1. MENGANALISIS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
Penulis :
1. Adelbertus Gading Ananta P. ( 2113053023 )
2. Jessica Amelia Putri ( 2153053029 )
3. Ika Saefitri ( 2113053099 )
4. Reza Fitriyani Sari ( 2113053094 )
Kelas : 2 C
Kelompok : 7 (Tujuh)
Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran
Program Studi : PGSD
Dosen Pengampu : 1. Dr. Fatkhur Rohman, S.Pd., M.Pd.
2. Dra. Nelly Astuti, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
2. ii
PRAKATA
Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT Yang Mahakuasa karena atas rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul “Model
Pembelajaran Inkuiri ” dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Fatkhur
Rohman, S.Pd.,M.Pd. yang telah memberikan tugas ini dan semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik.
Metro, April 2022
Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i
PRAKATA............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..............................................................................................2
B. Rumusan masalah.........................................................................................2
C. Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri ......................................................3
B. Ciri-ciri Model Pembelajaran Inkuiri...........................................................4
C. Komponen Model Pembelajaran Inkuiri......................................................5
D. Hal yang harus dipersiapkan dalam menerapkan Inkuiri...........................10
E. Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Inkuiri ...................12
F. Manfaat dari Model Pembelajaran Inkuiri.................................................14
BAB III PENUTUP JUDUL
A. Kesimpulan ................................................................................................15
B. Saran...........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
4. 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia saat ini sedang dihadapkan pada era globalisasi, di mana batasan suatu
Negara semakin tak kentara dengan tingkat dinamika dan mobilitas yang
semakin tinggi dari masyarakatnya. Demikian pula globalisasi yang dalam
perjalanannya menawarkan sebuah fenomena baru di dalam sejarah
perkembangan masyarakat. Saat ini, bukan saja isu perekonomian dan
perdagangan dunia yang kian menyatu, namun juga berbagai isu lain seperti
pada dunia pendidikan. Perkembangan global menunjukkan semakin
dibutuhkannya SDM berkualitas, di mana diharapkan tersedianya tenaga kerja
yang kompeten di bidangnya dan memiliki ketangguhan daya saing.
Proses belajar-mengajar di sekolah melibatkan banyak factor. Dapat dijelaskan
bahwa masukan (raw input) yang merupakan bahan dasar diberikan pengalaman
belajar tertentu dalam proses belajar-mengajar, dengan harapan dapat berubah
menjadi keluaran (expected) input) yang berupa hasil belajar yang diharapkan.
Dalam proses belajar-mengajar diharapkan pula sejumlah faktor sarana dan
factor lingkungan guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki.
Cara guru mengajar menjadi salah satu penentu keberhasilan proses belajar
mengajar. Salah satu caranya adalah dengan penerapan model
pembelajaran.Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran. Model diartikan sebagai kerangka
konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan.
Dalam proses pembelajaran yang menggunakan model inkuiri, guru sebagai
“fasilitator pembelajaran”. Siswa mengajukan beberapa pertanyaan,
menimbulkan hipotesis, penelitian dan percobaan, menganalisis data, dan
memberikan penjelasan sebagai bukti. Inquiry dibentuk dan meliputi discovery
dan lebih banyak lagi. Dengan kata lain, inquiry adalah suatu perluasan proses-
proses discovery yang digunakan dalam cara lebih dewasa. Sebagai tambahan
pada proses-proses discovery, inquiry mengandung proses-proses mental yang
5. 2
lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problema sendiri, merancang
eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data,
menarik kesimpulan, mempunyai sikap-sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu,
terbuka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari model pembelajaran inkuiri ?
2. Bagaimana ciri-ciri model pembelajaran inkuiri ?
3. Apa saja komponen model pembelajaran inkuiri ?
4. Apa saja yang harus dipersiapkan sekolah, guru dan siswa dalam
menerapkan model pembelajaran inkuiri ?
5. Teori belajar apa saja yang sesuai dengan model pembelajaran inkuiri ?
6. Apa manfaat dari model pembelajaran inkuiri ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari model pembelajaran inkuiri
2. Untuk mengetahui ciri-ciri model pembelajaran inkuiri
3. Untuk mengetahui komponen model pembelajaran inkuiri
4. Untuk mengetahui apa saja yang harus dipersiapkan sekolah, guru dan
siswa dalam menerapkan model pembelajaran inkuiri
5. Untuk mengetahui teori belajar apa saja yang sesuai dengan model
pembelajaran inkuiri
6. Untuk mengetahui manfaat dari model pembelajaran inkuir
6. 6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Istilah inkuiri berasal dari Bahasa Inggris, yaitu inquiry
yang berarti pertanyaan atau penyelidikan. Inkuiri merupakan model
pembelajaran yang membimbing siswa untuk memperoleh dan
mendapatkan informasi serta mencari jawaban atau memecahkan
masalah terhadap pertanyaan yang dirumuskan. Dalam model
pembelajaran inkuiri siswa terlibat secara mental dan fisik untuk
memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Model
pembelajaran ini dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama
Suchman. Suchman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu
yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu.
