SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
17
PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING)
D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah mengikut praktikum ini, seluruh praktikan diharapkan dapat memahami:
1. Mengetahui prinsip proses pengfraisan.
2. Mengetahui jenis-jenis mesin pada proses frais.
3. Mengetahui paramater pemotongan pada mesin milling.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Pendahuluan
Proses pemesinan frais (milling) adalah proses penyayatan benda
kerja menggunakan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses
penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang mengitari pisau ini bisa menghasilkan
proses pemesinan lebih cepat. Permukaan yang disayat bisa berbentuk datar, menyudut,
atau melengkung. Permukaan benda kerja bisa juga berbentuk kombinasi dari beberapa
bentuk. Terjadinya pemotongan/penyayatan dengan kedalaman yang disesuaikan karena
alat potong yang berputar dan gigi potong yang menyentuh permukaan benda kerja
yang dijepit pada ragum meja mesin milling menghasilkan benda produksi sesuai
dengan gambar kerja yang dikehendaki. Adapun prinsip-prinsip pemotongan pada proses
frais dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.1 Prinsip pemotongan pada mesin frais
Gambar 2.1 a menunjukkan prinsip pemotongan/pengefraisan datar bagian
permukaan (face milling) dimana cutter bergerak berputar memotong keatas (cutting up)
sedang benda kerjanya bergerak lurus melawan cutter pada mesin frais
horizontal. Demikian pula yang terjadi pada mesin frais tegak (Gambar 2.1 b- d),
sedangkan gambar 2.1 e menunjukkan pemotongan bagian muka dan sisi (side and
face cutting) dan gambar 2.1 f menunjukkan pemotongan pada mesin frais horisontal.
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
18
PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING)
D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN
Dengan prinsip-prinsip pemotongan diatas, kita dapat melakukan pembuatan
benda kerja dengan berbagai bentuk-bentuk diantaranya:
a. Bidang rata datar
b. Bidang rata miring menyudut
c. Bidang siku
d. Bidang sejajar
e. Alur lurus atau melingkar
f. Segi beraturan atau tidak beraturan
g. Pengeboran lubang atau memperbesar lubang dan lain-lain.
2.2 Metode Proses Frais
Metode proses frais ditentukan berdasarkan arah relatif gerak makan meja mesin
frais terhadap putaran pisau. Metode proses frais ada dua yaitu frais naik dan frais
turun seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2.2 a. Frais naik (up milling), dan b. Frais turun (down milling)
1. Frais naik (up milling), biasanya disebut frais konvensional. Gerak dari putaran
pisau berlawanan arah terhadap gerak makan meja mesin frais. Sebagai contoh,
pada proses frais naik apabila pisau berputar searah jarum jam, benda kerja
disayat ke arah kanan. Penampang melintang bentuk beram (chips) untuk proses frais
naik adalah seperti koma diawali dengan ketebalan minimal kemudian menebal.
Proses frais ini sesuai untuk mesin frais konvensional/manual, karena pada mesin
konvensional backlash ulir trnasportirnya relatif besar dan tidak dilengkapi backlash
compensation.
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
19
PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING)
D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN
2. Frais turun (down milling), dinamakan juga climb milling. Arah dari putaran pisau sama
dengan arah gerak makan meja mesin frais. Sebagai contoh jika pisau berputar
berlawanan arah jarum jam, benda kerja disayat ke kanan. Penampang melintang
bentuk beram (chips) untuk proses frais naik adalah seperti koma diawali dengan
ketebalan maksimal kemudian menipis. Proses frais ini sesuai untuk mesin frais
CNC, karena pada mesin CNC gerakan meja dipandu oleh ulir dari bola baja, dan
dilengkapi backlash compensation. Untuk mesin frais konvensional tidak
direkomendasikan melaksanakan proses frais turun, karena meja mesin frais akan
tertekan dan ditarik oleh pisau.
2.3 Metoda Pemotongan Benda Kerja
Metode pemotongan pada frais dibagi menjadi tiga, antara lain; pemotongan
searah jarum jam, pemotongan berlawanan arah jarum jam, dan netral.
1. Pemotongan searah benda kerja, yang dimaksud pemotongan searah adalah
pemotongan yang datangnya benda kerja searah dengan putaran sisi potong
cutter. Pada pemotongan ini hasilnya kurang baik karena meja (benda kerja)
cenderung tertarik oleh cutter.
Gambar 2.3 Pemotongan searah benda kerja
2. Pemotongan berlawanan arah benda kerja, yang dimaksud pemotongan
berlawanan arah adalah pemotongan yang datangnya benda kerja berlawanan
dengan arah putaran sisi potong cutter. Pada pemotongan ini hasilnya dapat
maksimal karena meja (benda kerja) tidak tertarik oleh cutter.
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
20
PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING)
D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN
Gambar 2.4 Pemotongan berlawanan benda kerja
3. Pemotongan netral, pemotongan netral yaitu pemotongan yang terjadi apabila
lebar benda yang disayat lebih kecil dari ukuran diameter pisau atau diameter
pisau tidak lebih besar dari bidang yang disayat. Pemotongan jenis ini hanya
berlaku untuk mesin frais vertical.
Gambar 2.5 Pemotongan netral
2.4 Mesin Milling
Mesin yang digunakan untuk memegang benda kerja, memutar pisau,
dan penyayatannya disebut mesin milling. Ada dua jenis mesin milling sesuai dengan cara
kerjanya, seperti pada gambar dibawah ini.
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
21
PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING)
D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN
Gambar 2.6 Skematik dari gerakan-gerakan dan komponen-komponen dari
(a) Mesin milling vertikal tipe column and knee, dan (b) Mesin milling horizontal tipe
column and knee
Mesin milling ada yang dikendalikan secara konvensional dan ada yang dengan bantuan
CNC. Mesin konvensional manual posisi spindelnya ada dua macam yaitu horizontal
dan vertikal. Mesin milling dengan kendali CNC hampir semuanya adalah mesin frais
vertikal. Adapun mesin milling konvensional dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.7 Mesin milling konvensional
Mesin milling konvensional cara pengerjaannya dilakukan secara manual oleh
operator. Sedangkan mesin milling cnc dikendalikan oleh komputer, sehingga semua
gerakan yang berjalan sesuai dengan program yang diberikan, keuntungannya yaitu
mesin mampu diperintah untuk melakukan pengerjaan secara mengulang gerakan
yang sama secara terus menerus dengan tingkat ketelitian yang sama.
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
22
PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING)
D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN
2.5 Alat-alat Potong Mesin Milling
