Makalah ini membahas tentang infeksi saluran kemih (ISK) yang merupakan masalah kesehatan serius. ISK disebabkan oleh bakteri yang berkembang biak di saluran kemih dan menyebabkan infeksi. Gejala ISK bervariasi mulai dari tidak bergejala hingga menimbulkan rasa sakit saat buang air kecil. Makalah ini bertujuan menurunkan angka penderita ISK serta memberikan pemahaman tentang penyakit ini kepada masy
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Infeksi Saluran Kemih atau sering di singkat ISK ,akhir -akhir ini menjadi Topik
yang ramai dibicarakan di kalangan masyarakat terutama para orang tua yang
mempunyai anak remaja perempuan. Infeksi saluran kencing atau ISK merupakan
masalah kesehatan yang cukup serius di bagi jutaan orang tiap tahun. ISK merupakan
penyakit infeksi nomor 2 yang paling banyak menyerang manusia.
Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan, biasanya urin
tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal dan
berkembang biak dalam urin, terjadilah ISK. Jenis ISK yang paling umum adalah
infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai sistitis.
Bakteri atau kuman yang paling sering mengakibatkan ISK antara lain Escherichia
coli, Klebsiella dan Pseudomonas. Dari penderita, meurut penelitian, kira-kira da
sekitar 10% yang tidak bergejala.
Tidak semua ISK menimbulkan gejala, ISK yang tidak menimbulkan gejala
disebut sebagai ISK asimtomatis. Dalam hal ini penderita tidak merasakan apa-apa.
Mungkin gejalanya ada tetapi orang tersebut menganggapnya sebagai gejala biasa.
Untuk yang tidak bergejala baru diketahui setelah diperiksa melalui tes urine dimana
dalam urinenya terdapat banyak bakteri.
Dari studi kasus mengenai sistem perkemihan yang diberikan, saya mengangkat
infeksi saluran kemih dalam makalah ini karena kasus ini mendapat urutan ke dua
yang banyak menyerang manusia serta penyakit yang menonjol pada wilayah kerja
Puskesmas Pulang Pisau.
2. 2
B. TUJUAN
Tujuan dalam makalah ini yaitu :
1. Untuk menurunkan jumlah penderita penyakit infeksi saluran kemih.
2. Memberikan pemahaman kepada masyarakat di daerah kerja puskesmas Pulang.
Pisau tentang penyakit infeksi saluran pencernaan.
3. Untuk mengetahui cara pendekatan dalam menurunkan infeksi saluran kemih.
C. MANFAAT
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini diharapkan nantinya mahasiswa
mampu memahami dan mengerti tentang konsep dasar dari penyakit Infeksi Saluran
Kemih beserta bagaimana penangananya di puskesmas yang sesuai pada masyarakat
dengan penyakit Infeksi Saluran Kemih, dari pengkajian hingga perencanaan.
3. 3
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT
A. ANALISA SITUASI
1. Geografi
Kecamatan Kahayan Hilir merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Pulang
Pisau yang terletak di Ibukota Kabupaten, dengan luas wilayah adalah 360.000
km2. Kecamatan Kahayan Hilir tediri dari 2 Kelurahan dan 7 Desa, sebagian besar
desa-desa tersebut berada ditepu sungai Kahayan.
Batas wilayah Kecamatan Kahayan Hilir meliputi : wilayah Utara : Kec.Jabiren,
wilayah Barat: Kec.Maliku, wilayah Selatan: Kab.Kuala Kapuas (Basarang) dan
wilayah Timur : Kab.Kuala Kapuas (Mandumai).
Kahayan hilir merupakan dataran rendah dengan kondisi tanah bergambut, saat
musim kemarau rawan kebakaran, ketika musim hujan curah hujan sangat tinggi.
Puskesmas Pulang Pisau merupakan salah satu Puskesmas yang beradadi
Kecamatan Kahayan Hilir, yang wilayah kerjanya mencakup 1 Kelurahan dan 4
Desa dengan jarak Desa terjau ±20 Km dari kota Kecamatan, yaitu Desa mintin.
Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di masyarakat, Puskesmas
Pulang Pisau mempunyai Visi dan Misi yang sesuai dengan Visi dan Misi
Kesehatan Kabupaten, serta dengan Motto 5S.
Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Pulang Pisau
4. 4
2. Demografi
a. Jumlah Penduduk
Penduduk Kecamatan Kahayan Hilir terdiri dari beraneka ragam suku,
yaitu Suku Jawa,Dayak,Banjar,Bali,Batak,dan lain-lain. Penduduk yang
berada di dalam wilayah kerja Puskesmas Pulang Pisau yang terletak di
Kecamatan Kahayan Hilir meliputi 4 Desa dengan 1 Kelurahan, yaitu
Kelurahan Pulang Pisau, Desa Anjir Pulang Pisau, Desa Manteren I, Desa
Manteren II dan Desa Mintin.
Jumlah penduduk di Kecamatan Kahayan Hilir yang termasuk dalam
wilayah kerja Puskesmas Pulang Pisau, berdasarkan data PUSDATIN yang
didapati dari BPS Kecamatan Kahayan Hilir adalah sebanyak 20.540 jiwa,
dengan kepadatan penduduk terbesar di Desa Mantaren II yaitu 457.72
jiwa/km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 2.284 jiwa. Jumlah rumah
tangga penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Pulang Pisau adalah 6,457
dengan rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga adalah 3,18 jiwa
3. Visi
Tercapainya Kecamatan Kahayan Hilir sehat menuju menuju terwujudnya
Indonesia sehat
4. Misi
a. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan diwilayah kerja
Puskesmas Pulang Pisau
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat diwilayah
Puskesmas Pulang Pisau
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,keluarga dan masyarakat
beserta lingkungan.
5. Motto
Senyum,Sapa,Sentuh,Sembuh,Senang (5S)
5. 5
6. Angka Kesakitan
Angka kesakitan penduduk diperoleh dari data yang berasal dari masyarakat
diwilayah keerja Puskesmas Pulang Pisau melalui system pencatatan dan
pelaporan.
a. Penyakit Menular
Seperti TB Paru,ISPA,,Malaria,Kusta,Filiriasis dan Infeksi Saluran Kemih.
B. ANALISA SITUASI KHUSUS
1. Program
Kegiatan pokok di Puskesmas Pulang Pisau dilaksanakan sesuai kemampuan
tenaga maupun fasilitasnya. Namun demikian kegiatan pokok di Puskesmas
Pulang Pisau yang dilaksanakan ada 13 program adalah sebagai berikut :
a. Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
b. Keluarga Berencana
c. Usaha Peningkatan Gizi
d. Kesehatan Lingkungan
e. Pemberantasan Penyakit Menular
f. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
g. Usaha Kesehatan Sekolah
h. Perawatan Kesehatan Masyarakat
i. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
j. Usaha Kesehatan Jiwa
k. Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
l. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
m. Kesehatan Usia Lanjut
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas Pulang Pisau diarahkan kepada keluarga
sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas
ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat.
Setiap kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa ( PKMD ). Disamping penyelenggaraan usaha-usaha
kegiatan pokok Puskesmas seperti tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu
diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat (
contoh: Pekan Imunisasi Nasional ). Dalam hal demikian, baik petunjuk
pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama
6. 6
Pemerintah Daerah. Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi, misalnya
karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam. Untuk mengatasi
kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain.
2. Kegiatan Di Puskesmas
a. Promkes, Kesling dan Gizi
Kegiatan yang saya lakukan disini
1) Promkes (promosi Kesehatan)
Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan program lansia (lanjut usia)
dan mengecek gula darah pada orang lanjut usia mengukur tinggi badan,
berat badan, tensi/mengukur tekanan darah.
2) Kesling (Kesehatan Lingkungan)
Kesehatan yang dilakukan biasa terjadwal sesuai program yang ditetapkan
pemerintah pusat.
3) Gizi
Kegiatan posyandu tiap bulanan di berbagai tempat yang ada di sedadap
ini kegiatan yang di lakukan ia lah memberikan biskuit MP ASI (Makanan
Pendamping Air Susu Ibu) kepada anak balita dan biskuit BUMIL (IBU
HAMIL) kepada ibu yang sedang mengandung anak. Juga kegiatan
pemberian suntikan imunisasi kepada anak yang berusia 1 bulan dan
seterusnya.
b. Apotik
1) Melayani pasien ( Pelayanan obat )
Pelayanan obat adalah proses kegiatan meliputi aspek teknis dan non
teknis, mulai dari menerima resep dokter sampai penyerahan obat kepada
pasien.