Model pembelajaran inkuiri adalah salah satu model pembelajaran
yang diterapkan dalam kurikulum 2013, model pembelajaran sendiri
dapat didefinisikan secara sempit dan secara luas atau umum. Dalam
definisi secara sempit, model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru
dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar
(Syaiful Sagala, 2005 )dalam Indrawati dan Wawan Setiawan 2009: 27).
Sedangkan secara luas, Joyce dan Weil (2000: 13) dalam Indrawati dan
Wawan Setiawan (2009: 27) mengemukakan bahwa proses kegiatan
belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan
pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa
tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Kondisi umum yang
merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa adalah:
1) Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang
7. 7
siswa berdiskusi;
2) Inkuiri berfokus pada hipotesis; dan
3) Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta).
B. Ciri – Ciri Model Pembelajaran Inkuiri
1. Menggunakan keterampilan proses
2. Jawaban yang dicari siswa tidak diketahui terlebih dahulu
3. Siswa berhasrat untuk menentukan pemecahan masalah
4. Suatu masalah ditemukan dengan pemecahan siswa sendiri
5. Hipotesis dirumuskan oleh siswa untuk membimbing percobaan
atau eksperimen
6. Para siswa mengusulkan cara-cara pengumpulkan data,
mengadakan pengamatan, membaca atau menggunakan sumber
lain
7. Siswa melakukan penelitian secara individu atau berkelompok
untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji
hipotesis tersebut
8. Siswa mengolah data sehingga mereka sampai pada kesimpulan
Model pembelajaran inkuiri sangat sesuai untuk diterapkan pada
pembelajaran level berpikir tingkat tinggi (HOTS, Higher Order
Thinking Skills) dan pendekatan saintifik sesuai ciri dari Kurikulum
2013. Pembelajaran inkuiri akan mampu melibatkan kemampuan
peserta didik secara maksimal dalam pembelajaran, meliputi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu (bisa berupa benda, manusia, atau peristiwa)
secara sistematis, kritis, logis, dan analitis. Berikut ini adalah
beberapa karakter atau ciri khas dari pembelajaran inkuiri.
1. Menekankan pada proses mencari dan menemukan.
2. Pengetahuan dibangun oleh peserta didik melalui proses
pencarian.
3. Peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik
8. 8
dalam belajar.
4. Menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk
merumuskan kesimpulan.
C. Komponen Pembelajaran Inkuiri
Metode pembelajaran inkuiri memiliki beberapa komponen.
Sebagaimana yang dikemukakan Garbon (2005 : 23) bahwa :
Pembelajaran dengan metode inkuiri memiliki 5 komponen yang
umum yaitu :
1) Question : pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah
pertanyaan pembukaan yang memancing rasa ingin tahu siswa
dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena.
2) Student Engangement : dalam metode inkuiri, keterlibatan
aktif siswa merupakan suatu keharusan dalam menciptakan
sebuah produk dalam mempelajari suatu konsep.
3) Cooperative interaction : siswa diminta untuk
berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok dan
mendiskusikan berbagai gagasan.
4) Performance Evaluation : dalam menjawab parmasalahan,
biasanya siswa diminta untuk membuat suatu produksi yang
dapat menggambarkan pengetahuannya yang sedang
dipecahkan. Melalui produk-produk ini guru melakukan
evaluasi.
5) Variety of resources : siswa dapat menggunakan bermacam-
macam sumber belajar. Misalnya buku teks, website, vidio,
televisi, poster, wawancara dengan ahli dan lain sebagainya.