Alat potong mesin milling memilikii banyak sekali jenis dan bentuknya, baik pada mesin
milling vertikal maupun horizontal. Pemilihan pisau berdasarkan pada bentuk benda kerja
serta mudah atau kompleksnya benda kerja yang dibuat. Adapun jenis-jenis pisau
frais, antara lain;
1. Pisau mantel (helical milling cutter), pisau jenis ini dipakai pada mesin frais
horizontal. Biasanya digunakan untuk pemakanan permukaan kasar (roughing) dan
lebar.
Gambar 2.8 Cutter mantel
2. Pisau alur (slot milling cutter), berfungsi untuk mebuat alur pada bidang
permukaan benda kerja. Jenis pisau ini ada beberapa macam yang penggunaanya
disesuaikan dengan kebutuhan. Gambar 2.9 a dan b menunjukkan jenis pisau
alur mata sayat satu sisi, gambar 2.9 c dan d menunjukkan pisau alur dua mata sayat
yaitu muka dan sisi, gambar 2.9 e dan f menunjukkan pisau alur dua mata sayat yaitu
muka dan sisi dengan mata sayat silang.
Gambar 2.9 Pisau alur dan penggunaanya
3. Pisau frais gigi (gear cutter), ini digunakan untuk membuat roda gigi sesuai jenis dan
jumlah gigi yang diinginkan. Gambar dibawah ini menunjukan salah satu jenis
gear cutter.
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
23
PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING)
D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN
Gambar 2.10 Gear cutter
4. Pisau frais radius cekung (convex cutter), pisau jenis ini digunakan untuk
membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung).
Gambar 2.11 Cutter radius cekung
5. Pisau frais radius cembung (concave cutter), pisau jenis ini digunakan untuk
membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius luar (cembung).
Gambar 2.12 Cutter radius cembung
6. Pisau frais alur T (T slot cutter), pisau jenis ini hanya digunakan untuk untuk
membuat alur berbentuk "T" seperti halnya pada meja mesin frais.
Gambar 2.13 Cutter alur T
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
24
PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING)
D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN
7. Pisau frais sudut, pisau jenis ini digunakan untuk membuat alur berbentuk sudut yang
hasilnya sesuai dengan sudut pisau yang digunakan. Pisau jenis ini memilki sudut-sudut
yang berbeda diantaranya: 30°, 45°, 50°, 60°,70° dan 80°. Gambar 2.14 a
menunjukkan pisau satu sudut 60° (angle cutter), Gambar 2.14 b menunjukkan
pisau dua sudut 45°x45° (double angle cutter), Gambar 2.14 c menunjukkan pisau
dua sudut 30°x60° (double angle cutter).
Gambar 2.14 Pisau sudut dan penggunaanya
8. Pisau jari (end mill cutter), ukuran pisau jenis ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil
sampai ukuran besar. Cutter ini biasanya dipakai untuk membuat alur pada bidang datar
atau pasak dan jenis pisau ini pada umumnya dipasang pada posisi tegak (mesin
frais vertical), namun pada kondisi tertentu dapat juga dipasang posisi horizontal
yaitu langsung dipasang pada spindle mesin frais.
Gambar 2.15 Cutter Endmill
9. Pisau frais muka dan sisi (shell endmill cutter), jenis pisau ini memilki mata sayat
dimuka dan disisi, dapat digunakan untuk mengefrais bidang rata dan bertingkat.
Gambar 4.16 menunjukkan pisau frais muka dan sisi.
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
25
PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING)
D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN
Gambar 2.16 Shell endmill cutter
10. Pisau frais pengasaran (heavy duty endmill cutter), pisau jenis ini mempunyai satu ciri
khas yang berbeda dengan cutter yang lain. Pada sisinya berbentuk alur helik yang
dapat digunakan untuk menyayat benda kerja dari sisi potong cutter,
sehingga cutter ini mampu melakukan penyayatan yang cukup besar
Gambar 2.17 Pisau pengasaran
11. Pisau frais gergaji (slitting saw), pisau frais jenis ini digunakan untuk memotong atau
membelah benda kerja. Selain itu juga dapat digunakan untuk membuat alur yang
memilki ukuran lebar kecil.
Gambar 2.18 Pisau frais gergaji
2.8 Parameter Yang Dapat Diatur Pada Mesin Milling
Parameter yang dapat diatur pada mesin milling yaitu parameter yang dapat diatur
secara langsung oleh operator mesin ketika sedang mengoperasikan mesin. Parameter
tersebut yaitu putaran spindel (n), gerak makan (f), dan kedalaman potong (a).
Putaran spindel bisa langsung diatur dengan cara mengubah posisi handle pengatur
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
26
PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING)
D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN
putaran mesin. Gerak makan bisa diatur dengan cara mengatur handle gerak makan
sesuai dengan tabel f yang ada di mesin. Kedalaman potong diatur dengan cara
menaikkan benda kerja, atau dengan cara menurunkan pisau.
Putaran spindel (n) ditentukan berdasarkan kecepatan potong. Kecepatan
potong ditentukan oleh kombinasi material pisau dan material benda kerja. Kecepatan
potong adalah jarak yang ditempuh oleh satu titik (dalam satuan meter) pada selubung pisau
dalam waktu satu menit. Rumus kecepatan potong identik dengan rumus kecepatan
potong pada rumus mesin lathe. Pada mesin milling besarnya diameter yang
digunakan adalah diamater pisau. Rumus kecepatan potong;
𝑪𝒔 = (𝝅 . 𝒅. 𝒏)/𝟏𝟎𝟎𝟎
Dimana : Cs = kecepatan potong (m/menit)
d = diameter pisau (mm)
n = putaran spindel (rpm)
 = 3,14
Karena nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara
baku, maka parameter yang dapat diatur adalah putaran spindel (n). Dengan demikian
rumus untuk menghitung putaran spindel menjadi :
𝒏 = (𝑪𝒔 . 𝟏𝟎𝟎𝟎)/𝝅. 𝒅
Nilai kecepatan potong yang telah baku dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 Kecepatan potong untuk beberapa jenis bahan
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
27
PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING)
D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN
Setelah kecepatan potong diketahui, maka kecepatan pemakanan harus ditentukan.
Kecepatan pemakanan adalah jarak tempuh gerak maju pisau/benda kerja dalam satuan
milimeter permenit atau feet permenit. Pada gerak putar, kecepatan pemakanan (f)
adalah gerak maju alat potong atau benda kerja dalam (n) putaran benda kerja/pisau
permenit. Pada mesin milling, kecepatan pemakanan dinyatakan dalam satuan
millimeter permenit dimana dalam pemakaiannya perlu disesuaikan dengan jumlah mata
potong pisau yang digunakan. Kecepatan pemakanan tiap mata potong pisau frais, (f)
untuk setiap jenis pisau dan setiap jenis bahan sudah dibakukan. Adapun nilai
kecepatan pemakanan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.2 Kecepatan pemakanan (feeding) pergigi untuk HSS
Kedalaman potong (a) ditentukan berdasarkan selisih tebal benda kerja awal
terhadap tebal benda kerja akhir.
Dalam memilih kecepatan potong yang diperhatikan adalah :
1. Bahan Pemotong. Kecepatan pemotong umumnya diberikan dalam nilai untuk
