SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
1. Niat
Madzhab Hanafih : Imam Abu Hanifah berpendapat niat adalah syarat Sholat , maka syarat itu sah
jika dilakukan sebelum amal sehingga jika seorang dari rumahnya atau tokohnya sambil bernia untuk
sholat dan antara niat dan sholatnya itu tidak berselang dengan jarak yang lama atau pekerjaan lain,
maka sah sholatnya itu. (Niat di hati sebelum takbir)
Dalil : Sesungguhnya setiap amalan ada niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan sesuai
dengan apa yang diniatkanya (H.R Al Jamaah)
Madzhab Maliki : Imam malik berpendapat bahwa rukun adalah bagian dari amal itu sendiri,
maka tidak sah (jika) didahului oleh amal walaupun hanya dengan senggang waktu sekejap. Karena itu
niat sholat haruslah seiring dengan takbiratul ihram. (Niat di hati saat mulai takbir Allahuakbar , dari A -
R dan di makruhkan niat dilafazhkan)
Dalil : Sesungguhnya setiap amalan ada niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan sesuai
dengan apa yang diniatkanya (H.R Al Jamaah)
Madzhab Syafi'i : Imam Syafi'i berpendapat sama dengan Madzhab Maliki. (Ulama Syafi'iyah
berpendapat diperbolehkan melafazhkan niat jika ada was - was di hati)
Dalil : Sesungguhnya setiap amalan ada niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan sesuai
dengan apa yang diniatkanya (H.R Al Jamaah)
Madzhab Hanbali : Imam Ahmad berpendapat sama dengan Madzhab Hanafih. ( Imam Ahmad
pendiri madzhab Hanbali berpendapat boleh niat dilafazhkan jika ada was - was )
Dalil : Sesungguhnya setiap amalan ada niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan sesuai
dengan apa yang diniatkanya (H.R Al Jamaah)
2. Takbiratul Ihram
Madzhab Hanafih : Imam Hanafih berpendapat Takbiratul ihram bukan rukun sholat melaikan
salah satu syarat sholat seperti bersuci atau menutup aurat. (Caranya adalah dengan mengangkat kedua
tangan sejajar dengan telinga namun bagi wanita boleh sejajar dengan bahu karena lebih menutupi dan
ditaruh di bawah pusar)
Dalil : Termasuk sunnah, meletakkan telapak tangan di atas telapak tangan dalam sholat di bawah
pusar (H.R Abu Daud 758)
Dalil : Apabila Rasulullah s.a.w telah masuk sholat, beliau mengangkat tinggi - tinggi kedua tangannya
(H.R Abu Daud 642)
Dalil : Dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sholat (Q.S Al - A'la : 15)
Madzhab Maliki : Imam Malik berpendapat bahwa takbiratul ihram adalah rukun sholat. (Cara
bertakbir adalah dengan cara mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga lalu menaruh tangan
kanan diatas tangan kiri diantara dada dan pusar)
Dalil : Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya
kemudian mengencangkan keduanya di atas dadanya ketika beliau shalat(H.R Abu Daud 759, Al Baihaqi
4/38)
Dalil : Kuncinya sholat adalah bersuci, pembukaanya adalah dengan takbir, dan penutupnya adalah
dengan salam (H.R Asy-Syafi'i dan Imam lima kecuali An- Nasa'i)
Madzhab Syafi'i : Imam Syafi'i berpendapat sama dengan Madzhab Maliki. ( Cara bertakbir
adalah mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga dan bersedekap tangan kanan diatas tangan kiri
diantara dada dan pusar)
Dalil : Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya
kemudian mengencangkan keduanya di atas dadanya ketika beliau shalat(H.R Abu Daud 759, Al Baihaqi
4/38)
Dalil : Biasanya Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam ketika memulai sholat beliau mengangkat kedua
tangannya samapai setinggi kedua telinga (H.R Al Baihaqi 2/26)
Dalil : Kuncinya sholat adalah bersuci, pembukaanya adalah dengan takbir, dan penutupnya adalah
dengan salam (H.R Asy-Syafi'i dan Imam lima kecuali An- Nasa'i)
Madzhab Hanbali : Berpendapat sama dengan Madzhab Syafi'i dan Maliki. (cara bertakbir dengan
mengangkat tangan sejajar dengan bahu lalu meletakkanya tangan kanan diatas tangan kiri di bawah
pusar )
Dalil : Termasuk sunnah, meletakkan telapak tangan di atas telapak tangan dalam sholat di bawah
pusar (H.R Abu Daud 758)
Dalil : Nabi shallallahualaihi wasallam biasanya ketika memulai sholat ketika bertakbir untuk ruku' dan
ketikamengangkat kepada setelah rukuk', beliau mengangkat kedua tangannya setinggi pundaknya (H.R
Bukhari 735)
Dalil : Kuncinya sholat adalah bersuci, pembukaanya adalah dengan takbir, dan penutupnya adalah
dengan salam (H.R Asy-Syafi'i dan Imam lima kecuali An- Nasa'i)
3. Membaca Al- Fatihah
Madzhab Hanafih : Imam Hanafih makruh hukumnya membaca al-fatihah , yang benar adalah
membaca Al - Quran ( membaca surah yang ada di al- Quran). Membaca surah jahar (bersuara) di dua
rakaat sholat subuh , magrib , isya' dan sir (lirih) di setiap rakaat sholat dhuhur , ashar dan dua rakaat
sholat akhir sholat isya' dan rakaat ketiga sholat magrhib. Imam Hanafih berpendapat makruh tahrim
(mendekati haram) bagi makmum yang membaca al - fatihah di belakang imam. Membaca al- Fatihah
dimulai dari alhamdulillah dan di anjurkan jika membaca bismillah di sir kan.
Dalil : Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan diamlah agar kamu mendapat
rahmat (Q.S Al A’raf : 204)
Dalil : Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al - Quran (Q.S Al- Muzammil : 20)
Dalil : Allah Tabaraka Wa Ta’ala berfirman, aku membagi shalat antara Aku dan hambaku menjadi dua
bagian, setengahnya untukKu dan setengahnya untuk hambaKu sesuai dengan apa yang ia minta. Ketika
hambaku berkata,’Alhamdulillahi rabbil’aalamiin’. Allah Ta’ala berkata, ‘ Hambaku telah memujiKu’”
(H.R Muslim 395)
Madzhab Maliki : Wajib hukumnya membaca surah Al - Fatihah pada setiap sholat. Membaca
surah jahar (bersuara) di dua rakaat sholat subuh , magrib , isya' dan sir (lirih) di setiap rakaat sholat
dhuhur , ashar dan dua rakaat akhir sholat isya' dan rakaat ketiga sholat magrhib. Madzhab Maliki
berpendapat sama dengan madzhab Hanbali. Imam Malik berpendapat dianjurkan bagi makmum
membaca al - fatihah ketika sholat berjamaah yang pada saat sir (lirih bacaan imammya). Maliki
berpendapat makruhmembaca bismillah saat sholat.
Dalil : Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan diamlah agar kamu mendapat
rahmat (Q.S Al A’raf : 204)
Dalil : Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Faatihatul Kitaab (Al-Fatihah)” (H.R Al Bukhari
756, Muslim 394)
Dalil : aku shalat bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman dan aku
tidak mendengar mereka membaca bismillahir rahmanir rahim” (HR. Muslim 399)
Madzhab Syafi'i : Wajib hukumnya membaca al- fatihah pada setiap rakaat dan ini adalah bagian
dari rukun sholat. Membaca surah jahar (bersuara) di dua rakaat sholat subuh , magrib , isya' dan sir
(lirih) di setiap rakaat sholat dhuhur , ashar dan dua rakaat akhir sholat isya' dan rakaat ketiga sholat
magrhib. Wajib baginya untuk membaca al fatihah baik makmum maupun imam di shola sir (lirih) atau
jahar (bersuara). Untuk bacaan al fatihah Bismillah dijaharkankan disetiap baca al - fatihah di dalam
sholat maupun diluar sholat karena bismillah bagian dari al - fatihah.
Dalil : Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Faatihatul Kitaab (Al-Fatihah)” (H.R Al Bukhari
756, Muslim 394)
Dalil : Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam jika mengimami orang-orang, beliau men-jahr-kan bacaan
bismillahir rahmanir rahim” (HR. Al Baihaqi 2186)
Madzhab Hanbali : Imam Ahmad berpendapat sama dengan Imam Malik dan Imam Syafi'i tentang
wajibnya membaca al - fatihah di setiap rakaat sholat di dalam sholat fardhu maupun sholat sunah.
Membaca surah jahar (bersuara) di dua rakaat sholat subuh , magrib , isya' dan sir (lirih) di setiap rakaat
sholat dhuhur , ashar dan dua rakaat akhir sholat isya' dan rakaat ketiga sholat magrhib. Imam Ahmad
berpendapat dianjurkan bagi makmum membaca al - fatihah ketika sholat berjamaah yang pada saat sir
(lirih bacaan imammya). Bacaan Bismillah di sir kan dalam sholat.
Dalil : Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan diamlah agar kamu
mendapat rahmat (Q.S Al A’raf : 204)
Dalil : Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Faatihatul Kitaab (Al-Fatihah)” (H.R Al Bukhari
756, Muslim 394)
Dalil : Allah Tabaraka Wa Ta’ala berfirman, aku membagi shalat antara Aku dan hambaku menjadi dua
bagian, setengahnya untukKu dan setengahnya untuk hambaKu sesuai dengan apa yang ia minta. Ketika
hambaku berkata,’Alhamdulillahi rabbil’aalamiin’. Allah Ta’ala berkata, ‘ Hambaku telah memujiKu’”
(H.R Muslim 395)
4. Rukuk
Madzhab Hanafih : Ruku' hukumnya wajib dan tidak ada keraguan atau perselisihan , semua ulama
sepakat dan wajib bagi yang mampu. Menurut Ulama Hanafiah mereka berpendapat terjadinya ruku'
adalah dengan menundukan kepala dengan badan yang membungkuk dan itulah bentuk ruku' yang
mendekati sempurna. Oleh karena iu ulamahanafiah berpendapat tuma'ninah bukanlah rukun sholat
melainkan hanya suatu kewajiban sholat.
Dalil : Hai orang - orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu (Q.S Al- Hajj : 77)
Madzhab Maliki : Ruku' hukumnya wajib dan tidak ada keraguan atau perselisihan , semua ulama
sepakat dan wajib bagi yang mampu. Imam Malik berpendapat ruku' haruslah tuma'ninah yaitu
diamdengan tenang setelah sebelumnya bergerak. Tuma'ninah adalah rukun yang terpisah dari setiap
rukun - rukun seperti i'tidal, sujud, dan duduk antara dua sujud.
Dalil : Hai orang - orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu (Q.S Al- Hajj : 77)
Dalil : Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari shalatnya”. Para sahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah, bagaimana mencuri dari sholat?”. Rasulullah berkata, “Dia tidak sempurnakan ruku dan
sujudnya” (HR Ahmad no 11532)
Madzhab Syafi'i : Ruku' hukumnya wajib dan tidak ada keraguan atau perselisihan , semua ulama
sepakat dan wajib bagi yang mampu. Imam Syafi'i juga berpendapat sama dengan gurunya yaitu Imam
Malik dalam hal ini.
Dalil : Hai orang - orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu (Q.S Al- Hajj : 77)
Dalil : Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari shalatnya”. Para sahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah, bagaimana mencuri dari sholat?”. Rasulullah berkata, “Dia tidak sempurnakan ruku dan
sujudnya” (H.R Ahmad no 11532)
Madzhab Hanbali : Ruku' hukumnya wajib dan tidak ada keraguan atau perselisihan , semua ulama
sepakat dan wajib bagi yang mampu. Imam Ahmad juga berpendapat sama dengan gurunya yaitu Imam
Syafi'i dalam masalah ruku' dan tuma'ninah.
Dalil : Hai orang - orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu (Q.S Al- Hajj : 77)
Dalil : Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari shalatnya”. Para sahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah, bagaimana mencuri dari sholat?”. Rasulullah berkata, “Dia tidak sempurnakan ruku dan
sujudnya” (H.R Ahmad no 11532)
5. Bangkit dari Ruku' ( I'tidal )
