SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
OTIVASI INTRINSIK
Penting untuk membedakan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Berbicara
tentang motivasi intrinsik adalah ketika manusia dimotivasi oleh aktivitas alamiah,
menguasai sesuatu yang baru dengan senang hati, atau konsekuensi alamiah dari aktivitas
tersebut
.
Contohnya orang yang membaca cerita nonfiksi yang tidak berhubungan dengan
pekerjaan mereka hanya karena tertarik dan untuk mendapatkan pengetahuan baru merupakan
suatu motivasi intrinsik. Demikian juga dengan orang yang menyumbang pada kegiatan amal
dan tidak memberitahukan namanya. Ia ingin menyumbang tanpa diketahui oleh orang lain.
Hal ini juga termasuk kepada motivasi intrinsik.
Motivasi intrinsik adalah melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri.
Motivasi Intrinsik ada dua, yakni :
Determinasi Diri dan Pilihan Personal
Salah satu pandangan tentang motivasi intrinsik menekankan pada determinasi diri. Dalam
pandangan ini manusia percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri
bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Para periset menemukan bahwa motivasi
internal dan minat internal dalam tugas sekolah naik apabila murud punya pilihan dan
peluang untuk mengambil tanggungjawab personal atas pembelajaran mereka. Misalnya,
dalam sebuah studi murid sains di SMA yang diajak untuk mengorganisir sendiri eksperimen
mereka, akan lebih perhatian dan berminat terhadap praktik laboratorium ketimbang murid
yang diharuskan mengikuti instruksi dan aturan guru yang ketat. (Rainey 1965)
Pengalaman Optimal
Csikzentmihalyi menggunakan istilah Flow untuk mendeskripsikan pengalaman optimal
dalam hidup. dia menemukan bahwa pengalaman optimal itu kebanyakan terjadi ketika
oramg merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas.
Dia mengatakan bahwa pengalaman optimal terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan
yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah. Flow paling mungkin
terjadi di area dimana manusia ditantang dan menganggap mereka diri mereka punya
keahlian yang tinggi. ketika keahlian manusia tinggi, tetapi aktivitas yang dialaminya tidak
menantang hasilnya adalah kejemuan. ketika level tantangan dan keahlian adalah rendah
hasilnya adalah apati. dan ketika manusia menghadapi tugas sulit yang dirasa tidak bisa
mereka tangani, mereka merasa cemas.
BAGAIMANA MENAIKKAN MOTIVASI INTRINSIK?
Pujian adalah salah satu hal yang dapat menaikkan motivasi seseorang
khususnya anak. pertanyaan nya adalah apakah pujian tersebut menaikkan motivasi intrinsik
atau justru menurunkan motivasi intrinsik.
Pujian dapat menaikkan motivasi intrinsik apabila pujian tersebut :
 Menyatakan bahwa anak sukses bukan karena talenta atau kemampuan alamiah anak tersebut
tetapi karena usahanya.
 Tulus dan tidak menyatakan bahwa anak tersebut dikontrol oleh orangtuanya.
 Tidak membandingkan anak dengan anak yang lain.
 Menyatakan secara tidak langsung bahwa orangtua punya standar untuk perilaku anak dan
meyakinkan bahwa anak tersebut mampu mencapai target tersebut dengan usaha.
Pada kenyataannya pujian yang berlawanan dengan pujian diatas dapat menurunkan motivasi
intrinsik (Henderlong dan Lepper 2002). contohnya jika anak menulis sebuah puisi yang
bagus untuk gurunya, menurut Henderlong dan Lepper pujian yang bisa menaikkan motivasi
intrinsik anak tersebut adalah :
“saya suka sekali puisi ini. apalagi cara kamu membandingkan dedaunan dan lagu. itu pasti
butuh banyak konsentrasi. “
Sementara itu pujian yang mengurangi motivasi intrinsik anak seperti :
” Ini luar biasa! lihat, aku sudah mengatakan bahwa kamu adalah satu-satunya murid yang
jenius dikelas Mrs.Long. kalau kamu terus menulis dan menulis setiap malam seperti yang
Ibu bilang kamu pasti semakin hebat. Universitas Harvard dan Yale pasti untukmu.”
MOTIVASI EKSTRINSIK
Motivasi manusia yang diaktifkan oleh penghargaan dari luar. Atau dengan kata lain
melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Contoh anak yang tidak suka tugas
Matematika tetapi mengerjakan tugas matematika karena aka nada hadiah jika jawabannya
benar. Maka ia termotivasi secara ekstrinsik. Ia melakukan tugas itu bukan karena tertarik
pada pelajaran tersebut tetapi karena ada hadiah yang ditawarkan. Sama halnya dengan
seseorang yang bekerja keras untuk jadi pegawai yang baik. Alasan utamanya adalah ingin
dikagumi rekan-rekannya bukan karena ketertarikannya pada pekerjaan tersebut. Hal ini juga
merupakan motivasi ekstrinsik.