D. Hal Yang Harus Dipersiapkan Dalam Menerapkan Model
Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri memerlukan lingkungan kelas dimana peserta didik
merasa bebas untuk berkarya, berpendapat, membuat kesimpulan dan
9. 9
membuat dugaan-dugaan. Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan
pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia, peristiwa)
secara sistematis, kritis, logis, serta analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Sehingganya dalam menerapkan model pembelajaran inkuiri maka ada
beberapa tahapan yang harus ditempuh (Putrayasa, 1984), sebagai
berikut :
1. Tahap pertama (Menginformasikan tujuan pembelajaran)
Sebelum guru mengemukakan masalah yang akan dikerjakan siswa,
terlebih dahulu guru menentukan tujuan yang ingin dicapai dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri tanpa memberi informasi
tentang teori yang akan dipelajari dan apersepsi. Selanjutnya, guru
membagikan sebuah LKS yang di dalamnya terdapat bacaan, mereka
diberikan waktu beberapa menit untuk memahami bacaan tersebut.
2. Tahap kedua (Mengajukan permasalahan)
Pada tahap ini guru mengajukan permasalahan (teka-teki) yang dapat
menumbuhkan motivasi siswa untuk menemukan pendapatnya.
Permasalahan tersebut berupa tugas atau pertanyaan.
3. Tahap ketiga (Siswa menetapkan hipotesis dan melakukan
proses penyelidikan).
Pada tahap ini siswa menetapkan hipotesis/praduga jawaban untuk dikaji
lebih lanjut. Hipotesis yang ditetapkan berkaitan dengan permasalahan-
permasalahan yang diajukan guru. Pada tahap ini terdapat dua
kemungkinan yang muncul, yaitu: (3.1) siswa secara spontan melakukan
penyelidikan atau penjelajahan tentang informasi/data untuk menguji
hipotesis yang ditetapkan, baik secara individu maupun secara kelompok.
10. 10
Selanjutnya, siswa menarik kesimpulan; dan (3.2) siswa tidak banyak
berusaha mencari informasi untuk membuktikan hipotesis. Di sinilah
guru membantu siswa, mendorong melakukan kegiatan belajar untuk
mencari informasi berkaitan dengan permasalahan yang diajukan guru.
Jawaban guru atas pertanyaan siswa hanya berkisar ya atau tidak, karena
dalam model inkuiri ini siswa sendiri yang menemukan jawaban
permasalahan yang diberikan oleh guru.
4. Tahap keempat (Presentasi hasil penyelidikan oleh siswa).
Pada tahap ini siswa mengidentifikasi beberapa kemungkinan
jawaban/menarik simpulan. Selanjutnya, guru mengumpulkan hasil
penyelidikan/eksperimen. Agar seluruh siswa yang ada dalam kelas
terlibat untuk memecahkan permasalahan tersebut, maka setiap siswa
mendapat giliran untuk memberikan alasan atau hasil pekerjaannya.
Dengan demikian, siswa diarahkan untuk menjawab permasalahan
tersebut.
5. Tahap kelima (Penarikan simpulan bersama).
Pada tahap ini guru mengajak dan membimbing siswa untuk
merumuskan dan menemukan sendiri teori berdasarkan fakta-fakta yang
mereka temukan dari hasil tanya jawab di dalam kelas. Selanjutnya, guru
memberi komentar dan penjelasan tentang hasil temuan mereka dan
menjelaskan kembali teori atau konsep yang telah ditemukan.
Norlander-Case (1998) mengungkapkan bahwa tantangan dalam
menerapkan pembelajaran berbasis inkuiri mencakup: kekurangan
waktu, kesulitan menahan diri untuk menjawab pertanyaan siswa secara
langsung, membelajarkan hal yang abstrak, dan instrumen penilaian yang
memperhatikan kosa kata lokal. Menurut Aulss & Shore (2008) langkah
logis dalam proses inkuiri meliputi: menganalisis fenomena,
merumuskan masalah, melakukan pengamatan, membuat hipotesis,
11. 11
menguji hipotesis dan mengumpulkan data, melakukan interpretasi dan
menjawab pertanyaan, serta menyampaikan hasil dan implikasinya.
Dalam pelaksanaan model inkuiri dalam pembelajaran di kelas, ada
beberpa prinsip-prinsip yang perlu menjadi fokus perhatian bagi seorang
guru. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, pembelajaran
yang menggunakan metode inkuiri diharapkan dapat terlaksana dengan
maksimal sesuai dengan apa yaang telah direncanakan. Menurut Sanjaya
(2006 : 199) ada beberpa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap
guru dalam penggunaan metode inkuiri, yaitu :
a). Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari metode inkuiri adalah pengembangan kemampuan
berpikir. Dengan demikian, metode ini selain beroriantasi kepada hasil
belajar juga berorientasi pada proses belajar. Klarena itu kriteria
keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan metode
inkuirir bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai
materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktifitas mencari dan
menemukan sesuatu.
