SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 9
BAB II
SIFAT-SIFAT ZAT MURNI
ZAT MURNI (PURE SUBSTANCE)
Merupakan zat yang mempunyai komposisi kimia yang tetap (stabil), misalnya :
air (water) , nitrogen, helium, dan CO .2
Zat murni bisa terdiri dari satu elemen kimia (N2 ) maupun campuran
(udara).Campuran dari beberapa fase zat murni adalah zat murni, contohnya
campuran air dan uap air. Tetapi campuran dari udara cair dan gas bukan zat murn
karena susunan kimianya berubah atau berbeda.
N2
Zat murni
Udara
Liquid
Vapor
H2O
Bukan zat murni
Liquid
Vapor
Udara
FASE dari ZAT MURNI
Diidentifikasi berdasarkan susunan molekulnya.
• Solid (padat) : jarak antar molekul sangat dekat sehingga gaya tarik antar
molekul sangat kuat, maka bentuknya tetap. Gaya tarik antara molekul-
molekul cenderung untuk mempertahankannya pada jarak yang relatif
konstan.Pada temperatur tinggi molekul melawan gaya antar molekul dan
terpencar.
• Liquid (cair) : Susunan molekul mirip dengan zat padat , tetapi terhadap
yang lain sudah tidak tetap lagi. Sekumpulan molekul akan mengambang
satu sama lain.
• Gas : Jarak antar molekul berjauhan dan susunannya acak. Molekul
bergerak secara acak.
Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 10
PERUBAHAN FASA dari ZAT MURNI
Semua zat murni mempunyai mempunyai kelakuan umum yang sama. Sebagai
contoh air (water).
State 1 : Pada state ini disebut compressed liquid atau subcooled
liquid. Pada state ini penambahan panas hanya akan menaikkan
temperatur tetapi belum menyebabkan terjadi penguapan (not
about to vaporize)
State 2 : Disebut saturated liquid (cairan jenuh). Pada state ini
fluida tepat akan berubah fasenya. Penambahan panas sedikit saja
akan menyebabkan terjadi penguapan (about to vaporize). Akan
mengalami sedikit penambahan volume.
State 3 : Disebut “Saturated liquid - vapor mixture” (campuran
uap - cairan jenuh). Pada keadaan ini uap dan cairan jenuh berada
dalam kesetimbangan. Penambahan panas tidak akan menaikkan
temperatur tetapi hanya menambah jumlah penguapan.
State 4 : Campuran tepat berubah jadi uap seluruhnya, disebut
“saturated vapor” (uap jenuh). Pada keadaan ini pengurangan
panas akan menyebabkan terjadi pengembunan (“about to
condense”).
State 5 : Disebut “superheated vapor” (uap panas lanjut).
Penambahan panas akan menyebabkan kenaikkan suhu dan
volume..
Gambar 2.1 Pemanasan Air
pada tekanan konstan
Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 11
Proses-proses tersebut di atas dapat digambarkan dalam diagram T - v. Diagram
ini menggambarkan perubahan-perubahan temperatur dan volume jenis.
Gambar 2.2 Diagram T-v proses perubahan fase air pada tekanan konstan
Proses 1-2-3-4-5 adalah pemanasan pada tekanan konstan
Proses 5-4-3-2-1 adalah pendinginan pada tekanan konstan
.
PROPERTY DIAGRAM ( DIAGRAM SIFAT)
Diagram T - v
Gambar 2.3 Diagram T- v perubahan fase zat murni (air) pada
berbagai variasi tekanan
Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 12
Dari gambar 2.3 dapat dilihat bahwa semakin tinggi tekanan air maka semakin
tinggi pula titik didihnya. Tsat merupakan fungsi dari Psat ,(Tsat = f Psat)
Tsat = Saturation temperature , temperatur saat zat murni berubah phase
pada tekanan tertentu.
Psat = Saturation pressure , tekanan saat zat murni berubah phase pada
temperatur tertentu.
Garis yang menghubungkan keadaan cair jenuh dan uap jenuh akan semakin
pendek jika tekanannya makin besar. Pada tekanan tertentu (22,09 MPa) keadaan
cair jenuh dan uap jenuh berada pada satu titik. Titik ini disebut titik kritis
(critical point). Untuk air (water) : T = 374,14o
C ; P = 22,09 MPa. ; vcr cr cr =
0,003155 m3
/kg. Jika titik-titik pada keadaan cair jenuh dihubungkan maka
diperoleh garis cair jenuh. Jika titik-titik pada keadaan uap jenuh dihubungkan
maka diperoleh garis uap jenuh. Kedua garis ini bertemu di titik kritis.
Gambar 2.4 Diagram T- v zat murni
Di atas titik tekanan kritis proses perubahan dari cair menjadi uap tidak lagi
terlihat jelas/nyata. Terjadi perubahan secara spontan dari cair menjadi uap.
Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 13
Diagram P - v
Gambar 2.5 Diagram P- v zat murni
