SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
LAPORAN PRAKTIKUM 
I. Judul : Sistem Reproduksi Jantan 
II. Tujuan : Untuk Mempelajari Anatomi Sistem Reproduksi Jantan dan Cara Analisis Sperma 
III. Tanggal : 04 Maret 2010 
IV. Pendahuluan 
Reproduksi seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti dengan terjadinya fertilisasi. 
Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi embrio. 
Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis 
disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran 
prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup 
sperma. http://gurungblog/sistemreproduksi/htm System Reproduksi,2008. di akses 05 Maret 2010 
Organ reproduksi jantan terdiri dari bagian eksternal dan internal. Menurut Campbell dan Reece 
Michael (2004:156) bagian eksternal terdiri dari skortum dan penis. Sedangkan bagian internal terdiri 
atas gonad yang menghasilkan gamet (sel-sel sperma) dan hormone, kelenjar aksesoris yang 
mensekresikan produk yang esensial bagi pergerakan sperma, dan sekumpulan duktus yang membawa 
sperma dan sekresi glandural. 
Wildan Yatin (1994: 29) dan Campbell (2004; 156) mengatakan skortum itu terdiri dari kulit yang 
ditumbuhi oleh rambut dan banyak mengandung rambut kelenjar puluh dan minyak, testis kiri dibatasi 
oleh sekat yang terdiri dari jaringan ikat dan otot polos, terdapat otot dartos dan otot cremaster yang 
berfungsi menggerakan skortum sehingga dapat membesar dan mengecil dan suhu dalam skortum 
sekitar 20 C dibawah suhu rongga abdomen. 
Gonad yang sepasangan dan berada dalam skortum ini memiliki kapsul yang terdiri 2 lapisan : 1. Tunica 
vaginalis dan 2. tunica albuginea 
Penis manusia terdiri dari tiga silinderjaringan erektil mirip spon yang berasal dari vena dan kapiler yang 
termodifikasi. Batang utama penis ditutupi oleh kulit yang relative tebal. Kepala zakar, atau glans penis 
mempunyai penutup yang jauh lebih tipis sehingga menjadi lebbih sensitive terhadap rangsangan. Glans 
penis manusi ditutupi oleh lipatan kulit yang disebut sebagai preputium. (Campbell dan Reece Michael, 
2004: 157-158) 
System reproduksi betina terdiri dari alat kelamin primer yaitu ovarium, dan alat kelamin skunder terditi 
dari saluran, kelenjar (lender dan susu) dan permukaan lubang keluar. Wildan Yatim, 1994:65 Ovarium 
terdiri dari 2 daerah yaitu cortex dan mendulla. Dalam cortex terdapat banyak sekali folikel terdiri dari 5 
macam folikel yaitu folikel muda, prime, suknder, terrier dan folikel graaf. Tubula fallofi adalah saluran 
yang akan menapung ovum yang berovulasi dan meneruskannya ke uterus. 
Uterus menerima ovum dari ovulasi, dan kalau dibuahi tempat pertumbuhan embrio. Uterus dibedakan 
menjadi 3 bagian, yaitu : 
a. Fundus; tempat bermuara tuba 
b. Corpus; bagian atas (anterior) 
c. Cervix; bagian bawah (osterior) yang bulat. 
Kelenjar Bartholin yang terletak didekat lubang vagina mensekresikan mucus kedalam vestibula, yang 
menjaganya tetap terlumasi dan memudahkan hubungan kelamin. Kelenjar susu, di kelenjar ni terdapat 
kantung kecil jaringan epithelium mensekresikan susu, yang mengalir keserangkaian duktus yang
membuka pada putting (Campbell dan Reece Michael, 2004: 158-159) 
Fungsi-fungsi organ reproduksi wanita: 
1. Pembentukan ovum (oogenesis) 
2. Menerima sperma 
3. Transportasi sperma dan ovum ke tempat penyatuan (fertilisasi atau konsepsi) 
4. Pemeliharaan janin yang sedang berkembang sampai janin tersebut dapat betahan hidup di luar 
(gestasi/kehamilan), termasuk pembentukan plasenta 
5. Melahirkan bayi (partus) 
6. Memberikan makan pada bayi yang baru dilahirkan dengan menghasilkan susu (laktasi) 
Beberapa system reproduksi pada hawan vetebrata: 
Pada Pisces : misalnya ikan hiu, fertilisasi internal, ikan hiu jantan mempunyai alat kopulasi yang disebut 
klasper (penjepit) yang betina mempunyai 2 ovarium yang didekat ujung anterium ovum abdominal. 
(Mukayat, 1994:189). 
Pada Amphibi: Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi 
di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak 
jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Dekat pangkal 
oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur 
(uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di 
kloaka. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dal am vas deferens. 
Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. 
http://gurungblog/sistemreproduksi/htm System Reproduksi,2008. di akses 05 Maret 2010 
Pada Reptil : (Tuti K. dkk, 2009: 109-110) pada reptil jantan dewasa terdapat 2 testis berbentu bulat 
terdapat didekat batas ventromodial dari ginjal dari setiap testis terdapat sebuah vas deferens menuju 
ke kloaka yang disebut anterior ureter, yang berlanjut ke penis tunggal yang terdapat pada bagian 
ventral kloaka pada betina dewasa terdapat 2ovarium yang sama, yang melekat dekat ginjal. Disebalah 
anterior dari setiap ginjal terdapat saluran oviduct yang berlanjut ke kloaka. 
Pada Aves : Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak 
tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong 
penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara 
pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara 
di kloaka. 
Pada Mamalia : Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar 
(kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya 
bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina 
dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina). 
Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah 
uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina. Testis berisi sperma, berjumlah 
sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens 
yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. 
Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma. Error! Hyperlink 
reference not valid. System Reproduksi,2008. di akses 05 Maret 2010
V. Alat dan Bahan 
Alat dan Bahan 
• Alat bedah (gunting, skapel, penset dan baki) 
• Kaca objek dan kaca penutup 
• Pipet tetes 
• Kaca arloji atau cawan petri 
• Mikroskof 
• Hemasitometer nembauer dan pipat isap eritrosit 
• Bally counter 
• Jarum pentul 
• Bejana bius o Tikus putih ( Rattus novergicus) 
o NaCl 0.9 % 
o Klorofon (CHCl ) 
o Kapas 
VI. Cara Kerja 
1. Anatomi System Reproduksi Jantan 
a. Bagian eksternal 
Bius tikus jantan, tempatkan pada baki bedah 
Amati bagian luar system reproduksinya 
Gambar dan berikan keterangaanya 
b. Bagian internal 
Bedah tikus dari daerah penis hingga dada, tarik kulit dan otot sehingga terlihat organ uregentalia 
Kanali bagian-bagian dalannya dan letaknya ginjal, ureter, uretra, orifisum uretranae 
Pijat skortum keluarkan penis, keluarkan lemak hingga terlihat bagian-bagian dalamnya 
Amati kelenjar aksesoris dan letaknya, vesikulaminalis, koagulum, prostat dan kelenjar pretitum 
2. Analisis sperma 
a. Bentuk sperma 
Insisi testis, teteskan supensi pada kaca objek dan tutup 
Amati dengan mikroskop pembesaran 10x10, 10x40 
Deskripsikan dan bandingkan morfologinya 
b. Jumlah sperma 
Urut vas deferns, tamping cairnya tambahkan NaCl 5 tetes, aduk merata 
Tambahn1 tetes supensi, aduk, teteskan pada hemasitometer dan tutup 
Hitung sperma pada mikroskop pada pembesaran 400 
Tulis hasil perhitungan pada table lembar kerja
c. Motilitas sperma 
Tetesakan 1 tetes supensi pada objek sperma tutup. Beri batas, hitung sperma yang bergerak 
 
