SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF
KENDARAAN RINGAN
ELECTRICAL
DIAGNOSA SISTEM
PENGAPIAN KONVENSIONAL
OTO.KR05.011.01
MODUL 4 DARI 5
BUKU
INFORMASI
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
Daftar Isi Halaman
Bagian - 1 2
Pendahuluan 2
Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan 2
Disain Modul 2
Isi Modul 3
Pelaksanaan Modul 3
Definisi istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI)
4
Hasil Pelatihan 5
Pengenalan 5
Prasyarat 5
Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC) 5
Keselamatan Kerja 6
Bagian - 2 7
Prosedur Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Pengapian 7
• Petunjuk Servis 7
• Pemeriksaan Pendahuluan Sistem Pengapian 8
• Voltmeter dan Ampermeter 11
• Timing light 12
• Pengetesan Komponen Sistem Pengapian 14
• Kondensor Pengapian 17
• Kontak Point 17
• Ballast Resistor 18
• Kabel Tegangan Tinggi dan Tutup Distributor 18
• Kapasitor 19
• Pembangkit Pulsa 20
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia OTO.KR05.011.01
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 2/20
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
Bagian - 1
Pendahuluan
Modul ini terdiri dari tiga buku petunjuk yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku
Penilaian. Ketiga buku tersebut saling berhubungan dan menjadi referensi Modul
Pelatihan. Berikut ini adalah Buku Informasi.
Modul Pelatihan ini menggunakan Pelatihan Berbasis Kompetensi sebagai
pendekatan untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai di tempat kerja.
Pelatihan Berbasis Kompetensi memfokuskan pada keterampilan seseorang yang
harus dimilki di tempat kerja. Fokusnya adalah pada pencapaian keterampilan dan
bukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan.
Modul Pelatihan ini berdasarkan pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) adalah pernyataan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diakui secara nasional yang diperlukan
untuk penanganan perbaikan disektor otomotif.
Modul Pelatihan ini terutama digunakan sebagai Kriteria Penilaian terhadap Standar
Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) OTO.KR05.011.01
Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan
Pada modul Pelatihan ini, seseorang yang menyampaikan materi pelatihan lebih
dikenal sebagai Pelatih. Di sekolah-sekolah, institusi-institusi dan pusat-pusat
pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan guru, instruktur, pembimbing
atau sebutan lainnya.
Berkaitan dengan keterangan di atas, seseorang yang berusaha mencapai
kemampuan disebut sebagai Peserta Pelatihan. Pada sekolah-sekolah, institusi-
institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan
siswa, murid, pelajar, peserta, atau sebutan lainnya.
Pelatihan adalah proses pengajaran yang berlangsung di sekolah, institusi ataupun
Balai Latihan Kerja.
Disain Modul
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual/mandiri :
• Pelatihan Klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih.
• Pelatihan Individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta
dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan
bantuan dari pelatih.
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 3/20
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
Isi Modul
Buku Informasi
Buku Informasi ini adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan yang berisi :
• informasi yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan sebelum melaksanakan
praktek kerja.
Buku Kerja
Buku Kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan
Individual/mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:
• kegiatan-kegiatan akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan
memahami informasi
• kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.
• kegiatan penilaian untuk menilai pengetahuan peserta pelatihan
• kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktek kerja.
Buku Penilaian
Buku Penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
• kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan
• metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta
pelatihan
• sumber-sumber yang dapat digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan
• semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja
• petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek
• catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
Pelaksanaan modul
Pada Pelatihan Klasikal, pelatih akan :
• menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai
sumber pelatihan
• menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan
• menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan
pelatihan
• memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/tanggapan dan
menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja
• menggunakan Buku Penilaian untuk menilai jawaban/tanggapan dan hasil-hasil
peserta pelatihan pada Buku Kerja.
Pada Pelatihan Individual/mandiri, peserta pelatihan akan :
• menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 4/20
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
• menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja
• memberikan jawaban pada Buku Kerja
• mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja
• memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh Pelatih.
Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI)
Prasyarat
Kompetensi yang dibutuhkan sebelum memulai suatu kompetensi tertentu.
Elemen Kompetensi
Tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mencapai suatu keterampilan.
Kriteria Unjuk Kerja
Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjukkan keterampilan pada
setiap elemen.
Batasan Variabel
Ruang lingkup materi dan persyaratan yang memenuhi kriteria unjuk kerja yang
ditetapkan.
Panduan Penilaian
Merupakan petunjuk bagaimana peserta pelatihan dinilai berdasarkan kriteria unjuk
kerja.
Konteks
Merupakan penjelasan tentang dari mana, bagaimana dan metode penilaian apa
yang seharusnya digunakan.
Aspek-aspek yang diperlukan
Menentukan kegiatan inti yang harus dinilai.
Persyaratan Level Literasi dan Numerasi
Persyaratan Modul Literasi Level 1 dan Numerasi Level 1
Level Literasi
1 Kemampuan untuk membaca, memahami dan menghasilkan teks dasar.
2 Kemampuan untuk memahami hubungan yang kompleks pada teks dan
memahami informasi lisan dan tulisan yang diberikan.
3 Kemampuan untuk menulis, menganalisa kritik dan mengevaluasi teks.
Level Numerasi
1 Kemampuan untuk menggunakan simbul-simbul dasar, diagram, istilah
secara matematik dan dapat memahami konteks serta dapat
mengkomunikasikan secara matematik.
2 Kemampuan untuk menguji, memahami dan menggunakan konsep
matematik yang kompleks pada batasan konteks.
3 Kemampuan untuk menganalisa kritik, mengevaluasi dan menggunakan
simbol-simbol matematik, diagram, chart dan teori-teori yang kompleks.
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 5/20
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 6/20
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
Hasil Pelatihan
Setelah menyelesaikan materi pelatihan ini, tanpa bantuan peserta pelatihan lain