Madzhab Hanafih : I'tidal adalah wajib hukumnya makajika tidak dilakukan maka batal sholatnya ,
kecuali orang yang tidak mampu sholat dengan sempurna. I'tidal adalah berdiri tegak dengan cara
tuma'ninah dan tangan digerakan seperti saat takbir kemudian kembali ke posisi semula saat seperti
awal berdiri.
Dalil : “Kemudian ruku’ lalu kedua tangan di letakkan di lututnya sampai setiap anggota tubuh
mengambil posisinya. Kemudia bangkit dari ruku’ dan setiap anggota tubuh mengambil posisinya.” (H.R
Ahmad 3: 407. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Madzhab Maliki : Imam Malik berpendapat sama dengan Imam Hanafih.
Dalil : “Kemudian ruku’ lalu kedua tangan di letakkan di lututnya sampai setiap anggota tubuh
mengambil posisinya. Kemudia bangkit dari ruku’ dan setiap anggota tubuh mengambil posisinya.” (H.R
Ahmad 3: 407. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Madzhab Syafi'i : Imam Syafi'i berpendapat sama dengan gurunya Imam Malik. Dan meletakkan
tangan di samping adalah yang menjadi pilihan Madzhab Syafi'i.
Dalil : “Kemudian ruku’ lalu kedua tangan di letakkan di lututnya sampai setiap anggota tubuh
mengambil posisinya. Kemudia bangkit dari ruku’ dan setiap anggota tubuh mengambil posisinya.” (H.R
Ahmad 3: 407. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Madzhab Hanbali : I'tidal hukumnya wajib dan tidak ada perbedaan. yang menjadi perbedaan
adalah meletakkan tangan diposisi dada atau seperti awal mulai berdiri yaitu disamping. Imam Ahmad
berpendapat bahwa boleh di kerjakan keduannya.
Dalil : Orang-orang dahulu diperintahkan untuk meletakkan tangan kanannya di atas hasta tangan
kirinya dalam shalat. (HR al Bukhari)
Dalil : “Kemudian ruku’ lalu kedua tangan di letakkan di lututnya sampai setiap anggota tubuh
mengambil posisinya. Kemudia bangkit dari ruku’ dan setiap anggota tubuh mengambil posisinya.” (H.R
Ahmad 3: 407. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
6. Sujud
Madzhab Hanafih : Sujud adalah bagian dari rukun sholat. Imam Hanafih sujud cukup
menempelkan bagian dari kening, dan salah satu dari dua tangan, dan salah satu dari dua lutut, dan
salah satu ujung dua tangan, dan satu ujung kedua kaki. Dan jika ingin sempurna maka kedua tangan
dan seterusnya.
Dalil : Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian anggota badan: (1) Dahi (termasuk juga hidung,
beliau mengisyaratkan dengan tangannya), (2,3) telapak tangan kanan dan kiri, (4,5) lutut kanan dan
kiri, dan (6,7) ujung kaki kanan dan kiri. ” (H.R Bukhari no. 812 dan Muslim no. 490)
Madzhab Maliki : Sujud menempelkan kening ke tanah, dan disunnahkan menggabungkan
hidung dengan kening dan yang meninggalkannya harus mengulanginya. Adapun sujud diatas dua lutut,
dua tangan, dan ujung dua kaki adalah adalah sunah.
Dalil : Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian anggota badan: (1) Dahi (termasuk juga hidung,
beliau mengisyaratkan dengan tangannya), (2,3) telapak tangan kanan dan kiri, (4,5) lutut kanan dan
kiri, dan (6,7) ujung kaki kanan dan kiri. ” (H.R Bukhari no. 812 dan Muslim no. 490)
Madzhab Syafi'i : Imam Syafi'i berpendapat saat sujud bertumpu pada ujung - ujung jari kaki
bagian dalam dan kening hendaknya dalam keadaan terbuka. Sujud saat turun menggunakan tangan
dulu.
Dalil : Janganlah salah satu kalian turun untuk sujud sebagaimana bentuk turunnya unta ketika hendak
menderum.” (H.R Abu Daud no. 840 dan An Nasai no. 1092. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa
sanad hadits ini hasan)
Dalil : Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian anggota badan: (1) Dahi (termasuk juga hidung,
beliau mengisyaratkan dengan tangannya), (2,3) telapak tangan kanan dan kiri, (4,5) lutut kanan dan
kiri, dan (6,7) ujung kaki kanan dan kiri. ” (H.R Bukhari no. 812 dan Muslim no. 490)
Madzhab Hanbali : Ulama Hanbali seperti syaikh Al-Albani mengatan sujud menggunakan lutut
dulu saat diturunkan berbeda dengan ulama hanbali lain seperti Syaikh Bin Baz dan Syaikh Utshaimin
mereka berpendapat tangan dulu agar tidak seperti turunya unta.
Dalil : Janganlah salah satu kalian turun untuk sujud sebagaimana bentuk turunnya unta ketika hendak
menderum.” (H.R Abu Daud no. 840 dan An Nasai no. 1092. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa
sanad hadits ini hasan)
7. Duduk Antara Dua Sujud (Tasyahud awal)
Madzhab Hanafi : Ulama Hanafiyah mereka berpendapat duduk diantara dua sujud hukumnya
sunah. Bentuk duduk antara dua sujud adalah duduk iftirasy yaitu kaki kiri sebagai tumpuhan duduk dan
kaki kanan seperti sujud. Membaca shalawat saat attahiyat pertama adalah sifatnya anjuran. Tangan
kanan diatas paha kanan dan begitu juga sebaliknya , dan jari telunjuk digerakan menghadap ke kiblat.
Madzhab Hanafih berpendapat saat mengangkat jari telunjuk adalah pada lafazh syahadat
Asshaduallah.. dan turun di......rosullallah. Duduknya adalah duduk iftirasy.
Dalil : Ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk setelah melakukan dua raka’at, kaki kiri saat itu
diduduki dan kaki kanan ditegakkan. Adapun saat duduk di raka’at terakhir (tasyahud akhir), kaki kiri
dikeluarkan, kaki kanan ditegakkan, lalu duduk di lantai.” (HR. Bukhari no. 828)
Madzhab Maliki : Ulama Maliki juga berpendapat sunah di duduk antara dua sujud adalah sunah.
Membaca shalawat saat attahiyat pertama adalah sifatnya anjuran. Tangan kanan diatas paha kanan
dan begitu juga sebaliknya , dan jari telunjuk digerakan menghadap ke kiblat. Madzhab Maliki
berpendapat saat mengangkat jari telunjuk adalah dari awal sampai akhir attahiyat atau sebelum salam
jika di attahiyat akhir. Duduknya adalah duduk tawarruk.
Dalil : Ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk setelah melakukan dua raka’at, kaki kiri saat itu
diduduki dan kaki kanan ditegakkan. Adapun saat duduk di raka’at terakhir (tasyahud akhir), kaki kiri
dikeluarkan, kaki kanan ditegakkan, lalu duduk di lantai.” (HR. Bukhari no. 828).
Madzhab Syafi'i : Ulama Syafi'i juga berpendapat sunah di duduk antara dua sujud pada rakaat
kedua. Membaca shalawat saat attahiyat pertama adalah sifatnya wajib dan jika lupa maka harus sujud
syahwi.Cara duduk adalah dengan tangan kanan diatas paha kanan dan begitu juga sebaliknya , dan jari
telunjuk digerakan menghadap ke kiblat. Madzhab Syafi'i berpendapat saat mengangkat jari telunjuk
adalah dari lafazh Asshaduallah.... sampai akhir dan sebelum salam ketika di attahiyat akhir.
Dalil : Ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk setelah melakukan dua raka’at, kaki kiri saat itu
diduduki dan kaki kanan ditegakkan. Adapun saat duduk di raka’at terakhir (tasyahud akhir), kaki kiri
dikeluarkan, kaki kanan ditegakkan, lalu duduk di lantai.” (HR. Bukhari no. 828).
Madzhab Hanbali : Ulama Hanbali hukumnya wajib pada duduk antara dua sujud pertama.
Membaca shalawat saat attahiyat pertama adalah sifatnya anjuran. Tangan kanan diatas paha kanan
dan begitu juga sebaliknya , dan jari telunjuk digerakan menghadap ke kiblat. Madzhab Syafi'i
berpendapat saat mengangkat jari telunjuk adalah dari lafazh Asshaduallah.... sampai akhir dan sebelum
salam ketika di attahiyat akhir. dan ini adalah pendapat yang paling mashyur.
Dalil : Ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk setelah melakukan dua raka’at, kaki kiri saat itu
diduduki dan kaki kanan ditegakkan. Adapun saat duduk di raka’at terakhir (tasyahud akhir), kaki kiri
dikeluarkan, kaki kanan ditegakkan, lalu duduk di lantai.” (HR. Bukhari no. 828).
8. Duduk Tasyahud Akhir
Madzhab Hanafih : Wajib hukumnya duduk tasyahud/attahiyat akhir yang diutarakan ulama
hanafih. Duduk tasyahud akhir sama seperti duduk tasyahud awal yaitu kaki kiri sebagai tumpuhan atau
duduk iftirasy. Membaca bacaan attahiyat ditambah shalawat dan di anjurkan untuk berdoa tentang
hajatnya atau doa yang banyak diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahuallaihi Wasallam.
Dalil : Sesungguhnya sunnah ketika shalat (saat duduk) adalah engkau menegakkan kaki kananmu dan
menghamparkan (kaki) kirimu (H.R Bukhari no. 827)
Madzhab Maliki : Ulama Malikiyah berpendapat sunah hukumnya tasyahud akhir. Cara
tasyahud akhir sama dengan apa yang dijabarkan di tasyahud awal dan untuk kaki kiri di masukan ke
bawah kaki kanan dan duduk dilantai ini adalah duduk tawarruk .
Dalil : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan tasyahud kepadaku di pertengahan dan di
akhir shalat. Kami memperoleh dari Abdullah, ia memberitahukan pada kami bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan padanya. Ia berkata, “Jika beliau duduk di tasyahud awwal
dan tasyahud akhir, beliau duduk tawarruk di atas kaki kirinya, lalu beliau membaca...…(HR. Ahmad
1/459. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Madzhab Syafi'i : Ulama syafi'iyah juga sama dengan ulama Malikiyah berpendapat tentang cara
duduk tasyahud. di tasyahud awal adalah duduk iftirasy dan jika tasyahud akhir adalah duduk tawrruk.
Dalil : Aku adalah orang yang paling menghafal di antara kalian tentang shalat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Aku melihatnya tatkala bertakbir, beliau menjadikan kedua tangannya sejajar dengan
kedua pundaknya. Jika ruku’, beliau menetapkan kedua tangannya pada kedua lututnya, lalu
meluruskan punggungnya. Jika mengangkat kepalanya, beliau berdiri tegak hingga kembali setiap dari
tulang belakangnya ke tempatnya. Jika sujud, beliau meletakkan kedua tangannya tanpa menidurkan
kedua lengannya dan tidak pula melekatkannya (pada lambungnya) dan menghadapkan jari-jari kakinya
ke arah kiblat. Jika beliau duduk pada raka’at kedua, maka beliau duduk di atas kaki kirinya dan
menegakkan kaki kanan (duduk iftirosy). Jika duduk pada raka’at terakhir, beliau mengedepankan kaki
kirinya dan menegakkan kaki yang lain (kaki kanan), dan duduk di atas lantai – bukan di atas kaki kiri
(H.R Bukhari no. 828)
Madzhab Hanbali : Imam Ahmad juga sama berpendapat dengan gurunya yaitu Imam Syafi'i
tentang duduk tawarruk pada attahiyat akhir. Tapi jika sholatnya hanya dua rakaat maka duduk akhirnya
adalah iftirasy.
Dalil : Aku adalah orang yang paling menghafal di antara kalian tentang shalat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Aku melihatnya tatkala bertakbir, beliau menjadikan kedua tangannya sejajar dengan
kedua pundaknya. Jika ruku’, beliau menetapkan kedua tangannya pada kedua lututnya, lalu
meluruskan punggungnya. Jika mengangkat kepalanya, beliau berdiri tegak hingga kembali setiap dari
tulang belakangnya ke tempatnya. Jika sujud, beliau meletakkan kedua tangannya tanpa menidurkan
kedua lengannya dan tidak pula melekatkannya (pada lambungnya) dan menghadapkan jari-jari kakinya
ke arah kiblat. Jika beliau duduk pada raka’at kedua, maka beliau duduk di atas kaki kirinya dan
menegakkan kaki kanan (duduk iftirosy). Jika duduk pada raka’at terakhir, beliau mengedepankan kaki
