Tajdid dalam Islam berarti pembaharuan agama. Tajdid bertujuan memperbaharui ajaran Islam berdasarkan al-Quran dan hadis agar tetap relevan dengan zaman. Tajdid dapat berupa pemurnian ajaran Islam dari penyimpangan atau modernisasi melalui penafsiran baru yang masih konsisten dengan sumber-sumber Islam. Gerakan tajdid di Indonesia antara lain Muhammadiyah yang bertujuan memperbaharui akidah, ibadah, dan sikap umat
1. P E N G A N T A R K U L I A H
P E M I K I R A N I S L A M M O D E R N / K O N T E M P O R E R
D I I N D O N E S I A
PEMBAHARUAN DALAM
ISLAM (TAJDID)
2. Makna Tajdid
Tajdid secara kebahasaan (lughawi) berarti
pembaharuan, yakni proses memperbaharui sesuatu
yang dipandang usang atau rusak.
Tajdid dari kata “تجديدـيجددـجدد” yang kata dasarnya
“جديد”
Tajdid didefinisikan “menghidupkan ajaran Quran
dan Sunnah yang telah banyak ditinggalkan
umatnya, dan memurnikan pemahaman dan
pengamalan agama Islam dari hal-hal yang tidak
berasal dari Islam.” (Syams al-Haq al-Azhim, Imam
al-Syatibi)
3. Landasan Tajdid
َ
الَق َةَرْيَرُهىِبَأ ْ
نَع
:
ُ
ولُسَر َ
الَق
أوسلمعليههللاصلى ِهللا
َّ
ن
ىَلَع ِةَّمُأأل ِه ِذَهِل ُ
ث َعْبَي َهللا
َم ٍةَنَس ِة
َ
ائِم ِ
لُك ِ
سْأَر
اَه
َ
ل ُد ِدَجُي ْ
ن
اَهَنْي ِد
(
دأود بوأأهور
)
Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah
bersabda: “Sesungguhnya Allah mengutus bagi
umat ini (Islam) pada setiap menghujung seratus
tahun seseorang yang akan memperbaharui
(mengadakan pembaharuan) bagi agamanya”
(Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud)
4. Tajdid dalam Muhammadiyah
Dari segi bahasa, tajdid berarti pembaharuan, dan
dari segi istilah, tajdid memiliki dua arti, yakni : (1).
Pemurnian, (2). Peningkatan, pengembangan,
modernisasi dan yang semakna dengannya.
Pemurnian sebagai arti tajdid yang pertama,
dimaksudkan sebagai pemeliharaan matan ajaran
Islam yang berdasarkan dan bersumber kepada Al-
Quran dan Sunnah Shahihah (Maqbulah).
5. Sedangkan arti peningkatan, pengembangan,
modernisasi dan yang semakna dengannya, tajdid
dimaksudkan sebagai penafsiran, pengamalan, dan
perwujudan ajaran Islam dengan tetap berpegang
teguh kepada Al-Quran dan Sunnah Shahihah
Tajdid dalam Muhammadiyah
6. Tujuan Tajdid
memfungsikan Islam sebagai hudan, furqan dan
rahmatan lil alamin, termasuk mendasari dan
membimbing perkembangan kehidupan masyarakat,
dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan
demikian, tajdid, bagi Muhammadiyah, harus
senantiasa berpijak dari Al-Quran dan al-Sunnah,
dan selanjutnya juga bermuara pada implementasi
atas nilai-nilai ajaran Al-Quran dan al-Sunnah.
7. Dimensi Tajdid
(1). Pemurnian aqidah dan ibadah, serta
pembentukan akhlak mulia (al-akhlak al-karimah).
(2). Pembangunan sikap hidup dinamis, kreatif,
progressif, dan berwawasan masa depan.
(3) Pengembangan kepemimpinan organisasi dan
etos kerja dalam Pesyarikatan Muhammadiyah.
8. Trend Tajdid dalam Realita Sejarah
Salafiyah (pemurnian)
Reformasi/modernisasi
Perpaduan pemurnian dan
reformasi/modernisasi
Liberalisasi/Sekularisasi (Neo/Post-
Tradisionalisme dan Neo/Post-
Modernisme)
10. Tokoh Tajdid Klasik dan Kontemporer
Ibnu Taimiyah (1263-1328)
Muhammad bin Abdul Wahhab (1730-
1791)
Jamaluddin Al-Afghani (1838-1897)
Muhammad Abduh (1848-1905)
Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935)
11. GERAKAN PEMBAHARUAN DI INDONESIA
Jam’iyatul Khair dan Al-Irsyad (15 Juli
1905)
Sarekat Islam (11 Nopember 1912)
Muhammadiyah (18 Nopember 1912)
Persatuan Islam (17 September 1923
12. Studi Tokoh Pembaharuan
Pokok-pokok pandangan tentang kondisi
masyarakat Islam.
Pemahamannya tentang ajaran Islam
Bagaimana gerakan dakwahnya, apa metode yang
digunakan?
Apa saja penghambat gerakan dakwahnya, dan
bagaimana strategi menanggulanginya?
13. Studi Gerakan Pembaharuan
Siapa tokoh utamanya?
Kapan berdiri dan di mana?
Apakah pokok-pokok yang diajarkan kepada umat?
Bagaimana gerakannya?
Bidang apa saja yang menjadi perhatiannya?