SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Fisika adalah salah satu ilmu pengetahuan alam yang banyak digunakan
sebagai dasar bagi ilmu-ilmu yang lain. Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala
alam secara keseluruhan. Fisika mempelajari materi, energi dan fenomena atau
kejadian alam, baik yang bersifat makroskopis maupun bersifat mikroskopis yang
berkaitan dengan perubahan zat atau energi.
Bidang fisika secara garis besar terbagi atas dua kelompok, yaitu fisika klasik
dan fisika modern. Fisika klasik bersumber pada gejala-gejala yang ditangkap oleh
indra. Fisika klasik meliputi mekanika, listrik magnet, panas, bunyi, optika dan
gelombang yang menjadi perbatasan antara fisika klasik dan fisika modern.
Optika adalah ilmu yang mempelajari tentang cahaya serta hubungan cahaya
dengan benda-benda lainnya, sedangkan alat optik merupakan alat yang bekerja
berdasarkan prinsip cahaya (Nurachmandani, 2009:121). Setiap manusia memiliki
alat optik tercanggih yang pernah ada, yaitu mata. Mata merupakan bagian dari
panca indra yang berfungsi untuk melihat. Mata manusia mampu melihat fenomenafenomena alam yang indah dan unik, salah satunya adalah fenomena fatamorgana.
Fatamorganaadalahsalahsatubentukilusioptik yang sangatunikdankompleks
yang

sepertihalnyailusioptiklainnya.

Fatamorganamerupakansebuahfenomenayangterjadi

di

tanahlapang

yang

luassepertipadangpasir dan aspal.Pada umumnyafatamorganayang sering kita jumpai

1
menyerupaiseperti genangan air pada suhu tertentu yang berada dipermukaan jalan,
jenis fatamorgana ini disebut fatamorgana inferior.
Fatamorgana inferior terjadi ketika suhu dipermukaan jalan lebih tinggi
dibandingkan suhu di udara, sehingga bayangan terbentuk tepat di bawah objek
aslinya. Menurut Bhatnagar (2006:106), mengemukakan “ Ketika fatamorgana
terlihat di bawah posisi objek aslinya disebut fatamorgana inferior”.
Pada keadaan tertentu fatamorgana dapat menghasilkan bayangan yang
berbeda dibandingkan fatamorgana pada umumnya, di mana bayangan tidak terlihat
di bawah objek aslinya melainkan bisa dilihat di atas atau di samping dari benda
sehingga terlihat seolah-olah seperti melihat halusinasi pada keadaan yang jarang
terlihat pada kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
timbul pertanyaan bagaimanakah terjadinya peristiwa fatamorgana yang bayangan
dihasilkan tidak di bawah objek benda aslinya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut
penulis tertarik untuk menyusun sebuah makalah dengan judul “Jenis-Jenis
Fatamorgana dan Proses Terjadinya“

1.2 PerumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah
dalam penulisan ini adalah bagaimana proses terjadinya fatamorgana yang ditinjau
dari jenisnya?

2
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkanuraianrumusanmasalahdanlatarbelakang

di

atas,

makatujuanpenulisanmakalahiniadalahuntukmembahas bagaimana proses terjadinya
fatamorgana yang ditinjau dari jenisnya..

1.4 ManfaatPenulisan
Manfaat penulisan yang dapat diambil dari penulisan ini adalah untuk
menambah wawasan pembaca mengenai
fatamorganayang ditinjau dari berbagai jenis.

3

penyebab dan proses terjadinya
BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian Fatamorgana
Fatamorganaadalahsebutankepadahal

yang

bersifatkhayal

yang

tidakmungkindapatdicapai.Hal inidiambildarigejalaoptispadasuatupermukaan yang
sangatpanas yang tampakmengkilatsepertipemukaan air.Menurut Hartono (2007: 90),
“Fatamorgana yaitu ilusi optik akibat pembiasan sinar matahari oleh udara dengan
tingkat kerapatannya berbeda”.
Fatamorganasudahmenjadibagiandaricerita-ceritapetualangan di padangpasir,
yaitudimanaseseorang yang tersesat,kelelahan, kelaparandankehausanmelihat di
kejauhanadagenangan

air,

akantetapisetelahdidekatigenangan

air

itumenghilang.Padacerita-ceritademikiandikesankanbahwapenglihatan

orang

itusebagaipenglihatankhayal,

Akan

atauhalusinasi

orang

yang

kelelahan.

tetapitidakdemikianhalnya, kejadian-kejadianitubenaradadanbisadialamioleh orang
yang segarbugar.
Fatamorgana biasanya berupa genangan air di tengah padang pasir atau
dipermukaan jalan beraspal yang terkena panas terik matahari. Ketika sinar matahari
menengenainya, maka terjadi perubahan suhu pada permukaan aspal sehingga
kerapatan udaranya menjadi renggang. Dengan adanya perubahan kerapatan udara
maka terjadi perbedaan indeks bias antara udara dipermukaan aspal dengan udara
disekitarnya.

4
2.2 Jenis-jenis Fatamorgana
Ditinjau dari posisi bayangannya, fatamorgana dibendakan menjadi 3 jenis,
diantaranya:
a. Fatamorgana inferior
Fatamorgana inferior merupakan jenis dari fatamorgana yang paling umum
terjadi dan dapat dilihat oleh semua orang. Saat terjadi fatamorgana inferior, sebuah
objek terlihat seperti sebuah genangan air di bawah objek yang sebenarnya dalam
keadaan terbalik, hal ini dapat terjadi karena ketika tanah atau aspal yang sangat
panas, panas akan diradiasikan keluar dari dalam tanah dan memanaskan udara yang
berada tepat di atasnya.Fatamorgana inferior dapat dilihat seperti gambar dibawah
ini.