Masukan ke incubator, panaskan pada 500 C-600C. amati pada mikroskop, hitung sperma yang bergerak 
 
Tuslis hasil perhitungan pada lembar kerja 
d. Velositas sperma 
Hemasitometer tetekan supensi sperma, amati sperma yang bergerak pada pembesaran 10x40 
Cacat litasan dalam perdetik 
Tulis hasil pengmatan pada table 
VII. Hasil Pengamatan 
MAAF UNTUK HASIL PENGAMATAN TIDAK BISA SAYA PUBLIKASIKAN 
VIII. Pembahasan 
Seperti telah di uraikan diatas system reproduksi terdiri dari bagian eksternal dan internal dan 
mempunyai fungsi menghasilkan sel-sel kelamin yang disebut gamet. Pada organ reproduksi eksternal 
jantan terdapat skortum dan penis, sedangkan organ reproduksi internalnya terdiri gonad yang 
menghasilkan gamet (sel-sel sperma) dan hormone, kelenjar aksesoris yang mensekresikan produk yang 
esensial bagi pergerakan sperma, dan sekumpulan duktus yang membawa sperma dan sekresi glandural. 
Untuk mengetahui system reproduksi pada mamalia, maka dilakukan pengamatan pada Tikus putih yang 
termasuk suku Muridae. Menggunakan Tikus putih karena Tikus putih hampir memiliki system organ 
yang sama dengan manusia atau mamalia lainnya. Sebelum lebih jauh membahas tentang system 
reproduksi, kita akan mengenali sedikit tetang hewan penggerat ini. 
Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling dikenal adalah 
mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus) yang ditemukan hampir di semua negara dan 
merupakan suatu organisme model yang penting dalam biologi; juga merupakan hewan peliharaan yang 
populer. http :// wikip edia. org/ wiki/ tikus. diakses 05 Maret 2010 
Klasifikasi ilmiah 
Kerajaan : Animalia 
Filum : Chordata 
Kelas : Mammalia 
Ordo : Rodentia 
Superfamili : Muroidea
Famil : Muridae http:/ /wikipedia. org/ wiki/tikus. diakses 05 Maret 2010 
Sebagai mahluk hidup yang tergolong dalam hewan menyusui, tikus memiliki otak yang berkembang 
baik sehingga dapat belajar dari hal-hal yang dialaminya. Tikus juga dapat bereaksi dan bertingkah laku 
seperti manusia, jika dia memakan suatu jenis makananan yang ditemukannya dan setelah itu 
menimbulkan sakit perut maka tikus akan jera dan tidak akan mau makan lagi. 
Perkembangbiakan tikus sawah ini sangat cepat sehingga hanya dalam waktu setahun, sepasang tikus 
mampu berkembang biang menjadi 1270 ekor (635 pasang). Setiap ekor dapat melahirkan 2 – 18 ekor 
dengan rata-rata 8 ekor setiap kelahiran. 
Tikus muda mulai berkembang biak pada umur kurang dari 4 bulan dengan masa hamil 21 hari, dan 48 
jam setelah melahirkan atau kurang lebih dua hari setelah lahir, tikus betina sudah mampu menerima 
tikus jantan untuk kawin lagi. Meskipun perkembangbiakan tikus sangat pesat, namun kenyataan di 
lapangan dengan berbagai kondisi alam bebas, tikus muda yang dapat bertahan hidup hingga dewasa 
tidak mencapai 50% dari jumlah kelahiran. 
Dalam mencari makanan, tikus aktif lebih banyak pada malam hari dan dapat berjalan sejauh 700 m 
dalam semalam. Tetapi bila tikus tersebut berada di sekitar tempat tinggal yang penuh makanan, 
mereka tidak akan meninggalkannya lebih dari 50 meter. Mereka mampu berlari cepat sehingga wajar 
bila kita sulit mengejarnya lagi pula sarang mereka berada jauh dibawah tanah yang sulit kita jangkau. 
Tikus sawah memiliki kelebihan diantaranya : mampu berenang dengan baik bahkan dapat berenang 
selama 72 jam, melompat keatas sejauh 90 cm, melompat sejauh 1,2 sampai 3 m, serta tidak akan 
mengalami cedera meskipun dijatuhkan dari ketinggian 10 meter. Kebiasaan mengerat yang dilakukan 
tikus ini erat kaitannya dengan pertumbuhan 2 pasang giginya. Mengapa? Karena dua pasang gigi 
tersebut terus tumbuh hingga mencapai 12 -15 cm per tahun. Sehingga, agar tidak bertambah panjang 
mereka terus mengerat apa saja yang ditemukannya, bukan hanya berupa tanaman, namun bahan lain 
yang dianggap bisa mengurangi/menghambat pertumbuhan giginya. diakses 05 Maret 2010 
Pada pengamatan terhadap Tikus di dapat data-data yang mendukung teori-teori tentang reproduksi 
diantaranya adalah bagian eksternal dan internal organ reproduksi jantan dan betina, jumlah sperma, 
motilitas dan velositas sperma. 
Bagian eksternal dan internal system reproduksi mamalia (Tikus) pada bagian eksternal terdiri dari 
skortum dan penis. Sedangkan bagian internal terdiri atas gonad yang menghasilkan gamet (sel-sel 
sperma) dan hormone, kelenjar aksesoris yang mensekresikan produk yang esensial bagi pergerakan 
sperma, dan sekumpulan duktus yang membawa sperma dan sekresi glandural. Sedangkan pada betina 
bagian ekternalnya terdiri dari Organ reproduksi klitoris dan 2 pasang labia yang mengelilingi klitoris dan 
vagina dan bagian internalnya ovarium , rahim, dan saluran telur, dapat dilihat pada hasil pengamatan. 
Untuk morfologi sperma, sperma yang di ambil dari bagian testis. Sperma pada pengamatan dengan 
pembesaran mikroskop 10 x 10 tampak seperti sebuah garis-garis yang sangat halus berwarna putih 
seperti uban rambut dengan bagian ujung berupa bulatan. Garis-garis yang halus itu merupakan bagain
badan atau ekor sperma, sedangakan bulatan pada bagian ujung merupakan kepala sperma. Dapat 
dillihat pada gambar di bawah ini. 
MAAF UNTUK GAMBAR HASIL PENGAMATAN TIDAK BISA SAYA PUBLIKASIKAN 
Untuk pembesaran 10 x 40 dari tempat yang sama (testis) sperma lebih terlihat jelas dibandingkan 
dengan pembesaran 10 x 10. Pada pembesaran 10 x 40 tampak bagian kepala spermanya panjang dan 
agak runcing ujungnya atau bagian akrosomnya, untuk bagian ekornya lebih terlihat besar dan berwarna 
ke abu-abuan. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 
MAAF UNTUK GAMBAR HASIL PENGAMATAN TIDAK BISA SAYA PUBLIKASIKAN 
Pada hasil pengamatan yang dapat diamati hanyalah bagian kepala dan ekornya saja. Ternyata di 
sperma tidak hanya terdapat kepala dan ekor saja, seperti yang di tulis Campbell dan Reece Michael, 
2004:160 sperma mempunyai struktur sesuai dengan fungsinya, kepala sperma yang mengandung 
nucleus haploid yang ditundungi oleh bagian khusus yaitu Akrosom yang mengandung enzim yang 
membantu sperma menembus sel telur. Dibelakang kepala sperma mengandung sejumlah besar 
mitokondria yang menyediakan ATP untuk pergerakan ekor. 
Gambar sperma dengan bagian-bagiannya 
MAAF UNTUK GAMBAR HASIL PENGAMATAN TIDAK BISA SAYA PUBLIKASIKAN 
Sperma tidak dapat terlihat oleh mata biasa, adapun jika yang keluar dari organ reproduksi jantan 
berupa cairan putih itu biasanya disebut cairan semen. Semen terdiri dari bagian padat dan bagian cair. 
Bagian padat ialah Spermatozoa, dan bagian cair disebut plasma semen (ai r mani) (Wildan 
Yatim,1994:49). 
Pada setiap tetes air mani terdapat jutan sperma yang tidak dapat terlihat oleh mata. Dari hasil 
pengamatan yang kami lakukan pada penghitungan jumlah sperma Tikus terdapat 70.220.000 sperma 
dengan menggunakan alat Hemasitometer Invorved Neubauer. Setiap penghitungan sperma terdapat 
jumlah yang berbeda-beda menurut Campbell dan R. Mitchael (2004:160) tiap mililiter mengandung 
sekitar 50 sampai 130 juta sperma. Semen normal biasanya mengandung 20 juta sperma per mililiternya 
dan 8 juta diantaranya bergerak aktif. Sperma yang bergerak aktif ini sangat penting artinya, karena 
menunjukkan kemampuan sperma untuk bergerak dari tempat dia disemprotkan menuju tempat 
pembuahan (tuba fallopi, bagian dari kandungan wanita. http:// 
Warta%20Medika_%20Pemeriksaan%20Sperma.mht Pemeriksaan Sperma, 2008. Diakses 05 Maret 
2010 
Dari data yang kami peroleh ( 70.220.000 sperma) melebihi dari hasil penghitungan warta mediaka dan 
Campbell dan R. Michael. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena kondisi yang subur dari jenis 
hewan sama. 
Sperma yang kami amati nampak semuanya tidak hidup (mati) dan tak bergerak pada suhu 250 C. Dari 
