SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehubungan dengan pentingnya keikhlasan dalam melaksanakan ibadah,
Imam Mujahid berkata bahwa “Amal tanpa niat adalah sia-sia. Niat tanpa didasari
keikhlasan adalah riya.” Keikhlasan tanpa dibarengi dengan ilmu bagaikan debu
berterbangan tanpa arah. Amalan yang dilakukan atas dasar riya tak ubahnya
dengan perbuatan orang-orang munafik, yang aspek luarnya menampakkan
ketaatan tapi aspek batin nya penuh dengan penipuan dan kepalsuan. dengan kata
lain, hakikat amal mereka adalah penipuan belaka, karena ibadah yang mereka
lakukan bukan karena menjalankan perintah dan mengharapkan Ridho-Nya,
melainkan mendapatkan penilaian manusia.
Oleh karena itu, segala perbuatan yang baik harus diiringi oleh niat, untuk
lebih sempurnanya amal perbuatan yang kita lakukan. Dari perbuatan tersebut
harus diiringi dengan keikhlasan semata-mata karena Allah, sehingga perbuatan
kita jauh dari sifat riya yang hanya ingin mendapatka pujian dari orang lain, dalam
melakukan amal perbuatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hubungannya Antara Amalan Dengan Niat ?
2. Apa Pengertian dari Konsisten Dalam Beramal ?
3. Bagaimana Menjauhi Perbuatan Riya ?
4. Apa Hubungan Baik Buruknya Seseorang dengan Akhlak ?
5. Bagaimana Kejujuran Membawa Kebaikan ?
6. Bagaimana Hubungannya Jujur dengan Pertolongan Allah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hubungan antara amalan dengan niat
2. Untuk mengetahui apa pengertian dari konsisten dalam beramal
3. Untuk mengetahui bagaimana menjauhi perbuatan riya
4. Untuk mengetahui apa hubungan baik buruknya seseorang dengan akhlak
5. Untuk mengetahui bagaimana kejujuran membawa kebaikan
6. Untuk mengetahui bagaimana hubungannya jujur dengan pertolongan
Allah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Beramal dengan Ikhlas
Ikhlas menurut bahasa berarti suci, bersih, murni. Sedangkan menurut
istilah ikhlas adalah mengerjakan suatu perbuatan semata-mata hanya
mengharapkan keridhoan Allah SWT, artinya apabila seorang muslim
mengerjakan suatu ibadah, maka niatnya bukan karena ingin dipuji, ingin dilihat
orang lain atau ingin mendapatkan nama atau lain sebagainya, tetapi semat-mata
hanya karena Allah. 1
Al-ghazali menggambarkan hubungan amal dengan ikhlas seperti tubuh dan
jiwa. Kedua menjadi suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. 2
Sebagai firman Allah dalam (Q.S Az-Zumar : 2) :



Artinya : “Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu kitab (Al Quran)
dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya.” 3
1. Amalan dan Hubungannya dengan Niat
‫صل‬ ‫هللا‬ ‫سول‬ ‫ر‬ ‫سمعت‬ : ‫ل‬ ‫قا‬ ‫عنه‬ ‫هللا‬ ‫ضي‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫الخطا‬ ‫بن‬ ‫عمر‬ ‫حفص‬ ‫بي‬ ‫أ‬ ‫منين‬ ‫لمو‬ ‫ا‬ ‫مير‬ ‫أ‬ ‫عن‬‫ى‬‫هللا‬
‫عما‬ ‫آل‬ ‫ا‬ ‫نما‬ ‫إ‬ : ‫ل‬ ‫يقو‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬‫و‬ ‫هللا‬ ‫لى‬ ‫إ‬ ‫ته‬ ‫هجر‬ ‫نت‬ ‫كا‬ ‫فمن‬ ‫ي‬ ‫نو‬ ‫ما‬ ‫ئ‬ ‫امر‬ ‫لكل‬ ‫نما‬ ‫وإ‬ ‫ت‬ ‫لنيا‬ ‫با‬ ‫ل‬‫ر‬
‫فهج‬ ‫ينكحها‬ ‫ة‬ ‫أ‬ ‫مر‬ ‫ا‬ ‫لى‬ ‫إ‬ ‫و‬ ‫أ‬ ‫يصيبها‬ ‫نيا‬ ‫لد‬ ‫ته‬ ‫هجر‬ ‫نت‬ ‫كا‬ ‫من‬ ‫و‬ ‫له‬ ‫سو‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫هللا‬ ‫لى‬ ‫إ‬ ‫ته‬ ‫فهجر‬ ‫له‬ ‫سو‬‫إ‬ ‫ته‬ ‫ر‬
‫ليه‬ ‫إ‬ ‫جر‬ ‫ها‬ ‫ما‬ ‫لى‬
Artinya : “Dari Amirul Mu’minin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khatab
RadhiyallahuAnhu berkata; saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,
“ Sesungguhnya amal itu tergantung kepada niatnya dan sesungguhnya bagi
setiap orang apa yang ia niatkan. Barang siapa hijrahnya menuju Allah dan
Rasul-Nya, ia akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa hjrahnya
1 Imam Suraji, Etika dalam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Hadits, (Jakarta : PT. Pustaka Al-husna
Baru, 2004), h. 238
2 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam perspktif al-qur’an, (Jakarta : Hamzah, 2006), h. 115
3 Alqur’an Digital
3
menuju dunia yang akan diperolehnya atau menuju wanita yang dinikahinya, ia
akan mendapatkan apa yang ia tuju.” (Diriwatkan oleh dua imam ahli hadits:
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Al-Mughirah bin Barbizbah Al-Bukhari
dan Abu Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairi An-Naisaburi, di
dalam kedua kitab yang paling shahih diantara dari semua kitab hadits).4
Kedudukan Hadits
Hadits ini termasuk hadits yang sangat penting, yang merupakan pusat
peredaran agama islam. Ia merupakan pokok dalam agama dan kepadanya hukum
syariat. Hal ini akan menjadi jelas dengan ucapan para ulama. Abu dawud berkata,
“ hadits ini (sesungguhnya amal tergantung niat) setengah islam. Maksudnya
agama itu terbagi kepada yang tampakn yaitu amal, dan yang batin yaitu niat.
Imam Ahmad dan Asy-Shafi’i berkata “ Hadits ini merupakan sepertiga
ilmu. Sebab seorang hamba itu akan mendapat pahala berkat perbuatan hati, lisan
dan anggota badannya dan niat dilakukan dengan hati yang merupakan salah satu
dari ketiganya. Oleh karena itu, para ulama menyukai untuk memulai penulisan
kitabnya dengan hadits ini. Imam Al-Bukhari mencantumkan hadits ini diawal
kitab shahihnya, yaitu Riyadh Ash-Shalihin, Al-Adzkar, dan Al-Arbain.
Sebab Timblnya Hadits
Rasulullah mengeluarkan hadits diatas (Asbab al-wurud)-nya ialah untuk
menjawab pertanyaan salah seorang sahabat berkenaan peristiwa hijrahnya,
Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah, yang diikuti oleh sebagian besar
sahabat. Dalam hijrah itu ada seorang laki-laki yang turut juga hijrah. Akan tetapi,
niatnya bukan untuk kepentingan perjuangan islam, melainkan hendak menikahi
seorang wanita yang bernama Ummu Qais.
Wanita itu rupanya sudah bertekad akan turut hijrah, sedangkan laki-laki
tersebut pada mulanya memilih tinggal di Mekkah. Ummu Qais hanya mau
dinikahi di tempat tujuan hijrahnya Rasulullah yakni Madinah, sehingga laki-laki
itu pun ikut hijrah ke madinah. Ketika peristiwa itu ditanyakan kepada rasulullah
4 Mustafa Al-Bugha dan Muhyiddin Mistu, Al – Wafi, Syarah Hadits Arba’in Imam Nawawi, (
Jakarta : Pustaka Al-kautsar, 2002), h. 9
4
SAW apakah hijrah dengan motif itu diterima (Maqbul) atau tidak, Rasulullah
SAW mnjawab secara umum seperti disebutkan pada hadits diatas.5
Berkenaan dengan niat, sebagian ulama mendefenisikan niat menurut Syara’
sebagai berikut :
‫بفعله‬ ‫نا‬ ‫مقتر‬ ‫ء‬ ‫شى‬ ‫فعل‬ ‫قصد‬ ‫هي‬ ‫النية‬
Artinya :
“Niat Adalah menyengajakan untuk berbuat sesuatu disertai(berbarengan)
dengan perbuatannya.”
Dari definisi yang disebutkan diatas, dapat dilihat bahwa niat itu adalah
keinginan untuk menyengajakan suatu perbuatan. Oleh karena itu, tentu saja niat
itu tempatnya di dalam hati. Tetapi didalam pelaksanaan ibadah sebagian ulama
masih mensyaratkan agar niat itu dilafalkan dalam bentuk ucapan lisan.
Pernyataan Nabi bahwa perbuatan seseorang bergantung pada niatnya
menunjukkan pentingnya niat didalam ajaran islam. Pentingnya niat ini dapat
dilihat dari beberapa sisi :
1. Dalam kaitannya dengan penerimaan ibadah, sebagian ulama menyatakan
bahwa niat merupakan syarat sahnya melakukan suatu perbuatan.
2. Niat dapat menentukan posisi perbuatan seseorang :
a. Membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya.
b. Membedakan antara perbuatan sebagai adat kebiasaan dengan
perbuatan ibadah.
3.Niat juga akan menunjukkan derajat amal seseorang.
4. Niat menentukan apa yang akan diperoleh seseorang, baik keinginannya
terhadap kesengan dunia maupun kesenangan akhirat. 6
5 Rachmat Syafe’i, Al-Hadis, Aqidah, Akhlak, Sosial dan hukum, (Bandung : Pustaka Setia, 2000),
h. 55 - 56
6 Ali Sati dan Maizuddin, Hadis 1, ( Padang : Hayfa press, 2009), h. 34-36
5
2. Konsisten dalam Beramal
:‫قال‬ )‫سد‬ ‫ا‬ ‫بني‬ ‫(من‬ ‫ة‬ ‫أ‬ ‫مر‬ ‫ا‬ ‫ها‬ ‫عند‬ ‫و‬ ‫عليها‬ ‫خل‬ ‫د‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫انبي‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫ئشة‬ ‫عا‬ ‫عن‬‫ه‬ ‫هز‬ ‫من‬
‫؟‬ ‫م‬ ‫تنا‬ ‫(ال‬ ‫ة‬ ‫ن‬ ‫فال‬ : ‫لت‬ ‫قا‬‫عم‬ ‫األ‬ ‫(من‬ ‫ن‬ ‫تصيقو‬ ‫بما‬ ‫عليكم‬ ‫مه‬ : ‫ل‬ ‫قا‬ ‫تها‬ ‫صال‬ ‫من‬ ‫كر‬ ‫تذ‬ ) ‫لليل‬ ‫ا‬ ‫من‬) ‫ل‬ ‫ا‬
‫عل‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫د‬ ‫ما‬ ‫إليه‬ ‫ين‬ ‫الد‬ ‫حب‬ ‫أ‬ ‫ن‬ ‫كا‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫تملو‬ ‫حتى‬ )‫يمل‬ ‫ال‬ ‫هللا‬ ‫ن‬ ‫فإ‬ : ‫اية‬ ‫و‬ ‫ر‬ ‫في‬ ‫(و‬ ‫هللا‬ ‫يمل‬ ‫ال‬ ‫هللا‬ ‫فو‬‫صا‬ ‫يه‬
‫حبه‬
Artinya : “ Dari Aisyah RA, pada suatu ketika Nabi SAW masuk ke tempat
Aisyah, dan saat itu ada seorang wanita (dari bani Asad ) bersama Aisyah. Lalu
Nabi bertanya, “ siapa wanita itu ?” Aisyah menjawab, “ ini adalah Fulanah”
Aisyah lalu menyebutkan amalan salatnya. Nabi bersabda, “jangan begitu!
Tetapi kerjakanlah semampumu (amal-amal itu). Demi Allah, Dia tidak bosan
(dalam riwayat lain: sesungguhnya Allah tidak bosan) {unutk memberikan
pahala}, hingga kamu sendiri yang merasa bosan. Amal yang paling disukai
Allah adalah yang dilakukan secara rutin dan berkesinambungan. 7
‫لى‬ ‫قل‬ ‫هللا‬ ‫ل‬ ‫رسو‬ ‫يا‬ ‫قلت‬ ‫ل‬ ‫قا‬ ‫الثقفي‬ ‫هللا‬ ‫عبد‬ ‫بن‬ ‫ن‬ ‫سفيا‬ , ‫ة‬ ‫عمر‬ ‫ابي‬ : ‫قيل‬ ‫و‬ , ‫و‬ ‫عمر‬ ‫أبي‬ ‫عن‬‫سال‬ ‫اإل‬ ‫في‬
.‫استقم‬ ‫ثم‬ ‫هلل‬ ‫با‬ ‫منت‬ ‫آ‬ ‫قل‬ ‫ل‬ ‫قا‬ ‫ك‬ ‫غير‬ ‫ا‬ ‫حد‬ ‫أ‬ ‫عنه‬ ‫ل‬ ‫اسأ‬ ‫ال‬ ‫ال‬ ‫قو‬ ‫م‬
Artinya : “ Dari Abu Amr- ada yang menyebut Abu Amrah- Sufyan bin Abdullah
Ats- Tsaqafi Radhiyallah Anhu berkata, saya berkata, “ Ya Rasulullah,
katakanlah kepadaku ucapan dalam islam, yang saya tidak akan menanyakannya
kepada seorang pun kecuali kepadmu. “ Rasulullah menjawab,” Katakanlah!
‘Saya beriman’ kemudian istiqamahlah.” ( Riwayat Muslim).
Kedudukan Hadits
Hadits ini adalah hadits yang singkat, padat dan indah yang merupakan
kekhususan bagi Rasulullah. Telah diketahui bahwa islam adalah Tauhid dan taat.
Tauhid terkandung dalam kata “Iman” dan taat terkandung dalam kata
“istiqamah”, Istiqamah ialah teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal
yang saleh. istiqamah juga diartikan mengerjakan yang diperintahkan dan
7 Muhammad Nashiruddin Al- Albani, Ringkasan Shahih Bukhari jilid 1, ( Jakarta : Pustaka
Azzam, 2007) h. 39
6
menjauhi yang dilarang dan masuk ke dalamnya pekerjaan hati dan badan yaitu
iman, islam dan ihsan.
Allah Ta’ala berfirman :