Bentuk dari diagram P-v mirip dengan diagram T- v. Pada diagram P-v
garis temperatur konstan mempunyai trend menurun sedangkan pada diagram T-v
garis tekanan konstan mempunyai trend menaik.
Diagram P - v dan P-T fase padat, cair dan gas
Mengecil sewaktu membeku
Kebanyakan zat murni akan menyusut saat membeku.
Gambar 2.6 Diagram P- v zat murni yang menyusut saat membeku
Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 14
Mengembang sewaktu membeku
Gambar 2.7 Diagram P- v zat murni yang mengembang saat
membeku (contohnya adalah air)
Pada kondisi tertentu fase padat, cair dan gas berada dalam
kesetimbangan. Pada diagram P-v dan T-v keadaan ini akan membentuk suatu
garis yang disebut Triple line. Dalam diagram P-T keadaan ini nampak sebagai
suatu titik dan disebut Triple point. Triple point air adalah T = 0,01 o
C dan PTR TR
= 0,06113 kPa.
Gambar 2.8 Diagram P- T zat murni (diagram fase)
Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 15
Diagram P-T sering disebut sebagai diagram fase karena dalam diagram P-
T, antar tiga fase dipisahkan secara jelas, masing-masing dengan sebuah garis.
Ketiga garis bertemu di triple point. Garis penguapan (vaporisation) berakhir di
titik kritis karena tidak ada batas yang jelas antara fase cair dan fase uap. Tidak
ada zat yang berada pada fase cair jika tekanannya berada di bawah tekanan
Triple point. Ada dua cara zat padat berubah menjadi uap Pertama melalui proses
mencair kemudian menguap dan kedua fase padat berubah langsung menjadi fase
gas (disebut menyublim). Menyublim hanya dapat terjadi pada tekanan di bawah
tekanan Triple point.
Diagram P - v - T
a. Menyusut saat membeku b. Mengembang saat membeku
Gambar 2.8 Diagram P- T zat murni (diagram fase)
PROPERTY TABEL (TABEL SIFAT-SIFAT THERMODINAMIKA)
Sebagai contoh akan dibahas tabel air (water), untuk zat yang lain analog.
Tabel jenuh air (saturated water table) :
Pada proses perubahan fase temperatur dan tekanan merupakan variabel yang
saling tergantung (dependent variable). Oleh karena itu disusun dua tabel yaitu
tabel dengan temperatur sebagai variable bebas dan tabel dengan tekanan sebagai
variabel bebas.
Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 16
Tabel Temperatur
Tabel Tekanan
Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 17
Volume jenis
untuk fase
cair jenuh
Volume jenis
untuk fase
uap jenuh
indeks f = fluid : cairan jenuh ( vf , u hf , f , sf )
g = gas : uap jenuh (vg , u hg , g , sg )
fg = fluid - gas : selisih antara harga uap jenuh dan cairan jenuh
( vfg = v - vg f ; ufg = u - u ;g f hfg = h - h ;g f sfg = s - s )g f
hfg = entalpi penguapan(latent heat of vaporisation) yaitu jumlah energi yang
diperlukan untuk menguapkan satu satuan massa cairan pada suatu temperatur dan
tekanan tertentu. Jika tekanan dan temperatur bertambah maka hfg akan
berkurang, dan pada titik kritik harganya nol ( hfg = 0 ). Enthalpy merupakan
gabungan antara energi dalam, tekanan dan volume.
H = U + P V atau h = u + P v
Campuran uap dan cairan jenuh (saturated liquid vapor mixture)
Pada proses penguapan zat cair dan uap berada pada kesetimbangan atau
zat berada pada fase cair dan fase uap secara bersama-sama. Untuk melakukan
analisa pada fase ini dimunculkan suatu besaran yang disebut kualitas uap (fraksi
uap).
total
vapor
m
m
=X
X = kualitas uap (quality)
Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 18
Gambar 2.9 Campuran cair jenuh dan uap
mtotal = m + mliq vapor = m + mf g
m = massa ; liq = cair ; vapor = uap
gggfffav
gf
.vmV;.vmV;vmV
VVV
===
+=
m
.vm
m
.vm
v
.vm.vmvm
ggff
av
ggffav
+=
+=
X1
m
m
1
m
m-m
m
m
g
gf
−=
−=
=
( )
vXv
vvXv
vXv)X1(v
fgf
fgf
gfav
+=
−+=
+−=
Sifat-sifat termodinamika suatu campuran cair jenuh dan uap dengan kualitas X :
u = u = u + X uav f fg
h = h = h + X hav f fg
s = s = s + X sav f fg
secara umum y = y + X yf fg
Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 19
Gambar 2.10 Kualitas (fraksi) uap
Fraksi uap dapat dinyatakan
fg
f
y
y-y
X =
Superheated vapor (uap panas lanjut)
Daerah di sebelah kanan garis uap jenuh.
Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 20
Compressed liquid