kirinya dan menegakkan kaki yang lain (kaki kanan), dan duduk di atas lantai – bukan di atas kaki kiri
(H.R Bukhari no. 828)
9. Membaca Shalawat
Madzhab Hanafih : Imam Hanafih berpendapat sunah membaca shalawat saat tasyahud.
Dalil : Ijtihad Imam Hanafih , Shalawat tetap wajib namun sunah saat tasyahud
Dalil : Hai orang -orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlh salam
penghormatan kepadanya (Q.S Al- Ahzab : 56)
Madzhab Maliki : Imam Malik juga berpendapat sunah membaca shalawat saat tasyahud.
Dalil : Ijtihad Imam Malik shalawat adalah sunah saat tasyahud namun wajib karena itu adalah hak
rasulallah yang di firmankan langsung oleh allah di al - Quran.
Dalil : Hai orang -orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlh salam
penghormatan kepadanya (Q.S Al- Ahzab : 56)
Madzhab Syafi'i : Membaca shalawat hukumnya wajib bagi mayoritas ulama syafi'i dan jika lupa
harus sujud syahwi
Dalil : Hai orang -orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlh salam
penghormatan kepadanya (Q.S Al- Ahzab : 56)
Madzhab Hanbali : Ulama Hanbali juga berpendapat sama mengenai bacaan shalawat pada
tasyahud seperti pendapat imam Syafi'i.
Dalil : Hai orang -orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlh salam
penghormatan kepadanya (Q.S Al- Ahzab : 56)
10. Mengucap Salam
Madzhab Hanafih : Imam Hanafih salam adalah wajib bukan fardu hukumnya. Caranya adalah
dengan menoleh ke kanan dan ke kiri. Ke kanan saja sudah sah sholatnya karena yang ke kiri sifatnya
sunah. Membaca assalamualaikum saja sudah sah tapi lebih baik jika di tambah lafazh warahmatullah.
Dalil : Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri sampai terlihat
pipinya yang putih, lalu beliau mengucapkan, ‘Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah, assalamu ‘alaikum
wa rahmatullah’ ” (HR. Abu Daud no. 996 dan Tirmidzi no. 295. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa
hadits ini shahih)
Dalil : Dari ‘Amir bin Sa’ad dari bapaknya, ia berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri hingga aku melihat pipinya yang putih.” (HR.
Muslim no. 582)
Madzhab Maliki : Ulama Malikiyah juga berpendapat sama mengenai salam yaitu ke kanan wajib
dan ke kiri sunah.
Dalil : Dari ‘Amir bin Sa’ad dari bapaknya, ia berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri hingga aku melihat pipinya yang putih.” (HR.
Muslim no. 582)
Dalil : Pembuka shalat adalah bersuci, yang mengharamkan dari perkara di luar shalat adalah ucapan
takbir dan yang menghalalkan kembali adalah ucapan salam.” (HR. Tirmidzi no. 238 dan Ibnu Majah no.
276. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Madzhab Syafi'i : Ualama Syafi'iyah juga berpendapat fardunya mengucap salam.
Dalil : Dari ‘Amir bin Sa’ad dari bapaknya, ia berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri hingga aku melihat pipinya yang putih.” (HR.
Muslim no. 582)
Dalil : Kuncinya sholat adalah bersuci, pembukaanya adalah dengan takbir, dan penutupnya adalah
dengan salam (H.R Asy-Syafi'i dan Imam lima kecuali An- Nasa'i)
Madzhab Hanbali : Imam Ahmad berpendapat sama dengan ulama Syafi'iyah
Dalil : Dari ‘Amir bin Sa’ad dari bapaknya, ia berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri hingga aku melihat pipinya yang putih.” (HR.
Muslim no. 582)
13. Tertib dalam Melakukan Rukun Sholat
Madzhab Hanafih : Semua wajib berurutan seperti mendahulukan ruku' sebelum sujud.
Madzhab Maliki : Semua wajib berurutan seperti mendahulukan ruku' sebelum sujud.
Madzhab Syafi'i : Semua wajib berurutan seperti mendahulukan ruku' sebelum sujud. Semua
ulama dan dari kalangan salaf juga seperti itu dan tidak ada perbedaan.
Madzhab Hanbali : Semua wajib berurutan seperti mendahulukan ruku' sebelum sujud seperti
yang sudah dicontohkan oleh para sahabat nabi.
Sunnah - Sunnah Dalam Sholat..!!!
1. Membaca Doa Iftitah / Istiftah : Imam Nawawi mengatakan bahwa do’a iftitah atau istiftah
disunnahkan dibaca untuk setiap orang yang shalat, untuk imam, makmum, munfarid, wanita, anak-
anak, musafir, orang yang shalat wajib, orang yang shalat sunnah, orang yang shalat sambil duduk, orang
yang shalat sambil berbaring, dan selainnya. Termasuk juga di dalamnya orang yang melaksanakan
shalat sunnah rawatib, shalat sunnah mutlak, shalat ‘ied, shalat gerhana (shalat kusuf) dan shalat minta
hujan (shalat istisqa’). Inilah pendapat jumhur (mayoritas ulama) yang lebih kuat.
Dalil : Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam setelah bertakbir ketika shalat, ia diam sejenak
sebelum membaca ayat. Maka aku pun bertanya kepada beliau, wahai Rasulullah, kutebus engkau
dengan ayah dan ibuku, aku melihatmu berdiam antara takbir dan bacaan ayat. Apa yang engkau baca
ketika itu adalah (beliau menyebutkan doa istiftah)” (H.R Muttafaqun ‘alaih)
2. Membaca Ta'awudz / Isti'adzah : Membaca Ta'awudz adalah sunnah yang dianjurkan , karena kia
disuruh berlindung dari setan ketika hendak membaca al- quran.
Dalil : Apabila kamu membaca al-Qur-an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari
syaitan yang terkutuk.” (An-Nahl: 98)
3. Mengamini Al- Fatihah : Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan , Mengucapkan “amien” (ta’mîn)
adalah perhiasan shalat seperti mengangkat kedua tangan yang merupakan perhiasan shalat. Juga
termasuk mengikuti sunnah dan mengagungkan perintah Allâh (Ash-Shalat wa hukmu târikiha, hlm 206)
Dalil : Jika imam mengucap amin, maka ucapkanlah amin. Sesungguhnya orang yang ucapan aminnya
bertepatan dengan ucapan amin para Malaikat akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu(Shahiih
Muslim I/307 no. 410), Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (II/262 no. 780)
4. Duduk Istirahat Setelah Bangkit Dari Sujud : Imam Nawawi berkata, Jika imam tidak melakukan duduk
istirahat, sedangkan makmum melakukannya, itu dibolehkan karena duduknya hanyalah sesaat dan
ketertinggalan yang ada cumalah sebentar (Al Majmu’ 3: 292).
Cara duduk istirahat adalah duduk iftirosy atau seperti duduk saat duduk antara dua sujud. (Syarh
‘Umdatul Ahkam Syaikh Sa’ad Asy Syatsri, 1: 209)
Dalil : Seperti shalat syaikh kami ini. Beliau duduk ketika mengangkat kepalanya setelah sujud sebelum
beliau bangkit dari raka’at pertama.” (H.R Bukhari no. 677)
5. Perbanyak Do'a Saat Sujud : Ulama Malikiyah dan Syafi'iyah berpendapat sunnah berdoa saat sujud
(Al Mausu'ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 39/227)
Dalil : Yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka
perbanyaklah do’a ketika itu (H.R Muslim no 482)
6. Membaca Doa Qunut :
Hanafiyah : Qunut disyariatkan pada sholat witir. Pada saat kaum muslim tertimpa musibah qunut
hanya boleh dibaca di sholat subuh saja pada sholat yang fardu. Yang membaca Imam dan makmum
mengaminkan , jika sholatnya sendiri tidak ada qunut (Ditulis oleh Syaikh Muhammad Ash Sholih Al
‘Utsaimin, 7/ 3/ 1398)
Malikiyah : Qunut hanya pada sholat subuh saja dan tidak ada di sholat- sholat lain dan dibaca saat akan
rukuk (Ditulis oleh Syaikh Muhammad Ash Sholih Al ‘Utsaimin, 7/ 3/ 1398)
Syafi'iyah : Qunut dianjurkan (sunnah) pada sholat subuh pada rakaat kedua setelah i'tidal dan jika lupa
perlu diganti sujud syahwi , pada setengah akhir bulan ramadhan pada sholat witir dan di semua sholat
jika kaum muslimin tertimpa musibah ( Qunut Nazilah). (Ditulis oleh Syaikh Muhammad Ash Sholih Al
‘Utsaimin, 7/ 3/ 1398)
Dalil : Terus-menerus Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa a lihi wa sallam qunut pada sholat Shubuh sampai
beliau meninggalkan dunia. ( Ahmad 3/162 , Al-Baihaqy 2/201 dan dalam Ash-Shugro 1/273, Al-Ha kim
dalam kitab Al-Arba’in Nashbur Royah 2/132 Hadist Sahih menurut Al-Hakim dan disetujui Al- Baihaqy
dan Dho'if menurut beberapa ulama ahli hadist lain).
Hanbaliyah : Disyariatkan qunut witir dan tidak pada semua sholat kecuali ada musibah besar selain
musibah penyakit. Boleh berqunut di semua sholat kecuali sholat jumat. (Ditulis oleh Syaikh Muhammad
Ash Sholih Al ‘Utsaimin, 7/ 3/ 1398)
Catatan...!!!
Madzhab Syafi'i menganjurkan qunut subuh begitu juga madzhab Maliki , Sedangkan Madzhab Hanbali
tidak menganjurkan dan madzhab Hanafih menganggabnya Bid'ah sesuai keterangan di atas.
7. Membaca Doa di Attahiyat Akhir : Doa setelah membaca bacaan attahiyat dan sholawat adalah
sifatnya anjuran atau disunnahkan. Dan ini lah pendapat (ijma' Ulama).
Dalil : Janganlah kalian berkata: ‘assalaamu ‘alaLLaah’ (keselamatan atas Allah), karena Dia-lah as-
Salaam. Jika kalian duduk (tasyahud), maka ucapkanlah: ‘at-Tahiyaatu lillaah, wash-Shalaatutuh
thayyibaat, assalaamu ‘alayka ayyuhannabiy warahmatullaahi wabarakaatuh, assalaamu ‘alayna wa
‘ala ibaadillaahish shaalihiin’. Jika kalian telah mengucapkan demikian, maka doa tersebut akan meliputi
semua hamba yang shalih di langit dan di bumi, ataupun di antara keduanya. (kemudian ucapkanlah)
‘asyhadu an laa ilaaha illaLLaah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh’. Kemudian
hendaklah dia memilih doa, yang dia sukai untuk berdoa dengannya (HR. Ahmad, al-Bukhari, Abu Daud)
8. Sujud Tilawah : Jika Membaca Ayat Sajadah maka sebaiknya kita melakukan sujud tilawah di saat
sholat ataupun diluar sholat saat membaca al - quran misalnya.
Tata Cara : Sujud tilawah dilakukan satu kali sujud, sujudnya sama seperti sujud pada sholat dan tidak
disyariatkan takbiratul ihram dan salam saat melakukanya. Tidak harus wudlu jika di luar sholat , harus
menghadap kiblat.
Dalil : Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan sujud tilawah tatkala membaca surat An
Najm, lalu kaum muslimin, orang-orang musyrik, jin dan manusia pun ikut sujud (HR. Bukhari)
Dalil : Dari Abu Rofi’, dia berkata bahwa dia shalat Isya’ (shalat ‘atamah) bersama Abu Hurairah, lalu
beliau membaca “idzas samaa’unsyaqqot”, kemudian beliau sujud. Lalu Abu Rofi’ bertanya pada Abu
Hurairah, “Apa ini?” Abu Hurairah pun menjawab, “Aku bersujud di belakang Abul Qosim (Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam) ketika sampai pada ayat sajadah dalam surat tersebut.” Abu Rofi’
mengatakan, “Aku tidaklah pernah bersujud ketika membaca surat tersebut sampai aku menemukannya
saat ini.” (HR. Bukhari no. 867dan Muslim no. 887)
Perhatian...!!!
Jika Rukun Sholat Satu Sampai Tiga Belas tidak dikerjakan satu maka sholatnya tidak sah dan jika terlupa
maka wajib hukumnya untuk sujud syahwi . Sujud Syahwi yaitu sujud dua kali , jika ingat sebelum salam
maka sujud syahwi dilakukan sebelum salam dan jika baru teringat setelah sholat maka setelah sholat.
Tata Cara : Pertama bertakbir untuk sujud pertama, lalu sujud. Kemudian bertakbir lagi untuk bangkit
dari sujud pertama dan duduk sebagaimana duduk antara dua sujud (duduk iftirosy). Setelah itu
bertakbir dan sujud kembali. Lalu bertakbir kembali, kemudian duduk tawaruk. Setelah itu salam, tanpa
tasyahud lagi sebelumnya.
NIAT DAN TAKBIRATUL IHRAM

