Dokumen tersebut membahas tentang penilaian pembelajaran abad ke-21 yang meliputi:
1. Hasil survei internasional seperti PISA dan TIMSS menunjukkan kenaikan capaian siswa Indonesia meski masih di bawah rata-rata OECD.
2. Sistem penilaian pendidikan nasional perlu mengukur kecakapan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi capa
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
PISA dan TIMSS untuk Pembelajaran Abad 21
1. Penilaian untuk Pembelajaran Abad 21
Belajar dari berbagai hasil penilaian
Nizam
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
7. Pengayaan Konteks & Kompetensi
Climate change
Bahaya Narkoba
Anti Kekerasan
Kesehatan
Reproduksi
Gender
mainstreaming
Kemaritiman
Ketahanan
Bencana
Bela Negara
8.
9. R T
Q PProblem/Project-based
learning
Query-based learning
Critical thinking
Creativity
S Communication
Collaboration
Collaborative
learning
Student-centerd
learning
Science Technology
Pengembangan Kecakapan Abad 21
Questions: about nature/human
being
Inquiry & discovery
Proposed Explanations
Problems: in adapting to the
environment
Design & invention strategies
Proposed solution
Reasoning
WHAT HOW
WHY
Nizam, 2016
14. PISA Framework
The Content
The PISA 2015 survey focused on science, with
reading, mathematics and collaborative problem
solving as minor areas of assessment. PISA 2015 also
included an assessment of young people’s financial
literacy, which was optional for countries and
economies.
PISA assesses not only whether students can
reproduce knowledge, but also whether they can
extrapolate from what they have learned and apply
their knowledge in new situations. It emphasizes the
mastery of processes, the understanding of
concepts, and the ability to function in various types
of situations.
15. PISA 2015:
Terjadi Kenaikan Capaian Rerata
371
402
383
375
396
382
386
397
403
350
360
370
380
390
400
410
Matematika Membaca Sains
2009 2012 2015
Kenaikan mean pada matematika dan sains cukup menggembirakan, laju peningkatan
urutan ke-4. Bila terus dipertahankan pada 2030 capaian akan = negara-negara OECD
16. PISA 2015:
Terjadi Kenaikan Capaian Median
263
295
275
318
337
327
335
350
359
250
270
290
310
330
350
370
Matematika Membaca Sains
2009 2012 2015
Untuk sistem yang sedang mengalami ekspansi (perluasan wajar 9 tahun, 12 tahun)
kenaikan median secara konsisten yang lebih cepat dari mean menunjukkan perbaikan
mutu pada sekolah-sekolah dengan kualitas rendah
17.
18. 3.65
1.65
0.81
0.18
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
%SekolahdenganrerataUN
Rerata Nilai UN
Hanya 236 sekolah
dari 90.000
SMP/MTs/SMA/MA/S
MK Indonesia yang
disurvei.
Sekolah Indonesia
dengan capaian PISA
terbaik berada di
percentile 93
berdasarkan hasil UN,
artinya terdapat 1397
SMA/SMK/MA yang
setara atau LEBIH
baik.
Note: jumlah
secondary school di
singapore hanya 163
300 400 500 600 700
Indonesia
Singapura
Thailand
Internasional
Sebaran Rerata Sekolah
5th
10th
25th
50th
75th
90th
95th
Bias Sampel
19. Sampel % Sains Matematika Membaca
SMP 2282 35% 384 362 375
MTs 834 13% 368 348 373
SMA 1581 24% 429 423 434
MA 521 8% 410 400 416
SMK 1295 20% 403 393 404
61
20.
21. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan akses dan kualitas pendidikan yang
inklusif
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29. Kesimpulan
• Meski peningkatan capaian Indonesia cukup
signifikan, namun capaian secara umum masih di
bawah rerata OECD
• Bila peningkatan ini terus kita pertahankan, maka
pada tahun 2030 capaian kita akan menyamai
OECD
• Hal yang terpenting adalah bagaimana kita
melakukan tindak lanjut berdasar diagnosa yang
dihasilkan dari survei diagnostik PISA
• Siswa harus dibiasakan dengan soal-soal
kecakapan berpikir orde tinggi (HOTS)
30.
31. TIMSS Framework
• Indonesia mengikuti grade-4 TIMSS
Content Domain Percentage
Life Science 45%
Physical Science 35%
Earth Science 20%
Cognitive Domain Percentage
Knowing 40%
Applying 40%
Reasoning 20%
Content Domain Percentage
Number 50%
Geometric Shapes &
Measures
35%
Data Display 20%
Cognitive Domain Percentage
Knowing 40%
Applying 40%
Reasoning 20%
Science Math
32. 397
300 400 500 600 700
Kuwait
South Africa (5)
Morocco
Saudi Arabia
Jordan
Indonesia
Oman
Iran, Islamic Rep. of
Qatar
Bahrain
United Arab Emirates
Chile
Georgia
Turkey
France
New Zealand
Slovak Republic
TIMSS Scale Centerpoint
Croatia
Spain
Italy
Canada
Australia
Serbia
Sweden
Slovenia
Germany
Cyprus
Bulgaria
Czech Republic
Hungary
Netherlands
Lithuania
Finland
Poland
United States
Denmark
Portugal
Kazakhstan
England
Belgium (Flemish)
Ireland
Norway (5)
Russian Federation
Northern Ireland
Japan
Chinese Taipei
Korea, Rep. of
Hong Kong SAR
Singapore
Skor Matematika
397
300400500600700
Kuwait
Morocco
Saudi Arabia
Indonesia
Iran, Islamic Rep. of
Oman
Qatar
Georgia
United Arab Emirates
Bahrain
Chile
Cyprus
Turkey
France
TIMSS Scale Centerpoint
New Zealand
Portugal
Belgium (Flemish)
Italy
Netherlands
Spain
Slovak Republic
Northern Ireland
Australia
Canada
Serbia
Denmark
Germany
Lithuania
Ireland
Croatia
Czech Republic
England
Bulgaria
Norway (5)
Sweden
Hungary
Slovenia
United States
Poland
Kazakhstan
Finland
Chinese Taipei
Hong Kong SAR
Russian Federation
Japan
Korea, Rep. of
Singapore
Skor IPA
TIMSS 2015: IPA & Matematika kelas IV SD
Tahun 2015
Indonesia
mengikuti
TIMSS untuk
kelas 4 SD
(sebelumnya
ikut TIMSS kelas
8)
4 dari bawah
6 dari bawah
33. Terdapat 6% SD/MI
yang mutunya setara
atau lebih baik dari
best performers
Indonesia dlm TIMSS,
yang setara dengan
lebih dari 9000 SD/MI
38. K
Soal ini sederhana
dan masuk kategori
low benchmark
Siswa diminta untuk
menuliskan
lambang bilangan
dari angka
terbilang.
Hanya (59% ) siswa
Indonesia mampu
menjawab benar.
Terendah ke -3 dan
di bawah rerata
internasional (87%)
39. Siswa Indonesia
Unggul dalam
mengerjakan
soal matematika
yang bersifat
eksplisit/langsu
ng.
Disajikan
persamaan
matematika,
siswa diminta
mencari hasil
hitung dari
persamaan
tersebut.
40. Hanya 19% siswa
Indonesia yang
mampu menjawab
benar soal ini.
Soal ini mengukur
kompetensi tentang
bangun datar,
mengetahui panjang
sisi jika diketahui
keliling bangun. Tidak
adanya ilustrasi
gambar tampaknya
menjadi faktor siswa
Indonesia kesulitan
menyelesaikan soal
tersebut.
45. Level knowing tentang
kesehatan
36% benar,
Peringkat 2
terendah
Dalam jangka panjang, mana dari hal-hal berikut yang
dapat meningkatkan daya kekebalan tubuh terhadap
penyakit?
A. Antibiotika
B. Vitamin
C. Vaksin
D. Sel darah merah
John menderita diabetes.
Mana dari makanan berikut yang harus dihindari John?
A. Daging sapi
B. Telor
C. Susu
D. Jus buah
46. Sangat dekat dengan
kehidupan sehari-hari,
namun siswa kesulitan
menjelaskan/menalar alasan
mencabut belukar
Seorang petani menanam jagung di ladang. Gulma
mulai tumbuh di antara benih-benih jagung. Jelaskan
mengapa gulma perlu disiangi?
47. Level applying,
mengenai keragaman makhluk
hidup, adaptasi dan seleksi alam.
Beberapa jenis burung makan keong. Suatu
spesies keong yang hidup di hutan memiliki
cangkang warna gelap . Spesies keong yang
sama yang hidup di ladang memiliki warna
cangkang terang. Jelaskan bagaimana
perbedaan tersebut membantu keong untuk
bertahan (survive).
48. Kategori Low Benchmark
Pada soal
kategori low
benchmark seperti
disamping, 81%
siswa Indonesia
menjawab dengan
benar;
diatas rerata
Internasional (69%)
49. Kategori Low Benchmark
Pada soal kategori
low benchmark
seperti di
samping, 61%
siswa Indonesia
mampu
menjawab benar,
jumlah ini
dibawah rerata
Internasional
(86%)
50. Kategori Advance Benchmark
Pada soal kategori
Advance
benchmark
yang mengukur
kemampuan
reasoning, sedikit
sekali siswa
Indonesia yang
mampu menjawab
dengan benar
(11%), terendah
dibandingkan
negara-negara
lainnya
51. Kesimpulan
• Hasil TIMSS tahun 2015 untuk siswa kelas IV SD masih
belum menggembirakan (meski posisi Indonesia tak lagi
juru kunci)
• Faktor yang berpengaruh pada capaian: kurikulum,
pembelajaran, guru, orang tua/keluarga, sikap siswa,
latar belakang sosek, sarpras
• Dari sisi lama pembelajaran siswa SD dan jam
pelajaran matematika Indonesia termasuk paling lama
di antara negara lainnya, tetapi kualitas pembelajaran
perlu ditingkatkan
• Sekitar 75% item yang diujikan dalam TIMSS telah
diajarkan di kelas IV SD (lebih tinggi dibanding Korea
Selatan yang hanya 68%), namun kedalaman
pemahaman masih kurang
52.
53. Ujian Nasional
• Merupakan ujian terstandar nasional untuk mengukur
capaian pembelajaran siswa pada beberapa mata pelajaran
tertentu
• Penggunaan: beragam, mulai dari laporan capaian
siswa/kredensial (SHUN), pemetaan, pembinaan, dsb. Mulai
2015 tidak lagi dipakai untuk kelulusan
• Laporan tidak hanya capaian tapi juga tingkat
anomali/kemungkinan tidak obyektifnya pelaksanaan ujian,
melalui pengukuran Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN)
54. 1.708.367
(19,962 sekolah)
Ringkasan Hasil UN - SMA/MA Tahun 2015/2016
Peserta UN SMA/MA
IPA: 793.938
IPS: 844.910
Lainnya: 55.886
NR >85: 0.91%
70< NR < 85: 19.06%
55< NR < 70: 37.82%
NR < 55:42.20 %
NR >85: 0.04 %
70< NR < 85: 10.61%
55< NR < 70: 35.40%
NR < 55: 53.95%
Persentase yang belum
mencapai standar
masih tinggi
55. NA, 12%
<=50,
23%
>50-70,
31%
>70-80,
19%
>80, 15%
UNBK,
1%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
NA <=50 >50-70 >70-80 >80 UNBK
NA, 1%
<=50,
10%
>50-70,
28%
>70-80,
40%
>80, 11%
UNBK,
10%
NA <=50 >50-70 >70-80 >80 UNBK
0%
10%
20%
30%
40%
50%
2015
2016
61%
35%
• Tahun lalu jenjang SMA dengan
IIUN>70 hanya 35%, tahun ini
meningkat menjadi 61%
• IIUN mendorong sekolah
makin berintegritas dalam
menyelenggarakan UN
Catatan: IIUN mengukur kejujuran
dalam penyelenggaraan UN, TIDAK
MENGUKUR KEJUJURAN SEKOLAH!!
Meski hasil kajian lapangan diperoleh
fakta: sekolah dengan IIUN tinggi
memiliki budaya kejujuran yang tinggi
pula [UAD, 2016]
Terjadi Peningkatan IIUN
Direleasenya IIUN pada tahun 2015
mendorong sekolah makin jujur dalam ujian
07
Dampak direleasenya IIUN th 2015
56. • Kelompok IPA:
• 36% SMA dengan IIUN 2015 >80
• 52% SMA dengan IIUN 2015 <80
• 12% SMA yang tahun lalu sudah
UNBK
• Kelompok IPS:
• 30% SMA dengan IIUN 2015>80
• 58% SMA dengan IIUN 2015 <80
• 12% SMA yang tahun lalu sudah
UNBK
Siapa yang ikut UNBK 2016?
>80,
36%
>70-
80,
25%
>50-
70,
22%
<=50,
11%
NA,
6%
UNBK
2015,
12%
>80,
30%
>70-80,
24%
>50-70,
28%
<=50,
12%
NA, 6%
UNBK
2015,
12%
IPA
IPS
08
57. 75.09
67.85
62.53
70.27
69.02
49.24
50.96
54.75
62.93
64.4
40
45
50
55
60
65
70
75
80
<=50 <=70 <=80 >80 UNBK
NilaiUNRerataSekolah(2015&2016)
Perubahan Capaian 2015-2016 SMA/MA
jurusan IPA dari PBT-CBT berdasar IIUN
Nilai 2015
nilai 2016
IIUN tahun 2015
• Sekolah UNKP dengan IIUN rendah
di tahun 2015 yang mengikuti UNBK
tahun 2016 cenderung “terkoreksi”
nilainya.
• Semakin rendah IIUN tahun 2015
semakin besar penurunan nilai
setelah menggunakan UNBK
• Terbukti IIUN mengukur tingkat
integritas dalam pelaksanaan UN
• UNBK meningkatkan kejujuran ujian
Validasi IIUN
Dengan UNBK dihasilkan pengukuran capaian
yang lebih benar
-25,8
-16,9 -7,8
-7,3 -4.6
09
58. 61
Keragaman capaian SKL
tak terdeteksi kalau hanya berdasar Nilai Sekolah
Keterangan
Pemekaran
6.00 - 7.00
7.00 - 8.00
8.00 - 9.00
9.00 - 10.00
Peta rerata nilai Ujian Sekolah
59. 62
Peta Keragaman capaian SKL
berdasar Nilai Rerata UN (murni) SMA
Keterangan
Pemekaran
< 4.00
4.00 - 5.00
5.00 - 6.00
6.00 - 7.00
7.00 - 8.00
8.00 - 9.00
Peta rerata nilai Ujian Nasional
60. 63
Peta Indeks Integritas Ujian Nasioal
SMA – IPA
IIUN rendah mengindikasi besar kemungkinan terjadi kecurangan dalam
pelaksanaan UN
61. 8.3
8.5
9.1
11.1
12.3
49.7
51.8
69.6
75.7
74.6
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Singapore
Hongkong China
Korea
Jepang
Finlandia
Thailand
Malaysia
Qatar
Indonesia
Peru
share low performer share middle performer share high performer
Validasi: Profil Level Kemampuan Siswa Indonesia
Hasil PISA 2012
27 38 32 3Indonesia (UN) Hasil UN 2015
kurang cukup baik Sangat baik
Hasil PISA 2012
62. Validasi: Profil Level Kemampuan Siswa Indonesia
27 38 32 3Indonesia (UN) Hasil UN 2015
kurang cukup baik Sangat baik
Hasil PISA 2015
9.4
9.6
9.6
11.5
14.4
33.7
46.7
49.8
56
58.8
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Hongkong China
Jepang
Singapura
Finlandia
Korea
Malaysia
Thailand
Qatar
Indonesia
Peru
share low performer share midde performer share high performer
63. Korelasi PISA dan UN
Strata PISA Math Read Science UN IIUN
Good 470.05 477.29 455.88 71.95 72.61
Moderate 377.15 403.06 398.32 62.30 64.34
Poor 367.62 383.66 390.47 52.05 73.34
Hasil PISA 2015 menunjukkan capaian sekolah dengan rerata UN tinggi dan
IIUN baik secara signifikan lebih tinggi dibanding yang rerata UN rendah
64. Perubahan Kisi-kisi UN 2015 dan 2016
Aspek Kisi-kisi 2015 Kisi-kisi 2016
Masa
berlaku
2011-2015 Mulai 2016
Komponen Terdiri dari 2 komponen:
kompetensi & indikator soal
(apa yang akan ditanyakan)
Dua dimensi: cakupan materi
dan level kognitif yang diukur
Bentuk Indikator spesifik merujuk soal
yang akan diujikan
Tidak ada indikator soal
Leveling Belum secara eksplisit
mencerminkan leveling kognitif,
yang ada tingkat kesukaran:
40% mudah, 40% sedang, 20%
sulit. Ada 10% soal HOTS
Dengan leveling yang lebih
eksplisit:
40% memahami
40% mengaplikasikan
20% menalar (reasoning)
13
65. Mengapa Kisi-kisi Diubah?
13
• Tujuan perubahan adalah agar guru-guru mengajar berdasar kurikulum,
siswa belajar berdasar kurikulum, bukan berdasar indikator soal UN
• Orientasi pembelajaran pada ketuntasan belajar (mastery learning)
• Mendorong kompetensi abad 21 seperti kemampuan menyelesaikan
masalah (problem solving), berpikir kritis (critical thinking)
• Mengembalikan dari belajar merujuk pada “kurikulum Ujian Nasional”
menjadi kurikulum nasional jenjang SMA/MA/SMK
66. UN 2015 UN 2016
Proporsi soal High Order of Thinking
pada Ujian Nasional 2016 ditingkatkan...
Contoh Matematika – Materi Kesebangunan
Perhatikan gambar sketsa kebun berikut!
Sebidang kebun berbentuk jajaran genjang. Bagian
dalam kebun dibuat taman dengan panjang AB = 20
m, dan panjang DE = 15 m.
Di sekeliling taman akan dibuat jalan. Jika kebun dan
taman sebangun, luas jalan adalah …
Panjang bayangan sebuah
menara 15 m dan pada
saat yang sama sebuah
tiang pancang memiliki
panjang bayangan 3 m.
Jika tinggi tiang pancang 7
m, maka tinggi menara
adalah ....
A. 19 meter
B. 22 meter
C. 25 meter
D. 35 meter
A B
CD
2m 2m
E
A. 66 m2
B. 132 m2
C. 300 m2
D. 360 m2
67. Kesimpulan
• Pengukuran capaian siswa berdasar UN ternyata
selaras dengan capaian PISA maupun TIMSS
• Siswa-siswa masih lemah dalam kecakapan kognitif
order tinggi (seperti
menalar/menganalisa/mengevaluasi)
• Penilaian kelas sehari-hari harus dibiasakan dengan
soal-soal HOTS agar anak terdorong kemampuan
berpikir kritisnya
• Peningkatan mutu pendidikan dapat didorong
melalui asesmen yang baik
68. Kebijakan tentang Ujian Nasional dan
Ujian Sekolah
• Tahun 2017 Ujian Nasional tetap dilaksanakan seperti tahun 2016,
sesuai PP 19/2005, PP 32/2013, dan PP 13/2015.
• Hasil UN digunakan untuk pemetaan mutu, pertimbangan seleksi
masuk jenjang pendidikan berikutnya, dan pembinaan satuan
pendidikan.
• UN tahun 2017 dilaksanakan dengan UNBK sebagai moda
utamanya.
• Pada tahun 2017 Ujian Sekolah ditingkatkan mutunya menjadi Ujian
Sekolah Berstandar Nasional (USBN) untuk beberapa mata
pelajaran.
• Soal USBN dibuat oleh guru melalui KKG/MGMP dengan
mengacu pada kisi-kisi yang dikeluarkan oleh BSNP.
• Pemerintah memberikan pelatihan bagi guru agar dapat membuat
ujian sekolah yang semakin berkualitas.
69. Persiapan Pelaksanaan UN 2017
• Untuk meningkatkan efisiensi, mutu, reliabilitas, integritas, dan kehematan
UN dilaksanakan dengan moda UNBK
• Jadwal UN jenjang SMK, SMA, dan SMP tidak bersamaan sehingga
komputer dapat digunakan bersama (resource sharing)
• Sekolah dengan jumlah komputer lebih dari 20 buah dan memiliki server
dapat ditetapkan menjadi penyelenggara USBN
• Siswa SMA dari sekolah yang belum memiliki infrastruktur UNBK mengikuti
ujian di SMK atau SMP penyelenggara UNBK, demikian pula sebaliknya
• Dinas Provinsi menetapkan tempat ujian bagi siswa dari sekolah yang
belum memiliki fasilitas berdasar kedekatan jarak antar sekolah
• Sudah terdata 12.058 sekolah/madrasah siap menjadi penyelenggara
UNBK
70. Pelaksanaan USBN
• Mata pelajaran USBN:
– SMP: Agama, PPKN, IPS
– SMA: Agama, PPKN, Sejarah Umum
– SMK: Agama, PPKN, Keterampilan Komputer
• Pelaksanaan USBN:
– Guru inti diberikan pelatihan penulisan kisi-kisi/indikator soal,
penulisan soal, dan penskoran soal baik pilihan ganda maupun yang
bukan pilihan ganda
– Penulisan soal oleh guru yang tergabung dalam KKG/MGMP di
Kabupaten/Kota/Gugus dengan mengacu pada kisi-kisi USBN
– Master soal disimpan Kepala Sekolah
– Buku soal ujian dicetak dan disimpan di sekolah masing-masing
– Pelaksanaan USBN sepenuhnya menjadi tanggung jawab mutlak
Kepala Sekolah
– Penskoran hasil USBN dilakukan oleh guru secara silang antar
sekolah dalam gugus
71. Menyu
sun
soal
bersam
a
1
3
Digunakan untuk
ujian sekolah
berstandar nasional
25%
soal standar
Paket soal
BSNP
Standar &
Kisi-kisi
KKG/MGMP
Puspendik
4
1
1
2
ALUR PENYUSUNAN SOAL USBN
Catatan:
• SMA/K dilaksanakan MGMP level Kabupaten/Kota ((bila terlalu besar dibagi dalam beberapa
gugus))
72. Kemendik
bud
BSNPBalitbang
&
Dikdasm
en
Kebijakan
• Standar UN
• POS UN
• Kisi-kisi UN
• Penyelengg
ara UN
• Monev UN
• Pelaksana UN
• Bank Soal UN
• Instrumen UN
• Manajemen UN
• Olah hasil UN
• Pelaksan
a UN di
Daerah
• Koordina
si
Pelaksan
aan UN
Kab/Kota
• Pengaw
asan UN
Sekolah
• Pelaksana UN
• Pengawas ujian secara
silang
• Pelaksana US
• Penyusunan soal US
LPMP
Pengawasan UN
Skema Proses Ujian
Ujian Nasional dan Ujian
Sekolah
Dinas
Provinsi
Dinas
Kab/Kota
Dewan
Pend.
Provinsi
Pengawasan UN
Pergurua
n Tinggi
• Memindai LJUN
Sumber:
• Peraturan BSNP No. 0034/P/BSNP/XII/2015
• Peraturan Kabalitbang Kemendikbud No.
045/H/HK/2015
Kemendikbu
d
BSN
P
Balitbang,
GTK,
Dikdasmen,
PAUD
Dikmas
Kebijakan
Standar
POS
Kisi-kisi Ujian/
Kompetensi Dasar
Monev
• Bank Soal 20-25%
soal sebagai anchor
• Fasilitasi
instrumen/sistem
• Pembinaan
• Konsolidasi hasil
• Koordinasi USBN
• Pengawasan
Sekola
h
• Pelaksana USBN
• Pengawas USBN
secara silang
LPM
P
Dewan
Pend.
Provinsi
KKG/
MGM
P
Pengawasan
Pembinaan
• Mengembangkan soal
• Pengolahan hasil
P4
TK
Pengawasan
Dewan
Pend.
Kab/Kota
Ujian Sekolah Berstandar
Nasional
PELAKU UTAMA
UN
PELAKU UTAMA
USBN
Menetapkansoal
Dinas
Kab/Kota
Dinas
Provinsi
74. 77
APAKAH AKSI/INAP?
Kompetensi yang
diukur:
Literasi
Numerasi
Sains
Diikuti oleh
siswa seluruh
Provinsi
(sampling)
Dilakukan
pada kelas
4, 8, 11
Tidak ada
Lulus/Gagal
Mengukur
kompetensi
kognitif
Dilengkapi survei
guru, siswa, ortu
SURVEI JENJANG SIFAT
AKSI/INAP adalah program pemetaan capaian
pendidikan untuk memantau mutu pendidikan secara
nasional/daerah yang menggambarkan pencapaian
kemampuan siswa yang dilakukan melalui survei yang
sifatnya “longitudinal”.
Sifat:
Sampling
Low stake
Diagnostik untuk
perbaikan
MANFAAT AKSI/INAP
1. NERACA
Ketercapaian, kekuatan, dan kelemahan
pendidikan sehingga dapat dilakukan
intervensi yang tepat
2. DIAGNOSA
Aspek kompetensi yang perlu
perbaikan faktor
penunjang/penghambat keberhasilan
3. KOMPETENSI
Mendorong ketercapaian kompetensi,
terutama literasi dan numerasi
4. STANDAR PENDIDIKAN
Anak tangga progresif untuk
meningkatkan capaian standar
pendidikan
75. Hasil AKSI – Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia
/INAP
• http://puspendik.kemdikbud.go.id/inap-sd
76. 79
HASIL AKSI/INAP 2016 DAN PISA 2012
INDONESIA
INAP 2016
Indonesia
PISA 2012
Programme for
International
Student
Assessment
75,7%
Low
Performer
24%
Middle
performer
AKSI/INA
P 2016
Indonesia National
Assessment
Programme
73,61%
Low Performer
25,38 %
Middle
Performer
78. 81
NASIONAL
DKI JAKARTA
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
DI YOGYAKARTA
NTB
NTT
PAPUA
HASIL AKSI/INAP 2016
Contoh Perbandingan Capaian Literasi Membaca Antardaerah
Sumber: http://puspendik.kemdikbud.go.id/inap-sd/
79. 82
HASIL AKSI/INAP SD 2016
Meruj
uk
Interpreta
si
EvaluasiIntegrasi
Highlight:
• Dalam numerasi: Kemampuan menalar perlu
ditingkatkan
• Dalam literasi: kemampuan integrasi dan evaluasi
informasi masih lemah
83. 86
PETA JALAN INAP
2016 2017 2018 2019 2020
INAP
SD
INAP
SMP
INAP
SMA/K
INAP
SD
INAP
SMP
Gerakan
Literasi
Nasional
(GLN)
dicanang
kan
Pembin
aan SD
Pembina
an SD
dan SMP
Tren
capaian SD
Pembinaan
SMP
Pembinaan
SMA
Tren capaian
SMP
Pembinaan
SD
Pembinaan
SMP
Pembinaan
SMA
85. Seberapa efektifkah
umpan balik hasil
penilaian terhadap
peningkatan mutu?
Penilaian akan mampu
meningkatkan mutu, hanya jika
informasi hasil penilaian
dijadikan umpan balik.
Baik kepada siswa, guru,
sekolah, orang tua, maupun
pemangku kebijakan.
86. Penilaian Kelas
• Membentuk siswa sbg pembelajar sejati (Q & P)
• Assessment for & as learning
• Formatif dan diqgnostik
• Pengembangan panduan penilaian
• Pengembangan modul pelatihan
• Pelatihan IN, IP, guru
• Penulisan soal HOTS
• Sumber informasi penilaian (rumah penilaian)
[bersama program inovasi]
• Pengembangan model [bersama program inovasi]
• Uji coba/piloting [bersama program inovasi]
meaningful assessment &
feedback for learning
improvement
Rich & sound
assessments
Research &
evidence
based
Classroom-based
assessment
School-based
assessment
Assessment as learning
Assessment for learning
Assessment of learning
External
assessment
87. Penilaian kelas & umpan balik
• Penilaian kelas untuk menumbuhkembangkan
kompetensi dan daya nalar (critical thinking)
• Authentic assessment untuk menguatkan problem
solving
• Project-based assessment –lintas mapel- untuk
integrasi pengetahuan, collaboration skills
• Ilmu sosial: project dengan debat dan argumentasi
(communication skills)
• Peer tutoring: menguatkan pemahaman,
communication skills, collaboration skills
• ICT enhanced learning: ICT literasi
• Positive feedback
– Membangun attitude siswa
– Belajar dari kesalahan
– Membantu siswa menyadari kesalahan
dan menguasai pengetahuan
• Kecakapan guru
untuk merancang
dan menggunakan
berbagai
model/bentuk
penilaian
• Rubrik penilaian
• Umpan balik KI1-KI4
• Pada siswa/ortu
• Pada
pembelajaran