pemotong baja kecepatan tinggi.
2. Jenis bahan yang harus dipotong. Bahan lunak seperti magnesium dan aluminium dapat
difris dengan kecepatan yang lebih tinggi dari bahan yang lebih keras.
3. Jenis penyelesaian yang diperlukan. Penyelesaian yang baik diperoleh dengan
hantaran sedikit dan kecepatan potong tinggi.
4. Umur pahat. Kecepatan potong rendah akan mengawetkan pemotong.
5. Penggunaan media pendingin. Kecepatan potong yang tinggi menimbulkan panas
dan panas ini harus dilepqaskan dari pemotong dan benda kerja dengan menggunakan
media pendingin.
2.9 Hantaran Potong
Gambar 2.19 memperlihatkan dua jenis cara menghantarkan benda kerja pada
mesin fris. Gambar A dianjurkan karena setiap gigi mengawali pemotongan dalam
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
28
PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING)
D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN
logam bersih dan tidak harus menembus kerak permukaan yang mungkin ada. Gambar
B membuat pemotongan lebih efisien, serpihan yang dilepas lebih besar, dan
kecendrungan untuk bergetar berkurang.
Gambar 2.19. Metode menghantarkan benda kerja pada mesin fris. A. Pemfrisan
konvensional atau naik. B. Pemfrisan memanjat atau turun.
2.10 Kecepatan Pelepasan Logam
Untuk memfrais tepi dan pemotong fris datar, kecepatan pelepasan logam bisa
dicari dengan:
R = d w f = milimeter kubik per menit
dengan :
d = kedalaman pemotongan, mm
w = lebar pemotongan, mm
f = hantaran, mm/min
Dalam menghitung waktu untuk melakukan pemotongan tunggal (gambar 2.20),
panjang total dari pemotongan sedikit lebih besar daripada benda kerja disebabkan jarak
pendekatan S yang diperlukan untuk memotong. Jarak pendekatan dicari dengan :
𝑆 = √ (
𝐷
2
)
2
− (
𝐷
2 − 𝑑
)
2
= √𝑑(𝐷 − 𝑑)
Untuk persamaan diatas harus ditambahkan lagi sekitar 6,0 mm supaya memberikan sedikit
perjalanan lebih dari pemotongnya. Panjang total perjalanan adalah :
𝑆𝑡 = 𝐿 + √𝑑(𝐷 − 6) + 6 𝑚𝑖𝑙𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Waktu potong sebenarnya :
𝑇 =
𝐿 + √𝑑(𝐷 − 6) + 6
𝑓
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Dimana :
S = jarak pendekatan, mm
St = jarak perjalanan total, mm
T = waktu potong, menit
L = panjang benda kerja, mm
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
29
PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING)
D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN
Gambar 2.20. Penggambaran jarak pendekatan untuk operasi menggurdi.
Untuk mendapatkan waktu daur total, maka waktu balik tanpa kerja dan waktu penanganan
benda kerja harus ditambahkan kepada waktu potong sebenarnya.
3. Gambar Kerja
Membuat V blok
4. Alat dan Bahan
Pada praktikum pembuatan “balok perata” blok ini, bahan yang digunakan St. 37
dengan ukuran  1 inch dengan menggunakan alat-alat sebagai berikut :
1. Mesin frais
2. Pisau frais dengan ukuran  10 mm
3. Jangka sorong (vernier caliver)
4. Ragum pencekam benda kerja
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
30
PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING)
D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN
5. Siku untuk mengukur sudut siku benda kerja
6. Palu plastik.
7. Kaca mata pengaman
8. Kuas pembersih
9. Kikir rata
10. Kunci pas untuk menguatkan dudukan ragum
5. Petunjuk Praktikum
1. Menyiapkan bahan (benda kerja) dan alat yang akan digunakan.
2. Memperhatikan gambar kerja.
3. Mengukur benda kerja sebelum pengerjaan.
4. Menentukan ukuran benda kerja yang akan disayat.
5. Pasang pisau frais, kencangkan dengan kunci pisau frais.
6. Pasang ragum pada meja mesin, kencangkan ragum dengan menggunakan kunci pas.
7. Pasang benda kerja pada ragum, kemudian kencangkan sambil memukul benda kerja
dengan palu plastik diselingi dengan memukul kunci pengikat ragum.
8. “On” kan arus listrik yang masuk ke mesin.
9. Pompa pelumas hidrolik agar cairan pelumas mengalir keseluruh bagian mesin frais.
10. Atur kecepatan putaran motor mesin, dengan menyesuaikan besar diameter pisau frais
yang digunakan. Pada box panel terdapat tombol-tombol yang mana menunjukkan
kecepatan putaran motor, tombol high menandakan putaran tinggi sedang tombol low
putaran rendah.
11. Tombol warna kuning mengatur kecepatan, tombol warna hijau menjalankan motor
mesin sedang tombol warna merah untuk menghentikan putaran mesin.
12. Pengaturan kecepatan putaran motor dilakukan dengan mengatur tali banbel puli pada
bagian samping mesin frais.
13. Lakukan penyetingan dengan cara menyentuhkan pisau frais dengan benda kerja
secara perlahan lahan untuk mencari pemakanan pada posisi nol.
14. Lakukan penyayatan dengan kedalaman yang dianjurkan oleh instruktur atau melihat
jenis bahan yang dikerjakan.
15. Ingat keselamatan kerja pada saat pengerjaan berlangsung.
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
31
PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING)
D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN
6. Keselamatan Kerja
1. Gunakan pakaian praktek sesuai yang dianjurkan.
2. Gunakan kacamata pengaman.
3. Pelajari dan pahami gambar kerja yang diberikan.
4. Pinjam dan kemabalikan alat sesuai dengan daftar.
5. Jangan bertindak di luar prosedur yang telah ditetapkan.
6. Bersihkan area setelah praktek selesai.
7. Hindari cairan pendingin atau oli jatuh kelantai.
8. Matikan mesin dan motor pendingin saat mesin tidak digunakan.
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
32
PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING)
D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN
Format Laporan
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan praktikum dan laporan
praktikum mesin perkakas 1 yakni mesin Frais (Milling).
Laporan ini berisikan informasi tentang bagaimana penulis melakukan praktek di
bengkel mekanik dengan menggunakan mesin Frais. Laporan ini Alhamdulillah dapat kami
selesaikan berkat tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses praktek sampai
pembuatan laporan.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam praktek sampai penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penulis.
LaporanPraktek
MesinFrais(Milling)
Untuk memenuhi syarat matakuliah
Praktek Mesin Perkakas 1
Dosen pengampuh :..........................
DisusunOleh :
Nama Mahasiswa (NIM)
Program Studi D3 TeknikMesin
JurusanTeknikMesin
Universitas Tadulako
TahunAkademik ...........
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
33
PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING)
D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN
Kata Pengantar
Daftar Isi
LandasanTeori
Praktikum
- Keselamatan Kerja
- Alat dan Bahan
- Gambar Kerja
- Langkah Kerja
Penutup
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
34
PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING)
D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN

More Related Content

What's hot

3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptxMohAliYahya1
 
Proses Khusus, Pengerjaan Dingin, Pembentukan dengan Listrik dan Pelapisan Logam
Proses Khusus, Pengerjaan Dingin, Pembentukan dengan Listrik dan Pelapisan LogamProses Khusus, Pengerjaan Dingin, Pembentukan dengan Listrik dan Pelapisan Logam
Proses Khusus, Pengerjaan Dingin, Pembentukan dengan Listrik dan Pelapisan LogamEssyKarundeng
 
Belajar mastercam lathe x5
Belajar mastercam lathe x5Belajar mastercam lathe x5
Belajar mastercam lathe x5yudhi prasetyo
 
Macam macam alat ukur dalam mesin bubut
Macam   macam alat ukur dalam mesin bubutMacam   macam alat ukur dalam mesin bubut
Macam macam alat ukur dalam mesin bubutAgam Real
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 
Tutorial solidworks membuat rangka meja menggunakan weldment
Tutorial solidworks membuat rangka meja menggunakan weldmentTutorial solidworks membuat rangka meja menggunakan weldment
Tutorial solidworks membuat rangka meja menggunakan weldmentZul Abidin
 
Proses pembentukan piston
Proses pembentukan pistonProses pembentukan piston
Proses pembentukan pistonFixri Pupone
 
Mengelas listrik dasar bu hettyk
Mengelas listrik dasar bu hettykMengelas listrik dasar bu hettyk
Mengelas listrik dasar bu hettykHettyk Sari
 
latihan soal ujian sekolah teori kejuruan teknik pemesinan 2017
latihan soal ujian sekolah teori kejuruan teknik pemesinan 2017latihan soal ujian sekolah teori kejuruan teknik pemesinan 2017
latihan soal ujian sekolah teori kejuruan teknik pemesinan 2017ardzypanggayuhindart1
 
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)Agus Witono
 
Menggunakan mesin-bubut-kompleks
Menggunakan mesin-bubut-kompleksMenggunakan mesin-bubut-kompleks
Menggunakan mesin-bubut-kompleksDanny Danny
 
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusElemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusCharis Muhammad
 

What's hot (20)

Pengenalan bentuk dan fungsi garis gambar
Pengenalan bentuk dan fungsi garis gambarPengenalan bentuk dan fungsi garis gambar
Pengenalan bentuk dan fungsi garis gambar
 
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx
 
Gerinda
GerindaGerinda
Gerinda
 
Proses Khusus, Pengerjaan Dingin, Pembentukan dengan Listrik dan Pelapisan Logam
Proses Khusus, Pengerjaan Dingin, Pembentukan dengan Listrik dan Pelapisan LogamProses Khusus, Pengerjaan Dingin, Pembentukan dengan Listrik dan Pelapisan Logam
Proses Khusus, Pengerjaan Dingin, Pembentukan dengan Listrik dan Pelapisan Logam
 
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurusRumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurus
 
Belajar mastercam lathe x5
Belajar mastercam lathe x5Belajar mastercam lathe x5
Belajar mastercam lathe x5
 
Macam macam alat ukur dalam mesin bubut
Macam   macam alat ukur dalam mesin bubutMacam   macam alat ukur dalam mesin bubut
Macam macam alat ukur dalam mesin bubut
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Tutorial solidworks membuat rangka meja menggunakan weldment
Tutorial solidworks membuat rangka meja menggunakan weldmentTutorial solidworks membuat rangka meja menggunakan weldment
Tutorial solidworks membuat rangka meja menggunakan weldment
 
Baut dan Mur
Baut dan MurBaut dan Mur
Baut dan Mur
 
Proses pembentukan piston
Proses pembentukan pistonProses pembentukan piston
Proses pembentukan piston
 
Mengelas listrik dasar bu hettyk
Mengelas listrik dasar bu hettykMengelas listrik dasar bu hettyk
Mengelas listrik dasar bu hettyk
 
latihan soal ujian sekolah teori kejuruan teknik pemesinan 2017
latihan soal ujian sekolah teori kejuruan teknik pemesinan 2017latihan soal ujian sekolah teori kejuruan teknik pemesinan 2017
latihan soal ujian sekolah teori kejuruan teknik pemesinan 2017
 
Perawatan mesin frais
Perawatan mesin fraisPerawatan mesin frais
Perawatan mesin frais
 
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
 
Laporan akhir cover
Laporan akhir coverLaporan akhir cover
Laporan akhir cover
 
Menggunakan mesin-bubut-kompleks
Menggunakan mesin-bubut-kompleksMenggunakan mesin-bubut-kompleks
Menggunakan mesin-bubut-kompleks
 
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusElemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
 
Materi Dasar Gambar Teknik
Materi Dasar Gambar TeknikMateri Dasar Gambar Teknik
Materi Dasar Gambar Teknik
 
Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)
 

