Jawaban soal UAS Kepemimpinan Abu Bakar Ash Shiddiq dibuat oleh Nur Amelia Rahmawati
1. KEPEMIMPINAN ABU BAKAR ASH SHIDDIQ
NUR AMELIA RAHMAWATI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2022
2. “
”
Ikutilah jalan hidup yang
ditunjukkan Nabi Muhammad
SAW, karena sesungguhnya itu
adalah jalan yang benar.
ABU BAKAR ASH SHIDDIQ
3. BIOGRAFI ABU BAKAR ASH SHIDDIQ
Nama lahir Abu Bakar adalah Abdullah bin Abu Quhafah at-Taimy (nama asli Utsman).
Sedangkan ibunya bernama Ummu al-Khair (nama aslinya Salma binti Sakhar). Jika silsilah
Abu Bakar dari ayahnya ditarik ke atas, maka dia akan bertemu dengan silsilah Nabi
Muhammad SAW di Murrah bin Ka'ab. Ia lahir di Mekah pada 573 M, sekitar dua tahun
enam bulan setelah Tahun Gajah. Dari sini terlihat bahwa Abu Bakar 2,5 tahun lebih muda
dari Nabi Muhammad. Abu Bakar berasal dari keluarga saudagar kaya. Hal ini
mempengaruhi hidupnya sehingga ketika dewasa ia menjadi seorang pedagang yang sukses.
Keluarga kaya juga menjadikan Abu Bakar sebagai orang yang terpelajar.
Dia sering bepergian ke luar Mekah, ke Yaman, Suriah dan tempat-tempat lain. Abu Bakar
Ash-Shiddiq menjadi khalifah pada periode 632-634 Masehi atau 11-13 Hijriah di Madinah.
Di Madinah, dia adalah kepala penasihat Nabi Muhammad SAW. Selain itu, dia juga
melakukan ziarah ke Mekah, hingga menjadi pengganti Rasulullah SAW menjadi imam
selama Nabi Muhammad SAW sakit.
4. KEUTAMAAN ABU BAKAR ASH SHIDDIQ
• Manusia Terbaik setelah Nabi Muhammad SAW dari Golongannya
Ibnu ‘Umar RA berkata:
Artinya: “Kami pernah memilih orang terbaik di masa Nabi SAW. Kami
pun memilih Abu Bakar, setelah itu Umar bin Khattab, lalu ‘Utsman bin
Affan Radhiallahu’anhu,” (HR Bukhari).
• Menemani Nabi Muhammad SAW di Gua Saat Dikejar Kaum
Quraisy
Dalam Alquran Allah SWT berfirman: “Salah seorang dari dua orang
ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya:
‘Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita’,” (QS At
Taubah: 40).
• Umat Muhammad Diperintahkan untuk Meneladani Abu Bakar
Ash Shiddiq
Nabi SAW bersabda:
“Ikutilah jalan orang-orang sepeninggalku, yaitu Abu Bakar dan Umar”
(HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Maajah).
5. • Menginfaqkan Seluruh Harta Saat Dianjurkan Sedekah
Umar bin Khattab RA berkata:
“Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami pun
melaksanakannya. Umar berkata: ‘Semoga hari ini aku bisa mengalahkan Abu
Bakar’. Aku pun membawa setengah dari seluruh hartaku. Sampai Rasulullah
SAW bertanya: ‘Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Kujawab:
‘Semisal dengan ini’. Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya.
Rasulullah SAW lalu bertanya: ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk
keluargamu?’. Abu Bakar menjawab: ‘Ku tinggalkan bagi mereka, Allah dan
Rasul-Nya’. Umar berkata: ‘Demi Allah, aku tidak akan bisa mengalahkan Abu
Bakar selamanya’,” (HR Tirmidzi)
• Orang yang Paling dicintai Nabi Muhammad SAW
‘Amr bin Al Ash RA bertanya kepada Nabi Muhammad SAW:
“Siapa orang yang kau cintai? Rasulullah menjawab: ‘Aisyah’. Aku bertanya lagi:
‘Kalau laki-laki?’. Beliau menjawab: ‘Ayahnya Aisyah’ (yaitu Abu Bakar),” (HR
Muslim).