hasil pengamatan sperma Tikus di dapat jumlah 82 yang mengalami motilitas. Hal tersebut disebabkan 
karena sperma tidak tahan panas atau suhu yang terlalu tinggi dan lambatnya dalam hal pengamatan. 
Pada skortum suhu hanya 20C ( Wildan Y, 1994:60, Campbell dan R. Michael, 2004:156).
Untuk pengamatan velositas sperma pada Tikus, kami tidak mendapatkan hasil karena sperma yang 
kami amati tidak ada yang bergerak satupun atau biasa disebut Necrozoospermia (Widan 
Yatim,1994:54). Penybab banyaknya kematian sperma tersebut karena suhu luar yang terlalu tinggi 
dimana sperma tidak dapat mempertahankan dirinya. Suhu ruang yang cukup tinggi ditambah lagi 
dengan adanya banyak individu yang mendukung dalam peningkatan suhu ruangan serta lambatnya 
dalam memberikan perlakuan terhadap sperma tersebut. 
System repproduksi selalu berhubungan dengan system-sistem lainnya didalam tubuh mahluk hidup, 
salah satunya dengan system eksresi. Ekresi adalah pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolism tubuh 
yang tidak digunakan lagi. System ekseresi ini terdiri dari ginjal, hati, paru-paru dan kulit. System eksresi 
ini berhubungan dengan system reproduksi dilihat dari struktur anatomi bagian dalam tubuh. Dapat 
dilihat dari gambar dibawah ini. Gambar pertama menunjukan system eksresi dang ambar yang kedua 
menunjukan system reproduksi. 
Gambar 1 Sistem Eksresi 
MAAF UNTUK GAMBAR HASIL PENGAMATAN TIDAK BISA SAYA PUBLIKASIKAN 
Gambar 2 Sistem Reproduksi Jantan 
MAAF UNTUK GAMBAR HASIL PENGAMATAN TIDAK BISA SAYA PUBLIKASIKAN 
Dilihat dari saluran bagian ureter dan uretranya mempunya fungsi yang sama walau tidak semua 
fungsinya sama. Pada system eksresi ureter berfungsi sebagai saluran yang akan mengirim hasil 
metabolism tubuh untuk dikeluarkan melaui saluran uretra kemudian keluar melalui lubang penis. 
Sedangkan pada system reproduksi uretra berfungsi sebagai saluran yang akan dilewati sperma, 
kemudian sperma itu akan keluar melalui lubang penis. 
Untuk mngetahui sperma itu berkualitas atau (fertile atau tidaknya) maka perlu adanya analisis sperma, 
menurut Wildan Yatin,1994: 52 yang dianalisis dari sperma adalah : 
1. Bau 
2. Warna 
3. Volume 
4. Koagulasi 
5. Likuifikasi 
6. Viskositas 
7. pH 
8. Kecepatan 
9. Kontrasepsi 
10. Motilitas 
11. Morfologi 
12. Ketahanan 
Karena dengan parameter tersebut kita dapat mengetahui mana sperma yang berkualitas dan mana
sperma yang tidak berkualitas, selain itu kita juga dapat mengetahui ada tidaknya gangguan terhadap 
system reproduksi. 
Dilihat dari segi bau, warna dan volume sperma. Jika tidak memiliki bau atau berbau busuk menandakan 
adanya gangguan atau infeksi pada kelenjar prostat. Sperma tidak berwarna keputih abu-abuan 
menandakan adanya infeksi pada genetalia. Sedangkan volume sperma melebihi normal atau kurang 
dibawah normal adanya gangguan radang kelenjar (Wildan Yatin,1994: 52) 
Untuk pH, kecepatan, motilitas , dan morfologi sperma mempengaruhi kesehatan kesuburan dan 
kesehatan tubuh. Sperma yang diatas normal atau di bawah normal (ukuran normal 7,2-7,8) 
menandakan adanya gangguan pada epididimis. Kecepatan sperma berpengaruh pada kemampuan 
fertilisasi, untuk kecepatan sperma yang normal sekitar 2,5 detik perkotak pada Hemasitomete r 
Neubauer, jika pergerakan sperma tersebut lambat atau kurang di bawah itu menandakan tidak mampu 
untuk melakukan fertilisasi. Untuk morfologi sendiri sperma yang normal pada manusia berbentuk 
kepala oval dan bagian lainya normal, sedangkan yang abnormal memiliki struktur tubuh sperti 
berkepala 2/berekor 2 kepala sstu dan lain sebagai. Sperma yang abnormal didapat membuahi. Wildan 
Yatin,1994: 53-54. 
Selain itu factor makan, lingkunan dan kebiasan sehari-hari yang buruk seperti merokok, konsumsi 
alcohol dan lain sebagainya dapat mempengaruhi sperma. Seperti yang ditulis dalam sebuah situs 
internet ada beberapa tips untuk meningkatkan kualitas sperma diantaranya adalah : 
#Suhu Sejuk Dan Celana Longgar, Suhu testis harus lebih dingin dari suhu normal tubuh, hindari sauna, 
mandi uap atau berendam di air panas. Hindari juga menggunakan celana dalam ketat, karena suhu di 
sekitar testis panas 
# Berhenti Merokok, Merokok menambah resiko kesuburan dan disfungsi ereksi pada pria.Jumlah 
sperma pria perokok lebih sedikit di banding pria tak merokok 
# Makanan Sehat, Konsumsi makanan rendah lemak, berprotein tinggi, sayuran dan seluruh jenis padi-padian. 
Istirahat cukup dan minimalkan stres. 
# Kurangi Hubungan Intim, Semakin banyak ejakulasi. semakin berkurang kepadatan air mani, sehingga 
berpengaruh juga pada jumlah sperma 
# Hindari Alkohol dan Obat Bius, Alkohol mengurangi produksi testosteron dan mempunyai kontribusi 
pada disfungsi ereksi.Obat bius mengurangi kerapatan, kemampuan gerakan sperma dan menambah 
sperma abnormal 
# Olahraga Otot dengan mengurut Zakar, Meskipun tak lansung meningkatkan produksi sperma dan air 
mani, olah raga otot dengan mengurut buah zakar dapat meningkatkan daya tembak lebih jauh dari 
sebelumnya Error! Hyperlink reference not valid. diakses 05 Maret 2010 
Selain untuk mendapatkan keturunan reproduksi juga memilikki beberapa fungsi dintaranya dalam 
dunia perternakan misalnya dalam pemilihan bibit unggul pada hewan. Tetapi pencegah dalam 
reproduksi untuk tidak menhasilkan keturunan dapat terjadi jika kita menginginkannya dengan 
menggunakan alat kontrasepsi. Dalam pencegahan tersebut terdapat beberapa istilah diantara adalah 
kastrasi dan antifertilisasi. Dari sebuah situs internet menuliskan kastrasi adalah pembuangan testis atau
ovarium Error! Hyperlink reference not valid. diakses 09 Maret 2010. Untuk antifertilisasi dapat 
menggunakan dengan beberapa cara misalnya dengan suntik KB, kastari,IUD, enggunakan kondom dan 
lain sebagainya. 
Kita sering sekali melihat Sapi yang berbadan gemuk, berwarna putih hitam dan menghasilkan susu 
setiap hari, hal tersebut tidak terlepas dari peranan pada system reproduksi. Pemilihan bibit unggul 
dapat dilakukan dengan cara sperma beku dan inseminasi buatan. Di kutip dari sebuah situs internet 
Penyimpanan sperma dengan cara dibekukan ternyata tak menyebabkan kualitas sperma menurun. 
Terbukti, sperma si ayah tetap dapat membuahi ovum, dan bayi pun lahir sehat.Cryopreservation adalah 
penyimpanan sel atau jaringan melalui proses pembekuan dengan temperatur di bawah titik nol . 
Biasanya berkisar antara 80 - 196 derajat Celsius. Dengan kondisi seperti ini, reaksi biokimia yang dapat 
menyebabkan kematian atau kerusakan sel, dihambat atau dihentikan Error! Hyperlink reference not 
valid.. Diakses 09 Maret 2010. Sedangkan untuk inseminasi buatan adalah pelekatan sperma pada 
follivel ovarian (intrafollicullar), cervix (intracevikal), atau tuba falofian (intratuba) wanita dengan 
menggunakan cara buatan dan bukan dengan kopulasi alami 
IX. Daftar PustakaCampbell, Reece Mitchael. 2004. Biologi, jilid 3. Erlangga. Jakarta 
http://www.bahtera.org/kateglo/?mod=dictionary&action=view&phrase=kastrasi diakses 09 Maret 
2010 
Error! Hyperlink reference not valid.. Diakses 09 Maret 2010 
http://gurungblog/sistemreproduksi/htm System Reproduksi,2008. di akses 05 Maret 2010 
http://Tikus%20Perilaku%20&%20Kemampuan%20Biologinya.mhtdiakses 05 Maret 2010 
Error! Hyperlink reference not valid. diakses 05 Maret 2010 
http:// Warta%20Medika_%20Pemeriksaan%20Sperma.mht Pemeriksaan Sperma, 2008. Diakses 05 
Maret 2010 
http://wikipedia.org/wiki/tikus. diakses 05 Maret 2010 
Kurniati, Tuti dkk. 2009. Zoologi Vetebrata. Prodi pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Kegururan 
UIN Sunan Gunung Djati. Bandung 
Mukayat Djarubito Boowidjoyo. 1994. Zoology dasar. Erlangga. Jakarta 
Yatim, Wildan, 1994. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito. Bandun

