Struktur modal
Bias kognitif dalam pemilihan sumber dana
Fenomena underpricing penawaran saham perdana
Bias perhitungan biaya modal
Bias penentuan struktur modal optimal
Kebijakan Dividen
Behavioral life cycle hypothesis dan mental accounting
Bias dalam memprediksi clientele effect
Framming effect pengumuman dividen
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
Diakhir Pertemuan ini diharapkan mahasiswa/I dapat menguraikan tentang :
1. Struktur modal
2. Bias kognitif dalam pemilihan sumber dana
3. Fenomena underpricing penawaran saham perdana
4. Bias perhitungan biaya modal
5. Bias penentuan struktur modal optimal
6. Kebijakan Dividen
7. Behavioral life cycle hypothesis dan mental accounting
8. Bias dalam memprediksi clientele effect
9. Framming effect pengumuman dividen
3. STRUKTUR MODAL
Struktur modal dapat didefiniskan sebagai komposisi dan proporsi
hutang jangka panjang dan ekuitas (saham preferen dan saham
biasa) yang ditetapkan perusahaan
Struktur modal yang optimal adalah kondisi dimana struktur modal
yang mempunyai tingkat resiko dan tingkat pengembalianya dalam
keadaan seimbang sehingga dapat memaksimalkan nilai
perusahaan. Perusahaan dapat dikatakan memiliki tingkat
pendanaan yang efisien apabila memiliki struktur modal yang optimal.
Kebijakan Struktur modal merupakan keputusan penggunaan
sumberdana utang untuk membiayai operasional perusahaan.
Penggunaan utang mempunyai konsekwensi menanggung beban
biaya bunga, semakin besar jumlah utang, semakin besar biaya
bunga yang harus ditanggung, sehingga dapat meningkatkan risiko
kebangkrutan.
4. FAKTOR2 YG MEMPENGARUHI
STRUKTUR MODAL
Menurut Bambang Riyanto (1995) ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu, tingkat bunga,
stabilitas earning, susunan aktiva, kadar risiko aktiva, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar
modal, sifat manajemen dan besarnya suatu perusahaan.
Brigham dan Houston (2011), struktur modal sangat penting bagi perusahaan karena akan berhubungan dan
berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung oleh pemegang saham dan besarnya tingkat
pengembalian atau tingkat keuntungan yang diharapkan.
Struktur modal dapat menyediakan perencanaan modal utang jangka panjang untuk perusahaan secara
strategis. Dengan demikian, dapat membantu meminimalkan biaya modal. Pengaturan modal yang baik dan
tersusun secara sistematis membantu perusahaan dalam menghasilkan output yang optimal dari dana yang
tersedia
Tujuan manajemen struktur modal adalah menciptakan bauran sumber dana permanen sdemikian rupa agar
mampu memaksimalkan harga saham dan agar tujuan menajemen keuangan untuk memaksimalkan harga
saham dan agar tujuan manajemen keuangan untuk memaksimalkan nilai perusahaan tercapai.
5. Untuk menemukan Struktur Modal yang optimal, maka manajer bisa menggunakan
formulasi Weighted Average Cost of Capital (WACC) atau Biaya Modal Rata-Rata
Tertimbang. WACC dihasilkan dari proporsi penyesuaian tingkat utang dan modal
dengan pertimbangan risiko keuangan yang sangat diminimalisasikan
Adanya struktur modal memiliki tujuan dalam mengkolaborasikan sumber-sumber
dana baik permanen maupun aktivitas dalam kegiatan operasional perusahaan.
Hal ini dilakukan agar perusahaan mencapai nilai yang optimal.
Struktur modal yang rendah akan meningkatkan tingkat profitabilitasnya, begitu
pula sebaliknya apabila struktur modal tinggi akan menurunkan tingkat
profitabilitasnya.
6. BIAS KOGNITIF DALAM PEMILIHAN SUMBER DANA
Apa bias kognitif di bidang keuangan?
Bias Kognitif dalam Perilaku Keuangan Ketika klien membuat pilihan keuangan atau
investasi yang tidak diinginkan, hal ini seringkali merupakan akibat dari bias dan heuristik.
Bias kognitif terjadi ketika menarik kesimpulan yang salah, berdasarkan heuristik yang
disalahpahami, untuk membuat keputusan yang buruk
Dalam hal investasi, bias kognitif dapat membuat perilaku investasi kita menjadi tidak
rasional. Hal ini dapat mengarahkan kita untuk membuat pilihan finansial atau investasi
yang tidak diinginkan karena kita menarik kesimpulan yang salah berdasarkan beberapa
kesalahan pemikiran yang dibuat otak kita untuk sampai pada keputusan tersebut.