peserta pelatihan harus mengerti sistem prinsip dasar kerja mesin dan dapat
menjelaskan fungsi dari setiap sistem pada kendaraan :
• Memperagakan kegiatan praktek yang mengurangi resiko kecelakaan diri dan
kerusakan alat, peralatan, komponen dan kendaraan
• Memperkirakan kemungkinan kerusakan system pengapian dari gejala-gejala
yang terjadi.
• Memilih dan menggunakan peralatan uji yang sesuai.
• Menguji saat pengapian dan pemaju pengapian (advancer).
• Menguji dan memeriksa komponen system pengapian untuk menentukan
keterpakaiannya.
• Menganalisa hasil pengujian dan mengidentifikasi gangguan system pengapian.
Pengenalan
Pada program ini anda akan diperkenalkan pada prosedur pengujian dan peralatan
yang memungkinkan anda dapat mendiagnosa system pengapian otomotif.
Tujuannya adalah memberikan anda pengetahuan yang akan mendukung
keterampilan yang anda perlukan untuk mendiagnosa dan memperbaiki system
pengapian otomotif untuk memastikan system pengapian tersebut mampu
menghasilkan tegangan tinggi yang diperlukan untuk membakar campuran bahan
bakar/udara yang ada di dalam silinder.
Prasyarat
Sebelum mengikuti modul ini, peserta pelatihan harus sudah menyelesaikan modul
berikut ini :
• OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC)
Jika seorang peserta menyatakan dia mampu/cakap dalam menyelesaikan tugas-
tugas yang ditentukan pada hasil pelatihan, dia harus dapat membuktikan
kemampuannya kepada pelatih.
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 7/20
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
Keselamatan Kerja
Umum
Baca dan patuhi peraturan keamanan dan kesehatan yang diberikan sebelum anda
melaksanakan materi sistem pendingin dalam modul ini. Ringkasan materi yang
terdapat dalam modul OTO.KR01.016.01.- Mengikuti Prosedur Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.
Pribadi
Ikuti langkah-langkah pencegahan demi keamanan seperti yang tertera dalam modul
OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Modul ini dilaksanakan pada lingkungan kerja yang bebas dari gangguan.
Bekerja dengan listrik memerlukan keamanan yang sangat ketat.
Lakukan penanganan khusus saat menyentuh setiap sambungan listrik. Percikan
bunga api yang terjadi saat melakukan hubungan singkat atau saat menyambung/
melepas kabel potensial menimbulkan bahaya di lingkungan baterai.
Semua sistem pengapian listrik adalah berbahaya. Saat bekerja pada system
pengapian, selalu matikan aliran listrik atau melapas sumber tegangan.
Pekerjaan tersebut mencakup :
• Penggantian komponen seperti busi, koil pengapian, distributor dan kabel
tegangan tinggi, dll.
• Penyambungan peralatan uji engine seperti timing light strobo, dwell-tachometer
dan osiloskop pengapian, dll.
Saat menguji system pengapian dimana kunci kontak terhubung, tegangan yang
membahayakan ada di seluruh system. Dengan demikian pengujian hanya dilakukan
oleh mereka yang terampil.
Rangkaian listrik pada kendaraan perlu diperlakukan dengan hati-hati, berhati-hatilah
dengan apa yang anda sambung/lepas saat system kelistrikan terhubung pada
baterai. Kerusakan permanen mungkin terjadi pada peralatan elektronik.
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 8/20
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
Bagian – 2
Prosedur Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Pengapian
Petunjuk Servis
Komponen-komponen pengapian otomotif itu kompleks dan seringkali rapuh,
karenanya selalulah berhati-hati pada waktu melakukan prosedur servis.
Gagal dalam menjalankan pedoman servis dapat mengakibatkan kerusakan system
yang sangat merugikan.
Peringatan:
Beberapa macam servis mengharuskan system
pengapian energi tinggi dan system pengisian bahan
bakar tidak diaktifkan.
Amati prosedur yang dianjurkan berikut.
Penanganan yang tidak tepat dapat mengakibatkan:
- Kecelakaan atau kematian
- Kebakaran kendaraan
- Kerusakan engine
- Kerusakan komponen elektronik.
Gambar 1. Penanganan Servis Yang Aman.
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 9/20
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
Pencegahan:
Bila kendaraan mempunyai sistem bahan bakar elektronik komputernya
mempunyai memori yang memuat informasi diagnosa dalam bentuk kode.
Melepaskan hubungan terminal baterai dapat menghapus kode tsb. Bila
system bahan bakar rusak, pastikan kerusakannya dengan menggunakan
kode sebelum melepaskan baterai mobil.
* Memori dapat disusun kembali setelah beberapa urutan menghidupkan
mobill.
* Pelepasan baterai dapat mempengaruhi jam, radio dan memori kontrol
jelajah.
Catatan:
Perangkat pengaman memori tersedia.
Untuk lengkapnya, baca lebih rinci manual servis rutin dari pabrik.
Pemeriksaan Pendahuluan Sistem Pengapian
Untuk setiap kesalahan pengapian pemeriksaan visual pendahuluan harus dilakukan
dahulu sebelum melakukan prosedur diagnosa kerusakan yang lebih luas.
Gambar 2. Bidang-Bidang Pemeriksaan Sistem Pengapian.
- Periksalah semua pemasangan kawat listrik bila terbakar, isolasinya rusak
atau terminal-terminalnya longgar.
- Periksalah kabel bertegangan tinggi bila terbakar atau isolasinya rusak dan
terminal-terminalnya berkarat.
- Periksalah koil pengapian bila rusak atau olinya bocor.
- Periksalah distributornya bila sekrup-sekrupnya, kontak-kontaknya longgar,
generator sinyal rusak atau porosnya aus.
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 10/20
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
- Periksalah tutup distributor dan rotor bila retak, korosi atau elektroda-
elektrodanya terbakar.
- Periksalah busi bila isolasinya rusak atau ada tanda-tanda korslet.
Unjuk Kerja Sistem Pengapian
Engine modern dengan pembatasan emisi cenderung bekerja dengan menggunakan
campuran yang tipis dan perbandingan kompresi yang ringan. Bahkan dengan
rancangan engine yang sedemikian rupa dirancang untuk menghasilkan campuran
udara dan bahan bakar yagn mencukupi campuran tipis tersebut kadang-kadang
sulit terbakar. Juga tingkat emisi yang rendah telah menempatkan saat percikan
(spark timing) pada posisi yang sangat penting.
Sistem pengapian harus bekerja dengan baik untuk mencegah:
* unjuk kerja engine/kendaraan rendah
* terjadinya pemborosan bahan bakar
* tingkat emisi tinggi
Peringatan:
Sistem pengapian enerji tinggi dapat menyebabkan kejutan
listrik yang fatal.
Oleh sebab pengetesan koil-koil pengapian enerji tinggi yang menggunakan alat-alat
test sangat berbahaya, dan karenanya kabel-kabel tegangan tinggi rangkaian
terbuka menyebabkan komponen-komponen elektronik tidak bekerja, maka suatu
cara pengetesan kinerja system pengapian telah dikembangkan dengan
menggunakan ‘penguji busi’.
Busi test hanyalah sebuah busi dengan celah yang sangat lebar (max. 13 mm) dan
penjepit massa untuk pengaman (secure grounding).
Gambar 3. Busi Test.
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 11/20
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
Coil system yang akan ditest hanya dihubungkan ke busi melalui kabel bertegangan
tinggi. Busi dihubungkan ke ground (massa). Anda sekarang dapat menghidupkan
engine dengan aman. Coil pengapian dan system yang baik harus dengan mudah