2) Tujuan
a) Pasien mendapat obat sesuai resep
b) Pasien mendapat informasi yang cukup
3) Kegiatan pelayanan
a) Pembacaan resep
Nama obat dan jumlah obat
Jenis dan bentuk sediaan obat
Nama dan umur pasien
7. 7
Dosis
Cara pemakaian (aturan pakai)
b) Penyiapan obat
Mengambil obat menggunakan sepatula
Mengembalikan sisa obat kedalam wadah
Memeriksa ulang etiket
Menghitung jumlah obat
Membuat dan membagi obat dalam bentuk puyer
Mengukur cairan
Melarutkan dan mengencerkan obat dalam bentuk suspense
Mengemas dan memberi etiket
Penyerahan obat
Sebelum obat diserahkan kita harus mengecek identitas pasien, jumlah
obat, jenis obat, aturan pakai, kemasan dan lain-lain
Obat diserahkan dengan informasi yang lengkap
Informasi obat
Informasi obat meliputi :
Kapan obat digunakan, berapa banyak pemakaian obat dan waktu
pemakaian obat
Lama pemakaian obat
Cara penggunaan obat
Efek samping obat
Kegunaan obat (indikasi obat).
8. 8
3. Struktur Organisasi
Gambar 1.2 Struktur Organisasi
4. Tugas dan Wewenang
a. Kepala Puskesmas
Tugas Kepala Puskesmas :
1) Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, bimbingan dan suvervisi
2) Mengadakan koordinasi ditingkat kecamatan
3) Sebagai penggerak pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan
4) Sebagai tenaga ahli pendamping Camat
5) Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di
puskesmas
Fungsi Kepala Puskesmas :
Memimpin, menyusun, mengkoordinasikan dan menetapkan rencana
operasional pelaksanaan pembinaan puskesmas yang meliputi program dan
kegiatan puskesmas berdasarkan petunjuk teknis kegiatan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas di puskesmas.
9. 9
b. Dokter Umum
Tugas Dokter Umum :
Mengusahakan agar pelayanan kesehatan umum dapat terlaksana dengan baik.
Fungsi Dokter Umum :
Melaksanakan pelayanan kesehatan Umum.
Wewenang Dokter Umum :
1. Melaksanakan pemerikasaan dan pengobatan.
2. Membantu pelaksanaan kegiatan-kegiatab fungsi manajemen.
3. Membuat rujukan pada pasien yang tidak dapat di tangani poliklinik.
4. Memberi penyuluhan pada pasien tentang kesehatan terutama pada praja
yang sakit.
c. Dokter Gigi
Tugas Dokter Gigi :
Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut terlaksana dengan
baik.
Fungsi Dokter Gigi :
1. Melaksanakan Pelayanan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut dasar umum, terdiri :
1) Premadikasi Pencabutan
2) Penambalan Gigi
3) Perawatan Syaraf Gigi
4) Melaksanakan Konsultasi Gigi.
5) Melaksanakan/menerima kasus-kasus emergency gigi/darurat.
3. Membantu Pelaksanaan kegiatan-kegiatan fungsi manajemen
4. Membuat rujukan pada pasien yang tidak dapat di tangani di poliklinik.
5. Memberi penyuluhan pada pasien tentang kesehatan gigi dan mulut .
d. Perawat Kesehatan
Perawat Kesehatan bertugas membantu tugas dokter dalam melaksanakan
kegiatan Puskesmas serta dalam pengobatan pasien.
e. Perawat Gigi
Perawat Gigi bertugas melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
Puskesmas.
f. Pelaksana Bidan
Memeriksa ibu hamil dan melayani pelayanan KB.
10. 10
g. Tata Usaha
Tugas Tata Usaha :
1. Mengkoordinasikan tugas –tugas yang di berikan oleh pimpinan.
2. Memonitor pekerjaan staf administrasi dan tenaga harian.
3. Mengelola dan mempertanggung jawabkan pengeluaran rumah tangga.
4. Membuat konsep surat dinas atau mengetik konsep surat pimpinan.
5. Mengelola surat-surat yang masuk dan keluar.
6. Memonitor dan merekap penelitian yang dilakukan staf Akademik
(mencakup penelitian pusat, Fakultas, Lintas Unit, Jakarta In focus, Hibah
Kompetitif, LPPM dan hibah DIKTI )
7. Membantu secara administrasi dan keuangan pelaksana penelitian lintas
unit.
8. Membantu Proses penyelenggaraan seminar/pertemuan ilmiah rutin.
9. Menghadiri rapat-rapat khususnya yang berkaitan dengan masalah
administrasi.
