SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
i
TUGAS MANDIRI
TUTORIAL PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN OCTAVE
MATA KULIAH : Pengolahan Citra Digital (Praktek / Teori)
Nama Mahasiswa : Yayuk Catur Anggraini
NPM : 130210347
Kode Kelas : 142-TI28T-M5 / 142-TI28P-M5
Dosen : Cosmas EkoSuharyanto, S.Kom.
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2015
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan segala karuniaNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas mandiri mata kuliah Pengolahan
Citra Digital ini. Penulis menyadari bahwa laporan tugas mandiri ini masih jauh dari
sempurna dan masih banyak kekurangan. Karena itu, kritik dan saran akan senang
hati penulis terima.
Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari pula bahwa laporan tugas
mandiri ini takkan terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai
pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Bapak Cosmas Eko Suharyanto, S.Kom., selaku dosen mata
kuliah Pengolahan Citra Digital. Semoga Tuhan membalas kebaikan dan
mencurahkan rahmatNya yang melimpah, Amin.
Batam, Juni 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
TUTORIAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN
OCTAVE....................................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15
1
TUTORIAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN
OCTAVE
1. Pengertian Pengolahan Citra Digital
Secara umum, istilah pengolahan citra digital menyatakan “pemrosesan gambar
berdimensi-dua melalui komputer digital” (Jain, 1989).
Menurut Efford (2000), pengolahan citra adalah istilah umum untuk berbagai
teknik yang keberadaannya untuk memanipulasi dan memodifikasi citra dengan
berbagai cara. Foto adalah contoh gambar berdimensi dua yang bisa diolah dengan
mudah. Setiap foto dalam bentuk citra digital (misalnya berasal dari kamera digital)
dapat diolah melalui perangkat-lunak tertentu. Sebagai contoh, apabila hasil bidikan
kamera terlihatagak gelap, citra dapat diolah agar menjadi lebih terang.
Dimungkinkan pula untuk memisahkan foto orang dari latar belakangnya. Gambaran
tersebut menunjukkanhal sederhana yang dapat dilakukan melalui pengolahan citra
digital. Tentu saja, banyak hal lain yang lebih pelik yang dapatdilakukan melalui
pengolahan citra digital.
Pengolahan citra antara lain berperan untuk memisahkan objek dari latar belakang
secara otomatis. Selanjutnya, objek akan diproses oleh pengklasifikasi pola. Sebagai
contoh, sebuah objek buah bisa dikenali sebagai jeruk, apel, atau pepaya. Pada
penginderaan jarak jauh, tekstur atau warna pada citra dapat dipakai untuk
mengidentifikasi objek-objek yang terdapat di dalam citra. Pengolahan citra juga
memungkinkan wajah seseorang dikartunkan.
2. Octave
GNU Octave adalah suatu perangkat lunak gratis (freeware) dan bahasa
tingkat tinggi untuk komputasi numeric dan visualisasi data. Octave dirancang
sebagai tiruan dari Matlab. Sumber informasi mengenai Octave dapat dilihat pada
website www.octave.org.
2
Pada awalnya Octave dikembangkan oleh John W. Eaton (Universitas Texas)
dan sekarang pengembangan dan pemeliharaan Octave dilakukan oleh beberapa
orang volunteer dari berbagai penjuru dunia. Kelebihan utama dari Octave yaitu
gratis (freeware) dan tersedia untuk berbagai sistem operasi seperti Windows
98/2000/XP, Mac OS/X, Debian, Suse, Fedora, RedHat Linux.
3. Menjalankan Program Octave
Pada kebanyakan sistem operasi program GNU Octave dapat dijalankan
dengan memberikan perintah octave pada shell command. Setelah perintah tersebut
kita berikan maka akan muncul suatu jendela GNU Octave. Pada jendela tersebut
akan ditampilkan beberapa pesan singkat mengenai Octave dan kemudian di bawah
pesan singkat tersebut ditampilkan sebuah prompt, yang menandakan bahwa Octave
siap untuk menerima perintah yang akan kita berikan. Gambar 1 adalah tampilan dari
program Octave untuk sistem operasi Windows. Berikut tampilan awal Program
Octave:
4. Membaca dan Menampilakan Citra Pada Octave
Untuk kepentingan memudahkan dalam memahami hasil proses pengolahan
citra, Anda perlu mengenal perintah yang berguna untuk membaca citra yang
tersimpan dalam bentuk file. Octave menyediakan fungsi bernama imread. Bentuk
pemanggilannya:
3
Img = imread(nama_file_citra)
Dalam hal ini, nama_file_citra menyatakan nama file citra yang hendak dibaca
dan Img menyatakan larik (array) yang menampung data citra yang dibaca.
Sedangakan Citra dapat ditampilkan dengan mudah melalui fungsi imshow. Contoh
berikut digunakan untuk menampilkan citra yang terdapat di Img:
>>imshow(Img); A
BerikutContohnya:
5. Menampilkan Banyak Citra
4
Dalam octave, kita juga dapat menampilkan beberapa gambar sekaligus
dengan menggunakan subplot. Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:
Hasilnya :
Angka-angka seltelah perintah sublot diatas berturut-turut berarti (banyak baris yang
akan ditampilkan, banyak kolom yang akan ditampilkan, citrake...)
Berikut untuk citra yang lebih banyak:
5
6. Mengubah Citra Berwarna ke Citra Keabuan