Orang yang termotivasi secara intrinsik cenderung bekerja lebih keras. merak lebih
menikmati pekerjaan mereka dan selalu tampil lebih kreatif daripada orang yang dimotivasi
secara ekstrinsik. motivasi intrinsik dibentuk oleh pengalaman belajar kita. Contohnya anak
dari keluarga yang menekankan bahwa belajar itu menarik dan penting memiliki motivasi
intrinsik untuk belajar di sekolah.
Barangkali permasalahan yang paling signifikan dalam memperhatikan perbedaan
motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik adalah pertanyaan kapan penghargaan dari luar
harus diberikan orangtua, guru dalam usaha untuk meningkatkan motivasi? Kapan saat yang
tepat untuk menggunakan motivasi ekstrinsik dalam bentuk positive reinforcement untuk
meningkatkan frekuensi beberapa perilaku?
Fakta menyatakan bahwa jika suatu perilaku jarang terjadi, dapat diasumsikan bahwa
motivasi intrinsic tersebut rendah. Maka motivasi ekstrinsik baik digunakan dalam
meningkatkan frekuensi terjadinya perilaku tersebut. Anak yang tidak suka matematika akan
lebih sering menegerjakannya jika diberi tambahan uang jajan misalnya. Sementara itu jika
individu tersebut sudah memiliki motivasi intrinsic untuk melakukan sesuatu aktivitas,
menambahkan motivasi ekstrinsik justru dapat mengurangi motivasi intrinsiknya. Contohnya
ada anak yang suka menggambar di sebuah sekolah. Apabila ia diberi sertfikat atau hadiah
setiap kali ia menggambar dengan baik maka mereka akhirnya jarang menggambar
disbanding anak yang tidak diberi hadiah. Banyak studi yang menyatakan bahwa kita harus
berhati-hati untuk memberikan motivasi ekstrinsik yang tidak penting karena bisa
menurunkan motivasi intrinsik.
Management by Objective ( MBO ) digagas pertama kali oleh Peter F.Drucker yang
merupakan profesor, praktisi konsultan manajemen dari Claremont Graduate University atau
sekarang dikenal dengan nama Peter F.Drucker and Masatoshi Uto Graduate School of
Management.
MBO digagas pada tahun 1954, dengan tujuan agar para perusahaan dapat berjalan baik harus
menetapkan sasaran yang jelas dan secara terpadu agar goal atau tujuan dapat tercapai secara
efektif.
MBO mendorong setiap tingkatan manajemen berkomitmen untuk partisipasi dalam
mencapai rencana yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam pelaksanaan MBO ini harus
ada kesepakatan antara karyawan dan pimpinan, agar mereka melaksanakan dan memiliki
komitmen yang sama, yaitu :
• Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bagian / bawahan.
• Perencanaan yang akan dilakukan setiap divisi, untuk mendukung tujuan bersama.
• Standard pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan.
• Prosedur untuk mengevaluasi keberhsilan pencapaian tujuan.
Untuk mencapai keberhasilan dalam MBO, dibutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak
internal di perusahaan.
Pimpinan dan karyawan di dalam perusahaan harus memiliki kesepakatan untuk mewujudkan
kinerja yang lebih baik, dimana dicapai melalui proses perencanaan dan implementasi, serta
melalui pengawasan bersama dan terintegrasi.
Untuk pelaksanaan MBO, maka di butuhkan tahapan-tahapan sebagai berikut :
• Tahap Persiapan, dimana menyiapkan dokumen-dokumen serta data-data yang diperlukan.
• Tahap Penyusunan, dimana menjabarkan tugas pokok dan fungsi-fungsi setiap bagian
dalam organisasi, agar seluruhnya terintegrasi mencapai visi dan misi yang dicanangkan oleh
perusahaan. Merumuskan keadaan sekarang untuk membantu identifikasi dan antisipasi
masalah atau hambatan serta kemudahan-kemudahan.
• Tahap Pelaksanaan, dimana pelaksanaan seluruh kegiatan dan fungsi manajemen secara
menyeluruh seperti pengorganisasian, pengarahan, pemberian semangat dan motivasi,
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.
• Tahap Pengendalian, Monitor, Evaluasi dan Penyesuaian, dimana bertujuan tercapainya
tujuan dan sasaran yang tertuang dalam rencana stratejik ( Renstra ) melalui kegiatan
keseluruhan dalam perusahaan.
Penilaian Kinerja diukur dengan : Efesiensi, Efektivitas, Kemanfaatan program dan
keberlanjutan program/kegiatan. Evaluasi dilaksanakan terahadap HASIL (OUTCOMES)
PROGRAM yang berupa DAMPAK DAN MANFAAT.
Dalam penyusunan rencana, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
• Apa yang akan di kerjakan ? ( What ), tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan agar
tercapainya sasaran.
• Dimana kegiatan akan dilakukan ? ( Where ), perlu dipertimbangkan tempat pelaksanaan
kegiatan yang dapat mendukung kegiatan perencanaan tersebut.