Gambar 2.1 Fatamorgana inferior
http://25.media.tumblr.com/tumblr_lyonobuXLT1qfqcw0o1_1280.jpg

Ketika udara menjadi panas, maka indeks bias udara akan lebih kecil dari
indeks bias udara dingin. Menurut Giancoli (2006: 292), “Udara panas lebih tipis
dari udara sejuk, sehingga indeks bias sedikit lebih rendah di udara yang panas”.
Ketika cahaya melewati udara dingin dan masuk ke dalam udara yang panas, maka
cahaya akan dibelokkan.
5
Fatamorgana terlihat seperti sebuah benda yang tercermin dalam air karena
cahaya objek yang bergerak ke tanah dibelokkan dan bergerak ke mata dan
menciptakan citra ganda. Fatamorgana Inferior biasanya terlihat di jalan beraspal saat
cuaca panas dan cerah, dan sering terlihat seperti genangan air di permukaan jalan
tersebut.
b. Fatamorgana superior
Fatamorgana superior adalah bentuk ilusi optik yang luar biasa. Fatamorgana
superior ini biasanya banyak terjadi di laut dan di kutub, karena permukaan laut dan
kutub lebih dingin dibandingkan dengan udara disekitarnya, sehingga ketika udara
dingin terhambat oleh udara panas yang ada disekitarnya, terbentuklah banyangan
fatamorgana superior yang terjadi tepat berada diatas objek aslinya, seperti yang
terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.2 Fatamorgana superior
http://1.bp.blogspot.com/_Xd9fmVHklxc/TGjNRYvhG4I/AAAAAAAAAcQ/n3EIP
U3_SE8/s1600/02_when_boats_fly.JPG
Menurut Bhatnagar (2006: 106), “ketika fatamorgana terlihat di atas posisi
objek sebenarnya itu disebut fatamorgana superior”.Fatamorgana superior berada di
6
atas objek aslinya, bisa dalam keadaan terbalik maupun tegak lurus. Ketika
fatamorgana terlihat lebih tinggi di langit dari pada objeknya, fenomena itu biasanya
disebut looming (menjulang).
c. Fatamorgana lateral
Fatamorgana lateral adalah peristiwa ilusi optik yang terjadi pada sumbu
vertikal, dimana bayangan akan terbentuk berada di samping objek aslinya. Hal
tersebut sesuai dikemukakan oleh Lynch (2001:62) bahwa, “ketika permukaan
dinding disinari matahari, akan terlihat seperti sebuah cermin di permukaan bagian
luar dinding tersebut”.

Gambar 2.3 Contoh fatamorgana lateral
Fatamorgana lateralterjadi padabidang vertikal dimana dinding lebih panas
dari udara hanya beberapa centimeter saja, sehingga medium udara dipermukaan
dinding lebih renggang dibandingkan medium udara di sekitarnya. Hal tersebut
7
sesuai dengan hukum snellius II yang menyatakan bahwa jika sinar datang dari
medium yang lebih rapat ke medium yang kurang rapat akan dibiaskan menjauhi
garis normal.

2.3 Syarat Terjadinya Fatamorgana
Dibalik terbentuknya fenomena fatamorgana baik inferior, superior maupun
lateral memiliki syarat-syarat dalam pembentukan fatamorgana itu sendiri.
Fatamorgana akan terjadi jika:
a. Perbedaan indeks bias udara
Proses terbentuknya fatamorgana tak lepas dari perbedaan kerapatan antara
dua medium, yaitu antara medium udara panas dan medium udara dingin. Indeks bias
kedua medium juga berbeda, indeks bias udara dingin lebih besar dari pada indeks
bias udara panas, dikarenakan saat udara panas maka setiap partikel di udara menjadi
merenggang terjadilah pembiasan cahaya dan sebagian cahaya dipantulkan.

i

n1
n1< n2
n2
r

Gambar 2.4Pembiasan cahaya
http://cahkleca.blogdetik.com/files/2009/01/1.JPG

b. Pemantulan total (sempurna)
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, cahaya yang melewati bidang batas
dua medium yang berbeda indeks biasnya maka akan dibiaskan. Dalam keadaan

8
tertentu semua cahaya yang melewati bidang batas dapat dipantulkan tanpa ada
cahaya yang dibiaskan, meskipun medium kedua tembus cahaya, seperti yang terlihat
pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.5 Pemantulan total (sempurna)
http://3.bp.blogspot.com/InqLTMyJXog/USRZlU54edI/AAAAAAAAGwY/BWsK49vJA7Q/s1600/pemantulan+sempurna.
png

Gambar di atas menunjukkan bagaimana peristiwa ini dapat terjadi. Sinar
memancar dari sumber cahaya P dalam medium pertama (indeks bias n1). Sinar-sinar
menumbuk bidang batas permukaan medium kedua (indeks bias n2), dengan n1>n2.
Misalnya medium pertama air dan medium kedua udara. Berdasarkan hukum
Snellius,

Karena n1>n2, maka n1/n2 selalu lebih besar dari pada satu. Akibatnya, sin r >
sin i atau r > i dan berkas sinar itu dibelokkan menjauhi garis normal. Jika sudut
datang i diperbesar, sudut bias r juga semakin besar. Akhirnya akan ditemukan suatu
nilai i yang lebih kecil dari 900 sehingga menghasilkan sin r = 1 atau r = 900. Hal ini
diperlihatkan oleh sinar 3 pada gambar 2.5, sinar ini mengalami pembiasan dengan

9
sudut bias 900. Dengan kata lain, sinar 3 yang keluar dari medium 1 berimpit dengan
permukaan bidang batas.
Dari penjelasan di atas, sudut datang yang menghasilkan sudut bias 900
dinamakan sudut kritis atau sudut batas, dengan simbol ik. Jika sudut datang lebih
besar dari pada sudut kritis, sinus sudut bias yang dihitung dengan hukum Snellius
menjadi lebih besar dari pada satu. Hal ini tidak mungkin, jika hal ini terjadi, sinar
tidak dapat melewati medium kedua. Sinar itu akan dipantulkan kembali ke medium
pertama. Peristiwa ini dinamakan pemantulan sempurna atau pemantulan total.
Dengan demikian pemantulan sempurna hanya dapat terjadi jika cahaya melewati
medium yang berbeda.

10
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Proses Terjadinya Fatamorgana
Terjadinyafatamorganamenurutahlisciencebisadibilangbayangan

yang

menipu, yang biasanyaterjadipada orang yang berpergianjauhmelewatijalan raya,
gurunpasir yang gersangdanpanas. Berikut adalah adalah proses terjadinya
fatamorgana inferior, fatamorgana superior dan fatamorgana lateral.
a. Fatamorgana inferior
Fatamorganainferiorsering terjadi di padangpasirketikaudarasangatpanasyang
mengakibatkan indeks bias udaradipermukaan padang pasir menjadi lebih renggang
sehingga membelokkandanmenyimpangkansinarmatahari.