Artinya : " Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan
mohonlah ampun kepada-Nya.” ( Q.S Fushilat : 6)



Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami
ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.”
(Q.S Al-ahqaf :13).
Al-Qusyairi berkata, “ Istiqamah adalah sebuah derajat dengannya
sempurna berbagai urusan, dan dengannya diraih kebaikan dan keteraturan.
Barang siapa yang tidak istiqamah dalam kepribadiannya, dia akan sia-sia dan
gagal.” Ibnu rajab berkata, “ istiqamah adalah menempuh jalan yang lurus yaitu
gaama yang lurus tanpa berbelok ke kiri dan ke kanan. Tercakup di dalamnya
mengerjakan ketaatan yang tampak maupun yang batin, juga meninggalkan semua
larangan sehingga wasiat ini mencakup seluruh akhlak yang baik.”8
3. Menjauhi Perbuatan Riya / Syirik Kecil
‫م‬ ‫عن‬‫ح‬‫م‬‫ع‬ ‫ف‬ ‫خا‬ ‫أ‬ ‫ما‬ ‫ف‬ ‫خو‬ ‫أ‬ ‫ن‬ ‫إ‬ : ‫ل‬ ‫قا‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫هللا‬ ‫ل‬ ‫سو‬ ‫ر‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫لبيد‬ ‫بن‬ ‫د‬ ‫و‬‫ل‬‫ي‬‫ك‬ ‫الشر‬ ‫كم‬‫األ‬
‫لق‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫يو‬ ‫لهم‬ ‫جل‬ ‫و‬ ‫عز‬ ‫هللا‬ ‫ل‬ ‫يقو‬ ‫ء‬ ‫يا‬ ‫الر‬ : ‫ل‬ ‫قا‬ ‫هللا‬ ‫ل‬ ‫سو‬ ‫ر‬ ‫يا‬ ‫صخر‬ ‫أل‬ ‫ا‬ ‫ك‬ ‫لشر‬ ‫ا‬ ‫ما‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫لو‬ ‫قا‬ . ‫صخر‬‫يا‬
‫و‬ ‫تجد‬ ‫هل‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫نظر‬ ‫فا‬ ‫نيا‬ ‫لد‬ ‫ا‬ ‫فى‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫ء‬ ‫ا‬ ‫تر‬ ‫كنتم‬ ‫ين‬ ‫لذ‬ ‫ا‬ ‫إلى‬ ‫ا‬ ‫هبو‬ ‫اذ‬ ‫لهم‬ ‫عما‬ ‫بأ‬ ‫س‬ ‫لنا‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫جز‬ ‫ا‬ ‫ذ‬ ‫إ‬ ‫مة‬‫ن‬
‫عند‬‫احمد‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ر‬ .‫اء‬ ‫جز‬ ‫هم‬
Artinya : “( Hadits Riwayat) Muhammad ibn Lubaid bahwa Rasulullah
SAW bersabda : sesuatu yang sangat aku khawatirkan terjadi padamu adalah
8 Mustafa Al-Bugha dan Muhyiddin Mistu, Op, cit,. h. 180
7
syirik kecil. Para sahabat bertanya : apakah syirik kecil itu ? rasulullah
menjawab : yaitu riya. Pada hari kiamat nanti Allah akan berkata kepada
mereka ( bersikap riya ) ketika mereka memberi balasan terhadap kebaikan:
pergilah kamu kepada orang-orang terdahu kamu ingin memperlihatkan amalmu
kepada mereka, adakah kamu akan mendapatkan balasan dari mereka ? H.R
Ahmad.”
Penjelasan Kebahasaan
Riya secara bahasa berarti memperlihatkan. Secara istilah dijelaskan bahwa
riya adalah menampakkan ibadah kepada Allah dengan maksud memperlihatkan
kepada orang lain sehingga mereka memuji-muji pelakunya. Jadi didalam
melaksanakan ibadah seseorang tidak dengan niat karena Allah, tetapi dengan
maksud lain, ketenaran, pujian atau harapan-harapan lain selain dari Allah.
Penjelasan Isi
Riya sangat dilarang didalam islam karena bertentangan dengan prinsip
keikhlasan yang diajarkan oleh Allah dan Rasul. Riya dapat menjadikan
pelakunya menjadi sombong dan takabbur sehingga amal yang dilakukannya
hanya sia-sia. Untuk mengetahui riya, ada beberapa tanda seperti yang dijelaskan
Ali bin Abi Thalib :
1. Malas beramal kala sendirian
2. Antusias dan semangat kala dilihat orang
3. Amalnya akan bertambah banyak bila dipuji, dan menjadi sedikit bila
dicela orang.
Imam Al-Ghazali melihat riya ini dalam beberapa tingkatan :
1. Tidak mengharapkan pahala dalam amal ibadah yang dilakukan, tetapi
semata-mata karena riya.
2. Mengharapkan pahala dalam beramal, tetapi harapannya sangat lemah
karena riya.
3. Memiliki niat yang seimbang antara mendapatkan pahala dan sikap riya.
4. Riya sebagai penambah semangat untuk melakukan ibadah.
8
Nabi menyebut riya ini sebagai syirik kecil karena menyerupai perilaku
menjadikan tandingan-tandingan (Andat) Allah dalam beribadah. Perbuatan riya
jelas sekali bertentangan sifat Kemahaesaan Allah dan kehendak mengarahkan
manusia menyembah semata-mata kepadaNya. Nabi sangat mengkhawatirkan
orang riya ini terjadi pada umatnya karena akibatnya sangat fatal sekali. 9
Allah dalam Alquran banyak menjelaskan akibat dari sikap riya ini :











Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan
(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada
manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian
batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka
tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. ( Q.S Al-baqarah : 264 ).“



