dan baca skala hidrometer pada level cairan. Hasil pembacaan menunjukkan persentase larutan tahan-beku yang terkandung dalam sistem pendingin (jika hasil pembacaan berada di antara dua garis pilihlah yang bawah). Gambar 2.1 Tester bahan aditif anti-beku hidrometer jenis Kent dan Moore Tester Tahan-beku Pengecekan K-D Tools Spot Tester tahan-beku K-D Tools juga bekerja berdasarkan prinsip hidrometer baterai. Tester mengukur berat jenis larutan cairan pendingin untuk menentukan temperatur aktual perlindungan tahan-beku/tahan mendidih. Prinsip kerjanya berbeda dengan tester lain
  • 47. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Tingkat perlindungan tahan-beku ditunjukkan oleh banyaknya bola berwarna yang mengambang pada sampel cairan pendingin. Penggunaan tester ini merupakan metode yang cepat dan dapat diandalkan dalam memeriksa kekuatan anti-beku dan menunjukkan besarnya perlindungan tahan-beku/tahan-mendidih dengan segera. Petunjuk Pemakaian 1. Buka tutup radiator berkatup tekanan. 2. Hisaplah sampel cairan pendingin ke hidrometer dengan menekan bola karet. 3. Tekan perlahan sisi hidrometer dengan jari sehingga bola pengapung dapat terapung. 4. Hitung jumlah bola yang terapung pada bagian atas sampel cairan pendingin. 5. Gunakanlah tabel skala berikut ini untuk menentukan level perlindungan cairan pendingin. Bola terapung Perlindungan tahan-beku pada Perlindungan titik didih pada 1 -6 o C +123 o C 2 -15 o C +125 o C 3 -23 o C +127 o C 4 -31 o C +130 o C 5 -40 o C +133 o C
  • 48. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03
  • 49. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Gambar 2.2 Tester bahan aditif anti-beku hidrometer bola pengapung tipe K-D Tester Korosi Cairan Pendingin Penggunaan berbagai jenis material dalam sistem pendingin menimbulkan terjadinya korosi. Korosi dihasilkan oleh reaksi antara dua logam berbeda (misalnya aluminium dan baja tuang) serta dengan adanya elektrolit (yaitu air). Oleh sebab itu harus digunakan bahan pencegah karat dalam sistem pendingin, terutama pada mesin- mesin yang menggunakan kepala silinder aluminium. Bahan-bahan pencegah karat tersebut semakin lama akan semakin berkurang keefektifannya sehingga secara periodik harus diganti. Maka diperlukan pemeriksaan secara teratur pada sistem pendingin untuk mengetahui tingkat korosi yang terjadi. Tester korosi cairan pendingin dapat mengukur level keasaman cairan pendingin. Derajat keasaman yang tinggi dalam cairan pendingin menandakan adanya korosi yang tinggi pada cairan pendingin. Bisa juga tester ini digunakan untuk mengukur potensial kimiawi listrik pada aliran arus. Semakin tinggi potensial aliran arus menunjukkan cairan pendingin yang mengalami korosi yang tinggi. Berikut ini adalah penjelasan dua macam tester korosi cairan pendingin beserta petunjuk penggunaannya : Tester 1 – Kertas Indikator Lakmus Kertas Indikator Whatman Full Range pH 1-14 Kertas indikator Whatman adalah tester kertas lakmus untuk mengetes derajat keasaman atau alkalin pada cairan pendingin dalam sistem pendingin. Kertas lakmus
  • 50. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 adalah lembaran kertas khusus yang berubah warna secara kimiawi jika terkena larutan asam atau alkalin dari berbagai derajat ukuran. Kertas indikator Whatman memiliki empat belas derajat perubahan warna untuk menunjukkan pH cairan pendingin. Skala standar pH ditunjukkan di bawah ini. Pengetesan menggunakan pH Whatman merupakan tes yang cepat dan efektif untuk menentukan tingkat korosi pada cairan pendingin. Gambar 2.3 Skala pH Full Range yang digunakan untuk tes korosi cairan pendingin menggunakan kertas lakmus Whatman Petunjuk Pemakaian : 1. Buka tutup radiator berkatup tekanan. 2. Buka selembar kertas indikator Whatman. 3. Celupkan kertas indikator pada cairan pendingin yang dites selama beberapa detik. 4. Angkat kertas dari larutan dan bandingkan warna yang dihasilkan dengan yang tertera pada kartu warna dengan mendekatkan kertas indikator ke dekatnya. 5. Warna dan pasangan angka pada kartu warna yang cocok dengan kertas tes menunjukkan nilai pH cairan pendingin. 6.