More Related Content

What's hot

Biologi reproduksi smansa15
Biologi reproduksi smansa15Biologi reproduksi smansa15
Biologi reproduksi smansa15Wulan Suryani
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksiAhmad Ali
 
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdgKelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdgNur Azizah
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi Manusiazia mujahidah
 
Human reproduction system
Human reproduction systemHuman reproduction system
Human reproduction systemNurul Wulandari
 
MATERI Sistem reproduksi KELAS XI SMA
MATERI Sistem reproduksi KELAS XI SMAMATERI Sistem reproduksi KELAS XI SMA
MATERI Sistem reproduksi KELAS XI SMAZona Bebas
 
Alat Reproduksi Pria Kelas IX PPT
Alat Reproduksi Pria Kelas IX PPTAlat Reproduksi Pria Kelas IX PPT
Alat Reproduksi Pria Kelas IX PPTMuhammad N
 
Kelompok 7 yanti bio
Kelompok 7 yanti bioKelompok 7 yanti bio
Kelompok 7 yanti biowahyudhad
 
Presentasi sistem-reproduksi-manusia
Presentasi sistem-reproduksi-manusiaPresentasi sistem-reproduksi-manusia
Presentasi sistem-reproduksi-manusiaAhmad Ali
 
Sistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataSistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataf' yagami
 
Sist reproduksi
Sist reproduksiSist reproduksi
Sist reproduksiEn Jamilah
 
Sistem reproduksi-manusi-kls ix
Sistem reproduksi-manusi-kls ixSistem reproduksi-manusi-kls ix
Sistem reproduksi-manusi-kls ixAfied Grey
 
Bab 11 sistem reproduksi manusia
Bab 11 sistem reproduksi manusiaBab 11 sistem reproduksi manusia
Bab 11 sistem reproduksi manusiaAhmad Ali
 
Kelas xi sistem reproduksi manusia
Kelas xi sistem reproduksi manusiaKelas xi sistem reproduksi manusia
Kelas xi sistem reproduksi manusiaKristina Simanjuntak
 
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9tasyaaulia
 

What's hot (19)

organ reproduksi jantan
organ reproduksi jantanorgan reproduksi jantan
organ reproduksi jantan
 
Biologi reproduksi smansa15
Biologi reproduksi smansa15Biologi reproduksi smansa15
Biologi reproduksi smansa15
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksi
 
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdgKelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
 
Sistem reproduksi - SMA
Sistem reproduksi - SMASistem reproduksi - SMA
Sistem reproduksi - SMA
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi Manusia
 
Human reproduction system
Human reproduction systemHuman reproduction system
Human reproduction system
 
MATERI Sistem reproduksi KELAS XI SMA
MATERI Sistem reproduksi KELAS XI SMAMATERI Sistem reproduksi KELAS XI SMA
MATERI Sistem reproduksi KELAS XI SMA
 
K1. anatomi sistem reproduksi
K1. anatomi sistem reproduksiK1. anatomi sistem reproduksi
K1. anatomi sistem reproduksi
 
Alat Reproduksi Pria Kelas IX PPT
Alat Reproduksi Pria Kelas IX PPTAlat Reproduksi Pria Kelas IX PPT
Alat Reproduksi Pria Kelas IX PPT
 
Kelompok 7 yanti bio
Kelompok 7 yanti bioKelompok 7 yanti bio
Kelompok 7 yanti bio
 
Presentasi sistem-reproduksi-manusia
Presentasi sistem-reproduksi-manusiaPresentasi sistem-reproduksi-manusia
Presentasi sistem-reproduksi-manusia
 
Sistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataSistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrata
 
Sist reproduksi
Sist reproduksiSist reproduksi
Sist reproduksi
 
Sistem reproduksi-manusi-kls ix
Sistem reproduksi-manusi-kls ixSistem reproduksi-manusi-kls ix
Sistem reproduksi-manusi-kls ix
 
Bab 11 sistem reproduksi manusia
Bab 11 sistem reproduksi manusiaBab 11 sistem reproduksi manusia
Bab 11 sistem reproduksi manusia
 
Kelas xi sistem reproduksi manusia
Kelas xi sistem reproduksi manusiaKelas xi sistem reproduksi manusia
Kelas xi sistem reproduksi manusia
 