• Kapan waktu yang tepat untuk melaksanakannya ? ( When ), dimana kemampuan untuk
mengatur, memilih dan memanfaatkan waktu yang tepat untuk melaksanakan rencana dan
eksekusi rencana tersebut.
• Bagaimana, rencana tersebut dilaksanakan ? ( How ), dengan metoda apa pelaksanaan
rencana ini akan di eksekusi.
• Siapa yang menjadi sasaran ? ( Who ), menentukan siapa sasaran dan siapa orang yang
berkompeten untuk melaksanakan rencana tersebut.
• Mengapa ini dilakukan ? ( Why ), merupakan jawaban dari seluruh pertanyaan What,
Where, When, How dan Who. Berusaha melihat, apakah rencana-rencana tersbu
TEORI PENENTUAN-TUJUAN
Orang termotivasi untuk mencapai tujuan yang jelas; sebaliknya orang akan bermotivasi kerja
rendah bila tujuan dari pekerjaannya tidak jelas.
Mengapa berbagai permainan (games) sangat memoti-vasi banyak orang untuk ikut
melakukan karena tujuan yang harus dicapai ada, jelas dan menarik. (Main sepakbola
misalnya).
Orang yang tugasnya jelas tujuannya dan lebih “menantang” lebih menunjukkan motivasi
kerja yang lebih besar daripada orang yang tujuan tu-gasnya kabur atau terlalu mudah untuk
menca-painya.
Memberi tujuan tugas yang jelas akan lebih me-motivasi daripada hanya sekedar mengatakan
“Kerjakan dengan sebaik-baiknya”, padahal tu-juan yang harus dicapai tidak jelas.
Penentuan tujuan yang jelas merupakan kepemim-pinan tersendiri. Karana itu rumuskan atau
kata-kan tujuan setiap pekerjaan/tugas dengan jelas agar orang-orang yang akan mengerjakan
menge-tahui dengan baik. Dan ini akan memotivasi me-reka untuk bekerja mencapai tujuan
itu, meski-pun mereka tidak terlibat dalam penentuan tujuannya
Locke mengusulkan model kognitif, yang dinamakan teori tujuan, yang mencoba
menjelaskan hubungan-hubungan antara niat/intentions (tujuan-tujuan) dengan perilaku.
Teori ini secara relatif lempang dan sederhana. Aturan dasarnya ialah penetapan dari tujuan-
tujuan secara sadar. Menurut Locke, tujuan-tujuan yang cukup sulit, khusus dan yang
pernyataannya jelas dan dapat diterima oleh tenaga kerja, akan menghasilkan unjuk-kerja
yang lebih tinggi daripada tujuan-tujuan yang taksa, tidak khusus, dan yang mudah dicapai.
Teori tujuan, sebagaimana dengan teori keadilan didasarkan pada intuitif yang solid.
Penelitian-penelitian yang didasarkan pada teori ini menggambarkan kemanfaatannya bagi
organisasi.
Manajemen Berdasarkan Sasaran (Management By Objectives =MBO) menggunakan teori
penetapan tujuan ini. Berdasarkan tujuan-tujuan perusahaan, secara berurutan, disusun
tujuan-tujuan untuk divisi, bagian sampai satuan kerja yang terkecil untuk diakhiri penetapan
sasaran kerja untuk setiap karyawan dalam kurun waktu tertentu.
Penetapan tujuan juga dapat ditemukan dalam teori motivasi harapan. Individu menetapkan
sasaran pribadi yang ingin dicapai. Sasaran-sasaran pribadi memiliki nilai kepentingan
pribadi (valence) yang berbeda-beda.
Proses penetapan tujuan (goal setting) dapat dilakukan berdasarkan prakarsa sendiri, dapat
seperti MBO, diwajibkan oleh organisasi sebagai satu kebijakan peusahaan. Bila didasarkan
oleh prakarsa sendiri dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja individu bercorak proaktif dan
ia akan memiliki keterikatan (commitment) besar untuk berusaha mencapai tujuan-tujuan
yang telah ia tetapkan. Bila seorang tenaga kerja memiliki motivasi kerja yang lebih bercorak
reaktif, pada saat ia diberi tugas untuk menetapkan sasaran-sasaran kerjanya untuk kurun
waktu tertentu dapat terjadi bahwa keterikatan terhadap usaha mencapai tujuan tersebut tidak
terlalu besar.
Dari pendapat Suharno dan A.M Sardiman tentang motivasi Intrinsik, motivasi ekstrinsik
serta ciri-ciri orang yang mempunyai motivasi, diatas maka dapat ditarik kesimpulan
mengenai unsur-unsur atau indikator-indikator motivasi belajar sebagai berikut: a. Motivasi
Intrinsik 1). Senang menjalankan tugas belajar. 2). Menunjukan minat mendalami materi
yang di pelajari lebih jauh. 3). Bersemangat dan bergairah untuk berprestasi 4). Merasakan
pentingnya belajar 5). Ulet dan tekun dalam menghadapi masalah belajar 6). Mempunyai
keinginan untuk meraih cita-cita dengan cara belajar. b. Motivasi ekstrinsik 1). Ganjaran
(award) atau Hadiah (reward) 2). Hukuman (punishment) 3). Persaingan dengan teman
/lingkungan ( Competition) Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
(award) atau Hadiah (reward) 2). Hukuman (punishment) 3). Persaingan dengan teman
/lingkungan ( Competition) Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