Similar to OPTIMASI FRAIS

Mengenal proses frais new TEKNIK MESIN
Mengenal proses frais new TEKNIK MESINMengenal proses frais new TEKNIK MESIN
Mengenal proses frais new TEKNIK MESINEko Supriyadi
 
Proses frais (buku 3) 0
Proses frais (buku 3) 0Proses frais (buku 3) 0
Proses frais (buku 3) 0Zaki Rahman
 
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptxMATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptxdanisuhenda1
 
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptxMATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptxdanisuhenda1
 
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptxMATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptxdanisuhenda1
 
Mengenal proses bubut TEKNIK MESIN
Mengenal proses bubut TEKNIK MESINMengenal proses bubut TEKNIK MESIN
Mengenal proses bubut TEKNIK MESINEko Supriyadi
 
Prosman modul-iv
Prosman modul-ivProsman modul-iv
Prosman modul-ivcherenchay
 
Parameter kecepatan potong mesin bubut
Parameter kecepatan potong mesin bubutParameter kecepatan potong mesin bubut
Parameter kecepatan potong mesin bubutedo soehendro
 
DMA 3053 – CNC MILLING SLIDE CHAPTER 3 (1).pptx
DMA 3053 – CNC MILLING SLIDE CHAPTER 3 (1).pptxDMA 3053 – CNC MILLING SLIDE CHAPTER 3 (1).pptx
DMA 3053 – CNC MILLING SLIDE CHAPTER 3 (1).pptxNur Farizan Ayoob
 
01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakasMahros Darsin
 
mesin-milling.pdf
mesin-milling.pdfmesin-milling.pdf
mesin-milling.pdflessytania
 
Mesin Konvensional
Mesin KonvensionalMesin Konvensional
Mesin KonvensionalElis Wahyuni
 
Grinding ( grinda )
Grinding ( grinda )Grinding ( grinda )
Grinding ( grinda )exga dinasty
 

Similar to OPTIMASI FRAIS (20)

Mengenal proses frais new TEKNIK MESIN
Mengenal proses frais new TEKNIK MESINMengenal proses frais new TEKNIK MESIN
Mengenal proses frais new TEKNIK MESIN
 
Proses frais (buku 3) 0
Proses frais (buku 3) 0Proses frais (buku 3) 0
Proses frais (buku 3) 0
 
BAB II ...pdf
BAB II ...pdfBAB II ...pdf
BAB II ...pdf
 
Milling.pdf
Milling.pdfMilling.pdf
Milling.pdf
 
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptxMATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
 
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptxMATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
 
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptxMATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
MATERI AJAR MESIN BUBUT KELAS XI SMK.pptx
 
Mesin gerinda finish
Mesin gerinda finishMesin gerinda finish
Mesin gerinda finish
 
Mengenal proses bubut TEKNIK MESIN
Mengenal proses bubut TEKNIK MESINMengenal proses bubut TEKNIK MESIN
Mengenal proses bubut TEKNIK MESIN
 
Prosman modul-iv
Prosman modul-ivProsman modul-iv
Prosman modul-iv
 
Makalah mesin frais
Makalah mesin fraisMakalah mesin frais
Makalah mesin frais
 
Parameter kecepatan potong mesin bubut
Parameter kecepatan potong mesin bubutParameter kecepatan potong mesin bubut
Parameter kecepatan potong mesin bubut
 
Mesin Perkakas
Mesin PerkakasMesin Perkakas
Mesin Perkakas
 
BAB 2
BAB 2BAB 2
BAB 2
 
DMA 3053 – CNC MILLING SLIDE CHAPTER 3 (1).pptx
DMA 3053 – CNC MILLING SLIDE CHAPTER 3 (1).pptxDMA 3053 – CNC MILLING SLIDE CHAPTER 3 (1).pptx
DMA 3053 – CNC MILLING SLIDE CHAPTER 3 (1).pptx
 
Uas makalah bubut
Uas makalah bubutUas makalah bubut
Uas makalah bubut
 
01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas
 
mesin-milling.pdf
mesin-milling.pdfmesin-milling.pdf
mesin-milling.pdf
 
Mesin Konvensional
Mesin KonvensionalMesin Konvensional
Mesin Konvensional
 
Grinding ( grinda )
Grinding ( grinda )Grinding ( grinda )
Grinding ( grinda )
 