Secara umum citra berwarna dapat dikonversikan kecitra berskala keabuan
melalui rumus:
𝐼 = 𝑎 𝑥 𝑅 + 𝑏 𝑥 𝐺 + 𝑐 𝑥 𝐵, 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 = 1
Dengan R menyatakan nilai komponen merah, G menyatakan nilai komponen hijau,
dan B menyatakan nilai komponen biru. Misalnya, sebuah piksel mempunyai
komponen R, G, B sebagai berikut:
R = 50
G = 70
6
B = 61
Salah satu contoh rumus yang biasa dipakai untuk mengubah ke skala keabuan yaitu:
Berikut contoh penerapannya:
7. Menyimpan Citra
Apabila kita ingin menyimpan sebuah citra yang telah kita olah ke
Drive C:/Image dengan nama misalnya abu.jpg, maka dalam octave penerpannya
sebagai berikut:
7
8. Menggunakan Histogram Citra
Histogram citra merupakan diagram yang menggambarkan frekuensi setiap
nilai intensitas yang muncul di seluruh piksel citra. Nilai yang besar menyatakan
bahwa piksel-piksel yang mempunyai intensitas tersebut sangat banyak. Pada citra
berskala keabuan, jumlah aras keabuan (biasa disimbolkan dengan L) sebanyak 256.
Nilai aras dimulai dari 0 hingga 255. Untuk memperoleh histogram, gunakan rumus
berikut:
functionhisto(Img)
% HISTO Digunakan sebagai contoh pembuatan histogram
[jum_baris, jum_kolom] = size(Img);
Img = double(Img);
Histog = zeros(256, 1);
forbaris=1 : jum_baris
forkolom=1 : jum_kolom
8
Histog(Img(baris, kolom)+1) = ...
Histog(Img(baris, kolom)+1) + 1;
end
end
% Tampilkan dalam bentuk diagram batang
Horis = (0:255)';
bar(Horis, Histog);
Selanjutnya untuk memunculkan histogram, panggil gambar yang akan dibuat
histogramnya, misalkan:
>>Img = imread('C:Imageabu.png');Ã
>>histo(Img);Ã
Berikut contoh penerapan dari citra berikut:
9
Berikut perbedaannya ketika kita menggunakan citra yang lebih cerah:
9. MeningkatkanKecerahan
Operasi dasar yang sering dilakukan pada citra adalah peningkatan
kecerahan (brightness). Operasi ini diperlukan dengan tujuan untuk membuat gambar
menjadi lebih terang. Secara matematis, peningkatan kecerahan dilakukan dengan
cara menambahkan suatu konstanta terhadap nilai seluruh piksel. Misalkan, f(y, x)
menyatakan nilai piksel pada citra berskala keabuan pada koordinat (y, x). Maka,
citra baru
g(y,x) = f(y,x) + β
10
telah meningkat nilai kecerahan semua pikselnya sebesar terhadap citra asli f(y, x).
Apabila β berupa bilangan negatif, kecerahan akan menurun atau menjadi lebih gelap.
Berikut contoh penerapannya :
Berikut perbedaan antara sebelum dan sesudahnya:
Sebelum
Sesudah
11
10. MeregangkanKontras
Kontras dalam suatu citra menyatakan distribusi warna terang dan warna
gelap. Suatu citra berskala keabuan dikatakan memiliki kontras rendah apabila
distribusi warna cenderung pada jangkauan aras keabuan yang sempit. Sebaliknya,
citra mempunyai kontras tinggi apabila jangkauan aras keabuan lebih terdistribusi
secara melebar. Kontras dapat diukur berdasarkan perbedaan antara nilai intensitas
tertinggi dan nilai intensitas terendah yang menyusun piksel-piksel dalam citra.
Perlu diketahui, citra dengan kontras rendah acapkali terjadi karena kondisi
pencahayaan yang jelek ataupun tidak seragam. Hal itu dapat diakibatkan oleh
sensor-sensor penangkap citra yang tidak linear (Jain, 1989). Agar distribusi
intensitas piksel berubah perlu dilakukan peregangan kontras. Hal ini dilaksanakan
dengan menggunakan rumus
g(y,x) = a f (y,x)
Berdasarkan rumus di atas, kontras akan naik kalau α > 1 dan kontras akan turun
kalau α < 1. Berikut contoh penerapannya:
Berikut perbandingan antara sebelum dan sesudahnya:
12
11. Kombinasi Kecerahan dan Kontras
Operasi peningkatan kecerahan dan peregangan kontras dapat dilakukan
sekaligus untuk kepentingan memperbaiki citra. Secara umum, gabungan kedua
operasi tersebut dapat ditulis menjadi
s(y,x) = a f (y,x) + β
Berikut contoh implementasi rumus diatas:
Hasil penerapannya:
13
12. Menggeser Citra
Penggeseran citra kearah mendatar atau vertikal dapat dilaksanakan dengan
mudah. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
xbaru = xlama + sx
ybaru = ylama + sy
Untuk penyederhanaan pembahasan, sx dan sy dianggap bertipe bilangan bulat.
Berikut contoh program yang digunakan untuk melakukan penggeseran citra
13. Memutar Citra
14
Suatu citra dapat diputar dengan sudut seiring arah jarum jam atau berlawanan
arah jarum jam dengan pusat putaran pada koordinat (0,0). Adapun rumus yang
digunakan untuk memutar citra dengan sudut berlawanan arah jam berupa:
xbaru = * cos(0) + y * sin (0)
Ybaru = * cos(0) - x * sin (0)
Berdasarkan Persamaan diatas, pemutaran citra dengan sudut searah jarum
jam dapat dilakukan. Caranya, dengan menggunakan x dan y sebagai posisi baru dan
xbaru justru sebagai posisi lama. Pada saat menghitung dengan rumus di atas, apabila
posisi koordinat (ybaru ,xbaru) berada di luar area [1, lebar] dan [1, tinggi], intensitas
yang digunakan berupa nol. Cara inilah yang merupakan contoh pemetaan
kebelakang. Implementasinya dapat dilihat berikut ini:
15
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Dan Adhi Susanto, 2013, Teori Dan Aplikasi Pengolahan Citra, Penerbit
Andi Offset, Edisi Pertama, ISBN: 978-979-29-3430-4

