2. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, onsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solus atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI INTI
3. 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud
kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai
hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,
terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab,
kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan
melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli
lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen
koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul)
materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.6 Menganalisis kepolaran senyawa
KOMPETENSI DASAR
4. 3.7 Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori
Domain Elektron) untuk menentukan bentuk molekul.
4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion,
ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi
antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik
materi.
4.6 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan kepolaran senyawa.
4.7 Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di
sekitar inti atom (Teori Domain Elektron).
KOMPETENSI DASAR
5. B. Struktur/Rumus Lewis
C. Ikatan Ionik
D. Ikatan Kovalen
A. Kestabilan Unsur
F. Senyawa Ionik dan Kovalen
G. Geometri Elektron dan
Bentuk Molekul
H. Ikatan Antarmolekul
Kovalen
E. Ikatan Logam
BACK NEXT
6. Unsur-unsur gas mulia (golongan VIIIA)
merupakan unsur-unsur yang paling stabil di alam.
Untuk mencapai kestabilan unsur, atom-atom
unsur selain gas mulia harus saling berikatan
membentuk ikatan kimia.
HOME
BACK NEXT
7. Semua atom unsur gas mulia memiliki 8 elektron
valensi, kecuali He yang hanya memiliki 2 elektron
valensi. Susunan elektron yang demikian
menyebabkan gas mulia dalam keadaan stabil.
Aturan yang menyatakan bahwa atom-atom yang
stabil harus memiliki 8 elektron valensi disebut
hukum oktet.
HOME
BACK NEXT
8. Ikatan kimia yang terbentuk melalui proses
perpindahan (transfer) elektron disebut ikatan
ionik.
Ikatan kimia yang melalui penggunaan bersama
(sharing) pasangan elektron disebut ikatan kovalen
HOME
BACK NEXT
9. Struktur Lewis : menggambarkan sebaran elektron-elektron valensi di
sekitar atom-atom bebas maupun atom-atom yang saling berikatan.
(Struktur dot-Lewis).
Contoh struktur lewis :
HOME
BACK NEXT
10. 1. Struktur Lewis Molekul Sederhana
Contoh :
H2
atau
HCl
atau
Cl2
atau
HOME
BACK NEXT
11. 2. Struktur Lewis Molekul dan Ion Poliatomik
contoh : ion NH4
+
EV N = 5 dan H = 1, muatan ion = +1
1. ∑EV = 1(5) + 4(1) – 1 = 8
2. Struktur kerangka :
3. ∑EI = 8 dan ∑EN = 8 – 8 = 0
HOME
BACK NEXT
12. 3. Penentuan Struktur Kerangka yang Masuk Akal
a. Atom yang memerlukan paling banyak elektron untuk
memenuhi aturan oktet atau atom yang jumlahnya paling
sedikit berperan sebagai atom pusat, kecuali H. Contoh,
CS2 memiliki kerangka molekul S ̶ C ̶ S karena untuk mencapai
susunan oktet, atom C memerlukan 4 elektron dan atom
S memerlukan 2 elektron.
b. Atom oksigen tidak berikatan satu sama lain, kecuali dalam:
1) molekul O2 dan O3,
2) hidrogen peroksida, H2O2, dan
turunannya (yang mengandung O2
2−), dan
3) superoksida (yang mengandung O2−).
Contoh: SO4
2− memiliki struktur kerangka :
HOME
BACK NEXT
13. 3. Penentuan Struktur Kerangka yang Masuk Akal
c. Dalam asam okso, atom H biasanya terikat pada atom O, bukan
pada atom pusat. Contoh: HNO2 memiliki kerangka struktur
H ̶ O ̶̶ N ̶ O. Hanya ada sedikit perkecualian di sini, contohnya
untuk H3PO3 dan H3PO2.
d. Untuk ion atau molekul yang memiliki lebih dari satu atom
pusat, digunakan kerangka yang paling simetris. Contoh, C2H4
dan P2O7
4− memiliki kerangka sebagai berikut:
dan
HOME
BACK NEXT
14. 4. Muatan Formal
Muatan formal (MF) adalah muatan relatif atom-atom berdasarkan
sebaran elektron-elektron valensi di sekitar setiap atom. Muatan
formal setiap atom dinyatakan sebagai:
dengan EV = jumlah elektron valensi atom bebas, EI = jumlah elektron
ikatan, dan EN = jumlah elektron nonikatan.
