SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujut derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Definisi sehat
menurut badan kesehatan dunia WHO (Word Healt Oganization) adalah
suatu keadaan sejahtera baik jasmani maupun rohani yang bebas dari
gangguan fisik , sosial, maupun psikis dan mampu menjalankan fungsi
dirinya sebagai bagian dari fungsi sosial kemasyarakatan.Selain itu
menurut Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan
menyatakan kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan,jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara ekonomi
dan sosial (Buku Profil Puskesmas).
Kesehatan adalah kondisi yang sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. setiapmanusia berusaha menjaga agar hidupnya tetap sehat
karena nilai kesehatan sangat penting. Upaya kesehatan yang smula di titik
beratkan pada upaya penyembuhan penderita secara berangsu-angsur
berkembang kearah keterpaduanupaya kesehatan yang menyeluruh .oleh
karena itu ,pembangunan kesehatan yang menyangkut upaya peningkatan
kesehatan (prootif), pencegah penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
2
(keratif) dan pemulihan penyakit (rehabilitatif) harus dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, berkesi nambungan serta dilaksanakan bersama
antara pemerintah dan masyarakat. (PP No.25 Th 1980 dan pemerkes
no.922/menkes/per/X/1993).
Menurut Depkes (1991), puskesmas merupakan suatu kesatuan
organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat yang juga
membina peran masyarakat disamping memberikan pelayanankesehatan
serta menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok. Oleh karena itu puskesmas mempunyai
wewenang dantanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan asyarakat
dalam wilayah kerjanya.
Diploma Kesehatan farmasi adaah penyelenggaraan pendidikan
guna menghasilkan tenaga pelayanan kesehatan, khususnya di bidang
farmasi .Untuk menghasilkan tenanga farmasi tingkat diploma,maka
penyelenggara pendidikan terutama proses mengajar perlu ditingkatkan
secara terus-menerus baik kuantitas maupun kualitasnya. Salah satu upaya
yang dilakuakn dia antaranya dengan memberikan pengalaman kerja
kepada peserta didik melalui latihan kerja yang disebul peraktek kerja
lapangan (PKL).
Bahwa keterampilan yanng secara intensif diberikan dilaboratotum
kampus hanyalah keterampilan dasar umum bekerja dilaboratorium
Farmasi yaitu keterampilan meracik obat, mengenal bahan obat dan alat-
3
alat kesehatan dengan jumlah yang terbatas. Keterampilan lain misalnya
pengendalianobat, penyuluhan obat, penerapan sikap yang baik sebagai
tenaga kesehatan yang lain dan pemecahan masalah yang terjadi
dilapangan tidak diberikan secara khusus. Untuk itu Peraktek Belajar
Lapangan merupakan cara yang terbaik untuk menerapkan kemampuan
dan keterampilan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan .
Peraktek Kerja Lapangan merpakan sarana pengenalan lapangan
kerja bagi peserta didik. Dengan mengikuti PBF, peserta didik dapat
melihat, mengetahui, menerima dan menyerap teknologi kesehatan yang
ada di masyarakat. Disisi lain PBL dapat digunakan sebagai sarana
informasi terhadap dunia pendidikan kesehatan,sehingga pendidikan
kesehatan dapat mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
Tenaga Tehnis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu
apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian yang terdiri atas sarjana
farmasi (Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 2009).
Beragamnya tugas dan tanggung jawab seorang asisten apoteker
melatar belakangi dilaksanakan peraktek kerja farmasi (PKL). Propesi
seorang asisten apoteker dipuskesmas dimana diharapkan para calon
asisten apoteker dapat memahami dan tanggung jawab dengan baik dan
benar dimasayang akan datang, sesuai dnganperaturan yang berlaku.
4
B. Tujuan
Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) kami mempunyai
dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus :
a. Tujuan Umum
Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yaitu agar mahasiswa
peserta praktek mendapatkan gambaran tentang aspek yang berkaitan
dengan Sistem Pelayanan Kefarmasian.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengetahui persediaan sarana dan prasarana di
Rumah Sakit/Puskesmas.
2. Mahasiswa mengetahui mekanisme pengelolaan perbekalan
farmasi di Rumah Sakit/Puskesmas.
3. Mahasiswa mengetahui peran seorang Farmasis dalam pelayanan
informasi obat.
C. Manfaat
1. Memahami sistem pelayanan kefarmasian.
2. Menghasilkan tenaga farmasi yang Profesional.
3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat.
4. Memahami peran dan fungsi Farmasis di puskesmas.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini meliputi
semua unit pelayanan, dimana fungsi farmasis diaplikasikan diantaranya
meliputi unit kerja farmasis di Puskesmas dan Rumah Sakit
5
BAB II
GAMBARAN UMUM
PUSKESMAS PAGESANGAN
A. Keadaan Wilayah
Puskesmas pagesangan merupakan salah satu puskesmas yang
ada di Wilayah Kecamatan Mataram, dan semua wilayahnya adalah
daratan yang bisa di jangkau oleh kendaraan.
Puskesmas pagesangan pada tahun 2012 ini wilayah kerjanya
meliputi 5 kelurahan (46 lingkungan) yang memiliki luas wilayah
seluruhnya 9,2 km2 yang terdiri dari :
1. Kelurahan Pagesangan Barat : 6 lingkungan
2. Kelurahan Pagesangan : 7 lingkungan
3. Kelurahan Pagesangan Timur : 7 lingkungan
4. Kelurahan Mataram Timur : 4 lingkungan
5. Kelurahan Pejanggik : 7 lingkungan
Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kelurahan Mataram Barat
2. Sebelah Barat : Kelurahan Tanjung Karang
3. Sebelah Selatan : Kelurahan Karang Pule dan
Pagutan
4. Sebelah Timur : Kelurahan Cakra Barat
6
Letak puskesmas pagesangan dari RSUD Provinsi kesebelah
selatan ± 1 km dan dengan RSU Kota Mataram berjarak ± 1 km ke sebelah
barat dengan kondisi jalan yang bagus. Luas bangunan kantor 1.584 m2.
B. Fungsi Puskesmas
1. Sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
peningkatan kemampuan untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
C. Visi dan Misi Puskesmas Pagesangan
Visi
“Terwujudnya masyarakat sehat dan mandiri menuju Indonesia sehat”
Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada setiap
orang.
b. Membina masyarakat berperilaku hidup sehat secara mandiri.
c. Memotivasi masyarakat untuk bertanggung jawab pada keluarga
dan lingkungannya.
d. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
7
D. KETENAGAAN
Adapun jenis dan jumlah ketenagaan yang ada untuk melaksanakan
pelayanan di Puskesmas Pagesangan adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Ketenagaan menurut jenis dan jumlah tenaga di Puskesmas
Pagesangan.
No. Jenis Tenaga Jumlah* (org)
1 Dokter Umum 1
2 Dokter Gigi -
3 Bidan Puskasmas 4
4 Bidan Desa 2
5 Sanitarian 3
6 Ahli Gizi 3
7 Perawat 8
8 Perawat Gigi 2
9 AA Apoteker 2
10 Analis/Laborat 4
11 Adm Umum 1
12 Keuangan 1
Data 2012-213
*) Jumlah tenaga adalah pegawai yang berstatus PNS
8
E. Perbekalan Farmasi Puskesmas Pagesangan
Di Puskesmas unit yang menunjang pengelolaan perbekalan
farmasi adalah Apotek dan Gudang Obat Puskesmas Pagesangan.
1. Apotek
a. Apotek mempunyai tugas, antara lain:
1. Menerima dan melayani resep.
2. Memberikan informasi yang jelas dan tepat mengenai
penggunaan obat kepada pasien.
3. Melakukan pengarsipan resep setiap hari kemudian bulan yang
bertujuan untuk memudahkan pencarian bila sewaktu-waktu
ada permintaan atau pemeriksaan.
4. Melakukan pelaporan penggunaan dan permintaan obat yang
diserahkan ke gudang obat.
b. Kegiatan yang dikelola di Apotek Puskesmas Pagesangan adalah
sebagai berikut:
1. Batasan
Apotek puskesmas melayani:
- Masyarakat umum
- ASKES (Asuransi Kesehatan)
- JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat)
2. Prosedur Pelayanan Resep di Apotek
Tujuan pelayanan resep adalah pasien mendapat obat
sesuai dengan resep dokter dan mendapatkan informasi obat
mengenai cara penggunaan, cara penyimpanan, serta aturan
minum obat tersebut.
Penerimaan Resep, meliputi :
1. Menerima resep pasien,
2. Periksa kelengkapan resep meliputi : Nama penulis resep,
Tanggal resep, Nama pasien, Usia dan atau BB pasien,
Alamat pasien, No. Hp/Telepon untuk pasien penyakit
9
kronis, Kode penyakit, Nama dan Jumlah obat, Aturan
pakai, bentuk sediaan.
3. Periksa kesesuaian Farmasetik : Bentuk sediaan, Dosis,
Indikasi, Stabilitas, Cara dan Lama penggunaan obat.
4. Periksa kesesuaian antara kode penyakit dengan obat yang
diberikan,
5. Jika no. 1/3 lengkap tidak lengkap dan belum sesuai,
Konfirmasi ke penulis resep.
6. Jika no. 1/3 lengkap dan benar, Resep diberi nomor dan
disiapkan.
Penyiapan Obat, meliputi :
1. Mengambil obat menggunakansendok dengan jumlah
yang sesuai resep (perhatikan fisik obat, pastikan tidak
ada obat yang rusak atau kadaluarsa), menutup kembali
wadah obat seperti semula,
2. Jika sediaan racikan, lakukan peracikan sesuai
permintaan resep, jika sediaan tunggal langsung ke
protap no. 3,
3. Masukkan obat kedalam wadah yang sesuai dan terpisah
untuk obat dengan item berbeda,
4. Beri etiket putih untuk obat dalam, dan etiket biru untuk
obat luar,
5. Untuk sediaan cair berbentuk suspensi atau emulsi
berikan etiket yang berlabel kocok dahulu.
6. Penyerahan Obat, meliputi :
1. Memeriksa apakah obat yang diserahkan sesuai resep,
nama pasien, aturan pakai dan jumlah obat.
2. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien
atau keluarga pasien.
10
3. Jika sesuai, berikan kepada pasien dengan informasi
pemakaian obat, lakukan dengan cara baik, sopan dan
suara yang jelas.
4. Meminta pasien untuk mengulangi cara menggunaan
obat
5. Memisahkan resep berdasarkan kepersertaan pasien
(umum,jamkesmas, dan askes).
3. Sistem Administrasi di Apotek
Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di
Apotek, perlu dilaksanakan kegiatan administrasi yang meliputi:
a. Administrasi Umum
Pencatatan, pengarsipan, pelaporan dan permintaan obat ke
apotek, dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
menghitung sisa obat untuk akhir bulan.
b. Administrasi Pelayanan
Melakukan pengarsipan resep harian dan bulanan
dipisahkan berdasarkan jenis pelayanannya.
2. Gudang Farmasi Puskesmas
a. Gudang farmasi mempunyai tugas, antara lain:
1. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi.
2. Mengajukan permintaan perbekalan farmasi kepada GFK yang
telah disetujui oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
3. Penerimaan perbekalan farmasi.
4. Penyimpanan perbekalan farmasi sesuai dengan standar yang
berlaku,
5. Penyaluran perbekalan farmasi.
6. Melaksanakan pencatatan perbekalan farmasi.
7. Melaksanakan pelaporan pemakaian perbekalan farmasi setiap
bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram.
8. Melaksanakan pengahapusan perbekalan farmasi dan resep.
11
9. Menyediakan data dan informasi mutasi obat dan perbekalan
farmasi serta kasus penyakit dengan baik dan akurat.
10. Melaporkan dan mengirm kembali semua jenis obat rusak atau
kadaluarsa kepada Kepala Dinas Kesehata Kota Mataram.
11. Melaporkan kejadian obat dan perbekalan farmasi yang hilang
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram.
b. Kegiatan yang dikelola gudang farmasi adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan
perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam
rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas. Tujuan dari
perencanaan adalah untuk mendapatkan:
a. Perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan
yang mendekati kebutuhan,
b. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional,
c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
2. Permintaan
Tujuan permintaan untuk memenuhi kebutuhan obat
masing-masing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan
penyakit yang ada di wilayah kerjanya.
3. Penerimaan
Penerimaan obat adalah suatu kegiatan dalam
menerima obat-obatan yang diserahkan dari unit pengelola
yang lebih tinggi kepada unit pengelola dibawahnya. Tujuan
penerimaan obat adalah agar obat yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh
puskesmas.
4. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan
terhadap obat-obatan yang diterima agar aman atau tidak
hilang, terhindar dari kerusakan fisik atau kimia dan mutunya
12
tetap terjamin. Tujuan penyimpanan adalah agar obat yang
tersedia diunit pelayanan kesehatan mutunya dapat
dipertahankan.
5. Distribusi
Distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan
penyerahan obat secara merata dan teratur untuk memenuhi
kebutuhan sub-sub unit pelayananan.
Tujuan penyaluran adalah untuk memenuhi kebutuhan obat
sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja
puskesmas dengan jenis, jumlah dan tepat waktu serta mutu