  • 51. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Tester 2 – Tester Elektrometer Elektronik Sistem Pendingin Elektrometer Sistem Pendingin Wynn Elektrometer sistem pendingin Wynn merupakan instrumen yang didesain untuk mengukur potensial kimiawi elektro aliran arus dalam sistem pendingin. Dengan
  • 52. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 mengetes potensial kimiawi elektro cairan pendingin, tester dapat menentukan apakah korosi yang terjadi pada sistem yang disebabkan oleh elektrolisis (korosi akibat logam-logam yang berbeda dan elektrolit) berada pada derajat yang tinggi atau rendah. Semakin tinggi potensial kimiawi listrik, semakin tinggi tingkat korosi yang terjadi pada sistem. Meter menunjukkan kondisi cairan pendingin dengan tiga macam lampu, lampu baik (good), lampu korosif (corrosive) dan lampu penggantian (replace). Lampu Baik Menunjukkan larutan yang stabil. Lampu ini menandakan bahwa permukaan- permukaan logam pada sistem dalam keadaan pasif dan bahan pencegah karat tetap aktif bekerja. Lampu Korosif Menunjukkan peningkatan kegiatan elektrolisis dan korosi. Jika sistem pendingin juga dalam kondisi kotor, maka mestinya dibilas dan diisi kembali dengan cairan pendingin yang baru. Jika sistem keadaannya tampak bersih, maka menandakan kondisi batas yang seringkali dapat diperbaiki dengan cara melakukan penambahan bahan pencegah karat.
  • 53. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Lampu Penggantian Menandakan tingkat aksi elektrolit yang tinggi dan tingkat korosi yang lebih tinggi. Harus segera dilakukan pembersihan kimiawi dan pembilasan sistem pendingin serta mengganti cairan pendingin dengan cairan pendingin baru dengan konsentrasi yang
  • 54. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 dianjurkan oleh pabrik kendaraan, juga penambahan bahan pencegah karat yang berkualitas baik. Catatan : Beberapa pabrik menentukan supaya hanya digunakan cairan pendingin yang asli bagi kendaraan buatan mereka. Jika tidak dipatuhi akan mengakibatkan korosi mesin yang berlebihan dan terjadinya kerusakan. Perhatikan manual. Gambar 2.4 Elektrometer sistem pendingin Wynn untuk pengetesan korosi cairan pendingin
  • 55. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Petunjuk Pemakaian : 1. Sebelum melakukan tes, periksalah terlebih dulu kabel sensor elektrometer. Kabel harus dalam keadaan bersih dan tidak terdapat karat, endapan kotoran, minyak dan gemuk. 2. Pengetesan harus dilakukan dengan kendaraan berada dalam temperatur kerjanya. Nyalakan mesin dan jalankan hingga mencapai temperatur kerja. 3. Pasang jepit kabel hitam tester pada leher pengisian radiator. Jika radiator menggunakan tangki plastik, jepitkan pada tabung lubang radiator dengan hati- hati. 4. Buka tutup radiator berkatup tekanan dengan hati-hati dan gantung sensor pada cairan pendingin, jauhkan dari permukaan-permukaan logam. 5. Tekan tombol tes pada meter dan perhatikan lampu indikator selama sekitar 10-15 detik. 6. Gunakan tabel petunjuk pemakaian untuk mengetahui arti dari hasil pembacaan. Perlengkapan Pembilasan Terbalik Pembilasan terbalik sistem pendingin adalah sebuah prosedur yang menggunakan aliran air bertekanan dan olakan udara untuk membersihkan bahan pengontaminasi. Gerak aliran balik air dan udara bertekanan membantu menghilangkan karat, endapan kotoran dan bahan-bahan pengontaminasi lain tanpa harus mendorongnya melalui lubang radiator dan pemanas yang berdiameter kecil. Ada dua tipe utama perlengkapan pembilasan terbalik yang digunakan pada kendaraan ringan, penyemprot/flushing gun genggam dan Wynn’s Xtend Power Flush Station.
