2. O u r T e a m ;
Muhamad Yusril Nurul Fermadi
Muhammad Faza Fauzan Adhima
Muhamad Chairul Dwi Yanuar
Dendi Fathur Rahman
Fadly Ahmad Fauzan
3. Teknologi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknologi diartikan
sebagai “kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu
eksakta dan berdasarkan proses teknis.” Teknologi adalah ilmu tentang
cara menerapkan sains untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan
dan kenyamanan manusia. Menelusuri pandangan Al-Quran tentang
teknologi, mengundang kita menengok sekian banyak ayat Al-Quran
yang berbicara tentang alam raya. Menurut sebagian ulama, terdapat
sekitar 750 ayat Al-Quran yang berbicara tentang alam materi dan
fenomenanya, dan yang memerintahkan manusia untuk mengetahui dan
memanfaatkan alam ini. Secara tegas dan berulang-ulang AlQuran
menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk
manusia.
4. 》IPTEK adalah singkatan dari ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu suatu sumber
informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang
dibidang teknologi. Dapat juga dikatakan, definisi IPTEK merupakan segala sesuatu
yang berhubungan dengan teknologi, baik itu penemuan yang terbaru yang
bersangkutan dengan teknologi atau pun perkembangan di bidang teknologi itu sendiri.
》Ilmu adalah pemahaman mengenai suatu pengetahuan, yang mempunyai fungsi
untuk mencari, menyelidiki, lalu menyelesaikan suatu hipotesis. Ilmu juga yaitu suatu
pengetahuan yang sudah teruji akan kebenarannya.
》Pengetahuan adalah suatu yang diketahui ataupun disadari oleh seseorang yang
didapat dari pengalamannya. Pengetahuan juga tidak dapat dikatakan sebagai suatu
ilmu karena kebenarannya belum teruji.
》Teknologi adalah suatu penemuan melalui proses metode ilmiah, untuk mencapai
suatu tujuan yang maksimal, atau dapat diartikan sebagai sarana bagi manusia untuk
menyediakan berbagai kebutuhan atau dapat mempermudah aktivitas..
5. I s i M a t e r i
Q.S Al-alaq (1-5)
o Terjemahan
surat al-alaq (1-
5)
o isi kandungan
Q.S Yunus (101)
o Terjemahan surat
yunus (101)
o Isi kandungan
Q.S Al-Baqarah
(164)
o Terjemahan
surat al-
baqarah (164)
o Isi kandungan
H.R Abu dawud
dari Abu Darda
6. ِذ
َّ
ال َ
كِب َر ِ
مْاسِب ْاَرْقِا
ََۚ
قَلَخ ْي
١
َۚ
قَلَع ْ
نِم َ
انَسْنِ
ْ
اْل َ
قَلَخ
٢
مَرْكَ ْ
اْل َ
كُّب َرَو ْاَرْقِا
٣
ِ
مَلَق
ْ
الِب َمَّلَع ْي ِذ
َّ
ال
٤
َي ْم
َ
لاَم َ
انَسْنِ
ْ
اْل َمَّلَع
ْْۗمَل ْع
٥
1. Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang menciptakan
2. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah
4. Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya.
7. a. Pentingnya Ilmu Pengetahuan : Surah Al Alaq ayat 1-5 berisi mengenai pentingnya
ilmu pengetahuan bagi manusia. Ayat ini menyerukan kepada semua manusia
untuk sebanyak mungkin mencari ilmu. Sesuai dengan pepatah Islam, seorang
muslim diwajibkan mencari ilmu mulai dari buaian hingga ke liang lahat. Itu
artinya, selama masih bernyawa, tidak ada alasan bagi muslim dan muslimah
untuk bermalasmalasan mencari ilmu.
b. Proses Penciptaan Manusia : Pada ayat 1-5 Surah Al Alaq juga menyebutkan
mengenai proses penciptaan manusia. Dijelaskan pada ayat ini, manusia
diciptakan dari segumpal darah. Ilmu pengetahuan modern menjelaskan segumpal
darah yang dimaksud adalah proses pertemuan antara sel telur dan sel sperma
dalam rahim wanita. Allah SWT menciptakan manusia dengan bentuk paling
sempurna dari pada ciptaan-Nya yang lain.
