SlideShare a Scribd company logo
1 of 49
TUTOR IMUNOLOGI



     PENGUKURAN PRESIPITASI DENGAN

                  LIGHT SCATTERING /NEFELOMETRI




           dr. Alberthina/ dr. Siswanto D. SpPK (K)
                                 6 September 2010




                                                      1
I. Pendahuluan


Immunoassay memiliki peran yang penting dalam bidang diagnostik dan
pengobatan. Terdapat 2 kelompok dari immunoassay :



 Immunoassay berlabel (labeled immunoassay)


 Immunoassay tidak berlabel (nonlabeled immunoassay)
             berdasarkan pada reaksi imunopresipitasi




                                                               2
Pendahuluan…




Terdapat 3 metode uji dari reaksi imunopresipitasi yaitu :

 Metode presipitat kualitatif
(single immunodiffusion,double immunodiffusion,double immunodiffusion
  2 dimensi,electroimmunodiffusion reaction,immunoelectrophoresis)
 Metode presipitat semikuantitatif
(Single radial immunodiffusion,Single dimension electroimmunodiffusion)
 Metode presipitat kuantitatif
  (nefelometri)

                                                                   3
NEFELOMETRI


 Suatu metode immunoassay tidak berlabel yang
  secara langsung mengukur pencaran cahaya (light
  scattered) dari partikel-partikel yang berada didalam
  larutan


 Banyak digunakan untuk mengukur protein-protein
  plasma seperti : Ig, komponen komplemen, dan protein
  spesifik lainnya

 Menggunakan alat nefelometer


                                                          4
II. PRINSIP NEFELOMETRI berdasarkan :

  A. Sifat Pencaran Cahaya

   Bila cahaya mengenai partikel, cahaya dapat ditransmisikan
    melewati larutan, diserap, dipantulkan, atau dipencarkan oleh
    partikel-partikel tersebut

   Nefelometer mengukur langsung cahaya yg disebarkan oleh
    partikel dan mendeteksi cahaya yg terpencar (light scattered) pada
    sudut-sudut yang jauh dari sumber cahaya yang masuk (incident
    light)

   Intensitas yang rendah dari pencaran cahaya kadang-kadang tidak
    dapat dilihat dengan mata langsung→ diukur dengan alat detektor
    yang sensitif


                                                                    5
Prinsip pencaran cahaya..




 Sifat dari pencaran cahaya ada 2 jenis, tergantung pada
   diameter (d) partikel-partikel dan panjang gelombang (λ)
   cahaya yang lewat dalam larutan tersebut yaitu:
  1.pencaran cahaya Rayleigh
  2.pencaran cahaya Rayleigh-Debye




                                                          6
Prinsip pencaran cahaya…




 Pencaran cahaya Rayleigh           Pencaran cahaya Rayleigh-Debye
 dihasilkan oleh partikel-           dihasilkan oleh molekul yg besar
  partikel kecil seperti albumin,      atau kompleks antigen-antibodi
  IgG dan IgM (d ≤ 0.05 λ),            dgn diameter sebanding panjang
 pencaran cahaya bersifat             gelombang,
  simetris ke arah depan dan          pencaran cahaya bersifat simetris
  belakang,                            ke arah depan dan belakang,
 pencaran cahaya minimum             cahaya yang terpencar memiliki
  diamati pada sudut 90° dari          intensitas yg lebih besar ke arah
  insident light.                      depan pada sudut deteksi, θ,
                                       mendekati nol.



                                                                     7
Gambar 16-1. Pola distribusi angular untuk pencaran cahaya
Rayleigh dan Rayleigh-Debye.




Sumber. : Sternberg JC. Rate nephelometry. Dalam Rose NR, Friedman H, Fahey JL (eds): Manual Immunology
                                                                                                           8
           Laboratorium Klinis, 3rd ed. Washington, DC: American Society for Microbiology, 1986, hal. 34).
Prinsip pencaran cahaya…




 Sensitivitas dari nefelometri dapat meningkat pada :
 molekul ukuran besar atau mendekati panjang
  gelombang akan menghasilkan pencaran cahaya dari
  arah depan (forward light scatter),
 penggunaan laser sebagai sumber cahaya & deteksi dari
  sudut depan pada cahaya yang terpencar akan
  menghasilkan sinyal yang lebih besar.

 Batas bawah deteksi(lower limit of detection)1-10 mg/ L



                                                         9
B. Kinetika Endapan Fase Cair


 Interaksi awal : Ag berikatan dgn molekul Ab, pd umumnya ikatan
  Ag-Ab merupakan reaksi yang reversible

 Bila jumlah Ab berlebihan & Ag yg telah berikatan dgn Ab optimal
  (polyvalent)→ terjadi ikatan selanjutnya pada komplek Ag-Ab yaitu
  bentukan lattice

 Sinar tampak (visible light) yang mengenai bentukan lattice →
  menghasilkan pencaran cahaya Rayleigh-Debye

 Lattice maksimal dibentuk pada zona ekuivalensi Ag- Ab




                                                                     10
Gambar 16-2, Kurva presipitin kuantitatif




                                            11

Sumber : courtesy Marcel Dekker, Inc.).
Prinsip kinetika…




 Bila spesimen diencerkan dgn dapar & ditambahkan pada
    kuvet→ terdapat pencaran cahaya latar (background scattering)
    yg terjadi pada blanko sampel

   Sumber-sumber dari pencaran latar (background scattering) :
    protein & lipoprotein di dalam sampel, partikel atau debu yg ada
    dalam reagen, atau cahaya yg menyimpang (stray light)

 Sinyal latar yg kecil biasanya tidak tergantung pada sudut
    deteksi & dapat dikurangi dgn menggunakan nephelometric
    grade antisera dan pengenceran yg tinggi dari sampel



                                                                   12
Prinsip kinetika…



 Penambahan antiserum kedalam kuvet menyebabkan reaksi
  ikatan Ag-Ab & pembentukan kompleks yg pelan dalam waktu
  singkat, terlihat pada peningkatan pencaran cahaya yang pelan-
  pelan terjadi → diikuti oleh peningkatan yang cepat pada
  intensitas pencaran karena percepatan dalam pembentukan
  presipitasi

 Laju dari peningkatan pencaran & tingginya plateau yg dicapai
  berhubungan langsung dgn konsentrasi Ag dan pengenceran dari
  antiserum




                                                                  13
Prinsip kinetika…




 Interaksi Ag-Ab dikontrol dgn affinitas &aviditas antiserum, dapar, pH,
   kekuatan ion dalam larutan uji, dan dapat ditingkatkan dgn adanya anion
   &polimer-polimer hidrofilik

 Molekul polimer yg sering digunakan polyethylene glycol (PEG) utk
   mempercepat laju reaksi, meningkatkan kemiringan (slope) pada kurva
   presipitasi dalam zona excess Ab &mendorong zona ekuivalensi pada
   konsentrasi Ag yang lebih tinggi          sensitivitas dari nefelometri
   meningkat, rentang deteksi lebih luas, dan uji lebih cepat




                                                                             14
Gambar 16-3. Jangka waktu dari reaksi presipitasi imun. (A) Variasi dari
intensitas cahaya yang menyebar vs. waktu. (B) Laju dari peningkatan
pencaran vs. waktu.




Sumber : Cari Stenberg JC. Rate nephelometry.
        (American Society for Microbiology, 1986, p34)                     15
III.KOMPONEN NEFELOMETER



 Komponen-komponen utama nefelometer meliputi :
    sumber cahaya, sistem collimating, monokromator, kuvet,
    & tabung fotomultiplair




Gambar 16-4. Skema komponen-komponen dasar sebuah nefelometer
                                                                                16
Sumber : Frings CS, Gauldie J. Spectral techniques die J. Spectral techniques
Komponen…




 sumber cahaya berasal dari : lampu tungsten-halogen
  (400-620 nm), merkuri (357 nm), xenon,laser(632 nm),
  & infrared light-emitting diode(LED)high performance
  (840nm)


 nefelometer dgn intensitas tinggi,  tunggal,& sumber cahaya laser
  dengan fokus yg sempit→ signal yg besar untuk diukur dan tidak perlu
  sistem collimating,tetapi cahaya yg terpencar lebih rentan terhadap
  fluktuasi ukuran partikel karena ukuran kompleks Ag-Ab akan berubah
  bersamaan dgn waktu reaksi




                                                                  17
Komponen…




  fotodetektor yg sensitif ditempatkan pada sudut
   depan→dapat meningkatkan sensitivitas

  umumnya nefelometer menggunakan sudut-sudut
   depan sebesar 130-900




                                                     18
IV. METODE

Terdapat 4 metode nefelometri :


1. Nefelometri Endpoint
 pada reaksi imunopresipitasi, waktu untuk mencapai puncak (plateau)
   pencaran cahaya berbeda (menit s/d 1 jam) tergantung pada kondisi
   reaksinya
 tahapan meliputi:
   (1) reagen, spesimen, & antisera dicampur,
   (2) sinyal latar diukur,
   (3) inkubasi dari campuran dilanjutkan sampai mencapai plateau,
   (4) plateau atau sinyal endpoint diukur,
   (5) sinyal terakhir diperoleh setelah memperbaiki interferens latar,
   (6) konsentrasi Ag ditentukan dengan menggunakan kurva kalibrasi

                                                                   19
Metode…




 karena banyaknya perbedaan antar sampel, harus ada koreksi latar
 interferens latar yg karena blanko sampel akan membatasi sensitivitas
 aviditas & affinitas antisera menentukan waktu inkubasi & ketinggian
   plateau yg dicapai untuk setiap uji

2. Nefelometri Kinetik

 tidak membutuhkan waktu inkubasi yg lama untuk reaksi kompleks
  imun mencapai puncak reaksi
 umumnya memerlukan antiserum dgn affinitas & aviditasnya lebih
  tinggi daripada metode endpoint
 kecepatan reaksi tergantung pada konsentrasi antigen, affinitas & titer
  antisera
                                                                    20
Metode…




waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak reaksi berbanding
 terbalik dengan konsentrasi antigen sampel

lebih sensitif terhadap faktor-faktor : pH,dapar, & polimer anhancer



bila menggunakan lampu konvensional dgn bandwidth yg luas→
 menghasilkan laju reaksi yg lebih cepat daripada laju reaksi yang diukur
 dgn laser




                                                                        21
Metode…




3. Nefelometri Inhibition Immunoassay (NIIA)


hapten yg dikonjugasikan pada protein pembawa (carrier protein)
 dapat bereaksi dengan antisera yang diarahkan berlawanan pada
 hapten tersebut untuk membentuk lattice yg ukurannya mudah
 dideteksi oleh nefelometer

 hapten ditambahkan pada campuran konjugat hapten dgn jumlah
  tetap dan dengan sejumlah hapten Ab tertentu→ hapten akan
  berikatan pada Ab & menghambat pembentukan lattice dari konjugat
  hapten dengan Ab

 Banyaknya cahaya yg memencar berhubungan terbalik dengan
  konsentrasi hapten di dalam sampel
                                                                   22
Metode…



 4. Particle-Enhanced

  banyak digunakan dalam tes serologi semi kuantitatif untuk
   mendeteksi faktor reumatoid, protein C-reaktif, dan Ab pada agen
   infeksi
  partikel inert digunakan sebagai penghalang pembentukan
   pencaran cahaya dari imunopresipitat
  lateks polimer (lateks polistiren) dgn d 0.1-0.2 µm dilapisi
   (coated) dengan Ag atau Ab
  dapar glisin & surfaktan sering digunakan pd reagen partikel utk
   memperbaiki lapisan dgn mengurangi agregasi partikel lateks



                                                                23
V. KELEBIHAN DARI NEFELOMETRI



  sangat presisi, akurat, mudah dikerjakan, biaya
   murah, dan waktu proses cepat

  uji nefelometri dapat menggantikan RID karena
   sebagai metode yg lebih disukai

  koefisien korelasi antara nefelometri & RID >0.9


  Rentang CV untuk nefelometri 0.6-10%



                                                      24
VI. KELEMAHAN NEFELOMETRI



  Metode end point banyaknya pencaran cahaya
   karena partikel debu atau partikel-partikel endogen
   seperti lipoprotein dapat membatasi sensitivitas uji
   →sering diatasi dengan pengukuran kinetik
  Bahan-bahan endogen yg memencarkan cahaya
   kurang larut dalam larutan PEG → diatasi dengan
   PEG disentrifus sebelum dites dengan antisera
  Untuk spesimen yang keruh harus disaring dulu
   sebelum diuji
  Protein, lipoprotein, heparin, Ig, & kompleks imun
   endogen yg mempengaruhi laju reaksi sebenarnya
   atau pencaran cahaya end point plateau
                                                          25
Kelemahan…




  Reaksi samping yg tidak spesifik dapat terjadi oleh faktor
    reumatoid atau komponen Ciq pada sistem komplemen

  Pembekuan & pencairan sampel dapat menyebabkan denaturasi
    protein atau agregasi dari Ig→ menyebabkan nilai dari blanko
    sampel tinggi atau pencaran cahaya latar

  setiap analit yang akan diukur, akurasi ditentukan oleh kualitas
    antisera & bahan sampel yg digunakan




                                                                      26
VII. Aplikasi



1. Pengukuran Ig serum

menentukan serum IgA, IgG, dan IgM

dengan sensitivitas max 1 mg/L, konsentrasi normal serum
 IgD & IgE terlalu rendah untuk dideteksi dgn nefelometri

penentuan laju nefelometri untuk rasio ε/λ dapat
 membedakan hipergammaglobulin monoklonal & poliklonal
 perbedaan ini mungkin sulit jika menggunakan Elp serum


                                                     27
Aplikasi…



2.Sintesis Imunoglobulin Cairan Cerebrospinal
 penentuan sintesis IgG CSF untuk pasien multiple
  sclerosis &neurologi memiliki sensitivitas diagnostik,
  spesifisitas, dan nilai prediktif 96-98%
 penentuan rasio dari IgG/albumin CSF dgn nefelometri
  memiliki akurasi & presisi sebanding dengan RID
3.Faktor Reumatoid
 faktor reumatoid ditentukan dengan teknik terbalik dimana
  serum RF diukur menggunakan antigen (IgG) sebagai
  reagen
 pengukuran RF dgn nefelometri laser& nefelometri rate
  memiliki recovery 86%-105%, CV < 5%                    28
Aplikasi…



4.Kompleks Imun

 mengukur kompleks imun yg bersirkulasi dgn mengukur IgG dalam
 kompleks tersebut

5.Komponen-komponen komplemen

 digunakan untuk komponen komplemen C3, C4, C3d, & faktor B

 komponen komplemen dideteksi sebagai antigen & tidak dideteksi
  berdasarkan fungsinya

 Antisera harus grade nephelometric atau disaring terlebih dulu untuk
 mengeluarkan partikel-partikel besar yang memencar

                                                                    29
Tabel 16-1. Alat-alat Otomatis untuk Analisis Pencaran Cahaya

                                                                                                                             Centrigugal Fast
                              Technicon AIP    Behring Autolasser LN   Beckman Automated ICS Reaction Rate Analyzer          Analyzer


Nephelometer (N) (angle)      N (90°)          N (5° - 12°)            N (70°)                  T                            T
 or turbidometer (T)
Endpoint (E) or kinetic (K)   E + blank        E + blank               K                        K or E                       K or E
 analysis of reaction



Light source (wavelength,     Mercury arc      Lazer                   Tungsten lamp (400-550   Variable: ultraviolet to 700 Variable: ultraviolet to 700
  nm)                                                                  nm)                      nm                           nm
                              (357 nm)         (632.8 nm)
Calibration                   Standard curve   Standard curve          Single point,            Standard curve, reagent      Standard curve, reagent
                                                                                                lot                          lot
                                                                       reagent lot
Samples/ hour                 120              120-240                 30-50                    20-40                        300
Reaction time                 10 min           1 hour (non PEG)        30 sec                   1-2 min (kinetic)            1-2 min (kinetic)

Sensitivity                   5 mg/L           -                       1mg/L                    -                            -
Precision (CV)
 Within-run                   2%-5%            -                       2%-5%                    -                            -
 Between-run                  5%-10%           -                       5%-10%                   -                            -
Capital outlay                ++               +++                     +++                      +++                          ++++
Original monitoring           0                +                       +++                      +                            +
 capability

Other type of analysis        ++               +                       +                        +++                          ++++


                                                                                                                                            30
Sumber : Deverill I, Reeve WG: J Immunol Methods 38: 191-204, 1980
Simpulan
 Nefelometri adalah suatu metode pemeriksaan imunopresipitasi
    kuantitatif yang secara langsung mengukur pencaran cahaya (light
    scattered) dari partikel-partikel yang berada didalam larutan
   Terdapat 2 prinsip yaitu : prinsip pencaran cahaya & kinetika endapan
    fase cair
   Menggunakan alat nefelometer dgn komponen utama : sumber
    cahaya, sistem collimating, monokromator, kuvet, dan tabung
    fotomultiplair
   Terdapat 4 metode nefelometri (end point, kinetik, NIIA, particle-
    enhanced)
   Terdapat kelebihan & kelemahan pada metode nefelometri dalam
    pemeriksaan imunopresipitasi
   Dengan menggunakan alat dan reagen yang bersifat stabil, handal,
    dan dijual bebas dipasaran menjadikan nefelometri bermanfaat untuk
    teknik-teknik standar dari RID & IEP
32
Contoh alat :

   Beckman ICS (immunochemistry system)        Behring


 Sumber cahaya tungsten &                 Sumber cahaya diode light-emitting
  mengukur pencaran cahaya pada             high performance & mengukur
  sudut depan 70°                           pencaran cahaya pd sudut depan
 Menggunakan program fitting kurva         antara 130-240
  yg sebelumnya telah ditentukan,          Sinyal cahaya dikonversi menjadi
  sinyal-sinyal pencaran cahaya diubah      sinyal listrik oleh photodiode yg sensitif
  menjadi konsentrasi
 Nefelometer yg dikontrol oleh               Intensitas cahaya yg memencar
  mikroprosesor, digunakan pada               sebanding dgn konsentrasi kompleks
  kinetik atau rate yang dapat                imun yang diukur
  mengatasi masalah interferensi latar    
  atau dapat digunakan manual untuk
  analisis end point

                                                                                33
Contoh alat :


  Beckman                              Behring
 Dengan reagan yg dibuat            Respon sinyal cahaya dibandingkan
  khusus, alat akan beroperasi      dgn nilai-nilai dari kurva referensi yg
  dengan kalibrasi titik tunggal    sebelumnya disimpan dalam
  (single point) →dgn               memori terminal komputer &
  menggunakan kartu data optik      dikonversikan dalam unit-unit
  yg ada pada setiap kit reagen     konsentrasi
  utk mengontrol operasional alat  Menggunakan metode waktu tetap
 Rangkaian pengenceran 6x lipat    untuk pengukuran protein plasma
  dari kalibrator & sampel tes      &menghasilkan 2 pengukuran
  dilakukan secara otomatis         cahaya yg menyebar berurutan
 Alat secara otomatis memeriksa  Kurva kalibrasi dijalankan dgn 4-8
  Ag berlebih, bahan spesimen yg    konsentrasi standar, stabil sampai 7
  sudah dipakai, & memberikan       hari &dapat disimpan dalam memori
  instruksi untuk tes ulang         terminal komputer.
Contoh alat



Beckman                           Behring
 Bila digunakan model kinetik,    kalibrasi model single point
  alat tidak akan menunggu          dapat dilakukan dgn
  respon plateau→memiliki           menggunakan parameter-
  waktu operasi yang singkat        parameter tes yg sebelumnya
 Monitoring kontinyu dari laju     telah ditentukan dan sudah
  reaksi menyebabkan hanya          termasuk dalam kit reagen
  sedikit bahan spesimen yg        Tidak memerlukan deteksi
  akan diproses setiap jam          antigen excess luasnya rentang
 Dapat digunakan utk               pengukuran akan meliputi
  menentukan atau analisis          peningkatan konsentrasi sampai
  batch s/d 6 tes per bahan         konsentrasi maksimum terlarut
  spesimen                          dalam plasma
 CV yg dihasilkan terus rendah
  di semua tingkatan dari Ig
                                                                   35
Precipitation Curve
 Prozone – antibody excess, many antibodies
  coat all antigen sites- results in false negative
 Postzone – antigen excess, antibody coats
  antigen but cannot get lattice formation,
  results in false negative
 Zone of Equivalence – antigen and antibody
  present in optimal proportions to bind and
  give visible reaction
Precipitation Curve
Turbidimetry
 Measures turbidity or cloudiness of a solution by measuring the
  amount of light PASSING THROUGH the solution.
 Soluble antigen and antibody join and once they join in sufficient
  amounts precipitate, results in cloudiness.
 The more cloudy the solution, the less light can pass through.
Nephelometry
Passive Immunodiffusion
 Reactions in gels
 Migrate towards each other and where they
  meet in optimal proportions form a
  precipitate.
 Four Methodologies:
Single diffusion, single dimension
Single diffusion, double dimension
Double diffusion, single dimension
Double diffusion, double dimension
Ouidin
Single Diffusion, Single Dimension
Oudin Precipitation
 Solution of antibody is carefully layered on top of a solution of
  antigen, such that there is no mixing between the two.
 With time at the interface where the two layers meet, antigen-
  antibody complexes form a visible precipitate. The other two
  tubes are negative controls, containing only antibody or only
  antigen plus an irrelevant protein in the second layer.
Radial Immunodiffusion
RADIAL IMMUNODIFFUSION
  Precipitin Rings
                     A      B        C
                                         a      b      c
                         Standards           Samples




  Standard Curve
Electrophoretic Techniques
 Immunodiffusion can be combined with electrical
  current to speed things up.
Immunoelectrophoresis
Immunoelectrophoresis
  Two-dimensional immunoelectrophoresis. Antigens are
   separated on the basis of electrophoretic mobility. The
   second separation is run at right angles to the first which
   drives the antigens into the antiserum-containing gel to
   form precipitin peaks; the area under the peak is related to
   the concentration of antigen.
Immunofixation Electrophoresis
 Immunofixation Electrophoresis (IFE) combines zone
  electrophoresis with immunoprecipitation.
 This technique may be used to identify and
  characterise serum proteins.
 In IFE, proteins of sample are first separated by
  electrophoresis on a support (agarose) according to
  their charge and after that the medium is overlaid
  with monospesific antiserá reactive with specific
  protein - antigen.
 If the antigen is present a characteristic
  immunoprecipitin band will be formed.
Enhancement of Agglutination
 Additive to neutralize charge
 Viscosity
 Treatment with enzymes
 Agitation and centrifugation
 Temperature
 pH

More Related Content

What's hot

laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
wd_amaliah
 
Kurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standarKurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standar
Restu Frodo
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anion
Tillapia
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Spektroskopi NMR
Spektroskopi NMRSpektroskopi NMR
Spektroskopi NMR
 
KOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRIKOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRI
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
Spektrometri massa
Spektrometri massaSpektrometri massa
Spektrometri massa
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
Spektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan AtomSpektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan Atom
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
 
makalah fotometer
makalah fotometermakalah fotometer
makalah fotometer
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
Kurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standarKurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standar
 
Spektroskopi (pendahuluan)
Spektroskopi (pendahuluan)Spektroskopi (pendahuluan)
Spektroskopi (pendahuluan)
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anion
 
Volumetri (Kimia Analitik)
Volumetri (Kimia Analitik)Volumetri (Kimia Analitik)
Volumetri (Kimia Analitik)
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
 
Gc ms
Gc msGc ms
Gc ms
 
Kimia klinik tutor 1
Kimia klinik tutor 1Kimia klinik tutor 1
Kimia klinik tutor 1
 

Viewers also liked (7)

Immunodiffusion principles and application
Immunodiffusion principles and  applicationImmunodiffusion principles and  application
Immunodiffusion principles and application
 
Ag ab i (dwd)
Ag ab i (dwd)Ag ab i (dwd)
Ag ab i (dwd)
 
Chapter2 immuno lab presentation
Chapter2 immuno lab presentationChapter2 immuno lab presentation
Chapter2 immuno lab presentation
 
Ag ab reactions and clinical utility
Ag ab reactions and clinical utilityAg ab reactions and clinical utility
Ag ab reactions and clinical utility
 
Antigen ab reactions
Antigen ab reactionsAntigen ab reactions
Antigen ab reactions
 
Antigen-Antibody Reactions
Antigen-Antibody ReactionsAntigen-Antibody Reactions
Antigen-Antibody Reactions
 
Techniques of electrophoresis
Techniques of electrophoresisTechniques of electrophoresis
Techniques of electrophoresis
 

Similar to Ti6

ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
Fransiska Puteri
 
ppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptxppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptx
Rike Adliana
 
Bab vi spektro
Bab vi spektroBab vi spektro
Bab vi spektro
thia_tiunk
 
Kimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentKimia analisa instrument
Kimia analisa instrument
Fadilah Nur
 

Similar to Ti6 (20)

Analisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - VisibleAnalisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
 
SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptx
SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptxSPEKTRO UV-VIS LISNA.pptx
SPEKTRO UV-VIS LISNA.pptx
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
 
ppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptxppt spektrofometri.pptx
ppt spektrofometri.pptx
 
Bab vi spektro
Bab vi spektroBab vi spektro
Bab vi spektro
 
Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)
 
Laporan spektronic
Laporan spektronicLaporan spektronic
Laporan spektronic
 
kimia Farmasi Analisis Spektroskopi
kimia Farmasi Analisis Spektroskopikimia Farmasi Analisis Spektroskopi
kimia Farmasi Analisis Spektroskopi
 
09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf
09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf
09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf
 
UV Visible (Cahaya Tampak)
UV Visible (Cahaya Tampak)UV Visible (Cahaya Tampak)
UV Visible (Cahaya Tampak)
 
BIOUnnes_Specktrofotometer
BIOUnnes_SpecktrofotometerBIOUnnes_Specktrofotometer
BIOUnnes_Specktrofotometer
 
analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1
 
laporan analisis spektroskopi percobaan 3
laporan analisis spektroskopi percobaan 3laporan analisis spektroskopi percobaan 3
laporan analisis spektroskopi percobaan 3
 
Spektrofotometer UV
Spektrofotometer UVSpektrofotometer UV
Spektrofotometer UV
 
Kd meeting 7
Kd meeting 7Kd meeting 7
Kd meeting 7
 
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2  laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
 
Kimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentKimia analisa instrument
Kimia analisa instrument
 
Fotostabilitas
FotostabilitasFotostabilitas
Fotostabilitas
 
Final acara 3 spektrofotometri
Final acara 3 spektrofotometriFinal acara 3 spektrofotometri
Final acara 3 spektrofotometri
 
Uv vis ppt
Uv vis pptUv vis ppt
Uv vis ppt
 

More from andreei

More from andreei (20)

Tibaru18
Tibaru18Tibaru18
Tibaru18
 
Tibaru17
Tibaru17Tibaru17
Tibaru17
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15
 
Tibaru14
Tibaru14Tibaru14
Tibaru14
 
Tibaru13
Tibaru13Tibaru13
Tibaru13
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru9
Tibaru9Tibaru9
Tibaru9
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10
 
Tibaru8
Tibaru8Tibaru8
Tibaru8
 
Tibaru7
Tibaru7Tibaru7
Tibaru7
 
Refhemabaru8
Refhemabaru8Refhemabaru8
Refhemabaru8
 
Refhemabaru7
Refhemabaru7Refhemabaru7
Refhemabaru7
 
Refhemabaru6
Refhemabaru6Refhemabaru6
Refhemabaru6
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5
 
12
1212
12
 
12
1212
12
 
11
1111
11
 

Ti6

  • 1. TUTOR IMUNOLOGI PENGUKURAN PRESIPITASI DENGAN LIGHT SCATTERING /NEFELOMETRI dr. Alberthina/ dr. Siswanto D. SpPK (K) 6 September 2010 1
  • 2. I. Pendahuluan Immunoassay memiliki peran yang penting dalam bidang diagnostik dan pengobatan. Terdapat 2 kelompok dari immunoassay :  Immunoassay berlabel (labeled immunoassay)  Immunoassay tidak berlabel (nonlabeled immunoassay) berdasarkan pada reaksi imunopresipitasi 2
  • 3. Pendahuluan… Terdapat 3 metode uji dari reaksi imunopresipitasi yaitu :  Metode presipitat kualitatif (single immunodiffusion,double immunodiffusion,double immunodiffusion 2 dimensi,electroimmunodiffusion reaction,immunoelectrophoresis)  Metode presipitat semikuantitatif (Single radial immunodiffusion,Single dimension electroimmunodiffusion)  Metode presipitat kuantitatif (nefelometri) 3
  • 4. NEFELOMETRI  Suatu metode immunoassay tidak berlabel yang secara langsung mengukur pencaran cahaya (light scattered) dari partikel-partikel yang berada didalam larutan  Banyak digunakan untuk mengukur protein-protein plasma seperti : Ig, komponen komplemen, dan protein spesifik lainnya  Menggunakan alat nefelometer 4
  • 5. II. PRINSIP NEFELOMETRI berdasarkan : A. Sifat Pencaran Cahaya  Bila cahaya mengenai partikel, cahaya dapat ditransmisikan melewati larutan, diserap, dipantulkan, atau dipencarkan oleh partikel-partikel tersebut  Nefelometer mengukur langsung cahaya yg disebarkan oleh partikel dan mendeteksi cahaya yg terpencar (light scattered) pada sudut-sudut yang jauh dari sumber cahaya yang masuk (incident light)  Intensitas yang rendah dari pencaran cahaya kadang-kadang tidak dapat dilihat dengan mata langsung→ diukur dengan alat detektor yang sensitif 5
  • 6. Prinsip pencaran cahaya..  Sifat dari pencaran cahaya ada 2 jenis, tergantung pada diameter (d) partikel-partikel dan panjang gelombang (λ) cahaya yang lewat dalam larutan tersebut yaitu: 1.pencaran cahaya Rayleigh 2.pencaran cahaya Rayleigh-Debye 6
  • 7. Prinsip pencaran cahaya…  Pencaran cahaya Rayleigh  Pencaran cahaya Rayleigh-Debye  dihasilkan oleh partikel-  dihasilkan oleh molekul yg besar partikel kecil seperti albumin, atau kompleks antigen-antibodi IgG dan IgM (d ≤ 0.05 λ), dgn diameter sebanding panjang  pencaran cahaya bersifat gelombang, simetris ke arah depan dan  pencaran cahaya bersifat simetris belakang, ke arah depan dan belakang,  pencaran cahaya minimum  cahaya yang terpencar memiliki diamati pada sudut 90° dari intensitas yg lebih besar ke arah insident light. depan pada sudut deteksi, θ, mendekati nol. 7
  • 8. Gambar 16-1. Pola distribusi angular untuk pencaran cahaya Rayleigh dan Rayleigh-Debye. Sumber. : Sternberg JC. Rate nephelometry. Dalam Rose NR, Friedman H, Fahey JL (eds): Manual Immunology 8 Laboratorium Klinis, 3rd ed. Washington, DC: American Society for Microbiology, 1986, hal. 34).
  • 9. Prinsip pencaran cahaya…  Sensitivitas dari nefelometri dapat meningkat pada :  molekul ukuran besar atau mendekati panjang gelombang akan menghasilkan pencaran cahaya dari arah depan (forward light scatter),  penggunaan laser sebagai sumber cahaya & deteksi dari sudut depan pada cahaya yang terpencar akan menghasilkan sinyal yang lebih besar.  Batas bawah deteksi(lower limit of detection)1-10 mg/ L 9
  • 10. B. Kinetika Endapan Fase Cair  Interaksi awal : Ag berikatan dgn molekul Ab, pd umumnya ikatan Ag-Ab merupakan reaksi yang reversible  Bila jumlah Ab berlebihan & Ag yg telah berikatan dgn Ab optimal (polyvalent)→ terjadi ikatan selanjutnya pada komplek Ag-Ab yaitu bentukan lattice  Sinar tampak (visible light) yang mengenai bentukan lattice → menghasilkan pencaran cahaya Rayleigh-Debye  Lattice maksimal dibentuk pada zona ekuivalensi Ag- Ab 10
  • 11. Gambar 16-2, Kurva presipitin kuantitatif 11 Sumber : courtesy Marcel Dekker, Inc.).
  • 12. Prinsip kinetika…  Bila spesimen diencerkan dgn dapar & ditambahkan pada kuvet→ terdapat pencaran cahaya latar (background scattering) yg terjadi pada blanko sampel  Sumber-sumber dari pencaran latar (background scattering) : protein & lipoprotein di dalam sampel, partikel atau debu yg ada dalam reagen, atau cahaya yg menyimpang (stray light)  Sinyal latar yg kecil biasanya tidak tergantung pada sudut deteksi & dapat dikurangi dgn menggunakan nephelometric grade antisera dan pengenceran yg tinggi dari sampel 12
  • 13. Prinsip kinetika…  Penambahan antiserum kedalam kuvet menyebabkan reaksi ikatan Ag-Ab & pembentukan kompleks yg pelan dalam waktu singkat, terlihat pada peningkatan pencaran cahaya yang pelan- pelan terjadi → diikuti oleh peningkatan yang cepat pada intensitas pencaran karena percepatan dalam pembentukan presipitasi  Laju dari peningkatan pencaran & tingginya plateau yg dicapai berhubungan langsung dgn konsentrasi Ag dan pengenceran dari antiserum 13
  • 14. Prinsip kinetika…  Interaksi Ag-Ab dikontrol dgn affinitas &aviditas antiserum, dapar, pH, kekuatan ion dalam larutan uji, dan dapat ditingkatkan dgn adanya anion &polimer-polimer hidrofilik  Molekul polimer yg sering digunakan polyethylene glycol (PEG) utk mempercepat laju reaksi, meningkatkan kemiringan (slope) pada kurva presipitasi dalam zona excess Ab &mendorong zona ekuivalensi pada konsentrasi Ag yang lebih tinggi sensitivitas dari nefelometri meningkat, rentang deteksi lebih luas, dan uji lebih cepat 14
  • 15. Gambar 16-3. Jangka waktu dari reaksi presipitasi imun. (A) Variasi dari intensitas cahaya yang menyebar vs. waktu. (B) Laju dari peningkatan pencaran vs. waktu. Sumber : Cari Stenberg JC. Rate nephelometry. (American Society for Microbiology, 1986, p34) 15
  • 16. III.KOMPONEN NEFELOMETER  Komponen-komponen utama nefelometer meliputi : sumber cahaya, sistem collimating, monokromator, kuvet, & tabung fotomultiplair Gambar 16-4. Skema komponen-komponen dasar sebuah nefelometer 16 Sumber : Frings CS, Gauldie J. Spectral techniques die J. Spectral techniques
  • 17. Komponen…  sumber cahaya berasal dari : lampu tungsten-halogen (400-620 nm), merkuri (357 nm), xenon,laser(632 nm), & infrared light-emitting diode(LED)high performance (840nm)  nefelometer dgn intensitas tinggi,  tunggal,& sumber cahaya laser dengan fokus yg sempit→ signal yg besar untuk diukur dan tidak perlu sistem collimating,tetapi cahaya yg terpencar lebih rentan terhadap fluktuasi ukuran partikel karena ukuran kompleks Ag-Ab akan berubah bersamaan dgn waktu reaksi 17
  • 18. Komponen…  fotodetektor yg sensitif ditempatkan pada sudut depan→dapat meningkatkan sensitivitas  umumnya nefelometer menggunakan sudut-sudut depan sebesar 130-900 18
  • 19. IV. METODE Terdapat 4 metode nefelometri : 1. Nefelometri Endpoint  pada reaksi imunopresipitasi, waktu untuk mencapai puncak (plateau) pencaran cahaya berbeda (menit s/d 1 jam) tergantung pada kondisi reaksinya  tahapan meliputi: (1) reagen, spesimen, & antisera dicampur, (2) sinyal latar diukur, (3) inkubasi dari campuran dilanjutkan sampai mencapai plateau, (4) plateau atau sinyal endpoint diukur, (5) sinyal terakhir diperoleh setelah memperbaiki interferens latar, (6) konsentrasi Ag ditentukan dengan menggunakan kurva kalibrasi 19
  • 20. Metode…  karena banyaknya perbedaan antar sampel, harus ada koreksi latar  interferens latar yg karena blanko sampel akan membatasi sensitivitas  aviditas & affinitas antisera menentukan waktu inkubasi & ketinggian plateau yg dicapai untuk setiap uji 2. Nefelometri Kinetik  tidak membutuhkan waktu inkubasi yg lama untuk reaksi kompleks imun mencapai puncak reaksi  umumnya memerlukan antiserum dgn affinitas & aviditasnya lebih tinggi daripada metode endpoint  kecepatan reaksi tergantung pada konsentrasi antigen, affinitas & titer antisera 20
  • 21. Metode… waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak reaksi berbanding terbalik dengan konsentrasi antigen sampel lebih sensitif terhadap faktor-faktor : pH,dapar, & polimer anhancer bila menggunakan lampu konvensional dgn bandwidth yg luas→ menghasilkan laju reaksi yg lebih cepat daripada laju reaksi yang diukur dgn laser 21
  • 22. Metode… 3. Nefelometri Inhibition Immunoassay (NIIA) hapten yg dikonjugasikan pada protein pembawa (carrier protein) dapat bereaksi dengan antisera yang diarahkan berlawanan pada hapten tersebut untuk membentuk lattice yg ukurannya mudah dideteksi oleh nefelometer  hapten ditambahkan pada campuran konjugat hapten dgn jumlah tetap dan dengan sejumlah hapten Ab tertentu→ hapten akan berikatan pada Ab & menghambat pembentukan lattice dari konjugat hapten dengan Ab  Banyaknya cahaya yg memencar berhubungan terbalik dengan konsentrasi hapten di dalam sampel 22
  • 23. Metode… 4. Particle-Enhanced  banyak digunakan dalam tes serologi semi kuantitatif untuk mendeteksi faktor reumatoid, protein C-reaktif, dan Ab pada agen infeksi  partikel inert digunakan sebagai penghalang pembentukan pencaran cahaya dari imunopresipitat  lateks polimer (lateks polistiren) dgn d 0.1-0.2 µm dilapisi (coated) dengan Ag atau Ab  dapar glisin & surfaktan sering digunakan pd reagen partikel utk memperbaiki lapisan dgn mengurangi agregasi partikel lateks 23
  • 24. V. KELEBIHAN DARI NEFELOMETRI  sangat presisi, akurat, mudah dikerjakan, biaya murah, dan waktu proses cepat  uji nefelometri dapat menggantikan RID karena sebagai metode yg lebih disukai  koefisien korelasi antara nefelometri & RID >0.9  Rentang CV untuk nefelometri 0.6-10% 24
  • 25. VI. KELEMAHAN NEFELOMETRI  Metode end point banyaknya pencaran cahaya karena partikel debu atau partikel-partikel endogen seperti lipoprotein dapat membatasi sensitivitas uji →sering diatasi dengan pengukuran kinetik  Bahan-bahan endogen yg memencarkan cahaya kurang larut dalam larutan PEG → diatasi dengan PEG disentrifus sebelum dites dengan antisera  Untuk spesimen yang keruh harus disaring dulu sebelum diuji  Protein, lipoprotein, heparin, Ig, & kompleks imun endogen yg mempengaruhi laju reaksi sebenarnya atau pencaran cahaya end point plateau 25
  • 26. Kelemahan…  Reaksi samping yg tidak spesifik dapat terjadi oleh faktor reumatoid atau komponen Ciq pada sistem komplemen  Pembekuan & pencairan sampel dapat menyebabkan denaturasi protein atau agregasi dari Ig→ menyebabkan nilai dari blanko sampel tinggi atau pencaran cahaya latar  setiap analit yang akan diukur, akurasi ditentukan oleh kualitas antisera & bahan sampel yg digunakan 26
  • 27. VII. Aplikasi 1. Pengukuran Ig serum menentukan serum IgA, IgG, dan IgM dengan sensitivitas max 1 mg/L, konsentrasi normal serum IgD & IgE terlalu rendah untuk dideteksi dgn nefelometri penentuan laju nefelometri untuk rasio ε/λ dapat membedakan hipergammaglobulin monoklonal & poliklonal perbedaan ini mungkin sulit jika menggunakan Elp serum 27
  • 28. Aplikasi… 2.Sintesis Imunoglobulin Cairan Cerebrospinal  penentuan sintesis IgG CSF untuk pasien multiple sclerosis &neurologi memiliki sensitivitas diagnostik, spesifisitas, dan nilai prediktif 96-98%  penentuan rasio dari IgG/albumin CSF dgn nefelometri memiliki akurasi & presisi sebanding dengan RID 3.Faktor Reumatoid  faktor reumatoid ditentukan dengan teknik terbalik dimana serum RF diukur menggunakan antigen (IgG) sebagai reagen  pengukuran RF dgn nefelometri laser& nefelometri rate memiliki recovery 86%-105%, CV < 5% 28
  • 29. Aplikasi… 4.Kompleks Imun  mengukur kompleks imun yg bersirkulasi dgn mengukur IgG dalam kompleks tersebut 5.Komponen-komponen komplemen  digunakan untuk komponen komplemen C3, C4, C3d, & faktor B  komponen komplemen dideteksi sebagai antigen & tidak dideteksi berdasarkan fungsinya  Antisera harus grade nephelometric atau disaring terlebih dulu untuk mengeluarkan partikel-partikel besar yang memencar 29
  • 30. Tabel 16-1. Alat-alat Otomatis untuk Analisis Pencaran Cahaya Centrigugal Fast Technicon AIP Behring Autolasser LN Beckman Automated ICS Reaction Rate Analyzer Analyzer Nephelometer (N) (angle) N (90°) N (5° - 12°) N (70°) T T or turbidometer (T) Endpoint (E) or kinetic (K) E + blank E + blank K K or E K or E analysis of reaction Light source (wavelength, Mercury arc Lazer Tungsten lamp (400-550 Variable: ultraviolet to 700 Variable: ultraviolet to 700 nm) nm) nm nm (357 nm) (632.8 nm) Calibration Standard curve Standard curve Single point, Standard curve, reagent Standard curve, reagent lot lot reagent lot Samples/ hour 120 120-240 30-50 20-40 300 Reaction time 10 min 1 hour (non PEG) 30 sec 1-2 min (kinetic) 1-2 min (kinetic) Sensitivity 5 mg/L - 1mg/L - - Precision (CV) Within-run 2%-5% - 2%-5% - - Between-run 5%-10% - 5%-10% - - Capital outlay ++ +++ +++ +++ ++++ Original monitoring 0 + +++ + + capability Other type of analysis ++ + + +++ ++++ 30 Sumber : Deverill I, Reeve WG: J Immunol Methods 38: 191-204, 1980
  • 31. Simpulan  Nefelometri adalah suatu metode pemeriksaan imunopresipitasi kuantitatif yang secara langsung mengukur pencaran cahaya (light scattered) dari partikel-partikel yang berada didalam larutan  Terdapat 2 prinsip yaitu : prinsip pencaran cahaya & kinetika endapan fase cair  Menggunakan alat nefelometer dgn komponen utama : sumber cahaya, sistem collimating, monokromator, kuvet, dan tabung fotomultiplair  Terdapat 4 metode nefelometri (end point, kinetik, NIIA, particle- enhanced)  Terdapat kelebihan & kelemahan pada metode nefelometri dalam pemeriksaan imunopresipitasi  Dengan menggunakan alat dan reagen yang bersifat stabil, handal, dan dijual bebas dipasaran menjadikan nefelometri bermanfaat untuk teknik-teknik standar dari RID & IEP
  • 32. 32
  • 33. Contoh alat : Beckman ICS (immunochemistry system) Behring  Sumber cahaya tungsten &  Sumber cahaya diode light-emitting mengukur pencaran cahaya pada high performance & mengukur sudut depan 70° pencaran cahaya pd sudut depan  Menggunakan program fitting kurva antara 130-240 yg sebelumnya telah ditentukan,  Sinyal cahaya dikonversi menjadi sinyal-sinyal pencaran cahaya diubah sinyal listrik oleh photodiode yg sensitif menjadi konsentrasi  Nefelometer yg dikontrol oleh  Intensitas cahaya yg memencar mikroprosesor, digunakan pada sebanding dgn konsentrasi kompleks kinetik atau rate yang dapat imun yang diukur mengatasi masalah interferensi latar  atau dapat digunakan manual untuk analisis end point 33
  • 34. Contoh alat : Beckman Behring  Dengan reagan yg dibuat  Respon sinyal cahaya dibandingkan khusus, alat akan beroperasi dgn nilai-nilai dari kurva referensi yg dengan kalibrasi titik tunggal sebelumnya disimpan dalam (single point) →dgn memori terminal komputer & menggunakan kartu data optik dikonversikan dalam unit-unit yg ada pada setiap kit reagen konsentrasi utk mengontrol operasional alat  Menggunakan metode waktu tetap  Rangkaian pengenceran 6x lipat untuk pengukuran protein plasma dari kalibrator & sampel tes &menghasilkan 2 pengukuran dilakukan secara otomatis cahaya yg menyebar berurutan  Alat secara otomatis memeriksa  Kurva kalibrasi dijalankan dgn 4-8 Ag berlebih, bahan spesimen yg konsentrasi standar, stabil sampai 7 sudah dipakai, & memberikan hari &dapat disimpan dalam memori instruksi untuk tes ulang terminal komputer.
  • 35. Contoh alat Beckman Behring  Bila digunakan model kinetik,  kalibrasi model single point alat tidak akan menunggu dapat dilakukan dgn respon plateau→memiliki menggunakan parameter- waktu operasi yang singkat parameter tes yg sebelumnya  Monitoring kontinyu dari laju telah ditentukan dan sudah reaksi menyebabkan hanya termasuk dalam kit reagen sedikit bahan spesimen yg  Tidak memerlukan deteksi akan diproses setiap jam antigen excess luasnya rentang  Dapat digunakan utk pengukuran akan meliputi menentukan atau analisis peningkatan konsentrasi sampai batch s/d 6 tes per bahan konsentrasi maksimum terlarut spesimen dalam plasma  CV yg dihasilkan terus rendah di semua tingkatan dari Ig 35
  • 36. Precipitation Curve  Prozone – antibody excess, many antibodies coat all antigen sites- results in false negative  Postzone – antigen excess, antibody coats antigen but cannot get lattice formation, results in false negative  Zone of Equivalence – antigen and antibody present in optimal proportions to bind and give visible reaction
  • 38. Turbidimetry  Measures turbidity or cloudiness of a solution by measuring the amount of light PASSING THROUGH the solution.  Soluble antigen and antibody join and once they join in sufficient amounts precipitate, results in cloudiness.  The more cloudy the solution, the less light can pass through.
  • 40. Passive Immunodiffusion  Reactions in gels  Migrate towards each other and where they meet in optimal proportions form a precipitate.  Four Methodologies: Single diffusion, single dimension Single diffusion, double dimension Double diffusion, single dimension Double diffusion, double dimension
  • 42. Oudin Precipitation  Solution of antibody is carefully layered on top of a solution of antigen, such that there is no mixing between the two.  With time at the interface where the two layers meet, antigen- antibody complexes form a visible precipitate. The other two tubes are negative controls, containing only antibody or only antigen plus an irrelevant protein in the second layer.
  • 44. RADIAL IMMUNODIFFUSION Precipitin Rings A B C a b c Standards Samples Standard Curve
  • 45. Electrophoretic Techniques  Immunodiffusion can be combined with electrical current to speed things up.
  • 47. Immunoelectrophoresis  Two-dimensional immunoelectrophoresis. Antigens are separated on the basis of electrophoretic mobility. The second separation is run at right angles to the first which drives the antigens into the antiserum-containing gel to form precipitin peaks; the area under the peak is related to the concentration of antigen.
  • 48. Immunofixation Electrophoresis  Immunofixation Electrophoresis (IFE) combines zone electrophoresis with immunoprecipitation.  This technique may be used to identify and characterise serum proteins.  In IFE, proteins of sample are first separated by electrophoresis on a support (agarose) according to their charge and after that the medium is overlaid with monospesific antiserá reactive with specific protein - antigen.  If the antigen is present a characteristic immunoprecipitin band will be formed.
  • 49. Enhancement of Agglutination  Additive to neutralize charge  Viscosity  Treatment with enzymes  Agitation and centrifugation  Temperature  pH