More Related Content

What's hot (20)

MOTIVASI PEMBELAJARAN
MOTIVASI PEMBELAJARANMOTIVASI PEMBELAJARAN
MOTIVASI PEMBELAJARAN
 
Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi
 
Tanggungjawab seorang g
Tanggungjawab seorang gTanggungjawab seorang g
Tanggungjawab seorang g
 
Persentasi sikopend
Persentasi sikopendPersentasi sikopend
Persentasi sikopend
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
 
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
 
Teori Motivasi
Teori Motivasi Teori Motivasi
Teori Motivasi
 
Motivation others
Motivation othersMotivation others
Motivation others
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
 
Ppt Motivasi Belajar
Ppt Motivasi BelajarPpt Motivasi Belajar
Ppt Motivasi Belajar
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
 
Bab ii senin malam part 2
Bab ii senin malam part 2Bab ii senin malam part 2
Bab ii senin malam part 2
 
MOTIVASI BELAJAR
MOTIVASI BELAJARMOTIVASI BELAJAR
MOTIVASI BELAJAR
 
PPT (Motivasi Belajar)
PPT (Motivasi Belajar)PPT (Motivasi Belajar)
PPT (Motivasi Belajar)
 
MATERI 5 - Pembelajaran Inkuiri
MATERI 5 - Pembelajaran InkuiriMATERI 5 - Pembelajaran Inkuiri
MATERI 5 - Pembelajaran Inkuiri
 
Peta konsep motivasi
Peta konsep motivasiPeta konsep motivasi
Peta konsep motivasi
 
Motivasi Belajar Ppt
Motivasi Belajar PptMotivasi Belajar Ppt
Motivasi Belajar Ppt
 
Motivasi dan proses pembelajaran
Motivasi dan proses pembelajaranMotivasi dan proses pembelajaran
Motivasi dan proses pembelajaran
 
Meningkatkan motivasi belajar
Meningkatkan motivasi belajarMeningkatkan motivasi belajar
Meningkatkan motivasi belajar
 
Kelompok 3-Motivasi Belajar
Kelompok 3-Motivasi BelajarKelompok 3-Motivasi Belajar
Kelompok 3-Motivasi Belajar
 

Similar to Otivasi intrinsik

PPT MOTIVASI BELAJAR.pptx
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptxPPT MOTIVASI BELAJAR.pptx
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptxangga716150
 
Kanvas BAGJA Prakarsa Perubahan Kelompok 1 Blora.pptx
Kanvas BAGJA Prakarsa Perubahan Kelompok 1 Blora.pptxKanvas BAGJA Prakarsa Perubahan Kelompok 1 Blora.pptx
Kanvas BAGJA Prakarsa Perubahan Kelompok 1 Blora.pptxMuhammadSholikhuddin4
 
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Wulan Yulian
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajarLidra Wati
 
Cara Memotivasi Siswa
Cara Memotivasi SiswaCara Memotivasi Siswa
Cara Memotivasi Siswasabilal123
 
4 strategi-motivasi
4 strategi-motivasi4 strategi-motivasi
4 strategi-motivasiFinaKusrini
 
motivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.pptmotivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.pptsandirustandi8
 
motivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.pptmotivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.pptAlBadri8
 
motivasi-belajar-2 (1).ppt
motivasi-belajar-2 (1).pptmotivasi-belajar-2 (1).ppt
motivasi-belajar-2 (1).pptSetyoWantjono1
 