  • 56. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Kedua unit menggunakan air bertekanan dan turbulensi udara untuk membilas sistem pendingin. Tekanan air dan udara harus teregulasi agar tidak menimbulkan kerusakan pada heater/lubang radiator dan pipa saluran cairan pendingin. Walaupun pembilasan terbalik pada sistem pendingin dianggap sebagai metode paling efektif dalam pembersihan, kedua perlengkapan pembilas tersebut harus digunakan sesudah
  • 57. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 dilakukan terlebih dulu pemberian senyawa kimia pembilas untuk merontokkan dan melarutkan bahan pengontaminasi. Catatan : Perlu diperhatikan peraturan lingkungan hidup mengenai penanganan dan pembuangan bahan aditif cairan pendingin. Prosedur Pra-Pembilasan Terbalik Pelaksanaan pembilasan terbalik memerlukan berbagai prosedur pra-pembilasan sebelum peralatan pembilasan digunakan. Kebanyakan pabrik memberikan saran- saran persyaratan pra-pembilasan. Jika tidak diperoleh petunjuk maka dapat digunakan prosedur-prosedur berikut. 1. Buka tutup radiator berkatup tekanan (berhati-hatilah jika menangani sistem yang dalam keadaan panas) dan tambahkan senyawa pembilas kimia sistem pendingin yang disarankan pabrik sebagaimana tertera pada petunjuk. 2. Jalankan kendaraan pada temperatur kerja selama jangka waktu yang disebut dalam petunjuk pemakaian senyawa pembilas. 3. Kuras cairan pendingin pada wadah yang memadai sesuai petunjuk pabrik (berhati-hatilah karena cairan pendingin dan komponen-komponen dalam keadaan panas). 4. Untuk penggunaan unit pembilas genggam, buka pipa saluran cairan pendingin radiator atas dan bawah. 5. Untuk penggunaan unit pembilas genggam, lepaskan pipa-pipa saluran heater dari pompa air maupun mesin. Untuk unit Wynn’s Xtend Power Flush, buka hanya pipa saluran kembali heater. 6. Berdasarkan manual bengkel, buka rumah thermostat dan lepas thermostat, kembalikan rumah thermostat. Prosedur ini mungkin tidak akan berguna jika digunakan thermostat tipe by-pass. 7. Setel pengontrol pemanas dashboard pada posisi panas.
  • 58. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Prosedur Pembilasan Terbalik Penyemprot Genggam Pembilasan Terbalik Penyemprot genggam (flushing gun) pembilasan terbalik adalah alat yang dioperasikan secara manual yang menyemprotkan air dan udara bertekanan pada
  • 59. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 sistem pendingin. Pembilasan dilaksanakan dalam tiga tahap terpisah, pembilasan radiator, pembilasan blok mesin dan pembilasan saluran pemanas. Alat penyemprot mempunyai penyuplai udara dan air yang dihubungkan padanya. Aliran air dikontrol dengan tuas on-off, sedangkan injeksi udara diatur melalui pemicuan dengan tangan. Penyemprot bekerja dengan cara mengalirkan air secara konstan pada sistem dengan tuas air dalam posisi terbuka, sementara operator mengatur semburan udara bertekanan dengan pemicu pengontrol udara untuk menghilangkan bahan pengontaminasi. Prosedur Dasar Operasi : 1. Pasang saluran penguras (pipa fleksibel radiator) pada tangki atas atau sambungan saluran masukan radiator dan letakkan pada wadah penampung pengurasan. 2. Pasang penyemprot genggam pada dasar tangki atau sambungan saluran keluar radiator. 3. Hubungkan penyuplai air dan udara pada penyemprot, atur tekanan udara dan air sesuai spesifikasi pabrik. Kecuali diperbolehkan oleh spesifikasi, jangan melebihi tekanan statis 20 psi karena akan menimbulkan kerusakan pada lubang radiator. 4. Pindahkan saklar tuas air alat penyemprot pada posisi on, air akan disemprotkan pada radiator. 5. Dengan menggunakan tuas pemicunya, semburkan udara bertekanan pendek- pendek hingga terjadi aliran air yang bersih dari pipa penguras. 6. Pindah saklar tuas air pada posisi off dan lepaskan alat pembilas dan pipa penguras. 7. Ulangi prosedur yang sama untuk melakukan pembilasan terbalik blok mesin dan kemudian saluran pemanas