Daerah di sebelah kiri garis cair jenuh.
Apabila tabel Compressed liquid tidak dijumpai maka nilai properti didekati
sebagai properti pada keadaan cair jenuh berdasarkan temperatur y ≈ yf @ T
Atau untuk entalpi didekati dengan
Tabel Karakteristik tiap fase
Given Compressed
liquid
Saturated
liquid
Liquid - vapor
mixture
Saturated
vapor
superheated
vapor
T P > P P = P P = P P = P P < Psat sat sat sat sat
P T < T T = T T = T T = T T > Tsat sat sat sat sat
P, T v < v v = v v < v <v v = v v > vf f f g g g
P, T u < u u = u u < u <u u = u u > uf f f g g g
P, T h < h h = h h < h <h h = h h > hf f f g g g
P, T s < s s = s s < s <s s = s s > sf f f g g g
Cara Menggunakan Tabel
Untuk membaca nilai properti gunakan tabel sesuai fasenya. Fase suatu zat
ditentukan dengan cara membandingkan properti yang diketahui dengan properti
pada keadaan jenuh (lihat karakteristik tiap fase).
Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 21
PERSAMAAN GAS IDEAL
Persamaan keadaan (equation of state) : persamaan yang menghubungkan
tekanan, temperatur dan volume jenis suatu zat.
• fase uap suatu zat disebut gas jika berada di atas temperatur kritis.
• vapor (uap) : gas yang tidak jauh dari keadaan kondensasi
1
v
• Robert Boyle (Inggris, 1662) : P ~
T
v
• J. Charles dan J. Gay Lussac (Perancis 1810) : P = R
P v = R T ⇒ Persamaan gas ideal
P = Tekanan absolut : Tekanan terukur + tekanan atmosfir
T = Temperatur absolut ( K atau R)
v = Volume jenis
R = konstante gas : udara R = 287 J/(kg K)
helium R = 2077 J/(kg K)
argon R = 208 J/(kg K)
nitrogen R = 296 J/(kg K)
M
R
R U
=
RU = konstanta gas umum = 8,314 kJ/(k mol K)
= 1,986 Btu/(lb mol R)
M = molar mass (berat molekul)
massa sistem : m = M N ; N = jumlah molekul
V = m v ⇒ P V = m R T
m R = M N R = N RU ⇒ P V = N RU T
V = N v ⇒ P v = RU T
v = volume jenis molekul ( volume tiap satuan mole )
Untuk fixed mass system :
P V
T
P V
T
1 1
1
2 21
2
= = m R
Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 22
Gambar 2.11 Penyimpangan nilai volume jenis dengan asumsi
steam sebagai gas ideal dibanding tabel
100%x
tabel
idealtabel
v
vv
errorPercent
−
=
Pada tekanan rendah dan temperatur tinggi gas dapat dianggap sebagai gas ideal.
Awas :
Uap air bukan gas ideal. Untuk uap air jangan gunakan persamaan gas ideal.
Di sekitar garis uap jenuh kesalahan besar.
FAKTOR KOMPRESIBILITAS (Z)
Merupakan tolok ukur penyimpangan terhadap sifat gas ideal.
Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 23
CR
R
CR
R
ideal
ideal
actual
T
T
=Tduksi)(suhu tereeTemperaturReduced*
P
P
=Pereduksi)(tekanan tPressureReduced*
:kunci
P
RT
=v;
v
v
=Z
TRZ=v
TR
vP
=
Variable
P
Z
Z untuk semua gas sama pada P dan TR R yang sama ( “Principle of corresponding
states)
Catatan :
1. P << 1 (regardless temperatur) : mendekati gas idealR
2. Temperatur tinggi ( TR > 2 ) : mempunyai ketelitian yang baik tanpa
memperhatikan tekanannya, kecuali untuk P >> 1.R
3. Deviasi dari gas ideal akan semakin besar bila dekat dengan titik kritis.
Gambar 2.12 Perbandingan nilai-nilai Z dari berbagai gas
Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 24
PERSAMAAN KEADAAN YANG LAIN
1. Persamaan Van Der Waals (1873)
( )
gas.molekulditempatiyangruangolumepengaruh v=b
molekul.antargaya-gayapengaruh=
P8
TR
=b
P64
TR27
=a
TR=bv
v
a
+P
2
CR
CR
CR
2
CR
2
2
v
a
−⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛
2. Persamaan Beeattie - Bridgeman (1928)
Disusun dari grafik yang diperoleh dari data eksperimen
3
o
o
22
U
Tv
c
=
)
v
b
-(1B=
)
v
a
-(1A=
v
A
-B)+v(
v
)-(1TR
=
ε
ε
B
A
P
Persamaan Beattie - Bridgeman digunakan untuk massa jenis kurang dari
massa jenis pada titik kritis. Untuk massa jenis yang lebih besar dapat
digunakan persamaan Benedict - Webb - Rubin .
3. Persamaan Benedict - Webb - Rubin (1940)
2
e1
v
c
1R
=
223
6322
U
v
Uo
oUo
vT
v
a
v
TbR
vT
C
ATRB
v
T
P
γ
γ
αα
−
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎝
⎛
+
++
−
+⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛
−−+
Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 25
Gambar 2.14 Penyimpangan nilai volume jenis Nitrogen dengan
menggunakan persamaan dibanding tabel
100%x
tabel
persamaantabel
v
vv
errorPercent
−
=
.