3-aktivitas-belajar-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhinya1.pptx
3-aktivitas-belajar-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhinya1.pptx3-aktivitas-belajar-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhinya1.pptx
3-aktivitas-belajar-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhinya1.pptxPLKPAKABcirebon
 
7. rpl motivasi berprestasi (ganjil)
7. rpl motivasi berprestasi (ganjil)7. rpl motivasi berprestasi (ganjil)
7. rpl motivasi berprestasi (ganjil)aji ali mabruri
 

Similar to Otivasi intrinsik (20)

PPT MOTIVASI BELAJAR.pptx
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptxPPT MOTIVASI BELAJAR.pptx
PPT MOTIVASI BELAJAR.pptx
 
Kanvas BAGJA Prakarsa Perubahan Kelompok 1 Blora.pptx
Kanvas BAGJA Prakarsa Perubahan Kelompok 1 Blora.pptxKanvas BAGJA Prakarsa Perubahan Kelompok 1 Blora.pptx
Kanvas BAGJA Prakarsa Perubahan Kelompok 1 Blora.pptx
 
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
 
MOTIVASI
MOTIVASIMOTIVASI
MOTIVASI
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
 
Cara Memotivasi Siswa
Cara Memotivasi SiswaCara Memotivasi Siswa
Cara Memotivasi Siswa
 
4 strategi-motivasi
4 strategi-motivasi4 strategi-motivasi
4 strategi-motivasi
 
Manajemen Madrasah.docx
Manajemen Madrasah.docxManajemen Madrasah.docx
Manajemen Madrasah.docx
 
Manajemen Madrasah.pdf
Manajemen Madrasah.pdfManajemen Madrasah.pdf
Manajemen Madrasah.pdf
 
Teori motivasi softkill
Teori motivasi softkillTeori motivasi softkill
Teori motivasi softkill
 
PIDATO
PIDATOPIDATO
PIDATO
 
MOTIVASI
MOTIVASIMOTIVASI
MOTIVASI
 
motivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.pptmotivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.ppt
 
motivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.pptmotivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.ppt
 
Motivasi belajar-2
Motivasi belajar-2Motivasi belajar-2
Motivasi belajar-2
 
Motivasi Belajar.ppt
Motivasi Belajar.pptMotivasi Belajar.ppt
Motivasi Belajar.ppt
 
motivasi-belajar-2 (1).ppt
motivasi-belajar-2 (1).pptmotivasi-belajar-2 (1).ppt
motivasi-belajar-2 (1).ppt
 
motivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.pptmotivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.ppt
 
3-aktivitas-belajar-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhinya1.pptx
3-aktivitas-belajar-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhinya1.pptx3-aktivitas-belajar-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhinya1.pptx
3-aktivitas-belajar-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhinya1.pptx
 
7. rpl motivasi berprestasi (ganjil)
7. rpl motivasi berprestasi (ganjil)7. rpl motivasi berprestasi (ganjil)
7. rpl motivasi berprestasi (ganjil)
 

Recently uploaded

PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkapPPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkapAhmadMuhtadi11
 
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoIMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoAdePutraTunggali
 
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpIMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpAdePutraTunggali
 
AKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptxELASONIARTI
 
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfModul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfAndiAliyah2
 
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdCo-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdveinlatex
 
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxPPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxmuhnurmufid123
 

Recently uploaded (7)

PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkapPPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
 
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoIMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
 
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpIMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
 
AKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN.pptx
 
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfModul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
 
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdCo-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
 
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxPPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
 