  • 60. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Wynn’s Xtend Power Flush Station Wynn’s Xtend Power Flush Sation merupakan alat yang dapat melakukan pembilasan terbalik pada seluruh sistem pendingin dalam empat langkah mudah dengan menggunakan tiga katup pengontrol. Power Flush Station memiliki suplai tekanan udara dan air yang harus diregulasi dengan baik agar tidak terjadi kerusakan. Alat ini
  • 61. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 menggunakan tiga saluran pembilas yang dihubungkan pada sistem pendingin, pipa pembilas heater, pipa pembilas radiator dan pipa pembilas pompa air. Pipa penguras pada alat ini membuang cairan pendingin yang dikuras dari mesin. Pembilasan dilaksanakan mengikuti daftar prosedur yang tertera pada alat dan dengan mengatur posisi katup pengontrol A, B dan C. Selain itu juga terdapat langkah pengurasan sistem dan prosedur pengisian kembali cairan pendingin. Prosedur Dasar Operasi : 1. Hubungkan saluran heater dan pompa air Power Flush pada jalan keluar yang sesuai. Pipa heater Power Flush pada saluran kembali cairan pendingin heater yang sudah dilepas (petunjuk pra-pembilasan). Pipa pompa air Power Flush pada pipa saluran kembali pemanas pada jalan keluar pompa air yang telah dilepas. 2. Hubungkan adaptor/penyambung pipa radiator atas pada radiator. Pada radiator vertikal pasang adaptor pada leher pengisian, untuk radiator aliran silang pasang adaptor pada sambungan jalan masuk saluran atas. Pasang saluran radiator Power Flush pada adaptor. 3. Letakkan pipa penguras Power Flush ke arah wadah penampung pengurasan. 4. Pasang saluran suplai air dan udara pada Power Flush dan atur tekanan statis sesuai spesifikasi pabrik. Kecuali jika diperbolehkan spesifikasi, jangan memberi tekanan statis melebihi 20 psi karena akan menimbulkan kerusakan. 5. Setel katup pengontrol pada posisi tes dan atur kembali tekanan udara pada 5 psi. 6. Pembilasan sistem pendingin dilaksanakan mengikuti empat langkah yang tercantum pada daftar prosedur pada Power Flush. Ikuti tiap langkah hingga terjadi aliran air yang bersih pada pipa penguras. 7. Setelah selesai lepas pipa-pipa Power Flush dan hentikan suplai air.
  • 62. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03
  • 63. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Gambar 2.5 Alat genggam penyemprot pembilasan terbalik Prosedur Pengisian Kembali Cairan Pendingin Jika proses pembilasan telah selesai dilaksanakan maka sistem pendingin memerlukan pengisian kembali cairan pendingin. Agar prosedur ini dapat diselesaikan dengan benar maka harus diperhatikan prosedur manual bengkel. Karena pada kendaraan yang berbeda diperlukan prosedur pembuangan udara cairan pendingin (bleeding) yang berbeda. Petunjuk berikut ini adalah prosedur yang dapat digunakan bagi sebagian besar kendaraan : 1. Bongkar rumah thermostat, pasang kembali thermostat dan rumahnya dengan gasket baru dengan mengikuti manual bengkel. Pasang kembali saluran cairan pendingin dan rapatkan klem-klem pipa. 2. Berikan sejumlah bahan aditif cairan pendingin yang diperlukan sesuai spesifikasi pabrik dan isilah dengan air bersih. Jika perlu lakukan pembuangan udara/bleeding pada sistem seperti yang disebutkan dalam manual bengkel. 3. Jalankan mesin hingga thermostat membuka (tangki atas radiator menjadi panas) dan periksa kembali level cairan pendingin, penuhi sesuai keperluan. 4. Periksa adanya kebocoran pada sistem pendingin (tes tekanan) dan periksa kembali level cairan pendingin.