terjamin.
Obat-obat tersebut didistribusikan ke sub unit antara lain:
a. Sub unit pelayanan kesehatan dilingkungan puskesmas
seperti apotek, laboratorium, poliklinik umum, poliklinik
gigi, KIA, MTBS.
b. Puskesmas pembantu.
c. Klinik Pasar pagesangan.
d. Posyandu.
e. Polindes.
f. Poskesdes.
6. Pengendalian
Pengendalian adalah suatu kegiatan untuk
memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai
dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga
tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di
unit pelayanan kesehatan dasar. Tujuan dilakukannya
pengendalian adalah agar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Pengendalian obat terdiri dari:
a. Pengendalian persediaan
13
Untuk melakukan pengendalian persediaan
diperlukan pengamatan terhadap stok kerja, stok
pengaman, waktu tunggu dan sisa stok.Sedangkan untuk
mencukupi kebutuhan, perlu diperhitungkan keadaan stok
yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau
kalau dimungkinkan.
b. Pengendalian penggunaan
Tujuan pengendalian penggunaan adalah untuk
menjaga kualitas pelayanan obat dan meningkatkan
efisiensi pemanfaatan dana obat, Pengendalian
penggunaan meliputi:
1. Prosentase penggunaan antibiotik,
2. Prosentase penggunaan injeksi,
3. Prosentase rata-rata jumlah R/,
4. Prosentase penggunaa obat generik,
5. Kesesuaian dengan pedoman.
c. Penanganan obat hilang, obat rusak dan kadaluarsa
1. Penanganan obat hilang
Bertujuan sebagai bukti pertanggung jawaban
Kepala Puskesmas sehingga diketahui persediaan obat
saat itu. Untuk menangani kejadian obat hilang ini,
perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Petugas pengelola obat yang mengetahui kejadian
obat hilang segera menyusun daftar jenis dan
jumlah obat hilang, serta melaporkan kepada
Kepala Puskesmas. Daftar obat hilang tersebut
nantinya akan digunakan sebagai lampiran dari
Berita Acara obat hilang yang diterbitkan oleh
Kepala Puskesmas,
14
b. Kepala Puskesmas kemudian memeriksa dan
memastikan kejadian tersebut, serta menerbitkan
Berita Acara Obat Hilang
c. Kepala Puskesmas menyampaikan laporan
kejadian tersebut kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, disertai Berita Acara Obat Hilang
bersangkutan,
d. Petugas pengelola obat selanjutnya mencatat jenis
dan jumlah obat yang hilang tersebut pada masing-
masing kartu stok,
e. Apabila jumlah obat yang tersisa diperhitungkan
tidak lagi mencukupi kebutuhan pelayanannya,
segera dipersiapkan LPLPO untuk mengajukan
tambahan obat,
f. Apabila hilangnya obat karena pencurian maka
dilaporkan kepada kepolisian dengan membuat
berita acara.
2. Penanganan obat rusak/kadaluarsa
Bertujuan melindungi pasien dari efek samping
penggunaan obat rusak/kadaluarsa. Langkah-langkah
yang dilakukan jika petugas pengelola obat
menemukan obat yang tidak layak
pakai/rusak/kadaluarsa:
a. Petugas kamar obat, kamar suntik, atau unit
pelayanan kesehatan lainnya segera melaporkan
dan mengirimkan kembali obat kepada Kepala
Puskesmas melalui petugas gudang obat
Puskesmas,
b. Petugas gudang obat Puskesmas menerima dan
mengumpulkan obat rusak dalam gudang. Jika
memang ditemukan obat tidak layak pakai maka
15
harus segera dikurangkan dari catatan sisa stok
pada masing-masing kartu stok yang dikelolanya.
Petugas kemudian melaporkan kepada Kepala
Puskesmas,
c. Kepala Puskesmas selanjutnya melaporkan dan
mengirimkan kembali obat rusak/kadaluarsa
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
untuk kemudian dibuatkan berita acara sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
7. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan data obat di Puskesmas
merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan
obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima,
disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas dan
atau unit pelayanan lainnya.
Adapun sarana yang digunakan untuk pencatatan dan
pelaporan obat di Puskesmas adalah LPLPO (Laporan
Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) dan kartu stok.
16
F. Alur Pelayanan Puskesmas Pagesangan
Gambar 1. Alur Pelayanan Puskesmas Pagesangan
PASIEN
LOKET
KONSELING
POLI UMUM
KIA
APOTE
K
KB
PULANG
POLI GIGI
LABORATORIUM
POLIKLINIK
17
BAB III
URAIAN DAN HASIL KEGIATAN
A. Struktur Organisasi Puskesmas
Struktur Organisasi
Puskesmas Pagesangan
Gambar 2. Skema Struktur Organisasi Puskesmas
Kepala Puskesmas
dr. Lindawati
Jabatan
Fungsional
Sub.Bag. Tata
Usaha
Urusan
Pelayanan
Kesehatan
Urusan Kesehatan
Keluarga dan
Masyarakat
Urusan Pencegahan
Pemberantasan
Penyakit dan
Penyehatan
Lingkungan
18
B. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
1) Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan
perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
a. Tujuan dari perencanaan adalah :
1. Untuk mencukupi kebutuhan obat puskesmas,
2. Mendapatkan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan
yang mendekati kebutuhan,
3. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional,
4. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
b. Cara perencanaan obat meliputi :
1. Konsumsi
Didasarkan atas analisa data konsumsi periode sebelumnya,
2. Epidemiologi
Didasarkan atas analisis prevalensi penyakit khususnya yang
diderita masyarakat setempat,
3. Kombinasi
Perpaduan antara konsumsi dan epidemiologi.
19
c. Alur perencanaan obat puskesmas pagesangan
Gambar 3. Alur Perencanaan Obat Puskesmas Pagesangan
2) Permintaan
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di
masing-masing pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang
ada di wilayah kerjanya.
a. Kegiatan Permintaan
1. Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai jadwal yang disusun oleh Dinas kesehatan
kota untuk masing-masing puskesmas.
2. Permintaan Khusus
Dilakukan diluar jadwal distribusi rutin apabila kebutuhan
meningkat, menghindari kekosongan, penanganan kejadian
luar biasa (KLB), obat rusak dan kadaluwarsa.
3. Permintaan obat dilakukan dengan menggunakan formulir
laporan pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO).
LPLPO Sub
Unit
Puskesmas LPLPO
Puskesmas
DIKESGFK Kota
20
4. Permintaan obat ditujukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota
dan selanjutnya diproses oleh Unit Pengelola Obat Publik dan
Prbekalan Kesehatan di Kota (UPOPPK).
5. Menentukan Jumlah Permintaan Obat
Adapun data-data yang diperlukan yaitu :
a. Data pemakaian obat periode sebelumnya.
b. Jumlah kunjungan resep.
c. Data penyakit.
6. Frekuwensi distribusi obat oleh Unit Pengelola Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan di Kota (UPOPPK).
Adapun sumber data yang digunakan :
a. LPLPO.
b. LB1 (Laporan Bulanan 1).
7. Cara Menghitung Kebutuhan Obat
Jumlah untuk periode yang akan dating diperkirakan
sama dengan pemakaian pada periode sebelumnya.
Keterangan :
a. SO : Stok Optimum
b. SK : Stok Kerja
c. WK : Waktu Kosong Obat
d. WT : Waktu Tunggu
e. SP : Stok Penyangga
f. SS : Sisa Stok
SO = SK + WK + WT + SP
Permintaan = SO - SS
21
 Stok Kerja: Pemakaian rata-rata per periode
distribusi.
 Waktu Kosong: Lamanya kekosongan obat
dihitung dalam hari.
 Waktu Tunggu: Waktu tunggu, dihitung mulai dari
permintaan obat oleh puskesmas sampai dengan
penerimaan obat di puskesmas.
 Stok Penyangga:Persediaan obat untuk
mengantisipasi terjadinya peningkatan kunjungan,
keterlambatan kedatangan obat, pemakaian.
Besarnya ditentukan berdasarkan kesepakatan
antara puskesmas dan unit Pengelola Obat dan
Perbekalan Kesehatan di Kota (UPOPPK).
 Sisa stok: Sisa obat yang masih terseda di
puskesmas pada akhir periode distribusi.
Contoh perhitungan stok optimum dan
permintaan obat :
Rata-rata pemakaian CTM (Chloram Phenilamin
Maleat) dalam 1 bulan :
22
Rata-rata 1 bulan (Stok Kerja) = 1000 Tablet
Waktu Kosong = 0 Hari
Waktu Tunggu = 5 Hari
Stok Penyangga = 50%
Sisa Stok = 1100 Tablet
Maka stok optimum (SO) adalah
SO = SK + WK + WT + SP
= 1000 + 0 + (5x40) + 50%
= 1000 + 200 + 50%
= 1200 + 50%
= 1200 + 600
SO = 1800
Permintaan = SO - SS
= 1800 – 1100
= 700
3) Penerimaan
Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-
obatan yang di serahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada
unit pengelola di bawahnya.
Tujuannya agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan permintaan yang diajukan oleh puskesmas. Setiap
penyerahan obat oleh Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan di Kota (UPOPPK) kepada puskesmas dilaksanakan setelah
23
mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan Kota atau pejabat
yang diberi wewenang.
Petugas penerima obat wajib melakukan pengecekan
terhadap obat-obat yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti,
jenis dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan isi dokumen
(LPLPO) dan ditanda tangani oleh petugas penerima/diketahui oleh
Kepala Puskesmas.
Jika terdapat kekurangan, penerimaan obat wajib menuliskan
jenis obat yang kurang (rusak, jumlah yang kurang, dll). Setiap
penambahan obat-obatan dicatat dan dibukukan pada buku penerimaan
obat dan kartu stok.
4) Penyimpanan
Penyimpana adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap
obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.
Tujuan penyimpanan adalah agar obat yang tersedia di Unit
Pelayanan Kesehatan mutunya dapat dipertahankan.
a. Pengaturan Penyimpanan Obat :
1. Obat disusun secara alfabetis.
2. Obat di rotasi dengan sistem First in First Out (FIFO) dan First
Expired First Out (FEFO).
3. Obat disimpan pada rak.
4. Obat yang disimpan diatas lantai harus di letakkan di atas palet.
24
5. Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk.
6. Cairan dipisahkan dari padatan.
7. Sera, vaksin, suppositoria di simpan dalam lemari pendingin.
b. Kondisi Penyimpanan :
1. Kelembaban
Udara lembab dapat mempengaruhi obat-obatan yang tidak
tertutup sehingga mempercepat kerusakan.
2. Sinar Matahari
Kebanyakan cairan, larutan dan injeksi cepat rusak karena
pengaruh sinar matahari.
3. Temperatur/Panas
Obat seperti salep, krim dan suppositoria sangat sensitive
terhadap pengaruh panas dan dapat meleleh. Oleh karena itu
hindarkan obat dari udara panas.
c. Tata Cara Penyimpanan dan Penyusunan Obat :
1. Pengaturan penyimpanan obat
Pengaturan obat di kelompokkan berdasarkan bentuk sediaan
dan di susun secara alfabetis berdasarkan nama generiknya,
2. Penerapan sistem FIFO dan FEFO
Penyusunan di lakukan dengan sistem Firs In First Out (FIFO)
untuk masing-masing obat, artinya obat yang dating pertama
kali harus dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang datang
kemudian, da First Expired First Out (FEFO) untuk masing-
25
masing obat, artinya obat yang lebih awal kadaluarsa harus
dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang kadaluarsa kemudian.
Hal ini sangat penting karena :
a. Obat yang sudah terlalu lama biasanya kekutannya atau
potensinya berkurang.
b. Beberapa obat seperti antibiotic memiliki batas waktu
pemakaian, artinya batas waktu dimana obat mulai
berkurang efektivitasnya.
3. Obat yang sudah di terima
Di susun sesuai dengan pengelompokan untuk memudahkan
pencarian, pengawasn, dan pengendalian stok obat.
4. Pemindahan
Harus hati-hati agar obat tidak pecah/rusak
5. Golongan antibiotic
Harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari
cahaya matahari, disimpan di tempat yang kering.
6. Vaksin dan serum
Harus dalam wadah yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya
dan disimpan dalam lemari es. Kartu temperature yang terdapat
dalam lemari esharus selalu diisi.
7. Obat injeksi
Disimpan ditempat yang terhindar dari cahaya matahari.
8. Bentuk dragee (tablet salut)
26
Disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan pengambilannya
menggunakan sendok.
9. Untuk obat yang mempunyai waktu kadaluwarsa
Supaya waktu kadaluarsanya dituliskan pada doos luar
menggunakan spidol,
10. Penyimpanan tempat untuk obat dengan kondisi khusus Seperti
lemari tertutup rapat, lemari pendingin, kotak kedap udara dan
lain sebaganya.
11. Cairan diletakkan di rak bagian bawah.
12. Kondisi penyimpanan beberapa obat :
a. Beri tanda/kode pada wadah obat.
b. Beri tanda khusus untuk obat yang akan habis masa
pakainya pada tahun tersebut.
c. Jangan menyimpan vaksin lebih dari satu bulan di unit
pelayanan kesehatan (puskesmas).
5) Pendistribusian
Tujuan pendistribusian obat untuk memenuhi kebutuhan obat sub
unit pelayanan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis,
jumlah dan waktu yang tepat serta mutu terjamin.
Kegiatan pendistribusian meliputi :
a. Menentukan frekuensi distribusi :
1. Jarak sub unnnittt pelayanan,
27
2. Biaya distribusi yang tersedia.
b. Menentukan jumlah dan jenis obat yang di berikan :
1. Pemakaian rata-rata, sisa stok,