dapat melompati celah tanpa gagal.
Catatan:
Menghubungkan busi test hanya dapat dilakukan bila pengapiannya dimatikan.
Penyebab-penyebab yang memungkinkan system pengapian gagal bekerja.
Percikan enerji yang kecil atau tidak terjadi pada satu atau lebih busi:
- Celah yang tidak pas, busi yang rusak atau kotor.
- Resistansi yang tinggi atau isolasi pada kabel-kabel tegangan tinggi rusak.
- Isolasi coil pengapian rusak/pecah.
- Tutup distributor atau isolasi rotor pecah atau elektrodanya terbakar.
- Lilitan sekunder coil pengapian rusak.
Tidak adanya Kontrol arus atau suplai tegangan primer:
- Sekring pengapian berbunyi
- Komponen-komponen atau lilitan rangkaian primer rusak atau resistansi
tinggi (saklar pengapian, resitor ballast, dsb.)
- Lilitan-lilitan primer coil pengapian rusak.
- Kontak-kontak pengapian terbakar atau dipasang tidak tepat.
- Kondensor pengapian rusak.
- Lilitan primer grounded.
- Unit kontrol pengapian elektronik gagal bekerja.
- Generator sinyal rusak.
Saat Pengapian Gagal:
- Saat pengapian.
- Pengaturan timing yang tidak tepat.
- Kontak-kontak pengapian dipasang tidak tepat.
- Unit advance vacuum rusak.
- Mekanisme advance mekanik rusak.
- Unit kontrol pengapian elektronik tidak berfungsi.
- Generator sinyal tidak berfungsi.
- Pengapian awal dikarenakan busi-busi, engine atau system kendali emisi
rusak.
Program ini membahas tentang penggunaan instrumen pengetesan yang telah
diseleksi dan menggambarkan secara singkat aspek-aspek pengoperasian engine
yang bervariasi yang dapat dicek.
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 12/20
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
Voltmeter dan Ampermeter
Voltmeter dan ampermeter digunakan dengan cara yang biasa untuk menentukan:
- Tegangan kerja system dan penurunan tegangan.
- Mengidentifikasi status sinyal, misalnya AC, DC atau pulsa DC.
- Status sinyal input dan output dari unit pengendali system pengapian.
- Arus yang mengalir pada rangkaian dan komponen.
Meter yang disatukan pada analyzer mungkin memerlukan pemilihan fungsi yang
berbeda untuk memungkinkannya bekerja secara terpisah dari fungsi analyzer.
Ampermeter analyzer umumnya menggunakan jenis pick-up induktif yang
dihubungkan ke rangkaian kendaraan.
Multimeter Digital
Multimeter digital disarankan oleh pabrik pembuat komponen dan kendaraan untuk
digunakan pada rangkaian dan peralatan elektronik.
Volt, amper dan ohmmeter digunakan untuk menguji kondisi rangkaian, nilai dan
keterpakaian komponen.
Fungsi multimeter digital lainnya seperti pemeriksa dioda dan frekuensi meter dapat
digunakan untuk mendiagnosa system pengapian dan keterpakaian komponen.
Fungsi frekuensi mampu mengukur:
- Ketersediaan output generator sinyal.
- Frekuensi output generator sinyal dibandingkan dengan variable lain yang
sudah diketahui seperti putaran mesin.
- Input dan output dari unit pengendali system pengapian elektronik.
Fungsi penguji dioda dapat digunakan untuk memeriksa keterpakaian:
- Dioda pelindung Kejutan Listrik pada system.
- Dioda operasi system.
- Keterpakaian transistor daya.
- Kontinuitas rangkaian.
Dwell Meter
Pengertian sudut dwell mengacu pada sudut permutaran distributor selama kontak
point tertutup. Sudut dwell harus diatur dengan benar sesuai spesifikasi pabrik, kalau
tidak kerja system akan terganggu.
Jika sudut dwell terlalu kecil (celah kontak point terlalu besar) koil pengapian
mungkin tidak mendapat cukup waktu untuk membangkitkan medan magnit, yang
akan menghasilkan tegangan sekunder yang lemah.
Jika sudut dwell terlalu besar (celah kontak point terlalu kecil) tegangan induksi
primer akan melompat diantara celah kontak point, bukannya mengisi kapasitor,
collapsenya medan magnit pada koil menjadi lambat yang akan mengakibatkan
tegangan sekunder menjadi rendah.
Keausan poros distributor atau mekanisme advancer dapat diidentifikasi dengan cara
menaikkan putaran mesin atau memberikan kevacuuman yang berbeda pada unit
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 13/20
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
vacuum dan mencatat variasi sudut dwell yang terbaca. Distributor yang memiliki
perbedaan lebih dari 20
perlu diperbaiki.
Gambar 4. Salah satu jenis Dwell meter
Pengoperasian Meter
Sambungan meter listrik biasanya ke terminal negatif coil pengapian dan massa.
Skala arus harus dipilih sesuai jenis dan jumlah silinder.
Hidupkan engine dan perhatikan pembacaan meter. Bila diperlukan setel celah
kontak poin. Periksa kembali pembacaan dwell meter.
Catatan:
- Selalu ikuti petunjuk penggunaan bila menggunakan dwell meter dimana
sambungan setiap meter dapat berbeda pada berbagai engine.
- Sudut dwell pada system pengapian elektronik sudah tertentu dan tidak dapat
distel.
Timing Light
Timing light digunakan untuk memeriksa dan menyetel saat pengapian sesuai
dengan sudut putar poros engkol dimana secara langsung berhubungan dengan
posisi piston.
Begitu saat pengapian disetel, selanjutnya akan dikendalikan oleh system pengatur
pegapian mekanik, vacuum atau elektronik. Timing light yang digunakan bersamaan
dengan meter pengatur pengapian memastikan system pemajuan pengapian bekerja
sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 14/20
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
Gambar 5. Penggunaan Timing Light
Pengoperasian Timing Light
- Timing light harus dihubungkan langsung ke baterai kendaraan untuk
menghasilkan arus pengoperasian dan pick-up induksi dihubungkan ke kabel
busi no. 1 untuk memicu pengoperasian lampu.
- Bersihkan dan atau tandai tanda-tanda saat pengapian engine dengan kapur.
- Temukan kondisi engine yang harus ditetapkan sebelum saat pengapian
diperiksa atau diatur.
Misalnya: - kecepatan idle
- selang vacuum yang harus dihubungkan atau dilepaskan
- Asesoris yang harus dihidupkan atau dimatikan.
- Hidupkan engine.
- Arahkan timing light ke tanda timing. Atur badan distributor untuk
menghasilkan saat pengapian engine sesuai dengan spesifikasi pabriknya.
Catatan:
- Selalulah mengikuti instruksi pengoperasian timing light.
- Selalulah menentukan saat pengapian sesuai spesifikasinya.
Meter Pengecek Timing Advance
Meter pengecek timing advance bergabung baik dengan engine analyzer maupun
dengan beberapa timing light. Skala dikalibrasi dalam derajat advance.
Ada saklar putar dengan posisi ‘off’ yang memungkinkan saat pengapian diatur.
Dengan memutar penuh saklar pengoperasian cahaya dapat diubah.
Dengan mengubah RPM engine atau vacuum yang diterapkan pada unit vacuum
advance tanda timing pada pulley engine akan bergerak. Saklar putar akan
memungkinkan lampu sorot menggerakkan tanda timing kembali ke posisi
pengaturan saat pengapian.
Meter pengecek advance akan menunjukkan derajat adance engine untuk kondisi
pengoprasian engine.
Catatan:
- Ikuti instruksi pengoperasian peralatan.
- Selalu gunakan engine sesuai spesifikasi pabrik.
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 15/20
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
Pengetesan Komponen Sistem Pengapian
Koil Pengapian
Pengecekan Lilitan Primer