(a)
http://www.world-mysteries.com/illusions/inferior_mirage.jpg

11
(b)
(Sumber : Sardar Sight. 2009. Longman Science. Hal: 74)
Gambar 3.1 (a) Seorang sedang mengamati pohon kelapa di gurun pasir, (b) proses
terjadinya fatamorgana inferior

Dari gambar 3.1 (b) terlihat adanya perbedaan suhu yaitu: Hot air (udara
panas),

Warm

air

(udara

hangat)

dan

Cool

air

(udara

dingin).

Udaradinginmemilikikerapatanlebihpekatdanlebihberatdibandingkanudarapanas.
Dalamkenyataannya,

lapisanudara

yang

panas

yang

ada

di

dekattanahterperangkapolehlapisanudara yang lebihdingin di atasnya.
Cahayayang

datang

dari

udara

dingin

ke

udara

panas

dibiaskankearahgarishorisontalpandangan. Saat cahaya berada dibatas medium,
terbentuk banyaknya sudut, seperti sudut kritis dimana sinar datang membentuk
sudut

sinar

bias

sebesar

900.

Fatamorgana

akan

terjadi

jikasudutdatanglebihbesardarisudutkritis.Sehinggasinartidakdibiaskanmelainkandipa

12
ntulkankembalike atas karena terjadi pemantulan sempurna seperti yang terlihat pada
gambar 3.1b, di titik B dimana sinar datang sama dengan sinar pantul.
b. Fatamorgana superior
Fatamorgana superior sering terjadi di atas laut dan dikutub yang dingin.
Fatamorgana superior terjadi jika permukaan suatu medium lebih dingin
dibandingkan dengan medium disekitarnya.

Gambar 3.2 Proses terjadinya fatamorgana superior
http://3.bp.blogspot.com/as2MiN_z82s/UBja0k3Fs3I/AAAAAAAACgA/VPKzvttB5Gg/s320/fatamorgana4.jpg

Dari gambar di atas, seorang yang berada dipinggiran pantai sedang melihat
sebuah kapal yang terletak jauh di atas laut. Udara dipermukaan laut lebih dingin
dibandingkan dengan udara yang berada di sekitaranya. Dalam keadaan ini, udara
dingin terperangkap oleh udara panas yang ada di atasnya.
Kapal berada di atas laut yang artinya kapal berada di dalam udara dingin.
Fatamorgana superior tak lepas dari pembiasan dan pemantulan sempurna. Sinar
yang datang dari udara dingin menuju ke udara panas di atasnya melengkung atau
terjadi pemantulan sempurna, sehingga terjadilah fatamorgana superior.

13
c. Fatamorgana lateral
Fatamorgana lateral terjadi di bidang yang vertikal, seperti di dinding.
Fatamorgana ini terjadi saat udara di dekat dinding menjadi panas karena disinari
oleh matahari dan udara di sekitarnya dingin, sehingga terjadi perbedaan indeks bias
antara kedua udara.

Gambar 3.3 Pembelokan cahaya fatamorgana lateral
Gambar 3.3 di atas adalah proses terjadinya fatamorgana lateral, terlihat ada
sebuah mobil dan sebuah tongkat panjang disamping mobil tersebut. Seorang
pengamat, mengamati kedua benda tersebut pada saat udara sangat panas disamping
dinding. Saat cuaca panas, dinding menyerap panas matahari dan meradiasikan panas
tersebut sehingga udara yang sangat dekat dengan dinding tersebut menjadi lebih
panas dibandingkan dengan udara yang ada disekitarnya.Pada gambar di atas, no 1
menunjukkan sebuah tongkat atau objek aslinya sedangkan no 2, 3 dan 4
menunjukkan sinar dari tongkat itu dibelokkan dan menuju ke pengamat.
14
3.2Peristiwa Fatamorgana
Fatamorganaadalahperistiwaalam

yang

alami.Fatamorganaituadalahsuatuilusiataukekeliruanpenglihatan, yaitusuatuperistiwa
yang kadang-kadangterlihat di gurunpasiratau di atasjalanaspal yang rata, yang
tampaksepertisuatugenangan air atausuatucermin, sedangkanbenda-benda yang
jauhletaknya,

misalnyapepohonan,

akanterlihatterbalik,

Hal

inidisebabkanpemantulandanpembiasansinarcahayaolehlapisanudara

yang

panasataukerapatanudara yang berbeda.

Gambar 3.4PembelokanCahayaFatamorgana
Azasutama

yang

udarabertambahbilakerapatan

bekerjadalamhalinibahwaindeks
(massajenis)

Udarapanasmempunyaikerapatan

bias

udarabertambahbesar.

yang

lebihrendah,

dandengandemikianmempunyaiindeksrefraksi yang lebihkecildaripadaudara yang
lebihdingin.
Gambar 3.3 di atasmemperlihatkancahayaakancenderungmembelokkeudara
yang

lebihdingin.

Dalamkenyataannyapembelokaniniseringterjadibilaterdapatperbedaansuhu
relatifbesar.Terjadinyainferior

mirage,

superior

miragedisebabkanolehkecepatanperubahansuhu

15

mirage

maupun

yang
lateral
yang
tinggidariudara. Fatamorganadidasarkanpada

penglihatanapakahbenda

yang

sebenarnyaituada di atasataudibawah.
Dalamcuaca

yang

tenang,

secarasignifikanlebihhangatdapatberdiamlebih
lebihdingindanpadat,

yang

lapisanudara
lama

yang

daripadaudara

yang

kemudianmembentuksaluranatmosfer

yang

bertindaksepertihalnyaterjadipadapembiasanlensa,
menghasilkanserangkaianpencitraan yang terbalikdantegaklurus.

3.3 MengamatiFatamorgana
Fatamorgana paling seringterlihat di daerahkutub dan jalan beraspal,
terutamapadabongkahanbesares

yang

memilikisuhurendah

yang

seragam.

NamunFatamorganadapat pula kitatemukan di hampirsetiapdaerah. Padadaerahkutub,
fenomenafatamorganadapatdiamatipadahariketikasuhucukupdingin,
sedangkanpadadaerahgurun,

di

ataslautandan

di

atasdanau,

fatamorganadapatdiamatiketikaharisedangpanas.
Untukmenciptakanfenomenafatamorgana,

pembalikanpanas

yang

terjadiharuscukupkuatsehinggatingkatlengkunganarahcahayadalamlapisanpembalika
ntersebutakanlebihkuatdaripadatingkatlengkunganbumi.