More Related Content

What's hot

3. Pengertian adzan dan iqamah
3. Pengertian adzan dan iqamah3. Pengertian adzan dan iqamah
3. Pengertian adzan dan iqamahasni furoida
 
Makalah aik solat
Makalah aik solatMakalah aik solat
Makalah aik solatve attamimi
 
Fiqih bab ii shalat lima waktu dan sujud sahwi
Fiqih bab ii shalat lima waktu dan sujud sahwiFiqih bab ii shalat lima waktu dan sujud sahwi
Fiqih bab ii shalat lima waktu dan sujud sahwinailisepti
 
Tata Cara Shalat Rasul Utk Lelaki Perempuan
Tata Cara Shalat Rasul Utk Lelaki PerempuanTata Cara Shalat Rasul Utk Lelaki Perempuan
Tata Cara Shalat Rasul Utk Lelaki Perempuanyayak
 
Tata Cara Fardhu 5 Waktu Lengkap Dengan Gerakannya
Tata Cara Fardhu 5 Waktu Lengkap Dengan GerakannyaTata Cara Fardhu 5 Waktu Lengkap Dengan Gerakannya
Tata Cara Fardhu 5 Waktu Lengkap Dengan GerakannyaFirdika Arini
 
Ppt fiqih adzan iqamah
Ppt fiqih adzan iqamahPpt fiqih adzan iqamah
Ppt fiqih adzan iqamahasni furoida
 
Adzan & iqomah (4 Madzhab)
Adzan & iqomah (4 Madzhab)Adzan & iqomah (4 Madzhab)
Adzan & iqomah (4 Madzhab)Muhammad Jamhuri
 
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 3
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 3Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 3
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 3mas_mughni
 
Sholat 5 waktu
Sholat 5 waktuSholat 5 waktu
Sholat 5 waktunadia
 

What's hot (20)

Sholat
SholatSholat
Sholat
 
Sholat sunnah
Sholat sunnahSholat sunnah
Sholat sunnah
 
3. Pengertian adzan dan iqamah
3. Pengertian adzan dan iqamah3. Pengertian adzan dan iqamah
3. Pengertian adzan dan iqamah
 
Makalah aik solat
Makalah aik solatMakalah aik solat
Makalah aik solat
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 
Fiqih bab ii shalat lima waktu dan sujud sahwi
Fiqih bab ii shalat lima waktu dan sujud sahwiFiqih bab ii shalat lima waktu dan sujud sahwi
Fiqih bab ii shalat lima waktu dan sujud sahwi
 
Tata Cara Shalat Rasul Utk Lelaki Perempuan
Tata Cara Shalat Rasul Utk Lelaki PerempuanTata Cara Shalat Rasul Utk Lelaki Perempuan
Tata Cara Shalat Rasul Utk Lelaki Perempuan
 
Tata Cara Fardhu 5 Waktu Lengkap Dengan Gerakannya
Tata Cara Fardhu 5 Waktu Lengkap Dengan GerakannyaTata Cara Fardhu 5 Waktu Lengkap Dengan Gerakannya
Tata Cara Fardhu 5 Waktu Lengkap Dengan Gerakannya
 
Ppt fiqih adzan iqamah
Ppt fiqih adzan iqamahPpt fiqih adzan iqamah
Ppt fiqih adzan iqamah
 
Makalah shalat 2
Makalah shalat 2Makalah shalat 2
Makalah shalat 2
 
Adzan & iqomah (4 Madzhab)
Adzan & iqomah (4 Madzhab)Adzan & iqomah (4 Madzhab)
Adzan & iqomah (4 Madzhab)
 
Gusdifa PM Ahkam Sholat
Gusdifa PM Ahkam SholatGusdifa PM Ahkam Sholat
Gusdifa PM Ahkam Sholat
 
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 3
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 3Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 3
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 3
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
Sholat
SholatSholat
Sholat
 
Qunut dan witir2
Qunut dan witir2Qunut dan witir2
Qunut dan witir2
 
Melihat sholat nabi
Melihat sholat nabiMelihat sholat nabi
Melihat sholat nabi
 
Tumakninah
TumakninahTumakninah
Tumakninah
 
makalah Shalat
makalah Shalatmakalah Shalat
makalah Shalat
 
Sholat 5 waktu
Sholat 5 waktuSholat 5 waktu
Sholat 5 waktu
 

Similar to NIAT DAN TAKBIRATUL IHRAM

Sholluu kamaa roaitumuunii ushollii.pptx
Sholluu kamaa roaitumuunii ushollii.pptxSholluu kamaa roaitumuunii ushollii.pptx
Sholluu kamaa roaitumuunii ushollii.pptxssuser7ecb39
 
Shalat dan permasalahanya
Shalat dan permasalahanyaShalat dan permasalahanya
Shalat dan permasalahanyadewi nur
 
