SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
FALSAFAH KESATUAN ILMU
Karya Tulis Ilmiah
Nama : Wahyu Thoha Ichsan
Nim : 2205056042
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI WALISONGO
SEMARANG
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan filsafat kesatuan ilmu tidak lepas dari pembahasan filsafat pada umumnya.
Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philo berarti cinta dan sophia berarti
kebijaksanaan, jadi philo sophia berarti cinta kebijaksanaan. Dalam bahasa Yunani, Sophia
memiliki arti yang sangat luas yaitu tidak hanya kebijaksanaan pikiran atau kecerdasan tetapi
juga kebijaksanaan praktis dan dapat diartikan sebagai: kebajikan, pengetahuan, kebenaran,
kerajinan, akal sehat, kecerdasan dan kebijaksanaan.
Kata filsafat merupakan konsep yang luas. Filsafat sering dikaitkan dengan gagasan tentang
kehidupan, cara hidup manusia, dan bahkan metode berpikir. Filsafat dianggap sebagai induk
dari semua ilmu, meskipun filsafat dan pengetahuan (sains) memiliki ciri dan metode tersendiri
dalam perkembangannya.
B. Rumusan Masalah
Sebagaimana latar belakang tersebut perlu adanya bimbingan mengenai Falsafah Kesatuan
Ilmu mengenai hal tersebut.
1. Konsep ilmu dalam Islam
2. Klasifikasi ilmu dalam Islam
3. Hubungan antara ilmu dengan Islam
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafat Kesatuan Ilmu.
2. Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai falsafat keilmuan..
3. Untuk memahami dan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam
sikap ilmiahnya. Mahasiswa sebagai insan kampus diharapkan untuk untuk berpikir kritis
terhadap berbagai macam teori yang dipelajarinya di ruang kuliah maupun dari sumber-sumber
lainnya.
BAB 2
PEMBAHASAN
 Konsep ilmu dalam Islam
Landasan Ilmu Pengetahuan
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab ‘ilm (‘alima-ya’lamu-‘ilm), yang berarti
pengetahuan (al-ma’rifah),kemudian berkembang menjadi pengetahuan
tentang hakikat sesuatu yang dipahami secara mendalam. Dari asal kata
‘ilm ini selanjutnya di-Indonesia-kan menjadi ‘ilmu’ atau ‘ilmu pengetahuan.’
Dalam perspektif Islam, ilmu merupakan pengetahuan mendalam hasil
usaha yang sungguh-sungguh (ijtihād) dari para ilmuwan muslim
(‘ulamā’/mujtahīd) atas persoalanpersoalan duniawī dan ukhrāwī dengan
bersumber kepada wahyu Allah.
Al-Qur’ān dan al-Hadīts merupakan wahyu Allah yang berfungsi sebagai
petunjuk (hudan) bagi umat manusia, termasuk dalam hal ini adalah
petunjuk tentang ilmu dan aktivitas ilmiah. Al-Qur’ān memberikan perhatian
yang sangat istimewa terhadap aktivitas ilmiah. Terbukti, ayat yang
pertama kali turun berbunyi ; “Bacalah, dengan [menyebut] nama Tuhanmu
yang telah menciptakan”. Membaca, dalam artinya yang luas, merupakan
aktivitas utama dalam kegiatan ilmiah. Di samping itu, kata ilmu yang telah
menjadi bahasa Indonesia bukan sekedar berasal dari bahasa Arab, tetapi
juga tercantum dalam al-Qur’ān.
Penjelasan-penjelasan al-Qur’ān dan al-Hadīts di atas menunjukkan
bahwa paradigma ilmu dalam Islam adalah teosentris. Karena itu,
hubungan antara ilmu dan agama memperlihatkan relasi yang harmonis,
ilmu tumbuh dan berkembang berjalan seiring dengan agama. Karena itu,
dalam sejarah peradaban Islam, ulama hidup rukun berdampingan dengan
para ilmuwan. Bahkan banyak ditemukan para ilmuwan dalam Islam
sekaligus sebagai ulama. Seperti ; Ibnu Sina dengan nama lengkap Abu Ali
al-Hussain Ibn Abdullah Ibn Sina, Al Farabi dengan nama lengkap Abu
Nashr Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Al-Uzalagh Al-Farabi, Al
Khawarizmi dengan nama lengkap Abu Abdullah Mohammad Ibn Musa al-
Khawarizmi, dan masih banyak lagi.
Apa yang terjadi dalam Islam berbeda dengan agama lain, khususnya
agama Kristen di Barat, yang dalam sejarahnya memperlihatkan hubungan
kelam antara ilmu dan agama. Hubungan disharmonis tersebut ditunjukkan
dengan diberlakukannya hukuman berat bagi para ilmuwan yang temuan
ilmiahnya berseberangan dengan fatwa gereja. Misalnya, Nicolaus
Copernicus mati di penjara pada tahun 1543 M, Michael Servet mati
dibakar tahun 1553 M, Giordano Bruno dibunuh pada tahun 1600, dan
Galileo Galilei mati di penjara tahun 1642 M. Oleh karena hubungan agama
dan ilmu di Barat tidak harmonis, maka para ilmuwan pergi jauh
meninggalkan agama. Akibatnya, ilmu di Barat berkembang dengan