Sumber utama pendanaan adalah laba ditahan, modal utang, dan modal ekuitas.
Perusahaan menggunakan laba ditahan dari operasi bisnis untuk memperluas atau
membagikan dividen kepada pemegang saham mereka. Bisnis mengumpulkan dana
dengan meminjam utang secara pribadi dari bank atau dengan go public (menerbitkan
surat utang).
sumber keuangan, merujuk ke mana bisnis mendapatkan uang dari untuk mendanai
kegiatan bisnis mereka. Sebuah bisnis dapat memperoleh pembiayaan baik dari sumber
internal maupun eksternal.
Lima kategori utama laporan sumber dan penggunaan dana adalah saldo kas awal, arus
kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas
pendanaan, dan saldo kas akhir. Jika semua uang tunai diperhitungkan, dana yang tidak
dialokasikan akan menjadi nol.
7. PENYEBAB BIAS DALAM PENENTUAN
SUMBER DANA
Faktor-faktor penting yang perlu dipertimbangkan ketika
memilih metode pembiayaan suatu bisnis termasuk ketentuan
pembayaran, total biaya modal dan persyaratan pemberi
pinjaman atau investor.
INVESTOR TIDAK MENGANALISIS FAKTOR2 DIATAS SEHINGGA TERJADI BIAS KOGNITIF
8. FENOMENA UNDERPRICING
PENAWARAN SAHAM PERDANA
Underpricing merupakan suatu fenomena yang menunjukkan bahwa harga saham di
pasar perdana lebih rendah dibandingkan dengan harga di pasar sekunder. Kondisi
underpricing tidak menguntungkan bagi perusahaan yang melakukan go public karena
dana yang diperoleh dari go public tidak maksimum.
Yolana dan Martani, (2005) menjelaskan bahwa underpricing terjadi karena adanya
selisih positif antara harga saham di pasar sekunder dengan harga saham di pasar
perdana atau saat IPO. Sedangkan Caster dan Manaster, (1990) menjelaskan bahwa
underpricing adalah hasil dari ketidak pastian harga saham pada pasar perdana.
IPO sendiri merupakan kondisi ketika emiten menjual sebagian sahamnya pada publik
atau masyarakat umum. IPO bertujuan untuk mendapatkan dana tambahan untuk
melancarkan operasional perusahaan atau mempercepat kegiatan ekspansi.
9. BIAS PERHITUNGAN BIAYA MODAL
Perkiraan Biaya Modal adalah perkiraan biaya untuk
melaksanakan Proyek Modal termasuk Pengembangan
Proyek sampai penyelesaian Konstruksi yang
memperhitungkan risiko terhadap elemen biaya dan
jadwal penyelesaian proyek.
Pemimpin perusahaan menggunakan biaya modal untuk
mengukur berapa banyak uang yang dibutuhkan usaha
baru untuk mengimbangi biaya di muka dan mencapai
keuntungan. Mereka juga menggunakannya untuk
menganalisis potensi risiko keputusan bisnis di masa
depan. Biaya modal sangat penting bagi investor dan
analis.
Kami mengidentifikasi empat faktor utama: kondisi
ekonomi umum, daya jual sekuritas perusahaan (kondisi
pasar), kondisi operasi dan pembiayaan dalam
perusahaan, dan jumlah pembiayaan yang dibutuhkan
untuk investasi baru.
Bias Perhitungan biaya modal muncul karena manajemen
terlalu percaya pada data historis dan reaksi berlebihan
pada kondisi makro dan mikro ekonomi kedepannya
10. BIAS PENENTUAN STRUKTUR MODAL
OPTIMAL
Struktur modal optimal diperkirakan dengan menghitung campuran utang dan ekuitas
yang meminimalkan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) perusahaan sambil
memaksimalkan nilai pasarnya. Semakin rendah biaya modal, semakin besar nilai
sekarang dari arus kas masa depan perusahaan, yang didiskontokan oleh WACC.
Keterbatasan Struktur Permodalan yang Optimal: Kapasitas perusahaan untuk mencapai
struktur modal yang ideal dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti suku bunga
yang berfluktuasi, inflasi, persaingan di pasar, dan pembatasan peraturan.
Beberapa faktor utama termasuk biaya modal perusahaan, sifat, ukuran, kondisi pasar
modal, rasio utang terhadap ekuitas, dan kepemilikan.
