SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF
KENDARAAN RINGAN
ENGINE
PEMELIHARAAN SISTEM
PENDINGIN
OTO.KR02.010.01
MODUL 2 DARI 3
BUKU
INFORMASI
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Daftar Isi Halaman
Bagian - 1 2
Pendahuluan 2
Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan 2
Disain Modul 2
Isi Modul 3
Pelaksanaan Modul 3
Definisi istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI)
4
Hasil Pelatihan 5
Pengenalan 5
Prasyarat 5
Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC) 5
Keselamatan Kerja 6
Bagian - 2 7
Prosedur Pemeliharaan Sistem Pendingin 7
• Pemeriksaan Sistem Pendingin 7
• Tester Bahan Aditif Cairan Pendingin 8
• Tester Korosi Cairan Pendingin 11
• Perlengkapan Pembilasan Terbalik 13
• Prosedur Pembilasan Terbalik 14
• Prosedur Pengisian Kembali Cairan Pendingin 16
SKKNI OTO.KR02.010.01
Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01
Buku Informasi 2/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Bagian - 1
Pendahuluan
Modul ini terdiri dari tiga buku petunjuk yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku
Penilaian. Ketiga buku tersebut saling berhubungan dan menjadi referensi Modul
Pelatihan. Berikut ini adalah Buku Informasi.
Modul Pelatihan ini menggunakan Pelatihan Berbasis Kompetensi sebagai
pendekatan untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai di tempat kerja.
Pelatihan Berbasis Kompetensi memfokuskan pada keterampilan seseorang yang
harus dimilki di tempat kerja. Fokusnya adalah pada pencapaian keterampilan dan
bukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan.
Modul Pelatihan ini disusun berdasarkan pada SKKNI. SKKNI adalah pernyataan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diakui secara nasional yang diperlukan
untuk penanganan perbaikan di sector otomotif.
Modul Pelatihan ini digunakan sebagai Kriteria Penilaian terhadap SKKNI
OTO.KR02.010.01
Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan
Pada modul Pelatihan ini, seseorang yang menyampaikan materi pelatihan lebih
dikenal sebagai Pelatih. Di sekolah-sekolah, institusi-institusi dan pusat-pusat
pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan guru, instruktur, pembimbing
atau sebutan lainnya.
Berkaitan dengan keterangan di atas, seseorang yang berusaha mencapai
kemampuan disebut sebagai Peserta Pelatihan. Pada sekolah-sekolah, institusi-
institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan
siswa, murid, pelajar, peserta, atau sebutan lainnya.
Pelatihan adalah proses pengajaran yang berlangsung di sekolah, institusi ataupun
Balai Latihan Kerja.
Disain Modul
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual/mandiri :
• Pelatihan Klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih.
• Pelatihan Individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta
dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan
bantuan dari pelatih.
Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01
Buku Informasi 3/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Isi Modul
Buku Informasi
Buku Informasi ini adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan yang berisi :
• informasi yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan sebelum melaksanakan
praktek kerja.
Buku Kerja
Buku Kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan
Individual/mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:
• kegiatan-kegiatan akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan
memahami informasi
• kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.
• kegiatan penilaian untuk menilai pengetahuan peserta pelatihan
• kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktek kerja.
Buku Penilaian
Buku Penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
• kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan
• metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta
pelatihan
• sumber-sumber yang dapat digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan
• semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja
• petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek
• catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
Pelaksanaan modul
Pada Pelatihan Klasikal, pelatih akan :
• menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai
sumber pelatihan
• menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan
• menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan
pelatihan
• memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/tanggapan dan
menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja
• menggunakan Buku Penilaian untuk menilai jawaban/tanggapan dan hasil-hasil
peserta pelatihan pada Buku Kerja.
Pada Pelatihan Individual/mandiri, peserta pelatihan akan :
• menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan
Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01
Buku Informasi 4/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
• menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja
• memberikan jawaban pada Buku Kerja
• mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja
• memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh Pelatih.
Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetens Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI)
Prasyarat
Kompetensi yang dibutuhkan sebelum memulai suatu kompetensi tertentu.
Elemen-elemen Kompetensi
Tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mencapai suatu keterampilan.
Kriteria Unjuk Kerja
Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjukkan keterampilan pada
setiap elemen.
Rentang Variabel
Ruang lingkup materi dan persyaratan yang memenuhi kriteria unjuk kerja yang
ditetapkan.
Petunjuk Penilaian
Merupakan petunjuk bagaimana peserta pelatihan dinilai berdasarkan kriteria unjuk
kerja.
Konteks
Merupakan penjelasan tentang dari mana, bagaimana dan metode penilaian apa
yang seharusnya digunakan.
Aspek-aspek yang diperlukan
Menentukan kegiatan inti yang harus dinilai.
Persyaratan Level Literasi dan Numerasi
Persyaratan Modul Literasi Level 1 dan Numerasi Level 1
Level Literasi
1 Kemampuan untuk membaca, memahami dan menghasilkan teks dasar.
2 Kemampuan untuk memahami hubungan yang kompleks pada teks dan
memahami informasi lisan dan tulisan yang diberikan.
3 Kemampuan untuk menulis, menganalisa kritik dan mengevaluasi teks.
Level Numerasi
1 Kemampuan untuk menggunakan simbul-simbul dasar, diagram, istilah
secara matematik dan dapat memahami konteks serta dapat
mengkomunikasikan secara matematik.
2 Kemampuan untuk menguji, memahami dan menggunakan konsep
matematik yang kompleks pada batasan konteks.
Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01
Buku Informasi 5/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
3 Kemampuan untuk menganalisa kritik, mengevaluasi dan menggunakan
simbol-simbol matematik, diagram, chart dan teori-teori yang kompleks.
Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01
Buku Informasi 6/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Hasil Pelatihan
Setelah menyelesaikan Hasil Pelatihan ini peserta secara mandiri mampu :
• Menyebut dan mematuhi langkah-langkah pencegahan demi keamanan dalam
memperbaiki sistem pendingin untuk mencegah kecelakaan pada manusia
atau kerusakan pada komponen atau kendaraan.
• Memeriksa kelayakan komponen-komponen sistem pendingin.
• Melaksanakan pembilasan terbalik dan tes tekanan.
• Mengetes level konsentrasi bahan aditif cairan pendingin.
Pengenalan
Modul ini melingkupi aspek-aspek penting dalam memeriksa dan memperbaiki
sistem pendingin kendaraan ringan. Prosedur yang tepat dalam memeriksa dan
memperbaiki sistem pendingin merupakan hal penting untuk menjaga efisiensi
pendinginan pada mesin. Pemeriksaan pada komponen yang tidak efektif dapat
mengakibatkan kegagalan fungsi sistem pendingin serta kadang-kadang kegagalan
kerja mesin. Perawatan teratur pada sistem seringkali diabaikan, padahal mesin
otomotif modern yang menggunakan campuran logam bertekanan tinggi serta
komponen-komponen besi tuang memerlukan perawatan teratur agar diperoleh usia
kerja yang panjang.
Modul ini membantu peserta memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam
pemeriksaan komponen-komponen sistem pendingin dan teknik-teknik yang efisien
dalam memperbaiki sistem.
Prasyarat
Sebelum memulai modul ini, anda harus dapat melengkapi modul berikut ini:
• OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC)
Jika seorang peserta menyatakan dia mampu/cakap dalam menyelesaikan tugas-
tugas yang ditentukan pada hasil pelatihan, dia harus dapat membuktikan
kemampuannya kepada pelatih.
Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01
Buku Informasi 7/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Keselamatan Kerja
Umum
OTO.KR01.016.01 tentang Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Baca dan patuhi peraturan keamanan dan kesehatan yang diberikan sebelum
melaksanakan modul ini. Ringkasan materi modul :
• Bahan pencegah karat
• Bahan pembersih sistem pendingin
• Bahan pembersih komponen
Pribadi
Ikuti peraturan yang diberikan.
Ringkasan :
• Kesehatan dan Keselamatan Kerja Industri Otomotif
• Pencegahan Kecelakaan
• Penggunaan dan Perawatan Perkakas Tangan
Ikuti langkah-langkah pencegahan demi keamanan yang ditunjukkan oleh
OTO.KR02.012.01 Kegiatan 1, Bab 3-14, Sistem Pendingin Mesin, Basic Training
Manual 17-1 Workshop Safety.
Ringkasan :
• Kehati-hatian dalam menangani cairan pendingin
• Keawasan terhadap daerah berbahaya
• Kehati-hatian dalam menangani bahan aditif cairan pendingin
• Kehati-hatian dalam menangani kipas thermal
Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01
Buku Informasi 8/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Bagian – 2
Prosedur Pemeliharaan Sistem Pendingin
Pemeriksaan Sistem Pendingin
Pemeriksaan Level Cairan Pendingin, Sistem Tanpa Sekat
Pengecekan level cairan pendingin pada sistem pendingin modern hanya
memerlukan pemeriksaan pada botol reservoir pelimpah dari plastik bening seberapa
tinggi level cairannya dan juga memeriksa apakah radiator terisi penuh hingga
mencapai bagian atas leher tutup berkatup tekanannya. Level cairan pendingin yang
selalu rendah pada radiator mengindikasikan adanya kebocoran udara pada sistem.
Kebocoran udara akan mencegah cairan pendingin tersedot kembali ke radiator dari
botol overflow/pelimpah.
Pada kendaraan model lama yang tidak memiliki botol reservoir diperlukan
pemeriksaan visual dengan cara membuka tutup radiator berkatup tekanan dan
memeriksa level cairan pendingin pada leher radiator. Ingatlah, anda harus berhati-
hati jika membuka tutup radiator berkatup tekanan pada sebuah sistem pendingin
yang panas. Ikutilah prosedur yang disebutkan dalam buku May and Crouse
halaman 138. Pada sistem pendingin tanpa reservoir level cairan pendingin yang
benar berada di bawah leher radiator saat cairan pendingin dalam keadaan dingin.
Hal tersebut disebabkan oleh hilangnya cairan pendingin karena pelimpahan akibat
pemuaian yang tidak dikompensasi. Seharusnya level caian berada di atas tabung
lubang radiator. Lihat manual servis mengenai level cairan pendingin yang benar.
Pemeriksaan Penyumbatan Radiator
Selain dilakukan pengecekan visual terhadap adanya kebocoran cairan pendingin
dan kerusakan pada tabung lubang radiator dan sirip pendingin, diperlukan juga
pemeriksaan visual terhadap adanya penyumbatan eksternal maupun internal.
Penyumbatan eksternal terjadi dari berkumpulnya serangga, tumbuhan dan partikel-
partikel kotoran di sekitar tabung lubang radiator dan sirip. Penyumbatan ini
menghambat aliran udara melalui radiator sehingga mengurangi keefektifan serta
menyebabkan panas berlebih pada mesin. Melalui pemeriksaan visual pada lubang
radiator menggunakan senter atau obor untuk memeriksa penetrasi cahaya akan
diketahui tingkat penyumbatan.
Penyumbatan internal terjadi akibat endapan karat, kontaminasi cairan pendingin
dan partikel-partikel korosi di dalam tabung lubang radiator. Penyumbatan ini
menimbulkan efek mengurangi aliran cairan pendingin melalui radiator, sehingga
terjadi pendinginan yang tidak mencukupi pada mesin dan mengakibatkan panas
berlebih pada mesin. Dengan melakukan pemeriksaan kecil secara visual pada
lubang tabung, yang dapat dilihat melalui leher radiator, dapat diketahui adanya
kemungkinan penyumbatan radiator. Pemeriksaan yang akurat terhadap perkiraan
atas terjadinya penyumbatan tabung hanya dapat dilakukan dengan membongkar
masing-masing tangki radiator.
Pemeriksaan Saluran Cairan Pendingin
Pemeriksaan akurat pada radiator dan saluran cairan pendingin harus dilaksanakan
dengan sistem yang berada pada tekanan kerja normalnya. Jika melakukan tes
Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01
Buku Informasi 9/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
tekanan pada sistem pendingin untuk menentukan adanya kebocoran, sebaiknya
dilakukan juga pengecekan secara visual pada pipa-pipa saluran. Pada saat sistem
memiliki tekanan, pipa-pipa saluran cairan pendingin yang mengalami kerusakan
internal maupun eksternal menunjukkan tanda-tanda pembengkakan atau
penggelembungan pada daerah-daerah yang lemah dan menjebol retakan-retakan
kecil yang berbahaya. Jika terdapat tanda penggelembungan, pecah atau desisan
retakan saat saluran ditekan maka pipa saluran cairan pendingin harus segera
diganti.
Pengecekan Pompa Air
Kebocoran cairan pendingin dari pompa air umumnya berasal dari dua tempat, dari
gasket pompa air dan dari seal lubang penguras pompa air pada bodi pompa.
Kebocoran dari lubang penguras, biasanya terletak pada sisi bawah pompa air,
menandakan kerusakan pada seal pompa air. Kebocoran ini paling tampak jelas jika
sistem memiliki tekanan. Kebocoran seal yang sudah lama dapat segera diketahui
dari adanya cairan pendingin yang mengalir dari lubang penguras.
Bantalan pompa air yang rusak akan menimbulkan suara mendengung dan seal
pompa air yang rusak akan menimbulkan suara bernada tinggi. Jika diperkirakan
terdapat kerusakan-kerusakan tersebut dapat dilakukan pemeriksaan dengan
menggunakan stetoskop mekanik. Jika stetoskop diletakkan pada pompa air maka
akan diketahui letak sumber bising tersebut apakah berasal dari pompa air atau dari
komponen-komponen lain, misalnya sabuk timing puli. Selain itu dapat dilakukan
pembongkaran sabuk penggerak dan menjalankan mesin untukmengetahui problem
yang terjadi.
Catatan :
Jangan menjalankan mesin terlalu lama dalam keadaan tanpa sabuk
penggerak pompa air karena akan menimbulkan panas berlebih.
Kebocoran Cairan Pendingin
Selain dilakukan pemeriksaan pada komponen-komponen utama sistem pendingin
untuk menentukan adanya kebocoran, juga perlu dilakukan pemeriksaan pada
sumber-sumber lain yang bisa menimbulkan kebocoran cairan pendingin. Saklar dan
sensor temperatur termo merupakan sumber-sumber yang mungkin bagi kebocoran.
Selain itu bisa juga gasket manifol saluran masukan, choke otomatis dan pipa-pipa
saluran, serta pipa by-pass kecil cairan pendingin di sekitar manifol masukan dan
blok mesin. Bagian dalam lubang pemanas juga dapat menjadi sumber kebocoran
cairan pendingin. Karpet yang basah, bau cairan pendingin atau windscreen yang
lembab menandakan kebocoran cairan pendingin pada lubang pemanas atau tap
heater.
Tester Bahan Aditif Cairan Pendingin
Tester Konsentrasi Larutan Tahan-beku/Tahan-mendidih
Besarnya perbandingan air terhadap larutan tahan-beku/tahan-mendidih pada sistem
pendingin menentukan level dari perlindungan terhadap kemampuan cairan
pendingin agar tahan terhadap pembekuan dan pendidihan. Cairan pendingin harus
mampu memberikan perlindungan yang memadai pada mesin kendaraan sesuai
spesifikasi dari pabrik. Ketidakmampuan memberikan perlindungan yang memadai
Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01
Buku Informasi 10/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
dapat membuat diabaikannya klaim jaminan sistem pendingin. Oleh karena itu
diperlukan pemeriksaan teratur pada level konsentrasi tahan-beku/tahan-mendidih
dalam cairan pendingin dan membandingkannya terhadap spesifikasi pabrik.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai dua macam tester anti-beku dan petunjuk
pemakaiannya;
Tester 1 – Tester Tahan-beku tipe Skala Hydrometer
Tester Tahan-beku Kent & Moore AU435, 50% Glycol
Tester tahan-beku Kent and Moore bekerja berdasarkan prinsip hidrometer baterai.