Tatacarashalatrasulutklelakiperempuan 1219158319928446-8
Tatacarashalatrasulutklelakiperempuan 1219158319928446-8Tatacarashalatrasulutklelakiperempuan 1219158319928446-8
Tatacarashalatrasulutklelakiperempuan 1219158319928446-8YISC Al-Azhar
 
Hukum solat tasbih
Hukum solat tasbihHukum solat tasbih
Hukum solat tasbihAnisK9
 
Koreksi tata cara & bacaan sholat
Koreksi tata cara & bacaan sholatKoreksi tata cara & bacaan sholat
Koreksi tata cara & bacaan sholatCbl Chabul
 
Anjuran shalat malam
Anjuran shalat malamAnjuran shalat malam
Anjuran shalat malamHelmon Chan
 
SLIDE RPP 2 ok.pptx
SLIDE RPP 2 ok.pptxSLIDE RPP 2 ok.pptx
SLIDE RPP 2 ok.pptxreni756998
 
powerpointshalat-141203010044-conversion-gate01.pptx
powerpointshalat-141203010044-conversion-gate01.pptxpowerpointshalat-141203010044-conversion-gate01.pptx
powerpointshalat-141203010044-conversion-gate01.pptxWINNA24
 
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptxMedia ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptxAsrulWahid1
 
Smt 2 sholat sunnah muakkad dan ghoiru muakkad
Smt 2 sholat sunnah muakkad dan ghoiru muakkadSmt 2 sholat sunnah muakkad dan ghoiru muakkad
Smt 2 sholat sunnah muakkad dan ghoiru muakkadfalahnurul96
 
Solat berjemaah masbuq, muwafiq, istikhlaf & (1)
Solat berjemaah masbuq, muwafiq, istikhlaf & (1)Solat berjemaah masbuq, muwafiq, istikhlaf & (1)
Solat berjemaah masbuq, muwafiq, istikhlaf & (1)asilahani
 
Sholat sunnat muakad dan ghairu muakad
Sholat sunnat muakad dan ghairu muakadSholat sunnat muakad dan ghairu muakad
Sholat sunnat muakad dan ghairu muakadhidayahinayati
 
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptxMedia ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptxAsrulWahid1
 
PENGERTIAN RAWATTIB.pptx
PENGERTIAN RAWATTIB.pptxPENGERTIAN RAWATTIB.pptx
PENGERTIAN RAWATTIB.pptxEgieFergiana
 
Masbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannyaMasbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannyaAbyanuddin Salam
 

Similar to NIAT DAN TAKBIRATUL IHRAM (20)

Tata cara shalat.pptx
Tata cara shalat.pptxTata cara shalat.pptx
Tata cara shalat.pptx
 
Sholluu kamaa roaitumuunii ushollii.pptx
Sholluu kamaa roaitumuunii ushollii.pptxSholluu kamaa roaitumuunii ushollii.pptx
Sholluu kamaa roaitumuunii ushollii.pptx
 
Shalat dan permasalahanya
Shalat dan permasalahanyaShalat dan permasalahanya
Shalat dan permasalahanya
 
Tatacarashalatrasulutklelakiperempuan 1219158319928446-8
Tatacarashalatrasulutklelakiperempuan 1219158319928446-8Tatacarashalatrasulutklelakiperempuan 1219158319928446-8
Tatacarashalatrasulutklelakiperempuan 1219158319928446-8
 
Hukum solat tasbih
Hukum solat tasbihHukum solat tasbih
Hukum solat tasbih
 
Tatacara Shalat
Tatacara ShalatTatacara Shalat
Tatacara Shalat
 
Koreksi tata cara & bacaan sholat
Koreksi tata cara & bacaan sholatKoreksi tata cara & bacaan sholat
Koreksi tata cara & bacaan sholat
 
Anjuran shalat malam
Anjuran shalat malamAnjuran shalat malam
Anjuran shalat malam
 
SLIDE RPP 2 ok.pptx
SLIDE RPP 2 ok.pptxSLIDE RPP 2 ok.pptx
SLIDE RPP 2 ok.pptx
 
powerpointshalat-141203010044-conversion-gate01.pptx
powerpointshalat-141203010044-conversion-gate01.pptxpowerpointshalat-141203010044-conversion-gate01.pptx
powerpointshalat-141203010044-conversion-gate01.pptx
 
Sholat
SholatSholat
Sholat
 
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptxMedia ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
 
Smt 2 sholat sunnah muakkad dan ghoiru muakkad
Smt 2 sholat sunnah muakkad dan ghoiru muakkadSmt 2 sholat sunnah muakkad dan ghoiru muakkad
Smt 2 sholat sunnah muakkad dan ghoiru muakkad
 
Solat berjemaah masbuq, muwafiq, istikhlaf & (1)
Solat berjemaah masbuq, muwafiq, istikhlaf & (1)Solat berjemaah masbuq, muwafiq, istikhlaf & (1)
Solat berjemaah masbuq, muwafiq, istikhlaf & (1)
 
Sholat sunnat muakad dan ghairu muakad
Sholat sunnat muakad dan ghairu muakadSholat sunnat muakad dan ghairu muakad
Sholat sunnat muakad dan ghairu muakad
 
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptxMedia ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
 
PENGERTIAN RAWATTIB.pptx
PENGERTIAN RAWATTIB.pptxPENGERTIAN RAWATTIB.pptx
PENGERTIAN RAWATTIB.pptx
 
PAI-IX-Shalat Sunnah
PAI-IX-Shalat SunnahPAI-IX-Shalat Sunnah
PAI-IX-Shalat Sunnah
 
Mahfud
MahfudMahfud
Mahfud
 
Masbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannyaMasbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannya
 

Recently uploaded

MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 

Recently uploaded (20)

MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 

NIAT DAN TAKBIRATUL IHRAM

  • 1. 1. Niat Madzhab Hanafih : Imam Abu Hanifah berpendapat niat adalah syarat Sholat , maka syarat itu sah jika dilakukan sebelum amal sehingga jika seorang dari rumahnya atau tokohnya sambil bernia untuk sholat dan antara niat dan sholatnya itu tidak berselang dengan jarak yang lama atau pekerjaan lain, maka sah sholatnya itu. (Niat di hati sebelum takbir) Dalil : Sesungguhnya setiap amalan ada niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan sesuai dengan apa yang diniatkanya (H.R Al Jamaah) Madzhab Maliki : Imam malik berpendapat bahwa rukun adalah bagian dari amal itu sendiri, maka tidak sah (jika) didahului oleh amal walaupun hanya dengan senggang waktu sekejap. Karena itu niat sholat haruslah seiring dengan takbiratul ihram. (Niat di hati saat mulai takbir Allahuakbar , dari A - R dan di makruhkan niat dilafazhkan) Dalil : Sesungguhnya setiap amalan ada niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan sesuai dengan apa yang diniatkanya (H.R Al Jamaah) Madzhab Syafi'i : Imam Syafi'i berpendapat sama dengan Madzhab Maliki. (Ulama Syafi'iyah berpendapat diperbolehkan melafazhkan niat jika ada was - was di hati) Dalil : Sesungguhnya setiap amalan ada niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan sesuai dengan apa yang diniatkanya (H.R Al Jamaah) Madzhab Hanbali : Imam Ahmad berpendapat sama dengan Madzhab Hanafih. ( Imam Ahmad pendiri madzhab Hanbali berpendapat boleh niat dilafazhkan jika ada was - was ) Dalil : Sesungguhnya setiap amalan ada niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan sesuai dengan apa yang diniatkanya (H.R Al Jamaah)
  • 2. 2. Takbiratul Ihram Madzhab Hanafih : Imam Hanafih berpendapat Takbiratul ihram bukan rukun sholat melaikan salah satu syarat sholat seperti bersuci atau menutup aurat. (Caranya adalah dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga namun bagi wanita boleh sejajar dengan bahu karena lebih menutupi dan ditaruh di bawah pusar) Dalil : Termasuk sunnah, meletakkan telapak tangan di atas telapak tangan dalam sholat di bawah pusar (H.R Abu Daud 758) Dalil : Apabila Rasulullah s.a.w telah masuk sholat, beliau mengangkat tinggi - tinggi kedua tangannya (H.R Abu Daud 642) Dalil : Dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sholat (Q.S Al - A'la : 15) Madzhab Maliki : Imam Malik berpendapat bahwa takbiratul ihram adalah rukun sholat. (Cara bertakbir adalah dengan cara mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga lalu menaruh tangan kanan diatas tangan kiri diantara dada dan pusar) Dalil : Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya kemudian mengencangkan keduanya di atas dadanya ketika beliau shalat(H.R Abu Daud 759, Al Baihaqi 4/38) Dalil : Kuncinya sholat adalah bersuci, pembukaanya adalah dengan takbir, dan penutupnya adalah dengan salam (H.R Asy-Syafi'i dan Imam lima kecuali An- Nasa'i) Madzhab Syafi'i : Imam Syafi'i berpendapat sama dengan Madzhab Maliki. ( Cara bertakbir adalah mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga dan bersedekap tangan kanan diatas tangan kiri diantara dada dan pusar)
  • 3. Dalil : Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya kemudian mengencangkan keduanya di atas dadanya ketika beliau shalat(H.R Abu Daud 759, Al Baihaqi 4/38) Dalil : Biasanya Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam ketika memulai sholat beliau mengangkat kedua tangannya samapai setinggi kedua telinga (H.R Al Baihaqi 2/26) Dalil : Kuncinya sholat adalah bersuci, pembukaanya adalah dengan takbir, dan penutupnya adalah dengan salam (H.R Asy-Syafi'i dan Imam lima kecuali An- Nasa'i) Madzhab Hanbali : Berpendapat sama dengan Madzhab Syafi'i dan Maliki. (cara bertakbir dengan mengangkat tangan sejajar dengan bahu lalu meletakkanya tangan kanan diatas tangan kiri di bawah pusar ) Dalil : Termasuk sunnah, meletakkan telapak tangan di atas telapak tangan dalam sholat di bawah pusar (H.R Abu Daud 758) Dalil : Nabi shallallahualaihi wasallam biasanya ketika memulai sholat ketika bertakbir untuk ruku' dan ketikamengangkat kepada setelah rukuk', beliau mengangkat kedua tangannya setinggi pundaknya (H.R Bukhari 735) Dalil : Kuncinya sholat adalah bersuci, pembukaanya adalah dengan takbir, dan penutupnya adalah dengan salam (H.R Asy-Syafi'i dan Imam lima kecuali An- Nasa'i) 3. Membaca Al- Fatihah Madzhab Hanafih : Imam Hanafih makruh hukumnya membaca al-fatihah , yang benar adalah membaca Al - Quran ( membaca surah yang ada di al- Quran). Membaca surah jahar (bersuara) di dua rakaat sholat subuh , magrib , isya' dan sir (lirih) di setiap rakaat sholat dhuhur , ashar dan dua rakaat sholat akhir sholat isya' dan rakaat ketiga sholat magrhib. Imam Hanafih berpendapat makruh tahrim
  • 4. (mendekati haram) bagi makmum yang membaca al - fatihah di belakang imam. Membaca al- Fatihah dimulai dari alhamdulillah dan di anjurkan jika membaca bismillah di sir kan. Dalil : Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan diamlah agar kamu mendapat rahmat (Q.S Al A’raf : 204) Dalil : Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al - Quran (Q.S Al- Muzammil : 20) Dalil : Allah Tabaraka Wa Ta’ala berfirman, aku membagi shalat antara Aku dan hambaku menjadi dua bagian, setengahnya untukKu dan setengahnya untuk hambaKu sesuai dengan apa yang ia minta. Ketika hambaku berkata,’Alhamdulillahi rabbil’aalamiin’. Allah Ta’ala berkata, ‘ Hambaku telah memujiKu’” (H.R Muslim 395) Madzhab Maliki : Wajib hukumnya membaca surah Al - Fatihah pada setiap sholat. Membaca surah jahar (bersuara) di dua rakaat sholat subuh , magrib , isya' dan sir (lirih) di setiap rakaat sholat dhuhur , ashar dan dua rakaat akhir sholat isya' dan rakaat ketiga sholat magrhib. Madzhab Maliki berpendapat sama dengan madzhab Hanbali. Imam Malik berpendapat dianjurkan bagi makmum membaca al - fatihah ketika sholat berjamaah yang pada saat sir (lirih bacaan imammya). Maliki berpendapat makruhmembaca bismillah saat sholat. Dalil : Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan diamlah agar kamu mendapat rahmat (Q.S Al A’raf : 204) Dalil : Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Faatihatul Kitaab (Al-Fatihah)” (H.R Al Bukhari 756, Muslim 394) Dalil : aku shalat bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman dan aku tidak mendengar mereka membaca bismillahir rahmanir rahim” (HR. Muslim 399) Madzhab Syafi'i : Wajib hukumnya membaca al- fatihah pada setiap rakaat dan ini adalah bagian dari rukun sholat. Membaca surah jahar (bersuara) di dua rakaat sholat subuh , magrib , isya' dan sir (lirih) di setiap rakaat sholat dhuhur , ashar dan dua rakaat akhir sholat isya' dan rakaat ketiga sholat magrhib. Wajib baginya untuk membaca al fatihah baik makmum maupun imam di shola sir (lirih) atau jahar (bersuara). Untuk bacaan al fatihah Bismillah dijaharkankan disetiap baca al - fatihah di dalam sholat maupun diluar sholat karena bismillah bagian dari al - fatihah. Dalil : Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Faatihatul Kitaab (Al-Fatihah)” (H.R Al Bukhari 756, Muslim 394) Dalil : Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam jika mengimami orang-orang, beliau men-jahr-kan bacaan bismillahir rahmanir rahim” (HR. Al Baihaqi 2186) Madzhab Hanbali : Imam Ahmad berpendapat sama dengan Imam Malik dan Imam Syafi'i tentang wajibnya membaca al - fatihah di setiap rakaat sholat di dalam sholat fardhu maupun sholat sunah. Membaca surah jahar (bersuara) di dua rakaat sholat subuh , magrib , isya' dan sir (lirih) di setiap rakaat
  • 5. sholat dhuhur , ashar dan dua rakaat akhir sholat isya' dan rakaat ketiga sholat magrhib. Imam Ahmad berpendapat dianjurkan bagi makmum membaca al - fatihah ketika sholat berjamaah yang pada saat sir (lirih bacaan imammya). Bacaan Bismillah di sir kan dalam sholat. Dalil : Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan diamlah agar kamu mendapat rahmat (Q.S Al A’raf : 204) Dalil : Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Faatihatul Kitaab (Al-Fatihah)” (H.R Al Bukhari 756, Muslim 394) Dalil : Allah Tabaraka Wa Ta’ala berfirman, aku membagi shalat antara Aku dan hambaku menjadi dua bagian, setengahnya untukKu dan setengahnya untuk hambaKu sesuai dengan apa yang ia minta. Ketika hambaku berkata,’Alhamdulillahi rabbil’aalamiin’. Allah Ta’ala berkata, ‘ Hambaku telah memujiKu’” (H.R Muslim 395) 4. Rukuk Madzhab Hanafih : Ruku' hukumnya wajib dan tidak ada keraguan atau perselisihan , semua ulama sepakat dan wajib bagi yang mampu. Menurut Ulama Hanafiah mereka berpendapat terjadinya ruku' adalah dengan menundukan kepala dengan badan yang membungkuk dan itulah bentuk ruku' yang mendekati sempurna. Oleh karena iu ulamahanafiah berpendapat tuma'ninah bukanlah rukun sholat melainkan hanya suatu kewajiban sholat. Dalil : Hai orang - orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu (Q.S Al- Hajj : 77) Madzhab Maliki : Ruku' hukumnya wajib dan tidak ada keraguan atau perselisihan , semua ulama sepakat dan wajib bagi yang mampu. Imam Malik berpendapat ruku' haruslah tuma'ninah yaitu diamdengan tenang setelah sebelumnya bergerak. Tuma'ninah adalah rukun yang terpisah dari setiap rukun - rukun seperti i'tidal, sujud, dan duduk antara dua sujud. Dalil : Hai orang - orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu (Q.S Al- Hajj : 77)
  • 6. Dalil : Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari shalatnya”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari sholat?”. Rasulullah berkata, “Dia tidak sempurnakan ruku dan sujudnya” (HR Ahmad no 11532) Madzhab Syafi'i : Ruku' hukumnya wajib dan tidak ada keraguan atau perselisihan , semua ulama sepakat dan wajib bagi yang mampu. Imam Syafi'i juga berpendapat sama dengan gurunya yaitu Imam Malik dalam hal ini. Dalil : Hai orang - orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu (Q.S Al- Hajj : 77) Dalil : Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari shalatnya”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari sholat?”. Rasulullah berkata, “Dia tidak sempurnakan ruku dan sujudnya” (H.R Ahmad no 11532) Madzhab Hanbali : Ruku' hukumnya wajib dan tidak ada keraguan atau perselisihan , semua ulama sepakat dan wajib bagi yang mampu. Imam Ahmad juga berpendapat sama dengan gurunya yaitu Imam Syafi'i dalam masalah ruku' dan tuma'ninah. Dalil : Hai orang - orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu (Q.S Al- Hajj : 77) Dalil : Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari shalatnya”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari sholat?”. Rasulullah berkata, “Dia tidak sempurnakan ruku dan sujudnya” (H.R Ahmad no 11532) 5. Bangkit dari Ruku' ( I'tidal ) Madzhab Hanafih : I'tidal adalah wajib hukumnya makajika tidak dilakukan maka batal sholatnya , kecuali orang yang tidak mampu sholat dengan sempurna. I'tidal adalah berdiri tegak dengan cara tuma'ninah dan tangan digerakan seperti saat takbir kemudian kembali ke posisi semula saat seperti awal berdiri.