Teori tradisional tentang struktur modal mengatakan bahwa untuk setiap perusahaan atau
investasi ada campuran pembiayaan hutang dan ekuitas yang optimal yang
meminimalkan WACC dan memaksimalkan nilai. Di bawah teori ini, struktur modal yang
optimal terjadi di mana biaya marjinal utang sama dengan biaya marjinal ekuitas.
11. Biaya modal juga dapat menentukan penilaian perusahaan. Karena
perusahaan dengan biaya modal yang tinggi dapat mengharapkan hasil
yang lebih rendah dalam jangka panjang, investor cenderung melihat nilai
yang lebih rendah dalam memiliki bagian dari ekuitas perusahaan
tersebut. Memaksimalkan kekayaan perusahaan Struktur modal yang
optimal akan memaksimalkan kekayaan bersih, kekayaan, dan nilai pasar
perusahaan. Kekayaan perusahaan dihitung berdasarkan nilai sekarang
dari arus kas masa depan. Ini didiskon oleh WACC
Bias dala struktur modal optimal ini terjadi karena kompisisi modal jangka panjang, jangka pendek maupun menengah tidak sejalan dengan
rencana tindakan perusahaan. Sehingga penggunaan modal tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan
12. KEBIJAKAN DIVIDEN
Kebijakan dividen adalah seperangkat pedoman atau aturan yang diikuti
perusahaan ketika memutuskan berapa banyak keuntungannya untuk
dibagikan kepada pemegang sahamnya sebagai dividen.
Ada empat jenis kebijakan dividen. Pertama adalah kebijakan dividen
reguler, kedua kebijakan dividen tidak teratur, ketiga kebijakan dividen
stabil, dan terakhir tidak ada kebijakan dividen.
Stabil, konstan, dan residual adalah tiga jenis kebijakan dividen. Meskipun
investor tahu perusahaan tidak diharuskan membayar dividen, banyak
yang menganggapnya sebagai penentu kesehatan keuangan perusahaan
tertentu.
Faktor-faktor yang memengaruhi kebijakan dividen perusahaan adalah
profitabilitas perusahaan, ketersediaan dana, rencana pertumbuhan,
riwayat dividen perusahaan, dan tren dividen di industri.
13. Keputusan dividen terkait dengan keputusan berapa banyak laba yang akan ditahan dan berapa
banyak yang akan dibagikan sebagai dividen. Perusahaan memutuskan apa yang akan lebih
bermanfaat bagi perusahaan. Kebijakan dividen berkaitan dengan cara pembagian dividen kepada
para pemegang saham.
Berikut adalah beberapa teori dividen -
• Teori Bird-in-the-Hand: Ini menunjukkan bahwa investor lebih suka menerima dividen sekarang
daripada di masa depan, karena dividen di masa depan tidak pasti.
• Teori Preferensi Pajak: Teori ini menunjukkan bahwa investor lebih memilih capital gain daripada
dividen karena capital gain dikenai pajak dengan tarif yang lebih rendah daripada dividen.
• Agency Cost Theory: Dividen adalah cara bagi manajer untuk memberi sinyal kepercayaan mereka
pada prospek masa depan perusahaan kepada investor. Dengan membayar dividen, manajer
menunjukkan bahwa mereka memiliki cukup uang tunai untuk memenuhi kewajiban saat ini dan
masih memiliki sisa uang untuk dibagikan kepada pemegang saham.
• Teori Pensinyalan Informasi: Perusahaan yang membayar dividen lebih tinggi dipandang memiliki
pendapatan yang lebih stabil dan prospek pertumbuhan yang lebih baik, yang dapat menyebabkan
harga saham lebih tinggi dan biaya modal lebih rendah.
• Teori Efek Klien: Teori ini menunjukkan bahwa berbagai jenis investor lebih menyukai kebijakan
dividen yang berbeda. Misalnya, investor yang berorientasi pada pendapatan mungkin lebih
menyukai pembayaran dividen yang tinggi, sementara investor yang berorientasi pada
pertumbuhan mungkin lebih memilih pembayaran dividen yang rendah atau tidak sama sekali.
Oleh karena itu, perusahaan dapat mengadopsi kebijakan dividen yang berbeda untuk menarik dan
mempertahankan jenis investor yang berbeda.
14. BEHAVIORAL LIFE CYCLE HYPOTHESIS
DAN MENTAL ACCOUNTING
Apa itu hipotesis siklus hidup perilaku?