Recently uploaded

demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

OPTIMASI FRAIS

  • 1. UNIVERSITAS TADULAKO PALU 17 PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING) D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah mengikut praktikum ini, seluruh praktikan diharapkan dapat memahami: 1. Mengetahui prinsip proses pengfraisan. 2. Mengetahui jenis-jenis mesin pada proses frais. 3. Mengetahui paramater pemotongan pada mesin milling. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Proses pemesinan frais (milling) adalah proses penyayatan benda kerja menggunakan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang mengitari pisau ini bisa menghasilkan proses pemesinan lebih cepat. Permukaan yang disayat bisa berbentuk datar, menyudut, atau melengkung. Permukaan benda kerja bisa juga berbentuk kombinasi dari beberapa bentuk. Terjadinya pemotongan/penyayatan dengan kedalaman yang disesuaikan karena alat potong yang berputar dan gigi potong yang menyentuh permukaan benda kerja yang dijepit pada ragum meja mesin milling menghasilkan benda produksi sesuai dengan gambar kerja yang dikehendaki. Adapun prinsip-prinsip pemotongan pada proses frais dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 2.1 Prinsip pemotongan pada mesin frais Gambar 2.1 a menunjukkan prinsip pemotongan/pengefraisan datar bagian permukaan (face milling) dimana cutter bergerak berputar memotong keatas (cutting up) sedang benda kerjanya bergerak lurus melawan cutter pada mesin frais horizontal. Demikian pula yang terjadi pada mesin frais tegak (Gambar 2.1 b- d), sedangkan gambar 2.1 e menunjukkan pemotongan bagian muka dan sisi (side and face cutting) dan gambar 2.1 f menunjukkan pemotongan pada mesin frais horisontal.
  • 2. UNIVERSITAS TADULAKO PALU 18 PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING) D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN Dengan prinsip-prinsip pemotongan diatas, kita dapat melakukan pembuatan benda kerja dengan berbagai bentuk-bentuk diantaranya: a. Bidang rata datar b. Bidang rata miring menyudut c. Bidang siku d. Bidang sejajar e. Alur lurus atau melingkar f. Segi beraturan atau tidak beraturan g. Pengeboran lubang atau memperbesar lubang dan lain-lain. 2.2 Metode Proses Frais Metode proses frais ditentukan berdasarkan arah relatif gerak makan meja mesin frais terhadap putaran pisau. Metode proses frais ada dua yaitu frais naik dan frais turun seperti gambar dibawah ini. Gambar 2.2 a. Frais naik (up milling), dan b. Frais turun (down milling) 1. Frais naik (up milling), biasanya disebut frais konvensional. Gerak dari putaran pisau berlawanan arah terhadap gerak makan meja mesin frais. Sebagai contoh, pada proses frais naik apabila pisau berputar searah jarum jam, benda kerja disayat ke arah kanan. Penampang melintang bentuk beram (chips) untuk proses frais naik adalah seperti koma diawali dengan ketebalan minimal kemudian menebal. Proses frais ini sesuai untuk mesin frais konvensional/manual, karena pada mesin konvensional backlash ulir trnasportirnya relatif besar dan tidak dilengkapi backlash compensation.
  • 3. UNIVERSITAS TADULAKO PALU 19 PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING) D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN 2. Frais turun (down milling), dinamakan juga climb milling. Arah dari putaran pisau sama dengan arah gerak makan meja mesin frais. Sebagai contoh jika pisau berputar berlawanan arah jarum jam, benda kerja disayat ke kanan. Penampang melintang bentuk beram (chips) untuk proses frais naik adalah seperti koma diawali dengan ketebalan maksimal kemudian menipis. Proses frais ini sesuai untuk mesin frais CNC, karena pada mesin CNC gerakan meja dipandu oleh ulir dari bola baja, dan dilengkapi backlash compensation. Untuk mesin frais konvensional tidak direkomendasikan melaksanakan proses frais turun, karena meja mesin frais akan tertekan dan ditarik oleh pisau. 2.3 Metoda Pemotongan Benda Kerja Metode pemotongan pada frais dibagi menjadi tiga, antara lain; pemotongan searah jarum jam, pemotongan berlawanan arah jarum jam, dan netral. 1. Pemotongan searah benda kerja, yang dimaksud pemotongan searah adalah pemotongan yang datangnya benda kerja searah dengan putaran sisi potong cutter. Pada pemotongan ini hasilnya kurang baik karena meja (benda kerja) cenderung tertarik oleh cutter. Gambar 2.3 Pemotongan searah benda kerja 2. Pemotongan berlawanan arah benda kerja, yang dimaksud pemotongan berlawanan arah adalah pemotongan yang datangnya benda kerja berlawanan dengan arah putaran sisi potong cutter. Pada pemotongan ini hasilnya dapat maksimal karena meja (benda kerja) tidak tertarik oleh cutter.
  • 4. UNIVERSITAS TADULAKO PALU 20 PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING) D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN Gambar 2.4 Pemotongan berlawanan benda kerja 3. Pemotongan netral, pemotongan netral yaitu pemotongan yang terjadi apabila lebar benda yang disayat lebih kecil dari ukuran diameter pisau atau diameter pisau tidak lebih besar dari bidang yang disayat. Pemotongan jenis ini hanya berlaku untuk mesin frais vertical. Gambar 2.5 Pemotongan netral 2.4 Mesin Milling Mesin yang digunakan untuk memegang benda kerja, memutar pisau, dan penyayatannya disebut mesin milling. Ada dua jenis mesin milling sesuai dengan cara kerjanya, seperti pada gambar dibawah ini.
  • 5. UNIVERSITAS TADULAKO PALU 21 PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING) D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN Gambar 2.6 Skematik dari gerakan-gerakan dan komponen-komponen dari (a) Mesin milling vertikal tipe column and knee, dan (b) Mesin milling horizontal tipe column and knee Mesin milling ada yang dikendalikan secara konvensional dan ada yang dengan bantuan CNC. Mesin konvensional manual posisi spindelnya ada dua macam yaitu horizontal dan vertikal. Mesin milling dengan kendali CNC hampir semuanya adalah mesin frais vertikal. Adapun mesin milling konvensional dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 2.7 Mesin milling konvensional Mesin milling konvensional cara pengerjaannya dilakukan secara manual oleh operator. Sedangkan mesin milling cnc dikendalikan oleh komputer, sehingga semua gerakan yang berjalan sesuai dengan program yang diberikan, keuntungannya yaitu mesin mampu diperintah untuk melakukan pengerjaan secara mengulang gerakan yang sama secara terus menerus dengan tingkat ketelitian yang sama.
  • 6. UNIVERSITAS TADULAKO PALU 22 PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING) D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN 2.5 Alat-alat Potong Mesin Milling Alat potong mesin milling memilikii banyak sekali jenis dan bentuknya, baik pada mesin milling vertikal maupun horizontal. Pemilihan pisau berdasarkan pada bentuk benda kerja serta mudah atau kompleksnya benda kerja yang dibuat. Adapun jenis-jenis pisau frais, antara lain; 1. Pisau mantel (helical milling cutter), pisau jenis ini dipakai pada mesin frais horizontal. Biasanya digunakan untuk pemakanan permukaan kasar (roughing) dan lebar. Gambar 2.8 Cutter mantel 2. Pisau alur (slot milling cutter), berfungsi untuk mebuat alur pada bidang permukaan benda kerja. Jenis pisau ini ada beberapa macam yang penggunaanya disesuaikan dengan kebutuhan. Gambar 2.9 a dan b menunjukkan jenis pisau alur mata sayat satu sisi, gambar 2.9 c dan d menunjukkan pisau alur dua mata sayat yaitu muka dan sisi, gambar 2.9 e dan f menunjukkan pisau alur dua mata sayat yaitu muka dan sisi dengan mata sayat silang. Gambar 2.9 Pisau alur dan penggunaanya 3. Pisau frais gigi (gear cutter), ini digunakan untuk membuat roda gigi sesuai jenis dan jumlah gigi yang diinginkan. Gambar dibawah ini menunjukan salah satu jenis gear cutter.
  • 7. UNIVERSITAS TADULAKO PALU 23 PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING) D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN Gambar 2.10 Gear cutter 4. Pisau frais radius cekung (convex cutter), pisau jenis ini digunakan untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung). Gambar 2.11 Cutter radius cekung 5. Pisau frais radius cembung (concave cutter), pisau jenis ini digunakan untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius luar (cembung). Gambar 2.12 Cutter radius cembung 6. Pisau frais alur T (T slot cutter), pisau jenis ini hanya digunakan untuk untuk membuat alur berbentuk "T" seperti halnya pada meja mesin frais. Gambar 2.13 Cutter alur T
  • 8. UNIVERSITAS TADULAKO PALU 24 PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING) D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN 7. Pisau frais sudut, pisau jenis ini digunakan untuk membuat alur berbentuk sudut yang hasilnya sesuai dengan sudut pisau yang digunakan. Pisau jenis ini memilki sudut-sudut yang berbeda diantaranya: 30°, 45°, 50°, 60°,70° dan 80°. Gambar 2.14 a menunjukkan pisau satu sudut 60° (angle cutter), Gambar 2.14 b menunjukkan pisau dua sudut 45°x45° (double angle cutter), Gambar 2.14 c menunjukkan pisau dua sudut 30°x60° (double angle cutter). Gambar 2.14 Pisau sudut dan penggunaanya 8. Pisau jari (end mill cutter), ukuran pisau jenis ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai ukuran besar. Cutter ini biasanya dipakai untuk membuat alur pada bidang datar atau pasak dan jenis pisau ini pada umumnya dipasang pada posisi tegak (mesin frais vertical), namun pada kondisi tertentu dapat juga dipasang posisi horizontal yaitu langsung dipasang pada spindle mesin frais. Gambar 2.15 Cutter Endmill 9. Pisau frais muka dan sisi (shell endmill cutter), jenis pisau ini memilki mata sayat dimuka dan disisi, dapat digunakan untuk mengefrais bidang rata dan bertingkat. Gambar 4.16 menunjukkan pisau frais muka dan sisi.
  • 9. UNIVERSITAS TADULAKO PALU 25 PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING) D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN Gambar 2.16 Shell endmill cutter 10. Pisau frais pengasaran (heavy duty endmill cutter), pisau jenis ini mempunyai satu ciri khas yang berbeda dengan cutter yang lain. Pada sisinya berbentuk alur helik yang dapat digunakan untuk menyayat benda kerja dari sisi potong cutter, sehingga cutter ini mampu melakukan penyayatan yang cukup besar Gambar 2.17 Pisau pengasaran 11. Pisau frais gergaji (slitting saw), pisau frais jenis ini digunakan untuk memotong atau membelah benda kerja. Selain itu juga dapat digunakan untuk membuat alur yang memilki ukuran lebar kecil. Gambar 2.18 Pisau frais gergaji 2.8 Parameter Yang Dapat Diatur Pada Mesin Milling Parameter yang dapat diatur pada mesin milling yaitu parameter yang dapat diatur secara langsung oleh operator mesin ketika sedang mengoperasikan mesin. Parameter tersebut yaitu putaran spindel (n), gerak makan (f), dan kedalaman potong (a). Putaran spindel bisa langsung diatur dengan cara mengubah posisi handle pengatur
  • 10. UNIVERSITAS TADULAKO PALU 26 PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING) D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN putaran mesin. Gerak makan bisa diatur dengan cara mengatur handle gerak makan sesuai dengan tabel f yang ada di mesin. Kedalaman potong diatur dengan cara menaikkan benda kerja, atau dengan cara menurunkan pisau. Putaran spindel (n) ditentukan berdasarkan kecepatan potong. Kecepatan potong ditentukan oleh kombinasi material pisau dan material benda kerja. Kecepatan potong adalah jarak yang ditempuh oleh satu titik (dalam satuan meter) pada selubung pisau dalam waktu satu menit. Rumus kecepatan potong identik dengan rumus kecepatan potong pada rumus mesin lathe. Pada mesin milling besarnya diameter yang digunakan adalah diamater pisau. Rumus kecepatan potong; 𝑪𝒔 = (𝝅 . 𝒅. 𝒏)/𝟏𝟎𝟎𝟎 Dimana : Cs = kecepatan potong (m/menit) d = diameter pisau (mm) n = putaran spindel (rpm)  = 3,14 Karena nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara baku, maka parameter yang dapat diatur adalah putaran spindel (n). Dengan demikian rumus untuk menghitung putaran spindel menjadi : 𝒏 = (𝑪𝒔 . 𝟏𝟎𝟎𝟎)/𝝅. 𝒅 Nilai kecepatan potong yang telah baku dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.1 Kecepatan potong untuk beberapa jenis bahan
  • 11. UNIVERSITAS TADULAKO PALU 27 PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING) D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN Setelah kecepatan potong diketahui, maka kecepatan pemakanan harus ditentukan. Kecepatan pemakanan adalah jarak tempuh gerak maju pisau/benda kerja dalam satuan milimeter permenit atau feet permenit. Pada gerak putar, kecepatan pemakanan (f) adalah gerak maju alat potong atau benda kerja dalam (n) putaran benda kerja/pisau permenit. Pada mesin milling, kecepatan pemakanan dinyatakan dalam satuan millimeter permenit dimana dalam pemakaiannya perlu disesuaikan dengan jumlah mata potong pisau yang digunakan. Kecepatan pemakanan tiap mata potong pisau frais, (f) untuk setiap jenis pisau dan setiap jenis bahan sudah dibakukan. Adapun nilai kecepatan pemakanan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.2 Kecepatan pemakanan (feeding) pergigi untuk HSS Kedalaman potong (a) ditentukan berdasarkan selisih tebal benda kerja awal terhadap tebal benda kerja akhir. Dalam memilih kecepatan potong yang diperhatikan adalah : 1. Bahan Pemotong. Kecepatan pemotong umumnya diberikan dalam nilai untuk pemotong baja kecepatan tinggi. 2. Jenis bahan yang harus dipotong. Bahan lunak seperti magnesium dan aluminium dapat difris dengan kecepatan yang lebih tinggi dari bahan yang lebih keras. 3. Jenis penyelesaian yang diperlukan. Penyelesaian yang baik diperoleh dengan hantaran sedikit dan kecepatan potong tinggi. 4. Umur pahat. Kecepatan potong rendah akan mengawetkan pemotong. 5. Penggunaan media pendingin. Kecepatan potong yang tinggi menimbulkan panas dan panas ini harus dilepqaskan dari pemotong dan benda kerja dengan menggunakan media pendingin. 2.9 Hantaran Potong Gambar 2.19 memperlihatkan dua jenis cara menghantarkan benda kerja pada mesin fris. Gambar A dianjurkan karena setiap gigi mengawali pemotongan dalam