More Related Content

What's hot

081211332010 tetes minyak milikan.
081211332010 tetes minyak milikan.081211332010 tetes minyak milikan.
081211332010 tetes minyak milikan.Fakhrun Nisa
 
MAKALAH POLARISASI CAHAYA
MAKALAH POLARISASI CAHAYAMAKALAH POLARISASI CAHAYA
MAKALAH POLARISASI CAHAYAOndel Del
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKKiki Amelia
 
Panas dan hukum pertama termodinamika
Panas dan hukum pertama termodinamikaPanas dan hukum pertama termodinamika
Panas dan hukum pertama termodinamikaPeddek
 
Tara kalor
Tara kalorTara kalor
Tara kalorapri-ant
 
RL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton TheoremsRL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton TheoremsMuhammad Dany
 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganErnhy Hijoe
 
77190036 gas-ideal-sulies
77190036 gas-ideal-sulies77190036 gas-ideal-sulies
77190036 gas-ideal-suliesSaif Azhar
 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)FEmi1710
 
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datar
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datarStudi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datar
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datarAli Hasimi Pane
 

What's hot (20)

081211332010 tetes minyak milikan.
081211332010 tetes minyak milikan.081211332010 tetes minyak milikan.
081211332010 tetes minyak milikan.
 
Fisika inti diktat
Fisika inti diktatFisika inti diktat
Fisika inti diktat
 
Pengeringan (lanjutan)
Pengeringan (lanjutan)Pengeringan (lanjutan)
Pengeringan (lanjutan)
 
MAKALAH POLARISASI CAHAYA
MAKALAH POLARISASI CAHAYAMAKALAH POLARISASI CAHAYA
MAKALAH POLARISASI CAHAYA
 
Hukum termodinamika-i
Hukum termodinamika-iHukum termodinamika-i
Hukum termodinamika-i
 
Gerak parabola
Gerak parabolaGerak parabola
Gerak parabola
 
Struktur Kristal
Struktur KristalStruktur Kristal
Struktur Kristal
 
Osilasi teredam
Osilasi teredamOsilasi teredam
Osilasi teredam
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIK
 
Panas dan hukum pertama termodinamika
Panas dan hukum pertama termodinamikaPanas dan hukum pertama termodinamika
Panas dan hukum pertama termodinamika
 
Tara kalor
Tara kalorTara kalor
Tara kalor
 
indeks miller
indeks millerindeks miller
indeks miller
 
RL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton TheoremsRL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton Theorems
 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
 
77190036 gas-ideal-sulies
77190036 gas-ideal-sulies77190036 gas-ideal-sulies
77190036 gas-ideal-sulies
 
Kalorimeter bom
Kalorimeter bomKalorimeter bom
Kalorimeter bom
 
Spektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom HidrogenSpektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom Hidrogen
 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
 
Laporan Fisika Dasar Hukum Joule (L2)
Laporan Fisika Dasar Hukum Joule (L2)Laporan Fisika Dasar Hukum Joule (L2)
Laporan Fisika Dasar Hukum Joule (L2)
 
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datar
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datarStudi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datar
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datar
 

Viewers also liked

TERMODINAMIKA
TERMODINAMIKATERMODINAMIKA
TERMODINAMIKAlichor ch
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanAPRIL
 
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termal
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termalLaporan praktikum Fislab konduktivitas termal
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termalBogiva Mirdyanto
 
Plat heat exchanger
Plat heat exchangerPlat heat exchanger
Plat heat exchangerIffa M.Nisa
 
Makalah termodinamika terapan
Makalah termodinamika terapanMakalah termodinamika terapan
Makalah termodinamika terapanoilandgas24
 
Entropi dan hukum ketiga termodinamika
Entropi dan hukum ketiga termodinamikaEntropi dan hukum ketiga termodinamika
Entropi dan hukum ketiga termodinamikairfan umb 25
 
Documentary analysis - Dispatches (Salt)
Documentary analysis - Dispatches (Salt)Documentary analysis - Dispatches (Salt)
Documentary analysis - Dispatches (Salt)MatthewTurnbull1998
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled PresentationMili_a
 
Những bài thuốc chữa viêm xoang mũi bằng tỏi chuabenhdongduoc.com
Những bài thuốc chữa viêm xoang mũi bằng tỏi chuabenhdongduoc.comNhững bài thuốc chữa viêm xoang mũi bằng tỏi chuabenhdongduoc.com
Những bài thuốc chữa viêm xoang mũi bằng tỏi chuabenhdongduoc.comNguyen Duong
 

Viewers also liked (20)

TERMODINAMIKA
TERMODINAMIKATERMODINAMIKA
TERMODINAMIKA
 
Termodinamika
Termodinamika  Termodinamika
Termodinamika
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutan
 
Termodinamika modul
Termodinamika modulTermodinamika modul
Termodinamika modul
 
Tabel uap
Tabel uapTabel uap
Tabel uap
 
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termal
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termalLaporan praktikum Fislab konduktivitas termal
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termal
 
Plat heat exchanger
Plat heat exchangerPlat heat exchanger
Plat heat exchanger
 
Makalah termodinamika terapan
Makalah termodinamika terapanMakalah termodinamika terapan
Makalah termodinamika terapan
 
Entropi dan hukum ketiga termodinamika
Entropi dan hukum ketiga termodinamikaEntropi dan hukum ketiga termodinamika
Entropi dan hukum ketiga termodinamika
 