  • 7. Dalil : “Kemudian ruku’ lalu kedua tangan di letakkan di lututnya sampai setiap anggota tubuh mengambil posisinya. Kemudia bangkit dari ruku’ dan setiap anggota tubuh mengambil posisinya.” (H.R Ahmad 3: 407. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih). Madzhab Maliki : Imam Malik berpendapat sama dengan Imam Hanafih. Dalil : “Kemudian ruku’ lalu kedua tangan di letakkan di lututnya sampai setiap anggota tubuh mengambil posisinya. Kemudia bangkit dari ruku’ dan setiap anggota tubuh mengambil posisinya.” (H.R Ahmad 3: 407. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih). Madzhab Syafi'i : Imam Syafi'i berpendapat sama dengan gurunya Imam Malik. Dan meletakkan tangan di samping adalah yang menjadi pilihan Madzhab Syafi'i. Dalil : “Kemudian ruku’ lalu kedua tangan di letakkan di lututnya sampai setiap anggota tubuh mengambil posisinya. Kemudia bangkit dari ruku’ dan setiap anggota tubuh mengambil posisinya.” (H.R Ahmad 3: 407. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih) Madzhab Hanbali : I'tidal hukumnya wajib dan tidak ada perbedaan. yang menjadi perbedaan adalah meletakkan tangan diposisi dada atau seperti awal mulai berdiri yaitu disamping. Imam Ahmad berpendapat bahwa boleh di kerjakan keduannya. Dalil : Orang-orang dahulu diperintahkan untuk meletakkan tangan kanannya di atas hasta tangan kirinya dalam shalat. (HR al Bukhari) Dalil : “Kemudian ruku’ lalu kedua tangan di letakkan di lututnya sampai setiap anggota tubuh mengambil posisinya. Kemudia bangkit dari ruku’ dan setiap anggota tubuh mengambil posisinya.” (H.R Ahmad 3: 407. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih). 6. Sujud Madzhab Hanafih : Sujud adalah bagian dari rukun sholat. Imam Hanafih sujud cukup menempelkan bagian dari kening, dan salah satu dari dua tangan, dan salah satu dari dua lutut, dan salah satu ujung dua tangan, dan satu ujung kedua kaki. Dan jika ingin sempurna maka kedua tangan dan seterusnya.
  • 8. Dalil : Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian anggota badan: (1) Dahi (termasuk juga hidung, beliau mengisyaratkan dengan tangannya), (2,3) telapak tangan kanan dan kiri, (4,5) lutut kanan dan kiri, dan (6,7) ujung kaki kanan dan kiri. ” (H.R Bukhari no. 812 dan Muslim no. 490) Madzhab Maliki : Sujud menempelkan kening ke tanah, dan disunnahkan menggabungkan hidung dengan kening dan yang meninggalkannya harus mengulanginya. Adapun sujud diatas dua lutut, dua tangan, dan ujung dua kaki adalah adalah sunah. Dalil : Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian anggota badan: (1) Dahi (termasuk juga hidung, beliau mengisyaratkan dengan tangannya), (2,3) telapak tangan kanan dan kiri, (4,5) lutut kanan dan kiri, dan (6,7) ujung kaki kanan dan kiri. ” (H.R Bukhari no. 812 dan Muslim no. 490) Madzhab Syafi'i : Imam Syafi'i berpendapat saat sujud bertumpu pada ujung - ujung jari kaki bagian dalam dan kening hendaknya dalam keadaan terbuka. Sujud saat turun menggunakan tangan dulu. Dalil : Janganlah salah satu kalian turun untuk sujud sebagaimana bentuk turunnya unta ketika hendak menderum.” (H.R Abu Daud no. 840 dan An Nasai no. 1092. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan) Dalil : Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian anggota badan: (1) Dahi (termasuk juga hidung, beliau mengisyaratkan dengan tangannya), (2,3) telapak tangan kanan dan kiri, (4,5) lutut kanan dan kiri, dan (6,7) ujung kaki kanan dan kiri. ” (H.R Bukhari no. 812 dan Muslim no. 490) Madzhab Hanbali : Ulama Hanbali seperti syaikh Al-Albani mengatan sujud menggunakan lutut dulu saat diturunkan berbeda dengan ulama hanbali lain seperti Syaikh Bin Baz dan Syaikh Utshaimin mereka berpendapat tangan dulu agar tidak seperti turunya unta. Dalil : Janganlah salah satu kalian turun untuk sujud sebagaimana bentuk turunnya unta ketika hendak menderum.” (H.R Abu Daud no. 840 dan An Nasai no. 1092. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
  • 9. 7. Duduk Antara Dua Sujud (Tasyahud awal) Madzhab Hanafi : Ulama Hanafiyah mereka berpendapat duduk diantara dua sujud hukumnya sunah. Bentuk duduk antara dua sujud adalah duduk iftirasy yaitu kaki kiri sebagai tumpuhan duduk dan kaki kanan seperti sujud. Membaca shalawat saat attahiyat pertama adalah sifatnya anjuran. Tangan kanan diatas paha kanan dan begitu juga sebaliknya , dan jari telunjuk digerakan menghadap ke kiblat. Madzhab Hanafih berpendapat saat mengangkat jari telunjuk adalah pada lafazh syahadat Asshaduallah.. dan turun di......rosullallah. Duduknya adalah duduk iftirasy. Dalil : Ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk setelah melakukan dua raka’at, kaki kiri saat itu diduduki dan kaki kanan ditegakkan. Adapun saat duduk di raka’at terakhir (tasyahud akhir), kaki kiri dikeluarkan, kaki kanan ditegakkan, lalu duduk di lantai.” (HR. Bukhari no. 828) Madzhab Maliki : Ulama Maliki juga berpendapat sunah di duduk antara dua sujud adalah sunah. Membaca shalawat saat attahiyat pertama adalah sifatnya anjuran. Tangan kanan diatas paha kanan dan begitu juga sebaliknya , dan jari telunjuk digerakan menghadap ke kiblat. Madzhab Maliki berpendapat saat mengangkat jari telunjuk adalah dari awal sampai akhir attahiyat atau sebelum salam jika di attahiyat akhir. Duduknya adalah duduk tawarruk. Dalil : Ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk setelah melakukan dua raka’at, kaki kiri saat itu diduduki dan kaki kanan ditegakkan. Adapun saat duduk di raka’at terakhir (tasyahud akhir), kaki kiri dikeluarkan, kaki kanan ditegakkan, lalu duduk di lantai.” (HR. Bukhari no. 828). Madzhab Syafi'i : Ulama Syafi'i juga berpendapat sunah di duduk antara dua sujud pada rakaat kedua. Membaca shalawat saat attahiyat pertama adalah sifatnya wajib dan jika lupa maka harus sujud syahwi.Cara duduk adalah dengan tangan kanan diatas paha kanan dan begitu juga sebaliknya , dan jari telunjuk digerakan menghadap ke kiblat. Madzhab Syafi'i berpendapat saat mengangkat jari telunjuk adalah dari lafazh Asshaduallah.... sampai akhir dan sebelum salam ketika di attahiyat akhir. Dalil : Ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk setelah melakukan dua raka’at, kaki kiri saat itu diduduki dan kaki kanan ditegakkan. Adapun saat duduk di raka’at terakhir (tasyahud akhir), kaki kiri dikeluarkan, kaki kanan ditegakkan, lalu duduk di lantai.” (HR. Bukhari no. 828).
  • 10. Madzhab Hanbali : Ulama Hanbali hukumnya wajib pada duduk antara dua sujud pertama. Membaca shalawat saat attahiyat pertama adalah sifatnya anjuran. Tangan kanan diatas paha kanan dan begitu juga sebaliknya , dan jari telunjuk digerakan menghadap ke kiblat. Madzhab Syafi'i berpendapat saat mengangkat jari telunjuk adalah dari lafazh Asshaduallah.... sampai akhir dan sebelum salam ketika di attahiyat akhir. dan ini adalah pendapat yang paling mashyur. Dalil : Ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk setelah melakukan dua raka’at, kaki kiri saat itu diduduki dan kaki kanan ditegakkan. Adapun saat duduk di raka’at terakhir (tasyahud akhir), kaki kiri dikeluarkan, kaki kanan ditegakkan, lalu duduk di lantai.” (HR. Bukhari no. 828). 8. Duduk Tasyahud Akhir Madzhab Hanafih : Wajib hukumnya duduk tasyahud/attahiyat akhir yang diutarakan ulama hanafih. Duduk tasyahud akhir sama seperti duduk tasyahud awal yaitu kaki kiri sebagai tumpuhan atau duduk iftirasy. Membaca bacaan attahiyat ditambah shalawat dan di anjurkan untuk berdoa tentang hajatnya atau doa yang banyak diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahuallaihi Wasallam. Dalil : Sesungguhnya sunnah ketika shalat (saat duduk) adalah engkau menegakkan kaki kananmu dan menghamparkan (kaki) kirimu (H.R Bukhari no. 827) Madzhab Maliki : Ulama Malikiyah berpendapat sunah hukumnya tasyahud akhir. Cara tasyahud akhir sama dengan apa yang dijabarkan di tasyahud awal dan untuk kaki kiri di masukan ke bawah kaki kanan dan duduk dilantai ini adalah duduk tawarruk . Dalil : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan tasyahud kepadaku di pertengahan dan di akhir shalat. Kami memperoleh dari Abdullah, ia memberitahukan pada kami bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan padanya. Ia berkata, “Jika beliau duduk di tasyahud awwal dan tasyahud akhir, beliau duduk tawarruk di atas kaki kirinya, lalu beliau membaca...…(HR. Ahmad 1/459. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
  • 11. Madzhab Syafi'i : Ulama syafi'iyah juga sama dengan ulama Malikiyah berpendapat tentang cara duduk tasyahud. di tasyahud awal adalah duduk iftirasy dan jika tasyahud akhir adalah duduk tawrruk. Dalil : Aku adalah orang yang paling menghafal di antara kalian tentang shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku melihatnya tatkala bertakbir, beliau menjadikan kedua tangannya sejajar dengan kedua pundaknya. Jika ruku’, beliau menetapkan kedua tangannya pada kedua lututnya, lalu meluruskan punggungnya. Jika mengangkat kepalanya, beliau berdiri tegak hingga kembali setiap dari tulang belakangnya ke tempatnya. Jika sujud, beliau meletakkan kedua tangannya tanpa menidurkan kedua lengannya dan tidak pula melekatkannya (pada lambungnya) dan menghadapkan jari-jari kakinya ke arah kiblat. Jika beliau duduk pada raka’at kedua, maka beliau duduk di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanan (duduk iftirosy). Jika duduk pada raka’at terakhir, beliau mengedepankan kaki kirinya dan menegakkan kaki yang lain (kaki kanan), dan duduk di atas lantai – bukan di atas kaki kiri (H.R Bukhari no. 828) Madzhab Hanbali : Imam Ahmad juga sama berpendapat dengan gurunya yaitu Imam Syafi'i tentang duduk tawarruk pada attahiyat akhir. Tapi jika sholatnya hanya dua rakaat maka duduk akhirnya adalah iftirasy. Dalil : Aku adalah orang yang paling menghafal di antara kalian tentang shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku melihatnya tatkala bertakbir, beliau menjadikan kedua tangannya sejajar dengan kedua pundaknya. Jika ruku’, beliau menetapkan kedua tangannya pada kedua lututnya, lalu meluruskan punggungnya. Jika mengangkat kepalanya, beliau berdiri tegak hingga kembali setiap dari tulang belakangnya ke tempatnya. Jika sujud, beliau meletakkan kedua tangannya tanpa menidurkan kedua lengannya dan tidak pula melekatkannya (pada lambungnya) dan menghadapkan jari-jari kakinya ke arah kiblat. Jika beliau duduk pada raka’at kedua, maka beliau duduk di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanan (duduk iftirosy). Jika duduk pada raka’at terakhir, beliau mengedepankan kaki kirinya dan menegakkan kaki yang lain (kaki kanan), dan duduk di atas lantai – bukan di atas kaki kiri (H.R Bukhari no. 828)
