4. Penggolongan masyarakat yang secara vertickal
(stratifikasi atau pelapisan sosial) ataupun secara
horizontal (diferensiasi sosial atau kemajemukan) tidak
mengenakan berbagai dasar maupun faktor tunggal atau
berdiri sendiri.
Namun memiliki sifat kumulatif, sehingga sering kali
terjadi interseksi (persidangan) dan juga konsolidasi
(tumpang tindih) dalam keanggotaan masyarakat di
berbagi kelompok sosial yang terdapat di lingkungan
masyarakat.
5.
6. Interseksi atau di dalam bahasa inggris disebut
dengan intersection yang disusun oleh Hasan
Shadily, interksi disebutkan sebagai sebagai titik
potong atau pertemuan (of two lines) yang juga
bisa disebut dengan persilangan.
Sementara istilah dari kata section (seksi) di dalam
Kamus Sosiologi yang disusun oleh Soerjono
Soekanto diartikan sebagai suatu golongan etnik
dalam masyarakat yang masing-masing
merupakan seksi.
7. Interseksi adalah persilangan atau
pertemuan keanggotaan suatu
kelompok sosial dari berbagai seksi
baik berupa suku, agama, jenis
kelamin, kelas sosial, dan lain-lain
dalam suatu masyarakat majemuk.
8. Interseksi adalah persilangan atau
pertemuan keanggotaan suatu
kelompok sosial dari berbagai seksi
baik berupa suku, agama, jenis
kelamin, kelas sosial, dan lain-lain
dalam suatu masyarakat majemuk.
9. Suatu interseksi terbentuk melalui interaksi sosial atau
pergaulan yang intensif dari anggota-anggotanya melalui
sarana pergaulan dalam kebudayaan manusia, antara lain
bahasa, kesenian, sarana transportasi, pasar, sekolah.
Dalam memanfaatkan sarana-sarana interseksi sosial itu,
anggota masyarakat dari latar belakang ras, agama, suku,
jenis kelamin, tingkat ekonomi, pendidikan, atau keturunan
berbeda-beda dapat bersama-sama menjadi anggota
suatu kelompok sosial tertentu atau menjadi penganut
agama tertentu.
10. • Homogen, yaitu suatu sektor kehidupan namun
memiliki kriteria yang berbeda. Contohnya
adalah antar agama,suku, dan profesi.
• Hetergon, yaitu sektor berbeda. Contohnya yaitu
ras dan agama, suku bangsa dan agama,
pendidikan dan profesi, suku bangsa dan
organisasi politik.
Latar Belakang
11. • Material, yaitu potensi, kekayaan,
dan keturunan.
• Non material, yaitu cinta dan
kasih sayang.
• Sosial Budaya, yaitu agama, seni
dan politik.
Alasan Interseksi
Sosial
12. • Adanya perasaaan saling mempunyai serta tanggung jawab
yang mengikat kepada tempat atau wadah keanggotaannya
yang bisa meredakan konflik.
• Konsekuensi interseksi akan mewujudkan rasa persatuan
dan kesatuan bangsa.
• Mempunyai keragaman sifat sifat yang berdasarkan ras,suku
bangsa, dan juga agama.
13. 1. Meningkatkan solidaritas, karena individu dari suku, ras, agama,
tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan juga pekerjaan yang
berbeda-beda akan bergabung dan membentuk kelompok sosial
yang berdasarkan kriteria lainnya.
2. Memicu adanya potensi konflik, apabila perbedaan-
perbedaan yang mereka punyai lebih menonjol serta semakin
tajam. Contohnya, apabila perbedaan latar belakang suku,
agama, serta status orang tua lebih menonjol dalam suatu
organisasi pelajar, maka akan terjadi konflik yang berakhir pada
perpecahan.
14. Persilangan keanggotaan suatu kelompok sosial dari
berbagai seksi tidak terjadi begitu saja namun
dibantu dengan adanya interaksi di antara berbagai
seksi. Interaksi antara satu seksi dengan seksi
lainnya dilakukan melalui hubungan ekonomi, sosial
dan politik.
a) Hubungan ekonomi
- Melalui perdagangan
- Melalui perindustrian
b) Hubungan Sosial
- Melalui perkawinan
- Melalui pendidikan
c) Politik
- Hubungan diplomatik atau hubungan antar negara.
15. Rahmat, Wahyu, dan
Gilang berasal dari daerah
yang berbeda, namun pada
hari jumat mereka selalu
bertemu di Masjid.
Para anggota legislative
yang duduk bersama di
bangku DPR atau MPR
berasal dari berbagai
macam suku bangsa,
daerah dan agama yang
beragam.
Masyarakat yang hidup di
kota yang berbeda, serta
mereka memiliki status
sosial dan agama yang
berbeda pula.
17. Konsolidasi di dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti sebuah
perbuataan (hal, dan lainnya) untuk
memperteguh ataupun memperkuat (
perhubungan, persatuan, dan
sebagainya).
Pengertian konsolidasi menurut
bidang sosiologi, ialah suatu bentuk
dari penguatan keanggotaan
masyarakat dalam suatu kelompok
sosial yang memiliki beberapa elemen,
seperti elemen suku, agama, status
sosial, gender serta elemen lainnya.
Konsolidasi adalah suatu peneguhan atau penguasaan sikap
individu atas keanggotaan yang tumpang tindih dalam
berbagai kelompok sosial ke dalam wadah yang memiliki
unsur-unsur kesamaan. Dalam struktur sosial, konsolidasi
merupakan usaha untuk menata kembali suatu kelompok
sosial yang dinilai mengalami perpecahan atau
ketidakkompakan. Selain itu, konsolidasi juga berarti sebagai
usaha memperkuat parameter (nilai ukur) suatu kelompok (in
group) terhadap kelompok yang lain (out group).
18. Ketika suatu kelompok merasa terancam
keberadaannya, karena melihat kelompok lain
menjadi solid dan bersatu padu, maka kelompok
tersebut akan melakukan konsolidasi atau
penguatan demi eksisnya kelompok bersangkutan.
19. Struktur sosial yang terkonsolidasi berfungsi untuk
menghambat proses integrasi sosial dalam masyarakat
majemuk karena terjadinya penguatan identitas yang
dalam batas-batas tertentu akan mempertajam
prasangka antara ras, suku bangsa, agama yang berbeda.
Penajaman prasangka semakin merata bila ras, suku
bangsa, agama yang berbeda terjadi pula perbedaan
peluang untuk memperoleh kesempatan dalam pemenuhan
kebutuhan hidup melalui proses ekonomi dan memperoleh
jabatan atau kekuasaan dalam politik. Sehingga timbul
kesenjangan ekonomi dan sosial.
20. • Proses interseksi bisa meningkatkan rasa saling pengertian antar individu yang
beragam ciri serta latar belakang sosial dan juga budaya.
• Proses interseksi bisa menimbulkan luntur atau hilangnya identitas dari
seorang individual anggota kelompok sosial. Sebab setiap anggota akan
mengesampingkan identitas individualnya serta mengedepankan
persamaannya dengan anggota kelompok atau identitas bersama di dalam
kelompoknya tersebut.
• Proses konsolidasi bisa meningkatkan solidaritas di antara anggota kelompok.