2. Pola penyakit dan jumlah kunjungan.
c. Melaksanakan penyerahan obat :
1. LPLPO (pustu,polindes/poskesdes),
2. Format lain,
3. Puskesmas yang menyerahkan,
4. Sub unit yang mengambil.
Alur Distribusi Obat
Gambar 4. Alur Distribusi Obat ke Pasien
DIKES
GFK
PUSKESMAS
SUB UNIT
POLI
PUSTU
POSYANDU
PASIEN
KLINIK
PASAR
POLINDES
APOTEK
POSKESDES
KIA/KB
28
6) Pengendalian
Tujuan pengendalian adalah agar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian
terdiri dari :
a. Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk
memastikan tercapainya sasaran yang diininkan sesuai dengan
strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi
kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan
kesehatan dasar.
Rumus pengendalian persediaan obat :
Keterangan :
Q : jumlah obat yang di pesan
SK : stok kerja
SP : stok pengaman
WT : waktu tunggu (lead time)
D : pemakaian rata-rata perminggu/perbulan
SS : sisa stok
Q = SK + SP + (WT x D) - SS
29
b. Pengendalian Penggunaan
Tujuan pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga
kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan
dana obat. Pengendalian penggunaan obat meliputi :
 Prosentase penggunaan antibiotik,
 Prosentase penggunaan injeksi,
 Prosentase rata-rata jumlah resep,
 Prosentase penggunaan obat generik,
 Kesesuaian dengan pedoman.
7) Penghapusan
a. Penanganan Obat Rusak/Kadaluarsa
Jika petugas obat menemukan obat yang tidak layak pakai
(karena rusak/kadaluarsa), maka perlu di lakukan langkah-langkah:
1. Petugas kamar obat (Apotek), kamar suntik atau unit
pelayanan kesehatan lainnya segera melaporkan dan
mengirimkan kembali obat tersebut kepada kepala puskesmas
melalui gudang obat pskesmas.
2. Petugas gudang obat puskesmas menerima dan mengumpulkan
obat rusak dalam gudang. Jika memang di temukan obat yang
tidak layak pakai maka harus segera di kurangkan dari catatan
sisa stok pada masing-masing kartu stok yang di kelolanya.
30
3. Kepala puskesmas selanjutnya melaporkan dan mengirimkan
kembali obat rusak/kadaluarsa kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kota untuk kemudian di buatkan berita acara sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b. Pemusnahan Resep
Untuk acara pemusnahan resep dilakukan di puskesmas,
setelah resep di musnahkan kemudian di buatkan berita acara dan
kemudian di serahkan ke Dinas Kesehatan Kota. Resep di
musnahkan dalam 3(tiga) tahun sekali.
8) Pencatatan dan Pelaporan
a. Pencatatan
Tujuan pencatatan dan pelaporan :
1. Bukti bahwa suatu kegiatan telah di lakukan,
2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian,
3. Sumber data untuk perencanaan kebutuhan,
4. Sumber data untuk pembuatan LPLPO.
Pencatatan dan pelaporan data puskesmas merupakan
rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara
tertib, baik obat-obatan yang di terima, di simpan, di distribusikan, dan
di gunakan di puskesmas atau unit pelayanan lainnya.
31
LPLPO di manfaatkan untuk analisis penggunaan,
perencanaan kebutuhan obat, pengendalian persediaan dan pembuatan
pengelola obat.
Penyelenggaraan Pencatatan :
1. Di gudang puskesmas.
2. Di kamar obat (apotek).
3. Di puskesmas keliling, puskesmas pembantu dan tempat
perawatan serta di ruang pertolongan gawat darurat.
b. Pelaporan
1. Alur Pelaporan
Data LPLPO merupakan kompilasi dari data LPLPO
sub unit dan puskesmas induk, LPLPO di buat 3(tiga) rangkap,
yaitu :
a. Dua rangkap di berikan ke Dikes Kota melalui UPOPPK,
untuk diisi jumlah yang di serahkan. Setelah di tanda
tangani di sertai satu rangkap LPLPO dan satu rangkap
lainnya di simpan di UPOPPK,
b. Satu rangkap untuk arsip puskesmas.
2. Periode Pelaporan
Pelaporan dilakukan secara periode, setiap awal bulan.
Untuk puskesmas yang mendapatkan distribusi setiap bulan
LPLPO dikirim setiap awal bulan, begitu juga untuk
puskesmas yang mendapatkan distribusi setiap triwulan.
32
Pelaporan yang ada di puskesmas pagesangan meliputi :
a. Laporan pemakaian dan Lembar permintaan Obat (LPLPO).
b. Laporan pemakaian obat secara Rasional (POSR).
c. Laporan pemakaian Obat Generik.
d. Laporan pemakaian obat Narkotika/Psikotropika.
9) Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evalualuasi dilakukan terhadap instalasi
gudang obat puskesmas dan apotek, agar laporan sesuai dengan
keadaan sebenarnya.
10) Pelayanan Informasi Obat
Memberikan informasi tentang Nama obat dan kegunaannya ,
aturan pakai, efek samping/kontra indikasi/interkasi obat, peringatan
dan pesan kepada pasien agar tidak terjadi penyalahgunaan obat.
Adapun contoh Pelayanan Informasi Obat :
Nama obat : Asam Mefenamat
Indikasi :Analgesik (menghilangkan rasa nyeri ringan
sampai sedang) dan antiinflamasi.
Aturan pakai : Dosis analgesk dan anti inflamasi 250 – 500 mg,
Dosis maksimal 1500 mg.
33
Efek samping :Gangguan lambung, dosis diatas 2000 mg perhari
mengakibatkan gangguan pembentukan sel darah putih
dan kekurangan sel darah merah.
Kontra indikasi : Tukak lambung aktif, hipersensitif terhadap asam
mefenamat,gangguan ginjal dan hati,
Hati-hati pemakaian pada penderita asma,
Tidak digunakan pada wanita yang menyusui.
Interaksi obat :Hati-hati pada pemakaian bersamaandengan obat
antiinflamasi non steroid lainnya dan obat-obat
golongan fenilbutazon (ibuprofen, Na.diklofenak).
Cara pemakaian :Obat diminum sesuai aturan pakai pada etiket dan
hentikan pemakaian jika sudah tidak merasa sakit
(diminum jika merasa sakit),
Obat diminum sesudah makan (bersama makan),
Diminum dengan segelas air putih.
Peringatan :Menanyakan kepada pasien apakah sudah memberitahu
dokter apabila sedang menyusui atau ada penyakit lain
yang diderita seperti tukak lambung aktif, asma,
gangguan ginjal dan hati,
Pemakaian tidak boleh lebih dari 7 hari,
Tidak digunakan untuk anak-anak dibawah umur 14
tahun,
34
Jika terjadi diare atau rash (kemerahan pada kulit)
pengobatan harus dihentikan,
Hati-hati pada pemakaian bersamaan dengan obat
antiinflamasi, non steroid lainnya dan obat-obat
golongan fenilbutazon (ibuprofen, Na.diklofenak).
Penyimpanan :Obat ini disimpan dalam wadah tertutup rapat, pada
suhu kamar, terlindung dari cahaya dan jauhkan dari
jangkauan anak-anak.
35
BAB IV
PEMBAHASAN
Puskesma pagesangan melayani 4 jenis yaitu: Resep Askes, Resep
Jamkesmas, Resep Gratis dan Resep Bayar uraiyan dari beberapa jenis Resep
tersebut sebagai berikut:
1. Resep 1
a. Diagnosis : Tidak di tuliskan
b. Keabsahan Resep
 Tidak ada paraf dokter
 Tidak ada diagnosis
Resep di anggap sah karena obat yang di dalam resep tersebut
bukan golongan Obat Narkotika Psikotropika.
36
c. Kesesuaian Farmasetis
Setelah ditanyakan kepada penulis Resep dan dilihat dari segi
farmasetisnya Obat tersebut dapat diberikan setelah melalui
beberapa pertimbangan.
d. Penyerahan dan Pelayanan Informasi Obat
Obat diberikan kepada pasien dengan memberikan informasi Obat
yaitu untuk obat Amoxicilin diminum 3 X Sehari 1 Tablet (setiap
8 Jam) dan dihabiskan, Parasetamol diminum 3 X sehari 1 tablet
setiap 8 jam bila sakit.
e. Informasi Obat
1. Nama Obat : Amoxicilin
 Indikasi : Antibiotic yang digunakan untuk infeksi yang
disebabkan oleh bakteri gram positif dan gram negatif.
 Dosis : 3 X 500 mg (tiap 8 jam) Selama 3 hari.
 Kontra Indikasi :Anak-anak dengan peneumonia harus di
bawah pengawasan dokter (setelah memulai pengobatan).
 Efek Samping :
 Bila alergi, timbul ruam kemerahan, eritema, dan gatal-
gatal.
 Kadang-kadang timbul pusing, mual, muntah, diare.
2. Nama Obat : Paracetamol
 Komposisi :Paracetamol Tablet : Setiap tablet
mengandung Parasetamol 500 mg.
37
Paracetamol Sirup 125 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok
takar) mengandung Parasetamol 125 mg.
Paracetamol Sirup 160 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok
takar) mengandung Parasetamol 160 mg.
Paracetamol Sirup Forte 250 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1
sendok takar) mengandung Parasetamol 250 mg.
 Indikasi : Mengurangi nyeri pada kondisi : sakit
kepala, nyeri otot, sakit gigi, nyeri pasca operasi minor,
nyeri trauma ringan.
Menurunkan demam yang disebabkan oleh berbagai
penyakit. Pada kondisi demam, paracetamol hanya bersifat
simtomatik yaitu meredakan keluhan demam (menurunkan
suhu tubuh) dan tidak mengobati penyebab demam itu
sendiri.
 Dosis :Dewasa dan anak di atas 12 tahun : 1
tablet, 3 – 4 kali sehari.
Anak-anak 6 – 12 tahun : ½ – 1, tablet 3 – 4 kali sehari.
 Kontra Indikasi :Parasetamol jangan diberikan
kepada penderita hipersensitif/alergi terhadap Paracetamol.
Penderita gangguan fungsi hati berat.
 Efek samping :Dosis besar menyebabkan kerusakan fungsi
hati.
38
 Interaksi Obat:Paracetamol diduga menaikan aktifitas
koagulan dari kumarina.
2. Resep 2
a. Diagnosis : Tidak di tuliskan
b. Keabsahan Resep
 Tidak ada paraf dokter
 Tidak ada diagnosis
Resep di anggap absah karena obat yang di dalam resep
tersebut bukan golongan Obat Narkotika Psikotropika.
39
c. Kesesuaian Farmasetis
Obat dapat diberikan bersamaan karena tidak terdapat interaksi
antara obat tersebut.
d. Penyerahan dan Pelayanan Informasi Obat
Obat diserahkan kepada pasien dengan memberikan informasi,
untuk obat
GG diminum 3X sehari 1 tablet atau diminum tiap 8 jam sekali
sesudah makan, CTM diminum 3X sehari 1 tablet sesudah
makan, PCT diminum 3X sehari 1 tablet sesudah makan bila
demam atau nyeri.
e. Pembahasan resep
1. Nama Obat : Glyceryl Guaiacolate
 Indikasi : Meredakan batuk berdahak (sebagai
ekspektoran)
 Kontra Indikasi : Penderita yang hipersensitif
terhadap Glyceryl Guaiacolate.
 Efek samping : Jarang terjadi yaitu : mual,
mengantuk.
 Dosis :
- Dewasa : 2-4 tablet setiap 4 jam maksimum 24 tablet
sehari.
- Anak 6-12 tahun : 1-2 tablet setiap 4 jam maksimum
12 tablet sehari.
40
- Anak 2-6 tahun : 1/2-1 tablet setiap 4 jam maksimum
6 tablet sehari.
Atau menurut petunjuk dokter.
2. Nama Obat : Cholorpheniramini Maleas
 Indikasi : CTM merupakan antihistamin yang banyak
digunakan untuk mengobati gejala-gejala alergi
misalnya : alergi rhinitis, alergi konjungtivitas, urticaria
(gatal-gatal, biduran), gatal-gatal karena gigitan
serangga, alergi eksema & alergi dermatitis.
 Komposisi :Tiap tablet mengandung:
Chlorpheniramini maleas 4 mg
 Dosis :
Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet.
Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.
Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa.
 Efek Samping : Kadang- kadang menyebabkan rasa
ngantuk
3. Nama Obat : Paracetamol
 Komposisi :
Paracetamol Tablet : Setiap tablet mengandung
Parasetamol 500 mg.
Paracetamol Sirup 125 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok
takar) mengandung Parasetamol 125 mg.
41
Paracetamol Sirup 160 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok
takar) mengandung Parasetamol 160 mg.
Paracetamol Sirup Forte 250 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1
sendok takar) mengandung Parasetamol 250 mg.
 Indikasi :
Mengurangi nyeri pada kondisi : sakit kepala, nyeri
otot, sakit gigi, nyeri pasca operasi minor, nyeri trauma
ringan.
Menurunkan demam yang disebabkan oleh berbagai
penyakit. Pada kondisi demam, paracetamol hanya
bersifat simtomatik yaitu meredakan keluhan demam
(menurunkan suhu tubuh) dan tidak mengobati
penyebab demam itu sendiri.
 Dosis :
Dewasa dan anak di atas 12 tahun : 1 tablet, 3 – 4 kali
sehari.
Anak-anak 6 – 12 tahun : ½ – 1, tablet 3 – 4 kali sehari.
 Kontra Indikasi :Parasetamol jangan diberikan
kepada penderita hipersensitif/alergi terhadap
Paracetamol.
Penderita gangguan fungsi hati berat.
 Efek samping : Dosis besar menyebabkan kerusakan
fungsi hati.
 Interaksi Obat : Paracetamol diduga menaikan aktifitas
koagulan dari kumarina.
42
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Pagesangan selama 3 minggu
kami dapat menyimpulkan :
1. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan keterampilan lain sebagai
tenaga kesehatan baik secara teknis ataupun fungsional.
2. Mahasiswa dapat beradaptasi langsung pada iklim kerja kefarmasiaan
sebenarnya, khususnya di puskesmas.
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan melaksanakan peran , fungsi dan
kompetensi ahli madya farmasiyaitu pelayanan kefarmasian.
4. Mahasiswa dapat diajarkan untuk kritis terhadap suatu masalah dan
pemecahannya.
B. Saran
Area penyerahan obat kepada pasien agar lebih leluasa, agar pasien
dapat lebih jelas dengan pelayanan obatnya.
43
DAFTAR PUSTAKA.
1. Anonim, 2011. BUKU PROFIL Puskesmas Pagesangan 2010, Mataram.
2. Anonim. 2004. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan di Puskesmas. Jakarta.
3. Anonim. 2009. Protap Pelayanan Kefarmasian Di Kamar Obat
Puskesmas. Kerjasama Dinas Kesehatan Provinsi NTB & JICA : NTB.
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Kesehatan_Masyarakat

More Related Content

What's hot

Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di Puskesmas
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di PuskesmasPengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di Puskesmas
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di Puskesmasemaviaza
 
77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obat77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obatFaizal Akbar
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatifarmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatiwitanurma
 
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1   5. pendistribusian obat di puskesmasMi 1   5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITASPENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITASTaofik Rusdiana
 
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmasMi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
Mi 1 6. pengendalian obat di puskesmas batch 2
Mi 1   6. pengendalian obat di puskesmas batch 2Mi 1   6. pengendalian obat di puskesmas batch 2
Mi 1 6. pengendalian obat di puskesmas batch 2LinaNadhilah2
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat4nakmans4
 
Evaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan ObatEvaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan Obatsaninuraeni
 
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Adelina Hutauruk
 
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Ulfah Hanum
 
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasMi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekSurya Amal
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitKANDA IZUL
 
Sop pelayanan resep rawat inap
Sop pelayanan resep rawat inapSop pelayanan resep rawat inap
Sop pelayanan resep rawat inapxgtsvz
 
Sumber informasi obat
Sumber informasi obatSumber informasi obat
Sumber informasi obatNurul Hidayah
 

What's hot (20)

Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di Puskesmas
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di PuskesmasPengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di Puskesmas
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di Puskesmas
 
77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obat77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obat
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatifarmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
 
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1   5. pendistribusian obat di puskesmasMi 1   5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmas
 
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITASPENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
 
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmasMi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Mi 1 6. pengendalian obat di puskesmas batch 2
Mi 1   6. pengendalian obat di puskesmas batch 2Mi 1   6. pengendalian obat di puskesmas batch 2
Mi 1 6. pengendalian obat di puskesmas batch 2
 
Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
 
Evaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan ObatEvaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan Obat
 
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
 
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
 
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasMi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakit
 
persentase
persentase persentase
persentase
 
Sop pelayanan resep rawat inap
Sop pelayanan resep rawat inapSop pelayanan resep rawat inap
Sop pelayanan resep rawat inap
 
Sumber informasi obat
Sumber informasi obatSumber informasi obat
Sumber informasi obat
 

Viewers also liked

Materi pelatihan tkhi
Materi pelatihan tkhiMateri pelatihan tkhi
Materi pelatihan tkhiPriyo1212
 
Modul 4 kb3 manajemen terpadu balita sakit mtbs
Modul 4 kb3 manajemen terpadu balita sakit mtbsModul 4 kb3 manajemen terpadu balita sakit mtbs
Modul 4 kb3 manajemen terpadu balita sakit mtbspjj_kemenkes
 
Alur pelayanan di apotek
Alur pelayanan di apotekAlur pelayanan di apotek
Alur pelayanan di apotekWahyu Mudhofar
 
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Ulfah Hanum
 
Diagram alur pencatatan pelayanan kia oleh bidan
Diagram alur pencatatan pelayanan kia oleh bidanDiagram alur pencatatan pelayanan kia oleh bidan
Diagram alur pencatatan pelayanan kia oleh bidanLailatul Mursida
 
Layanan anc terintegrasi ims pkm kalideres kemenkes
Layanan anc terintegrasi ims pkm kalideres kemenkesLayanan anc terintegrasi ims pkm kalideres kemenkes
Layanan anc terintegrasi ims pkm kalideres kemenkesDokter Tekno
 
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanDiagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanRut Tiur Lani Marpaung
 
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)pjj_kemenkes
 
Buku sakti-ujian-profesi
Buku sakti-ujian-profesiBuku sakti-ujian-profesi
Buku sakti-ujian-profesiAbdul Mutholib
 
Implementasi pengadaan obat berdasarkan
Implementasi pengadaan obat berdasarkanImplementasi pengadaan obat berdasarkan
Implementasi pengadaan obat berdasarkanweni chris
 
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)pjj_kemenkes
 
LTM Metode Penelitian_Pertemuan 1-6
LTM Metode Penelitian_Pertemuan 1-6LTM Metode Penelitian_Pertemuan 1-6
LTM Metode Penelitian_Pertemuan 1-6Dwi Mardianti
 
Program pengembangan puskesmas
Program pengembangan puskesmasProgram pengembangan puskesmas
Program pengembangan puskesmasJoni Iswanto
 
Pengelolaan program KIA/KB di tingkat desa
Pengelolaan program KIA/KB di tingkat desaPengelolaan program KIA/KB di tingkat desa
Pengelolaan program KIA/KB di tingkat desaChusnan Aprianto
 
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016LENY WIDI ASTUTI
 
158330366 struktur-organisasi-igd-1
158330366 struktur-organisasi-igd-1158330366 struktur-organisasi-igd-1
158330366 struktur-organisasi-igd-1Edy Rengat
 

Viewers also liked (20)

Materi pelatihan tkhi
Materi pelatihan tkhiMateri pelatihan tkhi
Materi pelatihan tkhi
 
Modul 4 kb3 manajemen terpadu balita sakit mtbs
Modul 4 kb3 manajemen terpadu balita sakit mtbsModul 4 kb3 manajemen terpadu balita sakit mtbs
Modul 4 kb3 manajemen terpadu balita sakit mtbs
 
Alur pelayanan di apotek
Alur pelayanan di apotekAlur pelayanan di apotek
Alur pelayanan di apotek
 
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
 
Perumahsakitan di indonesia harimat
Perumahsakitan di indonesia   harimatPerumahsakitan di indonesia   harimat
Perumahsakitan di indonesia harimat
 
Diagram alur pencatatan pelayanan kia oleh bidan
Diagram alur pencatatan pelayanan kia oleh bidanDiagram alur pencatatan pelayanan kia oleh bidan
Diagram alur pencatatan pelayanan kia oleh bidan
 
Layanan anc terintegrasi ims pkm kalideres kemenkes
Layanan anc terintegrasi ims pkm kalideres kemenkesLayanan anc terintegrasi ims pkm kalideres kemenkes
Layanan anc terintegrasi ims pkm kalideres kemenkes
 
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanDiagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
 
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakitManajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
 
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
 
Buku sakti-ujian-profesi
Buku sakti-ujian-profesiBuku sakti-ujian-profesi
Buku sakti-ujian-profesi
 
Implementasi pengadaan obat berdasarkan
Implementasi pengadaan obat berdasarkanImplementasi pengadaan obat berdasarkan
Implementasi pengadaan obat berdasarkan
 
Pedoman PWS KIA
Pedoman PWS KIAPedoman PWS KIA
Pedoman PWS KIA
 
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
 
LTM Metode Penelitian_Pertemuan 1-6
LTM Metode Penelitian_Pertemuan 1-6LTM Metode Penelitian_Pertemuan 1-6
LTM Metode Penelitian_Pertemuan 1-6
 
Program pengembangan puskesmas
Program pengembangan puskesmasProgram pengembangan puskesmas
Program pengembangan puskesmas
 
Pengelolaan program KIA/KB di tingkat desa
Pengelolaan program KIA/KB di tingkat desaPengelolaan program KIA/KB di tingkat desa
Pengelolaan program KIA/KB di tingkat desa
 
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
 
Puskesmas lengkap
Puskesmas lengkapPuskesmas lengkap
Puskesmas lengkap
 
158330366 struktur-organisasi-igd-1
158330366 struktur-organisasi-igd-1158330366 struktur-organisasi-igd-1
158330366 struktur-organisasi-igd-1
 

Similar to PKL FARMASI] Memahami Peran Asisten Apoteker di Puskesmas

Pedoman pelayanan kefarmasian di bwi
Pedoman pelayanan kefarmasian di bwiPedoman pelayanan kefarmasian di bwi
Pedoman pelayanan kefarmasian di bwiLiaManggraSari
 
TugasMetopen_11120017_Intan.docx
TugasMetopen_11120017_Intan.docxTugasMetopen_11120017_Intan.docx
TugasMetopen_11120017_Intan.docxIntandelianaPutri
 
Alifia
AlifiaAlifia
Alifiajnnhh
 
Iis Istifaiyatuddianah Konsep Pemasaran Pelayanan Resep Elektronik
Iis Istifaiyatuddianah Konsep Pemasaran Pelayanan Resep ElektronikIis Istifaiyatuddianah Konsep Pemasaran Pelayanan Resep Elektronik
Iis Istifaiyatuddianah Konsep Pemasaran Pelayanan Resep Elektronikistifaiyatuddianah231564
 
Laporan promkes fix
Laporan promkes fixLaporan promkes fix
Laporan promkes fixYulli Utami
 
pedoman pengorganisasian ppi
pedoman pengorganisasian ppipedoman pengorganisasian ppi
pedoman pengorganisasian ppiEka Siam
 
Pedoman pelayanan gizi ukm
Pedoman pelayanan gizi ukmPedoman pelayanan gizi ukm
Pedoman pelayanan gizi ukmwidyaagustini
 
Format MANAJEMEN UKM.pptx
Format MANAJEMEN UKM.pptxFormat MANAJEMEN UKM.pptx
Format MANAJEMEN UKM.pptxrenysj
 
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG   DI RUMAH SAKIT JIWA  PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG   DI RUMAH SAKIT JIWA  PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...Septya Kaunang
 
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...Sainal Edi Kamal
 
PEDOMAN KESEHATAN TRADISIONAL DI PUSKESMAS
PEDOMAN KESEHATAN TRADISIONAL DI PUSKESMASPEDOMAN KESEHATAN TRADISIONAL DI PUSKESMAS
PEDOMAN KESEHATAN TRADISIONAL DI PUSKESMASayat735795
 
Slide akreditasi ppk
Slide akreditasi ppkSlide akreditasi ppk
Slide akreditasi ppkdike1
 
Kelompok 7 farmakologi
Kelompok 7 farmakologiKelompok 7 farmakologi
Kelompok 7 farmakologiAnis Solihah
 
Keputusan menteri kesehatan republik indonesia
Keputusan menteri kesehatan republik indonesiaKeputusan menteri kesehatan republik indonesia
Keputusan menteri kesehatan republik indonesiaNazila Hana
 
Ipe40 1306414311-ayudewi komala -ltm i
Ipe40 1306414311-ayudewi komala -ltm iIpe40 1306414311-ayudewi komala -ltm i
Ipe40 1306414311-ayudewi komala -ltm iayudewik
 
Cover pgrs pgrs final
Cover pgrs pgrs finalCover pgrs pgrs final
Cover pgrs pgrs finallestamiindahm
 

Similar to PKL FARMASI] Memahami Peran Asisten Apoteker di Puskesmas (20)

Pedoman pelayanan kefarmasian di bwi
Pedoman pelayanan kefarmasian di bwiPedoman pelayanan kefarmasian di bwi
Pedoman pelayanan kefarmasian di bwi
 
TugasMetopen_11120017_Intan.docx
TugasMetopen_11120017_Intan.docxTugasMetopen_11120017_Intan.docx
TugasMetopen_11120017_Intan.docx
 
Alifia
AlifiaAlifia
Alifia
 
laporan magang
laporan maganglaporan magang
laporan magang
 
Iis Istifaiyatuddianah Konsep Pemasaran Pelayanan Resep Elektronik
Iis Istifaiyatuddianah Konsep Pemasaran Pelayanan Resep ElektronikIis Istifaiyatuddianah Konsep Pemasaran Pelayanan Resep Elektronik
Iis Istifaiyatuddianah Konsep Pemasaran Pelayanan Resep Elektronik
 
Laporan promkes fix
Laporan promkes fixLaporan promkes fix
Laporan promkes fix
 
pedoman pengorganisasian ppi
pedoman pengorganisasian ppipedoman pengorganisasian ppi
pedoman pengorganisasian ppi
 
Pedoman pelayanan gizi ukm
Pedoman pelayanan gizi ukmPedoman pelayanan gizi ukm
Pedoman pelayanan gizi ukm
 
Format MANAJEMEN UKM.pptx
Format MANAJEMEN UKM.pptxFormat MANAJEMEN UKM.pptx
Format MANAJEMEN UKM.pptx
 
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG   DI RUMAH SAKIT JIWA  PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG   DI RUMAH SAKIT JIWA  PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
 
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
 
PEDOMAN KESEHATAN TRADISIONAL DI PUSKESMAS
PEDOMAN KESEHATAN TRADISIONAL DI PUSKESMASPEDOMAN KESEHATAN TRADISIONAL DI PUSKESMAS
PEDOMAN KESEHATAN TRADISIONAL DI PUSKESMAS
 
Ar ornamen (1)
Ar ornamen (1)Ar ornamen (1)
Ar ornamen (1)
 
puskesmas
puskesmaspuskesmas
puskesmas
 
Slide akreditasi ppk
Slide akreditasi ppkSlide akreditasi ppk
Slide akreditasi ppk
 
Kelompok 7 farmakologi
Kelompok 7 farmakologiKelompok 7 farmakologi
Kelompok 7 farmakologi
 
Keputusan menteri kesehatan republik indonesia
Keputusan menteri kesehatan republik indonesiaKeputusan menteri kesehatan republik indonesia
Keputusan menteri kesehatan republik indonesia
 
Ipe40 1306414311-ayudewi komala -ltm i
Ipe40 1306414311-ayudewi komala -ltm iIpe40 1306414311-ayudewi komala -ltm i
Ipe40 1306414311-ayudewi komala -ltm i
 
Cover pgrs pgrs final
Cover pgrs pgrs finalCover pgrs pgrs final
Cover pgrs pgrs final
 
Makalah pmm margono
Makalah pmm margonoMakalah pmm margono
Makalah pmm margono
 

More from mataram indonesia

MSDS, CA,CO, Tanda" dalam Farmasi
MSDS, CA,CO, Tanda" dalam FarmasiMSDS, CA,CO, Tanda" dalam Farmasi
MSDS, CA,CO, Tanda" dalam Farmasimataram indonesia
 
peningkatan komunikasi efektif
peningkatan komunikasi efektifpeningkatan komunikasi efektif
peningkatan komunikasi efektifmataram indonesia
 
Physical chemical dan mikroorganisme hazard in food
Physical chemical dan mikroorganisme hazard in foodPhysical chemical dan mikroorganisme hazard in food
Physical chemical dan mikroorganisme hazard in foodmataram indonesia
 
Sindrom koroner akut (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PASIEN JANTUNG KORONER)
Sindrom koroner akut (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PASIEN JANTUNG KORONER)Sindrom koroner akut (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PASIEN JANTUNG KORONER)
Sindrom koroner akut (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PASIEN JANTUNG KORONER)mataram indonesia
 
Pc depresi (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENDERITA GANGGUAN DEPRESIF)
Pc depresi (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENDERITA GANGGUAN DEPRESIF)Pc depresi (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENDERITA GANGGUAN DEPRESIF)
Pc depresi (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENDERITA GANGGUAN DEPRESIF)mataram indonesia
 
Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)
Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)
Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)mataram indonesia
 
K3 ifrs (PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ISTALASI RUMAH SAKIT)
K3 ifrs (PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ISTALASI RUMAH SAKIT)K3 ifrs (PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ISTALASI RUMAH SAKIT)
K3 ifrs (PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ISTALASI RUMAH SAKIT)mataram indonesia
 
Home pharmacy care (PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH)
Home pharmacy care (PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH)Home pharmacy care (PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH)
Home pharmacy care (PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH)mataram indonesia
 
Buku saku hipertensi (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT hipertensi)
Buku saku hipertensi (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT hipertensi)Buku saku hipertensi (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT hipertensi)
Buku saku hipertensi (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT hipertensi)mataram indonesia
 
kaitan antara undang-undang, PP,PMK
kaitan antara undang-undang, PP,PMKkaitan antara undang-undang, PP,PMK
kaitan antara undang-undang, PP,PMKmataram indonesia
 
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017mataram indonesia
 
Skripsi isi obat tradisional diabetes
Skripsi isi obat tradisional diabetesSkripsi isi obat tradisional diabetes
Skripsi isi obat tradisional diabetesmataram indonesia
 
Tabel tanaman obat untuk diabetes
Tabel tanaman obat untuk diabetesTabel tanaman obat untuk diabetes
Tabel tanaman obat untuk diabetesmataram indonesia
 
Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasio...
Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasio...Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasio...
Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasio...mataram indonesia
 

More from mataram indonesia (20)

MSDS, CA,CO, Tanda" dalam Farmasi
MSDS, CA,CO, Tanda" dalam FarmasiMSDS, CA,CO, Tanda" dalam Farmasi
MSDS, CA,CO, Tanda" dalam Farmasi
 
peningkatan komunikasi efektif
peningkatan komunikasi efektifpeningkatan komunikasi efektif
peningkatan komunikasi efektif
 
Obat kangker anti muntah
Obat kangker anti muntahObat kangker anti muntah
Obat kangker anti muntah
 
Physical chemical dan mikroorganisme hazard in food
Physical chemical dan mikroorganisme hazard in foodPhysical chemical dan mikroorganisme hazard in food
Physical chemical dan mikroorganisme hazard in food
 
Sindrom koroner akut (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PASIEN JANTUNG KORONER)
Sindrom koroner akut (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PASIEN JANTUNG KORONER)Sindrom koroner akut (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PASIEN JANTUNG KORONER)
Sindrom koroner akut (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PASIEN JANTUNG KORONER)
 
Pc depresi (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENDERITA GANGGUAN DEPRESIF)
Pc depresi (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENDERITA GANGGUAN DEPRESIF)Pc depresi (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENDERITA GANGGUAN DEPRESIF)
Pc depresi (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENDERITA GANGGUAN DEPRESIF)
 
Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)
Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)
Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)
 
K3 ifrs (PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ISTALASI RUMAH SAKIT)
K3 ifrs (PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ISTALASI RUMAH SAKIT)K3 ifrs (PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ISTALASI RUMAH SAKIT)
K3 ifrs (PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ISTALASI RUMAH SAKIT)
 
Home pharmacy care (PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH)
Home pharmacy care (PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH)Home pharmacy care (PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH)
Home pharmacy care (PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH)
 
Buku saku hipertensi (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT hipertensi)
Buku saku hipertensi (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT hipertensi)Buku saku hipertensi (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT hipertensi)
Buku saku hipertensi (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT hipertensi)
 
PIO Artritis
PIO ArtritisPIO Artritis
PIO Artritis
 
kaitan antara undang-undang, PP,PMK
kaitan antara undang-undang, PP,PMKkaitan antara undang-undang, PP,PMK
kaitan antara undang-undang, PP,PMK
 
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017
 
Modul statistik spss
Modul statistik spssModul statistik spss
Modul statistik spss
 
Skripsi isi obat tradisional diabetes
Skripsi isi obat tradisional diabetesSkripsi isi obat tradisional diabetes
Skripsi isi obat tradisional diabetes
 
Tabel tanaman obat untuk diabetes
Tabel tanaman obat untuk diabetesTabel tanaman obat untuk diabetes
Tabel tanaman obat untuk diabetes
 
Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasio...
Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasio...Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasio...
Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasio...
 
Cpob kel. 7
Cpob kel. 7Cpob kel. 7
Cpob kel. 7
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Makalah kimbal
Makalah kimbalMakalah kimbal
Makalah kimbal
 

PKL FARMASI] Memahami Peran Asisten Apoteker di Puskesmas

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujut derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Definisi sehat menurut badan kesehatan dunia WHO (Word Healt Oganization) adalah suatu keadaan sejahtera baik jasmani maupun rohani yang bebas dari gangguan fisik , sosial, maupun psikis dan mampu menjalankan fungsi dirinya sebagai bagian dari fungsi sosial kemasyarakatan.Selain itu menurut Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan,jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara ekonomi dan sosial (Buku Profil Puskesmas). Kesehatan adalah kondisi yang sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. setiapmanusia berusaha menjaga agar hidupnya tetap sehat karena nilai kesehatan sangat penting. Upaya kesehatan yang smula di titik beratkan pada upaya penyembuhan penderita secara berangsu-angsur berkembang kearah keterpaduanupaya kesehatan yang menyeluruh .oleh karena itu ,pembangunan kesehatan yang menyangkut upaya peningkatan kesehatan (prootif), pencegah penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
  • 2. 2 (keratif) dan pemulihan penyakit (rehabilitatif) harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, berkesi nambungan serta dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat. (PP No.25 Th 1980 dan pemerkes no.922/menkes/per/X/1993). Menurut Depkes (1991), puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat yang juga membina peran masyarakat disamping memberikan pelayanankesehatan serta menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Oleh karena itu puskesmas mempunyai wewenang dantanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan asyarakat dalam wilayah kerjanya. Diploma Kesehatan farmasi adaah penyelenggaraan pendidikan guna menghasilkan tenaga pelayanan kesehatan, khususnya di bidang farmasi .Untuk menghasilkan tenanga farmasi tingkat diploma,maka penyelenggara pendidikan terutama proses mengajar perlu ditingkatkan secara terus-menerus baik kuantitas maupun kualitasnya. Salah satu upaya yang dilakuakn dia antaranya dengan memberikan pengalaman kerja kepada peserta didik melalui latihan kerja yang disebul peraktek kerja lapangan (PKL). Bahwa keterampilan yanng secara intensif diberikan dilaboratotum kampus hanyalah keterampilan dasar umum bekerja dilaboratorium Farmasi yaitu keterampilan meracik obat, mengenal bahan obat dan alat-
  • 3. 3 alat kesehatan dengan jumlah yang terbatas. Keterampilan lain misalnya pengendalianobat, penyuluhan obat, penerapan sikap yang baik sebagai tenaga kesehatan yang lain dan pemecahan masalah yang terjadi dilapangan tidak diberikan secara khusus. Untuk itu Peraktek Belajar Lapangan merupakan cara yang terbaik untuk menerapkan kemampuan dan keterampilan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan . Peraktek Kerja Lapangan merpakan sarana pengenalan lapangan kerja bagi peserta didik. Dengan mengikuti PBF, peserta didik dapat melihat, mengetahui, menerima dan menyerap teknologi kesehatan yang ada di masyarakat. Disisi lain PBL dapat digunakan sebagai sarana informasi terhadap dunia pendidikan kesehatan,sehingga pendidikan kesehatan dapat mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tenaga Tehnis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian yang terdiri atas sarjana farmasi (Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 2009). Beragamnya tugas dan tanggung jawab seorang asisten apoteker melatar belakangi dilaksanakan peraktek kerja farmasi (PKL). Propesi seorang asisten apoteker dipuskesmas dimana diharapkan para calon asisten apoteker dapat memahami dan tanggung jawab dengan baik dan benar dimasayang akan datang, sesuai dnganperaturan yang berlaku.
  • 4. 4 B. Tujuan Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) kami mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus : a. Tujuan Umum Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yaitu agar mahasiswa peserta praktek mendapatkan gambaran tentang aspek yang berkaitan dengan Sistem Pelayanan Kefarmasian. b. Tujuan Khusus 1. Mahasiswa dapat mengetahui persediaan sarana dan prasarana di Rumah Sakit/Puskesmas. 2. Mahasiswa mengetahui mekanisme pengelolaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit/Puskesmas. 3. Mahasiswa mengetahui peran seorang Farmasis dalam pelayanan informasi obat. C. Manfaat 1. Memahami sistem pelayanan kefarmasian. 2. Menghasilkan tenaga farmasi yang Profesional. 3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat. 4. Memahami peran dan fungsi Farmasis di puskesmas. D. Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini meliputi semua unit pelayanan, dimana fungsi farmasis diaplikasikan diantaranya meliputi unit kerja farmasis di Puskesmas dan Rumah Sakit
  • 5. 5 BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS PAGESANGAN A. Keadaan Wilayah Puskesmas pagesangan merupakan salah satu puskesmas yang ada di Wilayah Kecamatan Mataram, dan semua wilayahnya adalah daratan yang bisa di jangkau oleh kendaraan. Puskesmas pagesangan pada tahun 2012 ini wilayah kerjanya meliputi 5 kelurahan (46 lingkungan) yang memiliki luas wilayah seluruhnya 9,2 km2 yang terdiri dari : 1. Kelurahan Pagesangan Barat : 6 lingkungan 2. Kelurahan Pagesangan : 7 lingkungan 3. Kelurahan Pagesangan Timur : 7 lingkungan 4. Kelurahan Mataram Timur : 4 lingkungan 5. Kelurahan Pejanggik : 7 lingkungan Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara : Kelurahan Mataram Barat 2. Sebelah Barat : Kelurahan Tanjung Karang 3. Sebelah Selatan : Kelurahan Karang Pule dan Pagutan 4. Sebelah Timur : Kelurahan Cakra Barat
  • 6. 6 Letak puskesmas pagesangan dari RSUD Provinsi kesebelah selatan ± 1 km dan dengan RSU Kota Mataram berjarak ± 1 km ke sebelah barat dengan kondisi jalan yang bagus. Luas bangunan kantor 1.584 m2. B. Fungsi Puskesmas 1. Sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya 2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka peningkatan kemampuan untuk hidup sehat 3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. C. Visi dan Misi Puskesmas Pagesangan Visi “Terwujudnya masyarakat sehat dan mandiri menuju Indonesia sehat” Misi a. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada setiap orang. b. Membina masyarakat berperilaku hidup sehat secara mandiri. c. Memotivasi masyarakat untuk bertanggung jawab pada keluarga dan lingkungannya. d. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
  • 7. 7 D. KETENAGAAN Adapun jenis dan jumlah ketenagaan yang ada untuk melaksanakan pelayanan di Puskesmas Pagesangan adalah sebagai berikut : Tabel 1. Ketenagaan menurut jenis dan jumlah tenaga di Puskesmas Pagesangan. No. Jenis Tenaga Jumlah* (org) 1 Dokter Umum 1 2 Dokter Gigi - 3 Bidan Puskasmas 4 4 Bidan Desa 2 5 Sanitarian 3 6 Ahli Gizi 3 7 Perawat 8 8 Perawat Gigi 2 9 AA Apoteker 2 10 Analis/Laborat 4 11 Adm Umum 1 12 Keuangan 1 Data 2012-213 *) Jumlah tenaga adalah pegawai yang berstatus PNS
  • 8. 8 E. Perbekalan Farmasi Puskesmas Pagesangan Di Puskesmas unit yang menunjang pengelolaan perbekalan farmasi adalah Apotek dan Gudang Obat Puskesmas Pagesangan. 1. Apotek a. Apotek mempunyai tugas, antara lain: 1. Menerima dan melayani resep. 2. Memberikan informasi yang jelas dan tepat mengenai penggunaan obat kepada pasien. 3. Melakukan pengarsipan resep setiap hari kemudian bulan yang bertujuan untuk memudahkan pencarian bila sewaktu-waktu ada permintaan atau pemeriksaan. 4. Melakukan pelaporan penggunaan dan permintaan obat yang diserahkan ke gudang obat. b. Kegiatan yang dikelola di Apotek Puskesmas Pagesangan adalah sebagai berikut: 1. Batasan Apotek puskesmas melayani: - Masyarakat umum - ASKES (Asuransi Kesehatan) - JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat) 2. Prosedur Pelayanan Resep di Apotek Tujuan pelayanan resep adalah pasien mendapat obat sesuai dengan resep dokter dan mendapatkan informasi obat mengenai cara penggunaan, cara penyimpanan, serta aturan minum obat tersebut. Penerimaan Resep, meliputi : 1. Menerima resep pasien, 2. Periksa kelengkapan resep meliputi : Nama penulis resep, Tanggal resep, Nama pasien, Usia dan atau BB pasien, Alamat pasien, No. Hp/Telepon untuk pasien penyakit
  • 9. 9 kronis, Kode penyakit, Nama dan Jumlah obat, Aturan pakai, bentuk sediaan. 3. Periksa kesesuaian Farmasetik : Bentuk sediaan, Dosis, Indikasi, Stabilitas, Cara dan Lama penggunaan obat. 4. Periksa kesesuaian antara kode penyakit dengan obat yang diberikan, 5. Jika no. 1/3 lengkap tidak lengkap dan belum sesuai, Konfirmasi ke penulis resep. 6. Jika no. 1/3 lengkap dan benar, Resep diberi nomor dan disiapkan. Penyiapan Obat, meliputi : 1. Mengambil obat menggunakansendok dengan jumlah yang sesuai resep (perhatikan fisik obat, pastikan tidak ada obat yang rusak atau kadaluarsa), menutup kembali wadah obat seperti semula, 2. Jika sediaan racikan, lakukan peracikan sesuai permintaan resep, jika sediaan tunggal langsung ke protap no. 3, 3. Masukkan obat kedalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk obat dengan item berbeda, 4. Beri etiket putih untuk obat dalam, dan etiket biru untuk obat luar, 5. Untuk sediaan cair berbentuk suspensi atau emulsi berikan etiket yang berlabel kocok dahulu. 6. Penyerahan Obat, meliputi : 1. Memeriksa apakah obat yang diserahkan sesuai resep, nama pasien, aturan pakai dan jumlah obat. 2. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarga pasien.
  • 10. 10 3. Jika sesuai, berikan kepada pasien dengan informasi pemakaian obat, lakukan dengan cara baik, sopan dan suara yang jelas. 4. Meminta pasien untuk mengulangi cara menggunaan obat 5. Memisahkan resep berdasarkan kepersertaan pasien (umum,jamkesmas, dan askes). 3. Sistem Administrasi di Apotek Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di Apotek, perlu dilaksanakan kegiatan administrasi yang meliputi: a. Administrasi Umum Pencatatan, pengarsipan, pelaporan dan permintaan obat ke apotek, dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, menghitung sisa obat untuk akhir bulan. b. Administrasi Pelayanan Melakukan pengarsipan resep harian dan bulanan dipisahkan berdasarkan jenis pelayanannya. 2. Gudang Farmasi Puskesmas a. Gudang farmasi mempunyai tugas, antara lain: 1. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi. 2. Mengajukan permintaan perbekalan farmasi kepada GFK yang telah disetujui oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan 3. Penerimaan perbekalan farmasi. 4. Penyimpanan perbekalan farmasi sesuai dengan standar yang berlaku, 5. Penyaluran perbekalan farmasi. 6. Melaksanakan pencatatan perbekalan farmasi. 7. Melaksanakan pelaporan pemakaian perbekalan farmasi setiap bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram. 8. Melaksanakan pengahapusan perbekalan farmasi dan resep.
  • 11. 11 9. Menyediakan data dan informasi mutasi obat dan perbekalan farmasi serta kasus penyakit dengan baik dan akurat. 10. Melaporkan dan mengirm kembali semua jenis obat rusak atau kadaluarsa kepada Kepala Dinas Kesehata Kota Mataram. 11. Melaporkan kejadian obat dan perbekalan farmasi yang hilang kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram. b. Kegiatan yang dikelola gudang farmasi adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas. Tujuan dari perencanaan adalah untuk mendapatkan: a. Perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang mendekati kebutuhan, b. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional, c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat. 2. Permintaan Tujuan permintaan untuk memenuhi kebutuhan obat masing-masing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan penyakit yang ada di wilayah kerjanya. 3. Penerimaan Penerimaan obat adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan yang diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola dibawahnya. Tujuan penerimaan obat adalah agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh puskesmas. 4. Penyimpanan Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman atau tidak hilang, terhindar dari kerusakan fisik atau kimia dan mutunya