Documentary analysis - Dispatches (Salt)
Documentary analysis - Dispatches (Salt)Documentary analysis - Dispatches (Salt)
Documentary analysis - Dispatches (Salt)
 
wedding
weddingwedding
wedding
 
Perfil profesional
Perfil profesionalPerfil profesional
Perfil profesional
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Global KTech Corporate_3
Global KTech Corporate_3Global KTech Corporate_3
Global KTech Corporate_3
 
R.A.P. Communication Presentation
R.A.P. Communication PresentationR.A.P. Communication Presentation
R.A.P. Communication Presentation
 
Perfil profesional
Perfil profesionalPerfil profesional
Perfil profesional
 
Reflexión
ReflexiónReflexión
Reflexión
 
Artur shapoval inf_1semestr.pptx
Artur shapoval inf_1semestr.pptxArtur shapoval inf_1semestr.pptx
Artur shapoval inf_1semestr.pptx
 
Mms One Source
Mms One SourceMms One Source
Mms One Source
 
Những bài thuốc chữa viêm xoang mũi bằng tỏi chuabenhdongduoc.com
Những bài thuốc chữa viêm xoang mũi bằng tỏi chuabenhdongduoc.comNhững bài thuốc chữa viêm xoang mũi bằng tỏi chuabenhdongduoc.com
Những bài thuốc chữa viêm xoang mũi bằng tỏi chuabenhdongduoc.com
 

Similar to SIFAT ZAT

Perubahan Fase Zat Murni- Nadia Luanda Septania.pptx
Perubahan Fase Zat Murni- Nadia Luanda Septania.pptxPerubahan Fase Zat Murni- Nadia Luanda Septania.pptx
Perubahan Fase Zat Murni- Nadia Luanda Septania.pptxnadialuandaseptania
 
Termodinamika (14) a persamaan_dan_pertidaksamaan_clausius
Termodinamika (14) a persamaan_dan_pertidaksamaan_clausiusTermodinamika (14) a persamaan_dan_pertidaksamaan_clausius
Termodinamika (14) a persamaan_dan_pertidaksamaan_clausiusjayamartha
 
termodinamika dasar: penentuan tingkat keadaan dan gas ideal
termodinamika dasar: penentuan tingkat keadaan dan gas idealtermodinamika dasar: penentuan tingkat keadaan dan gas ideal
termodinamika dasar: penentuan tingkat keadaan dan gas idealTriViccaWibisono
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial TermodinamikaMutiara Cess
 
Resume materi termodinamika
Resume materi termodinamikaResume materi termodinamika
Resume materi termodinamikaIsrail Ibrahim
 
Bab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat VolumetrisBab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat Volumetrisgalih
 
DASAR-DASAR PERHITUNGAN NERACA MASSA DAN ENERGI - 3.ppsx
DASAR-DASAR PERHITUNGAN NERACA MASSA DAN ENERGI - 3.ppsxDASAR-DASAR PERHITUNGAN NERACA MASSA DAN ENERGI - 3.ppsx
DASAR-DASAR PERHITUNGAN NERACA MASSA DAN ENERGI - 3.ppsxAgungKurnianto8
 
Teknologi humidifikasi.pptx
Teknologi humidifikasi.pptxTeknologi humidifikasi.pptx
Teknologi humidifikasi.pptxTengkuHastriad
 
Tugas resume termo
Tugas resume termoTugas resume termo
Tugas resume termoKeys Ryan
 
sifat-sifat-zat-murni
sifat-sifat-zat-murnisifat-sifat-zat-murni
sifat-sifat-zat-murniiduykuy
 

Similar to SIFAT ZAT (20)

Perubahan Fase Zat Murni- Nadia Luanda Septania.pptx
Perubahan Fase Zat Murni- Nadia Luanda Septania.pptxPerubahan Fase Zat Murni- Nadia Luanda Septania.pptx
Perubahan Fase Zat Murni- Nadia Luanda Septania.pptx
 
Termodinamika (14) a persamaan_dan_pertidaksamaan_clausius
Termodinamika (14) a persamaan_dan_pertidaksamaan_clausiusTermodinamika (14) a persamaan_dan_pertidaksamaan_clausius
Termodinamika (14) a persamaan_dan_pertidaksamaan_clausius
 
termodinamika dasar: penentuan tingkat keadaan dan gas ideal
termodinamika dasar: penentuan tingkat keadaan dan gas idealtermodinamika dasar: penentuan tingkat keadaan dan gas ideal
termodinamika dasar: penentuan tingkat keadaan dan gas ideal
 
Farfis i
Farfis iFarfis i
Farfis i
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial Termodinamika
 
Mekanika Fluida
Mekanika FluidaMekanika Fluida
Mekanika Fluida
 
Resume materi termodinamika
Resume materi termodinamikaResume materi termodinamika
Resume materi termodinamika
 
Bab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat VolumetrisBab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat Volumetris
 
