Kasus Wisma Atlet melibatkan beberapa politisi dan pengusaha yang dituduh melakukan korupsi terkait proyek pembangunan Wisma Atlet untuk Sea Games 2011 di Palembang. KPK menetapkan beberapa orang sebagai tersangka, termasuk Sekretaris Kemenpora Wafid Muharram, Direktur PT DGI Mohammad El Idris, dan Mindo Rosalina Manulang. Kasus ini masih diusut karena diduga melibatkan nama-nama politisi lainnya.
1. 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWt dan shalawat serta salam dihadirkan kepada Roh
Nabi Muhammad SAW atas terciptanya makalah dengan judul “KASUS WISMA ATLIT”,.
Makalah ini ditulis berdasarkan judul yang sudah ditentukan oleh dosen pembimbing mata
kuliah dasar umum. Dengan isi yang disesuaikan dari beberapa sumber pustaka, mengenai
kaitannya terhadap budaya dan sejarah bangsa Indonesia. Semoga makalah ini dapat
menambah ilmu pengetahuan dan menambah sedikit nilai prestasi saya. Kritik dan saran
dari dosen pembimbing mata kuliah dasar umum akan isi maupun bahasanya serta
tambahan isinya sangat saya harapkan demi kesempurnaan dan demi bertambahnya ilmu
pengetahuan saya. Hanya inilah yang dapat saya sampaikan kepada dosen pembimbing
mata kuliah dasar umum saya ucapkan terima kasih.
Selajambe, 11 Juli 2013
Penyusun
2. 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................. 1
Daftar Isi. ........................................................................................................................................ 2
Bab I. Pendahuluan
1.1Latar Belakang ....................................................................................................................... 3
BAB II Pembahasan
2.1Kasus Wisma Atlit................................................................................................................. 4
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 8
Daftar Pustaka
3. 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan wisma atlet untuk SEA Games 2011 di Jakabaring, Palembang,
Sumatera Selatan diwarnai kasus suap dari direksi PT Duta Graha Indah yang
memenangkan tender proyek. Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga
(Sesmenpora) Wafid Muharram resmi dijadikan tersangka karena pengusutan KPK
yang mendapati uang Rp 3,2 miliar dan uang ribuan dollar. Wafid Muharram tidak
hanya mendapatkan dana talangan dari petinggi PT Duta Graha Indah, Mohamad El
Idris, yang juga menjadi tersangka dalam kasus itu. Tetapi juga pengusaha-pengusaha
lain yang turut memberi dana talangan untuk pelaksanaan SEA Games kepada
Sekretaris Kemenpora itu.
Salah satu tersangka lain dalam kasus ini, Mindo Rosaline Manullang,
mengungkapkan, Wafid pernah meminta bantuannya untuk mencarikan dana. Wafid,
menurut Rosa, membutuhkan dana talangan untuk operasional SEA Games ke-26
yang akan berlangsung di Palembang, Sumatera Selatan.
Dalam penangkapan ketiganya, pada Kamis (21/4) lalu, penyidik KPK menyita
tiga cek senilai Rp 3,2 miliar yang diduga sebagai uang suap. Wisma atlet yang
dibangun di area kompleks olahraga Jaka Baring, Pelembang, itu dipastikan
menghabiskan dana Rp 200 miliar.
Kasus tersebut sampai sekarang masih diusut. Bahkan dalam sebuah lansiran
dimedia massa beberapa hari yang lalu KPK akan memeriksa beberapa orang lagi
yang dimungkinkan terlibat dalam kasus tersebut. Berikut kutipan berita pada
tanggal 8 Oktober 2011.
Kutipan berita:cPekan Depan Andi Malarangeng dan Nasir Akan Diperiksa
Jakarta, CyberNews. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berencana
memanggil Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Malarangeng dan anggota DPR
M Nasir. Keduanya akan diperiksa dalam suap terkait proyek Wisma Atlet dengan
tersangka Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin.
Andi Malarangeng, beberapa waktu lalu pernah diperiksa dalam kasus ini namun
untuk tersangka lain. Saat itu Andi pernah diperiksa untuk anak buahnya Wafid
Muharam, Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga yang kini non-aktif
4. 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Yang Terlibat dalam Kasus tersebut
Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) yang tertangkap oleh
petugas KPK . KPK menyita uang Rp 3,2 miliar, juga mengamankan uang ribuan dollar
dari ruangan Sekretaris Kemenpora Wafid Muharam. Pihak Wafid, menyebut uang
tersebut merupakan kumpulan tunjangan uang perjalanan ke luar negeri yang
dipilah-pilah dalam berbagai amplop. Penyelidik KPK Herry Muryanto bersaksi untuk
Wafid di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Bukti permulaan yang KPK
peroleh berupa alat komunikasi anatra Dudung dan El Idris.
Mohammad El Idris (Tersangka)
Manager Marketing PT Duta Graha Indah Mohammad El Idris dinyatakan
bersalah melakukan tindak pidana korupsi dalam kasus dugaan suap pembangunan
wisma atlet. Ia dijatuhi hukuman pidana penjara selama dua tahun penjara dan denda
200 juta.
Idris terbukti melanggar ketentuan pasal 5 ayat 1 huruf b UU No 31 tahun 1999 jo UU
No 20 tahun 2001 pasal 55 ayat 1 jo Pasal 65 ayat 1 KUHP.
Majelis hakim menjelaskan kalau Idris terbukti memberikan sesuatu kepada
penyelenggara negara berupa cek kepada Seskemenpora Wafid Muharram sebesar
Rp3,28M dan mantan anggota Komisi III DPR RI Muhammad Nazaruddin sebesar
Rp4,34M.
Mindo Rosalina Manulang (Tersangka)
Marketing PT Anak Negeri.Karena Rosa dalam kesaksian di sidang selalu
menyebut bahwa uang itu diminta sebagai pinjaman untuk biaya operasional
kementrian karena anggaran DIPA belum cair.
Mindo selalu berkata bahwa cek tersebut untuk biaya operasional kementrian
yang anggarannya belum cair. Mindo Rosalina Manulang alias Rosa akhirnya divonis
2,5 tahun penjara dan denda Rp200 juta oleh majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi Jakarta. Mantan Direktur Pemasaran PT Anak Negeri itu dinyatakan terbukti
menyuap dua penyelenggara negara, Nazaruddin dan Wafid Muharram.
5. 5
Dalam amar putusan itu, Mindo dinyatakan terbukti bersama saksi Mohamad
El Idris memberikan 3 lembar cek senilai Rp3,2 miliar kepada Sesmenpora Wafid
Muharam untuk mengikutsertakan PT Duta Graha Indah (DGI) sebagai pelaksana
proyek pembangunan wisma atlet dan gedung serbaguna di Provinsi Sumatra Selatan.
Rosa bersama Idris juga terbukti melakukan kesepakatan mengenai adanya
komitmen fee sebesar 14 persen kepada anggota DPR, Muhammad Nazaruddin, dalam
bentuk pemberian 4 lembar cek senilai Rp4,3 miliar atas ditetapkannya PT DGI
sebagai pelaksana proyek pembangunan wisma atlet di Palembang.
Muhammad Nazarudin ( Tersangka)
Mohammad Nazarudin, mantan bendahara umum Partai Demokrat ini
ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka kasus suap
proyek wisma atlet Sea Games Palembang dan proyek pengadaan alat-alat kesehatan.
Nazarudin berpindah-pindah tempat, awalnya dalam sebuah lansiran berita
Nazaruddin diduga kuat berada di Singapura. Namun, kemudian dikabarkan
Nazaruddin berpindah-pindah negara bahkan disebut pernah singgah di Argentina.
Selama pelariannya, Nazaruddin kerap mengirim pesan pendek atau Blackberry
Messenger yang berisi tudingan korupsi kepada sejumlah petinggi Partai Demokrat,
termasuk ketua umumnya Anas Urbaningrum. Nazaruddin bahkan menuding
beberapa pimpinan KPK juga terlibat korupsi.
Wayan Koster, Angelina Sondakh dan Mirwan Amir
Muhammad Nazarudin menyebutkan bahwa politisi Angelina Sondakh,
Mirwan Amir dan Wayan Koster adalah orang yang mengatur pembagian uang di
DPR, hal tersebut pun baru saya ketahui pada saat diperiksa di TPF (Tim Pencari
Fakta).
Anas Urbaningrum
Ketua Umum partai Demokrat ini dituding oleh Muhammad Nazaruddin
menerima uang hasil suap kemenpora yang juga menjerat dirinya sebagai
tersangkanya.Kasus ini tidak lepas dari terungkapnya kasus suap proyek transmigrasi
yang menyerat nazarudiin sebagai tersangkanya. Berdasarkan alat-alat bukti yang
dimiliki oleh KPK saat ini, Anas baru sebatas saksi.
Andi Mallarangeng
Berikut adalah pernyataan dari Muhammad Nazarudin tentang keterlibatan
Menpora pada tanggal 3 Oktober 2011:
6. 6
1). Apa yang dilakukan oleh Wafid Muharam, adalah berdasarkan instruksi dari
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), hal ini dikarenakan semua proyek yang
berjumlah di atas Rp 50 M berdasarkan Keppres No. 80 Tahun 2003 beserta
Perubahannya, harus mendapatkan persetujuan dari Menteri dan yang
bertanggung jawab atas proyek tersebut adalah Menteri yang bersangkutan (yang
pada saat itu dijabat oleh Andi Malarangeng selaku Menpora).
3). Wafid Muharam hanya melaksanakan perintah dari Menpora.
Andi mengakui bahwa dirinya memang mendelegasikan beberapa urusan di
kementrian ke Wafid selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Kemenpora. Mantan
anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pemilu 1999 itu pun mengaku tak
tahu tentang konsultan pelaksana proyek Wisma Atlet SEA Games di Palembang.
Senin esok, Andi akan diperiksa tentang apakah ada keterkaitannya dengan
Wisma Atlet oleh KPK.
M. Nasir
Adik dari Muhammad Nazarudin ini akan diperiksa sebagai saksi pada hari
Senin esok bersama Andi Mallarangeng.
1. Penyebab dari Kasus tersebut
Penangkapan Sekretaris Menpora, Wafid Muharram dan dua tersangka lainnya
dalam kasus dugaan korupsi pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang
ternyata berawal dari penyadapan yang dilakukan KPK terhadap percakapan telepon
antara Direktur Utama PT Duta Graha Indah (PT DGI) Dudung Purwadi dan tersangka
Manager Marketing PT DGI, Mohammad El Idris. Dalam rekaman penyadapan terjadi
pembicaraan terkait adanya pemberian ke Kemenpora dan Senayan. Selain itu,
katanya, dalam pembicaraan juga ada soal kontrak.
Mereka melakukan pengumpulan bahan dan keterangan (pulbaket) apa ada proyek
Rp191M.
Dari pulbaket itulah akhirnya diketahui peranan Seskemenpora Wafid
Muharram. Sehingga begitu mendapat informasi akan adanya pertemuan di kantor
Kemenpora, ia bersama penyidik lainnya menuju lokasi dan menangkap mantan
Direktur Marketing PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manullang, Manager Marketing
PT DGI Muhammad El Idris dan Seskemenpora Wafid Muharam.
7. 7
Dalam dakwaan Rosa atau Idris, nama Dudung Purwadi ikut disebut-sebut. Keduanya
pun didakwa secara sendiri atau bersama-sama dengan Dudung telah melakukan
pemberian sejumlah cek kepada Sekertaris Kementerian Pemuda dan Olahraga, Wafid
Muharram selaku Kuasa Pengguna Anggara (KPA) dan Muhammad Nazarudin selaku
anggota DPR RI. Pemberian adalah bentuk tanda terima kasih atas dimenangkannya
PT DGI sebagai pelaksana proyek. Hingga kini Dudung sendiri masih berstatus
sebagai saksi.
3. Akibat dari Kasus tersebut
sejumlah penyumbang untuk proyek pembangunan Wisma Atlet di Palembang,
Sumatera Selatan, mengurungkan niat mereka menggelontorkan dana untuk wisma
atlet. Hal ini, kata Alex, akibat dari ekspose media massa yang luar biasa terhadap
kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet untuk SEA Games ke XXVI.
Selain itu keterlambatan penyelesaian pembangunan gedung Wisma Atlit.
2. Upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh KPK
Menemukan keganjalan mengenai dana pembangunan Wisma atlit yang kini sudah
ada 4 tersangka didalam kasus tersebut. Penyidik KPK mendapati cek uang 3,2 M dan
uang dollar yang kemudian diusut terus. Kini KPK terus berusaha mengusut kembali
siapa saja yang termasuk dalam kasus penyuapan Wisma Atlit.
3. Alasan Kasus yang Tak Kunjung Selesai
Begitu banyaknya politisi yang terseret namanya. Para tersangka menyebut beberapa
nama yang terus diselediki apa memang ada keterkaitannya atau itu hanya strategi
para tersangka.
8. 8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Maraknya dugaan korupsi terhadap dana proyek yang dibiayai Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), menandakan pengelolaan negeri ini semakin
sakit parah. Butuh obat dosis tinggi untuk menyembuhkannya, atau paling tidak
menekan penyebaran virusnya agar tidak terus menggerogoti lembaga penyelenggara
negara.
Meski upaya ini cukup sulit lantaran korupsi sudah menjalar sampai ke daerah,
tetapi publik perlu diyakinkan bahwa uang negara yang dikumpul dari rakyat melalui
pajak dan berbagai penghasilan negara yang lain, bisa digunakan untuk membangun
negeri ini. Mafia anggaran yang sebetulnya sudah lama terjadi, terungkap jelas sejak
Nazaruddin bernyanyi. Mantan Bendahara Partai Demokrat itu menguak tabir mafia
anggaran, sehingga butuh keberanian, integritas, dan profesionalitas yang tinggi
untuk mengusutnya, karena pelakonnya bukan hanya dari kalangan legislatif, tetapi
juga pengusaha dan esksekutif.
Kasus Wisma Atlet adalah kasus politik yang paling menyita perhatian masyarakat.
Pasalnya KPK juga kesulitan mengusut kejadian tersebut. Disamping itu orang yang
kini ditetapkan menjadi tersangka Muhammad Nazarudin, pernah pergi ke luar negeri
dan tak kunjung mau pulang sebelum Anas Urbaningrum ketua umum partai
demokrat juga diperiksa. Dari berbagai media Nazarudin menyatakan
ketidaksediaannya untuk pulang ke Indonesia padahal saksi utama saat itu adalah
Nazarudin. Saat pulang ke Indonesiapun Nazarudin dikawal dan dihadirkan sebagai
saksi untuk tersangka lainnya.
Kini mulai ada titik terang meskipun belum semuanya dan masih berlanjut hingga
Menpora Andi Malarangeng akan diperiksa Senin esok.
Kejadian Wisma Atlet merugikan keuangan negara disamping karena mengurangi
kepercayaan para penyumbang untuk Sea Games tapi Sea Games juga diminta oleh
masyarakat untuk ditunda.