Teori siklus hidup perilaku berpusat pada hipotesis bahwa bahkan orang yang
menginginkan pengeluaran yang lancar selama seluruh siklus hidup mereka,
seperti yang diprediksi oleh teori siklus hidup standar, merasa sulit untuk
menghindari kesalahan kognitif dan emosional dan menyeimbangkan keinginan
untuk menghabiskan sekarang dan keinginan. untuk tabungan besok.
Akuntansi mental adalah sebuah konsep di bidang ekonomi perilaku.
Dikembangkan oleh ekonom Richard H. Thaler, berpendapat bahwa individu
mengklasifikasikan dana secara berbeda dan oleh karena itu rentan terhadap
pengambilan keputusan yang tidak rasional dalam pengeluaran dan perilaku
investasi mereka.
Richard Thaler memperkenalkan akuntansi mental pada tahun 1999. Contoh bias
akuntansi mental adalah pengembalian pajak, uang ulang tahun, bonus, modal
keamanan, jumlah uang yang terjangkau untuk hilang, uang yang sudah
dihabiskan, dan pembelian serupa yang membingungkan
15. Hipotesis siklus hidup berpendapat bahwa orang berusaha untuk
mempertahankan tingkat konsumsi yang kira-kira sama sepanjang hidup mereka
dengan mengambil hutang atau melikuidasi aset di awal dan akhir kehidupan
(ketika pendapatan mereka rendah) dan menabung selama tahun-tahun
penghasilan utama mereka ketika pendapatan mereka tinggi.
Misalnya, teori tersebut mengasumsikan bahwa orang menghabiskan
kekayaannya pada usia tua. Akan tetapi, sering kali kekayaan itu diwariskan
kepada anak-anak, atau orang tua mungkin tidak mau membelanjakan kekayaan
mereka.
According to the theory of mental accounting, people treat money differently,
depending on factors such as the money's origin and intended use, rather than
thinking of it in terms of the “bottom line” as in formal accounting (Thaler, 1999)
Menurut model siklus hidup konsumsi, individu pertama-tama menghitung nilai
sekarang yang didiskontokan (DPV) dari pendapatan seumur hidup: DPV
pendapatan seumur hidup = DPV pendapatan dari bekerja + DPV pendapatan
pensiun.
16. BIAS DALAM MEMPREDIKSI
CLIENTELE EFFECT
Bias prediksi adalah perbedaan antara kesalahan prediksi nyata dan aktual model. Bias
prediksi kemungkinan besar terjadi ketika sebuah model mengandung banyak variabel
independen relatif terhadap ukuran sampel atau ketika banyak set variabel independen
yang berbeda diuji dengan prosedur bertahap.
Bagaimana bias mempengaruhi pengambilan keputusan klinis?
Bias afektif dapat terjadi ketika keadaan emosi seseorang memengaruhi hasil keputusan.
Misalnya, orang yang cemas dan depresi lebih cenderung membuat penilaian negatif dan
menafsirkan rangsangan yang sama secara negatif daripada orang yang tidak depresi
atau cemas.
Istilah bias adalah perbedaan antara rata-rata nilai prediksi model dan nilai sebenarnya
dari model kita yang kita coba prediksi. Sebuah model dengan bias tinggi memberikan
sedikit perhatian pada data pelatihan dan terlalu menyederhanakan model.
17. Model bias rendah menggabungkan lebih sedikit asumsi tentang fungsi target.
Algoritma linier seringkali memiliki bias yang tinggi, yang membuat mereka belajar
dengan cepat. Dalam analisis regresi linier, bias mengacu pada kesalahan yang
diperkenalkan dengan mendekati masalah kehidupan nyata, yang mungkin rumit,
dengan model yang jauh lebih sederhana.
Masalah ini terjadi karena model regresi linier Anda salah ditentukan—baik karena
variabel perancu tidak diketahui atau karena data tidak ada. Jika bias ini
memengaruhi model Anda, ini adalah kondisi yang parah karena Anda tidak dapat
mempercayai hasil Anda.
18. FRAMMING EFFECT PENGUMUMAN
DIVIDEN
Aspek psikologis mempengaruhi pengambilan keputusan keuangan utamanya bagi
investor di pasar modal. Dalam fenomena ini, diasumsikan bahwa investor memiliki
preferensi dan tipe resiko masing-masing sesuai yang dijelaskan oleh prospect theory.
