SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
A. PENDAHULUAN


          Hukum adat adalah sistem hokum yang dikenal dalam lingkungan
  kehidupan social di Indonesia dan Negara-negara Asia lainnya seperti jepang,
  India, dan tiongkok. Sumbernya adalah peraturan-peraturan hokum tidak
  tertulis yang tumbuh dan berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran
  hokum masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan
  tumbuh kembang, maka hokum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri
  dan elastic.
          Keberadaan hokum adat tidak pernah akan mundur atau tergeser dari
  percaturan politik dalam membangun hokum nasional yaitu dengan
  mengangkat hokum rakyat/hokum adat menjadi hokum nasional terlihat pada
  naskah sumpah pemuda pada tahun 1928 bahwa hokum adat layak diangkat
  menjadi hokum nasional yang modern.
          Pada era Orde Baru pencarian model hokum nasional memenuhi
  panggilan zaman untuk menjadi dasar-dasar utama pembangunan hokum
  nasional, dimana mengukuhkan hokum adat akan berarti mengukuhi
  pluralisme hokum dan tidak berpihak pada hokum nasional yang
  diunifikasikan (dalam wujud kodifikasi), terlihat bahwa hokum adat plastis dan
  dinamis serta selalu berubah secara kekal. Ide kodifikasi dan unifikasi
  diprakarsai colonial yang berwawasan universalistis, dimana hokum adat
  adalah hokum yang memiliki perasaan keadilan masyarakat local yang
  pluralistis.
          Dimana hokum colonial yang bertentangan dengan hokum adat adalah
  merupakan tugas dan komitmen pemerintah Orde Baru untuk melakukan
  unifikasi dan kodifikasi kedalam hokum nasional, dimana badan kehakiman
  diidealkan menjadi hakim yang bebas serta pembagian kekuasaan dalam
  pemerintahan adaah harapan sebagai badan yang mandiri dan kreatif untuk
  merintis pembaharuan hokum lewat mengartikulasikan hokum dan moral
  rakyat, telah melakukan konsolidasi dengan dukungan politik militer dan
topangan birokrasi yang distrukturkan secara monolitik serta mudah dikontrol
  secara sentral, mengingat peran hokum adat dalam pembangunan hokum
  nasional sangat mendesak yang secara riil tidak tercatat terlalu besar,
  terkecuali klaim akan kebenaran moral, pada saat masalah operasionalisasi dan
  pengefektifkan terhadap faham hokum sebagai prekayasa ditangan pemerintah
  yang lebih efektif. Resultante pada era Orde Baru telah terlanjur terjadi karena
  kekuatan dan kekuasaan riil eksekutif dihadapan badan-badan perwakilan telah
  menjadai tradisi di Indonesia sejak jaman colonial dan pada masa sebelumnya
  dan juga adanya alas an-alasan lainnya.