  • 64. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 6. Bahan Pencegah Karat pada Sistem Pendingin Air yang terdapat pada sistem pendingin berfungsi untuk perpindahan panas dari berbagai komponen yang terdapat pada mesin. Air biasa, baik air yang dapat
  • 65. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 diminum maupun tidak, akan menimbulkan karat pada sistem pendingin. Selain itu juga terjadi endapan yang terbentuk pada permukaan internal, khususnya pada komponen-komponen yang panas akibat mineral yang terkandung dalam air. Bahan pencegah karat merupakan bahan kimia yang larut dalam air. Jika bercampur dengan air bahan ini akan melindungi permukaan logam pada sistem pendingin dari berbagai korosi. Bahan pencegah karat juga harus melindungi sistem pendingin dari pembentukan endapan dan bahan asam. Penggunaan bahan pencegah karat yang tepat merupakan bagian penting dalam program perawatan mesin. Dewasa ini semua pabrik pembuat mesin tertutup yang didinginkan dengan air menentukan adanya pemakaian bahan pencegah karat tertentu dalam sistem pendingin. Selain itu diketahui bahwa bahan pencegah karat menjadi habis/berubah selama pemakaiannya. Bahan pencegah karat harus dijaga kekuatannya dan diganti secara teratur agar perlindungan mesin selalu terjaga. Dalam memilih bahan pencegah karat perlu diperhatikan apakah bahan tersebut juga mencegah terjadinya pembentukan lapisan kerak. Beberapa kendaraan, khususnya kendaraan import, menentukan penggunaan bahan anti pembekuan berbasis ethylene glycol dengan bahan pencegah karat. Untuk kendaraan yang dijalankan dalam kondisi suhu di bawah nol derajat selain diperlukan perlindungan terhadap karat juga diperluakn perlindungan anti beku pada mesin. Pada umumnya kondisi di Australia tidak perlindungan tersebut, melainkan hanya perlindungan terhadap karat.
  • 66. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Poin-poin Utama • Air bersih maupun air dengan perlakuan khusus dapat menimbulkan terjadinya karat pada sistem pendingin. • Bahan pencegah karat harus digunakan untuk melindungi mesin, di samping akan memperkecil biaya perawatan.
  • 67. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Bahan Pembersih pada Sistem Pendingin Agar mesin dapat berusia panjang diperlukan sistem pendingin yang bersih yang akan memperkecil problem panas berlebih serta memungkinkan bahan pencegah karat dapat berfungsi dengan baik. Akibat prosedur perawatan yang tidak tepat seringkali ditemukan bahan pengkontaminasi pada sistem pendingin mesin. Bahan-bahan pengkontaminasi tersebut mempunyai efek buruk terhadap mesin karena : • Dapat menyebabkan pencemaran dan panas berlebih. • Menyediakan tempat bagi karat. • Melawan aksi bahan pencegah karat. Bahan pengkontaminasi utama adalah : • Bahan rontokan, biasanya hasil karat. • Berbagai endapan, biasanya berupa kerak dan hasil karat. • Kontaminasi dari sedikit pelumas. • Bahan pencegah karat yang tidak sesuai.
  • 68. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Untuk membersihkan sistem dari semua kontaminan diperlukan pembersihan kimiawi. Dengan penggunaan bahan pembilas radiator akan dapat dihilangkan segala endapan, gemuk dan oli, aktivitas mikrobial dan bahan pencegah karat yang tidak sesuai. Bahan pembilas khusus selain berfungsi seperti tersebut di atas juga dapat menghilangkan endapan yang sangat keras.