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksi
 

Similar to Laporan praktikum

Anatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babi
Anatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babiAnatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babi
Anatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babiRony Kapida
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologiNur Azizah
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologiNur Azizah
 
SISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdf
SISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdfSISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdf
SISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdfyeniap1
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi Manusiamarwahhh
 
Kuliah 13 sistem reproduksi jantan
Kuliah 13 sistem reproduksi jantanKuliah 13 sistem reproduksi jantan
Kuliah 13 sistem reproduksi jantanmohamad andre galang
 
Biologi: Sistem Reproduksi Manusia
Biologi: Sistem Reproduksi ManusiaBiologi: Sistem Reproduksi Manusia
Biologi: Sistem Reproduksi ManusiaPutu Satwika
 
Alat reproduksi laki-laki dan wanita.pptx
Alat reproduksi laki-laki dan wanita.pptxAlat reproduksi laki-laki dan wanita.pptx
Alat reproduksi laki-laki dan wanita.pptxRestuundefined
 
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada ManusiaBiologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusianissayyo
 
Biologi sistem reproduksi manusia
Biologi sistem reproduksi manusia Biologi sistem reproduksi manusia
Biologi sistem reproduksi manusia Muhammad Rahadi
 
Biologi sistem reproduksi manusia
Biologi sistem reproduksi manusia Biologi sistem reproduksi manusia
Biologi sistem reproduksi manusia Muhammad Rahadi
 
Sistem reproduksi-egi praginanta
Sistem reproduksi-egi praginantaSistem reproduksi-egi praginanta
Sistem reproduksi-egi praginantaEgi Praginanta
 
Sistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusiaSistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusiaRina Trifani
 
Anatomi organ reproduksi ternak jantan
Anatomi organ reproduksi ternak jantanAnatomi organ reproduksi ternak jantan
Anatomi organ reproduksi ternak jantanJuaini Suhardani
 
Sistem Reproduksi.pptx
Sistem Reproduksi.pptxSistem Reproduksi.pptx
Sistem Reproduksi.pptxRohayatiOcha
 
PPT BIO MIPA 4 KEL. 6.pptx
PPT BIO MIPA 4 KEL. 6.pptxPPT BIO MIPA 4 KEL. 6.pptx
PPT BIO MIPA 4 KEL. 6.pptxssuserc6216a
 
Modul-5-Pendidikan-Kehidupan-Keluarga.pptx
Modul-5-Pendidikan-Kehidupan-Keluarga.pptxModul-5-Pendidikan-Kehidupan-Keluarga.pptx
Modul-5-Pendidikan-Kehidupan-Keluarga.pptxLuhSukariasih
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi Manusiaunisparklezz
 
Sistem reproduksi manusia :v
Sistem reproduksi manusia :v Sistem reproduksi manusia :v
Sistem reproduksi manusia :v Hana Yoshimasa
 

Similar to Laporan praktikum (20)

Anatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babi
Anatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babiAnatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babi
Anatomi reproduksi jantan dan betina pada sapi dan babi
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologi
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologi
 
SISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdf
SISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdfSISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdf
SISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdf
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi Manusia
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksi
 
Kuliah 13 sistem reproduksi jantan
Kuliah 13 sistem reproduksi jantanKuliah 13 sistem reproduksi jantan
Kuliah 13 sistem reproduksi jantan
 
Biologi: Sistem Reproduksi Manusia
Biologi: Sistem Reproduksi ManusiaBiologi: Sistem Reproduksi Manusia
Biologi: Sistem Reproduksi Manusia
 
Alat reproduksi laki-laki dan wanita.pptx
Alat reproduksi laki-laki dan wanita.pptxAlat reproduksi laki-laki dan wanita.pptx
Alat reproduksi laki-laki dan wanita.pptx
 
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada ManusiaBiologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
 
Biologi sistem reproduksi manusia
Biologi sistem reproduksi manusia Biologi sistem reproduksi manusia
Biologi sistem reproduksi manusia
 
Biologi sistem reproduksi manusia
Biologi sistem reproduksi manusia Biologi sistem reproduksi manusia
Biologi sistem reproduksi manusia
 
Sistem reproduksi-egi praginanta
Sistem reproduksi-egi praginantaSistem reproduksi-egi praginanta
Sistem reproduksi-egi praginanta
 
Sistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusiaSistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusia
 
Anatomi organ reproduksi ternak jantan
Anatomi organ reproduksi ternak jantanAnatomi organ reproduksi ternak jantan
Anatomi organ reproduksi ternak jantan
 
Sistem Reproduksi.pptx
Sistem Reproduksi.pptxSistem Reproduksi.pptx
Sistem Reproduksi.pptx
 
PPT BIO MIPA 4 KEL. 6.pptx
PPT BIO MIPA 4 KEL. 6.pptxPPT BIO MIPA 4 KEL. 6.pptx
PPT BIO MIPA 4 KEL. 6.pptx
 
Modul-5-Pendidikan-Kehidupan-Keluarga.pptx
Modul-5-Pendidikan-Kehidupan-Keluarga.pptxModul-5-Pendidikan-Kehidupan-Keluarga.pptx
Modul-5-Pendidikan-Kehidupan-Keluarga.pptx
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi Manusia
 
Sistem reproduksi manusia :v
Sistem reproduksi manusia :v Sistem reproduksi manusia :v
Sistem reproduksi manusia :v
 

More from Vyta Utami

More from Vyta Utami (6)

Logo smada
Logo smadaLogo smada
Logo smada
 
Penilaian kerja proyek sikap
Penilaian kerja proyek sikapPenilaian kerja proyek sikap
Penilaian kerja proyek sikap
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Kajian teori
Kajian teoriKajian teori
Kajian teori
 
