Dokumen tersebut membahas sejarah dan teknik dasar panjat tebing, mulai dari definisi, sejarah perkembangan olahraga ini di Prancis dan Indonesia, teknik dasar seperti free climbing dan aid climbing, taktik dan peralatan kunci seperti tali, carabiner, harness, serta simpul dan sistem belay yang digunakan.
2. Apa itu Climbing atau memanjat?
Panjat tebing adalah menaiki atau memanjat dengan
memanfaatkan celah atau tonjolan yang digunakan
sebagai pegangan atau pijakan dalam suatu pemanjatan
untuk menambah ketinggian ( Perguruan Memanjat
Tebing Indonesia skygers,2005 )
Panjat tebing adalah suatu olahraga yang mengutamakan
kelenturan, kekuatan tubuh, dan kecerdikan serta
keterampilan penggunaan peralatan dalam menyiasati
tebing itu sendiri.
3. Sejarah Panjat Tebing
Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing dimulai
dari Tahun 1492 oleh Sekelompok orang Perancis di bawah
pimpinan Anthoine de Ville mencoba untuk memanjat
tebing Mont Aiguille yang memiliki ketinggian 2.097 Mdpl
(diatas Permukaan Laut) di kawasan Vercors Massif saat
itu. walau pendakian itu tak ada tujuan yang jelas. namu
orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di
Pegunungan Alpen adalah para pemburu chamois, yang
memburu binatang sejenis kambing gunung. dan mungkin
Pemburu inilah yang memecahkan fenomena kejelasan
tentang awal Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat
Tebing yang dulunya diawali Oleh Orang perancis.
4. Sejarah Panjat Tebing di Indonesia
Olah raga panjat tebing ini dipelopori oleh Harry
Suliztiarto, 1976 yang mulai latihan memanjat di Citatah.
Patok pertama panjat tebing modern di Indonesia. Pada
1977 Harry Suliztiarto, Heri Hermanu, Deddy Hikmat, dan
Agus R. mendirikan Skygers Amateur Rock Climbing
Group, di 1980 Skygers menyelenggarakan sekolah panjat
tebing angkatan pertama. Wanadri menjadi tim Indonesia
pertama yang berekspedisi ke Cartensz Pyramide. Mereka
gagal mencapai puncak, namun berhasil di Puncak Jaya
dan Cartensz Timur. Sedangkan ekspedisi gabungan
Mapala UI dan tim AS mendaki Puncak Trikora.
5. Perkembangan Panjat Tebing
PETUALANGAN OLAHRAGA APLIKASI
TEBINGKERING
TEBINGBASAH
LEAD
BOULDER
SPEED CLASIC
SPEED TRACK
Speedrekord
RESCUE
PEKERJA
KETINGGIAN
TREE CLIMBING
TAKTIS MILITER
PANJAT TEBING
11. Teknik Panjat Tebing
A. Free Climbing/Sport Climbing
Free climbing, adalah pemajatan yang menggunakan
peralatan hanya untuk menahan jatuh dan saat berhenti
menambat. Pemasangan pengaman tidak digunakan
untuk pegangan atau pijakan untuk menambah
ketinggian.
Pemanjat mengandalkan kemampuan fisiknya.
Keterampilan menjaga keseimbangan, kekuatan otot,
dan daya tahan tubuh menjadi faktor yang dominan.
Peralatan panjat hanya digunakan untuk
menjaga/menahan saat pemanjat tergelincir/jatuh.
14. B. Aid Climbing/Artificial Climbing
Artificial cimbing, adalah pemanjatan yang
menggunakan peralatan selain untuk menahan jatuh,
juga digunakan untuk menambah ketinggian dengan
cara dijadikan pegangan atau pijakan.
Dalam teknik ini, peralatan pengaman digunakan selain
untuk mengamankan pemanjat juga digunakan untuk
menambah ketinggian. Artinya, peralatan-peralatan
tersebut dapat difungsikan sebagai tangga tali yang
digunakan untuk menambah tinggi dengan
memanfaatkan celah-celah tebing/cacat batuan.
