Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan pustaka mengenai mimba. Mimba adalah tanaman yang berasal dari India yang tumbuh dengan baik di daerah kering dan panas dengan curah hujan rendah. Bagian-bagian mimba seperti daun, biji, dan kayu memiliki berbagai manfaat sebagai obat tradisional, pestisida nabati, kosmetik, dan bahan bangunan. Dokumen ini juga menjelaskan proses pengolahan dan klasifikasi mimba.
1. 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Tentang Mimba
2.1.1 Pengertian mimba
Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) adalah daun-daun yang
tergolong dalam tanaman perdu yang pertama kali ditemukan didaerah
Hindustani, di Madhya Pradesh, India. Mimba datang atau tersebar ke Indonesia
diperkirakan sejak tahun 1.500 dengan daerah penanaman utama adalah di Pulau
Jawa. Mimba merupakan tanaman tahunan yang tumbuh dengan baik di dataran
rendah pada tanah miskin, dangkal, berpasir, berbatu dan kering dengan suhu
udara yang panas. Daun mimba dapat tumbuh pada daerah yang memiliki curah
hujan di bawah 500 mm per tahun. Pada saat pohon mimba tumbuh di daerah
yang memiliki curah hujan yang tinggi, tanaman akan menghasilkan daun lebih
banyak (vegetatif), namun ketika tumbuh di dataran rendah yang panas dengan
curah hujan di bawah 500 mm/tahun, tanaman akan menghasilkan biji (generatif).
Pemakaian obat tradisional yang berasal dari tumbuhan selain murah dan mudah
didapat, juga memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan obat-obatan
kimia. Tubuh manusia pun relatif lebih mudah menerima obat dari bahan tumbuh-
tumbuhan dibandingkan dengan obat kimiawi (Muhlisah, 2001).
2. 6
2.1.2 Klasifikasi mimba
Gambar 2.1 Daun mimba (http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-
morfologi-mimba/)
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Dialypetaleae
Bangsa : Rutales
Suku : Meliaceae
Marga : Azadirachta
Jenis : Azadirachta indica A.Juss
2.1.3 Morfologi
Mimba merupakan pohon yang tinggi batangnya dapat mencapai 20 m.
Kulit tebal, batang agak kasar, daun menyirip genap, dan berbentuk lonjong
dengan tepi bergerigi dan runcing, sedangkan buahnya merupakan buah batu
dengan panjang satu cm. Buah mimba dihasilkan dalam satu sampai dua kali
setahun, berbentuk oval, bila masak daging buahnya berwarna kuning, biji
ditutupi kulit keras berwarna coklat dan didalamnya melekat kulit buah berwarna
3. 7
putih. Batangnya agak bengkok dan pendek, oleh karena itu kayunya tidak
terdapat dalam ukuran besar. (Heyne, 1987).
Helaian anak daun berwarna coklat kehijauan, bentuk bundar telur
memanjanga tidak setangkup sampai serupa bentuk bulan sabit agak melengkung,
panjang helaian daun 5 cm, lebar 3 cm sampai 4 cm. Ujung daun meruncing,
pangkal daun miring, tepi daun bergerigi kasar. Tulang daun menyirip, tulang
cabang utama umumnya hampir sejajar satu dengan lainnya. (Brink Van der,
1965).
2.1.4 Kandungan
Daun mimba mengandung senyawa-senyawa diantaranya adalah β-
sitosterol, hyperoside, nimbolide, quercetin, quercitrin, rutin, azadirachtin, dan
nimbine. Beberapa diantaranya diungkapkan memiliki aktivitas antikanker. Daun
mimba di gunakan sebagai repelan, obat penyakit kulit, hipertensi, diabetes,
anthelmintika, ulkus peptik, dan antifungsi. Selain itu bersifat antibakteri
danantiviral (Duke, 1967).
Seduhan kulit batangnya digunakan sebagai obat malaria. Penggunaan
kulit batangnya yang pahit dianjurkan sebagai tonikum. Kulit batang yang ditoreh
pada waktu tertentu setiap tahun menghasilkan cairan dalam jumlah besar.
Daunnya yang sangat pahit, di desa Kalibuntu digunakan sebagai rebusan obat
pembangkit selera dan obat malaria. Tidak terbatas hal itu, bahan-bahan ini sering
digunakan dan dipercaya masyarakat sebagai obat tradisional yang mampu
menyembuhkan segala jenis penyakit pada manusia. (Taryono, 2003).