paradigma antroposentris14 dan menggusur sama sekali paradigma
teosentris. Dampak yang lebih serius, perkembangan ilmu menjadi sekuler
terpisah dari agama yang pada akhirnya menimbulkan problema teologis
yang sangat krusial. Banyak ilmuwan Barat yang merasa tidak perlu lagi
menyinggung atau melibatkan Tuhan dalam argumentasi ilmiah mereka.
Bagi mereka Tuhan telah berhenti menjadi apapun, termasuk menjadi
pencipta dan pemelihara alam semesta.
Sumber, Sarana, dan Metode Ilmu Pengetahuan
Filsafat Ilmu dikenal dengan epistemologi atau teori ilmu pengetahuan,
yang di dalamnya selalu membicarakan dua hal; apa itu pengetahuan? dan
bagaimana cara memperoleh pengetahuan?. Yang pertama terkait dengan
teori dan isi ilmu, sedangkan yang kedua berkenaan dengan metodologi.
Epistemologi Islam menjawab bahwa pengetahuan ilmiah adalah segala
sesuatu yang bersumber dari alam fisik dan non-fisik. Dengan demikian
menjadi jelas bahwa sumber pengetahuan dalam Islam adalah alam fisik
yang bisa diindra dan alam metafisik yang tidak bisa diindera seperti Tuhan,
malaikat, alam kubur, alam akhirat. Alam fisik dan alam non-fisik sama
bernilainya sebagai sumber ilmu pengetahuan dalam Islam. Hal ini sangat
berbeda dengan epistemologi Barat yang hanya mengakui alam fisik
sebagai sumber ilmu pengetahuan. Dengan demikian, sesuatu yang
bersifat non-indrawi, non-fisik, dan metafisik tidak termasuk ke dalam
obyek yang dapat diketahui secara ilmiah.
Terdapat perbedaan antara Islam dan Barat. Dalam epistemologi Islam,
ilmu pengetahuan bisa dicapai melalui tiga elemen; indra, akal, dan hati.
Ketiga elemen ini dalam praktiknya diterapkan dengan metode berbeda;
indra untuk metode observasi, akal untuk metode logis atau demonstratif,
dan hati untuk metode intuitif.
Jika ilmu pengetahuan dalam Islam bisa dicapai melalui tiga
sumber/alat; indra, akal budi, dan hati, maka dalam epistemologi Barat,
pengetahuan ilmiah hanya bisa diraih melalui indra dan akal. Penggunaan
kedua alat ini sebagai sumber ilmu pengetahuan didahului konflik tajam
ilmuwan Barat selama kurang lebih dua abad. Konflik tersebut tercermin
dalam dua aliran filsafat, yakni Rasionalisme dan Empirisme. Rasionalisme
yang dipelopori Rene Descartes (1596-1650) berpandangan bahwa sumber
pengetahuan yang dipandang memenuhi syarat ilmiah adalah akal budi.
Akal merupakan satusatunya sumber pengetahuan yang benar.
Pengetahuan yang diperoleh melalui akal tidak mungkin salah. Sementara
itu empirisme berpendapat bahwa sumber satu-satunya pengetahuan
manusia adalah pengalaman indrawi, yakni pengalaman yang terjadi
melalui dan berkat bantuan panca indra.
 Klasifikasi ilmu
Secara umum ilmu dalam Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
kelompok yang meliputi; metafisika menempati posisi tertinggi, disusul
kemudian oleh matematika, dan terakhir ilmu-ilmu fisik.Melalui tiga
kelompok ilmu tersebut, lahirlah berbagai ilmu pengetahuan, misalnya;
dalam ilmu-ilmu metafisika (ontologi, teologi, kosmologi, angelologi, dan
eskatologi), dalam ilmu-ilmu matematika (geometri, aljabar, aritmatika,
musik, dan trigonometri), dan dalam ilmu-ilmu fisik (fisika, kimia, geologi,
geografi, astronomi, dan optika)
Dalam perkembangan berikutnya, seiring dengan perkembangan zaman,
kemajuan ilmu pengetahuan, dan untuk tujuan-tujuan praktis, sejumlah
ulama berupaya melakukan klasifikasi ilmu. Al-Ghazālī membagi ilmu
menjadi dua bagian; ilmu fardlu ‘ain dan ilmu fardlu kifāyah, yang dibagi lagi
menjadi dua bagian yaitu;ilmu syarī’ah dan ilmu ghair syarī’ah.
Al-Farābī mengelompokkan ilmu pengetahuan ke dalam lima bagian,
yaitu; pertama, ilmu bahasa yang mencakup sastra, nahw, sharf, dan lain-
lain. Kedua, ilmu logika yang mencakup pengertian, manfaat, silogisme, dan
sejenisnya. Ketiga, ilmu propadetis, yang meliputi ilmu hitung, geometri,
optika, astronomi, astrologi, musik, dan lain-lain. Keempat, ilmu fisika dan
matematika. Kelima, ilmu sosial, ilmu hukum, dan ilmu kalam.
Nurcholish Madjid, cendekiawan muslim asal Indonesia,
mengelompokkan ilmu-ilmu keislaman ke dalam empat bagian yaitu; Ilmu
Fiqh, Ilmu Tasawuf, Ilmu Kalam, dan Ilmu Falsafah.
Klasifikasi ilmu-ilmu keislaman yang dilakukan para ilmuwan muslim di
atas mempertegas bahwa cakupan ilmu dalam Islam sangat luas, meliputi