16. Taktik Panjat Tebing
A. Alpine Tactic
Taktik Alpine, adalah pemanjatan tanpa lagi
berhubungan dengan base camp, semua perlengkapan
dan makanan dibawa terus ( tali tidak lagi terhubung ke
dasar atau base camp/tidak ada tali tetap ( fixed rope)
Pitch merupakan panjang lintasan atau jalur yang
dipanjat,biasanya di dasarkan pada panjang tali yaitu 50
atau 40 meter,atau sampai pemanjat melakukan
penambatan
18. B. Himalayan Tactic
Dalam Himalayan Tactic, pemanjat yang ada di
ketinggian tebing selalu terhubung ke dasar dengan
sebuah tali. Tali ini disebut fixed rope yang
menghubungkan pitch demi pitch dari dasar sampai ke
pucak tebing. Guna fixed rope ini sebagai jembatan atau
penghubung dengan base camp.
C. Siege Tactic
Merupakan gabungan dari himalayan dan alpine tactic.
20. Apa Yang Di butuhkan untuk
Memanjat?
A. Tali / Kernmantle
Fungsi utama dalam pemanjatan adalah sebagai
pengaman apabila jatuh. Tali yang dipakai dalam panjat
tebing terbuat dari nylon ( kern ) untuk menahan
gerakan friksi juga sebagai penguatan digunakan
pembungkus ( mantle ) sehingga tali ini bisa disebut ”
kermnantle “. Dianjurkan jenis tali yang dipakai
hendaknya telah diuji – coba oleh UIAA (Union
Internationale Des Associations D’Alpinism) suatu
badan yang menguji kekuatan peralatan pendakian.
Ukuran kernmantle yang biasa dipakai adalah 8, 8 mm ,
9 mm, 10 mm dengan penjang standar adalah 50 meter.
21. Tali ini memiliki sifat-sifat :
Tidak tahan terhadap gesekan dengan tebing,
terutama tebing laut (cliff). Bila dipakai untuk
menurunkan barang, sebaiknya bagian tebing yang
bergesekan dengan tali diberi alas (pading). Tabu
untuk menginjak tali jenis ini.
Peka (tidak tahan) dengan zat kimia.
Tidak tahan terhadap panas. Bila tali telah dicuci
sebaiknya dijemur di tempat teduh.
Memiliki kelenturan yang baik bila mendapat beban
kejut (karena pendaki jatuh, misalnya)
22. Kermantle ada dua macam :
1. Tali Dinamis
Memiliki kelenturan bagus sehingga dapat berfungsi
sebagai peredam kejut. Kelenturannya mencapai 5- 15 %
dari berat maksimum yang diberikan.
2. Tali Statis
Tidak memiliki kalenturan yang baik sehingga biasanya
dipakai untuk menuruni tebing / rapelling atau
ascending.
24. B. Carabiner
Biasanya disebut cincin kait, terbuat dari logam
alumunium alloy
Ada dua jenis carabiner :
1. Carabiner Screw gate ( menggunakan kunci
pengaman )
2. Carabiner Snapgate ( tidak berkunci )
26. C. Descender
Alat ini digunakan turun tebing (abseiling,
rapeling). Pada prinsipnya untuk menjaga agar
pendaki tidak meluncur bebas. Keuntungan
lainnya adalah tubuh tidak tergesek tali,
sehingga tidak terasa panas.
28. D. Ascendeur
Ascendeur digunakan sebagai alat bantu naik atau
meniti tali. merupakan perkembangan dari
prusik,sehingga lebih mudah mendorongnya ke atas
dan menahan beban pemanjat. terbuat dari kerangka
alumunium dan baja. Alat ini dapat dipakai untuk tali
berdiameter 7 – 11 mm dan berkekuatan 1100 pounds.
Dalam menggunakan ascendeur sebaiknya
menggunakan sling terlebih dahulu sebelum
disangkutkan pada carabiner
30. E. Harness
Harness sangat menolong untuk menahan
tubuh, bila pendaki terjatuh, Juga akan
mengurangi rasa sakit dibandingkan bila kita
menggunakan tali langsung ke tubuh
31. Jenis – jenis harness :
a. Full body harness
Harness ini mempunayi pengikat di seluruh tubuh,
relatif aman dan biasanya dilengkapi dengan tempat alat
disekeliling pinggang.
b. Seat harness
Harness ini lebih sering dipakai, mungkin karena tidak
begitu mengganggu pendaki dalam bergerak. Seat
harness dapat dibuat dari webbing.
33. F. Sling
Biasanya terbuat dari webbing / tali prusik
dengan fungsi :
sebagai penghubung
membuat natural poin dengan memanfaatkan
pohon atau lubang di tebing
mengurangi gaya gesek ( yang menambah
beban ) pada chock atau piton yang terpasang
SLING + 2 CARABINER = RUNNERS
35. G. Piton / Pasak
Cara pemasangan piton sangat sederhana. Setelah
memeriksa rekahan yang akan dipasang piton, kita
memilih piton yang cocok dengan rekahan, lalu
ditancapkan dan pukul dengan hammer
Cara melepas piton adalah dengan menggunakan
hammer yang kita pukulkan pada mata piton searah
dengan rekahan sampai pada akhirnya piton dapat
ditarik.