Tester mengukur berat jenis larutan cairan pendingin untuk menentukan besarnya
konsentrasi tahan-beku. Tester ini merupakan tester yang akurat untuk digunakan
pada larutan tahan-beku yang mempunyai perbandingan hingga 50%. Penggunaan
tester ini merupakan metode yang cepat dan dapat diandalkan dalam pengecekan
kekuatan tahan-beku pada sistem pendingin kendaraan. Selain itu tester ini juga
menyediakan sebuah tabel yang digunakan untuk menentukan jumlah bahan aditif
tahan-beku yang perlu ditambahkan sehingga dicapai tingkat perlindungan yang
aman untuk berbagai ukuran sistem pendingin. Tester ini didesain untuk mengetes
larutan tahan-beku berbasis Ethylene Glycol. Hasil pembacaan tidak dapat
diandalkan jika digunakan campuran berbasis methanol. Tes harus dilaksanakan
pada sistem pendingin yang berada pada keadaan dingin.
Petunjuk Penggunaan
Pemasangan :
1. Pertama masukkan skala hidrometer pada mantel.
2. Pasang nozel untuk membuka ujung mantel – kini tester siap digunakan.
Penggunaan :
1. Buka tutup radiator berkatup tekanan.
2. Masukkan nozel pada cairan pendingin, tekan bola karet untuk
menghisap cairan secukupnya pada mantel hingga hidrometer dapat
mengapung.
3. Pegang instrumen setinggi mata dan baca skala hidrometer pada level
cairan.
Hasil pembacaan menunjukkan persentase larutan tahan-beku yang terkandung
dalam sistem pendingin (jika hasil pembacaan berada di antara dua garis pilihlah
yang bawah).
Gambar 2.1 Tester bahan aditif anti-beku hidrometer jenis Kent dan Moore
Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01
Buku Informasi 11/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Tester 2 – Tester Tahan-beku tipe Hydrometer Bola Pengapung
Tester Tahan-beku Pengecekan K-D Tools Spot
Tester tahan-beku K-D Tools juga bekerja berdasarkan prinsip hidrometer baterai.
Tester mengukur berat jenis larutan cairan pendingin untuk menentukan temperatur
aktual perlindungan tahan-beku/tahan mendidih. Prinsip kerjanya berbeda dengan
tester lain. Tingkat perlindungan tahan-beku ditunjukkan oleh banyaknya bola
berwarna yang mengambang pada sampel cairan pendingin. Penggunaan tester ini
merupakan metode yang cepat dan dapat diandalkan dalam memeriksa kekuatan
anti-beku dan menunjukkan besarnya perlindungan tahan-beku/tahan-mendidih
dengan segera.
Petunjuk Pemakaian
1. Buka tutup radiator berkatup tekanan.
2. Hisaplah sampel cairan pendingin ke hidrometer dengan menekan bola
karet.
3. Tekan perlahan sisi hidrometer dengan jari sehingga bola pengapung
dapat terapung.
4. Hitung jumlah bola yang terapung pada bagian atas sampel cairan
pendingin.
5. Gunakanlah tabel skala berikut ini untuk menentukan level perlindungan
cairan pendingin.
Bola terapung Perlindungan tahan-beku pada Perlindungan titik didih pada
1 -6 o
C +123o
C
2 -15 o
C +125 o
C
3 -23 o
C +127 o
C
4 -31 o
C +130 o
C
5 -40 o
C +133 o
C
Gambar 2.2 Tester bahan aditif anti-beku hidrometer bola pengapung tipe K-D
Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01
Buku Informasi 12/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Tester Korosi Cairan Pendingin
Penggunaan berbagai jenis material dalam sistem pendingin menimbulkan terjadinya
korosi. Korosi dihasilkan oleh reaksi antara dua logam berbeda (misalnya aluminium
dan baja tuang) serta dengan adanya elektrolit (yaitu air). Oleh sebab itu harus
digunakan bahan pencegah karat dalam sistem pendingin, terutama pada mesin-
mesin yang menggunakan kepala silinder aluminium. Bahan-bahan pencegah karat
tersebut semakin lama akan semakin berkurang keefektifannya sehingga secara
periodik harus diganti. Maka diperlukan pemeriksaan secara teratur pada sistem
pendingin untuk mengetahui tingkat korosi yang terjadi. Tester korosi cairan
pendingin dapat mengukur level keasaman cairan pendingin. Derajat keasaman
yang tinggi dalam cairan pendingin menandakan adanya korosi yang tinggi pada
cairan pendingin. Bisa juga tester ini digunakan untuk mengukur potensial kimiawi
listrik pada aliran arus. Semakin tinggi potensial aliran arus menunjukkan cairan
pendingin yang mengalami korosi yang tinggi.
Berikut ini adalah penjelasan dua macam tester korosi cairan pendingin beserta
petunjuk penggunaannya :
Tester 1 – Kertas Indikator Lakmus
Kertas Indikator Whatman Full Range pH 1-14
Kertas indikator Whatman adalah tester kertas lakmus untuk mengetes derajat
keasaman atau alkalin pada cairan pendingin dalam sistem pendingin. Kertas lakmus
adalah lembaran kertas khusus yang berubah warna secara kimiawi jika terkena
larutan asam atau alkalin dari berbagai derajat ukuran. Kertas indikator Whatman
memiliki empat belas derajat perubahan warna untuk menunjukkan pH cairan
pendingin. Skala standar pH ditunjukkan di bawah ini. Pengetesan menggunakan pH
Whatman merupakan tes yang cepat dan efektif untuk menentukan tingkat korosi
pada cairan pendingin.
Gambar 2.3 Skala pH Full Range yang digunakan untuk tes korosi cairan
pendingin menggunakan kertas lakmus Whatman
Petunjuk Pemakaian :
1. Buka tutup radiator berkatup tekanan.
2. Buka selembar kertas indikator Whatman.
3. Celupkan kertas indikator pada cairan pendingin yang dites selama beberapa
detik.
4. Angkat kertas dari larutan dan bandingkan warna yang dihasilkan dengan
yang tertera pada kartu warna dengan mendekatkan kertas indikator ke
dekatnya.
Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01
Buku Informasi 13/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
5. Warna dan pasangan angka pada kartu warna yang cocok dengan kertas tes
menunjukkan nilai pH cairan pendingin.
Tester 2 – Tester Elektrometer Elektronik Sistem Pendingin
Elektrometer Sistem Pendingin Wynn
Elektrometer sistem pendingin Wynn merupakan instrumen yang didesain untuk
mengukur potensial kimiawi elektro aliran arus dalam sistem pendingin. Dengan
mengetes potensial kimiawi elektro cairan pendingin, tester dapat menentukan
apakah korosi yang terjadi pada sistem yang disebabkan oleh elektrolisis (korosi
akibat logam-logam yang berbeda dan elektrolit) berada pada derajat yang tinggi
atau rendah. Semakin tinggi potensial kimiawi listrik, semakin tinggi tingkat korosi
yang terjadi pada sistem. Meter menunjukkan kondisi cairan pendingin dengan tiga
macam lampu, lampu baik (good), lampu korosif (corrosive) dan lampu penggantian
(replace).
Lampu Baik
Menunjukkan larutan yang stabil. Lampu ini menandakan bahwa permukaan-
permukaan logam pada sistem dalam keadaan pasif dan bahan pencegah karat
tetap aktif bekerja.
Lampu Korosif
Menunjukkan peningkatan kegiatan elektrolisis dan korosi. Jika sistem pendingin
juga dalam kondisi kotor, maka mestinya dibilas dan diisi kembali dengan cairan
pendingin yang baru. Jika sistem keadaannya tampak bersih, maka menandakan
kondisi batas yang seringkali dapat diperbaiki dengan cara melakukan penambahan
bahan pencegah karat.
Lampu Penggantian
Menandakan tingkat aksi elektrolit yang tinggi dan tingkat korosi yang lebih tinggi.
Harus segera dilakukan pembersihan kimiawi dan pembilasan sistem pendingin serta
mengganti cairan pendingin dengan cairan pendingin baru dengan konsentrasi yang
dianjurkan oleh pabrik kendaraan, juga penambahan bahan pencegah karat yang
berkualitas baik.
Catatan :
Beberapa pabrik menentukan supaya hanya digunakan cairan pendingin
yang asli bagi kendaraan buatan mereka. Jika tidak dipatuhi akan
mengakibatkan korosi mesin yang berlebihan dan terjadinya kerusakan.
Perhatikan manual.
Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01
Buku Informasi 14/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Gambar 2.4 Elektrometer sistem pendingin Wynn untuk pengetesan korosi
cairan pendingin
Petunjuk Pemakaian :
1. Sebelum melakukan tes, periksalah terlebih dulu kabel sensor elektrometer.
Kabel harus dalam keadaan bersih dan tidak terdapat karat, endapan
kotoran, minyak dan gemuk.
2. Pengetesan harus dilakukan dengan kendaraan berada dalam temperatur
kerjanya. Nyalakan mesin dan jalankan hingga mencapai temperatur kerja.
3. Pasang jepit kabel hitam tester pada leher pengisian radiator. Jika radiator
menggunakan tangki plastik, jepitkan pada tabung lubang radiator dengan
hati-hati.
4. Buka tutup radiator berkatup tekanan dengan hati-hati dan gantung sensor