B. PERMASALAHAN
 1. Pengertian Hokum Perorangan?
 2. Siapa Sajakah Subjek Hukum Perorangan?
C. PEMBAHASAN
 1. Pengertian Hukum Perorangan
         Hokum adalah ilmu yang sangat menarik, namun pada pelaksanaannya
  sering di jumpai kejanggalan, dan perbedaan penafsiran, di Indonesia begitu
  banyak peraturan/undang-undang yang diciptakan. Hokum Nasional sebagai
  hasil pengembangan hokum adat, dimana hokum adat tidak pernah mundur
  atau tergeser dari percaturan politik dalam membangun hokum nasional,
  adalah untuk terwujudnya hokum nasional.1
         Hokum perdata adalah hokum yang mengatur kepentingan perorangan
  yang satu dengan yang lainnya dalam pergaulan masyarakat, yang memberikan
  batasan-batasan dan     oleh karenanya memberikan perlindungan             pada
  kepentingan perorangan dalam perbandingan yang tepat antara kepentingan
  yang satu dengan kepentingan yang lain dalam masyarakat tertentu, terutama
  hubungan keluarga dan hubungan lalu lintas hokum privat.2
         Hokum perorangan, adalah keseluruhan kaedah hokum yang mengatur
  kedudukan manusia sebagai subjek hokum dan wewenang untuk memperoleh,
  memiliki, dan mempergunakan hak-hak dan kewajiban ke dalam lalu lintas
hokum serta kecakapan untuk bertindak sendiri melaksanakan hak-haknya,
   juga hal-hal yang mempengaruhi kedudukan subjek hokum. Dalam artian
   sempit hokum perorangan dapat diartikan sebagai hokum orang yang hanya
   ketentuan orang sebagai subjek hokum. Dan dalam artian yang luas hokum
   orang tidak hanya ketentuan orang sebagai subjek hokum tetapi juga termasuk
   aturan hokum keluarga.3
   2. Subjek Hukum Perorangan
          Subjek hokum adalah setiap pendukung hak dan kewajiban yaitu :
   manusia (Natuurlijk person) dan badan hokum (rechts person)
   A. Manusia (Natuurlijk Persoon)
      Manusia menurut pengertian hokum terdiri dari tiga pengertian :
      1. Mens, yaitu manusia dalam pengertian biologis yang mempunyai
         anggota tubuh, kepala, tangan, kaki dan sebagainya.
      2. Person, yaitu manusia dalam pengertian yuridis, baik sebagai
         individu/pribadi maupun sebagai makhluk yang melakukan hubungan
         Hukum dalam masyarakat.
      3. Rehts Subject (Subjek Hukum), yaitu manusia dalam hubungan dengan
         hubungan hokum ((rechts relatie), maka manusia sebagai pendukung
         hak dan kewajiban.
          Pada azasnya manusia (naturlijk person) merupakan subjek hokum
   (pendukung hak dan kewajiban) sejak lahirnya sampai meninggal. Dapat
   dihitung surut, apabila memang untuk kepentingannya, dimulai ketika orang
   tersebut masih berada di dalam kandungan ibunya. (Teori Fiksi Hukum).
   Bahkan pasal 2 KUH.Perdata mengatakan :
         “Anak ada dalam kandungan seorang perempuan dianggap telah
         dilahirkan (menjadi subjek hokum)) bila mana kepentingan si anak
         menghendakinya missal mengenai pewarisan dan jika si anak mati
         sewaktu dilahirkan dianggap sebagai tidak pernah ada.
B. Badan Hukum (Recht Person)
          Badan hokum adalah subjek hokum yang bukan manusia yang
   mempunyai wewnang dan cakap bertindak dalam hokum melalui wakil-wakil
atau pengurusnya. Sebagai subjek hokum yang bukan manusia tentu Badan
  Hukum mempunyai perbedaan dengan subjek hokum manusia terutama dalam
  lapangan Hukum Kekeluargaan seperti kawin, beranak, mempunyai kekuasaan
  sebagai suami atau orangtua dan sebagainya.


PEMBAGIAN BADAN HUKUM
         Dalam pergaulan hokum terdapt bermacam-macam bentuk dari Badan
  Hukum :
            1. Perhimpunan (verenigingen) yaitu yang dibentuk dengan
                sengaja dan sukarela oleh orang-orang yang bermaksud untuk
                memperkuat     kedudukan     ekonomis     mereka,   memelihara
                kebudayaan, mengurus soal social dsb. Badan hokum semacam
                ini dapat berupa Perseroan Terbatas/PT.dsb.
            2. Persekutuan Orang (gemeenschap Van Mensen) yaitu yang
                dibentuk karena perkembangan factor-faktor social dan politik
                dalam sejarah, misalnya Negara, propinsi, kabupaten/kota dsb.
            3. Organisasi    yang    didirikan     berdasarkan   Undang-undang
                misalnya koperasi.
            4. Yayasan
         Dari pembagian bentuk-bentuk Badan Hukum diatas maka Badan
  Hukum dapat digolongkan dalam 2 golongan :
            1. Corporasi. (no. 1,2 dan 3 diatas)
            2. Yayasan. (no. 4)
         Corporasi adalah kumpulan manusia yang mempunya organisasi
  tertentu dan mempunyai tujuan tertentu yang bertindak dalam lalu lintas
  hokum sebagai satu kesatuan. Corporasi adalah Badan Hukum Yng
  mempunyai anggota tapi mempunyai hak dan kewajiban sendiri.
         Yayasan adalah tiap kekayaan ( vermogen) yang tidak merupakan
  kekayaan orang atau kekayaan badan yang diberi tujuan tertentu. Yayasan
  adalah Badan Hukum yang tidak mempunyai anggota. Dalam pergaulan
  hokum yayasan itu bertindak sebagai pendukung hak dan kewajiban tersendiri,
yang dilaksanakan oleh pengurus (bestuur) nya untuk menyelenggarakan
tujuannya. Misalnya : Yayasan Universitas Tengku Amir Hamzah Medan.
       Yang merupakan perbedaan antara Yayasan dengan Corporasi adalah
Yayasan menjadi Badan Hukum dengan tiada beranggota sedangkan Corporasi
mempunyai anggota. Persamaannya adalah sama-sama mempunyai pengurus
yang mengurus kekayaan dan menyelengarakan tujuannya.
       Berdasarkan pembagian hokum dalam Hukum Publik dan Hukun Privat
maka badan hokum dapat dibagi atas :
       Badan Hukum Publik yang mana pendiriannya didasarkan atau diatur
       oleh Hukum Publik.Misalnya : Negara, Propinsi, kabupaten/kota
       madya, dsb.

       Badan Hukum privat, yang mana pendirian dan susunannya diatur oleh
       Hukum Privat. Misalnya : peseroan terbatas/PT, Cv, dsb.




D. KESIMPULAN

       Hokum Perorangan, adalah keseluruhan kaedah hokum yang mengatur
kedudukan manusia sebagai subjek hokum dan wewenang untuk memperoleh,
memiliki, dan mempergunakan hak-hak dan kewajiban ke dalam lalu lintas
hokum serta kecakapan untuk bertindak sendiri melaksanakan hak-haknya,
juga hal-hal yang mempengaruhi kedudukan subjek hokum.

       Subjek hokum adalah setiap pendukung hak dan kewajiban yaitu
manusia (Natuurlijk person) dan badan hokum (rechts person).
E. PENUTUP
                   Demikian makalah yang dapat kami sampaikan kurang lebihnya mohon
         dimaafkan, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan, jika ada
         kesalahan mohon diingatkan dan dibenarkan, sebagai perbaikan kami kedepan.
         Semoga apa yang tertera disini bisa membawa manfaat untuk kita semua dan
         bisa menambah wawasan kita semua dalam kompeterensi terkait.


        F. REFERENSI
             Soepono, bab – bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta, 1996
             B. Ter Haar, Asas – Asa dan Susunan Hukum Adat, Pt. Pradnya Paramita,
             Jakarta, 2001
             Kerja-uangmrprab.blogspot.com
             Prof. Imam Sudiyat, Asas Hukum Adat ; Bekal Pengantar, Liberty, Yogya,
             1991
             Prof. subekti, SH, “pokok-pokok Hukum Perdata” Pt. Intermasa, Jakarta,
             2003




1
    Soepono, Bab – Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta, 1996, Hlm : 45
2
    Prof.Subekti,SH,"Pokok-pokok Hukum Perdata" PT. Intermasa, Jakarta, 2003, Hlm : 25

3
    B. Ter Haar, Asas– Asas dan Susunan Hokum Adat, Pt. Pradnya Paramita, Jakarta, 2001, Hlm 46

More Related Content

What's hot

Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnFenti Anita Sari
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnDella Mega Alfionita
 
Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Zainal Abidin
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraNina Ruspina
 
Keabsahan Kebijakan Kartu Sakti
Keabsahan Kebijakan Kartu SaktiKeabsahan Kebijakan Kartu Sakti
Keabsahan Kebijakan Kartu Saktialsalcunsoed
 
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukumMakalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukumInternet Explorer
 
(1) awal perkuliahan (negara hukum)
(1) awal perkuliahan (negara hukum)(1) awal perkuliahan (negara hukum)
(1) awal perkuliahan (negara hukum)Abid Zamzami
 
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdfPengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdfjampanx
 
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)noidmedia virtual
 
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi PemerintahKaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi PemerintahTri Widodo W. UTOMO
 
Pembidangan atau Pengklasifikasian Hukum
Pembidangan atau Pengklasifikasian HukumPembidangan atau Pengklasifikasian Hukum
Pembidangan atau Pengklasifikasian HukumAbid Zamzami
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraSiti Sahati
 
Realitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan HukumRealitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan HukumIr. Soekarno
 
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formilYori Feriyandi
 
Asas dan sistem hukum
Asas dan sistem hukumAsas dan sistem hukum
Asas dan sistem hukumNakano
 
PENEGAKAN HUKUM KASUS PEMBUNUHAN
PENEGAKAN HUKUM KASUS PEMBUNUHANPENEGAKAN HUKUM KASUS PEMBUNUHAN
PENEGAKAN HUKUM KASUS PEMBUNUHANPaul SinlaEloE
 
56940113 pengantar-ilmu-hukum
56940113 pengantar-ilmu-hukum56940113 pengantar-ilmu-hukum
56940113 pengantar-ilmu-hukumocoysan
 
NEGARA HUKUM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
NEGARA HUKUM DANHUKUM ADMINISTRASI NEGARANEGARA HUKUM DANHUKUM ADMINISTRASI NEGARA
NEGARA HUKUM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARASiti Sahati
 

What's hot (20)

Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 
Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negara
 
Keabsahan Kebijakan Kartu Sakti
Keabsahan Kebijakan Kartu SaktiKeabsahan Kebijakan Kartu Sakti
Keabsahan Kebijakan Kartu Sakti
 
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukumMakalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
 
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesiaPenggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
 
(1) awal perkuliahan (negara hukum)
(1) awal perkuliahan (negara hukum)(1) awal perkuliahan (negara hukum)
(1) awal perkuliahan (negara hukum)
 
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdfPengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
 
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
 
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi PemerintahKaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
 
Pembidangan atau Pengklasifikasian Hukum
Pembidangan atau Pengklasifikasian HukumPembidangan atau Pengklasifikasian Hukum
Pembidangan atau Pengklasifikasian Hukum
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi Negara
 
Realitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan HukumRealitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan Hukum
 
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
 
Asas dan sistem hukum
Asas dan sistem hukumAsas dan sistem hukum
Asas dan sistem hukum
 
PENEGAKAN HUKUM KASUS PEMBUNUHAN
PENEGAKAN HUKUM KASUS PEMBUNUHANPENEGAKAN HUKUM KASUS PEMBUNUHAN
PENEGAKAN HUKUM KASUS PEMBUNUHAN
 
Teori teori hukum konstitusi
Teori teori hukum konstitusiTeori teori hukum konstitusi
Teori teori hukum konstitusi
 
56940113 pengantar-ilmu-hukum
56940113 pengantar-ilmu-hukum56940113 pengantar-ilmu-hukum
56940113 pengantar-ilmu-hukum
 
NEGARA HUKUM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
NEGARA HUKUM DANHUKUM ADMINISTRASI NEGARANEGARA HUKUM DANHUKUM ADMINISTRASI NEGARA
NEGARA HUKUM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 

Viewers also liked

Tutorial Profit & Loss
Tutorial Profit & LossTutorial Profit & Loss
Tutorial Profit & Loss500mbmovies0
 
Tutorial Percentages
Tutorial PercentagesTutorial Percentages
Tutorial Percentages500mbmovies0
 
Aptitude Time&distance
Aptitude Time&distanceAptitude Time&distance
Aptitude Time&distance500mbmovies0
 
Tutorial Simple interest
Tutorial Simple interestTutorial Simple interest
Tutorial Simple interest500mbmovies0
 
Tutorial Time and work
Tutorial Time and workTutorial Time and work
Tutorial Time and work500mbmovies0
 
Tutorial on Averages
Tutorial on AveragesTutorial on Averages
Tutorial on Averages500mbmovies0
 
Breakaway 2012 cloud keynote pro final
Breakaway 2012 cloud keynote pro finalBreakaway 2012 cloud keynote pro final
Breakaway 2012 cloud keynote pro finalDan Shapero
 
Jon's Random Duck
Jon's Random DuckJon's Random Duck
Jon's Random Duckalideguia
 
Cvcue april 2013 Screencasts
Cvcue april 2013 ScreencastsCvcue april 2013 Screencasts
Cvcue april 2013 Screencastsalideguia
 
Company wide statistics
Company wide statisticsCompany wide statistics
Company wide statisticsbry1477
 
Air Travel: Vocabulary (section 1)
Air Travel: Vocabulary (section 1)Air Travel: Vocabulary (section 1)
Air Travel: Vocabulary (section 1)Omar Valence
 
Framework 3.0 windows server 2008
Framework 3.0 windows server 2008Framework 3.0 windows server 2008
Framework 3.0 windows server 2008Memo Serrano
 
Personal proyect ingles
Personal proyect inglesPersonal proyect ingles
Personal proyect inglesdelficrespo
 
Revista digital matematica ii javier leal p.
Revista digital  matematica ii  javier  leal p.Revista digital  matematica ii  javier  leal p.
Revista digital matematica ii javier leal p.Javier Leal
 

Viewers also liked (20)

Tutorial Profit & Loss
Tutorial Profit & LossTutorial Profit & Loss
Tutorial Profit & Loss
 
Tutorial Percentages
Tutorial PercentagesTutorial Percentages
Tutorial Percentages
 
Aptitude Time&distance
Aptitude Time&distanceAptitude Time&distance
Aptitude Time&distance
 
Tutorial on Ages
Tutorial on Ages Tutorial on Ages
Tutorial on Ages
 
Tutorial Simple interest
Tutorial Simple interestTutorial Simple interest
Tutorial Simple interest
 
Tutorial Time and work
Tutorial Time and workTutorial Time and work
Tutorial Time and work
 
Tutorial on Averages
Tutorial on AveragesTutorial on Averages
Tutorial on Averages
 
Breakaway 2012 cloud keynote pro final
Breakaway 2012 cloud keynote pro finalBreakaway 2012 cloud keynote pro final
Breakaway 2012 cloud keynote pro final
 
Jon's Random Duck
Jon's Random DuckJon's Random Duck
Jon's Random Duck
 
Cvcue april 2013 Screencasts
Cvcue april 2013 ScreencastsCvcue april 2013 Screencasts
Cvcue april 2013 Screencasts
 
CNC Portfolio
CNC PortfolioCNC Portfolio
CNC Portfolio
 
Guide tofundingyourjssaccount
Guide tofundingyourjssaccountGuide tofundingyourjssaccount
Guide tofundingyourjssaccount
 
Guide towithdrawingjssfunds
Guide towithdrawingjssfundsGuide towithdrawingjssfunds
Guide towithdrawingjssfunds
 
Company wide statistics
Company wide statisticsCompany wide statistics
Company wide statistics
 
Air Travel: Vocabulary (section 1)
Air Travel: Vocabulary (section 1)Air Travel: Vocabulary (section 1)
Air Travel: Vocabulary (section 1)
 
Framework 3.0 windows server 2008
Framework 3.0 windows server 2008Framework 3.0 windows server 2008
Framework 3.0 windows server 2008
 
Personal proyect ingles
Personal proyect inglesPersonal proyect ingles
Personal proyect ingles
 
Revista digital matematica ii javier leal p.
Revista digital  matematica ii  javier  leal p.Revista digital  matematica ii  javier  leal p.
Revista digital matematica ii javier leal p.
 
Goku
GokuGoku
Goku
 
APEE GAP
APEE GAPAPEE GAP
APEE GAP
 

Similar to Hukum perdata

4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...
4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...
4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...WennaSustiany
 
Sistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesiaSistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesiaAndri Irawan
 
Makalah praktek kerja lapangan hukum
Makalah praktek kerja lapangan hukumMakalah praktek kerja lapangan hukum
Makalah praktek kerja lapangan hukumagus faivur rachman
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptandhika perceka
 
Negara ri belum memiliki hukum nasional
Negara ri belum memiliki hukum nasionalNegara ri belum memiliki hukum nasional
Negara ri belum memiliki hukum nasionallutpimajidi
 
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdfSemester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdfJhonatanTelaumbanua
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumAndrew Hutabarat
 
Materi pkn kelas 10
Materi pkn kelas 10Materi pkn kelas 10
Materi pkn kelas 10Aisyah Nisa
 
Sistem Hukum Di Indonesia
Sistem Hukum Di IndonesiaSistem Hukum Di Indonesia
Sistem Hukum Di IndonesiaLisaFlawless
 
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptxIII Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptxdonihasmanto
 

Similar to Hukum perdata (20)

Jenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan HukumJenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan Hukum
 
4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...
4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...
4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...
 
Sistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesiaSistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesia
 
Pkn
Pkn Pkn
Pkn
 
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARAKEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
 
Hubungan warga negara(mustina)
Hubungan warga negara(mustina)Hubungan warga negara(mustina)
Hubungan warga negara(mustina)
 
Makalah praktek kerja lapangan hukum
Makalah praktek kerja lapangan hukumMakalah praktek kerja lapangan hukum
Makalah praktek kerja lapangan hukum
 
Materi HAN 1.pptx
Materi HAN 1.pptxMateri HAN 1.pptx
Materi HAN 1.pptx
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
 
Negara ri belum memiliki hukum nasional
Negara ri belum memiliki hukum nasionalNegara ri belum memiliki hukum nasional
Negara ri belum memiliki hukum nasional
 
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdfSemester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
 
Konsekuensi yuridis dari kemajemukan bangsa indonesia terhadap pembangunan hu...
Konsekuensi yuridis dari kemajemukan bangsa indonesia terhadap pembangunan hu...Konsekuensi yuridis dari kemajemukan bangsa indonesia terhadap pembangunan hu...
Konsekuensi yuridis dari kemajemukan bangsa indonesia terhadap pembangunan hu...
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
 
penyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukumpenyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukum
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Materi pkn kelas 10
Materi pkn kelas 10Materi pkn kelas 10
Materi pkn kelas 10
 
Sistem Hukum Di Indonesia
Sistem Hukum Di IndonesiaSistem Hukum Di Indonesia
Sistem Hukum Di Indonesia
 
Hukum Perorangan.pptx
Hukum Perorangan.pptxHukum Perorangan.pptx
Hukum Perorangan.pptx
 
Makalah.docx
Makalah.docxMakalah.docx
Makalah.docx
 
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptxIII Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
 

Hukum perdata

  • 1. A. PENDAHULUAN Hukum adat adalah sistem hokum yang dikenal dalam lingkungan kehidupan social di Indonesia dan Negara-negara Asia lainnya seperti jepang, India, dan tiongkok. Sumbernya adalah peraturan-peraturan hokum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hokum masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan tumbuh kembang, maka hokum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan elastic. Keberadaan hokum adat tidak pernah akan mundur atau tergeser dari percaturan politik dalam membangun hokum nasional yaitu dengan mengangkat hokum rakyat/hokum adat menjadi hokum nasional terlihat pada naskah sumpah pemuda pada tahun 1928 bahwa hokum adat layak diangkat menjadi hokum nasional yang modern. Pada era Orde Baru pencarian model hokum nasional memenuhi panggilan zaman untuk menjadi dasar-dasar utama pembangunan hokum nasional, dimana mengukuhkan hokum adat akan berarti mengukuhi pluralisme hokum dan tidak berpihak pada hokum nasional yang diunifikasikan (dalam wujud kodifikasi), terlihat bahwa hokum adat plastis dan dinamis serta selalu berubah secara kekal. Ide kodifikasi dan unifikasi diprakarsai colonial yang berwawasan universalistis, dimana hokum adat adalah hokum yang memiliki perasaan keadilan masyarakat local yang pluralistis. Dimana hokum colonial yang bertentangan dengan hokum adat adalah merupakan tugas dan komitmen pemerintah Orde Baru untuk melakukan unifikasi dan kodifikasi kedalam hokum nasional, dimana badan kehakiman diidealkan menjadi hakim yang bebas serta pembagian kekuasaan dalam pemerintahan adaah harapan sebagai badan yang mandiri dan kreatif untuk merintis pembaharuan hokum lewat mengartikulasikan hokum dan moral rakyat, telah melakukan konsolidasi dengan dukungan politik militer dan
  • 2. topangan birokrasi yang distrukturkan secara monolitik serta mudah dikontrol secara sentral, mengingat peran hokum adat dalam pembangunan hokum nasional sangat mendesak yang secara riil tidak tercatat terlalu besar, terkecuali klaim akan kebenaran moral, pada saat masalah operasionalisasi dan pengefektifkan terhadap faham hokum sebagai prekayasa ditangan pemerintah yang lebih efektif. Resultante pada era Orde Baru telah terlanjur terjadi karena kekuatan dan kekuasaan riil eksekutif dihadapan badan-badan perwakilan telah menjadai tradisi di Indonesia sejak jaman colonial dan pada masa sebelumnya dan juga adanya alas an-alasan lainnya. B. PERMASALAHAN 1. Pengertian Hokum Perorangan? 2. Siapa Sajakah Subjek Hukum Perorangan? C. PEMBAHASAN 1. Pengertian Hukum Perorangan Hokum adalah ilmu yang sangat menarik, namun pada pelaksanaannya sering di jumpai kejanggalan, dan perbedaan penafsiran, di Indonesia begitu banyak peraturan/undang-undang yang diciptakan. Hokum Nasional sebagai hasil pengembangan hokum adat, dimana hokum adat tidak pernah mundur atau tergeser dari percaturan politik dalam membangun hokum nasional, adalah untuk terwujudnya hokum nasional.1 Hokum perdata adalah hokum yang mengatur kepentingan perorangan yang satu dengan yang lainnya dalam pergaulan masyarakat, yang memberikan batasan-batasan dan oleh karenanya memberikan perlindungan pada kepentingan perorangan dalam perbandingan yang tepat antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lain dalam masyarakat tertentu, terutama hubungan keluarga dan hubungan lalu lintas hokum privat.2 Hokum perorangan, adalah keseluruhan kaedah hokum yang mengatur kedudukan manusia sebagai subjek hokum dan wewenang untuk memperoleh, memiliki, dan mempergunakan hak-hak dan kewajiban ke dalam lalu lintas
  • 3. hokum serta kecakapan untuk bertindak sendiri melaksanakan hak-haknya, juga hal-hal yang mempengaruhi kedudukan subjek hokum. Dalam artian sempit hokum perorangan dapat diartikan sebagai hokum orang yang hanya ketentuan orang sebagai subjek hokum. Dan dalam artian yang luas hokum orang tidak hanya ketentuan orang sebagai subjek hokum tetapi juga termasuk aturan hokum keluarga.3 2. Subjek Hukum Perorangan Subjek hokum adalah setiap pendukung hak dan kewajiban yaitu : manusia (Natuurlijk person) dan badan hokum (rechts person) A. Manusia (Natuurlijk Persoon) Manusia menurut pengertian hokum terdiri dari tiga pengertian : 1. Mens, yaitu manusia dalam pengertian biologis yang mempunyai anggota tubuh, kepala, tangan, kaki dan sebagainya. 2. Person, yaitu manusia dalam pengertian yuridis, baik sebagai individu/pribadi maupun sebagai makhluk yang melakukan hubungan Hukum dalam masyarakat. 3. Rehts Subject (Subjek Hukum), yaitu manusia dalam hubungan dengan hubungan hokum ((rechts relatie), maka manusia sebagai pendukung hak dan kewajiban. Pada azasnya manusia (naturlijk person) merupakan subjek hokum (pendukung hak dan kewajiban) sejak lahirnya sampai meninggal. Dapat dihitung surut, apabila memang untuk kepentingannya, dimulai ketika orang tersebut masih berada di dalam kandungan ibunya. (Teori Fiksi Hukum). Bahkan pasal 2 KUH.Perdata mengatakan : “Anak ada dalam kandungan seorang perempuan dianggap telah dilahirkan (menjadi subjek hokum)) bila mana kepentingan si anak menghendakinya missal mengenai pewarisan dan jika si anak mati sewaktu dilahirkan dianggap sebagai tidak pernah ada. B. Badan Hukum (Recht Person) Badan hokum adalah subjek hokum yang bukan manusia yang mempunyai wewnang dan cakap bertindak dalam hokum melalui wakil-wakil
  • 4. atau pengurusnya. Sebagai subjek hokum yang bukan manusia tentu Badan Hukum mempunyai perbedaan dengan subjek hokum manusia terutama dalam lapangan Hukum Kekeluargaan seperti kawin, beranak, mempunyai kekuasaan sebagai suami atau orangtua dan sebagainya. PEMBAGIAN BADAN HUKUM Dalam pergaulan hokum terdapt bermacam-macam bentuk dari Badan Hukum : 1. Perhimpunan (verenigingen) yaitu yang dibentuk dengan sengaja dan sukarela oleh orang-orang yang bermaksud untuk memperkuat kedudukan ekonomis mereka, memelihara kebudayaan, mengurus soal social dsb. Badan hokum semacam ini dapat berupa Perseroan Terbatas/PT.dsb. 2. Persekutuan Orang (gemeenschap Van Mensen) yaitu yang dibentuk karena perkembangan factor-faktor social dan politik dalam sejarah, misalnya Negara, propinsi, kabupaten/kota dsb. 3. Organisasi yang didirikan berdasarkan Undang-undang misalnya koperasi. 4. Yayasan Dari pembagian bentuk-bentuk Badan Hukum diatas maka Badan Hukum dapat digolongkan dalam 2 golongan : 1. Corporasi. (no. 1,2 dan 3 diatas) 2. Yayasan. (no. 4) Corporasi adalah kumpulan manusia yang mempunya organisasi tertentu dan mempunyai tujuan tertentu yang bertindak dalam lalu lintas hokum sebagai satu kesatuan. Corporasi adalah Badan Hukum Yng mempunyai anggota tapi mempunyai hak dan kewajiban sendiri. Yayasan adalah tiap kekayaan ( vermogen) yang tidak merupakan kekayaan orang atau kekayaan badan yang diberi tujuan tertentu. Yayasan adalah Badan Hukum yang tidak mempunyai anggota. Dalam pergaulan hokum yayasan itu bertindak sebagai pendukung hak dan kewajiban tersendiri,
  • 5. yang dilaksanakan oleh pengurus (bestuur) nya untuk menyelenggarakan tujuannya. Misalnya : Yayasan Universitas Tengku Amir Hamzah Medan. Yang merupakan perbedaan antara Yayasan dengan Corporasi adalah Yayasan menjadi Badan Hukum dengan tiada beranggota sedangkan Corporasi mempunyai anggota. Persamaannya adalah sama-sama mempunyai pengurus yang mengurus kekayaan dan menyelengarakan tujuannya. Berdasarkan pembagian hokum dalam Hukum Publik dan Hukun Privat maka badan hokum dapat dibagi atas : Badan Hukum Publik yang mana pendiriannya didasarkan atau diatur oleh Hukum Publik.Misalnya : Negara, Propinsi, kabupaten/kota madya, dsb. Badan Hukum privat, yang mana pendirian dan susunannya diatur oleh Hukum Privat. Misalnya : peseroan terbatas/PT, Cv, dsb. D. KESIMPULAN Hokum Perorangan, adalah keseluruhan kaedah hokum yang mengatur kedudukan manusia sebagai subjek hokum dan wewenang untuk memperoleh, memiliki, dan mempergunakan hak-hak dan kewajiban ke dalam lalu lintas hokum serta kecakapan untuk bertindak sendiri melaksanakan hak-haknya, juga hal-hal yang mempengaruhi kedudukan subjek hokum. Subjek hokum adalah setiap pendukung hak dan kewajiban yaitu manusia (Natuurlijk person) dan badan hokum (rechts person).
  • 6. E. PENUTUP Demikian makalah yang dapat kami sampaikan kurang lebihnya mohon dimaafkan, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan, jika ada kesalahan mohon diingatkan dan dibenarkan, sebagai perbaikan kami kedepan. Semoga apa yang tertera disini bisa membawa manfaat untuk kita semua dan bisa menambah wawasan kita semua dalam kompeterensi terkait. F. REFERENSI Soepono, bab – bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta, 1996 B. Ter Haar, Asas – Asa dan Susunan Hukum Adat, Pt. Pradnya Paramita, Jakarta, 2001 Kerja-uangmrprab.blogspot.com Prof. Imam Sudiyat, Asas Hukum Adat ; Bekal Pengantar, Liberty, Yogya, 1991 Prof. subekti, SH, “pokok-pokok Hukum Perdata” Pt. Intermasa, Jakarta, 2003 1 Soepono, Bab – Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta, 1996, Hlm : 45 2 Prof.Subekti,SH,"Pokok-pokok Hukum Perdata" PT. Intermasa, Jakarta, 2003, Hlm : 25 3 B. Ter Haar, Asas– Asas dan Susunan Hokum Adat, Pt. Pradnya Paramita, Jakarta, 2001, Hlm 46