36. Pengaman pasak, macamnya antara lain :
1. Angle
Membentuk atau berbentuk sudut 90 derajat
2. King pin
Bentuknya pipih dan datar
37.
38. H. Stopper
Jenis pengaman berbentuk simetris dengan kabel baja.
Cara penggunaannya dimasukkan atau disisipkan ke
dalam celah batuan yang permukaannya rata dan
menyempit ke bawah.
Pengaman ini mempunyai berbagai ukuran sesuai
dengan nomornya.
39.
40. I. Hexentric
Jenis pengaman berbentuk segi enam atau asimetris.
Cara penggunaannya sama dengan stopper,bedanya
Hexentric di gunakan pada celah batuan yang
menyempit ke bawah tetapi permukaan batu tersebut
tidak rata
Hexentric juga mempunyai beragam ukuran yang
berbeda, ukuran tersebut juga ditandai dengan nomor.
41.
42. J. Friend
Friend merupakan pengaman yang di sisipkan di celah
batuan dengan cara menarik tuas pembuka kepala
friend dan diatur sesuai lebar celah batuan tersebut.
Frien ada dua jenis, yang berjenis Rigid yaitu tangkai
frien kaku dan keras atau tidak lentur,sedangkan jenis
kedua friend yang fleksible,yaitu tangkai friend terbuat
dari tali baja yang lentur dan fleksible
43. Simpul dan Jerat
Simpul
Simpul delapan ujung tali,biasa digunakan pemanjat sebagai
perintis atau memanjat sport,
simpul delapan tengah tali digunakan untuk penambatan
setelah menyelesaikan satu pitch.
Lubang pada simpul delapan adalah tidak boleh terlalu besar,
maksimal hanya bisa masuk 2 atau 3 jari. Pada bagian ujung
tali harus diberi simpul pengunci.
Simpul pita, biasanya digunakan untuk menyambung tali
yang pipih.
Simpul nelayan ganda, digunakan untuk menyambung tali
yang silinder.
44. Jerat
Jerat tambat (Italian hitch), digunakan untuk belay
dan rapeling
Jerat pangkal (clove hitc), digunakan untuk
penambatan.
Jerat geser (perusik hitch), perusik yang dijeratkan di
tali utama atau pengganti ascendeur
45. Belay Sistem & Climbing calls
Aba-aba Internasional Belayer – Leader
Leader : ”On belay?” (saya akan memanjat, apakah
belaying sudah siap?)
Belayer : ”Belay on” (saya sudah siap)
Leader : ”Climbing” (saya akan memanjat)
Belayer : “Climb on” (silahkan memanjat)
Leader : ”Slack” (kendurkan tali, saya tidak bisa
bergerak karena tali terlalu kencang)
Belayer mengendurkan tali tanpa menyahut
46. Leader : ”pull” (tali terlalu kendur, mohon tali
dikencangkan sedikit)
Belayer mengencangkan tali tanpa menyahut
Leader : ”Off belay” (saya dalam posisi baik, tidak
perlu belaying)
Belayer : ”Belay off” (Belayer mencoba meyakinkan
bahwa pemanjat betul – betul tidak lagi belaying)
Leader : ”Tension” (tahan tali dengan erat)
47. Belayer menggunakan tangan penahan untuk
mengunci tali belaying
Leader : ”Falling” (saya jatuh, mohon tahan
tali/dikunci)
Belayer dengan tangan penahan untuk mengunci tali
belaying dan mengamankan pemanjat yang jatuh
Leader : ”Rock” (Awas ada benda keras yang jatuh, hati
– hati)
48. Klasifikasi Pengaman
Klasifikasi Pengaman
Pengaman emas : pengaman yang berfungsi
sangat baik digunakan untuk tambatan dan beban jatuh
Pengaman perak : pengaman yang berfungsi
kurang baik, biasanya bisa terlepas jika dipakai jatuh.
Pengaman perunggu : pengaman yang berfungsi jelek
dan pasti terlepas jika terkena beban jatuh
Pengaman pengunci : pengaman yang berfungsi
sangat baik, tidak terlepas jika ditarik kesegala arah dan
pasti bersifat emas.