More Related Content

What's hot

Matlab Untuk Pengolahan Citra
Matlab Untuk Pengolahan CitraMatlab Untuk Pengolahan Citra
Matlab Untuk Pengolahan Citraarifgator
 
Matlabputufahri
MatlabputufahriMatlabputufahri
MatlabputufahrianakBaik
 
Pcd topik1 - fundamental
Pcd   topik1 - fundamentalPcd   topik1 - fundamental
Pcd topik1 - fundamentalSyafrizal
 
Praktik dengan matlab
Praktik dengan matlabPraktik dengan matlab
Praktik dengan matlabSyafrizal
 
Pertemuan 1 - Introduction - Citra Digital
Pertemuan 1 - Introduction - Citra DigitalPertemuan 1 - Introduction - Citra Digital
Pertemuan 1 - Introduction - Citra Digitalahmad haidaroh
 
Pengolahan citra digital
Pengolahan citra digitalPengolahan citra digital
Pengolahan citra digitalDin Afriansyah
 
Presentasi Matlab
Presentasi MatlabPresentasi Matlab
Presentasi Matlabarifgator
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)khaerul azmi
 
Makalah komgraf
Makalah komgrafMakalah komgraf
Makalah komgraffahlevizha
 
Makalah Kelompok 10
Makalah Kelompok 10Makalah Kelompok 10
Makalah Kelompok 10syahronirpl
 
Bab i1 kohonen (recovered)
Bab i1 kohonen (recovered)Bab i1 kohonen (recovered)
Bab i1 kohonen (recovered)Eka Suryadana
 

What's hot (20)

Matlab Untuk Pengolahan Citra
Matlab Untuk Pengolahan CitraMatlab Untuk Pengolahan Citra
Matlab Untuk Pengolahan Citra
 
Matlabputufahri
MatlabputufahriMatlabputufahri
Matlabputufahri
 
Pcd topik1 - fundamental
Pcd   topik1 - fundamentalPcd   topik1 - fundamental
Pcd topik1 - fundamental
 
Praktik dengan matlab
Praktik dengan matlabPraktik dengan matlab
Praktik dengan matlab
 
Pertemuan 1 - Introduction - Citra Digital
Pertemuan 1 - Introduction - Citra DigitalPertemuan 1 - Introduction - Citra Digital
Pertemuan 1 - Introduction - Citra Digital
 
Pengenalan Mathlab
Pengenalan MathlabPengenalan Mathlab
Pengenalan Mathlab
 
Pengolahan citra digital
Pengolahan citra digitalPengolahan citra digital
Pengolahan citra digital
 
Slide minggu 6 (citra digital)
Slide minggu 6 (citra digital)Slide minggu 6 (citra digital)
Slide minggu 6 (citra digital)
 
9 pengolahan citra
9   pengolahan citra9   pengolahan citra
9 pengolahan citra
 
10.kompresi citra
10.kompresi citra10.kompresi citra
10.kompresi citra
 
Presentasi Matlab
Presentasi MatlabPresentasi Matlab
Presentasi Matlab
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
 
Makalah komgraf
Makalah komgrafMakalah komgraf
Makalah komgraf
 
Jenis-Jenis Format Citra
Jenis-Jenis Format CitraJenis-Jenis Format Citra
Jenis-Jenis Format Citra
 
Pcd 5
Pcd 5Pcd 5
Pcd 5
 
PPT Komgraf
PPT KomgrafPPT Komgraf
PPT Komgraf
 
Week 4-array dan string
Week 4-array dan stringWeek 4-array dan string
Week 4-array dan string
 
Makalah Kelompok 10
Makalah Kelompok 10Makalah Kelompok 10
Makalah Kelompok 10
 
1 pengenalan matlab
1  pengenalan matlab1  pengenalan matlab
1 pengenalan matlab
 
Bab i1 kohonen (recovered)
Bab i1 kohonen (recovered)Bab i1 kohonen (recovered)
Bab i1 kohonen (recovered)
 

Similar to OCTAVE CITRA

Tutorial pengolahan citra menggunakan octave
Tutorial pengolahan citra menggunakan octaveTutorial pengolahan citra menggunakan octave
Tutorial pengolahan citra menggunakan octaveTumiarsimamora
 
ASLI_ 16_MODUL PRAKTIKUM PENGOLAHAN CITRA DIGITAL v2023.pdf
ASLI_ 16_MODUL PRAKTIKUM PENGOLAHAN CITRA DIGITAL v2023.pdfASLI_ 16_MODUL PRAKTIKUM PENGOLAHAN CITRA DIGITAL v2023.pdf
ASLI_ 16_MODUL PRAKTIKUM PENGOLAHAN CITRA DIGITAL v2023.pdfDikywahyu5
 
Laporan tugasgrafikakomputer merancangbangun3ddenganopeng-ldanvb6.docx
Laporan tugasgrafikakomputer merancangbangun3ddenganopeng-ldanvb6.docxLaporan tugasgrafikakomputer merancangbangun3ddenganopeng-ldanvb6.docx
Laporan tugasgrafikakomputer merancangbangun3ddenganopeng-ldanvb6.docxkomzud
 
Pertemuan 2 Kuantitas,Kualitas Citra dan Pemograman Citra di Matlab.pdf
Pertemuan 2 Kuantitas,Kualitas Citra dan Pemograman Citra di Matlab.pdfPertemuan 2 Kuantitas,Kualitas Citra dan Pemograman Citra di Matlab.pdf
Pertemuan 2 Kuantitas,Kualitas Citra dan Pemograman Citra di Matlab.pdfFahriFauzih
 
Tifanieindahyulianti 1610530183 tugasperulangan_algoritma_muhammadyunus
Tifanieindahyulianti 1610530183 tugasperulangan_algoritma_muhammadyunusTifanieindahyulianti 1610530183 tugasperulangan_algoritma_muhammadyunus
Tifanieindahyulianti 1610530183 tugasperulangan_algoritma_muhammadyunusTifanie Indah
 
Tifanieindahyulianti 1610530183 tugasperulangan_algoritma_muhammadyunus
Tifanieindahyulianti 1610530183 tugasperulangan_algoritma_muhammadyunusTifanieindahyulianti 1610530183 tugasperulangan_algoritma_muhammadyunus
Tifanieindahyulianti 1610530183 tugasperulangan_algoritma_muhammadyunusTifanie Indah
 
Tutorial operasi geometrik menggunakan octave
Tutorial operasi geometrik menggunakan octaveTutorial operasi geometrik menggunakan octave
Tutorial operasi geometrik menggunakan octaveRINAPERMATASARII
 
Panduan_Belajar_Mandiri_MATLAB.pdf
Panduan_Belajar_Mandiri_MATLAB.pdfPanduan_Belajar_Mandiri_MATLAB.pdf
Panduan_Belajar_Mandiri_MATLAB.pdfgunturwijaya7
 
Tutorialmatlab bahasa indonesia
Tutorialmatlab bahasa indonesiaTutorialmatlab bahasa indonesia
Tutorialmatlab bahasa indonesiazn Yedhi
 
Tutorial matlab libre
Tutorial matlab libreTutorial matlab libre
Tutorial matlab libreDoni Rahman
 
Tutorial matlab
Tutorial matlabTutorial matlab
Tutorial matlabNur Lely
 
Dasar Algoritma
Dasar Algoritma Dasar Algoritma
Dasar Algoritma casnadi
 

Similar to OCTAVE CITRA (20)

Operasi dasar matlab job 1
Operasi dasar matlab job 1Operasi dasar matlab job 1
Operasi dasar matlab job 1
 
Tutorial pengolahan citra menggunakan octave
Tutorial pengolahan citra menggunakan octaveTutorial pengolahan citra menggunakan octave
Tutorial pengolahan citra menggunakan octave
 
ASLI_ 16_MODUL PRAKTIKUM PENGOLAHAN CITRA DIGITAL v2023.pdf
ASLI_ 16_MODUL PRAKTIKUM PENGOLAHAN CITRA DIGITAL v2023.pdfASLI_ 16_MODUL PRAKTIKUM PENGOLAHAN CITRA DIGITAL v2023.pdf
ASLI_ 16_MODUL PRAKTIKUM PENGOLAHAN CITRA DIGITAL v2023.pdf
 
Laporan tugasgrafikakomputer merancangbangun3ddenganopeng-ldanvb6.docx
Laporan tugasgrafikakomputer merancangbangun3ddenganopeng-ldanvb6.docxLaporan tugasgrafikakomputer merancangbangun3ddenganopeng-ldanvb6.docx
Laporan tugasgrafikakomputer merancangbangun3ddenganopeng-ldanvb6.docx
 
Pertemuan 2 Kuantitas,Kualitas Citra dan Pemograman Citra di Matlab.pdf
Pertemuan 2 Kuantitas,Kualitas Citra dan Pemograman Citra di Matlab.pdfPertemuan 2 Kuantitas,Kualitas Citra dan Pemograman Citra di Matlab.pdf
Pertemuan 2 Kuantitas,Kualitas Citra dan Pemograman Citra di Matlab.pdf
 
Tifanieindahyulianti 1610530183 tugasperulangan_algoritma_muhammadyunus
Tifanieindahyulianti 1610530183 tugasperulangan_algoritma_muhammadyunusTifanieindahyulianti 1610530183 tugasperulangan_algoritma_muhammadyunus
Tifanieindahyulianti 1610530183 tugasperulangan_algoritma_muhammadyunus
 
Tifanieindahyulianti 1610530183 tugasperulangan_algoritma_muhammadyunus
Tifanieindahyulianti 1610530183 tugasperulangan_algoritma_muhammadyunusTifanieindahyulianti 1610530183 tugasperulangan_algoritma_muhammadyunus
Tifanieindahyulianti 1610530183 tugasperulangan_algoritma_muhammadyunus
 
Tutorial operasi geometrik menggunakan octave
Tutorial operasi geometrik menggunakan octaveTutorial operasi geometrik menggunakan octave
Tutorial operasi geometrik menggunakan octave
 