b). Prinsip interaksi
Pembelajaran adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun
interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan
lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan
guru sebagai pengatur lingkungan yang mengarahkan agar siswa bisa
mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.
c). Prinsip bertanya
Kemampuan guru dalam bertanya pada pembelajaran yang menggunakan
metode inkuiri sangat diperlukan. Sebab dengan memberikan pertanyaan
12. 12
kepada siswa akan melatih kemampuan berpikirnya. Oleh sebab itu,
kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat
diperlukan, baik bertanya untuk melacak maupun bertanya untuk
menguji kemampuan.
d). Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar
adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses
mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan,
baik otak reptil, otak limbik, maupun otak neokortek.
e). Prinsip keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan
berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan
kebenarannya. Dalam metode inkuiri, tugas guru adalah menyediakan
ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan
hipotesisnya dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang
diajukan.
E. Teori Belajar Yang Mendukung Model Pembelajaran Inkuiri
5. Teori Belajar Piaget
Piaget menyatakan bahwa pengetahuan itu akan bermakna manakala
dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa (Samsidar, 2019). Proses
menemukan itulah yang mengakibatkan suatu tindakan eksperimen
yang akan dilakukan oleh siswa. Sebagaimana model pembelajaran
inquiry menurut Jean Piaget yaitu model pembelajaran yang
mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri
secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri
serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain,
membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan siswa
13. 13
lain (Indraliani, 2018).
Teori Jean Piaget sangat mendukung pelaksanaan model pembelajaran
inquiry learning, karena dalam pembelajaran siswa mampu
memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya secara penuh melalui
proses menemukan itu sendiri. Adanya proses penemuan ini dapat
dilakukan pada langkah model pembelajaran inquiry learning yaitu
merumuskan hipotesis. Dimana setiap proses merumuskan
permasalahan akan menimbulkan kreativitas dan rasa ingin tahu siswa.
Teori Piaget menjelaskan bahwa perkembangan kemampuan intelektual
manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut.
a. Kematangan (maturation), yaitu pertumbuhan otak dan sistem
syaraf manusia karena bertambahnya usia, dari lahir sampai
dewasa.
b. Pengalaman (experience), yang terdiri dari: 1) pengalaman fisik,
yaitu interaksi manusia dengan objek di lingkungannya, 2)
pengalaman logika matematika, yaitu kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan pikiran manusia; dan 3) transmisi sosial, yaitu
interaksi dan kerja sama yang dilakukan oleh manusia dengan
manusia lainnya.
c. Penyeimbangan (equilibration), yaitu proses yang terjadi
sehingga struktur mental (struktur kognitif) manusia kehilangan
keseimbangan sebagai akibat dari adanya pengalaman-
pengalaman baru, kemudian berusaha untuk mencapai
keseimbangan baru melalui poses asimilasi (penyerapan) dan
akomodasi (penyesuaian).
6. Teori Belajar Vigotsky
Teori konstruktivisme dikembangkan oleh Vygotsky yang
menyimpulkan bahwa peserta didik mengkonstruksikan
pengetahuan atau menciptakan makna sebagai hasil dari pemikiran
dan berinteraksi dalam suatu konteks sosial. Teori ini sejalan
dengan pemikiran Peaget yang menyatakan bahwa setiap individu
14. 14
menciptakan makna dan pengertian baru berdasarkan interaksi
antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai, dengan
fenomena, ide, atau informasi baru yang dipelajari.
Dengan demikian, dalam proses belajar siswa telah membawa
pengertian dan pengetahuan awal yang harus ditambah,
dimodifikasi, diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi
baru yang didapat dalam proses belajar. Pengetahuan tidak
dipisahkan dari aktivitas di mana pengetahuan itu dikonstruksikan,
dan di mana makna diciptakan, serta dari komunitas budaya di
mana pengetahuan didesiminasikan dan diterapkan. Kerangka
pemikiran konstruktivisme menantang tenaga pengajar dan
perancang pembelajaran untuk mampu menciptakan,
mengkreasikan lingkungan belajar yang memungkinkan tenaga
pengajar dan mahasiswa berpartisipasi aktif dalam proses berpikir,
mencari, menemukan, dan menciptakan makna berdasarkan
pengalaman dan pengetahuan awal yang dimiliki tenaga pengajar
maupun mahasiswa dalam suatu komunitas budaya, sehingga dapat
dicapai pemahaman terpadu (Dikti :2004).
