Dokumen tersebut membahas kasus seorang wanita berusia 31 tahun yang mengalami kelumpuhan wajah sebelah akibat Bell's Palsy yang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella semasa kehamilannya.
4. Safira, berusia 31 tahun dibawa oleh suaminya ke poli saraf RSMH karena
mengalami asimetri pada wajahnya sejak 3 hari yang lalu. Kelainan ini disadari oleh
penderita pada saat bangun tidur pada pagi hari. Sebelumnya penderita merasakan ada
nyeri pada liang telinga kanan namun tidak terlalu mengganggu. Dia baru kaget ketika
bercermin dan mendapati asimetri pada wajahnya. Sudut mulut sebelah kiri terlihat lebih
tinggi, sementara kelopak mata kanan tidak dapat tertutup dengan sempurna. Safira juga
merasa telinga kanannnya berdenging dan mata kanannya terasa perih. Suaminya
mengatakan bahwa safira harus sering menyeka mulutnya karena banyak mengeluarkan
liur.
Pada pemeriksaan neurologids ditemukan lagophthalmos (+) pada kelopak
mata kanan, reflex kornea kanan (-), hiperakusis (+) pada telinga kanan, kerutan pada
kening tidak terlihat pada sisi kanan pada waktu pasien diminta mengerutkan kening.
Sudut mulut kanan tertinggal pada waktu diminta memperlihatkan gigi. Rasa pengecap
dibagian depan sisi kanan lidah menurun. Terlihat butiran air mata pada kelopak mata
bawah mata kanan. Tidak dijumpai kelainan sensoris pada kulit wajah, tidak dijumpai
vesikel pada kulit liang telinga, tidak ada massa pada kelenjar parotis kanan. Hasil
pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.
Penderita sedang hamil 21 minggu dan pernah mengalami infeksi varcella pada
remaja dulu, Safira tidak pernah mengalami gangguan pendengaran sebelumnya. Dokter
menyatakan bahwa Safira menderita Bell’s Palsy dan memberinya obat prednisone dan
acyclovir.
5. Asimetri wajah : Ketidaksamaan bagian atau organ pada otot-otot wajah
yang bersesuaian pada sisi wajah berlawanan yang dalam
keadaan normal sama
Liang telinga kanan : Saluran yang menuju membrane timpani
Berdenging : Berbunyi “nging” telinga
Lagophthalmos : Tidak mampu untuk menutup mata dengan sempurna
Hiperakusis : Sensasi pendengaran yang sangat tajam karena
ambang pendengaran yang sangat rendah
Reflex kornea : Penutupan kelopak mata pada iritasi kornea
Sudut mulut : Batas lateral dari cavum oris
Kelainan sensoris : Kelainan yang berkenaan dengan sensasi
Vesikel : Kantong kecil yang mengandung cairan
Kelenjar parotis : Kelenjar air liur yang paling besar dari ketiga yang lain,
terletak di depan telinga
Varicella : Cacar air
Bell’s Palsy : Paralisis wajah unilateral yang timbul mendadak akibat
lesi nervus facialis dan mengakibatkan distorsi wajah
yang khas
Prednisone : Glukokortikoid sintetik turunan kortison digunakan
sebagai anti radang dan immunosupresan
Acyclovir : Nukleosida purin sintetis dengan aktifitas yang selektif
terhadap virus herpes simplex
6. No Fakta Concern
Safira, berusia 31 tahun dibawa oleh suaminya ke poli saraf RSMH karena
mengalami asimetri pada wajahnya sejak 3 hari yang lalu dan disadari saat
1. bangun pagi hari. Dia baru kaget ketika bercermin dan mendapati asimetri **
pada wajahnya. Sudut mulut sebelah kiri terlihat lebih tinggi, sementara
kelopak mata kanan tidak dapat tertutup dengan sempurna.
Penderita merasakan ada nyeri dan berdenging pada liang telinga kanan
2. namun tidak terlalu mengganggu, serta mata kanannnya terasa perih **
Suaminya mengatakan bahwa safira harus sering menyeka mulutnya karena
3. banyak mengeluarkan liur **
Pada pemeriksaan neurologis ditemukan lagophthalmos (+) pada kelopak
mata kanan, reflex korena kanan (-), hiperakusis (+) pada telinga kanan,
kerutan pada kening tidak terlihat pada sisi kanan npada waktu pasien
diminta mengerutkan kening. Sudut mulut kanan tertinggal pada waktu
4. diminta memperlihatkan gigi. Rasa pengecap dibagian depan sisi kanan lidah **
menurun. Terlihat butiran air mata pada kelopak mata bawah mata kanan.
Tidak dijumpai kelainan sensoris pada kulit wajah, tidak dijumpai vesikel
pada kulit liang telinga, tidak ada massa pada kelenjar parotis kanan. Hasil
pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.