Padakondisidemikian,

cahayatersebutakanmembengkokdanmenciptakanbusur.
PosisipengamatharusberadadidalamataudibawahsaluranatmosfiruntukdapatmelihatFa
tamorganatersebut.
Fatamorganadapatdisaksikandarisegalaketinggianselamamasihberada
dalamatmosfirbumi,

di

baikitudariketinggiantepatdiataspermukaanlaut,

padapuncakpegunungan,bahkanpadasaatkitaberada
16

di

pesawatterbang.

Saat
terjadiperubahankondisiatmosfir

yang

suatufatamorganadapatberubah

berubahsecaratiba-tiba,
pula

denganberbagaicarahanyadalamwaktubeberapadetik.

BAB VI
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa, jenis-jenis
fatamorgana terbagi ke dalam 3 bentuk. Proses terjadinya fatamorgana inferior,
fatamorgana superior dan fatamorgana lateral terjadi karena adanya pemantulan
sempurna pada dua medium yang berbeda kerapatannya, dimana sudut sinar datang
lebih besar dari sudut kritis. Fatamorgana inferior sering terjadi di jalan raya dan di
padang pasir yang luas disaat udara panas. Fatamorgana superior sering terjadi di
daerah kutub dan di atas laut, dimana udara yang dingin terperangkap oleh udara
panas yang ada di atasnya. Fatamorgana lateral terjadi di bidang vertikal. Sinar yang
datang dari medium yang rapat (udara dingin) ke medium kurang rapat (udara panas)
sehingga dibiaskan dan terjadi pemantulan sempurna. Fatamorgana inferior, superior
dan lateral akan terbentuk jika sudut datang lebih besar dari sudut kritis karena tidak
dibiaskan tapi dipantulkan seluruhnya ke mata pengamat.

4.2 Saran
17
Dengan adanya pembahasan mengenai jenis-jenis fatamorgana dan proses
terjadinya ini diharapkan mahasiswa fisika khususnya dan para pembaca umumnya
dapat lebih reaktif terhadap penerapan ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdullah, Mikrajuddin. 2004. IpaFisika 2. Jakarta. PT GeloraAksaraPratama
Bhatnagar, V.P. 2006. PHYSICS. New Delhi. PVT. LTD
Chang, dkk. 2008. Physics. Malaysia. Pelangi Sdn
Hartono. 2007. Geografi. Bandung. Citra Praya
Lynch, K. D & Livingston, William. 2001. Color and Light in Nature. New York.
Cambrige University Press
Ruwanto, Bambang. 2004. Asas-asas Fisika. Yogyakarta. Yudhistira
Susilowati. 2009. Cerdas Sains. Yogyakarta. Pustaka Widiyatama
Umar, Efrizon. 2004.Buku Pintar Fisika. Jakarta. Gramedia
Young. 2003. Fisika Universitas Jilid II. Jakarta. Erlangga

18

More Related Content

What's hot (20)

Harga Air kalorimeter
Harga Air kalorimeterHarga Air kalorimeter
Harga Air kalorimeter
 
Reaksi ikan terhadap perubahan suhu air
Reaksi ikan terhadap perubahan suhu airReaksi ikan terhadap perubahan suhu air
Reaksi ikan terhadap perubahan suhu air
 
Fluida cairan dan gas
Fluida   cairan dan gasFluida   cairan dan gas
Fluida cairan dan gas
 
Laporan praktikum homeostatis
Laporan praktikum homeostatisLaporan praktikum homeostatis
Laporan praktikum homeostatis
 
PPT Suhu dan Kalor
PPT Suhu dan KalorPPT Suhu dan Kalor
PPT Suhu dan Kalor
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Termogulasi Pada Hewan
Termogulasi Pada HewanTermogulasi Pada Hewan
Termogulasi Pada Hewan
 
Kisi+kartu ipa 7 1
Kisi+kartu ipa 7 1Kisi+kartu ipa 7 1
Kisi+kartu ipa 7 1
 
Sistem endokrin
Sistem endokrin Sistem endokrin
Sistem endokrin
 
Kalor lebur es
Kalor lebur esKalor lebur es
Kalor lebur es
 
Penerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamikaPenerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamika
 
Hukum gravitasi newton
Hukum gravitasi newtonHukum gravitasi newton
Hukum gravitasi newton
 
Thermokimia
ThermokimiaThermokimia
Thermokimia
 
Fdokumen.com fisika materi-usaha-daya-dan-energi
Fdokumen.com fisika materi-usaha-daya-dan-energiFdokumen.com fisika materi-usaha-daya-dan-energi
Fdokumen.com fisika materi-usaha-daya-dan-energi
 
Teori Kinetik Gas
Teori Kinetik GasTeori Kinetik Gas
Teori Kinetik Gas
 
Gerak Harmonis Sederhana
Gerak Harmonis SederhanaGerak Harmonis Sederhana
Gerak Harmonis Sederhana
 
Sintesis protein
Sintesis proteinSintesis protein
Sintesis protein
 
Rpp 1 lb. ipa 7. s1. kd 3. 1 klasifikasi materi dan perubahannya
Rpp 1 lb. ipa 7. s1. kd 3. 1 klasifikasi materi dan perubahannyaRpp 1 lb. ipa 7. s1. kd 3. 1 klasifikasi materi dan perubahannya
Rpp 1 lb. ipa 7. s1. kd 3. 1 klasifikasi materi dan perubahannya
 
Hipertensi okuli
Hipertensi okuliHipertensi okuli
Hipertensi okuli
 
Zat dan perubahannya
Zat dan perubahannyaZat dan perubahannya
Zat dan perubahannya
 

Similar to FATAMOR

Ipa8 kd12-sifat cahaya dan proses pembentukan bayangan
Ipa8 kd12-sifat cahaya dan proses pembentukan bayanganIpa8 kd12-sifat cahaya dan proses pembentukan bayangan
Ipa8 kd12-sifat cahaya dan proses pembentukan bayanganSMPK Stella Maris
 
PPT FISIKA KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM
PPT FISIKA KONSEP DAN FENOMENA KUANTUMPPT FISIKA KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM
PPT FISIKA KONSEP DAN FENOMENA KUANTUMFakhriIchwannur
 
Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias aji indras
 
Peralatan listrik statis dalam kehidupan sehari hari
Peralatan listrik statis dalam kehidupan sehari hariPeralatan listrik statis dalam kehidupan sehari hari
Peralatan listrik statis dalam kehidupan sehari haridarinhanakr
 
KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM
 KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM
KONSEP DAN FENOMENA KUANTUMNuriNuriah1
 
Ppt pemantulan
Ppt pemantulanPpt pemantulan
Ppt pemantulanmrsfabian
 
Write kd 3 gelombang cahaya dan bunyi
Write kd 3 gelombang cahaya dan bunyiWrite kd 3 gelombang cahaya dan bunyi
Write kd 3 gelombang cahaya dan bunyiSophiaSaleh
 
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptxPRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptxserpong02
 
POWER POINT CAHAYA DAN SIFATNYA
POWER POINT CAHAYA DAN SIFATNYAPOWER POINT CAHAYA DAN SIFATNYA
POWER POINT CAHAYA DAN SIFATNYAramalanmahasiswa
 
IPA Fisika - Cahaya (Light) Bilingual!
IPA Fisika - Cahaya (Light) Bilingual!IPA Fisika - Cahaya (Light) Bilingual!
IPA Fisika - Cahaya (Light) Bilingual!Ika
 
Persentasi Cahaya Dan Optik
Persentasi Cahaya Dan OptikPersentasi Cahaya Dan Optik
Persentasi Cahaya Dan Optikguest3ae858
 

Similar to FATAMOR (20)

makalah hukum
makalah hukummakalah hukum
makalah hukum
 
Ipa8 kd12-sifat cahaya dan proses pembentukan bayangan
Ipa8 kd12-sifat cahaya dan proses pembentukan bayanganIpa8 kd12-sifat cahaya dan proses pembentukan bayangan
Ipa8 kd12-sifat cahaya dan proses pembentukan bayangan
 
PPT FISIKA KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM
PPT FISIKA KONSEP DAN FENOMENA KUANTUMPPT FISIKA KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM
PPT FISIKA KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM
 
Proses terjadinya fatamorgana
Proses terjadinya fatamorganaProses terjadinya fatamorgana
Proses terjadinya fatamorgana
 
Cahaya dan alat optik
Cahaya dan alat optikCahaya dan alat optik
Cahaya dan alat optik
 
Cahaya
CahayaCahaya
Cahaya
 
Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias
 
PPT FISIKA
PPT FISIKA PPT FISIKA
PPT FISIKA
 
Peralatan listrik statis dalam kehidupan sehari hari
Peralatan listrik statis dalam kehidupan sehari hariPeralatan listrik statis dalam kehidupan sehari hari
Peralatan listrik statis dalam kehidupan sehari hari
 
KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM
 KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM
KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM
 
Ppt pemantulan
Ppt pemantulanPpt pemantulan
Ppt pemantulan
 
Write kd 3 gelombang cahaya dan bunyi
Write kd 3 gelombang cahaya dan bunyiWrite kd 3 gelombang cahaya dan bunyi
Write kd 3 gelombang cahaya dan bunyi
 
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptxPRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
 
Lks i kunci
Lks i   kunciLks i   kunci
Lks i kunci
 
POWER POINT CAHAYA DAN SIFATNYA
POWER POINT CAHAYA DAN SIFATNYAPOWER POINT CAHAYA DAN SIFATNYA
POWER POINT CAHAYA DAN SIFATNYA
 
PPT FISIKA.pdf
PPT FISIKA.pdfPPT FISIKA.pdf
PPT FISIKA.pdf
 
IPA Fisika - Cahaya (Light) Bilingual!
IPA Fisika - Cahaya (Light) Bilingual!IPA Fisika - Cahaya (Light) Bilingual!
IPA Fisika - Cahaya (Light) Bilingual!
 
Cahaya
CahayaCahaya
Cahaya
 
Persentasi Cahaya Dan Optik
Persentasi Cahaya Dan OptikPersentasi Cahaya Dan Optik
Persentasi Cahaya Dan Optik
 