Pemeriksaan resistansi dan kontinu harus dilakukan untuk mengetes lilitan primer.
Untuk mengetes lilitan primer, bacaan ohmmeter bawah dihubungkan pada kedua
terminal primer, dan bacaannya secara akurat dicatat. Bacaan tersebut harus cocok
dengan spesifikasi pabrik.
Contoh: Koil 12V – 2,5 sampai 3 Ohm
Koil Ballast – 1,5 sampai 2 Ohm
Koil Hei – 0,8 sampai 1 Ohm.
Gambar 6.Pengujian lilitan Primer
Bacaan yang benar akan menunjukkan bahwa baik rangkaian kontinu dan faktanya
tidak ada yang korslet.
Coil Lilitan Sekunder
Untuk mengetes lilitan sekunder maka test resistansi dan test kontinu harus
dilakukan pada lilitan sekunder. Ohmmeter (Diatur pada salah satu rentang yang
tinggi) dihubungkan diantara outlet tegangan tinggi dan salah satu dari terminal
primer. Pabrik menentukan rentang resistansi dimana nilai sekundernya berada.
Pengaturan umum dari nilai-nilai tersebut berada diantara 9.000 dan 12.000 ohm.
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 16/20
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
Gambar 7. Pengujian lilitan sekunder
Bacaan yang benar pada rentang yang telah ditetapkan akan menunjukkan baik
rangkaian yang lengkap dengan hubungan yang baik pada lilitan primer, maupun
lilitan-lilitan tidak korslet bersamaan.
Pengecekan Massa Isolasi
Untuk mengecek kesalahan pemassaan satu seri test lamp (lampu pengetes)
dihubungkan diantara satu dari terminal primer dan wadah logam coil.
Lampunya tidak boleh menyala. Bila menyala, coilnya rusak dan harus diganti.
Gambar 8. Pengujian Massa
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 17/20
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
Pengujian Output
Test output sekunder harus juga diterapkan pada koil dengan menghubungkannya
pada mesin pengetes yang dapat menghasilkan arus yang terganggu secara reguler
pada lilitan primer.
Catatan:
Hal ini meniru pengoperasian rangkaian primer pengaian bila enginenya sedang
bekerja.
Dengan menghubungkan outlet tegangan tinggi koil ke celah percikan bunga api
yang berubah-ubah, ‘ukuran’ maksimum percikan bunga api (atau enerji yang
tersedia) yang dapat diproduksi, dapat diukur. Hal tersebut harus dibandingkan
dengan coil yang baru, lebih kurang 13mm.
Catatan:
Pengujian ini harus dilakukan pada temperatur kerja koil.
Catatan penting: - Alat uji coil pengapian berdaya tinggi.
Alat uji output koil pengapian tidak boleh digunakan untuk menguji coil pengapian
yang berenerji tinggi yang dirancang untuk system pengapian elektronik.
Coil yang digunakan pada system pengapian elektronik berenerji tinggi mempunyai
resistansi primer yang sangat rendah. Pengujian coil ini dengan menggunakan alat
uji coil yang tidak dirancang untuk hal tersebut dapat menyebabkan alat ini
mengalami panas berlebihan (overheat) dimana hal ini dapat membuatnya meledak,
atau menyembur pada katup pengaman yang ada, menyirami operator dengan oli
yang mendidih dan menyebabkan kecelakaan yang berat.
Gambar 9. Coil pengapian Elektronik jeni H.E.I
(*Safety pressure relief valve)
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 18/20
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
Kondensor Pengapian
Ada tiga pengujian yang harus dilakukan terhadap kondensor.
Kebocoran – untuk memastikan arus tidak bocor melalui bahan penyekat dielektrik.
Kapasitas – untuk memeriksa keadaan plat untuk memastikan kondensor
mempunyai kapasitas untuk menyimpan semua enerji listrik.
Resistansi seri – untuk memeriksa sambungan kabel kondensor ke plat.
Gambar 10. Condenser Tester
Alat ukur kondensor otomotif harus digunakan sesuai dengan kondisi aslinya,
menyediakan tegangan dan siklus pengisian yang mensimulasikan kerjanya pada
engine.
Gunakan instruksi penggunaan meter untuk mendapatkan hasil pengujian yang
benar.
Kontak Point
Kontak point pengapian memerlukan perawatan yang tinggi walaupun berharga
murah yang sangat penting dalam system pengapian. Jika ada keragu-raguan
terhadap kontak point segeralah ganti.
Periksa permukaan kontak point, warna abu-abu menujukkan pemakaian normal,
permukaan yang berwarna biru tua terbakar menunjukkan salah satu dari:
- celah terlalu kecil.
- Kondensor rusak
- Lilitan koil rusak.
Pemeriksaan lainnya:
- kekuatan pegas.
- Kabel listrik dan sambungan.
- Celah kontak point.
- Keausan poros cam distriburtor.
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 19/20
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
Ballast Resistor
Ballast resistor diperiksa dengan menggunakan ohmmeter, dua kali yaitu saat engine
masih dingin dan pada temperatur kerja.
Gambar 11.Pengujian Ballast Resistor
Gunakan spesifikasi pabrik saat menguji keterpakaian ballast resistor.
Kabel Tegangan Tinggi dan Tutup Distributor
Resistansi kabel tegangan tinggi dan tutup distributor diperiksa dengan
menggunakana ohmmeter.
Gambar 12. Pengujian Kabel tegangan tinggi
Rentang nilai resistansi kabel tegangan tinggi biasanya berkisar antara 10 – 25 K
ohm, tergantung panjangnya.
Kabel yang diidentifikasi mempunyai resitansi tinggi harus dilepas dari distributor.
Terminalnya harus dilepas, periksa dan uji kembali jika terdapat permasalahan karat.
Tutup distributor harus diperiksa secara visual untuk mengetahui keretakan, terminal
yang berkarat atau rusak.
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 20/20
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
Kapasitor
Penguji kapasitor harus digunakan untuk menentukan:
• Kapasitas kapasitor
• Resistansi atau kebocoran insulator
• Resistansi seri
• Hubungan singkat atau ke massa
• Hubungan singkat internal rangkaian.
Untuk mengecek kapasitor dengan pengujian:
• Hubungkan salah satu kabel alat uji ke kabel kapasitor.
• Hubungkan ujung lainnya ke badan kapasitor.
• Hidupkan alat uji.
• Putar tombol penguji ke arah ‘ capacity’
• Perhatikan pembacaan alat ukur dan bandingkan dengan spesififkasi pabrik.
• Putar tombol penguji ke arah ‘leakage’.
• Perhatikan pembacaan alat ukur. Penunjukan jarum harus di luar garis
merah.
• Putar tombol penguji ke arah ‘series resistance’.
• Perhatikan pembacaan alat ukur. Penunjukan jarum harus di dalam garis
merah.
Catatan:
Hubungan singkat ke massa atau hubungan singkat di dalam rangkaian akan
terdeteksi dengan salah satu pengujian ini. Kapasitor dapat diuji dengan
menggunakan alat uji osiloskop.
Gambar 13: Pengujian Capacitor
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 21/20
Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical
Pembangkit Pulsa
Untuk mengetest pembangkit pulsa pada distributor pengapian elektronik
• Gunakan ohmmeter dan aturlah pada rentang terrendah.
• Masukkan setiap kabel ke kabel tegangan tinggi dari pembangkit pulsa.
• Periksa pembacaan meter dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik.
Gambar 14. Pengujian Pembangkit Pulsa
Modul Pengendali Pengapian Elektronik
Karena tidak ada cara yang umum dalam pemeriksaan kotak pemicu, disarankan
mengikuti petunjuk yang dijelaskan oleh pabrik.
Instrumen pengujian yang digunakan adalah:
• Ohmmeter.
• Voltmeter.
• Pada beberapa kasus, baterai kering 1,5 V.
Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 22/20