8. c. Perintah Banyak Membaca dan Belajar : Surah ini juga berisi perintah kepada
manusia untuk memperbanyak membaca dan belajar. Membaca merupakan satu cara
untuk memperoleh pengetahuan serta wawasan yang luas. Sejumlah disiplin ilmu juga
perlu untuk dipelajari. Tujuannya adalah agar bisa menjadi manusia yang bijaksana
dan tidak mudah menyalahkan orang lain saat berbeda pendapat. Hal ini lantaran
dengan banyak membaca, pikiran manusia bisa semakin terbuka. Objek untuk
membaca juga sangat luas yaitu berupa segala hal yang ada di sekeliling manusia.
9. d. Anjuran Mencari Ilmu: Allah SWT telah mengajarkan kepada manusia dengan perantara
kalam. Manusia mampu mencatat semua ilmu pengetahuan yang sudah diperolehnya.
Selain mempermudah mengingatnya, hal itu dilakukan agar ilmu pengetahuan dapat
diturunkan ke generasi berikutnya. Seperti para ulama dan ilmuwan yang juga menulis dan
membukukan karya-karyanya. Karya-karya inilah yang memiliki peranan penting dalam
pengembangan ilmu pengetahuan di era selanjutnya.
10. e. Ilmu Datangnya dari Allah
Ilmu adalah cahaya dan Allah SWT akan memberikan cahaya-Nya kepada orang-orang
yang bersih dari kemaksiatan. Sebagaimana yang tertulis dalam Surah Al Alaq, semua ilmu
pengetahuan datangnya dari Allah SWT. Mengingat, manusia tidak membawa apapun saat
mereka lahir ke bumi. Mereka juga tidak mengetahui apapun saat lahir ke dunia. Dengan
kemurahan hati-Nya, Allah SWT mengajarkan manusia mengenai ilmu pengetahuan
melalui berbagai macam cara.
Karenanya, jangan sampai ilmu pengetahuan membuat manusia menjadi sombong dan
melupakan Tuhan yang mengajarinya. Sudah sepantasnya ilmu pengetahuan dapat
membuat manusia menjadi semakin dekat dengan Tuhan. Karena sejatinya, ilmu
pengetahuan merupakan jalan menuju Tuhan..
11. f. Perintah untuk Tidak Mudah Menyerah
Surah Al Alaq ayat 1-5 ini juga berkaitan dengan usaha dan kerja keras. Dalam kisah
turunnya kelima ayat tersebut, Malaikat Jibril memerintahkan kepada Nabi Muhammad
SAW untuk membaca. Bahkan Malaikat Jibril mengulanginya hingga 3 kali dan Rasulullah
SAW pun mengatakan bahwa ia tidak bisa membaca.
Tentu saja tidak mudah bagi Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu kepada Nabi
Muhammad SAW. Dan ini juga bukan perkara mudah bagi Rasulullah SAW dalam menerima
wahyu dari Allah SWT. Kendati begitu, Malaikat Jibril terus berusaha menuntun Nabi
Muhammad SAW agar bisa mengikuti bacaan yang disampaikannya hingga benar.
12. Q S Y U N U S : 1 0 1
AYAT QUR’AN:
ِ
لُق
ا ْوُرُظْنا
اَذاَم
ىف
ِ
ت ٰ
و ٰمَّسال
ِ
َ ْ
الَو
ِ
ْْر
اَمَوۗ
ىنْغُت
ُِتٰيٰ ْ
ال
ُِرُذُّنالَو
َِْنع
ِ
م ْوَق
َِّ
ل
ِْؤُي
َِن ْوُنم
TERJEMAHAN:
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit
dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan
Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi
orang-orang yang tidak beriman"
13. Surat Yunus ayat 101 ini Allah menjelaskan perintah untuk memperhatikan gejala-gejala
alam. Karena dalam diri manusia ada dua kecenderungan yang saling bertolak belakang,
yaitu neriman dan kufur, berbuat baik dan berbuat buruk, taat dan maksiat dan
seterusnya.