Persentasi
PersentasiPersentasi
Persentasi
 

Recently uploaded

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

FATAMOR

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Fisika adalah salah satu ilmu pengetahuan alam yang banyak digunakan sebagai dasar bagi ilmu-ilmu yang lain. Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam secara keseluruhan. Fisika mempelajari materi, energi dan fenomena atau kejadian alam, baik yang bersifat makroskopis maupun bersifat mikroskopis yang berkaitan dengan perubahan zat atau energi. Bidang fisika secara garis besar terbagi atas dua kelompok, yaitu fisika klasik dan fisika modern. Fisika klasik bersumber pada gejala-gejala yang ditangkap oleh indra. Fisika klasik meliputi mekanika, listrik magnet, panas, bunyi, optika dan gelombang yang menjadi perbatasan antara fisika klasik dan fisika modern. Optika adalah ilmu yang mempelajari tentang cahaya serta hubungan cahaya dengan benda-benda lainnya, sedangkan alat optik merupakan alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya (Nurachmandani, 2009:121). Setiap manusia memiliki alat optik tercanggih yang pernah ada, yaitu mata. Mata merupakan bagian dari panca indra yang berfungsi untuk melihat. Mata manusia mampu melihat fenomenafenomena alam yang indah dan unik, salah satunya adalah fenomena fatamorgana. Fatamorganaadalahsalahsatubentukilusioptik yang sangatunikdankompleks yang sepertihalnyailusioptiklainnya. Fatamorganamerupakansebuahfenomenayangterjadi di tanahlapang yang luassepertipadangpasir dan aspal.Pada umumnyafatamorganayang sering kita jumpai 1
  • 2. menyerupaiseperti genangan air pada suhu tertentu yang berada dipermukaan jalan, jenis fatamorgana ini disebut fatamorgana inferior. Fatamorgana inferior terjadi ketika suhu dipermukaan jalan lebih tinggi dibandingkan suhu di udara, sehingga bayangan terbentuk tepat di bawah objek aslinya. Menurut Bhatnagar (2006:106), mengemukakan “ Ketika fatamorgana terlihat di bawah posisi objek aslinya disebut fatamorgana inferior”. Pada keadaan tertentu fatamorgana dapat menghasilkan bayangan yang berbeda dibandingkan fatamorgana pada umumnya, di mana bayangan tidak terlihat di bawah objek aslinya melainkan bisa dilihat di atas atau di samping dari benda sehingga terlihat seolah-olah seperti melihat halusinasi pada keadaan yang jarang terlihat pada kehidupan sehari-hari. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka timbul pertanyaan bagaimanakah terjadinya peristiwa fatamorgana yang bayangan dihasilkan tidak di bawah objek benda aslinya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut penulis tertarik untuk menyusun sebuah makalah dengan judul “Jenis-Jenis Fatamorgana dan Proses Terjadinya“ 1.2 PerumusanMasalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana proses terjadinya fatamorgana yang ditinjau dari jenisnya? 2
  • 3. 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkanuraianrumusanmasalahdanlatarbelakang di atas, makatujuanpenulisanmakalahiniadalahuntukmembahas bagaimana proses terjadinya fatamorgana yang ditinjau dari jenisnya.. 1.4 ManfaatPenulisan Manfaat penulisan yang dapat diambil dari penulisan ini adalah untuk menambah wawasan pembaca mengenai fatamorganayang ditinjau dari berbagai jenis. 3 penyebab dan proses terjadinya
  • 4. BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Fatamorgana Fatamorganaadalahsebutankepadahal yang bersifatkhayal yang tidakmungkindapatdicapai.Hal inidiambildarigejalaoptispadasuatupermukaan yang sangatpanas yang tampakmengkilatsepertipemukaan air.Menurut Hartono (2007: 90), “Fatamorgana yaitu ilusi optik akibat pembiasan sinar matahari oleh udara dengan tingkat kerapatannya berbeda”. Fatamorganasudahmenjadibagiandaricerita-ceritapetualangan di padangpasir, yaitudimanaseseorang yang tersesat,kelelahan, kelaparandankehausanmelihat di kejauhanadagenangan air, akantetapisetelahdidekatigenangan air itumenghilang.Padacerita-ceritademikiandikesankanbahwapenglihatan orang itusebagaipenglihatankhayal, Akan atauhalusinasi orang yang kelelahan. tetapitidakdemikianhalnya, kejadian-kejadianitubenaradadanbisadialamioleh orang yang segarbugar. Fatamorgana biasanya berupa genangan air di tengah padang pasir atau dipermukaan jalan beraspal yang terkena panas terik matahari. Ketika sinar matahari menengenainya, maka terjadi perubahan suhu pada permukaan aspal sehingga kerapatan udaranya menjadi renggang. Dengan adanya perubahan kerapatan udara maka terjadi perbedaan indeks bias antara udara dipermukaan aspal dengan udara disekitarnya. 4
  • 5. 2.2 Jenis-jenis Fatamorgana Ditinjau dari posisi bayangannya, fatamorgana dibendakan menjadi 3 jenis, diantaranya: a. Fatamorgana inferior Fatamorgana inferior merupakan jenis dari fatamorgana yang paling umum terjadi dan dapat dilihat oleh semua orang. Saat terjadi fatamorgana inferior, sebuah objek terlihat seperti sebuah genangan air di bawah objek yang sebenarnya dalam keadaan terbalik, hal ini dapat terjadi karena ketika tanah atau aspal yang sangat panas, panas akan diradiasikan keluar dari dalam tanah dan memanaskan udara yang berada tepat di atasnya.Fatamorgana inferior dapat dilihat seperti gambar dibawah ini. Gambar 2.1 Fatamorgana inferior http://25.media.tumblr.com/tumblr_lyonobuXLT1qfqcw0o1_1280.jpg Ketika udara menjadi panas, maka indeks bias udara akan lebih kecil dari indeks bias udara dingin. Menurut Giancoli (2006: 292), “Udara panas lebih tipis dari udara sejuk, sehingga indeks bias sedikit lebih rendah di udara yang panas”. Ketika cahaya melewati udara dingin dan masuk ke dalam udara yang panas, maka cahaya akan dibelokkan. 5