6. • Abu Bakar Ash Shiddiq adalah salah seorang mufti di masa Nabi Muhammad
Oleh karena itu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menugasi beliau sebagai Amirul Hajj pada haji sebelum
haji Wada’. Diriwayatkan Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu: “Abu Bakar Ash
Shiddiq mengutusku untuk dalam sebuah ibadah haji yang terjadi sebelum haji Wada’, dimana beliau
ditugaskan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam untuk menjadi Amirul Hajj. Ia mengutusku untuk
mengumumkan kepada sekelompok orang di hari raya idul adha bahwa tidak boleh berhaji setelah
tahunnya orang musyrik dan tidak boleh ber-thawaf di ka’bah dengan telanjang”
Abu Bakar juga sebagai pemegang bendera Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ketika perang Tabuk.
• Allah SWT mensucikan Abu Bakar Ash Shiddiq
Allah SWT berfirman: “Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, Yang
menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada seorang pun
memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, Tetapi (dia memberikan itu semata-mata)
karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan”
(QS. Al Lail: 17-21)
Ayat ini turun berkenaan dengan Abu Bakar Ash Shiddiq. Selain itu beliau juga termasuk as sabiquunal
awwalun, dan Allah SWT berfirman: “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam)
di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah
rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga
yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan
yang besar.” (QS. At Taubah: 100)
7. KEPRIBADIAN ABU BAKAR ASH SHIDDIQ
Abu Bakar dijuluki Ash Siddiq karena dia membenarkan berita tentang Nabi
Muhammad dengan penuh keyakinan. Rupanya, ia menjadi orang pertama yang
masuk Islam. Ia juga meyakini perjalanan Isra Mi'raj yang dilakukan oleh
Rasululah SA. Bahkan, Allah SWT menyebutnya Ash Siddiq dalam Al-Qur’an:
“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan yang
membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa,” (QS Az Zumar:
33).
Rasulullah SAW telah menamainya dengan Ash Shiddiq, sebagaimana
diriwayatkan dalam Shahih Bukhari:
“Dari Anas bin Malik RA, bahwa Nabi SAW menaiki gunung Uhud bersama
Abu Bakar, Umar dan ‘Utsman. Gunung Uhud pun berguncang. Nabi lalu
bersabda: ‘Diamlah Uhud, di atasmu ada Nabi, Ash Shiddiq (yaitu Abu Bakr)
dan dua orang Syuhada’ (‘Umar dan ‘Utsman),” (HR Bukhari).
Abu Bakar Ash Siddiq memiliki kulit putih, tubuh langsing, rambut tebal, wajah
ramping, dahi menonjol dan biasanya memakai hinaa dan katm.
8. Begitu tegas dan kerasnya sikap Abu Bakar, sampai-sampai para ulama berkata: “Allah
menolong Islam melalui Abu Bakar di hari ketika banyak orang murtad, dan melalui
Ahmad (bin Hambal) di hari ketika terjadi fitnah (khalqul Qur’an).”
Berkat ketegasannya, Abu Bakar berperang melawan orang-orang murtad dan orang-orang
yang menolak membayar zakat pada saat itu. Musaimah Al Kadzab terbunuh pada masa
pemerintahannya. Dia mengerahkan pasukannya untuk menaklukkan Suriah, seperti yang
diinginkan Nabi SAW. Dan akhirnya Suriah ditaklukkan, Irak juga.
Abu Bakar adalah orang yang bijaksana. Ketika ia tidak ridha dengan dilepaskannya
Khalid bin Walid, ia berkata: “Demi Allah, aku tidak akan menghunus pedang yang
Allah tujukan kepada musuhnya sampai Allah yang menghunusnya,” (HR Ahmad).
Begitulah sosok Abu Bakar Ash Shiqqid, khalifah pertama umat Islam yang dicintai
Rasulullah SAW.
9. KEDEKATAN ABU BAKAR ASH SHIDDIQ
DENGAN RASULULLAH SAW.
Jauh sebelum menjadi khalifah, Abu Bakar telah berteman dengan Muhammad sejak
remaja. Abu Bakar hanya terpaut dua tahun dari Nabi Muhammad. Remaja laki-laki
Abu Bakar dikenal karena sifat sabar, kecerdasan, kelembutan dan kejujurannya.
Kedekatan ini menjadikan Abu Bakar sahabat utama Nabi Muhammad. Abu Bakar
juga salah satu mualaf pertama yang dikenal sebagai Assabiqunal Awwalun. Sejak
saat itu, dia selalu setia berada di sisi Rasulullah.
Abu Bakar menemani Rasulullah menyebarkan Islam. Abu Bakar juga ikut dalam
berbagai peperangan dan melindungi Rasulullah. Saat Nabi Muhammad SAW
melakukan perjalanan Isra Mi'raj pada 27 Rajab tahun 10 kenabian. Abu Bakar lah
yang pertama kali membenarkan peristiwa penting itu. Dari situlah nama Abu Bakar
menjadi Abu Bakar Ash-Shiddiq. Rasulullah pun menenangkan Abu Bakar.
Rasulullah bersabda bahwa Allah SWT akan selalu melindungi orang-orang yang
beriman. Ketika Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar adalah salah satu sahabat yang
paling menyedihkan. Namun, Abu Bakar tidak berlarut-larut dalam kesedihan.
10. Setelah itu, para sahabat langsung menyusun strategi untuk meneruskan perjuangan Rasulullah.
Abu Bakar terpilih sebagai khalifah berdasarkan hasil musyawarah, termasuk dari kaum Anshar
serta Muhajirin.Abu Bakar terpilih sebagai khalifah untuk mengisi kekosongan pemerintahan
dengan sejumlah alasan yakni orang pertama yang membenarkan peristiwa Isra Miraj, orang
yang setia mendampingi Nabi Muhammad ketika hijrah, dan Sosok yang sangat gigih dalam
melindungi orang yang memeluk agama Islam.
Selama menjadi khalifah, ada banyak pelajaran yang dapat diteladani dari sosok Abu Bakar. Abu
Bakar mampu memberantas kaum murtad dan menyebarkan Islam hingga wilayah Irak, Suriah,
dan Hirab. Abu Bakar juga mampu memerangi nabi palsu, Abu Bakar meninggal di usia 63 tahun
pada tahun ke-13 H. Dia dimakamkan di sebelah makam Nabi Muhammad.
Sebelum wafat, Abu Bakar masih memikirkan nasib umat Islam. Dia mewasiatkan
kekhalifahannya digantikan oleh Umar bin Khattab. Selain itu, seluruh pendapatan Abu Bakar
Ash-Shiddiq yang diperoleh selama menjadi khalifah diberikan ke Baitul Mal. Setelah Abu
Bakar Ash-Shiddiq wafat, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib
melanjutkan kepemimpinan khulafaur rasyidin.
11. MENERIMA ISLAM TANPA RAGU SEDIKIT PUN
Ketika Nabi Muhammad SAW menyerukan ajaran Islam, Abu Bakar langsung menerimanya tanpa ragu-
ragu. Tentu saja, ia menjadi orang pertama yang masuk Islam, setelah Nabi Muhammad. Dalam sebuah
hadits, Nabi Muhammad SAW tentu memberikan kesaksian tentang masuknya Abu Bakar ke Islam:
“Tidak seorang pun yang pernah kuajak memeluk Islam yang tidak tersendat-sendat dengan begitu
berhati-hati dan ragu, kecuali Abu Bakar bin Abi Quhafah. Ia tidak menunggu-nunggu dan tidak ragu
ketika kusampaikan kepadanya,” kata Nabi Muhammad.
Lalu apa yang membuat Abu Bakar begitu mudah menerima Islam? Dalam Abu Bakar as-Siddiq
(Muhammad Husain Haekal, 2004), Abu Bakar mengenal Nabi Muhammad dengan sangat baik.
Kepribadiannya jujur, lugas dan berpikiran jernih. Tidak peduli apa yang dikatakan Nabi Muhammad, dia
tetap percaya sepenuhnya. Tidak ada keraguan dalam hatinya tentang Nabi Muhammad. Abu Bakar
mengenal Nabi Muhammad sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul karena keduanya tinggal di desa
yang sama. Dia tinggal di sebuah desa di Mekah, tempat para saudagar kaya, termasuk Sayyidah
Khadijah, tinggal. Setelah menikah dengan Khadijah, Nabi Muhammad juga tinggal di daerah tersebut.
Sejak saat itu, keduanya saling mengenal. Di atas segalanya, Abu Bakar adalah orang yang menganggap
penyembahan berhala hanyalah kebodohan dan kebohongan. Dalam Sirah Nabawiyah-nya, Ibnu Hisyam
menggambarkan Abu Bakar sebagai seorang laki-laki yang sangat lembut terhadap kaumnya, jujur,
menduduki posisi tinggi di tengah masyarakat dan menjauhi sifat-sifat orang jahil, seperti bermain-main
dengan wanita, mabuk-mabukan dan sejenisnya. Seolah-olah Abu Bakar telah mengamalkan ajaran
Islam, meskipun pada saat itu ajaran Islam belum diturunkan. Ini juga memudahkan Abu Bakar
menerima Islam.