Otivasi intrinsik

  • 1. OTIVASI INTRINSIK Penting untuk membedakan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Berbicara tentang motivasi intrinsik adalah ketika manusia dimotivasi oleh aktivitas alamiah, menguasai sesuatu yang baru dengan senang hati, atau konsekuensi alamiah dari aktivitas tersebut . Contohnya orang yang membaca cerita nonfiksi yang tidak berhubungan dengan pekerjaan mereka hanya karena tertarik dan untuk mendapatkan pengetahuan baru merupakan suatu motivasi intrinsik. Demikian juga dengan orang yang menyumbang pada kegiatan amal dan tidak memberitahukan namanya. Ia ingin menyumbang tanpa diketahui oleh orang lain. Hal ini juga termasuk kepada motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik adalah melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri. Motivasi Intrinsik ada dua, yakni : Determinasi Diri dan Pilihan Personal Salah satu pandangan tentang motivasi intrinsik menekankan pada determinasi diri. Dalam pandangan ini manusia percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Para periset menemukan bahwa motivasi internal dan minat internal dalam tugas sekolah naik apabila murud punya pilihan dan peluang untuk mengambil tanggungjawab personal atas pembelajaran mereka. Misalnya, dalam sebuah studi murid sains di SMA yang diajak untuk mengorganisir sendiri eksperimen mereka, akan lebih perhatian dan berminat terhadap praktik laboratorium ketimbang murid yang diharuskan mengikuti instruksi dan aturan guru yang ketat. (Rainey 1965) Pengalaman Optimal Csikzentmihalyi menggunakan istilah Flow untuk mendeskripsikan pengalaman optimal dalam hidup. dia menemukan bahwa pengalaman optimal itu kebanyakan terjadi ketika oramg merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas. Dia mengatakan bahwa pengalaman optimal terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah. Flow paling mungkin terjadi di area dimana manusia ditantang dan menganggap mereka diri mereka punya keahlian yang tinggi. ketika keahlian manusia tinggi, tetapi aktivitas yang dialaminya tidak menantang hasilnya adalah kejemuan. ketika level tantangan dan keahlian adalah rendah hasilnya adalah apati. dan ketika manusia menghadapi tugas sulit yang dirasa tidak bisa mereka tangani, mereka merasa cemas.
  • 2. BAGAIMANA MENAIKKAN MOTIVASI INTRINSIK? Pujian adalah salah satu hal yang dapat menaikkan motivasi seseorang khususnya anak. pertanyaan nya adalah apakah pujian tersebut menaikkan motivasi intrinsik atau justru menurunkan motivasi intrinsik. Pujian dapat menaikkan motivasi intrinsik apabila pujian tersebut :  Menyatakan bahwa anak sukses bukan karena talenta atau kemampuan alamiah anak tersebut tetapi karena usahanya.  Tulus dan tidak menyatakan bahwa anak tersebut dikontrol oleh orangtuanya.  Tidak membandingkan anak dengan anak yang lain.  Menyatakan secara tidak langsung bahwa orangtua punya standar untuk perilaku anak dan meyakinkan bahwa anak tersebut mampu mencapai target tersebut dengan usaha. Pada kenyataannya pujian yang berlawanan dengan pujian diatas dapat menurunkan motivasi intrinsik (Henderlong dan Lepper 2002). contohnya jika anak menulis sebuah puisi yang bagus untuk gurunya, menurut Henderlong dan Lepper pujian yang bisa menaikkan motivasi intrinsik anak tersebut adalah : “saya suka sekali puisi ini. apalagi cara kamu membandingkan dedaunan dan lagu. itu pasti butuh banyak konsentrasi. “ Sementara itu pujian yang mengurangi motivasi intrinsik anak seperti : ” Ini luar biasa! lihat, aku sudah mengatakan bahwa kamu adalah satu-satunya murid yang jenius dikelas Mrs.Long. kalau kamu terus menulis dan menulis setiap malam seperti yang Ibu bilang kamu pasti semakin hebat. Universitas Harvard dan Yale pasti untukmu.” MOTIVASI EKSTRINSIK Motivasi manusia yang diaktifkan oleh penghargaan dari luar. Atau dengan kata lain melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Contoh anak yang tidak suka tugas Matematika tetapi mengerjakan tugas matematika karena aka nada hadiah jika jawabannya benar. Maka ia termotivasi secara ekstrinsik. Ia melakukan tugas itu bukan karena tertarik pada pelajaran tersebut tetapi karena ada hadiah yang ditawarkan. Sama halnya dengan seseorang yang bekerja keras untuk jadi pegawai yang baik. Alasan utamanya adalah ingin dikagumi rekan-rekannya bukan karena ketertarikannya pada pekerjaan tersebut. Hal ini juga merupakan motivasi ekstrinsik.
