3. KEGIATAN BELAJAR 1
TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA
KOMPONEN
BAHASA
TEORI
PERKEMBANGAN
BAHASA
TAHAP
PERKEMBANGAN
BAHASA
BILINGUALISME
4. A. BAHASA DAN KOMPONEN PENYUSUNNYA
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah sebuah
sistem kata, simbol, atau lambang yang arbitrer yang digunakan
oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengindentifikasi diri.
Bahasa bukan hanya sebatas kata-kata yang memiliki makna,
tetapi bahasa juga mencakup sesuatu yang abstrak. Seperti
tertawa, marah, dan ekspresi lainnya. Bahasa juga mencakup
simbol yang memiliki pesan tanpa harus seseorang
menjelaskan keadaannya dengan sangat detail
5. 1. Komponen penyusun Bahasa, antara lain :
a. Fonologi, cabang dari linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji
bunyi ujar dalam bahasa tertentu
b. Morfologi, cabang dari linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji
pembentukan kata atau morfem-morfem dalam suatu bahasa
c. Semantik, cabang dari linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji
makna yang terkandung dalam bahasa, kode, atau jenis lain dari
representasi.
d. Sintax, aturan dalam pembentukan kalimat agar mampu dimengerti
dengan benar. Sintax berfungsi dalam menata kata hingga
membentuk kalimat yang utuh
e. Pragmatik, cabang dari linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji
penggunaan bahasa yang dikaitkan dengan konteks pemakainannya
6. 2. Teori Perkembangan Bahasa
a. Teori empiris atau yang biasa dikenal dengan teori
belajar menunjukkan ketika bayi dilahirkan, mereka
dikelilingi oleh bahasa
b. Teori nativisme, manusia terlahir dengan perangkat
akuisisi bahasa atau language acquisition device
(LAD)
c. Teori interaksi yang berpendapat bahwa bahasa
dapat diperoleh karena adanya kemampuan
kognitif
7. B. TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA
1. Periode Pralinguistik
Tahap perkembangan bahasa terjadi sejak bayi. Mereka belum dapat
berbicara, tetapi mereka mengirimkan pesan dengan berbagai cara
2. Periode Holophrase
Tahap ini dikenal dengan one-word period atau tahap satu kata. Pada
tahap ini, anak belum memulai mengombinasikan kata-kata, tetapi
mereka sedang belajar untuk menangkap makna yang lebih sulit dari
tahap sebelumnya.
3. Periode Telegrafis
Pada tahap ini anak mencoba membentuk makna dengan
mengombinasikan dua kata
8. 4. Perkembangan Bahasa Usia Dini, Kanak-kanak, dan
Remaja
Selain untuk berkomunikasi, bahasa digunakan sebagai alat
pendeteksi gejala-gejala yang terjadi pada anak dalam
proses perkembangannya
Menurut Benner, perkembangan bahasa dibagi 4 tahap :
1) Prabicara
2) Kata-kata pertama pemunculan nama
3) Kombinasi kata
4) Tata bahasa
9. C. BILINGUALISME
Pemerolehan bahasa kedua dilakukan setelah seseorang sudah menguasai
bahasa pertamanya (bahasa ibu)
Elis (Maharani dan Astuti, 2018) berpendapat bahwa pembelajaran
bahasa kedua akan lebih mudah jika seseorang telah menguasai bahasa
pertamanya dengan baik karena kemampuan bahasa pertama dapat
berguna dalam proses pembelajaran bahasa kedua.
Berbeda dengan proses pemerolehan bahasa pertama, bahasa kedua pada
umumnya diperoleh dari proses sadar melalui pembelajaran
10. KEGIATAN BELAJAR 2
KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS
PANDANGAN TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR MATEMATIS
PENALARAN SERTA PENYELESAIAN
MASALAH SECARA MATEMATIS
11. A. PANDANGAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
MATEMATIS
1. Definisi Berpikir Matematis
Menurut Wijaya (2012) berpikir matematis adalah kemampuan berpikir
yang berkaitan dengan kemampuan dalam menggunakan penalaran
untuk membangun argumen matematis, kemampuan dalam
mengembangkan strategi atau metode, pemahaman konten matematika,
serta kemampuan mengkomunikasikan gagasan
Terdapat tiga macam cara manusia memecahkan masalah yaitu climbers,
campers, dan quitters
12. 2. Memahami Konsep Bilangan
a. Memahami konsep bilangan kardinal
Bilangan kardinal adalah bilangan yang menunjukkan sebuah kuantitas
b. Memahami konsep bilangan ordinal
Bilangan ordinal atau bilangan asli adalah bilangan yang digunakan untuk
mengindikasikan aturan dalam satu hubungan dengan hubungan yang lain
13. B. PANDANGAN TEORI KEMAMPUAN MATEMATIS
1. Pandangan Teori Interaksi
Teori interaksi berpandangan tentang kemampuan matematika. Seseorang
dikatakan paham mengenai numerik ketika ia dapat menyamakan antara
angka dan jumlah
3. Pandangan Teori Empirisme
2. Pandangan Teori Nativisme
Teori ini mengungkapkan bahwa setiap manusia memiliki sistem bawaan
yang memberi kita kemampuan untuk membuat perkiraan penilaian
tentang jumlah angka
Teori ini berpendapat bahwa hal yang harus diketahui oleh anak dalam
belajar matematika adalah membedakan antara angka dan jumlah
14. C. PENALARAN DAN PENYELESAIAN MASALAH
SECARA MATEMATIS
1. Penalaran aditif
Penalaran aditif adalah penalaran yang biasa digunakan untuk
memecahkan masalah dalam operasi penjumlahan dan
pengurangan pada matematika
15. a. Cara memecahkan masalah
Proses pemecahan masalah anak usia dini membangun kemampuan
berpikirnya dengan cara menghubungkan angka dengan benda-
benda sekitarnya.
Usia 1-2 tahun, anak belajar dengan menggunakan benda konkret
yang melalui itu anak akan melihat atau memegang secara langsung
benda tersebut
Usia 3-4 tahun, anak mulai melepas benda-benda tersebut dan
berganti menjadi imajinasi, tetapi tetap menghubungkan dengan
benda sekitar
Seiring berjalannya waktu semakin lama anak akan semakin berpikir
untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih abstrak
16. b. Proses berpikir penyelesaian masalah
1) Pengubahan (change problem)
2) Kombinasi (combination problem)
3) Perbandingan
17. 2. Penalaran multiplikatif
Penalaran multiplikatif adalah penalaran yang biasa digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan dalam operasi perkalian
atau pembagian
Terdapat tiga proses penyelesaian masalah dalam penalaran
multiplikatif, yaitu :
a. Mengelompokkan (one-to-many correspondence)
b. Membagikan (sharing problem)
c. Pemahaman produk (measurement of product)