Resume 5 ok
Resume 5 okResume 5 ok
Resume 5 ok
 
Filosofi ok
Filosofi okFilosofi ok
Filosofi ok
 

Recently uploaded

PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

Laporan praktikum

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM I. Judul : Sistem Reproduksi Jantan II. Tujuan : Untuk Mempelajari Anatomi Sistem Reproduksi Jantan dan Cara Analisis Sperma III. Tanggal : 04 Maret 2010 IV. Pendahuluan Reproduksi seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti dengan terjadinya fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi embrio. Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma. http://gurungblog/sistemreproduksi/htm System Reproduksi,2008. di akses 05 Maret 2010 Organ reproduksi jantan terdiri dari bagian eksternal dan internal. Menurut Campbell dan Reece Michael (2004:156) bagian eksternal terdiri dari skortum dan penis. Sedangkan bagian internal terdiri atas gonad yang menghasilkan gamet (sel-sel sperma) dan hormone, kelenjar aksesoris yang mensekresikan produk yang esensial bagi pergerakan sperma, dan sekumpulan duktus yang membawa sperma dan sekresi glandural. Wildan Yatin (1994: 29) dan Campbell (2004; 156) mengatakan skortum itu terdiri dari kulit yang ditumbuhi oleh rambut dan banyak mengandung rambut kelenjar puluh dan minyak, testis kiri dibatasi oleh sekat yang terdiri dari jaringan ikat dan otot polos, terdapat otot dartos dan otot cremaster yang berfungsi menggerakan skortum sehingga dapat membesar dan mengecil dan suhu dalam skortum sekitar 20 C dibawah suhu rongga abdomen. Gonad yang sepasangan dan berada dalam skortum ini memiliki kapsul yang terdiri 2 lapisan : 1. Tunica vaginalis dan 2. tunica albuginea Penis manusia terdiri dari tiga silinderjaringan erektil mirip spon yang berasal dari vena dan kapiler yang termodifikasi. Batang utama penis ditutupi oleh kulit yang relative tebal. Kepala zakar, atau glans penis mempunyai penutup yang jauh lebih tipis sehingga menjadi lebbih sensitive terhadap rangsangan. Glans penis manusi ditutupi oleh lipatan kulit yang disebut sebagai preputium. (Campbell dan Reece Michael, 2004: 157-158) System reproduksi betina terdiri dari alat kelamin primer yaitu ovarium, dan alat kelamin skunder terditi dari saluran, kelenjar (lender dan susu) dan permukaan lubang keluar. Wildan Yatim, 1994:65 Ovarium terdiri dari 2 daerah yaitu cortex dan mendulla. Dalam cortex terdapat banyak sekali folikel terdiri dari 5 macam folikel yaitu folikel muda, prime, suknder, terrier dan folikel graaf. Tubula fallofi adalah saluran yang akan menapung ovum yang berovulasi dan meneruskannya ke uterus. Uterus menerima ovum dari ovulasi, dan kalau dibuahi tempat pertumbuhan embrio. Uterus dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu : a. Fundus; tempat bermuara tuba b. Corpus; bagian atas (anterior) c. Cervix; bagian bawah (osterior) yang bulat. Kelenjar Bartholin yang terletak didekat lubang vagina mensekresikan mucus kedalam vestibula, yang menjaganya tetap terlumasi dan memudahkan hubungan kelamin. Kelenjar susu, di kelenjar ni terdapat kantung kecil jaringan epithelium mensekresikan susu, yang mengalir keserangkaian duktus yang
  • 2. membuka pada putting (Campbell dan Reece Michael, 2004: 158-159) Fungsi-fungsi organ reproduksi wanita: 1. Pembentukan ovum (oogenesis) 2. Menerima sperma 3. Transportasi sperma dan ovum ke tempat penyatuan (fertilisasi atau konsepsi) 4. Pemeliharaan janin yang sedang berkembang sampai janin tersebut dapat betahan hidup di luar (gestasi/kehamilan), termasuk pembentukan plasenta 5. Melahirkan bayi (partus) 6. Memberikan makan pada bayi yang baru dilahirkan dengan menghasilkan susu (laktasi) Beberapa system reproduksi pada hawan vetebrata: Pada Pisces : misalnya ikan hiu, fertilisasi internal, ikan hiu jantan mempunyai alat kopulasi yang disebut klasper (penjepit) yang betina mempunyai 2 ovarium yang didekat ujung anterium ovum abdominal. (Mukayat, 1994:189). Pada Amphibi: Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dal am vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. http://gurungblog/sistemreproduksi/htm System Reproduksi,2008. di akses 05 Maret 2010 Pada Reptil : (Tuti K. dkk, 2009: 109-110) pada reptil jantan dewasa terdapat 2 testis berbentu bulat terdapat didekat batas ventromodial dari ginjal dari setiap testis terdapat sebuah vas deferens menuju ke kloaka yang disebut anterior ureter, yang berlanjut ke penis tunggal yang terdapat pada bagian ventral kloaka pada betina dewasa terdapat 2ovarium yang sama, yang melekat dekat ginjal. Disebalah anterior dari setiap ginjal terdapat saluran oviduct yang berlanjut ke kloaka. Pada Aves : Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka. Pada Mamalia : Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina). Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina. Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma. Error! Hyperlink reference not valid. System Reproduksi,2008. di akses 05 Maret 2010
  • 3. V. Alat dan Bahan Alat dan Bahan • Alat bedah (gunting, skapel, penset dan baki) • Kaca objek dan kaca penutup • Pipet tetes • Kaca arloji atau cawan petri • Mikroskof • Hemasitometer nembauer dan pipat isap eritrosit • Bally counter • Jarum pentul • Bejana bius o Tikus putih ( Rattus novergicus) o NaCl 0.9 % o Klorofon (CHCl ) o Kapas VI. Cara Kerja 1. Anatomi System Reproduksi Jantan a. Bagian eksternal Bius tikus jantan, tempatkan pada baki bedah Amati bagian luar system reproduksinya Gambar dan berikan keterangaanya b. Bagian internal Bedah tikus dari daerah penis hingga dada, tarik kulit dan otot sehingga terlihat organ uregentalia Kanali bagian-bagian dalannya dan letaknya ginjal, ureter, uretra, orifisum uretranae Pijat skortum keluarkan penis, keluarkan lemak hingga terlihat bagian-bagian dalamnya Amati kelenjar aksesoris dan letaknya, vesikulaminalis, koagulum, prostat dan kelenjar pretitum 2. Analisis sperma a. Bentuk sperma Insisi testis, teteskan supensi pada kaca objek dan tutup Amati dengan mikroskop pembesaran 10x10, 10x40 Deskripsikan dan bandingkan morfologinya b. Jumlah sperma Urut vas deferns, tamping cairnya tambahkan NaCl 5 tetes, aduk merata Tambahn1 tetes supensi, aduk, teteskan pada hemasitometer dan tutup Hitung sperma pada mikroskop pada pembesaran 400 Tulis hasil perhitungan pada table lembar kerja
  • 4. c. Motilitas sperma Tetesakan 1 tetes supensi pada objek sperma tutup. Beri batas, hitung sperma yang bergerak  Masukan ke incubator, panaskan pada 500 C-600C. amati pada mikroskop, hitung sperma yang bergerak  Tuslis hasil perhitungan pada lembar kerja d. Velositas sperma Hemasitometer tetekan supensi sperma, amati sperma yang bergerak pada pembesaran 10x40 Cacat litasan dalam perdetik Tulis hasil pengmatan pada table VII. Hasil Pengamatan MAAF UNTUK HASIL PENGAMATAN TIDAK BISA SAYA PUBLIKASIKAN VIII. Pembahasan Seperti telah di uraikan diatas system reproduksi terdiri dari bagian eksternal dan internal dan mempunyai fungsi menghasilkan sel-sel kelamin yang disebut gamet. Pada organ reproduksi eksternal jantan terdapat skortum dan penis, sedangkan organ reproduksi internalnya terdiri gonad yang menghasilkan gamet (sel-sel sperma) dan hormone, kelenjar aksesoris yang mensekresikan produk yang esensial bagi pergerakan sperma, dan sekumpulan duktus yang membawa sperma dan sekresi glandural. Untuk mengetahui system reproduksi pada mamalia, maka dilakukan pengamatan pada Tikus putih yang termasuk suku Muridae. Menggunakan Tikus putih karena Tikus putih hampir memiliki system organ yang sama dengan manusia atau mamalia lainnya. Sebelum lebih jauh membahas tentang system reproduksi, kita akan mengenali sedikit tetang hewan penggerat ini. Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus) yang ditemukan hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme model yang penting dalam biologi; juga merupakan hewan peliharaan yang populer. http :// wikip edia. org/ wiki/ tikus. diakses 05 Maret 2010 Klasifikasi ilmiah Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Rodentia Superfamili : Muroidea
  • 5. Famil : Muridae http:/ /wikipedia. org/ wiki/tikus. diakses 05 Maret 2010 Sebagai mahluk hidup yang tergolong dalam hewan menyusui, tikus memiliki otak yang berkembang baik sehingga dapat belajar dari hal-hal yang dialaminya. Tikus juga dapat bereaksi dan bertingkah laku seperti manusia, jika dia memakan suatu jenis makananan yang ditemukannya dan setelah itu menimbulkan sakit perut maka tikus akan jera dan tidak akan mau makan lagi. Perkembangbiakan tikus sawah ini sangat cepat sehingga hanya dalam waktu setahun, sepasang tikus mampu berkembang biang menjadi 1270 ekor (635 pasang). Setiap ekor dapat melahirkan 2 – 18 ekor dengan rata-rata 8 ekor setiap kelahiran. Tikus muda mulai berkembang biak pada umur kurang dari 4 bulan dengan masa hamil 21 hari, dan 48 jam setelah melahirkan atau kurang lebih dua hari setelah lahir, tikus betina sudah mampu menerima tikus jantan untuk kawin lagi. Meskipun perkembangbiakan tikus sangat pesat, namun kenyataan di lapangan dengan berbagai kondisi alam bebas, tikus muda yang dapat bertahan hidup hingga dewasa tidak mencapai 50% dari jumlah kelahiran. Dalam mencari makanan, tikus aktif lebih banyak pada malam hari dan dapat berjalan sejauh 700 m dalam semalam. Tetapi bila tikus tersebut berada di sekitar tempat tinggal yang penuh makanan, mereka tidak akan meninggalkannya lebih dari 50 meter. Mereka mampu berlari cepat sehingga wajar bila kita sulit mengejarnya lagi pula sarang mereka berada jauh dibawah tanah yang sulit kita jangkau. Tikus sawah memiliki kelebihan diantaranya : mampu berenang dengan baik bahkan dapat berenang selama 72 jam, melompat keatas sejauh 90 cm, melompat sejauh 1,2 sampai 3 m, serta tidak akan mengalami cedera meskipun dijatuhkan dari ketinggian 10 meter. Kebiasaan mengerat yang dilakukan tikus ini erat kaitannya dengan pertumbuhan 2 pasang giginya. Mengapa? Karena dua pasang gigi tersebut terus tumbuh hingga mencapai 12 -15 cm per tahun. Sehingga, agar tidak bertambah panjang mereka terus mengerat apa saja yang ditemukannya, bukan hanya berupa tanaman, namun bahan lain yang dianggap bisa mengurangi/menghambat pertumbuhan giginya. diakses 05 Maret 2010 Pada pengamatan terhadap Tikus di dapat data-data yang mendukung teori-teori tentang reproduksi diantaranya adalah bagian eksternal dan internal organ reproduksi jantan dan betina, jumlah sperma, motilitas dan velositas sperma. Bagian eksternal dan internal system reproduksi mamalia (Tikus) pada bagian eksternal terdiri dari skortum dan penis. Sedangkan bagian internal terdiri atas gonad yang menghasilkan gamet (sel-sel sperma) dan hormone, kelenjar aksesoris yang mensekresikan produk yang esensial bagi pergerakan sperma, dan sekumpulan duktus yang membawa sperma dan sekresi glandural. Sedangkan pada betina bagian ekternalnya terdiri dari Organ reproduksi klitoris dan 2 pasang labia yang mengelilingi klitoris dan vagina dan bagian internalnya ovarium , rahim, dan saluran telur, dapat dilihat pada hasil pengamatan. Untuk morfologi sperma, sperma yang di ambil dari bagian testis. Sperma pada pengamatan dengan pembesaran mikroskop 10 x 10 tampak seperti sebuah garis-garis yang sangat halus berwarna putih seperti uban rambut dengan bagian ujung berupa bulatan. Garis-garis yang halus itu merupakan bagain
  • 6. badan atau ekor sperma, sedangakan bulatan pada bagian ujung merupakan kepala sperma. Dapat dillihat pada gambar di bawah ini. MAAF UNTUK GAMBAR HASIL PENGAMATAN TIDAK BISA SAYA PUBLIKASIKAN Untuk pembesaran 10 x 40 dari tempat yang sama (testis) sperma lebih terlihat jelas dibandingkan dengan pembesaran 10 x 10. Pada pembesaran 10 x 40 tampak bagian kepala spermanya panjang dan agak runcing ujungnya atau bagian akrosomnya, untuk bagian ekornya lebih terlihat besar dan berwarna ke abu-abuan. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini. MAAF UNTUK GAMBAR HASIL PENGAMATAN TIDAK BISA SAYA PUBLIKASIKAN Pada hasil pengamatan yang dapat diamati hanyalah bagian kepala dan ekornya saja. Ternyata di sperma tidak hanya terdapat kepala dan ekor saja, seperti yang di tulis Campbell dan Reece Michael, 2004:160 sperma mempunyai struktur sesuai dengan fungsinya, kepala sperma yang mengandung nucleus haploid yang ditundungi oleh bagian khusus yaitu Akrosom yang mengandung enzim yang membantu sperma menembus sel telur. Dibelakang kepala sperma mengandung sejumlah besar mitokondria yang menyediakan ATP untuk pergerakan ekor. Gambar sperma dengan bagian-bagiannya MAAF UNTUK GAMBAR HASIL PENGAMATAN TIDAK BISA SAYA PUBLIKASIKAN Sperma tidak dapat terlihat oleh mata biasa, adapun jika yang keluar dari organ reproduksi jantan berupa cairan putih itu biasanya disebut cairan semen. Semen terdiri dari bagian padat dan bagian cair. Bagian padat ialah Spermatozoa, dan bagian cair disebut plasma semen (ai r mani) (Wildan Yatim,1994:49). Pada setiap tetes air mani terdapat jutan sperma yang tidak dapat terlihat oleh mata. Dari hasil pengamatan yang kami lakukan pada penghitungan jumlah sperma Tikus terdapat 70.220.000 sperma dengan menggunakan alat Hemasitometer Invorved Neubauer. Setiap penghitungan sperma terdapat jumlah yang berbeda-beda menurut Campbell dan R. Mitchael (2004:160) tiap mililiter mengandung sekitar 50 sampai 130 juta sperma. Semen normal biasanya mengandung 20 juta sperma per mililiternya dan 8 juta diantaranya bergerak aktif. Sperma yang bergerak aktif ini sangat penting artinya, karena menunjukkan kemampuan sperma untuk bergerak dari tempat dia disemprotkan menuju tempat pembuahan (tuba fallopi, bagian dari kandungan wanita. http:// Warta%20Medika_%20Pemeriksaan%20Sperma.mht Pemeriksaan Sperma, 2008. Diakses 05 Maret 2010 Dari data yang kami peroleh ( 70.220.000 sperma) melebihi dari hasil penghitungan warta mediaka dan Campbell dan R. Michael. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena kondisi yang subur dari jenis hewan sama. Sperma yang kami amati nampak semuanya tidak hidup (mati) dan tak bergerak pada suhu 250 C. Dari hasil pengamatan sperma Tikus di dapat jumlah 82 yang mengalami motilitas. Hal tersebut disebabkan karena sperma tidak tahan panas atau suhu yang terlalu tinggi dan lambatnya dalam hal pengamatan. Pada skortum suhu hanya 20C ( Wildan Y, 1994:60, Campbell dan R. Michael, 2004:156).