More Related Content

What's hot

05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)Eko Supriyadi
 
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)Eko Supriyadi
 
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-10-k (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-10-k (3)Pelatihan cbt otomotif 10 001-10-k (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-10-k (3)Eko Supriyadi
 
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (1)Eko Supriyadi
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)Eko Supriyadi
 
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 8 k (1)
Pelatihan cbt otomotif 8 k (1)Pelatihan cbt otomotif 8 k (1)
Pelatihan cbt otomotif 8 k (1)Eko Supriyadi
 

What's hot (19)

05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)
 
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
 
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-10-k (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-10-k (3)Pelatihan cbt otomotif 10 001-10-k (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-10-k (3)
 
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (1)
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-14-i (1)
 
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
 
Pelatihan cbt otomotif 8 k (1)
Pelatihan cbt otomotif 8 k (1)Pelatihan cbt otomotif 8 k (1)
Pelatihan cbt otomotif 8 k (1)
 

Similar to DIAGNOSA SISTEM PENGAPIAN

20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 

Similar to DIAGNOSA SISTEM PENGAPIAN (15)

20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 

More from Eko Supriyadi

Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabKamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabEko Supriyadi
 
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Eko Supriyadi
 
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomKata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomEko Supriyadi
 
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019   salinanPermendikbud nomor 16 tahun 2019   salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinanEko Supriyadi
 
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaBuku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaEko Supriyadi
 
1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didikEko Supriyadi
 
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaJabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaEko Supriyadi
 
Ppt penyusunan soal hots
Ppt  penyusunan soal  hotsPpt  penyusunan soal  hots
Ppt penyusunan soal hotsEko Supriyadi
 
Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Eko Supriyadi
 
Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifikPendekatan saintifik
Pendekatan saintifikEko Supriyadi
 
Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Eko Supriyadi
 
Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Eko Supriyadi
 
Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Eko Supriyadi
 
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdLk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdEko Supriyadi
 

More from Eko Supriyadi (20)

Metode pembelajaran
Metode pembelajaranMetode pembelajaran
Metode pembelajaran
 
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabKamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
 
Hots templates 2019
Hots templates  2019Hots templates  2019
Hots templates 2019
 
Buku penilaian hots
Buku penilaian hotsBuku penilaian hots
Buku penilaian hots
 
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
 
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomKata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
 
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019   salinanPermendikbud nomor 16 tahun 2019   salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
 
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaBuku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
 
1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik
 
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaJabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
 
Teori x y
Teori   x yTeori   x y
Teori x y
 
Ppt penyusunan soal hots
Ppt  penyusunan soal  hotsPpt  penyusunan soal  hots
Ppt penyusunan soal hots
 
Personality plus
Personality plusPersonality plus
Personality plus
 
Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2
 
Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifikPendekatan saintifik
Pendekatan saintifik
 
Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016
 
Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013
 
Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017
 
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdLk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
 