  • 69. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Jika kita akan mengganti pemakaian bahan pencegah karat dengan yang lain maka harus dibersihkan dahulu semua bekas bahan pencegah karat yang lama. Bahan pencegah karat yang berbeda mungkin berbeda secara kimiawi sehingga akan membentuk reaksi kimia di dalam sistem pendingin. Pada umumnya bahan pembilas biasa sudah mencukupi. Jika terdapat problem kontaminan mungkin perlu digunakan bahan pembilas khusus. Poin-poin Utama • Bahan pencegah karat harus dijaga ketinggiannya saat menambahkan cairan pendingin dan diganti secara teratur untuk menjamin perlindungan yang terus menerus. • • Pada kendaraan yang bekerja pada daerah bersuhu di bawah nol derajat perlu digunakan bahan pencegah karat anti beku. Analisa Cairan Pendingin Cairan pendingin mempunyai fungsi yang banyak dan harus memiliki sifat-sifat : • Anti korosif • Anti kerak • Tidak berbusa • Aman bagi saluran cairan pendingin • Melumasi pompa air • Meningkatkan titik didih • Menurunkan titik beku • Mampu melindungi komponen aluminium dan besi tuang
  • 70. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Campuran Ethylene Glycol Perlu kita ketahui bahwa cairan pendingin berbasis Ethylene Glycol memberi dua keuntungan. Pertama meningkatkan titik didih dan kedua menurunkan titik beku. Bahan pencegah karat merupakan bahan yang ditambahkan untuk perlindungan terhadap sistem.
  • 71. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Mungkin kita lebih tertarik pada masalah sifatnya yang anti beku atau anti mendidih dibandingkan fungsi utamanya sebagai pencegah karat. Kebanyakan cairan pendingin mengandung phosphat dan silikat untuk melindungi sistem pendingin. Phosphat melindungi komponen dari besituang sedangkan silikat melindungi komponen aluminium. Cairan pendingin mungkin terdiri dari sekitar 95% Ethylene Glycol dan hanya 0,1% silikat untuk perlindungan terhadap logam campuran. Jika cairan pendingin yang mengandung phosphat bercampur dengan air (misalnya air PAM yang mengandung kalsium) maka akan timbul kalsium phosphat dan membentuk endapan. Oleh sebab itu sebaiknya gunakan air yang di-demineralisasi jika memakai cairan pendingin berbasis Ethylene Glycol. Di samping itu perlu diperhatikan bahwa pemakaian campuran Ethylene Glycol melebihi 60% tidak lagi menghasilkan penurunan titik beku tetapi malah bersifat sebaliknya. Misal 33% dari volume = titik beku -19 o C 50% dari volume = titik beku -34 o C 60% dari volume = titik beku -55 o C 80% dari volume = titik beku –40 o C Berdasarkan nilai di atas maka tidak diperoleh keuntungan dari pemakaian melebihi 60%.
  • 72. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Kandungan Ethylene Glycol juga meningkatkan titik didih. 33% dari volume = 104 o C pada suhu ruang 50% dari volume = 109 o C pada suhu ruang 60% dari volume = 113 o C pada suhu ruang
  • 73. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Ethylene Glycol juga meningkatkan temperatur di daerah kap mesin. Analisa cairan pendingin yang mendetail diperoleh dari analisa di laboratorium. Walaupun mahal dan memakan waktu lama tetapi hasilnya sangat akurat. Sebagai gantinya dapat digunakan alat seperti refraktometer. Alat ini menggunakan prisma kaca yang padanya diletakkan sampel cairan pendingin kemudian diarahkan pada cahaya sehingga akan tampak berbagai warna spektrum cahaya yang bergantung pada jumlah Ethylene Glycol. Metode ini juga mahal tetapi akurat. Cara paling cepat dan efektif untuk mengetahui keadaan cairan pendingin adalah dengan dua metoda berikut : 1. Hidrometer (berat jenis) Untuk mengetahui nilai berat jenis bisa digunakan hidrometer. Hasilnya akan menunjukkan persentase Ethylene Glycol per volume tetapi tidak menunjukkan kualitas bahan pencegah karat sebenarnya. Berat jenis menunjukkan angka perbandingan kepadatan relatif dibandingkan air. Berat jenis bahan pencegah karat ditentukan dengan menggunakan hidrometer. Pengukuran berat jenis tidak menunjukkan kondisi atau banyaknya bahan pencegah karat yang ada. Konsentrasi Ethylene Glycol pada bahan pencegah karat juga bisa ditentukan dengan menggunakan hidrometer. Penentuan konsentrasi tersebut tidak menunjukkan apakah glycol berada pada kondisi yang baik atau turun kwalitasnya menjadi senyawa asam. Penggunaan hidrometer untuk mengukur konsentrasi propylene glycol sebagai bahan anti pembekuan juga