Artinya : “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu)
orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya”
9 Ali Sati dan Maizuddin, Op,cit., h.37-38
9
(Q.s Al-ma’un 4-6).
Oleh karena itu, nabi berpesan kepada umatnya tidak terjebak dalam
perilaku riya sehingga amal yang dilaksanakan tidak menjadi sia-sia dihadapan
Allah.
B. Tingkah Laku Terpuji
1. Baik Buruknya Seseorang Tergantung Kepada Akhlaknya
‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫النبى‬ ‫يكن‬ ‫لم‬ : ‫ل‬ ‫قا‬ ‫عنهما‬ ‫هللا‬ ‫ضى‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫عمر‬ ‫بن‬ ‫هللا‬ ‫عبد‬ ‫عن‬‫حش‬ ‫فا‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬‫وال‬ ‫ا‬
‫ري‬ ‫البخا‬ ‫رواه‬ . ‫خالقا‬ ‫أ‬ ‫أحسنكم‬ ‫كم‬ ‫ر‬ ‫خيا‬ ‫من‬ ‫إن‬ : ‫ل‬ ‫يقو‬ ‫ن‬ ‫وكا‬ ‫متفحشا‬
Artinya : “(Hadis riwayat) Abdullah ibn Amr RA ia berkata : Rasulullah
tidak pernah berkata dan berbuat keji. Beliau pun bersabda: sebaik-baik kamu
adalah yang paling baik Akhlaknya. H.R Bukhari.”
Penjelasan Kebahasaan
Akhlak secara bahasa berarti budi, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Dengan demikian Akhlak adalah perilaku yang telah menjadi tabiat seseorang.
Secara istilah, akhlak didefinisikan sebagai berikut :
‫فك‬ ‫إلى‬ ‫جة‬ ‫حا‬ ‫غير‬ ‫من‬ ‫يسر‬ ‫و‬ ‫لة‬ ‫بسهو‬ ‫ل‬ ‫فعا‬ ‫األ‬ ‫عنها‬ ‫ر‬ ‫تصد‬ ‫راسخة‬ ‫لنفس‬ ‫هيئة‬ ‫عن‬ ‫رة‬ ‫عبا‬ ‫الخلق‬‫ر‬ ‫و‬ ‫ر‬
‫ية‬ ‫ؤ‬
Artinya : “ Akhlak adalah gambara keadaan jiwa yang tertanam didalam
diri seseorang secara kuat yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan
mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.”
Jadi Akhlak sebetulnya adalah suatu kondisi atau sifat yang meresap
didalam diri. Kondisi jiwa inilah yang memunculkan perbuatan dengan mudah.
Dari sini dapat dinyatakan bahwa yang disebut akhlak adalah perbuatan
yang terjadi secara spontan karena dia tidak perlu direkayasa. Bila perilaku itu di
buat-buat, maka belum dapat dikatakan akhlak. disamping itu, karena ia timbul
dengan mudah dan merupakan akibat dari kondisi, maka perbuatan tersebut terjadi
10
secara berulang-ulang. Dalam pengertian ini, maka perbuatan yang baik maupun
yang buruk bila ia timbul secara spontan tanpa dibuat-buat dan terjadi berulang-
ulang, maka itulah yang disebut dengan Akhlak. Oleh karena itu, didalam islam
akhlak dapat dilihat dalam 2 macam, yaitu Akhlak yang terpuji (Akhlak Al
kharimah / Akhlak al mahmudah) dan akhlak yang tercela(Akhlak Al Mazmuzah ).
10
Penjelasan Isi
Pernyataan Rasulullah bahwa orang yang terbaik adalah yang baik
akhlaknya mengindikasikan bahwa akhlak sangat penting dalam mencirikan
derajat seseorang. Oleh karena itu, tingkat keimanan dan keislaman seseorang
dapat dilihat dari perilaku baiknya. Disamping itu, pernyataan Rasulullah
mengindikasikan bahwa akhlak sangat penting dan strategis dalam pandangan
islam. Pertama, akhlak merupakan salah satu tujuan risalah, dalam arti
diangkatnya Muhammad sebagai Nabi adalah dalam rangka memperbaiki Akhlak
manusia, Akhlah terhadap Allah, terhadap diri sendiri, sesama, dan lingkungan.
‫ع‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫هللا‬ ‫ل‬ ‫رسو‬ ‫ل‬ ‫قا‬ ‫ل‬ ‫قا‬ ‫ة‬ ‫ير‬ ‫هر‬ ‫ابى‬ ‫عن‬‫رواه‬ . ‫خالق‬ ‫األ‬ ‫لح‬ ‫صا‬ ‫تمم‬ ‫أل‬ ‫بعثت‬ ‫إنما‬ ‫وسلم‬ ‫ليه‬‫أحمد‬
Artinya : “(Hadis Riwayat) dari Abu Hurairah berkata Rasulullah SAW
bersabda : sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak. H.R
Ahmad.“
Kedua, Akhlak merupakan salah satu kunci Syurga. Jadi bila manusia ingin
mendapatkan syurga, maka hendaknya ia memperbaiki Akhlaknya. Rasulullah
SAW bersabda :
‫أ‬ ‫أن‬ ‫ة‬ ‫ير‬ ‫هر‬ ‫أبى‬ ‫عن‬‫ج‬ ‫األ‬ ‫ر‬ ‫النا‬ ‫ن‬ ‫نسا‬ ‫اإل‬ ‫به‬ ‫يلج‬ ‫ما‬ ‫أكثر‬ : ‫ل‬ ‫قا‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫لنبى‬‫ن‬ ‫فا‬ ‫و‬
‫يلج‬ ‫ما‬ ‫أكثر‬ ‫و‬ ‫ج‬ ‫واافر‬ ‫الفم‬‫ن‬ ‫اإلنسا‬ ‫به‬‫حمد‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ر‬ . ‫الخلق‬ ‫وحسن‬ ‫جل‬ ‫و‬ ‫عز‬ ‫هللا‬ ‫ى‬ ‫تقو‬ ‫الجنة‬
Artinya : “(Hadis Riwayat) dari Abu Hurairah berkata Rasulullah SAW
bersabda : yang paling banyak memasukkan manusia kedalam neraka adalah dua
rongga, yaitu mulut dan Faraj. Dua hal pula yang paling banyak memasukkan
10
Ali Sati dan Maizuddin, Op,cit., h. 41
11
orang kedalam syurga yaitu takwa kepada Allah dan Akhlak yang baik. H.R
Ahmad.”
Ketiga, Akhlak dapat menjadi ukuran baiknya islam seseorang.
Kesempurnaannya melaksanakan ajaran islam dapat dilihat bagaimana ia
menampilkan akhlak yang baik. Rasulullah SAW bersabda :
‫ق‬ ‫أخال‬ ‫سنكم‬ ‫أحا‬ ‫ما‬ ‫سال‬ ‫إ‬ ‫كم‬ ‫خير‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫هللا‬ ‫ل‬ ‫رسو‬ ‫ل‬ ‫قا‬ ‫ل‬ ‫قا‬ ‫ة‬ ‫ير‬ ‫هر‬ ‫أبى‬ ‫عن‬. ‫ا‬
‫حمد‬ ‫أ‬ ‫رواه‬
Artinya : “(Hadis Riwayat) dari Abu Hurairah berkata Rasulullah SAW
bersabda : orang yang paling baik islamnya adalah orang yang paling baik
akhlaknya. H.R Ahmad”
Keempat, media mencapai kebahagiaan. Seseorang yang ingin bahagia ia
terlebih dahulu harus bersikap baik terhadap orang lain sehingga orang lain
merasa tenang dan bahagia. Bila hal itu dapat dilakukan, maka ia akan disegani
dan dihormati di mata orang lain sehingga menimbulkan kebahagiaan dalam
dirinya. 11
1. Kejujuran Membawa Kepada Kebaikan
Artinya : “(Hadis Riwayat) dari Abdullah ibn Mas’ud katanya: Rasulullah
SAW bersabda : hendaklah kamu berlaku jujur, karena kejujuran itu akan
membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawamu ke dalam syurga.
Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memilih kejujuran, akan dicatat
disisi Allah sebagai orang yang jujur. Jauhilah berkata dusta karena dusta itu
akan membawa kepada perilaku curang, dan kecurangan itu akan mengantarkan
11 Ibid., h.42-44
12
kamu kedalam neraka. Seseorang yang senantisa berlaku dusta dan memilih
kedustaan, ia akan dicatat disisi Allah sebagai seorang pendusta. H.R Bukhari.”
Penjelasan Kebahasaan
Kata ‫الصدق‬ yang bermakna benar dalam ucapan (jujur), karena disandingkan
dengan ‫ب‬ ‫الكذ‬ didefinisikan sebagai keadaan apa yang ada didalam diri atau pikiran
bersesuaian dengan kenyataan. Dengan demikian kejujuran adalah pernyataan
yang sesuai dengan keadaan riil. Seseorang yang mengatakan bahwa ia telah
melaksanakan salat dan itu nyata telah terjadi disebut jujur.
Penjelasan Isi



Artinya: “dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan
membenarkannya, mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.”
(Q.S Az-zumar : 33).
Perintah berlaku jujur dalam hadis diatas mengindikasikan Al-ijab, yaitu
sesuatu yang harus dilakukan oleh pribadi muslim. Perintah yang bersifat pasti ini
menunjukkan kedudukan sifat jujur sangat penting dalam islam. Kejujuran adalah
bagian dari diri manusia, hal ini karena kejujuran bebas dari rasa bersalah dan
tidak dihantui rasa ketakutan. Disisi lain, perilaku jujur, karena ia merupakan
bagian dari diri manusia, maka kejujuran bersifat universal.
Disisi islam mencela orang-orang yang tidak berlaku jujur

Artinya : “Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta.”
( Q.S Al-Dzariyat : 10)


13
Artinya : “tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di
dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.” (Q.S Al-Qaff : 18 )
Bila seseorang berlaku jujur, tidak hanya membawa manfaat bagi dirinya
tetapi juga bagi masyarakat. Demikian pula sebaliknya, Kebohongan tidak hanya
berakibat fatal bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain, bahkan dapat merusak
tatanan kehidupan. 12
2. Jujur dalam Meminjam dan Mendapatkan Harta
‫يد‬ ‫ير‬ ‫س‬ ‫النا‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫أمو‬ ‫أخذ‬ ‫من‬ : ‫ل‬ ‫قا‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫ألنبى‬ ‫عن‬ ‫عنه‬ ‫هللا‬ ‫ضى‬ ‫ةر‬ ‫ير‬ ‫هر‬ ‫أبى‬ ‫عن‬‫أدا‬
‫ري‬ ‫البخا‬ ‫رواد‬ . ‫هللا‬ ‫أتلفه‬ ‫فها‬ ‫إتال‬ ‫يد‬ ‫ير‬ ‫أخذ‬ ‫ومن‬ , ‫عنه‬ ‫هللا‬ ‫ى‬ ‫أد‬ ‫ءها‬
Artinya : “(hadis Riwayat) Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW bersabda :
barang siapa yang mengambil milik orang lain dengan maksud
mengembalikannya, maka Allah akan (membantu) mengembalikannya. Sia yang
mengambil harta orang lain dengan tujuan merusaknya, maka Allah akan
merusak (harta)-nya. H.R Bukhari”
Hadis ini mengingatkan umat islam agar berhati-hati dengan harta orang
lain. Sering dalam kehidupan seseorang terdesak dan terpaksa meminjam milik
orang lain. Hal ini dapat dibenarkan di dalam islam. Tetapi, peminjam tidak boleh
berniat buruk terhadap barang yang dipinjamkan kepadanya, yaitu dengan maksud
tidak menjaga dengan baik dan mengembalikannya. Barang pinjaman adalah
amanah yang harus dijaga dan harus dikembalikan kepada pemiliknya.