Fluida.ppt
Fluida.pptFluida.ppt
Fluida.ppt
 
Bab ii sistem_vakum
Bab ii sistem_vakumBab ii sistem_vakum
Bab ii sistem_vakum
 
Bab ii sistem_vakum
Bab ii sistem_vakumBab ii sistem_vakum
Bab ii sistem_vakum
 
Hidrostatika
HidrostatikaHidrostatika
Hidrostatika
 
Ii.gas ideal
Ii.gas idealIi.gas ideal
Ii.gas ideal
 
DASAR-DASAR PERHITUNGAN NERACA MASSA DAN ENERGI - 3.ppsx
DASAR-DASAR PERHITUNGAN NERACA MASSA DAN ENERGI - 3.ppsxDASAR-DASAR PERHITUNGAN NERACA MASSA DAN ENERGI - 3.ppsx
DASAR-DASAR PERHITUNGAN NERACA MASSA DAN ENERGI - 3.ppsx
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 
Mekanika fluida
Mekanika fluidaMekanika fluida
Mekanika fluida
 
Teknologi humidifikasi.pptx
Teknologi humidifikasi.pptxTeknologi humidifikasi.pptx
Teknologi humidifikasi.pptx
 
Tugas resume termo
Tugas resume termoTugas resume termo
Tugas resume termo
 
sifat-sifat-zat-murni
sifat-sifat-zat-murnisifat-sifat-zat-murni
sifat-sifat-zat-murni
 
GAS
GASGAS
GAS
 

Recently uploaded

R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 

Recently uploaded (11)