pada cairan pendingin, jauhkan dari permukaan-permukaan logam.
5. Tekan tombol tes pada meter dan perhatikan lampu indikator selama sekitar
10-15 detik.
6. Gunakan tabel petunjuk pemakaian untuk mengetahui arti dari hasil
pembacaan.
Perlengkapan Pembilasan Terbalik
Pembilasan terbalik sistem pendingin adalah sebuah prosedur yang menggunakan
aliran air bertekanan dan olakan udara untuk membersihkan bahan pengontaminasi.
Gerak aliran balik air dan udara bertekanan membantu menghilangkan karat,
endapan kotoran dan bahan-bahan pengontaminasi lain tanpa harus mendorongnya
melalui lubang radiator dan pemanas yang berdiameter kecil. Ada dua tipe utama
perlengkapan pembilasan terbalik yang digunakan pada kendaraan ringan,
penyemprot/flushing gun genggam dan Wynn’s Xtend Power Flush Station. Kedua
unit menggunakan air bertekanan dan turbulensi udara untuk membilas sistem
pendingin. Tekanan air dan udara harus teregulasi agar tidak menimbulkan
kerusakan pada heater/lubang radiator dan pipa saluran cairan pendingin. Walaupun
pembilasan terbalik pada sistem pendingin dianggap sebagai metode paling efektif
dalam pembersihan, kedua perlengkapan pembilas tersebut harus digunakan
Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01
Buku Informasi 15/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
sesudah dilakukan terlebih dulu pemberian senyawa kimia pembilas untuk
merontokkan dan melarutkan bahan pengontaminasi.
Catatan :
Perlu diperhatikan peraturan lingkungan hidup mengenai penanganan dan
pembuangan bahan aditif cairan pendingin.
Prosedur Pra-Pembilasan Terbalik
Pelaksanaan pembilasan terbalik memerlukan berbagai prosedur pra-pembilasan
sebelum peralatan pembilasan digunakan. Kebanyakan pabrik memberikan saran-
saran persyaratan pra-pembilasan. Jika tidak diperoleh petunjuk maka dapat
digunakan prosedur-prosedur berikut.
1. Buka tutup radiator berkatup tekanan (berhati-hatilah jika menangani sistem
yang dalam keadaan panas) dan tambahkan senyawa pembilas kimia sistem
pendingin yang disarankan pabrik sebagaimana tertera pada petunjuk.
2. Jalankan kendaraan pada temperatur kerja selama jangka waktu yang
disebut dalam petunjuk pemakaian senyawa pembilas.
3. Kuras cairan pendingin pada wadah yang memadai sesuai petunjuk pabrik
(berhati-hatilah karena cairan pendingin dan komponen-komponen dalam
keadaan panas).
4. Untuk penggunaan unit pembilas genggam, buka pipa saluran cairan
pendingin radiator atas dan bawah.
5. Untuk penggunaan unit pembilas genggam, lepaskan pipa-pipa saluran
heater dari pompa air maupun mesin. Untuk unit Wynn’s Xtend Power Flush,
buka hanya pipa saluran kembali heater.
6. Berdasarkan manual bengkel, buka rumah thermostat dan lepas thermostat,
kembalikan rumah thermostat. Prosedur ini mungkin tidak akan berguna jika
digunakan thermostat tipe by-pass.
7. Setel pengontrol pemanas dashboard pada posisi panas.
Prosedur Pembilasan Terbalik
Penyemprot Genggam Pembilasan Terbalik
Penyemprot genggam (flushing gun) pembilasan terbalik adalah alat yang
dioperasikan secara manual yang menyemprotkan air dan udara bertekanan pada
sistem pendingin. Pembilasan dilaksanakan dalam tiga tahap terpisah, pembilasan
radiator, pembilasan blok mesin dan pembilasan saluran pemanas. Alat penyemprot
mempunyai penyuplai udara dan air yang dihubungkan padanya. Aliran air dikontrol
dengan tuas on-off, sedangkan injeksi udara diatur melalui pemicuan dengan tangan.
Penyemprot bekerja dengan cara mengalirkan air secara konstan pada sistem
dengan tuas air dalam posisi terbuka, sementara operator mengatur semburan udara
bertekanan dengan pemicu pengontrol udara untuk menghilangkan bahan
pengontaminasi.
Prosedur Dasar Operasi :
1. Pasang saluran penguras (pipa fleksibel radiator) pada tangki atas atau
sambungan saluran masukan radiator dan letakkan pada wadah penampung
pengurasan.
Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01
Buku Informasi 16/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
2. Pasang penyemprot genggam pada dasar tangki atau sambungan saluran
keluar radiator.
3. Hubungkan penyuplai air dan udara pada penyemprot, atur tekanan udara
dan air sesuai spesifikasi pabrik. Kecuali diperbolehkan oleh spesifikasi,
jangan melebihi tekanan statis 20 psi karena akan menimbulkan kerusakan
pada lubang radiator.
4. Pindahkan saklar tuas air alat penyemprot pada posisi on, air akan
disemprotkan pada radiator.
5. Dengan menggunakan tuas pemicunya, semburkan udara bertekanan
pendek-pendek hingga terjadi aliran air yang bersih dari pipa penguras.
6. Pindah saklar tuas air pada posisi off dan lepaskan alat pembilas dan pipa
penguras.
7. Ulangi prosedur yang sama untuk melakukan pembilasan terbalik blok mesin
dan kemudian saluran pemanas.
Wynn’s Xtend Power Flush Station
Wynn’s Xtend Power Flush Sation merupakan alat yang dapat melakukan
pembilasan terbalik pada seluruh sistem pendingin dalam empat langkah mudah
dengan menggunakan tiga katup pengontrol. Power Flush Station memiliki suplai
tekanan udara dan air yang harus diregulasi dengan baik agar tidak terjadi
kerusakan. Alat ini menggunakan tiga saluran pembilas yang dihubungkan pada
sistem pendingin, pipa pembilas heater, pipa pembilas radiator dan pipa pembilas
pompa air. Pipa penguras pada alat ini membuang cairan pendingin yang dikuras
dari mesin. Pembilasan dilaksanakan mengikuti daftar prosedur yang tertera pada
alat dan dengan mengatur posisi katup pengontrol A, B dan C. Selain itu juga
terdapat langkah pengurasan sistem dan prosedur pengisian kembali cairan
pendingin.
Prosedur Dasar Operasi :
1. Hubungkan saluran heater dan pompa air Power Flush pada jalan keluar
yang sesuai. Pipa heater Power Flush pada saluran kembali cairan pendingin
heater yang sudah dilepas (petunjuk pra-pembilasan). Pipa pompa air Power
Flush pada pipa saluran kembali pemanas pada jalan keluar pompa air yang
telah dilepas.
2. Hubungkan adaptor/penyambung pipa radiator atas pada radiator. Pada
radiator vertikal pasang adaptor pada leher pengisian, untuk radiator aliran
silang pasang adaptor pada sambungan jalan masuk saluran atas. Pasang
saluran radiator Power Flush pada adaptor.
3. Letakkan pipa penguras Power Flush ke arah wadah penampung
pengurasan.
4. Pasang saluran suplai air dan udara pada Power Flush dan atur tekanan
statis sesuai spesifikasi pabrik. Kecuali jika diperbolehkan spesifikasi, jangan
memberi tekanan statis melebihi 20 psi karena akan menimbulkan kerusakan.
5. Setel katup pengontrol pada posisi tes dan atur kembali tekanan udara pada
5 psi.
6. Pembilasan sistem pendingin dilaksanakan mengikuti empat langkah yang
tercantum pada daftar prosedur pada Power Flush. Ikuti tiap langkah hingga
terjadi aliran air yang bersih pada pipa penguras.
7. Setelah selesai lepas pipa-pipa Power Flush dan hentikan suplai air.
Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01
Buku Informasi 17/16
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine
Gambar 2.5 Alat genggam penyemprot pembilasan terbalik
Prosedur Pengisian Kembali Cairan Pendingin
Jika proses pembilasan telah selesai dilaksanakan maka sistem pendingin
memerlukan pengisian kembali cairan pendingin. Agar prosedur ini dapat
diselesaikan dengan benar maka harus diperhatikan prosedur manual bengkel.
Karena pada kendaraan yang berbeda diperlukan prosedur pembuangan udara
cairan pendingin (bleeding) yang berbeda. Petunjuk berikut ini adalah prosedur yang
dapat digunakan bagi sebagian besar kendaraan :
1. Bongkar rumah thermostat, pasang kembali thermostat dan rumahnya
dengan gasket baru dengan mengikuti manual bengkel. Pasang kembali
saluran cairan pendingin dan rapatkan klem-klem pipa.
2. Berikan sejumlah bahan aditif cairan pendingin yang diperlukan sesuai
spesifikasi pabrik dan isilah dengan air bersih. Jika perlu lakukan
pembuangan udara/bleeding pada sistem seperti yang disebutkan dalam
manual bengkel.
3. Jalankan mesin hingga thermostat membuka (tangki atas radiator menjadi
panas) dan periksa kembali level cairan pendingin, penuhi sesuai keperluan.
4. Periksa adanya kebocoran pada sistem pendingin (tes tekanan) dan periksa
kembali level cairan pendingin.
Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01
Buku Informasi 18/16