2.1.5 Proses Pengolahan Mimba
Bagian utama dari pohon mimba yang dimanfaatkan adalah daun dan biji.
Berikut dijelaskan mengenai proses daun dan biji agar dapat dimanfaatkan, baik
sebagai obat, pestisida, kosmetik, toilet teries, pupuk dan lainnya.
4. 8
1.) Biji
Biji mimba mengandung minyak sekitar 40%. Untuk memperoleh
minyaknya dapat diperoleh dengan dua cara ; Pengepresan, yaitu dengan jalan
mengepres biji mimba dengan suatu alat pengepres sehingga yang tersisa adalah
bungkilnya yang biasanya masih mengandung minyak. Dengan cara ini minyak
yang terambil antara 15-20 %, sehingga kandungan minyak pada bungkil masih
tinggi, oleh karena itu banyak orang yang menggunakan bungkil mimba ini
sebagai bahan pestisida dengan cara mengekstraknya dengan ethanol atau denan
air dengan sedikit penambahan deterjen atau sabun colek, agar antara minyak dan
air terjadi emulsi.
Ekstraksi dengan heksan : yaitu dengan cara mengaduk dan maserasi
adukan tersebut, sehingga minyak yang terkandung dalam biji mimba tertarik dan
bercampur dengan heksan. Selanjutnya heksan tersebut di rotavapor untuk
memisahkan pelarut heksan dengan minyak mimba. Dengan cara ini minyak yang
terambil lebih tinggi, yaitu dapat mencapai antara 20 – 25%. Namun demikian,
bungkil mimbanya masih mengandung minyak dan masih dapat digunakan
sebagai bahan pestisida nabati, yaitu dengan cara mengekstraknya dengan ethanol,
atau ada juga yang mengekstraknya dengan air yang ditambah sedikit emulsifier,
biasanya deterjen atau sabun cair Teepol. Selanjutnya minyak yang diperoleh
digunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya pembuatan sabun mandi,
shampo, pestisida, sabun pencuci tangan, pasta gigi dan lainnya. (Karindah.
2004).
2.) Daun
Daun dapat digunakan langsung dalam keadaan segar, ataupun
dikeringkan, sehingga di peroleh simplisia kering, namun ada juga yang dibuat
tepung, sehingga lebih praktis pengemasannya. Dalam keadaan segar tidak
memerlukan perlakuan khusus, hanya perlu dibersihkan dari kotoran yang
menempel dengan cara dicuci, selanjutnya apabila akan digunakan sebagai obat,
cukup menyeduh tujuh lembar daun dalam dua gelas air sampai menjadi satu
5. 9
gelas air. Simplisia kering daun diperoleh dengan cara mengering-anginkan daun
sampai daun bisa diremas menjadi serpihan. Bisa juga dilakukan pemanasan
dengan oven. (Dadan, 2008).
2.1.6 Manfaat mimba
Biji tanaman mimba berfungsi sebagai anti hama, berbahan dasar pestisida
nabati, sebagai obat, pemeliharaan hewan, produksi minyak. Minyak pada
tanaman mimba berfungsi sebagai anti hama, berbahan dasar pestisida nabati,
sebagai obat, pemeliharaan hewan, pembuatan sabun, kosmetika, oli mesin,
minyak lampu, pembuatan lilin. Ampas tanaman mimba berfungsi sebagai anti
hama, berbahan dasar pestisida nabati, bahan pelengkap tanah, pupuk, makanan
hewan, untuk membersihkan hewan. Daun pada tanaman mimba berfungsi
sebagai obat, pemeliharaan hewan, kosmetik, sayuran, dan bahan kunyah. Ranting
pada tanaman mimba berfungsi sebagai bahan pemeliharaan gigi. Contohnya pada
masyarakat Indonesia yang sejak dulu memanfaatkan ranting untuk menggosok
dan memutihkan gigi dimana terbukti bahwa bagian tanaman tersebut ternyata
mengandung senyawa antiseptik. Kayu pada tanaman mimba berfungsi sebagai
bahan bangunan atau meubel, bahan bakar. Kulit pada tanaman mimba berfungsi
sebagai sebagai obat, kosmetika, dan pasta gigi. Akar pada tanaman mimba
berfungsi sebagai obat-obatan. (Aryanto, 2015)