R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 

SIFAT ZAT

  • 1. Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 9 BAB II SIFAT-SIFAT ZAT MURNI ZAT MURNI (PURE SUBSTANCE) Merupakan zat yang mempunyai komposisi kimia yang tetap (stabil), misalnya : air (water) , nitrogen, helium, dan CO .2 Zat murni bisa terdiri dari satu elemen kimia (N2 ) maupun campuran (udara).Campuran dari beberapa fase zat murni adalah zat murni, contohnya campuran air dan uap air. Tetapi campuran dari udara cair dan gas bukan zat murn karena susunan kimianya berubah atau berbeda. N2 Zat murni Udara Liquid Vapor H2O Bukan zat murni Liquid Vapor Udara FASE dari ZAT MURNI Diidentifikasi berdasarkan susunan molekulnya. • Solid (padat) : jarak antar molekul sangat dekat sehingga gaya tarik antar molekul sangat kuat, maka bentuknya tetap. Gaya tarik antara molekul- molekul cenderung untuk mempertahankannya pada jarak yang relatif konstan.Pada temperatur tinggi molekul melawan gaya antar molekul dan terpencar. • Liquid (cair) : Susunan molekul mirip dengan zat padat , tetapi terhadap yang lain sudah tidak tetap lagi. Sekumpulan molekul akan mengambang satu sama lain. • Gas : Jarak antar molekul berjauhan dan susunannya acak. Molekul bergerak secara acak.
  • 2. Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 10 PERUBAHAN FASA dari ZAT MURNI Semua zat murni mempunyai mempunyai kelakuan umum yang sama. Sebagai contoh air (water). State 1 : Pada state ini disebut compressed liquid atau subcooled liquid. Pada state ini penambahan panas hanya akan menaikkan temperatur tetapi belum menyebabkan terjadi penguapan (not about to vaporize) State 2 : Disebut saturated liquid (cairan jenuh). Pada state ini fluida tepat akan berubah fasenya. Penambahan panas sedikit saja akan menyebabkan terjadi penguapan (about to vaporize). Akan mengalami sedikit penambahan volume. State 3 : Disebut “Saturated liquid - vapor mixture” (campuran uap - cairan jenuh). Pada keadaan ini uap dan cairan jenuh berada dalam kesetimbangan. Penambahan panas tidak akan menaikkan temperatur tetapi hanya menambah jumlah penguapan. State 4 : Campuran tepat berubah jadi uap seluruhnya, disebut “saturated vapor” (uap jenuh). Pada keadaan ini pengurangan panas akan menyebabkan terjadi pengembunan (“about to condense”). State 5 : Disebut “superheated vapor” (uap panas lanjut). Penambahan panas akan menyebabkan kenaikkan suhu dan volume.. Gambar 2.1 Pemanasan Air pada tekanan konstan
  • 3. Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 11 Proses-proses tersebut di atas dapat digambarkan dalam diagram T - v. Diagram ini menggambarkan perubahan-perubahan temperatur dan volume jenis. Gambar 2.2 Diagram T-v proses perubahan fase air pada tekanan konstan Proses 1-2-3-4-5 adalah pemanasan pada tekanan konstan Proses 5-4-3-2-1 adalah pendinginan pada tekanan konstan . PROPERTY DIAGRAM ( DIAGRAM SIFAT) Diagram T - v Gambar 2.3 Diagram T- v perubahan fase zat murni (air) pada berbagai variasi tekanan
  • 4. Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 12 Dari gambar 2.3 dapat dilihat bahwa semakin tinggi tekanan air maka semakin tinggi pula titik didihnya. Tsat merupakan fungsi dari Psat ,(Tsat = f Psat) Tsat = Saturation temperature , temperatur saat zat murni berubah phase pada tekanan tertentu. Psat = Saturation pressure , tekanan saat zat murni berubah phase pada temperatur tertentu. Garis yang menghubungkan keadaan cair jenuh dan uap jenuh akan semakin pendek jika tekanannya makin besar. Pada tekanan tertentu (22,09 MPa) keadaan cair jenuh dan uap jenuh berada pada satu titik. Titik ini disebut titik kritis (critical point). Untuk air (water) : T = 374,14o C ; P = 22,09 MPa. ; vcr cr cr = 0,003155 m3 /kg. Jika titik-titik pada keadaan cair jenuh dihubungkan maka diperoleh garis cair jenuh. Jika titik-titik pada keadaan uap jenuh dihubungkan maka diperoleh garis uap jenuh. Kedua garis ini bertemu di titik kritis. Gambar 2.4 Diagram T- v zat murni Di atas titik tekanan kritis proses perubahan dari cair menjadi uap tidak lagi terlihat jelas/nyata. Terjadi perubahan secara spontan dari cair menjadi uap.
  • 5. Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 13 Diagram P - v Gambar 2.5 Diagram P- v zat murni Bentuk dari diagram P-v mirip dengan diagram T- v. Pada diagram P-v garis temperatur konstan mempunyai trend menurun sedangkan pada diagram T-v garis tekanan konstan mempunyai trend menaik. Diagram P - v dan P-T fase padat, cair dan gas Mengecil sewaktu membeku Kebanyakan zat murni akan menyusut saat membeku. Gambar 2.6 Diagram P- v zat murni yang menyusut saat membeku
  • 6. Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 14 Mengembang sewaktu membeku Gambar 2.7 Diagram P- v zat murni yang mengembang saat membeku (contohnya adalah air) Pada kondisi tertentu fase padat, cair dan gas berada dalam kesetimbangan. Pada diagram P-v dan T-v keadaan ini akan membentuk suatu garis yang disebut Triple line. Dalam diagram P-T keadaan ini nampak sebagai suatu titik dan disebut Triple point. Triple point air adalah T = 0,01 o C dan PTR TR = 0,06113 kPa. Gambar 2.8 Diagram P- T zat murni (diagram fase)
  • 7. Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 15 Diagram P-T sering disebut sebagai diagram fase karena dalam diagram P- T, antar tiga fase dipisahkan secara jelas, masing-masing dengan sebuah garis. Ketiga garis bertemu di triple point. Garis penguapan (vaporisation) berakhir di titik kritis karena tidak ada batas yang jelas antara fase cair dan fase uap. Tidak ada zat yang berada pada fase cair jika tekanannya berada di bawah tekanan Triple point. Ada dua cara zat padat berubah menjadi uap Pertama melalui proses mencair kemudian menguap dan kedua fase padat berubah langsung menjadi fase gas (disebut menyublim). Menyublim hanya dapat terjadi pada tekanan di bawah tekanan Triple point. Diagram P - v - T a. Menyusut saat membeku b. Mengembang saat membeku Gambar 2.8 Diagram P- T zat murni (diagram fase) PROPERTY TABEL (TABEL SIFAT-SIFAT THERMODINAMIKA) Sebagai contoh akan dibahas tabel air (water), untuk zat yang lain analog. Tabel jenuh air (saturated water table) : Pada proses perubahan fase temperatur dan tekanan merupakan variabel yang saling tergantung (dependent variable). Oleh karena itu disusun dua tabel yaitu tabel dengan temperatur sebagai variable bebas dan tabel dengan tekanan sebagai variabel bebas.