Literacy mh
Literacy mhLiteracy mh
Literacy mh
 

DIAGNOSA SISTEM PENGAPIAN

  • 1. BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF KENDARAAN RINGAN ELECTRICAL DIAGNOSA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL OTO.KR05.011.01 MODUL 4 DARI 5 BUKU INFORMASI
  • 2. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical Daftar Isi Halaman Bagian - 1 2 Pendahuluan 2 Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan 2 Disain Modul 2 Isi Modul 3 Pelaksanaan Modul 3 Definisi istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) 4 Hasil Pelatihan 5 Pengenalan 5 Prasyarat 5 Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC) 5 Keselamatan Kerja 6 Bagian - 2 7 Prosedur Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Pengapian 7 • Petunjuk Servis 7 • Pemeriksaan Pendahuluan Sistem Pengapian 8 • Voltmeter dan Ampermeter 11 • Timing light 12 • Pengetesan Komponen Sistem Pengapian 14 • Kondensor Pengapian 17 • Kontak Point 17 • Ballast Resistor 18 • Kabel Tegangan Tinggi dan Tutup Distributor 18 • Kapasitor 19 • Pembangkit Pulsa 20 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia OTO.KR05.011.01 Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 2/20
  • 3. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical Bagian - 1 Pendahuluan Modul ini terdiri dari tiga buku petunjuk yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian. Ketiga buku tersebut saling berhubungan dan menjadi referensi Modul Pelatihan. Berikut ini adalah Buku Informasi. Modul Pelatihan ini menggunakan Pelatihan Berbasis Kompetensi sebagai pendekatan untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai di tempat kerja. Pelatihan Berbasis Kompetensi memfokuskan pada keterampilan seseorang yang harus dimilki di tempat kerja. Fokusnya adalah pada pencapaian keterampilan dan bukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan. Modul Pelatihan ini berdasarkan pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) adalah pernyataan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diakui secara nasional yang diperlukan untuk penanganan perbaikan disektor otomotif. Modul Pelatihan ini terutama digunakan sebagai Kriteria Penilaian terhadap Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) OTO.KR05.011.01 Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan Pada modul Pelatihan ini, seseorang yang menyampaikan materi pelatihan lebih dikenal sebagai Pelatih. Di sekolah-sekolah, institusi-institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan guru, instruktur, pembimbing atau sebutan lainnya. Berkaitan dengan keterangan di atas, seseorang yang berusaha mencapai kemampuan disebut sebagai Peserta Pelatihan. Pada sekolah-sekolah, institusi- institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan siswa, murid, pelajar, peserta, atau sebutan lainnya. Pelatihan adalah proses pengajaran yang berlangsung di sekolah, institusi ataupun Balai Latihan Kerja. Disain Modul Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri : • Pelatihan Klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih. • Pelatihan Individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih. Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 3/20
  • 4. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical Isi Modul Buku Informasi Buku Informasi ini adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan yang berisi : • informasi yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan sebelum melaksanakan praktek kerja. Buku Kerja Buku Kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual/mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi: • kegiatan-kegiatan akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi • kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. • kegiatan penilaian untuk menilai pengetahuan peserta pelatihan • kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja. Buku Penilaian Buku Penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : • kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan • metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan • sumber-sumber yang dapat digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan • semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja • petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek • catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Pelaksanaan modul Pada Pelatihan Klasikal, pelatih akan : • menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan • menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan • menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan • memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja • menggunakan Buku Penilaian untuk menilai jawaban/tanggapan dan hasil-hasil peserta pelatihan pada Buku Kerja. Pada Pelatihan Individual/mandiri, peserta pelatihan akan : • menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 4/20
  • 5. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical • menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja • memberikan jawaban pada Buku Kerja • mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja • memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh Pelatih. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Prasyarat Kompetensi yang dibutuhkan sebelum memulai suatu kompetensi tertentu. Elemen Kompetensi Tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mencapai suatu keterampilan. Kriteria Unjuk Kerja Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjukkan keterampilan pada setiap elemen. Batasan Variabel Ruang lingkup materi dan persyaratan yang memenuhi kriteria unjuk kerja yang ditetapkan. Panduan Penilaian Merupakan petunjuk bagaimana peserta pelatihan dinilai berdasarkan kriteria unjuk kerja. Konteks Merupakan penjelasan tentang dari mana, bagaimana dan metode penilaian apa yang seharusnya digunakan. Aspek-aspek yang diperlukan Menentukan kegiatan inti yang harus dinilai. Persyaratan Level Literasi dan Numerasi Persyaratan Modul Literasi Level 1 dan Numerasi Level 1 Level Literasi 1 Kemampuan untuk membaca, memahami dan menghasilkan teks dasar. 2 Kemampuan untuk memahami hubungan yang kompleks pada teks dan memahami informasi lisan dan tulisan yang diberikan. 3 Kemampuan untuk menulis, menganalisa kritik dan mengevaluasi teks. Level Numerasi 1 Kemampuan untuk menggunakan simbul-simbul dasar, diagram, istilah secara matematik dan dapat memahami konteks serta dapat mengkomunikasikan secara matematik. 2 Kemampuan untuk menguji, memahami dan menggunakan konsep matematik yang kompleks pada batasan konteks. 3 Kemampuan untuk menganalisa kritik, mengevaluasi dan menggunakan simbol-simbol matematik, diagram, chart dan teori-teori yang kompleks. Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 5/20
  • 6. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 6/20
  • 7. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical Hasil Pelatihan Setelah menyelesaikan materi pelatihan ini, tanpa bantuan peserta pelatihan lain peserta pelatihan harus mengerti sistem prinsip dasar kerja mesin dan dapat menjelaskan fungsi dari setiap sistem pada kendaraan : • Memperagakan kegiatan praktek yang mengurangi resiko kecelakaan diri dan kerusakan alat, peralatan, komponen dan kendaraan • Memperkirakan kemungkinan kerusakan system pengapian dari gejala-gejala yang terjadi. • Memilih dan menggunakan peralatan uji yang sesuai. • Menguji saat pengapian dan pemaju pengapian (advancer). • Menguji dan memeriksa komponen system pengapian untuk menentukan keterpakaiannya. • Menganalisa hasil pengujian dan mengidentifikasi gangguan system pengapian. Pengenalan Pada program ini anda akan diperkenalkan pada prosedur pengujian dan peralatan yang memungkinkan anda dapat mendiagnosa system pengapian otomotif. Tujuannya adalah memberikan anda pengetahuan yang akan mendukung keterampilan yang anda perlukan untuk mendiagnosa dan memperbaiki system pengapian otomotif untuk memastikan system pengapian tersebut mampu menghasilkan tegangan tinggi yang diperlukan untuk membakar campuran bahan bakar/udara yang ada di dalam silinder. Prasyarat Sebelum mengikuti modul ini, peserta pelatihan harus sudah menyelesaikan modul berikut ini : • OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC) Jika seorang peserta menyatakan dia mampu/cakap dalam menyelesaikan tugas- tugas yang ditentukan pada hasil pelatihan, dia harus dapat membuktikan kemampuannya kepada pelatih. Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 7/20
  • 8. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical Keselamatan Kerja Umum Baca dan patuhi peraturan keamanan dan kesehatan yang diberikan sebelum anda melaksanakan materi sistem pendingin dalam modul ini. Ringkasan materi yang terdapat dalam modul OTO.KR01.016.01.- Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Pribadi Ikuti langkah-langkah pencegahan demi keamanan seperti yang tertera dalam modul OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Modul ini dilaksanakan pada lingkungan kerja yang bebas dari gangguan. Bekerja dengan listrik memerlukan keamanan yang sangat ketat. Lakukan penanganan khusus saat menyentuh setiap sambungan listrik. Percikan bunga api yang terjadi saat melakukan hubungan singkat atau saat menyambung/ melepas kabel potensial menimbulkan bahaya di lingkungan baterai. Semua sistem pengapian listrik adalah berbahaya. Saat bekerja pada system pengapian, selalu matikan aliran listrik atau melapas sumber tegangan. Pekerjaan tersebut mencakup : • Penggantian komponen seperti busi, koil pengapian, distributor dan kabel tegangan tinggi, dll. • Penyambungan peralatan uji engine seperti timing light strobo, dwell-tachometer dan osiloskop pengapian, dll. Saat menguji system pengapian dimana kunci kontak terhubung, tegangan yang membahayakan ada di seluruh system. Dengan demikian pengujian hanya dilakukan oleh mereka yang terampil. Rangkaian listrik pada kendaraan perlu diperlakukan dengan hati-hati, berhati-hatilah dengan apa yang anda sambung/lepas saat system kelistrikan terhubung pada baterai. Kerusakan permanen mungkin terjadi pada peralatan elektronik. Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 8/20
  • 9. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical Bagian – 2 Prosedur Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Pengapian Petunjuk Servis Komponen-komponen pengapian otomotif itu kompleks dan seringkali rapuh, karenanya selalulah berhati-hati pada waktu melakukan prosedur servis. Gagal dalam menjalankan pedoman servis dapat mengakibatkan kerusakan system yang sangat merugikan. Peringatan: Beberapa macam servis mengharuskan system pengapian energi tinggi dan system pengisian bahan bakar tidak diaktifkan. Amati prosedur yang dianjurkan berikut. Penanganan yang tidak tepat dapat mengakibatkan: - Kecelakaan atau kematian - Kebakaran kendaraan - Kerusakan engine - Kerusakan komponen elektronik. Gambar 1. Penanganan Servis Yang Aman. Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 9/20
  • 10. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical Pencegahan: Bila kendaraan mempunyai sistem bahan bakar elektronik komputernya mempunyai memori yang memuat informasi diagnosa dalam bentuk kode. Melepaskan hubungan terminal baterai dapat menghapus kode tsb. Bila system bahan bakar rusak, pastikan kerusakannya dengan menggunakan kode sebelum melepaskan baterai mobil. * Memori dapat disusun kembali setelah beberapa urutan menghidupkan mobill. * Pelepasan baterai dapat mempengaruhi jam, radio dan memori kontrol jelajah. Catatan: Perangkat pengaman memori tersedia. Untuk lengkapnya, baca lebih rinci manual servis rutin dari pabrik. Pemeriksaan Pendahuluan Sistem Pengapian Untuk setiap kesalahan pengapian pemeriksaan visual pendahuluan harus dilakukan dahulu sebelum melakukan prosedur diagnosa kerusakan yang lebih luas. Gambar 2. Bidang-Bidang Pemeriksaan Sistem Pengapian. - Periksalah semua pemasangan kawat listrik bila terbakar, isolasinya rusak atau terminal-terminalnya longgar. - Periksalah kabel bertegangan tinggi bila terbakar atau isolasinya rusak dan terminal-terminalnya berkarat. - Periksalah koil pengapian bila rusak atau olinya bocor. - Periksalah distributornya bila sekrup-sekrupnya, kontak-kontaknya longgar, generator sinyal rusak atau porosnya aus. Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 10/20
  • 11. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical - Periksalah tutup distributor dan rotor bila retak, korosi atau elektroda- elektrodanya terbakar. - Periksalah busi bila isolasinya rusak atau ada tanda-tanda korslet. Unjuk Kerja Sistem Pengapian Engine modern dengan pembatasan emisi cenderung bekerja dengan menggunakan campuran yang tipis dan perbandingan kompresi yang ringan. Bahkan dengan rancangan engine yang sedemikian rupa dirancang untuk menghasilkan campuran udara dan bahan bakar yagn mencukupi campuran tipis tersebut kadang-kadang sulit terbakar. Juga tingkat emisi yang rendah telah menempatkan saat percikan (spark timing) pada posisi yang sangat penting. Sistem pengapian harus bekerja dengan baik untuk mencegah: * unjuk kerja engine/kendaraan rendah * terjadinya pemborosan bahan bakar * tingkat emisi tinggi Peringatan: Sistem pengapian enerji tinggi dapat menyebabkan kejutan listrik yang fatal. Oleh sebab pengetesan koil-koil pengapian enerji tinggi yang menggunakan alat-alat test sangat berbahaya, dan karenanya kabel-kabel tegangan tinggi rangkaian terbuka menyebabkan komponen-komponen elektronik tidak bekerja, maka suatu cara pengetesan kinerja system pengapian telah dikembangkan dengan menggunakan ‘penguji busi’. Busi test hanyalah sebuah busi dengan celah yang sangat lebar (max. 13 mm) dan penjepit massa untuk pengaman (secure grounding). Gambar 3. Busi Test. Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 11/20
  • 12. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical Coil system yang akan ditest hanya dihubungkan ke busi melalui kabel bertegangan tinggi. Busi dihubungkan ke ground (massa). Anda sekarang dapat menghidupkan engine dengan aman. Coil pengapian dan system yang baik harus dengan mudah dapat melompati celah tanpa gagal. Catatan: Menghubungkan busi test hanya dapat dilakukan bila pengapiannya dimatikan. Penyebab-penyebab yang memungkinkan system pengapian gagal bekerja. Percikan enerji yang kecil atau tidak terjadi pada satu atau lebih busi: - Celah yang tidak pas, busi yang rusak atau kotor. - Resistansi yang tinggi atau isolasi pada kabel-kabel tegangan tinggi rusak. - Isolasi coil pengapian rusak/pecah. - Tutup distributor atau isolasi rotor pecah atau elektrodanya terbakar. - Lilitan sekunder coil pengapian rusak. Tidak adanya Kontrol arus atau suplai tegangan primer: - Sekring pengapian berbunyi - Komponen-komponen atau lilitan rangkaian primer rusak atau resistansi tinggi (saklar pengapian, resitor ballast, dsb.) - Lilitan-lilitan primer coil pengapian rusak. - Kontak-kontak pengapian terbakar atau dipasang tidak tepat. - Kondensor pengapian rusak. - Lilitan primer grounded. - Unit kontrol pengapian elektronik gagal bekerja. - Generator sinyal rusak. Saat Pengapian Gagal: - Saat pengapian. - Pengaturan timing yang tidak tepat. - Kontak-kontak pengapian dipasang tidak tepat. - Unit advance vacuum rusak. - Mekanisme advance mekanik rusak. - Unit kontrol pengapian elektronik tidak berfungsi. - Generator sinyal tidak berfungsi. - Pengapian awal dikarenakan busi-busi, engine atau system kendali emisi rusak. Program ini membahas tentang penggunaan instrumen pengetesan yang telah diseleksi dan menggambarkan secara singkat aspek-aspek pengoperasian engine yang bervariasi yang dapat dicek. Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 12/20
  • 13. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical Voltmeter dan Ampermeter Voltmeter dan ampermeter digunakan dengan cara yang biasa untuk menentukan: - Tegangan kerja system dan penurunan tegangan. - Mengidentifikasi status sinyal, misalnya AC, DC atau pulsa DC. - Status sinyal input dan output dari unit pengendali system pengapian. - Arus yang mengalir pada rangkaian dan komponen. Meter yang disatukan pada analyzer mungkin memerlukan pemilihan fungsi yang berbeda untuk memungkinkannya bekerja secara terpisah dari fungsi analyzer. Ampermeter analyzer umumnya menggunakan jenis pick-up induktif yang dihubungkan ke rangkaian kendaraan. Multimeter Digital Multimeter digital disarankan oleh pabrik pembuat komponen dan kendaraan untuk digunakan pada rangkaian dan peralatan elektronik. Volt, amper dan ohmmeter digunakan untuk menguji kondisi rangkaian, nilai dan keterpakaian komponen. Fungsi multimeter digital lainnya seperti pemeriksa dioda dan frekuensi meter dapat digunakan untuk mendiagnosa system pengapian dan keterpakaian komponen. Fungsi frekuensi mampu mengukur: - Ketersediaan output generator sinyal. - Frekuensi output generator sinyal dibandingkan dengan variable lain yang sudah diketahui seperti putaran mesin. - Input dan output dari unit pengendali system pengapian elektronik. Fungsi penguji dioda dapat digunakan untuk memeriksa keterpakaian: - Dioda pelindung Kejutan Listrik pada system. - Dioda operasi system. - Keterpakaian transistor daya. - Kontinuitas rangkaian. Dwell Meter Pengertian sudut dwell mengacu pada sudut permutaran distributor selama kontak point tertutup. Sudut dwell harus diatur dengan benar sesuai spesifikasi pabrik, kalau tidak kerja system akan terganggu. Jika sudut dwell terlalu kecil (celah kontak point terlalu besar) koil pengapian mungkin tidak mendapat cukup waktu untuk membangkitkan medan magnit, yang akan menghasilkan tegangan sekunder yang lemah. Jika sudut dwell terlalu besar (celah kontak point terlalu kecil) tegangan induksi primer akan melompat diantara celah kontak point, bukannya mengisi kapasitor, collapsenya medan magnit pada koil menjadi lambat yang akan mengakibatkan tegangan sekunder menjadi rendah. Keausan poros distributor atau mekanisme advancer dapat diidentifikasi dengan cara menaikkan putaran mesin atau memberikan kevacuuman yang berbeda pada unit Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 13/20
  • 14. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical vacuum dan mencatat variasi sudut dwell yang terbaca. Distributor yang memiliki perbedaan lebih dari 20 perlu diperbaiki. Gambar 4. Salah satu jenis Dwell meter Pengoperasian Meter Sambungan meter listrik biasanya ke terminal negatif coil pengapian dan massa. Skala arus harus dipilih sesuai jenis dan jumlah silinder. Hidupkan engine dan perhatikan pembacaan meter. Bila diperlukan setel celah kontak poin. Periksa kembali pembacaan dwell meter. Catatan: - Selalu ikuti petunjuk penggunaan bila menggunakan dwell meter dimana sambungan setiap meter dapat berbeda pada berbagai engine. - Sudut dwell pada system pengapian elektronik sudah tertentu dan tidak dapat distel. Timing Light Timing light digunakan untuk memeriksa dan menyetel saat pengapian sesuai dengan sudut putar poros engkol dimana secara langsung berhubungan dengan posisi piston. Begitu saat pengapian disetel, selanjutnya akan dikendalikan oleh system pengatur pegapian mekanik, vacuum atau elektronik. Timing light yang digunakan bersamaan dengan meter pengatur pengapian memastikan system pemajuan pengapian bekerja sesuai dengan spesifikasi pabrik. Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 14/20