...
Artinya :” Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya “ (Q.S An-nisa’ : 58 ),
Kemampuan seseorang menjaga amanah dan mengembalikan kepada
pemiliknya akan mengantarkan dia untuk menerima amanah-amanah lainnya,
12 Ibid,. h. 45-46
14
karena orang dapat menaruh kepercayaan kepadanya dengan tidak ada
kekhawatiran miliknnya akan rusak dan hilang. Karena itu, bila seseorang dalam
keadaan terdesak dan membutuhklan kepercyaan orang lain, maka ia dengan
mudah mendapatkan pertolongan.
Dalam hadits diatas dinyatakan pula bahwa Allah akan membantunya
mengembalikan barang yang dipinjam. Sebagian ulama memahami niat yang
lurus akan menyebabkan Allah akan membukakan pintu hidayah kepadanya
sehingga rezeki nya menjadi lapang dan ia dapat mengembalikan pinjaman nya.
Sedangkan niat yang keji akan menyeretnya pada jurang kekafiran dan kehinaan.
Sebaliknya, sikap tidak amanah, yang didalam hadits tersebut dinyatakan
seseorang yang mengambil harta orang lain, tetapi bermaksud jelek, ia akan
mengalami kesulitan di dalam hidupnya. Disamping, sikap tidak amanah
merupakan ciri orang munafik seperti yang digambarkan dalam hadits nabi.
‫ث‬ ‫حد‬ ‫ذا‬ ‫إ‬ ‫ث‬ ‫ثال‬ ‫فق‬ ‫المنا‬ ‫ية‬ ‫آ‬ : ‫ل‬ ‫قا‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫النبى‬ ‫عن‬ ‫ة‬ ‫ير‬ ‫هر‬ ‫أبى‬ ‫عن‬‫و‬ ‫إذا‬ ‫و‬ , ‫ب‬ ‫كذ‬‫عد‬
‫ري‬ ‫البخا‬ ‫رواه‬ . ‫ن‬ ‫خا‬ ‫تمن‬ ‫ؤ‬ ‫ا‬ ‫وإذا‬ , ‫أخلف‬
Artinya : (hadis riwayat) dari Abu Hurairah dari nabi SAW beliau bersabda
: tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu : bila ia berkata ia berdusta, bila ia
berjanji ia mengkhianatinya, dan bila ia dipercayai maka ia berkhianat.” H.R
Bukhari.
Perilaku munafik ini sangat di kecam oleh Allah SWT. Perilaku munafik
tidak hanya merugikan dirinya sendiri tetapi juga merugikan orang lain. Hadits ini
menganjurkan untuk berniat lurus dan berperilaku jujur dalam kehidupan. Karena
perilaku jujur baik dalam pengertian ucapan maupun perbuatan akan
mengantarkan seseorang pada kebahagiaan dunia dan akhirat.13
13 Ibid h. 46-48
15
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Niat sangat menentukan sah nya suatu perbuatan syara’ dan sangat
menentukan diterimanya suatu perbuatan ibadah. Allah SWT akan menerima amal
ibadah yang diniati keikhlasan serta hanya mengharapkan Ridho-Nya.
Riya adalah melakukan ibadah bukan didasarkan karena Allah SWT, tetapi
karena Makhluknya. Riya sangat merugikan bagi dirinya, karena semua amal
ibadahnya akan sia-sia, itulah sebabnya riya sangat berbahaya, bahkan dikatakan
syirik kecil. Tapi seseorang tidak boleh enggan untuk beramal karena takut riya.
Dan kita juga diharuskan untuk berbuat jujur, karena kejujuran akan
membawa kepada kebaikan.
B. Saran
“Tak ada manusia yang sempurna” begitu juga dengan pemakalah, kerena
itu pemakalah sangat menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan, baik disengaja maupun tidak disengaja. Semoga
makalah yang penulis sajikan ini dapat menambah ilmu dan wawasan kita tentang
“Beramal Dengan Ikhlas Dan Tingkah Laku Terpuji”.
Atas partisipasi dosen pembimbing dan teman – teman semua, pemakalah
mengharapkan kritikan, dorongan, masukan, dan saran dari pembaca atau peserta
diskusi, dan pemakalah ucapkan Terima Kasih.

More Related Content

What's hot

Tafsir surat al maun (al-misbah)
Tafsir surat al maun (al-misbah)Tafsir surat al maun (al-misbah)
Tafsir surat al maun (al-misbah)Endang Suhendar
 
Kronologi Sirah Nabi Muhammad S.A.W
Kronologi Sirah Nabi Muhammad S.A.WKronologi Sirah Nabi Muhammad S.A.W
Kronologi Sirah Nabi Muhammad S.A.WAzrul Hisham
 
Teks ucapan majlis anugerah kecemerlangan akademik 2014
Teks ucapan majlis anugerah kecemerlangan akademik 2014Teks ucapan majlis anugerah kecemerlangan akademik 2014
Teks ucapan majlis anugerah kecemerlangan akademik 2014Golden Rose
 
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1dayat7
 
Perayaan Pelbagai Kaum di Malaysia.pdf
Perayaan Pelbagai Kaum di Malaysia.pdfPerayaan Pelbagai Kaum di Malaysia.pdf
Perayaan Pelbagai Kaum di Malaysia.pdfNorizanYusof2
 
Skrip temasya sukan tahunan skdk 2 2019
Skrip temasya sukan tahunan skdk 2 2019Skrip temasya sukan tahunan skdk 2 2019
Skrip temasya sukan tahunan skdk 2 2019demunicollection
 
Hunayn Ibn Ishaq: Penterjemah Zaman Abbasiyah
Hunayn Ibn Ishaq: Penterjemah Zaman AbbasiyahHunayn Ibn Ishaq: Penterjemah Zaman Abbasiyah
Hunayn Ibn Ishaq: Penterjemah Zaman AbbasiyahKOSPATI UKM
 
Makalah Memimpin pemahaman alkitab yang relevan dan partisipatif
Makalah Memimpin pemahaman alkitab yang relevan dan partisipatifMakalah Memimpin pemahaman alkitab yang relevan dan partisipatif
Makalah Memimpin pemahaman alkitab yang relevan dan partisipatifPurnawan Kristanto
 
Sirah Nabawiyah 49: Hijrah ke Habasyah
Sirah Nabawiyah 49: Hijrah ke HabasyahSirah Nabawiyah 49: Hijrah ke Habasyah
Sirah Nabawiyah 49: Hijrah ke HabasyahAbuNailah
 
Pengacara majlis perhimpunan mingguan bahasa inggeris
Pengacara majlis perhimpunan mingguan bahasa inggerisPengacara majlis perhimpunan mingguan bahasa inggeris
Pengacara majlis perhimpunan mingguan bahasa inggerissuhaimesuleiman
 
Assingment man, masyarakat dan budaya
Assingment man, masyarakat dan budayaAssingment man, masyarakat dan budaya
Assingment man, masyarakat dan budayamama fiya
 
PELAJARAN 20-TERBITNYA FAJAR DAKWAH.pptx
PELAJARAN 20-TERBITNYA FAJAR DAKWAH.pptxPELAJARAN 20-TERBITNYA FAJAR DAKWAH.pptx
PELAJARAN 20-TERBITNYA FAJAR DAKWAH.pptxinovasisubes
 
Bab 1 menulis huruf hijaiyah
Bab 1 menulis huruf hijaiyahBab 1 menulis huruf hijaiyah
Bab 1 menulis huruf hijaiyahasih yuliana
 
Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.
Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.
Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.PAUSIL ABU
 
Hijrah nabi ke madinah
Hijrah nabi ke madinahHijrah nabi ke madinah
Hijrah nabi ke madinahnur hidayah
 
Power point pgpr pai kelas ix 2019 (1)
Power point pgpr pai kelas ix 2019 (1)Power point pgpr pai kelas ix 2019 (1)
Power point pgpr pai kelas ix 2019 (1)AbdulWafi38
 

What's hot (20)

Tafsir surat al maun (al-misbah)
Tafsir surat al maun (al-misbah)Tafsir surat al maun (al-misbah)
Tafsir surat al maun (al-misbah)
 
Kronologi Sirah Nabi Muhammad S.A.W
Kronologi Sirah Nabi Muhammad S.A.WKronologi Sirah Nabi Muhammad S.A.W
Kronologi Sirah Nabi Muhammad S.A.W
 
Teks ucapan majlis anugerah kecemerlangan akademik 2014
Teks ucapan majlis anugerah kecemerlangan akademik 2014Teks ucapan majlis anugerah kecemerlangan akademik 2014
Teks ucapan majlis anugerah kecemerlangan akademik 2014
 
Sejarah bsmm
Sejarah bsmmSejarah bsmm
Sejarah bsmm
 
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1
PPT Sejarah Nabi Muhammad smt 1
 
Perayaan Pelbagai Kaum di Malaysia.pdf
Perayaan Pelbagai Kaum di Malaysia.pdfPerayaan Pelbagai Kaum di Malaysia.pdf
Perayaan Pelbagai Kaum di Malaysia.pdf
 