HOME
BACK NEXT
15. 4. Beberapa Perkecualian Struktur Lewis terhadap Hukum Oktet
a. Kebanyakan senyawa kovalen dari atom Be
b. Kebanyakan senyawa kovalen golongan IIIA
c. Senyawa-senyawa atau ion-ion yang mengandung elektron
berjumlah ganjil
d. Senyawa-senyawa atau ion-ion dengan atom pusat yang
memerlukan lebih dari delapan elektron ikatan
HOME
BACK NEXT
16. Ikatan ionik adalah ikatan kimia yang terbentuk dari gaya tarik
elektrostatik antara ion-ion positif dengan ion-ion negatif
membentuk senyawa ionik padat.
Contoh : NaCl
HOME
BACK NEXT
17. ikatan ionik dapat terbentuk antara:
1. Hampir semua logam dengan nonlogam, atau
2. Atom yang kurang elektronegatif (elektropositif, kiri) dengan atom
yang sangat elektronegatif (kanan) dengan ΔKE > 1,7; atau
3. Atom unsur berenergi ionisasi rendah dengan atom unsur
berafinitas elektron tinggi
HOME
BACK NEXT
18. Ikatan kovalen adalah Ikatan antara dua atom yang terjadi melalui
penggunaan bersama (sharing) elektron ikatan
Contoh : H2
HOME
BACK NEXT
19. 1. Ikatan Kovalen Koordinat
Ikatan kovalen koordinat adalah ikatan kovalen dengan pasangan
elektron ikatan hanya berasal dari salah satu atom.
Contoh : NH3.BF3
HOME
BACK NEXT
20. 2. Kepolaran Ikatan Kovalen
Kepolaran ikatan menggambarkan pemisahan muatan (+) dan (−)
dari dua atom yang berikatan kovalen. Besarnya pemisahan
bergantung pada perbedaan keelektronegatifan (ΔKE) antara dua
atom.
Berdasarkan kepolaran ikatan, ada dua jenis ikatan kovalen yang
dapat terjadi, yaitu ikatan kovalen nonpolar dan ikatan kovalen
polar.
Ikatan kovalen nonpolar terjadi pada semua ikatan kovalen yang
terbentuk dari dua atom nonlogam yang sama (homonuclear).
Dalam ikatan kovalen nonpolar, kerapatan elektronnya simetris di
antara kedua inti atom.
Ikatan kovalen polar terjadi pada semua ikatan yang terbentuk dari
dua nonlogam yang berbeda (heteronuclear), karena kedua atom
memiliki keelektronegatifan yang berbeda.
HOME
BACK NEXT
21. 2. Kepolaran Ikatan Kovalen
Perbedaan antara ikatan kovalen nonpolar, kovalen polar, dan
ikatan ionik :
HOME
BACK NEXT
22. 3. Panjang dan Energi Ikatan Kovalen
Panjang ikatan diukur berdasarkan jarak antara dua inti atom yang
berikatan.
Energi ikatan (EI) adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan
ikatan tertentu dalam satu mol (6,03 × 1023 molekul) gas.
Contoh beberapa ikatan kovalen dengan orde ikatan yang berbeda :
HOME
BACK NEXT
23. 4. Derajat Ionik Ikatan Kimia
Semua ikatan antaratom dari unsur-unsur yang berbeda memiliki
derajat ionik tertentu. Derajat ionik dan kovalen ini bergantung
pada perbedaan keelektronegatifan (ΔKE) antara dua atom yang
berikatan.