  • 3. Orang yang termotivasi secara intrinsik cenderung bekerja lebih keras. merak lebih menikmati pekerjaan mereka dan selalu tampil lebih kreatif daripada orang yang dimotivasi secara ekstrinsik. motivasi intrinsik dibentuk oleh pengalaman belajar kita. Contohnya anak dari keluarga yang menekankan bahwa belajar itu menarik dan penting memiliki motivasi intrinsik untuk belajar di sekolah. Barangkali permasalahan yang paling signifikan dalam memperhatikan perbedaan motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik adalah pertanyaan kapan penghargaan dari luar harus diberikan orangtua, guru dalam usaha untuk meningkatkan motivasi? Kapan saat yang tepat untuk menggunakan motivasi ekstrinsik dalam bentuk positive reinforcement untuk meningkatkan frekuensi beberapa perilaku? Fakta menyatakan bahwa jika suatu perilaku jarang terjadi, dapat diasumsikan bahwa motivasi intrinsic tersebut rendah. Maka motivasi ekstrinsik baik digunakan dalam meningkatkan frekuensi terjadinya perilaku tersebut. Anak yang tidak suka matematika akan lebih sering menegerjakannya jika diberi tambahan uang jajan misalnya. Sementara itu jika individu tersebut sudah memiliki motivasi intrinsic untuk melakukan sesuatu aktivitas, menambahkan motivasi ekstrinsik justru dapat mengurangi motivasi intrinsiknya. Contohnya ada anak yang suka menggambar di sebuah sekolah. Apabila ia diberi sertfikat atau hadiah setiap kali ia menggambar dengan baik maka mereka akhirnya jarang menggambar disbanding anak yang tidak diberi hadiah. Banyak studi yang menyatakan bahwa kita harus berhati-hati untuk memberikan motivasi ekstrinsik yang tidak penting karena bisa menurunkan motivasi intrinsik. Management by Objective ( MBO ) digagas pertama kali oleh Peter F.Drucker yang merupakan profesor, praktisi konsultan manajemen dari Claremont Graduate University atau sekarang dikenal dengan nama Peter F.Drucker and Masatoshi Uto Graduate School of Management. MBO digagas pada tahun 1954, dengan tujuan agar para perusahaan dapat berjalan baik harus menetapkan sasaran yang jelas dan secara terpadu agar goal atau tujuan dapat tercapai secara efektif. MBO mendorong setiap tingkatan manajemen berkomitmen untuk partisipasi dalam mencapai rencana yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam pelaksanaan MBO ini harus ada kesepakatan antara karyawan dan pimpinan, agar mereka melaksanakan dan memiliki komitmen yang sama, yaitu : • Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bagian / bawahan. • Perencanaan yang akan dilakukan setiap divisi, untuk mendukung tujuan bersama. • Standard pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan. • Prosedur untuk mengevaluasi keberhsilan pencapaian tujuan. Untuk mencapai keberhasilan dalam MBO, dibutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak internal di perusahaan. Pimpinan dan karyawan di dalam perusahaan harus memiliki kesepakatan untuk mewujudkan kinerja yang lebih baik, dimana dicapai melalui proses perencanaan dan implementasi, serta
  • 4. melalui pengawasan bersama dan terintegrasi. Untuk pelaksanaan MBO, maka di butuhkan tahapan-tahapan sebagai berikut : • Tahap Persiapan, dimana menyiapkan dokumen-dokumen serta data-data yang diperlukan. • Tahap Penyusunan, dimana menjabarkan tugas pokok dan fungsi-fungsi setiap bagian dalam organisasi, agar seluruhnya terintegrasi mencapai visi dan misi yang dicanangkan oleh perusahaan. Merumuskan keadaan sekarang untuk membantu identifikasi dan antisipasi masalah atau hambatan serta kemudahan-kemudahan. • Tahap Pelaksanaan, dimana pelaksanaan seluruh kegiatan dan fungsi manajemen secara menyeluruh seperti pengorganisasian, pengarahan, pemberian semangat dan motivasi, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi. • Tahap Pengendalian, Monitor, Evaluasi dan Penyesuaian, dimana bertujuan tercapainya tujuan dan sasaran yang tertuang dalam rencana stratejik ( Renstra ) melalui kegiatan keseluruhan dalam perusahaan. Penilaian Kinerja diukur dengan : Efesiensi, Efektivitas, Kemanfaatan program dan keberlanjutan program/kegiatan. Evaluasi dilaksanakan terahadap HASIL (OUTCOMES) PROGRAM yang berupa DAMPAK DAN MANFAAT. Dalam penyusunan rencana, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah : • Apa yang akan di kerjakan ? ( What ), tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan agar tercapainya sasaran. • Dimana kegiatan akan dilakukan ? ( Where ), perlu dipertimbangkan tempat pelaksanaan kegiatan yang dapat mendukung kegiatan perencanaan tersebut. • Kapan waktu yang tepat untuk