urusan dunia dan akhirat. Yang menjadi batasan ilmu dalam Islam adalah;
bahwa pengembangan ilmu harus dalam bingkai tauhid dalam kerangka
pengabdian kepada Allah, dan untuk kemaslahan umat manusia.
 Hubungan antara Islam dan Ilmu
Agama Islam mendorong umatnya untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan agar bermanfaat dalam menyelesaikan urusan-
urusan di dunia dan sebagai bekal untuk kehidupan akhirat kelak.
Dorongan Islam untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
didasarkan pada empat faktor. karena, Islam merupakan agama
yang menghormati akal dan menyuruh umat manusia
mempergunakan akalnya untuk memikirkan alam semesta.
selanjutnya, Islam mewajibkan para pemeluknya untuk menuntut
ilmu sepanjang hayat. dan, Islam melarang umatnya untuk taklid
buta, yaitu menerima begitu saja tanpa diperiksa dan diteliti.
Islam sangat menganjurkan agar umat dapat melakukan
penelusuran yang lebih jauh terhadap berita dan fakta-fakta.
Terakhir, Islam menyuruh untuk memeriksa dan membuktikan
kebenaran.
Para ilmuwan Islam menggunakan berbagai pendekatan dalam
upaya memecahkan masalah keumatan yang dinamis. Berbagai
pendekatan tersebut kiranya dapat digunakan sebagai bahan
untuk mengenal karakteristik ajaran Islam. Islam memiliki
karakteristik yang khas yang dapat dikenali melalui konsepsinya
di berbagai bidang kehidupan, mulai dari bidang agama, ibadah,
muamalah (hubungan antar manusia), yang di dalamnya
termasuk masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, masalah sosial,
budaya, ekonomi, politik, lingkungan, dan berbagai bidang lainnya.
Ciri-ciri dari berbagai bidang yang diuraikan di atas dapat
dijadikan bahan refleksi dan pertimbangan dalam upaya
pengembangan ilmu-ilmu keislaman di masa mendatang,
sehingga para cendekiawan Islam memiliki gambaran ke mana
harus melangkah maju dalam mengenal ilmu keislaman dan
mengembangkan kajian keislaman.
D. Kesimpulan
Dalam Islam ilmu merupakan suatu pengetahuan yang sangat
mendalam. Hasil usaha para ilmuwan muslim atas persoalan-
persoalan baik duniawi maupun ukhrawi dengan berlandaskan
kepada Firman Allah. Pengetahuan dapat diperoleh melalui
indra,akal maupun hati baik yang bersumber dari alam fisik
maupun alam metafisik.
Ini berbeda dengan epistemologi ilmu pengetahuan di Barat,
yang dapat dicapai melalui indera, akal, dan alam fisik.
Perkembangan ilmu pengetahuan dalam sejarah Islam tentu
mengalami pasang surut. Era Klasik (650-1250) merupakan
puncak Islam yang bercirikan semangat keilmuan yang tinggi dan
perkembangan ilmu pengetahuan dalam berbagai aspek.
E. Daftar Pustaka
Kosim, Muhammad. 2008 "Ilmu Pengetahuan dalam Islam"
http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/tadris/article/downloa
d/232/223/#:~:text=Dalam%20Islam%2C%20ilmu%20pengetahua
n%20memiliki,juga%20terkait%20dengan%20permasalahan%20uk
hr%C4%81wi. diakses pada 15 oktober 2022 pukul 13.53.
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir; Kamus Arab-
Indonesia (Yogyakarta:Unit Pengadaan Buku-Buku Ilmiah
Keagamaan Pondok Pesantren al-Munawwir, :1984), hlm.1037.
Al-Munjid fī al-Lughah wa al-A’lām (Beirut : Dār al-Masyriq,
1986), hlm. 527.
A.Qadri Azizy, Pengembangan Ilmu-Ilmu Keislaman, (Jakarta:
Direktorat Perguruan
Tinggi Agama Islam Departemen Agama RI, 2003), hlm. 13.
M. Dawam Rahardjo, “Ensiklopedi al-Qur’an: Ilmu”, dalam
Ulumul Qur’an, (Vol.1, No. 4, 1990), hlm. 58.
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi
Menuju Millenium Baru, (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 13.
Harun Hadiwijoyo, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, (Yogyakarta;
Kanisius,1980), hlm. 18-46
A. Sony Keraf dan Mikhael Dua, Ilmu Pengetahuan; Sebuah
Tinjauan Filosofis, (Yogyakarta; Kanisius, 2001), hlm. 33-39.
Mulyadi, Menembus Batas, hlm. 59.
Abu Hamid Muhammad al- Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din, Juz I,
(Beirut; Badawi Thaba’ah, t.th), hlm. 14-15.
Harun Nasution, Islam Rasional; Gagasan dan Pemikiran Prof.
Dr. Harun Nasution, (Bandung: Mizan, 1996), hlm. 317.
Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban; Sebuah
Telaah Kritis tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan, dan
Kemodernan, (Jakarta: Paramadina, 1992), hlm. 201.
Chair, Badrul Munir. 2020. Falsafat Kesatuan Ilmu. Semarang:
SeAP(Southeast Asian Publishing).