5. Prediksi Jenis Ikatan
Dari uraian mengenai proses terjadinya ikatan kimia, dapat
diprediksi bahwa:
a. Jika atom logam berikatan dengan atom nonlogam, pada
umumnya ikatan kimia yang terbentuk adalah ikatan ionik.
b. Jika atom nonlogam berikatan dengan atom nonlogam,
ikatan kimia yang terbentuk adalah ikatan kovalen.
HOME
BACK NEXT
24. Ikatan logam didefinisikan sebagai gaya tarik antaratom logam karena
pergeseran dan pengumpulan elektron-elektron valensi membentuk
lautan elektron terdelokalisasi.
Sifat-sifat Logam :
a. Logam sebagai penghantar panas yang baik
b. Logam sebagai penghantar listrik yang baik
c. Logam berkilau ketika diterpa berkas cahaya
d. Logam dapat ditempa (malleable) dan ditarik (ductile)
HOME
BACK NEXT
25. 1. Senyawa Ionik
Senyawa ionik adalah senyawa yang terbentuk dari penggabungan
ion-ion positif dengan ion-ion negatif. Penggabungan ini
menghasilkan ikatan ionik yang sangat kuat dalam senyawa kristal
padat.
2. Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen tersusun dari molekul-molekul yang mengandung
ikatan kovalen. Ikatan kovalen dalam molekul sangat kuat karena
pasangan elektron ikatan terletak dalam ruang tumpang-tindih dua
atom.
HOME
BACK NEXT
27. 1. Penentuan Bentuk Molekul dengan Model VSEPR
Valence shell electron pair repulsion model (model VSEPR)
didasarkan pada kenyataan bahwa antar pasangan-pasangan
elektron di sekitar atom pusat terjadi gaya tolak-menolak untuk
mencapai kestabilan.
Ruang yang ditempati oleh pasangan-pasangan elektron valensi di
sekitar atom pusat disebut domain sehingga teori VSEPR disebut
juga sebagai teori domain. Ada dua jenis domain yang menentukan
bentuk molekul, yaitu domain ikatan dan domain nonikatan.
1. Domain ikatan (DI) adalah domain yang berisi pasangan-
pasangan elektron ikatan.
2. Domain nonikatan (DNI) adalah domain yang berisi pasangan
elektron bebas maupun elektron tunggal (dalam molekul yang
memiliki jumlah elektron ganjil).
HOME
BACK NEXT
28. 1. Penentuan Bentuk Molekul dengan Model VSEPR
Valence shell electron pair repulsion model (model VSEPR)
didasarkan pada kenyataan bahwa antar pasangan-pasangan
elektron di sekitar atom pusat terjadi gaya tolak-menolak untuk
mencapai kestabilan.
Ruang yang ditempati oleh pasangan-pasangan elektron valensi di
sekitar atom pusat disebut domain sehingga teori VSEPR disebut
juga sebagai teori domain. Ada dua jenis domain yang menentukan
bentuk molekul, yaitu domain ikatan dan domain nonikatan.
1. Domain ikatan (DI) adalah domain yang berisi pasangan-
pasangan elektron ikatan.
2. Domain nonikatan (DNI) adalah domain yang berisi pasangan
elektron bebas maupun elektron tunggal (dalam molekul yang
memiliki jumlah elektron ganjil).
HOME
BACK NEXT
29. 1. Penentuan Bentuk Molekul dengan Model VSEPR
Geometri elektron dan bentuk/geometri molekul berdomain 2 dan 3
HOME
BACK NEXT
30. 1. Penentuan Bentuk Molekul dengan Model VSEPR
Geometri elektron dan bentuk/geometri molekul berdomain 4
HOME
BACK NEXT
31. 1. Penentuan Bentuk Molekul dengan Model VSEPR
Geometri elektron dan bentuk/geometri molekul berdomain 5
HOME
BACK NEXT
32. 1. Penentuan Bentuk Molekul dengan Model VSEPR
Geometri elektron dan bentuk/geometri molekul berdomain 5
HOME
BACK NEXT
33. 1. Penentuan Bentuk Molekul dengan Model VSEPR
Geometri elektron dan bentuk/geometri molekul berdomain 6
HOME
BACK NEXT
34. 2. Penentuan Bentuk Molekul berdasarkan Teori Ikatan Valensi
Teori ikatan kovalen yang dikembangkan berdasarkan teori kuantum
adalah teori ikatan valensi (valence bond, VB). Menurut teori VB,
ikatan antara dua atom dapat terbentuk apabila dua elektron dibagi
melalui tumpang tindih dua orbital atom.
Tumpang tindih antarorbital atom dapat terjadi melalui ujung
dengan ujung orbital maupun sisi dengan sisi orbital. Tumpang
tindih antar orbital s, antar orbital p dan antara orbital s dengan
orbital p pada bagian ujung-ujung orbital menghasilkan ikatan
sigma, σ, adapun tumpang tindih dua orbital melalui bagian sisi
kedua orbital p, d, atau f menghasilkan ikatan pi (π).
HOME
BACK NEXT
36. 3. Teori Hibridasi
Hibridisasi adalah penggabungan orbital-orbital atom pusat pada
kulit terluar (dengan tingkat energi yang relatif sama) membentuk
orbital baru yang disebut orbital hibrida.
a. Hibridisasi sp3
Orbital hibrida sp3 terbentuk melalui hibridisasi satu orbital s
dengan 3 orbital p. Molekul yang dihasilkan memiliki geometri
tetrahedral
b. Hibridisasi sp2
Penggabungan satu orbital s dengan dua orbital p membentuk
tiga orbital hibrida sp2 . Hibridisasi ini terjadi pada
pembentukan molekul dengan geometri segitiga planar
c. Hibridisasi sp
Penggabungan satu orbital s dengan satu orbital p membentuk
dua orbital hibrida sp. Molekul yang dihasilkan memiliki
geometri linier
HOME
BACK NEXT
37. 3. Teori Hibridasi
d. Hibridisasi sp3d dan sp3d2
Penggabungan satu orbital s, tiga orbital p, dan satu orbital d
menghasilkan lima orbital hibrida sp3d. Molekul yang
terbentuk memiliki geometri segitiga bipiramida
e. Senyawa yang Mengandung Ikatan Rangka Dua
Model senyawa yang mengandung ikatan rangkap dua banyak
dijumpai dalam molekul-molekul senyawa organik, misalnya
pada kelompok senyawa alkena. Molekul alkena yang paling
sederhana adalah etena, CH2=CH2. Kedua atom C memiliki tiga
orbital hibrida sp2 dan satu orbital p tak terhibridisasi
f. Senyawa yang Mengandung Ikatan Rangkap Tiga
Ikatan rangkap tiga terdapat pada senyawa alkuna. Alkuna yang
paling sederhana adalah etuna, C2H2, dengan struktur Lewis
H–C≡C–H dan bentuk molekul linier. Kedua atom C memiliki
dua orbital hibrida sp dan dua orbital p tak terhibridisasi
HOME
BACK NEXT
38. 4. Kepolaran Molekul
Kepolaran molekul adalah pemisahan muatan-muatan yang
berlawanan secara keseluruhan dalam molekul. Bentuk molekul
berpengaruh terhadap kepolaran molekul. Pada molekul polar terjadi
pemisahan antara muatan positif (δ+) dengan muatan negatif (δ−) yang
disebut dipol.
Kepolaran molekul terkait dengan simetri ikatan dalam molekul.
Molekul bersifat nonpolar bila molekul tersebut memiliki bentuk ruang yang
simetris, walaupun ikatan antaratomnya bersifat polar. Untuk molekul yang
terbentuk lebih dari dua atom, kepolaran molekul dipengaruhi oleh
kepolaran semua ikatan.
ikatan akan saling menghilangkan sehingga molekul bersifat nonpolar.
Hal ini dapat digambarkan melalui model dipol ikatan yang dilambangkan
dengan tanda panah, (Ujung menyilang menunjukkan ujung positif dan
kepala panah menunjukkan ujung negatif dari dipol ikatan).
