2. Tujuan Sosialisasi Asesmen Nasional
Memberikan Informasi tentang :
1. Latar belakang Asesmen Nasional.
2. Pengertian Asesmen Nasional .
3. Tujuan Asesmen Nasional.
4. Instrumen Asesmen Nasional.
5. Komponen AKM dan Contoh Soal.
6. Survey Karakter
7. Survey Lingkungan Belajar
8. Sasaran Asesmen Nasional.
9. Pelaksanaan ,Hasil dan Laporan Asesmen Nasional.
10. 10 Diskusi tayangan Video tentang Asesmen Nasional.
5. Dengan teknologi yang ada saat ini, terdapat 9% pekerjaan yang 90% - 100% aktivitasnya dapat diotomasi (mis. buruh
perakitan dan operator mesin). Selain itu, masih terdapat 42% pekerjaan yang lebih dari 50% aktivitasnya dapat diotomasi.
Pekerjaan yang membutuhkan kemampuan bernalar dan interpersonal seperti psikiater dan legislator merupakan di
antara jenis pekerjaan yang tidak banyak terdampak otomasi.
Dampak Industri 4.0: Disrupsi Pekerjaan
Operator mesin jahit
Buruh perakitan
Pegawai gudang
Agen perjalanan
Laboratorium gigi
Teknisi
Sopir bus
Asisten perawat
Pengembang
web
Perancang busana
Eksekutif perusahaan
Psikiater
Legislator
% aktivitas yang dapat
diotomasi dengan teknologi
yang ada saat ini
Contoh-contoh
pekerjaan
Proporsi Pekerjaan yang Dapat Diotomasi dengan Teknologi Saat Ini
% pekerjaan
(100% = 820 pekerjaan)
6. Sumber:
World Economic Forum, 2015 dan 2016
✔Dalam kurun hampir setengah
abad, 1960-2009, terdapat tren
penurunan permintaan tenaga
kerja untuk pekerjaan manual dan
rutin
✔Sebaliknya, terjadi peningkatan
secara konstan permintaan tenaga
kerja untuk pekerjaan non rutin yang
membutuhkan kemampuan
interpersonal dan analitis
✔Secara rata-rata, empat tahun lagi,
sepertiga keterampilan yang
dibutuhkan oleh mayoritas okupasi
akan terdiri dari keterampilan-
keterampilan yang belum dianggap
penting hari ini.
Dampak Industri 4.0: Meningkatnya Kebutuhan Dunia Kerja
terhadap Keterampilan Aras Tinggi (High-Order Skills)
7. • Konsisten
sebagai salah
satu negara
dengan
peringkat
hasil PISA
terendah
• Skor PISA
yang stagnan
dalam 10-15
tahun terakhir
• Namun
demikian,
selisih skor
dengan rata-
rata skor
OECD sudah
sedikit
meningkat
Skor PISA dan Peringkat (#; 2000-2018)
Hasil PISA membuktikan kurang memadainya hasil belajar
pendidikan dasar dan menengah
1 Tren dan permasalahan hasil belajar pendidikan dasar dan menengah
1995 2000 2005 2010 2015 2020
+122
+129
525
475
425
Membaca 375
+139 +115
500
450
400
Matematika350
Sains
1995 2000 2005 2010 2015 2020
1995 2000 2005 2010 2015 2020
500
450
400
+101 +93
OECD Indonesia
2018 Peringkat: 72 dari 77
2018 Peringkat: 72 dari 78
2018 Peringkat: 70 dari 78
70% siswa beradadi
bawah kompetensi
minimum
71% siswa berada
di bawah kompetensi
minimum
60% siswa beradadi
bawah kompetensi
minimum
Perundungan
(% siswa; 2018)
Pola pikir untuk
berkembang
(% siswa; 2018)
29%
63%
41%
23%
Siswa dengan pola pikir berkembang
memiliki skor 32 poin lebih tinggi dalam
membaca1, mengekspresikan ketakutan
terhadap kegagalan yang lebih rendah,
lebih termotivasi dan ambisius, menjadikan
pendidikan sebagai hal yang penting
1. Setelah memperhitungkan profil sosio-ekonomi siswa dan sekolah
Sumber: OECD/ PISA, Kearney
41% siswa Indonesia dilaporkan
mengalami perundungan beberapa
kali dalam sebulan (vs. 23% rata-rata
OECD)
Hanya 29% siswa Indonesia setuju
bahwa ‘kepandaian adalah sesuatu
yang bisa berubah banyak’ (vs. 63%
rata-rata OECD)
Siswa yang sering mengalami
perundungan memiliki skor 21 poinlebih
rendah dalam membaca1, merasa sedih,
ketakutan, dan kurang puas dengan
hidupnya. Mereka juga memiliki
kecenderungan membolos sekolah
17
8. 766
824 640
6.920
6.438
1.018
509
5.360
3.752
5.914
6.376 6.276
8
61
.0
3
46
3.243
5.148
1.016
5.452 5.536 5.798 5.902
Hanya 3% dari semua kalimat
yang diucapkan oleh guru yang
lebih dari 23 kata; jauh lebih
rendah dari negara lain sebesar 25-
41%
Pertanyaan guru cenderung
dangkal karena ~90% jawaban
siswa hanya satu kata dan jarang
melibatkan kemampuan analisis
tinggi (higher order thinking)
Indonesia Belanda Swiss Republik
Ceko
Australia Amerika
Serikat
Hong
Kong
SMP
SMA
SD 54,8%
58,6%
62,3%
58,4%
SMK
Rata-rata jumlah kata
guru
Rata-rata jumlah kata
siswa
Rata-rata kata yang diucapkan dalam mata pelajaran
berdurasi 50 menit
(# kata; 2011)
Rata-rata skor kompetensi guru
57 dari 100
Skor Kompetensi Guru (UKG)
(% dari 100; 2019)
Sumber: Kemendikbud, Video Study TIMSS Bank Dunia, analisa Kearney
Kesenjangan dalam keefektifan mengajar dan cara mengajar
2
Kemampuan guru-guru di Indonesia masih belum sebaik
standar yang diharapkan
19
9. Masalah
Utama
Keterbatasan
Geografis
Kesenjangan
Pemerintahan
Batasan
Peraturan
Lanjutan…
Sumber: Kemendikbud, analisa Kearney
3 Tren dan permasalahan distribusi kualitas yang merata
Ketimpangan kualitas terlihat antara Pulau Jawa dan daerah
lainnya di Indonesia
22
Bali Nusra
• I
46,5
• M
Besarnya ketimpangan hasil belajar antara
41
P
,2
ulauJawa dan daerah lainnya diIndonesia
-11%
-12%
-9%
Sumatra
• I 48,0 -8% • Matematika (M) 39,5 -8%
• M 39,2 -9% • IPA (S) 43,0 -5%
• S 42,5 -6%
Sulawesi
• I 46,4 -11%
• M 37,7 -12% Papua dan Maluku
• S
41,3
-9%
Persebaran Skor AKSI
(2019)
Kalimantan
• B. Indonesia (I) 49,0 -6%
• I
46,7
• M
36,9
• S
40,9
-11%
-14%
-10%
DKI Jakarta &
DI Yogyakarta
• I 52,3 • I 50,2 -5%
• M 4,1 • M 41,2 -5%
• S 45,4 • S 44,0 -4%
Jawa (non-DKI danDIY)
xx Skor AKSI (SMP) xx % perbedaan
•rSata-rata skor AKSI antara DKI Jakarta danDI
Legenda:
Yogyakarta
11. Kondisi Sarana Prasarana untuk
Pelaksanaan Asesmen Nasional
11
Kementerian
No. Jenjang
Jumlah
Sekolah
Sekolah Sudah
Memiliki Minimal15
Komputer, Akses
Listrik dan Internet
%
Sekolah
memerlukan
bantuan TIK
Sekolah Tanpa
Akses Listrik
dan Internet
Rencana
2021 (APBN)
Sisa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 = (6 - 7 - 8)
1 SD 148.865 9.031 6,1% 139.834 6.580 4.981 128.273
2 SMP 40.487 30.327 74,9% 10.160 789 6.435 2.936
3 SMA 13.922 12.489 89,7% 1.433 69 1.195 169
4 SMK 14.289 8.000 56,0% 6.329 20 - 6.309
Total 217.563 59.847 26,4% 157.756 7.458 12.611 137.687
Keterangan:
1. Jumlah sekolah yang memiliki computer (kolom 4) sudah termasuk pengadaan TIK APBN Kemdikbud Tahun 2020
2. Pemda Provinsi dan Kab/Kota bersinergi dalam hal resource sharing infrastruktur TIK antar jenjang dalam pelaksanaan Asesmen Nasional.
12. TRANSFER DAERAH 2020
DAK FISIK
Rp 3,52 T
APBN 2020
KEMDIKBUD
Rp 732,32 M
7.552 paket
Rp 1,49 T
11.296 paket
Bantuan Terdiri dari:
• PC/Laptop
• Server
• Perangkat Jaringan
Sumber Pembiayaan
Bantuan Sarana TIK Sekolah Tahun 2020 dan Rencana Tahun
2021
Sasaran Paket Bantuan
SD 5.444 Paket
SMP 3.255 Paket
SMA 1.959 Paket
SLB 317 Paket
SKB 321 Paket
Bantuan Terdiri dari:
• PC/Laptop
• Proyektor
• Perangkat Jaringan
SD 2.330 Paket
SMP 5.222 Paket
RAPBN 2021
KEMDIKBUD
Bantuan Terdiri dari:
• PC/Laptop
• Proyektor
• Perangkat Jaringan
SD 4.981 Paket
SMP 6.435 Paket
SMA 1.195 Paket
12
Kementerian
Rp 1,30 T
12.611 paket
13. R 3Km
R 2Km
R 1Km
Klasifikasi Radius dari Satuan Pendidikan SMP/SMA/SMK
Dari kesiapan TIK
Grafik Persentase Jumlah Satuan PendidikanSD
Menurut Radius Kondisi Kesiapan TIK SMP/SMA/SMK dan Lima Kab-Kota
13
Kementerian
Rasio 1:
1,3
Rasio 1:
2,5
Rasio 1:
3,5
Rasio 1:
8,0
Rasio 1:
4,0
Data Spasial Pelaksanaan Asesmen
Keterangan:
1. Radius yang digunakan berjarak 1 km, 2 km dan 3 km dengan asumsi lokasi asesmen masih terjangkau.
2. Rasio pada tiap kabupaten/kota menggambarkan ketersediaan TIK. Semakin tinggi rasio bermakna peralatan TIK di
wilayah tersebut semakin sedikit.
14. Pokok-pokok Kebijakan Merdeka Belajar
Ujian Sekolah
Berstandar
Nasional (USBN)
Ujian Nasional
(UN)
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
Peraturan
Penerimaan
Peserta Didik Baru
(PPDB) Zonasi
16. Asesmen Nasional 2021 adalah pemetaan mutu pendidikan pada
seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang dasar
dan menengah.
Mengukur kualitas
pembelajaran dan iklim
sekolah yang
menunjang
pembelajaran
Mutu diukur menggunakan 3 instrumen.
Asesmen
Kompetensi
Minimum
Survei Karakter
Survei Lingkungan
Belajar
Mengukur literasi
membaca dan
numerasi sebagai
hasil belajar kognitif
Mengukur sikap,
kebiasaan, nilai-nilai
(values) sebagai
hasil belajar non-
kognitif
18. Asesmen untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan
Asesmen
18
Kualitas
pembelajaran
Hasil belajar
siswa
Asesmen nasional dilakukan untuk mengevaluasi kinerja satuan pendidikan dan
sekaligus menghasilkan informasi untuk perbaikan kualitas belajar-mengajar,
yang kemudian diharapkan berdampak pada karakter dan kompetensi siswa.
Informasi
19. Asesmen Nasional sebagai penunjuk arah tujuan dan
praktik pembelajaran
Kompetensi dan karakter murid sebagai tujuan
Asesmen Nasional menunjukkan apa yang seharusnya
menjadi tujuan utama sekolah, yakni pengembangan
karakter dan kompetensi siswa. Hal ini diharap dapat
mendorong sekolah dan dinas pendidikan untuk
memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu
pembelajaran.
19
20. 20
Sekolah yang efektif: memiliki ciri mulai dari pengajaran
yang baik, sampai program dan kebijakan sekolah yang
membentuk iklim akademik, sosial, dan keamanan yang
kondusif).
Asesmen Nasional memberi gambaran tentang karakteristik
esensial sebuah sekolah yang efektif
Membantu sekolah lebih memahami
apa yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan mutu pembelajaran.
21. 21
Mutu sekolah meliputi: mutu input, proses, dan hasil belajar yang
mencerminkan kinerja sekolah, sebagai umpan balik berkala yang objektif dan
komprehensif bagi manajemen sekolah, dinas pendidikan, dan Kemendikbud.
Asesmen Nasional untuk memotret mutu sekolah
Input sekolah Proses pembelajaran Hasil belajar
22. Apa yang diukur Asesmen Kompetensi Minimum?
Literasi Membaca
Kemampuan untuk memahami,
menggunakan, mengevaluasi,
merefleksikan berbagai jenis teks
untuk menyelesaikan masalah dan
mengembangkan kapasitas individu
sebagai warga Indonesia dan warga
dunia agar dapat berkontribusi secara
produktif di masyarakat.
Numerasi
Kemampuan berpikir menggunakan
konsep, prosedur, fakta, dan alat
matematika untuk menyelesaikan
masalah sehari-hari pada berbagai
jenis konteks yang relevan untuk
individu sebagai warga negara
Indonesia dan dunia.
23. Komponen AKM
23
Literasi Membaca
Konten
Teks Informasi
Teks Sastra
Proses kognitif
Menemukan infomasi
Interpretasi dan integrasi
Evaluasi dan Refleksi
Konteks
Personal
Sosial budaya
Saintifik
Numerasi
Konten
Bilangan
Pengukuran dan Geometri
Data dan Uncertainty
Aljabar
Proses kognitif
Pemahaman
Aplikasi
Penalaran
Konteks
Personal
Sosial kultural
Saintifik
Bentuk Soal
Bentuk soal
Objektif
Pilihan Ganda
(hanya 1 jawaban
benar)
Pilihan Ganda kompleks
(jawaban benar lebih
dari 1)
Menjodohkan
Isian Singkat (angka,
nama/ benda yang
sudah fixed)
Non- Objektif (essay)
25. Karakter : Profil Pelajar Pancasila
Apa yang diukur Survei Karakter?
26. PROFIL PELAJAR PANCASILA
“Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki
kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.”
● Pelajar Indonesia adalah pelajar yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Keimanan dan
ketakwaannya termanifestasi dalam akhlak yang mulia
terhadap diri sendiri, sesama manusia, alam, dan
negaranya.
● Pelajar Indonesia memiliki identitas diri
merepresentasikan budaya luhur
bangsanya. Ia
menghargai dan melestarikan budayanya
sembari berinteraksi dengan berbagai
budaya lainnya.
kemajemukan yang ada sebagai kekuatan untuk hidup
bergotong royong. Ia bersedia serta terampil bekerja
sama dan saling membantu dengan orang lain dalam
berbagai kegiatan yang bertujuan mensejahterakan dan
membahagiakan masyarakat.
● Pelajar Indonesia merupakan pelajar yang
mandiri. Ia berinisiatif dan siap mempelajari
hal-hal baru, serta gigih dalam mencapai
tujuannya.
● Pelajar Indonesia gemar dan mampu bernalar
secara kritis dan kreatif. Ia
menganalisis
saintifik dan mengaplikasikan alternatif solusi
secara inovatif. Ia aktif mencari cara untuk
senantiasa meningkatkan kapasitas diri dan
bersikap reflektif agar dapat terus
mengembangkan diri dan berkontribusi
kepada bangsa, negara, dan dunia.
27. Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan
kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam
kehidupannya sehari-hari.
Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak
kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
Sumber: Renstra Kemdikbud 2020-2024 (Permendikbud No.
22/2020) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
28. Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan
identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan
budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan
kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak
bertentangan dengan budaya luhur bangsa.
Elemen kunci dari berkebinekaan global meliputi mengenal dan
menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam
berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap
pengalaman kebinekaan.
Sumber: Renstra Kemdikbud 2020-2024 (Permendikbud No.
22/2020) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
29. Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu
kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan
suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan
ringan.
Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian,
dan berbagi.
Sumber: Renstra Kemdikbud 2020-2024 (Permendikbud No.
22/2020) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
30. Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang
bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.
Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi
yang dihadapi serta regulasi diri.
Sumber: Renstra Kemdikbud 2020-2024 (Permendikbud No.
22/2020) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
31. Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi
baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara
berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan
menyimpulkannya.
Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan
memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi
penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil
keputusan.
Sumber: Renstra Kemdikbud 2020-2024 (Permendikbud No.
22/2020) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
32. Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu
yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.
Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang
orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.
Sumber: Renstra Kemdikbud 2020-2024 (Permendikbud No.
22/2020) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
33. Mengapa juga mengukur karakter?
● Pendidikan bertujuan mengembangkan potensi murid secara utuh.
● Asesmen nasional mendorong mengembangkan sikap, nilai (values), dan
perilaku yang mencirikan Pelajar Pancasila.
34. Iklim belajar dan iklim satuan pendidikan
Iklim keamanan sekolah:
Keamanan dan well being siswa
Sikap dan keyakinan guru
Kebijakan & program sekolah
Iklim kebhinekaan sekolah:
Praktik multikultural di kelas
Sikap & keyakinan guru/kepsek
Kebijakan & program sekolah
Indeks Sosial Ekonomi
• Pendidikan orang tua
• Profesi orang tua
• Fasiilitas belajar di rumah
Kualitas Pembelajaran:
Manajemen kelas
Dukungan afektif
Aktivasi kognitif
Pengembangan Guru
• Refleksi dan perbaikan pembelajaran
• Dukungan untuk refleksi guru
Apa yang diukur Survei Lingkungan Belajar?
35. Sasaran Asesmen Nasional
Siswa
Guru
Survei Karakter
Survei
Lingkungan
Belajar
AKM Literasi-
Numerasi
Hasil belajar
kognitif
Hasil belajar
sosial-emosional
Karakteristik
input dan
proses
pembelajaran
Kepala Sekolah
Kelas 5, 8, 11
35
36. Asesmen Nasional ...
Murid kelas 5, 8, dan 11
Maksimal 30 murid SD dan
45 murid SMP/SMA/SMK
akan dipilih secara acak
oleh Kemendikbud untuk
menjadi responden. Tes
dan kuesioner murid
diadministrasikan
menggunakan komputer
dalam kondisi terawasi
(proctored),
36
Guru SD, SMP, dan SMA
Semua guru menjadi
responden. Untuk mengurangi
beban administratif, guru
diberi waktu 2 minggu untuk
mengisi kuesioner. Pengisian
kuesioner dilakukan secara
daring tanpa pengawasan
(mandiri).
Kepala SD, SMP, dan SMA
Semua kepala sekolah
menjadi responden. Sama
dengan guru, kepala sekolah
diberi waktu 2 minggu
untuk mengisi kuesioner.
Pengisian kuesioner
dilakukan secara daring
tanpa pengawasan (mandiri).
38. Pelaksanaan Asesmen Nasional dikoordinasi oleh Kemendikbud bekerja
sama dengan Dinas Pendidikan dan Kanwil dan Kantor Kemenag.
● Asesmen Nasional dilaksanakan
menggunakan komputer dan secara
daring
● Murid mengerjakan pada sesi dengan
jadwal yang ditentukan dan dengan
diawasi.
● Guru dan kepala satuan pendidikan
mengerjakan survei secara mandiri
dengan periode waktu yang cukup
panjang
Berbasis komputer dan daring
● Pemetaan dan penyiapan komputer
dan sarana pendukung.
● Pemetaaan sekolah secara spasial
untuk sharing resources.
● Penyiapan teknisi TIK terutama untuk
jenjang SD.
Koordinasi yang diperlukan
39. 1.Tes literasi membaca
2.Tes numerasi
3.Survei karakter
4.Survei lingkungan belajar
PELAPORAN
PESERTA PELAKSANAN
SD/ MI, maks 30 per sekolah
Berbasis komputer dan adaptif Tidak untuk individual siswa
SMA, SMK, MA, maks 45 per
sekolah
● Kelas 5, materi sampai kelas 4
SMP/ MTs, maks 45 per sekolah
● Kelas 8, materi sampai kelas 8
Tahun 2021 tidak ada
paket tes khusus, hanya
dapat diselenggarakan
bagi peserta tanpa
akomodasi khusus
Adaptif: soal yang ditempuh
akan tergantung dari performa
pada soal awal
Setiap peserta mengerjakan:
Laporan pada level sekolah dan
daerah Sebagai alat refleksi diri
sekolah dan pemda
Tidak untuk me-ranking sekolah
Setiap peserta mengerjakan
asesmen selama 2 hari
● Kelas 11, materi sampai kelas
10
Rencana Pelaksanaan
SMP, MSA, SMK : Maret 2021
SD : Agustus 2021
14
40. Hari ke-1
Jenjang Hari ke-2
40
ALOKASI WAKTU
SD
• Tes literasi 75 menit • Tes numerasi 75 menit
• Survey karakter 20 menit • Survey lingkungan belajar 20
menit
SMP
SMA
SMK
• Tes literasi 90 menit • Tes numerasi 90 menit
• Survey karakter 30 menit • Turvey lingkungan belajar 30
menit
43. Hasil Asesmen Nasional 2021 digunakan sebagai (1) pemetaan awal (baseline)
mutu sistem, serta (2) penyetaraan hasil belajar bagi peserta didik program
kesetaraan.
● Hasil Asesmen Nasional 2021 tidak
digunakan untuk menilai prestasi
murid ataupun kinerja guru dan
sekolah.
● Laporan hasil Asesmen Nasional 2021
diberikan kepada guru dan sekolah
sebagai alat untuk melakukan evaluasi
diri dan perbaikan pembelajaran.
● Murid, orangtua, guru, dan sekolah
tidak perlu cemas dan tidak perlu
melakukan persiapan khusus untuk
menghadapi Asesmen Nasional.
1. Pemetaan mutu sistem pendidikan 2. Ujian penyetaraan
● Khusus untuk program pendidikan
kesetaraan, Asesmen Nasional memiliki
fungsi ganda, yaitu sebagai alat
pemetaan mutu dan ujian penyetaraan
hasil belajar bagi peserta didik yang
memerlukan.
● Yang digunakan sebagai ujian
penyetaraan adalah AKM Literasi dan
AKM Numerasi.
47. Mengajar Sesuai Tingkat Kompetensi (Teaching at The Right Level)
Tingkat Literasi Membaca Tingkat Kompetensi Numerasi
Perlu Intervensi Khusus
Peserta didik belum mampu menemukan dan mengambil
informasi eksplisit yang ada dalam teks ataupun membuat
interpretasi sederhana.
Perlu Intervensi Khusus
Peserta didik hanya memiliki pengetahuan matematika
yang terbatas. Peserta didik menunjukkan penguasaan
konsep yang parsial dan keterampilan komputasi yang
terbatas.
Dasar/Minimal
Peserta didik mampu menemukan dan mengambil
informasi eksplisit yang ada dalam teks serta membuat
interpretasi sederhana.
Dasar/Minimal
Peserta didik memiliki keterampilan dasar matematika;
komputasi dasar dalam bentuk persamaan langsung,
konsep dasar terkait geometrid an statistika, serta
menyelesaikan masalah matematika sederhana yang rutin.
Cakap/Baik
Peserta didik mampu membuat interpretasi dan informasi
implisit yang ada dalam teks, mampu membuat simpulan
dari hasil integrasi beberapa informasi dalam suatu teks
Cakap/Baik
Peserta didik mampu mengaplikasikan pengetahuan
matematikayang dimiliki dalam konteks yang lebih
beragam.
Mahir
Peserta didik mampu mengintegrasikan beberapa
informasi lintas teks, mengevaluasi isi, kualitas, cara
penulisan suatu teks, dan bersikap reflektif terhadap isi
teks
Mahir
Peserta didik mampu bernalar untuk menyelesaikan
masalah kompleks serta non-rutin berdasarkan konsep
matematika yang dimilikinya.
49. Hasil AKM untuk strategi membangun kompetensi: Implikasi pembelajaran lintas matapelajaran
Dasar/Minimal: Siswa memiliki keterampilan dasar matematika:
komputasi dasar dalam bentuk persamaan langsung, konsep dasar
terkait geometri dan statistika, serta menyelesaikan masalah
matematika sederhana yang rutin.
Cakap/Baik: Siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan
matematika yang dimiliki dalam konteks yang lebih beragam.
Mahir. Siswa mampu bernalar untuk menyelesaikan masalah
kompleks serta non rutin berdasarkan konsep matematika yang
dimilikinya.
Siswa diberikan contoh hasil pertandingan satu group yang
rumpang dan kondisi pemenang, siswa diminta menjabarkan
kemungkinan hasil pertandingan yang rumpang tersebut.
Siswa diberikan hasil pertandingan dua group yang rumpang serta
kondisi pertandingan babak selanjutnya. Siswa diminta menjabarkan
kemungkinan hasil pertandingan yang rumpang.
Siswa diminta mengestimasi kemungkinan pemenang di babak
selanjutnya berdasarkan hasil pertandingan empat group di
babak sebelumnya.
Siswa diberikan beberapa contoh hasil yang lengkap,
kemudian siswa diminta menjabarkan nilai setiap tim dalam
satu group dan menentukan pemenangnya.
Contoh guru olahraga memberikan bacaan mengenai aturan penentuan pemenang klasemen sepak bola
Perlu Intervensi Khusus. Siswa hanya memiliki
pengetahuan matematika yang terbatas. Siswa
menunjukkan penguasaan konsep yang parsial dan
keterampilan komputasi yang terbatas.
50. Hasil AKM untuk strategi penguasaan konten: Implikasi pembelajaran lintas matapelajaran
Contoh guru fisika melakukan aktivitas percobaan dan siswa akan melakukan pencatatan data, penyajian data,
melakukan interpretasi serta menarik kesimpulan hasil percobaan.
Minimal/Dasar Siswa memiliki keterampilan dasar matematika:
komputasi dasar dalam bentuk persamaan langsung, konsep
dasar terkait geometri dan statistika, serta menyelesaikan
masalah matematika sederhana yang rutin.
Perlu Intervensi Khusus. Siswa hanya memiliki pengetahuan
matematika yang terbatas. Siswa menunjukkan penguasaan konsep
yang parsial dan keterampilan komputasi yang terbatas.
Baik/Cakap Siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan
matematika yang dimiliki dalam konteks yang lebih beragam.
Mahir Siswa mampu bernalar untuk menyelesaikan masalah
kompleks serta non rutin berdasarkan konsep matematika
yang dimilikinya.
Siswa diberikan contoh-contoh cara menyajikan data untuk
menuangkan data hasil catatannya ke dalam bentuk penyajian
yang tepat dan akurat. Interpretasi holistic mengenai data
sebelum menarik kesimpulan dilakukan dalam diskusi
bersama
Siswa selain menginterpretasi data hasil catatannya diminta pula
membandingkan datanya dengan data kelompok lainnya kemudian
membuat simpulan umum hasil penelitian dalam satu kelas. Siswa
dibimbing dalam menjustifikasi data yang sifatnya anomali
Siswa diminta membandingkan data dirinya, data kelompok
lainnya dan data dari jurnal ilmiah yang relevan kemudian
membuat generalisasi hasil percobaan yang dilakukan dengan
menyandingkan beragam data.
Siswa didampingi mulai dari pencatatan data dan
dilakukan diskusi untuk memvalidasi hasil pencatatan data.
Validasi ini dapat dilakukan dalam bentuk diskusi dengan
teman yang kompetensi numerasinya baik ataupun mahir
52. Juli
Agustus Januari-April
April-Mei
Desiminasi hasil
asesmen
SMP, SMA, SMK
Pendampingan satuan
pendidikan memaknai hasil
SMP, SMA, SMK
2021
Penguatan satuan
pendidikan merancang
program tindak lanjut
SMP, SMA, SMK
Agustus-November
November
Disemnasi hasil SD
Pendampingan
satuan pendidikan
memaknai hasil SD
Desember
Monev program
tindak lanjut
SMP, SMA, SMK
2022
Penguatan satuan
pendidikan merancang
program tindak lanjut SD
Monev
program
tindak lanjut
SD
Rancangan Tindak Lanjut Asesmen Nasional
52
53. Diskusi Kelas
1. Pengamatan terhadap video (mandiri)
Link Video
• https://www.youtube.com/watch?v=BFAyS2xMryg
• https://www.youtube.com/watch?v=qX42kfDBMoE
• https://www.youtube.com/watch?v=ukNxwCtGzZU
2. Diskusi permasalahan-permasalahan yang muncul terkait kebijakan
Asesmen Nasional
3. Diskusi solusi terkait permasalahan berdasarkan informasi resmi
4. Hasil diskusi dirangkum sebagai kesamaan persepsi (oleh Pembahas).