Skrip temasya sukan tahunan skdk 2 2019
Skrip temasya sukan tahunan skdk 2 2019Skrip temasya sukan tahunan skdk 2 2019
Skrip temasya sukan tahunan skdk 2 2019
 
Hunayn Ibn Ishaq: Penterjemah Zaman Abbasiyah
Hunayn Ibn Ishaq: Penterjemah Zaman AbbasiyahHunayn Ibn Ishaq: Penterjemah Zaman Abbasiyah
Hunayn Ibn Ishaq: Penterjemah Zaman Abbasiyah
 
Maulidur rasul.pptx
Maulidur rasul.pptxMaulidur rasul.pptx
Maulidur rasul.pptx
 
Makalah Memimpin pemahaman alkitab yang relevan dan partisipatif
Makalah Memimpin pemahaman alkitab yang relevan dan partisipatifMakalah Memimpin pemahaman alkitab yang relevan dan partisipatif
Makalah Memimpin pemahaman alkitab yang relevan dan partisipatif
 
Sirah Nabawiyah 49: Hijrah ke Habasyah
Sirah Nabawiyah 49: Hijrah ke HabasyahSirah Nabawiyah 49: Hijrah ke Habasyah
Sirah Nabawiyah 49: Hijrah ke Habasyah
 
Pengacara majlis perhimpunan mingguan bahasa inggeris
Pengacara majlis perhimpunan mingguan bahasa inggerisPengacara majlis perhimpunan mingguan bahasa inggeris
Pengacara majlis perhimpunan mingguan bahasa inggeris
 
Assingment man, masyarakat dan budaya
Assingment man, masyarakat dan budayaAssingment man, masyarakat dan budaya
Assingment man, masyarakat dan budaya
 
PELAJARAN 20-TERBITNYA FAJAR DAKWAH.pptx
PELAJARAN 20-TERBITNYA FAJAR DAKWAH.pptxPELAJARAN 20-TERBITNYA FAJAR DAKWAH.pptx
PELAJARAN 20-TERBITNYA FAJAR DAKWAH.pptx
 
Hukum mim sukun
Hukum mim sukunHukum mim sukun
Hukum mim sukun
 
Bab 1 menulis huruf hijaiyah
Bab 1 menulis huruf hijaiyahBab 1 menulis huruf hijaiyah
Bab 1 menulis huruf hijaiyah
 
Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.
Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.
Makalah Sejarah Peradaban Islam Periode Nabi Saw.
 
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas 8
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas 8Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas 8
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas 8
 
Hijrah nabi ke madinah
Hijrah nabi ke madinahHijrah nabi ke madinah
Hijrah nabi ke madinah
 
Power point pgpr pai kelas ix 2019 (1)
Power point pgpr pai kelas ix 2019 (1)Power point pgpr pai kelas ix 2019 (1)
Power point pgpr pai kelas ix 2019 (1)
 

Similar to KONSISTEN AMAL (20)

Fiqih 1
Fiqih 1Fiqih 1
Fiqih 1
 
Syarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalatSyarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalat
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
 
Bida'ah dalam masyarakat
Bida'ah dalam masyarakatBida'ah dalam masyarakat
Bida'ah dalam masyarakat
 
Bida'ah Dalam Masyarakat
Bida'ah Dalam MasyarakatBida'ah Dalam Masyarakat
Bida'ah Dalam Masyarakat
 
Pendidikan Agama Islam-Ibadah
Pendidikan Agama Islam-IbadahPendidikan Agama Islam-Ibadah
Pendidikan Agama Islam-Ibadah
 
Makalah Qowaid Fiqihiyyah Kl.4 HTN1.Smt6.docx
Makalah Qowaid Fiqihiyyah Kl.4 HTN1.Smt6.docxMakalah Qowaid Fiqihiyyah Kl.4 HTN1.Smt6.docx
Makalah Qowaid Fiqihiyyah Kl.4 HTN1.Smt6.docx
 
Tauhid baru
Tauhid baruTauhid baru
Tauhid baru
 
Makalah kedudukan dan fungsi ibadah
Makalah kedudukan dan fungsi ibadahMakalah kedudukan dan fungsi ibadah
Makalah kedudukan dan fungsi ibadah
 
Ai3 ppt ibadah kelompok 3
Ai3 ppt ibadah kelompok 3Ai3 ppt ibadah kelompok 3
Ai3 ppt ibadah kelompok 3
 
Makalah pendidikan agama
Makalah pendidikan agamaMakalah pendidikan agama
Makalah pendidikan agama
 
Makalah pendidikan agama
Makalah pendidikan agamaMakalah pendidikan agama
Makalah pendidikan agama
 
IBADAH
IBADAHIBADAH
IBADAH
 
Ibadah makalah
Ibadah makalahIbadah makalah
Ibadah makalah
 
Ibadah.pdf
Ibadah.pdfIbadah.pdf
Ibadah.pdf
 
Ibadah.docx
Ibadah.docxIbadah.docx
Ibadah.docx
 
Rukun al fahmu pt 6
Rukun al fahmu pt 6Rukun al fahmu pt 6
Rukun al fahmu pt 6
 
MATA KULIAH AL ISLAM pertemuan 4.pptx
MATA KULIAH AL ISLAM pertemuan 4.pptxMATA KULIAH AL ISLAM pertemuan 4.pptx
MATA KULIAH AL ISLAM pertemuan 4.pptx
 
Fiqih
FiqihFiqih
Fiqih
 
Slide sunnah dan bid ah
Slide sunnah dan bid ahSlide sunnah dan bid ah
Slide sunnah dan bid ah
 

Recently uploaded

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 

Recently uploaded (20)