10. Menerapkan rapat-rapat/pertemuan pimpinan dan rapat dengan tamu-tamu.
11. Menginvertarisasi semua perlengkapan yang ada.
12. Menyusun anggaran tahunan.
13. Mengatur jadwal rapat pimpinan.
14. Menyusun notula rapat pimpinan dan menyebarluaskan.
Wewenang :
1. Membina staf administrasi, melalui pengarahan dan peringatan lisan
maupun dengan tulisan.
2. Mengusulkan mutasi/rotasi. Promosi, kenaikan golongan/skala gaji staf
administrasi maupun penundaannya dengan persetujuan Ketua LPPM.
3. Menggunakan saran, prasaran kerja untuk kelancaran pelaksana tugas-
tugas.
h. Apoteker
Peranan dan fungsi Apoteker Pengelola Apotek (APA) di antaranya :
1. Membuat visi dan misi
2. Membuat strategi, tujuan,sasaran dan program kerja.
3. Membuat dan menetapkan peraturan atau standar prosedur Operasional
(SPO) pada setiap fungsi kegiatan di apotek.
11. 11
4. Membuat sistem pengawasan dan pengendalian SPO serta program kerja
pada setiap fungsi kegiatan di apotek.
5. Merencanakan, malaksanakan, mengendalikan dan menganalisis hasil
kinerja operasional dan kinerja keuangan apotek.
Wewenang dan tanggung jawab Apa di antaranya :
1. Menentukan arah terhadap seluruh kegiatan
2. Menentukan sistem atau peraturan yang akan di gunakan.
3. Mengawasi pelaksanan SPO dan program kerja.
4. Bertanggung jawab terhadap kinerja yang di peroleh.
i. Loket Pendaftaran
Tugas Loket Pendaftaran
1. Mendaftar pasien yang datang berobat.
2. Mencatat di register.
3. Mengisi Identitas pasien di kartu rawar jalan dan kartu resep.
4. Mengisi tanda pengenal pasien.
5. Mengantar kartu rawat jalan ke ruang BP.
6. Bertanggung jawab atas penerimaan uang retribusi pada pengeluaran
karcis.
7. Menyetorkan kepada bendahara penerima hasil penerimaan retribusi setiap
hari.
8. Mencatat hasil penerimaan retribusi di buku bantu.
9. Menyusun kertu Rawat jalan pasien pada rak status sesuai aturan nomer
kode.
10. Membantu merencakan kebutuhan kartu rawat jalan, resep, kartu tanda
pengenal, famly folder dan amplop tempat kartu rawat jalan.
11. Mencatat Register Baru/Lama, register bayar/Gratis/Askes/BPJS .
12. Menghitung resep yang masuk dan setoran harian.
12. 12
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. URAIAN KEGIATAN
1. Pengumpulan data
a. Data Puskesmas Pulang Pisau
b. Data Penyakit Yang Menonjol
c. Data Kesehatan lingkungan
2. Analisa situasi (ANALISIS SWOT)
3. Identifikasi masalah
4. Menetapkan prioritas masalah
5. Menetapkan tujuan
B. MASALAH YANG DI TEMUKAN BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM
PERKEMIHAN
1. Penyakit Infeksi Saluran Kemih / Sistitis data yang didapat dari laporan petugas
puskesmas dan data yang di peroleh dari laporan kunjungan pasien 3 bulan
terakhir ada 10 pasien yang menderita Infeksi saluran Kemih kebanyakan dari
wanita dari data banyak keluhan dengan Nyeri yang sering dan rasa panas ketika
berkemih. Spasme pada area kandung kemih dan suprapubis.Nyeri punggung
bagian bawah.
2. Benigna Prostatic Hyperplasia (BPH) data yang didapat dari laporan petugas
puskesmas dan data yang di peroleh dari laporan kunjungan pasien 3 bulan
terakhir ada 4 pasien semua pada pasien laki laki,dengan keluhan (LUTS) Gejala
iritatif yaitu sering miksi (frekuensi), terbangun untuk miksi pada malam hari
(nokturia), perasaan ingin miksi yang sangat mendesak (urgensi), dan nyeri pada
saat miksi (disuria). Sedangkan gejala obstruktif adalah pancaran melemah, rasa
tidak puas sehabis miksi, kalau mau miksi harus menunggu lama (hesitancy),
harus mengejan (straining), kencing terputus-putus (intermittency), dan waktu
miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensio urin dan inkontinen karena
overflow.
13. 13
3. Inkontinensia Urine data yang didapat dari laporan petugas puskesmas dan data
yang di peroleh dari laporan kunjungan pasien 3 bulan terakhir ada 2 pasien
kebanyakan semua pasien lansia,dengan keluhan Ketidaknyamanan daerah pubis,
Distensi vesika urinaria, Ketidak sanggupan untuk berkemih,Sering berkemih,
saat vesika urinaria berisi sedikit urine.
C. PRIORITAS MASALAH (Metode Hanlon Kuantitatif)
No
Daftar
Masalah
Kriteria dan Bobot Maksimum
PEARL NPT
Prioritas
MasalahA=Besar B=Kegawatan C=Kemudahan NPD
1 ISK 9 9 8 144 11111 144 I
2 BPH 9 8 8 136 11111 136 II
3 Inkotinensia 9 7 7 105 11111 105 III
Tabel 1.1 Metode Hanlon Kuantitatif
Metode Hanlon (Kuantitatif)
Metode ini memberikan skor atas serangkaian kriteria A, B, C dan D (PEARL).
A = Besar masalah. Skor 0-10 (kecil-besar).
B = Kegawatan Skor 0-10 (tidak gawat – sangat gawat).
C = Efaktifitas atau kemudahan Skor 0-10 (sulit – mudah).
D = PEARL Skor 0 = tidak dan 1 = ya
P = Propriatness yaitu kesesuaian
E = Economic feasibility
A = Acceptability
R = Resource availability
L = Legality
NPD = Nilai Prioritas dasar = (A + B) x C
NPT = Nilai Prioritas Total = (A + B) x C x D.
14. 14
D. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH ( ANALISA SWOT )
1. Strength / Kekuatan
a. Sumber daya untuk Puskesmas Pulang Pisau memiliki 14 orang tenaga
kesehatan terlatih.
b. Tersedianya obat antibiotic di aptotik puskesmas untuk penyakit ISK.
c. Terdapat Puskesmas, Pustu (Puskesmas Pembantu), Posyandu, dan Polindes
sebagai pusat kesehatan masyarakat dalam membantu mendeteksi suspek ISK.
d. Ketersediaan dana yang cukup dari pemerintah untuk penaggulangan penyakit
e. SDM yang sudah mampu untuk melakukan edukasi, penyuluhan kepada
masyarakat setempat mengenai Infeksi saluran kemih.
f. Puskesmas Pulang Pisau adalah sebagai puskesmas induk di kecamatan
Kahayan hilir sehingga menjadi rujukan pertama masyarakat dan letak
puskesmas yang strategis, yaitu di depan jalan raya sehingga mudah
terjangkau masyarakat.
g. Fasilitas kesehatan di puskesmas sudah cukup.
h. Koordinasi antar perawat dan tenaga kesehatan lain baik.
i. Frekuensi kehadiran Tenaga Kesehatan baik.
2. Weakness / Kelemahan
a. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan
sehat,dan kebersihan seperti jarang menggunakan sabun untuk membersihkan
pada area genitalia pada saat setelah berhubungan intim dan BAB/BAK.
b. Biasanya masyarakat kurang mempedulikan bahaya celana yang terlalu
lemabab karena sebagian besar masyarakat terdiri dari petani di lahan gambut
dan sepanjang hari biasa di tempat basah.
c. Kewaspadaan dini dari SDM yang kurang terhadap kejadian wabah penyakit
infeksi saluran kemih
d. Kurang promosi kesehatan mengenai pencegahan Infeksi saluran kemih di
masyarakat
15. 15
3. Opportunity / Peluang
a. Meningkatkan kinerja petugas kesehatan dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
b. Meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat terhadap penyakit khususnya
penyakit infeksi saluran kemih.
c. Melakukan pelatihan pada petugas kesehatan terhadap penanganan penyakit
infeksi saluran kemih dengan cepat tanggap secara dini.
d. Kebijakan desentralisasi sebagaimana diberlakukannya Undang - undang RI
No. 22 Tahun 1999 yang kemudian disempurnakan dengan Undang-undang RI
No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang yang
besar bagi Puskesmas untuk memperbaiki sistem, rencana strategik, dan
rencana operasional, mengembangkan program dan kegiatan Puskesmas
secara mandiri sesuai kebutuhan masyarakat dan potensi yang tersedia.
e. Dinas Kesehatan turut aktif dalam mengevaluasi program Penyakit Infeksi
Saluran Kemih di puskesmas Pulang Pisau.