Dimana didalam pasar saham juga terdapat ketidakpastian, yang menyebabkan
terjadinya bias dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh investor. Sehingga
pada realitasnya tidak sesuai dengan yang dijelaskan oleh signaling theory. Lebih lanjut,
framing effect memiliki kaitan dengan dividen. Sepeti halnya dalam penyampaian berita,
waktu pengumuman, dan sebagainya terkait kebijakan dividen. Dimana dalam hal ini cara
penyampaian berita (frame) menentukan reaksi yang ditimbulkan oleh investor di pasar
saham. Fenomena tersebut juga dapat dijelaskan oleh keuangan keprilakuan yang
diasumsikan hal tersebut terjadi akibat adanya bias kognitif yang terjadi pada seseorang
investor
19. Namun hal tersebut berbanding terbalik dengan keuangan keperilakuan dengan
prospect theory yang dikenalkan oleh Kahneman & Tversky, (1979) menjelaskan
bahwa dalam pengambilan keputusan seseorang mempertimbangkan bias-bias
seperti aspek psikologis, resiko yang akan di hadapi, ketidakpastian, framing effect
dan lain sebagainya. Argumen tersebut menjelaskan bahwa keputusan investor
tidak serta merta sesuai dengan kandungan informasi yang ada dalam
pengumuman dividen, namun investor memiliki pertimbangan yang didasarkan
pada prinsip psikologi dan bukan prinsip ekonomi (Esomar, 2018). Dengan kata
lain subtansi dari prospect theory sebagai antitesis dengan persepektif
pembentukan harga yang terjadi dalam literatur ekonomi.
20. Investor merupakan orang normal yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
dalam pengambilan keputusan keuangan, khususnya di pasar modal. Faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi salah satunya adalah aspek psikologis. Hal ini
menjelaskan bahwa literatur keuangan cenderung mampu menjelaskan
perilaku investor di pasar saham. Seperti dalam halnya kebijakan/pengumuman
dividen, hasil empiris membuktikan bahwa reaksi maupun perilaku investor
tidak sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh signaling theory. Dalam
fenomena ini, diasumsikan bahwa investor memiliki preferensi dan tipe resiko
masing-masing sesuai yang dijelaskan oleh prospect theory. Dimana didalam
pasar saham juga terdapat ketidakpastian, yang menyebabkan terjadinya bias
dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh investor.
Sehingga pada realitasnya tidak sesuai dengan yang dijelaskan oleh signaling
theory. Lebih lanjut, framing effect memiliki kaitan dengan dividen. Sepeti
halnya dalam penyampaian berita, waktu pengumuman, dan sebagainya terkait
kebijakan dividen. Dimana dalam hal ini cara penyampaian berita (frame)
menentukan reaksi yang ditimbulkan oleh investor di pasar saham. Fenomena
tersebut juga dapat dijelaskan oleh keuangan keprilakuan yang diasumsikan
hal tersebut terjadi akibat adanya bias kognitif yang terjadi pada seseorang
investor. Sekali lagi keuangan keperilakuan dalam hal ini prospect theory lebih
mampu menjelaskan fenomena tersebut dibandingkan dengan paradigma
keuangan standar literatur
21. TUGAS - ANALISA STUDI KASUS
KETENTUAN :
1. Dikerjakan Secara Kelompok 1-3 Orang
2. Dikumpulkan Hari Ini Dengan Batas Akhir Sampai Dengan Jam 12.00 Siang.
3. Tugas ini Diketik Dan Diupload Di Link Dalam Deskripsi Grup WA Perilaku Keuangan
4. Format Pengerjaaan : Baca Dan Pahami Berita Dibawah Ini Dan Jawablah Pertanyaan berikut Ini :
A. Bagaimana bentuk Struktur modal dari 4 perusahaan dalam berita dibawah ini?
B. Jelaskan tentang Bias kognitif dalam pemilihan sumber dana yang dilakukan oleh ke-4 perusahaan tersebut.?
C. Apakah ada Fenomena underpricing penawaran saham perdananya pada ke-4 perusahaan tersebut? Jelaskan ?
D. Apakah ada Bias perhitungan biaya modal pada ke-4 perusahaan tersebut?. Jelaskan?
E. Jelaskan Bias penentuan struktur modal optimal pada ke-4 perusahaan tersebut?
F. Apakah ke-4 perusahaan tersebut menerapkan Kebijakan Dividen yang mana?
G. Apakah ada indikasi Behavioral life cycle hypothesis dan mental accounting pada ke-4 perusahaan tersebut? Jelaskan?
H. Apakah pihak ke-4 perusahaan tersebut terdapat Bias dalam memprediksi clientele effect-nya?
I. Bagaimana kondisi Framming effect pengumuman dividen pada ke-4 perusahaan tersebut?, jelaskan
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6354437/4-perusahaan-raksasa-yang-pernah-bangkrut-di-ri-sempat-bikin-geger