  • 6. Fatamorgana terlihat seperti sebuah benda yang tercermin dalam air karena cahaya objek yang bergerak ke tanah dibelokkan dan bergerak ke mata dan menciptakan citra ganda. Fatamorgana Inferior biasanya terlihat di jalan beraspal saat cuaca panas dan cerah, dan sering terlihat seperti genangan air di permukaan jalan tersebut. b. Fatamorgana superior Fatamorgana superior adalah bentuk ilusi optik yang luar biasa. Fatamorgana superior ini biasanya banyak terjadi di laut dan di kutub, karena permukaan laut dan kutub lebih dingin dibandingkan dengan udara disekitarnya, sehingga ketika udara dingin terhambat oleh udara panas yang ada disekitarnya, terbentuklah banyangan fatamorgana superior yang terjadi tepat berada diatas objek aslinya, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Gambar 2.2 Fatamorgana superior http://1.bp.blogspot.com/_Xd9fmVHklxc/TGjNRYvhG4I/AAAAAAAAAcQ/n3EIP U3_SE8/s1600/02_when_boats_fly.JPG Menurut Bhatnagar (2006: 106), “ketika fatamorgana terlihat di atas posisi objek sebenarnya itu disebut fatamorgana superior”.Fatamorgana superior berada di 6
  • 7. atas objek aslinya, bisa dalam keadaan terbalik maupun tegak lurus. Ketika fatamorgana terlihat lebih tinggi di langit dari pada objeknya, fenomena itu biasanya disebut looming (menjulang). c. Fatamorgana lateral Fatamorgana lateral adalah peristiwa ilusi optik yang terjadi pada sumbu vertikal, dimana bayangan akan terbentuk berada di samping objek aslinya. Hal tersebut sesuai dikemukakan oleh Lynch (2001:62) bahwa, “ketika permukaan dinding disinari matahari, akan terlihat seperti sebuah cermin di permukaan bagian luar dinding tersebut”. Gambar 2.3 Contoh fatamorgana lateral Fatamorgana lateralterjadi padabidang vertikal dimana dinding lebih panas dari udara hanya beberapa centimeter saja, sehingga medium udara dipermukaan dinding lebih renggang dibandingkan medium udara di sekitarnya. Hal tersebut 7
  • 8. sesuai dengan hukum snellius II yang menyatakan bahwa jika sinar datang dari medium yang lebih rapat ke medium yang kurang rapat akan dibiaskan menjauhi garis normal. 2.3 Syarat Terjadinya Fatamorgana Dibalik terbentuknya fenomena fatamorgana baik inferior, superior maupun lateral memiliki syarat-syarat dalam pembentukan fatamorgana itu sendiri. Fatamorgana akan terjadi jika: a. Perbedaan indeks bias udara Proses terbentuknya fatamorgana tak lepas dari perbedaan kerapatan antara dua medium, yaitu antara medium udara panas dan medium udara dingin. Indeks bias kedua medium juga berbeda, indeks bias udara dingin lebih besar dari pada indeks bias udara panas, dikarenakan saat udara panas maka setiap partikel di udara menjadi merenggang terjadilah pembiasan cahaya dan sebagian cahaya dipantulkan. i n1 n1< n2 n2 r Gambar 2.4Pembiasan cahaya http://cahkleca.blogdetik.com/files/2009/01/1.JPG b. Pemantulan total (sempurna) Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, cahaya yang melewati bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya maka akan dibiaskan. Dalam keadaan 8
  • 9. tertentu semua cahaya yang melewati bidang batas dapat dipantulkan tanpa ada cahaya yang dibiaskan, meskipun medium kedua tembus cahaya, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Gambar 2.5 Pemantulan total (sempurna) http://3.bp.blogspot.com/InqLTMyJXog/USRZlU54edI/AAAAAAAAGwY/BWsK49vJA7Q/s1600/pemantulan+sempurna. png Gambar di atas menunjukkan bagaimana peristiwa ini dapat terjadi. Sinar memancar dari sumber cahaya P dalam medium pertama (indeks bias n1). Sinar-sinar menumbuk bidang batas permukaan medium kedua (indeks bias n2), dengan n1>n2. Misalnya medium pertama air dan medium kedua udara. Berdasarkan hukum Snellius, Karena n1>n2, maka n1/n2 selalu lebih besar dari pada satu. Akibatnya, sin r > sin i atau r > i dan berkas sinar itu dibelokkan menjauhi garis normal. Jika sudut datang i diperbesar, sudut bias r juga semakin besar. Akhirnya akan ditemukan suatu nilai i yang lebih kecil dari 900 sehingga menghasilkan sin r = 1 atau r = 900. Hal ini diperlihatkan oleh sinar 3 pada gambar 2.5, sinar ini mengalami pembiasan dengan 9
  • 10. sudut bias 900. Dengan kata lain, sinar 3 yang keluar dari medium 1 berimpit dengan permukaan bidang batas. Dari penjelasan di atas, sudut datang yang menghasilkan sudut bias 900 dinamakan sudut kritis atau sudut batas, dengan simbol ik. Jika sudut datang lebih besar dari pada sudut kritis, sinus sudut bias yang dihitung dengan hukum Snellius menjadi lebih besar dari pada satu. Hal ini tidak mungkin, jika hal ini terjadi, sinar tidak dapat melewati medium kedua. Sinar itu akan dipantulkan kembali ke medium pertama. Peristiwa ini dinamakan pemantulan sempurna atau pemantulan total. Dengan demikian pemantulan sempurna hanya dapat terjadi jika cahaya melewati medium yang berbeda. 10
  • 11. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Proses Terjadinya Fatamorgana Terjadinyafatamorganamenurutahlisciencebisadibilangbayangan yang menipu, yang biasanyaterjadipada orang yang berpergianjauhmelewatijalan raya, gurunpasir yang gersangdanpanas. Berikut adalah adalah proses terjadinya fatamorgana inferior, fatamorgana superior dan fatamorgana lateral. a. Fatamorgana inferior Fatamorganainferiorsering terjadi di padangpasirketikaudarasangatpanasyang mengakibatkan indeks bias udaradipermukaan padang pasir menjadi lebih renggang sehingga membelokkandanmenyimpangkansinarmatahari. (a) http://www.world-mysteries.com/illusions/inferior_mirage.jpg 11
  • 12. (b) (Sumber : Sardar Sight. 2009. Longman Science. Hal: 74) Gambar 3.1 (a) Seorang sedang mengamati pohon kelapa di gurun pasir, (b) proses terjadinya fatamorgana inferior Dari gambar 3.1 (b) terlihat adanya perbedaan suhu yaitu: Hot air (udara panas), Warm air (udara hangat) dan Cool air (udara dingin). Udaradinginmemilikikerapatanlebihpekatdanlebihberatdibandingkanudarapanas. Dalamkenyataannya, lapisanudara yang panas yang ada di dekattanahterperangkapolehlapisanudara yang lebihdingin di atasnya. Cahayayang datang dari udara dingin ke udara panas dibiaskankearahgarishorisontalpandangan. Saat cahaya berada dibatas medium, terbentuk banyaknya sudut, seperti sudut kritis dimana sinar datang membentuk sudut sinar bias sebesar 900. Fatamorgana akan terjadi jikasudutdatanglebihbesardarisudutkritis.Sehinggasinartidakdibiaskanmelainkandipa 12
