Metode Linear Polarization Resistance (LPR) digunakan untuk mengukur laju korosi logam berdasarkan fenomena elektrokimia. Metode ini melibatkan pergeseran keseimbangan reaksi elektrokimia dengan mengalirkan arus listrik ke logam dan mengukur perubahan potensialnya. Kurva polarisasi yang dihasilkan kemudian dilinierkan untuk menentukan tahanan polarisasi dan selanjutnya digunakan untuk menghitung laju korosi berdasark
2. PENDAHULUAN
Korosi adalah perusakan atau penurunan mutu
logam atau paduan logam yang disebabkan oleh reaksi
elektrokimia antara logam dengan lingkungan
sekitarnya (3). Reaksi yang terjadi pada proses korosi
adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Logam yang
mengalami korosi akan mengalami reaksi oksidasi,
sedangkan lingkungan mengalami reaksi reduksi.
(Yudha 2015)
Laju korosi adalah kecepatan rambatan atau
kecepatan penurunan kualitas bahan terhadap waktu
(Yudha 2015). Salah satu teknik pengukuran laju korosi
yaitu menggunakan Metode Linear Polarization
Resistance (LPR)
3. METODE LINEAR
POLARIZATION RESISTANCE
(LPR)
Metode tahanan polarisasi linier atau
disebut juga Linear Polarization Resistance
(LPR) adalah metode pengukuran laju korosi
berdasarkan fenomena elektrokimia.
Teknik pemantauan korosi dengan metode
LPR ini cepat dan tidak mengganggu, hanya
membutuhkan sambungan terhadap sampel
yang diuji (misalnya baja tulangan), data
yang dihasilkan dapat memberikan
pemahaman tentang laju korosi dan nilai
potensial dari sampel tersebut.
4. PEMBAHASAN
Metode LPR menggunakan pergeseran
kesetimbangan reaksi elektrokimia dimana
terjadi perubahan potensial elektroda dengan
mengalirkan sejumlah arus listrik ke elektroda.
Terjadi kenaikan 10 mV sampai 20 mV atau
kelebihan aktif-pasif dari potensial korosi,
Perubahan arus listrik diharapkan berdampak
pada perubahan nilai potensial suatu logam dari
potensial alami logam terhadap potensial korosi.
Perubahan arus listrik tersebut akan
menghasilkan kerapatan arus yang merupakan
fungsi linier dari potensial elektroda.
5. (LANJUTAN)
Berdasarkan asumsi Stern-Geary, arus
terpolarisasi berubah secara linier seiring dengan
perubahan yang terjadi pada potensial.
Pengukuran laju korosi dengan metode LPR
akan menghasilkan perkiraan laju korosi yang
lebih baik, apabila dilakukan perhitungan dengan
rentang perubahan nilai potensial korosi 10
sampai 20 mV dalam kurva polarisasinya
(Gambar 1) maka besarnya kemiringan dari
kurva polarisasi ini sama dengan LPR.
7. (LANJUTAN)
Kurva polarisasi terdiri dari sumbu x
adalah nilai densitas arus (i) dan sumbu y
adalah nilai potensial yang terukur. Kurva
tersebut kemudian dilinierkan untuk
mendapatkan suatu pola kemiringan (slope),
dari kemiringan tersebut selanjutnya kita
dapat menentukan tahanan polarisasi (Rp)
dan lebih lanjut dapat menghitung laju korosi
(CR).
8. HUKUM FARADAY
Untuk menentukan laju korosi (CR) pada pengukuran
laju korosi dapat dilakukan berdasarkan hukum
Faraday, dimana :
Dimana,
a = berat atom logam
i = densitas arus (µA/cm2)
D = densitas logam Fe (g/cm3)
K = konstanta (0,129 mpy)
n = nomor elektron yang hilang.
9. SIMPULAN
Metode LPR tidak terlepas dari peran
kurva polarisasi. Perhitungan laju korosi
dengan rentang perubahan nilai potensial
korosi 10 mV sampai 20 mV dalam kurva
polarisasinya maka besarnya kemiringan
(slope) dari kurva polarisasi ini sama dengan
LPR.
10. Daftar pustaka
Kurnia dkk. 2014. Studi Laju Korosi
Tulangan pada Beton Ringan Busa.
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana
UNSYIAH, 3(2), 85-95.
Yudha dkk. 2015. Analisa laju korosi pada
pelat baja karbon dengan variasi
ketebalan coating. Jurnal Teknik ITS,
4(1), 1-5.