2. • Memanfaatkan kekosongan kekuasaan di
Jabar akibat perjanjian Renville. Tentara
Siliwangi harus hijrah ke Jawa Tengah. Jabar
akan dijadikan negara Pasundan oleh Belanda.
• Kartosuwiryo yang awalnya bagian dari laskar
Hizbullah, tidak mau pindah ke Jateng,
kemudian mendirikan Darul Islam dengan
dukungan Tentara Islam Indonesia.
3. 1. What ( apa ) ?, peristiwa apa yang terjadi ?
Darul Islam/ Negara Islam
2. When (kapan), kapan peristiwa itu terjadi ?
7 Agustus 1949
3. Where (dimana ), dimana peristiwa itu terjadi ?
Cisampah, Ciawiligar, Cisayong, Tasikmalaya, Jawa
Barat
4. Who (siapa), siapa saja yang terlibat, dan apa
hubungannnya antar pelaku ?
Marijan Karto Suwiryo ( Pengurus besar Masyumi)
(Pendirinya)
M. Natsir, ketua komete untuk menyelasaikan
pembrontakan tapi gagal.
4. 5. Why (mengapa ), mengapa peristiwa itu
terjadi, apa saja pemicunya ?
Memanfaatkan kekosongan kekuasaan di
Jabar akibat perjanjian Renville. Tentara
Siliwangi harus hijrah ke Jawa Tengah. Jabar
akan dijadikan negara Pasundan oleh Belanda.
Sehingga Karto Suwiryo mendirikan DI/TII
5. 6. How (bagaimana), bagaimana proses peristiwa
itu terjadi ? Dan apa dampaknya dari peristiwa
itu bagi kehidupan umat manusia ?
Tanggal 7 Agustus Karto Suwiryo memproklamirkan
berdirinya NII, karena di Jabar terjadi kekosongan
kekuasaan akibat perjanjian Renville. Kemudian
pemerintah membentuk Komite yang diketuai
oleh M. Natsir, tetapi gagal, akhirnya pemerintah
melakukan operasi MiliterBaratayuda
dengansiasat Pagar Betis, akhirnya Karto Suwiryo
dapat ditangkap di Gununung Geber pada 4 Juni
1962, dan dijatuhi Hukuman mati oleh
Mahkamah Militer.
6. DI/TII Jateng
1. What ( apa ) ?, peristiwa apa yang terjadi ?
DI/TII Jateng
2. When (kapan), kapan peristiwa itu terjadi ?
Amir Fatah Wijayakusuma memproklamasikan sebuah
Negara Islam Indonesia (NII) di desa Pangrasan , Kecamatan
Bantarkawung, Kabupaten Brebes pada tanggal 28 April
1949 pukul 12.00 WIB
3. Where (dimana ), dimana peristiwa itu terjadi ?
Brebes, Tegal, Pekalongan, dan perbatasan Banyumas
4. Who (siapa), siapa saja yang terlibat, dan apa
hubungannnya antar pelaku ?
Amir Fatah Wijayakusuma.
7. 5. Why (mengapa ), mengapa peristiwa itu
terjadi, apa saja pemicunya ?
Akibat perjanjian Renville, daerah Pekalongan,
Brebes, Tegal ditinggalkan TNI sehingga vakum
kekuasaan, hal ini di manfaatkan oleh Amir
Fatah, dan menyatakan bagian dari DI/TII
Karto Suwiryo.
8. 6. How (bagaimana), bagaimana proses peristiwa
itu terjadi ? Dan apa dampaknya dari peristiwa
itu bagi kehidupan umat manusia ?
Sebenarnya setelah TNI kembali kedaerah tersebut
setelah agresi militer Belanda dua, Amir Fatah
mau bergabung dengan TNI, tetapi karena
bujukan Karto Suwiryo, maka Amir Fatah
bergabung dengan Karto Suwiryo. Pergolakan ini
segera dapat di padamkan karena kurangnya
dukungan penduduk, akhirnya pada Desember
1951 ia menyerah.
9. DI / TII Jateng Selatan
1. What ( apa ) ?, peristiwa apa yang terjadi ?
DI/TII Jateng Selatan
2. When (kapan), kapan peristiwa itu terjadi ?
Juli 1950
3. Where (dimana ), dimana peristiwa itu terjadi
? Kebumen dan Pantai Selatan
4. Who (siapa), siapa saja yang terlibat, dan apa
hubungannnya antar pelaku ?
KH. Machfudz atau Kyai Sumolangu
10. 5. Why (mengapa ), mengapa peristiwa itu
terjadi, apa saja pemicunya ?
Karena ingin mendirikan Negara Islam,
yang didukung oleh Laskar bersenjata
Angkatan Umat Islam ( AUI). Penyebab
utamanya karena Tentara Indonesia akan
melakukan demobilisasi, namun ditolak
11. 6. How (bagaimana), bagaimana proses
peristiwa itu terjadi ? Dan apa dampaknya
dari peristiwa itu bagi kehidupan umat
manusia ?
Setelah sebulan bertempur akhirnya
perlawanan ini dapat ditumpas. Ratusan AUI
tewas, yang lain dapat ditawan, sebagian
melarikan diri dan bergabung dengan DI/TII di
Brebes, ribuan orang mengungsi dan ratusan
warga sipil terbunuh.
12. DI/TII Jateng Bataliyon 426
Nama Peristiwa . DI /TII Bataiyon 426 Jateng
1. What ( apa ) ?, peristiwa apa yang terjadi ?
Bataiyon 426 Jateng
2. When (kapan), kapan peristiwa itu terjadi ?
10 Desember 1951, dua kompi dari Batalion 426 yang
dipimpin Kapten Alip, juga akhirnya kabur dari asrama.
3. Where (dimana ), dimana peristiwa itu terjadi ?
Kudus, Klaten dan Surakarta
4. Who (siapa), siapa saja yang terlibat, dan apa hubungannnya antar pelaku ?
Batalyon 426 yang dipimpin Mayor Munawar dan wakilnya Mayor
Sofjan memberontak.”
5. Why (mengapa ), mengapa peristiwa itu terjadi, apa saja pemicunya ?
Karena bergabung dengan DI/ TII, Karto Suwiryo dan kebanyakan
anggotanya dari Hizbullah
13. How (bagaimana), bagaimana proses peristiwa
itu terjadi ? Dan apa dampaknya dari
peristiwa itu bagi kehidupan umat manusia ?
Kapten Sofjan kemudian terbunuh pada 2
Januari 1952. Sementara itu, Kapten Alip yang
sempat bertahan di sekitar Jatinom, juga
terbunuh pada 30 Januari 1952
14. DII/TII Sulawesi selatan
Tgl 7 Agustus 1953, menyatakan bergabung
dengan DI/TII Kartosuwiryo.
Alasan : Karena menolak pembubaran KGSS (
Komando Gerilya Sulawesi Selatan), dan
menuntut dijadikan tentatara dengan nama
Brigade Hasanudin. KGSS berkekuatan 16
Bataliyon.
Akhir Pembrontakan :
Memerlukan waktu lama, ia tertembak pada
tahun 1965.
15. Kahar Muzakar Pernah berjuang di Jawa pada
perang kemerdekaan, bahkan
menjadi Komandan Komando
KGSS.
Kemudian dipindahtugaskan
untuk menyelasaiakan KGSS
karena adanya re organisasi
Tentara. Tapi malah minta
KGSS dijadikan Tentara
menjadi Brigade Hasanudin.
16. DI/TII Kalimantan
Akhir tahun 1954, Ibnu Hajar memilih bergabung
dengan DI/TII Karto Suwiryo.
Alasan :
Karena adanya demobilisasi ALRI , atau mendapatkan
posisi yang tidak sesuai pada saat penataan Tentara
di tubuh ALRI, serta adanya desas – desus
penangkapan terhadap mantan anggota ALRI Divisi
IV, kemudian ada yang menghasut untuk
membrontak. Selanjutnya Letda Ibnu Hajar
mendirikan Kesatuan Rakyat Indonesia Yang
Tertindas ( KRIYT).
17. Ibnu Hajar Akhir Pergolakan
Akhir tahun 1963 Ibnu Hajar
menyerah, berharap mendapat
ampunan, tapi pengadilan militer
menjatuhi hukuman mati.
Catatan
Awalnya ALRI Divisi IV, pada tahun
1948 merupakan pasukan utama
dalam menghadapi Belanda di
Kalimantan Selatan. Kecewa
kareana adanya penataan.
18. DI/TII
Terjadi pada tahun 1953, Pemimpin Daud Beureuh
Alasan:
Tahun 1950 Aceh diubah menjadi bagian dari Propinsi
Sumatra Utara. Para Ulama Aceh yang tergabung
dalam Persatuan Ulama seluruh Aceh ( PUSA )
menolak, menganggap Pemerintah pusat tidak
mengahargai perjuangan Aceh dalam
mempertahankan kemerdekaan. Pada tahun 1953
Daud Beureuh menyatakan bergabung dengan Karto
Suwiryo.
19. Usaha Pemerintah
Untuk menyelasaikan masalah ini
pemerintah menempuh jalan
damai yaitu dengan
mengirimkan Wakil Presiden M.
Hatta (1950), PM M. Natsir
(1951) dan Presiden Soekarno
(1953), namun mengalami
kegagalan. Barulah pada tahun
1959 pemerintah mengakomodir
keinginan Aceh, dan
menjadikannya sebagai Daerah
Istimewa., dan Daud Beureuh
mendapat pengampunan.