Tugas guru yaitu menyediakan atau mengatur lingkungan belajar
siswa, dan mengatur tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa, serta
memberikan dukungan dinamis, sedemikian hingga setiap siswa
bisa berkembang secara maksimal dalam zona perkembangan
proksimal masing-masing. Teori belajar Vigotsky merupakan
bagian kegiatan pembelajaran untuk pembelajaran berbasis
masalah melalui bekerja kelompok kecil. Melalui kelompok ini
siswa saling berdiskusi memecahkan masalah yang diberikan
dengan saling bertukar ide dan temuan sehingga dapat
disimpulkan. Guru dalam proses ini hanya membantu proses
penemuan jawaban jika terjadi suatu kesulitan. Teori
Konstruktivisme
15. 15
F. Manfaat Dari Model Pembelajaran Inkuiri
Tujuan pengajaran inkuiri membantu siswa bagaimana merumuskan
pertanyaan, mencari jawaban atau pemecahan untuk memuaskan
keingintahuannya dan untuk membantu teori dan gagasannya tentang
dunia. Lebih jauh lagi dikatakan bahwa pembelajaran inkuiri
bertujuan untuk mengembangkan tingkat berpikir dan juga
keterampilan berpikir kritis. Model pembelajaran inkuiri berorientasi
pada siswa yang bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir
secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental. Adapun manfaat model
pembelajaran inkuiri ini adalah meningkatkan kemampuan berfikir
siswa untuk mencari dan menemukan sendiri materi yang akan di
pelajarinya, melatih kepekaan diri, mengurangi rasa kecemasan,
menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan
partisipasi belajar, meningkatkan tingkah laku yang positif,
meningkatkan prestasi dan hasil belajar.
16. 16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Model pembelajaran inkuiri adalah salah satu model pembelajaran
yang diterapkan dalam kurikulum 2013, model pembelajaran
sendiri dapat didefinisikan secara sempit dan secara luas atau
umum. Tantangan dalam menerapkan pembelajaran berbasis inkuiri
mencakup: kekurangan waktu, kesulitan menahan diri untuk
menjawab pertanyaan siswa secara langsung, membelajarkan hal
yang abstrak, dan instrumen penilaian yang memperhatikan kosa
kata lokal.
Teori Jean Piaget sangat mendukung pelaksanaan model
pembelajaran inquiry learning, karena dalam pembelajaran siswa
mampu memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya secara penuh
melalui proses menemukan itu sendiri. Teori konstruktivisme
dikembangkan oleh Vygotsky yang menyimpulkan bahwa peserta
didik mengkonstruksikan pengetahuan atau menciptakan makna
sebagai hasil dari pemikiran dan berinteraksi dalam suatu konteks
sosial. Model pembelajaran inkuiri berorientasi pada siswa yang
bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis,
logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual
sebagai bagian dari proses mental.
B. SARAN
Model pembelajaran inkuiri dapat diterapkan kepada siswa SD,
dimana mereka dituntut untuk menemukan atau merumuskan
dugaan terkait masalah yang muncul dalam pikiran mereka dan
guru membimbing untuk memecahkannya. Sehingga, diharapkan
calon pendidik mampu menerapkan model pembelajaran yang dapat
membuat aktif siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
17. 17
DAFTAR PUSTAKA
Arisca, Mona. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri.
Http://Repository.Radenintan.Ac.Id/722/1/SKRIPSI_FIX.Pdf (Diakses
Pada 26 April 2022 Pukul 20.00 WIB)
Astuti, R. F. PROFESIONALISME GURU DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN
INKUIRI PADA MATA PELAJARAN EKONOMI.
Dwiyanti, G. (2011). Model Pembelajaran Inkuiri. Tersedia: Http://Www.
Google. Com/Url. (Diakses Pada 26 April 2022 19.50 WIB)
Fkippgsd.2012. Metode Inkuiri
Https://Fkippgsd.Wordpress.Com/Tag/Metode-Inkuiri/ (Diakses Pada
26 April 2022 Pukul 21.00 WIB)
Jusniani, N. (2016). Pendekatan Inkuiri Dalam Pembelajaran Matematika
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas
VII. In Makalah Disajikan Dalam Seminar Nasional Matematika Dan
Pendidikan Matematika UNY.
Susanto, Hadi. 2013. Model Pembelajaran Inkuiri.
Https://Bagawanabiyasa.Wordpress.Com/2013/05/17/M0del-
Pembelajaran-Inkuiri/ (Diakses Pada 26 April 2022 Pukul 22.00 WIB)