f. Pendanaan dari pemerintah untuk progam puskesmas dan Terjaminnya
ketersediaan obat-obatan Antibiotic untuk penyakit infeksi yang resisten dan
tidak oleh pemerintah.yang mencukupi program.
g. Banyak instansi-instansi pelayanan kesehatan swasta/non-pemerintah yang
telah dipercaya masyarakat memberikan pelayanan kesehatan.
h. Jumlah petugas kesehatan yang cukup
i. Lokasi Puskesmas strategis
4. Threat / Ancaman
a. Meningkatnya penyakit infeksi saluran kemih di masyarakat
b. Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya Infeksi saluran kemih
c. Masih banyak masyarakat yang kurang pengetahuan sehingga masih belum
tahu tentang bahaya penyakit menular dan tidak memeriksakan diri ke
puskesmas.
d. Pengetahuan penderita yang kurang mengenai penyakit Infeksi saluran kemih,
cara pengobatan dan bahaya akibat berobat tidak adekuat.
e. Pengetahuan masyarakat tentang Puskesmas sebagai sarana kesehatan strata
pertama masih kurang.
16. 16
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat terbentuknya koloni kuman di
saluran kemih. Kuman mencapai saluran kemih melalui cara Hematogen dan
Asending.
Penurunan Prevalensi penyakit Infeksi Saluran Pencernaa harus dilakukan dengan
cara melalkukan pencegahan yaitu Jaga kebersihan terutama genitalia, Sering ganti
celana dalam,Banyak minum air putih,Tidak sering menahan kencing dan Setia pada
satu pasangan dalam melakukan hubungan.
Upaya pencegahan dan penanggulangan harus terus dilakukan agar walaupun
prevalensi telah turun, hal ini penting agar permasalahan Infeksi Saluran Kemih tidak
terjadi karena dampaknya terhadap kesehatan bisa lebih berbahaya jika sampai
mempengaruhi organ ginjal dan lainya.
Penyebab terbanyak ISK adalah Gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya
menghuni usus yang kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari gram negatif
ternyata E. Coli menduduki tempat teratas, yang kemudian diikuti oleh Proteus,
Klebsiela, Enterobacter, dan Pseudomonas.
Tanda dan gejala ISK tidak selalu lengkap dan bahkan tidak selalu ada, yaitu pada
keadaan yang disebut bakteriuria tanpa gejala (BTG).
Pengelolaan ISK bertujun untuk membebaskan saluran kemih dari bakteri dan
mencegah atau mengendalikan infeksi berulang, sehingga morbiditasnya dihindarkan
atau dikurangi.
ISK tanpa kelainan anatomis menpunyai prognosis lebih baik bila dilakukan
pengobatan pada fase akut yang andekuat dan disertai pengawasan terhadap
kemungkinan infeksi berulang.
17. 17
B. SARAN
Bagi penderita ISK berulang (kambuhan), hendaknya memeriksakan diri secara
berkala, setidaknya 1-2 bulan sekali untuk mengetahui kepekaan bakteri terhadap
antibiotika dan evaluasi fungsi ginjal.
Sebaiknya dilakukan penyuluhan yang berkenaan dengan pengetahuan mengenai
penyakit infeksi saluran kemih, cara pencegahan, dan cara pengobatan
Menembah tenaga kesehatan khususnya dibidang promosi kesehatan dan
kesehatan lingkungan untuk mengoptimalkan kegiatan preventif di wilayah kerja.
18. 18
DAFTAR PUSTAKA
http://analiskesehatankendariangkatan5.blogspot.co.id/2014/12/tugas-makalah-ppm-infeksi-
saluran-kemih.html (diakses tanggal 1 mei 2017)
http://adriananers.blogspot.co.id/2011/12/laporan-pendahuluan-infeksi-saluran.html (diakses
tanggal 1 mei 2017)
http://wwwfitry.blogspot.co.id/2011/02/analisa-swot-puskesmas-indihiang.html (diakses
tanggal 1 mei 2017)
http://hermawankesling.blogspot.co.id/2015/01/analisa-masalah-dengan-metode-hanlon.html
(diakses tanggal 1 mei 2017)
https://id.scribd.com/doc/136892447/INFEKSI-SALURAN-KEMIH (diakses tanggal 1 mei
2017)
Price, Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit:
pathophysiologi clinical concept of disease processes. Alih Bahasa: Peter Anugrah.
Edisi: 4. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddart.
Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran
Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.