  • 12. 9. Membaca Shalawat Madzhab Hanafih : Imam Hanafih berpendapat sunah membaca shalawat saat tasyahud. Dalil : Ijtihad Imam Hanafih , Shalawat tetap wajib namun sunah saat tasyahud Dalil : Hai orang -orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlh salam penghormatan kepadanya (Q.S Al- Ahzab : 56) Madzhab Maliki : Imam Malik juga berpendapat sunah membaca shalawat saat tasyahud. Dalil : Ijtihad Imam Malik shalawat adalah sunah saat tasyahud namun wajib karena itu adalah hak rasulallah yang di firmankan langsung oleh allah di al - Quran. Dalil : Hai orang -orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlh salam penghormatan kepadanya (Q.S Al- Ahzab : 56) Madzhab Syafi'i : Membaca shalawat hukumnya wajib bagi mayoritas ulama syafi'i dan jika lupa harus sujud syahwi Dalil : Hai orang -orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlh salam penghormatan kepadanya (Q.S Al- Ahzab : 56) Madzhab Hanbali : Ulama Hanbali juga berpendapat sama mengenai bacaan shalawat pada tasyahud seperti pendapat imam Syafi'i. Dalil : Hai orang -orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlh salam penghormatan kepadanya (Q.S Al- Ahzab : 56)
  • 13. 10. Mengucap Salam Madzhab Hanafih : Imam Hanafih salam adalah wajib bukan fardu hukumnya. Caranya adalah dengan menoleh ke kanan dan ke kiri. Ke kanan saja sudah sah sholatnya karena yang ke kiri sifatnya sunah. Membaca assalamualaikum saja sudah sah tapi lebih baik jika di tambah lafazh warahmatullah. Dalil : Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri sampai terlihat pipinya yang putih, lalu beliau mengucapkan, ‘Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah, assalamu ‘alaikum wa rahmatullah’ ” (HR. Abu Daud no. 996 dan Tirmidzi no. 295. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih) Dalil : Dari ‘Amir bin Sa’ad dari bapaknya, ia berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri hingga aku melihat pipinya yang putih.” (HR. Muslim no. 582) Madzhab Maliki : Ulama Malikiyah juga berpendapat sama mengenai salam yaitu ke kanan wajib dan ke kiri sunah. Dalil : Dari ‘Amir bin Sa’ad dari bapaknya, ia berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri hingga aku melihat pipinya yang putih.” (HR. Muslim no. 582) Dalil : Pembuka shalat adalah bersuci, yang mengharamkan dari perkara di luar shalat adalah ucapan takbir dan yang menghalalkan kembali adalah ucapan salam.” (HR. Tirmidzi no. 238 dan Ibnu Majah no. 276. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih) Madzhab Syafi'i : Ualama Syafi'iyah juga berpendapat fardunya mengucap salam. Dalil : Dari ‘Amir bin Sa’ad dari bapaknya, ia berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri hingga aku melihat pipinya yang putih.” (HR. Muslim no. 582)
  • 14. Dalil : Kuncinya sholat adalah bersuci, pembukaanya adalah dengan takbir, dan penutupnya adalah dengan salam (H.R Asy-Syafi'i dan Imam lima kecuali An- Nasa'i) Madzhab Hanbali : Imam Ahmad berpendapat sama dengan ulama Syafi'iyah Dalil : Dari ‘Amir bin Sa’ad dari bapaknya, ia berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri hingga aku melihat pipinya yang putih.” (HR. Muslim no. 582) 13. Tertib dalam Melakukan Rukun Sholat Madzhab Hanafih : Semua wajib berurutan seperti mendahulukan ruku' sebelum sujud. Madzhab Maliki : Semua wajib berurutan seperti mendahulukan ruku' sebelum sujud. Madzhab Syafi'i : Semua wajib berurutan seperti mendahulukan ruku' sebelum sujud. Semua ulama dan dari kalangan salaf juga seperti itu dan tidak ada perbedaan. Madzhab Hanbali : Semua wajib berurutan seperti mendahulukan ruku' sebelum sujud seperti yang sudah dicontohkan oleh para sahabat nabi. Sunnah - Sunnah Dalam Sholat..!!! 1. Membaca Doa Iftitah / Istiftah : Imam Nawawi mengatakan bahwa do’a iftitah atau istiftah disunnahkan dibaca untuk setiap orang yang shalat, untuk imam, makmum, munfarid, wanita, anak- anak, musafir, orang yang shalat wajib, orang yang shalat sunnah, orang yang shalat sambil duduk, orang yang shalat sambil berbaring, dan selainnya. Termasuk juga di dalamnya orang yang melaksanakan shalat sunnah rawatib, shalat sunnah mutlak, shalat ‘ied, shalat gerhana (shalat kusuf) dan shalat minta hujan (shalat istisqa’). Inilah pendapat jumhur (mayoritas ulama) yang lebih kuat. Dalil : Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam setelah bertakbir ketika shalat, ia diam sejenak sebelum membaca ayat. Maka aku pun bertanya kepada beliau, wahai Rasulullah, kutebus engkau dengan ayah dan ibuku, aku melihatmu berdiam antara takbir dan bacaan ayat. Apa yang engkau baca ketika itu adalah (beliau menyebutkan doa istiftah)” (H.R Muttafaqun ‘alaih) 2. Membaca Ta'awudz / Isti'adzah : Membaca Ta'awudz adalah sunnah yang dianjurkan , karena kia disuruh berlindung dari setan ketika hendak membaca al- quran. Dalil : Apabila kamu membaca al-Qur-an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (An-Nahl: 98) 3. Mengamini Al- Fatihah : Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan , Mengucapkan “amien” (ta’mîn) adalah perhiasan shalat seperti mengangkat kedua tangan yang merupakan perhiasan shalat. Juga termasuk mengikuti sunnah dan mengagungkan perintah Allâh (Ash-Shalat wa hukmu târikiha, hlm 206)
  • 15. Dalil : Jika imam mengucap amin, maka ucapkanlah amin. Sesungguhnya orang yang ucapan aminnya bertepatan dengan ucapan amin para Malaikat akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu(Shahiih Muslim I/307 no. 410), Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (II/262 no. 780) 4. Duduk Istirahat Setelah Bangkit Dari Sujud : Imam Nawawi berkata, Jika imam tidak melakukan duduk istirahat, sedangkan makmum melakukannya, itu dibolehkan karena duduknya hanyalah sesaat dan ketertinggalan yang ada cumalah sebentar (Al Majmu’ 3: 292). Cara duduk istirahat adalah duduk iftirosy atau seperti duduk saat duduk antara dua sujud. (Syarh ‘Umdatul Ahkam Syaikh Sa’ad Asy Syatsri, 1: 209) Dalil : Seperti shalat syaikh kami ini. Beliau duduk ketika mengangkat kepalanya setelah sujud sebelum beliau bangkit dari raka’at pertama.” (H.R Bukhari no. 677) 5. Perbanyak Do'a Saat Sujud : Ulama Malikiyah dan Syafi'iyah berpendapat sunnah berdoa saat sujud (Al Mausu'ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 39/227) Dalil : Yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah do’a ketika itu (H.R Muslim no 482) 6. Membaca Doa Qunut : Hanafiyah : Qunut disyariatkan pada sholat witir. Pada saat kaum muslim tertimpa musibah qunut hanya boleh dibaca di sholat subuh saja pada sholat yang fardu. Yang membaca Imam dan makmum mengaminkan , jika sholatnya sendiri tidak ada qunut (Ditulis oleh Syaikh Muhammad Ash Sholih Al ‘Utsaimin, 7/ 3/ 1398) Malikiyah : Qunut hanya pada sholat subuh saja dan tidak ada di sholat- sholat lain dan dibaca saat akan rukuk (Ditulis oleh Syaikh Muhammad Ash Sholih Al ‘Utsaimin, 7/ 3/ 1398) Syafi'iyah : Qunut dianjurkan (sunnah) pada sholat subuh pada rakaat kedua setelah i'tidal dan jika lupa perlu diganti sujud syahwi , pada setengah akhir bulan ramadhan pada sholat witir dan di semua sholat jika kaum muslimin tertimpa musibah ( Qunut Nazilah). (Ditulis oleh Syaikh Muhammad Ash Sholih Al ‘Utsaimin, 7/ 3/ 1398) Dalil : Terus-menerus Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa a lihi wa sallam qunut pada sholat Shubuh sampai beliau meninggalkan dunia. ( Ahmad 3/162 , Al-Baihaqy 2/201 dan dalam Ash-Shugro 1/273, Al-Ha kim dalam kitab Al-Arba’in Nashbur Royah 2/132 Hadist Sahih menurut Al-Hakim dan disetujui Al- Baihaqy dan Dho'if menurut beberapa ulama ahli hadist lain). Hanbaliyah : Disyariatkan qunut witir dan tidak pada semua sholat kecuali ada musibah besar selain musibah penyakit. Boleh berqunut di semua sholat kecuali sholat jumat. (Ditulis oleh Syaikh Muhammad Ash Sholih Al ‘Utsaimin, 7/ 3/ 1398) Catatan...!!!
  • 16. Madzhab Syafi'i menganjurkan qunut subuh begitu juga madzhab Maliki , Sedangkan Madzhab Hanbali tidak menganjurkan dan madzhab Hanafih menganggabnya Bid'ah sesuai keterangan di atas. 7. Membaca Doa di Attahiyat Akhir : Doa setelah membaca bacaan attahiyat dan sholawat adalah sifatnya anjuran atau disunnahkan. Dan ini lah pendapat (ijma' Ulama). Dalil : Janganlah kalian berkata: ‘assalaamu ‘alaLLaah’ (keselamatan atas Allah), karena Dia-lah as- Salaam. Jika kalian duduk (tasyahud), maka ucapkanlah: ‘at-Tahiyaatu lillaah, wash-Shalaatutuh thayyibaat, assalaamu ‘alayka ayyuhannabiy warahmatullaahi wabarakaatuh, assalaamu ‘alayna wa ‘ala ibaadillaahish shaalihiin’. Jika kalian telah mengucapkan demikian, maka doa tersebut akan meliputi semua hamba yang shalih di langit dan di bumi, ataupun di antara keduanya. (kemudian ucapkanlah) ‘asyhadu an laa ilaaha illaLLaah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh’. Kemudian hendaklah dia memilih doa, yang dia sukai untuk berdoa dengannya (HR. Ahmad, al-Bukhari, Abu Daud) 8. Sujud Tilawah : Jika Membaca Ayat Sajadah maka sebaiknya kita melakukan sujud tilawah di saat sholat ataupun diluar sholat saat membaca al - quran misalnya. Tata Cara : Sujud tilawah dilakukan satu kali sujud, sujudnya sama seperti sujud pada sholat dan tidak disyariatkan takbiratul ihram dan salam saat melakukanya. Tidak harus wudlu jika di luar sholat , harus menghadap kiblat. Dalil : Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan sujud tilawah tatkala membaca surat An Najm, lalu kaum muslimin, orang-orang musyrik, jin dan manusia pun ikut sujud (HR. Bukhari) Dalil : Dari Abu Rofi’, dia berkata bahwa dia shalat Isya’ (shalat ‘atamah) bersama Abu Hurairah, lalu beliau membaca “idzas samaa’unsyaqqot”, kemudian beliau sujud. Lalu Abu Rofi’ bertanya pada Abu Hurairah, “Apa ini?” Abu Hurairah pun menjawab, “Aku bersujud di belakang Abul Qosim (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) ketika sampai pada ayat sajadah dalam surat tersebut.” Abu Rofi’ mengatakan, “Aku tidaklah pernah bersujud ketika membaca surat tersebut sampai aku menemukannya saat ini.” (HR. Bukhari no. 867dan Muslim no. 887) Perhatian...!!! Jika Rukun Sholat Satu Sampai Tiga Belas tidak dikerjakan satu maka sholatnya tidak sah dan jika terlupa maka wajib hukumnya untuk sujud syahwi . Sujud Syahwi yaitu sujud dua kali , jika ingat sebelum salam maka sujud syahwi dilakukan sebelum salam dan jika baru teringat setelah sholat maka setelah sholat. Tata Cara : Pertama bertakbir untuk sujud pertama, lalu sujud. Kemudian bertakbir lagi untuk bangkit dari sujud pertama dan duduk sebagaimana duduk antara dua sujud (duduk iftirosy). Setelah itu bertakbir dan sujud kembali. Lalu bertakbir kembali, kemudian duduk tawaruk. Setelah itu salam, tanpa tasyahud lagi sebelumnya.