2. TATA KRAMA ORANG ALIM KEPADA DIRINYA
SENDIRI
Tata krama yang kesembilan : orang alim tidak boleh
terlalu menyanjung kepada orang Abnaud dunya (terlalu
fanatic kedunia) dalam segala hal kecuali ada maslahat
atau keharusan.
3. Imam wahab berkata ”tidak butuh ilmu untuk
duniawi.” Para ulama’ tidak mencari ilmu karena
duniawi sebab para ulama’ tersebut cinta kepada
ilmu karna ad rasa suk kepada akhirat. Maka para
ahli ilmu tidak akan mengajarkan ilmunya kepada
Abnaud dunya karena mereka belajar ilmu karana
duniawi.
Bisa di simpulkan bahwasanya ilmu itu bisa
menjunjung tinggi jika kita menjunjungnya dan
ilmu itu bisa merendah jika kita merendahkan ilmu.
4. Orang alim harus mempunyai budi pekerti yang
berupa ZUHUD.
Maksudnya orang alim meninggalkan sesuatu yang
berhubungan dengan dunia dan memperbanyak sesuatu
yang berhubungan dengan akhirat
5. Orang yang punya akal harus menghindari pekerjaan
rendah secara pasti dan harus juga meninggalkan
pekerjaan yang makruh. Apa yang di maksud dengan
pekerjaan makruh itu? Yaitu suatu pekerjaan yang adat
dan syaraknya seperti tukang cantuk (bekam), tukang
nyamak kulit, tukang tenun kain.
6. kita harus menjauhi perkara yang bisa membuat
salahpaham kepada orang lain, itu tidak boleh di
lakukan karena bisa mengurangi kehormatan kita
(muru’ah).
7. Al-ustadz Yazid bin Abdul Qadir jawaz pernah berkata
dalam sebuah kitab yang menjelaskan bahwa
“menuntut ilmu memiliki beberapa penghalang yang
menghalangi antara ilmu itu dan orang yang
mencarinya.” Di antara penghalang tersebut adalah :
1. Niat yang rusak
Niat adalah dasar dan rukun amal. Apabila niat itu
salah dan rusak, maka amal yang dilakukannyapun
ikut rusak dan salah.
2. Ingin terkenal dan ingin tampil