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 

KONSISTEN AMAL

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehubungan dengan pentingnya keikhlasan dalam melaksanakan ibadah, Imam Mujahid berkata bahwa “Amal tanpa niat adalah sia-sia. Niat tanpa didasari keikhlasan adalah riya.” Keikhlasan tanpa dibarengi dengan ilmu bagaikan debu berterbangan tanpa arah. Amalan yang dilakukan atas dasar riya tak ubahnya dengan perbuatan orang-orang munafik, yang aspek luarnya menampakkan ketaatan tapi aspek batin nya penuh dengan penipuan dan kepalsuan. dengan kata lain, hakikat amal mereka adalah penipuan belaka, karena ibadah yang mereka lakukan bukan karena menjalankan perintah dan mengharapkan Ridho-Nya, melainkan mendapatkan penilaian manusia. Oleh karena itu, segala perbuatan yang baik harus diiringi oleh niat, untuk lebih sempurnanya amal perbuatan yang kita lakukan. Dari perbuatan tersebut harus diiringi dengan keikhlasan semata-mata karena Allah, sehingga perbuatan kita jauh dari sifat riya yang hanya ingin mendapatka pujian dari orang lain, dalam melakukan amal perbuatan. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Hubungannya Antara Amalan Dengan Niat ? 2. Apa Pengertian dari Konsisten Dalam Beramal ? 3. Bagaimana Menjauhi Perbuatan Riya ? 4. Apa Hubungan Baik Buruknya Seseorang dengan Akhlak ? 5. Bagaimana Kejujuran Membawa Kebaikan ? 6. Bagaimana Hubungannya Jujur dengan Pertolongan Allah ? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui hubungan antara amalan dengan niat 2. Untuk mengetahui apa pengertian dari konsisten dalam beramal 3. Untuk mengetahui bagaimana menjauhi perbuatan riya 4. Untuk mengetahui apa hubungan baik buruknya seseorang dengan akhlak 5. Untuk mengetahui bagaimana kejujuran membawa kebaikan 6. Untuk mengetahui bagaimana hubungannya jujur dengan pertolongan Allah
  • 2. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Beramal dengan Ikhlas Ikhlas menurut bahasa berarti suci, bersih, murni. Sedangkan menurut istilah ikhlas adalah mengerjakan suatu perbuatan semata-mata hanya mengharapkan keridhoan Allah SWT, artinya apabila seorang muslim mengerjakan suatu ibadah, maka niatnya bukan karena ingin dipuji, ingin dilihat orang lain atau ingin mendapatkan nama atau lain sebagainya, tetapi semat-mata hanya karena Allah. 1 Al-ghazali menggambarkan hubungan amal dengan ikhlas seperti tubuh dan jiwa. Kedua menjadi suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. 2 Sebagai firman Allah dalam (Q.S Az-Zumar : 2) :    Artinya : “Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.” 3 1. Amalan dan Hubungannya dengan Niat ‫صل‬ ‫هللا‬ ‫سول‬ ‫ر‬ ‫سمعت‬ : ‫ل‬ ‫قا‬ ‫عنه‬ ‫هللا‬ ‫ضي‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫الخطا‬ ‫بن‬ ‫عمر‬ ‫حفص‬ ‫بي‬ ‫أ‬ ‫منين‬ ‫لمو‬ ‫ا‬ ‫مير‬ ‫أ‬ ‫عن‬‫ى‬‫هللا‬ ‫عما‬ ‫آل‬ ‫ا‬ ‫نما‬ ‫إ‬ : ‫ل‬ ‫يقو‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬‫و‬ ‫هللا‬ ‫لى‬ ‫إ‬ ‫ته‬ ‫هجر‬ ‫نت‬ ‫كا‬ ‫فمن‬ ‫ي‬ ‫نو‬ ‫ما‬ ‫ئ‬ ‫امر‬ ‫لكل‬ ‫نما‬ ‫وإ‬ ‫ت‬ ‫لنيا‬ ‫با‬ ‫ل‬‫ر‬ ‫فهج‬ ‫ينكحها‬ ‫ة‬ ‫أ‬ ‫مر‬ ‫ا‬ ‫لى‬ ‫إ‬ ‫و‬ ‫أ‬ ‫يصيبها‬ ‫نيا‬ ‫لد‬ ‫ته‬ ‫هجر‬ ‫نت‬ ‫كا‬ ‫من‬ ‫و‬ ‫له‬ ‫سو‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫هللا‬ ‫لى‬ ‫إ‬ ‫ته‬ ‫فهجر‬ ‫له‬ ‫سو‬‫إ‬ ‫ته‬ ‫ر‬ ‫ليه‬ ‫إ‬ ‫جر‬ ‫ها‬ ‫ما‬ ‫لى‬ Artinya : “Dari Amirul Mu’minin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khatab RadhiyallahuAnhu berkata; saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “ Sesungguhnya amal itu tergantung kepada niatnya dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan. Barang siapa hijrahnya menuju Allah dan Rasul-Nya, ia akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa hjrahnya 1 Imam Suraji, Etika dalam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Hadits, (Jakarta : PT. Pustaka Al-husna Baru, 2004), h. 238 2 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam perspktif al-qur’an, (Jakarta : Hamzah, 2006), h. 115 3 Alqur’an Digital
  • 3. 3 menuju dunia yang akan diperolehnya atau menuju wanita yang dinikahinya, ia akan mendapatkan apa yang ia tuju.” (Diriwatkan oleh dua imam ahli hadits: Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Al-Mughirah bin Barbizbah Al-Bukhari dan Abu Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairi An-Naisaburi, di dalam kedua kitab yang paling shahih diantara dari semua kitab hadits).4 Kedudukan Hadits Hadits ini termasuk hadits yang sangat penting, yang merupakan pusat peredaran agama islam. Ia merupakan pokok dalam agama dan kepadanya hukum syariat. Hal ini akan menjadi jelas dengan ucapan para ulama. Abu dawud berkata, “ hadits ini (sesungguhnya amal tergantung niat) setengah islam. Maksudnya agama itu terbagi kepada yang tampakn yaitu amal, dan yang batin yaitu niat. Imam Ahmad dan Asy-Shafi’i berkata “ Hadits ini merupakan sepertiga ilmu. Sebab seorang hamba itu akan mendapat pahala berkat perbuatan hati, lisan dan anggota badannya dan niat dilakukan dengan hati yang merupakan salah satu dari ketiganya. Oleh karena itu, para ulama menyukai untuk memulai penulisan kitabnya dengan hadits ini. Imam Al-Bukhari mencantumkan hadits ini diawal kitab shahihnya, yaitu Riyadh Ash-Shalihin, Al-Adzkar, dan Al-Arbain. Sebab Timblnya Hadits Rasulullah mengeluarkan hadits diatas (Asbab al-wurud)-nya ialah untuk menjawab pertanyaan salah seorang sahabat berkenaan peristiwa hijrahnya, Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah, yang diikuti oleh sebagian besar sahabat. Dalam hijrah itu ada seorang laki-laki yang turut juga hijrah. Akan tetapi, niatnya bukan untuk kepentingan perjuangan islam, melainkan hendak menikahi seorang wanita yang bernama Ummu Qais. Wanita itu rupanya sudah bertekad akan turut hijrah, sedangkan laki-laki tersebut pada mulanya memilih tinggal di Mekkah. Ummu Qais hanya mau dinikahi di tempat tujuan hijrahnya Rasulullah yakni Madinah, sehingga laki-laki itu pun ikut hijrah ke madinah. Ketika peristiwa itu ditanyakan kepada rasulullah 4 Mustafa Al-Bugha dan Muhyiddin Mistu, Al – Wafi, Syarah Hadits Arba’in Imam Nawawi, ( Jakarta : Pustaka Al-kautsar, 2002), h. 9
  • 4. 4 SAW apakah hijrah dengan motif itu diterima (Maqbul) atau tidak, Rasulullah SAW mnjawab secara umum seperti disebutkan pada hadits diatas.5 Berkenaan dengan niat, sebagian ulama mendefenisikan niat menurut Syara’ sebagai berikut : ‫بفعله‬ ‫نا‬ ‫مقتر‬ ‫ء‬ ‫شى‬ ‫فعل‬ ‫قصد‬ ‫هي‬ ‫النية‬ Artinya : “Niat Adalah menyengajakan untuk berbuat sesuatu disertai(berbarengan) dengan perbuatannya.” Dari definisi yang disebutkan diatas, dapat dilihat bahwa niat itu adalah keinginan untuk menyengajakan suatu perbuatan. Oleh karena itu, tentu saja niat itu tempatnya di dalam hati. Tetapi didalam pelaksanaan ibadah sebagian ulama masih mensyaratkan agar niat itu dilafalkan dalam bentuk ucapan lisan. Pernyataan Nabi bahwa perbuatan seseorang bergantung pada niatnya menunjukkan pentingnya niat didalam ajaran islam. Pentingnya niat ini dapat dilihat dari beberapa sisi : 1. Dalam kaitannya dengan penerimaan ibadah, sebagian ulama menyatakan bahwa niat merupakan syarat sahnya melakukan suatu perbuatan. 2. Niat dapat menentukan posisi perbuatan seseorang : a. Membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya. b. Membedakan antara perbuatan sebagai adat kebiasaan dengan perbuatan ibadah. 3.Niat juga akan menunjukkan derajat amal seseorang. 4. Niat menentukan apa yang akan diperoleh seseorang, baik keinginannya terhadap kesengan dunia maupun kesenangan akhirat. 6 5 Rachmat Syafe’i, Al-Hadis, Aqidah, Akhlak, Sosial dan hukum, (Bandung : Pustaka Setia, 2000), h. 55 - 56 6 Ali Sati dan Maizuddin, Hadis 1, ( Padang : Hayfa press, 2009), h. 34-36
  • 5. 5 2. Konsisten dalam Beramal :‫قال‬ )‫سد‬ ‫ا‬ ‫بني‬ ‫(من‬ ‫ة‬ ‫أ‬ ‫مر‬ ‫ا‬ ‫ها‬ ‫عند‬ ‫و‬ ‫عليها‬ ‫خل‬ ‫د‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫انبي‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫ئشة‬ ‫عا‬ ‫عن‬‫ه‬ ‫هز‬ ‫من‬ ‫؟‬ ‫م‬ ‫تنا‬ ‫(ال‬ ‫ة‬ ‫ن‬ ‫فال‬ : ‫لت‬ ‫قا‬‫عم‬ ‫األ‬ ‫(من‬ ‫ن‬ ‫تصيقو‬ ‫بما‬ ‫عليكم‬ ‫مه‬ : ‫ل‬ ‫قا‬ ‫تها‬ ‫صال‬ ‫من‬ ‫كر‬ ‫تذ‬ ) ‫لليل‬ ‫ا‬ ‫من‬) ‫ل‬ ‫ا‬ ‫عل‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫د‬ ‫ما‬ ‫إليه‬ ‫ين‬ ‫الد‬ ‫حب‬ ‫أ‬ ‫ن‬ ‫كا‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫تملو‬ ‫حتى‬ )‫يمل‬ ‫ال‬ ‫هللا‬ ‫ن‬ ‫فإ‬ : ‫اية‬ ‫و‬ ‫ر‬ ‫في‬ ‫(و‬ ‫هللا‬ ‫يمل‬ ‫ال‬ ‫هللا‬ ‫فو‬‫صا‬ ‫يه‬ ‫حبه‬ Artinya : “ Dari Aisyah RA, pada suatu ketika Nabi SAW masuk ke tempat Aisyah, dan saat itu ada seorang wanita (dari bani Asad ) bersama Aisyah. Lalu Nabi bertanya, “ siapa wanita itu ?” Aisyah menjawab, “ ini adalah Fulanah” Aisyah lalu menyebutkan amalan salatnya. Nabi bersabda, “jangan begitu! Tetapi kerjakanlah semampumu (amal-amal itu). Demi Allah, Dia tidak bosan (dalam riwayat lain: sesungguhnya Allah tidak bosan) {unutk memberikan pahala}, hingga kamu sendiri yang merasa bosan. Amal yang paling disukai Allah adalah yang dilakukan secara rutin dan berkesinambungan. 7 ‫لى‬ ‫قل‬ ‫هللا‬ ‫ل‬ ‫رسو‬ ‫يا‬ ‫قلت‬ ‫ل‬ ‫قا‬ ‫الثقفي‬ ‫هللا‬ ‫عبد‬ ‫بن‬ ‫ن‬ ‫سفيا‬ , ‫ة‬ ‫عمر‬ ‫ابي‬ : ‫قيل‬ ‫و‬ , ‫و‬ ‫عمر‬ ‫أبي‬ ‫عن‬‫سال‬ ‫اإل‬ ‫في‬ .‫استقم‬ ‫ثم‬ ‫هلل‬ ‫با‬ ‫منت‬ ‫آ‬ ‫قل‬ ‫ل‬ ‫قا‬ ‫ك‬ ‫غير‬ ‫ا‬ ‫حد‬ ‫أ‬ ‫عنه‬ ‫ل‬ ‫اسأ‬ ‫ال‬ ‫ال‬ ‫قو‬ ‫م‬ Artinya : “ Dari Abu Amr- ada yang menyebut Abu Amrah- Sufyan bin Abdullah Ats- Tsaqafi Radhiyallah Anhu berkata, saya berkata, “ Ya Rasulullah, katakanlah kepadaku ucapan dalam islam, yang saya tidak akan menanyakannya kepada seorang pun kecuali kepadmu. “ Rasulullah menjawab,” Katakanlah! ‘Saya beriman’ kemudian istiqamahlah.” ( Riwayat Muslim). Kedudukan Hadits Hadits ini adalah hadits yang singkat, padat dan indah yang merupakan kekhususan bagi Rasulullah. Telah diketahui bahwa islam adalah Tauhid dan taat. Tauhid terkandung dalam kata “Iman” dan taat terkandung dalam kata “istiqamah”, Istiqamah ialah teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal yang saleh. istiqamah juga diartikan mengerjakan yang diperintahkan dan 7 Muhammad Nashiruddin Al- Albani, Ringkasan Shahih Bukhari jilid 1, ( Jakarta : Pustaka Azzam, 2007) h. 39
  • 6. 6 menjauhi yang dilarang dan masuk ke dalamnya pekerjaan hati dan badan yaitu iman, islam dan ihsan. Allah Ta’ala berfirman :   Artinya : " Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya.” ( Q.S Fushilat : 6)    Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.” (Q.S Al-ahqaf :13). Al-Qusyairi berkata, “ Istiqamah adalah sebuah derajat dengannya sempurna berbagai urusan, dan dengannya diraih kebaikan dan keteraturan. Barang siapa yang tidak istiqamah dalam kepribadiannya, dia akan sia-sia dan gagal.” Ibnu rajab berkata, “ istiqamah adalah menempuh jalan yang lurus yaitu gaama yang lurus tanpa berbelok ke kiri dan ke kanan. Tercakup di dalamnya mengerjakan ketaatan yang tampak maupun yang batin, juga meninggalkan semua larangan sehingga wasiat ini mencakup seluruh akhlak yang baik.”8 3. Menjauhi Perbuatan Riya / Syirik Kecil ‫م‬ ‫عن‬‫ح‬‫م‬‫ع‬ ‫ف‬ ‫خا‬ ‫أ‬ ‫ما‬ ‫ف‬ ‫خو‬ ‫أ‬ ‫ن‬ ‫إ‬ : ‫ل‬ ‫قا‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫هللا‬ ‫ل‬ ‫سو‬ ‫ر‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫لبيد‬ ‫بن‬ ‫د‬ ‫و‬‫ل‬‫ي‬‫ك‬ ‫الشر‬ ‫كم‬‫األ‬ ‫لق‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫يو‬ ‫لهم‬ ‫جل‬ ‫و‬ ‫عز‬ ‫هللا‬ ‫ل‬ ‫يقو‬ ‫ء‬ ‫يا‬ ‫الر‬ : ‫ل‬ ‫قا‬ ‫هللا‬ ‫ل‬ ‫سو‬ ‫ر‬ ‫يا‬ ‫صخر‬ ‫أل‬ ‫ا‬ ‫ك‬ ‫لشر‬ ‫ا‬ ‫ما‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫لو‬ ‫قا‬ . ‫صخر‬‫يا‬ ‫و‬ ‫تجد‬ ‫هل‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫نظر‬ ‫فا‬ ‫نيا‬ ‫لد‬ ‫ا‬ ‫فى‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫ء‬ ‫ا‬ ‫تر‬ ‫كنتم‬ ‫ين‬ ‫لذ‬ ‫ا‬ ‫إلى‬ ‫ا‬ ‫هبو‬ ‫اذ‬ ‫لهم‬ ‫عما‬ ‫بأ‬ ‫س‬ ‫لنا‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫جز‬ ‫ا‬ ‫ذ‬ ‫إ‬ ‫مة‬‫ن‬ ‫عند‬‫احمد‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ر‬ .‫اء‬ ‫جز‬ ‫هم‬ Artinya : “( Hadits Riwayat) Muhammad ibn Lubaid bahwa Rasulullah SAW bersabda : sesuatu yang sangat aku khawatirkan terjadi padamu adalah 8 Mustafa Al-Bugha dan Muhyiddin Mistu, Op, cit,. h. 180
  • 7. 7 syirik kecil. Para sahabat bertanya : apakah syirik kecil itu ? rasulullah menjawab : yaitu riya. Pada hari kiamat nanti Allah akan berkata kepada mereka ( bersikap riya ) ketika mereka memberi balasan terhadap kebaikan: pergilah kamu kepada orang-orang terdahu kamu ingin memperlihatkan amalmu kepada mereka, adakah kamu akan mendapatkan balasan dari mereka ? H.R Ahmad.” Penjelasan Kebahasaan Riya secara bahasa berarti memperlihatkan. Secara istilah dijelaskan bahwa riya adalah menampakkan ibadah kepada Allah dengan maksud memperlihatkan kepada orang lain sehingga mereka memuji-muji pelakunya. Jadi didalam melaksanakan ibadah seseorang tidak dengan niat karena Allah, tetapi dengan maksud lain, ketenaran, pujian atau harapan-harapan lain selain dari Allah. Penjelasan Isi Riya sangat dilarang didalam islam karena bertentangan dengan prinsip keikhlasan yang diajarkan oleh Allah dan Rasul. Riya dapat menjadikan pelakunya menjadi sombong dan takabbur sehingga amal yang dilakukannya hanya sia-sia. Untuk mengetahui riya, ada beberapa tanda seperti yang dijelaskan Ali bin Abi Thalib : 1. Malas beramal kala sendirian 2. Antusias dan semangat kala dilihat orang 3. Amalnya akan bertambah banyak bila dipuji, dan menjadi sedikit bila dicela orang. Imam Al-Ghazali melihat riya ini dalam beberapa tingkatan : 1. Tidak mengharapkan pahala dalam amal ibadah yang dilakukan, tetapi semata-mata karena riya. 2. Mengharapkan pahala dalam beramal, tetapi harapannya sangat lemah karena riya. 3. Memiliki niat yang seimbang antara mendapatkan pahala dan sikap riya. 4. Riya sebagai penambah semangat untuk melakukan ibadah.
  • 8. 8 Nabi menyebut riya ini sebagai syirik kecil karena menyerupai perilaku menjadikan tandingan-tandingan (Andat) Allah dalam beribadah. Perbuatan riya jelas sekali bertentangan sifat Kemahaesaan Allah dan kehendak mengarahkan manusia menyembah semata-mata kepadaNya. Nabi sangat mengkhawatirkan orang riya ini terjadi pada umatnya karena akibatnya sangat fatal sekali. 9 Allah dalam Alquran banyak menjelaskan akibat dari sikap riya ini :            Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. ( Q.S Al-baqarah : 264 ).“    Artinya : “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya” 9 Ali Sati dan Maizuddin, Op,cit., h.37-38
  • 9. 9 (Q.s Al-ma’un 4-6). Oleh karena itu, nabi berpesan kepada umatnya tidak terjebak dalam perilaku riya sehingga amal yang dilaksanakan tidak menjadi sia-sia dihadapan Allah. B. Tingkah Laku Terpuji 1. Baik Buruknya Seseorang Tergantung Kepada Akhlaknya ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫النبى‬ ‫يكن‬ ‫لم‬ : ‫ل‬ ‫قا‬ ‫عنهما‬ ‫هللا‬ ‫ضى‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫عمر‬ ‫بن‬ ‫هللا‬ ‫عبد‬ ‫عن‬‫حش‬ ‫فا‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬‫وال‬ ‫ا‬ ‫ري‬ ‫البخا‬ ‫رواه‬ . ‫خالقا‬ ‫أ‬ ‫أحسنكم‬ ‫كم‬ ‫ر‬ ‫خيا‬ ‫من‬ ‫إن‬ : ‫ل‬ ‫يقو‬ ‫ن‬ ‫وكا‬ ‫متفحشا‬ Artinya : “(Hadis riwayat) Abdullah ibn Amr RA ia berkata : Rasulullah tidak pernah berkata dan berbuat keji. Beliau pun bersabda: sebaik-baik kamu adalah yang paling baik Akhlaknya. H.R Bukhari.” Penjelasan Kebahasaan Akhlak secara bahasa berarti budi, perangai, tingkah laku atau tabiat. Dengan demikian Akhlak adalah perilaku yang telah menjadi tabiat seseorang. Secara istilah, akhlak didefinisikan sebagai berikut : ‫فك‬ ‫إلى‬ ‫جة‬ ‫حا‬ ‫غير‬ ‫من‬ ‫يسر‬ ‫و‬ ‫لة‬ ‫بسهو‬ ‫ل‬ ‫فعا‬ ‫األ‬ ‫عنها‬ ‫ر‬ ‫تصد‬ ‫راسخة‬ ‫لنفس‬ ‫هيئة‬ ‫عن‬ ‫رة‬ ‫عبا‬ ‫الخلق‬‫ر‬ ‫و‬ ‫ر‬ ‫ية‬ ‫ؤ‬ Artinya : “ Akhlak adalah gambara keadaan jiwa yang tertanam didalam diri seseorang secara kuat yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.” Jadi Akhlak sebetulnya adalah suatu kondisi atau sifat yang meresap didalam diri. Kondisi jiwa inilah yang memunculkan perbuatan dengan mudah. Dari sini dapat dinyatakan bahwa yang disebut akhlak adalah perbuatan yang terjadi secara spontan karena dia tidak perlu direkayasa. Bila perilaku itu di buat-buat, maka belum dapat dikatakan akhlak. disamping itu, karena ia timbul dengan mudah dan merupakan akibat dari kondisi, maka perbuatan tersebut terjadi