Penderita sedang hamil 21 minggu dan pernah mengalami infeksi varcella
5. pada remaja dulu *
Dokter menyatakan Safira menderita Bell’s palsy dan memberinya obat
6. ***
prednisone dan acyclovir
7. 1. Apa saja otot-otot dan inervasi pada wajah? (motoris, dan efektor kelenjar)
2. Bagaimana mekanisme terjadinya asimetri wajah nona Safira, dan otot-otot dan saraf yang
terganggu?
3. Bagaimana gejala atau ciri-ciri terjadinya asimetri?
4. Perbandingan wajah yang asimetris dengan wajah normal
5. Mekanisme terjadinya nyeri dan berdenging pada telinga pada kasus ini?
6. Bagaimana mekanisme terjadi perih pada mata?
7. Penyebab sekresi air liur yang berlebih pada kasus ini?
8. Mekanisme pengeluaran air liur yang berlebih pada nona Safira?
9. Bagaimana interpretasi dan mekanisme terjadinya dari hasil pemeriksaan fisik :
a. Lagophtalmos
b. Reflex kornea kanan (-)
c. Hiperakusis
d. Kerutan kening yang tidak tampak
e. Sudut mulut kanan yang tertinggal
f. Rasa pengecap di bagian depan lindah menurun
g. Terdapat butiran air mata
h. Tidak dijumpai kelainan sensoris
i. Tidak dijumpai vesikel pada kulit liang telinga
j. Tidak ada massa pada kelenjar parotis kanan
10. Bagaimana korelasi antara pernah mengalami infeksi varicella dan hamil pada kondisi
nona Safira?
11. Bagaimana patofisiologi dari Varicella?
12. Bagaimana patofisiologi dari Bell’s palsy?
13. Bagaimana efek farmakologis prednisone dan acyclovir terhadap kesembuhan nona
Safira?
8.
9.
10. N. facialis berjalan ke depan di dalam substansi glandula parotidea.
Saraf ini terbagi atas lima cabang terminal :
1. Ramus Temporalis : Muncul dari pinggir atas glandula dan
mempersarafi m. auricularis anterior dan superior, venter frontalis m.
occipitofrontalis, m. orbicularis oculi, dan m. corrugators supercilli.
2. Ramus Zygomaticus : Muncul dari pinggir anterior glandula dan
mempersarafi m. orbicularis oculi.
3. Ramus Bucali : Muncul dari pinggir anterior glandula
di bawah ductus parotideus dan mempersarafi M. buccinator dan otot-
otot bibir atas serta nares.
4. Ramus Mandibularis : Muncul dari pinggir anterior glandula dan
mempersarafi otot-otot bibir bawah.
5. Ramus Cervicalis : Muncul di pinggir bawah glandula dan
berjalan ke depan di leher di bawah mandibula untuk mempersarafi m.
platysma. Saraf ini dapat menyilang pinggir bawah mandibula untuk
mempersarafi m. depressor anguli oris.
11.
12.
13. Somatosensory VII Geniculate ganglion External ear, parts of auditory
canal, outer
Visceral (afferent) VII Geniculate ganglion Taste on anterior 2/3 of tongue
(chorda tympani), taste on
inferior surface of soft
Motor (efferent) VII Facial nucleus Facial muscles, platysma,
stylohyoid and
Visceral (efferent) VII Parasympathetic, superior Secretion of mucus, tears, and
salivatory nucleus saliva (sublingual)
14.
15.
16.
17.
18. Bell’s Palsy adalah paralisis
wajah unilateral yang timbul mendadak
akibat lesi nervus facialis dan
mengakibatkan distorsi wajah yang
khas.
Gejala dan Komplikasi Tanda-
tanda Bell's Palsy adalah
terjadi asimetri pada wajah, rasa
baal/kebas di wajah, air mata tidak
dapat dikontrol dan sudut mata turun.
Selain itu, terjadi kehilangan reflex
konjungtiva sehingga tidak dapat
menutup mata, rasa sakit pada telinga
terutama di bawah telinga, tidak tahan
suara keras pada sisi yang terkena,
sudut mulut turun, sulit untuk berbicara,
air menetes saat minum atau setelah
membersihkan gigi, dan kehilangan rasa
di bagian depan lidah.
19.
20. Nona Safira, 31 tahun, mengalami bell palsy akibat
adanya inflamasi pada ganglion genikulatum yang
menyebabkan lesi pada nervus facialis nya. Kerusakan pada
nervus facialis, akan menyebabkan kelumpuhan otot-otot
wajah yang ditandai dengan asimetri dan ciri-ciri pada
pemeriksaan fisik lainnya, kemampuan pengecapan yang
turun, sekresi air liur yang tak terkontrol, dan ditemukannya
butiran air mata pada kelopak mata bawah. Inflamasi ini
disebabkan oleh adanya reaktivasi virus varicella yang pernah
dideritanya pada saat remaja, dan pada kasus ini nona Safira
sedang hamil, yang otomatis membuat sistem pertahanan
tubuhnya menurun. Dokter akhirnya memberikan obat
kortikosteroid anti inflamasi (prednisone) untuk mengurangi
efek peradangan, dan juga antivirus (acyclovir) untuk
menyelesaikan infeksi virus.