More Related Content

What's hot

20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (3)Eko Supriyadi
 
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-2-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-2-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-2-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-2-i (1)Eko Supriyadi
 
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
40 003-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 003-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 003-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 003-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)Eko Supriyadi
 
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-3-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-3-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-3-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-3-i (1)Eko Supriyadi
 
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)Eko Supriyadi
 
40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)Eko Supriyadi
 
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)Eko Supriyadi
 
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)Eko Supriyadi
 

What's hot (20)

20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 002-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (3)
 
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-2-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-2-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-2-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-2-i (1)
 
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
40 003-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 003-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 003-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 003-1 -pelatihan cbt otomotif chasis (1)
 
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-3-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-3-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-3-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-3-i (1)
 
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
 
40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-5-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
 
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
 
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
 

Similar to 20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)

20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-13-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-13-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-13-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-13-i (1)Eko Supriyadi
 
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)Eko Supriyadi
 
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)Eko Supriyadi
 
40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)Eko Supriyadi
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)Eko Supriyadi
 
40 001-6-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-6-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 001-6-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-6-pelatihan cbt otomotif chasis (3)Eko Supriyadi
 
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 

Similar to 20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1) (19)

20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-13-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-13-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-13-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-13-i (1)
 
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)
40 009-1-pelatihan cbt otomotif chasis (2)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)
 
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)
 
40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
 
40 001-6-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-6-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 001-6-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-6-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
 
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 

More from Eko Supriyadi

Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabKamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabEko Supriyadi
 
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Eko Supriyadi
 
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomKata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomEko Supriyadi
 
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019   salinanPermendikbud nomor 16 tahun 2019   salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinanEko Supriyadi
 
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaBuku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaEko Supriyadi
 
1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didikEko Supriyadi
 
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaJabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaEko Supriyadi
 
Ppt penyusunan soal hots
Ppt  penyusunan soal  hotsPpt  penyusunan soal  hots
Ppt penyusunan soal hotsEko Supriyadi
 
Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Eko Supriyadi
 
Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifikPendekatan saintifik
Pendekatan saintifikEko Supriyadi
 
Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Eko Supriyadi
 
Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Eko Supriyadi
 
Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Eko Supriyadi
 
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdLk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdEko Supriyadi
 

More from Eko Supriyadi (20)

Metode pembelajaran
Metode pembelajaranMetode pembelajaran
Metode pembelajaran
 
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabKamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
 
Hots templates 2019
Hots templates  2019Hots templates  2019
Hots templates 2019
 
Buku penilaian hots
Buku penilaian hotsBuku penilaian hots
Buku penilaian hots
 
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
 
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomKata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
 
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019   salinanPermendikbud nomor 16 tahun 2019   salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
 
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaBuku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
 
1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik
 
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaJabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
 
Teori x y
Teori   x yTeori   x y
Teori x y
 
Ppt penyusunan soal hots
Ppt  penyusunan soal  hotsPpt  penyusunan soal  hots
Ppt penyusunan soal hots
 
Personality plus
Personality plusPersonality plus
Personality plus
 
Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2
 
Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifikPendekatan saintifik
Pendekatan saintifik
 
Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016
 
Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013
 
Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017
 
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdLk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
 
Literacy mh
Literacy mhLiteracy mh
Literacy mh
 

20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)