  • 12. 12 tetap terjamin. Tujuan penyimpanan adalah agar obat yang tersedia diunit pelayanan kesehatan mutunya dapat dipertahankan. 5. Distribusi Distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayananan. Tujuan penyaluran adalah untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis, jumlah dan tepat waktu serta mutu terjamin. Obat-obat tersebut didistribusikan ke sub unit antara lain: a. Sub unit pelayanan kesehatan dilingkungan puskesmas seperti apotek, laboratorium, poliklinik umum, poliklinik gigi, KIA, MTBS. b. Puskesmas pembantu. c. Klinik Pasar pagesangan. d. Posyandu. e. Polindes. f. Poskesdes. 6. Pengendalian Pengendalian adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Tujuan dilakukannya pengendalian adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian obat terdiri dari: a. Pengendalian persediaan
  • 13. 13 Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok.Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan, perlu diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau kalau dimungkinkan. b. Pengendalian penggunaan Tujuan pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat, Pengendalian penggunaan meliputi: 1. Prosentase penggunaan antibiotik, 2. Prosentase penggunaan injeksi, 3. Prosentase rata-rata jumlah R/, 4. Prosentase penggunaa obat generik, 5. Kesesuaian dengan pedoman. c. Penanganan obat hilang, obat rusak dan kadaluarsa 1. Penanganan obat hilang Bertujuan sebagai bukti pertanggung jawaban Kepala Puskesmas sehingga diketahui persediaan obat saat itu. Untuk menangani kejadian obat hilang ini, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Petugas pengelola obat yang mengetahui kejadian obat hilang segera menyusun daftar jenis dan jumlah obat hilang, serta melaporkan kepada Kepala Puskesmas. Daftar obat hilang tersebut nantinya akan digunakan sebagai lampiran dari Berita Acara obat hilang yang diterbitkan oleh Kepala Puskesmas,
  • 14. 14 b. Kepala Puskesmas kemudian memeriksa dan memastikan kejadian tersebut, serta menerbitkan Berita Acara Obat Hilang c. Kepala Puskesmas menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, disertai Berita Acara Obat Hilang bersangkutan, d. Petugas pengelola obat selanjutnya mencatat jenis dan jumlah obat yang hilang tersebut pada masing- masing kartu stok, e. Apabila jumlah obat yang tersisa diperhitungkan tidak lagi mencukupi kebutuhan pelayanannya, segera dipersiapkan LPLPO untuk mengajukan tambahan obat, f. Apabila hilangnya obat karena pencurian maka dilaporkan kepada kepolisian dengan membuat berita acara. 2. Penanganan obat rusak/kadaluarsa Bertujuan melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluarsa. Langkah-langkah yang dilakukan jika petugas pengelola obat menemukan obat yang tidak layak pakai/rusak/kadaluarsa: a. Petugas kamar obat, kamar suntik, atau unit pelayanan kesehatan lainnya segera melaporkan dan mengirimkan kembali obat kepada Kepala Puskesmas melalui petugas gudang obat Puskesmas, b. Petugas gudang obat Puskesmas menerima dan mengumpulkan obat rusak dalam gudang. Jika memang ditemukan obat tidak layak pakai maka
  • 15. 15 harus segera dikurangkan dari catatan sisa stok pada masing-masing kartu stok yang dikelolanya. Petugas kemudian melaporkan kepada Kepala Puskesmas, c. Kepala Puskesmas selanjutnya melaporkan dan mengirimkan kembali obat rusak/kadaluarsa kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, untuk kemudian dibuatkan berita acara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 7. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan pelaporan data obat di Puskesmas merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas dan atau unit pelayanan lainnya. Adapun sarana yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporan obat di Puskesmas adalah LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) dan kartu stok.
  • 16. 16 F. Alur Pelayanan Puskesmas Pagesangan Gambar 1. Alur Pelayanan Puskesmas Pagesangan PASIEN LOKET KONSELING POLI UMUM KIA APOTE K KB PULANG POLI GIGI LABORATORIUM POLIKLINIK
  • 17. 17 BAB III URAIAN DAN HASIL KEGIATAN A. Struktur Organisasi Puskesmas Struktur Organisasi Puskesmas Pagesangan Gambar 2. Skema Struktur Organisasi Puskesmas Kepala Puskesmas dr. Lindawati Jabatan Fungsional Sub.Bag. Tata Usaha Urusan Pelayanan Kesehatan Urusan Kesehatan Keluarga dan Masyarakat Urusan Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
  • 18. 18 B. Pengelolaan Perbekalan Farmasi 1) Perencanaan Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat. a. Tujuan dari perencanaan adalah : 1. Untuk mencukupi kebutuhan obat puskesmas, 2. Mendapatkan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang mendekati kebutuhan, 3. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional, 4. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat. b. Cara perencanaan obat meliputi : 1. Konsumsi Didasarkan atas analisa data konsumsi periode sebelumnya, 2. Epidemiologi Didasarkan atas analisis prevalensi penyakit khususnya yang diderita masyarakat setempat, 3. Kombinasi Perpaduan antara konsumsi dan epidemiologi.
  • 19. 19 c. Alur perencanaan obat puskesmas pagesangan Gambar 3. Alur Perencanaan Obat Puskesmas Pagesangan 2) Permintaan Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di masing-masing pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah kerjanya. a. Kegiatan Permintaan 1. Permintaan Rutin Dilakukan sesuai jadwal yang disusun oleh Dinas kesehatan kota untuk masing-masing puskesmas. 2. Permintaan Khusus Dilakukan diluar jadwal distribusi rutin apabila kebutuhan meningkat, menghindari kekosongan, penanganan kejadian luar biasa (KLB), obat rusak dan kadaluwarsa. 3. Permintaan obat dilakukan dengan menggunakan formulir laporan pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO). LPLPO Sub Unit Puskesmas LPLPO Puskesmas DIKESGFK Kota
  • 20. 20 4. Permintaan obat ditujukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota dan selanjutnya diproses oleh Unit Pengelola Obat Publik dan Prbekalan Kesehatan di Kota (UPOPPK). 5. Menentukan Jumlah Permintaan Obat Adapun data-data yang diperlukan yaitu : a. Data pemakaian obat periode sebelumnya. b. Jumlah kunjungan resep. c. Data penyakit. 6. Frekuwensi distribusi obat oleh Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Kota (UPOPPK). Adapun sumber data yang digunakan : a. LPLPO. b. LB1 (Laporan Bulanan 1). 7. Cara Menghitung Kebutuhan Obat Jumlah untuk periode yang akan dating diperkirakan sama dengan pemakaian pada periode sebelumnya. Keterangan : a. SO : Stok Optimum b. SK : Stok Kerja c. WK : Waktu Kosong Obat d. WT : Waktu Tunggu e. SP : Stok Penyangga f. SS : Sisa Stok SO = SK + WK + WT + SP Permintaan = SO - SS
  • 21. 21  Stok Kerja: Pemakaian rata-rata per periode distribusi.  Waktu Kosong: Lamanya kekosongan obat dihitung dalam hari.  Waktu Tunggu: Waktu tunggu, dihitung mulai dari permintaan obat oleh puskesmas sampai dengan penerimaan obat di puskesmas.  Stok Penyangga:Persediaan obat untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan kunjungan, keterlambatan kedatangan obat, pemakaian. Besarnya ditentukan berdasarkan kesepakatan antara puskesmas dan unit Pengelola Obat dan Perbekalan Kesehatan di Kota (UPOPPK).  Sisa stok: Sisa obat yang masih terseda di puskesmas pada akhir periode distribusi. Contoh perhitungan stok optimum dan permintaan obat : Rata-rata pemakaian CTM (Chloram Phenilamin Maleat) dalam 1 bulan :
  • 22. 22 Rata-rata 1 bulan (Stok Kerja) = 1000 Tablet Waktu Kosong = 0 Hari Waktu Tunggu = 5 Hari Stok Penyangga = 50% Sisa Stok = 1100 Tablet Maka stok optimum (SO) adalah SO = SK + WK + WT + SP = 1000 + 0 + (5x40) + 50% = 1000 + 200 + 50% = 1200 + 50% = 1200 + 600 SO = 1800 Permintaan = SO - SS = 1800 – 1100 = 700 3) Penerimaan Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat- obatan yang di serahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola di bawahnya. Tujuannya agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh puskesmas. Setiap penyerahan obat oleh Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Kota (UPOPPK) kepada puskesmas dilaksanakan setelah
  • 23. 23 mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan Kota atau pejabat yang diberi wewenang. Petugas penerima obat wajib melakukan pengecekan terhadap obat-obat yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO) dan ditanda tangani oleh petugas penerima/diketahui oleh Kepala Puskesmas. Jika terdapat kekurangan, penerimaan obat wajib menuliskan jenis obat yang kurang (rusak, jumlah yang kurang, dll). Setiap penambahan obat-obatan dicatat dan dibukukan pada buku penerimaan obat dan kartu stok. 4) Penyimpanan Penyimpana adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin. Tujuan penyimpanan adalah agar obat yang tersedia di Unit Pelayanan Kesehatan mutunya dapat dipertahankan. a. Pengaturan Penyimpanan Obat : 1. Obat disusun secara alfabetis. 2. Obat di rotasi dengan sistem First in First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO). 3. Obat disimpan pada rak. 4. Obat yang disimpan diatas lantai harus di letakkan di atas palet.
  • 24. 24 5. Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk. 6. Cairan dipisahkan dari padatan. 7. Sera, vaksin, suppositoria di simpan dalam lemari pendingin. b. Kondisi Penyimpanan : 1. Kelembaban Udara lembab dapat mempengaruhi obat-obatan yang tidak tertutup sehingga mempercepat kerusakan. 2. Sinar Matahari Kebanyakan cairan, larutan dan injeksi cepat rusak karena pengaruh sinar matahari. 3. Temperatur/Panas Obat seperti salep, krim dan suppositoria sangat sensitive terhadap pengaruh panas dan dapat meleleh. Oleh karena itu hindarkan obat dari udara panas. c. Tata Cara Penyimpanan dan Penyusunan Obat : 1. Pengaturan penyimpanan obat Pengaturan obat di kelompokkan berdasarkan bentuk sediaan dan di susun secara alfabetis berdasarkan nama generiknya, 2. Penerapan sistem FIFO dan FEFO Penyusunan di lakukan dengan sistem Firs In First Out (FIFO) untuk masing-masing obat, artinya obat yang dating pertama kali harus dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang datang kemudian, da First Expired First Out (FEFO) untuk masing-
  • 25. 25 masing obat, artinya obat yang lebih awal kadaluarsa harus dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang kadaluarsa kemudian. Hal ini sangat penting karena : a. Obat yang sudah terlalu lama biasanya kekutannya atau potensinya berkurang. b. Beberapa obat seperti antibiotic memiliki batas waktu pemakaian, artinya batas waktu dimana obat mulai berkurang efektivitasnya. 3. Obat yang sudah di terima Di susun sesuai dengan pengelompokan untuk memudahkan pencarian, pengawasn, dan pengendalian stok obat. 4. Pemindahan Harus hati-hati agar obat tidak pecah/rusak 5. Golongan antibiotic Harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari cahaya matahari, disimpan di tempat yang kering. 6. Vaksin dan serum Harus dalam wadah yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan disimpan dalam lemari es. Kartu temperature yang terdapat dalam lemari esharus selalu diisi. 7. Obat injeksi Disimpan ditempat yang terhindar dari cahaya matahari. 8. Bentuk dragee (tablet salut)
  • 26. 26 Disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan pengambilannya menggunakan sendok. 9. Untuk obat yang mempunyai waktu kadaluwarsa Supaya waktu kadaluarsanya dituliskan pada doos luar menggunakan spidol, 10. Penyimpanan tempat untuk obat dengan kondisi khusus Seperti lemari tertutup rapat, lemari pendingin, kotak kedap udara dan lain sebaganya. 11. Cairan diletakkan di rak bagian bawah. 12. Kondisi penyimpanan beberapa obat : a. Beri tanda/kode pada wadah obat. b. Beri tanda khusus untuk obat yang akan habis masa pakainya pada tahun tersebut. c. Jangan menyimpan vaksin lebih dari satu bulan di unit pelayanan kesehatan (puskesmas). 5) Pendistribusian Tujuan pendistribusian obat untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis, jumlah dan waktu yang tepat serta mutu terjamin. Kegiatan pendistribusian meliputi : a. Menentukan frekuensi distribusi : 1. Jarak sub unnnittt pelayanan,
  • 27. 27 2. Biaya distribusi yang tersedia. b. Menentukan jumlah dan jenis obat yang di berikan : 1. Pemakaian rata-rata, sisa stok, 2. Pola penyakit dan jumlah kunjungan. c. Melaksanakan penyerahan obat : 1. LPLPO (pustu,polindes/poskesdes), 2. Format lain, 3. Puskesmas yang menyerahkan, 4. Sub unit yang mengambil. Alur Distribusi Obat Gambar 4. Alur Distribusi Obat ke Pasien DIKES GFK PUSKESMAS SUB UNIT POLI PUSTU POSYANDU PASIEN KLINIK PASAR POLINDES APOTEK POSKESDES KIA/KB
  • 28. 28 6) Pengendalian Tujuan pengendalian adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian terdiri dari : a. Pengendalian Persediaan Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diininkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Rumus pengendalian persediaan obat : Keterangan : Q : jumlah obat yang di pesan SK : stok kerja SP : stok pengaman WT : waktu tunggu (lead time) D : pemakaian rata-rata perminggu/perbulan SS : sisa stok Q = SK + SP + (WT x D) - SS
  • 29. 29 b. Pengendalian Penggunaan Tujuan pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat. Pengendalian penggunaan obat meliputi :  Prosentase penggunaan antibiotik,  Prosentase penggunaan injeksi,  Prosentase rata-rata jumlah resep,  Prosentase penggunaan obat generik,  Kesesuaian dengan pedoman. 7) Penghapusan a. Penanganan Obat Rusak/Kadaluarsa Jika petugas obat menemukan obat yang tidak layak pakai (karena rusak/kadaluarsa), maka perlu di lakukan langkah-langkah: 1. Petugas kamar obat (Apotek), kamar suntik atau unit pelayanan kesehatan lainnya segera melaporkan dan mengirimkan kembali obat tersebut kepada kepala puskesmas melalui gudang obat pskesmas. 2. Petugas gudang obat puskesmas menerima dan mengumpulkan obat rusak dalam gudang. Jika memang di temukan obat yang tidak layak pakai maka harus segera di kurangkan dari catatan sisa stok pada masing-masing kartu stok yang di kelolanya.
  • 30. 30 3. Kepala puskesmas selanjutnya melaporkan dan mengirimkan kembali obat rusak/kadaluarsa kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota untuk kemudian di buatkan berita acara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Pemusnahan Resep Untuk acara pemusnahan resep dilakukan di puskesmas, setelah resep di musnahkan kemudian di buatkan berita acara dan kemudian di serahkan ke Dinas Kesehatan Kota. Resep di musnahkan dalam 3(tiga) tahun sekali. 8) Pencatatan dan Pelaporan a. Pencatatan Tujuan pencatatan dan pelaporan : 1. Bukti bahwa suatu kegiatan telah di lakukan, 2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian, 3. Sumber data untuk perencanaan kebutuhan, 4. Sumber data untuk pembuatan LPLPO. Pencatatan dan pelaporan data puskesmas merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan yang di terima, di simpan, di distribusikan, dan di gunakan di puskesmas atau unit pelayanan lainnya.
  • 31. 31 LPLPO di manfaatkan untuk analisis penggunaan, perencanaan kebutuhan obat, pengendalian persediaan dan pembuatan pengelola obat. Penyelenggaraan Pencatatan : 1. Di gudang puskesmas. 2. Di kamar obat (apotek). 3. Di puskesmas keliling, puskesmas pembantu dan tempat perawatan serta di ruang pertolongan gawat darurat. b. Pelaporan 1. Alur Pelaporan Data LPLPO merupakan kompilasi dari data LPLPO sub unit dan puskesmas induk, LPLPO di buat 3(tiga) rangkap, yaitu : a. Dua rangkap di berikan ke Dikes Kota melalui UPOPPK, untuk diisi jumlah yang di serahkan. Setelah di tanda tangani di sertai satu rangkap LPLPO dan satu rangkap lainnya di simpan di UPOPPK, b. Satu rangkap untuk arsip puskesmas. 2. Periode Pelaporan Pelaporan dilakukan secara periode, setiap awal bulan. Untuk puskesmas yang mendapatkan distribusi setiap bulan LPLPO dikirim setiap awal bulan, begitu juga untuk puskesmas yang mendapatkan distribusi setiap triwulan.
  • 32. 32 Pelaporan yang ada di puskesmas pagesangan meliputi : a. Laporan pemakaian dan Lembar permintaan Obat (LPLPO). b. Laporan pemakaian obat secara Rasional (POSR). c. Laporan pemakaian Obat Generik. d. Laporan pemakaian obat Narkotika/Psikotropika. 9) Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evalualuasi dilakukan terhadap instalasi gudang obat puskesmas dan apotek, agar laporan sesuai dengan keadaan sebenarnya. 10) Pelayanan Informasi Obat Memberikan informasi tentang Nama obat dan kegunaannya , aturan pakai, efek samping/kontra indikasi/interkasi obat, peringatan dan pesan kepada pasien agar tidak terjadi penyalahgunaan obat. Adapun contoh Pelayanan Informasi Obat : Nama obat : Asam Mefenamat Indikasi :Analgesik (menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang) dan antiinflamasi. Aturan pakai : Dosis analgesk dan anti inflamasi 250 – 500 mg, Dosis maksimal 1500 mg.
  • 33. 33 Efek samping :Gangguan lambung, dosis diatas 2000 mg perhari mengakibatkan gangguan pembentukan sel darah putih dan kekurangan sel darah merah. Kontra indikasi : Tukak lambung aktif, hipersensitif terhadap asam mefenamat,gangguan ginjal dan hati, Hati-hati pemakaian pada penderita asma, Tidak digunakan pada wanita yang menyusui. Interaksi obat :Hati-hati pada pemakaian bersamaandengan obat antiinflamasi non steroid lainnya dan obat-obat golongan fenilbutazon (ibuprofen, Na.diklofenak). Cara pemakaian :Obat diminum sesuai aturan pakai pada etiket dan hentikan pemakaian jika sudah tidak merasa sakit (diminum jika merasa sakit), Obat diminum sesudah makan (bersama makan), Diminum dengan segelas air putih. Peringatan :Menanyakan kepada pasien apakah sudah memberitahu dokter apabila sedang menyusui atau ada penyakit lain yang diderita seperti tukak lambung aktif, asma, gangguan ginjal dan hati, Pemakaian tidak boleh lebih dari 7 hari, Tidak digunakan untuk anak-anak dibawah umur 14 tahun,
  • 34. 34 Jika terjadi diare atau rash (kemerahan pada kulit) pengobatan harus dihentikan, Hati-hati pada pemakaian bersamaan dengan obat antiinflamasi, non steroid lainnya dan obat-obat golongan fenilbutazon (ibuprofen, Na.diklofenak). Penyimpanan :Obat ini disimpan dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar, terlindung dari cahaya dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
  • 35. 35 BAB IV PEMBAHASAN Puskesma pagesangan melayani 4 jenis yaitu: Resep Askes, Resep Jamkesmas, Resep Gratis dan Resep Bayar uraiyan dari beberapa jenis Resep tersebut sebagai berikut: 1. Resep 1 a. Diagnosis : Tidak di tuliskan b. Keabsahan Resep  Tidak ada paraf dokter  Tidak ada diagnosis Resep di anggap sah karena obat yang di dalam resep tersebut bukan golongan Obat Narkotika Psikotropika.
  • 36. 36 c. Kesesuaian Farmasetis Setelah ditanyakan kepada penulis Resep dan dilihat dari segi farmasetisnya Obat tersebut dapat diberikan setelah melalui beberapa pertimbangan. d. Penyerahan dan Pelayanan Informasi Obat Obat diberikan kepada pasien dengan memberikan informasi Obat yaitu untuk obat Amoxicilin diminum 3 X Sehari 1 Tablet (setiap 8 Jam) dan dihabiskan, Parasetamol diminum 3 X sehari 1 tablet setiap 8 jam bila sakit. e. Informasi Obat 1. Nama Obat : Amoxicilin  Indikasi : Antibiotic yang digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan gram negatif.  Dosis : 3 X 500 mg (tiap 8 jam) Selama 3 hari.  Kontra Indikasi :Anak-anak dengan peneumonia harus di bawah pengawasan dokter (setelah memulai pengobatan).  Efek Samping :  Bila alergi, timbul ruam kemerahan, eritema, dan gatal- gatal.  Kadang-kadang timbul pusing, mual, muntah, diare. 2. Nama Obat : Paracetamol  Komposisi :Paracetamol Tablet : Setiap tablet mengandung Parasetamol 500 mg.
  • 37. 37 Paracetamol Sirup 125 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Parasetamol 125 mg. Paracetamol Sirup 160 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Parasetamol 160 mg. Paracetamol Sirup Forte 250 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Parasetamol 250 mg.  Indikasi : Mengurangi nyeri pada kondisi : sakit kepala, nyeri otot, sakit gigi, nyeri pasca operasi minor, nyeri trauma ringan. Menurunkan demam yang disebabkan oleh berbagai penyakit. Pada kondisi demam, paracetamol hanya bersifat simtomatik yaitu meredakan keluhan demam (menurunkan suhu tubuh) dan tidak mengobati penyebab demam itu sendiri.  Dosis :Dewasa dan anak di atas 12 tahun : 1 tablet, 3 – 4 kali sehari. Anak-anak 6 – 12 tahun : ½ – 1, tablet 3 – 4 kali sehari.  Kontra Indikasi :Parasetamol jangan diberikan kepada penderita hipersensitif/alergi terhadap Paracetamol. Penderita gangguan fungsi hati berat.  Efek samping :Dosis besar menyebabkan kerusakan fungsi hati.
  • 38. 38  Interaksi Obat:Paracetamol diduga menaikan aktifitas koagulan dari kumarina. 2. Resep 2 a. Diagnosis : Tidak di tuliskan b. Keabsahan Resep  Tidak ada paraf dokter  Tidak ada diagnosis Resep di anggap absah karena obat yang di dalam resep tersebut bukan golongan Obat Narkotika Psikotropika.
  • 39. 39 c. Kesesuaian Farmasetis Obat dapat diberikan bersamaan karena tidak terdapat interaksi antara obat tersebut. d. Penyerahan dan Pelayanan Informasi Obat Obat diserahkan kepada pasien dengan memberikan informasi, untuk obat GG diminum 3X sehari 1 tablet atau diminum tiap 8 jam sekali sesudah makan, CTM diminum 3X sehari 1 tablet sesudah makan, PCT diminum 3X sehari 1 tablet sesudah makan bila demam atau nyeri. e. Pembahasan resep 1. Nama Obat : Glyceryl Guaiacolate  Indikasi : Meredakan batuk berdahak (sebagai ekspektoran)  Kontra Indikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap Glyceryl Guaiacolate.  Efek samping : Jarang terjadi yaitu : mual, mengantuk.  Dosis : - Dewasa : 2-4 tablet setiap 4 jam maksimum 24 tablet sehari. - Anak 6-12 tahun : 1-2 tablet setiap 4 jam maksimum 12 tablet sehari.
  • 40. 40 - Anak 2-6 tahun : 1/2-1 tablet setiap 4 jam maksimum 6 tablet sehari. Atau menurut petunjuk dokter. 2. Nama Obat : Cholorpheniramini Maleas  Indikasi : CTM merupakan antihistamin yang banyak digunakan untuk mengobati gejala-gejala alergi misalnya : alergi rhinitis, alergi konjungtivitas, urticaria (gatal-gatal, biduran), gatal-gatal karena gigitan serangga, alergi eksema & alergi dermatitis.  Komposisi :Tiap tablet mengandung: Chlorpheniramini maleas 4 mg  Dosis : Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet. Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa. Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa.  Efek Samping : Kadang- kadang menyebabkan rasa ngantuk 3. Nama Obat : Paracetamol  Komposisi : Paracetamol Tablet : Setiap tablet mengandung Parasetamol 500 mg. Paracetamol Sirup 125 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Parasetamol 125 mg.
  • 41. 41 Paracetamol Sirup 160 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Parasetamol 160 mg. Paracetamol Sirup Forte 250 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Parasetamol 250 mg.  Indikasi : Mengurangi nyeri pada kondisi : sakit kepala, nyeri otot, sakit gigi, nyeri pasca operasi minor, nyeri trauma ringan. Menurunkan demam yang disebabkan oleh berbagai penyakit. Pada kondisi demam, paracetamol hanya bersifat simtomatik yaitu meredakan keluhan demam (menurunkan suhu tubuh) dan tidak mengobati penyebab demam itu sendiri.  Dosis : Dewasa dan anak di atas 12 tahun : 1 tablet, 3 – 4 kali sehari. Anak-anak 6 – 12 tahun : ½ – 1, tablet 3 – 4 kali sehari.  Kontra Indikasi :Parasetamol jangan diberikan kepada penderita hipersensitif/alergi terhadap Paracetamol. Penderita gangguan fungsi hati berat.  Efek samping : Dosis besar menyebabkan kerusakan fungsi hati.  Interaksi Obat : Paracetamol diduga menaikan aktifitas koagulan dari kumarina.
  • 42. 42 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Dari Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Pagesangan selama 3 minggu kami dapat menyimpulkan : 1. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan keterampilan lain sebagai tenaga kesehatan baik secara teknis ataupun fungsional. 2. Mahasiswa dapat beradaptasi langsung pada iklim kerja kefarmasiaan sebenarnya, khususnya di puskesmas. 3. Mahasiswa dapat mengetahui dan melaksanakan peran , fungsi dan kompetensi ahli madya farmasiyaitu pelayanan kefarmasian. 4. Mahasiswa dapat diajarkan untuk kritis terhadap suatu masalah dan pemecahannya. B. Saran Area penyerahan obat kepada pasien agar lebih leluasa, agar pasien dapat lebih jelas dengan pelayanan obatnya.
  • 43. 43 DAFTAR PUSTAKA. 1. Anonim, 2011. BUKU PROFIL Puskesmas Pagesangan 2010, Mataram. 2. Anonim. 2004. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas. Jakarta. 3. Anonim. 2009. Protap Pelayanan Kefarmasian Di Kamar Obat Puskesmas. Kerjasama Dinas Kesehatan Provinsi NTB & JICA : NTB. 4. http://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Kesehatan_Masyarakat