melaksanakannya ? ( When ), dimana kemampuan untuk mengatur, memilih dan memanfaatkan waktu yang tepat untuk melaksanakan rencana dan eksekusi rencana tersebut. • Bagaimana, rencana tersebut dilaksanakan ? ( How ), dengan metoda apa pelaksanaan rencana ini akan di eksekusi. • Siapa yang menjadi sasaran ? ( Who ), menentukan siapa sasaran dan siapa orang yang berkompeten untuk melaksanakan rencana tersebut. • Mengapa ini dilakukan ? ( Why ), merupakan jawaban dari seluruh pertanyaan What, Where, When, How dan Who. Berusaha melihat, apakah rencana-rencana tersbu TEORI PENENTUAN-TUJUAN Orang termotivasi untuk mencapai tujuan yang jelas; sebaliknya orang akan bermotivasi kerja rendah bila tujuan dari pekerjaannya tidak jelas. Mengapa berbagai permainan (games) sangat memoti-vasi banyak orang untuk ikut melakukan karena tujuan yang harus dicapai ada, jelas dan menarik. (Main sepakbola misalnya). Orang yang tugasnya jelas tujuannya dan lebih “menantang” lebih menunjukkan motivasi kerja yang lebih besar daripada orang yang tujuan tu-gasnya kabur atau terlalu mudah untuk menca-painya. Memberi tujuan tugas yang jelas akan lebih me-motivasi daripada hanya sekedar mengatakan “Kerjakan dengan sebaik-baiknya”, padahal tu-juan yang harus dicapai tidak jelas. Penentuan tujuan yang jelas merupakan kepemim-pinan tersendiri. Karana itu rumuskan atau kata-kan tujuan setiap pekerjaan/tugas dengan jelas agar orang-orang yang akan mengerjakan menge-tahui dengan baik. Dan ini akan memotivasi me-reka untuk bekerja mencapai tujuan itu, meski-pun mereka tidak terlibat dalam penentuan tujuannya
  • 5. Locke mengusulkan model kognitif, yang dinamakan teori tujuan, yang mencoba menjelaskan hubungan-hubungan antara niat/intentions (tujuan-tujuan) dengan perilaku. Teori ini secara relatif lempang dan sederhana. Aturan dasarnya ialah penetapan dari tujuan- tujuan secara sadar. Menurut Locke, tujuan-tujuan yang cukup sulit, khusus dan yang pernyataannya jelas dan dapat diterima oleh tenaga kerja, akan menghasilkan unjuk-kerja yang lebih tinggi daripada tujuan-tujuan yang taksa, tidak khusus, dan yang mudah dicapai. Teori tujuan, sebagaimana dengan teori keadilan didasarkan pada intuitif yang solid. Penelitian-penelitian yang didasarkan pada teori ini menggambarkan kemanfaatannya bagi organisasi. Manajemen Berdasarkan Sasaran (Management By Objectives =MBO) menggunakan teori penetapan tujuan ini. Berdasarkan tujuan-tujuan perusahaan, secara berurutan, disusun tujuan-tujuan untuk divisi, bagian sampai satuan kerja yang terkecil untuk diakhiri penetapan sasaran kerja untuk setiap karyawan dalam kurun waktu tertentu. Penetapan tujuan juga dapat ditemukan dalam teori motivasi harapan. Individu menetapkan sasaran pribadi yang ingin dicapai. Sasaran-sasaran pribadi memiliki nilai kepentingan pribadi (valence) yang berbeda-beda. Proses penetapan tujuan (goal setting) dapat dilakukan berdasarkan prakarsa sendiri, dapat seperti MBO, diwajibkan oleh organisasi sebagai satu kebijakan peusahaan. Bila didasarkan oleh prakarsa sendiri dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja individu bercorak proaktif dan ia akan memiliki keterikatan (commitment) besar untuk berusaha mencapai tujuan-tujuan yang telah ia tetapkan. Bila seorang tenaga kerja memiliki motivasi kerja yang lebih bercorak reaktif, pada saat ia diberi tugas untuk menetapkan sasaran-sasaran kerjanya untuk kurun waktu tertentu dapat terjadi bahwa keterikatan terhadap usaha mencapai tujuan tersebut tidak terlalu besar. Dari pendapat Suharno dan A.M Sardiman tentang motivasi Intrinsik, motivasi ekstrinsik serta ciri-ciri orang yang mempunyai motivasi, diatas maka dapat ditarik kesimpulan mengenai unsur-unsur atau indikator-indikator motivasi belajar sebagai berikut: a. Motivasi Intrinsik 1). Senang menjalankan tugas belajar. 2). Menunjukan minat mendalami materi yang di pelajari lebih jauh. 3). Bersemangat dan bergairah untuk berprestasi 4). Merasakan pentingnya belajar 5). Ulet dan tekun dalam menghadapi masalah belajar 6). Mempunyai keinginan untuk meraih cita-cita dengan cara belajar. b. Motivasi ekstrinsik 1). Ganjaran
  • 6. (award) atau Hadiah (reward) 2). Hukuman (punishment) 3). Persaingan dengan teman /lingkungan ( Competition) Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
  • 7. (award) atau Hadiah (reward) 2). Hukuman (punishment) 3). Persaingan dengan teman /lingkungan ( Competition) Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap