1. BAGIAN 1
PRINSIP-PRINSIP UMUM
BAB I
SIFAT TANDA BAHASA
Tanda bahasa (linguistic sign), menurut Ferdinand de Saussure, adalah entitas (satuan)
psikologis yang berupa perpaduan antara konsep (concept) dan gambaran-suara (sound-image).
Selanjutnya, konsep dinamakan sebagai tertanda (signified) dan gambaran-suara sebagai penanda
(signifier). Sifat-sifat tanda bahasa (linguistic sign) dapat diterangkan dalam dua prinsip umum, yaitu
bahwa tanda bahasa bersifat arbiter atau mana suka atau sewenang-wenang, dan bahwa penanda
(signifier) bersifat linear. Prinsip pertama merujuk pada ketiadaan hubungan yang inherent (mendasar)
antara penanda dan tertanda; bahwa, hubungan yang ada tersebut semata-mata hasil kesepakatan
antara para pengguna bahasa yang bersangkutan, sedangkan prinsip kedua menjelaskan bahwa suatu
penanda (sound-image) hanya bisa direpresentasikan setelah satu satu penanda yang lain. Dengan kata
lain, tidak mungkin kita mengucapkan suara hati dari beberapa kata secara bersamaan, melainkan
secara berurut.
IMMUTABILITAS DAN MUTABILITAS TANDA
Immutabilitas merujuk pada sifat penanda yang tetap, atau tidak bebas, dalam pengertian
bahwa meskipun hubungan antara penanda dan tertanda bersifat mana suka, namun hubungan ini tidak
dapat berubah secara asal saja; yaitu, hubungan ini cenderung tetap karena adanya masyarakat budaya
pendukung suatu bahasa. Faktor-faktor historis dan politis turut memperkuat immutabiltas suatu
penanda mengingat bahasa umumnya memiliki fungsi dan kedudukan tertentu, maka suatu lembaga
sosial senantiasa ditunjuk untuk menjamin kelestarian bahasa. Di sisi lain, penanda juga bersifat dapat
berubah (mutable). Mutabilitas penanda dalam hal ini merujuk pada peluang suatu penanda untuk
2. berubah, namun dalam perubahan yang sengaja diberi arah atau direncakan melalui kesepakatan suatu
lembaga sosial yang berwenang yang sebelumnya telah dibentuk oleh masyarakat bahasa, bukan
merupakan perubahan yang radikal dan mendadak.
LINGUISTIK STATIS DAN EVOLUSIONARI
Linguistik evolusionari merujuk pada cabang linguistik yang berfokus pada perkembangan atau
perubahan bahasa dalam dimensi waktu. Sebagai konsekuensinya, cabang ilmu ini berusaha
menggambarkan bagaimana bahasa-bahasa di dunia baik yang sudah punah maupun masih ada
sebenarnya berasal dari satu bahasa sumber yang sama. Sebaliknya dengan linguistik statis, cabang ilmu
ini tidak berfokus pada perkembangan bahasa-bahasa di dunia, melainkan berfokus pada bentuk bahasa
pada suatu waktu tertentu, misalnya, bagaimana keadaaan bahasa Indonesia sebelum zaman
kemerdekaan. Linguistik evolusionari umum pula disebut linguistik diakronik, sedangkan linguistik statis
biasa disebut linguistik sinkronik.
PART TWO
LINGUISTIK SINKRONIK
BAB I
GENERALISASI
Tujuan umum linguistik sinkronik adalah untuk menetapkan prinsip-prinsip fundamental sistem
yang bersifat idiosinkronik; yaitu, konstituen bentuk bahasa yang khusus untuk bahasa tertentu pada
suatu waktu. Linguistik sinkronik, dengan demikian,