  • 8. Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 16 Tabel Temperatur Tabel Tekanan
  • 9. Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 17 Volume jenis untuk fase cair jenuh Volume jenis untuk fase uap jenuh indeks f = fluid : cairan jenuh ( vf , u hf , f , sf ) g = gas : uap jenuh (vg , u hg , g , sg ) fg = fluid - gas : selisih antara harga uap jenuh dan cairan jenuh ( vfg = v - vg f ; ufg = u - u ;g f hfg = h - h ;g f sfg = s - s )g f hfg = entalpi penguapan(latent heat of vaporisation) yaitu jumlah energi yang diperlukan untuk menguapkan satu satuan massa cairan pada suatu temperatur dan tekanan tertentu. Jika tekanan dan temperatur bertambah maka hfg akan berkurang, dan pada titik kritik harganya nol ( hfg = 0 ). Enthalpy merupakan gabungan antara energi dalam, tekanan dan volume. H = U + P V atau h = u + P v Campuran uap dan cairan jenuh (saturated liquid vapor mixture) Pada proses penguapan zat cair dan uap berada pada kesetimbangan atau zat berada pada fase cair dan fase uap secara bersama-sama. Untuk melakukan analisa pada fase ini dimunculkan suatu besaran yang disebut kualitas uap (fraksi uap). total vapor m m =X X = kualitas uap (quality)
  • 10. Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 18 Gambar 2.9 Campuran cair jenuh dan uap mtotal = m + mliq vapor = m + mf g m = massa ; liq = cair ; vapor = uap gggfffav gf .vmV;.vmV;vmV VVV === += m .vm m .vm v .vm.vmvm ggff av ggffav += += X1 m m 1 m m-m m m g gf −= −= = ( ) vXv vvXv vXv)X1(v fgf fgf gfav += −+= +−= Sifat-sifat termodinamika suatu campuran cair jenuh dan uap dengan kualitas X : u = u = u + X uav f fg h = h = h + X hav f fg s = s = s + X sav f fg secara umum y = y + X yf fg
  • 11. Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 19 Gambar 2.10 Kualitas (fraksi) uap Fraksi uap dapat dinyatakan fg f y y-y X = Superheated vapor (uap panas lanjut) Daerah di sebelah kanan garis uap jenuh.
  • 12. Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 20 Compressed liquid Daerah di sebelah kiri garis cair jenuh. Apabila tabel Compressed liquid tidak dijumpai maka nilai properti didekati sebagai properti pada keadaan cair jenuh berdasarkan temperatur y ≈ yf @ T Atau untuk entalpi didekati dengan Tabel Karakteristik tiap fase Given Compressed liquid Saturated liquid Liquid - vapor mixture Saturated vapor superheated vapor T P > P P = P P = P P = P P < Psat sat sat sat sat P T < T T = T T = T T = T T > Tsat sat sat sat sat P, T v < v v = v v < v <v v = v v > vf f f g g g P, T u < u u = u u < u <u u = u u > uf f f g g g P, T h < h h = h h < h <h h = h h > hf f f g g g P, T s < s s = s s < s <s s = s s > sf f f g g g Cara Menggunakan Tabel Untuk membaca nilai properti gunakan tabel sesuai fasenya. Fase suatu zat ditentukan dengan cara membandingkan properti yang diketahui dengan properti pada keadaan jenuh (lihat karakteristik tiap fase).
  • 13. Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 21 PERSAMAAN GAS IDEAL Persamaan keadaan (equation of state) : persamaan yang menghubungkan tekanan, temperatur dan volume jenis suatu zat. • fase uap suatu zat disebut gas jika berada di atas temperatur kritis. • vapor (uap) : gas yang tidak jauh dari keadaan kondensasi 1 v • Robert Boyle (Inggris, 1662) : P ~ T v • J. Charles dan J. Gay Lussac (Perancis 1810) : P = R P v = R T ⇒ Persamaan gas ideal P = Tekanan absolut : Tekanan terukur + tekanan atmosfir T = Temperatur absolut ( K atau R) v = Volume jenis R = konstante gas : udara R = 287 J/(kg K) helium R = 2077 J/(kg K) argon R = 208 J/(kg K) nitrogen R = 296 J/(kg K) M R R U = RU = konstanta gas umum = 8,314 kJ/(k mol K) = 1,986 Btu/(lb mol R) M = molar mass (berat molekul) massa sistem : m = M N ; N = jumlah molekul V = m v ⇒ P V = m R T m R = M N R = N RU ⇒ P V = N RU T V = N v ⇒ P v = RU T v = volume jenis molekul ( volume tiap satuan mole ) Untuk fixed mass system : P V T P V T 1 1 1 2 21 2 = = m R
  • 14. Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 22 Gambar 2.11 Penyimpangan nilai volume jenis dengan asumsi steam sebagai gas ideal dibanding tabel 100%x tabel idealtabel v vv errorPercent − = Pada tekanan rendah dan temperatur tinggi gas dapat dianggap sebagai gas ideal. Awas : Uap air bukan gas ideal. Untuk uap air jangan gunakan persamaan gas ideal. Di sekitar garis uap jenuh kesalahan besar. FAKTOR KOMPRESIBILITAS (Z) Merupakan tolok ukur penyimpangan terhadap sifat gas ideal.
  • 15. Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 23 CR R CR R ideal ideal actual T T =Tduksi)(suhu tereeTemperaturReduced* P P =Pereduksi)(tekanan tPressureReduced* :kunci P RT =v; v v =Z TRZ=v TR vP = Variable P Z Z untuk semua gas sama pada P dan TR R yang sama ( “Principle of corresponding states) Catatan : 1. P << 1 (regardless temperatur) : mendekati gas idealR 2. Temperatur tinggi ( TR > 2 ) : mempunyai ketelitian yang baik tanpa memperhatikan tekanannya, kecuali untuk P >> 1.R 3. Deviasi dari gas ideal akan semakin besar bila dekat dengan titik kritis. Gambar 2.12 Perbandingan nilai-nilai Z dari berbagai gas
  • 16. Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 24 PERSAMAAN KEADAAN YANG LAIN 1. Persamaan Van Der Waals (1873) ( ) gas.molekulditempatiyangruangolumepengaruh v=b molekul.antargaya-gayapengaruh= P8 TR =b P64 TR27 =a TR=bv v a +P 2 CR CR CR 2 CR 2 2 v a −⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 2. Persamaan Beeattie - Bridgeman (1928) Disusun dari grafik yang diperoleh dari data eksperimen 3 o o 22 U Tv c = ) v b -(1B= ) v a -(1A= v A -B)+v( v )-(1TR = ε ε B A P Persamaan Beattie - Bridgeman digunakan untuk massa jenis kurang dari massa jenis pada titik kritis. Untuk massa jenis yang lebih besar dapat digunakan persamaan Benedict - Webb - Rubin . 3. Persamaan Benedict - Webb - Rubin (1940) 2 e1 v c 1R = 223 6322 U v Uo oUo vT v a v TbR vT C ATRB v T P γ γ αα − ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ + ++ − +⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ −−+
  • 17. Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 25 Gambar 2.14 Penyimpangan nilai volume jenis Nitrogen dengan menggunakan persamaan dibanding tabel 100%x tabel persamaantabel v vv errorPercent − = .