Dua kutub ini saling menarik. Karena itu Allah swt. Menggelar kekuasaannya di alam
semesta. Dan Dia memerintahkan manusia untuk memperhatikan semuanya, agar
menuntun kepada keyakinan akan Allah swt. Allah swt. Juga mengutus para rasul
untuk membimbing manusia ke jalanNya.
Namun demikian, ada diantara mereka yang hati dan imannya sudah tertutup.
Maka keberadaan para rasul dan tanda kekuasaan Allah swt di semesta tidak
menambah keimanannya.
14. ا
ِ
لْيَّلِاِف َ
َلتْاِخَِوِْْرَ ْ
اِلَِوت ٰ
و ٰمَّسِالقْلَخِْيِفَّنۗ
ِ
رْجَتِْيتَّلِاكْلُفْلِاَِواِرَهَّناِلَِو
ِ ْي
ِاَنِمُ ه
ِّٰللاَلَزْنَاِۤاَمَِو َ
اِسَّنِالُعَفْنَيِاَمِبرْحَبْلىِاف
ِِْرَ ْ
ِالهاِبَيِْحَاَفِٓءاَّمِْنِمٓءاَمَّسل
َِدْعَبِ َ
ْ
ِافْيْرصَتَّو ۖ ةَّبِٓاَدُِلکِْناِمَهْيِفَّثَبَاِوَهت ْوَم
ِالَنْيَبِرَّخَسُمْلِااِبَحَّساِلَِوحٰيلر
ِاَِوٓءاَمَّس
َِن ْوُلقْعَّيِم ْوَقِلتِٰيَٰ
ِلِْْرَ ْ
ل
Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang,
kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa
yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi
setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang,
dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua
itu) sungguh, merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
mengerti."
15. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dengan ketinggian dan luasnya ini dan
bumi dengan gunung-gunung, dataran dan laut-lautnya, dan di dalam pergantian
malam dan siang dari lebih lama menjadi lebih pendek, dan antara gelap dan cahaya
dan pergantian keduanya secara beriringan, dan Jalan kapal-kapal yang berlayar di
laut-laut yang memuat segala yang bermanfaat bagi manusia, dan air hujan yang
diturunkan Allah dari langit, Lalu Dia menghidupkan tanah dengan air itu, maka
tumbuhlah pohon-pohon hijau setelah sebelumnya kering tidak ada tanaman. dan
apa-apa yang telah Allahu sebar di dalamnya berupa setiap jenis binatang yang
berjalan dimuka bumi, dan apa yang Allah limpahkan berupa perputaran angin dan
penentuan arahnya, dan awan yang dibergerak antara langit dan bumi.
Sesungguhnya pada semua bukti-bukti petunjuk tersebut benar-benar terdapat
tanda-tanda atas ketauhidan Allah dan besarnya nikmat Nya bagi kaum yang mau
memahami sumber-sumber hujjah, dan memahami dalil-dalil dari Allah ta'ala yang
menunjukkan sifat keesaan Nya dan keberhakkan Nya untuk diibadahi.
16. Q S . A R - R A H M A N : 3 3
AYAT QUR’AN:
ََِرشْعَمٰي
ِ
نجْلا
اَو
ِْ
ل
ِ
سْن
ِ
نا
ِ
ْعَطَتْسا
ِ
ْمُت
ِْنَا
ا ْوُذُفْنَت
ِْنم
ِ
ْقَا
اَط
ِ
ر
ِ
ت ٰ
و ٰمَّسال
اَو
ِ
َ ْ
ل
ِ
ْْر
اَف
ا ْوُذُفْن
ِ
ۗ
َِ
ل
ِ
ْنَت
َِن ْوُذُف
َِّ
لا
ِ
نٰطْلُسب
TERJEMAHAN:
Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup
menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka
tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali
dengan kekuatan (dari Allah).“
17. Dalam surat Ar Rahman ayat 33 Allah menegaskan bahwa manusia dan jin tidak
akan dapat menghindar dari pertanggungjawaban. 'Wahai golongan jin dan manusia!
Jika kamu sanggup menembus atau melintasi penjuru langit dan bumi untuk
menghindari pertanggungjawaban dan balasan yang akan menimpamu, maka keluar
dan tembuslah keduanya'. Maka ketahuilah, kamu tidak akan mampu menembusnya
kecuali dengan kekuatan, sedangkan kamu sama sekali tidak mempunyai kekuatan
itu. Ayat tersebut juga menyeru, jin dan manusia jika mereka sanggup menembus,
melintasi penjuru langit dan bumi karena takut akan siksaan dan hukuman Allah,
mereka boleh mencoba melakukannya, mereka tidak akan dapat berbuat
demikian. Selain itu mereka tidak mempunyai kekuatan sedikitpun dalam
menghadapi kekuatan Allah SWT. Menurut sebagian ahli tafsir, pengertian sulthan
pada ayat ini adalah ilmu pengetahuan.Hal ini menunjukkan bahwa dengan ilmu
manusia dapat menembus ruang angkasa.
18. Q S . A L - M U L K : 1 9
Ayat Qur’an:
ِ
ْمَلَوَا
ا ْوَرَي
ىَلا
ِ
رْيَّطال
ِ
ْمُهَق ْوَف
ِ
هفـٰٓص
ِ
ت
َِنْضبْقَيَّو
ِ
ۗ
اَم
َِّنُهُكسْمُي
َِّ
لا
ُِن ٰمْحَّالر
ِ
ۗ
ِ
هَّنا
ِ
ُلكب
ِ
ءْيَش
ِ
رْيصَب
TERJEMAHAN:
"Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang
mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas
mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang
Maha Pengasih. Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu.
19. Allah menerangkan bahwa Dia Mahakuasa lagi Maha Menentukan segala sesuatu.
Sebagai salah satu buktinya ialah kekuasaan-Nya menahan burung yang sedang
berada di angkasa, sehingga tidak jatuh ke bumi. Burung-burung yang sedang
berada di angkasa kadang-kadang terbang melayang dengan mengembangkan
sayapnya. Ia terbang meninggi atau menukik ke bawah, seakan-akan ia akan
terhempas ke bumi. Kadang-kadang dia mengatupkan kedua sayapnya. Siapakah
yang menahan burung itu dari kejatuhan pada waktu dia mengembangkan dan
mengatupkan sayapnya? Bukankah ini bertentangan dengan hukum alam bahwa
barang yang berat itu akan jatuh ke bumi disebabkan daya tarik (gravitasi) bumi?
21. Pada penggalan ayat ini Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan bahwa Dia mengutus para
rasul dengan bukti yang nyata (mukjizat), kitab yang berisi firman Allah, dan barometer untuk
mengukur keadilan di antara manusia. Dan pada ayat-ayat selanjutnya Allah Subhanahu wa
ta’ala akan menyebutkan bahwa di antara rasul-rasul tersebut adalah Nabi Isa ‘alaihissalam.
Hal ini disebabkan karena Nabi Isa ‘alaihissalam memiliki kitab suci, dan ini menunjukkan
bahwa dia adalah seorang Rasul sebagaimana yang Allah Subhanahu wa ta’ala jelaskan ciri-
cirinya dalam ayat ini. Oleh karenanya Nabi Isa ‘alaihissalam dan Nabi-Nabi yang lain tidak
memiliki perbedaan, semuanya sama-sama diutus dan sama-sama memiliki kitab suci. Maka
seharusnya ini menjadi pertanyaan kepada orang-orang Nasrani bahwa mengapa mereka
menjadikan Nabi Isa ‘alaihissalam sebagai Tuhan, sedangkan tidak menganggap Tuhan para
Nabi-Nabi yang lain? Kalau sekiranya Nabi Isa ‘alaihissalam adalah Tuhan, maka seharusnya
dia tidak perlu membawa kitab, melainkan cukup berbicara langsung kalau dia memang
Tuhan. Akan tetapi faktanya Nabi Isa ‘alaihissalam membawa kitab yang merupakan ciri
seorang Rasul.
23. Setelah kelompok ayat-ayat yang lalu menguraikan tuntunan bagai-mana
bertatakrama dengan Rasullah, kelompok ayat ini menguraikan bagaimana berlaku
dengan sesama manusia, termasuk kepada orang fasik. Diawali dengan tuntunan
bagaimana menghadapi orang fasik, Allah berfirman, Wahai orang-orang yang
beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita yang
penting, maka ja-nganlah kamu tergesa-gesa menerima berita itu, tetapi telitilah
terlebih dahulu kebenarannya. Hal ini penting dilakukan agar kamu tidak
mencelakakan suatu kaum karena kebodohan atau kecerobohan kamu mengikuti
berita itu yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu yang terlanjur kamu
lakukan. Ayat ini memberikan tuntunan kepada kaum muslim agar berhati-hati
dalam menerima berita terutama jika bersumber dari orang yang fasik. Perlunya
berhati-hati dalam menerima berita adalah untuk menghindarkan penyesalan akibat
tindakan yang diakibatkan oleh berita yang belum diteliti kebenarannya.
25. Telah menceritakan kepada kami Musaddad bin Musarhad telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Daud aku mendengar 'Ashim
bin Raja bin Haiwah menceritakan dari Daud bin Jamil dari Katsir bin Qais ia berkata, "Aku pernah duduk bersama Abu Ad Darda di
masjid Damaskus, lalu datanglah seorang laki-laki kepadanya dan berkata, "Wahai Abu Ad Darda, sesungguhnya aku datang
kepadamu dari kota Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam karena sebuah hadits yang sampai kepadaku bahwa engkau
meriwayatannya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan tidaklah aku datang kecuali untuk itu." Abu Ad Darda lalu berkata,
"Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa meniti jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan
mempermudahnya jalan ke surga. Sungguh, para Malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridlaan kepada penuntut ilmu. Orang
yang berilmu akan dimintakan maaf oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan yang ada di dasar laut. Kelebihan serang alim
dibanding ahli ibadah seperti keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Para ulama adalah pewaris para nabi,
dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya maka ia telah
mengambil bagian yang banyak." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Wazir Ad Dimasyqi telah menceritakan kepada
kami Al Walid ia berkata; aku berjumpa dengan Syabib bin Syaibah lalu ia menceritakannya kepadaku dari Utsman bin Abu
Saudah dari Abu Ad Darda dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan maknanya.
26. Ini keutamaan pertama dari menuntut ilmu, bahwa dengan ilmu akan dimudahkan
jalan menuju surga. Menempuh jalan untuk mencari ilmu ada dua makna, bisa jadi
benar-benar ia ke majelis ilmu lewati jalan. Bisa jadi maknanya adalah hissi, yaitu ia
lakukan cara apa pun untuk meraih ilmu, bisa dengan hadir, duduk, mendengar,
menghafal, mencatat, sampai ia menguatkannya dengan banyak mengulang hingga
menyebarkan ilmu tadi pada yang lain. Tentu saja ia mencari ilmu ini atas dasar
ikhlas karena setiap ibadah yang didasari ikhlas, itulah yang mendapatkan balasan.
Jika ilmu agama dicari hanya untuk meraih dunia, dapat kedudukan mulia, dapat
gelar, dapat duit, maka tentu tidak mendapatkan balasan seperti disebut dalam
hadits. Yang dimaksudkan akan dimudahkan jalan menuju surga adalah ia diberi
taufik di dunia untuk beramal shalih sehingga dengan amalan itu masuk surga, atau
ia dimudahkan jalan di akhirat untuk masuk surga. Demikian keterangan dari Al-
Munawi dalam Faidhul Qadir.
27. H R . I M A M A L B U K H O R I
3 9 0 2
AYAT QUR’AN:
ينَثَّدَح
ِ
ُدَّمَحُم
ُِنْب
يبَأ
ِ
نْيَسُحال
اَنَثَّدَح
ُِرَمُع
ِ
ْب
ُِن
ِ
صْفَح
اَنَثَّدَح
يبَأ
َِْنع
ِ
مَاصع
ِ
َع
ِْن
ِ
رَامع
َِْنع
ِ
نْبا
ِ
اسَّبَع
ِ
َيضَر
ِ
ُ َّ
ّٰللا
اَمُهْنَع
َِ
َلَلاَق
ِ
ْردَأ
ي
ىَهَنَأ
ِ
ُهْنَع
ِ
ُلوُسَر
َِّ
ّٰللا
ىَّلَص
ِ
ُ َّ
ّٰللا
ِ
هْيَلَع
ِ
َمَّلَس َو
ِْنم
ِ
لْجَأ
ِ
ُهَّنَأ
ََِانك
ِ
َةَلوُمَح
ِ
َّنال
ِ
اس
ِ
َهَركَف
ِْنَأ
َِبَهْذَت
ِ
ْمُهُتَلوُمَح
ِ
َأ
ِْو
ِ
ُهَمَّرَح
يف
ِ
م ْوَي
َِرَبْيَخ
ِ
َمْحَل
ِ
رُمُحْلا
ةَّيلْهَ ْ
اْل
ِ
ۗ
TERJEMAHAN:
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Abul Husain; Telah
menceritakan kepada kami Umar bin Hafsh; Telah menceritakan kepada
kami ayahku dari ‘Ashim dari ‘Amir dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma
mengatakan; “Saya tidak tahu, apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam melarang keledai dikarenakan ia kendaraan masyarakat
sehingga beliau tidak ingin jika kendaraan (sarana transportasi) mereka
lenyap, atau memang beliau mengharamkannya pada hari Khaibar khusus
daging keledai jinak?”"
28. اَنَثَّدَح
ىَسوُم
ُِنْب
ِ
َلياعَمْسإ
اَنَثَّدَح
ِ
ُةَيرْيَوُج
ُِنْب
ِ
َءاَمْسَأ
َِْنع
ِ
عافَن
َِْنع
ِ
دْبَع
َِّ
ّٰللا
ِ
َيضَر
ِ
ُ َّ
ّٰللا
ِ
ُهْنَع
ىَطْعَ َ
اْلَق
ِ
ُلوُسَر
َِّ
ّٰللا
ىَّلَص
ِ
ُ َّ
ّٰللا
ِ
هْيَلَع
ِ
َمَّلَس َو
َِرَبْيَخ
ِ
َدوُهَيْلا
ِْنَأ
اَهوُلَمْعَي
اَهُوعَرْزَيَو
ِ
ْمُهَلَو
ُِرْطَش
اَم
ِ
َي
ِ
ُجُرْخ
َِّنَأ َاوَهْنم
َِنْبا
َِرَمُع
ِ
ُهَثَّدَح
َِّنَأ
ِ
َعارَزَمْلا
ِ
َك
ِْتَنا
ىَرْكُت
ىَلَع
ِ
ءْيَش
ِ
ُهاَّمَس
ِ
عافَن
َِ
ل
ِ
ُهُظَفْحَأ
َِّنَأَو
َِعافَر
َِنْب
ِ
يجدَخ
ََِّثدَح
َِّنَأ
ِ
َّنال
ِ
َّيب
ىَّلَص
ِ
ُ َّ
ّٰللا
ِ
هْيَلَع
ِ
َمَّلَس َو
ىَهَن
َِْنع
ِ
اءَرك
ِ
ْلا
ِ
عارَزَم
ِ
َلاَق َو
ِ
ُدْيَبُع
َِّ
ّٰللا
َِْنع
ِ
عافَن
َِْنع
ِ
نْبا
َِرَمُع
ىَّتَح
ِ
ْمُه َ
َلْجَأ
ُِرَمُع .”
“ Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada
kami Juwairiyah bin Asma’ dari Nafi’ dari ‘Abdullah radliallahu ‘anhu berkata;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengadakan kerjasama kepada orang Yahudi
dari tanah khaibar agar dimanfaatkan dan dijadikan ladang pertanian dan mereka
mendapat separuh hasilnya. Dan bahwa Ibnu’Umar radliallahu ‘anhuma
menceritakan kepadanya bahwa ladang pertanian tersebut disewakan untuk
sesuatu yang lain, yang disebutkan oleh Nafi’, tapi aku lupa. Dan bahwa Rafi’ bin
Khadij menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang
menyewakan ladang pertanian (untuk usaha selaian bercocok tanam). Dan berkata,
‘Ubaidullah dari Nafi’ dari Ibnu’Umar radliallahu ‘anhuma; Hingga akhirnya ‘Umar
mengusir mereka (orang Yahudi).