  • 7. Untuk pengamatan velositas sperma pada Tikus, kami tidak mendapatkan hasil karena sperma yang kami amati tidak ada yang bergerak satupun atau biasa disebut Necrozoospermia (Widan Yatim,1994:54). Penybab banyaknya kematian sperma tersebut karena suhu luar yang terlalu tinggi dimana sperma tidak dapat mempertahankan dirinya. Suhu ruang yang cukup tinggi ditambah lagi dengan adanya banyak individu yang mendukung dalam peningkatan suhu ruangan serta lambatnya dalam memberikan perlakuan terhadap sperma tersebut. System repproduksi selalu berhubungan dengan system-sistem lainnya didalam tubuh mahluk hidup, salah satunya dengan system eksresi. Ekresi adalah pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolism tubuh yang tidak digunakan lagi. System ekseresi ini terdiri dari ginjal, hati, paru-paru dan kulit. System eksresi ini berhubungan dengan system reproduksi dilihat dari struktur anatomi bagian dalam tubuh. Dapat dilihat dari gambar dibawah ini. Gambar pertama menunjukan system eksresi dang ambar yang kedua menunjukan system reproduksi. Gambar 1 Sistem Eksresi MAAF UNTUK GAMBAR HASIL PENGAMATAN TIDAK BISA SAYA PUBLIKASIKAN Gambar 2 Sistem Reproduksi Jantan MAAF UNTUK GAMBAR HASIL PENGAMATAN TIDAK BISA SAYA PUBLIKASIKAN Dilihat dari saluran bagian ureter dan uretranya mempunya fungsi yang sama walau tidak semua fungsinya sama. Pada system eksresi ureter berfungsi sebagai saluran yang akan mengirim hasil metabolism tubuh untuk dikeluarkan melaui saluran uretra kemudian keluar melalui lubang penis. Sedangkan pada system reproduksi uretra berfungsi sebagai saluran yang akan dilewati sperma, kemudian sperma itu akan keluar melalui lubang penis. Untuk mngetahui sperma itu berkualitas atau (fertile atau tidaknya) maka perlu adanya analisis sperma, menurut Wildan Yatin,1994: 52 yang dianalisis dari sperma adalah : 1. Bau 2. Warna 3. Volume 4. Koagulasi 5. Likuifikasi 6. Viskositas 7. pH 8. Kecepatan 9. Kontrasepsi 10. Motilitas 11. Morfologi 12. Ketahanan Karena dengan parameter tersebut kita dapat mengetahui mana sperma yang berkualitas dan mana
  • 8. sperma yang tidak berkualitas, selain itu kita juga dapat mengetahui ada tidaknya gangguan terhadap system reproduksi. Dilihat dari segi bau, warna dan volume sperma. Jika tidak memiliki bau atau berbau busuk menandakan adanya gangguan atau infeksi pada kelenjar prostat. Sperma tidak berwarna keputih abu-abuan menandakan adanya infeksi pada genetalia. Sedangkan volume sperma melebihi normal atau kurang dibawah normal adanya gangguan radang kelenjar (Wildan Yatin,1994: 52) Untuk pH, kecepatan, motilitas , dan morfologi sperma mempengaruhi kesehatan kesuburan dan kesehatan tubuh. Sperma yang diatas normal atau di bawah normal (ukuran normal 7,2-7,8) menandakan adanya gangguan pada epididimis. Kecepatan sperma berpengaruh pada kemampuan fertilisasi, untuk kecepatan sperma yang normal sekitar 2,5 detik perkotak pada Hemasitomete r Neubauer, jika pergerakan sperma tersebut lambat atau kurang di bawah itu menandakan tidak mampu untuk melakukan fertilisasi. Untuk morfologi sendiri sperma yang normal pada manusia berbentuk kepala oval dan bagian lainya normal, sedangkan yang abnormal memiliki struktur tubuh sperti berkepala 2/berekor 2 kepala sstu dan lain sebagai. Sperma yang abnormal didapat membuahi. Wildan Yatin,1994: 53-54. Selain itu factor makan, lingkunan dan kebiasan sehari-hari yang buruk seperti merokok, konsumsi alcohol dan lain sebagainya dapat mempengaruhi sperma. Seperti yang ditulis dalam sebuah situs internet ada beberapa tips untuk meningkatkan kualitas sperma diantaranya adalah : #Suhu Sejuk Dan Celana Longgar, Suhu testis harus lebih dingin dari suhu normal tubuh, hindari sauna, mandi uap atau berendam di air panas. Hindari juga menggunakan celana dalam ketat, karena suhu di sekitar testis panas # Berhenti Merokok, Merokok menambah resiko kesuburan dan disfungsi ereksi pada pria.Jumlah sperma pria perokok lebih sedikit di banding pria tak merokok # Makanan Sehat, Konsumsi makanan rendah lemak, berprotein tinggi, sayuran dan seluruh jenis padi-padian. Istirahat cukup dan minimalkan stres. # Kurangi Hubungan Intim, Semakin banyak ejakulasi. semakin berkurang kepadatan air mani, sehingga berpengaruh juga pada jumlah sperma # Hindari Alkohol dan Obat Bius, Alkohol mengurangi produksi testosteron dan mempunyai kontribusi pada disfungsi ereksi.Obat bius mengurangi kerapatan, kemampuan gerakan sperma dan menambah sperma abnormal # Olahraga Otot dengan mengurut Zakar, Meskipun tak lansung meningkatkan produksi sperma dan air mani, olah raga otot dengan mengurut buah zakar dapat meningkatkan daya tembak lebih jauh dari sebelumnya Error! Hyperlink reference not valid. diakses 05 Maret 2010 Selain untuk mendapatkan keturunan reproduksi juga memilikki beberapa fungsi dintaranya dalam dunia perternakan misalnya dalam pemilihan bibit unggul pada hewan. Tetapi pencegah dalam reproduksi untuk tidak menhasilkan keturunan dapat terjadi jika kita menginginkannya dengan menggunakan alat kontrasepsi. Dalam pencegahan tersebut terdapat beberapa istilah diantara adalah kastrasi dan antifertilisasi. Dari sebuah situs internet menuliskan kastrasi adalah pembuangan testis atau
  • 9. ovarium Error! Hyperlink reference not valid. diakses 09 Maret 2010. Untuk antifertilisasi dapat menggunakan dengan beberapa cara misalnya dengan suntik KB, kastari,IUD, enggunakan kondom dan lain sebagainya. Kita sering sekali melihat Sapi yang berbadan gemuk, berwarna putih hitam dan menghasilkan susu setiap hari, hal tersebut tidak terlepas dari peranan pada system reproduksi. Pemilihan bibit unggul dapat dilakukan dengan cara sperma beku dan inseminasi buatan. Di kutip dari sebuah situs internet Penyimpanan sperma dengan cara dibekukan ternyata tak menyebabkan kualitas sperma menurun. Terbukti, sperma si ayah tetap dapat membuahi ovum, dan bayi pun lahir sehat.Cryopreservation adalah penyimpanan sel atau jaringan melalui proses pembekuan dengan temperatur di bawah titik nol . Biasanya berkisar antara 80 - 196 derajat Celsius. Dengan kondisi seperti ini, reaksi biokimia yang dapat menyebabkan kematian atau kerusakan sel, dihambat atau dihentikan Error! Hyperlink reference not valid.. Diakses 09 Maret 2010. Sedangkan untuk inseminasi buatan adalah pelekatan sperma pada follivel ovarian (intrafollicullar), cervix (intracevikal), atau tuba falofian (intratuba) wanita dengan menggunakan cara buatan dan bukan dengan kopulasi alami IX. Daftar PustakaCampbell, Reece Mitchael. 2004. Biologi, jilid 3. Erlangga. Jakarta http://www.bahtera.org/kateglo/?mod=dictionary&action=view&phrase=kastrasi diakses 09 Maret 2010 Error! Hyperlink reference not valid.. Diakses 09 Maret 2010 http://gurungblog/sistemreproduksi/htm System Reproduksi,2008. di akses 05 Maret 2010 http://Tikus%20Perilaku%20&%20Kemampuan%20Biologinya.mhtdiakses 05 Maret 2010 Error! Hyperlink reference not valid. diakses 05 Maret 2010 http:// Warta%20Medika_%20Pemeriksaan%20Sperma.mht Pemeriksaan Sperma, 2008. Diakses 05 Maret 2010 http://wikipedia.org/wiki/tikus. diakses 05 Maret 2010 Kurniati, Tuti dkk. 2009. Zoologi Vetebrata. Prodi pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Kegururan UIN Sunan Gunung Djati. Bandung Mukayat Djarubito Boowidjoyo. 1994. Zoology dasar. Erlangga. Jakarta Yatim, Wildan, 1994. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito. Bandun