  • 1. BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF KENDARAAN RINGAN ENGINE PEMELIHARAAN SISTEM PENDINGIN OTO.KR02.010.01 MODUL 2 DARI 3 BUKU INFORMASI
  • 2. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Daftar Isi Halaman Bagian - 1 2 Pendahuluan 2 Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan 2 Disain Modul 2 Isi Modul 3 Pelaksanaan Modul 3 Definisi istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) 4 Hasil Pelatihan 5 Pengenalan 5 Prasyarat 5 Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC) 5 Keselamatan Kerja 6 Bagian - 2 7 Prosedur Pemeliharaan Sistem Pendingin 7 • Pemeriksaan Sistem Pendingin 7 • Tester Bahan Aditif Cairan Pendingin 8 • Tester Korosi Cairan Pendingin 11 • Perlengkapan Pembilasan Terbalik 13 • Prosedur Pembilasan Terbalik 14 • Prosedur Pengisian Kembali Cairan Pendingin 16 SKKNI OTO.KR02.010.01 Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01 Buku Informasi 2/16
  • 3. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Bagian - 1 Pendahuluan Modul ini terdiri dari tiga buku petunjuk yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian. Ketiga buku tersebut saling berhubungan dan menjadi referensi Modul Pelatihan. Berikut ini adalah Buku Informasi. Modul Pelatihan ini menggunakan Pelatihan Berbasis Kompetensi sebagai pendekatan untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai di tempat kerja. Pelatihan Berbasis Kompetensi memfokuskan pada keterampilan seseorang yang harus dimilki di tempat kerja. Fokusnya adalah pada pencapaian keterampilan dan bukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan. Modul Pelatihan ini disusun berdasarkan pada SKKNI. SKKNI adalah pernyataan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diakui secara nasional yang diperlukan untuk penanganan perbaikan di sector otomotif. Modul Pelatihan ini digunakan sebagai Kriteria Penilaian terhadap SKKNI OTO.KR02.010.01 Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan Pada modul Pelatihan ini, seseorang yang menyampaikan materi pelatihan lebih dikenal sebagai Pelatih. Di sekolah-sekolah, institusi-institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan guru, instruktur, pembimbing atau sebutan lainnya. Berkaitan dengan keterangan di atas, seseorang yang berusaha mencapai kemampuan disebut sebagai Peserta Pelatihan. Pada sekolah-sekolah, institusi- institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan siswa, murid, pelajar, peserta, atau sebutan lainnya. Pelatihan adalah proses pengajaran yang berlangsung di sekolah, institusi ataupun Balai Latihan Kerja. Disain Modul Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri : • Pelatihan Klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih. • Pelatihan Individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih. Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01 Buku Informasi 3/16
  • 4. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Isi Modul Buku Informasi Buku Informasi ini adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan yang berisi : • informasi yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan sebelum melaksanakan praktek kerja. Buku Kerja Buku Kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual/mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi: • kegiatan-kegiatan akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi • kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. • kegiatan penilaian untuk menilai pengetahuan peserta pelatihan • kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja. Buku Penilaian Buku Penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : • kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan • metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan • sumber-sumber yang dapat digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan • semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja • petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek • catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Pelaksanaan modul Pada Pelatihan Klasikal, pelatih akan : • menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan • menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan • menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan • memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja • menggunakan Buku Penilaian untuk menilai jawaban/tanggapan dan hasil-hasil peserta pelatihan pada Buku Kerja. Pada Pelatihan Individual/mandiri, peserta pelatihan akan : • menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01 Buku Informasi 4/16
  • 5. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine • menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja • memberikan jawaban pada Buku Kerja • mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja • memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh Pelatih. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetens Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Prasyarat Kompetensi yang dibutuhkan sebelum memulai suatu kompetensi tertentu. Elemen-elemen Kompetensi Tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mencapai suatu keterampilan. Kriteria Unjuk Kerja Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjukkan keterampilan pada setiap elemen. Rentang Variabel Ruang lingkup materi dan persyaratan yang memenuhi kriteria unjuk kerja yang ditetapkan. Petunjuk Penilaian Merupakan petunjuk bagaimana peserta pelatihan dinilai berdasarkan kriteria unjuk kerja. Konteks Merupakan penjelasan tentang dari mana, bagaimana dan metode penilaian apa yang seharusnya digunakan. Aspek-aspek yang diperlukan Menentukan kegiatan inti yang harus dinilai. Persyaratan Level Literasi dan Numerasi Persyaratan Modul Literasi Level 1 dan Numerasi Level 1 Level Literasi 1 Kemampuan untuk membaca, memahami dan menghasilkan teks dasar. 2 Kemampuan untuk memahami hubungan yang kompleks pada teks dan memahami informasi lisan dan tulisan yang diberikan. 3 Kemampuan untuk menulis, menganalisa kritik dan mengevaluasi teks. Level Numerasi 1 Kemampuan untuk menggunakan simbul-simbul dasar, diagram, istilah secara matematik dan dapat memahami konteks serta dapat mengkomunikasikan secara matematik. 2 Kemampuan untuk menguji, memahami dan menggunakan konsep matematik yang kompleks pada batasan konteks. Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01 Buku Informasi 5/16
  • 6. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine 3 Kemampuan untuk menganalisa kritik, mengevaluasi dan menggunakan simbol-simbol matematik, diagram, chart dan teori-teori yang kompleks. Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01 Buku Informasi 6/16
  • 7. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Hasil Pelatihan Setelah menyelesaikan Hasil Pelatihan ini peserta secara mandiri mampu : • Menyebut dan mematuhi langkah-langkah pencegahan demi keamanan dalam memperbaiki sistem pendingin untuk mencegah kecelakaan pada manusia atau kerusakan pada komponen atau kendaraan. • Memeriksa kelayakan komponen-komponen sistem pendingin. • Melaksanakan pembilasan terbalik dan tes tekanan. • Mengetes level konsentrasi bahan aditif cairan pendingin. Pengenalan Modul ini melingkupi aspek-aspek penting dalam memeriksa dan memperbaiki sistem pendingin kendaraan ringan. Prosedur yang tepat dalam memeriksa dan memperbaiki sistem pendingin merupakan hal penting untuk menjaga efisiensi pendinginan pada mesin. Pemeriksaan pada komponen yang tidak efektif dapat mengakibatkan kegagalan fungsi sistem pendingin serta kadang-kadang kegagalan kerja mesin. Perawatan teratur pada sistem seringkali diabaikan, padahal mesin otomotif modern yang menggunakan campuran logam bertekanan tinggi serta komponen-komponen besi tuang memerlukan perawatan teratur agar diperoleh usia kerja yang panjang. Modul ini membantu peserta memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam pemeriksaan komponen-komponen sistem pendingin dan teknik-teknik yang efisien dalam memperbaiki sistem. Prasyarat Sebelum memulai modul ini, anda harus dapat melengkapi modul berikut ini: • OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC) Jika seorang peserta menyatakan dia mampu/cakap dalam menyelesaikan tugas- tugas yang ditentukan pada hasil pelatihan, dia harus dapat membuktikan kemampuannya kepada pelatih. Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01 Buku Informasi 7/16
  • 8. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Keselamatan Kerja Umum OTO.KR01.016.01 tentang Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Baca dan patuhi peraturan keamanan dan kesehatan yang diberikan sebelum melaksanakan modul ini. Ringkasan materi modul : • Bahan pencegah karat • Bahan pembersih sistem pendingin • Bahan pembersih komponen Pribadi Ikuti peraturan yang diberikan. Ringkasan : • Kesehatan dan Keselamatan Kerja Industri Otomotif • Pencegahan Kecelakaan • Penggunaan dan Perawatan Perkakas Tangan Ikuti langkah-langkah pencegahan demi keamanan yang ditunjukkan oleh OTO.KR02.012.01 Kegiatan 1, Bab 3-14, Sistem Pendingin Mesin, Basic Training Manual 17-1 Workshop Safety. Ringkasan : • Kehati-hatian dalam menangani cairan pendingin • Keawasan terhadap daerah berbahaya • Kehati-hatian dalam menangani bahan aditif cairan pendingin • Kehati-hatian dalam menangani kipas thermal Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01 Buku Informasi 8/16