12. KHULAFAUR RASYIDIN PERTAMA
Ketika Nabi Muhammad jatuh sakit, Abu Bakar sering mengambil alih perannya sebagai
Imam Shalat. Pada tahun 632, Nabi Muhammad wafat dan Abu Bakar menjadi orang
yang paling kuat menerima kepergiannya. Ia bahkan sempat meyakinkan Umar bin
Khattab yang tidak percaya bahwa Nabi Muhammad SAW telah wafat. Setelah itu
dilakukan musyawarah untuk mencari pengganti Nabi Muhammad SAW, dimana
terpilihlah Abu Bakar sebagai khalifah pertama atau Khulafaur Rasyidin. Tak lama
setelah Abu Bakar dilantik sebagai Khalifah, muncul kelompok pemberontak yang ingin
memisahkan diri dari pemerintahan Islam yang baru terbentuk. Kemudian Khalifah Abu
Bakar secara pribadi memimpin pasukan untuk menekan pemberontakan Abs dan
Dzubyan di luar Kota Madinah. Semasa pemerintahan Abu Bakar, kekhalifahan Islam
mampu menaklukkan Persia dan Syam. Di Persia, pasukan Islam dipimpin oleh Khalid
bin Walid, yang dibantu oleh Iyadh ibnu Ghanam. Kemudian tentara dikirim untuk
menaklukkan tanah Syam kemudian pusat Kekaisaran Romawi. Pertempuran untuk
menaklukkan Syam begitu sengit sehingga memuncak dalam Pertempuran Yarmuk, yang
berlangsung selama berminggu-minggu. Akhirnya Syam ditaklukkan oleh pasukan
Muslim yang dipimpin oleh Khalid bin Walid.
13. KEPEMIMPINAN ABU BAKAR ASH SHIDDIQ
Sepeninggal Nabi Muhammad SAW, masalah yang dihadapi umat Islam Madinah menjadi lebih
serius. Umat Islam, setelah bersatu kuat, menunjukkan tanda-tanda perpecahan. Kaum Muslimin
Madinah mulai berselisih paham tentang kepemimpinan setelah Nabi SAW. Sebab, Nabi
Muhammad SAW tidak pernah meninggalkan wasiat atau menentukan siapa yang akan
memimpin umat Islam setelahnya. Mayoritas Muslim di Muhajir (Mekkah) dan Anshar
(Madinah) bersaing untuk kepemimpinan setelah melihat Nabi. Kelompok terakhir inilah yang
pertama kali menuntut kepemimpinan Muslim. Kaum Muhajir sebagai pendatang dari Makkah
juga meminta hal yang sama. Mereka percaya bahwa kepemimpinan umat Islam ada di tangan
mereka. Asumsi yang mendukung klaim mereka lebih banyak daripada Muhammad SAW yang
secara pribadi berasal dari Makkah. Namun perdebatan berlarut-larut yang nyaris memecah
persatuan umat itu dengan cepat disusul oleh sejumlah oknum dari dua kubu yang berseberangan
melalui proses pemilu yang demokratis. Dalam negosiasi yang sangat memecah belah, umat
Islam dari kedua belah pihak (Muhajirin dan Ansar) berusaha menyepakati karakter penerus Nabi
Muhammad. Meskipun kesulitan, Abu Bakar dengan suara bulat terpilih sebagai Amir al-
Mu'minin. Tidak mudah bagi Abu Bakar untuk mengambil kepemimpinan dalam kondisi umat
Islam di ambang perpecahan. Ia berhasil membujuk para sahabat untuk tidak memisahkan diri
dari Madinah, namun di daerah-daerah tertentu terjadi gerakan-gerakan kemaksiatan. Beberapa
gerakan mencoba mendobrak kekuasaan Madinah, seperti yang dilakukan oleh rakyat Bahrain,
Oman, Mahra, Hadramaut, dan Yaman. Munculnya gerakan Nabi Palsu yang dipimpin oleh
Aswad al-Insa, Musaimah dan Thulhah juga menjadi tantangan pada masa Abu Bakar.