HOME
BACK NEXT
39. 4. Kepolaran Molekul
Jika semua atom yang terikat pada atom pusat tidak sama atau atom
pusat mengandung pasangan elektron bebas, molekul ini tidak simetris dan
pada umumnya bersifat polar. Sebagai contoh, molekul CHCl3, dengan
bentuk tetrahedral, memiliki satu ikatan C─H yang kurang polar
dibandingkan dengan tiga ikatan C─Cl sehingga struktur CHCl3 tidak simetris
dan akibatnya, molekul bersifat polar.
Namun, tidak semua struktur yang mengandung pasangan elektron
bebas pada atom pusatnya akan bersifat polar. Molekul-molekul tipe AB2e3
(misalnya XeF2) dan AB4e2 (misalnya XeF4) keduanya bersifat nonpolar,
karena AB2e3 berbentuk linier dan AB4e2 berbentuk segiempat planar.
HOME
BACK NEXT
40. Senyawa-senyawa kovalen tersusun atas molekul-molekul yang
dapat saling berantaraksi satu sama lain. Antaraksi antarmolekul kovalen
disebut sebagai gaya van der Waals.
Gaya Van Der
Waals
Gaya London (Gaya dispersi)
Antaraksi dipol-dipol
Ikatan Hidrogen
HOME
BACK NEXT
41. 1. Gaya London (Gaya Dispersi)
Antaraksi yang hanya terjadi antarmolekul nonpolar disebut gaya
London atau gaya dispersi atau gaya putus-sambung.
HOME
BACK NEXT
42. 1. Gaya London (Gaya Dispersi)
- Kekuatan gaya dispersi antarmolekul bergantung pada ukuran
molekul. Hal ini berkaitan dengan polarisabilitasatau imbas molekul,
yaitu ukuran besarnya respon awan elektron di sekitar atom untuk
mengubah muatan listrik pada lingkungannya.
- Kekuatan gaya dispersi berpengaruh pada wujud zatpada kondisi
tertentu.
- Kekuatan gaya dispersi juga berpengaruh pada titik didih.
- Luas permukaan molekul berpengaruh terhadap kekuatan gaya
dispersi. Makin besar luas permukaan molekul, makin kuat gaya dispersi
antarmolekul. Untuk molekul-molekul dengan massa dan rumus
sama,molekul yang bentuknya memanjang memiliki gaya dispersi
yang lebih kuat daripada molekul yang lebih pendek.
HOME
BACK NEXT
43. 2. Antaraksi Dipol-dipol
Antaraksi dipol-dipol adalah gaya tarik antarmolekul polar yang
memiliki dipol permanen. Dipol-dipol dari molekul yang berdekatan
mengarah sedemikian rupa sehingga bagian yang bermuatan positif
parsial dengan yang negatif saling mendekati. Gaya tarik ini
menyebabkan gaya dipol-dipol permanen lebih kuat daripada gaya
London.
3. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen secara khusus terjadi jika atom-atom hidrogen yang
terikat pada atom N, O, dan F tertarik secara elektrostatik ke pasangan
elektron bebas pada atom N, O, dan F dari molekul lain. Jadi, ikatan
hidrogen terjadi antarmolekul-molekul polar yang mengandung
gugus O ̶ H, N ̶ H, dan F ̶ H.
HOME
BACK NEXT
44. 4. Pengaruh Gaya van der Waals terhadap Titik Didih
Titik didih senyawa adalah suhu pada saat molekul-molekul zat cair mulai
berubah menjadi gas.
Untuk dua senyawa yang memiliki gugus fungsi yang sama, titik didih
senyawa bergantung pada luas permukaan dan polarisabilitas atom.
Makin besar luas permukaan molekul dan polarisabilitas atomnya,
makin tinggi titik didih senyawa tersebut.
5. Pengaruh Gaya van der Waals Terhadap Titik Leleh
Titik leleh adalah suhu pada saat zat padat berubah menjadi fasa cair.
Untuk senyawa-senyawa kovalen dengan berat molekul yang relatif
sama, besarnya titik leleh bergantung pada gaya antarmolekulnya.
Urutan titik lelehnya adalah sebagai berikut
HOME
BACK NEXT