More Related Content

Similar to FKI Wahyu Thoha Ichsan(2205056042).pdf

Filsafat-Ilmu-5.pptx
Filsafat-Ilmu-5.pptxFilsafat-Ilmu-5.pptx
Filsafat-Ilmu-5.pptxFaizulHasan15
 
FALSAFAH KESATUAN ILMU_ANGGRAENI YUSPITA.docx
FALSAFAH KESATUAN ILMU_ANGGRAENI YUSPITA.docxFALSAFAH KESATUAN ILMU_ANGGRAENI YUSPITA.docx
FALSAFAH KESATUAN ILMU_ANGGRAENI YUSPITA.docxanggraeni yuspita
 
Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif Filsafat
Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif FilsafatIntegrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif Filsafat
Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif FilsafatEeLly Lunjani
 
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docx
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docxartikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docx
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docxWandaWanda37
 
Bab iii pembahasan
Bab iii pembahasanBab iii pembahasan
Bab iii pembahasanCindar Tyas
 
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docx
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docxartikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docx
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docxWandaWanda37
 
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan PendidikanFilsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan PendidikanAna Safrida
 
Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.
Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.
Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.Faseha 3
 
Makalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuMakalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuAbuy Thea
 
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MSKumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MSkhoinurfaisila
 
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaHubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaAcintyaNasywa
 
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agamaHubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agamaBahrulAllam
 
Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)
Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)
Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)Erta Erta
 
tantangan islam menurut filsafat islam
tantangan islam menurut filsafat islamtantangan islam menurut filsafat islam
tantangan islam menurut filsafat islamInggrid Cliquers
 
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2Amas Imania Fadlie
 
Tantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuTantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuayu Naoman
 

Similar to FKI Wahyu Thoha Ichsan(2205056042).pdf (20)

Filsafat-Ilmu-5.pptx
Filsafat-Ilmu-5.pptxFilsafat-Ilmu-5.pptx
Filsafat-Ilmu-5.pptx
 
FALSAFAH KESATUAN ILMU_ANGGRAENI YUSPITA.docx
FALSAFAH KESATUAN ILMU_ANGGRAENI YUSPITA.docxFALSAFAH KESATUAN ILMU_ANGGRAENI YUSPITA.docx
FALSAFAH KESATUAN ILMU_ANGGRAENI YUSPITA.docx
 
Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif Filsafat
Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif FilsafatIntegrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif Filsafat
Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif Filsafat
 
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docx
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docxartikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docx
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docx
 
Bab iii pembahasan
Bab iii pembahasanBab iii pembahasan
Bab iii pembahasan
 
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docx
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docxartikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docx
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docx
 
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan PendidikanFilsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
 
Filsafat islam
Filsafat islamFilsafat islam
Filsafat islam
 
Tugas filsafat ilmu
Tugas filsafat ilmu Tugas filsafat ilmu
Tugas filsafat ilmu
 
FKI M.GANDI F.docx
FKI M.GANDI F.docxFKI M.GANDI F.docx
FKI M.GANDI F.docx
 
Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.
Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.
Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.
 
Makalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuMakalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmu
 
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MSKumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
 
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaHubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
 
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agamaHubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
 
Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)
Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)
Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)
 
tantangan islam menurut filsafat islam
tantangan islam menurut filsafat islamtantangan islam menurut filsafat islam
tantangan islam menurut filsafat islam
 
Tugas Artikel FKI.docx
Tugas Artikel FKI.docxTugas Artikel FKI.docx
Tugas Artikel FKI.docx
 
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
 
Tantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuTantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmu
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 

FKI Wahyu Thoha Ichsan(2205056042).pdf

  • 1. FALSAFAH KESATUAN ILMU Karya Tulis Ilmiah Nama : Wahyu Thoha Ichsan Nim : 2205056042 PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS ISLAM NEGRI WALISONGO SEMARANG 2022
  • 2. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembahasan filsafat kesatuan ilmu tidak lepas dari pembahasan filsafat pada umumnya. Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philo berarti cinta dan sophia berarti kebijaksanaan, jadi philo sophia berarti cinta kebijaksanaan. Dalam bahasa Yunani, Sophia memiliki arti yang sangat luas yaitu tidak hanya kebijaksanaan pikiran atau kecerdasan tetapi juga kebijaksanaan praktis dan dapat diartikan sebagai: kebajikan, pengetahuan, kebenaran, kerajinan, akal sehat, kecerdasan dan kebijaksanaan. Kata filsafat merupakan konsep yang luas. Filsafat sering dikaitkan dengan gagasan tentang kehidupan, cara hidup manusia, dan bahkan metode berpikir. Filsafat dianggap sebagai induk dari semua ilmu, meskipun filsafat dan pengetahuan (sains) memiliki ciri dan metode tersendiri dalam perkembangannya. B. Rumusan Masalah Sebagaimana latar belakang tersebut perlu adanya bimbingan mengenai Falsafah Kesatuan Ilmu mengenai hal tersebut. 1. Konsep ilmu dalam Islam 2. Klasifikasi ilmu dalam Islam 3. Hubungan antara ilmu dengan Islam C. Tujuan Penulisan 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafat Kesatuan Ilmu. 2. Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai falsafat keilmuan.. 3. Untuk memahami dan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam sikap ilmiahnya. Mahasiswa sebagai insan kampus diharapkan untuk untuk berpikir kritis terhadap berbagai macam teori yang dipelajarinya di ruang kuliah maupun dari sumber-sumber lainnya.
  • 3. BAB 2 PEMBAHASAN  Konsep ilmu dalam Islam Landasan Ilmu Pengetahuan Kata ilmu berasal dari bahasa Arab ‘ilm (‘alima-ya’lamu-‘ilm), yang berarti pengetahuan (al-ma’rifah),kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang hakikat sesuatu yang dipahami secara mendalam. Dari asal kata ‘ilm ini selanjutnya di-Indonesia-kan menjadi ‘ilmu’ atau ‘ilmu pengetahuan.’ Dalam perspektif Islam, ilmu merupakan pengetahuan mendalam hasil usaha yang sungguh-sungguh (ijtihād) dari para ilmuwan muslim (‘ulamā’/mujtahīd) atas persoalanpersoalan duniawī dan ukhrāwī dengan bersumber kepada wahyu Allah. Al-Qur’ān dan al-Hadīts merupakan wahyu Allah yang berfungsi sebagai petunjuk (hudan) bagi umat manusia, termasuk dalam hal ini adalah petunjuk tentang ilmu dan aktivitas ilmiah. Al-Qur’ān memberikan perhatian yang sangat istimewa terhadap aktivitas ilmiah. Terbukti, ayat yang pertama kali turun berbunyi ; “Bacalah, dengan [menyebut] nama Tuhanmu yang telah menciptakan”. Membaca, dalam artinya yang luas, merupakan aktivitas utama dalam kegiatan ilmiah. Di samping itu, kata ilmu yang telah menjadi bahasa Indonesia bukan sekedar berasal dari bahasa Arab, tetapi juga tercantum dalam al-Qur’ān. Penjelasan-penjelasan al-Qur’ān dan al-Hadīts di atas menunjukkan bahwa paradigma ilmu dalam Islam adalah teosentris. Karena itu, hubungan antara ilmu dan agama memperlihatkan relasi yang harmonis, ilmu tumbuh dan berkembang berjalan seiring dengan agama. Karena itu, dalam sejarah peradaban Islam, ulama hidup rukun berdampingan dengan para ilmuwan. Bahkan banyak ditemukan para ilmuwan dalam Islam
  • 4. sekaligus sebagai ulama. Seperti ; Ibnu Sina dengan nama lengkap Abu Ali al-Hussain Ibn Abdullah Ibn Sina, Al Farabi dengan nama lengkap Abu Nashr Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Al-Uzalagh Al-Farabi, Al Khawarizmi dengan nama lengkap Abu Abdullah Mohammad Ibn Musa al- Khawarizmi, dan masih banyak lagi. Apa yang terjadi dalam Islam berbeda dengan agama lain, khususnya agama Kristen di Barat, yang dalam sejarahnya memperlihatkan hubungan kelam antara ilmu dan agama. Hubungan disharmonis tersebut ditunjukkan dengan diberlakukannya hukuman berat bagi para ilmuwan yang temuan ilmiahnya berseberangan dengan fatwa gereja. Misalnya, Nicolaus Copernicus mati di penjara pada tahun 1543 M, Michael Servet mati dibakar tahun 1553 M, Giordano Bruno dibunuh pada tahun 1600, dan Galileo Galilei mati di penjara tahun 1642 M. Oleh karena hubungan agama dan ilmu di Barat tidak harmonis, maka para ilmuwan pergi jauh meninggalkan agama. Akibatnya, ilmu di Barat berkembang dengan paradigma antroposentris14 dan menggusur sama sekali paradigma teosentris. Dampak yang lebih serius, perkembangan ilmu menjadi sekuler terpisah dari agama yang pada akhirnya menimbulkan problema teologis yang sangat krusial. Banyak ilmuwan Barat yang merasa tidak perlu lagi menyinggung atau melibatkan Tuhan dalam argumentasi ilmiah mereka. Bagi mereka Tuhan telah berhenti menjadi apapun, termasuk menjadi pencipta dan pemelihara alam semesta. Sumber, Sarana, dan Metode Ilmu Pengetahuan Filsafat Ilmu dikenal dengan epistemologi atau teori ilmu pengetahuan, yang di dalamnya selalu membicarakan dua hal; apa itu pengetahuan? dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan?. Yang pertama terkait dengan teori dan isi ilmu, sedangkan yang kedua berkenaan dengan metodologi. Epistemologi Islam menjawab bahwa pengetahuan ilmiah adalah segala sesuatu yang bersumber dari alam fisik dan non-fisik. Dengan demikian
  • 5. menjadi jelas bahwa sumber pengetahuan dalam Islam adalah alam fisik yang bisa diindra dan alam metafisik yang tidak bisa diindera seperti Tuhan, malaikat, alam kubur, alam akhirat. Alam fisik dan alam non-fisik sama bernilainya sebagai sumber ilmu pengetahuan dalam Islam. Hal ini sangat berbeda dengan epistemologi Barat yang hanya mengakui alam fisik sebagai sumber ilmu pengetahuan. Dengan demikian, sesuatu yang bersifat non-indrawi, non-fisik, dan metafisik tidak termasuk ke dalam obyek yang dapat diketahui secara ilmiah. Terdapat perbedaan antara Islam dan Barat. Dalam epistemologi Islam, ilmu pengetahuan bisa dicapai melalui tiga elemen; indra, akal, dan hati. Ketiga elemen ini dalam praktiknya diterapkan dengan metode berbeda; indra untuk metode observasi, akal untuk metode logis atau demonstratif, dan hati untuk metode intuitif. Jika ilmu pengetahuan dalam Islam bisa dicapai melalui tiga sumber/alat; indra, akal budi, dan hati, maka dalam epistemologi Barat, pengetahuan ilmiah hanya bisa diraih melalui indra dan akal. Penggunaan kedua alat ini sebagai sumber ilmu pengetahuan didahului konflik tajam ilmuwan Barat selama kurang lebih dua abad. Konflik tersebut tercermin dalam dua aliran filsafat, yakni Rasionalisme dan Empirisme. Rasionalisme yang dipelopori Rene Descartes (1596-1650) berpandangan bahwa sumber pengetahuan yang dipandang memenuhi syarat ilmiah adalah akal budi. Akal merupakan satusatunya sumber pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang diperoleh melalui akal tidak mungkin salah. Sementara itu empirisme berpendapat bahwa sumber satu-satunya pengetahuan manusia adalah pengalaman indrawi, yakni pengalaman yang terjadi melalui dan berkat bantuan panca indra.  Klasifikasi ilmu Secara umum ilmu dalam Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yang meliputi; metafisika menempati posisi tertinggi, disusul
  • 6. kemudian oleh matematika, dan terakhir ilmu-ilmu fisik.Melalui tiga kelompok ilmu tersebut, lahirlah berbagai ilmu pengetahuan, misalnya; dalam ilmu-ilmu metafisika (ontologi, teologi, kosmologi, angelologi, dan eskatologi), dalam ilmu-ilmu matematika (geometri, aljabar, aritmatika, musik, dan trigonometri), dan dalam ilmu-ilmu fisik (fisika, kimia, geologi, geografi, astronomi, dan optika) Dalam perkembangan berikutnya, seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan, dan untuk tujuan-tujuan praktis, sejumlah ulama berupaya melakukan klasifikasi ilmu. Al-Ghazālī membagi ilmu menjadi dua bagian; ilmu fardlu ‘ain dan ilmu fardlu kifāyah, yang dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu;ilmu syarī’ah dan ilmu ghair syarī’ah. Al-Farābī mengelompokkan ilmu pengetahuan ke dalam lima bagian, yaitu; pertama, ilmu bahasa yang mencakup sastra, nahw, sharf, dan lain- lain. Kedua, ilmu logika yang mencakup pengertian, manfaat, silogisme, dan sejenisnya. Ketiga, ilmu propadetis, yang meliputi ilmu hitung, geometri, optika, astronomi, astrologi, musik, dan lain-lain. Keempat, ilmu fisika dan matematika. Kelima, ilmu sosial, ilmu hukum, dan ilmu kalam. Nurcholish Madjid, cendekiawan muslim asal Indonesia, mengelompokkan ilmu-ilmu keislaman ke dalam empat bagian yaitu; Ilmu Fiqh, Ilmu Tasawuf, Ilmu Kalam, dan Ilmu Falsafah. Klasifikasi ilmu-ilmu keislaman yang dilakukan para ilmuwan muslim di atas mempertegas bahwa cakupan ilmu dalam Islam sangat luas, meliputi urusan dunia dan akhirat. Yang menjadi batasan ilmu dalam Islam adalah; bahwa pengembangan ilmu harus dalam bingkai tauhid dalam kerangka pengabdian kepada Allah, dan untuk kemaslahan umat manusia.  Hubungan antara Islam dan Ilmu Agama Islam mendorong umatnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan agar bermanfaat dalam menyelesaikan urusan-
  • 7. urusan di dunia dan sebagai bekal untuk kehidupan akhirat kelak. Dorongan Islam untuk mengembangkan ilmu pengetahuan didasarkan pada empat faktor. karena, Islam merupakan agama yang menghormati akal dan menyuruh umat manusia mempergunakan akalnya untuk memikirkan alam semesta. selanjutnya, Islam mewajibkan para pemeluknya untuk menuntut ilmu sepanjang hayat. dan, Islam melarang umatnya untuk taklid buta, yaitu menerima begitu saja tanpa diperiksa dan diteliti. Islam sangat menganjurkan agar umat dapat melakukan penelusuran yang lebih jauh terhadap berita dan fakta-fakta. Terakhir, Islam menyuruh untuk memeriksa dan membuktikan kebenaran. Para ilmuwan Islam menggunakan berbagai pendekatan dalam upaya memecahkan masalah keumatan yang dinamis. Berbagai pendekatan tersebut kiranya dapat digunakan sebagai bahan untuk mengenal karakteristik ajaran Islam. Islam memiliki karakteristik yang khas yang dapat dikenali melalui konsepsinya di berbagai bidang kehidupan, mulai dari bidang agama, ibadah, muamalah (hubungan antar manusia), yang di dalamnya termasuk masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, masalah sosial, budaya, ekonomi, politik, lingkungan, dan berbagai bidang lainnya. Ciri-ciri dari berbagai bidang yang diuraikan di atas dapat dijadikan bahan refleksi dan pertimbangan dalam upaya pengembangan ilmu-ilmu keislaman di masa mendatang, sehingga para cendekiawan Islam memiliki gambaran ke mana harus melangkah maju dalam mengenal ilmu keislaman dan mengembangkan kajian keislaman.
  • 8. D. Kesimpulan Dalam Islam ilmu merupakan suatu pengetahuan yang sangat mendalam. Hasil usaha para ilmuwan muslim atas persoalan- persoalan baik duniawi maupun ukhrawi dengan berlandaskan kepada Firman Allah. Pengetahuan dapat diperoleh melalui indra,akal maupun hati baik yang bersumber dari alam fisik maupun alam metafisik. Ini berbeda dengan epistemologi ilmu pengetahuan di Barat, yang dapat dicapai melalui indera, akal, dan alam fisik. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam sejarah Islam tentu mengalami pasang surut. Era Klasik (650-1250) merupakan puncak Islam yang bercirikan semangat keilmuan yang tinggi dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam berbagai aspek. E. Daftar Pustaka Kosim, Muhammad. 2008 "Ilmu Pengetahuan dalam Islam" http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/tadris/article/downloa d/232/223/#:~:text=Dalam%20Islam%2C%20ilmu%20pengetahua n%20memiliki,juga%20terkait%20dengan%20permasalahan%20uk hr%C4%81wi. diakses pada 15 oktober 2022 pukul 13.53. Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir; Kamus Arab- Indonesia (Yogyakarta:Unit Pengadaan Buku-Buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren al-Munawwir, :1984), hlm.1037. Al-Munjid fī al-Lughah wa al-A’lām (Beirut : Dār al-Masyriq, 1986), hlm. 527.
  • 9. A.Qadri Azizy, Pengembangan Ilmu-Ilmu Keislaman, (Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam Departemen Agama RI, 2003), hlm. 13. M. Dawam Rahardjo, “Ensiklopedi al-Qur’an: Ilmu”, dalam Ulumul Qur’an, (Vol.1, No. 4, 1990), hlm. 58. Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru, (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 13. Harun Hadiwijoyo, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, (Yogyakarta; Kanisius,1980), hlm. 18-46 A. Sony Keraf dan Mikhael Dua, Ilmu Pengetahuan; Sebuah Tinjauan Filosofis, (Yogyakarta; Kanisius, 2001), hlm. 33-39. Mulyadi, Menembus Batas, hlm. 59. Abu Hamid Muhammad al- Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din, Juz I, (Beirut; Badawi Thaba’ah, t.th), hlm. 14-15. Harun Nasution, Islam Rasional; Gagasan dan Pemikiran Prof. Dr. Harun Nasution, (Bandung: Mizan, 1996), hlm. 317. Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban; Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan, dan Kemodernan, (Jakarta: Paramadina, 1992), hlm. 201. Chair, Badrul Munir. 2020. Falsafat Kesatuan Ilmu. Semarang: SeAP(Southeast Asian Publishing).