2. Mengapa perlu berpikir kritis?
Setiap orang berpikir sebab manusia makhluk
yang berpikir. Tetapi pikiran kita sering bias,
terdistorsi, sepotong-sepotong, tak cermat, atau
dipengaruhi oleh prasangka.
Kualitas hidup kita dan apa yang kita hasilkan,
kita buat atau bangun bergantung pada kualitas
pikiran kita.
Pikiran yang sembrono akan mendekonstruksi
hidup kita dan orang lain
1
3. Mengapa perlu berpikir kritis?
Pikiran yang tepat, cermat dan relevan
meningkatkan kualitas hidup kita: membantu
menyelesaikan masalah dan mengembangkan
kesejahteraan.
Dengan demikian, pikiran yang tepat, cermat
dan relevan perlu secara sistematis dirawat
dan dikembangkan.
2
4. Mengapa perlu berpikir kritis?
Berpikir kritis membantu kita menghasilkan
pikiran yang tepat, cermat dan relevan.
Berpikir kritis menghindarkan kita dari
pembuatan keputusan tidak tepat yang
disebabkan oleh kesalahan penggunaan
informasi.
3
5. Mengapa perlu berpikir kritis?
Berpikir kritis membantu orang untuk dapat
menemukan hal-hal yang perlu diperbaiki dan
dikembangkan.
Berpikir kritis membantu kita mengarah
kepada solusi-solusi efektif dari masalah-
masalah yang kita hadapi.
4
6. Asal kata ‘kritis’
Kata 'critical' diturunkan secara etimologis
dari dua akar kata Yunani: "kriticos" (meaning
discerning judgment) dan "kriterion" (meaning
standards).
Secara etimologis, kata ‘critical’ berimplikasi
pengembangan "discerning judgment based
on standards."
7. Pengertian Berpikir Kritis
Inti Berpikir Kritis adalah:
Tidak begitu saja menerima atau
menolak sesuatu.
Tidak begitu saja menerima apa yang
ada.
8. Definisi Berpikir Kritis
“...suatu usaha yang dilakukan secara
sistematis dan mengikuti prinsip-prinsip
logika serta mempertimbangkan berbagai
sudut pandang untuk memahami dan
mengevaluasi informasi dengan tujuan
menentukan apakah informasi itu diterima,
ditolak atau ditangguhkan penilaiannya.”
(Takwin, 2007)
9. Definisi Berpikir Kritis lanj.
Berpikir kritis sebagai suatu usaha
Berpikir kritis sebagai proses yang aktif
Berpikir kritis sebagai proses yang sistematis
Berpikir kritis didasarkan atas penalaran dengan
dasar ‘logika’ (prinsip,metode dan aturan berpikir)
Berpikir kritis menggunakan berbagai sudut pandang.
Berpikir kritis mencakup pemahaman akan informasi
yang umumnya berwujud argumen.
Berpikir kritis mencakup pengevaluasian
informasi/argumen
Berpikir kritis bertujuan membuat keputusan
10. Mengajar berpikir kritis berarti:
Memfasilitasi untuk aktif berpikir
Memfasilitasi untuk percaya pada kekuatan
nalar
Memfasilitasi dan melatih untuk dapat berpikir
sistematis
Memfasilitasi dan melatih untuk dapat
menggunakan berbagai sudut pandang dalam
berpikir
Memfasilitasi dan melatih untuk dapat
membuat keputusan.
11. Alternatif Langkah-langkah
Berpikir Kritis
1) Memperjelas pernyataan yang diterima
atau diajukan,
2) mencari tambahan informasi,
3) mencari yang tersirat dari yang tersurat
atau maksud-maksud yang tersembunyi,
dan
4) mengevaluasi pernyataan berdasarkan
hasil ketiga kegiatan sebelumnya
12. Berpikir Kritis mempertimbangkan:
Perasaan dan kehendak.