30. اَنَثَّدَح
وُرَْمع
ُِنْب
ِ
ن َْوع
ِ
َلاَق
اَنَثَّدَح
ِ
ْميَشُه
َِْنع
ِ
ْديَمُح
َِْنع
ِ
سَنَأ
ِ
ْنب
ِ
كالَم
ِ
َلاَق
ِ
َلاَق
ُِرَمُع
ِ
ْب
ُِن
ِ
ابَّطَخْلا
ِ
َيضَر
ِ
ُ َّ
ّٰللا
ُِتْقَفاَوُهْنَع
يبَر
يف
ِ
ث َ
َلَث
ُِتْلُقَف
ِ
َي
ا
ِ
َلوُسَر
َِّ
ّٰللا
ِْوَل
اَنْذَخَّتا
ِْنم
ِ
امَقَم
ِ
َمياهَْربإ
ىًّلَصُم
ِْتَلَزَنَف { واُذخَّتاَو
ِْنم
ِ
امَقَم
ِ
َمياهَْربإ
ىًّلَصُم } ِ
ُةَيآ َو
ِ
ابَجحْلا
ُِتْلُق
اَي
ِ
َلوُسَر
َِّ
ّٰللا
ِْوَل
َِتْرَمَأ
ِ
َسن
َِكَءا
ِْنَأ
َِْنبجَتَْحي
ِ
ُهَّنإَف
َِّنُهُمَلكُي
ُِّرَبْلا
ُِراجَفْلاَو
ِْتَلَزَنَف
ِ
ُةَيآ
ِ
ابَجحْلا
َِعَمَتْاجَو
ِ
ُءاَسن
ِ
يبَّنال
ىَّلَص
ِ
ُ َّ
ّٰللا
ِ
َلَع
ِ
ْهي
ِ
َمَّلَسَو
يف
ِ
ةَْريَغْلا
ِ
ْهيَلَع
ُِتْلُقَف
َِّنُهَل { ىَسَع
ِ
ُهُّبَر
ِْنإ
َُِّنكَقَّلَط
ِْنَأ
ِ
دَبُي
ِ
ُهَل
اًجاَوْزَأ
اًْريَخ
َُِّنكْنم } ِْتَلَزَنَف
ِ
هذَه
ِ
َلاَقُةَي ْ
اْل
وُبَأ
ْدبَع
َِّ
ّٰللا
و
اَنَثَّدَح
ُِنْبا
يبَأ
ِ
َمَيْرَم
ِ
َلاَق
اَنَرَبْخَأ
ِ
َي
ىَيْح
ُِنْب
َِوبُّيَأ
ِ
َلاَق
ينَثَّدَح
ِ
ْديَمُح
ِ
َلاَق
ُِتْعمَس
اًسَنَأ
ِ
ب
اَذَه ”.
“Telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin ‘Aun berkata, telah menceritakan kepada kami Husyaim dari
Humaid dari Anas bin Malik berkata, ‘Umar bin Al Khaththab, “Aku memiliki pemikiran yang aku ingin
jika itu dikabulkan oleh Rabbku dalam tiga persoalan. Maka aku sampaikan kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, ‘Wahai Rasulullah, seandainya Maqam Ibrahim kita jadikan sebagai tempat
shalat? Lalu turunlah ayat: ‘(Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim sebagai tempat shalat) ‘ (Qs. Al
Baqarah: 125). Yang kedua tentang hijab. Aku lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah, seandainya Tuan
perintahkan isteri-isteri Tuan untuk berhijab karena yang berkomunikasi dengan mereka ada orang yang
shalih dan juga ada yang fajir (suka bermaksiat).’ Maka turunlah ayat hijab. Dan yang ketiga, saat isteri-
isteri beliau cemburu kepada beliau (sehingga banyak yang membangkang); aku katakan kepada
mereka, ‘Semoga bila Beliau menceraikan kalian Rabbnya akan menggantinya dengan isteri-isteri yang
lebih baik dari kalian.’ Maka turunlah ayat tentang masalah ini.” Abu Abdullah berkata; telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu Maryam berkata, telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Ayyub
berkata, telah menceritakan kepadaku Humaid ia berkata, Aku mendengar Anas seperti hadits ini.”