  • 15. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical Gambar 5. Penggunaan Timing Light Pengoperasian Timing Light - Timing light harus dihubungkan langsung ke baterai kendaraan untuk menghasilkan arus pengoperasian dan pick-up induksi dihubungkan ke kabel busi no. 1 untuk memicu pengoperasian lampu. - Bersihkan dan atau tandai tanda-tanda saat pengapian engine dengan kapur. - Temukan kondisi engine yang harus ditetapkan sebelum saat pengapian diperiksa atau diatur. Misalnya: - kecepatan idle - selang vacuum yang harus dihubungkan atau dilepaskan - Asesoris yang harus dihidupkan atau dimatikan. - Hidupkan engine. - Arahkan timing light ke tanda timing. Atur badan distributor untuk menghasilkan saat pengapian engine sesuai dengan spesifikasi pabriknya. Catatan: - Selalulah mengikuti instruksi pengoperasian timing light. - Selalulah menentukan saat pengapian sesuai spesifikasinya. Meter Pengecek Timing Advance Meter pengecek timing advance bergabung baik dengan engine analyzer maupun dengan beberapa timing light. Skala dikalibrasi dalam derajat advance. Ada saklar putar dengan posisi ‘off’ yang memungkinkan saat pengapian diatur. Dengan memutar penuh saklar pengoperasian cahaya dapat diubah. Dengan mengubah RPM engine atau vacuum yang diterapkan pada unit vacuum advance tanda timing pada pulley engine akan bergerak. Saklar putar akan memungkinkan lampu sorot menggerakkan tanda timing kembali ke posisi pengaturan saat pengapian. Meter pengecek advance akan menunjukkan derajat adance engine untuk kondisi pengoprasian engine. Catatan: - Ikuti instruksi pengoperasian peralatan. - Selalu gunakan engine sesuai spesifikasi pabrik. Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 15/20
  • 16. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical Pengetesan Komponen Sistem Pengapian Koil Pengapian Pengecekan Lilitan Primer Pemeriksaan resistansi dan kontinu harus dilakukan untuk mengetes lilitan primer. Untuk mengetes lilitan primer, bacaan ohmmeter bawah dihubungkan pada kedua terminal primer, dan bacaannya secara akurat dicatat. Bacaan tersebut harus cocok dengan spesifikasi pabrik. Contoh: Koil 12V – 2,5 sampai 3 Ohm Koil Ballast – 1,5 sampai 2 Ohm Koil Hei – 0,8 sampai 1 Ohm. Gambar 6.Pengujian lilitan Primer Bacaan yang benar akan menunjukkan bahwa baik rangkaian kontinu dan faktanya tidak ada yang korslet. Coil Lilitan Sekunder Untuk mengetes lilitan sekunder maka test resistansi dan test kontinu harus dilakukan pada lilitan sekunder. Ohmmeter (Diatur pada salah satu rentang yang tinggi) dihubungkan diantara outlet tegangan tinggi dan salah satu dari terminal primer. Pabrik menentukan rentang resistansi dimana nilai sekundernya berada. Pengaturan umum dari nilai-nilai tersebut berada diantara 9.000 dan 12.000 ohm. Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 16/20
  • 17. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical Gambar 7. Pengujian lilitan sekunder Bacaan yang benar pada rentang yang telah ditetapkan akan menunjukkan baik rangkaian yang lengkap dengan hubungan yang baik pada lilitan primer, maupun lilitan-lilitan tidak korslet bersamaan. Pengecekan Massa Isolasi Untuk mengecek kesalahan pemassaan satu seri test lamp (lampu pengetes) dihubungkan diantara satu dari terminal primer dan wadah logam coil. Lampunya tidak boleh menyala. Bila menyala, coilnya rusak dan harus diganti. Gambar 8. Pengujian Massa Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 17/20
  • 18. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical Pengujian Output Test output sekunder harus juga diterapkan pada koil dengan menghubungkannya pada mesin pengetes yang dapat menghasilkan arus yang terganggu secara reguler pada lilitan primer. Catatan: Hal ini meniru pengoperasian rangkaian primer pengaian bila enginenya sedang bekerja. Dengan menghubungkan outlet tegangan tinggi koil ke celah percikan bunga api yang berubah-ubah, ‘ukuran’ maksimum percikan bunga api (atau enerji yang tersedia) yang dapat diproduksi, dapat diukur. Hal tersebut harus dibandingkan dengan coil yang baru, lebih kurang 13mm. Catatan: Pengujian ini harus dilakukan pada temperatur kerja koil. Catatan penting: - Alat uji coil pengapian berdaya tinggi. Alat uji output koil pengapian tidak boleh digunakan untuk menguji coil pengapian yang berenerji tinggi yang dirancang untuk system pengapian elektronik. Coil yang digunakan pada system pengapian elektronik berenerji tinggi mempunyai resistansi primer yang sangat rendah. Pengujian coil ini dengan menggunakan alat uji coil yang tidak dirancang untuk hal tersebut dapat menyebabkan alat ini mengalami panas berlebihan (overheat) dimana hal ini dapat membuatnya meledak, atau menyembur pada katup pengaman yang ada, menyirami operator dengan oli yang mendidih dan menyebabkan kecelakaan yang berat. Gambar 9. Coil pengapian Elektronik jeni H.E.I (*Safety pressure relief valve) Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 18/20
  • 19. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical Kondensor Pengapian Ada tiga pengujian yang harus dilakukan terhadap kondensor. Kebocoran – untuk memastikan arus tidak bocor melalui bahan penyekat dielektrik. Kapasitas – untuk memeriksa keadaan plat untuk memastikan kondensor mempunyai kapasitas untuk menyimpan semua enerji listrik. Resistansi seri – untuk memeriksa sambungan kabel kondensor ke plat. Gambar 10. Condenser Tester Alat ukur kondensor otomotif harus digunakan sesuai dengan kondisi aslinya, menyediakan tegangan dan siklus pengisian yang mensimulasikan kerjanya pada engine. Gunakan instruksi penggunaan meter untuk mendapatkan hasil pengujian yang benar. Kontak Point Kontak point pengapian memerlukan perawatan yang tinggi walaupun berharga murah yang sangat penting dalam system pengapian. Jika ada keragu-raguan terhadap kontak point segeralah ganti. Periksa permukaan kontak point, warna abu-abu menujukkan pemakaian normal, permukaan yang berwarna biru tua terbakar menunjukkan salah satu dari: - celah terlalu kecil. - Kondensor rusak - Lilitan koil rusak. Pemeriksaan lainnya: - kekuatan pegas. - Kabel listrik dan sambungan. - Celah kontak point. - Keausan poros cam distriburtor. Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 19/20
  • 20. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical Ballast Resistor Ballast resistor diperiksa dengan menggunakan ohmmeter, dua kali yaitu saat engine masih dingin dan pada temperatur kerja. Gambar 11.Pengujian Ballast Resistor Gunakan spesifikasi pabrik saat menguji keterpakaian ballast resistor. Kabel Tegangan Tinggi dan Tutup Distributor Resistansi kabel tegangan tinggi dan tutup distributor diperiksa dengan menggunakana ohmmeter. Gambar 12. Pengujian Kabel tegangan tinggi Rentang nilai resistansi kabel tegangan tinggi biasanya berkisar antara 10 – 25 K ohm, tergantung panjangnya. Kabel yang diidentifikasi mempunyai resitansi tinggi harus dilepas dari distributor. Terminalnya harus dilepas, periksa dan uji kembali jika terdapat permasalahan karat. Tutup distributor harus diperiksa secara visual untuk mengetahui keretakan, terminal yang berkarat atau rusak. Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 20/20
  • 21. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical Kapasitor Penguji kapasitor harus digunakan untuk menentukan: • Kapasitas kapasitor • Resistansi atau kebocoran insulator • Resistansi seri • Hubungan singkat atau ke massa • Hubungan singkat internal rangkaian. Untuk mengecek kapasitor dengan pengujian: • Hubungkan salah satu kabel alat uji ke kabel kapasitor. • Hubungkan ujung lainnya ke badan kapasitor. • Hidupkan alat uji. • Putar tombol penguji ke arah ‘ capacity’ • Perhatikan pembacaan alat ukur dan bandingkan dengan spesififkasi pabrik. • Putar tombol penguji ke arah ‘leakage’. • Perhatikan pembacaan alat ukur. Penunjukan jarum harus di luar garis merah. • Putar tombol penguji ke arah ‘series resistance’. • Perhatikan pembacaan alat ukur. Penunjukan jarum harus di dalam garis merah. Catatan: Hubungan singkat ke massa atau hubungan singkat di dalam rangkaian akan terdeteksi dengan salah satu pengujian ini. Kapasitor dapat diuji dengan menggunakan alat uji osiloskop. Gambar 13: Pengujian Capacitor Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 21/20
  • 22. Sektor Otomotif Sub Sektor Perbaikan Kendaraan Ringan Electrical Pembangkit Pulsa Untuk mengetest pembangkit pulsa pada distributor pengapian elektronik • Gunakan ohmmeter dan aturlah pada rentang terrendah. • Masukkan setiap kabel ke kabel tegangan tinggi dari pembangkit pulsa. • Periksa pembacaan meter dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik. Gambar 14. Pengujian Pembangkit Pulsa Modul Pengendali Pengapian Elektronik Karena tidak ada cara yang umum dalam pemeriksaan kotak pemicu, disarankan mengikuti petunjuk yang dijelaskan oleh pabrik. Instrumen pengujian yang digunakan adalah: • Ohmmeter. • Voltmeter. • Pada beberapa kasus, baterai kering 1,5 V. Diagnosa Sistem Pengapian - Konvensional OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 22/20