  • 13. ntulkankembalike atas karena terjadi pemantulan sempurna seperti yang terlihat pada gambar 3.1b, di titik B dimana sinar datang sama dengan sinar pantul. b. Fatamorgana superior Fatamorgana superior sering terjadi di atas laut dan dikutub yang dingin. Fatamorgana superior terjadi jika permukaan suatu medium lebih dingin dibandingkan dengan medium disekitarnya. Gambar 3.2 Proses terjadinya fatamorgana superior http://3.bp.blogspot.com/as2MiN_z82s/UBja0k3Fs3I/AAAAAAAACgA/VPKzvttB5Gg/s320/fatamorgana4.jpg Dari gambar di atas, seorang yang berada dipinggiran pantai sedang melihat sebuah kapal yang terletak jauh di atas laut. Udara dipermukaan laut lebih dingin dibandingkan dengan udara yang berada di sekitaranya. Dalam keadaan ini, udara dingin terperangkap oleh udara panas yang ada di atasnya. Kapal berada di atas laut yang artinya kapal berada di dalam udara dingin. Fatamorgana superior tak lepas dari pembiasan dan pemantulan sempurna. Sinar yang datang dari udara dingin menuju ke udara panas di atasnya melengkung atau terjadi pemantulan sempurna, sehingga terjadilah fatamorgana superior. 13
  • 14. c. Fatamorgana lateral Fatamorgana lateral terjadi di bidang yang vertikal, seperti di dinding. Fatamorgana ini terjadi saat udara di dekat dinding menjadi panas karena disinari oleh matahari dan udara di sekitarnya dingin, sehingga terjadi perbedaan indeks bias antara kedua udara. Gambar 3.3 Pembelokan cahaya fatamorgana lateral Gambar 3.3 di atas adalah proses terjadinya fatamorgana lateral, terlihat ada sebuah mobil dan sebuah tongkat panjang disamping mobil tersebut. Seorang pengamat, mengamati kedua benda tersebut pada saat udara sangat panas disamping dinding. Saat cuaca panas, dinding menyerap panas matahari dan meradiasikan panas tersebut sehingga udara yang sangat dekat dengan dinding tersebut menjadi lebih panas dibandingkan dengan udara yang ada disekitarnya.Pada gambar di atas, no 1 menunjukkan sebuah tongkat atau objek aslinya sedangkan no 2, 3 dan 4 menunjukkan sinar dari tongkat itu dibelokkan dan menuju ke pengamat. 14
  • 15. 3.2Peristiwa Fatamorgana Fatamorganaadalahperistiwaalam yang alami.Fatamorganaituadalahsuatuilusiataukekeliruanpenglihatan, yaitusuatuperistiwa yang kadang-kadangterlihat di gurunpasiratau di atasjalanaspal yang rata, yang tampaksepertisuatugenangan air atausuatucermin, sedangkanbenda-benda yang jauhletaknya, misalnyapepohonan, akanterlihatterbalik, Hal inidisebabkanpemantulandanpembiasansinarcahayaolehlapisanudara yang panasataukerapatanudara yang berbeda. Gambar 3.4PembelokanCahayaFatamorgana Azasutama yang udarabertambahbilakerapatan bekerjadalamhalinibahwaindeks (massajenis) Udarapanasmempunyaikerapatan bias udarabertambahbesar. yang lebihrendah, dandengandemikianmempunyaiindeksrefraksi yang lebihkecildaripadaudara yang lebihdingin. Gambar 3.3 di atasmemperlihatkancahayaakancenderungmembelokkeudara yang lebihdingin. Dalamkenyataannyapembelokaniniseringterjadibilaterdapatperbedaansuhu relatifbesar.Terjadinyainferior mirage, superior miragedisebabkanolehkecepatanperubahansuhu 15 mirage maupun yang lateral yang
  • 16. tinggidariudara. Fatamorganadidasarkanpada penglihatanapakahbenda yang sebenarnyaituada di atasataudibawah. Dalamcuaca yang tenang, secarasignifikanlebihhangatdapatberdiamlebih lebihdingindanpadat, yang lapisanudara lama yang daripadaudara yang kemudianmembentuksaluranatmosfer yang bertindaksepertihalnyaterjadipadapembiasanlensa, menghasilkanserangkaianpencitraan yang terbalikdantegaklurus. 3.3 MengamatiFatamorgana Fatamorgana paling seringterlihat di daerahkutub dan jalan beraspal, terutamapadabongkahanbesares yang memilikisuhurendah yang seragam. NamunFatamorganadapat pula kitatemukan di hampirsetiapdaerah. Padadaerahkutub, fenomenafatamorganadapatdiamatipadahariketikasuhucukupdingin, sedangkanpadadaerahgurun, di ataslautandan di atasdanau, fatamorganadapatdiamatiketikaharisedangpanas. Untukmenciptakanfenomenafatamorgana, pembalikanpanas yang terjadiharuscukupkuatsehinggatingkatlengkunganarahcahayadalamlapisanpembalika ntersebutakanlebihkuatdaripadatingkatlengkunganbumi. Padakondisidemikian, cahayatersebutakanmembengkokdanmenciptakanbusur. PosisipengamatharusberadadidalamataudibawahsaluranatmosfiruntukdapatmelihatFa tamorganatersebut. Fatamorganadapatdisaksikandarisegalaketinggianselamamasihberada dalamatmosfirbumi, di baikitudariketinggiantepatdiataspermukaanlaut, padapuncakpegunungan,bahkanpadasaatkitaberada 16 di pesawatterbang. Saat
  • 17. terjadiperubahankondisiatmosfir yang suatufatamorganadapatberubah berubahsecaratiba-tiba, pula denganberbagaicarahanyadalamwaktubeberapadetik. BAB VI PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan pemaparan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa, jenis-jenis fatamorgana terbagi ke dalam 3 bentuk. Proses terjadinya fatamorgana inferior, fatamorgana superior dan fatamorgana lateral terjadi karena adanya pemantulan sempurna pada dua medium yang berbeda kerapatannya, dimana sudut sinar datang lebih besar dari sudut kritis. Fatamorgana inferior sering terjadi di jalan raya dan di padang pasir yang luas disaat udara panas. Fatamorgana superior sering terjadi di daerah kutub dan di atas laut, dimana udara yang dingin terperangkap oleh udara panas yang ada di atasnya. Fatamorgana lateral terjadi di bidang vertikal. Sinar yang datang dari medium yang rapat (udara dingin) ke medium kurang rapat (udara panas) sehingga dibiaskan dan terjadi pemantulan sempurna. Fatamorgana inferior, superior dan lateral akan terbentuk jika sudut datang lebih besar dari sudut kritis karena tidak dibiaskan tapi dipantulkan seluruhnya ke mata pengamat. 4.2 Saran 17
  • 18. Dengan adanya pembahasan mengenai jenis-jenis fatamorgana dan proses terjadinya ini diharapkan mahasiswa fisika khususnya dan para pembaca umumnya dapat lebih reaktif terhadap penerapan ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari. DAFTAR KEPUSTAKAAN Abdullah, Mikrajuddin. 2004. IpaFisika 2. Jakarta. PT GeloraAksaraPratama Bhatnagar, V.P. 2006. PHYSICS. New Delhi. PVT. LTD Chang, dkk. 2008. Physics. Malaysia. Pelangi Sdn Hartono. 2007. Geografi. Bandung. Citra Praya Lynch, K. D & Livingston, William. 2001. Color and Light in Nature. New York. Cambrige University Press Ruwanto, Bambang. 2004. Asas-asas Fisika. Yogyakarta. Yudhistira Susilowati. 2009. Cerdas Sains. Yogyakarta. Pustaka Widiyatama Umar, Efrizon. 2004.Buku Pintar Fisika. Jakarta. Gramedia Young. 2003. Fisika Universitas Jilid II. Jakarta. Erlangga 18