Pikiran menyimpulkan sesuatu setelah
mempertimbangkan perasaan dan
kehendak.
Pikiran yang mengabaikan perasaan dan
kehendak cenderung menghasilkan
kesimpulan yang tidak realistis dan
mengarahkan manusia menjadi tidak
seimbang.
13. Berpikir kritis memiliki dua
komponen:
1. Serangkaian keterampilan penghasil
dan pengolah informasi dan keyakinan
(belief);
2. Kebiasaan yang didasari komitmen
intelektual untuk menggunakan
keterampilan-keterampilan itu dalam
bertingkahlaku.
14. Berpikir kritis sangat beda
dengan:
(1) sekedar memperoleh dan mempertahankan
informasi sebab berpikir kritis meliputi cara
khusus merangkai dan menata informasi;
(2) sekedar memiliki serangkaian keterampilan
sebab berpikir kritis meliputi keberlanjutan
pegunaan keterampilan-keterampilan itu;
(3) sekedar menggunakan berbagai keterampilan
itu (sebagai latihan, misalnya) tanpa
penerimaan hasilnya.
15. Berpikir Kritis mencakup kemampuan:
Penalaran Verbal
Analisis Argumen
Uji Hipotesis
Metakognisi (pemahaman tentang pikiran sendiri)
Diferensiasi (melihat satu hal dari berbagai sudut
pandang)
Integrasi (memadukan berbagai sudut pandang untuk
membuat satu kesimpulan)
Pembuatan Kesimpulan
Semuanya melibatkan juga kemampuan ABSTRAKSI
16. Berpikir Kritis mencakup ranah:
Kognitif (pikiran)
Afektif (perasaan)
Psikomotor/konatif (tindakan)
Dengan demikian melibatkan juga:
Kecerdasan emosional
17. Penggunaan Metakognisi
Dengan metakognisi, pemikir kritis:
Memahami diri; kelebihan dan
kekurangannya; tahu batas-batas diri
Memahami faktor-faktor di luar kendali
dan kesadarannya
Memahami hal-hal apa saja yang
diperlukan sebagai bantuan dalam menilai
sesuatu.
18. Yang diharapkan dari Berpikir Kritis
Mampu berpikir secara jernih (clear),
mendalam dan tuntas.
Mampu menemukan masalah yang ada di
sekitar
Mampu menemukan alternatif solusi bagi
masalah
Mampu menyelesaikan masalah
19. Apa saja yang perlu dikritik?
1. Mempertanyakan secara cermat
kemampuan akal budi (pikiran) sendiri
dan orang yang menyampaikan informasi;
2. mempertanyakan secara cermat kondisi
dan dinamika masyarakat serta obyek
lain disekitarnya; dan
3. mempertanyakan secara cermat kondisi
psikis diri sendiri dan orang yang
menyampaikan informasi.
20. Artinya:
Kritis terhadap pikiran (akal
budi) sendiri
Kritis terhadap masyarakat dan
hal-hal di sekitar
Kritis terhadap kondisi psikis
sendiri
21. Belajar Berpikir Kritis berarti:
Membiasakan diri berkomunikasi dengan
banyak orang.
Belajar untuk membiasakan diri mengenal,
mencermati, mengevaluasi dan
memperbaiki diri sendiri.
Membiasakan diri untuk memahami
proses terjadinya sesuatu, bertanya
mengapa sesuatu terjadi; memahami alur
dari proses berpikir mulai dari input,
proses, hingga output.
22. Hindari proses mengetahui
yang salah
Mengasumsikan:
Berasumsi berarti menerima sesuatu begitu saja;
memegang satu ide atau opini tanpa mencoba
membuktikannya.
Menebak:
Menebak adalah menjawab pertanyaan atau
sampai kepada kesimpulan berdasarkan terkaan.
Spekulasi
Bersepekulasi adalah menebak berdasarkan
sebagian bukti yang tidak cukup ‘membuktikan’.