  • 9. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Bagian – 2 Prosedur Pemeliharaan Sistem Pendingin Pemeriksaan Sistem Pendingin Pemeriksaan Level Cairan Pendingin, Sistem Tanpa Sekat Pengecekan level cairan pendingin pada sistem pendingin modern hanya memerlukan pemeriksaan pada botol reservoir pelimpah dari plastik bening seberapa tinggi level cairannya dan juga memeriksa apakah radiator terisi penuh hingga mencapai bagian atas leher tutup berkatup tekanannya. Level cairan pendingin yang selalu rendah pada radiator mengindikasikan adanya kebocoran udara pada sistem. Kebocoran udara akan mencegah cairan pendingin tersedot kembali ke radiator dari botol overflow/pelimpah. Pada kendaraan model lama yang tidak memiliki botol reservoir diperlukan pemeriksaan visual dengan cara membuka tutup radiator berkatup tekanan dan memeriksa level cairan pendingin pada leher radiator. Ingatlah, anda harus berhati- hati jika membuka tutup radiator berkatup tekanan pada sebuah sistem pendingin yang panas. Ikutilah prosedur yang disebutkan dalam buku May and Crouse halaman 138. Pada sistem pendingin tanpa reservoir level cairan pendingin yang benar berada di bawah leher radiator saat cairan pendingin dalam keadaan dingin. Hal tersebut disebabkan oleh hilangnya cairan pendingin karena pelimpahan akibat pemuaian yang tidak dikompensasi. Seharusnya level caian berada di atas tabung lubang radiator. Lihat manual servis mengenai level cairan pendingin yang benar. Pemeriksaan Penyumbatan Radiator Selain dilakukan pengecekan visual terhadap adanya kebocoran cairan pendingin dan kerusakan pada tabung lubang radiator dan sirip pendingin, diperlukan juga pemeriksaan visual terhadap adanya penyumbatan eksternal maupun internal. Penyumbatan eksternal terjadi dari berkumpulnya serangga, tumbuhan dan partikel- partikel kotoran di sekitar tabung lubang radiator dan sirip. Penyumbatan ini menghambat aliran udara melalui radiator sehingga mengurangi keefektifan serta menyebabkan panas berlebih pada mesin. Melalui pemeriksaan visual pada lubang radiator menggunakan senter atau obor untuk memeriksa penetrasi cahaya akan diketahui tingkat penyumbatan. Penyumbatan internal terjadi akibat endapan karat, kontaminasi cairan pendingin dan partikel-partikel korosi di dalam tabung lubang radiator. Penyumbatan ini menimbulkan efek mengurangi aliran cairan pendingin melalui radiator, sehingga terjadi pendinginan yang tidak mencukupi pada mesin dan mengakibatkan panas berlebih pada mesin. Dengan melakukan pemeriksaan kecil secara visual pada lubang tabung, yang dapat dilihat melalui leher radiator, dapat diketahui adanya kemungkinan penyumbatan radiator. Pemeriksaan yang akurat terhadap perkiraan atas terjadinya penyumbatan tabung hanya dapat dilakukan dengan membongkar masing-masing tangki radiator. Pemeriksaan Saluran Cairan Pendingin Pemeriksaan akurat pada radiator dan saluran cairan pendingin harus dilaksanakan dengan sistem yang berada pada tekanan kerja normalnya. Jika melakukan tes Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01 Buku Informasi 9/16
  • 10. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine tekanan pada sistem pendingin untuk menentukan adanya kebocoran, sebaiknya dilakukan juga pengecekan secara visual pada pipa-pipa saluran. Pada saat sistem memiliki tekanan, pipa-pipa saluran cairan pendingin yang mengalami kerusakan internal maupun eksternal menunjukkan tanda-tanda pembengkakan atau penggelembungan pada daerah-daerah yang lemah dan menjebol retakan-retakan kecil yang berbahaya. Jika terdapat tanda penggelembungan, pecah atau desisan retakan saat saluran ditekan maka pipa saluran cairan pendingin harus segera diganti. Pengecekan Pompa Air Kebocoran cairan pendingin dari pompa air umumnya berasal dari dua tempat, dari gasket pompa air dan dari seal lubang penguras pompa air pada bodi pompa. Kebocoran dari lubang penguras, biasanya terletak pada sisi bawah pompa air, menandakan kerusakan pada seal pompa air. Kebocoran ini paling tampak jelas jika sistem memiliki tekanan. Kebocoran seal yang sudah lama dapat segera diketahui dari adanya cairan pendingin yang mengalir dari lubang penguras. Bantalan pompa air yang rusak akan menimbulkan suara mendengung dan seal pompa air yang rusak akan menimbulkan suara bernada tinggi. Jika diperkirakan terdapat kerusakan-kerusakan tersebut dapat dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop mekanik. Jika stetoskop diletakkan pada pompa air maka akan diketahui letak sumber bising tersebut apakah berasal dari pompa air atau dari komponen-komponen lain, misalnya sabuk timing puli. Selain itu dapat dilakukan pembongkaran sabuk penggerak dan menjalankan mesin untukmengetahui problem yang terjadi. Catatan : Jangan menjalankan mesin terlalu lama dalam keadaan tanpa sabuk penggerak pompa air karena akan menimbulkan panas berlebih. Kebocoran Cairan Pendingin Selain dilakukan pemeriksaan pada komponen-komponen utama sistem pendingin untuk menentukan adanya kebocoran, juga perlu dilakukan pemeriksaan pada sumber-sumber lain yang bisa menimbulkan kebocoran cairan pendingin. Saklar dan sensor temperatur termo merupakan sumber-sumber yang mungkin bagi kebocoran. Selain itu bisa juga gasket manifol saluran masukan, choke otomatis dan pipa-pipa saluran, serta pipa by-pass kecil cairan pendingin di sekitar manifol masukan dan blok mesin. Bagian dalam lubang pemanas juga dapat menjadi sumber kebocoran cairan pendingin. Karpet yang basah, bau cairan pendingin atau windscreen yang lembab menandakan kebocoran cairan pendingin pada lubang pemanas atau tap heater. Tester Bahan Aditif Cairan Pendingin Tester Konsentrasi Larutan Tahan-beku/Tahan-mendidih Besarnya perbandingan air terhadap larutan tahan-beku/tahan-mendidih pada sistem pendingin menentukan level dari perlindungan terhadap kemampuan cairan pendingin agar tahan terhadap pembekuan dan pendidihan. Cairan pendingin harus mampu memberikan perlindungan yang memadai pada mesin kendaraan sesuai spesifikasi dari pabrik. Ketidakmampuan memberikan perlindungan yang memadai Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01 Buku Informasi 10/16
  • 11. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine dapat membuat diabaikannya klaim jaminan sistem pendingin. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan teratur pada level konsentrasi tahan-beku/tahan-mendidih dalam cairan pendingin dan membandingkannya terhadap spesifikasi pabrik. Berikut ini adalah penjelasan mengenai dua macam tester anti-beku dan petunjuk pemakaiannya; Tester 1 – Tester Tahan-beku tipe Skala Hydrometer Tester Tahan-beku Kent & Moore AU435, 50% Glycol Tester tahan-beku Kent and Moore bekerja berdasarkan prinsip hidrometer baterai. Tester mengukur berat jenis larutan cairan pendingin untuk menentukan besarnya konsentrasi tahan-beku. Tester ini merupakan tester yang akurat untuk digunakan pada larutan tahan-beku yang mempunyai perbandingan hingga 50%. Penggunaan tester ini merupakan metode yang cepat dan dapat diandalkan dalam pengecekan kekuatan tahan-beku pada sistem pendingin kendaraan. Selain itu tester ini juga menyediakan sebuah tabel yang digunakan untuk menentukan jumlah bahan aditif tahan-beku yang perlu ditambahkan sehingga dicapai tingkat perlindungan yang aman untuk berbagai ukuran sistem pendingin. Tester ini didesain untuk mengetes larutan tahan-beku berbasis Ethylene Glycol. Hasil pembacaan tidak dapat diandalkan jika digunakan campuran berbasis methanol. Tes harus dilaksanakan pada sistem pendingin yang berada pada keadaan dingin. Petunjuk Penggunaan Pemasangan : 1. Pertama masukkan skala hidrometer pada mantel. 2. Pasang nozel untuk membuka ujung mantel – kini tester siap digunakan. Penggunaan : 1. Buka tutup radiator berkatup tekanan. 2. Masukkan nozel pada cairan pendingin, tekan bola karet untuk menghisap cairan secukupnya pada mantel hingga hidrometer dapat mengapung. 3. Pegang instrumen setinggi mata dan baca skala hidrometer pada level cairan. Hasil pembacaan menunjukkan persentase larutan tahan-beku yang terkandung dalam sistem pendingin (jika hasil pembacaan berada di antara dua garis pilihlah yang bawah). Gambar 2.1 Tester bahan aditif anti-beku hidrometer jenis Kent dan Moore Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01 Buku Informasi 11/16
  • 12. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Tester 2 – Tester Tahan-beku tipe Hydrometer Bola Pengapung Tester Tahan-beku Pengecekan K-D Tools Spot Tester tahan-beku K-D Tools juga bekerja berdasarkan prinsip hidrometer baterai. Tester mengukur berat jenis larutan cairan pendingin untuk menentukan temperatur aktual perlindungan tahan-beku/tahan mendidih. Prinsip kerjanya berbeda dengan tester lain. Tingkat perlindungan tahan-beku ditunjukkan oleh banyaknya bola berwarna yang mengambang pada sampel cairan pendingin. Penggunaan tester ini merupakan metode yang cepat dan dapat diandalkan dalam memeriksa kekuatan anti-beku dan menunjukkan besarnya perlindungan tahan-beku/tahan-mendidih dengan segera. Petunjuk Pemakaian 1. Buka tutup radiator berkatup tekanan. 2. Hisaplah sampel cairan pendingin ke hidrometer dengan menekan bola karet. 3. Tekan perlahan sisi hidrometer dengan jari sehingga bola pengapung dapat terapung. 4. Hitung jumlah bola yang terapung pada bagian atas sampel cairan pendingin. 5. Gunakanlah tabel skala berikut ini untuk menentukan level perlindungan cairan pendingin. Bola terapung Perlindungan tahan-beku pada Perlindungan titik didih pada 1 -6 o C +123o C 2 -15 o C +125 o C 3 -23 o C +127 o C 4 -31 o C +130 o C 5 -40 o C +133 o C Gambar 2.2 Tester bahan aditif anti-beku hidrometer bola pengapung tipe K-D Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01 Buku Informasi 12/16
  • 13. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Tester Korosi Cairan Pendingin Penggunaan berbagai jenis material dalam sistem pendingin menimbulkan terjadinya korosi. Korosi dihasilkan oleh reaksi antara dua logam berbeda (misalnya aluminium dan baja tuang) serta dengan adanya elektrolit (yaitu air). Oleh sebab itu harus digunakan bahan pencegah karat dalam sistem pendingin, terutama pada mesin- mesin yang menggunakan kepala silinder aluminium. Bahan-bahan pencegah karat tersebut semakin lama akan semakin berkurang keefektifannya sehingga secara periodik harus diganti. Maka diperlukan pemeriksaan secara teratur pada sistem pendingin untuk mengetahui tingkat korosi yang terjadi. Tester korosi cairan pendingin dapat mengukur level keasaman cairan pendingin. Derajat keasaman yang tinggi dalam cairan pendingin menandakan adanya korosi yang tinggi pada cairan pendingin. Bisa juga tester ini digunakan untuk mengukur potensial kimiawi listrik pada aliran arus. Semakin tinggi potensial aliran arus menunjukkan cairan pendingin yang mengalami korosi yang tinggi. Berikut ini adalah penjelasan dua macam tester korosi cairan pendingin beserta petunjuk penggunaannya : Tester 1 – Kertas Indikator Lakmus Kertas Indikator Whatman Full Range pH 1-14 Kertas indikator Whatman adalah tester kertas lakmus untuk mengetes derajat keasaman atau alkalin pada cairan pendingin dalam sistem pendingin. Kertas lakmus adalah lembaran kertas khusus yang berubah warna secara kimiawi jika terkena larutan asam atau alkalin dari berbagai derajat ukuran. Kertas indikator Whatman memiliki empat belas derajat perubahan warna untuk menunjukkan pH cairan pendingin. Skala standar pH ditunjukkan di bawah ini. Pengetesan menggunakan pH Whatman merupakan tes yang cepat dan efektif untuk menentukan tingkat korosi pada cairan pendingin. Gambar 2.3 Skala pH Full Range yang digunakan untuk tes korosi cairan pendingin menggunakan kertas lakmus Whatman Petunjuk Pemakaian : 1. Buka tutup radiator berkatup tekanan. 2. Buka selembar kertas indikator Whatman. 3. Celupkan kertas indikator pada cairan pendingin yang dites selama beberapa detik. 4. Angkat kertas dari larutan dan bandingkan warna yang dihasilkan dengan yang tertera pada kartu warna dengan mendekatkan kertas indikator ke dekatnya. Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01 Buku Informasi 13/16