14. Meskipun kepemimpinannya lebih ditujukan pada penyatuan dan
perbaikan internal umat Islam, tentara Muslim berusaha untuk
melakukan ekspansi militer untuk menaklukkan daerah-daerah yang
diduduki oleh kerajaan Persia dan kontrol Bizantium. Dalam masa
pemerintahan yang hanya berlangsung sekitar dua tahun, Abu Bakar
berhasil menyelenggarakan unifikasi umat Islam di Madinah setelah
Nabi SAW. Kepemimpinan Abu Bakar juga menjadi model bagi
kepemimpinan Relay Khulafaurrasyidin selanjutnya.
15. PENCAPAIAN ABU BAKAR DALAM DAKWAH ISLAM
Beberapa pencapaian yang berhasil diperjuangkan oleh Abu Bakar pada masa
kepemimpinannya yaitu sebagai berikut:
➢ Menumpas kelompok-kelompok yang memerangi Islam
Selama pemerintahan Abu Bakar, banyak konspirasi nabi palsu muncul. Propaganda
menyebabkan Perang Yamamah dan melibatkan Musailamah dan pasukan Muslim.
Perang akhirnya jatuh ke tangan Muslim, meskipun hal ini mengakibatkan banyak
penghafal Al-Qur'an yang wafat.
➢ Mulailah merevisi Al-Qur’an
Gugurnya para penghafal Al-Qur'an di medan perang telah membuat khawatir umat
Islam. Jika hafalan Al-Qur'an terus berkurang, kemungkinan besar tidak akan ada
lagi yang bisa menghafal Al-Qur'an di dunia ini. Umar bin Khatab akhirnya
menyarankan Abu Bakar untuk mencatat Al-Qur'an. Abu Bakar awalnya tidak setuju
karena Nabi tidak pernah mencatatnya. Namun setelah penjelasan Umar, Abu Bakar
akhirnya setuju untuk mengikuti saran tersebut. Pengumpulan mushaf Al-Qur’an
dipimpin oleh Zaid bin Tsabit dan setelah itu diserahkan kepada Abu Bakar. Setelah
Abu Bakar meninggal, mushaf tersebut disimpan oleh Hafsah binti Umar yang
merupakan istri Rasulullah.
16. ➢ Memperluas Wilayah Kekuasaan Islam
Dikutip dari jurnal Managemen Pemerintah Khalifah Abu Bakar Asy-Shiddiq
dalam Pengembangan Dakwah Islam (2018), bentuk pemerintahan yang
dipimpin Abu Bakar sangat ideal karena memberikan ruang bagi rakyat untuk
berpartisipasi dalam urusan pemerintahan.
Hal ini juga berdampak pada pengembangan ajaran Islam yang semakin
diperluas. Salah satunya yaitu penyebaran Islam yang dipimpin oleh Usamah
bin Zaid bin Haritsah ke Suriah. Pada dasarnya, pasukan ini sudah dipersiapkan,
bahkan sejak zaman Rasulullah hidup. Hanya saja, karena beliau wafat, maka
tertundalah agenda ini untuk sementara waktu. Kemudian, dakwah kembali
dilanjutkan di era Abu Bakar.
17. PEMBUKUAN AL-QUR’AN
Pada 632, Abu Bakar berpartisipasi dalam pertempuran melawan
pemberontak dan Nabi Palsu, juga dikenal sebagai Pertempuran Yamamah.
Di akhir pertempuran, banyak penghafal Al-Qur'an terbunuh, membuat
Umar bin Khattab resah. Pasalnya, saat itu Al-Qur'an masih beredar di
kalangan para sahabat, sebagian hanya menghafalnya, tetapi tidak
menuliskannya. Melihat hal tersebut, Umar meminta Abu Bakar untuk
mengumpulkan Al-Qur'an dalam satu mushaf. Tulisan-tulisan Al-Qur'an
dari para penghafal dan media tulis seperti tulang dan kulit untuk disimpan
oleh Abu Bakar. Dengan demikian, Abu Bakar juga berperan dalam
melestarikan teks-teks tertulis Al-Qur'an.
18. WAFAT
Pada Agustus 634, Abu Bakar mengalami demam tinggi dan
harus terbaring di tempat tidur. Ketika kondisinya memburuk
dan merasa bahwa ajalnya sudah dekat, ia memanggil Ali dan
memintanya untuk memandikan jenazahnya seperti saat
memandikan jenazah Nabi Muhammad SAW. Sebelum
meninggal, Abu Bakar mewasiatkan bahwa Umar ditunjuk
sebagai khalifah kedua yang menggantikannya. Akhirnya pada
23 Agustus 634, Abu Bakar meninggal karena sakit dan
dimakamkan di samping makam Nabi Muhammad SAW.