  • 74. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Dengan menggunakan tabel di bawah ini anda dapat menentukan persentase Ethylene Glycol, dengan pengukuran pada suhu 20 o C. Berat Jenis Persentase volume bahan anti beku Tetap cair hingga 1.080 50 -37 o C
  • 75. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Ford dan GMH menggunakan 50% campuran anti beku. 2. Pengukuran pH cairan pendingin Pemeriksaan yang mudah untuk mengetahui level pH bisa dilakukan dengan kertas lakmus. Tingkat pH yang diharapkan adalah sebesar 7,5. Jika lebih besar atau kurang dari ini bisa terjadi karat. Kertas lakmus bisa diperoleh di toko bahan kimia. Kertas lakmus mempunyai tabel warna. pH Nilai pH menunjukkan bahan pencegah karat bersifat asam atau basa. Nilai tersebut tidak menunjukkan jumlah atau kondisi bahan pencegah karat. Karat yang parah tetap dapat terjadi pada level pH yang diharapkan.
  • 76. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Poin-poin Penting • Pengukuran berat jenis hanya untuk menunjukkan banyaknya kandungan Ethylene Glycol dan bukan menunjukkan kualitas bahan pencegah karat. • Pengukuran pH bisa dilakukan pada cairan pendingin yang berbasis Ethylene Glycol ataupun sodium nitrat. • Pabrik-pabrik cairan pendingin terkemuka pada umunya menentukan penggantian cairan pendingin dalam suatu jangka waktu tertentu agar diperoleh hasil terbaik (misalnya 18-24 bulan atau sesuai ketentuan pabrik kendaraan). Hal inipun tidak menunjukkan kepastian perlindungan sistem. • Jangan mencampur tipe cairan pendingin yang berbeda karena bisa bereaksi membentuk gel. • Cairan pendingin bisa bersifat asam sehingga cat atau permukaann kendaraan yang telah di-finishing akan rusak jika terkena. • Berhati-hatilah terhadap sifat asam cairan pendingin karena dapat menyebabkan iritasi berat.
  • 77. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03
  • 78. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI 5.1. Sumber Daya Manusia Pelatih Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk : a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar. b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda. d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda. e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. Penilai Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan : a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda. b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda. c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda. Teman kerja / sesama peserta pelatihan
  • 79. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Teman kerja Anda/sesame peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda. 5.2. Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi ) Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini. Sumber-sumber tersebut dapat meliputi : 1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis 2. Lembar kerja 3. Diagram-diagram, gambar 4. Contoh tugas kerja 5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain. Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi. Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber- sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.
  • 80. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 Sumber-sumber daftar pustaka dan bacaan yang dapat dipergunakan : Judul Pengarang Penerbit Tahun terbit Judul Pengarang Penerbit Tahun terbit Judul Pengarang Penerbit Tahun terbit Judul Pengarang Penerbit Tahun terbit : : : : : : : : : : : : : : : : OPKR 50-010B IAPSD IAPSD 2000 New Step 1 Team Toyota Astra Motor PT. TAM 1992 Pedoman Reparasi Mesin seri K Team Toyota Astra Motor PT. TAM 1992 Engine Grup Step 2 Team Toyota Astra Motor PT. TAM 1992 5.3 Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan 1. Peralatan yang dipergunakan :
  • 81. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Kode Modul OTO.KR02.010.03 1. Pressure radiator tester 2. Thermometer 3. Thermostat 4. Tutup radiator 5. Water pump 2. Bahan yang dibutuhkan 1. Ethylene glycol anti freeze (water cooled STP ) 2. Corong air 3. Bak penampung air 4. Sealer 5. Bensin 6. Kain lap 7. Sabun 8. Slang radiator