  • 14. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine 5. Warna dan pasangan angka pada kartu warna yang cocok dengan kertas tes menunjukkan nilai pH cairan pendingin. Tester 2 – Tester Elektrometer Elektronik Sistem Pendingin Elektrometer Sistem Pendingin Wynn Elektrometer sistem pendingin Wynn merupakan instrumen yang didesain untuk mengukur potensial kimiawi elektro aliran arus dalam sistem pendingin. Dengan mengetes potensial kimiawi elektro cairan pendingin, tester dapat menentukan apakah korosi yang terjadi pada sistem yang disebabkan oleh elektrolisis (korosi akibat logam-logam yang berbeda dan elektrolit) berada pada derajat yang tinggi atau rendah. Semakin tinggi potensial kimiawi listrik, semakin tinggi tingkat korosi yang terjadi pada sistem. Meter menunjukkan kondisi cairan pendingin dengan tiga macam lampu, lampu baik (good), lampu korosif (corrosive) dan lampu penggantian (replace). Lampu Baik Menunjukkan larutan yang stabil. Lampu ini menandakan bahwa permukaan- permukaan logam pada sistem dalam keadaan pasif dan bahan pencegah karat tetap aktif bekerja. Lampu Korosif Menunjukkan peningkatan kegiatan elektrolisis dan korosi. Jika sistem pendingin juga dalam kondisi kotor, maka mestinya dibilas dan diisi kembali dengan cairan pendingin yang baru. Jika sistem keadaannya tampak bersih, maka menandakan kondisi batas yang seringkali dapat diperbaiki dengan cara melakukan penambahan bahan pencegah karat. Lampu Penggantian Menandakan tingkat aksi elektrolit yang tinggi dan tingkat korosi yang lebih tinggi. Harus segera dilakukan pembersihan kimiawi dan pembilasan sistem pendingin serta mengganti cairan pendingin dengan cairan pendingin baru dengan konsentrasi yang dianjurkan oleh pabrik kendaraan, juga penambahan bahan pencegah karat yang berkualitas baik. Catatan : Beberapa pabrik menentukan supaya hanya digunakan cairan pendingin yang asli bagi kendaraan buatan mereka. Jika tidak dipatuhi akan mengakibatkan korosi mesin yang berlebihan dan terjadinya kerusakan. Perhatikan manual. Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01 Buku Informasi 14/16
  • 15. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Gambar 2.4 Elektrometer sistem pendingin Wynn untuk pengetesan korosi cairan pendingin Petunjuk Pemakaian : 1. Sebelum melakukan tes, periksalah terlebih dulu kabel sensor elektrometer. Kabel harus dalam keadaan bersih dan tidak terdapat karat, endapan kotoran, minyak dan gemuk. 2. Pengetesan harus dilakukan dengan kendaraan berada dalam temperatur kerjanya. Nyalakan mesin dan jalankan hingga mencapai temperatur kerja. 3. Pasang jepit kabel hitam tester pada leher pengisian radiator. Jika radiator menggunakan tangki plastik, jepitkan pada tabung lubang radiator dengan hati-hati. 4. Buka tutup radiator berkatup tekanan dengan hati-hati dan gantung sensor pada cairan pendingin, jauhkan dari permukaan-permukaan logam. 5. Tekan tombol tes pada meter dan perhatikan lampu indikator selama sekitar 10-15 detik. 6. Gunakan tabel petunjuk pemakaian untuk mengetahui arti dari hasil pembacaan. Perlengkapan Pembilasan Terbalik Pembilasan terbalik sistem pendingin adalah sebuah prosedur yang menggunakan aliran air bertekanan dan olakan udara untuk membersihkan bahan pengontaminasi. Gerak aliran balik air dan udara bertekanan membantu menghilangkan karat, endapan kotoran dan bahan-bahan pengontaminasi lain tanpa harus mendorongnya melalui lubang radiator dan pemanas yang berdiameter kecil. Ada dua tipe utama perlengkapan pembilasan terbalik yang digunakan pada kendaraan ringan, penyemprot/flushing gun genggam dan Wynn’s Xtend Power Flush Station. Kedua unit menggunakan air bertekanan dan turbulensi udara untuk membilas sistem pendingin. Tekanan air dan udara harus teregulasi agar tidak menimbulkan kerusakan pada heater/lubang radiator dan pipa saluran cairan pendingin. Walaupun pembilasan terbalik pada sistem pendingin dianggap sebagai metode paling efektif dalam pembersihan, kedua perlengkapan pembilas tersebut harus digunakan Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01 Buku Informasi 15/16
  • 16. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine sesudah dilakukan terlebih dulu pemberian senyawa kimia pembilas untuk merontokkan dan melarutkan bahan pengontaminasi. Catatan : Perlu diperhatikan peraturan lingkungan hidup mengenai penanganan dan pembuangan bahan aditif cairan pendingin. Prosedur Pra-Pembilasan Terbalik Pelaksanaan pembilasan terbalik memerlukan berbagai prosedur pra-pembilasan sebelum peralatan pembilasan digunakan. Kebanyakan pabrik memberikan saran- saran persyaratan pra-pembilasan. Jika tidak diperoleh petunjuk maka dapat digunakan prosedur-prosedur berikut. 1. Buka tutup radiator berkatup tekanan (berhati-hatilah jika menangani sistem yang dalam keadaan panas) dan tambahkan senyawa pembilas kimia sistem pendingin yang disarankan pabrik sebagaimana tertera pada petunjuk. 2. Jalankan kendaraan pada temperatur kerja selama jangka waktu yang disebut dalam petunjuk pemakaian senyawa pembilas. 3. Kuras cairan pendingin pada wadah yang memadai sesuai petunjuk pabrik (berhati-hatilah karena cairan pendingin dan komponen-komponen dalam keadaan panas). 4. Untuk penggunaan unit pembilas genggam, buka pipa saluran cairan pendingin radiator atas dan bawah. 5. Untuk penggunaan unit pembilas genggam, lepaskan pipa-pipa saluran heater dari pompa air maupun mesin. Untuk unit Wynn’s Xtend Power Flush, buka hanya pipa saluran kembali heater. 6. Berdasarkan manual bengkel, buka rumah thermostat dan lepas thermostat, kembalikan rumah thermostat. Prosedur ini mungkin tidak akan berguna jika digunakan thermostat tipe by-pass. 7. Setel pengontrol pemanas dashboard pada posisi panas. Prosedur Pembilasan Terbalik Penyemprot Genggam Pembilasan Terbalik Penyemprot genggam (flushing gun) pembilasan terbalik adalah alat yang dioperasikan secara manual yang menyemprotkan air dan udara bertekanan pada sistem pendingin. Pembilasan dilaksanakan dalam tiga tahap terpisah, pembilasan radiator, pembilasan blok mesin dan pembilasan saluran pemanas. Alat penyemprot mempunyai penyuplai udara dan air yang dihubungkan padanya. Aliran air dikontrol dengan tuas on-off, sedangkan injeksi udara diatur melalui pemicuan dengan tangan. Penyemprot bekerja dengan cara mengalirkan air secara konstan pada sistem dengan tuas air dalam posisi terbuka, sementara operator mengatur semburan udara bertekanan dengan pemicu pengontrol udara untuk menghilangkan bahan pengontaminasi. Prosedur Dasar Operasi : 1. Pasang saluran penguras (pipa fleksibel radiator) pada tangki atas atau sambungan saluran masukan radiator dan letakkan pada wadah penampung pengurasan. Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01 Buku Informasi 16/16
  • 17. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine 2. Pasang penyemprot genggam pada dasar tangki atau sambungan saluran keluar radiator. 3. Hubungkan penyuplai air dan udara pada penyemprot, atur tekanan udara dan air sesuai spesifikasi pabrik. Kecuali diperbolehkan oleh spesifikasi, jangan melebihi tekanan statis 20 psi karena akan menimbulkan kerusakan pada lubang radiator. 4. Pindahkan saklar tuas air alat penyemprot pada posisi on, air akan disemprotkan pada radiator. 5. Dengan menggunakan tuas pemicunya, semburkan udara bertekanan pendek-pendek hingga terjadi aliran air yang bersih dari pipa penguras. 6. Pindah saklar tuas air pada posisi off dan lepaskan alat pembilas dan pipa penguras. 7. Ulangi prosedur yang sama untuk melakukan pembilasan terbalik blok mesin dan kemudian saluran pemanas. Wynn’s Xtend Power Flush Station Wynn’s Xtend Power Flush Sation merupakan alat yang dapat melakukan pembilasan terbalik pada seluruh sistem pendingin dalam empat langkah mudah dengan menggunakan tiga katup pengontrol. Power Flush Station memiliki suplai tekanan udara dan air yang harus diregulasi dengan baik agar tidak terjadi kerusakan. Alat ini menggunakan tiga saluran pembilas yang dihubungkan pada sistem pendingin, pipa pembilas heater, pipa pembilas radiator dan pipa pembilas pompa air. Pipa penguras pada alat ini membuang cairan pendingin yang dikuras dari mesin. Pembilasan dilaksanakan mengikuti daftar prosedur yang tertera pada alat dan dengan mengatur posisi katup pengontrol A, B dan C. Selain itu juga terdapat langkah pengurasan sistem dan prosedur pengisian kembali cairan pendingin. Prosedur Dasar Operasi : 1. Hubungkan saluran heater dan pompa air Power Flush pada jalan keluar yang sesuai. Pipa heater Power Flush pada saluran kembali cairan pendingin heater yang sudah dilepas (petunjuk pra-pembilasan). Pipa pompa air Power Flush pada pipa saluran kembali pemanas pada jalan keluar pompa air yang telah dilepas. 2. Hubungkan adaptor/penyambung pipa radiator atas pada radiator. Pada radiator vertikal pasang adaptor pada leher pengisian, untuk radiator aliran silang pasang adaptor pada sambungan jalan masuk saluran atas. Pasang saluran radiator Power Flush pada adaptor. 3. Letakkan pipa penguras Power Flush ke arah wadah penampung pengurasan. 4. Pasang saluran suplai air dan udara pada Power Flush dan atur tekanan statis sesuai spesifikasi pabrik. Kecuali jika diperbolehkan spesifikasi, jangan memberi tekanan statis melebihi 20 psi karena akan menimbulkan kerusakan. 5. Setel katup pengontrol pada posisi tes dan atur kembali tekanan udara pada 5 psi. 6. Pembilasan sistem pendingin dilaksanakan mengikuti empat langkah yang tercantum pada daftar prosedur pada Power Flush. Ikuti tiap langkah hingga terjadi aliran air yang bersih pada pipa penguras. 7. Setelah selesai lepas pipa-pipa Power Flush dan hentikan suplai air. Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01 Buku Informasi 17/16
  • 18. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Engine Gambar 2.5 Alat genggam penyemprot pembilasan terbalik Prosedur Pengisian Kembali Cairan Pendingin Jika proses pembilasan telah selesai dilaksanakan maka sistem pendingin memerlukan pengisian kembali cairan pendingin. Agar prosedur ini dapat diselesaikan dengan benar maka harus diperhatikan prosedur manual bengkel. Karena pada kendaraan yang berbeda diperlukan prosedur pembuangan udara cairan pendingin (bleeding) yang berbeda. Petunjuk berikut ini adalah prosedur yang dapat digunakan bagi sebagian besar kendaraan : 1. Bongkar rumah thermostat, pasang kembali thermostat dan rumahnya dengan gasket baru dengan mengikuti manual bengkel. Pasang kembali saluran cairan pendingin dan rapatkan klem-klem pipa. 2. Berikan sejumlah bahan aditif cairan pendingin yang diperlukan sesuai spesifikasi pabrik dan isilah dengan air bersih. Jika perlu lakukan pembuangan udara/bleeding pada sistem seperti yang disebutkan dalam manual bengkel. 3. Jalankan mesin hingga thermostat membuka (tangki atas radiator menjadi panas) dan periksa kembali level cairan pendingin, penuhi sesuai keperluan. 4. Periksa adanya kebocoran pada sistem pendingin (tes tekanan) dan periksa kembali level cairan pendingin. Pemeliharaan Sistem Pendingin OTO.KR02.010.01 Buku Informasi 18/16