2 pengenalan matlab
2 pengenalan matlab2 pengenalan matlab
2 pengenalan matlab
 
Citra digital
Citra digitalCitra digital
Citra digital
 
Panduan_Belajar_Mandiri_MATLAB.pdf
Panduan_Belajar_Mandiri_MATLAB.pdfPanduan_Belajar_Mandiri_MATLAB.pdf
Panduan_Belajar_Mandiri_MATLAB.pdf
 
Tutorialmatlab bahasa indonesia
Tutorialmatlab bahasa indonesiaTutorialmatlab bahasa indonesia
Tutorialmatlab bahasa indonesia
 
Tutorial matlab .pdf
Tutorial matlab .pdfTutorial matlab .pdf
Tutorial matlab .pdf
 
Tutorial matlab libre
Tutorial matlab libreTutorial matlab libre
Tutorial matlab libre
 
Matlab Tutorial
Matlab TutorialMatlab Tutorial
Matlab Tutorial
 
Tutorial matlab
Tutorial matlabTutorial matlab
Tutorial matlab
 
File
FileFile
File
 
about C Languages
about C Languagesabout C Languages
about C Languages
 
Daskom 3
Daskom 3Daskom 3
Daskom 3
 
Dasar Algoritma
Dasar Algoritma Dasar Algoritma
Dasar Algoritma
 

Recently uploaded

POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 

Recently uploaded (20)

POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

OCTAVE CITRA

  • 1. i TUGAS MANDIRI TUTORIAL PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN OCTAVE MATA KULIAH : Pengolahan Citra Digital (Praktek / Teori) Nama Mahasiswa : Yayuk Catur Anggraini NPM : 130210347 Kode Kelas : 142-TI28T-M5 / 142-TI28P-M5 Dosen : Cosmas EkoSuharyanto, S.Kom. UNIVERSITAS PUTERA BATAM 2015
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan segala karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas mandiri mata kuliah Pengolahan Citra Digital ini. Penulis menyadari bahwa laporan tugas mandiri ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Karena itu, kritik dan saran akan senang hati penulis terima. Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari pula bahwa laporan tugas mandiri ini takkan terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Cosmas Eko Suharyanto, S.Kom., selaku dosen mata kuliah Pengolahan Citra Digital. Semoga Tuhan membalas kebaikan dan mencurahkan rahmatNya yang melimpah, Amin. Batam, Juni 2015 Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.................................................................................................i KATA PENGANTAR...............................................................................................ii DAFTAR ISI.............................................................................................................iii TUTORIAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN OCTAVE....................................................................................................................1 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15
  • 4. 1 TUTORIAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN OCTAVE 1. Pengertian Pengolahan Citra Digital Secara umum, istilah pengolahan citra digital menyatakan “pemrosesan gambar berdimensi-dua melalui komputer digital” (Jain, 1989). Menurut Efford (2000), pengolahan citra adalah istilah umum untuk berbagai teknik yang keberadaannya untuk memanipulasi dan memodifikasi citra dengan berbagai cara. Foto adalah contoh gambar berdimensi dua yang bisa diolah dengan mudah. Setiap foto dalam bentuk citra digital (misalnya berasal dari kamera digital) dapat diolah melalui perangkat-lunak tertentu. Sebagai contoh, apabila hasil bidikan kamera terlihatagak gelap, citra dapat diolah agar menjadi lebih terang. Dimungkinkan pula untuk memisahkan foto orang dari latar belakangnya. Gambaran tersebut menunjukkanhal sederhana yang dapat dilakukan melalui pengolahan citra digital. Tentu saja, banyak hal lain yang lebih pelik yang dapatdilakukan melalui pengolahan citra digital. Pengolahan citra antara lain berperan untuk memisahkan objek dari latar belakang secara otomatis. Selanjutnya, objek akan diproses oleh pengklasifikasi pola. Sebagai contoh, sebuah objek buah bisa dikenali sebagai jeruk, apel, atau pepaya. Pada penginderaan jarak jauh, tekstur atau warna pada citra dapat dipakai untuk mengidentifikasi objek-objek yang terdapat di dalam citra. Pengolahan citra juga memungkinkan wajah seseorang dikartunkan. 2. Octave GNU Octave adalah suatu perangkat lunak gratis (freeware) dan bahasa tingkat tinggi untuk komputasi numeric dan visualisasi data. Octave dirancang sebagai tiruan dari Matlab. Sumber informasi mengenai Octave dapat dilihat pada website www.octave.org.
  • 5. 2 Pada awalnya Octave dikembangkan oleh John W. Eaton (Universitas Texas) dan sekarang pengembangan dan pemeliharaan Octave dilakukan oleh beberapa orang volunteer dari berbagai penjuru dunia. Kelebihan utama dari Octave yaitu gratis (freeware) dan tersedia untuk berbagai sistem operasi seperti Windows 98/2000/XP, Mac OS/X, Debian, Suse, Fedora, RedHat Linux. 3. Menjalankan Program Octave Pada kebanyakan sistem operasi program GNU Octave dapat dijalankan dengan memberikan perintah octave pada shell command. Setelah perintah tersebut kita berikan maka akan muncul suatu jendela GNU Octave. Pada jendela tersebut akan ditampilkan beberapa pesan singkat mengenai Octave dan kemudian di bawah pesan singkat tersebut ditampilkan sebuah prompt, yang menandakan bahwa Octave siap untuk menerima perintah yang akan kita berikan. Gambar 1 adalah tampilan dari program Octave untuk sistem operasi Windows. Berikut tampilan awal Program Octave: 4. Membaca dan Menampilakan Citra Pada Octave Untuk kepentingan memudahkan dalam memahami hasil proses pengolahan citra, Anda perlu mengenal perintah yang berguna untuk membaca citra yang tersimpan dalam bentuk file. Octave menyediakan fungsi bernama imread. Bentuk pemanggilannya:
  • 6. 3 Img = imread(nama_file_citra) Dalam hal ini, nama_file_citra menyatakan nama file citra yang hendak dibaca dan Img menyatakan larik (array) yang menampung data citra yang dibaca. Sedangakan Citra dapat ditampilkan dengan mudah melalui fungsi imshow. Contoh berikut digunakan untuk menampilkan citra yang terdapat di Img: >>imshow(Img); A BerikutContohnya: 5. Menampilkan Banyak Citra
  • 7. 4 Dalam octave, kita juga dapat menampilkan beberapa gambar sekaligus dengan menggunakan subplot. Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut: Hasilnya : Angka-angka seltelah perintah sublot diatas berturut-turut berarti (banyak baris yang akan ditampilkan, banyak kolom yang akan ditampilkan, citrake...) Berikut untuk citra yang lebih banyak:
  • 8. 5 6. Mengubah Citra Berwarna ke Citra Keabuan Secara umum citra berwarna dapat dikonversikan kecitra berskala keabuan melalui rumus: 𝐼 = 𝑎 𝑥 𝑅 + 𝑏 𝑥 𝐺 + 𝑐 𝑥 𝐵, 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 = 1 Dengan R menyatakan nilai komponen merah, G menyatakan nilai komponen hijau, dan B menyatakan nilai komponen biru. Misalnya, sebuah piksel mempunyai komponen R, G, B sebagai berikut: R = 50 G = 70
  • 9. 6 B = 61 Salah satu contoh rumus yang biasa dipakai untuk mengubah ke skala keabuan yaitu: Berikut contoh penerapannya: 7. Menyimpan Citra Apabila kita ingin menyimpan sebuah citra yang telah kita olah ke Drive C:/Image dengan nama misalnya abu.jpg, maka dalam octave penerpannya sebagai berikut:
  • 10. 7 8. Menggunakan Histogram Citra Histogram citra merupakan diagram yang menggambarkan frekuensi setiap nilai intensitas yang muncul di seluruh piksel citra. Nilai yang besar menyatakan bahwa piksel-piksel yang mempunyai intensitas tersebut sangat banyak. Pada citra berskala keabuan, jumlah aras keabuan (biasa disimbolkan dengan L) sebanyak 256. Nilai aras dimulai dari 0 hingga 255. Untuk memperoleh histogram, gunakan rumus berikut: functionhisto(Img) % HISTO Digunakan sebagai contoh pembuatan histogram [jum_baris, jum_kolom] = size(Img); Img = double(Img); Histog = zeros(256, 1); forbaris=1 : jum_baris forkolom=1 : jum_kolom
  • 11. 8 Histog(Img(baris, kolom)+1) = ... Histog(Img(baris, kolom)+1) + 1; end end % Tampilkan dalam bentuk diagram batang Horis = (0:255)'; bar(Horis, Histog); Selanjutnya untuk memunculkan histogram, panggil gambar yang akan dibuat histogramnya, misalkan: >>Img = imread('C:Imageabu.png');Ã >>histo(Img);Ã Berikut contoh penerapan dari citra berikut:
  • 12. 9 Berikut perbedaannya ketika kita menggunakan citra yang lebih cerah: 9. MeningkatkanKecerahan Operasi dasar yang sering dilakukan pada citra adalah peningkatan kecerahan (brightness). Operasi ini diperlukan dengan tujuan untuk membuat gambar menjadi lebih terang. Secara matematis, peningkatan kecerahan dilakukan dengan cara menambahkan suatu konstanta terhadap nilai seluruh piksel. Misalkan, f(y, x) menyatakan nilai piksel pada citra berskala keabuan pada koordinat (y, x). Maka, citra baru g(y,x) = f(y,x) + β
  • 13. 10 telah meningkat nilai kecerahan semua pikselnya sebesar terhadap citra asli f(y, x). Apabila β berupa bilangan negatif, kecerahan akan menurun atau menjadi lebih gelap. Berikut contoh penerapannya : Berikut perbedaan antara sebelum dan sesudahnya: Sebelum Sesudah
  • 14. 11 10. MeregangkanKontras Kontras dalam suatu citra menyatakan distribusi warna terang dan warna gelap. Suatu citra berskala keabuan dikatakan memiliki kontras rendah apabila distribusi warna cenderung pada jangkauan aras keabuan yang sempit. Sebaliknya, citra mempunyai kontras tinggi apabila jangkauan aras keabuan lebih terdistribusi secara melebar. Kontras dapat diukur berdasarkan perbedaan antara nilai intensitas tertinggi dan nilai intensitas terendah yang menyusun piksel-piksel dalam citra. Perlu diketahui, citra dengan kontras rendah acapkali terjadi karena kondisi pencahayaan yang jelek ataupun tidak seragam. Hal itu dapat diakibatkan oleh sensor-sensor penangkap citra yang tidak linear (Jain, 1989). Agar distribusi intensitas piksel berubah perlu dilakukan peregangan kontras. Hal ini dilaksanakan dengan menggunakan rumus g(y,x) = a f (y,x) Berdasarkan rumus di atas, kontras akan naik kalau α > 1 dan kontras akan turun kalau α < 1. Berikut contoh penerapannya: Berikut perbandingan antara sebelum dan sesudahnya:
  • 15. 12 11. Kombinasi Kecerahan dan Kontras Operasi peningkatan kecerahan dan peregangan kontras dapat dilakukan sekaligus untuk kepentingan memperbaiki citra. Secara umum, gabungan kedua operasi tersebut dapat ditulis menjadi s(y,x) = a f (y,x) + β Berikut contoh implementasi rumus diatas: Hasil penerapannya:
  • 16. 13 12. Menggeser Citra Penggeseran citra kearah mendatar atau vertikal dapat dilaksanakan dengan mudah. Rumus yang digunakan sebagai berikut: xbaru = xlama + sx ybaru = ylama + sy Untuk penyederhanaan pembahasan, sx dan sy dianggap bertipe bilangan bulat. Berikut contoh program yang digunakan untuk melakukan penggeseran citra 13. Memutar Citra
  • 17. 14 Suatu citra dapat diputar dengan sudut seiring arah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam dengan pusat putaran pada koordinat (0,0). Adapun rumus yang digunakan untuk memutar citra dengan sudut berlawanan arah jam berupa: xbaru = * cos(0) + y * sin (0) Ybaru = * cos(0) - x * sin (0) Berdasarkan Persamaan diatas, pemutaran citra dengan sudut searah jarum jam dapat dilakukan. Caranya, dengan menggunakan x dan y sebagai posisi baru dan xbaru justru sebagai posisi lama. Pada saat menghitung dengan rumus di atas, apabila posisi koordinat (ybaru ,xbaru) berada di luar area [1, lebar] dan [1, tinggi], intensitas yang digunakan berupa nol. Cara inilah yang merupakan contoh pemetaan kebelakang. Implementasinya dapat dilihat berikut ini:
  • 18. 15 DAFTAR PUSTAKA Abdul Kadir Dan Adhi Susanto, 2013, Teori Dan Aplikasi Pengolahan Citra, Penerbit Andi Offset, Edisi Pertama, ISBN: 978-979-29-3430-4