  • 12. UNIVERSITAS TADULAKO PALU 28 PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING) D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN logam bersih dan tidak harus menembus kerak permukaan yang mungkin ada. Gambar B membuat pemotongan lebih efisien, serpihan yang dilepas lebih besar, dan kecendrungan untuk bergetar berkurang. Gambar 2.19. Metode menghantarkan benda kerja pada mesin fris. A. Pemfrisan konvensional atau naik. B. Pemfrisan memanjat atau turun. 2.10 Kecepatan Pelepasan Logam Untuk memfrais tepi dan pemotong fris datar, kecepatan pelepasan logam bisa dicari dengan: R = d w f = milimeter kubik per menit dengan : d = kedalaman pemotongan, mm w = lebar pemotongan, mm f = hantaran, mm/min Dalam menghitung waktu untuk melakukan pemotongan tunggal (gambar 2.20), panjang total dari pemotongan sedikit lebih besar daripada benda kerja disebabkan jarak pendekatan S yang diperlukan untuk memotong. Jarak pendekatan dicari dengan : 𝑆 = √ ( 𝐷 2 ) 2 − ( 𝐷 2 − 𝑑 ) 2 = √𝑑(𝐷 − 𝑑) Untuk persamaan diatas harus ditambahkan lagi sekitar 6,0 mm supaya memberikan sedikit perjalanan lebih dari pemotongnya. Panjang total perjalanan adalah : 𝑆𝑡 = 𝐿 + √𝑑(𝐷 − 6) + 6 𝑚𝑖𝑙𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 Waktu potong sebenarnya : 𝑇 = 𝐿 + √𝑑(𝐷 − 6) + 6 𝑓 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 Dimana : S = jarak pendekatan, mm St = jarak perjalanan total, mm T = waktu potong, menit L = panjang benda kerja, mm
  • 13. UNIVERSITAS TADULAKO PALU 29 PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING) D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN Gambar 2.20. Penggambaran jarak pendekatan untuk operasi menggurdi. Untuk mendapatkan waktu daur total, maka waktu balik tanpa kerja dan waktu penanganan benda kerja harus ditambahkan kepada waktu potong sebenarnya. 3. Gambar Kerja Membuat V blok 4. Alat dan Bahan Pada praktikum pembuatan “balok perata” blok ini, bahan yang digunakan St. 37 dengan ukuran  1 inch dengan menggunakan alat-alat sebagai berikut : 1. Mesin frais 2. Pisau frais dengan ukuran  10 mm 3. Jangka sorong (vernier caliver) 4. Ragum pencekam benda kerja
  • 14. UNIVERSITAS TADULAKO PALU 30 PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING) D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN 5. Siku untuk mengukur sudut siku benda kerja 6. Palu plastik. 7. Kaca mata pengaman 8. Kuas pembersih 9. Kikir rata 10. Kunci pas untuk menguatkan dudukan ragum 5. Petunjuk Praktikum 1. Menyiapkan bahan (benda kerja) dan alat yang akan digunakan. 2. Memperhatikan gambar kerja. 3. Mengukur benda kerja sebelum pengerjaan. 4. Menentukan ukuran benda kerja yang akan disayat. 5. Pasang pisau frais, kencangkan dengan kunci pisau frais. 6. Pasang ragum pada meja mesin, kencangkan ragum dengan menggunakan kunci pas. 7. Pasang benda kerja pada ragum, kemudian kencangkan sambil memukul benda kerja dengan palu plastik diselingi dengan memukul kunci pengikat ragum. 8. “On” kan arus listrik yang masuk ke mesin. 9. Pompa pelumas hidrolik agar cairan pelumas mengalir keseluruh bagian mesin frais. 10. Atur kecepatan putaran motor mesin, dengan menyesuaikan besar diameter pisau frais yang digunakan. Pada box panel terdapat tombol-tombol yang mana menunjukkan kecepatan putaran motor, tombol high menandakan putaran tinggi sedang tombol low putaran rendah. 11. Tombol warna kuning mengatur kecepatan, tombol warna hijau menjalankan motor mesin sedang tombol warna merah untuk menghentikan putaran mesin. 12. Pengaturan kecepatan putaran motor dilakukan dengan mengatur tali banbel puli pada bagian samping mesin frais. 13. Lakukan penyetingan dengan cara menyentuhkan pisau frais dengan benda kerja secara perlahan lahan untuk mencari pemakanan pada posisi nol. 14. Lakukan penyayatan dengan kedalaman yang dianjurkan oleh instruktur atau melihat jenis bahan yang dikerjakan. 15. Ingat keselamatan kerja pada saat pengerjaan berlangsung.
  • 15. UNIVERSITAS TADULAKO PALU 31 PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING) D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN 6. Keselamatan Kerja 1. Gunakan pakaian praktek sesuai yang dianjurkan. 2. Gunakan kacamata pengaman. 3. Pelajari dan pahami gambar kerja yang diberikan. 4. Pinjam dan kemabalikan alat sesuai dengan daftar. 5. Jangan bertindak di luar prosedur yang telah ditetapkan. 6. Bersihkan area setelah praktek selesai. 7. Hindari cairan pendingin atau oli jatuh kelantai. 8. Matikan mesin dan motor pendingin saat mesin tidak digunakan.
  • 16. UNIVERSITAS TADULAKO PALU 32 PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING) D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN Format Laporan Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan praktikum dan laporan praktikum mesin perkakas 1 yakni mesin Frais (Milling). Laporan ini berisikan informasi tentang bagaimana penulis melakukan praktek di bengkel mekanik dengan menggunakan mesin Frais. Laporan ini Alhamdulillah dapat kami selesaikan berkat tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses praktek sampai pembuatan laporan. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam praktek sampai penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Penulis. LaporanPraktek MesinFrais(Milling) Untuk memenuhi syarat matakuliah Praktek Mesin Perkakas 1 Dosen pengampuh :.......................... DisusunOleh : Nama Mahasiswa (NIM) Program Studi D3 TeknikMesin JurusanTeknikMesin Universitas Tadulako TahunAkademik ...........
  • 17. UNIVERSITAS TADULAKO PALU 33 PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING) D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN Kata Pengantar Daftar Isi LandasanTeori Praktikum - Keselamatan Kerja - Alat dan Bahan - Gambar Kerja - Langkah Kerja Penutup
  • 18. UNIVERSITAS TADULAKO PALU 34 PRAKTEK MESIN FRAIS (MILLING) D3 MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN