SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
SA Seksi 320
SURAT PERIKATAN AUDIT
Sumber: PSA No. 55
Lihat Seksi 9320 untuk Interpretasi Seksi ini
PENDAHULUAN
01 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan tentang:
a. Persetujuan dengan klien tentang syarat-syarat perikatan (engagement).
b. Tanggapan auditor terhadap permintaan klien untuk mengubah syarat-syarat suatu
perikatan ke perikatan dengan tingkat keyakinan yang lebih rendah.
02 Auditor dan klien harus setuju atas syarat-syarat perikatan. Syarat-syarat yang telah
disetujuibersama perlu dicatat dalam suatu surat perikatan (engagement letter).
03 Seksi ini ditujukan untuk membantu auditor dalam menyusun surat perikatan yang
berkaitandengan audit laporan keuangan. Panduan ini juga berlaku untuk jasa yang berkaitan.
Jika jasa lain sepertijasa perpajakan, akuntansi, konsultansi manajemen harus disediakan,
bentuk surat perikatan yang terpisahdapat digunakan. Contoh isi surat perikatan untuk jasa
kompilasi laporan keuangan dapat dilihat padaLampiran B dalam SAR Seksi 100 (PSAR No. 01)
Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan, danuntuk jasa review atas laporan keuangan
dapat dilihat pada Lampiran C Pernyataan atau Seksi tersebut.
SURAT PERIKATAN AUDIT
04 Baik klien maupun auditor berkepentingan untuk mengirim surat perikatan, lebih
baik sebelumdimulainya suatu perikatan, untuk menghindari salah paham berkenaan dengan
perikatan tersebut. Suratperikatan dapat pula mendokumentasikan dan menegaskan
penerimaan auditor atas penunjukan perikatan,tujuan dan lingkup audit, dan luasnya tanggung
jawab auditor kepada klien dan bentuk laporan.
ISI POKOK
05 Bentuk dan isi surat perikatan audit dapat bervariasi di antara klien, namun surat
tersebutumumnya berisi:
a. Tujuan audit atas laporan keuangan.
b. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan.
c. Lingkup audit, termasuk penyebutan undang-undang, peraturan, pernyataan dari badan
professional yang harus dianut oleh auditor.
d. Bentuk laporan atau bentuk komunikasi lain yang akan digunakan oleh auditor untuk
menyampaikan hasil perikatan.
e. Fakta bahwa karena sifat pengujian dan keterbatasan bawaan lain suatu audit, dan
dengan keterbatasan bawaan pengendalian intern, terdapat risiko yang tidak dapat
dihindari tentang kemungkinan beberapa salah saji material tidak dapat terdeteksi.
f. Akses yang tidak dibatasi terhadap catatan, dokumentasi, dan informasi lain apa pun
yang diminta oleh auditor dalam hubungannya dengan audit.
g. Pembatasan atas tanggung jawab auditor.
h. Komunikasi melalui e-mail.
06 Auditor dapat pula memasukkan hal berikut ini dalam surat perikatan auditnya:
a. Pengaturan berkenaan dengan perencanaan auditnya.
b. Harapan untuk menerima konfirmasi tertulis dari manajemen tentang representasi yang
dibuat dalam hubungannya dengan audit.
c. Permintaan kepada klien untuk menegaskan bahwa syarat-syarat perikatan telah sesuai
dengan membuat tanda penerimaan surat perikatan audit.
d. Penjelasan setiap surat atau laporan yang diharapkan oleh auditor untuk diterbitkan
bagi kliennya.
e. Basis perhitungan fee dan pengaturan penagihannya.
07 Jika relevan, butir-butir berikut ini dapat pula dimasukkan dalam surat perikatan
audit:
a. Pengaturan tentang pengikutsertaan auditor lain dan/atau tenaga ahli dalam beberapa
aspek audit.
b. Pengaturan tentang pengikutsertaan auditor intern dan staf klien yang lain.
c. Pengaturan, jika ada, yang harus dibuat dengan auditor pendahulu, dalam hal audit
tahun pertama.
d. Pembatasan atas kewajiban auditor jika kemungkinan ini ada.
e. Suatu pengacuan ke perjanjian lebih lanjut antara auditor dengan kliennya. Contoh surat
perikatan audit disajikan pada Lampiran (paragraf 20).
AUDIT ATAS KOMPONEN
08 Bila auditor induk perusahaan juga bertindak sebagai auditor anak perusahaan,
cabang ataudivisi (komponen), ia harus memperhatikan faktor-faktor berikut ini dalam
mempertimbangkan apakah perlu mengirimkan surat perikatan audit secara terpisah kepada
komponen:
a. Siapa yang menunjuk auditor bagi komponen.
b. Apakah laporan audit terpisah harus diterbitkan untuk setiap komponen.
c. Persyaratan hukum.
d. Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan oleh auditor lain.
e. Tingkat kepemilikan oleh induk perusahaan.
f. Tingkat independensi manajemen komponen.
AUDIT BERULANGKALI
09 Dalam audit yang berulangkali, auditor harus mempertimbangkan apakah terdapat
keadaanyang memerlukan revisi terhadap syarat-syarat perikatan dan klien perlu diingatkan
tentang syarat-syaratperikatan yang masih berlaku.
10 Auditor dapat memutuskan untuk tidak mengirim surat perikatan setiap periode.
Namun,faktor-faktor berikut ini mungkin menyebabkan perlunya auditor mengirim surat
perikatan yang baru:
a. Adanya petunjuk bahwa klien salah paham mengenai tujuan dan lingkup audit.
b. Adanya revisi atau syarat-syarat perikatan khusus.
c. Perubahan manajemen senior, dewan komisaris atau kepemilikan.
d. Perubahan signifikan dalam sifat dan ukuran bisnis klien.
e. Persyaratan hukum.
PENERIMAAN PERUBAHAN PERIKATAN
11 Sebelum menyelesaikan perikatannya, auditor yang diminta untuk mengubah
perikatan tersebutke perikatan yang memberikan tingkat keyakinan yang lebih rendah, harus
mempertimbangkan kelayakanpermintaan tersebut.
12 Permintaan dari klien yang ditujukan kepada auditor untuk mengubah perikatan
dapat terjadisebagai akibat dari perubahan keadaan yang mempengaruhi kebutuhan terhadap
jasa audit, kesalahpahamantentang sifat audit atau jasa terkait yang pada mulanya diminta oleh
klien atau pembatasan atas lingkupperikatan, baik yang dilakukan oleh manajemen atau
disebabkan oleh keadaan. Auditor mempertimbangkansecara cermat alasan yang mendasari
permintaan tersebut, terutama implikasi pembatasan lingkupperikatan.
13 Perubahan keadaan yang berdampak terhadap persyaratan entitas atau
kesalahpahaman tentangsifat jasa yang semula diminta biasanya dipandang beralasan sebagai
basis permintaan perubahan dalamsurat perikatan. Sebaliknya, perubahan dipandang tidak
beralasan jika perubahan yang diminta klienberkaitan dengan informasi yang tidak benar, tidak
lengkap, atau tidak memuaskan.
14 Sebelum menyetujui perubahan perikatan audit ke jasa yang berkaitan, auditor yang
ditugasiuntuk melaksanakan perikatan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan
Ikatan Akuntan Indonesia perlu mempertimbangkan, sebagai tambahan terhadap masalah-
masalah di atas, implikasiperubahan tersebut dari segi hukum dan kontrak.
15 Jika auditor berkesimpulan, bahwa terdapat alasan yang layak untuk mengubah
perikatan danjika pekerjaan audit yang dilaksanakan telah mematuhi standar auditing yang
berlaku untuk perikatan yangberubah tersebut, laporan yang diterbitkan perlu didasarkan pada
syarat-syarat baru untuk perikatantersebut. Untuk menghindari kerancuan pembaca laporan
tidak boleh mengacu ke:
a. Perikatan semula, atau
b. Prosedur yang mungkin telah dilaksanakan dalam perikatan semula, kecuali bila
perikatan telah diubahke perikatan untuk melaksanakan prosedur yang disepakati dan
oleh karena itu pengacuan ke proseduryang dilaksanakan merupakan bagian normal
laporan tersebut.
16 Jika syarat-syarat perikatan diubah, auditor dan klien harus bersepakat atas syarat-
syarat barutersebut.
17 Auditor harus tidak menyetujui perubahan perikatan jika terdapat alasan yang tidak
layak.Sebagai contoh, dalam perikatan audit, jika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit
semestinya yangcukup tentang piutang dan kemudian klien meminta untuk mengubah
perikatan ke perikatan review untukmenghindari pendapat wajar dengan pengecualian atau
pernyataan tidak memberikan pendapat.
18 Jika auditor tidak dapat menyetujui perubahan perikatan dan tidak diperbolehkan
oleh klienuntuk meneruskan perikatan semula, auditor harus menarik diri dari perikatan dan
mempertimbangkanapakah ada kewajiban, baik secara kontrak atau yang lain, untuk
melaporkan keadaan yang menyebabkanpenarikan dirinya kepada pihak lain, seperti dewan
komisaris atau pemegang saham.
TANGGAL BERLAKU EFEKTIF
19 Seksi ini berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2001. Penerapan lebih awal dari tanggal
efektifberlakunya aturan dalam Seksi ini diizinkan.Masa transisi ditetapkan mulai dari 1 Agustus
2001 sampaidengan 31 Desember 2001.Dalam masa transisi tersebut berlaku standar yang
terdapat dalam StandarProfesional Akuntan Publik per 1 Agustus 1994 dan Standar Profesioanl
Akuntan Publik per 1 Januari2001. Setelah tanggal 31 Desember 2001, hanya ketentuan dalam
Seksi ini yang berlaku.
LAMPIRAN: CONTOH SURAT PERIKATAN AUDIT
20 Berikut ini disajikan contoh surat perikatan audit atas keuangan historis. Auditor
harusmempertimbangkan berbagai aturan yang digariskan dalam Seksi ini sesuai dengan
keadaan yangdihadapinya dalam setiap perikatan secara individual.
Kepada
Dewan Komisaris atau Pihak Lain yang Memiliki Kewenangan dan Tanggung Jawab Setara
Saudara telah meminta kami untuk mengaudit neraca ……………… (selanjutnya disebut
“Perusahaan”)tanggal …………………, dan laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan
laporan arus kas untuktahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Surat ini menegaskan
penerimaan kami dan pemahaman kamiatas perikatan ini. Audit kami akan kami laksanakan
dengan tujuan untuk menyatakan pendapat kami ataslaporan keuangan tersebut.
Kami akan melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia.Standar tersebut mengaharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar
memperoleh keyakinanbahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit
meliputi pemeriksaan, atas dasarpengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Auditjuga akan meliputi penilaian atas prinsip
akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat olehmanajemen, serta penilaian
atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuanPernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.Pendapat
kami atas laporan keuangan tersebut adalah tergantung dari hasil penerapan prosedur-
proseduraudit yang akan kami laksanakan, oleh karena itu, kami tidak memberikan jaminan
bahwa kami dapatmemberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan
tersebut di atas.
Sebagai bagian dari proses audit, kami akan melakukan permintaan keterangan dari
manajemen tentangpernyataan manajemen yang disajikan dalam laporan keuangan. Kami juga
akan meminta pernyataantertulis dari manajemen yang menjelaskan bahwa penyajian laporan
keuangan adalah tanggung jawabmanajemen dan penegasan tertulis lainnya untuk
mengkonfirmasi beberapa pernyataan yang dibuat olehmanajemen kepada kami selama proses
audit kami. Tanggapan manajemen atas permintaan keterangankami dan perolehan pernyataan
tertulis dari manajemen diwajibkan oleh standar auditing sebagai bagiandari bukti audit yang
akan kami andalkan sebagai dasar dalam memberikan pendapat atas laporankeuangan. Karena
pentingnya surat pernyataan manajemen tersebut, Perusahaan setuju untuk membebaskandan
mengganti rugi kepada ……. (nama KAP yang bersangkutan) dan stafnya atas segala
tuntutan,kewajiban, dan biaya-biaya yang akan dikeluarkan sebagai akibat dari kesalahan
pernyataan manajemenberkaitan dengan jasa audit yang kami berikan sesuai dengan perikatan
ini.
Audit kami mengandung risiko bawaan bahwa bila terdapat kekeliruan dan ketidakberesan
material,termasuk kecurangan atau pemalsuan, mungkin tidak akan terdeteksi. Namun, bila
kami menemukanadanya hal-hal tersebut dalam audit kami, informasi tersebut akan kami
sampaikan kepada saudara.
Sebagai tambahan laporan audit kami atas laporan keuangan, kami akan menyampaikan surat
terpisahtentang kelemahan signifikan pengendalian intern yang kami temukan dalam audit
yang kami lakukan.
Kami mengingatkan Saudara bahwa tanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan,
termasukpengungkapan memadai merupakan tanggung jawab manajemen
perusahaan.Tanggung jawab inimencakup pula penyelenggaraan catatan akuntansi dan
pengendalian intern memadai, pemilihan danpenerapan kebijakan akuntansi, dan penjagaan
keamanan aktiva perusahaan. Sebagai bagian dari prosesaudit, kami akan meminta penegasan
tertulis dari Saudara tentang representasi yang Saudara buat untukkami dalam rangka audit
yang kami laksanakan.
Kami mengharapkan kerja sama penuh dari staf Saudara dan kami yakin bahwa mereka akan
menyediakancatatan, dokumentasi, dan informasi lain yang kami perlukan dalam rangka audit
kami. Berdasarkan diskusitentang operasi perusahaan dan perencanaan audit kami, fee audit
kami perkirakan sebesar Rp-------ditambah direct out of pocket expenses dan Pajak
Pertambahan Nilai. Fee tersebut kami hitung berdasarkanwaktu yang diperlukan oleh staf yang
kami tugasi untuk melaksanakan audit ini dan tarif per jam staf yangkami tugasi, yang bervariasi
sesuai dengan tingkat tanggung jawab yang dipikul dan pengalaman sertakeahlian yang
diperlukan. Jumlah tersebut akan kami tagih sesuai dengan kemajuan pekerjaan kami.
Surat perikatan audit ini akan efektif berlaku untuk tahun-tahun yang akan datang kecuali jika
dihentikan,diubah, atau diganti.
Silahkan menandatangai dan mengembalikan copy surat perikatan audit terlampir yang
menunjukkankesepakatan Saudara atas pengaturan tentang audit atas laporan keuangan
tersebut di atas.
Terima kasih atas kesempatan yang Saudara berikan kepada kami untuk menyediakan jasa
audit bagiSaudara.
PT KXT Kantor Akuntan Publik
SA seksi 9320
1. PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN AUDITAN DAN PROFIL
PERUSAHAAN KEPADA PEMERINTAH MELALUI AKUNTAN PUBLIK
[Sumber IPSA No. 55.01; Tanggal Penerbitan Januari 1999]
PERTANYAAN
01 Dalam upaya menciptakan transparansi dalam dunia usaha, pemerintah
telahmengeluarkan Undang-undang No. 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, dan
PeraturanPemerintah No. 24 tahun 1998 tentang Informasi Keuangan Tahunan Perusahaan
sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 tahun
1999, sertaKeputusan Menteri Perindustrian, dan Perdagangan Nomor 525/MPP/Kep/XI/1998
tentangPenyelenggaraan Pendaftaran Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan. Untuk
menindaklanjutiupaya tersebut, Direktur Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai, Direktorat
Jendral LembagaKeuangan telah mengirim kepada kantor akuntan publik surat No. S-
5694/LK/98 tanggal 8Desember 1998 mengenai Pemberitahuan tentang Kewajiban Perseroan
Terbatas (PT) untukMenyampaikan Laporan Keuangan Hasil Audit dan Profil Perusahaan kepada
Pemerintah MelaluiAkuntan Publik. Dalam surat tersebut dinyatakan bahwa perseroan terbatas
wajib menyampaikanlaporan keuangan auditan dan profil perusahaan melalui akuntan publik
yang melakukan auditatas laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, menurut surat tersebut,
perseroan terbatasdiwajibkan untuk membuat surat kuasa kepada akuntan publik untuk
menyerahkan keduadokumen tersebut kepada pemerintah, dan berdasarkan surat kuasa
tersebut, akuntan publik wajibmenyerahkan kedua dokumen tersebut kepada pemerintah.
Bagaimana kantor akuntan public memenuhi ketentuan yang mewajibkan akuntan publik
meminta surat kuasa dari Direksiperseroan terbatas untuk menyerahkan laporan keuangan
auditan dan profil perusahaan kepadapemerintah.
02 Jika klien tidak bersedia menyerahkan laporan keuangan auditan dan
profileperusahaan kepada pemerintah melalui kantor akuntan publik yang mengaudit laporan
keuangan tersebut, apa yang dilakukan oleh auditor?
INTERPRETASI
03 Menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, perseroan terbatas
yangmemenuhi persyaratan berikut ini wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan
perusahaan
(LKTP) dan profil perusahaan kepada pemerintah melalui kantor akuntan publik:
1. Merupakan perseroan terbuka (PT Tbk)
2. Memiliki bidang usaha perseroan berkaitan dengan pengerahan dana masyarakat.
3. Mengeluarkan surat pengakuan utang, atau
4. Memiliki jumlah aktiva atau kekayaan paling sedikit Rp 50.000.000.000 danRp
25.000.000.000 (dua puluh lima milyar rupiah) mulai tahun buku 2000.
5. Merupakan debitur yang laporan keuangan tahunannya diwajibkan oleh bank untuk
diaudit.
6. Perusahaan asing yang berkedudukan dan menjalankan usahanya di wilayah negara
RepublikIndonesia menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
termasuk didalamnya kantor cabang, kantor pembantu, anak perusahaan, serta agen
dan perwakilan dariperusahaan itu yang mempunyai wewenang untuk mengadakan
perjanjian.
7. Perusahaan perseroan (persero) perusahaan umum (perum) dan perusahaan daerah.
Tambahan Peraturan
Untuk memenuhi ketentuan dalam Surat Direktur Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilaitersebut,
akuntan publik dapat menempuh langkah berikut ini:
1. Memasukkan kalimat berikut ini dalam surat perikatan audit:Untuk memenuhi
persyaratan perundang-undangan yang berlaku, Saudara telahmenyetujui untuk
memberikan surat kuasa kepada kami guna menyerahkan laporankeuangan tahunan
perusahaan yang telah kami audit dan profil perusahaan kepadaDirektorat Pendaftaran
Perusahaan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
2. Jika klien tidak bersedia memberikan surat kuasa kepada kantor akuntan publik
untukmenyerahkan laporan keuangan tahunan perusahaan dan profil perusahaan
kepadapemerintah, maka kewajiban penyampaian kedua dokumen tersebut menjadi
tanggung jawabklien, dan akuntan publik harus meminta pernyataan tertulis dari klien
tentang kesanggupanklien untuk menyerahkan kedua dokumen tersebut kepada
pemerintah.
04 Jika setelah laporan auditor diterbitkan, klien menolak untuk menyerahkan
laporankeuangan tahunan perusahaan dan profil perusahaan kepada Direktorat Pendaftaran
Perusahaan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan melalui kantor akuntan publik, kantor
akuntan publik yang bersangkutan wajib melaporkan tentang penolakan klien tersebut kepada
instansi tersebut diatas. Contoh surat yang berisi laporan tentang penolakan klien tersebut
disajikan berikut ini:
(Tanggal)
Yth. Kepala Kantor Pendaftaran Perusahaan Tingkat Pusat
u.p. Direktorat Pendaftaran Perusahaan
Departemen Perindustrian dan Perdagangan
Gedung Blok II Lantai 5
Jl. MI. Ridwan Rais No. 5
Jakarta 10110
Dengan hormat,
Kami telah selesai melakukan audit atas laporan keuangan PT KXT tahun buku 20X0 dan
telahmenerbitkan laporan audit per tanggal ……………..
Berhubung Direksi PT KXT tidak bersedia untuk menyerahkan laporan keuangan
tahunanperusahaan dan profil perusahaan yang berkaitan dengan tahun buku yang kami audit
melaluikantor kami, kami tidak dapat menyerahkan kedua dokumen tersebut kepada Kantor
PendaftaranPerusahaan Tingkat Pusat, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Terima kasih atas perhatian Saudara.
[Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan public]
TANGGAL BERLAKU EFEKTIF
05 Interpretasi Pernyataan ini berlaku efektif untuk perikatan audit atas laporan
keuangan tahun buku 1998 dan sesudahnya
SA Seksi 322
PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Sumber: PSA No. 33
PENDAHULUAN
01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan
lingkup prosedur audityang harus dilaksanakan dalam suatu audit atas laporan keuangan
entitas. Salah satu faktor adalaheksistensi fungsi audit intern.1 Seksi ini memberikan panduan
bagi auditor dalam mempertimbangkanpekerjaan auditor intern dan dalam menggunakan
auditor intern untuk menyediakan bantuan langsung dalam audit yang dilaksanakan
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan AkuntanIndonesia.
PERAN AUDITOR DAN AUDITOR INTERN
02 Salah satu tanggung jawab auditor dalam audit atas laporan keuangan berdasarkan
standar auditingyang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia adalah untuk memperoleh bukti
audit kompeten yang cukupsebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan entitas. Dalam memenuhitanggung jawab ini, auditor mempertahankan
independensinya dari entitas tersebut.
03 Auditor intern bertanggung jawab untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi,
memberikankeyakinan dan rekomendasi, dan informasi lain kepada manajemen entitas dan
dewan komisaris, ataupihak lain yang setara wewenang dan tanggung jawabnya. Untuk
memenuhi tanggung jawabnyatersebut, auditor intern mempertahankan objektivitasnya yang
berkaitan dengan aktivitas yangdiauditnya.
PEMEROLEHAN PEMAHAMAN TENTANG FUNGSI AUDIT INTERN
04 Tanggung jawab penting fungsi audit intern adalah memantau kinerja pengendalian
entitas. Padawaktu auditor berusaha memahami pengendalian intern,3 ia harus berusaha
memahami fungsi auditintern yang cukup untuk mengidentifikasi aktivitas audit intern yang
relevan dengan perencanaan audit.Lingkup prosedur yang diperlukan untuk memahaminya
bervariasi, tergantung atas sifat aktivitas auditintern tersebut.
05 Auditor biasanya harus meminta keterangan kepada manajemen yang bersangkutan
dan staf auditintern mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan auditor intern berikut ini:
1. Status auditor intern dalam organisasi entitas.
2. Penerapan standar profesional (lihat paragraf 11).
3. Perencanaan audit, termasuk sifat, saat, dan lingkup pekerjaan audit.
4. Akses ke catatan dan apakah terdapat pembatasan atas lingkup aktivitas mereka.Di
samping itu, auditor mungkin meminta keterangan mengenai anggaran dasar
pembentukan fungsiaudit intern, pernyataan misi, atau pengarahan lain yang serupa
dari manajemen atau dewan komisaris.
Permintaan keterangan ini biasanya akan menghasilkan informasi mengenai tujuan dan
sasaran yangditetapkan untuk fungsi audit intern.
06 Aktivitas audit intern tertentu dapat tidak relevan dengan audit atas laporan
keuangan entitas. Sebagaicontoh, prosedur auditor intern untuk menilai efisiensi proses
pengambilan keputusan manajementertentu biasanya tidak relevan dengan audit atas laporan
keuangan.
07 Aktivitas relevan adalah aktivitas yang memberikan bukti tentang rancangan dan
efektivitaspengendalian yang berkaitan dengan kemampuan entitas untuk mencatat,
mengolah, meringkas, danmelaporkan data keuangan konsisten dengan asersi yang terkandung
dalam laporan keuangan atauyang memberikan bukti langsung mengenai salah saji potensial
data tersebut. Auditor dapat menemukanhasil prosedur berikut ini yang bermanfaat dalam
menetapkan relevansi aktivitas audit intern:Mempertimbangkan pengetahuan dari audit tahun
sebelumnya.Me-review bagaimana auditor intern mengalokasikan sumber daya auditnya ke
bidang keuanganatau bidang operasi sebagai respon dalam proses penentuan risiko.Membaca
laporan auditor intern untuk memperoleh informasi rinci mengenai lingkup aktivitas
auditorintern.
08 Jika, setelah memahami fungsi audit intern, auditor berkesimpulan bahwa aktivitas
auditor intern tidakrelevan dengan audit atas laporan keuangan, auditor tidak harus
memberikan pertimbangan lebih lanjutterhadap fungsi audit intern, kecuali auditor meminta
bantuan langsung dari auditor intern seperti yangdijelaskan dalam paragraf 27. Bahkan bila
beberapa aktivitas auditor intern relevan dengan audit, auditordapat menyimpulkan bahwa
tidaklah efisien untuk mempertimbangkan lebih lanjut pekerjaan auditorintern. Jika auditor
memutuskan bahwa akan lebih efisien mempertimbangkan bagaimana pekerjaanauditor intern
dapat berdampak terhadap sifat, saat, dan lingkup prosedur audit, auditor harusmenetapkan
kompetensi dan objektivitas fungsi audit intern sejalan dengan dampak yang diinginkan
daripekerjaan auditor intern terhadap audit.
PENENTUAN KOMPETENSI DAN OBJEKTIVITAS AUDITOR INTERN
Kompetensi Auditor Intern
09 Pada waktu menentukan kompetensi auditor intern, auditor harus memperoleh atau
memutakhirkaninformasi dari audit tahun sebelumnya mengenai faktor-faktor berikut ini:
a. Tingkat pendidikan dan pengalaman profesional auditor intern.
b. Ijazah profesional dan pendidikan profesional berkelanjutan.
c. Kebijakan, program, dan prosedur audit.
d. Praktik yang bersangkutan dengan penugasan auditor intern.
e. Supervisi dan review terhadap aktivitas auditor intern.
f. Mutu dokumentasi dalam kertas kerja, laporan, dan rekomendasi.
g. Penilaian atas kinerja auditor intern.
Objektivitas Auditor Intern
10 Pada waktu menetapkan objektivitas auditor intern, auditor harus memperoleh atau
memutakhirkaninformasi dari tahun sebelumnya mengenai faktor-faktor berikut ini:
a. Status organisasi auditor intern yang bertanggung jawab atas fungsi audit intern, yang
meliputi:
1) Apakah auditor intern melapor kepada pejabat yang memiliki status memadai untuk
menjaminlingkup audit yang luas dan memiliki pertimbangan dan tindakan memadai
atas temuantemuandan rekomendasi auditor intern.
2) Apakah auditor intern memiliki akses langsung dan melaporkan secara teratur
kepada dewankomisaris, komite audit, atau manajer pemilik.
3) Apakah dewan komisaris, komite audit, atau manajer pemilik melakukan
pengawasanterhadap keputusan pengangkatan dan pemberhentian yang
bersangkutan dengan auditorintern.
b. Kebijakan untuk mempertahankan objektivitas auditor intern mengenai bidang yang
diaudit,termasuk:
1) Kebijakan pelarangan auditor intern melakukan aktivitas dalam bidang yang diaudit
yangkeluarganya bekerja pada posisi penting atau posisi yang sensitif terhadap
audit.
2) Kebijakan pelarangan auditor intern melakukan audit di bidang yang sama dengan
bidangyang baru saja diselesaikannya.
Penentuan Kompetensi dan Objektivitas
11 Dalam menetapkan kompetensi dan objektivitas, auditor biasanya
mempertimbangkan informasi yangdiperoleh dari pengalaman sebelumnya dengan fungsi audit
intern, dari diskusi dengan manajemen, dandari review terhadap mutu yang terakhir
dilaksanakan oleh pihak eksternal, jika hal ini dilaksanakan, atasaktivitas fungsi audit
intern.Auditor dapat pula menggunakan standar profesional auditing intern sebagai kriteria
untuk melakukan penentuan kompetensi dan objektivitas auditor intern.Auditor
jugamempertimbangkan perlunya melakukan pengujian efektivitas faktor-faktor yang
dijelaskan dalamparagraf 09 dan paragraf 10.Lingkup pengujian tersebut bervariasi sesuai
dengan dampak yangdiinginkan dari pekerjaan auditor intern terhadap audit. Jika auditor
menentukan bahwa auditor interncukup kompeten dan objektif, ia kemudian harus
mempertimbangkan bagaimana pekerjaan auditor internterhadap audit.
DAMPAK PEKERJAAN AUDITOR INTERN ATAS AUDIT
12 Pekerjaan auditor intern dapat berdampak terhadap sifat, saat, dan lingkup audit,
termasuk:
a. Prosedur yang dilaksanakan oleh auditor pada saat berusaha memahami pengendalian
internentitas (paragraf 13).
b. Prosedur yang dilaksanakan oleh auditor pada saat menetapkan risiko (paragraf 14).
c. Prosedur substantif yang dilaksanakan oleh auditor (paragraf 17).
Bila pekerjaan auditor intern diharapkan berdampak terhadap audit, panduan dalam
paragraf 18 sampaidengan paragaf 26 harus diikuti untuk mempertimbangkan luasnya
dampak, mengkoordinasi pekerjaandengan auditor intern, dan menilai dan menguji
efektivitas pekerjaan auditor intern.
Pemahaman atas pengendalian Intern
13 Auditor berusaha memahami secara memadai desain pengendalian yang relevan
dengan auditlaporan keuangan untuk merencanakan audit dan untuk menentukan apakah
kebijakan dan prosedurtersebut dilaksanakan. Karena tujuan utama fungsi audit intern pada
umumnya adalah me-review,menetapkan, dan memantau pengendalian, prosedur yang
dilaksanakan oleh auditor intern dalam bidangini memberikan informasi yang bermanfaat bagi
auditor. Sebagai contoh, auditor intern membuat baganalir (flowchart) sistem penjualan dan
piutang yang dikomputersasi. Auditor dapat melakukan review terhadap bagan alir tersebut
untuk memperoleh informasi mengenai rancangan kebijakan dan proseduryang bersangkutan.
Di samping itu, auditor dapat mempertimbangkan hasil prosedur yang dilaksanakanoleh auditor
intern atas kebijakan dan prosedur tersebut untuk memperoleh informasi mengenai
apakahkebijakan dan prosedur tersebut telah dilaksanakan.
Penetuan Risiko
14 Auditor menetapkan risiko salah saji material baik pada tingkat laporan keuangan
maupun padatingkat saldo akun atau golongan transaksi.
Tingkat Laporan Keuangan
15 Pada tingkat laporan keuangan, auditor melakukan penentuan menyeluruh atas
risiko salah sajimaterial.Pada waktu melakukan penentuan ini, auditor harus menyadari bahwa
pengendalian tertentumungkin mempunyai dampak luas atas banyak asersi laporan
keuangan.Lingkungan pengendalian dansistem akuntansi seringkali mempunyai dampak luas
atas sejumlah saldo akun dan golongan transaksidan oleh karena itu dapat berdampak
terhadap banyak asersi. Penentuan auditor atas risiko pada tingkatlaporan keuangan seringkali
berdampak terhadap strategi audit secara menyeluruh. Fungsi audit interndapat
mempengaruhi penentuan menyeluruh risiko dan keputusan auditor tentang sifat, saat, dan
lingkupprosedur audit yang dilaksanakan. Sebagai contoh, jika rencana auditor intern
mencakup pekerjaan audityang relevan di berbagai lokasi, auditor dapat melakukan koordinasi
pekerjaan dengan aduitor intern(lihat paragraf 23) dan mengurangi jumlah lokasi entitas yang
seharusnya memerlukan pelaksanaanprosedur audit.
Tingkat Saldo Akun atau Golongan Transaksi
16 Pada tingkat saldo akun atau golongan transaksi, auditor melakukan prosedur untuk
memperoleh danmengevaluasi bukti audit tentang asersi manejemen.Auditor menetapkan
risiko pengendalian untuksetiap asersi yang signifikan dan melaksanakan pengujian
pengendalian (test of control) untukmendukung penentuan di bawah maksimum.Pada waktu
merencanakan dan melaksanakan pengujianpengendalian, auditor dapat mempertimbangkan
hasil prosedur yang direncanakan atau dilaksanakanoleh auditor intern.Sebagai contoh, lingkup
auditor intern mungkin mencakup pengujian pengendalianuntuk kelengkapan utang usaha.Hasil
pengujian auditor intern tersebut dapat memberikan informasimemadai tentang efektivitas
pengendalian dan dapat mengubah sifat, saat, dan lingkup pengujian yangdilaksanakan oleh
auditor.
Prosedur Substantif
17 Beberapa prosedur yang dilaksanakan oleh auditor intern dapat memberikan bukti
langsung tentangsalah saji material dalam asersi mengenai saldo akun atau golongan transaksi
tertentu. Sebagai contoh,auditor intern, sebagai bagian pekerjaannya, dapat melakukan
konfirmasi piutang usaha tertentu danmelakukan pengamatan sediaan fisik tertentu.Hasil
prosedur ini dapat memberikan bukti yang dapatdipertimbangkan oleh auditor dalam
membatasi risiko deteksi bagi asersi yang bersangkutan.Sebagaiakibatnya, auditor dapat
mengubah saat prosedur konfirmasi, jumlah piutang yang dikonfirmasi, ataujumlah lokasi
sediaan fisik yang diamati.
LINGKUP DAMPAK PEKERJAAN AUDITOR INTERN
18 Meskipun pekerjaan auditor intern berdampak terhadap prosedur audit, auditor
harus melaksanakanprosedur untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk
mendukung laporan auditor.Buktiyang diperoleh auditor dari pengetahuan pribadi langsung
termasuk pemeriksaan fisik, pengamatan,perhitungan, dan inspeksi umumnya bersifat lebih
meyakinkan dibandingkan dengan informasi yangdiperoleh secara tidak langsung.
20 Dalam memutuskan luasnya dampak pekerjaan auditor intern terhadap prosedur
audit, auditormempertimbangkan:Materialitas jumlah dalam laporan keuangan, yaitu saldo
akun, atau golongan transaksi.Risiko (terdiri dari risiko bawaan dan risiko pengendalian) salah
saji material asersi yangbersangkutan dengan jumlah dalam laporan keuangan.Tingkat
subjektivitas dalam penilaian bukti audit yang dikumpulkan dalam mendukung asersi. Jika
materilitas jumlah dalam laporan keuangan meningkat dan baik risiko salah saji material
maupuntingkat subjektivitas juga meningkat, kebutuhan auditor untuk melakukan
pengujiannya sendiri terhadapasersi juga meningkat.Jika faktor-faktor tersebut berkurang,
kebutuhan auditor untuk melaksanakanpengujiannya sendiri terhadap asersi juga berkurang.
21 Untuk asersi yang berkaitan dengan jumlah material dalam laporan keuangan, yang
memilki risikosalah saji material yang tinggi atau tingkat subjektivitas dalam penilaian bukti
audit yang tinggi, auditorharus melaksanakan prosedur memadai untuk memenuhi tanggung
jawabnya seperti dijelaskan dalamparagraf 18 dan paragraf 19.Dalam menentukan prosedur,
auditor mempertimbangkan hasil pekerjaan(seperti pengujian pengendalian dan pengujian
substantif) yang dilaksanakan oleh auditor intern atasasersi yang bersangkutan.Namun, untuk
asersi semacam itu, pertimbangan atas pekerjaan auditor interntidak dapat dengan sendirinya
mengurangi risiko audit ketingkat yang dapat diterima untukmenghilangkan perlunya
pelaksanaan pengujian asersi tersebut secara langsung oleh auditor. Asersitentang penilaian
aktiva dan utang yang mencakup estimasi akuntansi yang signifikan, dan tentangeksistensi dan
pengungkapan transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa, hal
bersyarat(contingency), ketidakpastian, serta peristiwa kemudian, adalah contoh asersi yang
mungkin memilikirisiko salah saji material yang tinggi atau melibatkan tingkat subjektivitas yang
tinggi dalam penilaianbukti audit.
22 Di lain pihak, untuk asersi tertentu yang berkaitan dengan jumlah yang kurang
material dalam laporankeuangan, yang memiliki risiko salah saji material rendah atau tingkat
subjektivitas dalam penilaian buktiauditnya rendah, auditor dapat memutuskan, setelah
mempertimbangkan keadaan dan hasil pekerjaan(baik pengujian pengendalian maupun
pengujian substantif) yang dilaksanakan oleh auditor intern atasasersi yang bersangkutan,
bahwa risiko audit telah diturunkan ke tingkat yang dapat diterima dan bahwapengujian asersi
tersebut secara langsung oleh auditor tidak perlu dilakukan. Asersi tentang eksistensikas, aktiva
yang dibayar di muka, dan penambahan aktiva tetap adalah contoh asersi yang mungkin
memiliki risiko salah saji material yang rendah atau melibatkan tingkat subjektivitas yang
rendah dalampenilaian bukti audit.
KOORDINASI PEKERJAAN AUDIT DENGAN AUDITOR INTERN
23 Jika pekerjaan auditor intern diharapkan mempunyai dampak terhadap prosedur
yang dilasanakanoleh auditor, hal ini akan efisien jika auditor dan auditor intern
mengkoordinasikan pekerjaan merekadengan:
a. Menyelenggarakan rapat berkala.
b. Menjadwalkan pekerjaan audit.
c. Memberikan kesempatan akses ke kerta kerja auditor intern.
d. Me-review laporan auditor.
e. Membicarakan kemungkinan adanya masalah akuntansi dan auditing yang ditemukan.
PENILAIAN DAN PENGUJIAN EFEKTIVITAS PEKERJAAN AUDITOR INTERN
24 Auditor harus melaksanakan prosedur untuk menilai mutu dan efektivitas pekerjaan
auditor internseperti diuraikan dalam paragraf 12 sampai dengan paragraf 17, yang secara
signifikan berdampakterhadap sifat, saat, dan lingkup prosedur auditor. Sifat dan lingkup
prosedur yang harus dilaksanakanoleh auditor dalam melakukan penilaian ini merupakan
masalah pertimbangan auditor, tergantung atasluas dampak pekerjaan auditor intern atas
prosedur auditor untuk saldo akun dan golongan transaksiyang siginifikan.
25 Dalam mengembangkan prosedur penilaian, auditor harus mempertimbangkan
faktor-faktor apakah:Lingkup pekerjaan auditor intern memadai untuk mencapai
tujuan.Program audit auditor intern memadai.Kertas kerja auditor intern cukup
mendokumentasikan pekerjaan yang dilakukan, termasuk buktiadanya supervisi dan
review.Kesimpulan auditor intern memadai sesuai dengan keadaan.Laporan audit intern
konsisten dengan hasil pelaksanaan pekerjaannya.
26 Dalam melakukan penilaian, auditor harus menguji beberapa pekerjaan auditor
intern yang berkaitandengan asersi signifikan dalam laporan keuangan. Pengujian ini dapat
diselesaikan melalui (a)pemeriksaan beberapa pengendalian, transaksi, atau saldo yang
diperiksa oleh auditor intern, maupun(b) pemeriksaan pengendalian, transaksi, atau saldo yang
serupa yang tidak diperiksa oleh auditor intern.Dalam mencapai kesimpulan tentang pekerjaan
auditor intern, auditor harus membandingkan hasilpengujiannya dengan hasil pekerjaan
auditor intern. Lingkup pengujian tersebut akan tergantung ataskeadaan dan harus cukup
memungkinkan bagi auditor untuk melakukan penilaian atas mutu danefektivitas menyeluruh
pekerjaan auditor intern yang dipertimbangkan oleh auditor.
PENGGUNAAN AUDITOR INTERN UNTUK MENYEDIAKAN BANTUAN LANGSUNG BAGI
AUDITOR
27 Dalam melaksanakan audit, auditor dapat meminta bantuan langsung dari auditor
intern.Bantuanlangsung berkaitan dengan pekerjaan yang secara spesifik diminta oleh auditor
dari auditor intern untukmenyelesaikan beberapa aspek pekerjaan auditor.Sebagai contoh,
auditor intern dapat membantuauditor dalam memahami pengendalian intern atau dalam
melaksanakan pengujian pengendalian ataupengujian substantif, sesuai dengan panduan
tentang tanggung jawab auditor seperti tercantum dalamparagraf 18 sampai dengan paragraf
22. Bila bantuan langsung disediakan, auditor harus menentukankompentensi dan objektivitas
auditor intern (lihat paragraf 09 sampai dengan paragraf 11) dan melakukansupervisi8, review,
evaluasi, serta pengujian pekerjaan yang dilaksanakan oleh auditor intern yanglingkupnya
disesuaikan dengan keadaan. Auditor harus memberitahu auditor intern mengenai
tanggungjawab auditor intern tersebut, tujuan prosedur yang dilaksanakan oleh auditor intern,
serta hal-hal yangmungkin berdampak terhadap sifat, saat, dan lingkup prosedur audit, seperti
masalah akuntansi danauditing. Auditor juga harus memberitahu auditor intern bahwa semua
masalah akuntansi dan auditingsignifikan yang ditemukan oleh auditor intern selama audit
tersebut, harus diberitahukan kepada auditor.
TANGGAL BERLAKU EFEKTIF
28 Seksi ini berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2001. Penerapan lebih awal dari tanggal
efektif berlakunyaaturan dalam Seksi ini diizinkan.Masa transisi ditetapkan mulai dari 1 Agustus
2001 sampai dengan 31Desember 2001.Dalam masa transisi tersebut berlaku standar yang
terdapat dalam Standar ProfesionalAkuntan Publik per 1 Agustus 1994 dan Standar Profesional
Akuntan Publik per 1 Januari 2001.Setelahtanggal 31 Desember 2001, hanya ketentuan dalam
Seksi ini yang berlaku.
SA Seksi 323
PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA - SALDO AWAL
Sumber: PSA No. 56
PENDAHULUAN
01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi sebagai berikut: “Bukti audit kompeten
yang cukup harus diperolehmelalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan
konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakanpendapat atas laporan keuangan
auditan.”
02 Laporan keuangan tidak hanya menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha tahun
berjalan, namun jugamencerminkan dampak:
a. Transaksi yang dimasukkan dalam saldo yang dibawa ke tahun berikutnya dari tahun-
tahun sebelumnya.
b. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam tahun-tahun sebelumnya.
Kedua hal tersebut di atas dalam Seksi ini disebut dengan saldo awal. Dalam suatu perikatan
audit tahun pertama,sebelumnya auditor tidak memperoleh bukti audit yang mendukung saldo
awal tersebut.
03 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan bagi auditor berkenaan dengan
saldo awal bila laporankeuangan diaudit untuk pertama kalinya atau bila laporan keuangan
tahun sebelumnya diaudit oleh auditorindependen lain. Panduan ini juga harus
dipertimbangkan oleh auditor sedemikian rupa sehingga ia menyadarimengenai hal-hal
bersyarat (contingencies) dan komitmen yang ada pada awal tahun. Seksi ini tidak ditujukan
untukaudit atas laporan keuangan komparatif.
PROSEDUR AUDIT TERHADAP SALDO AWAL
04 Auditor harus memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk meyakini bahwa:
a. Saldo awal tidak mengandung salah saji yang mempunyai dampak material terhadap
laporan keuangan tahunberjalan.
b. Saldo penutup tahun sebelumnya telah dibawa dengan benar ke tahun berjalan atau
telah dinyatakan kembali,jika semestinya dilakukan.
c. Kebijakan akuntansi yang semestinya telah diterapkan secara konsisten.
05 Sifat dan luas bukti audit yang harus diperoleh auditor berkenaan dengan saldo awal
tergantung pada:
a. Kebijakan akuntansi yang dipakai oleh entitas yang bersangkutan.
b. Apakah laporan keuangan entitas tahun sebelumnya telah diaudit, dan jika demikian,
apakah pendapat auditoratas laporan keuangan tersebut berupa pendapat selain
pendapat wajar tanpa pengecualian.
c. Sifat akun dan risiko salah saji dalam laporan keuangan tahun berjalan.
06 Auditor harus menentukan bahwa saldo awal mencerminkan penerapan kebijakan
akuntansi yang semestinya danbahwa kebijakan tersebut diterapkan secara konsisten dalam
laporan keuangan tahun berjalan. Bila terdapatperubahan dalam kebijakan akuntansi atau
penerapannya, auditor harus memperoleh kepastian bahwa perubahantersebut memang
semestinya dilakukan dan dipertanggungjawabkan serta diungkapkan.
07 Bila laporan keuangan tahun sebelumnya telah diaudit oleh auditor lain, auditor
tahun berjalan dapat memperolehkeyakinan mengenai saldo awal dengan cara me-review
kertas kerja auditor pendahulu. Ia harus jugamempertimbangkan kompetensi dan independensi
profesional auditor pendahulu. Jika laporan auditor tahunsebelumnya berisi pendapat selain
pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor tahun berjalan harus memperhatikanbidang yang
relevan yang dikecualikan dalam audit tahun berjalan.
08 Auditor pengganti harus melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu sesuai
dengan yang diatur dalam SASeksi 315 [PSA No. 16] Komunikasi antara Auditor Pendahulu
dengan Auditor Pengganti .
09 Jika laporan keuangan tahun sebelumnya tidak diaudit atau jika auditor tidak dapat
memperoleh keyakinandengan me-review kertas kerja auditor pendahulu, ia harus
memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untukmendukung asersi yang terkandung dalam
saldo awal, sepanjang saldo-saldo tersebut berdampak terhadap laporankeuangan tahun
berjalan. Dalam hal ini, auditor harus melaksanakan prosedur lain seperti yang dijelaskan
dalamparagraf 10 dan paragraf 11.
10 Untuk aktiva dan kewajiban lancar, beberapa bukti audit biasanya diperoleh sebagai
bagian prosedur audit tahunberjalan. Sebagai contoh, penerimaan kas dari saldo piutang awal
tahun atau pembayaran saldo utang awal tahundalam tahun berjalan akan memberikan bukti
audit mengenai eksistensi, hak dan kewajiban, kelengkapan danpenilaian yang terkandung
dalam saldo awal akun-akun tersebut. Namun, dalam masalah sediaan, adalah lebih sulitbagi
auditor untuk memperoleh keyakinan mengenai sediaan yang ada di tangan pada awal
tahun.Oleh karena itu,prosedur tambahan biasanya diperlukan seperti misalnya dengan
pengamatan atas penghitungan fisik sediaan yangdilakukan kini dan rekonsiliasi atas hasilnya
kembali ke kuantitas sediaan pada awal tahun, pengujian penilaian possediaan awal, dan
penerapan pengujian laba bruto serta pengujian pisah batas. Kombinasi berbagai prosedur
tersebut
dapat memberikan bukti audit kompeten yang cukup.
11 Untuk aktiva dan kewajiban tidak lancar, seperti aktiva tetap, investasi, dan utang
jangka panjang, auditorbiasanya melakukan pemeriksaan terhadap catatan yang mendukung
saldo awal.Dalam hal tertentu, auditor dapatmemperoleh konfimasi saldo awal dari pihak
ketiga; sebagai contoh, untuk utang jangka panjang dan investasi.Dalam hal lainnya, auditor
mungkin perlu untuk melakukan berbagai prosedur audit tambahan.
PERTIMBANGAN PELAPORAN
12 Jika, setelah melaksanakan prosedur pemeriksaan yang dijelaskan dalam paragraf 10
dan paragraf 11 di atas,auditor tidak dapat memperoleh bukti audit kompeten yang cukup
berkenaan dengan saldo awal, ia harusmemberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau
menyatakan tidak memberikan pendapat, karena adanyabatasan atas lingkup auditnya. Contoh
laporan auditor yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian disajikandalam Lampiran 1
(paragraf 17).Sedangkan contoh laporan auditor yang berisi pernyataan tidak
memberikanpendapat disajikan dalam Lampiran 2 (paragraf 18).
13 Jika auditor berkesimpulan saldo awal berisi salah saji yang dapat berdampak
material terhadap laporankeuangan tahun berjalan, ia harus memberitahu manajemen, dan
setelah mendapat izin dari manajemen, danmelakukan komunikasi dengan auditor pendahulu,
jika hal demikian diperlukan. Jika dampak salah saji tersebuttidak dipertanggungjawabkan dan
diungkapkan semestinya dalam laporan keuangan, auditor harus memberikanpendapat wajar
dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar.
14 Jika kebijakan akuntansi tahun berjalan tidak diterapkan secara konsisten dalam
hubungannya dengan saldo awaldan jika perubahan tersebut tidak dipertanggungjawabkan dan
diungkapkan semestinya serta dampaknya material,auditor harus memberikan pendapat wajar
dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar.
15 Jika laporan auditor atas laporan keuangan entitas tahun sebelumnya berisi
pendapat selain pendapat wajar tanpapengecualian, auditor harus mempertimbangkan dampak
pendapat tersebut atas laporan keuangan tahun berjalan.Sebagai contoh, jika terdapat
pembatasan atas lingkup audit, seperti karena tidak dapat ditentukannya sediaan awaltahun
sebelumnya, auditor tidak perlu memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau
menyatakan tidakmemberikan pendapat dalam laporan auditnya tahun berjalan.Namun, jika
pengecualian atau pernyataan tidakmemberikan pendapat atas laporan keuangan tahun
sebelumnya tetap relevan dan material dalam laporan keuangantahun berjalan, auditor harus
memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau pernyataan tidak
memberikanpendapat.
TANGGAL BERLAKU EFEKTIF
16 Seksi ini berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2001. Penerapan lebih awal dari tanggal
efektif berlakunya aturandalam Seksi ini diizinkan.Masa transisi ditetapkan mulai dari Agustus
2001 sampai dengan 31 Desember 2001.Dalam masa transisi tersebut berlaku standar yang
terdapat dalam Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Agustus1994 dan Standar Profesional
Akuntan Publik per 1 Januari 2001.Setelah tanggal 31 Desember 2001, hanyaketentuan dalam
Seksi ini yang berlaku.
LAMPIRAN 1
17 Contoh pendapat wajar dengan pengecualian karena batasan terhadap lingkup audit
atas saldo awal, namun tidakmaterial dan tidak berdampak luas
Laporan Auditor Independen
[Pihak yang dituju oleh auditor]
[Sama dengan paragraf pertama laporan auditor bentuk baku]
Kecuali seperti yang diuraikan dalam paragraf berikut ini, kami melaksanakan audit berdasar
standar auditing yangditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan
kami merencanakan dan melaksanakan auditagar kami memperoleh keyakinan memadai
bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Audit meliputipemeriksaan, atas dasar
pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam
laporankeuangan.Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan
estimasi signifikan yang dibuatoleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan
keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa auditkami memberikan dasar memadai untuk
menyatakan pendapat.
Kami tidak dapat memperoleh konfirmasi independen atas piutang usaha yang dicantumkan
sebesar Rpxxx padatanggal 31 Desember 20X1, dan kami tidak dapat memperoleh keyakinan
mengenai saldo tersebut melalui proseduraudit lainnya. Salah saji saldo piutang usaha tersebut
akan berdampak terhadap hasil usaha untuk tahun yangberakhir tanggal 31 Desember 20X2.
Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak penyesuaian yang kami sebutkan di atas, jika
ada, yang mungkinperlu dilakukan jika kami memeriksa bukti audit tentang saldo awal piutang
usaha tersebut, laporan keuangan yangkami sebut salam paragraf pertama di atas menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisikeuangan perusahaan KXT tanggal 31
Desember 20X2, hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir padatanggal tersebut
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
[Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan publik]
[Tanggal]
LAMPIRAN 2
18 Contoh pernyataan tidak memberikan pendapat karena batasan terhadap lingkup
audit atas saldo awal yangmaterial dan berdampak luas.
Laporan Auditor Independen
[Pihak yang dituju oleh auditor]
[Sama dengan paragraf pertama laporan auditor bentuk baku]
Kecuali seperti yang diuraikan dalam paragraf berikut ini, kami melaksanakan audit berdasar
standar auditing yangditerapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan
kami merencanakan dan melaksanakan auditagar kami memperoleh keyakinan memadai
bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Audit meliputipemeriksaan, atas dasar
pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam
laporankeuangan.Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan
estimasi signifikan yang dibuatoleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan
keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa auditkami memberikan dasar memadai untuk
menyatakan pendapat.
Kami tidak melaksanakan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan yang dicantumkan
sebesar Rpxxx padatanggal 31 Desember 20X1, yang merupakan bagian signifikan dalam aktiva
perusahaan, karena penghitungan fisiktersebut dilaksanakan sebelum kami ditunjuk sebagai
auditor perusahaan. Kami tidak dapat memperoleh keyakinanmemadai tentang kuantitas
sediaan tersebut pada tanggal itu dengan prosedur audit lainnya.
Karena masalah tersebut sangat signifikan berkenaan dengan hasil usaha untuk tahun yang
berakhir tanggal 31Desember 20X2, lingkup audit kami tidak cukup untuk memungkinkan kami
menyatakan, dan kami tidakmenyatakan, pendapat atas laporan laba-rugi, dan saldo laba dan
laporan arus kas untuk tahun yang berakhir padatanggal tersebut.
Menurut pendapat kami, neraca yang kami sebut dalam paragraf pertama di atas menyajikan
secara wajar, dalamsemua hal yang material, posisi keuangan perusahaan KXT tanggal 31
Desember 20X2 sesuai dengan prisnipakuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
[Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan publik]
[Tanggal]

More Related Content

What's hot

Liabilities & Equity
Liabilities & EquityLiabilities & Equity
Liabilities & EquityIndra Yu
 
Makalah jasa dan pelaporan lain
Makalah jasa dan pelaporan lainMakalah jasa dan pelaporan lain
Makalah jasa dan pelaporan laindewi masita
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan auditIndah Dwi Lestari
 
Hubungan kantor pusat dan cabang
Hubungan kantor pusat dan cabangHubungan kantor pusat dan cabang
Hubungan kantor pusat dan cabangFadhil Rahmat
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususHubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususDIAN WAHYU KARTIKA CANIAGO
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2Ratih Anjilni
 
penggabungan usaha AKL 1 Tgs 7
penggabungan usaha AKL 1 Tgs 7penggabungan usaha AKL 1 Tgs 7
penggabungan usaha AKL 1 Tgs 7Rendra Safa'at
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingFergieta Prahasdhika
 
Pengauditan siklus produksi persediaan
Pengauditan siklus produksi persediaanPengauditan siklus produksi persediaan
Pengauditan siklus produksi persediaanDina Nurmariyani
 
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Livi Pungus
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
 

What's hot (20)

Perencanaan audit
Perencanaan auditPerencanaan audit
Perencanaan audit
 
Liabilities & Equity
Liabilities & EquityLiabilities & Equity
Liabilities & Equity
 
Makalah jasa dan pelaporan lain
Makalah jasa dan pelaporan lainMakalah jasa dan pelaporan lain
Makalah jasa dan pelaporan lain
 
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audit
 
Hubungan kantor pusat dan cabang
Hubungan kantor pusat dan cabangHubungan kantor pusat dan cabang
Hubungan kantor pusat dan cabang
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususHubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
 
Laporan keuangan
Laporan keuanganLaporan keuangan
Laporan keuangan
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
 
Psak 34-kontrak-konstruksi-ias-11
Psak 34-kontrak-konstruksi-ias-11Psak 34-kontrak-konstruksi-ias-11
Psak 34-kontrak-konstruksi-ias-11
 
penggabungan usaha AKL 1 Tgs 7
penggabungan usaha AKL 1 Tgs 7penggabungan usaha AKL 1 Tgs 7
penggabungan usaha AKL 1 Tgs 7
 
Kombinasi Bisnis 1.ppt
Kombinasi Bisnis 1.pptKombinasi Bisnis 1.ppt
Kombinasi Bisnis 1.ppt
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
 
Subsequent event ppt 1
Subsequent event ppt 1Subsequent event ppt 1
Subsequent event ppt 1
 
Subsequent events
Subsequent eventsSubsequent events
Subsequent events
 
Pengauditan siklus produksi persediaan
Pengauditan siklus produksi persediaanPengauditan siklus produksi persediaan
Pengauditan siklus produksi persediaan
 
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
 

Viewers also liked

Tugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalTugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalMhd. Abdullah Hamid
 
Sample engagement letter
Sample engagement letterSample engagement letter
Sample engagement letterSGB Media Group
 
Opini Auditor Independen dan Laporan Keuangan Yayasan Penabulu Tahun 2009
Opini Auditor Independen dan Laporan Keuangan Yayasan Penabulu Tahun 2009Opini Auditor Independen dan Laporan Keuangan Yayasan Penabulu Tahun 2009
Opini Auditor Independen dan Laporan Keuangan Yayasan Penabulu Tahun 2009penabulu
 
Engagement letter for Multicultural Marketing Project
Engagement letter for Multicultural Marketing ProjectEngagement letter for Multicultural Marketing Project
Engagement letter for Multicultural Marketing ProjectPrajakta Talathi
 
Sample audit engagement letter final2 jan 2011
Sample audit engagement letter final2 jan 2011Sample audit engagement letter final2 jan 2011
Sample audit engagement letter final2 jan 2011mydiu48
 
Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor
Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditorKuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor
Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditorRose Meea
 

Viewers also liked (10)

Surat perikatan-audit
Surat perikatan-auditSurat perikatan-audit
Surat perikatan-audit
 
Tugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalTugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internal
 
Piutang
PiutangPiutang
Piutang
 
Sample engagement letter
Sample engagement letterSample engagement letter
Sample engagement letter
 
Opini Auditor Independen dan Laporan Keuangan Yayasan Penabulu Tahun 2009
Opini Auditor Independen dan Laporan Keuangan Yayasan Penabulu Tahun 2009Opini Auditor Independen dan Laporan Keuangan Yayasan Penabulu Tahun 2009
Opini Auditor Independen dan Laporan Keuangan Yayasan Penabulu Tahun 2009
 
Engagement letter for Multicultural Marketing Project
Engagement letter for Multicultural Marketing ProjectEngagement letter for Multicultural Marketing Project
Engagement letter for Multicultural Marketing Project
 
Sample audit engagement letter final2 jan 2011
Sample audit engagement letter final2 jan 2011Sample audit engagement letter final2 jan 2011
Sample audit engagement letter final2 jan 2011
 
Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor
Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditorKuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor
Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor
 
Laporan Audit
Laporan AuditLaporan Audit
Laporan Audit
 
Hukum Fidusia
Hukum FidusiaHukum Fidusia
Hukum Fidusia
 

Similar to P6

Praktek Audit
Praktek AuditPraktek Audit
Praktek Auditrazelia9
 
Surat perikatan audit
Surat perikatan auditSurat perikatan audit
Surat perikatan auditAbi Bidah
 
Kelompok_3_Audit_Reports-topic_5[1][1].pptx
Kelompok_3_Audit_Reports-topic_5[1][1].pptxKelompok_3_Audit_Reports-topic_5[1][1].pptx
Kelompok_3_Audit_Reports-topic_5[1][1].pptxabdillahzamri
 
Auditor chapter 2
Auditor chapter 2Auditor chapter 2
Auditor chapter 2purplenhyy
 
laporan_audit_ppt.pptx
laporan_audit_ppt.pptxlaporan_audit_ppt.pptx
laporan_audit_ppt.pptxWawYey
 
Makalah Gambaran Tingkat Jaminan dan jasa jasa lainnya_Oleh Hidayati
Makalah Gambaran Tingkat Jaminan dan jasa jasa lainnya_Oleh HidayatiMakalah Gambaran Tingkat Jaminan dan jasa jasa lainnya_Oleh Hidayati
Makalah Gambaran Tingkat Jaminan dan jasa jasa lainnya_Oleh HidayatiDayati Dokpopers
 
Bab_7_PENERIMAAN_PENUGASAN_DAN_PERENCANAAN_AUDIT.ppt
Bab_7_PENERIMAAN_PENUGASAN_DAN_PERENCANAAN_AUDIT.pptBab_7_PENERIMAAN_PENUGASAN_DAN_PERENCANAAN_AUDIT.ppt
Bab_7_PENERIMAAN_PENUGASAN_DAN_PERENCANAAN_AUDIT.pptMonaAmelia
 
Bab_7_PENERIMAAN_PENUGASAN_DAN_PERENCANAAN_AUDIT.ppt
Bab_7_PENERIMAAN_PENUGASAN_DAN_PERENCANAAN_AUDIT.pptBab_7_PENERIMAAN_PENUGASAN_DAN_PERENCANAAN_AUDIT.ppt
Bab_7_PENERIMAAN_PENUGASAN_DAN_PERENCANAAN_AUDIT.pptAnisyaSukmawati1
 
Penerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan auditPenerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan auditCecylia Preketeg
 
Kode etik akuntan
Kode etik akuntanKode etik akuntan
Kode etik akuntanmingina
 
Bab 3 2012110006 andre pratama ondang
Bab 3 2012110006 andre pratama ondangBab 3 2012110006 andre pratama ondang
Bab 3 2012110006 andre pratama ondangandre085252
 
(Pert 1) bab 3 audit reports
(Pert 1) bab 3 audit reports(Pert 1) bab 3 audit reports
(Pert 1) bab 3 audit reportsIlham Sousuke
 
Jasa lain kantor akuntan publik
Jasa lain kantor akuntan publikJasa lain kantor akuntan publik
Jasa lain kantor akuntan publikDina Nurmariyani
 

Similar to P6 (20)

Praktek Audit
Praktek AuditPraktek Audit
Praktek Audit
 
Pra audit
Pra auditPra audit
Pra audit
 
Surat perikatan audit
Surat perikatan auditSurat perikatan audit
Surat perikatan audit
 
Kelompok_3_Audit_Reports-topic_5[1][1].pptx
Kelompok_3_Audit_Reports-topic_5[1][1].pptxKelompok_3_Audit_Reports-topic_5[1][1].pptx
Kelompok_3_Audit_Reports-topic_5[1][1].pptx
 
Auditor chapter 2
Auditor chapter 2Auditor chapter 2
Auditor chapter 2
 
Resume silabus 9
Resume silabus 9Resume silabus 9
Resume silabus 9
 
laporan_audit_ppt.pptx
laporan_audit_ppt.pptxlaporan_audit_ppt.pptx
laporan_audit_ppt.pptx
 
Makalah Gambaran Tingkat Jaminan dan jasa jasa lainnya_Oleh Hidayati
Makalah Gambaran Tingkat Jaminan dan jasa jasa lainnya_Oleh HidayatiMakalah Gambaran Tingkat Jaminan dan jasa jasa lainnya_Oleh Hidayati
Makalah Gambaran Tingkat Jaminan dan jasa jasa lainnya_Oleh Hidayati
 
Audit Report
Audit ReportAudit Report
Audit Report
 
Sa seksi 801
Sa seksi 801Sa seksi 801
Sa seksi 801
 
Bab_7_PENERIMAAN_PENUGASAN_DAN_PERENCANAAN_AUDIT.ppt
Bab_7_PENERIMAAN_PENUGASAN_DAN_PERENCANAAN_AUDIT.pptBab_7_PENERIMAAN_PENUGASAN_DAN_PERENCANAAN_AUDIT.ppt
Bab_7_PENERIMAAN_PENUGASAN_DAN_PERENCANAAN_AUDIT.ppt
 
Bab_7_PENERIMAAN_PENUGASAN_DAN_PERENCANAAN_AUDIT.ppt
Bab_7_PENERIMAAN_PENUGASAN_DAN_PERENCANAAN_AUDIT.pptBab_7_PENERIMAAN_PENUGASAN_DAN_PERENCANAAN_AUDIT.ppt
Bab_7_PENERIMAAN_PENUGASAN_DAN_PERENCANAAN_AUDIT.ppt
 
Penerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan auditPenerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan audit
 
Quiz 4 the building blocks of auditing
Quiz 4   the building blocks of auditingQuiz 4   the building blocks of auditing
Quiz 4 the building blocks of auditing
 
Kode etik akuntan
Kode etik akuntanKode etik akuntan
Kode etik akuntan
 
Bab 3 2012110006 andre pratama ondang
Bab 3 2012110006 andre pratama ondangBab 3 2012110006 andre pratama ondang
Bab 3 2012110006 andre pratama ondang
 
Rangkuman audit
Rangkuman auditRangkuman audit
Rangkuman audit
 
AUDITING 3
AUDITING 3AUDITING 3
AUDITING 3
 
(Pert 1) bab 3 audit reports
(Pert 1) bab 3 audit reports(Pert 1) bab 3 audit reports
(Pert 1) bab 3 audit reports
 
Jasa lain kantor akuntan publik
Jasa lain kantor akuntan publikJasa lain kantor akuntan publik
Jasa lain kantor akuntan publik
 

P6

  • 1. SA Seksi 320 SURAT PERIKATAN AUDIT Sumber: PSA No. 55 Lihat Seksi 9320 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan tentang: a. Persetujuan dengan klien tentang syarat-syarat perikatan (engagement). b. Tanggapan auditor terhadap permintaan klien untuk mengubah syarat-syarat suatu perikatan ke perikatan dengan tingkat keyakinan yang lebih rendah. 02 Auditor dan klien harus setuju atas syarat-syarat perikatan. Syarat-syarat yang telah disetujuibersama perlu dicatat dalam suatu surat perikatan (engagement letter). 03 Seksi ini ditujukan untuk membantu auditor dalam menyusun surat perikatan yang berkaitandengan audit laporan keuangan. Panduan ini juga berlaku untuk jasa yang berkaitan. Jika jasa lain sepertijasa perpajakan, akuntansi, konsultansi manajemen harus disediakan, bentuk surat perikatan yang terpisahdapat digunakan. Contoh isi surat perikatan untuk jasa kompilasi laporan keuangan dapat dilihat padaLampiran B dalam SAR Seksi 100 (PSAR No. 01) Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan, danuntuk jasa review atas laporan keuangan dapat dilihat pada Lampiran C Pernyataan atau Seksi tersebut. SURAT PERIKATAN AUDIT 04 Baik klien maupun auditor berkepentingan untuk mengirim surat perikatan, lebih baik sebelumdimulainya suatu perikatan, untuk menghindari salah paham berkenaan dengan perikatan tersebut. Suratperikatan dapat pula mendokumentasikan dan menegaskan
  • 2. penerimaan auditor atas penunjukan perikatan,tujuan dan lingkup audit, dan luasnya tanggung jawab auditor kepada klien dan bentuk laporan. ISI POKOK 05 Bentuk dan isi surat perikatan audit dapat bervariasi di antara klien, namun surat tersebutumumnya berisi: a. Tujuan audit atas laporan keuangan. b. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan. c. Lingkup audit, termasuk penyebutan undang-undang, peraturan, pernyataan dari badan professional yang harus dianut oleh auditor. d. Bentuk laporan atau bentuk komunikasi lain yang akan digunakan oleh auditor untuk menyampaikan hasil perikatan. e. Fakta bahwa karena sifat pengujian dan keterbatasan bawaan lain suatu audit, dan dengan keterbatasan bawaan pengendalian intern, terdapat risiko yang tidak dapat dihindari tentang kemungkinan beberapa salah saji material tidak dapat terdeteksi. f. Akses yang tidak dibatasi terhadap catatan, dokumentasi, dan informasi lain apa pun yang diminta oleh auditor dalam hubungannya dengan audit. g. Pembatasan atas tanggung jawab auditor. h. Komunikasi melalui e-mail. 06 Auditor dapat pula memasukkan hal berikut ini dalam surat perikatan auditnya: a. Pengaturan berkenaan dengan perencanaan auditnya. b. Harapan untuk menerima konfirmasi tertulis dari manajemen tentang representasi yang dibuat dalam hubungannya dengan audit. c. Permintaan kepada klien untuk menegaskan bahwa syarat-syarat perikatan telah sesuai dengan membuat tanda penerimaan surat perikatan audit. d. Penjelasan setiap surat atau laporan yang diharapkan oleh auditor untuk diterbitkan bagi kliennya. e. Basis perhitungan fee dan pengaturan penagihannya.
  • 3. 07 Jika relevan, butir-butir berikut ini dapat pula dimasukkan dalam surat perikatan audit: a. Pengaturan tentang pengikutsertaan auditor lain dan/atau tenaga ahli dalam beberapa aspek audit. b. Pengaturan tentang pengikutsertaan auditor intern dan staf klien yang lain. c. Pengaturan, jika ada, yang harus dibuat dengan auditor pendahulu, dalam hal audit tahun pertama. d. Pembatasan atas kewajiban auditor jika kemungkinan ini ada. e. Suatu pengacuan ke perjanjian lebih lanjut antara auditor dengan kliennya. Contoh surat perikatan audit disajikan pada Lampiran (paragraf 20). AUDIT ATAS KOMPONEN 08 Bila auditor induk perusahaan juga bertindak sebagai auditor anak perusahaan, cabang ataudivisi (komponen), ia harus memperhatikan faktor-faktor berikut ini dalam mempertimbangkan apakah perlu mengirimkan surat perikatan audit secara terpisah kepada komponen: a. Siapa yang menunjuk auditor bagi komponen. b. Apakah laporan audit terpisah harus diterbitkan untuk setiap komponen. c. Persyaratan hukum. d. Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan oleh auditor lain. e. Tingkat kepemilikan oleh induk perusahaan. f. Tingkat independensi manajemen komponen. AUDIT BERULANGKALI 09 Dalam audit yang berulangkali, auditor harus mempertimbangkan apakah terdapat keadaanyang memerlukan revisi terhadap syarat-syarat perikatan dan klien perlu diingatkan tentang syarat-syaratperikatan yang masih berlaku.
  • 4. 10 Auditor dapat memutuskan untuk tidak mengirim surat perikatan setiap periode. Namun,faktor-faktor berikut ini mungkin menyebabkan perlunya auditor mengirim surat perikatan yang baru: a. Adanya petunjuk bahwa klien salah paham mengenai tujuan dan lingkup audit. b. Adanya revisi atau syarat-syarat perikatan khusus. c. Perubahan manajemen senior, dewan komisaris atau kepemilikan. d. Perubahan signifikan dalam sifat dan ukuran bisnis klien. e. Persyaratan hukum. PENERIMAAN PERUBAHAN PERIKATAN 11 Sebelum menyelesaikan perikatannya, auditor yang diminta untuk mengubah perikatan tersebutke perikatan yang memberikan tingkat keyakinan yang lebih rendah, harus mempertimbangkan kelayakanpermintaan tersebut. 12 Permintaan dari klien yang ditujukan kepada auditor untuk mengubah perikatan dapat terjadisebagai akibat dari perubahan keadaan yang mempengaruhi kebutuhan terhadap jasa audit, kesalahpahamantentang sifat audit atau jasa terkait yang pada mulanya diminta oleh klien atau pembatasan atas lingkupperikatan, baik yang dilakukan oleh manajemen atau disebabkan oleh keadaan. Auditor mempertimbangkansecara cermat alasan yang mendasari permintaan tersebut, terutama implikasi pembatasan lingkupperikatan. 13 Perubahan keadaan yang berdampak terhadap persyaratan entitas atau kesalahpahaman tentangsifat jasa yang semula diminta biasanya dipandang beralasan sebagai basis permintaan perubahan dalamsurat perikatan. Sebaliknya, perubahan dipandang tidak beralasan jika perubahan yang diminta klienberkaitan dengan informasi yang tidak benar, tidak lengkap, atau tidak memuaskan. 14 Sebelum menyetujui perubahan perikatan audit ke jasa yang berkaitan, auditor yang ditugasiuntuk melaksanakan perikatan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan
  • 5. Ikatan Akuntan Indonesia perlu mempertimbangkan, sebagai tambahan terhadap masalah- masalah di atas, implikasiperubahan tersebut dari segi hukum dan kontrak. 15 Jika auditor berkesimpulan, bahwa terdapat alasan yang layak untuk mengubah perikatan danjika pekerjaan audit yang dilaksanakan telah mematuhi standar auditing yang berlaku untuk perikatan yangberubah tersebut, laporan yang diterbitkan perlu didasarkan pada syarat-syarat baru untuk perikatantersebut. Untuk menghindari kerancuan pembaca laporan tidak boleh mengacu ke: a. Perikatan semula, atau b. Prosedur yang mungkin telah dilaksanakan dalam perikatan semula, kecuali bila perikatan telah diubahke perikatan untuk melaksanakan prosedur yang disepakati dan oleh karena itu pengacuan ke proseduryang dilaksanakan merupakan bagian normal laporan tersebut. 16 Jika syarat-syarat perikatan diubah, auditor dan klien harus bersepakat atas syarat- syarat barutersebut. 17 Auditor harus tidak menyetujui perubahan perikatan jika terdapat alasan yang tidak layak.Sebagai contoh, dalam perikatan audit, jika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit semestinya yangcukup tentang piutang dan kemudian klien meminta untuk mengubah perikatan ke perikatan review untukmenghindari pendapat wajar dengan pengecualian atau pernyataan tidak memberikan pendapat. 18 Jika auditor tidak dapat menyetujui perubahan perikatan dan tidak diperbolehkan oleh klienuntuk meneruskan perikatan semula, auditor harus menarik diri dari perikatan dan mempertimbangkanapakah ada kewajiban, baik secara kontrak atau yang lain, untuk melaporkan keadaan yang menyebabkanpenarikan dirinya kepada pihak lain, seperti dewan komisaris atau pemegang saham.
  • 6. TANGGAL BERLAKU EFEKTIF 19 Seksi ini berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2001. Penerapan lebih awal dari tanggal efektifberlakunya aturan dalam Seksi ini diizinkan.Masa transisi ditetapkan mulai dari 1 Agustus 2001 sampaidengan 31 Desember 2001.Dalam masa transisi tersebut berlaku standar yang terdapat dalam StandarProfesional Akuntan Publik per 1 Agustus 1994 dan Standar Profesioanl Akuntan Publik per 1 Januari2001. Setelah tanggal 31 Desember 2001, hanya ketentuan dalam Seksi ini yang berlaku. LAMPIRAN: CONTOH SURAT PERIKATAN AUDIT 20 Berikut ini disajikan contoh surat perikatan audit atas keuangan historis. Auditor harusmempertimbangkan berbagai aturan yang digariskan dalam Seksi ini sesuai dengan keadaan yangdihadapinya dalam setiap perikatan secara individual. Kepada Dewan Komisaris atau Pihak Lain yang Memiliki Kewenangan dan Tanggung Jawab Setara Saudara telah meminta kami untuk mengaudit neraca ……………… (selanjutnya disebut “Perusahaan”)tanggal …………………, dan laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuktahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Surat ini menegaskan penerimaan kami dan pemahaman kamiatas perikatan ini. Audit kami akan kami laksanakan dengan tujuan untuk menyatakan pendapat kami ataslaporan keuangan tersebut. Kami akan melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.Standar tersebut mengaharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinanbahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasarpengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Auditjuga akan meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat olehmanajemen, serta penilaian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuanPernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.Pendapat
  • 7. kami atas laporan keuangan tersebut adalah tergantung dari hasil penerapan prosedur- proseduraudit yang akan kami laksanakan, oleh karena itu, kami tidak memberikan jaminan bahwa kami dapatmemberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan tersebut di atas. Sebagai bagian dari proses audit, kami akan melakukan permintaan keterangan dari manajemen tentangpernyataan manajemen yang disajikan dalam laporan keuangan. Kami juga akan meminta pernyataantertulis dari manajemen yang menjelaskan bahwa penyajian laporan keuangan adalah tanggung jawabmanajemen dan penegasan tertulis lainnya untuk mengkonfirmasi beberapa pernyataan yang dibuat olehmanajemen kepada kami selama proses audit kami. Tanggapan manajemen atas permintaan keterangankami dan perolehan pernyataan tertulis dari manajemen diwajibkan oleh standar auditing sebagai bagiandari bukti audit yang akan kami andalkan sebagai dasar dalam memberikan pendapat atas laporankeuangan. Karena pentingnya surat pernyataan manajemen tersebut, Perusahaan setuju untuk membebaskandan mengganti rugi kepada ……. (nama KAP yang bersangkutan) dan stafnya atas segala tuntutan,kewajiban, dan biaya-biaya yang akan dikeluarkan sebagai akibat dari kesalahan pernyataan manajemenberkaitan dengan jasa audit yang kami berikan sesuai dengan perikatan ini. Audit kami mengandung risiko bawaan bahwa bila terdapat kekeliruan dan ketidakberesan material,termasuk kecurangan atau pemalsuan, mungkin tidak akan terdeteksi. Namun, bila kami menemukanadanya hal-hal tersebut dalam audit kami, informasi tersebut akan kami sampaikan kepada saudara. Sebagai tambahan laporan audit kami atas laporan keuangan, kami akan menyampaikan surat terpisahtentang kelemahan signifikan pengendalian intern yang kami temukan dalam audit yang kami lakukan.
  • 8. Kami mengingatkan Saudara bahwa tanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan, termasukpengungkapan memadai merupakan tanggung jawab manajemen perusahaan.Tanggung jawab inimencakup pula penyelenggaraan catatan akuntansi dan pengendalian intern memadai, pemilihan danpenerapan kebijakan akuntansi, dan penjagaan keamanan aktiva perusahaan. Sebagai bagian dari prosesaudit, kami akan meminta penegasan tertulis dari Saudara tentang representasi yang Saudara buat untukkami dalam rangka audit yang kami laksanakan. Kami mengharapkan kerja sama penuh dari staf Saudara dan kami yakin bahwa mereka akan menyediakancatatan, dokumentasi, dan informasi lain yang kami perlukan dalam rangka audit kami. Berdasarkan diskusitentang operasi perusahaan dan perencanaan audit kami, fee audit kami perkirakan sebesar Rp-------ditambah direct out of pocket expenses dan Pajak Pertambahan Nilai. Fee tersebut kami hitung berdasarkanwaktu yang diperlukan oleh staf yang kami tugasi untuk melaksanakan audit ini dan tarif per jam staf yangkami tugasi, yang bervariasi sesuai dengan tingkat tanggung jawab yang dipikul dan pengalaman sertakeahlian yang diperlukan. Jumlah tersebut akan kami tagih sesuai dengan kemajuan pekerjaan kami. Surat perikatan audit ini akan efektif berlaku untuk tahun-tahun yang akan datang kecuali jika dihentikan,diubah, atau diganti. Silahkan menandatangai dan mengembalikan copy surat perikatan audit terlampir yang menunjukkankesepakatan Saudara atas pengaturan tentang audit atas laporan keuangan tersebut di atas. Terima kasih atas kesempatan yang Saudara berikan kepada kami untuk menyediakan jasa audit bagiSaudara. PT KXT Kantor Akuntan Publik
  • 9. SA seksi 9320 1. PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN AUDITAN DAN PROFIL PERUSAHAAN KEPADA PEMERINTAH MELALUI AKUNTAN PUBLIK [Sumber IPSA No. 55.01; Tanggal Penerbitan Januari 1999] PERTANYAAN 01 Dalam upaya menciptakan transparansi dalam dunia usaha, pemerintah telahmengeluarkan Undang-undang No. 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, dan PeraturanPemerintah No. 24 tahun 1998 tentang Informasi Keuangan Tahunan Perusahaan sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 tahun 1999, sertaKeputusan Menteri Perindustrian, dan Perdagangan Nomor 525/MPP/Kep/XI/1998 tentangPenyelenggaraan Pendaftaran Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan. Untuk menindaklanjutiupaya tersebut, Direktur Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai, Direktorat Jendral LembagaKeuangan telah mengirim kepada kantor akuntan publik surat No. S- 5694/LK/98 tanggal 8Desember 1998 mengenai Pemberitahuan tentang Kewajiban Perseroan Terbatas (PT) untukMenyampaikan Laporan Keuangan Hasil Audit dan Profil Perusahaan kepada Pemerintah MelaluiAkuntan Publik. Dalam surat tersebut dinyatakan bahwa perseroan terbatas wajib menyampaikanlaporan keuangan auditan dan profil perusahaan melalui akuntan publik yang melakukan auditatas laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, menurut surat tersebut, perseroan terbatasdiwajibkan untuk membuat surat kuasa kepada akuntan publik untuk menyerahkan keduadokumen tersebut kepada pemerintah, dan berdasarkan surat kuasa tersebut, akuntan publik wajibmenyerahkan kedua dokumen tersebut kepada pemerintah. Bagaimana kantor akuntan public memenuhi ketentuan yang mewajibkan akuntan publik meminta surat kuasa dari Direksiperseroan terbatas untuk menyerahkan laporan keuangan auditan dan profil perusahaan kepadapemerintah. 02 Jika klien tidak bersedia menyerahkan laporan keuangan auditan dan profileperusahaan kepada pemerintah melalui kantor akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan tersebut, apa yang dilakukan oleh auditor? INTERPRETASI 03 Menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, perseroan terbatas yangmemenuhi persyaratan berikut ini wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan (LKTP) dan profil perusahaan kepada pemerintah melalui kantor akuntan publik:
  • 10. 1. Merupakan perseroan terbuka (PT Tbk) 2. Memiliki bidang usaha perseroan berkaitan dengan pengerahan dana masyarakat. 3. Mengeluarkan surat pengakuan utang, atau 4. Memiliki jumlah aktiva atau kekayaan paling sedikit Rp 50.000.000.000 danRp 25.000.000.000 (dua puluh lima milyar rupiah) mulai tahun buku 2000. 5. Merupakan debitur yang laporan keuangan tahunannya diwajibkan oleh bank untuk diaudit. 6. Perusahaan asing yang berkedudukan dan menjalankan usahanya di wilayah negara RepublikIndonesia menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk didalamnya kantor cabang, kantor pembantu, anak perusahaan, serta agen dan perwakilan dariperusahaan itu yang mempunyai wewenang untuk mengadakan perjanjian. 7. Perusahaan perseroan (persero) perusahaan umum (perum) dan perusahaan daerah. Tambahan Peraturan Untuk memenuhi ketentuan dalam Surat Direktur Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilaitersebut, akuntan publik dapat menempuh langkah berikut ini: 1. Memasukkan kalimat berikut ini dalam surat perikatan audit:Untuk memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku, Saudara telahmenyetujui untuk memberikan surat kuasa kepada kami guna menyerahkan laporankeuangan tahunan perusahaan yang telah kami audit dan profil perusahaan kepadaDirektorat Pendaftaran Perusahaan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 2. Jika klien tidak bersedia memberikan surat kuasa kepada kantor akuntan publik untukmenyerahkan laporan keuangan tahunan perusahaan dan profil perusahaan kepadapemerintah, maka kewajiban penyampaian kedua dokumen tersebut menjadi tanggung jawabklien, dan akuntan publik harus meminta pernyataan tertulis dari klien tentang kesanggupanklien untuk menyerahkan kedua dokumen tersebut kepada pemerintah. 04 Jika setelah laporan auditor diterbitkan, klien menolak untuk menyerahkan laporankeuangan tahunan perusahaan dan profil perusahaan kepada Direktorat Pendaftaran Perusahaan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan melalui kantor akuntan publik, kantor akuntan publik yang bersangkutan wajib melaporkan tentang penolakan klien tersebut kepada instansi tersebut diatas. Contoh surat yang berisi laporan tentang penolakan klien tersebut disajikan berikut ini: (Tanggal) Yth. Kepala Kantor Pendaftaran Perusahaan Tingkat Pusat
  • 11. u.p. Direktorat Pendaftaran Perusahaan Departemen Perindustrian dan Perdagangan Gedung Blok II Lantai 5 Jl. MI. Ridwan Rais No. 5 Jakarta 10110 Dengan hormat, Kami telah selesai melakukan audit atas laporan keuangan PT KXT tahun buku 20X0 dan telahmenerbitkan laporan audit per tanggal …………….. Berhubung Direksi PT KXT tidak bersedia untuk menyerahkan laporan keuangan tahunanperusahaan dan profil perusahaan yang berkaitan dengan tahun buku yang kami audit melaluikantor kami, kami tidak dapat menyerahkan kedua dokumen tersebut kepada Kantor PendaftaranPerusahaan Tingkat Pusat, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terima kasih atas perhatian Saudara. [Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan public] TANGGAL BERLAKU EFEKTIF 05 Interpretasi Pernyataan ini berlaku efektif untuk perikatan audit atas laporan keuangan tahun buku 1998 dan sesudahnya
  • 12. SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup prosedur audityang harus dilaksanakan dalam suatu audit atas laporan keuangan entitas. Salah satu faktor adalaheksistensi fungsi audit intern.1 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkanpekerjaan auditor intern dan dalam menggunakan auditor intern untuk menyediakan bantuan langsung dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan AkuntanIndonesia. PERAN AUDITOR DAN AUDITOR INTERN 02 Salah satu tanggung jawab auditor dalam audit atas laporan keuangan berdasarkan standar auditingyang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia adalah untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukupsebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan entitas. Dalam memenuhitanggung jawab ini, auditor mempertahankan independensinya dari entitas tersebut. 03 Auditor intern bertanggung jawab untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi, memberikankeyakinan dan rekomendasi, dan informasi lain kepada manajemen entitas dan dewan komisaris, ataupihak lain yang setara wewenang dan tanggung jawabnya. Untuk memenuhi tanggung jawabnyatersebut, auditor intern mempertahankan objektivitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yangdiauditnya. PEMEROLEHAN PEMAHAMAN TENTANG FUNGSI AUDIT INTERN 04 Tanggung jawab penting fungsi audit intern adalah memantau kinerja pengendalian entitas. Padawaktu auditor berusaha memahami pengendalian intern,3 ia harus berusaha memahami fungsi auditintern yang cukup untuk mengidentifikasi aktivitas audit intern yang relevan dengan perencanaan audit.Lingkup prosedur yang diperlukan untuk memahaminya bervariasi, tergantung atas sifat aktivitas auditintern tersebut.
  • 13. 05 Auditor biasanya harus meminta keterangan kepada manajemen yang bersangkutan dan staf auditintern mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan auditor intern berikut ini: 1. Status auditor intern dalam organisasi entitas. 2. Penerapan standar profesional (lihat paragraf 11). 3. Perencanaan audit, termasuk sifat, saat, dan lingkup pekerjaan audit. 4. Akses ke catatan dan apakah terdapat pembatasan atas lingkup aktivitas mereka.Di samping itu, auditor mungkin meminta keterangan mengenai anggaran dasar pembentukan fungsiaudit intern, pernyataan misi, atau pengarahan lain yang serupa dari manajemen atau dewan komisaris. Permintaan keterangan ini biasanya akan menghasilkan informasi mengenai tujuan dan sasaran yangditetapkan untuk fungsi audit intern. 06 Aktivitas audit intern tertentu dapat tidak relevan dengan audit atas laporan keuangan entitas. Sebagaicontoh, prosedur auditor intern untuk menilai efisiensi proses pengambilan keputusan manajementertentu biasanya tidak relevan dengan audit atas laporan keuangan. 07 Aktivitas relevan adalah aktivitas yang memberikan bukti tentang rancangan dan efektivitaspengendalian yang berkaitan dengan kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, danmelaporkan data keuangan konsisten dengan asersi yang terkandung dalam laporan keuangan atauyang memberikan bukti langsung mengenai salah saji potensial data tersebut. Auditor dapat menemukanhasil prosedur berikut ini yang bermanfaat dalam menetapkan relevansi aktivitas audit intern:Mempertimbangkan pengetahuan dari audit tahun sebelumnya.Me-review bagaimana auditor intern mengalokasikan sumber daya auditnya ke bidang keuanganatau bidang operasi sebagai respon dalam proses penentuan risiko.Membaca laporan auditor intern untuk memperoleh informasi rinci mengenai lingkup aktivitas auditorintern. 08 Jika, setelah memahami fungsi audit intern, auditor berkesimpulan bahwa aktivitas auditor intern tidakrelevan dengan audit atas laporan keuangan, auditor tidak harus memberikan pertimbangan lebih lanjutterhadap fungsi audit intern, kecuali auditor meminta bantuan langsung dari auditor intern seperti yangdijelaskan dalam paragraf 27. Bahkan bila beberapa aktivitas auditor intern relevan dengan audit, auditordapat menyimpulkan bahwa tidaklah efisien untuk mempertimbangkan lebih lanjut pekerjaan auditorintern. Jika auditor memutuskan bahwa akan lebih efisien mempertimbangkan bagaimana pekerjaanauditor intern dapat berdampak terhadap sifat, saat, dan lingkup prosedur audit, auditor harusmenetapkan kompetensi dan objektivitas fungsi audit intern sejalan dengan dampak yang diinginkan daripekerjaan auditor intern terhadap audit.
  • 14. PENENTUAN KOMPETENSI DAN OBJEKTIVITAS AUDITOR INTERN Kompetensi Auditor Intern 09 Pada waktu menentukan kompetensi auditor intern, auditor harus memperoleh atau memutakhirkaninformasi dari audit tahun sebelumnya mengenai faktor-faktor berikut ini: a. Tingkat pendidikan dan pengalaman profesional auditor intern. b. Ijazah profesional dan pendidikan profesional berkelanjutan. c. Kebijakan, program, dan prosedur audit. d. Praktik yang bersangkutan dengan penugasan auditor intern. e. Supervisi dan review terhadap aktivitas auditor intern. f. Mutu dokumentasi dalam kertas kerja, laporan, dan rekomendasi. g. Penilaian atas kinerja auditor intern. Objektivitas Auditor Intern 10 Pada waktu menetapkan objektivitas auditor intern, auditor harus memperoleh atau memutakhirkaninformasi dari tahun sebelumnya mengenai faktor-faktor berikut ini: a. Status organisasi auditor intern yang bertanggung jawab atas fungsi audit intern, yang meliputi: 1) Apakah auditor intern melapor kepada pejabat yang memiliki status memadai untuk menjaminlingkup audit yang luas dan memiliki pertimbangan dan tindakan memadai atas temuantemuandan rekomendasi auditor intern. 2) Apakah auditor intern memiliki akses langsung dan melaporkan secara teratur kepada dewankomisaris, komite audit, atau manajer pemilik. 3) Apakah dewan komisaris, komite audit, atau manajer pemilik melakukan pengawasanterhadap keputusan pengangkatan dan pemberhentian yang bersangkutan dengan auditorintern. b. Kebijakan untuk mempertahankan objektivitas auditor intern mengenai bidang yang diaudit,termasuk: 1) Kebijakan pelarangan auditor intern melakukan aktivitas dalam bidang yang diaudit yangkeluarganya bekerja pada posisi penting atau posisi yang sensitif terhadap audit. 2) Kebijakan pelarangan auditor intern melakukan audit di bidang yang sama dengan bidangyang baru saja diselesaikannya.
  • 15. Penentuan Kompetensi dan Objektivitas 11 Dalam menetapkan kompetensi dan objektivitas, auditor biasanya mempertimbangkan informasi yangdiperoleh dari pengalaman sebelumnya dengan fungsi audit intern, dari diskusi dengan manajemen, dandari review terhadap mutu yang terakhir dilaksanakan oleh pihak eksternal, jika hal ini dilaksanakan, atasaktivitas fungsi audit intern.Auditor dapat pula menggunakan standar profesional auditing intern sebagai kriteria untuk melakukan penentuan kompetensi dan objektivitas auditor intern.Auditor jugamempertimbangkan perlunya melakukan pengujian efektivitas faktor-faktor yang dijelaskan dalamparagraf 09 dan paragraf 10.Lingkup pengujian tersebut bervariasi sesuai dengan dampak yangdiinginkan dari pekerjaan auditor intern terhadap audit. Jika auditor menentukan bahwa auditor interncukup kompeten dan objektif, ia kemudian harus mempertimbangkan bagaimana pekerjaan auditor internterhadap audit. DAMPAK PEKERJAAN AUDITOR INTERN ATAS AUDIT 12 Pekerjaan auditor intern dapat berdampak terhadap sifat, saat, dan lingkup audit, termasuk: a. Prosedur yang dilaksanakan oleh auditor pada saat berusaha memahami pengendalian internentitas (paragraf 13). b. Prosedur yang dilaksanakan oleh auditor pada saat menetapkan risiko (paragraf 14). c. Prosedur substantif yang dilaksanakan oleh auditor (paragraf 17). Bila pekerjaan auditor intern diharapkan berdampak terhadap audit, panduan dalam paragraf 18 sampaidengan paragaf 26 harus diikuti untuk mempertimbangkan luasnya dampak, mengkoordinasi pekerjaandengan auditor intern, dan menilai dan menguji efektivitas pekerjaan auditor intern. Pemahaman atas pengendalian Intern 13 Auditor berusaha memahami secara memadai desain pengendalian yang relevan dengan auditlaporan keuangan untuk merencanakan audit dan untuk menentukan apakah kebijakan dan prosedurtersebut dilaksanakan. Karena tujuan utama fungsi audit intern pada umumnya adalah me-review,menetapkan, dan memantau pengendalian, prosedur yang dilaksanakan oleh auditor intern dalam bidangini memberikan informasi yang bermanfaat bagi auditor. Sebagai contoh, auditor intern membuat baganalir (flowchart) sistem penjualan dan piutang yang dikomputersasi. Auditor dapat melakukan review terhadap bagan alir tersebut untuk memperoleh informasi mengenai rancangan kebijakan dan proseduryang bersangkutan. Di samping itu, auditor dapat mempertimbangkan hasil prosedur yang dilaksanakanoleh auditor intern atas kebijakan dan prosedur tersebut untuk memperoleh informasi mengenai apakahkebijakan dan prosedur tersebut telah dilaksanakan.
  • 16. Penetuan Risiko 14 Auditor menetapkan risiko salah saji material baik pada tingkat laporan keuangan maupun padatingkat saldo akun atau golongan transaksi. Tingkat Laporan Keuangan 15 Pada tingkat laporan keuangan, auditor melakukan penentuan menyeluruh atas risiko salah sajimaterial.Pada waktu melakukan penentuan ini, auditor harus menyadari bahwa pengendalian tertentumungkin mempunyai dampak luas atas banyak asersi laporan keuangan.Lingkungan pengendalian dansistem akuntansi seringkali mempunyai dampak luas atas sejumlah saldo akun dan golongan transaksidan oleh karena itu dapat berdampak terhadap banyak asersi. Penentuan auditor atas risiko pada tingkatlaporan keuangan seringkali berdampak terhadap strategi audit secara menyeluruh. Fungsi audit interndapat mempengaruhi penentuan menyeluruh risiko dan keputusan auditor tentang sifat, saat, dan lingkupprosedur audit yang dilaksanakan. Sebagai contoh, jika rencana auditor intern mencakup pekerjaan audityang relevan di berbagai lokasi, auditor dapat melakukan koordinasi pekerjaan dengan aduitor intern(lihat paragraf 23) dan mengurangi jumlah lokasi entitas yang seharusnya memerlukan pelaksanaanprosedur audit. Tingkat Saldo Akun atau Golongan Transaksi 16 Pada tingkat saldo akun atau golongan transaksi, auditor melakukan prosedur untuk memperoleh danmengevaluasi bukti audit tentang asersi manejemen.Auditor menetapkan risiko pengendalian untuksetiap asersi yang signifikan dan melaksanakan pengujian pengendalian (test of control) untukmendukung penentuan di bawah maksimum.Pada waktu merencanakan dan melaksanakan pengujianpengendalian, auditor dapat mempertimbangkan hasil prosedur yang direncanakan atau dilaksanakanoleh auditor intern.Sebagai contoh, lingkup auditor intern mungkin mencakup pengujian pengendalianuntuk kelengkapan utang usaha.Hasil pengujian auditor intern tersebut dapat memberikan informasimemadai tentang efektivitas pengendalian dan dapat mengubah sifat, saat, dan lingkup pengujian yangdilaksanakan oleh auditor. Prosedur Substantif 17 Beberapa prosedur yang dilaksanakan oleh auditor intern dapat memberikan bukti langsung tentangsalah saji material dalam asersi mengenai saldo akun atau golongan transaksi tertentu. Sebagai contoh,auditor intern, sebagai bagian pekerjaannya, dapat melakukan konfirmasi piutang usaha tertentu danmelakukan pengamatan sediaan fisik tertentu.Hasil prosedur ini dapat memberikan bukti yang dapatdipertimbangkan oleh auditor dalam membatasi risiko deteksi bagi asersi yang bersangkutan.Sebagaiakibatnya, auditor dapat
  • 17. mengubah saat prosedur konfirmasi, jumlah piutang yang dikonfirmasi, ataujumlah lokasi sediaan fisik yang diamati. LINGKUP DAMPAK PEKERJAAN AUDITOR INTERN 18 Meskipun pekerjaan auditor intern berdampak terhadap prosedur audit, auditor harus melaksanakanprosedur untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk mendukung laporan auditor.Buktiyang diperoleh auditor dari pengetahuan pribadi langsung termasuk pemeriksaan fisik, pengamatan,perhitungan, dan inspeksi umumnya bersifat lebih meyakinkan dibandingkan dengan informasi yangdiperoleh secara tidak langsung. 20 Dalam memutuskan luasnya dampak pekerjaan auditor intern terhadap prosedur audit, auditormempertimbangkan:Materialitas jumlah dalam laporan keuangan, yaitu saldo akun, atau golongan transaksi.Risiko (terdiri dari risiko bawaan dan risiko pengendalian) salah saji material asersi yangbersangkutan dengan jumlah dalam laporan keuangan.Tingkat subjektivitas dalam penilaian bukti audit yang dikumpulkan dalam mendukung asersi. Jika materilitas jumlah dalam laporan keuangan meningkat dan baik risiko salah saji material maupuntingkat subjektivitas juga meningkat, kebutuhan auditor untuk melakukan pengujiannya sendiri terhadapasersi juga meningkat.Jika faktor-faktor tersebut berkurang, kebutuhan auditor untuk melaksanakanpengujiannya sendiri terhadap asersi juga berkurang. 21 Untuk asersi yang berkaitan dengan jumlah material dalam laporan keuangan, yang memilki risikosalah saji material yang tinggi atau tingkat subjektivitas dalam penilaian bukti audit yang tinggi, auditorharus melaksanakan prosedur memadai untuk memenuhi tanggung jawabnya seperti dijelaskan dalamparagraf 18 dan paragraf 19.Dalam menentukan prosedur, auditor mempertimbangkan hasil pekerjaan(seperti pengujian pengendalian dan pengujian substantif) yang dilaksanakan oleh auditor intern atasasersi yang bersangkutan.Namun, untuk asersi semacam itu, pertimbangan atas pekerjaan auditor interntidak dapat dengan sendirinya mengurangi risiko audit ketingkat yang dapat diterima untukmenghilangkan perlunya pelaksanaan pengujian asersi tersebut secara langsung oleh auditor. Asersitentang penilaian aktiva dan utang yang mencakup estimasi akuntansi yang signifikan, dan tentangeksistensi dan pengungkapan transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa, hal bersyarat(contingency), ketidakpastian, serta peristiwa kemudian, adalah contoh asersi yang mungkin memilikirisiko salah saji material yang tinggi atau melibatkan tingkat subjektivitas yang tinggi dalam penilaianbukti audit. 22 Di lain pihak, untuk asersi tertentu yang berkaitan dengan jumlah yang kurang material dalam laporankeuangan, yang memiliki risiko salah saji material rendah atau tingkat subjektivitas dalam penilaian buktiauditnya rendah, auditor dapat memutuskan, setelah
  • 18. mempertimbangkan keadaan dan hasil pekerjaan(baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif) yang dilaksanakan oleh auditor intern atasasersi yang bersangkutan, bahwa risiko audit telah diturunkan ke tingkat yang dapat diterima dan bahwapengujian asersi tersebut secara langsung oleh auditor tidak perlu dilakukan. Asersi tentang eksistensikas, aktiva yang dibayar di muka, dan penambahan aktiva tetap adalah contoh asersi yang mungkin memiliki risiko salah saji material yang rendah atau melibatkan tingkat subjektivitas yang rendah dalampenilaian bukti audit. KOORDINASI PEKERJAAN AUDIT DENGAN AUDITOR INTERN 23 Jika pekerjaan auditor intern diharapkan mempunyai dampak terhadap prosedur yang dilasanakanoleh auditor, hal ini akan efisien jika auditor dan auditor intern mengkoordinasikan pekerjaan merekadengan: a. Menyelenggarakan rapat berkala. b. Menjadwalkan pekerjaan audit. c. Memberikan kesempatan akses ke kerta kerja auditor intern. d. Me-review laporan auditor. e. Membicarakan kemungkinan adanya masalah akuntansi dan auditing yang ditemukan. PENILAIAN DAN PENGUJIAN EFEKTIVITAS PEKERJAAN AUDITOR INTERN 24 Auditor harus melaksanakan prosedur untuk menilai mutu dan efektivitas pekerjaan auditor internseperti diuraikan dalam paragraf 12 sampai dengan paragraf 17, yang secara signifikan berdampakterhadap sifat, saat, dan lingkup prosedur auditor. Sifat dan lingkup prosedur yang harus dilaksanakanoleh auditor dalam melakukan penilaian ini merupakan masalah pertimbangan auditor, tergantung atasluas dampak pekerjaan auditor intern atas prosedur auditor untuk saldo akun dan golongan transaksiyang siginifikan. 25 Dalam mengembangkan prosedur penilaian, auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor apakah:Lingkup pekerjaan auditor intern memadai untuk mencapai tujuan.Program audit auditor intern memadai.Kertas kerja auditor intern cukup mendokumentasikan pekerjaan yang dilakukan, termasuk buktiadanya supervisi dan review.Kesimpulan auditor intern memadai sesuai dengan keadaan.Laporan audit intern konsisten dengan hasil pelaksanaan pekerjaannya. 26 Dalam melakukan penilaian, auditor harus menguji beberapa pekerjaan auditor intern yang berkaitandengan asersi signifikan dalam laporan keuangan. Pengujian ini dapat diselesaikan melalui (a)pemeriksaan beberapa pengendalian, transaksi, atau saldo yang diperiksa oleh auditor intern, maupun(b) pemeriksaan pengendalian, transaksi, atau saldo yang serupa yang tidak diperiksa oleh auditor intern.Dalam mencapai kesimpulan tentang pekerjaan
  • 19. auditor intern, auditor harus membandingkan hasilpengujiannya dengan hasil pekerjaan auditor intern. Lingkup pengujian tersebut akan tergantung ataskeadaan dan harus cukup memungkinkan bagi auditor untuk melakukan penilaian atas mutu danefektivitas menyeluruh pekerjaan auditor intern yang dipertimbangkan oleh auditor. PENGGUNAAN AUDITOR INTERN UNTUK MENYEDIAKAN BANTUAN LANGSUNG BAGI AUDITOR 27 Dalam melaksanakan audit, auditor dapat meminta bantuan langsung dari auditor intern.Bantuanlangsung berkaitan dengan pekerjaan yang secara spesifik diminta oleh auditor dari auditor intern untukmenyelesaikan beberapa aspek pekerjaan auditor.Sebagai contoh, auditor intern dapat membantuauditor dalam memahami pengendalian intern atau dalam melaksanakan pengujian pengendalian ataupengujian substantif, sesuai dengan panduan tentang tanggung jawab auditor seperti tercantum dalamparagraf 18 sampai dengan paragraf 22. Bila bantuan langsung disediakan, auditor harus menentukankompentensi dan objektivitas auditor intern (lihat paragraf 09 sampai dengan paragraf 11) dan melakukansupervisi8, review, evaluasi, serta pengujian pekerjaan yang dilaksanakan oleh auditor intern yanglingkupnya disesuaikan dengan keadaan. Auditor harus memberitahu auditor intern mengenai tanggungjawab auditor intern tersebut, tujuan prosedur yang dilaksanakan oleh auditor intern, serta hal-hal yangmungkin berdampak terhadap sifat, saat, dan lingkup prosedur audit, seperti masalah akuntansi danauditing. Auditor juga harus memberitahu auditor intern bahwa semua masalah akuntansi dan auditingsignifikan yang ditemukan oleh auditor intern selama audit tersebut, harus diberitahukan kepada auditor. TANGGAL BERLAKU EFEKTIF 28 Seksi ini berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2001. Penerapan lebih awal dari tanggal efektif berlakunyaaturan dalam Seksi ini diizinkan.Masa transisi ditetapkan mulai dari 1 Agustus 2001 sampai dengan 31Desember 2001.Dalam masa transisi tersebut berlaku standar yang terdapat dalam Standar ProfesionalAkuntan Publik per 1 Agustus 1994 dan Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001.Setelahtanggal 31 Desember 2001, hanya ketentuan dalam Seksi ini yang berlaku.
  • 20. SA Seksi 323 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA - SALDO AWAL Sumber: PSA No. 56 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi sebagai berikut: “Bukti audit kompeten yang cukup harus diperolehmelalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakanpendapat atas laporan keuangan auditan.” 02 Laporan keuangan tidak hanya menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha tahun berjalan, namun jugamencerminkan dampak: a. Transaksi yang dimasukkan dalam saldo yang dibawa ke tahun berikutnya dari tahun- tahun sebelumnya. b. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam tahun-tahun sebelumnya. Kedua hal tersebut di atas dalam Seksi ini disebut dengan saldo awal. Dalam suatu perikatan audit tahun pertama,sebelumnya auditor tidak memperoleh bukti audit yang mendukung saldo awal tersebut. 03 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan bagi auditor berkenaan dengan saldo awal bila laporankeuangan diaudit untuk pertama kalinya atau bila laporan keuangan tahun sebelumnya diaudit oleh auditorindependen lain. Panduan ini juga harus dipertimbangkan oleh auditor sedemikian rupa sehingga ia menyadarimengenai hal-hal bersyarat (contingencies) dan komitmen yang ada pada awal tahun. Seksi ini tidak ditujukan untukaudit atas laporan keuangan komparatif. PROSEDUR AUDIT TERHADAP SALDO AWAL 04 Auditor harus memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk meyakini bahwa: a. Saldo awal tidak mengandung salah saji yang mempunyai dampak material terhadap laporan keuangan tahunberjalan. b. Saldo penutup tahun sebelumnya telah dibawa dengan benar ke tahun berjalan atau telah dinyatakan kembali,jika semestinya dilakukan. c. Kebijakan akuntansi yang semestinya telah diterapkan secara konsisten.
  • 21. 05 Sifat dan luas bukti audit yang harus diperoleh auditor berkenaan dengan saldo awal tergantung pada: a. Kebijakan akuntansi yang dipakai oleh entitas yang bersangkutan. b. Apakah laporan keuangan entitas tahun sebelumnya telah diaudit, dan jika demikian, apakah pendapat auditoratas laporan keuangan tersebut berupa pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian. c. Sifat akun dan risiko salah saji dalam laporan keuangan tahun berjalan. 06 Auditor harus menentukan bahwa saldo awal mencerminkan penerapan kebijakan akuntansi yang semestinya danbahwa kebijakan tersebut diterapkan secara konsisten dalam laporan keuangan tahun berjalan. Bila terdapatperubahan dalam kebijakan akuntansi atau penerapannya, auditor harus memperoleh kepastian bahwa perubahantersebut memang semestinya dilakukan dan dipertanggungjawabkan serta diungkapkan. 07 Bila laporan keuangan tahun sebelumnya telah diaudit oleh auditor lain, auditor tahun berjalan dapat memperolehkeyakinan mengenai saldo awal dengan cara me-review kertas kerja auditor pendahulu. Ia harus jugamempertimbangkan kompetensi dan independensi profesional auditor pendahulu. Jika laporan auditor tahunsebelumnya berisi pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor tahun berjalan harus memperhatikanbidang yang relevan yang dikecualikan dalam audit tahun berjalan. 08 Auditor pengganti harus melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu sesuai dengan yang diatur dalam SASeksi 315 [PSA No. 16] Komunikasi antara Auditor Pendahulu dengan Auditor Pengganti . 09 Jika laporan keuangan tahun sebelumnya tidak diaudit atau jika auditor tidak dapat memperoleh keyakinandengan me-review kertas kerja auditor pendahulu, ia harus memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untukmendukung asersi yang terkandung dalam saldo awal, sepanjang saldo-saldo tersebut berdampak terhadap laporankeuangan tahun berjalan. Dalam hal ini, auditor harus melaksanakan prosedur lain seperti yang dijelaskan dalamparagraf 10 dan paragraf 11. 10 Untuk aktiva dan kewajiban lancar, beberapa bukti audit biasanya diperoleh sebagai bagian prosedur audit tahunberjalan. Sebagai contoh, penerimaan kas dari saldo piutang awal tahun atau pembayaran saldo utang awal tahundalam tahun berjalan akan memberikan bukti audit mengenai eksistensi, hak dan kewajiban, kelengkapan danpenilaian yang terkandung dalam saldo awal akun-akun tersebut. Namun, dalam masalah sediaan, adalah lebih sulitbagi auditor untuk memperoleh keyakinan mengenai sediaan yang ada di tangan pada awal
  • 22. tahun.Oleh karena itu,prosedur tambahan biasanya diperlukan seperti misalnya dengan pengamatan atas penghitungan fisik sediaan yangdilakukan kini dan rekonsiliasi atas hasilnya kembali ke kuantitas sediaan pada awal tahun, pengujian penilaian possediaan awal, dan penerapan pengujian laba bruto serta pengujian pisah batas. Kombinasi berbagai prosedur tersebut dapat memberikan bukti audit kompeten yang cukup. 11 Untuk aktiva dan kewajiban tidak lancar, seperti aktiva tetap, investasi, dan utang jangka panjang, auditorbiasanya melakukan pemeriksaan terhadap catatan yang mendukung saldo awal.Dalam hal tertentu, auditor dapatmemperoleh konfimasi saldo awal dari pihak ketiga; sebagai contoh, untuk utang jangka panjang dan investasi.Dalam hal lainnya, auditor mungkin perlu untuk melakukan berbagai prosedur audit tambahan. PERTIMBANGAN PELAPORAN 12 Jika, setelah melaksanakan prosedur pemeriksaan yang dijelaskan dalam paragraf 10 dan paragraf 11 di atas,auditor tidak dapat memperoleh bukti audit kompeten yang cukup berkenaan dengan saldo awal, ia harusmemberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau menyatakan tidak memberikan pendapat, karena adanyabatasan atas lingkup auditnya. Contoh laporan auditor yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian disajikandalam Lampiran 1 (paragraf 17).Sedangkan contoh laporan auditor yang berisi pernyataan tidak memberikanpendapat disajikan dalam Lampiran 2 (paragraf 18). 13 Jika auditor berkesimpulan saldo awal berisi salah saji yang dapat berdampak material terhadap laporankeuangan tahun berjalan, ia harus memberitahu manajemen, dan setelah mendapat izin dari manajemen, danmelakukan komunikasi dengan auditor pendahulu, jika hal demikian diperlukan. Jika dampak salah saji tersebuttidak dipertanggungjawabkan dan diungkapkan semestinya dalam laporan keuangan, auditor harus memberikanpendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar. 14 Jika kebijakan akuntansi tahun berjalan tidak diterapkan secara konsisten dalam hubungannya dengan saldo awaldan jika perubahan tersebut tidak dipertanggungjawabkan dan diungkapkan semestinya serta dampaknya material,auditor harus memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar. 15 Jika laporan auditor atas laporan keuangan entitas tahun sebelumnya berisi pendapat selain pendapat wajar tanpapengecualian, auditor harus mempertimbangkan dampak pendapat tersebut atas laporan keuangan tahun berjalan.Sebagai contoh, jika terdapat pembatasan atas lingkup audit, seperti karena tidak dapat ditentukannya sediaan awaltahun
  • 23. sebelumnya, auditor tidak perlu memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau menyatakan tidakmemberikan pendapat dalam laporan auditnya tahun berjalan.Namun, jika pengecualian atau pernyataan tidakmemberikan pendapat atas laporan keuangan tahun sebelumnya tetap relevan dan material dalam laporan keuangantahun berjalan, auditor harus memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau pernyataan tidak memberikanpendapat. TANGGAL BERLAKU EFEKTIF 16 Seksi ini berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2001. Penerapan lebih awal dari tanggal efektif berlakunya aturandalam Seksi ini diizinkan.Masa transisi ditetapkan mulai dari Agustus 2001 sampai dengan 31 Desember 2001.Dalam masa transisi tersebut berlaku standar yang terdapat dalam Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Agustus1994 dan Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001.Setelah tanggal 31 Desember 2001, hanyaketentuan dalam Seksi ini yang berlaku. LAMPIRAN 1 17 Contoh pendapat wajar dengan pengecualian karena batasan terhadap lingkup audit atas saldo awal, namun tidakmaterial dan tidak berdampak luas Laporan Auditor Independen [Pihak yang dituju oleh auditor] [Sama dengan paragraf pertama laporan auditor bentuk baku] Kecuali seperti yang diuraikan dalam paragraf berikut ini, kami melaksanakan audit berdasar standar auditing yangditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan auditagar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Audit meliputipemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporankeuangan.Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuatoleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa auditkami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Kami tidak dapat memperoleh konfirmasi independen atas piutang usaha yang dicantumkan sebesar Rpxxx padatanggal 31 Desember 20X1, dan kami tidak dapat memperoleh keyakinan
  • 24. mengenai saldo tersebut melalui proseduraudit lainnya. Salah saji saldo piutang usaha tersebut akan berdampak terhadap hasil usaha untuk tahun yangberakhir tanggal 31 Desember 20X2. Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak penyesuaian yang kami sebutkan di atas, jika ada, yang mungkinperlu dilakukan jika kami memeriksa bukti audit tentang saldo awal piutang usaha tersebut, laporan keuangan yangkami sebut salam paragraf pertama di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisikeuangan perusahaan KXT tanggal 31 Desember 20X2, hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir padatanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. [Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan publik] [Tanggal] LAMPIRAN 2 18 Contoh pernyataan tidak memberikan pendapat karena batasan terhadap lingkup audit atas saldo awal yangmaterial dan berdampak luas. Laporan Auditor Independen [Pihak yang dituju oleh auditor] [Sama dengan paragraf pertama laporan auditor bentuk baku] Kecuali seperti yang diuraikan dalam paragraf berikut ini, kami melaksanakan audit berdasar standar auditing yangditerapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan auditagar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Audit meliputipemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporankeuangan.Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuatoleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa auditkami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Kami tidak melaksanakan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan yang dicantumkan sebesar Rpxxx padatanggal 31 Desember 20X1, yang merupakan bagian signifikan dalam aktiva perusahaan, karena penghitungan fisiktersebut dilaksanakan sebelum kami ditunjuk sebagai
  • 25. auditor perusahaan. Kami tidak dapat memperoleh keyakinanmemadai tentang kuantitas sediaan tersebut pada tanggal itu dengan prosedur audit lainnya. Karena masalah tersebut sangat signifikan berkenaan dengan hasil usaha untuk tahun yang berakhir tanggal 31Desember 20X2, lingkup audit kami tidak cukup untuk memungkinkan kami menyatakan, dan kami tidakmenyatakan, pendapat atas laporan laba-rugi, dan saldo laba dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir padatanggal tersebut. Menurut pendapat kami, neraca yang kami sebut dalam paragraf pertama di atas menyajikan secara wajar, dalamsemua hal yang material, posisi keuangan perusahaan KXT tanggal 31 Desember 20X2 sesuai dengan prisnipakuntansi yang berlaku umum di Indonesia. [Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan publik] [Tanggal]