Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dipimpin oleh Sekarmadji Marijan Kartosuwiryo dengan tujuan awal melawan penjajah Belanda. Setelah pasukan Siliwangi pindah ke Yogyakarta, gerombolan DI/TII melakukan kejahatan di Jawa Barat. Pemerintah kemudian melakukan operasi militer untuk menumpas DI/TII, yang berhasil menangkap dan menghukum mati Kartosuwiryo pada 1962.
3. Pemimpin : Sekarmadji Marijan Kartosuwiryo
Tujuan awal : Untuk menentang penjajah Belanda di
Indonesia.
Latar Belakang :
1. Kekecewaan SM Kartosuwiryo terhadap kebijakan
Soekarno mengenai faham komunis.
2. Keinginan Darul Islam untuk mendirikan Negara
Islam Indonesia(NII). setelah makin kuat,
Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya
Negara Islam Indonesia (NII) pada tanggal 17
Agustus 1949 dan tentaranya dinamakan Tentara
Islam Indonesia (TII). Gerakan ini dibentuk pada
saat Jawa Barat di tinggal oleh Pasukan Siliwangi
yang berhijrah ke Yogyakarta dan Jawa Tengah
dalam Rangka melaksanakan ketentuan dalam
Perundingan Renville.
4.
5. Ketika pasukan Siliwangi berhijrah, gerombolan DI/TII ini dapat
leluasa melakukan gerakannya dengan membakar rumah –
rumah rakyat, membongkar rel kereta api, menyiksa dan
merampok harta benda penduduk. Akan tetapi setelah pasukan
Siliwangi mengadakan Long March kembali ke Jawa Barat,
gerombolan DI/TII ini harus berhadapan dengan pasukan
Siliwangi. Upaya penumpasan pemberontakan DI/TII memakan
waktu yang lama karena :
1. medannya berupa daerah pegunungan – pegunungan
sehingga sangat mendukung pasukan DI/TII untuk
bergerilya,
2. pasukan Kartosuwirjo dapat bergerak dengan leluasa di
Kalangan Rakyat,
3. pasukan DI/TII mendapat bantuan dari beberapa orang
Belanda, antara lain pemilik – pemilik perkebunan dan para
pendukung negara Pasundan,
4. suasana Politik yang tidak stabil dan sikap beberapa
kalangan partai politik telah mempersulit usaha – usaha
pemulihan keamanan.
6.
7.
8. Selanjutnya dalam menghadapi aksi DI/TII pemerintah
mengerahkan pasukan TNI untuk menumpas gerombolan
ini. Pada tahun 1960 pasukan Siliwangi bersama rakyat
melakukan operasi “Pagar Betis“ dan operasi
“Bratayudha“. Pasukan SM Kartosuwiryo semakin
terdesak dan melemah sehingga banyak yang menyerah.
Pada tanggal 4 Juni 1962 Sekarmadji Maridjan
Kartosuwirjo beserta para pengawalnya dapat ditangkap
oleh pasukan Siliwangi dalam operasi “Bratayudha“ di
Gunung Geber, daerah Majalaya, Jawa Barat. Kemudian
Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo oleh Mahkamah
Angkatan Darat dijatuhi hukuman mati sehingga
pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dapat di padamkan.