  • 10. 10 secara berulang-ulang. Dalam pengertian ini, maka perbuatan yang baik maupun yang buruk bila ia timbul secara spontan tanpa dibuat-buat dan terjadi berulang- ulang, maka itulah yang disebut dengan Akhlak. Oleh karena itu, didalam islam akhlak dapat dilihat dalam 2 macam, yaitu Akhlak yang terpuji (Akhlak Al kharimah / Akhlak al mahmudah) dan akhlak yang tercela(Akhlak Al Mazmuzah ). 10 Penjelasan Isi Pernyataan Rasulullah bahwa orang yang terbaik adalah yang baik akhlaknya mengindikasikan bahwa akhlak sangat penting dalam mencirikan derajat seseorang. Oleh karena itu, tingkat keimanan dan keislaman seseorang dapat dilihat dari perilaku baiknya. Disamping itu, pernyataan Rasulullah mengindikasikan bahwa akhlak sangat penting dan strategis dalam pandangan islam. Pertama, akhlak merupakan salah satu tujuan risalah, dalam arti diangkatnya Muhammad sebagai Nabi adalah dalam rangka memperbaiki Akhlak manusia, Akhlah terhadap Allah, terhadap diri sendiri, sesama, dan lingkungan. ‫ع‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫هللا‬ ‫ل‬ ‫رسو‬ ‫ل‬ ‫قا‬ ‫ل‬ ‫قا‬ ‫ة‬ ‫ير‬ ‫هر‬ ‫ابى‬ ‫عن‬‫رواه‬ . ‫خالق‬ ‫األ‬ ‫لح‬ ‫صا‬ ‫تمم‬ ‫أل‬ ‫بعثت‬ ‫إنما‬ ‫وسلم‬ ‫ليه‬‫أحمد‬ Artinya : “(Hadis Riwayat) dari Abu Hurairah berkata Rasulullah SAW bersabda : sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak. H.R Ahmad.“ Kedua, Akhlak merupakan salah satu kunci Syurga. Jadi bila manusia ingin mendapatkan syurga, maka hendaknya ia memperbaiki Akhlaknya. Rasulullah SAW bersabda : ‫أ‬ ‫أن‬ ‫ة‬ ‫ير‬ ‫هر‬ ‫أبى‬ ‫عن‬‫ج‬ ‫األ‬ ‫ر‬ ‫النا‬ ‫ن‬ ‫نسا‬ ‫اإل‬ ‫به‬ ‫يلج‬ ‫ما‬ ‫أكثر‬ : ‫ل‬ ‫قا‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫لنبى‬‫ن‬ ‫فا‬ ‫و‬ ‫يلج‬ ‫ما‬ ‫أكثر‬ ‫و‬ ‫ج‬ ‫واافر‬ ‫الفم‬‫ن‬ ‫اإلنسا‬ ‫به‬‫حمد‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ر‬ . ‫الخلق‬ ‫وحسن‬ ‫جل‬ ‫و‬ ‫عز‬ ‫هللا‬ ‫ى‬ ‫تقو‬ ‫الجنة‬ Artinya : “(Hadis Riwayat) dari Abu Hurairah berkata Rasulullah SAW bersabda : yang paling banyak memasukkan manusia kedalam neraka adalah dua rongga, yaitu mulut dan Faraj. Dua hal pula yang paling banyak memasukkan 10 Ali Sati dan Maizuddin, Op,cit., h. 41
  • 11. 11 orang kedalam syurga yaitu takwa kepada Allah dan Akhlak yang baik. H.R Ahmad.” Ketiga, Akhlak dapat menjadi ukuran baiknya islam seseorang. Kesempurnaannya melaksanakan ajaran islam dapat dilihat bagaimana ia menampilkan akhlak yang baik. Rasulullah SAW bersabda : ‫ق‬ ‫أخال‬ ‫سنكم‬ ‫أحا‬ ‫ما‬ ‫سال‬ ‫إ‬ ‫كم‬ ‫خير‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫هللا‬ ‫ل‬ ‫رسو‬ ‫ل‬ ‫قا‬ ‫ل‬ ‫قا‬ ‫ة‬ ‫ير‬ ‫هر‬ ‫أبى‬ ‫عن‬. ‫ا‬ ‫حمد‬ ‫أ‬ ‫رواه‬ Artinya : “(Hadis Riwayat) dari Abu Hurairah berkata Rasulullah SAW bersabda : orang yang paling baik islamnya adalah orang yang paling baik akhlaknya. H.R Ahmad” Keempat, media mencapai kebahagiaan. Seseorang yang ingin bahagia ia terlebih dahulu harus bersikap baik terhadap orang lain sehingga orang lain merasa tenang dan bahagia. Bila hal itu dapat dilakukan, maka ia akan disegani dan dihormati di mata orang lain sehingga menimbulkan kebahagiaan dalam dirinya. 11 1. Kejujuran Membawa Kepada Kebaikan Artinya : “(Hadis Riwayat) dari Abdullah ibn Mas’ud katanya: Rasulullah SAW bersabda : hendaklah kamu berlaku jujur, karena kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawamu ke dalam syurga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memilih kejujuran, akan dicatat disisi Allah sebagai orang yang jujur. Jauhilah berkata dusta karena dusta itu akan membawa kepada perilaku curang, dan kecurangan itu akan mengantarkan 11 Ibid., h.42-44
  • 12. 12 kamu kedalam neraka. Seseorang yang senantisa berlaku dusta dan memilih kedustaan, ia akan dicatat disisi Allah sebagai seorang pendusta. H.R Bukhari.” Penjelasan Kebahasaan Kata ‫الصدق‬ yang bermakna benar dalam ucapan (jujur), karena disandingkan dengan ‫ب‬ ‫الكذ‬ didefinisikan sebagai keadaan apa yang ada didalam diri atau pikiran bersesuaian dengan kenyataan. Dengan demikian kejujuran adalah pernyataan yang sesuai dengan keadaan riil. Seseorang yang mengatakan bahwa ia telah melaksanakan salat dan itu nyata telah terjadi disebut jujur. Penjelasan Isi    Artinya: “dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.” (Q.S Az-zumar : 33). Perintah berlaku jujur dalam hadis diatas mengindikasikan Al-ijab, yaitu sesuatu yang harus dilakukan oleh pribadi muslim. Perintah yang bersifat pasti ini menunjukkan kedudukan sifat jujur sangat penting dalam islam. Kejujuran adalah bagian dari diri manusia, hal ini karena kejujuran bebas dari rasa bersalah dan tidak dihantui rasa ketakutan. Disisi lain, perilaku jujur, karena ia merupakan bagian dari diri manusia, maka kejujuran bersifat universal. Disisi islam mencela orang-orang yang tidak berlaku jujur  Artinya : “Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta.” ( Q.S Al-Dzariyat : 10)  
  • 13. 13 Artinya : “tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.” (Q.S Al-Qaff : 18 ) Bila seseorang berlaku jujur, tidak hanya membawa manfaat bagi dirinya tetapi juga bagi masyarakat. Demikian pula sebaliknya, Kebohongan tidak hanya berakibat fatal bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain, bahkan dapat merusak tatanan kehidupan. 12 2. Jujur dalam Meminjam dan Mendapatkan Harta ‫يد‬ ‫ير‬ ‫س‬ ‫النا‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫أمو‬ ‫أخذ‬ ‫من‬ : ‫ل‬ ‫قا‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫ألنبى‬ ‫عن‬ ‫عنه‬ ‫هللا‬ ‫ضى‬ ‫ةر‬ ‫ير‬ ‫هر‬ ‫أبى‬ ‫عن‬‫أدا‬ ‫ري‬ ‫البخا‬ ‫رواد‬ . ‫هللا‬ ‫أتلفه‬ ‫فها‬ ‫إتال‬ ‫يد‬ ‫ير‬ ‫أخذ‬ ‫ومن‬ , ‫عنه‬ ‫هللا‬ ‫ى‬ ‫أد‬ ‫ءها‬ Artinya : “(hadis Riwayat) Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW bersabda : barang siapa yang mengambil milik orang lain dengan maksud mengembalikannya, maka Allah akan (membantu) mengembalikannya. Sia yang mengambil harta orang lain dengan tujuan merusaknya, maka Allah akan merusak (harta)-nya. H.R Bukhari” Hadis ini mengingatkan umat islam agar berhati-hati dengan harta orang lain. Sering dalam kehidupan seseorang terdesak dan terpaksa meminjam milik orang lain. Hal ini dapat dibenarkan di dalam islam. Tetapi, peminjam tidak boleh berniat buruk terhadap barang yang dipinjamkan kepadanya, yaitu dengan maksud tidak menjaga dengan baik dan mengembalikannya. Barang pinjaman adalah amanah yang harus dijaga dan harus dikembalikan kepada pemiliknya.   ... Artinya :” Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya “ (Q.S An-nisa’ : 58 ), Kemampuan seseorang menjaga amanah dan mengembalikan kepada pemiliknya akan mengantarkan dia untuk menerima amanah-amanah lainnya, 12 Ibid,. h. 45-46
  • 14. 14 karena orang dapat menaruh kepercayaan kepadanya dengan tidak ada kekhawatiran miliknnya akan rusak dan hilang. Karena itu, bila seseorang dalam keadaan terdesak dan membutuhklan kepercyaan orang lain, maka ia dengan mudah mendapatkan pertolongan. Dalam hadits diatas dinyatakan pula bahwa Allah akan membantunya mengembalikan barang yang dipinjam. Sebagian ulama memahami niat yang lurus akan menyebabkan Allah akan membukakan pintu hidayah kepadanya sehingga rezeki nya menjadi lapang dan ia dapat mengembalikan pinjaman nya. Sedangkan niat yang keji akan menyeretnya pada jurang kekafiran dan kehinaan. Sebaliknya, sikap tidak amanah, yang didalam hadits tersebut dinyatakan seseorang yang mengambil harta orang lain, tetapi bermaksud jelek, ia akan mengalami kesulitan di dalam hidupnya. Disamping, sikap tidak amanah merupakan ciri orang munafik seperti yang digambarkan dalam hadits nabi. ‫ث‬ ‫حد‬ ‫ذا‬ ‫إ‬ ‫ث‬ ‫ثال‬ ‫فق‬ ‫المنا‬ ‫ية‬ ‫آ‬ : ‫ل‬ ‫قا‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫النبى‬ ‫عن‬ ‫ة‬ ‫ير‬ ‫هر‬ ‫أبى‬ ‫عن‬‫و‬ ‫إذا‬ ‫و‬ , ‫ب‬ ‫كذ‬‫عد‬ ‫ري‬ ‫البخا‬ ‫رواه‬ . ‫ن‬ ‫خا‬ ‫تمن‬ ‫ؤ‬ ‫ا‬ ‫وإذا‬ , ‫أخلف‬ Artinya : (hadis riwayat) dari Abu Hurairah dari nabi SAW beliau bersabda : tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu : bila ia berkata ia berdusta, bila ia berjanji ia mengkhianatinya, dan bila ia dipercayai maka ia berkhianat.” H.R Bukhari. Perilaku munafik ini sangat di kecam oleh Allah SWT. Perilaku munafik tidak hanya merugikan dirinya sendiri tetapi juga merugikan orang lain. Hadits ini menganjurkan untuk berniat lurus dan berperilaku jujur dalam kehidupan. Karena perilaku jujur baik dalam pengertian ucapan maupun perbuatan akan mengantarkan seseorang pada kebahagiaan dunia dan akhirat.13 13 Ibid h. 46-48
  • 15. 15 BAB III PENUTUPAN A. Kesimpulan Niat sangat menentukan sah nya suatu perbuatan syara’ dan sangat menentukan diterimanya suatu perbuatan ibadah. Allah SWT akan menerima amal ibadah yang diniati keikhlasan serta hanya mengharapkan Ridho-Nya. Riya adalah melakukan ibadah bukan didasarkan karena Allah SWT, tetapi karena Makhluknya. Riya sangat merugikan bagi dirinya, karena semua amal ibadahnya akan sia-sia, itulah sebabnya riya sangat berbahaya, bahkan dikatakan syirik kecil. Tapi seseorang tidak boleh enggan untuk beramal karena takut riya. Dan kita juga diharuskan untuk berbuat jujur, karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan. B. Saran “Tak ada manusia yang sempurna” begitu juga dengan pemakalah, kerena itu pemakalah sangat menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, baik disengaja maupun tidak disengaja. Semoga makalah yang penulis sajikan ini dapat menambah ilmu dan wawasan kita tentang “Beramal Dengan Ikhlas Dan Tingkah Laku Terpuji”. Atas partisipasi dosen pembimbing dan teman – teman semua, pemakalah mengharapkan kritikan, dorongan, masukan, dan saran dari pembaca atau peserta diskusi, dan pemakalah ucapkan Terima Kasih.