Dokumen tersebut membahas beberapa hal berikut: 1) klasifikasi mutu kayu menjadi mutu A, B, dan C berdasarkan kualitas permukaan, pola serat, dan kelurusan batang; 2) perbedaan antara kayu keras dan kayu lunak berdasarkan bentuk daunnya; 3) fungsi struktural kayu untuk menahan beban tarik, tekan, lentur, dan geser pada bangunan.
3. Menurut Ariestadi, terdapat 3 macam
mutu kayu dalam perdagangan, yaitu:
mutu A, mutu B, dan mutu C.
Klasifikasi mutu kayu merupakan
penggolongan kayu secara visual terkait
dengan kualitas muka kayu, seperti: cacat,
pola serat, dan kelurusan batang, serta
kadar air.
Klasifikasi
5. Menurut Dumanauw (1982) kayu merupakan bahan
mentah yang didapatkan dari kekayaan alam.
Kayu dikatagorikan atau diklasifikasikan ke dalam
dua jenis yaitu, kayu keras (hard wood) dan kayu
lunak (soft wood). Keduanya termasuk dalam divisi
spermatophyta yang berarti tumbuhan berbiji.
Kayu lunak memiliki daun yang menyerupai jarum,
sedangkan kayu keras memiliki daun yang lebih
lebar.
Untuk ciri ciri daun lebar dan daun jarum adalah
sebaga berikut :
Jenis Kayu
6. 1. Ciri-ciri jenis pohon daun lebar
sebagai berikut :
a. Umumnya bentuk daun lebar
b. Tajuk besar dan membundar
c. Terjadi guguran daun
d. Pertumbuhan lambat/lama
e. Umumnya batang tidak lurus dan
berbonggol
f. Umumnya memiliki kayu yang
lebih keras.
Jenis Kayu
• Ciri-ciri jenis pohon daun jarum sebagai
berikut :
a. Umumnya bentuk daun seperti jarum
b. Tajuk berbentuk kerucut
c. Umunya tidak menggugurkan daun
kecuali beberapa jenis pohon saja
d. Pertumbuhan sangat cepat dan lurus ke
atas
e. Umumnya memiliki kayu lunak dan
ringan
7. Dalam sebuah bangunan pasti ada bagian yang dinamakan
sistem
struktur, di mana sistem tersebut menjadi suatu penahan
beban yang ada pada
bangunan. Dari dulu hingga sekarang kayu adalah suatu
alternatif yang
digunakan sebagai sistem struktur. Sebagai bahan struktur
kayu mempunyai
berbagai kekuatan berdasarkan gaya yang bekerja, yaitu
sebagai berikut :
FUNGSI KAYU
1. Menahan tarikan
2. Menahan tekanan (desak)
3. Menahan lenturan
4. Menahan geser
9. Tingkat ketahanan jenis kayu dikelompokkan dalam
lima kelas awet yaitu:
sangat tahan (kelas I), tahan (kelas II),
sedang (kelas III), tidak tahan (kelas IV)
dan sangat tidak tahan (kelas V) terhadap serangan
jamur, rayap dan bubuk kayu kering
10. Keawetan kayu merupakan daya
tahan yang dimiliki suatu jenis
kayu terhadap berbagai faktor
yang merusak kayu, seperti
jamur, rayap, bubuk kayu kering,
dsb.
Tingkat keawetan kayu dapat dilihat dari
beberapa pengukuran, diantaranya:
1. Kayu berada di tanah lembab.
2. Kayu berada di tempat yang tidak
terlindung, namun air tidak dapat masuk
ke dalam tempat penyimpanan.
3. Kayu berada di tempat yang terlindung.
4. Kayu berada di tempat yang terlindung
dan dipelihara, serta daya tahan kayu
terhadap rayap dan serangga diamati.
5. Kayu dimakan oleh rayap.
6. Kayu dimakan oleh serangga lain seperti
kumbang.
12. TABEL SIFAT
KEAWETAN KAYU
Daya tahan terhadap
pengaruh perusakan
rayap, serangga dan
binatang lainnya, serta
daya tahan terhadap
pengaruh cuaca, dsb.
Berikut disajikan kelas
awet kayu pada Tabel 4
dibawah ini:
13. Kayu Jati, Sonokeling, Ulin,
dll
I
V
IV
III
II
Kayu Bungur, Akasia,
Rasamala
Kayu Pinus, Meranti Merah,
Sungkai
Kayu Jeunjing, Benuang,
Sengon
Kayu Balsa, Kenanga,
Bangkali
14. Adanya tingkat/kelas keawetan kayu dapat membuat kita
menghindari penggunaan kayu kelas III – V sebagai mebel luar
ruangan.
Selain itu, kita dapat memberikan perlakuan khusus jika kayu
kelas III – V digunakan untuk memenuhi kebutuhan dengan
kayu kelas I – II.
Salah satu perlakuan khusus yang dimaksud, yaitu pengawetan
kayu menggunakan obat pengawet.
15. 1. Mudah didapatkan
2. Memiliki sisi estetika
3. Mudah diolah
4. Tingkat elastisitas tinggi
5. Mudah diganti dengan singkat
6. Sebagai isolator yang baik
7. Proses yang cepat
8. Dapat meredam bunyi
9. Berkekuatan tinggi dengan berat jenis rendah.
10. Tahan terhadap pengaruh kimia dan listrik.
11. Relatif mudah dikerjakan dan diganti
12. Mudah didapatkan dan relatif murah.
13. Pengaruh temperatur terhadap perubahan bentuk dapat
diabaikan.
14. Pada kayu kering memiliki daya hantar panas dan listrik yang
rendah, sehingga baik untuk partisi.
15. Memiliki sisi keindahan yang khas
KELEBIHAN
KAYU
16. 1. Mudah terbakar
2. Mudah lapuk
3. Kadar air tinggi
4. Kuat tekan rendah
5. Ukuran yang terbatas
6. Biaya perawatan yang mahal
7. Motif yang cacat
8. Adanya sifat-sifat kayu yang kurang homogen
(ketidakseragaman),
cacat kayu (mata kayu, retak, dll).
9. Beberapa jenis kayu kurang awet.
10. Kekuatan sangat dipengaruhi oleh jenis kayu, mutu, kelem
dan
pengaruh waktu pembebanan.
11. Keterbatasan ukuran khususnya untuk memenuhi kebutu
struktur
KEKURANGAN
KAYU
18. Cara pengawetan yang paling sederhana dan menghasilkan
pengawetan yang kurang baik karena van pengawet yang masuk dan
diam pada kayu hanya sedikit serta van pengawet mudah luntur.
Dianjurkan hanya dipakai sementara, serangan perusak kayu tidak
ganas dan untuk pengawetan kayu yang sudah terpasang.
Contohnya memberi lapisan cat pada kayu.
PEMULASAN
PENYEMPROTAN
19. RENDAMAN
Kayu direndam dalam bak larutan bahan pengawet yang telah
ditentukan kepekatannya selama beberapa hari. Kayu harus
terendam semua.
Ada tiga cara pengawetan dengan rendaman, yaitu : rendaman
dingin, rendaman panas dan rendaman panas-dingin. Bahan
pengawet yang digunakan berupa garam.
Kerugian pengawetan kayu dengan cara rendaman adalah:
• Waktunya lama terutama rendaman dingin,
• Peralatannya mudah kena karat,
• Pada proses rendaman panas kayu dapat terbakar dan kayu
basah sulit diawetkan dengan cara ini.
20. Keuntungannya : penetrasi dan retensi bahan pengawet tinggi
sekali, waktunya singkat dan dapat mengawetkan kayu basah
atau kering.
Kerugiannya adalah : biayanya mahal, perlu ketelitian tinggi
dan hanya digunakan untuk perusahaan komersiil.
Menurut cara kerjanya, proses ini dibagi menjadi :
1. Proses sel penuh, dimana pada proses ini bahan pengawet
mengisi seluruh lumen sel kayu. Metode sel penuh ada 2
cara yaitu metode bethel dan Bernett.
2. Proses sel kosong, yaitu bahan pengawet hanya mengisi
ruang antar sel kayu. Ada dua cara yaitu cara Rueping,
menggunakan tekanan awal 4 atmosphere dinaikkan
sampai dengan 8 atm. Cara kedua yaitu cara Lawry
menggunakan tekanan awal 7 atm.
TEKANAN DAN VAKUM
21. Thank you for your attention!!
Success for your study~